27
JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN & ILMU MANAJEMEN STMT-TRISAKTI JAKARTA JL.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan, Jakarta 13410 Telp: (021) 856 9372, Fax: (021) 856 9340 LPMTL CENTER OF EXCELLENCE Email: [email protected], Website: www.stmt-trisakti.ac.id Judul Penelitian EKSPOR KOMODITI PRIMER DAN PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL PULAU SUMATERA O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti Jakarta, Juli 2003

Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI STUDI

PEMBANGUNAN & ILMU MANAJEMEN STMT-TRISAKTI JAKARTA

JL.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan, Jakarta 13410

Telp: (021) 856 9372, Fax: (021) 856 9340 LPMTL CENTER OF EXCELLENCE Email: [email protected], Website: www.stmt-trisakti.ac.id

Judul Penelitian

EKSPOR KOMODITI PRIMER DAN PERTUMBUHAN

EKONOMI REGIONAL PULAU SUMATERA

O

l

e

h

AMRIZAL

Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti

Jakarta, Juli 2003

Page 2: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

2

KATA PENGANTAR

Membuat Karya Ilmiah atau melakukan penelitian sudah merupakan tugas pokok

yang harus dilakukan oleh staf pengajar suatu perguruan tinggi. Tugas ini dibuat dalam

rangka penyesuaian/persyaratan pengusulan Akreditasi Dosen atau jenjang kepangkatan

pada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TRISAKTI (STMT TRISAKTI)

Jakarta. Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan

saja, namun penulis telah berfikir berkali-kali tentang isi tulisan singkat “Jurnal” yang

dibuat ini harus benar-benar dikaji secara ilmiah pula sesuai dengan namanya, dan inipun

sebatas kemampuan yang penulis miliki hingga saat ini.

Alasan lain kenapa karya ilmiah ini harus dibuat demikian adalah

berkemungkinan kalau sekarang batas kemampuan penulis hanya sebatas yang mampu

penulis buat seperti ini, maka mungkin suatu saat tulisan singkat “Jurnal” ini bisa lebih

disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum

melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa dan lain sebagainya. Agaknya tidaklah terlalu

berkelebihan kalau penulis katakan bahwa data yang digunakan bukanlah data main-

mainan, akan tetapi merupakan data resmi publikasi pemerintah sesungguhnya serta

badan-badan resmi pemerintah dan lainnya, yang telah menghimpun: Data-data Makro

Ekonomi dan Pembangunan Indonesia dari masa kemasa dengan rentang waktu tahun

1960-2006 seperti: Pendapatan Nasional Indonesia, APBN, Neraca Pembayaran,

Kependudukan dan Tenaga Kerja dan lain sebagainya.

Kemudian sebagai upaya menjaga keilmiahan sajian tulisan singkat “Jurnal” yang

penulis buat ini diperlukan wadah akurasi “Ilmu Ekonomi Terapan” sebagai

penuntun/pembanding, yaitu suatu wadah yang mencontohkan berbagai corak maupun

topik bahasan tulisan para ahli ekonomi papan atas menampilkan karya ilmiahnya

melalui berbagai Jurnal ekonomi domestik maupun asing. Tulisan singkat “Jurnal” ini

belum pernah diterbitkan dan hanya digunakan sebagai publikasi kepustakaan STMT

TRISAKTI agar dapat dibaca oleh mahasiswa atau pembaca ilmiah lainya yang

barangkali punya kepentingan sama dengan penulis.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ketua STMT

TRISAKTI Husni Hasan, A.MTrU, S.Sos, MM, bapak Puket I STMT TRISAKTI

H. Andri Warman, BSc, S.Sos.,MM dan Civitas Akademika lainnya STMT Trisakti

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam kesempatan ini. Tidak terlupa salam

yang istimewa terhadap fihak DIKTI/Kopertis Wilayah III Jakarta tempat tujuan

penyesuaian/pengusulan Akreditasi Penulis untuk kedua kalinya, dan berbagai fihak yang

telah disibukkan atas penyesuaian/pengusulan akreditasi ini, demikian dan terima kasih.

Jakarta, Juli 2003

( Amrizal )

Page 3: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

1. PENDAHULUAN

2. TINJAUAN LITERATUR PERDAGANGAN LUAR NEGERI

3. KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI

4. HASIL PENEMUAN EMPIRIS DAN ANALISA

4.1. Ekspor Komoditi Primer Termasuk Migas

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

4.2. Ekspor Komoditi Primer Tanpa Migas Pertumbuhan Ekonomi

4.3 Analisa Hasil Perhitungan

5. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

4

1. PENDAHULUAN

Ekspor komoditi primer merupakan sumber penerimaan devisa untuk membiayai

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab

lebih dari tiga per empat bagian dari pendapatan ekspor pada negara-negara berkembang

merupakan hasil dari ekspor komoditi primer tersebut. Pada negara-negara maju keadaan

yang terjadi adalah sebaliknya, sebab sebahagian besar dari ekspor negara-negara maju

merupakan komoditi manufaktur, yakni mencapai empat perlima dari total ekspor, dan

sisanya meruapakan ekspor komoditi primer ( J.T. Thoburn: 1977, h.10 ).

Dengan demikian berarti peranan dari perdagangan luar negeri terhadap

pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang sangat dipengaruhi oleh

masalah serta prospek ekspor komoditi primer, terutama mengenai masalah harga

komoditi, pasar, serta juga masalah barang-barang substitusi (bahan sintesis) yang banyak

dihasilkan oleh negara-negara maju.

Banyak negara-negara berkembang hanya menggantungkan penerimaan

ekspornya pada satu atau dua komoditi saja yang paling banyak dihasilkannya, seperti

komoditi gula dari Kuba, karet dan timah dari Malaysia, biji besi dari Liberia, serta

minyak bumi dari Venezuela, Iran , Arab Saudi dan Indonesia ( J.T. Thoburn: Ibid, h.12).

Semenjak perang dunia II telah terjadi peningkatan yang cukup pesat ekspor

komoditi primer dari negara-negara berkembang yang terutama disebabkan

meningkatnya permintaan dari negara-negara maju sebagai konsumen utama produk

primer dari negara-negara berkembang "Komoditi primer yang diimpor negara maju dari

negara-negara berkembang merupakan bahan baku untuk menghasilkan barang buatan

pabrik yang kemudian banyak diekspor kembali ke negara-negara berkembang".

Sesungguhnya peningkatan dari volume perdagangan internasional tersebut lebih

banyak dinikmati oleh negara-negara maju. Hal ini disebabkan oleh karena terdapatnya

kesenjangan nilai tukar perdagangan (Terms of trade) antara komoditi primer yang

dihasilkan oleh negara-negara berkembang dengan komoditi manufaktur yang dihasilkan

oleh negara maju.

Ekspor komoditi primer dari negara-negara berkembang ditandai oleh seringnya

terjadi fluktuasi harga komoditi yang berakibat langsung terhadap pendapatan produsen,

eksportir dan penerimaan pemerintah. Ketidakstabilan harga ini disebabkan oleh karena

rendahnya elastisitas penawaran jangka panjang dari ekspor komoditi primer tersebut,

sedangkan dilain pihak permintaan impor dari luar negeri memperlihatkan fungsi

permintaan yang in-elastis. Artinya disini terdapat respons harga yang cukup menyolok

untuk dapat menggeser permintaan maupun penawaran dari komoditi primer tersebut

(J.T. Thoburn: Ibid, h.21 )

Page 5: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

5

Dari kenyataan, banyak masalah yang dihadapi oleh negara-negara berkembang

dalam menghasilkan komoditi primer, telah mendorong banyak negara-negara

berkembang untuk mengambil langkah-langkah kebijaksanaan dalam mengatasi kesulitan

ini. Usaha-usaha yang dilakukan antara lain, penganeka-ragaman komoditi ekspor serta

meningkatkan peranan dari barang-barang jadi dan setengah jadi terhadap total ekspor.

Indonesia sebagai salah satu negara yang tergolong pada negara- negara

berkembang memperoleh penerimaan dari ekspor komoditi primer tidak pernah kurang

dari tiga per empat bahagian dari total ekspor semenjak tahun 1969. Sebagaimana

kebanyakan negara-negara berkembang lainnya, ekspor Indonesia terpusat pada minyak

bumi dan gas alam, yang peranannya selalu meningkat setiap tahunnya terhadap total

ekspor. Pada tahun 1969 peranan minyak bumi dalam ekspor Indonesia baru mencapai

44,8% dan pada tahun 1985 prosentase tersebut naik menjadi 68,7%.

