21
1 PROFESIONALISME AUDITOR DALAM PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Studi Empiris Pada KAP Di Semarang) KURNIAWAN PUJI WIBOWO Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Drs. Dul Mu’id, S.E, M.SI, Akt ABSTRACT This study aimed to identify perceptions of auditors and persons working in KAP in Semarang on: what the audit procedure most often is stopped, whether the time pressure, audit risk, materiality, review and quality control procedures resulted in a premature termination of audit procedures. The population of this study was Auditors and employees of accounting firm, KAP located in Semarang. This research uses convenience sampling method is a method of collecting samples nonprobability sampling where its population is not known precisely. To examine the Cronbach Alpha reliability of data used to test vailiditas while the data used testing data in 2008. The results of this research are as follows variable time pressure does not make terminations procedures auditors perform audits but to motivate the auditor to be more professional attitude in conducting the audit. In the audit risk variables auditors assess the risk of auditor seorng low, then the auditor will conduct the premature termination of the lower audit procedures. This study proves that the material variables and variable review procedures and quality control is negatively related to the premature termination of audit procedures. Due to the low materialaitas when the tendency of premature termination of the higher audit procedures, by contrast with the review and quality control procedures in KAP is less effective then the tendency of premature termination of audit procedures is increasing. Key words: time pressure, risk audit, material review and quality control procedures

JURNAL

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Professionalisme Auditor dalam Penghentian Prematur Atas Proseudur Audit

Citation preview

  • 1

    PROFESIONALISME AUDITOR DALAM PENGHENTIAN PREMATUR

    ATAS PROSEDUR AUDIT

    (Studi Empiris Pada KAP Di Semarang)

    KURNIAWAN PUJI WIBOWO

    Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang

    Drs. Dul Muid, S.E, M.SI, Akt

    ABSTRACT

    This study aimed to identify perceptions of auditors and persons working

    in KAP in Semarang on: what the audit procedure most often is stopped, whether the time pressure, audit risk, materiality, review and quality control procedures resulted in a premature termination of audit procedures.

    The population of this study was Auditors and employees of accounting firm, KAP located in Semarang. This research uses convenience sampling method is a method of collecting samples nonprobability sampling where its population is not known precisely. To examine the Cronbach Alpha reliability of data used to test vailiditas while the data used testing data in 2008.

    The results of this research are as follows variable time pressure does not make terminations procedures auditors perform audits but to motivate the auditor to be more professional attitude in conducting the audit. In the audit risk variables auditors assess the risk of auditor seorng low, then the auditor will conduct the premature termination of the lower audit procedures. This study proves that the material variables and variable review procedures and quality control is negatively related to the premature termination of audit procedures. Due to the low materialaitas when the tendency of premature termination of the higher audit procedures, by contrast with the review and quality control procedures in KAP is less effective then the tendency of premature termination of audit procedures is increasing.

    Key words: time pressure, risk audit, material review and quality control procedures

  • 2

    PENDAHULUAN

    Menurut Standar Profesional Akuntan Publik Per 1 Januari 2001, (2001),

    Cetakan ke-1, Jakarta : Salemba Empat,PSA 02 (SA 110) secara umum pengertian

    di atas dapat diartikan bahwa audit adalah proses sistematis yang dilakukan oleh

    orang yang kompeten dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi

    bahan bukti dan bertujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan

    keuangan tersebut. Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk

    menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang

    material, sesuai dengan prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum.

    Dewasa ini proses audit merupakan bagian dari assurance service, AICPA

    mendefinisikan assurance service sebagai jasa professional independen yang

    dapat meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambilaan keputusan.

    Dalam definisi tersebut mencakup salah satunya adalah informasi dimana

    assurance service dapat meningkatkan kepercayaan dan reliabilitas dan relevansi

    informasi. Pengauditan merupakan salah satu dari assurance service maka

    pengauditan melibatkan kualitas informasi bagi pengambil keputusan,

    independensi, dan kompentensi bagi pihak auditor.

    Perilaku ini muncul karena adanya dilema antara inherent cost (biaya yang

    melekat pada proses audit) dan kualitas, yang dihadapi oleh auditor dalam

    lingkungan auditnya (Kaplan,1995). Dimana auditor harus memenuhi standar

    profesional mereka untuk mencapai kualitas audit pada level yang lebih tinggi

    disisi lain, auditor menghadapai hambatan cost atau biaya yang membuat mereka

    untuk menurunkan kualiatas auditnya.

