Upload
yulia-sumarna
View
277
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
1/31
SISTEM PEMERIKSAAN MATA DASAR
BAG/SMF ILMU PENYAKIT MATA
PENYUSUN:
dr. Armanto Sidohoetomo, SpM(K)
dr. Yulianti Kuswandari, SpM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUSMA
SURABAYA
PENGANTAR
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
2/31
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
3/31
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Mahasiswa mampu memahami dan melakukan dasar-dasar pemeriksaan fisik pada
mata.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
1. Mahasiswa memahami tehnik anamnesa dengan baik
2. Mahasiswa dapat melakukan anamnesa
3. Mahasiswa memahami dan mampu melakukan pemeriksaan visus
a. Pemeriksaan dengan Snellens chart
b. Pemeriksaan dengan hitung jari
c. Pemeriksaan dengan lambaian tangan
d. Pemeriksaan dengan persepsi cahaya
4. Mahasiswa memahami dan melakukan pemeriksaan segmen anterior
a. Pemeriksaan mata luar
b. Pemeriksaan fisura interpalpebra
c. Pemeriksaan dengan melakukan eversi kelopak mata
d. Schirmer test
e. Fluoresein test
f. Pemeriksaan Sensibilitas kornea
g. Pemeriksaan reflek pupil langsung dan tidak langsung
5. Mahasiswa memahami dan melakukan pemeriksaan segmen posterior mata
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
4/31
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
5/31
Pemeriksaan khusus:
- Evaluasi kasus glaukoma
- Evaluasi kasus strabismus
- Evaluasi kasus epifora
- Evaluasi kasus dry eyes sindroma
- Evaluasi kasus proptosis
- Evaluasi kasus gangguan refraksi
Laboratorium
ANAMNESA
Anamnesa dilakukan untuk menggali riwayat penyakit. Anamnesa mengenai
riwayat penyakit penting untuk membantu menegakkan diagnosis. Anamnesa
yang terstruktur dan lengkap terdiri dari:
- Data demografi:
o Nama dan alamat: menunjukkan identitas pasien
o Umur dan jenis kelamin : ada penyakit tertentu yang berhubungan
dengan jenis kelamin dan kelompok umur.
o Pekerjaan: ada penyakit seperti trauma baik kimia,trauma tajam
dan tumpul, trauma kena sinar las, gangguan karena komputer,
berhubungadengan pekerjaan. Juga untuk kepentingan edukasi
dan rehabilitasi
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
6/31
o Agama : Komunitas tertentu mempunyai keluhan atau penyakit
yang sama
- Keluhan utama
o Keluhan utama merupakan keluhan yang membawa pasien datanguntuk periksa. Keluhan utama ini dicatat secara runut, lengkap dan
dilengkapi dengan durasi waktu.
o Keluhan utama yang sering :
Mata kabur
Berair dan atau ada kotoran di mata/ mblobok
Mata merah
Mata capai
Silau
Panas, gatal, ngeres, ngganjel
Nyeri (mata dan atau disertai pusing)
Mata juling
Melihat dobel
Bercak hitam melihat halo
Distorsi penglihatan
- Riwayat Penyakit Sekarang
o Penjelasan yang lengkap mengenai keluhan utama dan keluhan
yang menyertai. Data dicatat dan dilengkapi dengan :
Onset dan durasi
Tingkat keparahan
Progresifitas
- Riwayat Penyakit Dahulu
o Riwayat keluhan yang sama sebelumnya untuk mengetahui
kekambuhan misal: Herpes simpleks keratitis, uveitis, erosi kornea
yang berulang.
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
7/31
o Gejala yang sama tetapi terjadi pada mata satunya untuk penyakit
yang terjadi bilateral misal: uveitis, katarak senilis, Retinal
detachment.
o Riwayat trauma mata sebelumnya untuk menjelaskan lesi yang ada
sekarang misal: katarak traumatika, retinal detachment.
o Riwayat operasi mata sebelumnya misal: katarak, rekonstruksi,
trauma, pterygium dll
o Riwayat Penyakit sistemik sebelumnya yang mungkin
berhubungan dengan kondisi sekarang misal: TBC,Syphillis, lepra.
o Riwayat obat obatan yang digunakan misal steroid bisa
menyebabkan katarak dan glaukoma.
