12
1 PERBEDAAN BRAND RECALL SISWA DITINJAU DARI PEMAPARAN IKLAN POSTER DENGAN TOKOH KARTUN Setiawan Nashrul Fuada [email protected] Ika Rahma Susilowati Ika Widyarini Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya, Malang ABSTRACT This study was trying to verify difference of brand recall student, evaluated from eksposure poster advertisement with cartoon character, compared by poster advertisement without cartoon character. The kind of media which used is poster commercial and cartoon character is SPONGEBOB. This research was conducted at student class 6 elementary school with quasy experiment method and two group design posttest only desain. The hypothetis test result of Independent Samples t-test show, t-test statistical value (smaller than) < 0,05. It’s mean Ho rejected and ha accepted or there are difference which signifikan value, between brand recall which eksposured poster advertisement with cartoon character, and eksposured poster advertisement without cartoon character. There are poster advertisement with the cartoon character get the higher brand recall than poster advertisement without cartoon character. Key word : Brand Recall, poster advertisement ABSTRAK Penelitian ini mencoba mempelajari apakah terdapat perbedaan brand recall siswa, ditinjau dari pemaparan iklan poster dengan tokoh kartun dibanding iklan poster tanpa tokoh kartun. Jenis media yang digunakan adalah poster niaga dan tokoh kartun yang digunakan adalah SPONGEBOB. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 6 SD dengan metode quasi eksperimen research dan menggunakan desain penelitian berupa Two group design posttest only. Hasil uji Independent Samples t-test menunjukkan nilai statistik uji T lebih kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima atau terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai brand recall kelompok yang ditayangkan iklan poster bergambar kartun dengan iklan poster tanpa kartun. Dimana iklan poster dengan tokoh kartun mendapat nilai yang lebih tinggi dibanding yang tidak menggunakan tokoh kartun. Kata kunci : brand recall, iklan poster

Jurnal-experimen(2014] Fuada Et.al(2)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

trjhfgjhgfjkjmngfjdghdgfdsgsdgwreyghdfhtyjhgjhgjkjkjhk

Citation preview

Page 1: Jurnal-experimen(2014] Fuada Et.al(2)

1

PERBEDAAN BRAND RECALL SISWA DITINJAU DARI PEMAPARAN IKLAN

POSTER DENGAN TOKOH KARTUN

Setiawan Nashrul Fuada

[email protected]

Ika Rahma Susilowati

Ika Widyarini

Program Studi Psikologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Brawijaya, Malang

ABSTRACT

This study was trying to verify difference of brand recall student, evaluated from eksposure poster

advertisement with cartoon character, compared by poster advertisement without cartoon character. The kind of

media which used is poster commercial and cartoon character is SPONGEBOB. This research was conducted at

student class 6 elementary school with quasy experiment method and two group design posttest only desain. The

hypothetis test result of Independent Samples t-test show, t-test statistical value (smaller than) < 0,05. It’s mean

Ho rejected and ha accepted or there are difference which signifikan value, between brand recall which

eksposured poster advertisement with cartoon character, and eksposured poster advertisement without cartoon

character. There are poster advertisement with the cartoon character get the higher brand recall than poster

advertisement without cartoon character.

Key word : Brand Recall, poster advertisement

ABSTRAK

Penelitian ini mencoba mempelajari apakah terdapat perbedaan brand recall siswa, ditinjau dari pemaparan

iklan poster dengan tokoh kartun dibanding iklan poster tanpa tokoh kartun. Jenis media yang digunakan adalah

poster niaga dan tokoh kartun yang digunakan adalah SPONGEBOB. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 6

SD dengan metode quasi eksperimen research dan menggunakan desain penelitian berupa Two group design

posttest only. Hasil uji Independent Samples t-test menunjukkan nilai statistik uji T lebih kecil dari 0,05 sehingga

Ho ditolak dan Ha diterima atau terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai brand recall kelompok yang

ditayangkan iklan poster bergambar kartun dengan iklan poster tanpa kartun. Dimana iklan poster dengan tokoh

kartun mendapat nilai yang lebih tinggi dibanding yang tidak menggunakan tokoh kartun.

