24
MEMAHAMKAN PENGETAHUAN AKUNTANSI DI TINGKAT PENGANTAR Suwardjono Universitas Gadjah Mada ABSTRACT Introducing a new knowledge to new students is not an easy task. Dysfunctional behaviors may result due to inappropriate approach to introducing the new knowledge. Introducing accounting to beginners is no difference. This paper describes an alternative strategy to improve introductory accounting learning and teaching in higher education institutions. The author argues that some dysfunctional behaviors related to understanding accounting are attributed to the way this knowledge is introduced to new students. Instructors tend to emphasize heavily on the technical aspects of accounting without incorporating the conceptual and theoretical ideas behind the technical process. More importantly, the fact that accounting is a body of knowledge is often left in the introduction so that nonaccounting students have the wrong ideas about accounting. Accounting is often viewed as a merely technical recording rather than a challenging knowledge that calls for intellectual and scientific inquiries. This paper provides a framework of how theoretical aspects of accounting are introduced to new students as a basis for explaining the technical process of accounting. These theoretical aspects are summarized in the form of accounting structure to help students understand accounting in a broad sense. Institutional and instructional policies regarding the introductory accounting course are also discussed. Key words: introductory accounting, accounting definition, learning-teaching, engineering, accounting structure. 1. PENDAHULUAN Setiap perguruan tinggi atau lembaga pendidikan sederajad yang menyelenggarakan program sarjana ilmu ekonomi (ekonomika) mewajibkan peserta didik untuk mengenal bidang pengetahuan akuntansi. Pengenalan bidang akuntansi Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

MEMAHAMKAN PENGETAHUAN AKUNTANSI

DI TINGKAT PENGANTAR

Suwardjono

Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT

Introducing a new knowledge to new students is not an easy task. Dysfunctional

behaviors may result due to inappropriate approach to introducing the new

knowledge. Introducing accounting to beginners is no difference. This paper

describes an alternative strategy to improve introductory accounting learning and

teaching in higher education institutions. The author argues that some dysfunctional

behaviors related to understanding accounting are attributed to the way this

knowledge is introduced to new students. Instructors tend to emphasize heavily on the

technical aspects of accounting without incorporating the conceptual and theoretical

ideas behind the technical process. More importantly, the fact that accounting is a

body of knowledge is often left in the introduction so that nonaccounting students

have the wrong ideas about accounting. Accounting is often viewed as a merely

technical recording rather than a challenging knowledge that calls for intellectual

and scientific inquiries. This paper provides a framework of how theoretical aspects

of accounting are introduced to new students as a basis for explaining the technical

process of accounting. These theoretical aspects are summarized in the form of

accounting structure to help students understand accounting in a broad sense.

Institutional and instructional policies regarding the introductory accounting course

are also discussed.

Key words: introductory accounting, accounting definition, learning-teaching,

engineering, accounting structure.

1. PENDAHULUAN

Setiap perguruan tinggi atau lembaga pendidikan sederajad yang

menyelenggarakan program sarjana ilmu ekonomi (ekonomika) mewajibkan peserta

didik untuk mengenal bidang pengetahuan akuntansi. Pengenalan bidang akuntansi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 2: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

diwujudkan dalam bentuk mata kuliah Akuntansi Pengantar1 yang merupakan mata

kuliah dasar keahlian umum (MKOKU) untuk program studi ekonomika

pembangunan, manajemen, dan akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa akuntansi

pengantar mempunyai kedudukan strategik dalam pembentukan wawasan

pengetahuan ekonomika. Gambar 1 menunjukkan kedudukan yang strategik ini dalam

kaitannya dengan jabatan atau profesi lulusan program sarjana ekonomika.

Gambar 1. Kedudukan Strategik Pengajaran Akuntansi Pengantar

Kedudukan yang demikian tentunya memerlukan suatu pendekatan yang tepat

dan strategik pula dalam memahamkan pengetahuan akuntansi kepada pemula

sehingga salah persepsi dan sikap negatif (apriori) terhadap akuntansi dapat dihindari.

Strategi yang tepat seharusnya menjadi perhatian serius tidak hanya bagi dosen

pengajar akuntansi pengantar tetapi yang lebih penting juga bagi penentu kebijakan

ditingkat institusi atau bahkan nasional karena merekalah yang mem-punyai

kekuasaan untuk mengubah strategi yang dipandang keliru.

Dalam kaitannya dengan posisi strategik pengetahuan akuntansi di tingkat

pengantar, Jusuf (1998) mengemukakan beberapa aspek dan teknik untuk

mengajarkan bagian-bagian penting siklus akuntansi. Aspek-aspek tersebut lebih

ditujukan kepada dosen yang mengajar akuntansi dengan tujuan memahamkan

teknik-teknik tertentu seperti persamaan dasar akuntansi, jurnal penyesuaian, jurnal

penyesuaian kembali, dan pembuatan kertas kerja (worksheet). Beberapa catatan yang

1Akuntansi Pengantar dan bukan Pengantar Akuntansi digunakan dalam makalak ini karena yangpertama lebih menggambarkan makna yang lebih lebih tepat untuk menghidari salah persepsimengenai bidang pengetahuan akuntansi. Apapun yang diajarkan kepada pemula asal sudahmenyinggung akuntansi (aspek teknis dan dogmatis serta debit-kredit) sudah dapat disebutpengantar akuntansi tetapi belum tentu materi tenebut menggambarkan akuntansi sebagaiseperangkat pengetahuan yang hams dicakup dalam akuntansi pengantar.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 3: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

dibahas dalam makalah tersebut sangat bermanfaat dan penting untuk dipahami para

pengajar akuntansi. Namun demikian, makalah tersebut belum menjawab masalah

penting dan strategik dalam mengenalkan akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan

(a body of knowledge) yang pemahamannya akan mempengaruhi sikap dan

pandangan terhadap akuntansi baik sebagai pengetahuan maupun profesi.

Melengkapi makalah yang disampaikan Jusuf (1998), makalah ini membahas

strategi pengenalan akuntansi kepada pemula di perguruan tinggi sehingga mahasiswa

(lebih-lebih yang tidak mengambil jurusan akuntansi) mempunyai wawasan yang

memadai mengenai akuntansi lebih dari sekadar aspek teknis. Wawasan yang luas ini

penting karena mereka yang tidak mengambil jurusan akuntansi hendaknya

mempunyai persepsi dan sikap positif terhadap akuntansi. Sikap semacam ini sangat

penting karena justru mereka yang tidak mengambil jurusan akuntansi adalah orang

yang dalam beberapa hal strategik memutuskan untuk memanfaatkan jasa yang

disediakan oleh akuntansi. Bagaimana mungkin kita dapat menjual jasa akuntansi

kepada mereka yang mempunyai kesan negatif terhadap akuntansi semata-mata

karena kesalahan kita dalam mengenalkan akuntansi di tingkat pengantar yang terlalu

menekankan aspek teknis dan kurang atau bahkan sama sekali tidak mema-sukkan

aspek konseptual dan penalaran.

