Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI STUDI
PEMBANGUNAN & ILMU MANAJEMEN STMT-TRISAKTI JAKARTA
JL.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan, Jakarta 13410
Telp: (021) 856 9372, Fax: (021) 856 9340 LPMTL CENTER OF EXCELLENCE Email: [email protected], Website: www.stmt-trisakti.ac.id
Judul Penelitian
EKSPOR KOMODITI PRIMER DAN PERTUMBUHAN
EKONOMI REGIONAL PULAU SUMATERA
O
l
e
h
AMRIZAL
Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti
Jakarta, Juli 2003
2
KATA PENGANTAR
Membuat Karya Ilmiah atau melakukan penelitian sudah merupakan tugas pokok
yang harus dilakukan oleh staf pengajar suatu perguruan tinggi. Tugas ini dibuat dalam
rangka penyesuaian/persyaratan pengusulan Akreditasi Dosen atau jenjang kepangkatan
pada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TRISAKTI (STMT TRISAKTI)
Jakarta. Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan
saja, namun penulis telah berfikir berkali-kali tentang isi tulisan singkat “Jurnal” yang
dibuat ini harus benar-benar dikaji secara ilmiah pula sesuai dengan namanya, dan inipun
sebatas kemampuan yang penulis miliki hingga saat ini.
Alasan lain kenapa karya ilmiah ini harus dibuat demikian adalah
berkemungkinan kalau sekarang batas kemampuan penulis hanya sebatas yang mampu
penulis buat seperti ini, maka mungkin suatu saat tulisan singkat “Jurnal” ini bisa lebih
disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum
melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa dan lain sebagainya. Agaknya tidaklah terlalu
berkelebihan kalau penulis katakan bahwa data yang digunakan bukanlah data main-
mainan, akan tetapi merupakan data resmi publikasi pemerintah sesungguhnya serta
badan-badan resmi pemerintah dan lainnya, yang telah menghimpun: Data-data Makro
Ekonomi dan Pembangunan Indonesia dari masa kemasa dengan rentang waktu tahun
1960-2006 seperti: Pendapatan Nasional Indonesia, APBN, Neraca Pembayaran,
Kependudukan dan Tenaga Kerja dan lain sebagainya.
Kemudian sebagai upaya menjaga keilmiahan sajian tulisan singkat “Jurnal” yang
penulis buat ini diperlukan wadah akurasi “Ilmu Ekonomi Terapan” sebagai
penuntun/pembanding, yaitu suatu wadah yang mencontohkan berbagai corak maupun
topik bahasan tulisan para ahli ekonomi papan atas menampilkan karya ilmiahnya
melalui berbagai Jurnal ekonomi domestik maupun asing. Tulisan singkat “Jurnal” ini
belum pernah diterbitkan dan hanya digunakan sebagai publikasi kepustakaan STMT
TRISAKTI agar dapat dibaca oleh mahasiswa atau pembaca ilmiah lainya yang
barangkali punya kepentingan sama dengan penulis.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ketua STMT
TRISAKTI Husni Hasan, A.MTrU, S.Sos, MM, bapak Puket I STMT TRISAKTI
H. Andri Warman, BSc, S.Sos.,MM dan Civitas Akademika lainnya STMT Trisakti
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam kesempatan ini. Tidak terlupa salam
yang istimewa terhadap fihak DIKTI/Kopertis Wilayah III Jakarta tempat tujuan
penyesuaian/pengusulan Akreditasi Penulis untuk kedua kalinya, dan berbagai fihak yang
telah disibukkan atas penyesuaian/pengusulan akreditasi ini, demikian dan terima kasih.
Jakarta, Juli 2003
( Amrizal )
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN LITERATUR PERDAGANGAN LUAR NEGERI
3. KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI
4. HASIL PENEMUAN EMPIRIS DAN ANALISA
4.1. Ekspor Komoditi Primer Termasuk Migas
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
4.2. Ekspor Komoditi Primer Tanpa Migas Pertumbuhan Ekonomi
4.3 Analisa Hasil Perhitungan
5. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
4
1. PENDAHULUAN
Ekspor komoditi primer merupakan sumber penerimaan devisa untuk membiayai
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab
lebih dari tiga per empat bagian dari pendapatan ekspor pada negara-negara berkembang
merupakan hasil dari ekspor komoditi primer tersebut. Pada negara-negara maju keadaan
yang terjadi adalah sebaliknya, sebab sebahagian besar dari ekspor negara-negara maju
merupakan komoditi manufaktur, yakni mencapai empat perlima dari total ekspor, dan
sisanya meruapakan ekspor komoditi primer ( J.T. Thoburn: 1977, h.10 ).
Dengan demikian berarti peranan dari perdagangan luar negeri terhadap
pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang sangat dipengaruhi oleh
masalah serta prospek ekspor komoditi primer, terutama mengenai masalah harga
komoditi, pasar, serta juga masalah barang-barang substitusi (bahan sintesis) yang banyak
dihasilkan oleh negara-negara maju.
Banyak negara-negara berkembang hanya menggantungkan penerimaan
ekspornya pada satu atau dua komoditi saja yang paling banyak dihasilkannya, seperti
komoditi gula dari Kuba, karet dan timah dari Malaysia, biji besi dari Liberia, serta
minyak bumi dari Venezuela, Iran , Arab Saudi dan Indonesia ( J.T. Thoburn: Ibid, h.12).
Semenjak perang dunia II telah terjadi peningkatan yang cukup pesat ekspor
komoditi primer dari negara-negara berkembang yang terutama disebabkan
meningkatnya permintaan dari negara-negara maju sebagai konsumen utama produk
primer dari negara-negara berkembang "Komoditi primer yang diimpor negara maju dari
negara-negara berkembang merupakan bahan baku untuk menghasilkan barang buatan
pabrik yang kemudian banyak diekspor kembali ke negara-negara berkembang".
Sesungguhnya peningkatan dari volume perdagangan internasional tersebut lebih
banyak dinikmati oleh negara-negara maju. Hal ini disebabkan oleh karena terdapatnya
kesenjangan nilai tukar perdagangan (Terms of trade) antara komoditi primer yang
dihasilkan oleh negara-negara berkembang dengan komoditi manufaktur yang dihasilkan
oleh negara maju.
Ekspor komoditi primer dari negara-negara berkembang ditandai oleh seringnya
terjadi fluktuasi harga komoditi yang berakibat langsung terhadap pendapatan produsen,
eksportir dan penerimaan pemerintah. Ketidakstabilan harga ini disebabkan oleh karena
rendahnya elastisitas penawaran jangka panjang dari ekspor komoditi primer tersebut,
sedangkan dilain pihak permintaan impor dari luar negeri memperlihatkan fungsi
permintaan yang in-elastis. Artinya disini terdapat respons harga yang cukup menyolok
untuk dapat menggeser permintaan maupun penawaran dari komoditi primer tersebut
(J.T. Thoburn: Ibid, h.21 )
5
Dari kenyataan, banyak masalah yang dihadapi oleh negara-negara berkembang
dalam menghasilkan komoditi primer, telah mendorong banyak negara-negara
berkembang untuk mengambil langkah-langkah kebijaksanaan dalam mengatasi kesulitan
ini. Usaha-usaha yang dilakukan antara lain, penganeka-ragaman komoditi ekspor serta
meningkatkan peranan dari barang-barang jadi dan setengah jadi terhadap total ekspor.
Indonesia sebagai salah satu negara yang tergolong pada negara- negara
berkembang memperoleh penerimaan dari ekspor komoditi primer tidak pernah kurang
dari tiga per empat bahagian dari total ekspor semenjak tahun 1969. Sebagaimana
kebanyakan negara-negara berkembang lainnya, ekspor Indonesia terpusat pada minyak
bumi dan gas alam, yang peranannya selalu meningkat setiap tahunnya terhadap total
ekspor. Pada tahun 1969 peranan minyak bumi dalam ekspor Indonesia baru mencapai
44,8% dan pada tahun 1985 prosentase tersebut naik menjadi 68,7%.
Menyangkut dengan masalah pengelompokan komoditi primer dan manufaturing,
yaitu:"Pengelompokan jenis komoditi primer dan komoditi manufaktur berpedoman
kepada pengelompokan jenis komoditi ekspor menurut SITC, dengan ketentuan: SITC 0 -
4 merupakan jenis komoditi primer dan SITC 5 - 9 merupakan jenis komoditi
manufaktur, sedangkan minyak bumi termasuk jenis komoditi primer dengan kode SITC
3 ( ... lihat BPS: "Analisa Perkembangan perdagangan luar negeri Indonesia, Jakarta
1984, h.32 ).