Menyangkut dengan masalah pengelompokan komoditi primer dan manufaturing,

yaitu:"Pengelompokan jenis komoditi primer dan komoditi manufaktur berpedoman

kepada pengelompokan jenis komoditi ekspor menurut SITC, dengan ketentuan: SITC 0 -

4 merupakan jenis komoditi primer dan SITC 5 - 9 merupakan jenis komoditi

manufaktur, sedangkan minyak bumi termasuk jenis komoditi primer dengan kode SITC

3 ( ... lihat BPS: "Analisa Perkembangan perdagangan luar negeri Indonesia, Jakarta

1984, h.32 ).

Langkah-langkah kebijaksanaan untuk mengurangi ketergantungan perekonomian

dari minyak bumi harus segera ditempuh oleh pemerintah, mengingat ketergantungan

yang terlalu besar dari hanya satu komoditi saja, akan dapat membahayakan

perekonomian dalam jangka panjang. Untuk tujuan itu pemerintah telah lama

menggalakkan kebijaksanaan penganeka-ragaman komoditi ekspor non-migas, terutama

komoditi primer yang berasal dari sektor pertanian.

Apabila ditijau tinjau perkembangan ekspor Indonesia limabelas tahun tahun

terakhir, semenjak dicanangkannya kebijaksanaan penganeka ragaman komoditi ekspor

non-migas, dapat dilihat bahwa kebijaksanaan ini belum lagi mencapai hasil yang

memuaskan. Sebahagian besar penerimaan ekspor masih bersumber dari minyak bumi

sedangkan penerimaan ekspor dari sektor non migas masih terlalu kecil.

Perkembangan ekspor hasil pertanian tidak begitu menggembirakan, yaitu disebabkan

karena perkembangan harga komoditi diluar negeri yang tidak stabil. Keadaan ini

mencerminkan ketergantungan ekspor Indonesia dari sejumlah kecil komoditi primer

yang didominir oleh minyak bumi, akibatnya perekonomian menjadi sangat peka

terhadap fluktuasi harga dari komoditi tersebut ( Syafruddin Karimi: 1985, h.23 ).

Masalah lain yang juga dihadapi dibidang perdagangan luar negeri adalah

mengenai negara tujuan ekspor. Pada tahun 1983 sekitar 66% ekspor Indonesia tertuju

pada Amerika Serikat dan Jepang, sedangkan impor Indonesia dari negara tersebut hanya

38,5%. Distribusi perdagangan yang tidak merata tersebut mencerminkan ketergantungan

Page 6: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

6

perekonomian Indonesia pada sekelompok negara, dilain pihak hal ini juga

mencerminkan masih terbatasnya pasaran luar negeri bagi produk Indonesia.

Dalam kaitan ini perlu diambil langkah kebijaksanaan dalam rangka memperluas

pasar serta menemukan pasar baru bagi produk Indonesia, pasar luar negeri yang masih

perlu ditingkatkan adalah ASEAN serta penjajakan pasar baru bagi negara-negara Eropa

Timur dan Timur Tengah dan lain sebagainya.

Ekspor Indonesia selama ini bertumpu pada hasil-hasil sektor pertanian dan

pertambangan, sedangkan hasil dari sektor industri masih terlalu kecil. Hasil dari sektor

pertanian dan pertambangan dikategorikan sebagai komoditi primer, dari kelompok

komoditi tersebut, minyak bumi dan gas alam menduduki urutan pertama penerimaan

ekspor Indonesia, kemudian disusul oleh komoditi primer lainnya seperti karet, kayu,

kelapa sawit, tembakau dan kopi.

Beberapa komoditi primer yang dihasilkan Indonesia tersebut, sebahagian besar

merupakan hasil dari pulau Sumatera seperti karet, kelapa sawit, lada, tembakau dan

kopi. Sedangkan minyak bumi dan gas alam sebahagian besar juga dihasilkan oleh pulau

Sumatera. Oleh karena itu pulau Sumatera merupakan daerah penting sebagai ladang

devisa dari berbagai komoditi primer.

Sebahagian besar ekspor dari pulau Sumatera adalah komoditi primer berupa hasil

pertanian dan pertambangan dan sebahagian besar dari ekspor komoditi primer tersebut

merupakan ekspor minyak bumi dan gas alam. Suatu hal yang menarik bagi pulau

Sumatera adalah prosentase ekspor migas terhadap total ekspor pulau Sumatera adalah

lebih besar dari prosentase ekspor migas terhadap total ekspor Indonesia, hal ini

disebabkan karena sebahagian besar dari ekspor migas Indonesia berasal dari pulau

Sumatera, khususnya propinsi Riau.

Semenjak terjadinya resesi ekonomi dunia pada awal tahun delapan puluhan,

maka volume perdagangan dunia juga mengalami kemerosotan karena berkurangnya

permintaan maupun daya beli dari setiap negara. Dampak dari masalah ini juga dirasakan

oleh Indonesia, sedangkan bagi perekonomian daerah ini juga dirasakan sebagai suatu

pukulan berat. Perekonomian pulan Sumatera juga mengalami masalah ini, ini nampak

dari berkurangnya volume ekspor semenjak tahun 1982.

Ekspor pulau Sumatera yang mencapai nilai tertinggi pada tahun 1981, nenurun

sebesar 3 % pada tahun 1982 dan turun lagi sebesar 12% pada tahun 1983. Kalau kita

tinjau lebih jauh, maka penyebab utama dari berkurangnya penerimaan ekspor tersebut

adalah karena berkurangnya penerimaan dari ekspor minyak bumi. Pulau Sumatera

merupakan daerah potensil bagi Indonesia sebagai penghasil devisa, baik yang berasal

dari sektor migas maupun non-migas yang semuanya merupakan kelompok ekspor

komoditi primer. Disamping itu, pulau Sumatera terletak pada daerah yang strategis

dalam kegiatan perdagangan luar negeri karena letaknya yang dekat dengan Singapura

sebagai negara transit dari ekspor Indonesia ke luar negeri.

Page 7: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

7

Dari kenyataan selama ini yang membuktikan bahwa ekspor komoditi primer bagi suatu

negara tidak dapat memberikan dorongan yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi,

dan atas ketertarikan untuk menyelidiki kebenaran pendapat tersebut secara ilmiah, yaitu

akan diselidiki dengan mempergunakan perangkat analisa ekonomi dan Statistika dan

matematika.

2. TINJAUAN LITERATUR PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Peranan dari perdagangan luar negeri sebagai mesin penggerak pertumbuhan

ekonomi telah mulai dianalisa semenjak kaum Klasik, dimulai dari Adam Smith dan J.S

Mill. Mereka mengemukakan terdapat tiga keuntungan apabila suatu negara mengadakan

perdagangan dengan negara lain, Pertama, dapat mencapai konsumsi yang lebih tinggi

daripada yang mungkin dicapai tanpa adanya perdagangan. Kedua, suatu negara dapat

memperluas pasar dari hasil-hasil produksinya. Ketiga, suatu negara dapat menggunakan

teknologi yang berkembang di luar negeri ( J.T. Thoburn: 1977, h .35 ).

Perdagangan luar negeri timbul karena terdapatnya perbedaan harga yang

potensial dari barang-barang yang diperdagangkan yang pada prinsipnya dapat

mempertinggi tingkat konsumsi dan kesejahteraan masyarakat. Dengan perdagangan luar

negeri memungkinkan suatu negara menikmati lebih banyak barang daripada yang

mungkin dihasilkan sendiri didalam negeri.

Teori Klasik juga mengemukakan, dengan adanya perdagangan luar negeri suatu

negara dapat meningkatkan produksinya melebihi tingkat konsumsi dalam negeri dan

kelebihan produksi tersebut dapat dijual. Hasil dari penjualan tersebut dapat

dipergunakan sebagai sumber pembiayaan pembangunan ekonomi negara tersebut (

Sadono Sukirno: 1978, h. 226 ).

Manfaat lain daripada perdagangan luar negeri yang dikemukan oleh kaum Klasik

adalah fungsi perdagangan luar negeri dalam meningkatkan produktivitas. Perluasan

pasar disebabkan oleh adanya kegiatan perdagangan akan dapat menciptakan suatu

dorongan untuk melakukan perbaikan-perbaikan teknologi yang digunakan dalam proses

produksi, hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat spesialisasi dan efisiensi

produksi dan ini sudah jelas akan meningkatkan produktivitas.