Karena makalah ini membahas pengenalan akuntansi sebagai seperangkat

pengetahuan di tingkat pengantar dan bukan teknik akuntansi itu sendiri, aspek yang

dibahas meliputi pendefinisian akuntansi, cakupan materi, pendekatan pengajaran dan

beberapa aspek kependidikan yang lain. Dalam pembahasan ini, penulis mengambil

asumsi bahwa perguruan tinggi merupakan wadah pengembangan akuntansi dan

bukan semata-mata wadah penyebaran akuntansi dalam arti sempit (seperti sebuah

kursus). Sebagai wadah pengembangan, apa yang diajarkan di perguruan tinggi tidak

harus tunduk pada apa yang nyatanya dipraktikkan tetapi sebaliknya harus dapat

menawarkan altematif-altematif yang membawa praktik menjadi lebih dan masuk

akal.

2. KENYATAAN YANG TIDAK DIHA-RAPKAN

Mengenalkan sesuatu yang baru kepada pemula bukan perkerjaan yang mudah,

ter-masuk mengenalkan pengetahuan akuntansi kepada mereka yang belajar di

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 4: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

perguruan tinggi. Kesalahan strategi dan pendekatan pengenalan dapat menimbulkan

perilaku dan persepsi yang tidak diharapkan terhadap akuntansi. Pengamatan

terhadap beberapa kenyataan berikut dapat dijadikan indikator bahwa strategi dan

pendekatan pengenalan akuntansi di tingkat pengantar tidak tepat dan disfungsional.

1) Ketidakmampuan mahasiswa dalam mengungkapkan gagasan sederhana atau

konsep yang melandasi akuntansi. Mahasiswa hanya menguasai pengetahuan

teknis dan kurang dalam pengetahuan konseptual. Hal ini dapat diuji misalnya

dalam ujian komprehensif mahasiswa akhir.

2) Mahasiswa mengartikan akuntansi dalam konteks yang sangat sempit (aspek

teknis dan prosedural) khususnya mereka yang tidak mengambil jurusan

akuntansi. Bahkan karena kesalahan pendekatan pengenalan, mereka yang tidak

mengambil jurusan akuntansi tidak mempunyai wawasan dan apresiasi yang

selayaknya terhadap pengetahuan akuntansi. Hal ini dapat diverifikasi misalnya

dengan bertanya kepada mahasiswa (bahkan dosen) yang bukan dari jurusan

akuntansi dengan pertanyaan berikut: Apakah pemahaman atau kesan anda

tentang akuntansi?

3) Subjek atau mata kuliah akuntansi yang lain seakan-akan merupakan pengetahuan

yang terpisah dan tidak ada keterkaitan atau keterpaduan. Mahasiswa kurang

mampu mengaitkan subjek yang satu dengan lainnya dalam suatu rerangka yang

utuh dan menyeluruh yang membentuk disiplin akuntansi. Ini juga dapat

diverifikasi melalui tanya-jawab dalam ujian komprehensif.

4) Proses belajar akuntansi di tingkat pengantar (bahkan sampai tingkat lanjutan)

sekarang ini lebih banyak membahas masalah bagaimana tetapi kurang

menekankan aspek mengapa. Pendekatan belajar akuntansi yang efektif adalah

learning by doing and thinking. Dalam pendekatan pada umumnya, mahasiswa

terlalu banyak mengerjakan aspek doing tetapi kurang ditantang untuk meresapi

why they are doing so. Dengan kata lain, penalaran bukan menjadi basis

pemahaman. Hal ini juga dapat diverifikasi dalam ujian komprehensif yang

menanyakan mahasiswa aspek yang bersifat konseptual dan penalaran tentang

akuntansi.

5) Dalam pengajaran akuntansi acapkali orang melupakan bahwa akuntansi

berfungsi menghasilkan/menyediakan informasi dan bukan semata-mata

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 5: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

menghasilkan laporan atau objek pelaporan. Pandangan yang sempit ini

disebabkan karena sempitnya pendefinisian akuntansi pada saat pengenalan. Hal

ini dapat diverifikasi dengan mengevaluasi buku-buku akuntansi untuk tingkat

pengantar berbahasa Indonesia yang sekarang beredar.

6) Dalam pengenalan akuntansi di tingkat pengantar jarang sekali satu buku acuan

diselesaikan secara penuh sehingga mahasiswa mempunyai pengetahuan yang

parsial dan kurang mempunyai rerangka pikir yang utuh mengenai suatu mata

kuliah. Hal ini disebabkan dosen dan mahasiswa tidak memegang buku yang

sama yang dianggap cukup representatif. Kalau toh buku pegangan yang sama

digunakan di kelas (khususnya berbahasa Indonesia), buku tersebut tidak

menggambarkan akuntansi secara utuh.?

Penulis yakin hal-hal tersebut masih banyak dijumpai di banyak perguruan

tinggi yang menyelenggarakan program studi akuntansi. Kenyataan-kenyataan di atas

semata-mata didasarkan pada pengamatan penulis sebagai dosen di bidang akuntansi.

Pengamatan di atas mungkin bersifat subjektif. Oleh karenanya, validitas kenyataan

di atas perlu diuji dan dikaji lebih lanjut. Sementara ini penulis berkeyakinan bahwa

kenyataan di atas dapat digunakan sebagai titik tolak untuk mengembangkan suatu

pendekatan pengenalan lebih efektif.

Kesalahan dalam pendekatan pengajaran akuntansi tidak saja menyebabkan

perilaku yang diharapkan tidak terjadi tetapi juga sering menyebabkan adanya

persepsi dan pemahaman yang keliru tentang akuntansi. Kesalahan pendekatan dapat

menimbulkan dua perilaku yang ekstrem. Di satu pihak, akuntansi dipandang sebagai

ketrampilan dan prosedur pencatatan belaka yang bersifat teknis. Di pihak lain,

akuntansi adalah segala-galanya serta menguasai teknik-teknik akuntansi akan dapat

memecahkan segala masalah bisnis. Karena fiksasi fungsional, mengubah

pemahaman yang keliru juga bukan merupakan hal yang mudah. Keluhan yang sering

dilontarkan terhadap akuntansi adalah bahwa akuntansi (pengantar) merupakan

pelajaran yang sulit dan perintang untuk melangkah ke tingkat berikut padahal

sulitnya memahami akuntansi sebenarnya disebabkan oleh pendekatan yang tidak

logis dalam proses pengenalan.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 6: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

3. TUJUAN PEMAHAMAN AKUNTANSI DI TINGKAT PENGANTAR

Sering terjadi bahwa instruktur/dosen kurang menyadari adanya suatu sasaran

tertentu yang harus dicapai dalam proses mengenalkan akuntansi di tingkat pengantar.

Tujuan pengenalan dan proses belajar adalah untuk mengubah perilaku. Kesadaran

akan tujuan yang akan dicapai setelah peserta didik menjalani proses belajar

merupakan hal yang sangat penting mengingat tujuan tersebut mengarahkan

proses/pendekatan belajar dan menentukan cakupan mated. Mengingat perkembangan

peran akuntansi dan teknologi dewasa ini, tujuan yang harus dicapai dalam

pengenalan akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan adalah :

1) Memahamkan pengetahuan akuntansi di tingkat pengantar tanpa menimbulkan

kesan yang keliru tentang arti akuntansi. Artinya, jangan sampai mahasiswa

mempunyai wawasan yang sempit mengenai luas lingkup akuntansi baik sebagai

pengetahuan maupun sebagai bidang pekerjaan.

