13
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM ini hasil translate saya. Semoga dapat berkenan. Jika ada yg kurang mohon diinformasikan. Anda tak usah lagi mengungkit hal-hal yang tidak anda tau tentang saya. Saya niat menolong jadi mohon jangan diMARAHI. Itu rasanya sakit sekali. Makasih 4.3 Instalation Fire detection systems dipasang pada peralatan proses pada lokasi tertutup sesuai dengan API RP 14C and API RP 14F atau API RP 14FZ. Kriteria diatas dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perancangan untuk memilih suatu sistem deteksi kontrol pabrik dan sistem lain untuk pabrik dengan kompresor gas. Pada umumnya perlindungan peralatan proses biasanya menggunakan unit fusible plugs. Peralatan proses umumnya diletakkan diluar lokasi platform, smoke dan heat detetctor, sehingga tidak efektif karena adanya pengaruh cuaca dan angin. Jika dibutuhkan penambahan proteksi fusible plugs dapat dilakukan dengan pemasangan flame deteksi (UV, IR, UV/IR). 4.4 Alarm system Alarm system dipasang pada platforms secara manual dengan penambahan visual alarms pada lokasi bising (ramai) seperti pada lokasi mesin. Pemacar manual alarm harus diletakkan pada lokasi strategis dekat rute evakuasi. Alarm mengindikasikan kondisi darurat yang harus dibedakan dari alarm platform. Ketentuan alarm untuk deteksi api platform harus dilengkapi dengan suara dan gambar untuk lokasi dengan kebisingan tinggi.

jurnal (1)

Embed Size (px)

Citation preview

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM ini hasil translate saya. Semoga dapat berkenan. Jika ada yg kurang mohon diinformasikan. Anda tak usah lagi mengungkit hal-hal yang tidak anda tau tentang saya. Saya niat menolong jadi mohon jangan diMARAHI. Itu rasanya sakit sekali. Makasih

4.3 Instalation Fire detection systems dipasang pada peralatan proses pada lokasi tertutup sesuai dengan API RP 14C and API RP 14F atau API RP 14FZ. Kriteria diatas dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perancangan untuk memilih suatu sistem deteksi kontrol pabrik dan sistem lain untuk pabrik dengan kompresor gas. Pada umumnya perlindungan peralatan proses biasanya menggunakan unit fusible plugs. Peralatan proses umumnya diletakkan diluar lokasi platform, smoke dan heat detetctor, sehingga tidak efektif karena adanya pengaruh cuaca dan angin. Jika dibutuhkan penambahan proteksi fusible plugs dapat dilakukan dengan pemasangan flame deteksi (UV, IR, UV/IR). 4.4 Alarm system Alarm system dipasang pada platforms secara manual dengan penambahan visual alarms pada lokasi bising (ramai) seperti pada lokasi mesin. Pemacar manual alarm harus diletakkan pada lokasi strategis dekat rute evakuasi. Alarm mengindikasikan kondisi darurat yang harus dibedakan dari alarm platform. Ketentuan alarm untuk deteksi api platform harus dilengkapi dengan suara dan gambar untuk lokasi dengan kebisingan tinggi. Sinyal Fire alarm harus diaktifkan oleh deteksi sensor terhadap panas, percikan api atau asap. Sinyal Fire alarm harus mengaktifkan general alarm dari platform. Emergency shutdown system (ESD) bekerja dengan menghentikan pemancar. ESD otomatis aktif saat mendeteksi api, gas dan atau proses kontrol. Aktifnya sistem ESD harus membunyikan alarm. 5. Fire control Strategi penggunaan fire kontrol harus dikembangkan untuk perancangan proteksi terhadap keseluruhan aspek dari operasi paltform (pengeboran, produksi, konstruksi, dll). Rancangan ini harus mempertimbangkan bahaya api dan deteksi, perlindungan pekerja dan evakuasi serta sistem kontrol kebakaran. Strategi ini juga harus mempertimbangkan jumlah pekerja lapangan, dan kemampuan mereka, juga pengadaan pelatihan penyelamatan diri dan evakuasi dari bahaya kebakaran. Peralatan yang digunakan harus dipilih dari bahan yang baik dan dideasain supaya siap digunakan sepanjang waktu. Berikut ini adalah panduan untuk penyediaan peralatan fire control pada platform: a. Fire water system, sering dipasang pada platform untuk menyediakansistem proteksi, kontrol api dan pemadam kebakaran. Desain harus berdasarkan teknik desain yang baik dan dapat mencakup peralatan seperti kompresor, glycol regeneration, media penyimpanan, dan proses pemompaan. Komponen dasar sistem ini adalah pemompaan fire water, penyusunan pemipaan dan nozzel. Penambahan aditif seperti foaming agent dapat ditambahkan untuk membantu memadamkan api lebih cepat. Karakteristik fire water pump : Fire water pump harus dipilih untuk memberikan tekanan pada aliran untuk antisipasi manual terhadap bahaya kebakaran. Sistem ini harus mengirimkan air pada tekanan yang direkomendasikan oleh manufaktur nozzle. Fire water pumps dalam lingkup ini direkomendasikan untuk berpedoman pada Standartd Of Instalationof Centrifugal Fire Pumps. Pada umumnya pompa digunakan untuk fire water service harus punya kemiripan karakterisrik dengan NFPA 20. Kinerja dari pompa NPFA 20 meliputi beberapa point berikut: Laju tekanan dan aliran Pompa harus menyuplai kapasitas kurang dari 150% sedangkan untuk tekanan kurang dari 65% Chum atau shut-of pressure tidak boleh lebih dari 140% dari laju tekanan vertikal shaft pumps atau 120% untuk horizontal shaft pumps.

