jurnal 5

  • Upload
    liarudy

  • View
    42

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan kimfis

Citation preview

  • 5/19/2018 jurnal 5

    1/24

    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

    KONSENTRASI KRITIS MISEL

    Nama Praktikan : Handariatul Masruroh

    NIM : 121810301003

    Kelas/Kelompok : A/VI

    Fak/Jurusan : MIPA/KIMIA

    Nama asisten : Wiwik Sofia

    LABORATORIUM KIMIA FISIKA

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS JEMBER

    TAHUN 2014

  • 5/19/2018 jurnal 5

    2/24

    BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1

    Latar Belakang

    Konsentrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat

    terlarut dan pelarut atau dengan kata lain merupakan jumlah zat tiap satuan volume (besaran

    intensif). Konsentrasi dapat dibedakan menjadi larutan encer yaitu jumlah zat terlarut sedikit,

    dan larutan pekat yang jumlah zat terlarut sangat banyak. Cara untuk menyatakan konsentrasi

    pun beragam mulai dari molar, molal, persen, fraksi mol, maupun bagian per sejuta (ppm).

    Misel merupakan sebuah kumpulan molekul surfaktan yang terdispersi dalam koloid

    cair. Sifat khas misel dalam larutan encer membentuk suatu kumpulan dengan kepala gugus

    hidrofilik bersinggungan dengan solven yang mengelilinginya, mengasingkan ekor gugus

    hidrofobik didalam pusat misel. Bentuk dan ukuran misel merupakan fungsi dari geometri

    molekular dari molekul surfaktan tersebut dan kondisi larutan seperti konsentrasi surfaktan,

    temperatur, pH, dan kekuatan ionik. Proses pembentukan misel disebut sebagai miselisasi.

    Konsentrasi kritis misel (kkm) merupakan titik penjenuhan surfaktan dalam sistem air.

    Kkm dapat diamati dengan kurva yang diskontinu dari sifat fisik sistem sebagai suatu fungsi

    dari jumlah surfaktan yang ditambahkan. Pembentukan misel dapat dipahami dengan

    menggunakan termodinamika, misel dapat terbentuk secara spontan karena keseimbangan

    antara entropi dan entalpi. Di dalam air efek hidrofobik merupakan gaya pendorong

    pembentukan misel, meskipun faktanya pengumpulan molekul surfaktan menurunkan

    entropinya. Entropi dari pengumpulan molekul surfaktan pada umumnya lebih sedikit

    daripada entropi dari molekul kurungan air saat berada di atas kkm. Hal yang juga penting

    adalah pertimbangan entalpi seperti interaksi elektrostatis yang terjadi antara muatan (atau

    ionik) surfaktan.Praktikum ini dilakukan mempelajari konsentrasi kritis misel agar dapat dimanfaatkan

    dengan baik di lingkungan sekitar. Misel ini penting dalam industri dan biologi yang

    disebabkan oleh fungsi pelarutannya. Materi dapat di transportasikan oleh air setelah materi

    itu melarut dalam hidrokarbon dari misel sehingga dengan alasan inilah sistem misel

    digunakan sebagai deterjen, pembawa obat, sintesis organik, pengapungan buih, dan

    penemuan minya bumi.

  • 5/19/2018 jurnal 5

    3/24

    1.2Tujuan

    Menentukan konsentrasi kritis misel dari gelatin pada pelarut air dan penentuan harga

    entalpinya.

    1.3

    Tinjauan Pustaka

    1.3.1 Material Safety Data Sheet

    a. Gelatin

    Gelatin adalah suatu produk yang diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen yang berasal

    dari kulit, jaringan ikat dan tulang hewan. Gelatin secara fisik berbentuk padat, kering tidak

    berasa, tidak berbau, transparan dan berwarna kuning redup sampai dengan sawo matang.

    Gelatin dapat digunakan sebagai pembentuk gel, bahan penstabil, pengemulsi, pengental,

    pembentuk buih, pengikat air dan pengubah pertumbuhan kristal. Gelatin tidak larut dalam airdingin, tetapi jika kontak dengan air dingin akan mengembang dan membentuk gelembung-

    gelembung yang besar . Gelatin dapat terbakar pada suhu tinggi (Anonim, 2014).

    Gelatin dapat menyebabkan iritasi jika terjadi kontak dengan mata. Pertolongan pertama

    yang dapat diberikan jika terjadi kontak dengan mata adalah basuh mata dengan air mengalir

    kurang lebih selama 15 menit. Jika terjadi kontak dengan kulit, maka cucilah kulit dengan

    sabun dan air. Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan

    pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen dan dapatkan perhatian medis. Jika

    tertelan banyak, hubungi petugas medis, longgarkan semua pakaian yang ketat

    (Anonim, 2014).

    b.