2) Menanamkan sikap positif dan apresiatif terhadap pengetahuan akuntansi yang

cukup luas lingkupnya, khususnya untuk mereka yang tidak akan mengambil

jurusan akuntansi.

3) Memotivasi agar pengetahuan akuntansi dimanfaatkan dalam praktik bisnis atau

organisasi lainnya yang keberhasilannya sebenarnya ditentukan oleh informasi

keuangan.

4) Mengubah citra masyarakat yang menyatakan bahwa akuntansi hanyalah

ketrampilan teknis dan prosedural belaka.

5) Menunjukkan kepada pemula bahwa akuntansi merupakan pengetahuan yang

bernalar, mengasikkan, dan memberi tantangan.

Tujuan seperti di atas dapat dijadikan dasar untuk mengevaluasi apakah

penyelenggaraan kuliah dapat dikatakan berhasil dan juga untuk mengevaluasi

apakah peserta didik telah berubah perilakunya. Dengan adanya tujuan yang jelas

seperti di atas dapat dirancang pula silabus dan materi yang diperlukan serta dapat

pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar.

4. CAKUPAN MATERI

Kalau tujuan di atas merupakan perilaku yang ingin dicapai dalam pengenalan

akuntansi maka tentunya pengalaman belajar (learning experiences) yang harus

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 7: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

dikenalkan harus dipertimbangkan dengan saksama. Setelah mengikuti proses belajar,

mahasiswa harus mempunyai gambaran yang lengkap mengenai akuntansi sehingga

mereka mempunyai rerangka pikir (framework) yang utuh dan menyeluruh serta tidak

berpandangan sempit bahwa akuntansi merupakan proses pencatatan belaka.

Menurut Kurikulum Nasional (Kumas) yang baru, Akuntansi Pengantar sebagai

MKDKU hanya diwajibkan sebanyak 3 SKS. Kalau akuntansi pengantar diberikan

dalam dua semester (6 SKS), 3 SKS tambahan dapat diberikan dalam bentuk mata

kuliah pilihan bergantung pada kebijakan masing-masing perguruan tinggi atau

jurusan.2 Jadi ada kemungkinan bahwa akuntansi di tingkat pengantar hanya

diberikan dalam 3 SKS. Oleh karena itu, untuk mengenalkan akuntansi secara utuh

(walaupun tidak mendalam) tersebut maka pengalaman belajar dan materi yang harus

dicakup dalam 3 SKS MKDKU hendaknya meliputi topik-topik berikut:

1) Pengertian akuntansi dan luas lingkupnya.

2) Konsep-konsep yang melandasi penyediaan informasi untuk disampaikan dalam

bentuk laporan keuangan.

3) Aplikasi konsep dalam suatu unit usaha sederhana yaitu unit usaha jasa

perseorangan dan kemudian dikembangkan untuk bentuk perusahaan yang lain.

4) Pengenalan produk akuntansi yang lengkap berupa laporan keuangan yang

lengkap.

5) Pemahaman proses pengolahan data keuangan menjadi laporan keuangan dengan

berbagai asumsinya dan perangkat sistem yang diperlukan (siklus akuntansi)

untuk suatu perusahaan jasa.

6) Pemahaman/pengenalan proses pengolahan data dalam perusahaan perdagangan.

7) Pemahaman/pengenalan proses pengolahan data dalam perusahaan

pemanufakturan (manufacturing).

8) Pemahaman/pengenalan proses pengolahan data dengan komputer dan

pengenalan konsep sistem informasi manajemen (SIM).

Racikan materi yang harus masuk dalam pengajaran tingkat

pengenalan/pengantar haruslah cukup luas dan dengan kedalaman yang memadai

walaupun tidak harus terlalu rinci. Hal ini dimaksudkan agar pemahaman dan

2 Sebagaimana dikemukakan Jusuf (1998), 3 SKS mata kuliah pertama ini secara tradisi disebutdengan Akuntansi Pengantar I dan 3 SKS kedua disebut dengan Akuntansi Pengantar II.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 8: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

pandangan mahasiswa terhadap akuntansi tidak menjadi sempit. Materi di atas harus

dapat diselesaikan dalam satu semester kuliah.

Dengan racikan materi di atas, mahasiswa jurusan ekonomi pembangunan dan

manajemen yang mungkin tidak mengambil akuntansi tingkat lanjut sudah

memperoleh gambaran tentang luas lingkup akuntansi sebagai suatu sistem

penyediaan jasa informasi. Oleh karena itu, materi (1) dan (2) harus dibahas cukup

mendalam sebelum mahasiswa dibawa ke hal-hal yang bersifat teknik pencatatan.

Dengan demikian, pandangan sempit tentang akuntansi dapat dihindari dan juga

mahasiswa sudah siap untuk mengambil mata kuliah Akuntansi Manajemen sebagai

mata kuliah keahlian (MKK).

Pengenalan akuntansi memang dimulai dari akuntansi keuangan untuk

menunjukkan akuntansi sebagai penyedia informasi walaupun akuntansi mempunyai

pengertian jauh lebih luas dari sekadar akuntansi keuangan. Pendekatan ini sudah

menjadi tradisi dalam pengajaran akuntansi dan juga merupakan pendekatan yang

dianut dalam buku-buku teks akuntansi. Hal ini tentu saja bukan tanpa alasan.

Akuntansi keuangan mempunyai rerangka penalaran yang cukup terstruktur dalam

menghasilkan informasi keuangan tertentu.

Struktur penalarann yang sama dengan akuntansi keuangan tentu saja dapat

dijadikan basis untuk mengembangkan akuntansi dalam me-nyediakan informasi

untuk berbagai kebutuhan yang mungkin kurang terstruktur.

Pemahaman proses pengolahan informasi untuk berbagai jenis perusahaan

diperlukan karena pengetahuan tersebut akan melandasi pemahaman pengetahuan

yang akan dipelajari pada tmgkat berikutnya. Itulah sebabnya Akuntansi Pengantar

menjadi mata kuliah prasyarat untuk beberapa mata kuliah yang lain. Gambaran

secara menyeluruh mengenai bagaimana data keuangan diolah untuk berbagai jenis

perusahaan akan sangat membantu pemahaman mata kuliah yang lain dan akan

memperkuat arti penting akuntansi sebagai penyedia informasi. Dengan demikian

akuntansi tidak akan dipandang terlalu sempit sebagai proses pencatatan belaka.