Langkah-langkah kebijaksanaan untuk mengurangi ketergantungan perekonomian
dari minyak bumi harus segera ditempuh oleh pemerintah, mengingat ketergantungan
yang terlalu besar dari hanya satu komoditi saja, akan dapat membahayakan
perekonomian dalam jangka panjang. Untuk tujuan itu pemerintah telah lama
menggalakkan kebijaksanaan penganeka-ragaman komoditi ekspor non-migas, terutama
komoditi primer yang berasal dari sektor pertanian.
Apabila ditijau tinjau perkembangan ekspor Indonesia limabelas tahun tahun
terakhir, semenjak dicanangkannya kebijaksanaan penganeka ragaman komoditi ekspor
non-migas, dapat dilihat bahwa kebijaksanaan ini belum lagi mencapai hasil yang
memuaskan. Sebahagian besar penerimaan ekspor masih bersumber dari minyak bumi
sedangkan penerimaan ekspor dari sektor non migas masih terlalu kecil.
Perkembangan ekspor hasil pertanian tidak begitu menggembirakan, yaitu disebabkan
karena perkembangan harga komoditi diluar negeri yang tidak stabil. Keadaan ini
mencerminkan ketergantungan ekspor Indonesia dari sejumlah kecil komoditi primer
yang didominir oleh minyak bumi, akibatnya perekonomian menjadi sangat peka
terhadap fluktuasi harga dari komoditi tersebut ( Syafruddin Karimi: 1985, h.23 ).
Masalah lain yang juga dihadapi dibidang perdagangan luar negeri adalah
mengenai negara tujuan ekspor. Pada tahun 1983 sekitar 66% ekspor Indonesia tertuju
pada Amerika Serikat dan Jepang, sedangkan impor Indonesia dari negara tersebut hanya
38,5%. Distribusi perdagangan yang tidak merata tersebut mencerminkan ketergantungan
6
perekonomian Indonesia pada sekelompok negara, dilain pihak hal ini juga
mencerminkan masih terbatasnya pasaran luar negeri bagi produk Indonesia.
Dalam kaitan ini perlu diambil langkah kebijaksanaan dalam rangka memperluas
pasar serta menemukan pasar baru bagi produk Indonesia, pasar luar negeri yang masih
perlu ditingkatkan adalah ASEAN serta penjajakan pasar baru bagi negara-negara Eropa
Timur dan Timur Tengah dan lain sebagainya.
Ekspor Indonesia selama ini bertumpu pada hasil-hasil sektor pertanian dan
pertambangan, sedangkan hasil dari sektor industri masih terlalu kecil. Hasil dari sektor
pertanian dan pertambangan dikategorikan sebagai komoditi primer, dari kelompok
komoditi tersebut, minyak bumi dan gas alam menduduki urutan pertama penerimaan
ekspor Indonesia, kemudian disusul oleh komoditi primer lainnya seperti karet, kayu,
kelapa sawit, tembakau dan kopi.
Beberapa komoditi primer yang dihasilkan Indonesia tersebut, sebahagian besar
merupakan hasil dari pulau Sumatera seperti karet, kelapa sawit, lada, tembakau dan
kopi. Sedangkan minyak bumi dan gas alam sebahagian besar juga dihasilkan oleh pulau
Sumatera. Oleh karena itu pulau Sumatera merupakan daerah penting sebagai ladang
devisa dari berbagai komoditi primer.
Sebahagian besar ekspor dari pulau Sumatera adalah komoditi primer berupa hasil
pertanian dan pertambangan dan sebahagian besar dari ekspor komoditi primer tersebut
merupakan ekspor minyak bumi dan gas alam. Suatu hal yang menarik bagi pulau
Sumatera adalah prosentase ekspor migas terhadap total ekspor pulau Sumatera adalah
lebih besar dari prosentase ekspor migas terhadap total ekspor Indonesia, hal ini
disebabkan karena sebahagian besar dari ekspor migas Indonesia berasal dari pulau
Sumatera, khususnya propinsi Riau.
Semenjak terjadinya resesi ekonomi dunia pada awal tahun delapan puluhan,
maka volume perdagangan dunia juga mengalami kemerosotan karena berkurangnya
permintaan maupun daya beli dari setiap negara. Dampak dari masalah ini juga dirasakan
oleh Indonesia, sedangkan bagi perekonomian daerah ini juga dirasakan sebagai suatu
pukulan berat. Perekonomian pulan Sumatera juga mengalami masalah ini, ini nampak
dari berkurangnya volume ekspor semenjak tahun 1982.
Ekspor pulau Sumatera yang mencapai nilai tertinggi pada tahun 1981, nenurun
sebesar 3 % pada tahun 1982 dan turun lagi sebesar 12% pada tahun 1983. Kalau kita
tinjau lebih jauh, maka penyebab utama dari berkurangnya penerimaan ekspor tersebut
adalah karena berkurangnya penerimaan dari ekspor minyak bumi. Pulau Sumatera
merupakan daerah potensil bagi Indonesia sebagai penghasil devisa, baik yang berasal
dari sektor migas maupun non-migas yang semuanya merupakan kelompok ekspor
komoditi primer. Disamping itu, pulau Sumatera terletak pada daerah yang strategis
dalam kegiatan perdagangan luar negeri karena letaknya yang dekat dengan Singapura
sebagai negara transit dari ekspor Indonesia ke luar negeri.
7
Dari kenyataan selama ini yang membuktikan bahwa ekspor komoditi primer bagi suatu
negara tidak dapat memberikan dorongan yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi,
dan atas ketertarikan untuk menyelidiki kebenaran pendapat tersebut secara ilmiah, yaitu
akan diselidiki dengan mempergunakan perangkat analisa ekonomi dan Statistika dan
matematika.
2. TINJAUAN LITERATUR PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Peranan dari perdagangan luar negeri sebagai mesin penggerak pertumbuhan
ekonomi telah mulai dianalisa semenjak kaum Klasik, dimulai dari Adam Smith dan J.S
Mill. Mereka mengemukakan terdapat tiga keuntungan apabila suatu negara mengadakan
perdagangan dengan negara lain, Pertama, dapat mencapai konsumsi yang lebih tinggi
daripada yang mungkin dicapai tanpa adanya perdagangan. Kedua, suatu negara dapat
memperluas pasar dari hasil-hasil produksinya. Ketiga, suatu negara dapat menggunakan
teknologi yang berkembang di luar negeri ( J.T. Thoburn: 1977, h .35 ).
Perdagangan luar negeri timbul karena terdapatnya perbedaan harga yang
potensial dari barang-barang yang diperdagangkan yang pada prinsipnya dapat
mempertinggi tingkat konsumsi dan kesejahteraan masyarakat. Dengan perdagangan luar
negeri memungkinkan suatu negara menikmati lebih banyak barang daripada yang
mungkin dihasilkan sendiri didalam negeri.
Teori Klasik juga mengemukakan, dengan adanya perdagangan luar negeri suatu
negara dapat meningkatkan produksinya melebihi tingkat konsumsi dalam negeri dan
kelebihan produksi tersebut dapat dijual. Hasil dari penjualan tersebut dapat
dipergunakan sebagai sumber pembiayaan pembangunan ekonomi negara tersebut (
Sadono Sukirno: 1978, h. 226 ).
Manfaat lain daripada perdagangan luar negeri yang dikemukan oleh kaum Klasik
adalah fungsi perdagangan luar negeri dalam meningkatkan produktivitas. Perluasan
pasar disebabkan oleh adanya kegiatan perdagangan akan dapat menciptakan suatu
dorongan untuk melakukan perbaikan-perbaikan teknologi yang digunakan dalam proses
produksi, hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat spesialisasi dan efisiensi
produksi dan ini sudah jelas akan meningkatkan produktivitas.
Dalam kenyataanya, manfaat dari perdagangan luar negeri seperti yang
disebutkan diatas, terutama diperoleh oleh negara-negara berkembang yang masih banyak
mengekspor komoditi primer serta penggimpor utama dari komoditi manufaktur. Bagi
negara-negara berkembang, dengan adanya perdagangan tersebut memberikan
kesempatan untuk memperbaiki dan memperoleh teknik-teknik produksi yang digunakan
pada negara-negara maju. Apabila hal ini dapat dimanfatkan sepenuhnya, maka negara-
negara berkembang akan dapat mengejar ketinggalan-ketinggalannya dari negara-negara
maju dengan mempercepat proses industrialisasi ( Sadono Sukirno: Ibid, h.229 ).
