15
190 Pengaruh Tata Kelola Perusahaan, Modal Intelektual dan Pengungkapan Laporan Keberlanjutan terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Mediasi (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di LQ 45 Periode 2014-2017) JE-Vol.27-No.2-2019-pp.190-204 Nurrahma Dewi 1,2* , Kamaliah 2 , Alfiati Silfi 2 1 STEI Iqra Annisa, Pekanbaru, Riau, Indonesia 2 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia *Email: [email protected] ABSTRACT This purpose of this research is to test the influence of corporate governance which proxied by institutional ownership, audit commitee and independent commissioner board, intellectual capital and sustainability report disclosure on firm value with financial performance as mediating variable. The population are 45 companies listed on LQ 45 index during 2014-2017. The sampling method is purposive samping, so that obtained about 18 companies a sample. This research uses secondary data obtained in the form of annual reports and sustainability reports. Data analysis technique in this research uses path analysis with SPSS IBM 25.The result of hypothesis testing found that institutional ownership and sustainability report have an effect on firm value, while audit commitee, independent commissioner and intellectual capital have no effect on firm value. Financial performance ia able to mediate audit commitee, independent commissioner, intellectual capital and sustainability report on firm value. Meanwhile, financial performance is unable to mediate institutional ownership and firm value. The results of this research found that corporate governance which proxied by institutional ownership, audit commitee and independent commissioner board, intellectual capital and sustainability report disclosure effect on firm value about 54,5%. While the remaining are influenced by other variables. Keywords: Institutional Ownership, Audit Commitee, Independent Commissioner Board, Intellectual Capital, Sustainability Report Disclosure ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh tata kelola perusahaan yang diproksi dengan kepemilikan institusional, komite audit dan dewan komisaris independen, modal intelektual dan pengungkapan laporan keberlanjutan pada nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel mediasi. Populasi adalah 45 perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ 45 selama 2014-2017. Metode pengambilan sampel adalah purposive samping, sehingga diperoleh sekitar 18 perusahaan sampel. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dalam bentuk laporan tahunan dan laporan keberlanjutan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur dengan SPSS IBM 25. Hasil pengujian hipotesis menemukan bahwa kepemilikan institusional dan laporan keberlanjutan berpengaruh pada nilai perusahaan, sedangkan komite audit, komisaris independen dan modal intelektual tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. Kinerja keuangan ia mampu memediasi komite audit, komisaris independen, modal intelektual dan laporan keberlanjutan nilai perusahaan. Sementara itu, kinerja keuangan tidak dapat memediasi kepemilikan institusional dan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa tata kelola perusahaan yang diproksi dengan kepemilikan institusional, komite audit dan dewan komisaris independen, modal intelektual dan pengungkapan laporan keberlanjutan berpengaruh terhadap nilai perusahaan sekitar 54,5%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Kata kunci: Kepemilikan Institusional, Komite Audit, Dewan Komisaris Independen, Modal Intelektual, Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau http://je.ejournal.unri.ac.id/ p-ISSN 0853-7593 Juni 2019 Volume 27 Nomor 2 e-ISSN 2715-6877

Jurnal Ekonomi

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurnal Ekonomi

190

Pengaruh Tata Kelola Perusahaan, Modal Intelektual dan

Pengungkapan Laporan Keberlanjutan terhadap Nilai

Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Mediasi

(Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di LQ 45

Periode 2014-2017)

JE-Vol.27-No.2-2019-pp.190-204

Nurrahma Dewi1,2*, Kamaliah2, Alfiati Silfi2 1 STEI Iqra Annisa, Pekanbaru, Riau, Indonesia 2 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia

*Email: [email protected]

ABSTRACT This purpose of this research is to test the influence of corporate governance which proxied by institutional

ownership, audit commitee and independent commissioner board, intellectual capital and sustainability report

disclosure on firm value with financial performance as mediating variable. The population are 45 companies listed

on LQ 45 index during 2014-2017. The sampling method is purposive samping, so that obtained about 18

companies a sample. This research uses secondary data obtained in the form of annual reports and sustainability

reports. Data analysis technique in this research uses path analysis with SPSS IBM 25.The result of hypothesis

testing found that institutional ownership and sustainability report have an effect on firm value, while audit

commitee, independent commissioner and intellectual capital have no effect on firm value. Financial performance

ia able to mediate audit commitee, independent commissioner, intellectual capital and sustainability report on

firm value. Meanwhile, financial performance is unable to mediate institutional ownership and firm value. The

results of this research found that corporate governance which proxied by institutional ownership, audit commitee

and independent commissioner board, intellectual capital and sustainability report disclosure effect on firm value

about 54,5%. While the remaining are influenced by other variables.

Keywords: Institutional Ownership, Audit Commitee, Independent Commissioner Board, Intellectual Capital,

Sustainability Report Disclosure

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh tata kelola perusahaan yang diproksi dengan kepemilikan

institusional, komite audit dan dewan komisaris independen, modal intelektual dan pengungkapan laporan

keberlanjutan pada nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel mediasi. Populasi adalah 45

perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ 45 selama 2014-2017. Metode pengambilan sampel adalah purposive

samping, sehingga diperoleh sekitar 18 perusahaan sampel. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang

diperoleh dalam bentuk laporan tahunan dan laporan keberlanjutan. Teknik analisis data dalam penelitian ini

menggunakan analisis jalur dengan SPSS IBM 25. Hasil pengujian hipotesis menemukan bahwa kepemilikan

institusional dan laporan keberlanjutan berpengaruh pada nilai perusahaan, sedangkan komite audit, komisaris

independen dan modal intelektual tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. Kinerja keuangan ia mampu

memediasi komite audit, komisaris independen, modal intelektual dan laporan keberlanjutan nilai perusahaan.

Sementara itu, kinerja keuangan tidak dapat memediasi kepemilikan institusional dan nilai perusahaan. Hasil

penelitian ini menemukan bahwa tata kelola perusahaan yang diproksi dengan kepemilikan institusional, komite

audit dan dewan komisaris independen, modal intelektual dan pengungkapan laporan keberlanjutan berpengaruh

terhadap nilai perusahaan sekitar 54,5%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.

