journal translate TBC

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 journal translate TBC

    1/18

    Bacillus Calmette Guerin dan Terapi Pencegahan Isoniazid untu Melindungi

    Kontak dengan Pasien Tuberkulosis

    Jonathan L. Zelner 1,2, Megan B. Murray3,4, Mercedes C. Becerra3,5,6, Jerome Galea5, Leond Lecca5,!oger Calderon5,!osa "ataco

    5, Carmen Contreras5, Z#ao Zhang6, Bryan $. Gren%ell1,2, and $ed

    Cohen4,6

    1Jurusan &'olog dan Bolog &(olus, )n(erstas *rnceton,*rnceton, +e Jersey- 2*usatnternasonal /ogarty, nsttut 0esehatan +asonal, Bethesda, Maryland- 3eartment 0esehatanunadan 0edo'teran osal, e'olah 0edo'teran ar(ard, Boston, Massachusetts- 4eartmen&demolog, olah 0esehatan Masyara'at ar(ard, Boston, Massachusetts- 5*artner 0esehatan,

    Boston, Massachusetts dan Lma, *eru- dan6(s a' 0esehatan una, Brgham dan !umaha't anta d Boston, Massachusetts.

    Abstrak 

    Alasan:  Individu yang tinggal dengan penderita tuberkulosis(TB) berada pada resiko infeksi dan penyakit yang tinggi, dengan

    anak-anak yang paling berisiko. Organisasi Kesehatan Dunia

    erekoendasikan terapi pen!egahan isonia"id (I#T) pada

    kontak $I% positif dan anak usia diba&ah dari ' tahun. eskipun

    ini rekoendasi, progra I#T tingkat ruah tangga arang

    diterapkan dala aturan beban TB yang tinggi. Bukti langka

    tentang asa e*kasi spesi*k, seperti I#T dan vaksinasi Ba!illus

    +alette-uerin (B+) untuk en!egah penyakit TB di tengah

    kontak terbuka.Tujuan: Kai eperkirakan asa e*kasi I#T dan B+ untuk

    en!egah penyakit TB+ enggunakan data dari suatu

    pengaatan besar studi kohort prospektif dari kontak ruah

    tangga pada pasien TB di ia, #eru.

    Metode:  Kai engidentifkasi seua orang de&asa (/'

    tahun) dengan keadian TB paru (kasus indeks) didiagnosis pada

    /01 puskesas di ia dari 2epteber 3004 sapai 5gustus

    30/3. Di antara /6.06/ kontak ruah tangga (dari 7.661 kasus

    indeks) dinilai infeksi dan penyakit saat periode follo& up

    selaa setahun, kai engidenti*kasi 613 kasus TB tabahan.

    Kai eperkirakan rasio risiko (88) untuk TB paru

    berhubungan dengan B+, I#T, dan infeksi TB laten.

    Pengukuran dan Hasil Utama:  #erlindungan B+ yang

    diberikan dan insiden TB pada anak $I% negatif usia di ba&ah /0

    tahun (88, 0,7'9 interval keper!ayaan 4':, 0,/4-0,11).

    #erlindungan I#T yang diberikan terhadap insiden TB pada kontak

    $I% negatif usia di ba&ah 70 tahun (88, 0,779 interval

    keper!ayaan 4':, 0,30-0,'6). 8isiko insiden TB terkait dengan

  • 8/19/2019 journal translate TBC

    2/18

    infeksi TB laten terbesar pada anak-anak usia di ba&ah ' tahun

    dan turun sesuai dengan usia.

    Kesimpulan:  Teuan ini endukung penggunaan I#T pada

    anak-anak yang lebih tua dan de&asa uda pada kontak ruah

    tangga, selain anak-anak usia di ba&ah ' tahun.