  • 3

    Penghentian premature atas prosedur audit merupakan salah satu prilaku

    pengurangan kualiatas audit. (Malone dan Roberts, 1996; Coram,et al., 2004).

    Berkaitan dengan penghentian terhadap prosedur audit yang dapat digambarkan

    sebagai tindakan tidak melakukan pekerjaan secara lengkap dan mengabaikan

    prosedur audit yang berarti di sisi lain seorang auditor tidak melakukan pekerjaan

    secara lengkap dan mengabaikan prosedur audit tetapi auditor berani mengungkap

    opini atas laporan keuangan yang mereka audit. Hal ini dianggap tidak dapat

    diterima/dimanfaatkan dan paling berat hukuman berujung pada pemecatan.

    Dari penelitian Cohen Commision (1978), Rhoden (1978), Alderman dan

    Deitrick (1982), serta Raghunathan (1991) terdeteksi alasan-alasan mengapa

    auditor melakukan prosedur penghentian prematur prosedur audit, yaitu

    terbatasnya jangka waktu pengauditan yang ditetapkan, adanya anggapan prosedur

    audit yang dilakukan tidak penting (risiko kecil), prosedur audit tidak material,

    prosedur audit yang kurang dimengerti, adanya batas waktu penyampaian laporan

    audit, serta adanya pengaruh faktor kebosanan dari auditor.

    Dari alasan-alasan diatas Suryanita, et al (2006) menyimpulkan bahwa

    proses penghentian prematur atas prosedur audit tersebut dapat disebabkan oleh 2

    faktor, yaitu faktor karakteristik personal dari auditor (faktor internal) dan faktor

    situasional saat melakukan audit (faktor eksternal). Menurut jansen dan Glinow

    dalam Malone dan Roberts (1996) dalam Suryanita et al (2006), perilaku individu

    merupakan refleksi dari sisi personalitasnya dan faktor situasional yang terjadi

    pada saat itu yang mendorong seseorang untuk membuat suatu keputusan.

  • 4

    Salah satu faktor internal yang mempengaruhi seorang auditor dalam

    melakukan premature sign off adalah etika auditor, Dengan mengetahui etika dari

    karakteristik seorang auditor dapat diperkirakan apakah seorang auditor lebih

    cenderung melakukan penghentian prosedur audit atau tidak pada suatu kondisi

    tertentu.

    Menurut Jansen dan Glinow dalam Malone dan Roberts (1996), prilaku

    individu merupakan refleksi reaksi dari sisi personalitas sedangkan faktor

    situasional yang terjadi saat itu akan mendorong seseorang untuk membuat

    keputusan. Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa prilaku penurunan

    kualitas audit (RAQ behaviours) salah satunya adalah penghentian premature atas

    prosedur audit dapat disebabkan oleh faktor karakteristik personal dari auditor

    (factor internal) serta faktor situsional saat melakukan audit (factor eksternal).

    Penelitian ini akan lebih berfokus pada faktor situasional saat melakukan audit

    seperti time pressure, resiko, materialitas dan prosedur review serta kontrol

    kualitas.

    Selain mengenai hal tersebut, perbedaan penelitian ini dengan pelitian

    sebelumnya adalah terletak pada perbedaan responden. Jika pada penelitian

    Herningsih (2002) respondennya adalah auditor yang ada di Indonesia dan

    penelitiaan Suryanita et al, (2006) adalah auditor yang berada di Jawa tengah dan

    Daerah Istimewa Yogyakarta sedangkan pada penelitian ini sample-nya adalah

    auditor yang ada di Semarang. Hal ini penulis lakukan karena penulis ingin

    mengetahui seberapa besar time pressure yang dihadapi oleh auditor di Semarang

    berpengaruh terhadap kinerjanya. Karena Time pressure yang dihadapi oleh

  • 5

    auditor disuatu daerah berbeda-beda. Menurut penelitian Soobaroyen dan

    chengbroyan (2005) dalam Suryanita et al (2006) menemukan bahwa Time

    budget pressure yang terdapat dinegara berkembang jauh lebih kecil bila

    dibandingkan dengan Negara-negara maju. Soobaroyen dan chengbroyan (2005)

    juga menemukan bahwa semakin tinggi tingkat pengetatan anggaran maka praktik

    penghentian prematur atas prosedur audit semakin meningkat pula. Hal tersebut

    pula yang membuat hasil penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang berbeda.