Kata kunci : brand recall, iklan poster

Page 2: Jurnal-experimen(2014] Fuada Et.al(2)

2

LATAR BELAKANG

Dalam media periklanan, langkah pertama untuk mengukur keefektifan produk yang baru diperkenalkan

adalah dengan mengukur ingatan konsumen mengenai produk baru tersebut, karena produk baru cenderung

mempunyai kelemahan yaitu belum banyak konsumen yang mengetahui produk tersebut, sementara konsumen

sudah mengenal merek lain yang sudah lebih dulu hadir untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Salah satu tujuan produsen menanamkan ingatan akan produk dan merek pada konsumen adalah agar

konsumen mampu membedakan produk satu dengan produk yang lain atau dengan produk-produk pesaing. Untuk

dapat mencapai tahapan ini konsumen harus dapat me-recall tidak saja merek tapi juga jenis produk dan kekhasan

dari produk tersebut. Sebelum mencapai tahapan ini tahap awal yang harus dilalui adalah bagaimana informasi

mengenai produk yang disampaikan lewat iklan tersebut mendapatkan atensi (Keller, 2003 ).

Untuk itu keefektifan iklan atau komunikasi pemasaran pada awalnya diukur jika audiens kenal atau ingat

tentang merek dari produk yang diiklankan, hal tersebut sesuai dengan tujuan komunikasi pemasaran dimana

selain menumbuhkan keinginan konsumen akan suatu produk (primary demand), dan menciptakan permintaan

sekunder (secondary demand) maka hal lain yang lebih penting adalah menciptakan ingatan akan merek, karena

menjadi hal percuma jika hanya tumbuh keinginan suatu produk tapi tidak membeli produk dari merek kita.

Selain itu, menurut Kotler dan Keller (2007) bahwa kunci ingatan berkorelasi dengan kuatnya suatu merek,

yang dapat dilihat bagaimana seseorang konsumen dapat me-recall sebuah merek ketika ia ditanya tentang merek

suatu produk, hal yang paling penting yang akan mempengaruhi apakah sebuah merek ini akan menjadi

pertimbangan oleh konsumen. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi produsen untuk mencari cara bagaimana

membentuk suatu komunikasi pemasaran agar mampu diingat dengan mudah dibandingkan dengan merek-merek

lainnya yang ada dipasaran.

Dari penjelasan teori-teori di atas dapat dilihat betapa penting brand recall terhadap proses pembentukan

pilihan pembelian. Untuk itu penting bagi sebuah iklan untuk membuat konsumen ingat terhadap produk yang

diiklan. Dengan kata lain, dari sekian banyak iklan yang disaksikan oleh seseorang. Iklan yang mampu menarik

perhatianlah yang mempunyai kemungkinan akan diproses dan akan sangat berpengaruh terhadap brand recall

Page 3: Jurnal-experimen(2014] Fuada Et.al(2)

3

konsumen. Penting bagi pembuat iklan atau produsen untuk membuat iklan yang dapat mendapatkan perhatian

konsumen, jika tidak sia-sialah biaya besar yang digunakan untuk membuat suatu iklan.

Melalui iklan produsen berupaya agar merek produk yang mereka keluarkan berada pada pikiran konsumen

sehingga ketika konsumen ingin melakukan pembelian maka merek itulah yang muncul sebagai pilihan untuk

dibeli. Hal ini hanya dapat terjadi jika produk tersebut dapat berada pada ingatan konsumen. Untuk mencapai

tahapan ini konsumen harus dapat me-recall tidak saja merek tapi juga jenis produk dan kekhasan dari produk

tersebut. Sebelum mencapai tahapan ini tahap awal yang harus dilalui adalah bagaimana informasi mengenai

produk yang disampaikan lewat iklan tersebut mendapatkan atensi untuk kemudian diproses lewat pengolahan

informasi di otak.

Ada berbagai cara yang dapat dilakukan agar iklan mendapatkan perhatian dari konsumen, salah satunya

adalah dengan menggunakan tokoh kartun. Hanya saja yang menjadi kendala apakah dengan menggunakan tokoh

kartun berpengaruh secara signifikan pada brand recall ataukah justru tidak berpengaruh atau bahkan mengurangi

kefektifan iklan.