Berikut ini adalah peralatan tambahan untuk fire water pump : Relief valve : untuk mencegah terjadinya tekanan tinggi akibat sistem peralatan (valve, pipa, fittings dll) Test header (hose valve) : untuk tes aliran (flow meter atau portable pitot tube juga bisa digunakan) Automatic air release valves : untuk memompa secara atomatis Circulation relief valves : untuk mencegah over heating dari pompa. Fire water pumps digunakan pada vertical shaft turbin atau submersible centrifugal type. Fire water pump dan peralatannya untuk sistem air laut menggunakan material yang tahan korosi

b. Penempatan Fire water pump Fire water pump seharusnya diletakkan pada tempat yang aman dari bahaya kebakaran. Sehingga harus diisolasi dari bahan bakar dan sumber-sumber material yang dapat menimbulkan percikan. Jika lebih dari satu fire water pump yang dipasang maka harus ada pemisahan satu sama lain untuk meminimalisir kemungkinan bahaya timbulnya api dari pompa.

c. Instalasi Fire water pump Lift column yang digunakan terbuat dari material yang tahan terhadap korosi air laut seperti fiberglass pipe. Lift column seharusnya terbungkus dalam pipa baja untuk melindungi dari bahaya ombak dan gaya mekanik lainnya. Fire water pumps seharusnya dilengkapi dengan kerucut atau keranjang yang terbuat dari material tahan korosi.

d. Fire water pump driver Pada pabrik ini menggunakan jenis natural gas engines yang berasal dari gas alam, yang sama seperti kebanyakan jenis bahan bakar mesin diesel. Bahan bakar menuju mesin harus melalui rute khusus sehingga terlindungi dari bahaya api dan bahaya lainnya.

e. Fire water pump controllers Controller seharusnya dilengkapi dengan peralatan otomatis dan manual starting. NPFA 20 dan NPFA 70 mengandung informasi penting untuk ukuran circuit breaker. Untuk engine-driven fire pumps variasi kondisi alarm harus dipantau. Alarm harus mengindikasikan low oil pressure, high engine jacket water temperature,dan shut down from overseed.