    Dari penelitian Herningsih ditemukan bahwa 56% respondennya melakukan

    penghentian prosedur audit sedangkan dari penelitian Suryanita menunjukkan

    hanya sebesar 13% responden yang melakukan penghentian prematur prosedur

    audit.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Kerangka Pikir Penelitian

    Time Pressure

    Materialitas

    Risiko Audit

    Penghentian Prematur atas Prosedur Audit

    Prosedur Review dan Kontrol Kualitas

  • 6

    Pengaruh Time Pressure terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur

    Audit

    Auditor dituntut untuk melakukan efisiensi biaya dan waktu dalam

    melaksanakan audit. Akhir-akhir ini tuntutan tersebut semakin besar dan

    menimbulkan time pressure atau tekanan waktu (Herningsih, 2001). Time

    pressure memiliki dua dimensi yaitu time budget pressure dan time deadline

    pressure. Time budget pressure menunjukkan keadaan dimana auditor dituntut

    untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun, atau

    terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang sangat ketat. Sedangkan time

    deadline pressure adalah kondisi dimana auditor dituntut untuk menyelesaikan

    tugas audit tepat waktunya.

    Time pressure yang diberikan oleh KAP kepada auditornya bertujuan

    untuk mengurangi biaya audit. Semakin cepat waktu pengerjaan audit, maka biaya

    pelaksanaan audit akan semakin kecil. Keberadaan time pressure ini memaksa

    auditor untuk menyelesaikan tugas secepatnya / sesuai dengan anggaran waktu

    yang telah ditetapkan. Pelaksanaan prosedur audit seperti ini tentu saja tidak akan

    sama hasilnya bila prosedur audit dilakukan dalam kondisi tanpa time pressure.

    Agar menepati anggaran waktu yang telah ditetapkan, ada kemungkinan bagi

    auditor untuk melakukan pengabaian terhadap prosedur audit bahkan

    pemberhentian prosedur audit.

    Time budget pressure mengakibatkan auditor cenderung untuk melakukan

    penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian Waggoner dan Cashell

    (1991) menunjukkan bahwa 48% responden setuju bahwa time pressure

  • 7

    mengakibatkan dampak negatif pada kinerja auditor dan 31% responden

    mengakui bahwa time pressure yang berlebihan akan membuat auditor

    menghentikan prosedur audit. Arnold, et al (1991) menemukan bahwa presentase

    kesalahan dalam melakukan audit akan lebih besar dalam kondisi time pressure

    yaitu sebesar 32% lebih besar jika dibandingkan pada kondisi normal yang

    sebesar 24,8%. Penelitian Alderman dan deitrick (1982) menyatakan bahwa lebih

    dari 51% auditor setuju bahwa time budget memiliki pengaruh yang signifikan

    terhadap kinerja audit. Shapeero, et al (2005) menemukan bahwa seiiring dengan

    semakin meningkatnya pengetatan anggaran maka praktik penghentian prematur

    atas prosedur audit semakin meningkat pula.

    Hasil penelitian Weningtyas, dkk (2007) menemukan bahwa time pressure

    berpengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

    Hubungan antara time pressure dan penghentian premature atas prosedur audit

    bersifat positif. Semakin besar time pressure maka semakin besar pula

    kecenderungan untuk melakukan penghentian premature atas prosedur audit, dan

    sebaliknya.

    Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis pertama yang diajukan dalam

    penelitian ini adalah:

    H1 : Time pressure berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur

    audit

    Pengaruh Risiko Audit terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit

  • 8

    Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal audit tanpa disadari tidak

    memodifikasi pendapat sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang

    mengandung salah saji material (PSA No. 5, 2001). Risiko audit juga

    menunjukkan adanya risiko deteksi, yaitu suatu ketidakpastian yang dihadapi

    auditor dimana kemungkinan bahan bukti yang telah dikumpulkan oleh audit tidak

    mampu untuk mendeteksi adanya salah saji yang material.