Dalam kenyataanya, manfaat dari perdagangan luar negeri seperti yang

disebutkan diatas, terutama diperoleh oleh negara-negara berkembang yang masih banyak

mengekspor komoditi primer serta penggimpor utama dari komoditi manufaktur. Bagi

negara-negara berkembang, dengan adanya perdagangan tersebut memberikan

kesempatan untuk memperbaiki dan memperoleh teknik-teknik produksi yang digunakan

pada negara-negara maju. Apabila hal ini dapat dimanfatkan sepenuhnya, maka negara-

negara berkembang akan dapat mengejar ketinggalan-ketinggalannya dari negara-negara

maju dengan mempercepat proses industrialisasi ( Sadono Sukirno: Ibid, h.229 ).

Page 8: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

8

Apabila negara-negara berkembang telah dapat mencapai industrialisasi tersebut,

maka akan terjadi peningkatan kapasitas produksi, artinya terjadi kelebihan penawaran

barang tersebut akan mendorong masyarakat untuk bekerja lebih giat, karena untuk dapat

membeli barang-barang yang sudah lebih banyak tersedia maka masyarakat harus

meningkatkan pendapatannya. Apabila pendapatan masyarakat meningkat, maka tingkat

tabungan juga akan meningkat dan ini merupakan sumber untuk peningkatan

pembentukan modal didalam negeri.

Analisa kaum Klasik ini lebih mencerminkan keadaan yang terjadi pada negara-

negara yang masih banyak terdapat pengangguran faktor-faktor produksi, mobilitas faktor

produksi yang kurang sempurna serta penggunaan teknik produksi yang masih sederhana.

Oleh karena ciri-ciri yang demikian, maka negara-negara berkembang akan memperoleh

manfaat yang lebih besar melalui perdagangan luar negeri.

Teori yang lebih modern dari perdagangan internasional tidak dapat lagi mempercayai

sepenuhnya teori kaum Klasik mengenai fungsi perdagangan internasional sebagai mesin

penggerak pertumbuhan ekonomi tersebut, hal ini disebabkan karena keberadaan negara-

negara berkembang sebagi eksportir komoditi primer dalam perdagangan internasional

selalu berada pada posisi yang lemah. Negara-negara maju sebagai eksportir komoditi

manufaktur lebih banyak menikmati keuntungan dalam perdagangan dengan negara-

negara berkembang, hal ini disebabkan oleh karena terdapatnya kesenjangan nilai tukar

perdagangan antara kedua negara ( J.T. Thorburn: Op-cit, h.34 ).

Ahli ekonomi modern seperti Myrdall, Myint, Prebisch, Singer dan Meier telah

membuktikan bahwa ekspor masih banyak didominir oleh komoditi primer tidak dapat

memberikan sumbangan yang memuaskan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang

diinginkan. Ekspor komoditi primer tidak dapat memberikan dorongan yang lebih besar

terhadap pertumbuhan ekonomi setinggi yang mampu dicapai oleh ekspor komoditi

manufaktur. Keuntungan dari perdagangan luar negeri yang merupakan sumbangan

pertumbuhan ekonomi adalah lebih terbatas bagi negara-negara pengekspor komoditi

primer ( Gerald Meier: 1968, h.40 ).

Terdapat dua kekuatan yang membatasi peranan ekspor sebagai sumber

pertumbuhan ekonomi pada negara-negara berkembang, yaitu terdapatnya "Terms of

Trade" yang semakin memburuk antara komoditi primer dengan komoditi manufaktur,

kemudian juga menurunya permintaan komoditi primer dari negara-negara maju yang

disebabkan oleh karena adanya barang-barang subsitusi dari komoditi primer tersebut

(bahan sintetis) yang banyak dihasilkan negara-negara maju.

Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi seringkali dijadikan sebagai kendala

untuk mengukur kemajuan serta keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara, akan

tetapi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi mempunyai pengertian yang berbeda.

Pertumbuhan ekonomi berarti terjadinya perluasan kapasitas produksi nasional,

peningkatan efisiensi dan produktivitas. Sedangkan pembangunan ekonomi merupakan

suatu proses untuk mencapai keadaan perekonomian yang lebih baik yang ditandai oleh

Page 9: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

9

terjadinya perubahan dalam struktur perekonomian serta perubahan dalam komposisi

output yang dihasilkan pada setiap sektor perekonomian.

Pada tahap awal dari pembangunan suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi

tanpa ada pembangunan ekonomi ( Growth without development ). Hal ini dapat

terjadi pada negara-negara berkembang oleh karena terjadinya peningkatan ekspor

komoditi primer yang tidak dibarengi dengan perubahan dalam struktur perekonomian,

akibatnya proses industrialisasi berjalan sangat lambat ( C.P. Kindleberger and Bruce

Herrick: 1977, h. 89 ).

Teori pertumbuhan ekonomi telah mulai dianalisa semenjak kaum Klasik, menurut teori

Klasik, faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi dimulai dari pertambahan

penduduk. Pertumbuhan penduduk dapat memperluas pasar dalam negeri dan

mempertinggi tingkat spesialisasi , hal ini selanjutnya akan dapat mempercepat proses

pembangunan, karena spesialisasi akan mempertinggi tingkat produktivitas. Apabila

proses pembangunan telah terjadi, maka hal itu akan berlanjut secara komulatif dan

akhirnya akan dicapai tingkat konsumsi dan kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi.

Teori pertumbuhan ekonomi yang lebih modern dikembangkan oleh dua orang

ahli ekonomi, yaitu Evsey Domar dan Roy F. Harrod yang mula-mula dipublikasikan

tahun 1947. Teori ini kemudian lebih terkenal dengan teori Harrod-Domar. Teori ini

merupakan suatu modifikasi dari teori Keynes yang mempertimbangkan adanya

keseimbangan jangka panjang antara investasi dan tabungan. Analisa Keynes dianggap

kurang lengkap karena tidak menyinggung analisa dalam jangka panjang.

Teori Harrod-Domar lebih menekankan pada aspek pembentukan modal untuk

dapat meningkatkan kapasitas produksi. Investasi merupakan pengeluaran yang dapat

meningkatkan kesanggupan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang-barang dan

juga dapat meningkatkan permintaan masyarakat. Apabila Investasi ditanamkan dalam

tahun ini, maka tahun-tahun selanjutnya suatu perekonomian mempunyai kesanggupan

yang lebih besar untuk menghasilkan barang-barang, yang berarti terjadi pertambahan

produksi, kesempatan kerja dan pendapatan nasional. Teori ini bertujuan untuk

memperlihatkan syarat-syarat yang diperlukan bagi suatu perekonomian, agar dalam

jangka panjang kemampuan produksi dapat bertambah dari tahun ke tahun yang

disebabkan oleh adanya investasi pada tahun sebelumnya (C.P. Kindleberger: Op-cit,

h.48 ).

3. KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI

Suatu model akan dapat dibuat apabila suatu hipotesa telah mendekati

permasalahan yang ada. Permasalahan yang hendak diketahui tersebut seperti

pertambahan investasi. Investasi lebih dikenal dengan pembentukan modal yang

merupakan perubahan dari modal tahun ke tahun. Pertambahan investasi akan dapat

menciptakan pertambahan produksi dan meningkatkan pendapatan nasional, yaitu agar

pembangunan ekonomi dapat dicapai maka permintaan dalam masyarakat harus

Page 10: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

10

ditingkatkan. Dan ini akan terjadi apabila pendapatan masyarakat bertambah. Baik

Keynes maupun Harrod-Domar berpendapat bahwa pengeluaran masyarakat tergantung

pada pendapatan nasional. Dengan demikian berarti pertambahan pendapatan hanya

tercipta dari pertambahan investasi.

Berapa besarnya tambahan pendapatan yang disebabkan oleh adanya investasi,

ditentukan oleh besarnya angka pengganda "multiplier" yang besarnya sama dengan

kebalikan dari kecenderungan menabung ( Marginal Propensity to Consume ), yang

disebut juga sebagai Capital-Output Ratio.

Yt = 1/ It ( 1 )

Yt adalah pertambahan pendapatan. 1/ adalah Capital-Output Ratio yang nilainya

sama dengan It/ Yt dan It adalah tambahan investasi.

Besarnya pengeluaran masyarakat yang terjadi pada tahun berikutnya haruslah

sama nilainya dengan tambahan investasi agar dapat dicapai pertambahan produksi yang

optimal. Dalam keadaan Full employment maka Qt = Yt dan Qt = It . Bahwa Qt

adalah produksi dari investasi baru dan s adala rasio produksi modal, apabila persamaan

Qt = It dimasukan pada persamaan (1) akan diperoleh persamaan berikut

It/ It = ( 2 )

persamaan (2 ) dapat diartikan agar suatu negara selalu berada dalam keadaan Full

employment, maka laju pertambahan modal harus sama nilainya dengan perkalian COR

dengan Rasio Produksi Modal. Laju pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada tahun t

adalah sama dengan rasio pendapatan nasional pada tahun t dengan pendapatan nasional

pada tahun t-1, maka laju pertumbuhan ekonomi adalah Yt/Yt dapat ditulis:

Yt/Yt = 1/ It/Yt

= [ It/ ] / [ It/ ]

= It/ It

= ( 3 )

Teori Harrod-Domar yang dikemukakan diatas hanya mengemukakan tentang

fungsi investasi untuk meningkatkan pendapatan melalui perluasan kapasitas produksi.