- Riwayat Penyakit Keluarga
o Untuk mengetahui predisposisi penyakit yang menurun seperti
katarak kongenital, ptosis, juling, distropi kornea glaukoma,
gangguan refraksi
KELUHAN UTAMA
MATA KABUR
Keluhan yang paling sering
Mendadak dan perlahan lahan, durasi, disertai nyeri atau tidak, sepanjang
hari, atau malam.
Penurunan tajam penglihatan mendadak tanpa disertai nyeri_ Oklusi arteri retina sentralis_ Perdarahan vitreus massive_ Retinal detachment yang mengenai makula
_ Oklusi isemik vena retina sentralis
Penurunan tajam penglihatan perlahan tanpa nyeri_ Central serous retinopathy_ Optic neuritis
Penurunan tajam penglihatan disertai nyeri_ Glaukoma akut sudut tertutup_ Uveitis akut_ Trauma kimia_ Trauma mekanik
Penurunan tajam penglihatan perlahan dengan sedikit nyeri
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
8/31
_ Pterigium di area pupil_ Katarak imatur_ Katarak senilis_ Optik atrofi_ Degenerasi makula karena usia
_ Diabetic retinopathy_ Gangguan refraksi
Penurunan tajam penglihatan perlahan dengan nyeri_ Uuveitis kronis_ Ulkus kornea
Transient loss of vision (Amaurosis fugax), penurunan tajam penglihatan sementara_ Carotid artery disease_ Papilloedema/ edema papil
_
Night blindness (Nyctalopia )_ Vitamin A deficiency_ Retinitis pigmentosa
Gejala penglihatan yang lain .
Bercak hitam atau floaters nampaksendiri atau berkelompok ikut bergerak biladibuat melirik, bergerak atau berubah posisi semakin jelas bila melihat permukaanyang jernih.Contoh:_ Vitreous haemorrhageperdarahan vitreus_ Exudates in vitreous
Kilatan cahaya (photopsia). Terjadi karena ada tarikan pada retina. Contoh:_ Posterior vitreous detachment_ Retinal detachment
Distorsi penglihatan. Menunjukkan adanya gangguan pada makula e.g., central
chorioretinitis_ Micropsia (ukuran lebih kecil dari bendanya),_ Macropsia (ukuran lebih besar dari bendanya),_ Metamorphopsia (distorsi bentuk benda).
Melihat halo. Terutama bila penderita melihat lampu tampak bentukan cincinberwarna di sekitarnya. Contoh:_ Acute congestive glaucoma_ Early stages of cataract
Diplopia, penderita melihat dobel:
Unilateral_ Subluksasi lensa
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
9/31
Bilateral_ Strabismus_ Diabetes mellitus_ Thyroid disorders
Mata berair. Mata berair merupakan salh satu keluhan utama.
Excessive lacrimation.
Epiphora terjadikarena adanya gangguan sistem aliran air mata
Sekret mata.
Ketika penderitamerasakan adanya sekret ditanyakan jenisnya berupa
mucoid, mucopurulent, purulent, serosanguinous atau ropy.
Sekret mata bisa mengarahkan kelainan apakah suatu gambaran
conjunctivitis, corneal ulcer/ ulkus kornea, orbital abscess, dan
dacryocystitis.
Gejala gatal, panas atau ngganjel/ngeres merupakan gejala yang sering
didapatkan pada pasien. Biasanya diddapatkan pada kasus:
_ Cconjunctivitis
_ Dry eye
_ Trachoma
_ Trichiasis and entropion
Mata merah.
Sering didapatkan pada kasus conjunctivitis,keratitis, iridocyclitis and
glaukoma akut.
Nyeri.
Bila didapatkan nyeri pada atau di sekitar mata dilanjutkan dengan
menanyakano nset, derajat keparahannya,dan hubungan dengan keluhan
lain. Bisa didapatkan pada kasus keradangan mata dan acute glaucoma.
Juga bisa didapatkan pada sinusitis, infeksi gigi dan abscess.
Asthenopic symptoms.
Mata lelah dengan atau tanpa nyeri kepala atau pusing biasanya
didapatkan pada gangguan refraksi dan terutama astigmatism.