Kata kunci: Kepemilikan Institusional, Komite Audit, Dewan Komisaris Independen, Modal Intelektual,

Pengungkapan Laporan Keberlanjutan

Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau http://je.ejournal.unri.ac.id/

p-ISSN 0853-7593 Juni 2019 Volume 27 Nomor 2 e-ISSN 2715-6877

Page 2: Jurnal Ekonomi

Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(2), pp.190-204 Dewi, Kamaliah, Silfi

191

1. PENDAHULUAN

Pada era modern, banyak perusahaan yang bersaing ketat demi memajukan serta meningkatkan

perusahaannya dengan berbagai strategi andalan mereka. Saat ini prioritas perusahaan tidak hanya laba

semata. Salah satu hal yang hendak dicapai oleh perusahaan selain laba berupa peningkatan nilai

perusahaan. Hal ini juga tercermin dari theory of the firm yang menyatakan bahwa tujuan utama

perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm) (Salvatore,

2011). Peningkatan nilai perusahaan merupakan sebuah prestasi yang sesuai dengan keinginan para

pemiliknya. Nilai perusahaan yang tinggi akan meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham

(Yuniarti, 2015). Perusahaan yang mengutamakan kesejahteraan dan kemakmuran para pemegang

sahamnya akan senantiasa berusaha meningkatkan kinerja keuangannya sehingga mampu

memaksimalkan harga sahamnya.

Akhir-akhir ini, bursa saham di wilayah Asia kembali mengalami tekanan turun. Salah satu

penyebab terjadinya hal ini dikarenakan krisis politik di Italia yang berpengaruh negatif pada pasar

investasi. Akibatnya, nilai tukar Euro mengalami penurunan mencapai level terendah dalam 10 bulan.

Selain itu, indeks MSCI Asia-Pacific yang menjadi acuan bursa saham Asia di luar Jepang menunjukkan

penurunan sebesar 15%. Fenomena penurunan ini merupakan kelanjutan penurunan besar pada Wall

Street, Amerika Serikat pada bulan Mei 2018 (www.strategydesk.co.id, 2018). Dampak nyata yang

terjadi di Indonesia berupa tren harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) di LQ 45 bergerak dibawah

harga rata-rata (moving average) selama 200 hari terakhir (MA200) dan mengalami bergolakan.

Berdasarkan data yang dikutip dari investasikontan.co.id, pada bulan Mei tahun 2018, jumlah saham

LQ45 yang berada di bawah garis MA200 menjadi 31 saham. Hal ini berarti, tinggal 68,8% saham

anggota LQ45 yang masih berada di bawah garis MA200.

Peningkatan nilai perusahaan semestinya melandasi segala bentuk keputusan yang diambil oleh

manajemen perusahaan. Hal ini berkaitan dengan penerapan tata kelola perusahaan yang baik oleh

perusahaan. Salah satu mekanisme yang berpengaruh berupa kepemilikan institusional, komite audit

dan komisaris independen. Pihak institusi memantau secara profesional perkembangan investasi

sehingga tingkat pengendalian yang dilakukan terhadap tindakan manajemen akan mengurangi potensi

kecurangan. Hal ini akan mampu meningkatkan nilai perusahaan. Selanjutnya, komite audit

bertanggung jawab kepada dewan komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi dewan

komisaris. Jika kualitas dan karakteristik komite audit tercapai, maka transparansi pertanggungjawaban

manajemen perusahaan dapat dipercaya, sehingga akan meningkatkan kepercayaan pelaku pasar

terhadap perusahaan.

Sementara itu, komisaris independen memiliki tanggung jawab pokok untuk mendorong

diterapkannya prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam perusahaan melalui pemberdayaan,

pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi secara efektif dan lebih memberikan nilai tambah

bagi perusahaan. Intensitas persaingan yang semakin meningkat disertai adanya perkembangan

teknologi informasi, tentunya perusahaan membutuhkan inovasi sehingga memaksa mereka untuk

mengubah pola menjalankan bisnisnya menuju knowledge based bussiness (bisnis berdasarkan

pengetahuan (Sawarjuwono dan Kadir, 2003). Menurut Reed et al. (2006), hal yang berperan berupa

pemanfaatan modal intelektual yang akan berkontribusi pada pencapaian dan mempertahankan kinerja

yang kompetitif daripada sumberdaya berwujud (dalam Al-Musali et al., 2016). Peningkatan nilai

perusahaan dipengaruhi juga oleh pengambilan keputusan investasi atas kandungan informasi yang

disampaikan perusahaan melalui pengungkapan laporan keberlanjutan. Laporan ini dipercaya dapat

meningkatkan reputasi dan kepercayaan bagi konsumen (Ernst & Young, 2013), sehingga pemegang

saham dan pemangku kepentingan lainnya tetap akan menjaga hubungan baik dengan perusahaan

(Jusmarni, 2016).

Dari beberapa hasil penelitian terdahulu, terdapat hasil penelitian yang tidak konsisten tentang

nilai perusahaan. Ghozali (2018) menyatakan bahwa untuk mengatasi ketidak konsistenan hasil

penelitian-penelitian sebelumnya, maka diperlukan pendekatan kontijensi (contingency approach). Hal

Page 3: Jurnal Ekonomi

Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(2), pp.190-204 Dewi, Kamaliah, Silfi

192

ini dilakukan dengan memasukkan variabel lain yang mungkin mempengaruhi nilai perusahaan yakni

kinerja keuangan.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Nilai Perusahaan

Yuniarti (2015) menyatakan bahwa nilai perusahaan merupakan persepsi pemegang saham

terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Semakin bagus kinerja perusahaan

akan semakin besar kepercayaan pemegang saham dan publik kepada perusahaan tersebut. Dengan

demikian, akan meningkatkan nilai perusahaan.

2.2. Kepemilikan Institusional

Menurut Widiastuti et al. (2013), kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh

lembaga dari eksternal. Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme

monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer. (Jensen dan Meckling

1976).