    Ketika auditor menginginkan risiko deteksi yang rendah berarti auditor

    ingin semuanya bahan bukti yang terkumpul dapat mendeteksi adanya salah saji

    yang material. Supaya bahan bukti tersebut dapat mendeteksi adanya salah saji

    yang material maka diperlukan jumlah bahan bukti yang lebih banyak dan jumlah

    prosedur yang lebih banyak pula. Dengan demikian, ketika risiko audit rendah,

    maka auditor harus lebih banyak melakukan prosedur audit sehingga

    kemungkinan melakukan penghentian premature atas prosedur audit akan semakin

    rendah (Weningtyas, dkk., 2007).

    Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis kedua yang diajukan dalam

    penelitian ini adalah:

    H2 : Risiko audit berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur

    audit

    Pengaruh Materialitas terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit

    Pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan

    profesional dan dipengaruhi oleh persepsi dari auditor sendiri. Saat auditor

    menetapkan bahwa materialitas yang melekat pada suatu prosedur audit rendah,

  • 9

    maka terdapat kecenderungan bagi auditor untuk mengabaikan prosedur audit

    tersebut. Pengabaian ini dilakukan karena auditor beranggapan jika ditemukan

    salah saji dari pelaksanaan suatu prosedur audit, nilainya tidaklah material

    sehingga tidak berpengaruh apapun pada opini audit.

    Hasil penelitian Weningtyas, dkk (2007) menemukan bahwa materialitas

    mempunyai pengaruh signifikan terhadap penghentian premature atas prosedur

    audit. Hubungan antara materialitas dan penghentian premature atas prosedur

    audit bersifat negatif. Jika auditor menganggap prosedur audit memiliki

    materialitas rendah dalam mendeteksi kemungkinan adanya salah saji, maka

    kecenderungan auditor untuk meninggalkan/mengabaikan prosedur tersebut akan

    semakin tinggi, dan sebaliknya.

    Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis ketiga yang diajukan dalam

    penelitian ini adalah:

    H3 : Materialitas berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur

    audit

    Pengaruh Prosedur Review dan Kontrol Kualitas terhadap Penghentian

    Prematur atas Prosedur Audit

    KAP perlu melakukan prosedur review untuk mengontrol kemungkinan

    terjadinya penghentian premature atas prosedur audit yang dilakukan oleh

    auditornya (Waggoner dan Cashell, 1991). Prosedur review merupakan proses

    memeriksa/meninjau ulang hal/pekerjaan untuk mengatasi terjadinya indikasi

    ketika staf auditor telah menyelesaikan tugasnya, padahal tugas yang disyaratkan

  • 10

    tersebut gagal dilakukan. Prosedur ini berperan dalam memastikan bahwa bukti

    pendukung telah lengkap dan juga melibatkan pertimbangan ketika terdapat

    sugersti bahwa penghentian premature telah terjadi. sugesti bisa muncul, misalnya

    jika ada auditor yang selalu memenuhi target (baik waktu maupun anggaran) dan

    tampak memiliki banyak waktu luang.

    Kontrol kualitas berfokus pada pelaksanaan prosedur audit sesuai standar

    auditing. KAP harus memiliki kebijakan yang dapat memonitor praktik yang

    berjalan di KAP itu sendiri (Messier, 2000). Keberadaan suatu sistem kontrol

    kualitas akan membantu sebuah KAP untuk memastikan bahwa standar

    profesional telah dijalankan dengan semestinya di dalam praktik.

    Pelaksanaan prosedur review dan kontrol kualitas yang baik akan

    meningkatkan kemungkinan terdeteksinya perilaku auditor yang menyimpang,

    seperti praktik penghentian premature atas prosedur audit. Kemudahan

    pendeteksian ini akan membuat auditor berpikir dua kali ketika akan melakukan

    tindakan semacam penghentian premature atas prosedur audit. Hasil penelitian

    Malone dan Roberts (1996) menemukan bahwa prosedur review dan kontrol

    kualitas akan semakin memudahkan terdeteksinya praktik penghentian premature

    atas prosedur audit, sehingga semakin rendah kemungkinan auditor melakukan

    praktik tersebut.

    Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis kedua yang diajukan dalam

    penelitian ini adalah:

    H4 : Prosedur review dan kontrol kualitas berpengaruh terhadap penghentian

    prematur atas prosedur audit

  • 11

    METODE PENELITIAN

    Metode Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan

    metode survey yaitu metode pengumpulan data primer yang menggunakan

    pertanyaan tertulis. Metode survey yang digunakan adalah dengan cara

    menyebarkan kuesioner kepada responden dalam bentuk pertanyaan tertulis.