Keluhan lain meliputi:
_ strabismus, juling
_ proptosis
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
10/31
_ ptosis
_ Lid lag
_ ektropion
_ Benjolan pada mata (mis., chalazion and tumours)
PEMERIKSAAN MATA
Pemeriksaan tajam penglihatan (visus)
Pemeriksaan visus dilakukan pada semua kasus. Pemeriksaan visus jauh dan dekat
dilaksanakan secara terpisah
Pemeriksaan visus jauh
Pemeriksaan Snellens chart.
Huruf- huruf Blok E Snelen dibuat dari segiempat 5x5 unit. Untuk
penglihatan NORMAL, mata akan membedakan huruf dengan ukuran blok total 5
menit sudut, atau 1 menit sudut persegi informasi. Jadi, seorang dengan penglihatan
normal dapat menerima bintang ganda 1 menit pemisahan atau bisa menentukan,
umpamanya F adalah F dan bukannya P jika seluruh huruf tingginya 5 menit dan
lebarnya 5 menit.
Tajam penglihatan ditulis dalam pecahan: 6/6(20/20), 6/12(20/40),dst. Tajam
penglihatan jauh biasanya diukur pada jarak 6 meter atau 20 feet )ini adalah
pembilang pecahan. Penyebutnya adalah jarak yang ukuran huruf tersebut
memberikan sudut penglihatan 5 menit. Jadi huruf dengan ukuran 6/6 atau 20/20
mempunyai sudut penglihatan 5 menit pada jarak 6 meter atau 20 feet. Huruf
dengan ukuran 6/12(20/40) mempunyai sudut penglihatan 5 menit pada jarak 12
meter atau 40 feet.
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
11/31
Satu persatu Astigamat/placido
Tehnik pemeriksaan
Pasien duduk menghadap kartu Snellen dengan jarak 6 m dari kartu.
Mata diperiksa satu persatu. Mata kiri ditutup dengan tangan kiri,
pasien diminta membaca huruf atau angka pada Snellen chart dari kiri
ke kanan dan dari atas kebawah baris demi baris.
Apabila pasien dapat membaca semua huruf atau angka pada Snellen
chart, maka visus pasien normal atau 6/6 berarti pasien dapat melihat
huruf pada jarak 6 meter, dimana huruf tersebut dapat dilihat pada
jarak 6 meter.
Bila pasien hanya dapat melihat huruf pada baris yang menunjukkan
angka 30 berarti tajam penglihatan pasien 6/30.
Bila pasien hanya dapat membaca huruf pada baris yang menunjukkan
angka 50 berarti tajam penglihatan 6/50.
Bila penglihatan 6/60 berarti pasien hanya dapat melihat pada jarak 6
meter dimana orang normal dapat melihat huruf tersebut pada jarak 60
meter.
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
12/31
TEST HITUNG JARI
Pada prinsipnya jari dapat dilihat oleh orang normal pada jarak 60
meter.
Apabila pasien sudah tidak dapat membaca huruf teratas pada Snellenchart, maka pasien diminta menghitung jari pemeriksa.
Teknik: pasien duduk di kamar yang terang, pasien diminta melihat
atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak tertentu.
Jika jari yang diperlihatkan dikenal pada jarak 1 meter maka dikatakan
tajam penglihatan seseorang adalah 1/60.
Jika pasien mampu menghitung jari pemeriksa pada jarak 3 meter,
berarti visus pasien 3/60, di mana pada jarak 60 meter orang normal
dapat menghitung jari.
Apabila pasien sudah tidak mampu lagi menghitung jari pemeriksa.
Dilakukan uji lambaian tangan.
TEST GERAKAN TANGAN
Dengan test gerakan tangan, maka dapat dinyatakan tajam
penglihatan pasien yang lebih buruk daripada 1/60. Orang normal
dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300meter. Bila
pasien hanya dapat melihat gerakan tangan pada jarak 1 meter, berarti
tajam penglihatan adalah 1/300.