8
Apabila negara-negara berkembang telah dapat mencapai industrialisasi tersebut,
maka akan terjadi peningkatan kapasitas produksi, artinya terjadi kelebihan penawaran
barang tersebut akan mendorong masyarakat untuk bekerja lebih giat, karena untuk dapat
membeli barang-barang yang sudah lebih banyak tersedia maka masyarakat harus
meningkatkan pendapatannya. Apabila pendapatan masyarakat meningkat, maka tingkat
tabungan juga akan meningkat dan ini merupakan sumber untuk peningkatan
pembentukan modal didalam negeri.
Analisa kaum Klasik ini lebih mencerminkan keadaan yang terjadi pada negara-
negara yang masih banyak terdapat pengangguran faktor-faktor produksi, mobilitas faktor
produksi yang kurang sempurna serta penggunaan teknik produksi yang masih sederhana.
Oleh karena ciri-ciri yang demikian, maka negara-negara berkembang akan memperoleh
manfaat yang lebih besar melalui perdagangan luar negeri.
Teori yang lebih modern dari perdagangan internasional tidak dapat lagi mempercayai
sepenuhnya teori kaum Klasik mengenai fungsi perdagangan internasional sebagai mesin
penggerak pertumbuhan ekonomi tersebut, hal ini disebabkan karena keberadaan negara-
negara berkembang sebagi eksportir komoditi primer dalam perdagangan internasional
selalu berada pada posisi yang lemah. Negara-negara maju sebagai eksportir komoditi
manufaktur lebih banyak menikmati keuntungan dalam perdagangan dengan negara-
negara berkembang, hal ini disebabkan oleh karena terdapatnya kesenjangan nilai tukar
perdagangan antara kedua negara ( J.T. Thorburn: Op-cit, h.34 ).
Ahli ekonomi modern seperti Myrdall, Myint, Prebisch, Singer dan Meier telah
membuktikan bahwa ekspor masih banyak didominir oleh komoditi primer tidak dapat
memberikan sumbangan yang memuaskan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang
diinginkan. Ekspor komoditi primer tidak dapat memberikan dorongan yang lebih besar
terhadap pertumbuhan ekonomi setinggi yang mampu dicapai oleh ekspor komoditi
manufaktur. Keuntungan dari perdagangan luar negeri yang merupakan sumbangan
pertumbuhan ekonomi adalah lebih terbatas bagi negara-negara pengekspor komoditi
primer ( Gerald Meier: 1968, h.40 ).
Terdapat dua kekuatan yang membatasi peranan ekspor sebagai sumber
pertumbuhan ekonomi pada negara-negara berkembang, yaitu terdapatnya "Terms of
Trade" yang semakin memburuk antara komoditi primer dengan komoditi manufaktur,
kemudian juga menurunya permintaan komoditi primer dari negara-negara maju yang
disebabkan oleh karena adanya barang-barang subsitusi dari komoditi primer tersebut
(bahan sintetis) yang banyak dihasilkan negara-negara maju.
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi seringkali dijadikan sebagai kendala
untuk mengukur kemajuan serta keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara, akan
tetapi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi mempunyai pengertian yang berbeda.
Pertumbuhan ekonomi berarti terjadinya perluasan kapasitas produksi nasional,
peningkatan efisiensi dan produktivitas. Sedangkan pembangunan ekonomi merupakan
suatu proses untuk mencapai keadaan perekonomian yang lebih baik yang ditandai oleh
9
terjadinya perubahan dalam struktur perekonomian serta perubahan dalam komposisi
output yang dihasilkan pada setiap sektor perekonomian.
Pada tahap awal dari pembangunan suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi
tanpa ada pembangunan ekonomi ( Growth without development ). Hal ini dapat
terjadi pada negara-negara berkembang oleh karena terjadinya peningkatan ekspor
komoditi primer yang tidak dibarengi dengan perubahan dalam struktur perekonomian,
akibatnya proses industrialisasi berjalan sangat lambat ( C.P. Kindleberger and Bruce
Herrick: 1977, h. 89 ).
Teori pertumbuhan ekonomi telah mulai dianalisa semenjak kaum Klasik, menurut teori
Klasik, faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi dimulai dari pertambahan
penduduk. Pertumbuhan penduduk dapat memperluas pasar dalam negeri dan
mempertinggi tingkat spesialisasi , hal ini selanjutnya akan dapat mempercepat proses
pembangunan, karena spesialisasi akan mempertinggi tingkat produktivitas. Apabila
proses pembangunan telah terjadi, maka hal itu akan berlanjut secara komulatif dan
akhirnya akan dicapai tingkat konsumsi dan kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi.
Teori pertumbuhan ekonomi yang lebih modern dikembangkan oleh dua orang
ahli ekonomi, yaitu Evsey Domar dan Roy F. Harrod yang mula-mula dipublikasikan
tahun 1947. Teori ini kemudian lebih terkenal dengan teori Harrod-Domar. Teori ini
merupakan suatu modifikasi dari teori Keynes yang mempertimbangkan adanya
keseimbangan jangka panjang antara investasi dan tabungan. Analisa Keynes dianggap
kurang lengkap karena tidak menyinggung analisa dalam jangka panjang.
Teori Harrod-Domar lebih menekankan pada aspek pembentukan modal untuk
dapat meningkatkan kapasitas produksi. Investasi merupakan pengeluaran yang dapat
meningkatkan kesanggupan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang-barang dan
juga dapat meningkatkan permintaan masyarakat. Apabila Investasi ditanamkan dalam
tahun ini, maka tahun-tahun selanjutnya suatu perekonomian mempunyai kesanggupan
yang lebih besar untuk menghasilkan barang-barang, yang berarti terjadi pertambahan
produksi, kesempatan kerja dan pendapatan nasional. Teori ini bertujuan untuk
memperlihatkan syarat-syarat yang diperlukan bagi suatu perekonomian, agar dalam
jangka panjang kemampuan produksi dapat bertambah dari tahun ke tahun yang
disebabkan oleh adanya investasi pada tahun sebelumnya (C.P. Kindleberger: Op-cit,
h.48 ).
3. KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI
Suatu model akan dapat dibuat apabila suatu hipotesa telah mendekati
permasalahan yang ada. Permasalahan yang hendak diketahui tersebut seperti
pertambahan investasi. Investasi lebih dikenal dengan pembentukan modal yang
merupakan perubahan dari modal tahun ke tahun. Pertambahan investasi akan dapat
menciptakan pertambahan produksi dan meningkatkan pendapatan nasional, yaitu agar
pembangunan ekonomi dapat dicapai maka permintaan dalam masyarakat harus
10
ditingkatkan. Dan ini akan terjadi apabila pendapatan masyarakat bertambah. Baik
Keynes maupun Harrod-Domar berpendapat bahwa pengeluaran masyarakat tergantung
pada pendapatan nasional. Dengan demikian berarti pertambahan pendapatan hanya
tercipta dari pertambahan investasi.
Berapa besarnya tambahan pendapatan yang disebabkan oleh adanya investasi,
ditentukan oleh besarnya angka pengganda "multiplier" yang besarnya sama dengan
kebalikan dari kecenderungan menabung ( Marginal Propensity to Consume ), yang
disebut juga sebagai Capital-Output Ratio.
Yt = 1/ It ( 1 )
Yt adalah pertambahan pendapatan. 1/ adalah Capital-Output Ratio yang nilainya
sama dengan It/ Yt dan It adalah tambahan investasi.
Besarnya pengeluaran masyarakat yang terjadi pada tahun berikutnya haruslah
sama nilainya dengan tambahan investasi agar dapat dicapai pertambahan produksi yang
optimal. Dalam keadaan Full employment maka Qt = Yt dan Qt = It . Bahwa Qt
adalah produksi dari investasi baru dan s adala rasio produksi modal, apabila persamaan
Qt = It dimasukan pada persamaan (1) akan diperoleh persamaan berikut
It/ It = ( 2 )
persamaan (2 ) dapat diartikan agar suatu negara selalu berada dalam keadaan Full
employment, maka laju pertambahan modal harus sama nilainya dengan perkalian COR
dengan Rasio Produksi Modal. Laju pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada tahun t
adalah sama dengan rasio pendapatan nasional pada tahun t dengan pendapatan nasional
pada tahun t-1, maka laju pertumbuhan ekonomi adalah Yt/Yt dapat ditulis:
Yt/Yt = 1/ It/Yt
= [ It/ ] / [ It/ ]
= It/ It
= ( 3 )
Teori Harrod-Domar yang dikemukakan diatas hanya mengemukakan tentang
fungsi investasi untuk meningkatkan pendapatan melalui perluasan kapasitas produksi.