    Akuades

    Akuades atau air distillasi merupakan H2O murni. Akuades juga biasa disebut dengan

    air. Jika akuades mengenai mata, kulit, tertelan, atau juga terhisap tidak menimbulkan gejala

    serius atau tidak berbahaya. Namun jika terjadi iritasi segera dibawa ke pihak medis. Seperti

    air pada umumnya akuades tidak mudah terbakar. Penyimpanan sebaiknya di wadah tertutup

    rapat. Cocok untuk penyimpanan bahan kimia umum daerah namun juga dapat melindungi

    dari titik beku. Air dianggap sebagai non-diatur produk, namun dapat bereaksi keras dengan

    beberapa spesifik bahan. Hindari kontak dengan semua bahan sampai investigasi

    menunjukkan substansi kompatibel. Akuades merupakan cairan tidak berwarna dan tidak

    berbau. Derajat keasaman (pH) dari akuades adalah netral yaitu 7,0. Titik didih dan titik lebur

    dari akuades berturut-turut adalah 100 oC dan 0 oC. Tekanan uap dari akuades pada suhu 20

    oC adalah 17,5 mmHg. Massa jenis dari akuades adalah 1,00 gram/cm3. Rumus formula dari

    akuades adalah H2O dengan berat molekul 18,0134 gram/mol (Anonim, 2014).

  • 5/19/2018 jurnal 5

    4/24

    1.3.2 Tinjauan Pustaka

    a.

    Konsentrasi Kritis Misel

    Koloid asosiasi kadang-kadang dinamakan koloid elektrolit (coloidal electrolyte).

    Sistem ini terdiri dari molekol-molekul yang berat molekulnya rendah yang beragregasi

    membentuk pertikel berukuran koloid. Sistem ini juga stabil secara termodinamik. Surfaktan

    (sabun) merupakan salah satu contoh koloid asosiasi. Sabun merupakan molekul organik

    yang terdiri dari dua kelompok gugus. Gugus pertama, dinamakan liofolik (hidrofob bila

    medium pendespersinya adalah air) yang berarti tidak suka air dan gugus kedua, dinamakan

    liofilik (hidrofilik bila medium pendespirsinya air) yang mempunyai arti suka air. Gugushidrofilik pada sabun, memiliki afinitas yang sangat kuat terhadap medium air, sedangkan

    gugus hidrofob bergabung dengan gugus hidrofob dari molekul sabun lain membentuk

    agregat yang dinamakan misel. Misel-misel ini dapat terdiri dari 100 molekul.Gugus-gugus

    hidrofob akan berkumpul dibagian dalam misel, sedangkan gugus hidrofilik akan berada

    diluar (Bird, 1993).

    Surfaktan dapat dikelompokkan sebagai anionik, kationik, atau netral, bergantung pada

    sifat dasar gugus hidrofiliknya. Sabun dengan gugus karboksilatnya, adalah surfaktan anionik,

    benzalkonium klorida (N-benzil ammonium kuartener klorida) yang bersifat anti-bakteri

    adalah contoh-contoh surfaktan kationik. Surfaktan netral mengandung suatu gugus non-ion

    seperti suatu karbohidrat yang dapat berikatan hydrogen dengan air. Surfaktan menurunkan

    tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hidrogan pada permukaan. Mereka

    melakukan ini hal ini dengan menaruh kepala-kepala hidrofiliknya pada permukaan air

    dengan ekor-ekor hidrofobiknya terentang menjauhi permukaan air (Fessenden, 1986).

    Konsentrasi surfaktan pada saat misel mulai terbentuk disebut konsentrasi kritis misel

    atau critical micelle concentrations. Apabila konsentrasi surfaktan masih dibawah harga

    konsentrasi kritis misel, surfaktan yang mengalami adsorbsi pada antar muka akan bertambah

    sesuai dengan kenaikan konsentrasinya. Ini berarti kemampuan surfaktan dalam mengangkut

    kotoran dari bahan yang dicuci juga meningkat. Selanjutnya bila surfaktan terus ditambahkan

    dan mencapai harga konsentrasi kritis miselnya, monomer-monomer surfaktan akan

    mengalami agregasi dan mulai membentuk misel dalam air. Bila misel telah terbentuk, akan

    terlihat gejala-gejala fisika yang cenderung berlawanan dengan pada saat akan tercapai harga

    konsentrasi kritis misel. Hal tersebut nampak pada sifat kedetergenan dan sifat tegangan

    mukanya. Sifat kedetergenannya maksimum dan tegangan mukanya minimum pada saat

  • 5/19/2018 jurnal 5

    5/24

    konsentrasi kritis misel tercapai. Hal ini berarti pada saat tercapai harga konsentrasi kritis

    misel kemampuan surfaktan dalam membersihkan kotoran dari bahan yang dicuci mencapai

    maksimum. Setelah melewati harga konsentrasi kritis misel, sifat kedetergenannya akan

    menurun dan sebaliknya tegangan mukanya akan naik. Jadi setelah melewati harga

    konsentrasi kritis misel, atau setelah terbentuk misel kemampuan bahan surfaktan dalam

    membersihkan kotoran akan menurun. Misel yang terbentuk dari monomer-monomer

    surfaktan menunjukkan gejala lain yang tidak biasa, yaitu bahwa daya larutnya naik dengan

    cepat diatas suhu tertentu, yang dikenal sebagai suhu Kraft. Hal ini terjadi karena surfaktan

    yang tidak berasosiasi mempunyai daya larut yang terbatas, dan misel mempunyai daya larut

    yang rendah (Yatiman, 1995).