Perlu ditegaskan kepada mahasiswa bahwa proses pencatatan dan perangkat

pencatatan (yang manual) yang dikenalkan dalam akuntansi pengantar hendaknya

dipandang mahasiswa sebagai rerangka pikir dan bukan sebagai perangkat pencatatan

yang nyata dan baku. Yang harus dianggap hal yang paling ppnting adalah penerapan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 9: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

prinsip-prinsip akuntansi dalam menghasilkan angka atau data keuangan sebagai

basis untuk penyusunan laporan keuangan tertentu. Oleh karenanya, pengenalan

pemrosesan data dengan komputer harus dilakukan sejak dini agar mahasiswa tidak

mengalami fiksasi fungsional {functional fixation) bahwa akuntansi hanyalah

merupakan proses pencatatan belaka. Dengan pengenalan pengolahan data dengan

komputer, fokus belajar akan dialihkan dari bagaimana mencatat data ke mengapa

informasi diperlukan. Mahasiswa akan mempunyai perilaku untuk mampu

menerapkan rerangka pikir penyediaan informasi keuangan dalam berbagai situasi

atau lingkungan tanpa terikat atau terpaku oleh perangkat pencatatan yang bersifat

teknis. Dengan demikian, tidak selayaknyalah mahasiswa dilatih secara berlebihan

dengan ketrampilan yang akhimya dapat diganti dengan komputer atau

ketrampilan yang mungkin memang tidak akan pernah dijumpai dalam dunia nyata.

Mempelajari proses memang perlu asalkan mahasiswa tidak sampai tergelincir ke

pemahaman yang keliru dan mematikan kreativitas.

5. PENDEKATAN PENGENALAN

Beberapa buku akuntansi termasuk buku teks asing, menurut pengamatan

penulis, biasanya mengenalkan akuntansi dengan persamaan akuntansi sebagai basis.

Menurut pendapat penulis, pendekatan persamaan akuntansi kurang efektif sebagai

sarana untuk memahamkan pengetahuan akuntansi yang sebenarnya mempunyai

pengertian yang luas lebih dari sekadar prosedur dan teknik pencatatan. Persamaan

akuntansi memang bermanfaat dalam pengajaran akuntansi. Akan tetapi,

pengenalannya pada saat pertama kali mahasiswa harus mengenai akuntansi

menjadikan pemahaman proses berikutnya terhambat karena tanpa penjelasan konsep

yang memadai, persamaan akuntansi merupakan abstraksi yang tidak ada maknanya

kalau dihubungkan dengan suatu unit organisasi yang menjadi subjek pelaporan.

Akibatnya, mahasiswa merasa sulit untuk menghubungkan persamaan tersebut

dengan dunia nyata dan bahkan menganggap persamaan tersebut adalah suatu dogma

yang harus dihafalkan. Mahasiswa yang kritis biasanya sangat sulit untuk menerima

begitu saja sesuatu yang tidak dilandasi penalaran yang logis.

Lebih dari itu, sebelum masuk ke persamaan akuntansi, pada umumnya buku-

buku akuntansi dan dosen mengenalkan pengertian akuntansi. Hal ini kebanyakan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 10: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

dilakukan secara ala kadarnya dan akuntansi didefinisi secara sempit (sebagai proses

pencatatan) sehingga mahasiswa mempunyai pemahaman yang sempit mengenai arti

akuntansi dan memandang akuntansi sebagai pengetahuan teknis belaka tanpa

adanya suatu penalaran logis.

Untuk mengatasi akibat tersebut, perlu dilakukan pendekatan pengenalan yang

didasarkan atas suatu konsep dan penalaran sehingga mahasiswa juga belajar

mengapa proses akuntansi harus seperti yang mereka pelajari. Ini berarti bahwa

pendekatan tersebut harus menggabungkan antara konsep (teori) dan teknik. Penulis

mengajukan suatu pendekatan sistem atau konsep proses agar pengetahuan akuntansi

masuk ke dalam benak mahasiswa secara nalar. Dengan pendekatan ini, akuntansi

akan dikenalkan dengan cara menunjukkan definisi akuntansi yang cukup luas

sebagai suatu perekayasaan kemudian dari definisi tersebut digambarkan lingkup

pengetahuan akuntansi dalam bentuk struktur akuntansi. Dalam struktur tersebut

digambarkan tujuan pelaporan keuangan, siapa yang melaporkan, siapa yang dituju

laporan, bagaimana melaporkan, dan pedoman apa yang harus diikuti. Struktur

akuntansi merupakan penjabaran secara logis definisi akuntansi yang luas tersebut.

Pengenalan pengertian akuntansi dibahas setelah seksi ini. Setelah struktur akuntansi

dijelaskan dengan cukup rinci, proses terjadinya laporan keuangan dikenalkan dengan

membahas dan menggunakan konsep-konsep dasar yang melandasi sistem

pencatatan. Proses terbentuknya laporan keuangan dijelaskan bersamaan dengan

pengembangan sistem mulai dari sistem yang embrional sampai sistem

komputerisasian. Walaupun digunakan konsep dasar sebagai basis penalaran dan

pengembangan proses, konsep dasar yang dikenalkan tentunya hanya konsep dasar

yang benar-benar mempunyai pengaruh terhadap bagaimana laporan keuangan dapat

tersusun seperti yang sekarang dikenal. Konsep dasar yang paling penting yang

mendasari struktur pencatatan adalah konsep kesatuan usaha (business entity

concept). Konsep ini melandasi dan menjelasakan mengapa akuntansi menggunakan

sistem berpasangan (yang akhimya dinotasi dengan debit dan kredit) dan mengapa

bentuk, isi, dan susunan laporan laporan keuangan terwujud seperti yang sekarang

dikenal. Dengan konsep ini pula, miskonsepsi tentang pengertian modal dapat

diluruskan yaitu bahwa pengertaian modal dalam akuntansi tidak lebih dari "utang"

perusahaan kepada pemilik. Perlu pula ditunjukkan kepada mahasiswa bahwa laporan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 11: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

keuangan yang kompleks sebenarnya dapat disusun tanpa menggunakan konsep debit

dan kredit. Kecuali mahasiswa bersedia menghafal, persamaan akuntansi dan aturan

debit-kredit merupakan bagian yang biasanya tidak mudah diterima secara nalar. Oleh

karena itu, aturan debit dan kredit hendaknya dikenalkan setelah mahasiswa

memahami benar bagaimana laporan keuangan yang cukup kompleks dihasilkan

dengan sistem pencatatan tanpa debit-kredit. Konsep penting lain yang perlu

disampaikan kepada mahasiswa adalah konsep kos historis (historical cost principle).

Konsep ini penting untuk memperingatkan mahasiswa bahwa bahan olah akuntansi

adalah hasil pengukuran transaksi pada saat terjadinya sehingga mahasiswa sudah

menyadari keter-batasan akuntansi kalau dikaitkan dengan perubahan nilai uang.

Suwardjono (1992a) menunjukkan secara lebih rinci bagaimana pendekatan konsep

proses ini djelaskan kepada mahasiswa. Pendekatan ini tidak menggunakan

persamaan akuntansi sebagai medium untuk mengenalkan dan menjelaskan terjadinya

laporan keuangan tetapi menggunakan konsep kesatuan usaha sebagai basis penalaran

pengembangan sistem akuntansi. Persamaan akuntansi dikenalkan setelah mahasiswa

mempunyai pemahaman konseptual tentang bagaimana seperangkat laporan

keuangan disusun atas dasar sistem pencatatan sederhana.

