7
IDENTIFIKASI CACING EURYTREMA SP . PADA TERNAK SAPI BERDASARKAN CIRI-CIRI MORFOLOGIS (Identification of Eurytrema Sp . i n Cattle Based on Morphological Characteristics) Keywords : Identification, Eurytrema sp ., morphology, cattle PENDAHULUAN Penelitian tentang infeksi cacing pada ternak domba pernah dilakukan oleh DORNY et al. (1996) di Sumatra Utara . Di sana terdapat 13 spesies cacing yang menginfeksi domba diantaranya 8 spesies nematoda, 1 spesies cestoda dan 4 spesies trematoda . Semua domba mengalami infeksi campuran lebih dari 1 spesies cacing . Di antara 4 spesies trematoda salah satunya ialah Eurytrema pancreaticum dengan tingkat infeksi mencapai 23,3%. Kejadian E. pancreaticum juga pernah dilaporkan di Jawa Timur pada sapi dan kambing (WIRORENO et al ., 1987) dan di Sumatera Utara pada domba (ARASU et al., 1991). Genus Eurytrema sering juga disebut dengan cacing pankreas yang ditemukan di dalam pankreas dan saluran empedu sapi, kerbau air, domba, kambing, man -nut, babi, unta, monyet dan manusia (TANG, 1950). Kejadiannya pada manusia yang kedua kalinya dilaporkan oleh ISHII et al. (1983) . Infeksi pada induk semang definitif terjadi karena termakannya belalang yang terinfeksi oleh sporosista (GATENBY et al., 1992). Cacing pankreas termasuk dalam kelas Trematoda sub kelas Digenea, famili Dicrocoelfdae. Genus Eurytrema terdiri dari 6 spesies masing-masing : E . pancreaticum, E . coelomaticum, E . parvum, E. rebelle, E . dajii, dan E . ovis . Secara morfologis, panjang dan lebar tubuh E . pancreaticum lebih besar daripada Eurytrema sp. lainnya. Batil isap mulut lebih besar daripada batil isap perut . Eurytrema coelomaticum identik dengan E . pancreaticum, perbedaannya dijumpai pada perbandingan antara diameter batil isap Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2002 ISKANDAR MIRZA I dan KuRNIASIH- 1 Bali Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banda Aceh 2 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRACT The study was conducted to identify the Eurytrema sp. morphologically . The specimens of Eurytrema sp . were obtained from the pancreatic duct of cattle slaughtered in Makassar, Yogyakarta and Aceh . The flukes were fixated in 70% ethanol for morphological examination. The morphological examination was conducted by using at least 3 flukes of each sample . The parameter which were measured included the body size, oral and ventral succer, pharynx, testis, ovary and eggs . The measurement was conducted after staining . Based on the morphological features it was found that there were 3 species, i .e . Eurytrema pancreaticum, Eurytrema dajii and Eurytrema spp . perut dengan batil isap mulut . Eurytrema coelomaticum mempunyai diameter batil isap mulut yang sama dengan batil isap perut . Eurytrema rebelle mempunyai batil isap perut yang lebih besar daripada batil isap mulut, serta testisnya asimetris dan terletak lebih di bawah batil isap perut . Eurytrema dajii mempunyai batil isap perut lebih besar daripada batil isap mulut dan testisnya berlobus . Eurytrema ovis lebih mirip dengan E . pancreaticum dan E . coelomaticum, namun ukuran tubuhnya lebih kecil daripada E . coelomaticum, dan ukuran batil isap mulut hampir sama dengan batil isap perut (NEVEU-LEMAIRE, 1936). Perbedaan antara satu spesies dengan spesies lainnya didasarkan atas ciri-ciri morfologisnya seperti ukuran tubuh, telur, dan perbandingan ukuran batil isap perut dengan batil isap mulut (NEVEU-LEMAIRE, 1936) . Cacing pankreas mempunyai dua induk semang perantara yaitu siput tanah (TANG, 1950) dan belalang (BASCH, 1965). Induk semang perantara pertama adalah dua jenis siput tanah yaitu Bradybaena similaris dan Cathaica ravida sieboldtiana yang termasuk ke dalam famili Fruiticoidolidae (TANG, 1950) . Induk semang perantara kedua adalah belalang Conocephalus chinensis (CHINONE et al., 1984 ; GU et al ., 1990). Belalang ini merupakan famili Tettigoniidae (METCALF dan FLINT, 1979). Pengklasifikasian Eurytrema sp . sampai saat ini masih tetap kontroversial (MORIYAMA, 1982). Informasi tentang ciri-ciri morfologis cacing tersebut di Indonesia sangat minim, sehingga sampai saat ini belum diketahui dengan jelas spesies yang terdapat di Indonesia . Oleh karena itu, dirasakan perlu untuk 327