2.3. Komite Audit

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55/POJK.04/2015, mendefinisikan komite audit sebagai

komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris dalam membantu

melaksanakan tugas dan fungsi dewan komisaris. Dalam pelaksanaannya, komite audit bertindak

mandiri dalam pelaksanaan tugas maupun pelaporan serta bertanggungjawab langsung kepada dewan

komisaris yang berhubungan kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal, dan sistem

pelaporan keuangan.

2.4. Komisaris Independen

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014, komisaris independen adalah

anggota dewan komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik. persyaratan jumlah

minimal komisaris independen adalah 30% dari seluruh anggota dewan komisaris.

2.5. Modal Intelektual

Brooking (1996) dalam Ulum (2017) memberikan definisi terkait modal intelektual bahwa istilah

ini diberikan untuk kombinasi aset tidak berwujud yang dapat membuat perusahaan berfungsi. Hal ini

bermakna bahwa perusahaan akan berjalan sesuai yang diharapkan saat perusahaan mampu mengolah

serta mengkombinasikan komponen aset tidak berwujud tersebut. Hal ini memberikan gambaran bahwa

peranan modal intelektual sebagai sepaket pengetahuan yang berguna demi pengelolaan dan pencapaian

tujuan perusahaan.

2.6. Pengungkapan Laporan Keberlanjutan

Elkington (1997) mendefinisikan laporan keberlanjutan sebagai laporan yang tidak hanya memuat

informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non keuangan yang memungkinkan perusahaan bisa

bertumbuh secara berkesinambungan. Informasi yang tersaji dalam laporan keberlanjutan merupakan

upaya perusahaan untuk mengungkapkan serta mengkomunikasikan kepada pemegang saham dan

pemangku kepentingan lainnya terkait kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial perusahaan.

2.7. Kinerja Keuangan

Menurut Fahmi (2012), kinerja keuangan adalah suatu analisis yang di lakukan untuk melihat

sejauh mana suatu perusahaan telah dilaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan

keuangan secara baik dan benar. Sementara itu, Jumingan (2006) menjabarkan bahwa kinerja keuangan

adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek

penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan

modal, likuiditas, dan profitabilitas.

Page 4: Jurnal Ekonomi

Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(2), pp.190-204 Dewi, Kamaliah, Silfi

193

2.8. Hipotesis Penelitian

H1 : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan

H2 : Komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan

H3 : Komisaris independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan

H4 : Modal intelektual terhadap nilai perusahaan

H5 : Pengungkapan laporan keberlanjutan berpengaruh terhadap nilai perusahaan

H6 : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja keuangan

H7 : Komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan

H8 : Komisaris independen berpengaruh terhadap kinerja keuangan

H9 : Modal intelektual berpengaruh terhadap kinerja keuangan

H10 : Pengungkapan laporan keberlanjutan berpengaruh terhadap kinerja keuangan

H11 : kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan

H12 : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan

sebagai variabel mediasi

H13 : Komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel

mediasi

H14 : Komisaris independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai

variabel mediasi

H15 : Modal intelektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai

variabel mediasi

H16 : Pengungkapan laporan keberlanjutan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan kinerja

keuangan sebagai variabel mediasi

3. DATA DAN METODOLOGI

Populasi penelitian ini adalah Perusahaan yang terdaftar di LQ 45 dari 2014-2017 dengan teknik

pemilihan sampel melalui purposive sampling, hingga terdapat 18 sampel. Metode yang digunakan

untuk pengumpulan data melalui data sekunder yang diperoleh dari idx, yahoo finance, indonesia capital

market directory dan sustainability report pada web perusahaan sampel.

3.1. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Dependen (Nilai Perusahaan)

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor mengenai tingkat kemakmuran pemegang saham

yang berkaitan dengan harga pasar saham perusahaan (Yuniarti, 2015). Nilai perusahaan pada penelitian

ini diukur dengan menggunakan rasio Tobins’Q.

Q= (𝐸𝑀𝑉+𝐷)

(𝐸𝐵𝑉+𝐷)

2. Variabel Independen

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah jumlah kepemilikan yang dimiliki oleh institusi dari seluruh

jumlah modal saham perusahaan yang dikelola (Boediono, 2005).

KI = Jumlah saham institusi

jumlah saham yang beredar

Komite Audit

Menurut Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015, komite audit adalah komite yang

dibentuk dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan.

KA = Jumlah Anggota Komite Audit

Page 5: Jurnal Ekonomi

Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(2), pp.190-204 Dewi, Kamaliah, Silfi

194

Komisaris Independen

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 komisaris independen

adalah anggota dewan komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik.

Kin = Jumlah dewan komisaris independen

Total jumlah dewan komisaris

Modal Intelektual

Modal intelektual terdiri dari tiga elemen berupa human capital, structural capital dan customer

capital yang saling berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi hingga dapat memberikan nilai bagi

perusahaan berupa keunggulan bersaing organisasi (Sawarjuwono dan Kadir, 2003). Modal intelektual

diukur dengan menggunakan model Pulic (1998) dalam penelitian Ulum et al. (2008) yakni Value Added

Intellectual Coefficient (VAICTM).

VAICTM = VACA + VAHU + STVA

Pengungkapan Laporan Keberlanjutan

Elkington (1997) memberikan definisi bahwa laporan keberlanjutan sebagai laporan yang tidak

hanya memuat informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non keuangan yang terdiri dari

informasi aktivitas ekonomi, sosial dan lingkungan yang memungkinkan perusahaan bisa bertumbuh

secara berkesinambungan (sustainable performance).