6. MENGENALKAN PENGERTIAN AKUNTANSI

Akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan yang luas dan kompleks. Cara

termudah untuk menjelaskan pengertian akuntansi dapat dimulai dengan

mendefinisnya. Akan tetapi, pendekatan semacam ini mengandung kelemahan.

Kesalahan dalam pendefinisian akuntansi dapat menyebabkan kesalahan pemahaman

arti sebenarnya akuntansi. Akuntarisi sering diartikan terlalu sempit sebagai proses

pencatatan yang bersifat teknis dan prosedural dan bukan sebagai seperangkat

pengetahuan yang melibatkan penalaran dalam menciptakan prinsip, prosedur, teknik,

dan metoda tertentu. Walaupun defmisi tidak selalu menggambarkan arti seutuhnya

pengetahuan akuntansi, defmisi merupakan langkah awal untuk mengenalkan

akuntansi. Oleh karena itu perlu kehati-hatian dalam memilih defmisi akuntansi

sebagai langkah awal ini.

Atas dasar definisi yang diajukan oleh ahli atau badan autoritatif (antara lain

Grady, 1965 dan Accounting Principles Borad, 1970), penulis mencoba

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 12: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

mengemukakan pengertian akuntansi yang cukup luas sebagai basis pengenalan

akuntansi. Akuntansi didefinisi dari dua sudut: sebagai seperangkat pengetahuan dan

sebagai proses atau praktik.

Sebagai seperangkat pengetahuan (body of knowledge), akuntansi dapat

dikenalkan sebagai:

seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa

berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu

lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (pela-poran) informasi

tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam

pengambilan keputusan ekonomik.

Dalam arti sempit dan dari sudut proses atau kegiatan praktik, akuntansi dapat

dikenalkan dengan mengartikannya sebagai:

proses pengidentifikasian, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, pengga-

bungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar (bahan olah

akuntansi) yang terjadi dari kejadian-kejadian, tran-saksi-transaksi, atau

kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan

informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan.

Kedua definisi di atas dapat dijelaskan arti dan implikasinya dengan cara

mengenali kata kunci yang terkandung di dalamnya yaitu:

Perekayasaan penyediaan jasa

Informasi

Laporan keuangan kuantitatif

Unit organisasi

Bahan olah akuntansi

Transaksi keuangan

Pemrosesan data dasar (kos)

Pihak yang berkepentingan

Cara tertentu (prinsip akuntansi berterima umum)

Dasar pengambilan keputusan

Dalam mengenalkan akuntansi, perlu ditekankan bahwa akuntansi bukan

merupakan sesuatu yang dogmatis tetapi merupakan suatu produk yang sengaja

diciptakan untuk mencapai tujuan sosial tertentu dalm lingkup wilayah/negara

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 13: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

tertentu. Kata kunci di atas serta keterkaitan antara satu dan lainnya perlu dijelaskan

secara cukup rinci. Cara menjelaskan tiap pengertian di atas dapat dibaca dalam

Suwardjono (1992a). Dalam tulisan ini, hanya kata kunci pertama (perekayasaan

penyediaan jasa) yang akan dijelaskan mengingat pentingnya konsep tersebut bagi

mahasiswa untuk mendapatkan wawasan yang luas tentang akuntansi.

7. PEREKASAYAAN AKUNTANSI

Definisi di atas didasarkan pada pemikiran bahwa akuntansi merupakan suatu

bidang pengetahuan teknologi.3 Dalam bidang pengetahuan teknologi, terdapat

kegiatan dan proses penalaran untuk merancang dan menghasilkan suatu produk atau

objek untuk mencapai tujuan tertentu yang disebut dengan perekasayaan

(engineering). Perekayasaan adalah pemikiran dan penalaran untuk menemukan dan

merancang suatu produk/alat dan pendekatan yang paling cocok untuk mencapai

tujuan tertentu dengan mempertimbangkan faktor lingkungan dan teknologi yang

tersedia. Sebagai teknologi, akuntansi berkepentingan dengan pemikiran dan

penalaran dalam menciptakan, memilih dan mengaplikasi pengetahuan yang tersedia

(berupa teori, konsep, prinsip, prosedur, metoda, pendekatan, dan teknologi

informasi) untuk mencapai tujuan tertentu dengan mempertimbangakan faktor sosial,

ekonomik, politik, dan budaya tempat akuntansi akan diterapkan.

Hasil suatu perekayasaan adalah apa yang dikenal dengan nama rerangka

konseptual (conceptual framework). Rerangka ini akan menjadi pedoman untuk

bertindak bagi penyedia dan bagi yang dituju informasi atau pihak lain dalam suatu

lingkup atau negara tertentu. Kalau dianalogi dengan sebuah bangunan, rerangka ini

berfungsi sebagai masterplan atau blueprint. Kalau lingkup operasi akuntansi

dianalogi dengan negara, rerangka ini dapat dipadankan dengan konsitusi atau

undang-undang dasar. Rerangka konseptual harus dijabarkan atau dioperasionalkan

dalam bentuk standar akuntansi untuk mengarahkan praktik akuntansi.

Perlu ditunjukkan kepada mahasiswa bahwa "cara tertentu" yang disebutkan dalam

kata kunci sebenarnya adalah prinsip-prinsip akuntansi yang tersedia atau standar

3 Di tingkat akademik, masih belum terjawab apakah akuntansi merupakan sains (science), teknologi,atau sent (dalam arti kerajinan). Untuk memperoleh wawasan dan argumen bahwa akuntansi lebikbersifat teknologi daripada sains, baca Sudibyo (1987).

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 14: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

akuntansi sebagai hasil penjabaran rerangka konseptual. Kemudian dapat dijelaskan

kepada mahasiswa bahwa apa yang dipelajari pada tingkat pengantar adalah

bagaimana menerapkan dan menjalankan cara tertentu tersebut dalam proses

menghasilkan informasi. Harus dijelaskan pula bahwa cara tertentu tersebut biasanya

berkaitan dengan masalah pengidentifikasian/ pendefinisian (definition); pengukuran

(measurement), pengakuan (recognition), dan penyajian/pengungkapan

(presentation). Istilah-istilah ini harus dijelaskan artinya karena akan banyak

digunakan selama belajar akuntansi. Penjelasan ini perlu karena berdasarkan

pengamatan penulis, banyak mahasiswa dapat mengucapkan kata misalnya

“pengakuan” tetapi kalau ditanya arti istilah tersebut dalam akuntansi mahasiswa

tersebut tidak dapat menjelaskan dengan baik. Penjelasan mengenai "cara tertentu"

dimaksudkan untuk mem-beri gambaran mengapa bentuk, isi dan jenis laporan seperti

apa yang akan dipelajari dalam tingkat pengantar ini. Uraian semacam ini bertujuan

untuk meniadakan kesan bahwa akuntansi bersifat dogmatis dan tidak masuk akal.

Peraga seperti Gambar 2 dapat digunakan untuk menjelaskan proses perekayasaan

akuntansi.