jurnal eutrema

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vet

Citation preview

Page 1: jurnal eutrema

IDENTIFIKASI CACING EURYTREMA SP. PADA TERNAK SAPIBERDASARKAN CIRI-CIRI MORFOLOGIS

(Identification of Eurytrema Sp. in Cattle Based on MorphologicalCharacteristics)

Keywords : Identification, Eurytrema sp ., morphology, cattle

PENDAHULUAN

Penelitian tentang infeksi cacing pada ternak dombapernah dilakukan oleh DORNY et al. (1996) di SumatraUtara . Di sana terdapat 13 spesies cacing yangmenginfeksi domba diantaranya 8 spesies nematoda, 1spesies cestoda dan 4 spesies trematoda . Semua dombamengalami infeksi campuran lebih dari 1 spesiescacing . Di antara 4 spesies trematoda salah satunyaialah Eurytrema pancreaticum dengan tingkat infeksimencapai 23,3%. Kejadian E. pancreaticum jugapernah dilaporkan di Jawa Timur pada sapi dankambing (WIRORENO et al ., 1987) dan di SumateraUtara pada domba (ARASU et al., 1991).

Genus Eurytrema sering juga disebut dengan cacingpankreas yang ditemukan di dalam pankreas dansaluran empedu sapi, kerbau air, domba, kambing,man-nut, babi, unta, monyet dan manusia (TANG, 1950).Kejadiannya pada manusia yang kedua kalinyadilaporkan oleh ISHII et al. (1983) . Infeksi pada induksemang definitif terjadi karena termakannya belalangyang terinfeksi oleh sporosista (GATENBY et al., 1992).

Cacing pankreas termasuk dalam kelas Trematodasub kelas Digenea, famili Dicrocoelfdae. GenusEurytrema terdiri dari 6 spesies masing-masing : E.pancreaticum, E. coelomaticum, E. parvum, E. rebelle,E. dajii, dan E. ovis . Secara morfologis, panjang danlebar tubuh E. pancreaticum lebih besar daripadaEurytrema sp. lainnya. Batil isap mulut lebih besardaripada batil isap perut . Eurytrema coelomaticumidentik dengan E. pancreaticum, perbedaannyadijumpai pada perbandingan antara diameter batil isap

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2002

ISKANDAR MIRZA I dan KuRNIASIH-

1 Bali Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banda Aceh2 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

ABSTRACT

The study was conducted to identify the Eurytrema sp. morphologically . The specimens of Eurytrema sp . were obtainedfrom the pancreatic duct of cattle slaughtered in Makassar, Yogyakarta and Aceh . The flukes were fixated in 70% ethanol formorphological examination. The morphological examination was conducted by using at least 3 flukes of each sample. Theparameter which were measured included the body size, oral and ventral succer, pharynx, testis, ovary and eggs . Themeasurement was conducted after staining . Based on the morphological features it was found that there were 3 species, i .e .Eurytrema pancreaticum, Eurytrema dajii and Eurytrema spp.