Apabila pasien sudah tidak mengenali lambaian tangan pemeriksa,
dilakukan uji light persepsi
TEST LIGHT PERSEPTION
Lampu senter yang menyala diarahkan pada mata pasien dan
pasien diminta mengenali ada tidaknya sinar, bila pasien mengenali
adanya sinar, maka visus pasien adalah1/ - atau persepsi cahaya,
sedangkan jika pasien sudah tidak melihat sinar, maka visus ini
adalah tidak ada persepsi cahaya atau visus 0(nol)
Hasil pembacaan1.0 6/6 20/20 1 . 0
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
13/31
0.8 5/6 20/25 1 . 30.7 6/9 20/30 1 . 40.6 5/9 15/25 1 . 60.5 6/12 20/40 2 . 00.4 5/12 20/50 2 . 5
0.3 6/18 20/70 3 . 30.1 6/60 20/200 1 0 . 0
Visual acuity dekatTajam Penglihatan dekat dilakukan dengan meminta pasien membaca kartu
penlihatan dekat dengan jarak 35 cm dengan pencahayaan yang cukup terang.
Kart penglihatan dekat yang biasa dipakai: Jaegers chart
J1 sampai J7J. 1 (Sn. 0.5) 50 cm.
As she shoke Moses came slowly on foot, and aweating under the deal box whichhe had strapt round his shoulders like a pediar Welcome, welcome, Moses! well,my boy, what have you brought us from the fair?I have broughtJ. 2 (Sn. 0.6) 60 cm.five shillings and twopence is no bad days work. come, let us have itthen.I have brought back no money, cried Moses again. I have laidit all out in a bargain and here it is, pulling out a bundle from hisJ. 4 (Sn. 0.8) 80 cm.mother, cried the boy, why wont you listen to reason. I hadthem a dead bargain, or I should not have brought them. Thesilver rims alone will sell for double the moneyA fig for
J. 6 (Sn. 1) 1 m.the rims, for they are not worth sixpence; for I perceivethey are only copper varnished over.What! criedmy wife, not silver! the rims not silver?No,J. 8 (Sn. 1.25) 1.25 m.with copper rims and shagreen cases? A murraintake such trumpery! The blockhead has beenimposed upon, and should have know hisJ. 10 (Sn. 1.5) 1.5 m.
the idiot! returned she, to bring me suchstuff: if I had them I would throw them in
the fire.There again you are wrong, myJ. 12 (Sn. 1.75) 1.75 m.
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
14/31
2. Roman test types.N5, N8, N10, N12 dan N18 (Printers point system).3. Snellens near vision test types.
PEMERIKSAAN MATA LUAR
Pemeriksaan mata luar meliputi:
A. Inspeksi secara menyeluruh sebaiknya dilakukan awal untuk mengevaluasi
bola mata dan struktur yang berhubungan seperti kelopak mata, alis mata,
wajah dan kepala.
B. Pemeriksaa iluminasi fokal/oblique seharusnya dilakukan untuk
mendapatkan hasil yang lebih teliti dengan menggunakan pembesaran. Bisa
menggunakan kaca pembesar(uniocular atau biocular( atau menggunakan slit
lamp.
C. Pemeriksaan khusus seperti pemeriksaan tekanan intraokuli
(tonometry) and sudut bilik mata depan (gonioscopy).
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
15/31
Pemeriksaan mata luar meliputi:
1. Evaluasi posisi kepalaPosisi kepala dan dagu pertama kali dilihat. Tidak normal pada strabismus paralitik.
2. Evaluasi forehead
_ tergangu pada ptosis.
_ Facial tidak simetri pada Bells palsy and facial hemiatrophy.
3. Evaluasi eyebrows
_ Posisi tidak simetris pada ptosis .
_ Bulu mata hilang 1/3 lateral (madarosis) pada leprosy
4. Evaluasi eyelids
Keempat kelopak mata dievaluasi posisi, gerakan, kondisi kulit dan lid margins.
i. Posisi. Normal bagian bawah upper lid menutup kornea (2 mm).
_ Pada ptosis menutup lebih dari 2 mm.
_ Limbus superior tampak pada grave ophthalmophaty dansympathetic overactivity.
ii. Gerakan eye lids. Normal kelopak superior ikut bergerak bila melihat ke bawah
tetapi pada kasus thyroid ophthalmopathy terdapat lagophthalmus.
_Blinkingadalah gerakan invulunter palpebra.