    Kata kunci: TB+9 terapi pen!egahan isonia"id9 %aksinasi Ba!illus

    +alette-uerin9 Intervensi ruah tangga

    ;paya untuk engendalikan Tuber!ulosis (TB) dala pengaturan

    beban tinggi se!ara tradisional digunakan untuk

    engidenti*kasi pasif kasus TB siptoatik sebagai sarana

    utaa untuk endeteksi kasus infeksi dan eutus siklus

    penularan. eskipun pendekatan ini telah eungkinkan

    progra TB untuk berkonsentrasi pada suber daya yang

    diperlukan untuk diagnosis dala infrastruktur siste kesehatan

    yang ada, hal ini seakin diakui bah&a engeliinasi TB akan

    eerlukan upaya yang lebih agresif untuk eneukan dan

    en!egah kasus baru di asyarakat, sebelu pasien sendiri

    dating ke pusat-pusat diagnostik

  • 8/19/2019 journal translate TBC

    3/18

    penyakit TB di anak-anak dan orang de&asa. Organisasi

    Kesehatan Dunia saat ini erekoendasikan skrining kontak

    ruah tangga kasus penyakit TB =  dan peberian terapi

    pen!egahan isonia"id (I#T) pada kontak anak usia di ba&ah '

    tahun dan kontak $I% positif tanpa penyakit TB

  • 8/19/2019 journal translate TBC

    4/18

    5ntara 2epteber 3004 dan 5gustus 30/3, kai

    engidenti*kasi seua orang de&asa (/' thn) dengan insiden

     TB paru setiap /01 peserta puskesas dengan daerah !akupan

    penelitian kai sekitar 7,7 uta i&a. Dala / bulan yang

    didiagnosis TB dala @kasus indeks,@ seorang pera&at studi

    engunungi ruah pasien dan engundang orang pada tepat

    tinggal untuk berpartisipasi dala penilaian a&al penyakit TB.

    Kontak dengan geala yang konsisten dengan penyakit TB diruuk

    ke pusat kesehatan untuk diperiksa se!ara apusan ikroskopi

    dan rontgen dada ika ada indikasi oleh dokter puskesas.

    Kontak dengan ri&ayat eiliki penyakit TB disebut kasus

    sekunder. Di antara kontak tanpa penyakit TB+, infeksi TB laten

    (TBI) dinilai enggunakan tes kulit tuberkulin (T2T)9 antigen ui

    kulit yang digunakan adalah Tuberkulin rt37 (2tatens 2eru

    Institut di +openhagen, Denark). 2esuai dengan #edoan

    #rogra TB Aasional yang ada #eru, kontak ruah tangga

    sapai dengan usia /4 tahun diberikan 1 bulan I#T, dan

    beberapa orang yang lebih tua dari /4 uga terpilih untuk

    eneria I#T. 2tatus vaksinasi B+ dinilai dengan kuesioner.

    2tatus vaksinasi anak-anak itu didapat dari orang tua atau &ali

    ereka. 8uah tangga yang dikunungi lagi pada bulan ke 1 dan

    /3 setelah pendaftaran, dan kontak bebas TBI dan TB aktif pada

    a&al, dites kebali pada TBI dan TB (pengaatan follo& up).

    #rotokol studi ditinau dan disetuui oleh koite etika penelitian

    di Kesehatan asyarakat ;niversitas $arvadr dan Institut

    Kesehatan Aasional #eru. Infored !onsent diperoleh dari seua

    peserta studi de&asa dan orang tua atau &ali responden.

    abar / enggabarkan desain penelitian.