Sedangkan bagaimana pengalokasian dan penggunaan dari kelebihan produksi yang

mampu dicapai agar dapat memperoleh tingkat konsumsi dan kesejahteraan masyarakat

yang lebih tinggi, tidak dianalisa dalam teori tersebut.

Menurut teori perdagangan internasional, suatu negara yang menganut sistem

ekonomi terbuka, akan mengekspor kelebihan produksi apabila melebihi tingkat

konsumsi dalam negeri karena dengan demikian keuntungan dari perdagangan

internasional akan dapat diperoleh. Hasil adari ekspor tersebut akan dipergunakan untuk

membiayai impor barang-barang dari luar negeri yang belum dapat menghasilkan sendiri

Page 11: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

11

serta tidak mampunyai keuntungan komparatif apabila produksi sendiri (C.P.

Kindleberger dan P.H. Lindert: 1983, h.87 ).

Keuntungan dari perdagangan luar negeri dapat menggeser tingkat konsumsi dan

tingkat produksi pada tingkat yang lebih tinggi daripada keadaan sebelumnya. Secara

lebih jelas hal ini dapat dianalisa dari teori modern perdagangan internasional yang

menyimpulkan bahwa tingkat konsumsi dan produksi sebelum dan sesudah perdagangan

tidak sama, dimana sesudah perdagangan lebih baik.

Teori perdagangan internasional juga menjelaskan berbagai perdagangan

internasional dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekspor akan

dapat menimbulkan terjadinya perluasan kapasitas produksi dan meningkatnya

permintaan terhadap faktor-faktor produksi. Hal ini akan mengakibatkan pendapatan

masyarakat yang memilikifaktor produksi tersebut.

Dalam menganalisa besarnya pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi,

digunakan suatu model spesifikasi Harrod-Domar dari model makro Keynes, hanya saja

untuk penelitian ini dikhususkan melihat kemampuan ekspor tersebut dalam

meningkatkan investasi dan berikut pendapatan atau pertumbuhan ekonomi. Karena

disadari bahwa model Harror-Domar banyak penggunaan untuk lainnya seperti dengan

capital foreign inflow dan lain sebagainya dan bahkan sembari menyadari bahwa

pendapatan bukanlah fungsi dari ekspor dan juga demikian halnya dengan investasi.

Model yang berkaitan dengan model Harrod-Domar tersebut adalah ditulis:

St = s Yt ( 4 )

dimana St adalah jumlah tabungan pada tahun t, s adalah kecenderungan menabung

(nisbah tabungan atau Marginal Propensity to Consume ).

Fungsi Impor dibedakan menjadi dua golongan oleh karena impor sekalipun

terdiri pula dari dua golongan, yaitu impor barang-barang bukan barang modal ( M"t )

dan impor barang modal (M't) sebagai berikut:

M't = c It ( 5 )

M"t = m Yt ( 6 )

Mt = M't + M"t ( 7 )

dimana c adalah kecenderungan impor barang modal, m adalah kecenderungan impor

barang-barang bukan modal dan Mt adalah total impor.

Ekspor merupakan variabel eksogen dan bukan pendapatan fungsinya, sehingga

sebagai varibel eksogen tersebut, ditulis

Xt = X0 ( 1 + x )t ( 8 )

Sementara itu bahwa fungsi investasi yang biasa adalah tingkat bunga ( interest rate ),

namun dalam penelitian ini ia ditulis sebagai

Page 12: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

12

It = b Yt ( 9 )

Kondisi keseimbangan ( equilibrium condition ) akan dapat dicapai berdasarkan

persamaan (4), (5), (8) dan (9) yaitu sebagai berikut:

It - St = Mt - Xt ( 10 )

It - St = M't + M"t - Xt ( 11 )

dengan mensubsitusikan persamaan (4), (6) dan (9) kedalam persamaan (11) maka

diperoleh persamaan berikut

b Yt - s Yt = M't + m Yt - Xt ( 12 )

M't = b Yt - m Yt - s Yt - Xt ( 13 )

M't = ( b - m - s ) Yt + Xt ( 14 )

karena persamaan (5) dan persamaan (14) adalah sama, maka kedua persamaan ini dapat

digabungkan menjadi:

c It = ( b - m - s ) Yt + Xt ( 15 )

It = [( b - m - s )/c ] Yt + 1/c Xt ( 16 )

dengan mensubsitusikan persamaan (16) kedalam persamaan (1) maka diperoleh

persamaan berikut ini, yaitu merupakan perubahan pendapatan, yakni:

Yt = [ ( b - m - s )/ c ] Yt + 1/ c Xt ( 17 )

untuk memperlihatkan terdapatnya hubungan positif antara ekspor dan pertumbuhan

ekonomi, maka kedua ruas sisi persamaan (17) dibagi dengan Yt untuk memperoleh

persamaan laju pertumbuhan ekonomi:

Yt/Yt = [ ( b - m - s )/ c ] + 1/ c Xt/Yt ( 18 )

dimana:

Yt = Perubahan pendapatan

Yt = Pendapatan

Yt/Yt = Pertumbuhan ekonomi

Xt = Ekspor

Xt/Yt = Proporsi Ekspor terhadap pendapatan

M't = Impor barang modal

M"t = Impor bukan barang modal

Mt = Impor barang-barang dan jasa-jasa

B = Marginal Propensity to Invest

m = Marginal Propensity to non-capital import

s = Marginal Propensity to Save

c = Tingkat investasi barang modal

Page 13: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

13

= Capital-Output Ratio

1/ = Productivity

= Laju pertumbuhan ekonomi

= Laju pertumbuhan investasi

= Multiplier

persamaan (18) merupakan suatu persamaan yang dapat memperlihatkan hubungan

positif antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi. Besarnya laju pertumbuhan ekonomi

ditentukan oleh besarnya rasio ekspor terhadap pendapatan nasional.

4. HASIL PENEMUAN EMPIRIS DAN ANALISA

Dalam perhitungan kuantitatif dilakukan dua macam analisa unruk

memperlihatkan terdapatnya hubungan positif antara ekspor komoditi primer dengan

pertumbuhan ekonomi pulau sumatera yang dioamati melalui indikator produk domestik

regional bruto pulau sumatera. Analisa pertama dengan memasukan unsur minyak bumi

dan gas alam sedangkan analisa kedua tanpa memasukan unsur minyak bumi dan gas

alam.

Hasil penemuan empiris akan disajikan dalam dua bentuk persamaan, yaitu

persamaan linier dan persamaan non linier. Regressi dalam bentuk persamaan linier

adalah untuk mengetahui koefisien kecenderungan marginal dari pendapatan regional

pulau Sumatera terhadap ekspor komoditi primer. Sedangkan analisa regressi dalam

bentuk persamaan non linier adalah untuk mengetahui koefisien elastisitas tetap (constant

elastisity) dari pendapatan regional pulau regional pulau Sumatera terhadap ekspor

komoditi primer.

4.1. Ekspor Komoditi Primer Termasuk Migas

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Pengaruh regressi dalam bentuk persamaan linier menghasilkan koefisien

marginal pendapatan regional terhadap ekspor komoditi primer sebesar 1,028 dengan

tingkat signifikansi diatas 1% dan nilai R2 adalah 0,935. Sedangkan hasil regressi dalam

bentuk persamaan non linier menghasilkan koefisien elastisitas tetap pendapatan terhadap

ekspor komoditi primer sebesar 0,514 dengan tingkat signifikansi diatas 1% dan nilai

R2 adalah 0,958.

Yt = 1938,713 + 1,028 Xt

( 2,908 ) (14,604)

R2 = 0,03479

Ln Yt = 7,782 + 0,514 Xt

(4,752) (18,050

R2 = 0,95687

Page 14: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

14

Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa kecenderungan marginal dari

pendapatan regional pulau Sumatera terhadap ekspor komoditi primer termasuk migas

adalah 1,028. Ini berarti ekspor komoditi primer termasuk migas adalah 1,028. Ini berarti

ekspor komoditi primer mempunyai pengaruh sebesar 1,028 terhadap pertumbuhan

pendapatan regional pulau Sumatera.