    Konsentrasi saat misel mulai terbentuk disebut konsentrasi misel kritis. Di bawah

    konsentrasi misel kritis biasanya surfaktan dapat bekerja dengan baik, karena misel dalammolekulnya belum terbentuk, sehingga dapat menjadi perantara untuk mencampur dua buah

    larutan yang sulit bercampur. Hal ini sangat penting untuk menentukan konsentrasi suatu zat

    dapat digunakan sebagai surfaktan atau pengelmulsi yang baik. Skema ilustrasi perubahan

    sifat larutan saat konsentrasi misel kritis tercapai ditunjukkan pada gambar (Hiemenz, 1997).

    Kesetimbangan di antara molekul-molekul atau ion-ion misel yang tidak berasosiasi

    berlaku hukum aksi masa untuk kesetimbangan miselisasi. Jika C adalah konsentrasi

    stoikiometri larutan, x adalah fraksi dari satuan monomer yang diendapkan dan m adalah

    jumlah satuan monomer per satuan misel.

    (2)x)}-(1{

    C.xKatau

    )1(C

    mC.x /K

    mC.xX)-(1C

    (1)(X)mmX

    mmC

    m

    x m

    dengan:

    C = konsentrasi stoikiometri larutan

    x = fraksi kelompok satuan monomer

    m = jumlah satuan monomer per misel

    Pernyataan m >> menunjukkan bahwa x menjadi

  • 5/19/2018 jurnal 5

    6/24

    kkm. Jika konstanta kesetimbangan k, dan perubahan energy standart = G0, maka untuk

    miselisasi 1 mol zat pemantap sesuai dengan persamaan berikut:

    m

    KRTG

    ln0 (3)

    x=0 dan G

    0

    = RT ln (kkm) pada kkm, sehingga:

    dT

    kkmRTd

    dT

    GdS

    )ln()( 00

    (4)

    Pengintegralan persamaan diatas diperoleh persamaan:

    konstRT

    Hkkm

    0

    )ln( (5)

    Membuat grafik ln (kkm) lawan 1/T dapat diperoleh harga Ho/Rsebagai slopenya

    (Tim Penyusun, 2014).

    Termodinamika terbentuknya misel menunjukan bahwa entalpi pembentukan dalam

    system air mungkin positif (pembentukan tersebut endotermik) dengan H~1-2 kJ per mol

    satuan surfaktan. Pembentukan misel di atas, CMC menunjukkan bahwa perubahan entropi

    yang menyertai pembentukannya pasti positif, dan pengukuran menghasilkan nilai sekitar

    +140 Jk-1 mol-1pada temperatur kamar. Perubahan entropi yang positif walaupun molekul itu

    berkumpul, menunjukkan adanya kontribusi pelarut pada entropi molekul akan lebih bebas

    bergerak setelah molekul pelarut terkumpul menjadi kumpulan kecil. Hal ini masuk akal,

    karena tiap molekul terlarut individual terkurung dalam pelarut yang teratur, tetapi setelah sel

    misel terbentuk, molekul pelarut hanya perlu membentuk satu kurungan yang lebih besar.

    Kenaikan energi ketika gugus hidrofob berkumpul dan mengurangi tuntutan strukturnya pada

    pelarut, merupakan asal-usul antaraksi hidrofob yang akan menstabilkan pengelompokan

    gugus hidrofob dalam makromolekul biologis. Antaraksi hidrofob merupakan contoh dari

    proses keteraturan, yang distabilkan oleh kecenderungan menuju ketakteraturan pelarut yang

    lebih besar (Atkins, 1997).

  • 5/19/2018 jurnal 5

    7/24

    BAB 2. METODE PRAKTIKUM

    2.1Alat dan Bahan

    2.1.1 Alat

    -

    Labu ukur 100 mL

    - Labu ukur 1 L

    - Gelas Beaker

    -

    Gelas arloji

    - Pipet ukur 5 mL

    - Konduktometri

    -

    Termometer

    2.1.2 Bahan-

    Gelatin

    - Akuades

    2.3 Skema Kerja

    - dilarutkan dalam 500 mL akuades

    -

    diambil sebanyak 40,0; 42,0; 44,0; 46,0; 48,0 mL ke dalam labu ukur 100

    mL.

    - diencerkan masing-masing ke dalam labu ukur 100 mL dengan akuades

    sampai tanda batas.

    - diukur masing-masing daya hantar listriknya pada suhu kamar

    -

    diulangi pengukuran daya hantar listrik pada suhu 35, 40, 45 dan 50 C

    pada masing-masing larutan.