  • 8/19/2019 journal translate TBC

    5/18

    Gambar 1.  Desain 2tudi. 5ngka tersebut enggabarkan skrining ruahtangga dengan epat kontak selaa periode follo& up selaa setahun.2etiap baris enggabarkan individu yang berbeda, dan panahenghubungkan pengaatan berturut-turut. ingkaran putih dengan garisyang solid enunukkan tidak ada tuberkulosis (TB) infeksi, lingkaran putihdengan garis putus-putus enunukkan infeksi TB laten (TBI), dan lingkaranhita enandakan insiden penyakit TB saat skrining. Kasus atas adalah la"iuntuk penyakit TB dengan kasus indeks ruah tangga (tidak digabarkan)dan tidak terasuk dala skrining selanutnya. Baris kedua enggabarkanbah&a individu dengan tes kulit tuberkulin positif pada pengaatan apapuntidak disaring berturut-turut, dan baris ketiga enunukkan bah&a individu

    dengan tes kulit tuberkulin positif asih diperiksa untuk TB aktif. Baris ba&ahenunukkan bah&a individu dengan baik TBI atau penyakit TB dipengaatan ereka sebelunya disaring untuk TBI pada setiap pengaatanberturut-turut.

    Dari 7.661 kasus terdaftar yang didiagnosa TB berdasarkangeala klinis, 33: akhirnya diteukan BT5 dan kultur negatif (yaitu, tidak ada bukti ikrobiologis y!oba!teriu tuber!ulosissetelah tindakan). eskipun kasus TB dikon*rasi ikrobiologisterasuk dala statistik peberitahuan resi

  • 8/19/2019 journal translate TBC

    6/18

    pada !atatan studi asli ereka ika disaikan di sebuah pusatkesehatan dengan penyakit TB setiap saat selaa periodepenelitian. eskipun vaksinasi B+ sering eninggalkan bekasluka yang khas, ungkin ada individu yang divaksinasi tanpa

    bekas luka

  • 8/19/2019 journal translate TBC

    7/18

    ini. 2eua kasus enuntukan TB dites infeksi $I%, hanya 7:

    diteukan koinfeksi $I%. Tes $I% dilakukan kepada seua kontak

    ruah tangga, '4: dari responden setuu untuk diui, dan 3>

    dengan $I% positif. Tabahan 3> kontak ruah tangga uga

    dilaporakan sendiri dengan $I% positif9 '6 (0,7?:) kontak $I%

    positif dikeluarkan dari analisis ini. ;ntuk analisis penuh dari

    sensitivitas hasil kai dieksklusi dari kasus, lihat supleen

    online.

    Gambar .  Distribusi ;ur kasus indeks dan tuberkulosis sekunder (TB)kasus dala ruah tangga. (5) Distribusi usia untuk 7661 kasus indeks TBdala analisis kai. Bayangan gra*k di histogra enunukkan proporsikasus indeks di asing-asing kelopok usia yang BT5 dan kultur positif untuk penyakit TB (2+#I), BT5 negatif dan kultur positif (+#I), atau BT5 negatif dan kultur negatif (AI). (B) Distribusi usia untuk kasus 6'6 $I% negatif pada

    penyakit TB diidenti*kasi pada /6.06/ kontak ruah tangga, 7.661 kasusenunukan TB. ra*k dipe!ah untuk enunukkan ulah kasus di asing-asing kelopok usia yang la"i dengan kasus enunukan atauberkebang enadi TB setelah pengaatan a&al. 2etiap bin pada keduahistogra erupakan kelopok usia ' tahun.

    Model

    Kai enunukkan ukuran indurasi T2T untuk individu i  pada

    &aktu t   enadi st 

    t   dan status infeksi sebagai Y t 

    t . 2tudi paling

  • 8/19/2019 journal translate TBC

    8/18

    konsisten pada kontak populasi prevalensi $I% yang rendah,

    kai enggunakan potongan /0 untuk ende*nisikan TBI

    =. Kai engklasi*kasikan individu dengan st t   lebih besar dari

    atau saa dengan /0 eiliki TBI (Y t t  C /) dan st t  kurang dari

    /0 enadi T2T negatif (Y t t   C 0). Individu dengan 0 E st t   E/0

    diklasi*kasikan sebagai T2T reaktif (8), dan kai enunukkan

    reaktivitas ini enggunakan variabel  z t i biner. Individu yang tidak

    reaktif dengan T2T (yaitu, dengan st t  C 0) dilabangkan sebagai

    A8.