f. Pemipaan Fire water piping harus dirancang berdasarkan API RP 14E. Fire water piping digunakan untuk membawa volum dan tekanan yang dibutuhkan semua sistem, hose streams dan diamati agar beroperasi simultan. Pertimbangan perancangan meliputi penggantian pompa, faktor keamanan pompa, panjang dan diameter dari fire hose. Pertimbangan dalam pemilihan material pipa yaitu : resistensi terhadap korosi, tahan terhadap api, keamanan pada penggunaan serta biaya.

g. Fire water hose station, dipasang dengan pertimbangan akses menuju dek lain, kemungkinan dari bahaya api, berkoordinasi dengan pemancar lain dan gangguan dari aktifitas platform. Fire hose harus dipilih dari material yang resistan terhadap minyak, kerusakan bahan kimia, dan terpapar di lingkungan luar. h. Fire water nozzle. Kebanyakan nozzle yang dibunakan selain gabungan (fog pattern 90, 60, 30) atau nozzle untuk aliran aksial (lurus). Kombinasi nozzle yang direkomendasikan mempunyai tekanan 100 psi (6,89 bar) pada aliran nozzle. Nozzle lurus biasanya menggunakan tekanan 50 psi (3,45 bar). Material nozzel yaitu bahan yang tahan terhadap korosi.

i. Water spray system and monitors. Digunakan untuk lokasi yang tidak dapat dijangkau oleh hand-held hose stream. Sistem ini dapat digunakan secara terpisah. Keduanya harus terhubung untuk mencukupi suplai air yang dibutuhkan dan dapat digunakan untuk satu atau beberapa alasan berikut: Exposure protection cooling adalah yang sering digunakan. Sistem harus berfungsi secara efektif terhadap nyala api yang tergantung kuantitas bahan bakar, digunakan untuk mencegah kegagalan alat proses, pipa dan struktur baja. Control of burning, sistem ini mampu melindungi material yang mudah terbakar. Bekerja dengan menyerap panas, pengenceran, pengemulsi dan mengurangi penguapan bahan bakar. Extinguishment, sistem ini tergantung pada sifat fisik bahan bakar. Berfungsi untuk memadamkan dengan cara pendinginan, mengalirkan air, pengemulsi dan pengenceran.

GASEOUS EXTINGUISHING AGENT SYSTEM Sistem ini menggunakan dua mekanisme dasar tergantung pada jenis agent nya. Gas seperti CO2 dan inergen memindahkan dan mengurangi konsentrasi oksigen sehingga api dapat dipadamkan. Agen gas ini cocok bagi api kelas C karena sifat eliktrik nonkonduksi nya. Inergen dan CO2 tidak meninggalkan residu. Sedangkan agen lain sepertin halon dapat meninggalkan residu yang menyebabkan korosi. Hal ini cocok digunakan untuk memadamkan api dari bahan yang mudah terbakar dan bahaya lain dimana penggunaan air sebagai agen pemadam dirasa kurang tepat. Jenis agen gas yang sering digunakan adaah CO2, Halon 1301 dan 1211, FM-200, Fe-13 dan inergen. Penggunaan halon telah dilarang untuk sistem baru karena efek buruknya terhadap ozon dan pemanasan global. FM 200 dan FE-14 adalah florokarbon yang dapat menyebabkan pemanasan global dan dapat mengancam keselamatan pekerja. CO2 menyerap oksigen dan dapat menyebabkan pekerja sulit bernafas dalam lokasi tersebut. Inergen adalah campuran dari CO2, argon dan nitrogen yang dapat mengurangi konsentrasi oksigen dan berfungsi untuk mememadamkan api tetapi tidak baik bagi kesehatan manusia. Portable extinguisher consideration adalah agen gas sebagai pemadam api yang aplikasinya dapat dipindah- pindah. Digunakan untuk memadamkan api dengan cepat. CO2 adalah agen gas pemadam yang sering digunakan sebagai portable extinguisher untuk proteksi peralatan proses. Fixed system consideration. Agen gas pemadam dapat digunakan untuk keseluruhan area atau untuk lokasi tertentu. Seperti sistem chemical dry, agen gas dapat digunakan untuk proteksi area jamak dan terhububg dengan agen sulier melalui pipa. Nozzel dapat digunakan untuk melindungi lokasi tertentu, bagian dari keseluruhan lokasi. CO2 tidak umum digunakan untuk proteksi ruang yang ditemti banyak pekerja karena dapat menyebabkan sesak nafas. Personel safety. Penggunaan gas sebagai pemadam dapat membayahakan keselamatan pekerja karena sifatnya yang dapat menghambat pernapasan. Penggunaan C02 sebagai agen gas pemadam kebakaran dapat mengurangi konsentrasi oksigen pada atmospher sehingga membahayakan kehidupan makhluk hidup. Oleh karena itu pada perancangannya dibutuhkan sinyal peringatan beserta waktu tunda dan peringatan kepada pekerja saat CO2 hendak digunakan. Sedangkan halogen dan florokarbon yang tidak lebih beracun, dapat mendekomposisikan produk dan menyebabkan bahaya lebih lanjut. Sehingga penggunaan agen gas sebagai pemadam harus dilengkapi dengan sistem pengamanan serta evakuasi terhadap pekerja yang kemungkinan terjebak oleh gas tersebut.