    Masing-masing KAP diberikan 5-10 kuesioner dengan jangka waktu

    pengembalian 2 minggu terhitung sejak kuesioner diterima oleh responden.

    Metode Analisis

    Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam

    mengukur suatu konstruk yang sama (Sekaran, 2000) dan jika dilakukan

    pengukuran kembali dari waktu ke waktu oleh orang lain (Ghozali, 2005).

    Pengujian ini dilakukan untuk menghitung koefisien Cronbach alpha dari masing-

    masing instrumen dalam suatu variabel. Instrumen dapat dikatakan handal

    (reliable) bila mempunyai koefisien Cronbach alpha > 0,6 (Ghozali, 2005). Hasil

    uji reliabilitas kuesioner sangat tergantung pada kesungguhan responden dalam

    menjawab semua item pertanyaan penelitian.

    Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

    kuesioner dalam mengukur suatu konstruk, dan apakah dimensi-dimensi yang

    diukur secara sungguh-sungguh mampu menjadi item-item dalam pengukuran

    (Ghozali, 2005; Sekaran, 2000). Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan

    menghitung korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan total skor

    pertanyaan. Kriteria yang digunakan valid atau tidak valid adalah apabila

  • 12

    koefisien korelasi r kurang dari nilai r tabel dengan tingkat signifikansi 5 persen

    berarti butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2005). Uji validitas ini

    sudah pernah di uji oleh (Nugraheny Rhizkika, 2008) dengan judul pengaruh

    faktor eksternal dan internal auditor terhadap penghentian prematur prosedur

    audit dimana meperoleh hasil vailiditas dengan analisis korelasi bivariate yang

    hasilnya.

    Analisis Regresi Logistik

    a. Estimasi parameter dari model dapat dilihat pada tampilan output variable

    in the equation. Hasil tersebut selanjutnya digunakan untuk menyusun

    model regresi logistik sebagai berikut :Model regresi dengan

    menggunakan seluruh variabel independen

    p = )44332211(1

    1xxxx

    e

    Keterangan : p = probabilitas terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit = intersep = parameter koefisien variabel independen x 1 = time pressure x 2 = risiko audit x 3 = materialitas x 4 = prosedur review dan kontrol kualitas e = disturbance error

    b. Model regresi dengan menggunakan variabel independen secara sendiri-

    sendiri

    p = )(1

    1

    ixie

    Keterangan : p = probabilitas terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit

  • 13

    = intersep = parameter koefisien variabel independen x = variabel independen-i e = disturbance error

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Analisis Univarian

    Hasil penelitian pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa distribusi prosedur audit

    responden dalam penelitian menunjukkan distribusi frekuensi sebagian besar

    pada kategori diberhentikan sebesar 23 responden (76,6%), sedangkan kategori

    tidak diberhentikan dengan jumlah 7 responden (23,3%) dari total 30 responden.

    Hasil penelitian pada tabel. 4.4 menunjukkan bahwa distribusi time pressur

    responden dalam penelitian menunjukkan distribusi frekuensi sebagian besar

    pada saat tertekan / pressur dengan jumlah 17 responden (56.7%), sedangkan

    kategori tidak tertekan / un pressur sebesar 13 responden (43,3%) dari total 30

    responden.

    Hasil penelitian pada tabel. 4.5 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi

    resiko audit responden dalam penelitian menunjukkan distribusi frekuensi

    sebagian besar pada kategori berresiko dengan jumlah 27 responden (90,0%),

    sedangkan kategori tidak berresiko sebesar 3 responden (10,0%) dari total 30

    responden.

    Hasil penelitian pada tabel. 4.6 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi

    materialitas dari responden dalam penelitian menunjukkan distribusi frekuensi

    sebagian besar pada kategori meterial dengan jumlah 17 responden (56,7%),

  • 14

    sedangkan kategori tidak material sebesar 13 responden (43,3%) dari total 30

    responden.

    Hasil penelitian pada tabel. 4.7 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi

    pada prosedur rivew dan kontrol kualitas responden dalam penelitian

    menunjukkan distribusi frekuensi sebagian besar pada kategori tidak terdeteksi

    dengan jumlah 24 responden (80,0%), sedangkan paritas kategori terdeteksi

    sebesar 6 responden (20,0%) dari total 30 responden.