    Pen!akit T"

    ;ntuk eahai efek dari vaksinasi B+ dan I#T pada yang

    berisiko berkebang enadi penyakit TB, kita enggunakan

    odel efek !apuran regresi binoial dengan fungsi tautan

    logaritik untuk eperkirakan rasio risiko (88) untuk kovariat

    yang berhubungan dengan diagnosis penyakit TB pada setiap

    saat selaa periode follo& up / tahun. Karena seulah ke!il

    kasus penyakit TB sekunder ebuat ereka relatif tidak

    ungkin dala !luster ruah tangga, kita inklusi potongan a!ak

    di hanya tingkat puskesas. Kai ebedakan antara

    !oprevalent dan keadian kasus (yaitu, kontak dengan penyakit

     TB pada saat pengaatan dan yang berkebang enadi

    penyakit selaa selaa setahun follo& up). Karena I#T hanya

    diberikan setelah kunungan a&al, tidak ada keungkinan I#T

    untuk elindungi terhadap penyakit dala kasus !oprevalent.

    Aaun, vaksinasi B+ dapat eberikan perlindungan terhadap

    keduanya, !oprevalent dan insiden TB.

    2elain efek protektif B+ dan I#T, faktor lingkungan ruah

    tangga dan status sosial ekonoi (2F2) epengaruhi risiko

    penyakit TB. ;ntuk eastikan bah&a faktor-faktor ini tidak

    enga!aukan perkiraan efektivitas B+ dan I#T, kai

  • 8/19/2019 journal translate TBC

    9/18

    enyertakan dua variabel tabahan dala analisis kai. Gang

    pertaa adalah ukuran kepadatan ruah tangga, dide*nisikan

    eiliki tiga atau lebih individu per kaar tidur, yang

    keungkinan akan terindikasi baik se!ara kualitas lingkungan

    dan 2F2. Karena pendapatan ruah tangga tidak dapat enadi

    indikator yang dapat diandalkan 2F2, kai enggunakan

    kualitas atap ruah tangga sebagai ukuran tidak langsung lain

    2F2. 8uah tangga dengan atap lupur atau ilalang

    dilabangkan sebagai @atap yang kurang baikH untuk ruah

    tangga, sedangkan ereka dengan atap beton atau loga yang

    dilabangkan sebagai @atap baik@ ruah tangga.

    Tabel . 8asio 8isiko berdasarkan usia dari #enyakit Tuberkulosisdengan status B+ dan I#T

    De*nisi singkatan B+ C Basil +alette-uerin9 +I C Interval keper!ayaan9I#T C terapi pen!egahan isonia"id9 88 C rasio resiko.

     Tinauan sisteatis telah enunukkan bah&a anak-anak yang

    tinggal di ruah-ruah penderita TB berada pada risiko tinggi

    untuk berkebang enngadi penyakit TB (', 1, /6). 5kibatnya,

  • 8/19/2019 journal translate TBC

    10/18

    selain eahai efek dasar status T2T, B+, dan I#T pada

    keungkinan penyakit TB, kai eneliti peran asa efektif yang

    !ukup. ;ntuk elakukan hal ini, kai eperkirakan odel

    terasuk istilah interaksi &aktu untuk asing-asing prediktor

    tersebut dan eilih odel akhir yang didasarkan pada kriteria

    inforasi 5kaike dan kriteria inforasi Bayesian, yang

    eungkinkan kita untuk ebandingkan utu yang !o!ok

    dari odel ini seentara struktur odel berlebihan. 2eua

    odel !apuran efek !apuran sesuai dengan paket le6 (/')

    untuk 8 7.0.3.