    2 gram Gelatin

    Hasil

  • 5/19/2018 jurnal 5

    8/24

    BAB 3. HASIL DAN PENGOLAHAN DATA

    3.1 Hasil

    No. KonsentrasiBesarnya arus (A) pada suhu

    Tegangan

    28 C 35 C 40 C 45 C 50 C

    1. 1 % 4,1x10-3

    4,0x10-3

    3,9x10-3

    3,7x10-3

    3,5x10-3

    2 V

    2. 0,75 % 3,1x10-3

    2,9x10-3

    3,2x10-3

    3,8x10-3

    3,8x10-3

    2 V

    3. 0,50 % 1,9x10-3

    3,8x10-3

    2,9x10-3

    2,7x10-3

    2,7x10-3

    2 V

    4. 0,25 % 2,1x10-3

    2,7x10-3

    3,0x10-3

    3,2x10-3

    3,3x10-3

    2 V

    5. 0,1 % 0,9x10-3

    1,1x10-3

    1,3x10-3

    1,2x10-3

    1,1x10-3

    2 V

    3.2 Pengolahan Data

    a. Suhu 28 C

    No. Konsentrasi Hambatan ()Daya Hantar

    ListrikKkm ln kkm 1/T

    1. 1% 487,80 2,05x10-

    0,5 -0,693 0,036

    2. 0,75% 645,16 1,55x10-3

    3. 0,50% 1052,63 9,5x10

    -

    4. 0,25% 952,38 1,05x10

    -3

    5. 0,10% 2222,22 4,5x10-

    b. Suhu 35 C

    No. Konsentrasi Hambatan ()Daya Hantar

    ListrikKkm ln kkm 1/T

    1. 1% 500 2,0x10-

    0,75 -0,288 0,029

    2. 0,75% 689,66 1,45x10-3

    3. 0,50% 526,32 1,9x10-

    4. 0,25% 740,74 1,35x10-3

    5. 0,10% 1818,18 5,5x10-

  • 5/19/2018 jurnal 5

    9/24

    c. Suhu 40 C

    No. Konsentrasi Hambatan ()Daya Hantar

    ListrikKkm ln kkm 1/T

    1. 1% 512,82 1,95x10-

    0,5 -0,693 0,025

    2. 0,75% 625 1,6x10-3

    3. 0,50% 689,66 1,45x10-

    4. 0,25% 666,67 1,5x10-3

    5. 0,10% 1538,46 6,5x10-

    d.

    Suhu 45 C

    No. Konsentrasi Hambatan () Daya Hantar

    Listrik

    Kkm ln kkm 1/T

    1. 1% 540,54 1,85x10-3

    1 0 0,022

    2. 0,75% 526,32 1,9x10-

    3. 0,50% 740,74 1,35x10-3

    4. 0,25% 625 1,6x10-

    5. 0,10% 1666,67 6,0x10-3

    e. Suhu 50 C

    No. Konsentrasi Hambatan () Daya Hantar

    Listrik

    Kkm ln kkm 1/T

    1. 1% 571,43 1,75x10-

    1 0 0,020

    2. 0,75% 526,32 1,9x10-3

    3. 0,50% 740,74 1,35x10-

    4. 0,25% 606,06 1,65x10-3

    5. 0,10% 1818,18 5,5x10-

    BAB 4. PEMBAHASAN

    Percobaan yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah penentuan konsentrsi krisismisel beserta entalpi miselisasinya. Konsentraasi krisis mise merupkan suatu keadaan saat

    misel tepat akan terbentuk. Misel merupakan penggabungan dari ion-ion surfaktan atau dari

  • 5/19/2018 jurnal 5

    10/24

    monomer-monomer surfaktan tersebut, dengan rantai hidrokarbon yang lipofil (bagian yang

    tidak menyukai air) akan menuju ke bagan dalam misel dan meninggalkan gugus hidrofil

    (bagian yang menyukai air) yang berinteraksi dengan air. Surfaktan yang digunakan dalam

    percobaan kali ini adalah gelatin yang strikturnya adalah sebagai berikut:

    Gambar 4.1. Struktur gelatin

    Gelatin merupakan sutau jenis protein yang diekstraksi dari jaringan kolagen kulit,

    tulang atau ligamen (jaringan kulit hewan) hewan. Gelatin memiliki bagian yang hidrofil dan

    bagian yang hidrofob.

    Variasi temperatur dan konsentrasi larutan dilakukan dalam percobaan kali ini. Setiap

    konsentrasi dari larutan diukur konduktivitsnya dengan temperatur yang berbeda-beda. Hal ini

    dilakukan untuk mengetahui hubungan konduktivitas dengan konsentrasi. Ketika temperatursemakin tinggi maka gerakan molekul dalammlarutan akan semakin cepat, sedangkan

    semakin tinggi konsentrasi maka rangsangan yang diterima oleh konduktometri semakin cepat

    dan nilai daya hantar yang dikeluarkan oleh konduktomtri semakin besar. Ketika konsentrasi

    semakin tinggi maka semakin besar pula volume misel sehingga bertambah banyak agregasi

    surfaktan dalam larutan, kemudian tumbukan antar molekul dalam surfaktan juga semakin

    besar. Nilai kkm akan didapatkan dari perbandingan antara daya hantar listrik dan

    konsentrasi.