Sedangkan bagaimana pengalokasian dan penggunaan dari kelebihan produksi yang
mampu dicapai agar dapat memperoleh tingkat konsumsi dan kesejahteraan masyarakat
yang lebih tinggi, tidak dianalisa dalam teori tersebut.
Menurut teori perdagangan internasional, suatu negara yang menganut sistem
ekonomi terbuka, akan mengekspor kelebihan produksi apabila melebihi tingkat
konsumsi dalam negeri karena dengan demikian keuntungan dari perdagangan
internasional akan dapat diperoleh. Hasil adari ekspor tersebut akan dipergunakan untuk
membiayai impor barang-barang dari luar negeri yang belum dapat menghasilkan sendiri
11
serta tidak mampunyai keuntungan komparatif apabila produksi sendiri (C.P.
Kindleberger dan P.H. Lindert: 1983, h.87 ).
Keuntungan dari perdagangan luar negeri dapat menggeser tingkat konsumsi dan
tingkat produksi pada tingkat yang lebih tinggi daripada keadaan sebelumnya. Secara
lebih jelas hal ini dapat dianalisa dari teori modern perdagangan internasional yang
menyimpulkan bahwa tingkat konsumsi dan produksi sebelum dan sesudah perdagangan
tidak sama, dimana sesudah perdagangan lebih baik.
Teori perdagangan internasional juga menjelaskan berbagai perdagangan
internasional dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekspor akan
dapat menimbulkan terjadinya perluasan kapasitas produksi dan meningkatnya
permintaan terhadap faktor-faktor produksi. Hal ini akan mengakibatkan pendapatan
masyarakat yang memilikifaktor produksi tersebut.
Dalam menganalisa besarnya pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi,
digunakan suatu model spesifikasi Harrod-Domar dari model makro Keynes, hanya saja
untuk penelitian ini dikhususkan melihat kemampuan ekspor tersebut dalam
meningkatkan investasi dan berikut pendapatan atau pertumbuhan ekonomi. Karena
disadari bahwa model Harror-Domar banyak penggunaan untuk lainnya seperti dengan
capital foreign inflow dan lain sebagainya dan bahkan sembari menyadari bahwa
pendapatan bukanlah fungsi dari ekspor dan juga demikian halnya dengan investasi.
Model yang berkaitan dengan model Harrod-Domar tersebut adalah ditulis:
St = s Yt ( 4 )
dimana St adalah jumlah tabungan pada tahun t, s adalah kecenderungan menabung
(nisbah tabungan atau Marginal Propensity to Consume ).
Fungsi Impor dibedakan menjadi dua golongan oleh karena impor sekalipun
terdiri pula dari dua golongan, yaitu impor barang-barang bukan barang modal ( M"t )
dan impor barang modal (M't) sebagai berikut:
M't = c It ( 5 )
M"t = m Yt ( 6 )
Mt = M't + M"t ( 7 )
dimana c adalah kecenderungan impor barang modal, m adalah kecenderungan impor
barang-barang bukan modal dan Mt adalah total impor.
Ekspor merupakan variabel eksogen dan bukan pendapatan fungsinya, sehingga
sebagai varibel eksogen tersebut, ditulis
Xt = X0 ( 1 + x )t ( 8 )
Sementara itu bahwa fungsi investasi yang biasa adalah tingkat bunga ( interest rate ),
namun dalam penelitian ini ia ditulis sebagai
12
It = b Yt ( 9 )
Kondisi keseimbangan ( equilibrium condition ) akan dapat dicapai berdasarkan
persamaan (4), (5), (8) dan (9) yaitu sebagai berikut:
It - St = Mt - Xt ( 10 )
It - St = M't + M"t - Xt ( 11 )
dengan mensubsitusikan persamaan (4), (6) dan (9) kedalam persamaan (11) maka
diperoleh persamaan berikut
b Yt - s Yt = M't + m Yt - Xt ( 12 )
M't = b Yt - m Yt - s Yt - Xt ( 13 )
M't = ( b - m - s ) Yt + Xt ( 14 )
karena persamaan (5) dan persamaan (14) adalah sama, maka kedua persamaan ini dapat
digabungkan menjadi:
c It = ( b - m - s ) Yt + Xt ( 15 )
It = [( b - m - s )/c ] Yt + 1/c Xt ( 16 )
dengan mensubsitusikan persamaan (16) kedalam persamaan (1) maka diperoleh
persamaan berikut ini, yaitu merupakan perubahan pendapatan, yakni:
Yt = [ ( b - m - s )/ c ] Yt + 1/ c Xt ( 17 )
untuk memperlihatkan terdapatnya hubungan positif antara ekspor dan pertumbuhan
ekonomi, maka kedua ruas sisi persamaan (17) dibagi dengan Yt untuk memperoleh
persamaan laju pertumbuhan ekonomi:
Yt/Yt = [ ( b - m - s )/ c ] + 1/ c Xt/Yt ( 18 )
dimana:
Yt = Perubahan pendapatan
Yt = Pendapatan
Yt/Yt = Pertumbuhan ekonomi
Xt = Ekspor
Xt/Yt = Proporsi Ekspor terhadap pendapatan
M't = Impor barang modal
M"t = Impor bukan barang modal
Mt = Impor barang-barang dan jasa-jasa
B = Marginal Propensity to Invest
m = Marginal Propensity to non-capital import
s = Marginal Propensity to Save
c = Tingkat investasi barang modal
13
= Capital-Output Ratio
1/ = Productivity
= Laju pertumbuhan ekonomi
= Laju pertumbuhan investasi
= Multiplier
persamaan (18) merupakan suatu persamaan yang dapat memperlihatkan hubungan
positif antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi. Besarnya laju pertumbuhan ekonomi
ditentukan oleh besarnya rasio ekspor terhadap pendapatan nasional.
4. HASIL PENEMUAN EMPIRIS DAN ANALISA
Dalam perhitungan kuantitatif dilakukan dua macam analisa unruk
memperlihatkan terdapatnya hubungan positif antara ekspor komoditi primer dengan
pertumbuhan ekonomi pulau sumatera yang dioamati melalui indikator produk domestik
regional bruto pulau sumatera. Analisa pertama dengan memasukan unsur minyak bumi
dan gas alam sedangkan analisa kedua tanpa memasukan unsur minyak bumi dan gas
alam.
Hasil penemuan empiris akan disajikan dalam dua bentuk persamaan, yaitu
persamaan linier dan persamaan non linier. Regressi dalam bentuk persamaan linier
adalah untuk mengetahui koefisien kecenderungan marginal dari pendapatan regional
pulau Sumatera terhadap ekspor komoditi primer. Sedangkan analisa regressi dalam
bentuk persamaan non linier adalah untuk mengetahui koefisien elastisitas tetap (constant
elastisity) dari pendapatan regional pulau regional pulau Sumatera terhadap ekspor
komoditi primer.
4.1. Ekspor Komoditi Primer Termasuk Migas
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Pengaruh regressi dalam bentuk persamaan linier menghasilkan koefisien
marginal pendapatan regional terhadap ekspor komoditi primer sebesar 1,028 dengan
tingkat signifikansi diatas 1% dan nilai R2 adalah 0,935. Sedangkan hasil regressi dalam
bentuk persamaan non linier menghasilkan koefisien elastisitas tetap pendapatan terhadap
ekspor komoditi primer sebesar 0,514 dengan tingkat signifikansi diatas 1% dan nilai
R2 adalah 0,958.
Yt = 1938,713 + 1,028 Xt
( 2,908 ) (14,604)
R2 = 0,03479
Ln Yt = 7,782 + 0,514 Xt
(4,752) (18,050
R2 = 0,95687
14
Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa kecenderungan marginal dari
pendapatan regional pulau Sumatera terhadap ekspor komoditi primer termasuk migas
adalah 1,028. Ini berarti ekspor komoditi primer termasuk migas adalah 1,028. Ini berarti
ekspor komoditi primer mempunyai pengaruh sebesar 1,028 terhadap pertumbuhan
pendapatan regional pulau Sumatera.
Sementara itu hubungan antara ekspor komoditi primer dan pertumbuhan pendapatan
regional pulau Sumatera memperlihatkan korelasi positif dengan nilai elasitisitas 0,514.