perut dengan batil isap mulut . Eurytrema coelomaticummempunyai diameter batil isap mulut yang samadengan batil isap perut . Eurytrema rebelle mempunyaibatil isap perut yang lebih besar daripada batil isapmulut, serta testisnya asimetris dan terletak lebih dibawah batil isap perut . Eurytrema dajii mempunyaibatil isap perut lebih besar daripada batil isap mulut dantestisnya berlobus . Eurytrema ovis lebih mirip denganE. pancreaticum dan E. coelomaticum, namun ukurantubuhnya lebih kecil daripada E. coelomaticum, danukuran batil isap mulut hampir sama dengan batil isapperut (NEVEU-LEMAIRE, 1936). Perbedaan antara satuspesies dengan spesies lainnya didasarkan atas ciri-cirimorfologisnya seperti ukuran tubuh, telur, danperbandingan ukuran batil isap perut dengan batil isapmulut (NEVEU-LEMAIRE, 1936) .

Cacing pankreas mempunyai dua induk semangperantara yaitu siput tanah (TANG, 1950) dan belalang(BASCH, 1965). Induk semang perantara pertama adalahdua jenis siput tanah yaitu Bradybaena similaris danCathaica ravida sieboldtiana yang termasuk ke dalamfamili Fruiticoidolidae (TANG, 1950). Induk semangperantara kedua adalah belalang Conocephaluschinensis (CHINONE et al., 1984 ; GU et al ., 1990).Belalang ini merupakan famili Tettigoniidae (METCALFdan FLINT, 1979).

Pengklasifikasian Eurytrema sp . sampai saat inimasih tetap kontroversial (MORIYAMA, 1982).Informasi tentang ciri-ciri morfologis cacing tersebut diIndonesia sangat minim, sehingga sampai saat ini belumdiketahui dengan jelas spesies yang terdapat diIndonesia . Oleh karena itu, dirasakan perlu untuk

327

Page 2: jurnal eutrema

dilakukan penelitian tentang identifikasi Eurytrema sp .pada sampel yang berasal dari daerah berbeda sehinggadiperoleh informasi tentang spesies cacing tersebut diIndonesia .

Penelitian ini berukuan untuk mengetahui spesiesserata ciri-ciri morfologi cacing Eurytrema sp . yangberasal dari ternak ruminansia di Jawa, Sumatera danSulawesi.

Tempat dan waktu

Koleksi bahan cacing Eurytrema sp. dewasadilaksanakan di tiga lokasi yaitu Makassar, DaerahIstimewa Yogyakarta (DIY) dan Daerah Istimewa Aceh(DIA) yang pelaksanaannya dilakukan pada bulanAgustus 2000 sampai dengan April 2001 . Pemeriksaanmorfologi dilaksanakan di Laboratorium PatologiFakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada.

Bahan dan alat

Penelitian ini menggunakan cacing Eurytrema sp .dewasa yang diperoleh dari 13 buah pankreas sapi yangdipotong di rumah potong hewan (RPH) Makassar(kode M), RPH Ngampilan, DIY (kode J) dan RPHKeudah, DI Aceh (kode A). Sampel dari Makassardiperoleh dari 3 buah pankreas yang berasal dari sapiBali, dari DIY 5 buah pankreas dari sapi cross breed,dan dari DI Aceh 5 buah pankreas dari sapi lokal (sapiAceh) . Sapi yang digunakan berumur di atas 1 tahun .

Pemeriksaan morfologi

Prosedur penyiapan dan fiksasi sampel mengikutimetode CABLE (1961) . Seratus individu cacing dewasayang diperoleh dari pankreas yang terinfeksi dicucidengan aquades, diletakkan di atas gelas nako yangberukuran 15 x 10 x 0,5 cm, ditutup dengan gelas nakolainnya dan di atasnya diberi beban _+ 0,5 kg selama 15menit . Sampel cacing yang telah pipih difiksasi dalamlarutan etanol 70%.