    Analisis Multivarian

    Hubungan Time Pressure Terhadap Penghentian Atas Prosedur Audit

    Variabel time pressure ini menunjukkan nilai koefien B varian sebesar

    0,84 dengan probabilitas variabel ini sebesar 0,004 dibawah tingkat signifikasi

    0,05 (5 persen). Artinya dapat disimpulkan bahwa H1 diterima, dengan demikian

    terbukti bahwa Time pressure berpengaruh positif terhadap penghentian

    premature prosedur atas audit.

    Hubungan Resiko Audit Terhadap Penghentian Atas Prosedur Audit

    Variabel risiko audit menunjukkan nilai koefisien B varian positif sebesar

    0,93 dengan probabilitas variabel sebesar 0,001 dibawah tingkat signifikansi 0,05

    (5 persen). Artinya dapat disimpulkan bahwa H2 diterima, dengan demikian

    terbukti bahwa risiko audit berpengaruh positive terhadap penghentian atas

    prosedur audit.

    Hubungan Materialitas Terhadap Penghentian Atas Prosedur Audit

    Variabel materialitas menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 0,84

    dengan probabilitas variabel sebesar 0,003 dibawah tingkat signifikansi 0,05 (5

  • 15

    persen). Artinya dapat disimpulkan bahwa H3 diterima, dengan demikian terbukti

    bahwa materialitas berpengaruh positive terhadap penghentian atas prosedur audit.

    Hubungan Prosedur Review dan Kontrol Kualitas Terhadap Penghentian

    Atas Prosedur Audit

    Variabel prosedur review dan kontrol kualitas operasi menunjukkan nilai

    koefisien positif sebesar 0,05 dengan probabilitas variabel sebesar 0,002 diatas

    tingkat signifikansi 0,05 (5 persen). Artinya dapat disimpulkan bahwa H4

    diterima, dengan demikian terbukti bahwa Prosedur review dan kontrol kualitas

    yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap penghentian

    atas prosedur audit.

    Pembahasan

    Setelah dilakukan pengujian ditemukan bukti empiris bahwa terdapat urutan

    prioritas dari prosedur audit yang dihentikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil

    omnibus test menunjukkan hasil. Sig adalah 0,004 angka ini kurang dari 0,05 yang

    dapat diartikan bahwa Ho ditolak atau hipotesis alternatif pertama diterima. Bila

    dianalisis dengan nilai Chi square diperoleh sebesar 15,281 yang menunjukkan

    nilai yang signifikan ( = 5%) sehingga Ho ditolak dan hipotesis alternatif

    pertama diterima.

    Pengaruh Time Pressure Terhadap Penghentian Atas Prosedur Audit

    Pada pengujian time pressure ditemukan bukti bahwa time pressure

    berpengaruh negative terhadap penghentian atas prosedur audit.dapat dilihat nilai

    koevisien b 0.16 dapat dikatakan semakin tinggi time pressur yang diberikan pada

    auditor oleh atasan maka semakin besar kemungkinan penghentian prosedur audit.

  • 16

    Di karenakan dari observasi penelitian di lapangan diketahui bahwa time pressure

    diperoleh dari obedience pressure / tekanan dari otoritas sehingga karena adanya

    tekanan pekerjaan dari pemimpin menyebabkan responden/ auditor menigkatkan

    profesionalisme pekerjaan sehingga dapat meminimalkan terjadinya penghentian

    atas prosedur audit.

    Hubungan Resiko Audit Terhadap Penghentian Atas Prosedur Audit

    Pengujian atas variabel risiko audit ditemukan bukti empiris bahwa risiko

    audit secara signifikan berpengaruh positif terhadap penghentian premature atas

    prosedur audit. Statistik deskriptif menunjukkan bahwa nilai rata-rata risiko audit

    dari auditor yang menghentikan prosedur audit 90% > nilai rata-rata risiko audit

    dari auditor yang tidak menghentikan prosedur audit 10%. Hal ini menunjukkan

    bahwa auditor yang melakukan penghentian prematur cenderung menilai risiko

    deteksi yang besar terhadap prosedur yang dihentikan tersebut. Ketika penetapan

    terhadap risiko deteksi terhadap prosedur audit cenderung besar berarti auditor

    mengumpulkan bahan bukti audit yang tidak begitu luas yang berarti prosedur

    audit yang tidak terlalu banyak. Penetapan risiko yang besar ini kemungkinan

    dikarenakan auditor merasa yakin bahwa tanpa melakukan prosedur audit tertentu,

    opini audit yang dibuat tidak akan salah.