Nilai elastisitas ini menunjukkan terdapat hubungan yang in-elastis antara perkembangan
ekspor komoditi primer termasuk migas dengan perkembangan pendapatan regional
pulau Sumatera. Sedangkan nilai sebesar 0,514 sendiri berarti bahwa ekspor komoditi
primer dari pulau Sumatera hanya mampu untuk meningkatkan pendapatan regional
pulau Sumatera sebesar 51,4% dari setiap kenaikan 100% ekspor komoditi primer
tersebut. Sedangkan sebaliknya apabila terhadi penurunan ekspor komoditi primer
sebesar 100% berarti pendapatan regional juga akan turun sebesar 51,4%.
4.2. Ekspor Komoditi Primer Tanpa Migas Pertumbuhan Ekonomi
Hasil regressi dalam bentuk persamaan linier menghasilkan koefisien
kecenderungan marginal pendapatan regional terhadap ekspor komoditi primer tanpa
migas sebesar 3,767 dan signifikan pada derajat kepercayaan diatas 1% dengan nilai R2 =
0,865. Kemudian hasil regressi dalam bentuk persamaan non linier diperoleh koefisien
elastisitas tetap pendapatan terhadap ekspor komoditi primer tanpa migas sebesar 0,822
dan signifikan pada derajat kepercayaan diatas 1% dengan nilai R2 = 0,89991.
Yt = 706,732 + 3,767 Xt
(0,837) (9,816)
R2 = 0,86467
Ln Yt = 3,898 + 0,822 Xt
(1,037) (11,486)
R2 = 0,89991
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa kecenderungan marginal
pendapatan regional pulau Sumatera terhadap ekspor komoditi primer tanpa migas adalah
3,767. Artinya ekspor komoditi primer tanpa migas mempunyai pengaruh sebesar 3,767
terhadap pertumbuhan pendapatan regional pulau Sumatera. Nilai ini adalah lebih besar
dari pengaruh ekspor komoditi primer termasuk migas terhadap pertumbuhan pendapatan
regional pulau Sumatera yang mencapai angka 1,028.
15
Sementara itu hubungan antara ekspor komoditi primer tanpa migas dengan
pendapatan regional pulau Sumatera memperlihatkan korelasi positif dengan nilai
koefisien elastisitas sebesar 0,822. Nilai ini berarti lebih besar dari nilai elastisitas
pendapatan regional terhadap ekspor komoditi primer termasuk migas dengan nilai
elastisitas 0,514.
Nilai elastisitas sebesar 0,822 ini menunjukkan terdapatnya hubungan yang in-
elastisitas antara ekspor komoditi primer tanpa migas dengan pendapatan regional pulau
Sumatera. Sedangkan nilai 0,822 itu sendiri berarti bahwa ekspor komoditi primer tanpa
migas lebih mampu untuk meningkatkan pendapatan regional pulau Sumatera, yaitu
sebesar 82,2% dari setiap kenaikan ekspor komoditi primer tanpa migas sebesar 100%.
Sedangkan sebaliknya apabila terjadi penurunan dari ekspor komoditi primer tanpa migas
sebesar 100% maka pendapatan regional juga mengalami penurunan sebesar 82,2%.
4.3 Analisa Hasil Perhitungan
Dari hasil perhitungan kwantitatif seperti diatas, ternyata nilai koefisien elastisitas
tetap dari pendapatan regional pulau sumatera terhadap ekspor komoditi primer tanpa
migas adalah lebih besar dari nilai koefisien elastisitas tetap pendapatan regional pulau
Sumatera terhadap ekspor komoditi primer termasuk migas, walaupun demikian
keduanya tetap memperlihatkan adanya korelasi positif antara ekspor komoditi primer
dan pendapatan regional pulau Sumatera. Hal ini berarti sesuai dengan hipotesa yang
telah dikemukakan terdahulu.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lebih rendahnya nilai dari
elastisitas pendaptan regional pulau Sumatera terhadap ekspor komoditi primer termasuk
migas dibandingkan dengan elastisitas pendapatan regional terhadap ekpor komoditi
primer tanpa migas.
Sumatera merupakan daerah penghasil minyak utama bagi Indonesia, sedangkan
hasil devisa minyak bumi ini merupakan sumber utama bagi Indonesia untuk membiayai
pembangunan nasional. Oleh sebab itu hasil minyak bumi dari pulau Sumatera ini tidak
bisa sepenuhnya dipergunakan untuk pembangunan pulau Sumatera sendiri, karena
sebahagian dari devisa minyak bumi dari pulau Sumatera ini akan ditarik ke pusat untuk
dialokasikan pada daerah-daerah lain di luar Sumatera yang kekurangan dana
pembangunan.
Faktor lain yang bisa mempengauhi rendahnya nilai elastisitas pendapatan
regional terhadap ekspor komoditi primer termasuk migas ini adalah perkembangan harga
minyak bumi yang tidak menggembirakan dipasaran internasional semenjak tahun 1981.
Semenjak terjadinya krisis minyak dunia (oil boom) pada tahun 70-an memang telah
terjadi peningkatan yang cukup pesat baik produksi maupun ekspor minyak bumi, tapi
hal ini tidak berlanjut terus seperti yang diharapkan pada awal tahun ' 80an harga minyak
bumi dipasaran internasional terus menunjukkan penurunan, hal ini tentu saja
mempengaruhi kestabilan penerimaan minyak bumi bagi Indonesia.
16
Dibandingkan dengan penerimaan dari ekspor migas, maka hasil penerimaan dari
ekspor non migas relatif lebih stabil. Hal ini disebabkan beberapa komoditi ekspor utama
yang menghasilkan devisa cukup besar dari sektor non migas seperti karet, kelapa sawit,
kopi, lada dan kayu harganya relatif lebih stabil dipasaran internasional dibandingkan
dengan minyak bumi sehingga penerimaan dari ekspor non migas pulau Sumatera selama
ini juga tidak begitu bergluktuasi.
Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa kegiatan dari produksi migas tidak
bisa diharapkan untuk menampung angkatan kerja yang tersedia, karena kegiatan dalam
produksi migas lebih bersifat padat modal. Oleh karena itu secara langsung kegiatan
produksi dari migas pada suatu daerah tidak nampak pengaruhnya terhadap kesejahteraan
masyarakat. Dalam kaitan ini untuk dapat meningkatnya kesejahteraan masyarakat pada
umumnya maka kegiatan produksi disektor non migas harus ditingkatkan.
Penemuan empiris dalam studi ini dapat memperlihatkan, bahwa wntuk dapat
memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pada suatu daerah, serta untuk dapat
meningkatkan pendapatan dari sebahagian besar masyarakat, maka kegiatan ekonomi
harus lebih ditingkatkan pada sektor non migas yang lebih berorientasi untuk kegiatan
ekspor. Kegiatan produksi disektor non migas lebih memungkinkan untuk dapat
menampung jumlah angkatan kerja yang ada. Apabila hal ini dapat terlaksana dengan
baik, maka kegiatan dari produksi dan ekspor komoditi non migas lebih menampakkan
hasil dalam meningkatkan kesejahteraan dari sebahagian masyarakat.
5. KESIMPULAN
Hasil dari penemuan empiris yang diperoleh dalam studi ini dapat mendukung
hipotesa yang menyatakan terdapatnya korelasi positif antara ekspor dan pertumbuhan
ekonomi. Besarnya dorongan atau pengaruh yang mampu diberikan oleh ekspor terhadap
pertumbuhan ekonomi pada suatu negara ditentukan oleh bentuk komoditi ekspor itu
sendiri. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, berhasil
menunjukkan bahwa ekspor yang masih banyak dalam bentuk bahan mentah tidak
mampu untuk memberikan dorongan yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi.
Besarnya pengaruh ekspor dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat
dianalisa melalui teori perdagangan internasional dari sisi supply respons. Pertumbuhan
ekspor akan menimbulkan terjadinya perluasan kapasitas produk nasional serta
meningkatnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi yang banyak dimiliki oleh
masyarakat. Hal ini selanjutnya akan dapat meningkatkan pendapatan yang memiliki
faktor-faktor produksi tersebut. Apabila pendapatan masyarakat meningkat berarti telah
terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Ekspor minyak bumi dan gas alam ternyata tidak dapat memberikan dorongan
yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi pulau Sumatera karena tidak mampu
untuk menghasilkan peningkatan marginal dari PDRB pulau Sumatera. Hal ini
17
disebabkan oleh karena hasil devisa minyak bumi dari pulau Sumatera tidak seluruhnya
dialokasikan untuk pembangunan pulau Sumatera sendiri, akan tetapi juga digunakan
untuk membiayai pembangunan daerah-daerah lainnya di luar pulau Sumatera.