Pemeriksaan morfologi hanya dilakukan terhadap 3-9 individu cacing yang telah diwarnai dari masing-masing sampel pankreas yang terinfeksi . Parameteryang diukur meliputi ; ukuran tubuh, batil isap mulutdan perut, farinks, testis, ovarium, telur dan jarakpercabangan sekum ke ujung anterior tubuh.Pengukuran ukuran tubuh dilakukan denganmenggunakan penggaris sedangkan ukuran batil isapmulut dan perut, farinks, testis, ovarium, telur danjarakpercabangan sekum ke ujung anterior tubuh

328

METODOLOGI

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Yeteriner 2002

menggunakan mikrometer . Identifikasi cacingberdasarkan ciri morfologis mengacu pada metodestandar menurut CABLE (1961) .

Cacing yang akan diwarnai diletakkan di antara 2gelas obyek sedemikian rupa agar tidak mengkerut dandimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi larutanfiksatif AFA (alcoholformol-acetic dengankonsentrasi formalin 10 bagian, alkohol 95% 50 bagian,asam asetat 2 bagian dan air 40 bagian) dan dibiarkanselama _+24 jam . Cacing yang telah difiksasi dicucidengan air selama 15 menit dan dimasukkan ke dalamlarutan alkohol bertingkat 30%, 50% dan 70% masing-masing selama 15 menit . Cacing diwarnai denganSemichon's carmin selama 1 jam, kemudian dicucidengan larutan alkohol 70% selama 15 menit. Cacingdicuci dengan larutan HCl-alkohol 1 % selama 30 menit,dimasukkan dalam larutan alkohol 70%, 80%, 95%,100% masing-masing selama 15 menit. Cacingdipindahkan ke dalam larutan xylol 2 kali masing-masing selama 15 menit, diletakkan di atas gelas obyekdengan bagian ventral menghadap ke atas dan ditutupdengan entellan .

Analisis data

Ukuran morfologi cacing yang meliputi ukurantubuh, ukuran batil isap mulut dan perut, ukuran testis,ukuran ovarium, ukuran farinks dan ukuran telurdianalisis secara statistik .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rata-rata jumlah cacing per pankreas dari sampel DIAceh adalah 326 (224-425) . Secara morfologi cacingyang didapat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Batilisap mulut lebih besar dari batil isap perut, testesberlobus, ovarium tidak berlobus dan ada juga yangberlobus, follikel vitellaria berkelompok yang jelasbatasannya . Sesuai dengan pendapat NEVEU-LEMAIRE(1936), LAPAGE (1959), MORIYAMA (1982), dan INOUEet al. (1986) cacing tersebut termasuk E. pancreaticum(Gambar 1) . Selain itu juga ditemukan Eurytremadengan ciri-ciri sebagai berikut : Batil isap mulut lebihkecil dari batil isap perut, testes berlobus, ovarium tidakberlobus dan ada juga yang berlobus dan follikelvitellaria berkelompok . Sesuai dengan pendapat Neveu-LEMAIRE (1936), cacing tersebut tergolong E. dajii(Gambar 2) .

Rata-rata jumlah cacing per pankreas dari sampelDIY adalah 1351 (134 - 2407) . Secara morfologi cacingtersebut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Batil isapmulut lebih kecil dari batil isap perut, testes berlobus,ovarium tidak berlobus dan ada juga yang berlobus danfollikel vitellaria berkelompok yang jelas batasannya .