Sementara itu hubungan antara ekspor komoditi primer dan pertumbuhan pendapatan

regional pulau Sumatera memperlihatkan korelasi positif dengan nilai elasitisitas 0,514.

Nilai elastisitas ini menunjukkan terdapat hubungan yang in-elastis antara perkembangan

ekspor komoditi primer termasuk migas dengan perkembangan pendapatan regional

pulau Sumatera. Sedangkan nilai sebesar 0,514 sendiri berarti bahwa ekspor komoditi

primer dari pulau Sumatera hanya mampu untuk meningkatkan pendapatan regional

pulau Sumatera sebesar 51,4% dari setiap kenaikan 100% ekspor komoditi primer

tersebut. Sedangkan sebaliknya apabila terhadi penurunan ekspor komoditi primer

sebesar 100% berarti pendapatan regional juga akan turun sebesar 51,4%.

4.2. Ekspor Komoditi Primer Tanpa Migas Pertumbuhan Ekonomi

Hasil regressi dalam bentuk persamaan linier menghasilkan koefisien

kecenderungan marginal pendapatan regional terhadap ekspor komoditi primer tanpa

migas sebesar 3,767 dan signifikan pada derajat kepercayaan diatas 1% dengan nilai R2 =

0,865. Kemudian hasil regressi dalam bentuk persamaan non linier diperoleh koefisien

elastisitas tetap pendapatan terhadap ekspor komoditi primer tanpa migas sebesar 0,822

dan signifikan pada derajat kepercayaan diatas 1% dengan nilai R2 = 0,89991.

Yt = 706,732 + 3,767 Xt

(0,837) (9,816)

R2 = 0,86467

Ln Yt = 3,898 + 0,822 Xt

(1,037) (11,486)

R2 = 0,89991

Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa kecenderungan marginal

pendapatan regional pulau Sumatera terhadap ekspor komoditi primer tanpa migas adalah

3,767. Artinya ekspor komoditi primer tanpa migas mempunyai pengaruh sebesar 3,767

terhadap pertumbuhan pendapatan regional pulau Sumatera. Nilai ini adalah lebih besar

dari pengaruh ekspor komoditi primer termasuk migas terhadap pertumbuhan pendapatan

regional pulau Sumatera yang mencapai angka 1,028.

Page 15: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

15

Sementara itu hubungan antara ekspor komoditi primer tanpa migas dengan

pendapatan regional pulau Sumatera memperlihatkan korelasi positif dengan nilai

koefisien elastisitas sebesar 0,822. Nilai ini berarti lebih besar dari nilai elastisitas

pendapatan regional terhadap ekspor komoditi primer termasuk migas dengan nilai

elastisitas 0,514.

Nilai elastisitas sebesar 0,822 ini menunjukkan terdapatnya hubungan yang in-

elastisitas antara ekspor komoditi primer tanpa migas dengan pendapatan regional pulau

Sumatera. Sedangkan nilai 0,822 itu sendiri berarti bahwa ekspor komoditi primer tanpa

migas lebih mampu untuk meningkatkan pendapatan regional pulau Sumatera, yaitu

sebesar 82,2% dari setiap kenaikan ekspor komoditi primer tanpa migas sebesar 100%.

Sedangkan sebaliknya apabila terjadi penurunan dari ekspor komoditi primer tanpa migas

sebesar 100% maka pendapatan regional juga mengalami penurunan sebesar 82,2%.

4.3 Analisa Hasil Perhitungan

Dari hasil perhitungan kwantitatif seperti diatas, ternyata nilai koefisien elastisitas

tetap dari pendapatan regional pulau sumatera terhadap ekspor komoditi primer tanpa

migas adalah lebih besar dari nilai koefisien elastisitas tetap pendapatan regional pulau

Sumatera terhadap ekspor komoditi primer termasuk migas, walaupun demikian

keduanya tetap memperlihatkan adanya korelasi positif antara ekspor komoditi primer

dan pendapatan regional pulau Sumatera. Hal ini berarti sesuai dengan hipotesa yang

telah dikemukakan terdahulu.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lebih rendahnya nilai dari

elastisitas pendaptan regional pulau Sumatera terhadap ekspor komoditi primer termasuk

migas dibandingkan dengan elastisitas pendapatan regional terhadap ekpor komoditi

primer tanpa migas.

Sumatera merupakan daerah penghasil minyak utama bagi Indonesia, sedangkan

hasil devisa minyak bumi ini merupakan sumber utama bagi Indonesia untuk membiayai

pembangunan nasional. Oleh sebab itu hasil minyak bumi dari pulau Sumatera ini tidak

bisa sepenuhnya dipergunakan untuk pembangunan pulau Sumatera sendiri, karena

sebahagian dari devisa minyak bumi dari pulau Sumatera ini akan ditarik ke pusat untuk

dialokasikan pada daerah-daerah lain di luar Sumatera yang kekurangan dana

pembangunan.

Faktor lain yang bisa mempengauhi rendahnya nilai elastisitas pendapatan

regional terhadap ekspor komoditi primer termasuk migas ini adalah perkembangan harga

minyak bumi yang tidak menggembirakan dipasaran internasional semenjak tahun 1981.

Semenjak terjadinya krisis minyak dunia (oil boom) pada tahun 70-an memang telah

terjadi peningkatan yang cukup pesat baik produksi maupun ekspor minyak bumi, tapi

hal ini tidak berlanjut terus seperti yang diharapkan pada awal tahun ' 80an harga minyak

bumi dipasaran internasional terus menunjukkan penurunan, hal ini tentu saja

mempengaruhi kestabilan penerimaan minyak bumi bagi Indonesia.

Page 16: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

16

Dibandingkan dengan penerimaan dari ekspor migas, maka hasil penerimaan dari

ekspor non migas relatif lebih stabil. Hal ini disebabkan beberapa komoditi ekspor utama

yang menghasilkan devisa cukup besar dari sektor non migas seperti karet, kelapa sawit,

kopi, lada dan kayu harganya relatif lebih stabil dipasaran internasional dibandingkan

dengan minyak bumi sehingga penerimaan dari ekspor non migas pulau Sumatera selama

ini juga tidak begitu bergluktuasi.

Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa kegiatan dari produksi migas tidak

bisa diharapkan untuk menampung angkatan kerja yang tersedia, karena kegiatan dalam

produksi migas lebih bersifat padat modal. Oleh karena itu secara langsung kegiatan

produksi dari migas pada suatu daerah tidak nampak pengaruhnya terhadap kesejahteraan

masyarakat. Dalam kaitan ini untuk dapat meningkatnya kesejahteraan masyarakat pada

umumnya maka kegiatan produksi disektor non migas harus ditingkatkan.

Penemuan empiris dalam studi ini dapat memperlihatkan, bahwa wntuk dapat

memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pada suatu daerah, serta untuk dapat

meningkatkan pendapatan dari sebahagian besar masyarakat, maka kegiatan ekonomi

harus lebih ditingkatkan pada sektor non migas yang lebih berorientasi untuk kegiatan

ekspor. Kegiatan produksi disektor non migas lebih memungkinkan untuk dapat

menampung jumlah angkatan kerja yang ada. Apabila hal ini dapat terlaksana dengan

baik, maka kegiatan dari produksi dan ekspor komoditi non migas lebih menampakkan

hasil dalam meningkatkan kesejahteraan dari sebahagian masyarakat.

5. KESIMPULAN

Hasil dari penemuan empiris yang diperoleh dalam studi ini dapat mendukung

hipotesa yang menyatakan terdapatnya korelasi positif antara ekspor dan pertumbuhan

ekonomi. Besarnya dorongan atau pengaruh yang mampu diberikan oleh ekspor terhadap

pertumbuhan ekonomi pada suatu negara ditentukan oleh bentuk komoditi ekspor itu

sendiri. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, berhasil

menunjukkan bahwa ekspor yang masih banyak dalam bentuk bahan mentah tidak

mampu untuk memberikan dorongan yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi.

Besarnya pengaruh ekspor dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat

dianalisa melalui teori perdagangan internasional dari sisi supply respons. Pertumbuhan

ekspor akan menimbulkan terjadinya perluasan kapasitas produk nasional serta

meningkatnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi yang banyak dimiliki oleh

masyarakat. Hal ini selanjutnya akan dapat meningkatkan pendapatan yang memiliki

faktor-faktor produksi tersebut. Apabila pendapatan masyarakat meningkat berarti telah

terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Ekspor minyak bumi dan gas alam ternyata tidak dapat memberikan dorongan

yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi pulau Sumatera karena tidak mampu

untuk menghasilkan peningkatan marginal dari PDRB pulau Sumatera. Hal ini

Page 17: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

17

disebabkan oleh karena hasil devisa minyak bumi dari pulau Sumatera tidak seluruhnya

dialokasikan untuk pembangunan pulau Sumatera sendiri, akan tetapi juga digunakan

untuk membiayai pembangunan daerah-daerah lainnya di luar pulau Sumatera.