Nilai elastisitas yang rendah dari pendapatan regional terhadap ekspor komoditi
primer disebabkan oleh karena ciri-ciri ekspor komoditi primer memang tidak dapat
memberikan hasil yang memuaskan terhadap pertumbuhan ekonomi. Ekspor komoditi
primer tidak dapat memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi setinggi yang
mampu dicapai oleh ekspor komoditi manufaktur. Keuntungan dari perdagangan luar
negeri yang merupakan pendorong bagi perkembangan sektor-sektor lain dalam
perekonomian adalah lebih terbatas bagi negara-negara penghasil dan pengekspor
komoditi primer.
Ekspor komoditi primer dari sektor non migas ternyata lebih mampu untuk
meningkatkan pendapatan regional pulau Sumatera dibandingkan dengan ekspor
komoditi primer termasuk migas. Hal ini disebabkan oleh karena terjadinya
perkembangan yang cukup menggembirakan dari produksi dan ekspor komoditi non
migas dari sektor pertanian, serta perkembangan harga yang cukup menggembirakan dari
sejumlah komoditi perkebunan.
Hasil dari studi ini memberikan beberapa implikasi kebijaksanaan yang perlu digaris
bawahi dan dijadikan sebagai salah satu alternatif kebijaksanaan oleh para pengambil
keputusan dalam rangka tercapainya terget laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
serta tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan, baik antar daerah maupun secara
nasional.
(a) Kebijaksanaan pembangunan daerah yang telah digariskan dalam garis-garis besar
haluan negara selama ini kurang terlaksana dengan baik, karena pembangunan daerah
kurang selaras dengan potensi ekonomi yang dimilikinya. Oleh karena itu, agar
tercapainya tujuan pembangunan nasional, maka pembangunan daerah yang
merupakan bahagian dari pembangunan nasional hendaknya disesuaikan dengan
potensi dan prioritas daerah tersebut.
(b) Agar ekspor dapat menghasilkan dorongan yang lebih besar terhadap pertumbuhan
ekonomi, maka industrialisasi harus dipercepat agar dapat menghasilkan lebih banyak
barang-barang buatn pabrik, dilain pihak kebijaksanaan dibidang perdagangan luar
negeri yang ditempuh pemerintah hendaknya lebih intensif untuk meningkatkan
ekpor non migas.
(c) Untuk tercapainya poses industrialisasi yang lebih cepat, maka industri dalam negeri
harus dilindungi dengan membatasi impor barang-barang yang dapat dihasilkan
sendiri di dalam negeri, sedangkan untuk impor barang-barang modal harus diberikan
kelonggaran agar sektor industri di dalam negeri dapat berkembang dengan baik.
18
DAFTAR PUSTAKA
Mc Cawley, Peter. "Survey of Recent Development". Bulletin of Indonesian Economic
Studies, Vol XXI april 1985.
Dick, H.V. "Survey of Recent Development". Bulletin of Indonesian Economic Studies. Vol
XXIII December 1985.
Dornvusch, R & J.A. Frenkel. International Trade and Economics Policy : Theory and
Evidence, The John Hopkins University Press Ltd, Baltimore 1979.
Djoyohadikusumo, S. Indonesia Dalam Perkembangan Dunia Kini dan Masa Mendatang,
Penerbit LP3ES Jakarta 1976.
Esmara,Hendra. "An Economic Survey of Riau". Bulletin of Indonesian Economic Studies,
Vol XI November 1975.
Ginting, M & Ruth Daroesman. "An Economic Sruvey of North Sumatera" Bulletin of
Indonesian Economic Studies, Vol. XVIII November 1982.
Hasan, Ibrahim & Budiono. "An Economic Survey of D.I. Aceh". Bulletin of Indonesian
Economic Studies, Vol. X Juli 1974.
Haberler, Gottfried. The International Trade and Economic Development. The National Bank
of Egypt, Kairo 1958.
Jamaluddin. International Comparative Advantage In Rice Production In Indonesia: A
Domestic Resources Cost Study, Ph.D Dessertation, School of Economic Univ. of the
Phils Manila 1978.
Kamaluddin, Rustian. "Metodologi Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Investasi dan
Sumber Pembiayaan Pembangunan Daerah". Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol.
XXXI Desember 1983.
Karimi, Syafruddin. Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi: Sebuah Studi Kasus di Indonesia,
Pusat Penelitian Fakultas Ekonomi UNAND, Padang 1985.
--------------------------, Ekspor Rempah-rempah : Kasau Lada, Pala dan Cassiavera. Makalah
pada sidang pleno ISEI di Batu Malang, Maret 1985.
-------------------------- & Nurzaman Bachtiar. Hubungan Ekonomi antara Indonesia dan
Negara-negara Kawasan Afrika Utara, Bahan Seminar di Universitas Andalas,
Padang, Maret 1985.
Kindleberger, C.P. International Economic, Fifth Edition, Richard D. Irwin Inc Illinois 1973.
-------------------------- & Peter H. Lindert. International Economic (Diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia oleh Rudi Sitompul dkk, Penerbit Erlangga Jakarta 1983.
-------------------------- & Bruce Herrick. Economic of Development, 3th Edition, Mc Graw-
Hill Book Company, New York 1977.
Koutsoyianis, A. Theory of econometric : An Introductory Exposition of Economitric
Method. Mc Millan Press Ltd, New York 1972.
Meier, G. The International Economic development, Theory and Policy. Harper & Row Book
Company, New York 1968.
Pindyck, R.J. & D.C. Robinfield. Economitric Model and Economic Forecaxt. The Mc
Millan Press Ltd, Tokyo 1976.
Sukirno, Sadono. Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah dan Dasar Kebijaksanaan. Bin
Grafika, Jakarta 1982.
Suti, Bayo. Sumatera Menjelang Tahun 2000, Penerbit Yayasan Potensi Pengembangan
Daerah, Medan 1985.
Thuburn, J.T. Primary Commodity Export and Economic Development : Theory, Evidence
and a Study of Malaysia, John Willey & Sons Press Ltd, London 1977.
19
------+++++------
Cara paling Mudah Meng-unduh (Downloads) secara GRATIS sejumlah TULISAN ILMIAH Dalam bentuk Files PDF sebagai berikut:
20
Daftar TULISAN ILMIAH Untuk PERGURUAN TINGGI, Terdiri:
Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN
JURNAL PENELITIAN Kuantitatif, BUKU AJAR MODUL SOAL DAN
PEMECAHAN SOAL, BUKU TEKS, Laporan Hasil & Jurnal Hasil
Penelitian Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, LAPORAN HASIL
& Jurnal Hasil Penelitian SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi
10 Macam Hasil Pegembangan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
Penelitian Survey dari 5 Hasil Penelitian SURVEY.