Gambar 2. Proses Perekayasaan Akuntansi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 15: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

8. STRUKTUR AKUNTANSI

Setelah semua kata kunci berserta konsep-konsep yang berkaitan dijelaskan,

keterkaitan antara konsep-konsep dalam tiap kata kunci tersebut dirangkum dalam

suatu pengertian akuntansi yang luas. Rangkuman ini akan membentuk diagram yang

penulis sebut sebagai struktur akuntansi sebagaimana terefleksi pada Gambar 3.

Diagram struktur akuntansi merupakan peraga untuk menggambarkan luas lingkup

akuntansi kepada pemula agar tidak terjadi penyempitan makna akuntansi. Diagram

tersebut juga merupakan peraga untuk menunjukkan arah pelajaran akuntansi yang

akan ditempuh mahasiswa khususnya yang mengambil jurusan akuntansi. Mereka

yang tidak akan mengambil jurusan akuntansi perlu juga mengenal rerangka

tersebut untuk menumbuhkan sikap apresiatif terhadap akuntansi meskipun mereka

hanya belajar sebagian dari aspek akuntansi.

Bagi mahasiswa jurusan akuntansi, struktur tersebut menjelaskan hubungan

antara mata kuliah yang satu dengan lainnya dalam suatu sistematika yang logis dan

terpadu. Misalnya, hubungan antara akuntansi keuangan dan pengauditan (auditing)

nampak jelas dalam diagram tersebut. Dapat dijelaskan pula mengapa laporan

keuangan harus diaudit. Bila perusahaan sebagai unit organisasi dalam diagram

tersebut diganti dengan pemerintah, akan jelaslah luas lingkup akuntansi

kepemerintahan (governmental accounting). Arti penting prinsip akuntansi berterima

umum (PABU) sebagai pedoman praktik dapat pula dijelaskan dengan diagram

tersebut.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 16: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

Gambar 3. Struktur Akuntansi: Praktik dan Perekayasaan

Perlu ditunjukkan pula bahwa kegiatan yang terdapat di atas PABU merupakan

kegiatan perekayasaan sedangkan yang terdapat di bawah PABU adalah kegiatan

praktik. Dengan diagram tersebut, dapat juga dijelaskan peran Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI) sebagai badan yang mempunyai pengaruh dalam menentukan praktik

akuntansi di Indonesia. Dosen juga harus menunjukkan buku Standar Akuntansi

Keuangan dan Standar Profesional Akuntan Publik dan seperangkat laporan keuangan

yang lengkap dari dunia praktik (misalnya prospektus suatu perusahaan). Tujuannya

adalah bukan untuk dihafal tetapi untuk memberi wawasan tentang praktik dan

produk akuntansi. Pemahaman terhadap struktur akuntansi sebagaimana dilukiskan

dalam diagram tersebut akan memudahkan untuk menjelaskan mengapa mahasiswa

nantinya harus mengambil mata kuliah akuntansi keuangan, akuntansi manajemen,

akuntansi kos, sistem akuntansi, sistem informasi akuntansi, sistem informasi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 17: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

manajemen, teori akuntansi (perekayasaan akuntansi), akuntansi kepemerintahan,

pengauditan, analisis laporan keuangan, dan sebagainya.

Tentu saja pemula (mahasiswa baru) tidak akan begitu saja menguasai semua

konsep yang dikenalkan untuk menunjukkan pengertian akuntansi yang luas di atas.

Akan tetapi, pengenalan semacam itu merupakan keharusan agar mahasiswa

memperoleh wawasan yang selayaknya tentang akuntansi. Tidak selayaknyalah kalau

pengertian luas akuntansi seperti dijelaskan di atas hanya dikenalkan kepada

mahasiswa ala kadarnya di temu kelas pertama dan kemudian langsung masuk ke

persamaan akuntansi. Pengenalan pengertian akuntansi yang luas paling tidak harus

mengisi empat kali temu kelas (75 menit tiap temu kelas/sesi).

Memang akhirnya apa yang harus dipelajari dalam mata kuliah Akuntansi

Pengantar I bersifat teknis pencatatan. Akan tetapi, aspek konseptual (teori) dan

penalaran seperti dijelaskan di atas harus selalu diacu (teknik kilas balik atau

flashback) dalam menjelaskan aspek teknis sehingga aspek teknis tersebut menjadi

bermakna bagi mahasiswa. Perlu ditegaskan kepada mahasiswa bahwa yang

dipelajari pada tingkat pengantar hanyalah sebagian kecil dari pengertian akuntansi

yang dilukiskan dalam Gambar 3. Bagian kecil ini adalah bagian kiri-bawah Gambar

3 yaitu Sistem Informasi Akuntansi (Sistem Akuntansi) dan Laporan Keuangan.

Mahasiswa baru harus diberitahu bahwa yang akan dipelajari selama satu semester

adalah bagaimana laporan keuangan terjadi, bagaimana sistem pencatatan

dikembangkan untuk mendukung penyusunan laporan keuangan, dan bagaimana

suatu transaksi diperlakukan dalam akuntansi.

9. PERSEORANGAN ATAU PERSE-ROAN

Lingkungan budaya dalam beberapa hal juga mempengaruhi keefektifan

pemahaman mahasiswa terhadap akuntansi. Pada umumnya buku-buku akuntansi

pengantar berbahasa Indonesia menggunakan perusahaan jasa perseorangan untuk

menjelaskan bagaimana transaksi dipertanggungjawabkan (dicatat) dan dilaporkan.

Penggunaan perusahaan perseorangan ini menurut pendapat penulis memang sesuai

dengan kebiasaan umum bahwa orang melakukan usaha mulai dari usaha

perseorangan. Hal ini perlu dikemukakan karena ada kecenderungan akhir-akhir ini

bahwa buku-buku teks Amerika langsung menggunakan bentuk perseroan untuk

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 18: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

mengenalkan pencatatan akuntansi seperti misalnya Weygandt dan Kieso (1995),

Bazley, Nicolai, dan Grove (1995), Needles, Jr. (1995), Anthony dan Gibbins (1996),

dan Skousen, Albrecht, dan Stice (1996). Buku klasik seperti Finney dan Miller

(ditulis kembali oleh Johnson dan Gentry, 1980) sekalipun sudah menggunakan

bentuk perseroan untuk mengenalkan pencatatan transaksi perusahaan. Pendekatan

semacam ini dapat dipahami mengingat di Amerika hak milik pribadi dilindungi

(private ownership right is honored) dan pemisahan kepen-tingan pribadi dan bisnis

sudah menjadi semacam kebiasaan/budaya, Pendekatan semacam ini sebenarnya

sangat sejalan dengan konsep kesatuan usaha yang memisahkan antara pemilik dan

perusahaan. Menurut pendapat penulis, penggunaan perusahaan perseorangan sebagai

contoh masih cukup relevan dilihat dari kondisi lingkungan di Indonesia dewasa ini.

Karena pasar modal makin memasyarakat, suatu saat nanti penggunaan bentuk

perseroan untuk mengenalkan akuntansi akan menjadi lebih relevan dan akan lebih

menguatkan konsep kesatuan usaha.