WATERMIST SYSTEMBekerja dengan pendinginan api secara cepat, dikombinasikan dengan lokalisasi pemindahan oksigen dan sumber percikan api. Sistem ini digunakan untuk aplikasi fixed gas system atau sprinkler system. Watermist dapat digunakan untuk lokasi tunggal maupun jamak. Berikut ini adalah dasar dari sistem watermist : Sistem bertekanan tinggi menyediakan air yang didorong oleh nitrogen atau gas terkompresi lainya pada tekanan 150 psi 4000 psi. Air didistribusikan oleh single high pressure piping system menuju nozzle yang mana air diatomisasi kedalam kabut halus yang kemudian mengalir melalui orifice. Sistem bertekanan rendah beroperasi pada tekanan kurang dari 150 psi. Air dan udara terkompresi disebarkan melalui pipa pada masing-masing nozzle, dimana keduanya tercampur untuk menghasilkan kabut halus. Fixed system consideration, menggunakan air yang lebih sedikit daripada sistem sprinkling. Sistem bertekanan rendah dibutuhkan pemipaan terpisah untuk air dan propellant untuk masing-masing nozzle, serta beroperasi pada tekanan rendah. Sistem kontrol watermist sebanding dengan sistem kontrol gas yang digunakan. Sistem dirancang untuk beroperasi menggunakan suplai air dari pabrik atau udara inleu ditujukan untuk penyimpanan air atau udara yang digunakan ketika kondisi darurat. FIRE EXTINGUISHING CONTROL SYSTEM , adalah Jenis Sistem yang digunakan pada offshore dan mekanisme kontrolnya yaitu : Well, proceses and hydrokarbon storage. Fire water control efektif sebagai pengendali kebakaran. Air dapat digunakan dengan agen lainya seperti buih (foam) untuk meningkatkan keefktifan pemadaman. Enclosed well and process areas. Sistem penyemprotan air secara otomastis atau dry chemical system dapat digunakan. Namun, agen gas kurang cocok digunakan pada sistem ini. Open machinery areas. Sistem pemadaman secara manual dapat digunakan untuk kondisi ini. Air dan bahan tambahan lain seperti foam dapat digunakan untuk meingkatkan keefktifannya. Enclosed machinery areas. Lokasi ini harus menggunakan pemadaman dengan agen dry chemisal tiap seksi 6. Seperti manual hose reels dan sistem buih dapat dipasang pada ruang tertutup serta dilindungi oleh fixed gaseous atau watermist sistem. Sistem penggunaan air dapat dirancang untuk meminimalisir bahaya atau efek dari hasil penggunaan air pada lokasi panas. Electrical equipment areas. Sistem kontrol gas secara otomatis dapat mengeluarkan gas dalam peralatan elektronik untuk deteksi menghindari terjadinya percikan gas. Living quarters. Pemadaman seharusnya diletakkan melalui quarter yang didiskribsikan oleh seksi 6. Water hose reels harus secara tepat diletakkan dekat atau dalam quarters dan harus mudah diakses. Automatic dry chemical, CO2 atau wet foam system harus mempertimbangkan stove dan fat fryer areas. Semua sistem harus mencakup exhousting ducting dan sistem isolasi otomatis dari stove dan fryers. Sistem ini dirancang dengan pertimbangan waktu tunda untuk memindahkan tenaga dari exhaust fans. Automatic water sprinkler atau watermist systems harus mempertimbangkan living quarters areas. Rancangan dari sistem ini harus mencakup tipe pengaktifan spray heads, dry vs wet sistem, dan korosi pada pipa. Informasi lebih lanjut tentang desin sprinkler dapat ditemuai di NFPA 13. EMERGENCY DEPRESSURIZING Fasilitas depressurizing adalah sebuah cara melengkapi sistem proteksi kebakaran untuk mengurangi tekanan yang menginduksi regangan selama durasi waktu dari panas valve pemipaan, sebaik dengan pengurangan penyimpanan bahan bakar. Para perancang harus mengetahui bahwa sistem ini dapat meningkatkan frekuensi pengeluaran volume gas yang besar dalam waktu singkat dan berkemungkinan menghilangkan kemampuan proses kontrol jika menggunakan suplai gas alam. Peringatan untuk mencegah intrusi udara dan kemungkinan menghilangkan cairan hidrokarbon kedalam sistem depressurizing. Depressurizing ke nol berpotensi membahayakan sistem udara dalam hidrokarbon. Sehingga, pekerja harus berhati-hati dalam mendesain dan menghitung dispersi untuk mengaplikasikan sistem ini. Dasar desain sistem ini adalah pemasangan, desain dan fungsi harus cocok dengan keseluruhan skema dari proteksi api. Dasar desain sistem ini akan menetukan laju depressurizing dan proses desain mekanik. Partial depressurizing digunakan untuk mengurangi penyediaan hidrokarbon dalam seksi spesifik dari platform sperti kompresor atau vesel dan pemipaan. Partial depressurizing berfungsi untuk menyimpan gas bahan bakar untuk beroperasi pada keadaan darurat. Kontrol Depressurizing dapat dipasang secara otomatis ataupun manual. Sistem otomatis diterapkan pada ESD atau Temperature Safety Element dan dapat menunda waktu pengoperasian. Sistem manual membutuhkan campur tangan manusia dan mengurangi kemungkinan kecelakaan karena kesalahan pemasangan. Operator dapat mengatur bahaya api dengan menyediakan kontrol dari depressurizing dengan mengukur parameter lajunya, jumlah komponen depressurized dari paltfor. Alat kontrolnya bisa berupa remote kontrol pada point pusat atau valve.