Page 3: jurnal eutrema

Sesuai dengan pendapat NEVEU-LEMAIRE (1936),

cacing tersebut tergolong E. dajii .Rata-rata jumlah cacing per pankreas dari sampel

Makassar tidak dihitung karena sampel cacing yangdikoleksi dari masing-masing pankreas hanya diambilsebagian . Sampel cacing tersebut mempunyai ciri-cirisebagai berikut : Batil isap mulut lebih kecil dari batil

isap perut, testes berlobus, ovarium tidak berlobus danada juga yang berlobus dan follikel vitellariaberkelompok yang jelas batasannya . Sesuai denganpendapat NEVEU-LEMAIRE (1936), cacing tersebuttermasuk E. dajii . Selain itu juga ditemukan Eurytremadengan ciri-ciri sebagai berikut : Batil isap mulut lebihkecil dari batil isap perut, testes dan ovarium kurangberlobus dan follikel vitellaria berkelompok yang tidakjelas batasannya . Eurytrema ini belum diperoleh kunciidentifikasinya sehingga spesies ini diduga sebagaispesies baru dan diberi nama Eurytrema spp. (Gambar3) .

Sampel cacing yang berasal dari DI Aceh, DIY danMakassar mempunyai ukuran morfologi sepertitercantum pada Tabel 1 . Perbandingan ciri morfologisdari masing-masing spesies seperti tercantum padaTabel 2 . Ukuran tubuh E. pancreaticum lebih besar dari

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veleriner 2002

Tabel 1 . Rata-rata ukuran morfologis Eurytrema sp . sampel asal DI Aceh, DIY dan Makassar

Keterangan :

E. dajii dan Eurytrema spp, E. dajii lebih besar dariEurytrema spp. Meskipun rata-rata ukuran tubuh E .pancreaticum lebih besar dari E. dajii namun E. dajiiada juga yang berukuran besar sehingga untukmembedakannya hanya berdasarkan ukuran tubuh sajakurang tepat .

Eurytrema pancreaticum mempunyai batil isapmulut yang lebih besar daripada batil isap perut, hal inisesuai dengan yang dilaporkan NEVEU-LEMAIRE(1936), LAPAGE (1959), MORIYAMA (1982), dan INOUEet al. (1986) . Batil isap perut E. dajii lebih besardaripada batil isap mulut, sesuai dengan yangdilaporkan oleh NEVEU-LEMAIRE (1936) . Eurytremaspp . juga mempunyai batil isap perut yang lebih besardaripada batil isap mulut.

NOSAKA et al. Sit. CHINONE et al. (1984)melaporkan bahwa perbandingan batil isap mulutdengan batil isap perut merupakan salah satu ciri yangbermanfaat untuk identifikasi spesies . Perbandingandiameter batil isap perut dan batil isap mulut E.pancreaticum dan E. dajii yang diperoleh daripenelitian ini (Tabel 2) sesuai dengan laporan terdahulu(NEVEU-LEMAIRE, 1936) (Tabel 3) .

329

Diameter BIP/BIM 1,12 0,96 1,19 1,19 1,29FarinksPanjang (mm) 0,23+0,04 0,29+0,06 0,19+0,05 0,17+0,02 0,12+0,05Lebar (mm) 0,21+0,04 0,23+0,04 0,17+0,03 0,18+0,04 0,12+0,05Testes kiriPanjang (mm) 0,77+0,25 0,86+0,20 1,26+0,220,22 0,56+0,090,09 0,22+0,050,05Lebar (mm) 0,66+0,24 0,79+0,23 1,02+0,17 0,46+0,10 0,18+0,03Testes kananPanjang (mm) _0,76+0,27 0,84+0,17 0,60+0,24 0,58+0,08 0,22+0,03Lebar (mm) 0,66+0,26 0,78+0,18 0,51 +0,20 0,47+0,12 0,18+0,02OvariumPanjang (mm) _0,40+0,14 0,45+0,09 0,71 +0,13 0,28+0,08 0,12+0,02Lebar (mm) 0,29+0,12 0,35+0,10 0,48+0,11 0,23+0,06 0,10+0,02TelurPanjang (pm) 43,43+2,16 44,10+0,00 43,25+2,39 42,88+3,00 44,10+0,00