Menurut Kartajaya (2006), unsur-unsur iklan, seperti penggunaan tokoh populer, slogan, durasi, dan kata-

kata yang manis secara tidak langsung ditujukan produsen untuk mempengaruhi konsumennya, terutama bagi

anak-anak usia 9-12 tahun yang secara psikologis cenderung masih ingin mencoba hal-hal baru. Sedangkan minat

anak pada masa sekolah dasar tercurah pada segala sesuatu yang sangat aktif dinamis. Sedangkan ingatan anak

pada usia 8 – 12 tahun ini mencapai intensitas paling besar dan paling kuat dan anak mampu memuat jumlah

materi ingatan paling banyak (Kartono, 2007).

Tokoh film kartun yang dipilih adalah tokoh film kartun Spongebob, karena menurut beberapa survey dan

penelitian tokoh kartun Spongebob mempunyai rating tertinggi daripada film-film kartun yang lainnya namun

disisi lain, menurut penelitian Lillard dkk (2010) terlihat kelompok anak yang sebelumnya diminta untuk

menonton kartun Spongebob lebih lambat menyelesaikan berbagai teka-teki logika, selain itu akibat lainnya anak-

anak kurang mampu memfokuskan perhatian, berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas. Padahal untuk menjadi

Page 4: Jurnal-experimen(2014] Fuada Et.al(2)

4

suatu daya tarik iklan yang efektif kartun seharusnya dapat atensi dan konsentrasi sehingga iklan yang dilihat

audiens dapat masuk dalam benak konsumen.

Selain masalah itu, tokoh kartun yang diharapkan mempunyai daya tarik bagi anak-anak sehingga bisa

menimbulkan atensi, namun belum bisa dipastikan tokoh kartun dapat menanamkan kesadaran atau ingatan

khususnya dalam penggunaan tokoh kartun pada iklan, karena adanya asumsi bahwa atensi audiens yang

cenderung selektif dan tidak bisa menangkap banyak informasi melainkan hanya sebagian dari semua informasi

tersebut.

Suatu hal yang menarik untuk dikaji apakah dengan menggunakan tokoh kartun (Spongebob) dapat menarik

atensi yang selanjutnya akan selalu diikuti dengan ingatan dari isi dari iklan produk yang diberikan, karena

menjadi hal yang sia-sia jika iklan tersebut tidak dapat menanamkan brand recall pada konsumen padahal biaya

produsen dalam membeli lisensi kartun cukup mahal, oleh karena itu peneliti sangat tertarik untuk mengangkat

tema ini karena hal ini sering kali menjadi dilema ketika produsen ingin menentukan daya tarik apa yang akan

ditampilkan pada iklan pada anak. Peneliti ingin mengetahui, perbedaan skor brand recall subyek yang

mendapatkan materi iklan poster dengan menggunakan tokoh kartun dibanding dengan subyek materi iklan poster

yang tidak menggunakan tokoh kartun .

LANDASAN TEORI

A. Brand Recall

Menurut Rossiter dan Percy (2006) brand awareness terjadi jika orang mampu mengidentifikasi produk

yang diiklankan, tidak saja merek, tetapi jenis produk, slogan, atribut produk atau ciri khas produk. Pada

penelitian ini akan menggunakan brand awareness pada tingkatan Brand recall performance. Brand recall

merupakan sebuah bagian atau indikator dari brand awareness atau kesadaran merek. Brand recall sendiri

merupakan sebuah istilah yang terdiri dari 2 kata, yaitu brand dan recall dimana brand diartikan sebagai merek

atau sesuatu yang menyala sementara recall berasal dari kata re yang berarti kembali dan call yang berarti

memanggil jadi istilah recall jika didefinisikan dari sisi bahasa adalah memanggil kembali.

Page 5: Jurnal-experimen(2014] Fuada Et.al(2)

5

Recall sangat erat hubungannya dengan retrival stage, salah satu tahapan dalam mengingat informasi.