    Hasil

    Hasil deskripti# 

    Di antara kontak ruah tangga $I% negatif ada 6'6 kasus TB

    (dari total 613) pada asa follo& up selaa setahun, 334

    dengan kasus indeks ruah tangga (yaitu, diidenti*kasi selaa

    penyelidikan a&al di ruah), dan sisanya 33' insiden kasus

    selaa periode penelitian. Tabel / berisi deskriptif karakteristik

    bagi /74>' $I%-negatif dengan inforasi deogra*s lengkap.

    abar 3 enggabarkan distribusi usia kasus indeks ruah

    tangga dan seua kasus TB yang diidenti*kasi selaa periode

    penelitian.

    Pen!akit T"

     Tabel 3 enunukkan seluruh sapel dan tingkatan usia dari 88

    dasar untuk penyakit TB la"i atau insidensi penyakit TB sebagai

    fungsi eneria baik B+ atau I#T. #ada tingkat sapel se!ara

    keseluruhan, pengaruh vaksinasi B+ terhadap kedua

    !oprevalent dan insiden penyakit TB tidak signi*kan (88, 0,>19

    4': !on*den!e interval

  • 8/19/2019 journal translate TBC

    11/18

    divaksinasi B+ pada usia di ba&ah ' tahun (88, 0,609 4': +I,

    0,/?-0,??) dan usia '-4 tahun (88, 0,779 4': +I, 0,/3-0,??)

    se!ara signi*kan lebih ke!il keungkinannya untuk berkebang

    enadi penyakit TB daripada yang tidak divaksin. ;ntuk I#T,

    efek perlindungan terhadap insiden penyakit TB terdeteksi pada

    seluruh sapel (88, 0,6>9 4': +I, 0,73-0,>0), dan efek ini kira-

    kira sesuai dengan 88 dasar pada individu berusia lebih uda

    dari 30 tahun. Individu yang berusia 30 tahun atau lebih

    dieksklusi dari analisis bertingkat dari efekti*tas I#T karena

    seulah ke!il orang yang eneria I#T dala kelopok usia

    yang lebih tua.

    ;ntuk enilai apakah efek perlindungan dari B+ pada individu

    berusia di ba&ah /0 tahun tetap signi*kan setelah disesuaikan

    untuk kovariat, kita en!o!okan dengan efek odel regresi

    logistik !apuran pada kupulan data lengkap, terasuk kedua

    kasus !oprevalent yang didiagnosis dengan penyakit TB pada

    saat kunungan ruah tangga pertaa dan kontak penyakit TBselaa satu tahun pada periode follo& up. odel ini disesuaikan

    dengan usia, I#T yang diteria, dan paparan 2+#I atau +#I (Tabel

    7). ;ntuk enilai efek asa tertentu dari vaksinasi B+, kai

    easukkan variabel duy untuk setiap kelopok usia /0

    tahun, anak usia 30-ke-70 tahun sebagai kelopok referensi9

    odel ini terasuk istilah interaksi antara vaksinasi B+ dan

    keanggotaan usia 0 - 4 tahun dan kelopok usia /0 sapai /4

    tahun. Aaun, koe*sien dan +I 4': untuk &aktu efektif B+

    pada Tabel 7 en!erinkan produk setiap istilah interaksi

    kelopok usia dan istilah untuk B+ saa. $al ini eungkinkan

    perkiraan dapak B+ harus ditafsirkan relatif terhadap individu

    non divaksinasi pada usia yang saa. #erlakuan ini, kita

    eneukan bah&a individu yang divaksinasi B+ usia di ba&ah

    /0 tahun se!ara signi*kan lebih ke!il keungkinannya untuk

  • 8/19/2019 journal translate TBC

    12/18

    berkebang enadi penyakit TB sepanang tahun pada saat di

    follo& up dibandingkan yang tidak divaksinasi (88, 0,7'9 4': +I,

    0,/4-0,11), sedangkan efek ini tidak signi*kan untuk orang yang

    lebih tua.