Lebar (pm) 29,40+0,00 29,40+0,00 29,40+0,000,00 28,18+3,00 29,40+0,000,00

Cab sekum ke UAT (mm) 1,12±0,19 1,19±0,14 0,78+0,21 0,83+0,14 0,49+0,09

Ciri-ciri SampelE.d (n = 26)

DI AcehE.p (n=7)

Sampel DIYEd (n = 26)

SampelEd (n = 6)

MakassarE.spp (n = 5)

Tubuh*Panjang (mm) 6,39+1,19 7,36+ 1,35 5,38+ 1,14 4,83+0,52 2,20+0,270,27Lebar (mm) 3,98+0,82 4,50+0,50 3,06+0,64 2,75+0,42 1,20+0,27Diameter BIM (mm) 0,69+0,13 0,81 +0,09 0,52+0,10 0,54+0,09 0,34+0,070,07Diameter BIP (mm) 0,77+0,12 0,78+0,09 0,62+0,10 0,64+0,07 0,44+0,070,07

BIM = batil isap mulut BIP = batil isap perutUAT = ujung anterior tubuh Ed = Eurytrema dajiiE.p = Eurytrema pancreaticum E.spp = Eurytrema new spesies* = Setelah diwama

Page 4: jurnal eutrema

Bentuk testis E. pancreaticum dan E. dajii lebihberlobus daripada Eurytrema spp, demikian juga bentukovariumnya . Lobulasi testis ini merupakan sifat yangmenciri untuk E. pancreaticum (CHINONE et al., 1984)danE. dajii (NEVEu-LEMAIRE, 1936). Kelompok folikelvitellaria E. pancreaticum dan E. dajii jelas batasannyasedangkan pada Eurytrema spp. tidak jelas.

Secara morfologis E. pancreaticum lebih miripdengan E. dajii, perbedaan yang menciri dijumpai padaperbandingan antara diameter batil isap mulut denganbatil isap perut (Tabel 2) . Perbedaan antara Eurytremaspp. dengan E. pancreaticum dan E. dajii dijumpai pada

Tabel 2. Rata-rata ciri morfologis Eurytrema sp.

Keterangan : UATBIMBIPPt*

Tabel3. Ciri-ciri morfologis spesies Eurytrema

Keterangan : ND = tidak ada data* =diameter(NEVEU-LEMAIRE, 1936)

330

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2002

follikel berkelompokjelas

= ujung anterior tubuh= batil isap mulut= batil isap perut= panjang tubuh= rerata ukuran tubuh setelah diwamai

semua parameter morfologis, kecuali pada ukuran telur.Ukuran telur dari masing-masing spesies relatif sama,hal ini berbeda dengan laporan sebelumnya yangmengatakan bahwa ukuran telur E. pancreaticum lebihbesar dari telur E. dajii (NEVEU-LEMAIRE, 1936) . Cirimorfologis yang sama antara Eurytrema spp. dan E.dajii adalah pada perbandingan antara batil isap mulutdengan batil isap perut.

Secara umum ukuran morfologi E. dajii sampel asalDI Aceh lebih besar daripada E. dajii sampel asal DIYdan Makassar, namun ukuran testes kiri dan ovariumlebih besar pada sampel asal DIY.

follikel berkelompok jelas follikel berkelompok tidakjelas

Ciri morfologis E. pancreaticum (n = 7) E. dajii (n = 58) Eurytrema spp (n = 5)Tubuh (mm) 7,36 x 4,50* 5,73 x 3,40* 2,20 x 1,20*BIM (mm) 0,85 x 0,77 0,61 x 0,57 0,34 x 0,33Diameter BIM (mm) 0,81 0,59 0,34BIP (mm) 0,78 x 0,78 0,68 x 0,69 0,44 x 0,44Diameter BIP (mm) 0,78 0,68 0,44Diameter BIP/BIM 0,96 1,15 1,29Farinks (mm) 0,29 x 0,23 0,20 x 0,19 0,12 x 0,12Testes kiri (mm) 0,86 x 0,79 0,69 x 0,58 0,22 x 0,18