SRDI = n

K

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Statistik Deskriptif

Berikut ini adalah hasil statistik deskriptif seperti yang tercantum pada Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1: Hasil Statistik Deskriptif

Keterangan N Min Max Mean Std. Deviation

Kepemilikan

institusional

72

,4720

,7950

,598014

,0850363

Komite audit 72 3 6 3,63 ,863

Komisaris Independen 72 ,2000 ,6250 ,392056 ,1064659

Modal Intelektual 72 1,1580 5,8740 3,177139 1,0401795

SR 72 ,2700 ,8240 ,516847 ,1281508

Nilai Perusahaan 72 ,7190 3,2750 1,568000 ,6161330

Kinerja Keuangan 72 ,0110 ,2280 ,087528 ,0552528

Valid N (listwise) 72 Sumber: Data olahan (2018)

b. Hasil Uji Normalitas Data

Tabel 2: Hasil Uji Normalitas Data

Sumber: Data Olahan (2018)

Berdasarkan hasil uji normalitas pada Tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini

memiliki data yang berdistribusi normal karena nilai 0,064 > 0,050.

c. Hasil Uji Multikoliniearitas

Keterangan Unstandardized Residual

Asymp. Sig. (2-tailed) ,064c

Page 6: Jurnal Ekonomi

Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(2), pp.190-204 Dewi, Kamaliah, Silfi

195

Tabel 3: Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF 1 (Constant)

Kepemilikan institusional ,853 1,172

Komite audit ,834 1,199

Komisaris Independen ,740 1,351

Modal Intelektual ,804 1,244

SR ,859 1,164

Kinerja Keuangan ,686 1,458

Sumber: Data Olahan (2018)

Berdasarkan Tabel 3 diatas mengenai hasil perhitungan statistik yang telah dilakukan

didapatkan bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10.00, sehingga

dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut bebas dari multikolinieritas.

d. Hasil Uji Autokorelasi

Tabel 4: Hasil Uji Autokorelasi

Model R Square Durbin-Watson

1 ,336 2,079 Sumber: Data Olahan (2018)

Berdasarkan Tabel 4 diatas, diketahui nilai durbin watson sebesar 2,079. Hal ini menandakan

bahwa nilai durbin watson berada pada 1,55 < DW < 2,46, sehingga disimpulkan bahwa dalam

penelitian ini tidak ada terdapat autokorelasi.

e. Hasil Uji Heterokedatisitas

Gambar 1: Hasil Uji Heteroskedatisitas

Sumber: Data Olahan (2018)

Berdasarkan Gambar 1 diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik

diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Maka, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini.

f. Analisis Jalur

Hasil uji analisis jalur terdiri dari dua substruktur. Berikut merupakan hasil uji analisis jalur

pada path analysis substruktur 1 seperti yang terlihat pada Tabel 5 dibawah ini.

Page 7: Jurnal Ekonomi

Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(2), pp.190-204 Dewi, Kamaliah, Silfi

196

Tabel 5: Hasil Uji Analisis Jalur Substruktur 1 Coefficientsa

Sumber: Data Olahan (2018)

Sedangkan untuk hasil uji analisis jalur pada path analysis substruktur 2 dapat dilihat pada Tabel

6 berikut ini.

Tabel 6: Hasil Uji Regresi Linier Berganda Substruktur 2 Coefficientsa

Sumber: Data Olahan (2018)

g. Hasil Uji Koefisien Determinasi Total

Berdasarkan data sebelumnya diperoleh koefisien determinasi total sebagai berikut :

Persamaan Satu (1)

Z = 0,047X1+ 0,218X2+ 0,269X3+ 0,386X4 + 0,232X5 + ε1

R2 = 0,314; ε1 = √1 − 0,314 = √0,686 = 0,828

Z = 0,047X1+ 0,218X2+ 0,269X3+ 0,386X4 + 0,232X5 + 0,828

Persamaan Dua (2)

Y = 0,310X1+ 0,042X2 + 0,068X3 + 0,133X4 + 0,286X5 + 0,405Z + ε2

R2 = 0,336; ε1 = √1 − 0,336 = √0,664 = 0,815

Y = 0,310X1+ 0,042X2 + 0,068X3 + 0,133X4 + 0,286X5 + 0,405Z + 0,815

Koefisien determinasi total merupakan total keragaman yang dapat dijelaskan oleh model. Total

keberagaman tersebut dapat dihitung dengan formula sebagai berikut.

R2m = 1 - (ρε1 x ρε1) x (ρε2 x ρε2)

= 1 - (0,828 x 0,828) x (0,815 x 0,815)

= 1 – (0,686 x 0,664)

= 1 – 0,455

= 0,545

Model

Standardized

Coefficients T Sig.

Beta

(Constant)

Kepemilikan institusional

Komite audit

Komisaris Independen

Modal Intelektual

SR

,388 ,699

,047 ,428 ,670

,218 2,010 ,048

,269 2,366 ,021

,386 3,732 ,000

,232 2,181 ,033

Model

Standardized

Coefficients T Sig.

Beta

1

(Constant)

Kepemilikan institusional

Komite audit

Komisaris Independen

Modal Intelektual

SR

Kinerja Keuangan

3,482 ,001

,310 2,836 ,006

,042 ,377 ,707

,068 ,580 ,564

,133 1,177 ,243

,286 2,626 ,011

,406 3,324 ,001

Page 8: Jurnal Ekonomi

Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(2), pp.190-204 Dewi, Kamaliah, Silfi

197

= 54,5%

Dengan kata lain, 54,4% informasi yang terkandung dalam data dapat dijelaskan oleh model.

Sementara, 45.5% dijelaskan oleh variabel lain yang belum terdapat dalam model dan error.

h. Hasil Pengujian Hipotesis Dan Pembahasan

1. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan

Tabel 7: Hasil Pengujian Hipotesis Pertama

Variabel Koef Regresi t hitung Sign Keputusan

X1 → Y 0,310 2,836 0,006 Ha diterima Sumber: Data olahan (2018)

Berdasarkan data pada Tabel 7 diatas, diketahui bahwa variabel kepemilikan institusional

memiliki nilai thitung sebesar 2,836 > 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,006 < 0,050. Sehingga, Ha

diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional tersebut berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Semakin besar kepemilikan saham oleh investor institusional, maka semakin

besar kekuatan suara dan dorongan institusi keuangan untuk mengawasi manajemen, sehingga dapat

mendisiplinkan kinerja manajer untuk bertindak memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dan

memberikan dorongan yang lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan (Haryono et al., 2015).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Jallo et al. (2017) bahwa kepemilikan

institusional ini berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2. Pengaruh Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan

Tabel 8: Hasil Pengujian Hipotesis Kedua

Variabel Koef Regresi t hitung Sign Keputusan

X2 → Y 0,042 0,377 0,707 Ha ditolak Sumber: Data olahan (2018)

Berdasarkan data pada Tabel 8 diatas, diketahui bahwa variabel komite audit memiliki nilai

thitung sebesar 0,377 < 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,707 > 0,05. Sehingga Ha ditolak, dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pada

penelitian ini, komite audit tidak berpengaruh langsung terhadap nilai perusahaan. Komite audit akan

mempengaruhi nilai perusahaan melalui peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini akan terlihat

saat komite audit mampu memenuhi tugas dan tanggung jawab sesuai piagam komite audit. Salah satu

aspek yang ternyata mempengaruhi ketidakmampuan komite audit mempengaruhi nilai perusahan

ditinjau dari proporsi komite audit yang belum memenuhi cakupan kompleksitas perusahaan. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Jallo et al. (2017) jumlah komite audit tidak menjadi tolak ukur

bahwa perusahaan akan memperoleh nilai yang tinggi dimata pemegang saham.

3. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan

Tabel 9: Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga

Variabel Koef Regresi t hitung Sign Keputusan

X3 → Y 0,068 0,580 0,564 Ha ditolak Sumber: Data olahan (2018)

Berdasarkan data pada Tabel 9 di atas, diketahui bahwa variabel komisaris independen memiliki

nilai thitung sebesar 0,580 < 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,564 > 0,05. Sehingga Ha ditolak, dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Keberadaan komisaris independen baik dari segi jumlah sekalipun belum mampu menjadi sinyal bagi

pemegang saham bahwa nilai perusahaan tersebut bagus. Kedudukan komisaris independen bahkan

kerapkali melakukan rangkap jabatan pada beberapa perusahaan lain. Oleh karena itu, keberadaan

komisaris independen semata belum mampu meningkatkan nilai perusahaan.

Page 9: Jurnal Ekonomi

Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(2), pp.190-204 Dewi, Kamaliah, Silfi

198

4. Pengaruh Modal Intelektual terhadap Nilai Perusahaan

Tabel 10: Hasil Pengujian Hipotesis Keempat

Variabel Koef Regresi t hitung Sign Keputusan

X4 → Y 0,133 1,177 0,243 Ha ditolak Sumber: Data olahan (2018)

Berdasarkan data pada Tabel 10 di atas, diketahui bahwa variabel modal intelektual memiliki

nilai thitung sebesar 1,177 < 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,243 > 0,05. Sehingga Ha ditolak, dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa modal intelektual tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh modal intelektual terhadap nilai perusahaan tidak terjadi secara langsung. Hal ini dikarenakan

belum terdapat pengakuan dan pengukuran yang baku atas komponen modal intelektual pada laporan

keuangan perusahaan. Sehingga, informasi terkait pemanfaatan modal intelektual oleh perusahaan

belum mampu menjadi sinyal yang baik pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

5. Pengaruh Pengungkapan Laporan Keberlanjutan terhadap Nilai Perusahaan

Tabel 11: Hasil Pengujian Hipotesis Kelima

Variabel Koef Regresi t hitung Sign Keputusan

X5 → Y 0,286 2,626 0,011 Ha diterima Sumber: Data Olahan (2018)

Berdasarkan data pada Tabel 11 di atas, diketahui bahwa variabel pengungkapan laporan

keberlanjutan memiliki nilai thitung sebesar 2,626 > 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,011 < 0,05.

Sehingga Ha diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengungkapan laporan keberlanjutan

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Perusahaan yang menerbitkan laporan berkelanjutan tentu akan

direspon positif oleh investor karena perusahaan dianggap memiliki kinerja ekonomi, lingkungan dan

social yang baik berdasarkan informasi yang tercantum didalam laporan keberlanjutan. Hal ini akan

menjadi pertimbangan bagi investor untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan tersebut sehingga

pergerakan saham cenderung meningkat yang berdampak terhadap naiknya nilai perusahaan. Hasil

penelitian senada dengan yang dilakukan Safitri (2015) bahwa terdapat pengaruh antara pengungkapan

laporan keberlanjutan terhadap nilai perusahaan.

6. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan

Tabel 12: Hasil Pengujian Hipotesis Keenam

Variabel Koef Regresi t hitung Sign Keputusan

X1 → Z 0,047 0,428 0,670 Ha ditolak Sumber: Data olahan (2018)

Berdasarkan data pada Tabel 12 di atas, diketahui bahwa variabel kepemilikan institusional

memiliki nilai thitung sebesar 0,428 < 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,670 > 0,05. Sehingga Ha ditolak,

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap

kinerja keuangan. Hal ini dikarenakan karakteristik perusahaan di Indonesia mempunyai pola struktur

kepemilikan yang lebih terkonsentrasi (closely held) sehingga pendiri perusahaan juga dapat menempati

posisi dalam dewan direksi atau komisaris, sehingga banyak perusahaan di Indonesia mempunyai

hubungan yang erat antara pemilik dengan dewan direksi atau dewan komisaris.

7. Pengaruh Komite Audit terhadap Kinerja Keuangan

Tabel 13: Hasil Pengujian Hipotesis Ketujuh

Variabel Koef Regresi t hitung Sign Keputusan

X2 → Z 0,218 2,010 0,048 Ha diterima Sumber: Data olahan (2018)

Berdasarkan data Tabel 13 di atas, diketahui bahwa variabel komite audit memiliki nilai thitung

sebesar 2,010 > 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,048 < 0,05. Sehingga Ha diterima, dengan demikian

Page 10: Jurnal Ekonomi

Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(2), pp.190-204 Dewi, Kamaliah, Silfi

199

dapat disimpulkan bahwa komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil ini senada dengan

penelitian Kartikasari (2017) yang menyatakan bahwa komite audit berpengauh positi terhadap kinerja

keuangan perusahaan. Komposisi komite audit yang tepat akan memberikan gambaran yang positif

terhadap kinerjanya sehingga mampu melakukan pengawasa n terhadap aspek laporan keuangan, tata

kelola perusahaan serta pengawasan perusahaan secara keseluruhan sebagai komite penunjang dewan

komisaris, maka kinerja komite ini diyakin akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

8. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Kinerja Keuangan

Tabel 14: Hasil Pengujian Hipotesis Kedelapan

Variabel Koef Regresi t hitung Sign Keputusan

X3 → Z 0,269 2,366 0,021 Ha diterima Sumber: Data Olahan (2018)

Berdasarkan data pada Tabel 14 di atas, diketahui bahwa variabel komisaris independen

memiliki nilai thitung sebesar 2,366 > 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,021 < 0,05. Sehingga Ha

diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komisaris independen berpengaruh terhadap

kinerja keuangan.Semakin banyaknya jumlah komisaris independen membuat pengawasan terhadap

kinerja manajemen menjadi lebih baik. Selain itu, setiap tindakan dari komisaris independen yang

berhubungan dengan perusahaan lebih objektif karena tidak dipengaruhi oleh hubungan-hubungan

afiliasi. Sehingga tentu akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.

9. Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Keuangan

Tabel 15: Hasil Pengujian Hipotesis Kesembilan

Variabel Koef Regresi t hitung Sign Keputusan

X4 → Z 0,386 3,732 0,000 Ha diterima Sumber: Data olahan (2018)

Berdasarkan data pada Tabel 15 diatas, diketahui bahwa variabel modal intelektual memiliki

nilai thitung sebesar 2,366 > 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,021 < 0,05. Sehingga Ha diterima, dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa modal intelektual berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan total aset yang dimiliki perusahan akan

semakin meningkat apabila perusahaan menggunakan dan memanfaatkan secara maksimal modal

intelektual yang dimiliki. Modal intelektual telah berperan penting dalam pembentukan nilai tambah

dan berkontribusi terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Solikhah (2010) menyatakan

modal intelektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

10. Pengaruh Pengungkapan Laporan Keberlanjutan terhadap Kinerja Keuangan

Tabel 16: Hasil Pengujian Hipotesis Kesepuluh

Variabel Koef Regresi t hitung Sign Keputusan

X5 → Z 0,232 2,181 0,033 Ha diterima Sumber : Data Olahan (2018)

Berdasarkan data Tabel 16 diatas, diketahui bahwa variabel pengungkapan laporan

keberlanjutan memiliki nilai thitung sebesar 2,181 > 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,033 < 0,05.

Sehingga Ha diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengungkapan laporan keberlanjutan

berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pratami (2017)

yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan positif antara pengungkapan laporan

keberlanjutan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Pelaporan keberlanjutan membantu organisasi

untuk menetapkan tujuan, mengukur kinerja, dan mengelola perubahan dalam rangka membuat operasi

mereka agar lebih berkelanjutan. Informasi yang tercantum dalam laporan keberlanjutan akan

membantu pemegang saham untuk membuat keputusan investasi pada perusahaan. Dengan demikian,

melalui hal ini akan terlihat seberapa bagus citra dan kinerja perusahaan.

Page 11: Jurnal Ekonomi

Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(2), pp.190-204 Dewi, Kamaliah, Silfi

200

11. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan

Tabel 17: Hasil Pengujian Hipotesis Kesebelas

Variabel Koef Regresi t hitung Sign Keputusan

Z → Y 0,405 3,324 0,001 Ha diterima Sumber: Data Olahan (2018)

Berdasarkan data pada Tabel 17 di atas, diketahui bahwa variabel kinerja keuangan memiliki

nilai thitung sebesar 3,324 > 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,001 < 0,05. Sehingga Ha diterima, dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Tingkat

keberhasilan manajemen perusahaan mengelola aset dan modal yang dimiliki dapat diketaui melalui

rasio keuangan tersebut. Apabila kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka

harga saham juga akan meningkat. Peningkatan laba merupakan salah satu faktor penting bagi

terciptanya keunggulan daya saing perusahaan secara berkelanjutan. Ketika laba yang dihasilkan terus

meningkat maka dividen yang diterima para investor juga akan ikut meningkat atau bisa dikatakan

kesejahteraan para pemegang saham meningkat. Investor yang kesejahteraannya terjaga otomatis akan

memberikan penilaian yang baik kepada perusahaan. Peningkatan harga saham akan menimbulkan

apresiasi investor terhadap kinerja perusahaan. Peningkatan harga saham di pasar mencerminkan nilai

perusahaan yang semakin baik bagi investor.

12. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja

Keuangan sebagai Variabel Mediasi

Tabel 18: Hasil Pengujian Hipotesis Kedua Belas

Variabel Koef Regresi t hitung Sign Keputusan

X1 → Z 0,047 0,428 0,670 Ha ditolak

Z → Y 0,405 3,324 0,001

Sumber: Data Olahan (2018)

Berdasarkan data pada Tabel 18 di atas, diketahui bahwa variabel kepemilikan institusional

memiliki nilai thitung sebesar 0,428 < 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,670 > 0,05. Sementara variabel

kinerja keuangan memiliki nilai thitung sebesar 3,324 > 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,001 < 0,05.

Meski variabel kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, namun kepemilikan

institusional tidak signifikan pada taraf kesalahan 5%. Sehingga, hipotesis kepemilikan institusional

berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan tidak terbukti kebenarannya. Variabel

kinerja keuangan tidak mampu memediasi hubungan kepemilikan institusional dan nilai perusahaan

dikarenakan peran pengawasan yang dilakukan pihak institusional berpengaruh secara langsung

terhadap nilai perusahaan. Selain itu, keberadaan pihak institusional pada perusahaan juga mampu

menjadi wadah untuk meningkatkan partisipasi dan kepercayaan pemegang saham pada suatu

perusahaan. Semakin banyak kepemilikan saham institusi pada suatu perusahaan, hal ini menandakan

bahwa aktivitas transaksi pemegang saham institusi jadi tolak ukur perdagangan saham. Alhasil

pergerakan saham membaik hingga mampu meningkatkan nilai perusahaan.

13. Pengaruh Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan

sebagai Variabel Mediasi

Tabel 19: Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga Belas

Variabel Koef Regresi t hitung Sign Keputusan

X2 → Z 0,218 2,010 0,048 Ha diterima

Z → Y 0,405 3,324 0,001 Sumber: Data olahan (2018)

Berdasarkan data pada Tabel 19 di atas, diketahui bahwa variabel komite audit memiliki nilai

thitung sebesar 2,010 > 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,048 < 0,05. Sementara variabel kinerja

keuangan memiliki nilai thitung sebesar 3,324 > 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,001 < 0,05.