Nilai elastisitas yang rendah dari pendapatan regional terhadap ekspor komoditi

primer disebabkan oleh karena ciri-ciri ekspor komoditi primer memang tidak dapat

memberikan hasil yang memuaskan terhadap pertumbuhan ekonomi. Ekspor komoditi

primer tidak dapat memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi setinggi yang

mampu dicapai oleh ekspor komoditi manufaktur. Keuntungan dari perdagangan luar

negeri yang merupakan pendorong bagi perkembangan sektor-sektor lain dalam

perekonomian adalah lebih terbatas bagi negara-negara penghasil dan pengekspor

komoditi primer.

Ekspor komoditi primer dari sektor non migas ternyata lebih mampu untuk

meningkatkan pendapatan regional pulau Sumatera dibandingkan dengan ekspor

komoditi primer termasuk migas. Hal ini disebabkan oleh karena terjadinya

perkembangan yang cukup menggembirakan dari produksi dan ekspor komoditi non

migas dari sektor pertanian, serta perkembangan harga yang cukup menggembirakan dari

sejumlah komoditi perkebunan.

Hasil dari studi ini memberikan beberapa implikasi kebijaksanaan yang perlu digaris

bawahi dan dijadikan sebagai salah satu alternatif kebijaksanaan oleh para pengambil

keputusan dalam rangka tercapainya terget laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi

serta tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan, baik antar daerah maupun secara

nasional.

(a) Kebijaksanaan pembangunan daerah yang telah digariskan dalam garis-garis besar

haluan negara selama ini kurang terlaksana dengan baik, karena pembangunan daerah

kurang selaras dengan potensi ekonomi yang dimilikinya. Oleh karena itu, agar

tercapainya tujuan pembangunan nasional, maka pembangunan daerah yang

merupakan bahagian dari pembangunan nasional hendaknya disesuaikan dengan

potensi dan prioritas daerah tersebut.

(b) Agar ekspor dapat menghasilkan dorongan yang lebih besar terhadap pertumbuhan

ekonomi, maka industrialisasi harus dipercepat agar dapat menghasilkan lebih banyak

barang-barang buatn pabrik, dilain pihak kebijaksanaan dibidang perdagangan luar

negeri yang ditempuh pemerintah hendaknya lebih intensif untuk meningkatkan

ekpor non migas.

(c) Untuk tercapainya poses industrialisasi yang lebih cepat, maka industri dalam negeri

harus dilindungi dengan membatasi impor barang-barang yang dapat dihasilkan

sendiri di dalam negeri, sedangkan untuk impor barang-barang modal harus diberikan

kelonggaran agar sektor industri di dalam negeri dapat berkembang dengan baik.

Page 18: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

18

DAFTAR PUSTAKA

Mc Cawley, Peter. "Survey of Recent Development". Bulletin of Indonesian Economic

Studies, Vol XXI april 1985.

Dick, H.V. "Survey of Recent Development". Bulletin of Indonesian Economic Studies. Vol

XXIII December 1985.

Dornvusch, R & J.A. Frenkel. International Trade and Economics Policy : Theory and

Evidence, The John Hopkins University Press Ltd, Baltimore 1979.

Djoyohadikusumo, S. Indonesia Dalam Perkembangan Dunia Kini dan Masa Mendatang,

Penerbit LP3ES Jakarta 1976.

Esmara,Hendra. "An Economic Survey of Riau". Bulletin of Indonesian Economic Studies,

Vol XI November 1975.

Ginting, M & Ruth Daroesman. "An Economic Sruvey of North Sumatera" Bulletin of

Indonesian Economic Studies, Vol. XVIII November 1982.

Hasan, Ibrahim & Budiono. "An Economic Survey of D.I. Aceh". Bulletin of Indonesian

Economic Studies, Vol. X Juli 1974.

Haberler, Gottfried. The International Trade and Economic Development. The National Bank

of Egypt, Kairo 1958.

Jamaluddin. International Comparative Advantage In Rice Production In Indonesia: A

Domestic Resources Cost Study, Ph.D Dessertation, School of Economic Univ. of the

Phils Manila 1978.

Kamaluddin, Rustian. "Metodologi Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Investasi dan

Sumber Pembiayaan Pembangunan Daerah". Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol.

XXXI Desember 1983.

Karimi, Syafruddin. Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi: Sebuah Studi Kasus di Indonesia,

Pusat Penelitian Fakultas Ekonomi UNAND, Padang 1985.

--------------------------, Ekspor Rempah-rempah : Kasau Lada, Pala dan Cassiavera. Makalah

pada sidang pleno ISEI di Batu Malang, Maret 1985.

-------------------------- & Nurzaman Bachtiar. Hubungan Ekonomi antara Indonesia dan

Negara-negara Kawasan Afrika Utara, Bahan Seminar di Universitas Andalas,

Padang, Maret 1985.

Kindleberger, C.P. International Economic, Fifth Edition, Richard D. Irwin Inc Illinois 1973.

-------------------------- & Peter H. Lindert. International Economic (Diterjemahkan ke dalam

bahasa Indonesia oleh Rudi Sitompul dkk, Penerbit Erlangga Jakarta 1983.

-------------------------- & Bruce Herrick. Economic of Development, 3th Edition, Mc Graw-

Hill Book Company, New York 1977.

Koutsoyianis, A. Theory of econometric : An Introductory Exposition of Economitric

Method. Mc Millan Press Ltd, New York 1972.

Meier, G. The International Economic development, Theory and Policy. Harper & Row Book

Company, New York 1968.

Pindyck, R.J. & D.C. Robinfield. Economitric Model and Economic Forecaxt. The Mc

Millan Press Ltd, Tokyo 1976.

Sukirno, Sadono. Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah dan Dasar Kebijaksanaan. Bin

Grafika, Jakarta 1982.

Suti, Bayo. Sumatera Menjelang Tahun 2000, Penerbit Yayasan Potensi Pengembangan

Daerah, Medan 1985.

Thuburn, J.T. Primary Commodity Export and Economic Development : Theory, Evidence

and a Study of Malaysia, John Willey & Sons Press Ltd, London 1977.

Page 19: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

19

------+++++------

Cara paling Mudah Meng-unduh (Downloads) secara GRATIS sejumlah TULISAN ILMIAH Dalam bentuk Files PDF sebagai berikut:

Page 20: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

20

Daftar TULISAN ILMIAH Untuk PERGURUAN TINGGI, Terdiri:

Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN

JURNAL PENELITIAN Kuantitatif, BUKU AJAR MODUL SOAL DAN

PEMECAHAN SOAL, BUKU TEKS, Laporan Hasil & Jurnal Hasil

Penelitian Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, LAPORAN HASIL

& Jurnal Hasil Penelitian SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi

10 Macam Hasil Pegembangan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Penelitian Survey dari 5 Hasil Penelitian SURVEY.

Dan Didapatkan 10 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, termasuk 5 Proposal (Draft Hibah

DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 s/d 2016

12 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN

TRANSPORTASI 2014 s/d 2017

I. Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN, Serta

Jurusan Terkait Bidang EKONOMI:

02 27 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP I to KOPTIS Wilayah III Jakarta Files: 003 01 Perspektif Ekonomi Indonesia Dalam satu tahap pembangunan Jangka Panjang

004 02 Analisis Fungsi Tabungan Indonesia: Pengujian Model Hipotesa Pendapatan Permanen

005 03 Expor Kommoditi Primer Pulau Sumatera Lamam Perdagangan Luar Negeri Indonesia

006 04 Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Indonesia 1969-1994 007 05 Pekiraan Pembentukan Modal Di Indonesia

008 06 Kebijaksanaan Deregulasi Perbankan Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia

009 07 Instabilitas Perdagangan Luar Negeri Indonesia

010 08 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Ketergantungan Terhadap Dana Luar Negeri

011 09 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Diantara Modal Dan Tabungan

012 10 Pengukuran Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Stedy-State Growth

013 11 Modal Asing Swasta Dan Pembentukan Investasi Produktif Dalam Pembiayaan Pembangunan

014 12 Trade-Off Antara Penerimaan Pajak Dan Kemampuan Menabung Masyarakat

015 13 Mobilisasi Tabungan Dan Investasi suatu Ekonomi Terbuka: Studi Kasus Indonesia 1969-1995