Dimana dalam proses mengingat informasi terdapat 3 tahapan yaitu memasukkan informasi (encoding),

penyimpanan (storage), dan mengingat (retrieval).

Retrieval berkaitan dengan proses menimbulkan kembali hal-hal yang disimpan dalam ingatan. Proses

mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam memori

untuk digunakan kembali bila dibutuhkan. Dalam hal ini menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan

dapat menggunakan beberpa cara berikut (Walgito, 2010):

a. Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di masa lalu tanpa petunjuk yang

dihadapkan pada organisme.

b. Recognize, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari melalui suatu petunjuk yang

dihadapkan pada organisme.

c. Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu konsep

atau cerita yang cukup kompleks.

Untuk itu Susanto, Wijanarko & Himawan (2004) mendefinisikan Brand Recall sebagai pengingatan

kembali merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan nama merek tertentu dalam suatu kelas

produk. Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan,

maka tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut. Menurut Keller (2003) pengingatan kembali

terhadap merek ketika tidak diberi bantuan dapat dilihat dari kemampuan konsumen untuk menyebutkan ciri-ciri

dari produk yang diiklankan, yang meliputi merek, jenis produk maupun atribut produk.

B. Iklan Poster

Menurut Sudiana (1996), menyebutkan bahwa iklan poster adalah jenis reklame yang ada diluar rumah,

kalimat yang digunakan harus singkat, jelas, padat sehingga inti masalah dapat dibaca orang sambil lalu. Kata-

kata yang digunakan mudah diingat dan sugestif (berkesan). Menurut Lane (2009), poster adalah plakat yang

dipasang di tempat umum (berupa pengumuman atau iklan) yang di tulis diatas kertas atau papan yang cukup

Page 6: Jurnal-experimen(2014] Fuada Et.al(2)

6

besar, dimana ukuran disesuaikan dengan tempat pemasangan, target pembaca dan dengan huruf yang cukup besar

agar mudah dibaca dari jarak jauh.

Penelitian ini akan menggunakan jenis poster niaga atau poster komersial adalah jenis poster paling banyak

kita jumpai di mana saja. Poster jenis ini didesain dan diproduksi sebagai sarana untuk mempromosikan suatu

produk dan dirpoduksi dengan budget tertentu (Sudiana, 1996). Dimana dalam poster tersebut terdapat 3 unsur

yang tepenting yaitu (Yulianto, 2013):

1. Slogan

2. Visual atau gambar

3. Logo atau nama.

Ciri-ciri poster yang akan digunakan adalah sebagai berikut (Yulianto, 2013):

1. Desain grafisnya memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas.

2. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

3. Kalimatnya singkat, padat, jelas dan berisi

4. Menarik minat untuk dilihat

5. Ukuran disesuaikan dengan tempat pemasangan dan target pembaca.

C. Tokoh Film Kartun

Menurut Mahamood (2004), tokoh film kartun adalah karakter-karakter yang bermain sebagai tokoh dalam

film kartun, karakter tersebut merupakan salah satu bentuk komunikasi visual yaitu suatu gambar interpretatif

yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap

terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Dimana gambar tokoh kartun yang digunakan dibatasi

yaitu dengan menggunakan gambar tokoh film kartun animasi yang popular di indonesia menurut survey yang

dilakukan oleh Adinata Harlan (2011) yaitu tokoh film kartun SPONGEBOB.

Page 7: Jurnal-experimen(2014] Fuada Et.al(2)

7

METODE

A. Partisipan dan Desain Penelitian

Pada penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Research. Sedangkan

desain penelitian yang digunakan adalah Randomized Two – Group design- posttest only. Subyek adalah 70

siswa dari 2 kelas 6 Muhammadiyah Ponorogo yang akan dibagi menjadi 2 kelompok secara acak, dimana dalam

setiap kelompok terdiri dari 16 siswa laki dan 19 siswi perempuan. Kelompok pertama adalah kelompok

eksperimen (KE) yang akan diberikan perlakuan iklan poster dengan menggunakan tokoh kartun, sedangkan

kelompok kedua adalah kelompok kontrol (KK) yang akan diberikan perlakuan materi iklan poster dengan tidak

menggunakan tokoh kartun. Jenis variasi yang digunakan adalah variasi presence-absence (ada-tidak ada). Sesuai

dengan namanya, pada penelitian ini sebuah kelompok akan menerima perlakuan Variasi Bebas (VB) sedangkan

kelompok lainnya tidak menerima variasi. Jenis manipulasi yang digunakan adalah dengan cara manipulasi

kondisi, yaitu peneliti membuat kondisi yang berbeda pada setiap kelompok untuk menciptakan variasi pada

variabel bebas (Seniati, Yulianto dan Setiadi, 2011).