Normal rata-rata 12-16 kedipan per menit. Meningkat bila ada iritasi lokal. Menurun
pada trigeminal anastesia bahkan hilang pada parese n fasialis
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
16/31
_Lagophthalmos adalah kondisi di mana palpebra superior tidak menutup
sempurna. Penyebab lagophthalmus:
Facial nerve palsy, Proptosis, Symblepharon
iii. Palpebra. Kelainannya berupa:
_Entropion,Ectropion
Trichiasis bisa disebabkan trachoma,blepharitis, stye dan lid trauma.
Madarosis misal blepharitis, leprosy.
Poliosis bulu mata menjadi abu-abu pada Vogt-Koyanagi-Haradas disease.
_Scales t lid margins pada blepharitis.
_Swelling: papilloma atau chalazion.
iv. Kelainan kulitterjadi pada herpetic blisters, molluscum contagiosum lesions,
warts, epidermoid cysts, ulcers, traumatic scar dll.
v. Palpebral aperture.
palpebral fissure normal 28-30 mm horisontal and 8-10 mm
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
17/31
5. Evaluasis lacrimal apparatus
Pemeriksaan meliputi:
_Inspeksi saccus lakrimal merah, bengkak atau fistula
_Inspeksi pungtum lakrimalis eversion, stenosis, discharge.
_TestJones dye test I and II,
Schirmer-I test.
Pemeriksaan menggunakan kertas Whatman-41 dengan ukuran 5 35 diletakkan
pada 1/3 lateral fornik inferior selama 5 menit . Normal 12-15 mm
.
6. Evaluasi seluruh eyeball
i. Posisi. Normal pisinya simetris kanan -kiri. Posisi abnormal
(a) Proptosis/exophthalmos
Pemeriksaan Hertel
(b) Enophthalmos
ii. Visual axis. Normally kedua mata simultan. Deviasi terjadi pada strabismus
iii. Ukuran eyeball. Meningkat pada buphthalmos danunilateral high myopia.
Mengecil pada: congenital microphthalmos, phthisis
bulbi, and atrophic bulbi.
iv. Gerakan eyeballdiperiksa 6 kardinal
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
18/31
7. Evaluasi conjunctiva
i. Bulbar conjunctiva dengan membuka palpebra superior dengan jari telunjuk
palpebra inferior dengan ibu jari tangan kiri
ii. Conjunctiva palpebra inferior
dengan mendorong palpebra inferior ke bawah dan pasien diminta melihat ke atas
iii. Conjunctiva palpebra superior pemeriksaan dengan melakukan eversi
palpebra superior
_One-hand technique.
_Two-hand technique.
Tehnik pemeriksaan:
Pasien diminta melihat ke bawah dengan bantuan ibu jari dan telunjuk tangan kiri
pemeriksa membalik palpebra superior kanan sehingga dapat dilihat detail darikonjungtiva palpebra adakah penebalan konjungtiva, penonjolan, pembengkakan,
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
19/31
folikel , papila, kista,benda asing,pinguecula, pterygium,tumor jaringan parut dan
pelebaran pembuluh darah. Bila sulit dilakukan dengan dua tangan dibantu dengan
meletakkan kapas /cotton but pada kelopak mata atas dengan sedikit tekanan
sedangkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri memegang tepi kelopak mata untuk
melakukan eversi kelopak mata.
subconjunctival bleeding pterygium
8. Evaluasi sclera
Normal sclera dilapisi konjungtiva bulbaris.Abnormal bisa dilihat:
i. Warna. Normal berwarna putih. Kuning pada Icterus. Kebiruan pada
Marfans syndrome, Pigmentasi pada naevus of Ota dan melanosis bulbi.
ii. Inflammasi. Bila didapatkan nodule yang flat kemerahan merupakan
episcleritis. Tetapi bila dalam didapat kongesti kornea merupakan scleritis.
iii. Staphyloma lokasi:intercalary,ciliary, equatorial and posterior.iv. Perforasididapatkan pada truma tumpul terutama pada limbus daerah equator
9. Evaluasi cornea
Pemeriksaan dengan menggunakan loupe atau slit lamp
Pemeriksaan meliputi:
i. Ukuran.
diameter horizontal 11.7 mm and diameter vertical 11 mm. Abnormal:
_Microcornea, diameter kurang dari 10 mm. Misal: microphthalmos, phthisis bulbi.