    Hal ini juga dapat dilihat dari hasil uji regresi logistik dimana variabel

    resiko audit mempunyai angka probabilitas ,004 dibawah dari 0,05 (5 persen).

    Nilai koefisien variabel Resiko bernilai positif sebesar 0,84 yang berarti jika

    variabel bebas yang lain dianggap konstan, maka untuk melakukan penghentian

    prosedur audit akan meningkat sebesar 0,84 pada variabel ini.

  • 17

    Pengaruh Materialitas Terhadap Penghentian Atas Prosedur Audit

    Pengujian atas variable Materialitas ditemukan bukti empiris bahwa

    materialitas tidak berpengaruh terhadap premature sign off. Hal ini dapat dilihat

    dari hasil uji regresi logistik dimana variabel mempunyai angka probabilitas

    0,001 diatas dari 0,05 (5 persen). Nilai koefisien variabel b bernilai positif sebesar

    0,093 yang berarti jika variabel bebas yang lain dianggap konstan pada variabel

    ini. Dapat dinyatakan bahwa material mempunyai pengaruh signifikan terhadap

    penghentian atas prosedur audit bila mana materialitas yang diperoleh sangat

    rendah sehingga membuat auditor melakukan premature sign off.

    Pengaruh Prosedur Review dan Kontrol Kualitas Terhadap Penghentian

    Atas Prosedur Audit

    Pengujian atas variabel Prosedur review dan kontrol kualitas ditemukan

    bukti empiris bahwa prosedur review dan kontrol kualitas tidak berpengaruh

    terhadap premature sign off. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji regresi logistik

    dimana variable mempunyai angka probabilitas ,004 dibawah dari 0,05 (5

    persen). Nilai koefisien variabel b bernilai positif sebesar 0,084 yang berarti jika

    variabel bebas yang lain dianggap konstan pada variabel ini.

    Penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa prosedur review dan kontrol

    kualitas yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap

    penghentian secara prematur atas prosedur audit. Hal ini mungkin saja terjadi

    karena adanya tekanan waktu, prosedur review dan kontrol kualitas cenderung

    diabaikan oleh Kantor Akuntan Publik. Diabaikan berarti tidak dilakukan,

  • 18

    sehingga tidak dapat diukur keefektivitasnya. Hasil penelitian ini tidak sesuai

    dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Suryanita, et al.,(2007)

    Pengaruh Time Pressure, Resiko Audit, Materialitas, Prosedur Rivew dan

    Kontrol Tualitas Terhadap Penghentian Atas Prosedur Audit

    Pada hubungan keseluruhan variabel dependen dan independen pada

    Variabel keseluruhan menurut omnibus test pada data time pressure, resiko audit,

    material, prosedur review dan kontrol kualitas operasi menunjukkan nilai chi-

    square sebesar 15,281 dan df sebesar 4 dengan probabilitas/sig variabel sebesar

    0,004 diatas tingkat signifikansi 0,05 (5 persen).

    Penelitian ini menyatakan auditor yang menghentikan prematur ketika

    menghadapi pressure waktu yang lebih besar saat pengerjaan audit sehingga time

    pressure mempengaruhi signifikansi terhadap penghentian prematur yang bersifat

    positif. Semakin besar pressure terhadap waktu pengerjaan audit, semakin besar

    juga kecenderungan untuk melakukan penghentian prematur. Hasil penelitian

    terdahulu oleh Herningsih (2001), Suryanita Weningtyas (2007).

    KESIMPULAN

    Kesimpulan penelitian mengenai profesionalisme auditor dalam

    penghentian prematur atas prosedur audit sebagai berikut:

    1. Time pressure berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur

    audit. Semakin besar time pressure maka semakin besar pula kecenderungan

    untuk melakukan penghentian premature atas prosedur audit. Hasil penelitian

  • 19

    ini konsisten dengan temuan Waggoner dan Cashell (1991), Shapeero, et al

    (2005), dan Weningtyas, dkk (2007).