Berlobus Berlobus Kurang berlobusTestes kanan (mm) 0,83 x 0,78 0,66 x 0,57 0,22 x 0,18

Berlobus Berlobus Kurang berlobusOvarium (mm) 0,45 x 0,35 0,37 x 0,27 0,12 x 0,10

Berlobus Berlobus Kurang berlobusTelur (pm) 44,1 x 29,4 43,28 x 29,26 44,1 x 29,4Cab sekum ke UAT 1,19 mm 0,94 mm 0,49 mmVitellaria 1/5 - 1/4 pt 1/6 - 1/4 pt 1/7 - 1/6 pt

Ciri-ciri morfologi E. pancreaticum:(JANsoN, 1889)

E. coelomaticum(GIARD dan BILLET, 1892)

E. dajii(BHALERAO, 1924)

Panjang tubuh (mm) 9,5-16,0 12 5-6,7Lebar tubuh (mm) 5,5-8,5 7 3,5-4,0Diameter BIM (mm) 2,1 0,83-0,85 0,75Diameter BIP (mm) 1,45-1,9 0,83-0,85 0,85Farinks (mm) 0,54* ND 0,25 x 0,22Telur (gm) 50x34 42 - 46 x 23 -27 32-40x22-27

Page 5: jurnal eutrema

Sampel asal Makassar dan D .I . Aceh dijumpai 2spesies cacing yang berbeda sedangkan sampel asalDIY hanya 1 spesies pada 1 induk semang yang sama .Hal ini berbeda dengan laporan sebelumnya yangmenyebutkan bahwa spesies yang berbeda mungkintidak hidup bersama pada induk semang definitif yangsama (MORIYAMA, 1982) . Tidak dijumpainya E.pancreaticum di DIY dan Makassar serta Eurytremaspp . di DI Aceh dan DIY diduga karena faktorlingkungan dan induk semang definitif yang berbedadan juga mungkin karena waktu pengambilan sampelyang relatif singkat yaitu lebih kurang 1 rninggu. Untukpenelitian selanjutnya dirasakan perlu untukmempertimbangkan faktor tersebut di atas sehinggadapat memberikan gambaran tentang spesies Eurytremayang ada di Indonesia .

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 1001

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa secaramorfologis genus Eurytrema yang berasal dari DI .Aceh, Yogyakarta dan Makassar ada 3 spesies yaitu E.pancreaticum, E . dajii dan Eurytrema spp . Eurytremapancreaticum hanya dijumpai pada sampel asal DI .Aceh, E. dajii pada semua sampel dan Eurytrema spp .hanya dijumpai pada sampel asal Makassar. Induksemang definitif dapat terinfeksi lebih dari satu spesiesEurytrema .

Penelitian yang sama perlu dilakukan lebih lanjutterutama di daerah lainnya, dengan demikian akandiperoleh tambahan informasi tentang spesiesEurytrema yang ada di Indonesia .

Gambar 1 . Eurytrema pancreaticumdigambar dengan camera lucida, posisi dorsal, bar = 80,6 ~ImKeteranganBim = batil isap mulut ; f = farinks ; ks = kantung sirrus ; vs = vesikula seminalis ; bip = batil isap perut ; t = testis ; ov= ovarium; v = vitellaria ; u = uterus

33 1

Page 6: jurnal eutrema

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2002

Gambar 2. Eurytrema dajiidigambar dengan camera lucida, posisi dorsal, bar = 76,3 ~ImKeteranganBim = batil isap mulut ; f = farinks ; ks = kantung sirrus ; vs = vesikula seminalis; bip = batil isap perut ; t = testis ; ov= ovarium; v = vitellaria ; s = sekum; u = uterus