PORTABLE FIRE EXTINGUISHERS Sistem ini sebagai perlindungan pertama terhadap bahaya kebakaran dan harus tetap tersedia meskipun telah ada alat pemadam api lainya. Manfaat utama dari chemical extinguisher adalah kandungan utamanya yang menyediakan perlindungan yang tidak tergantung dengan energi ekstenal. Kerugianya adalah jumlah agen pemadamnya yang terbatas untuk kapasitas unit tertentu. Penempatan unit pemadam. Untuk jenis portabel kebanyakan digunakan ketika ketersediannya cukup dan memadahi bagi kapasitas pemadam untuk digunakan. Penempatan pemadam api harus berdasarkan survey fisik dari lokasi yang ditinjau. Pemasangan harus memudahkan akses dan dapat tersedia setiap terjadi kebakaran, dapat dilihat /tidak terhalang, dipasang dengan digantung atau pada wadah yang mudah dipindahkan, serta selalu pada tempatnya meskipun tidak digunakan. Penempatannya pada lokasi yang jauh dari bahaya ledakan api, dapat tersedia dalam jumlah memadahi sehingga dapat melindungi bahaya kebakaran. Jarak pemasangan tiap titik tidak lebih dari 50 ft (15,2 m). Pengisian bahan bakar. Aturan untuk pengeluaran dan pengisian ulang perlu dibuat untuk mengefektifkan penggunaanya. Suplai cadangan dari dry chemicals harus disimpan dalam lokasi kering dan jauh dari pengaruh kelembaban.PERSONEL ORIENTATIONPegawai baru. Perlu diadakan pelatihan bagi pekerja untuk menuju offshore untuk kali pertama dengan berorientasi para programs for personel going offshore for the firts time. Pegawai baru harus mengikuti pelatihan tanda alarm, perlindungan dari kebakaran dan selanjutnya pekerja mempraktekkanya. Mereka juga harus di tunjukkan cara respon dan evakuasi kecelakaan. Pengunjung dan kontraktor platform harus mengikuti petunjuk dan dilatih untuk respon khusus terhadap tanda bahaya pada platform serta memahami tanda alarm untuk berbagai keadaan darurat. Pelatihan respon terhadap kebakaran ditujukan untuk semua personil operator offshore harus mengikuti pelatihan ini. Pelatihan ini meliputi praktek melawan api dari gas dan bahan bakar lainnya yang terjadi pada platform. Masing-masing sesi mencakup cara pertahanan dari bahaya kebakaran dan cara mengoperasikan semua peralatan. Semua pekerja harus mengetahui lokasi peralatan kebakaran, bagaimana menggunakannya dan bagaimana melaporkan dengan alarm. Pada umumnya pelatihan ini harus diadakan selama 4 sampai 8 jam per tahun. Refresher training ditujukan untuk personil untuk pelatihan perlindungan dari kebakaran pada interval yang dibutuhkan untuk meningkatkan kepercayaan diri dari pekerja. Kemampuan dan kepercayaan diri para pekerja untuk melawan bahaya kebakaran tergantung pada seberapa sering mereka mempraktekkannya dengan menggunakan peralatan pemadam kebakaran. Scenario drills, rencana program harus digunakan untuk meyakinkan pekerja dengan sistem alarm. Sehingga, program ini dapat diumumkan melalui alarm. Serta harus ada dokumentasi dari berbagai kegiatan meliputi fire drilling, training dll.