B. Alat Ukur dan Prosedur Penelitian

1. Alat Ukur

Cara pengukuran VT menggunakan pengukuran frekuensi yaitu dengan menjumlahkan jawaban yang benar

atau jumlah kesalahan yang dibuat (Seniati, Yulianto dan Setiadi, 2011). Pengukuran VT dilakukan melalui skor

recall tes yaitu jumlah jawaban yang benar yang dapat dijawab dari subyek. Sedangkan jenis pengukuran

menggunakan laporan tertulis, yang akan diukur meliputi skor jenis produk,merek produk,dan slogan iklan.

Cara untuk mengukur bahwa subjek mengingat atau mampu memanggil kembali suatu merek adalah

dengan meminta subjek menyebutkan kembali dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yaitu nama merek,

jenis produk dan slogan, selanjutnya meminta subjek untuk menuliskan jawabannya pada lembar jawaban.

2. Pengujian Alat Ukur

Validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya

(Azwar, 2006). Suatu skala pengukuran disebut valid bila melakukan apa yang seharusnya diukur (Kuncoro,

Page 8: Jurnal-experimen(2014] Fuada Et.al(2)

8

2009). Dalam penelitian eksperimen ini validitas alat ukur diukur dengan uji coba eksperimen, dimana uji coba

dilakukan selama 6 kali. Setelah uji coba dilakukan peneliti selalu mengevaluasi alat ukur penelitian.

Menurut Kerlinger (2003) reliabilitas adalah kemantapan, konsistensi, prediksibilitas atau keteramalan dan

kejituan. Menurut Azwar (2006) reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil

pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali dalam pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek

yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur sama.

Dalam menguji reliabilitas atau tingkat kepercayaan pada skala yang digunakan sebagai alat pengukur, maka

dalam dilakukanlah uji coba sebanyak 6 kali dimana uji coba yang terakhir dilakukan dengan kriteria dan jumlah

sampel yang hampir sama dengan penelitian, dimana dalam uji coba hasilnya selalu konsisten yaitu kelompok yang

diberikan iklan poster dengan kartun selalu mendapatkan brand recall yang lebih tinggi namun dengan perbedaan

yang tidak terlalu besar, dan hasil dari jawaban dari masing-masing item pertanyaan juga konsiten, yaitu jenis produk

adalah yang paling mudah untuk di recall, diikuti dengan nama merek dan yang selalu mempunyai nilai yang rendah

adalah slogan iklan.

3. Prosedur Penelitian

a. Tahap 1 : melakukan Uji Coba (pilot study)

Sebelum ekspeimen dilaksanakan, pada awalnya peneliti melakukan uji coba dalam sekala kecil untuk

meminimalisir kesalahan pada saat eksperimen berlangsung. Pada tahapan ini, peneliti melakukan uji coba (pilot

study) kepada beberapa anak kelas 5 dan 6 SD dengan usia 10 - 12 tahun yang bukan merupakan anggota sampel

atau subjek yang akan digunakan, namun mempunyai kemiripan kriteria dengan subjek yang akan digunakan,

karena pada umur tersebut anak mempunyai pemahaman dan daya ingat yang baik, serta sudah bisa menyadari

fakta bahwa iklan ini kadang-kadang membesar-besarkan dan isi di dalamnya mungkin tidak selalu dapat

dipercaya.

b. Tahap 2 : melaksanakan eksperimen

Subyek penelitian akan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen (KE) dan kelompok kontrol