_Megalocornea diameter horizontal lebih dari 13 mm, Misal: megalocornea and
buphthalmos.
ii Kelengkungan Normal uniform curvatura di area central.
curvature. Abnormal:
_Keratoglobus.
_Keratoconus. Bentuk kornea mengerucut ke depan.
_Cornea plana i.e., kornea datar pada severe hypotony dan phthisis bulbi
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
20/31
iii. Surface. . Pemeriksaan dengan menggunakan Placido abrasi, ulcerasi, scars.
Placidos keratoscopic discLempeng dicat dengan lingkaran hitam dan putih selang
seling. Normal gambar lingkaran teratur bulat, abnormal didapatkan gambaran yang
ireguler
iv. Mengkilat. Menghilang pada dry eyes sindrom.
v. Transparan. Transparansi hilang pada corneal oedema, kekeruhan, ulkus,
vaskularisasi.
Pemeriksaan ulkus kornea. Pemeriksaan dilakukan dengan slit lamp sebelum dan
sesudah dilakukan tes fluoresin dicatat lokasi, ukuran dan kedalaman.
Pemeriksaan kekeruhan kornea sebaiknya diperiksa dengan menggunakan slit lamp
tentukan jumlah, ukuran, bentuk, densitas( nebula, makula, lekoma) dan permukaan.
vi. Normal tidak didapatkan vaskularisasi . Bila didapatkan vaskularisasi tentukan
apakah superficial atau deep distribusi local, general, atau peripheral.
vii. Sensibilitas kornea. Cornea struktur yang sangat sensitif karena kaya akan
saraf. Sensitifitas kornea menurun pada., herpetic keratitis, neuroparalytic keratitis,
leprosy, diabetes mellitus.
Tehnik pemeriksaan sensibilitas kornea, penderita menghadap ke depan, pemeriksa
menyentuh kornea dengan ujung kapas dari arah lateral. Diamati reflek berkedip ,
normal penderita mengedip.
1. Fluorescein staininga. Tehnik pemeriksaan: satu tetes cairan fluoresein atau dengan kertas
fluoresein kemudian diirigasi, bila didapatkan abrasi, erosi maupunulkus kornea akan terwarnai hijau diperiksa dengan sinar cobalt bluetampak daerah hijau
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
21/31
b.2. Bengal rose (1%) sebelum pemeriksaan diberikan tetes xilocain.3.Alcian blue dye stains
.10. Evaluasi anterior chamber/bilik mata depan.i. Kedalaman anterior chamber. Normal : 2.5 mmnormal, dangkal atau dalam
ii. Isi anterior chamber. Normal cairan jernih. abnormal :
_Bloodhyphaema:ocular trauma, surgery.
_Pushypopyon:corneal ulcer, iridocyclitis,endophthalmitis dan panophthalmitis.
_Aqueous flare Tyndall phenomenon
_Pseudohypopyon tumor cells :retinoblastoma._Foreign bodieswooden, iron, glass particles,stone particles, cilia etc.
_Artificial lens. pseudophakia.
iii. Evaluasi sudut bilik mata depandilakukan dengan pemeriksaan gonioskopi
11. Evaluasi irisi. Warna iris. Bervariasi sesuai menurut rasii. Sinekia
anterior lekoma aderent, posterioriridocyclitis
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
22/31
iii. Iridodonesis /iris trimulans pada dislokasi atau sbluksasi lensa.
iv. Rubeosis iridis pembuluh darah baru di iris misal pada uveitis, diabetes mellitus,
glaukoma.
12. Evaluasi pupil pupil
i. Jumlah. Normal satu pupil. Bila lebih disebut poltcoria
ii. Lokasi. Normal terletak di sentral
iii. Ukuran. Normal : 3 to 4 Bila kecil (miosis) atau besar (mydriasis).
Penyebab miosis
_ Efek mioticum (parasympathomimetic drugs).
_ Efek morfin sistemik.
_ Horners syndrome.
Penyebab midriasis
_ Effect topikal simpatomimetiks (adrenaline d an phenylephrine).
_ Effect topikal parasimpatolitik (atopine, homatropine, tropicamide dan
cyclopentolate).
-glaucoma (pupil lonjong).
iv. Bentuk. Normal berbentuk sikuler.
_Irregular narrow , inkarserasi iris atau vitreus jam 12)
v. Warna.