    Daya hantar listrik dari larutan diukur dengan menggunakan konduktometer.

    Konduktometer adalah sebuah alat yang salah satu kegunaannya adalah untuk mengukur daya

    hantar listrik yang diakibatkan oleh gerakan partikel di dalam sebuah larutan. Konduktometer

    dapat mengukur daya hantar yang dihasilkan oleh koloid dengan adanya sifat kinetik yang

    dimiliki oleh koloid tersebut yaitu dengan cara mengubah energi gerak menjadi energi listrik.

    Perbedaan suhu dan konsentrasi juga mempengaruhi gerakan partikel koloid sehingga daya

    hantarnya pun akan berbeda. Prinsip kerja dari konduktometer adalah menggerakkan elektron-

    elektron dalam larutan, kemudian mengukur besarnya gerakan molekul dalam larutan

    tersebut.

  • 5/19/2018 jurnal 5

    11/24

    Reaksi tidak terjadi ketika percobaan dilakukan melainkan hanya terjadi interaksi antar

    molekul antara air dan larutan gelatin. Gelatin memiliki dua gugus yaitu gugus hidrofilik

    (menyukai air) dan hidrofobik (tidak menyukai air). Bagian hidrofilik akan berikatan dengan

    air dan ekornya yang hidrofobik akan mengikat lemak. Bagian yang tidak menyukai air akan

    menjauh dari molekul-molekul karena perbedaan kepolaran.

    Variasi konsentrasi larutan yang dilakkukan dalam percobaan kali ini adalah 1%,

    0,75%, 0,50%, 0,25% dan 0,1%. Masing-masing larutan diukur konduktivitasnya pada

    temperatur yang berbeda-beda yaitu 28 C, 35 C, 40 C, 45 C dan 50C. Pengukuran

    menggunakan konduktometer dengan memberikan tegangan sebesar 2 V. Hasil yang didapat

    dari pengukuran ini adalah arus listrik dimana dari arus listrik ini akan diperoleh nilai

    hambatan dan dai nilai hambatan ini akan didapatkan nilai daya hantar listrik atau

    konduktivitas. Nilai kkm dapat diperoleh dengan membuat grafik hubungan antara

    konduktivitas dengan konsentrasi pada masing-masing temperatur.

    Grafik hubungan konduktivitas dengan konsentrasi pada suhu 28 C adalah sebagai

    berikut:

    Grafik di atas menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi semakin besar pula

    konduktivitasnya. Namun pada konsentrasi 0,5 mengalami penurunan. Nilai kkm pada suhu

    28 C berdasarkan grafik tersebut adalah 0,5.

    Grafik hubungan konduktivitas dengan konsentrasi pada suhu 35 C adalah sebagai

    berikut:

    y = 0.0016x + 0.0004

    R = 0.9064

    0

    0.0005

    0.001

    0.0015

    0.002

    0.0025

    0 0.5 1 1.5

    Konduktivitas

    Konsentrasi (%)

    Grafik Hubungan Konduktivitas dengan

    Konsentrasi

    Series1

    Linear (Series1)

  • 5/19/2018 jurnal 5

    12/24

    Grafik tersebut menunjukkan semakin tinggi konsentrasi semakin tinggi konduktivitas.

    Namun pada suhu 0,75 mengalami penurunan. Nilai kkm berdasarkan grafik tersebut adalah

    pada konsentrasi 0,75.

    Grafik hubungan konduktivitas dengan konsentrasi pada suhu 40 C adalah sebagai

    berikut:

    Grafik tersebut menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi semakin tinggi

    konduktivitas yang didapatkan. Namun grafik tersebut tidak linear dimana pada suhu 0,5

    mengalami penurunan. Nilai kkm berdasarkan grafik tersebut adalah pada konsentrasi 0,5.

    Grafik hubungan konduktivitas dengan konsentrasi pada suhu 45 C adalah sebagai

    berikut:

    y = 0.0012x + 0.0008

    R = 0.6168

    0

    0.0005

    0.001

    0.0015

    0.002

    0.0025

    0 0.5 1 1.5

    konduktivita

    s

    Konsentrasi (%)

    Grafik Hubungan Konduktivitas dengan

    Konsentrasi

    Series1

    Linear (Series1)

    y = 0.0011x + 0.0008

    R = 0.7324

    0

    0.0005

    0.001

    0.0015

    0.002

    0.0025

    0 0.5 1 1.5

    Konduktivitas

    Konsentras (%)

    Grafik Hubungan Konduktivitas

    dengan konsentrasi

    Series1

    Linear (Series1)

  • 5/19/2018 jurnal 5

    13/24

    Grafik di atas menunjukkan bahwa hubungan antara konsentrasi dan konduktivitas tidak

    mengalami keteraturan yang ditandai dengan naik turunnya konduktivitas yang dihasilkan.