016 14 Pengaruh Pendapatan Permanen Dalam Pembentukan Tabungan

017 15 Peranan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

018 16 Analisis Fungsi Konsumsi Indonesia Dengan Pendapatan Permanen 019 17 Pembiayaan Ekonomi Dalam Negeri Diantara Keinginan Dan Kenyataan

020 18 Sektor Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Kegiatan Ekonomi

021 19 Reformasi Kebijaksanaan Makro Dan Pengaruh Ekonomi Sektor Terbuka

022 20 Keseimbangan Pendapatan Nasional: Investasi Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi

023 21 Analisis Pengaruh Pembentukan Tabungan Suatu Ekonomi Terbuka

024 22 Pengaruh Aliran Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

025 23 Perkiraan Kebutuhan Investasi Dan Pengukuran Tinggal Landas

026 24 Kemampuan Pembentukan Modal Domestik: Sektor Pemerintah Dan Masyarakat

027 25 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Akumulasi Sumber Pembiayaan Pembangunan

028 26 Kualitas Pembangunan Ekonomi Indonesia Dan Dilema Ketergantungan Sumber Dana

029 27 Investasi Dan Pembiayaan Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

Page 21: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

21

004 34 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP II to STMT Trisakti Files: 030 01 Standar Ukuran Tinggal Landas Perekonomian Suatu Negara

031 02 Pembentukan Modal Domestik Bruto Sektor Pemerintah Dan Masyarakat

032 03 Pembentukan Tabungan Dan Pembiayaa Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

033 04 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Steady-State Growth

034 05 Aliran Modal Asing Swasta Dalam Pembentukan Investasi Produktif

035 06 Fungsi Konsumsi Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Permanen 036 07 Pendapatan Permanen Dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Tabungan

037 08 Pengujian Model Tabungan Indonesia Dengan Hipotesa Pendapatan Permanen

038 09 Kebutuhan Tabungan Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi Indonesia

039 10 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi: Trade-Off Antara Pajak Dan Tabungan

040 11 Aggregate Expenditre Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 3 Sektor)

041 12 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Terbuka

042 13 Aggregate Expendiure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 4 Sektor)

043 14 Pengaruh Sektor Perdagangan Luar Negeri Terhadap Aktivitas Ekonomi Indonesia

044 15 Aliran Modal Asing Dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

045 16 Penafsiran Tingkat effisiensi Marginal Ekonomi Indonesia Dan Prakiraan Pembentukan Modal

046 17 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Sederhana

047 18 Aggregate Expenditure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 2 Sektor) 048 19 Pembentukan Modal Domestik Bruto Dan Ketergantungan Terhadap Sumber Dana

049 20 Prestasi Ekonomi Dan Indeks Instabilitas Sektor Perdangan Luar Negeri Indonesia

050 21 Model Makro Keseimbangan Agregatif Pembentukan Tabungan Dan Investasi

051 22 Expor Kommoditi Primer Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Pulau Sumatera

052 23 Konstribusi Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

053 24 Pengaruh Variabel-variabel Agregatif Terhadap Pembentukan Tabungan Dan Pendapatan

054 25 Pengembangan Sumber Pembiayaan Pembangunan Yang Semakin Bertumpu Pada

Kemampuan Sendiri

055 26 Pengembangan Instrumen Kebijaksanaan makro Terhadap Pembentukan Investasi Dan Pendapatan

056 27 Kebutuhan Tabungan Dan Pembentukan Investasi Produktif Bagi Pembiayaan Pembangunan

057 28 Pengaruh Ekspor Terhadap Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi 058 29 Pengaruh Deregulasi Perbankan Bidang Ekspor Terhadap Devisa Pendapatan Nasional

059 30 Aliran Dana Luar Negeri Di Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

060 31 Strategi Indonesia Dan Manajemen Pembentukan Modal Bagi Peningkatan Pendapatan Masyarakat

061 32 Manajemen Perdagangan Internasional Pengurangan Distorsi Ekonomi Pasca Seleksi

Aliran Dana Luar Negeri

062 33 Manajemen Perbankan Pasca Deregulasi Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia

063 34 Refleksi Ekonomi Indonesia Setelah 34 Tahun Membangun: Diantara Kekuatan Dan Kelemahan

005 10 BUKU AJAR, MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Files: 064 01 BUKU AJAR Pengantar Teori Ekonomi

065 02 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Pengantar Teori Ekonomi

066 03 BUKU AJAR Teori Ekonomi 067 04 BUKU AJAR Ekonomi Pembangunan

068 05 BUKU AJAR Pengantar Ekonomi Mikro

069 06 BUKU AJAR Ekonomi Makro Perthitungan Pend Nasional

070 07 BUKU AJAR Teori Ekonomi Mikro

071 08 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Teori Ekonomi Mikro

073 09 BUKU AJAR Ekonomi Manajerial

074 10 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Ekonomi Manajerial

Page 22: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

22

II. PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 006 3 VERSI Teks Book EKO MANAJERIALPernah Disumbang ke DIKTI Dan Dikirim Ke USA File 075 01 Buku Teks 681h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Hasil Estimasi

Atau 075 01 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi

Hasil Estimasi

File 076 02 Buku Teks 301h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Non-Estimasi

Atau 076 02 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi

Non-Estimasi

File 077 03 Buku Teks 509h EKO MANAJERIAL TRANSPORTASI Dengan Fungsi Non-Estimasi

Atau 077 03 EKONOMI MANAJERIALTRANSPORTASI Penerapan Konsep Mikro Ekonomi Dalam Bisnis Transportasi Dengan Fungsi Non-Estimasi

File 078 Ringkasan Isi Dan Surat Menyurat Pengiriman 3 Teks Book EKO MANAJERIAL Ke USA

Atau 078 Request for Coop in Publishing 3 Text Books in MANAGERIAL ECONOMICS to The USA

Subject: Request for Cooperation in Publishing Text Books in MANAGERIAL

ECONOMICS: Application of Microeconomic Concepts Using Estimation

Result Function (242 halaman)

008 3 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2010 Files: 079 01 Evaluasi Ekonomi Indonesia di Era Pembangunan Berkelanjutan

080 02 Evaluasi Ekonomi 50 Tahun Indonesia Membangaun 081 03 Kebutuhan Tabungan Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia

009 4 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2012 Files: 082 01 Pengembangan Ekonomi Dan Pengaruh POLIIK Di Era Kepemimpinan INDONESIA

083 02 Prestasi Ekonomi INDONESIA Jangka Panjang Dan Pencapaian Kondisi STEADY-

STATE GROWTH

084 03 Perkiraan Kebutuhan Tabungan Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi Yang Hendak Dicapai

085 04 Pengendalian Ekonomi Ditengah Ancaman Krisis Dan Dilema Keterbatasan Sumber

Pembiayaan Yang Salaing Trade-Off

010 4 Laporan Penelitian Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI 2010 File 086 01 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 72h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010

Atau 086 01 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 087 02 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010

Atau 087 02 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 088 03 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 77h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010 Atau 088 03 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

File 089 04 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010

Atau 089 04 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

Page 23: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

23

011 3 Proposal P3M PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2010 File 090 01 Draft Proposal 21h Penelitian P3M MTD STMT Angkutan Jalan Raya DKI 2010

Atau 090 01 Kepadatan Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta: Trade off Antara Penguna

Kendaraan Pribadi Dan Umum

(Studi Kasus: Penerapan Konsep Slutsky’s Theorem, TE = SE + IE)

File 091 02 Draft Proposal 26h Penelitian P3M MTL STMT Faktor Produksi PT PELNI 2010 atau 091 02 Pengaruh Beberapa Faktor Produksi Terhadap Produksi PT PELNI

(Studi Kasus: Penerapan Konsep Production Isoquant, TO = SE + OE)

File 092 03 Draft Proposal 25h Penelitian P3M MTU STMT Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan 2010

atau 092 03 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang Jakarta-Ujung

Pandang

012 14 Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI, Tahun 2011 File 093 01 Proposal 11h Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia 2011

Atau 093 01 Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia Dan Investasi Produktif Yang Diperlukan

File 094 02 Proposal 10h Jasa Angkutan Rel 2011

Atau 094 02 Menasionalisasikan Jasa Angkutan Rel Dan Investasi Yang Dibutuhkan

File 095 03 Proposal 11h Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011

Atau 095 03 Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia

File 096 04 Proposal 11h Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia 2011

Atau 096 04 Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dalam Wililayah Teritorial Indonesia

File 097 05 Proposal 12h Produksi Jasa Angkutan Udara Penerbangan Domestik 2011

Atau 097 05 Produksi Jasa Angk Udara Komersial Penerbangan Domestik

File 098 06 Proposal 12h Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau 2011

Atau 098 06 Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia

File 099 07 Proposal 14h Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik 2011