_Greyish blacknormal,
_Leucocoriacongenital cataract, retinoblastoma.
vi. Reflek pupil.
_Reflek cahaya langsung.
_Reflek cahaya konsensuil.
Reaksi pupil abnormal: (i) amaurotic pupil, (ii) efferent pathway defect, (iii)
Wernickes hemianopic pupil, (iv) Marcus Gunn pupil, (v) Argyll Robertson pupil, and
(vi) the tonic pupil
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
23/31
Tehnik pemeriksaan langsung:
Mata disinari perlahan dari sisi lateral ke medial pada setiap mata kanan dan
kiri.
Dilihat keadaan pupil pada mata yang disinari apakah terjadi miosis padapenyinaran.
Interprestasi: Ada periode laten 0.2 detik sesudah rangsangan. Sesudah pupil
berkontraksi kuat akan disusul dilatasi ringan terutama bila penyinaran tidak
keras. Bila terjadi hal ini disebut reflek pupil +
Pada reflek langsung + atau normal berarti visus ada dan motorik saraf III
berfungsi baik
Tehnik pemeriksaan tidak langsung: Mata disinari dengan menggunakan sinar tidak mengenai mata sebelahnya.
Dievaluasi pupil mata yang tidak disinari apakah terjadi miosis pada
penyinaran mata sebelahnya.
Interpretasi: Terdapat periode laten seperti mata yang disinari langsung.
Keras kontraksi pupil sama dengan mata yang disinari langsung. Bila terjadi
refleks miosis disebut refleks pupil tidak langsung +.
Pada keadaan dinilai saraf motorik ke III untuk membuat konstriksi atau
miosis dari mata yang tidak langsung.
13. Pemeriksaan lensa
Pemeriksaan lensa dibantu dengan melebarkan pupil
i. Posisi. Normal antara iris dan vitreus dan disangga zonula zinii. Abnormal posisi:
_dislokasi baik ke anterior maupun ke posterior
_Subluksasi lensa misal: trauma. Marfans syndrome_Aphakia,Pseudophakia.
ii. Bentuk lensa. Normal : biconvex
iii. Warna. Normal: jernih
iv. Transparan. Normal : transparan
bila terjadi katarak lensa menjadi keruh
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
24/31
Tekanan intraokular (IOP)
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
25/31
Pemeriksaan intraokuler dilakukan pada penderita yang diduga glaukoma atau rutin
dilakukan pada pasien diatas 40 tahun. Untuk memperkirakan tekanan intraokuli
dapat dilakukan digital tonometry.
Tehnik pemeriksaan:
Pasien duduk di depan pemeriksa
Pasien diminta melihat ke bawah, namun tidak memejamkan mata
Jari telunjuk tangan kiri dan kanan pemeriksa menekan secara bergantian
pada daerah palpebra superior
Kemudian dibandingkan dengan mata normal
Hasil pemeriksaan tekanan bola mata dapat ditulis sebagai berikut:
Tn = tekanan bola mata normal
Tn+1 = tekanan bola mata agak tinggi
Tn+2 = tekanan bola mata cukup tinggi
Tn-1 = tekanan bola mata agak rendah
Tn-2 = tekanan bola mata cukup rendah
Tn-3 = tekanan bola mata rendah
Pemeriksaan yang lebih teliti dan bersifat kuantitatif adalah indentasi dengan
tonometer Schiotz atau aplanasi dengan Goldmannstonometer
Normal IOP : antara 10-21 mm of Hg , bila kurang dari 10 mm of Hg disebut
hypotony. Sedangkan bila lebih dari 21 mm of harus dicurigai adanya glaukoma.
Tehnik pemeriksaan tonometer Schiotz:
Sebelum dilakukan tonometri disterilkan dengan alkohol.
Penderita tidur terlentang diberikan anastesi dengan topikal xylocain 2 %.
Fiksasi mata pasien dengan memandang ibu jari
Pemeriksa membuka kelopak mata pasien dengan ibu jati dan jari telunjuk
tangan kiri.
Dengan hati hati dasar tonometri ditekankan pada kornea bagian sentral.
Baca skala yang ditunjukkan jarum dengan beban 5.5gm.