(KK). Pada kelompok eksperimen akan diberikan treatment berupa tokoh kartun pada iklan poster dan kelompok

kontrol diberikan materi iklan poster tidak menggunakan tokoh kartun. Langkah-langkah yang dilakukan dalam

Page 9: Jurnal-experimen(2014] Fuada Et.al(2)

9

melaksanakan eksperimen sesuai dengan langkah-langkah dan hasil evaluasi Pilot Study yang dilakukan

sebelumnya, yaitu :

a. Pemberian Materi Iklan

1. Peneliti memanipulasi dalam pemberian instruksi tugas yang harus dilakukan oleh subjek, dengan

membatasi pengetahuan subjek mengenai perlakuan dan dikondisi treatmen dimana dia berada. hal ini

dilakukan untuk menghindari bias saat subjek mengetahui tujuan eksperimen yang sebenarnya.

2. Instruktur akan memberikan instruksi untuk memulai melihat iklan. Instruksi yang akan diberikan yaitu,

subyek diberikan kesempatan untuk mengamati iklan selama jangka waktu tertentu.

3. Penayangan iklan poster, dimana dalam penayangan iklan poster tersebut kelompok Eksperimen

mendapatkan iklan poster (menggunakan tokoh kartun) sementara itu kelompok kontrol mendapatkan iklan

poster (tanpa menggunakan tokoh kartun).

b. Pengukuran Brand Recall Siswa

a. Pemberian lembar soal.

b. Pemberian instruksi cara mengisi jawaban yaitu subjek diminta untuk mengisi lembar jawaban sesuai

dengan apa yang dia ingat pada saat melihat iklan poster yang sebelumnya telah ditayangkan. Isi dari

lembar soal tersebut meliputi pertanyaan merek, jenis produk dan slogan.

c. Meminta subjek untuk untuk memulai mengisi lembar jawaban.

c. Tahap 3 : Pengolahan data hasil penelitian

Pada tahap ini, data-data yang diperoleh dari hasil eksperimen atau penelitian akan dikumpulkan dan

dianalisis untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah diajukan sebelumnya.

HASIL

Berdasarkan uji hipotesis melalui Mann-Whitney U Test disimpulkan bahwa terdapat perbedaan brand

recall ditinjau dari pemaparan iklan poster susu kedelai bergambar tokoh film kartun (SPONGEBOB) pada siswa

kelas 6 SD Muhammadiyah Ponorogo. Berdasarkan analisa data diketahui bahwa kelompok yang mendapatkan

iklan poster memperoleh nilai rata-rata 4,46 atau dengan kata lain iklan poster produk susu kedelai dapat

Page 10: Jurnal-experimen(2014] Fuada Et.al(2)

10

menanamkan brand recall sebesar 74,33% pada siswa kelas 6 SD Muhammadiyah Ponorogo. Sedangkan

kelompok yang mendapatkan iklan poster dengan tokoh film kartun (SPONGEBOB) memperoleh rata-rata nilai

5,23 atau dengan kata lain iklan poster produk susu kedelai bergambar tokoh film kartun SPONGEBOB dapat

menanamkan brand recall sebesar 87,16% pada siswa kelas 6 SD Muhammadiyah Ponorogo.

Berdasarkan analisa data tersebut juga menunjukkan bahwa kelompok yang ditayangkan iklan poster susu

kedelai bergambar tokoh kartun SPONGEBOB mempunyai selisih nilai rata-rata brand recall 0,77 dibanding

kelompok yang ditayangkan poster susu kedelai tanpa gambar tokoh film kartun SPONGEBOB.

DISKUSI

Berdasarkan hasil analisis data secara statistik yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan brand recall ditinjau dari pemaparan iklan poster susu kedelai bergambar tokoh film kartun

(SPONGEBOB) pada siswa kelas 6 SD Muhammadiyah Ponorogo. Meskipun telah dilakukan kontrol secara

ketat pada variabel non-eksperimen atau ekstraneous sehingga hasil penelitian menyatakan penerimaan terhadap

hipotesis akhir (H1) dan penolakan terhadap hipotesis awal (H0) namun hasil ini dapat juga dipengaruhi oleh

beberapa hal diluar kontrol yang menjadi keterbatasan penelitian ini, hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Waktu penelitian, disini waktu penelitian tidak bisa disamakan, karena penggunaan instruktur penelitian yang

sama, meskipun begitu perbedaan waktu hanya sedikit sekali mengingat waktu yang dibutuhkan dalam

eksperimen hanya sebentar.