Maknanya, komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Begitupula dengan kinerja keuangan

Page 12: Jurnal Ekonomi

Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(2), pp.190-204 Dewi, Kamaliah, Silfi

201

yang signifikan pada taraf kesalahan 5%. Dengan demikian, hipotesis komite audit berpengaruh

terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan terbukti kebenarannya. Semakin banyak jumlah

komite audit yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan memberikan perlindungan dan kontrol yang lebih

baik terhadap proses akuntansi dan keuangan dan pada akhirnya akan memberikan pengaruh positif

terhadap kinerja keuangan perusahaan. Bahkan kinerja komite audit terkait transparansi akan

meningkatkan kepercayaan pelaku pasar terhadap perusahaan tersebut. Dengan demikian, situasi ini

akan memberikan sinyal yang baik bagi perusahaan yang terlihat pada peningkatan harga saham

perusahaan. Peningkatan harga saham akan mampu meningkatkan nilai perusahaan.

14. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja

Keuangan sebagai Variabel Mediasi

Tabel 20: Hasil Pengujian Hipotesis Keempat Belas

Variabel Koef Regresi t hitung Sign Keputusan

X3 → Z 0,269 2,366 0,021 Ha diterima

Z → Y 0,405 3,324 0,001 Sumber: Data Olahan (2018)

Berdasarkan data Tabel 20 di atas, diketahui bahwa variabel komisaris independen memiliki

nilai thitung sebesar 2,366 > 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,021 < 0,05. Sementara variabel kinerja

keuangan memiliki nilai thitung sebesar 3,324 > 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,001 < 0,05.

Maknanya, komisaris independen berpengaruh terhadap kinerja keuangan Begitupula dengan kinerja

keuangan yang signifikan pada taraf kesalahan 5%. Dengan demikian, hipotesis komisaris independen

berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan terbukti kebenarannya. Septiputri dan

Mutmainah (2013) menyatakan bahwa dewan komisaris independen bertanggungjawab untuk

meyakinkan bahwa perusahaan dijalankan dengan baik. Ketika perusahaan telah dijalankan dengan baik,

maka investor akan tertarik untuk berinvestasi para perusahaan tersebut. Pada kasus ini, investor percaya

bahwa perusahaan mempunyai kinerja keuangan yang baik dengan adanya peningkatan laba yang pada

akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Sehingga kemakmuran pemegang saham akan tercapai.

15. Pengaruh Modal Intelektual terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan

sebagai Variabel Mediasi

Tabel 21: Hasil Pengujian Hipotesis Kelima Belas

Variabel Koef Regresi t hitung Sign Keputusan

X4 → Z 0,386 3,732 0,000 Ha diterima

Z → Y 0,405 3,324 0,001 Sumber: Data olahan (2018)

Berdasarkan data Tabel 21 diatas, diketahui bahwa variabel modal intelektual memiliki nilai

thitung sebesar 3,732 > 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Sementara variabel kinerja

keuangan memiliki nilai thitung sebesar 3,324 > 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,001 < 0,05.

Maknanya, modal intelektual berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Begitupula dengan kinerja

keuangan yang signifikan pada taraf kesalahan 5%. Dengan demikian, hipotesis modal intelektual

berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan terbukti kebenarannya. Semakin tinggi

kinerja perusahaan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari tahun

ke tahun dan mengakibatkan usaha yang dimiliki oleh perusahaan semakin berkembang. Perkembangan

perusahaan memikat banyak investor untuk menanamkan modalnya ke dalam perusahaan. Hal ini

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

16. Pengaruh Pengungkapan Laporan Keberlanjutan terhadap Nilai Perusahaan dengan

Kinerja Keuangan sebagai Variabel Mediasi

Berdasarkan data Tabel 22, diketahui bahwa variabel pengungkapan laporan keberlanjutan

memiliki nilai thitung sebesar 2,181 > 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,033 < 0,05. Sementara variabel

kinerja keuangan memiliki nilai thitung sebesar 3,324 > 1,668 (ttabel) dan nilai signifikansi 0,001 < 0,05.

Page 13: Jurnal Ekonomi

Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(2), pp.190-204 Dewi, Kamaliah, Silfi

202

Maknanya, pengungkapan laporan keberlanjutan berpengaruh terhadap kinerja keuangan Begitupula

dengan kinerja keuangan yang signifikan pada taraf kesalahan 5%. Dengan demikian, hipotesis

pengungkapan laporan keberlanjutan berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan

terbukti kebenarannya.

Tabel 22: Hasil Pengujian Hipotesis Keenam Belas

Variabel Koef Regresi t hitung Sign Keputusan

X5 → Z 0,232 2,181 0,033 Ha diterima

Z → Y 0,405 3,324 0,001 Sumber: Data olahan (2018)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pratami (2017) bahwa pengungkapan laporan

keberlanjutan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas yang merupakan proksi

kinerja keuangan sebagai variabel mediasi. Transparansi yang dilakukan perusahaan mengindikasikan

bahwa perusahaan memperhatikan kebutuhan informasi para pemegang saham dan pemangku

kepentingan lainnya. Bahkan laporan keberlanjutan mampu menjadi alat refleksi atas kegiatan

keberlanjutan yang dilakuakn terkait aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Sehingga, perbaikan-

perbaikan terkait strategi, tujuan serta pencapaian yang dilakukan akan mampu meningkatkan kinerja

keuangan yang pada akhirnya meningkat nilai perusahaan.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di lakukan, maka dapat dikemukakan

beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut:

1. Hasil pengujian hipotesis pertama membuktikan bahwa kepemilikan institusional mampu

mempengaruhi nilai perusahaan secara langsung.

2. Hasil pengujian hipotesis kedua membuktikan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan. Salah satu penyebab karena belum memenuhi cakupan kompleksitas perusahaan.

3. Hasil pengujian hipotesis ketiga membuktikan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Keberadaan komisaris independen baik dari segi jumlah sekalipun

belum mampu menjadi sinyal bagi pemegang saham bahwa nilai perusahaan tersebut bagus.