PASSIVE FIRE PROTECTION Didefinisikan sebagai sistem perlindungan kebakaran oleh peran alami inaktive proteksi pegawai dari bahaya kebakaran. Disebut juga sebagai structural fire protection (SFP), sebagai bagian dari peraturan pemerintah. Contoh dari aktive fire protection adalah fire water, AFFF, CO, atau dry chemical system. Pada umumnya tidak hanya digunakan sebagai proteksi kebakaran namun digunakan dengan aktive fire protection. Hal ini karena aktifnya pada waktu terbatas.

FIRE PROOFING MATERIALS Berikut ini adalah jenis material fireproofing yang tersedia dan digunakan di industri. Material ini ringan terdiri dari panel anorganik, batuan, atau buatan manusia dari bahan serat. Berbagai material fireproofing telah sering digunakan dalam offshore industri minyak dan tidak dapat dibagi dalam dua jenis aktif dan nonaktif insulant. Aktiv insulan pada umumnya terbuat dari jenis serat keramik bersturktur matriks yang mana mengandung aditif kimia. Nonaktif insulan, dapat dikelompokkan kedalam dua jenis. Cementitious materials dan man-made fibres, seperti keramik atau mineral wool. Cementitious material ada pada material bersemen yang mana normalnya dicampur dengan slurry dan penggunaanya secara sprai. Man-made materials jenis serat insulan yang dibedakan dalam beberapa bentuk seperti blanket, bongkahan dan panel.