332

Gambar 3. Eurytrema spp.digambar dengan camera lucida, posisi dorsal, bar = 28,6 wmKeteranganBim = batil isap mulut ; f = farinks ; ks = kantung sirrus; vs = vesikula seminalis ; bip = batil isap perut ; t = testis ; ov= ovarium ; v = vitellaria ; s = sekum; u = uterus

Page 7: jurnal eutrema

DAFTAR PUSTAKA

ARASU, P., H. MELINDA and R.M . GATENBY. 1991 . Studies of

pancreatic infections in sheep. Annual Report, SR-CRSP

Sungai Putih, North Sumatra, Indonesia. pp . 50-57.

BASCH, P.F . 1965 . Completion of the life cycle of Eurytrema

panereaticum (Trematoda . Dicrocoeliidae) . J.

Parasitol. 51 : 350 - 355 .

CABLE, D.M . 1961 . An illustrated laboratory manual of

parasitology . Burges Publishing Company, Minniapolis.

CHINONE, S., T. FUKASE and H . ITAGAKI. 1984. Experimental

infection ofdomestic cats with Eurytrema panereaticum

and E. coelematicutn (Trematoda ; Dicrocoeliidae) . Jap.

J Parasitol. 33 (1): 29-39.

DORNY, P., A. BATUBARA, I. MIRZA and V.S . PANDEY . 1996 .

Helminth infections of sheep in North Sumatra,Indonesia. Vet. Parasitol. 61 (3-4) : 353-358 .

GATENBY, R.M ., E. ROMJALI, A.J. WILSON, M. HUTAURUK,

J.GLENN and A.D. PITONO . 1992 . Comparison of three

drugs to control pancreatic fluke (Eurytrema

panereaticum) in sheep. Working Paper No 137. SR-CRSP, SBPT, Deli Serdang, North Sumatra, Indonesia.

Gu, J.T ., R.K . Liu, Q.F . Li, X.M . WANG, L.T. DA, C.T. TANG

and Z.Z . TANG . 1990. . Epidemiological survey on

Eurytrema panereaticum and Dicrocoelium chinensis insheep in the Southern area ofDaxinganling mountain of

inner Mongolia . Chinese J Vet. Sci. and Techn. 3:15-16 .

.Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2002

INOUE, T., A. TAKESHI and H. SHIGEHISA. 1986 .Electrophoretic studies isozymes of two japanes fluke,Eurytrema panereaticum and E. coelentatieum . Jpn. J.Parasitol. 35 (2): 115-120.

ISHII, Y., M. KOGA, T. FUJINO, H. HIGO, J. ISHIBASHI, K. OKAand S. SAITO. 1983 . Human infection with the pancreasfluke, Eurytrema panereaticum . Am . J. Trop . Med. Hyg.3 2 (5) : 1019-22.

LAPAGE, G. 1959 . Monning's veterinary helminthology andentomology. 4`h Ed . Bailliere, Tindall and Cox. London .pp . 39-40.

METCALF, C.L . and W.P . FLINT. 1979 . Destructive and usefulinsect their habbits and control. T.M.H . Edition . 4`h

Edition. Tata McGraw-Hill Publishing Company Ltd .NewDelhi. pp. 200-201 .

MORIYAMA, N. 1982 . Karyological studies of bovinepancreatic flukes (Eurytrema sp .) and their phenotypes .J Parasitol. 68 (5) : 898-904.

NEVEU-LEMAIRE,M. 1936 . Traite D'helminthologie medicaleet veterinaire. V. Freres (Editeurs). Paris. pp. 108-111 .

TANG, C.C . 1950 . Studies on the life history of Eurytremapanereaticum . J. Parasitol. 36 : 559- 573

WIRORENO, W., W.P . CARNEY and M. ANSORL 1987 .Description and growth pattern of Eurytremapanereaticum from Bos indicus from east Java. Procc.ofHelminth . Society ofWashington . 54 (1) : 73-77.