Dan Didapatkan 10 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, termasuk 5 Proposal (Draft Hibah
DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 s/d 2016
12 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN
TRANSPORTASI 2014 s/d 2017
I. Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN, Serta
Jurusan Terkait Bidang EKONOMI:
02 27 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP I to KOPTIS Wilayah III Jakarta Files: 003 01 Perspektif Ekonomi Indonesia Dalam satu tahap pembangunan Jangka Panjang
004 02 Analisis Fungsi Tabungan Indonesia: Pengujian Model Hipotesa Pendapatan Permanen
005 03 Expor Kommoditi Primer Pulau Sumatera Lamam Perdagangan Luar Negeri Indonesia
006 04 Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Indonesia 1969-1994 007 05 Pekiraan Pembentukan Modal Di Indonesia
008 06 Kebijaksanaan Deregulasi Perbankan Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia
009 07 Instabilitas Perdagangan Luar Negeri Indonesia
010 08 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Ketergantungan Terhadap Dana Luar Negeri
011 09 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Diantara Modal Dan Tabungan
012 10 Pengukuran Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Stedy-State Growth
013 11 Modal Asing Swasta Dan Pembentukan Investasi Produktif Dalam Pembiayaan Pembangunan
014 12 Trade-Off Antara Penerimaan Pajak Dan Kemampuan Menabung Masyarakat
015 13 Mobilisasi Tabungan Dan Investasi suatu Ekonomi Terbuka: Studi Kasus Indonesia 1969-1995
016 14 Pengaruh Pendapatan Permanen Dalam Pembentukan Tabungan
017 15 Peranan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
018 16 Analisis Fungsi Konsumsi Indonesia Dengan Pendapatan Permanen 019 17 Pembiayaan Ekonomi Dalam Negeri Diantara Keinginan Dan Kenyataan
020 18 Sektor Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Kegiatan Ekonomi
021 19 Reformasi Kebijaksanaan Makro Dan Pengaruh Ekonomi Sektor Terbuka
022 20 Keseimbangan Pendapatan Nasional: Investasi Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi
023 21 Analisis Pengaruh Pembentukan Tabungan Suatu Ekonomi Terbuka
024 22 Pengaruh Aliran Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan
025 23 Perkiraan Kebutuhan Investasi Dan Pengukuran Tinggal Landas
026 24 Kemampuan Pembentukan Modal Domestik: Sektor Pemerintah Dan Masyarakat
027 25 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Akumulasi Sumber Pembiayaan Pembangunan
028 26 Kualitas Pembangunan Ekonomi Indonesia Dan Dilema Ketergantungan Sumber Dana
029 27 Investasi Dan Pembiayaan Ekonomi Jangka Panjang Indonesia
21
004 34 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP II to STMT Trisakti Files: 030 01 Standar Ukuran Tinggal Landas Perekonomian Suatu Negara
031 02 Pembentukan Modal Domestik Bruto Sektor Pemerintah Dan Masyarakat
032 03 Pembentukan Tabungan Dan Pembiayaa Ekonomi Jangka Panjang Indonesia
033 04 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Steady-State Growth
034 05 Aliran Modal Asing Swasta Dalam Pembentukan Investasi Produktif
035 06 Fungsi Konsumsi Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Permanen 036 07 Pendapatan Permanen Dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Tabungan
037 08 Pengujian Model Tabungan Indonesia Dengan Hipotesa Pendapatan Permanen
038 09 Kebutuhan Tabungan Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi Indonesia
039 10 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi: Trade-Off Antara Pajak Dan Tabungan
040 11 Aggregate Expenditre Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 3 Sektor)
041 12 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Terbuka
042 13 Aggregate Expendiure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 4 Sektor)
043 14 Pengaruh Sektor Perdagangan Luar Negeri Terhadap Aktivitas Ekonomi Indonesia
044 15 Aliran Modal Asing Dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan
045 16 Penafsiran Tingkat effisiensi Marginal Ekonomi Indonesia Dan Prakiraan Pembentukan Modal
046 17 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Sederhana
047 18 Aggregate Expenditure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 2 Sektor) 048 19 Pembentukan Modal Domestik Bruto Dan Ketergantungan Terhadap Sumber Dana
049 20 Prestasi Ekonomi Dan Indeks Instabilitas Sektor Perdangan Luar Negeri Indonesia
050 21 Model Makro Keseimbangan Agregatif Pembentukan Tabungan Dan Investasi
051 22 Expor Kommoditi Primer Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Pulau Sumatera
052 23 Konstribusi Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
053 24 Pengaruh Variabel-variabel Agregatif Terhadap Pembentukan Tabungan Dan Pendapatan
054 25 Pengembangan Sumber Pembiayaan Pembangunan Yang Semakin Bertumpu Pada
Kemampuan Sendiri
055 26 Pengembangan Instrumen Kebijaksanaan makro Terhadap Pembentukan Investasi Dan Pendapatan
056 27 Kebutuhan Tabungan Dan Pembentukan Investasi Produktif Bagi Pembiayaan Pembangunan
057 28 Pengaruh Ekspor Terhadap Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi 058 29 Pengaruh Deregulasi Perbankan Bidang Ekspor Terhadap Devisa Pendapatan Nasional
059 30 Aliran Dana Luar Negeri Di Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
060 31 Strategi Indonesia Dan Manajemen Pembentukan Modal Bagi Peningkatan Pendapatan Masyarakat
061 32 Manajemen Perdagangan Internasional Pengurangan Distorsi Ekonomi Pasca Seleksi
Aliran Dana Luar Negeri
062 33 Manajemen Perbankan Pasca Deregulasi Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia
063 34 Refleksi Ekonomi Indonesia Setelah 34 Tahun Membangun: Diantara Kekuatan Dan Kelemahan
005 10 BUKU AJAR, MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Files: 064 01 BUKU AJAR Pengantar Teori Ekonomi
065 02 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Pengantar Teori Ekonomi
066 03 BUKU AJAR Teori Ekonomi 067 04 BUKU AJAR Ekonomi Pembangunan
068 05 BUKU AJAR Pengantar Ekonomi Mikro
069 06 BUKU AJAR Ekonomi Makro Perthitungan Pend Nasional
070 07 BUKU AJAR Teori Ekonomi Mikro
071 08 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Teori Ekonomi Mikro
073 09 BUKU AJAR Ekonomi Manajerial
074 10 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Ekonomi Manajerial
22
II. PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 006 3 VERSI Teks Book EKO MANAJERIALPernah Disumbang ke DIKTI Dan Dikirim Ke USA File 075 01 Buku Teks 681h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Hasil Estimasi
Atau 075 01 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi
Hasil Estimasi
File 076 02 Buku Teks 301h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Non-Estimasi
Atau 076 02 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi
Non-Estimasi
File 077 03 Buku Teks 509h EKO MANAJERIAL TRANSPORTASI Dengan Fungsi Non-Estimasi
Atau 077 03 EKONOMI MANAJERIALTRANSPORTASI Penerapan Konsep Mikro Ekonomi Dalam Bisnis Transportasi Dengan Fungsi Non-Estimasi
File 078 Ringkasan Isi Dan Surat Menyurat Pengiriman 3 Teks Book EKO MANAJERIAL Ke USA
Atau 078 Request for Coop in Publishing 3 Text Books in MANAGERIAL ECONOMICS to The USA
Subject: Request for Cooperation in Publishing Text Books in MANAGERIAL
ECONOMICS: Application of Microeconomic Concepts Using Estimation
Result Function (242 halaman)
008 3 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2010 Files: 079 01 Evaluasi Ekonomi Indonesia di Era Pembangunan Berkelanjutan
080 02 Evaluasi Ekonomi 50 Tahun Indonesia Membangaun 081 03 Kebutuhan Tabungan Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia
009 4 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2012 Files: 082 01 Pengembangan Ekonomi Dan Pengaruh POLIIK Di Era Kepemimpinan INDONESIA
083 02 Prestasi Ekonomi INDONESIA Jangka Panjang Dan Pencapaian Kondisi STEADY-
STATE GROWTH
084 03 Perkiraan Kebutuhan Tabungan Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi Yang Hendak Dicapai
085 04 Pengendalian Ekonomi Ditengah Ancaman Krisis Dan Dilema Keterbatasan Sumber
Pembiayaan Yang Salaing Trade-Off
010 4 Laporan Penelitian Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI 2010 File 086 01 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 72h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010
Atau 086 01 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di
Indonesia
File 087 02 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010
Atau 087 02 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di
Indonesia
File 088 03 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 77h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010 Atau 088 03 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional
File 089 04 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010
Atau 089 04 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional
23
011 3 Proposal P3M PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2010 File 090 01 Draft Proposal 21h Penelitian P3M MTD STMT Angkutan Jalan Raya DKI 2010
Atau 090 01 Kepadatan Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta: Trade off Antara Penguna
Kendaraan Pribadi Dan Umum
(Studi Kasus: Penerapan Konsep Slutsky’s Theorem, TE = SE + IE)
File 091 02 Draft Proposal 26h Penelitian P3M MTL STMT Faktor Produksi PT PELNI 2010 atau 091 02 Pengaruh Beberapa Faktor Produksi Terhadap Produksi PT PELNI
(Studi Kasus: Penerapan Konsep Production Isoquant, TO = SE + OE)
File 092 03 Draft Proposal 25h Penelitian P3M MTU STMT Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan 2010
atau 092 03 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang Jakarta-Ujung
Pandang
012 14 Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI, Tahun 2011 File 093 01 Proposal 11h Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia 2011
Atau 093 01 Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia Dan Investasi Produktif Yang Diperlukan
File 094 02 Proposal 10h Jasa Angkutan Rel 2011
Atau 094 02 Menasionalisasikan Jasa Angkutan Rel Dan Investasi Yang Dibutuhkan
File 095 03 Proposal 11h Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011
Atau 095 03 Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia
File 096 04 Proposal 11h Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia 2011
Atau 096 04 Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dalam Wililayah Teritorial Indonesia
File 097 05 Proposal 12h Produksi Jasa Angkutan Udara Penerbangan Domestik 2011
Atau 097 05 Produksi Jasa Angk Udara Komersial Penerbangan Domestik
File 098 06 Proposal 12h Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau 2011
Atau 098 06 Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia
File 099 07 Proposal 14h Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik 2011
Atau 099 07 Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik
File 100 08 Proposal 11h Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau 2011
Atau 100 08 Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau
File 101 09 Proposal 13h Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik 2011
Atau 101 09 Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik
File 102 10 Proposal 15h Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara 2011
Atau 102 10 Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara
File 103 11 Proposal 14h Kebutuhan Modal Pert Produksi Angkutan Udara Luar Negeri 2011
Atau 103 11 Kebutuhan Modal Pertumbuhan Produksi Angkutan Udara Luar Negeri
File 104 12 Proposal 12h Pengembangan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011
Atau 104 12 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia
File 105 13 Proposal 15h Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Dom 2011
Atau 105 13 Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Domestik
File 106 14 Proposal 12h Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional 2011 Atau 106 14 Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional
24
10 Contoh PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI
013 5 CONTOH Hibah (Proposal DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 -2016 File 107 01 Draf Hibah Kompetensi TAHAP 1 44h dgn Ir PRASAD TITA MM to DIKTI 2009
Atau 107 01 Analisis Pertambahan Pengguna Kendaraan Bermotor Roda Dua Dan Kepemilikan Mobil
Pribadi Di Jakarta
File 108 02 Draft Hibah Kompetensi 47h dgn PROF ERYUS To DIKTI 2010
Atau 108 02 Kepadatan Lalin Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta Trade off Antara Peng Kend Pribadi
Dan Umum
File 109 03 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF HANANTO to DIKTI 2010
Atau 109 03 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PT PELNI
File 110 04 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF DIRK KOLEANGAN to DIKTI 2010
Atau 110 04 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang JAKARTA-
UJUNG PANDANG
File 111 05 Draft Hibah PRODUK TERAPAN 67h dgn Dr HUSNI HASAN to DIKTI 2016
Atau 111 05 Analisis Penentuan Tarif Angkut Dua Jasa Angk Penumpang Udara Dan Laut Rute
JAKARTA-UJUNG PANDANG
014 3 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2014 File 112 01 Proposal Penelitian P3M MTL 13h Angk Pelayaran Antar Pulau PT PELNI 2014
Atau 112 01 PENGEMBANGAN PRODUKSI ANGKUTAN PELAYARAN DI INDONESIA
File 113 02 Proposal Penelitian P3M MTD 15h Effisiensi Produktivitas Jasa Angk PT KAI 2014
Atau 113 02 TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS JASA ANGKUTAN KERETA API
INDONESIA
File 114 03 Proposal Penelitian P3M MTU 21h Kebutuhan Modal Angk Penerb Domestik 2014
Atau 114 03 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN
PENERBANGAN DOMESTIK
015 2 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,
Tahun 2017, Sedang Digarap File 115 01 Proposal Terpadu P3M 28h atau Analisis Trade-Off Antara MTL Dengan MTU 2017
Atau 115 01 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan
Domestik Indonesia: Trade-off Antara Angkutan Laut Dan Udara
File 116 02 Proposal Penelitian P3M 22h Dibidang TRANPORTASI UDARA Luar Negeri 2017
Atau 116 02 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN UDARA
LUAR NEGERI
25
III. PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 016 5 LAPORAN HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017
File 117 01 Laporan HASIL PENELITIAN 375h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014
Atau 117 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 118 02 Laporan HASIL PENELITIAN 147h PERUM DAMRI 2015 Atau 118 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 120 03 Laporan HASIL PENELITIAN 172h PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 120 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd
Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti
File 122 04 Laporan HASIL PENELITIAN 165h GARUDA INDONESIA 2016
Atau 122 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 124 05 Laporan HASIL PENELITIAN 353h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017 Atau 124 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
017 5 Jurnal HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017 File 125 01 Jurnal HASIL PENELITIAN 41h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014
Atau 125 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 126 02 Jurnal HASIL PENELITIAN 35h PERUM DAMRI 2015
Atau 126 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 128 03 Jurnal HASIL PENELITIAN 38h PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 128 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd
Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti
File 130 04 Jurnal HASIL PENELITIAN 36h GARUDA INDONESIA 2016
Atau 130 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 132 05 Jurnal HASIL PENELITIAN 40h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017
Atau 132 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
018 10 Macam Prediksi Pengembangan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Penelitian Survey
Files: 133 01 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 20h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt 134 02 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 23h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Panjang Alt
135 03 PERUM DAMRI 2015 15h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
136 04 Jurnal HASIL PENELITIAN PERUM DAMRI 2015 24h
137 05 Jurnal HASIL PENELITIAN Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014 30h
138 06 Jurnal HASIL PENELITIAN PT MAYASARI BAKTI 2016 31h
139 07 PT MAYASARI BAKTI 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
140 08 Jurnal HASIL PENELITIAN GARUDA INDONESIA 2016 31h
141 09 PT GARUDA INDONESIA 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
142 10 Jurnal HASIL PENELITIAN KA PATAS Purwakarta 2017 30h
26
12 BUAH BENTUK PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI
019 6 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2014-2017 File 143 01 Proposal 21h KERETA API EKONOMI LOKAL PURWAKARTA 2014
Atau 143 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 144 02 Proposal 18h PERUM DAMRI 2015
Atau 144 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 145 03 Proposal 17h PERUM DAMRI Dgn KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 145 03 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 146 04 Proposal 28h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 146 04 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti
File 148 05 Proposal 28h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016
Atau 148 05 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 150 06 Proposal 27h KERETA API PATAS PURWAKARTA 2017
Atau 150 06 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
020 2 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Hasil Pengembangan Model 2016 File 151 01 Proposal 33h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 151 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 152 02 Proposal 26h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 152 02 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti
021 2 Contoh Proposal Baru PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2017 File 153 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017
Atau 153 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta
File 154 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017
Atau 154 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas
Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta
File 155 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 155 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta
File 156 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 156 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas
Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta
27
Biasanya untuk mendapatkan sebuah TULISAN ILMIAH adalah secara kebetulan
didalam DOMAIN Google atau Bilamana sudah mengetahui judul TULISAN
ILMIAH tersebut cukup dengan menulis judul tersebut ke dalam Google dan akan
keluar TULISAN ILMIAH yang dimaksud.
KIAT CERDIK MEMBUAT TULISAN ILMIAH, dan sebagai langkah utama adalah
dengan cara Mengkoleksi sejumlah TULISAN ILMIAH yang akan berperan sebagai
MATERI PEMBANDING dengan MATERI YANG DIBUAT. Paling tidak agar
mengatahui bagaimana penyusunan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN
TEORITIS yang dibuat penulis lain. Selain bisa memperkuat “pondasi ilmiah” bahkan
juga memperkokoh “Kemampuan ilmiah” agar lebih mudah menyelesaikan berbagai
bentuk/beranekaragam Persoalan Ilmiah pada PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang
MANAJEMEN TRANSPORTASI maupun PENELITIAN SURVEY Dibidang
MANAJEMEN TRANSPORTASI. Tentunya sebagai langkah berikutnya adalah
Meng-unduh (Downloads) sebanyak mungkin TULISAN ILMIAH dari penulis lain atau Meng-unduh secara keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File PDF
(pada posisi jumlah sekarang) sebagaimana tercantum dalam Lembaran Informasi, terkecuali TULISAN ILMIAH yang terdapat dalam kurung sebanyak 22 Files (hanya
bisa didapatkan melalui Email langsung dengan sejumlah harga tertentu yang disajikan
dalam sebuah Daftar Harga).
Ketentuan: Gantilah Lembaran Informasi (Daftar TULISAN ILMIAH yang disisipkan dalam wujud File PDF) menjadi (Daftar TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File DOCUMENTS),
sehingga didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisikan Daftar dari semua tulisan
ilmiah yang disusun oleh Amrizal.
Selanjutnya, dengan cara memasukan/menuliskan 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal
ke dalam Google, maka akan didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisi Daftar
TULISAN ILMIAH tersebut, dengan contoh berikut:
Google 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal Cari
Adapun tujuan selanjutnya agar lebih leluasa/Mudah meng-unduh (Downloads)
keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam PDF (pada posisi jumlah sekarang),
cukup dengan cara meng-Copy masing-masing Nomor urut beserta nama file tersebut
ke dalam Google.
Diistilahkan dalam tanda petik “pada posisi jumlah sekarang” oleh karena posisi/jumlah
files PDF yang disajikan dalam Daftar TULISAN ILMIAH dapat berubah pada saat-saat
tertentu seiring dengan perjalanan waktu.......
-------- Jakarta, 14 September 2017--------