Berkaitan dengan buku teks asing, kebijakan yang mungkin digariskan oleh

suatu institusi pendidikan adalah bahwa buku wajib harus berbahasa Inggris (buku

teks asing) dengan alasan bahwa mahasiswa harus menguasai materi dan sekaligus

mampu berbahasa Inggris, Kebijakan semacam ini mungkin tidak terjadi pada tingkat

institusi tetapi pada tingkat dosen. Alasan yang sering dikemukakan adalah tidak

adanya buku berbahasa Indonesia yang memadai atau mungkin dosen yang merasa

turun wibawanya kalau mereka menggunakan buku berbahasa Indonesia sebagai

buku wajib. Tujuan kebijakan ini memang baik. Akan tetapi, penerapannya pada

tingkat pengantar (khususnya akuntansi) dapat berakibat disfungsional (Suwardjono,

1991b). Karena kenyataan kemampuan rata-rata mahasiswa baru yang belum

memadai, mahasiswa menjadi kurang memahami materi (apalagi yang bersifat

konseptual) dan pada saat yang sama bahasa Inggris mereka juga tidak menjadi lebih

baik. Selain itu, ada kecen-derungan buku-buku teks asing memasukkan kasus nyata

untuk memberi gambaran nyata mengenai materi yang dibahas. Contoh-contoh kasus

pada umumnya didasarkan pada kondisi nyata di tempat negara asal buku yang sangat

berbeda dengan lingkungan di Indonesia sehingga sulit bagi mahasiswa untuk

menghubungkannya dengan keadaan nyata di Indonesia. Barangkali kebijakan yang

cukup realistis adalah menggunakan buku berbahasa Indonesia sebagai buku wajib

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 19: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

dan buku teks asing digunakan sebagi buku pendukung dan kedua-nya harus

digunakan dan diacu bersama di kelas. Kalau kebijakan ini yang akan ditem-puh,

pemilihan buku berbahasa Indonesia harus didasarkan pada pertimbangan-

pertimbangan akademik dan jangka panjang dan bukan pertimbangan politis atau

vested interest. Pertimbangan politis tidak selalu membuahkan hasil yang optimal

bagi mahasiswa. Bila pertimbangan politis atau vested interest yang digunakan

sebagai dasar pemilihan buku, biasanya mahsiswa adalah pihak yang paling dirugikan

karena mahasiswa barangkali tidak akan mendapatkan pengeta-huan yang memadai

karena keterbatasan buku yang dipilih.

10. MASALAH ISTILAH

Bahan ajar akuntansi sebagian besar (kalau tidak seluruhnya) didasarkan pada

buku teks Amerika yang berbahasa Inggris. Buku teks asing kebanyakan digunakan

bersama dengan buku teks berbahasa Indonesa bahkan dosen pun menjelaskan dan

menguji dengan bahasa Indonesia. Dewasa ini, sebenarnya masih banyak istilah

Indonesia yang rancu dan membingungkan. Beberapa istilah yang sudah sering

digunakan oleh dosen maupun badan autoritatif bahkan tidak merefleksi makna yang

melekat pada istilah aslinya. Bagaimanakah seharusnya pengajar akuntansi pengantar

bersikap?

Jawaban atas pertanyaan tersebut bergantung pada bagaimana pandangan

pengajar terhadap tungsi perguruan tinggi. Dalam hal ini, Hall dan Cannon (1976)

menanyakan: Should a university course be devised to help a student fit into society

or to encourage a student to change society? Kalau perguruan tinggi hanya dipandang

sebagai lembaga kursus akuntansi untuk memenuhi tenaga kerja, pengajar dapat saja

menggunakan istilah yang sudah banyak dipakai walaupun istilah tersebut salah atau

tidak tepat tanpa pernah menunjukkan dan menjelaskan bahwa ada istilah lain yang

lebih baik (valid). Alasan yang sering digunakan untuk bersikap seperti ini adalah

agar mahasiswa tidak bingung. Alasan lain adalah bahwa istilah tersebut nyatanya

dipakai oleh badan autoritatif (Ikatan Akuntan Indonesia) dan para pakar akuntansi

(sehingga dianggap benar/valid) tanpa menjelaskan kepada mahasiswa penalaran

untuk mendapatkan istilah tersebut. Alasan terakhir ini sebenarnya merupakan

kecohan penalaran (reasoning fallacy) yang oleh Nickerson (1986) disebut sebagai

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 20: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

appeal to authority. Dalam kaitannya dengan hal ini, Nickerson selanjutnya

menegaskan (him. 114-115):

The fact that an authoritative person holds a particular view does not make that

view correct. Authorities can be, and often, wrong; that is clearly demonstrated

by the fact that equally authoritative individuals often disagree on specific

issues. ... However, again, the important point to remember, is that a belief is

not necessarily right because it is held by an expert.

Karena mahasiswa bam masih membawa kebiasaan yang diperoleh di sekolah

mene-ngah, kebanyakan dari mereka menganggap bahwa dosen merupakan autoritas

kebenaran (validitas). Akibatnya apa yang diberikan ditingkat pengantar ditelan

saja sebagai kebenaran. Kalau perguruan tinggi dipandang sebagai agen

pengembangan dan perubahan, tentunya mengenalkan gagasan altematif (termasuk

istilah) merupakan suatu keharusan. Dengan demikian, mahasiswa tidak mengalami

fiksasi fiingsional terhadap istilah tertentu dan pada saatnya nanti akan mudah

mengikuti perubahan karena hal tersebut sudah masuk dalam rerangka pikirnya.

Berkaitan dengan hal ini, Sterling (1973) menegaskan bahwa kalau akuntansi harus

selalu berkembang menjadi lebih baik maka pengajaran akuntansi jangan dibatasi

hanya pada the current state tetapi lebih penting juga the desired state. Tabel 1

mendaftar beberapa istilah-istilah rancu yang perlu dijelaskan kepada mahasiswa di

tingkat pengantar dan istilah saranan penulis untuk menggantinya. Suwardjono

(1991a dan 1992b) menunjukkan kerancuan istilah tersebut dan argumentasi untuk

mendukung penggunaan istilah altematif tersebut. Istilah saranan tidak harus selalu

disetujui tetapi mahasiswa perlu mengenal dan memahami mengapa istilah tertentu

lebih Valid dan mengapa istilah yang salah kaprah dipilih (mungkin secara politis).

11. RANGKUMAN

Akuntansi dapat dipandang dari sudut yang sempit sebagai proses dan dapat

pula dipandang dari sudut yang lebih luas sebagai perekayasaan penyediaan informasi

dalam suatu lingkungan negara tertentu. Pandangan dan pendekatan mengajar akan

mempengaruhi persepsi dan pemahaman mahasiswa terhadap akuntansi. Persepsi

tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi perilaku seseorang terhadap akuntansi.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 21: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

Tugas pengenalan akuntansi di tingkat pengantar adalah membekali mahasiswa

dengan wawasan akuntansi yang cukup luas walaupun tidak harus mendalam.