    Tabel $. aktor risiko dan Insiden Tuberkulosis saat a&al danlebih dari / tahun follo& up

    De*nisi singkatan B+ C basil +alette-ueJ rin9 +I C Interval keper!ayaan9+#I C Kasus indeks BT5 negatif dan kultur positif9 AI C Kasus indeks BT5negatif dan kultur negatif9 88 C 8asio resiko9 2+#I C BT5 positif dan biakanpositif kasus indeks.

     Tabel enunukkan 88 dan +I 4': dari faktor risiko penyakit TB+

    dan insiden. Tanggapan signi*kan se!ara statistik (#, 0,0') yang

    disorot dala huruf tebal. Koe*sien untuk vaksinasi B+

    disaikan relatif terhadap individu yang tidak divaksin di setiap

    kelopok usia. Karena kasus tuberkulosis uu tidak dapat

    ditargetkan untuk terapi pen!egahan isonia"id, kai

    enyesuaikan efek terapi pen!egahan isonia"id di antara

    kelopok ini tetapi tidak hadir koe*sien ini.

  • 8/19/2019 journal translate TBC

    13/18

    Karena I#T dan T2T dasar tidak diberikan kepada 334 orang

    dengan !oprevalent penyakit TB, kita en!o!okan odel regresi

    logistik efek !apuran kedua kupulan data terasuk kasus

    !oprevalent untuk enilai efek dari I#T, T2T respon a&al, dan

    status vaksinasi B+ pada keungkinan insiden penyakit TB.

    Dala odel ini, kai enyertakan istilah interaksi untuk

    eperkirakan efek asa I#T, B+, TBI, dan reaktivitas T2T.

    $asil dari odel ini disaikan dala Tabel 6. ;ntuk enilai

    berbagai usia di ana perkiraan ini se!ara statistik signi*kan,

    kai enyaikan 88 dan +I dari odel terasuk keepat

    interaksi &aktu (B+, I#T, reaktivitas T2T, TBI) gra*s pada

    abar 7. abar 75 enunukkan perlindungan terhadap

    penyakit TB terkait dengan vaksinasi B+, dan bah&a hubungan

    ini enadi tidak signi*kan pada usia />. abar 7B

    enunukkan bah&a efek dari I#T pada risiko konstan di segala

    usia yang eenuhi syarat untuk terapi preventif. 5ngka 7+ dan

    7D enunukkan bah&a 88 penyakit TB terkait dengan

    reaktivitas T2T dan TBI (dibandingkan dengan T2T non

    rea!tivitas) enurun sesuai usia enadi tidak signi*kan

    sebelu usia 31 dan 60, asing-asing.

    Tabel %.  aktor 8isiko #enyakit Tuberkulosis Insiden selaa / Tahun Tindak lanut

  • 8/19/2019 journal translate TBC

    14/18

    De*nisi singkatan B+ C basil +alette-ueJ rin9 +I Interval C keper!ayaan9Kasus +#I C indeks BT5-negatif dan budaya-positif9 I#T C terapi pen!egahanisonia"id9 Infeksi C TB laten TBI9 8 C reaktif9 8asio C resiko 889 Kasus 2+#I Cindeks BT5 positif dan biakan positif9 T2T C tes kulit tuberkulin.Koe*sien signi*kan se!ara statistik (#, 0,0') yang disorot dala huruf tebal.TBI dinilai enggunakan respon tes kulit dasar. Aegara 8 enunukkan T2T. 0 dan /0 . TBI enunukkan T2T /0 .

    Kai uga eperkirakan efek gabungan dari B+ dan I#T padarisiko penyakit TB pada individu yang eenuhi syarat untuk I#T

    (yaitu, ereka yang tidak !oprevalent dengan kasus indeks).