    2. Risiko audit berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

    Semakin rendah risiko audit, maka auditor harus lebih banyak melakukan

    prosedur audit sehingga tindakan penghentian premature atas prosedur audit

    semakin rendah pula. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan

    Weningtyas, dkk (2007).

    3. Materialitas berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

    Semakin auditor menganggap prosedur audit memiliki materialitas rendah

    dalam mendeteksi kemungkinan adanya salah saji, maka kecenderungan

    auditor untuk meninggalkan/mengabaikan prosedur tersebut akan semakin

    tinggi. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Weningtyas, dkk (2007).

    4. Prosedur review dan kontrol kualitas berpengaruh terhadap penghentian

    prematur atas prosedur audit. Prosedur review dan kontrol kualitas akan

    semakin memudahkan terdeteksinya praktik penghentian premature atas

    prosedur audit, sehingga semakin rendah kemungkinan auditor melakukan

    praktik tersebut. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Malone dan

    Roberts (1996).

    Keterbatasan

    1. Metode pengumpulan data melalui kuesioner memiliki kelemahan yaitu

    terdapat responden yang tidak menjawab pertanyaan dengan serius. Disini

  • 20

    sudah melakukan wawancara tapi secara singkat tidak melakukan

    pendalaman dikarena waktu yang diberikan terbatas.

    2. Prosedur audit yang digunakan sebagai alat ukur untuk menguji terjadinya

    penghentian prematur prosedur audit hanya terbatas pada prosedur

    perencanaan audit dan prosedur pekerjaan lapangan, sehingga kurang

    membuktikan prosedur audit yang digunakan dalam proses audit secara

    menyeluruh.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ardy. 2009. Variable dummy. http://prabusetiawan.blogspot.com/2009/05/ variabel-dummy.html, diakses 26 juni 2010

    Dyah Sih Rahayu dan Faisal. 2003. Pengaruh Komite Terhadap Respon Auditor Atas Tekanan Sosial.

    Elen dan ilha sabarudin. 2001. Metodologi Audit (Pendekatan Prosedur Audit) Jurnal Bisnis Dan Akuntansi : Vol 3 no 3.

    Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivarariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.

    Halim, Abdul. 2008. Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan Jilid 1 edisi ke empat. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

    Herningsih, Sucahyo. 2001. Pengehentian Prematur atas Prosedur Audit : Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik. Tesis, Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

    Heriyanto, Pri. 2002. Menuju Audit Yang Efektif Dan Efisien. Pemeriksa, Agustus No 86.

    Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik Per 1 Januari 2001. Jakarta : Salemba Empat.

    Mulyadi. 2001. Auditing 1 : Edisi Enam. Jakarta : Salemba Empat.

    Mowen, Hansen. 2004. Management Accounting : edisi tujuh. Jakarta : Salemba Empat.

  • 21

    Santoso Singgih. (2001), Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik; edisi 1 Penerbit ; elex media komputerindo

    Sekaran, U. 2003. Research methods for Business. 4 ed. USA : John Wiley dan Sons.

    Sudarma, Ridya. 2005. Pendekatan Audit Berdasarkan Resiko Jawaban Atas Harapan Masyarakat Akn Audit .

    Suryanita, Doddy, Dan Hanung Triatmoko. 2006. Pengehentian Prematur atas Prosedur Audit Simposium Nasional IX di Padang.

    Ulum, Akhmad Samsul. (2005),Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Hubungan Antara Time Pressure Dengan Prilaku Premature Singn-Off Prosedur Audit, Jurnal Maksi, Vol.5, No.2

    Wahyudi, H. dan Adia, A.M (2006). pengaruh profesionalisme auditor terhadap tingkat materialitaas dalam pemeriksaan laporan keuangan, Simposium Nasional Akuntansi IX di Padang.

    Widigdo, Unti dan Masud Machfoedz. 1999. Persepsi Akuntan Dan Mahasiswa Tentang Etika Bisnis Jurnal Riset akuntansi Indonesia Vol 2 no 1.

    Widigdo, Unti. 2006. Strukturisasi Praktik Etika Di Kantor Akuntansi Publik Sebuah Studi Interpretif Simposium Nasional Akuntansi IX di Padang.

    www.konsultanstatistik.blogspot.com uji realibilitas