    Hasil yang didapat ini tidak sesuai dengan literatur dimana seharusnya semakin besar

    konsentrasi semakin tinggi konduktivitas yang dihasilkan. Nilai kkm berdasarkan grafik

    tersebut adalah pada konsentrasi 1.

    Grafik hubungan konduktivitas dengan konsentrasi pada suhu 50 C adalah sebagai

    berikut

    Grafik di atas juga menunjukkan bahwa hubungan antara konsentrasi dan konduktivitas

    tidak mengalami keteraturan yang ditandai dengan naik turunnya konduktivitas yang

    dihasilkan. Hasil yang didapat ini tidak sesuai dengan literatur dimana seharusnya semakin

    besar konsentrasi semakin tinggi konduktivitas yang dihasilkan. Nilai kkm berdasarkan grafik

    tersebut adalah pada konsentrasi 1.

    Grafik-grafik di atas masing-masing menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi,

    konduktivitas yang didapatkan tidak semakin besar melainkan mengalami kenaikan dan

    penurunan. Hal ini tidak sesuai dengan literatur di mana seharusnya semakin besar

    y = 0.0012x + 0.0009

    R = 0.6332

    0

    0.0005

    0.001

    0.0015

    0.002

    0.0025

    0 0.5 1 1.5

    Konduktiv

    itas

    Konsentrasi (%)

    Grafik Hubungan Konduktivitas

    dengan konsentrasi

    Series1

    Linear (Series1)

    y = 0.0011x + 0.0009

    R = 0.5357

    0

    0.0005

    0.001

    0.0015

    0.002

    0.0025

    0 0.5 1 1.5

    Konduktivitas

    Konsentrasi (%)

    Grafik Hubungan Konduktivitas dengan

    Konsentrasi

    Series1

    Linear (Series1)

  • 5/19/2018 jurnal 5

    14/24

    konsentrasi semakin tinggi konduktivitas. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa kesalahan

    yang dilakukan saat percobaan. Kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi selama percobaan

    adalah ketidak tepatan dalam membuat larutan karena ketika konsentrasinya terlalu kecil

    maka konduktometri akan sulit membaca skala daya hantar. Selain itu, kesalahan juga dapat

    disebabkan karena alat yang sudah tidak terstandarisasi. Alat yang tidak berfungsi dengan

    baik maka tidak akan memberikan hassil pengukuran yang baik juga. Kesalahan yang juga

    mungkin adalah kesalahan dalam perhitungan yang menyebabkan ketidaktepatan hasil

    percobaan.

    Besarnya harga entalpi pada percobaan ini dapat ditentukan dengan mengkonversi

    kkm menjadi ln kkm kemudian diplotkan dengan 1/T. Grasiknya sebagai berikut:

    Dari grafik di atas diperoleh slopenya sebesar -39,89 yang setara dengan H/R

    sehingga H sama dengan slope (m) dikalikan dengan R atau konstanta gas yang besarnya

    yaitu 8,314 J/mol.K. Dengan demikian H pada percobaan ini dapat diketahui yaitu sebesar

    -331,65 J/mol.K. Tanda negatif menunjukkan terjadi pelepasan panas.

    y = -39.897x + 0.7185

    R = 0.5313

    -0.8

    -0.7

    -0.6

    -0.5

    -0.4

    -0.3

    -0.2

    -0.1

    0

    0.1

    0 0.01 0.02 0.03 0.04

    lnkkm

    1/T

    Grafik hubungan ln kkm dengan 1/T

    Series1

    Linear (Series1)

  • 5/19/2018 jurnal 5

    15/24

    BAB 5. PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan tujuan dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat

    disimpulkan bahwa:

    - Konsentrasi kritis misel dapat ditentukan dengan cara menentukan daya hantar listrik

    larutan surfaktan pada masing-masing konsentrasi yang kemudian diplotkan dengan

    variasi konsentrasi untuk mengetahui besarnya kkm pada masing-masing suhu yang telah

    ditentukan sedangkan untuk menentukan entakpi pada saat kkm yaitu dengan

    mengkonversi kkm menjadi ln kkm kemudian diplotkan dengan 1/T sehingga diperoleh

    slope yang nilainya setara dengan

    H/R, dengan demikian entalpi dapat dicari.- H untuk gelatin adalah -331,65 J/mol

    5.2Saran

    - Sebaiknya praktikan mengalibrasi peralatan yang digunakan pada percobaan.

    -

    Sebaiknya praktikan menjaga kebersihan dari elektroda konduktometri karena akan

    sangat sensitif terhadap daya hantar yang dihasilkan.

  • 5/19/2018 jurnal 5

    16/24

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2014.Aquades(http://www.nordicstaldkemi.dk)diakses 20 April 2014 pukul 13.12

    WIB.

    Anonim. 2011. Gelatin (http://www.scienelab.com/msds/php?msdsld= 9924120) diakses 20

    April 2014 pukul 12.45 WIB.

    Atkins, PW. 1997.Kimia Fisika. Jakarta : Erlangga.