Mahasiswa yang tidak mengambil jurusan akuntansi hendaknya tetap mempunyai

persepsi yang semestinya mengenai akuntansi. Oleh karena

itu, perlu dipertimbangan suatu paduan yang tepat antara teori (aspek konseptual

dan penalaran) dan aspek teknis. Pengajar akuntansi pengantar di perguruan tinggi

hendaknya meluangkan cukup waktu untuk mengenalkan luas lingkup akuntansi

sebelum masuk ke masalah teknis pembukuan. Struktur akuntansi yang dilukiskan

dalam tulisan ini dapat menjadi suatu peraga untuk menunjukkan dan memahamkan

pengertian akuntansi yang luas tersebut. Dari segi proses, pendekatan konsep

kesatuan usaha dan pengembangan sistem boleh jadi lebih masuk akal dibanding

dengan pendekatan persamaan akuntansi untuk mengenalkan bagaimana laporan

keuangan terjadi.

Mahasiswa baru membawa serta kebiasaan belajar yang diperoleh dari sekolah

menengah. Dosen sering dianggap sebagai satu-satunya sumber pengetahuan dan

istilah-istilah yang digunakan dalam mengenalkan akuntansi dalam banyak hal

dianggap sebagai kebenaran dan akhimya melekat di benak mahasiswa sampai

tingkat akhir. Akibatnya sangat sulitlah untuk mengubah fiksasi tersebut bahkan pada

saat mahasiswa telah lulus. Oleh karena itu, dosen hendaknya cukup hati-hati dalam

menggunakan dan mengenalkan istilah-istilah penting (strategik). Mahasiswa harus

ditawari dengan berbagai istilah dan penalarannya. Kalau suatu istilah akhimya

dipilih, mahasiswa harus diberitahu bahwa hal tersebut semata-mata untuk

konsistensi dalam kelas dan bila perlu dosen menalarkan mengapa istilah tersebut

dipilih. Dengan cara inilah scientific vigor perguruan tinggi tetap terpelihara. Tidak

berarti bahwa istilah altematif selalu lebih baik (valid) dari istilah yang biasa dipakai.

Akan tetapi, tidak mengenalkan dan menjelaskan (mengisolasi) istilah dan

pendekatan altematif kepada mahasiswa baru sama saja dengan memasangi kacamata

kuda.

Anjuran Jusuf (1998) agar dosen juga perlu secara terus menerus memperbaiki

diri dalam mencari metoda yang tepat untuk mengajarkan mata kuliah Akuntansi

Pengantar harus disambut dengan gembira dan hati terbuka.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 22: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

Ini berarti bahwa dosen (termasuk pengelola suatu institusi) harus berani

membaca dan memahami gagasan alternatif dan, kalau gagasan tersebut valid dan

menuju ke perbaikan, bersedia membawa gagasan tersebut ke kelas atau diskusi

ilmiah dan bukan malahan mengisolasinya. Keberanian dan kebersediaan seper-ti itu

merupakan suatu ciri sikap ilmiah dan akademik yang sangat terpuji (respected). Ini

tidak berarti bahwa dosen harus selalu setuju dengan gagasan bam. Ketidaksetujuan

dengan gagasan alternatif itu sendiri (setelah berani membaca) merupakan suatu sikap

ilmiah asal dilandasi dengan argumen yang bernalar dan valid (ilmiah atau akademik

bukan politis). Ketidakberanian dan ketidakbersediaan itulah yang merupakan sikap

tidak ilmiah (akademik) dan justru hal ini sering terjadi dalam dunia akademik tidak

hanya pada masa sekarang tetapi juga masa lalu. Hal ini sejalan dengan apa yang

dicontohkan Hirshleifer (1988) dalam bukunya tentang sikap ilmiah (him. 4):

"All sciences advance through disagreement. ... It is not universal agreement but

rather the willingness to consider evidence that signals the sicentific approach. For

Galileo's opponents to disagree with him about Jupiter's moons was not unscientific t

of itself; what was unscientific was their refusal to look through his telescope and

see."

Akhimya, bagaimana seseorang memper-oleh pengetahuan akan sangat

menentukan perilaku dan wawasan berpikir setelah pengetahuan tersebut diperoleh.

Oleh karena itu, tujuan pengajaran akuntansi tidak saja untuk menjadikan peserta

didik memahami dan memperoleh pengetahuan akuntansi tersebut tetapi pendekatan

yang tepat juga harus dirancang dan dilaksanakan dalam proses memahamkan

pengetahuan tersebut.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 23: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999

Page 24: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999 ... · pula dibuat soal-soal ujian yang cukup valid untuk alat evaluasi keberhasilan belajar. 4. CAKUPAN MATERI Kalau tujuan

12. REFERENSI :

Accounting Principles Board, 1970. Basic Concepts and Accounting Principles Un-derlying Financial Statements of Business

Enterprises. New York: A1CPA, APB Statement No. 4.Anthony, J. H. dan Michael Gibbins, 1996. Financial Accounting: An Integrated

Approach, Cincinnati, OH: South-Westem College Publishing.Bazley, J.D., L. A. Nikolai, dan H. D. Grove, • 1995. Financial Accounting: Concept

and Uses, Cincinnati, GH: South Western College Publishing.Grady, Paul, 1965. Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Busi-

ness Enterprises. New York: AICPA, ARS No. 7.Hirshleifer, J., 1988. Price Theory and Applications, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-

Hall.Johnson, Glenn L. dan J. A. Gentry, 1980. Finney and Miller's Principles of Accoun-

ting: Introductory, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, Inc.Jusuf, Al Haryono, 1998. "Beberapa Catatan Tentang Pengajaran Akuntansi

Pengantar," Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia 13 (4).Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 1985. Prinsip Akuntansi Indonesia 1984. Jakarta:

Rineka Cipta.__________, 1994. Standar Profesional Akuntan Publik. Yogyakarta: Penerbit STIE.__________,1996. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat.Needles, Jr, B. E., 1995. Financial Accounting. Boston: Houghton Mifflin Company.Nickerson, R. S., 1986. Reflections of Reasoning, Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum

Associates.Skousen, K. F., W. S. Albrecht, dan J. D. Stice, 1996. Accounting: Concepts and

Applications, Cincinnati, OH: South-Western College Publishing.Sterling, Robert S, 1973. "Accounting Research, Education and Practices," Journal of

Accountancy (September).Sudibyo, Bambang, 1987. "Rekayasa Akuntansi dan Permasalahannya di Indonesia."

Akuntansi (Juni).Suwardjono, 1991a. "Aspek Kebahasaan dalam Pengembangan Istilah Akuntansi."

Jurnal Akuntansi & Manajemen (November). 1991.__________, (1991b). "Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi." Jurnal Akuntansi &

Manajemen (Maret).__________, 1992a. Akuntansi Pengantar 1: Konsep Proses Penyusunan Laporan,

Pendekatan Sistem dan Terpadu. Yogya-karta: BPFE.__________, 1992b. "What Does Cost Really Mean?" dalam Suwardjono, Gagasan

Pengembangan Profesi dan Pendidikan Akuntansi di Indonesia: KumpulanArtikel, Yogyakarta: BPFE.

Weygant, J. J. dan D. E. Kieso, 1995. Financial Accounting, New York: John Wiley& Sons, Inc.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14 No.1 Tahun 1999