    Kai pertaa kali engui hipotesis bah&a B+ dan I#T

    ungkin eiliki efek sinergis dengan easukkan interaksi

    antara B+ dan I#T. Dikarenakan efek ini tidak signi*kan, kai

    enggunakan produk 88 untuk B+ dan I#T disaikan se!ara

    gra*s pada abar 7 untuk eperkirakan efek &aktu darilapisan intervensi ini. ;ntuk endapatkan interval keper!ayaan

    dari efek gabungan ini, kai enggunakan /0.000 gabar dari

    distribusi ultivariat noral dengan paraeter yang diperoleh

    dari atriks varians-kovarians efek tetap dari odel pada Tabel

    6. Kai eperkirakan bah&a penggunaan kobinasi I#T dan

    B+ enghasilkan pengurangan signi*kan se!ara risiko statistik

    dibandingkan dengan yang eneria salah satu baik B+ atau

  • 8/19/2019 journal translate TBC

    15/18

    I#T untuk individu yang berusia di ba&ah / tahun (88, 0,0>9 4':

    +I, 0,03-0,3/), dan efek perlindungan ini enurun sebelu usia

    3' tahun (88, 0,319 4': +I, 0,0>-0,43). ;ntuk presentasi gra*s

    dari efek gabungan ini lihat abar F3 dala supleen online.

    Gambar $. Ffek Interaktif usia dan tes kulit tuberkulin dasar (T2T) reaktivitas(8) atau infeksi TB laten (TBI) pada keungkinan penyakit insiden TB. aristebal enunukkan titik perkiraan untuk rasio risiko (88) penyakit TB padasetiap usia. (5 dan B) efek pelindung dari ba!illus +alette-ueJ rin vaksinasi(5) dan terapi pen!egahan isonia"id (B) sebagai fungsi dari usia. (+ dan D) 88penyakit TB terkait dengan T2T reaktivitas (+) atau TBI (D) sebagai fungsidari usia, relatif terhadap ;I non reaktif. 8eaktif enunukkan T2T indurasi 0, negara reaktivitas enunukkan T2T lebih besar dari 0 dan kurangdari /0 . TBI enunukkan T2T lebih besar dari atau saa dengan /0. aris putus-putus enunukkan interval keper!ayaan 4': usia tertentuuntuk ulah tersebut9 garis putus-putus hori"ontal adalah panduan untuk

    enilai signi*kansi statistik.

  • 8/19/2019 journal translate TBC

    16/18

    Kai uga enggunakan siulasi dari atriks varians-kovarians

    dipasang untuk enilai berbagai &aktu di ana ulah koe*sienini se!ara signi*kan lebih ke!il daripada yang asing-asing

  • 8/19/2019 journal translate TBC

    17/18

    eskipun vaksinasi B+ se!ara konsisten telah ditunukkan

    untuk en!egah bentuk parah dari penyakit TB+, seperti TB

    ilier dan eningitis TB, pada anak-anak

  • 8/19/2019 journal translate TBC

    18/18

    I#T dan N atau B+. Keterbatasan lain berasal dari keungkinan

    bah&a kasus indeks sebagaiana dide*nisikan dala kelopok

    kai bukanlah kasus pertaa yang teradi di setiap ruah

    tangga, yang dapat engakibatkan kesalahan pertalian paparan

    dari satu orang ke orang lain. 2elain itu, data kai hanya

    enyertakan inforasi tentang apakah individu yang diulai

    peberian I#T, tapi bukan apakah orang-orang ini eneria I#T

    lengkap. 5kibatnya, ika banyak orang dala kelopok tidak

    enyelesaikan I#T se!ara penuh, hasil kai ungkin tidak

    en!erinkan efektivitas I#T seati.

    eskipun hasil kai hanya engatasi efek langsung I#T dan B+

    untuk en!egah penyakit pada individu yang tinggal dengan

    penderita TB, teuan ini sangat enyarankan bah&a

    eperluas angkauan intervensi ini uga dapat eberikan

    perlindungan tidak langsung dengan en!egah penularan

    sekunder pada tingkat ruah tangga aupun kounitas. odel

    studi asa depan harus easukkan teuan ini untuk enilai

    seauh ana intervensi sasaran tingkat ruah tangga tersebut

    dapat memerlam#at lau enularan $B d masyara'at.