b. Perbedaan emosi atau mood saat menjalani penelitian dan kemampuan kognitif subjek, yang diantaralain

dalam hal memusatkan perhatian, berkonsentrasi dan kesadaran pada setiap subjek.

c. Semiotika kartun, yaitu teori-teori yang berkenaan dengan tanda-tanda, simbol – simbol dan gestur pada

kartun. Semua tanda atau simbol yang bisa diakses dan diterima seluruh indera yang dimilki, ketika tanda-

tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan.

Penelitian yang hampir serupa telah dilakukan oleh Sridevi dkk (2012) Hasilnya menunjukkan bahwa

dukungan tokoh populer meningkatkan informasi produk dan menciptakan kesadaran di kalangan konsumen. Hal

Page 11: Jurnal-experimen(2014] Fuada Et.al(2)

11

tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini dimana terdapat pengaruh penggunaan tokoh film kartun popular dalam

meningkatkan kesadaran konsumen.

Untuk mengungkap gambaran yang lebih jelas mengenai brand recall pada siswa SD, maka saran yang bisa

disampaikan penulis untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dilanjutkan dengan penelitian selanjutnya, melalui pendekatan teori-

teori lain, misalnya consumer processing model ( CPM ) dengan menggunakan teknik wawancara dan

pemberian skala pada subjek sehingga dapat memperoleh informasi yang lebih mendalam dari subjek.

b. Selain alternatif diatas, penelitian selanjutnya disarankan menggunakan media, produk atau tokoh kartun

yang berbeda. Bisa juga menggunakan subjek penelitian dengan umur yang berbeda-beda sehingga

diharapkan bisa lebih mengungkapkan gambaran yang lebih jelas mengenai pengaruh iklan terhadap brand

recall.

c. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa brand recall pada subjek perempuan mempunyai perbedaan

yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki sehingga pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih

difokuskan pada perbandingan pengaruh antara subjek laki-laki dengan perempuan tersebut.

Daftar Pustaka

Kartajaya, H. (2006). Hermawan Kartajaya On Targeting. Bandung : Mizan

Kartajaya, H. (2006). Hermawan Kartajaya On Segmentation. Bandung : Mizan

Kartono, K. (2007) . Psikologi Anak ; Psikologi Perkembangan. Bandung : Mandar Maju.

Keller, K. L. (2003). Strategic Brand Management. 2nd Edition. New Jersey : Prentice Hall.

Kotler, P & Keller K. L. (2007). Manajemen Pemasaran .Jilid 1 Edisi 12, Edisi Terjemahan. Jakarta : PT

Mancanan Jaya Cemerlang.

Lillard, A.S., & Peterson, J. (2011). The immediate impact of different types of TV on young children's

executive function. Pediatrics, doi:10.1542/peds.2010-1919

Lane, W. R. (2009). Prosedur Periklanan Klepper. 17 Jilid 1. Jakarta: Indeks

Page 12: Jurnal-experimen(2014] Fuada Et.al(2)

12

Mahamood, M. (2004). Dunia Kartun. Selangor : Stilglow Sdn.

Percy, L & Rositter, J.R. (2006). “A Model Of Brand Awareness And Brand Attitude Advertising Strategies”,

Psycology & Marketing, Vol. 9 (4), July- August

Seniati, L., Yulianto, A & Setiadi B. N. (2011). Psikologi Eksperimen . Jakarta : Indeks

Sudiana, D. (1996). Komunikasi Periklanan Cetak. Bandung : PT. Remadja Karya.

Susanto, Wijanarko & Himawan. (2004). Power Branding, Membangun Merek Unggul Dan Organisasi

Pendukungnya. Jakarta: Pt. Mizan.

Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi P.

Yulianto, S. (2013). Berkreasi Poster Kartun Dengan Coreldraw X6. Penerbit : Andi Publisher, Jogjakarta.