Jika skala yang terbaca kurang dari 5 ditambah kan beban 7.5gm
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
26/31
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
27/31
PEMERIKSAAN FUNDUS
Pemeriksaan fundus untuk mengevaluasi kelainan pada vitreus, saraf opyik,
retina dan koroid.. Untuk pemeriksaan fundus dilakukan midriasis dengan
menggunakan topikal phenylephrine 5% dan atau tropikamide 1%. Pemeriksaan
fundus menggunakan ophthalmoscopy
Tehnik pemeriksaan:
Pasien duduk menghadap ke depan.
Pemeriksaan dengan direk ophthalmoskop sebaiknya dilakukan di ruang agak
gelap .
Mata kanan diperiksa dengan mata kanan matakiri diperiksa dengan mata kiri. Jarak kira-kira 15.4 mm
Evaluasi :discus opticus, pembuluh darah, empat kuadran dan makula
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
28/31
PEMERIKSAAN PENGLIHATAN WARNA (COLOUR VISION)
Penglihatan warna merupakan persepsi yang sangat penting dan mempunyai
peran yang luas baik di bidang pendidikan, perhubungan, pertanian dan lain- lain.
Demikian pentingnya pemeriksaan penglihatan warna ini di mana merupakan
persyaratan mutlak bila seseorang akan melanjutkan pendidikannya, antara lain di
bidang arsitektur, kimia, farmasi, penerbangan, kedokteran.
Tes Ischihara:
Tes ini terdiri dari beberapa plate di mana pada masing masing plate disusun
gambar bulatan kecil dengan latar belakang warna yang berbeda. Di sini terdapat
gambaran angka atau huruf atau bentukan tertentu dengan warna tertentu yang
harus di baca. Warna-warna dipilih sehingga orang normal dapat membacanya
sedangkan orang dengan gangguan penglihatan warna hanya dapat membaca
beberapa plate atau tidak dapat sama sekali. Setiap penelusuran harus selesai
dalam 10 detik.
Plate pertama merupakan demonstrasi sehingga dapat dibaca semua orang.
Tehnik:
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
29/31
Pemeriksaan harus di bawah iluminasi standart day light atau sekitar 20-60
foot candle.
Jarak baca 75-100 cm atau selengan.
Waktu pengamatan 3-5 detik per plate.
Penderita tidak memakai lensa kontak berwarna.
Interpretasi:
o Normal: dapat membaca 17 plate atau lebih.
o Kelainan : hanya dapat membaca dibawah 13 plate.
o Buta warna parsial bila sebagian plate salah.
Buta warna total atau penuh bila pembacaan semua plate salah
KONFRONTASI TES
Pemeriksaan lapang pandangan:
1. Konfrontasi
2. Perimeter
3. Tangent screen
Untuk pemeriksaan lapang pandangan secara kasar
Pasien-pemeriksa berhadapan dengan saling memandang mata
Gerakkan benda yang berwarna mulai dari lapang pandangan terjauh
Bandingkan lapang pandang pasien-pemeriksa
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
30/31
Status Pemeriksaan Mata
Nama , Alamat
Umur, jenis kelamin
Pekerjaan
Agama
Keluhan Utama
Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Pemeriksaan fisik dan sistemik
Pemeriksaan mata kanan-kiri
Tajam Penglihatan/visus
Alis mata, bulu mata
Orbita : gerakan bola mata
Kelopak mata : posisi, pergerakan, tinggi. lebar
Konjungtiva,: Palpebra, bulbi, fornik.
sklera
7/27/2019 Judul Sistem Pemeriksaan Mata Dasar
31/31
Kornea: benruk, ukuran, ulkus, sensibilitas, keratik presipitat, infiltrat.
Bilik mata depan: Kedalaman , hifema, hipopion
Iris: warna, sinekia, regularitas.
Pupil: jumlah, bentuk, reflek
Lensa: posisi, warna Tekanan Bola mata
Pemeriksaan Fundus: saraf optik retina , makula
Diagnosis, Diagnosa banding
Penetalaksanaan
DAFTAR PUSTAKA
1. A. K. Khurana . Chomperhensive Ophthalmology. 4rd edition. New Age
International Limited Publishers.
2. Jaypee. Modern Ophthalmology.3rd edition, L C Dutta.
3. P T Khaw, P Shah, A R Elkington. A B C Of Eyes. 4rd edition. BMJ Books.