    Bird, Tony. 1993.Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

    Fessenden, R.J. dkk. 1986.Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

    Hiemenz, P.C. dkk. 1997. Principles of Cotloid and Surface Chemistry 3rd. New York: Marcel

    Dekker Inc.Tim kimia fisika. 2014. Penuntun Praktikum Termodinamika Kimia. Jember : FMIPA

    Universitas Jember.

    Yatiman. 1995.Konsentrasi Kritis Misel dan Entalpi Suatu Bahan Surfaktan Pada Berbagai

    Suhu. Yogyakarta: FKIP Yogyakarta.

    http://www.nordicstaldkemi.dk/http://www.nordicstaldkemi.dk/http://www.nordicstaldkemi.dk/http://www.scienelab.com/msds/php?msdsld=%209924120http://www.scienelab.com/msds/php?msdsld=%209924120http://www.scienelab.com/msds/php?msdsld=%209924120http://www.scienelab.com/msds/php?msdsld=%209924120http://www.nordicstaldkemi.dk/
  • 5/19/2018 jurnal 5

    17/24

    LAMPIRAN

    1. Perhitungan Pengenceran Larutan gelatin

    a. Larutan 0,75% c. Larutan 0,25 %

    mL75V

    %1

    mL100%75,0V

    mL100%75,0V%1

    VMVM

    1

    1

    1

    2211

    mL25V

    %1

    mL100%25,0V

    mL100%25,0V%1VMVM

    1

    1

    1

    2211

    b. Larutan 0,50% d. Larutan 0,1 %

    mL50V

    %1

    mL100%50,0V

    mL100%50,0V%1

    VMVM

    1

    1

    1

    2211

    mL10V

    %1

    mL100%1,0V

    mL100%1,0V%1

    VMVM

    1

    1

    1

    2211

    2. Perhitungan hambatan dan Daya Hantar Listrik

    a. Suhu 28 C

    - Larutan 1 % - Larutan 0,50 %

    V = 2V V = 2V

    I = 4,1 x 10-3

    A I = 1,9 x 10-3

    A

    487,80

    A104,1

    V2

    I

    VR

    3-

    63,0521

    A101,9

    V2

    I

    VR

    3-

    3

    1005,2

    487,80

    1

    R

    1DHL

    4

    105,9

    1052,63

    1

    R

    1DHL

    - Larutan 0,75 % - Larutan 0,25 %

    V = 2V V = 2V

    I = 3,1 x 10-3A I = 2,1 x 10-3A

    645,16

    A103,1

    V2

    I

    VR

    3-

    38,529

    A102,1

    V2

    I

    VR

    3-

  • 5/19/2018 jurnal 5

    18/24

    31055,1

    645,16

    1

    R

    1DHL

    31005,1

    952,38

    1

    R

    1DHL

    - Larutan 0,1 %

    V = 2VI = 0,9 x 10-3A

    2222,22

    A100,9

    V2

    I

    VR

    3-

    4105,4

    2222,22

    1

    R

    1DHL

    b. Suhu 35 C

    - Larutan 1 % - Larutan 0,50%

    V = 2V V = 2V

    I = 4,0 x 10-3A I = 3,8 x 10-3A

    500

    A104,0

    V2

    I

    VR

    3-

    526,32

    A103,8

    V2

    I

    VR

    3-

    3102

    500

    1

    R

    1DHL

    3109,1

    526,32

    1

    R

    1DHL

    - Larutan 0,75 % - Larutan 0,25 %

    V = 2V V = 2VI = 2,9 x 10-3A I = 2,7 x 10-3A

    689,66

    A102,9

    V2

    I

    VR

    3-

    740,74

    A102,7

    V2

    I

    VR

    3-

    31045,1689,66

    1

    R

    1DHL

    31035,1

    740,74

    1

    R

    1DHL

  • 5/19/2018 jurnal 5

    19/24

    - Larutan 0,1 %

    V = 2V

    I = 1,1 x 10-3A

    18,8181

    A101,1

    V2

    I

    VR

    3-

    4105,5

    1818,18

    1

    R

    1DHL

    c. Suhu 40 C

    -

    Larutan 1 % - Larutan 0,50 %

    V = 2V V = 2V

    I = 3,9 x 10-3A I = 2,9 x 10-3A

    82,512

    A103,9

    V2

    I

    VR

    3-

    66,689

    A102,9

    V2

    I

    VR

    3-

    31095,1

    512,82

    1

    R

    1DHL

    31045,1

    689,66

    1

    R

    1DHL

    - Larutan 0,75 % - Larutan 0,25 %

    V = 2V V = 2V

    I = 3,2 x 10-3A I = 3,0 x 10-3A

    625

    A103,2

    V2

    I

    VR

    3-

    67,666

    A103,0

    V2

    I

    VR

    3-

    3106,1

    625

    1

    R

    1DHL

    31050,1

    666,67

    1

    R

    1DHL

    - Larutan 0,1 %

    V = 2V, I = 1,3 x 10-3

    A

  • 5/19/2018 jurnal 5