4. Hasil pengujian hipotesis keempat membuktikan bahwa modal intelektual tidak mampu

mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan belum terdapat pengakuan dan pengukuran

yang baku atas komponen modal intelektual pada laporan keuangan perusahaan. Sehingga hal ini

belum mampu menjadi sinyal positif bagi pemegang saham.

5. Hasil pengujian hipotesis kelima membuktikan bahwa pengungkapan laporan keberlanjutan

mempengaruhi nilai perusahaan.

6. Hasil pengujian hipotesis keenam membuktikan bahwa kepemilikan institusional tidak

mempengaruhi kinerja keuangan. Karakteristik perusahaan di Indonesia mempunyai pola struktur

kepemilikan yang lebih terkonsentrasi (closely held) sehingga pendiri perusahaan juga dapat

menempati posisi dalam dewan direksi atau komisaris.

7. Hasil pengujian hipotesis ketujuh membuktikan bahwa komite audit mempengaruhi kinerja

keuangan.

8. Hasil pengujian hipotesis kedelapan membuktikan bahwa komisaris independen mempengaruhi

kinerja keuangan.

9. Hasil pengujian hipotesis kesembilan membuktikan bahwa modal intelektual mempengaruhi

kinerja keuangan.

10. Hasil pengujian hipotesis kesepuluh membuktikan bahwa pengungkapan laporan keberlanjutan

berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

11. Hasil pengujian hipotesis kesebelas membuktikan bahwa kinerja keuangan mempengaruhi nilai

perusahaan.

12. Hasil pengujian hipotesis kedua belas membuktikan bahwa kepemilikan institusional sama tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan sebagai variabel mediasi.

Page 14: Jurnal Ekonomi

Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(2), pp.190-204 Dewi, Kamaliah, Silfi

203

13. Hasil pengujian hipotesis ketiga belas membuktikan bahwa komite audit berpengaruh terhadap nilai

perusahaan melalui kinerja keuangan sebagai variabel mediasi. saham perusahaan.

14. Hasil pengujian hipotesis keempat belas membuktikan bahwa komisaris independen berpengaruh

terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan sebagai variabel mediasi.

15. Hasil pengujian hipotesis kelima membuktikan bahwa modal intelektual berpengaruh terhadap nilai

perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel mediasi.

16. Hasil pengujian hipotesis keenam belas membuktikan bahwa pengungkapan laporan keberlanjutan

berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel mediasi.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Musali, M.A.K. & Ismail, K.N.I.K. (2016). Cross-country comparison of intellectual capital performance and

its impact on financial performance of commercial banks in GCC countries, International Journal of Islamic and

Middle Eastern Finance and Management, 9(4), 512-531

Boediono, G.S.B. (2005). Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governace dan Dampak

Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII, 172-194

Elkington, J. (1997). Cannibals with Forks : The Triple Bottom Line of 21st Century Business. Oxford : Capstone

Publishing Ltd

Ernst & Young. (2013). Value of Sustainability Reporting. Boston College Carroll School Of Management

Fahmi, I. (2012). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25, Edisi 9. Semarang: UNDIP

Haryono, U. & Paminto, A. (2015). Corporate Governance and Firm Value : The Mediating Effect of Financial

Performance and Firm Risk. European Journal of Business and Management, 7(35), 18-24

Jallo, A., Mus, A.R., Mursalim, & Suryanti. (2017). Effect of corporate social responsibility, good corporate

governance and ownership structure on financial performance and firm value: A Study in Jakarta Islamic Index.

IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM), 19(11), 64-75

Jensen, M.C. & Meckling, W.H. (1976). Theory of The Firm: Manajerial Behavior, Agency Cost and Ownership

Structure. Joumal of Financial Economics, 3(4), 305-360

Jumingan. (2006). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara

Jusmarni. (2016). Pengaruh Sustainability Reporting Terhadap Kinerja Keuangan dari sisi Market Value Ratios

dan Asset Management Ratio. Jurnal SOROT, 11(1), 29–45

Kartikasari, Y.D. (2017). Pengaruh Good Corporate Governance dan Modal Intelektual Terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan Sektor Keuangan. Jurnal Profita Kajian Ilmu Akuntansi, 5(8)

Peraturan Otoritas Jasa keuangan Nomor 55 /POJK.04/2015

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33 /Pojk.04/2014

Pratami, Y. (2017). Pengaruh sustainability Reporting, Institutional Ownership, Struktur Modal dan Insentif

Manajer Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening. Tesis. Magister

Akuntansi. Universitas Riau

Safitri, D.A. (2015). Sustainability Report Terhadap Kinerja Keuangan dan Pasar. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi,

4(4)

Salvatore, D. (2011). Managerial Economics. Fitth Edition. Singapore: Thomson Learning

Page 15: Jurnal Ekonomi

Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(2), pp.190-204 Dewi, Kamaliah, Silfi

204

Sawarjuwono, T & Kadir, P.A. (2003). Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran, dan Pelaporan (Sebuah

Library Research). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 5(1), 35-57

Septiputri, V.R. & Mutmainah, S.. (2013). Dampak Corporate Governance Terhadap Profitabilitas Perbankan

Syariah Indonesia Tahun 2007-2011. Diponegoro Journal of Accounting, 2(2), 211-219

Solikhah, B. (2010). Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan dan Nilai

Pasar pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang

Ulum, I., Ghozali, I., & Chairiri, A.. (2008). “Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan; Suatu

Analisis Dengan Pendekatan Partial Least Squares”. Simposium Nasional Akuntansi XI.

Ulum, Ihyaul. (2017). Intellectual Capital : Model Pengukuran, Framework Pengungkapan dan Kinerja

Organisasi. Malang: UMM Press

Widiastuti, M., Midiastuty, P.P., & Suranta, E. (2013). Dividend Policy and Foreign Ownership. Simposium

Nasional Akuntansi XVI, 3401-3423

Yuniarti, R. (2015). Pengaruh kebijakan dividen dan dan pertumbuhan Perusahaan terhadap nilai perusahaan di

BEI. Jurnal Ekombis Review, 2(2), 224-230