Atau 099 07 Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik

File 100 08 Proposal 11h Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau 2011

Atau 100 08 Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau

File 101 09 Proposal 13h Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik 2011

Atau 101 09 Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik

File 102 10 Proposal 15h Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara 2011

Atau 102 10 Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara

File 103 11 Proposal 14h Kebutuhan Modal Pert Produksi Angkutan Udara Luar Negeri 2011

Atau 103 11 Kebutuhan Modal Pertumbuhan Produksi Angkutan Udara Luar Negeri

File 104 12 Proposal 12h Pengembangan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011

Atau 104 12 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia

File 105 13 Proposal 15h Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Dom 2011

Atau 105 13 Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Domestik

File 106 14 Proposal 12h Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional 2011 Atau 106 14 Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional

Page 24: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

24

10 Contoh PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

013 5 CONTOH Hibah (Proposal DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 -2016 File 107 01 Draf Hibah Kompetensi TAHAP 1 44h dgn Ir PRASAD TITA MM to DIKTI 2009

Atau 107 01 Analisis Pertambahan Pengguna Kendaraan Bermotor Roda Dua Dan Kepemilikan Mobil

Pribadi Di Jakarta

File 108 02 Draft Hibah Kompetensi 47h dgn PROF ERYUS To DIKTI 2010

Atau 108 02 Kepadatan Lalin Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta Trade off Antara Peng Kend Pribadi

Dan Umum

File 109 03 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF HANANTO to DIKTI 2010

Atau 109 03 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PT PELNI

File 110 04 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF DIRK KOLEANGAN to DIKTI 2010

Atau 110 04 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang JAKARTA-

UJUNG PANDANG

File 111 05 Draft Hibah PRODUK TERAPAN 67h dgn Dr HUSNI HASAN to DIKTI 2016

Atau 111 05 Analisis Penentuan Tarif Angkut Dua Jasa Angk Penumpang Udara Dan Laut Rute

JAKARTA-UJUNG PANDANG

014 3 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2014 File 112 01 Proposal Penelitian P3M MTL 13h Angk Pelayaran Antar Pulau PT PELNI 2014

Atau 112 01 PENGEMBANGAN PRODUKSI ANGKUTAN PELAYARAN DI INDONESIA

File 113 02 Proposal Penelitian P3M MTD 15h Effisiensi Produktivitas Jasa Angk PT KAI 2014

Atau 113 02 TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS JASA ANGKUTAN KERETA API

INDONESIA

File 114 03 Proposal Penelitian P3M MTU 21h Kebutuhan Modal Angk Penerb Domestik 2014

Atau 114 03 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN

PENERBANGAN DOMESTIK

015 2 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,

Tahun 2017, Sedang Digarap File 115 01 Proposal Terpadu P3M 28h atau Analisis Trade-Off Antara MTL Dengan MTU 2017

Atau 115 01 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan

Domestik Indonesia: Trade-off Antara Angkutan Laut Dan Udara

File 116 02 Proposal Penelitian P3M 22h Dibidang TRANPORTASI UDARA Luar Negeri 2017

Atau 116 02 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN UDARA

LUAR NEGERI

Page 25: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

25

III. PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 016 5 LAPORAN HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017

File 117 01 Laporan HASIL PENELITIAN 375h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014

Atau 117 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 118 02 Laporan HASIL PENELITIAN 147h PERUM DAMRI 2015 Atau 118 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 120 03 Laporan HASIL PENELITIAN 172h PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 120 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd

Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti

File 122 04 Laporan HASIL PENELITIAN 165h GARUDA INDONESIA 2016

Atau 122 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 124 05 Laporan HASIL PENELITIAN 353h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017 Atau 124 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

017 5 Jurnal HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017 File 125 01 Jurnal HASIL PENELITIAN 41h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014

Atau 125 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 126 02 Jurnal HASIL PENELITIAN 35h PERUM DAMRI 2015

Atau 126 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 128 03 Jurnal HASIL PENELITIAN 38h PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 128 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd

Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti

File 130 04 Jurnal HASIL PENELITIAN 36h GARUDA INDONESIA 2016

Atau 130 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 132 05 Jurnal HASIL PENELITIAN 40h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017

Atau 132 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

018 10 Macam Prediksi Pengembangan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Penelitian Survey

Files: 133 01 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 20h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt 134 02 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 23h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Panjang Alt

135 03 PERUM DAMRI 2015 15h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

136 04 Jurnal HASIL PENELITIAN PERUM DAMRI 2015 24h

137 05 Jurnal HASIL PENELITIAN Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014 30h

138 06 Jurnal HASIL PENELITIAN PT MAYASARI BAKTI 2016 31h

139 07 PT MAYASARI BAKTI 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

140 08 Jurnal HASIL PENELITIAN GARUDA INDONESIA 2016 31h

141 09 PT GARUDA INDONESIA 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

142 10 Jurnal HASIL PENELITIAN KA PATAS Purwakarta 2017 30h

Page 26: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

26

12 BUAH BENTUK PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

019 6 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2014-2017 File 143 01 Proposal 21h KERETA API EKONOMI LOKAL PURWAKARTA 2014

Atau 143 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 144 02 Proposal 18h PERUM DAMRI 2015

Atau 144 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 145 03 Proposal 17h PERUM DAMRI Dgn KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 145 03 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 146 04 Proposal 28h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 146 04 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap

Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti

File 148 05 Proposal 28h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016

Atau 148 05 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 150 06 Proposal 27h KERETA API PATAS PURWAKARTA 2017

Atau 150 06 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

020 2 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Hasil Pengembangan Model 2016 File 151 01 Proposal 33h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 151 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 152 02 Proposal 26h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 152 02 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap

Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti

021 2 Contoh Proposal Baru PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2017 File 153 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017

Atau 153 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta

File 154 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017

Atau 154 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta

File 155 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 155 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta

File 156 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 156 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta

Page 27: Judul Penelitianlp3et.org/uploads/1/2/1/4/...primer_dan_pertumbuhan... · pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara sedang berkembang, sebab lebih dari tiga per empat

27

Biasanya untuk mendapatkan sebuah TULISAN ILMIAH adalah secara kebetulan

didalam DOMAIN Google atau Bilamana sudah mengetahui judul TULISAN

ILMIAH tersebut cukup dengan menulis judul tersebut ke dalam Google dan akan

keluar TULISAN ILMIAH yang dimaksud.

KIAT CERDIK MEMBUAT TULISAN ILMIAH, dan sebagai langkah utama adalah

dengan cara Mengkoleksi sejumlah TULISAN ILMIAH yang akan berperan sebagai

MATERI PEMBANDING dengan MATERI YANG DIBUAT. Paling tidak agar

mengatahui bagaimana penyusunan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN

TEORITIS yang dibuat penulis lain. Selain bisa memperkuat “pondasi ilmiah” bahkan

juga memperkokoh “Kemampuan ilmiah” agar lebih mudah menyelesaikan berbagai

bentuk/beranekaragam Persoalan Ilmiah pada PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI maupun PENELITIAN SURVEY Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI. Tentunya sebagai langkah berikutnya adalah

Meng-unduh (Downloads) sebanyak mungkin TULISAN ILMIAH dari penulis lain atau Meng-unduh secara keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File PDF

(pada posisi jumlah sekarang) sebagaimana tercantum dalam Lembaran Informasi, terkecuali TULISAN ILMIAH yang terdapat dalam kurung sebanyak 22 Files (hanya

bisa didapatkan melalui Email langsung dengan sejumlah harga tertentu yang disajikan

dalam sebuah Daftar Harga).

Ketentuan: Gantilah Lembaran Informasi (Daftar TULISAN ILMIAH yang disisipkan dalam wujud File PDF) menjadi (Daftar TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File DOCUMENTS),

sehingga didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisikan Daftar dari semua tulisan

ilmiah yang disusun oleh Amrizal.

Selanjutnya, dengan cara memasukan/menuliskan 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal

ke dalam Google, maka akan didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisi Daftar

TULISAN ILMIAH tersebut, dengan contoh berikut:

Google 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal Cari

Adapun tujuan selanjutnya agar lebih leluasa/Mudah meng-unduh (Downloads)

keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam PDF (pada posisi jumlah sekarang),

cukup dengan cara meng-Copy masing-masing Nomor urut beserta nama file tersebut

ke dalam Google.

Diistilahkan dalam tanda petik “pada posisi jumlah sekarang” oleh karena posisi/jumlah

files PDF yang disajikan dalam Daftar TULISAN ILMIAH dapat berubah pada saat-saat

tertentu seiring dengan perjalanan waktu.......

-------- Jakarta, 14 September 2017--------