    20/24

    46,5381

    A101,3

    V2

    I

    VR

    3-

    4105,6

    1538,46

    1

    R

    1DHL

    d. Suhu 45 C

    -Larutan 1 % - Larutan 0,50 %

    V = 2V V = 2V

    I = 3,7 x 10-3A I = 2,7 x 10-3A

    54,540

    A103,7

    V2

    I

    VR

    3-

    74,740

    A102,7

    V2

    I

    VR

    3-

    31085,1

    540,54

    1

    R

    1DHL

    31035,1

    740,74

    1

    R

    1DHL

    -

    Larutan 0,75 % - Larutan 0,25 %

    V = 2V V = 2V

    I = 3,8 x 10-3A I = 3,2 x 10-3A

    32,526

    A103,8

    V2

    I

    VR

    3-

    625

    A103,2

    V2

    I

    VR

    3-

    3109,1

    526,32

    1

    R

    1DHL

    3

    106,1

    625

    1

    R

    1DHL

    - Larutan 0,1 %

    V = 2V

    I = 1,2 x 10-3A

  • 5/19/2018 jurnal 5

    21/24

    67,6661

    A101,2

    V2

    I

    VR

    3-

    4100,6

    1666,67

    1

    R

    1DHL

    e. Suhu 50 C

    - Larutan 1 % - Larutan 0,50 %

    V = 2V V = 2V

    I = 3,5 x 10-3A I = 2,7 x 10-3A

    43,571

    A103,5

    V2

    I

    VR

    3-

    74,740

    A102,7

    V2

    I

    VR

    3-

    31075,1

    571,43

    1

    R

    1DHL

    31035,1

    740,74

    1

    R

    1DHL

    -

    Larutan 0,75 % - Larutan 0,25 %

    V = 2V V = 2V

    I = 3,8 x 10-3A I = 3,3 x 10-3A

    32,526

    A103,8

    V2

    I

    VR

    3-

    06,606

    A103,3

    V2

    I

    VR

    3-

    3109,1

    526,32

    1

    R

    1DHL

    31065,1

    606,06

    1

    R

    1DHL

    - Larutan 0,1 %

    V = 2V, I = 1,1 x 10-3A

    18,8181

    A101,1

    V2

    I

    VR

    3-

  • 5/19/2018 jurnal 5

    22/24

    4105,5

    1818,18

    1

    R

    1DHL

    3. Grafik hubungan Konduktivitas dengan Konsentrasi

    a.

    Suhu 28C

    - Kkm = 0,5

    b. Suhu 35 C

    Kkm =0,75

    y = 0.0016x + 0.0004

    R = 0.9064

    0

    0.0005

    0.001

    0.0015

    0.002

    0.0025

    0 0.5 1 1.5

    Ko

    nduktivitas

    Konsentrasi (%)

    Grafik Hubungan Konduktivitas dengan

    Konsentrasi

    Series1

    Linear (Series1)

    y = 0.0012x + 0.0008

    R = 0.6168

    0

    0.0005

    0.001

    0.0015

    0.002

    0.0025

    0 0.5 1 1.5

    konduktivitas

    Konsentrasi (%)

    Grafik Hubungan Konduktivitas denganKonsentrasi

    Series1

    Linear (Series1)

  • 5/19/2018 jurnal 5

    23/24

    c. Suhu 40 C

    Kkm = 0,5

    d. Suhu 45 C

    Kkm = 1

    y = 0.0011x + 0.0008

    R = 0.7324

    0

    0.0005

    0.001

    0.0015

    0.002

    0.0025

    0 0.5 1 1.5

    Konduktivitas

    Konsentras (%)

    Grafik Hubungan Konduktivitasdengan konsentrasi

    Series1

    Linear (Series1)

    y = 0.0012x + 0.0009

    R = 0.6332

    0

    0.0005

    0.001

    0.0015

    0.002

    0.0025

    0 0.5 1 1.5

    Konduktivitas

    Konsentrasi (%)

    Grafik Hubungan Konduktivitas

    dengan konsentrasi

    Series1

    Linear (Series1)

  • 5/19/2018 jurnal 5

    24/24

    e. Suhu 50 C

    Kkm =1

    4.

    PerhitunganH

    ln kkm = H/RT + C

    y = mx + Cy = -39,89x + 0,718

    m = -39,89 = H/R

    H = m. R

    = -39,89 x 8,314 J/mol.K

    = -331,65 J/mol.K

    y = 0.0011x + 0.0009

    R = 0.5357

    0

    0.0005

    0.001

    0.0015

    0.002

    0.0025

    0 0.5 1 1.5

    Konduktivitas

    Konsentrasi (%)

    Grafik Hubungan Konduktivitas

    dengan Konsentrasi

    Series1

    Linear (Series1)

    y = -39.897x + 0.7185

    R = 0.5313

    -0.8

    -0.7

    -0.6

    -0.5

    -0.4

    -0.3

    -0.2

    -0.1

    0

    0.1

    0 0.01 0.02 0.03 0.04

    lnkkm

    1/T

    Grafik hubungan ln kkm dengan 1/T

    Series1

    Linear (Series1)