Upload
muflikhasofiana
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/19/2019 journal translate TBC
1/18
Bacillus Calmette Guerin dan Terapi Pencegahan Isoniazid untu Melindungi
Kontak dengan Pasien Tuberkulosis
Jonathan L. Zelner 1,2, Megan B. Murray3,4, Mercedes C. Becerra3,5,6, Jerome Galea5, Leond Lecca5,!oger Calderon5,!osa "ataco
5, Carmen Contreras5, Z#ao Zhang6, Bryan $. Gren%ell1,2, and $ed
Cohen4,6
1Jurusan &'olog dan Bolog &(olus, )n(erstas *rnceton,*rnceton, +e Jersey- 2*usatnternasonal /ogarty, nsttut 0esehatan +asonal, Bethesda, Maryland- 3eartment 0esehatanunadan 0edo'teran osal, e'olah 0edo'teran ar(ard, Boston, Massachusetts- 4eartmen&demolog, olah 0esehatan Masyara'at ar(ard, Boston, Massachusetts- 5*artner 0esehatan,
Boston, Massachusetts dan Lma, *eru- dan6(s a' 0esehatan una, Brgham dan !umaha't anta d Boston, Massachusetts.
Abstrak
Alasan: Individu yang tinggal dengan penderita tuberkulosis(TB) berada pada resiko infeksi dan penyakit yang tinggi, dengan
anak-anak yang paling berisiko. Organisasi Kesehatan Dunia
erekoendasikan terapi pen!egahan isonia"id (I#T) pada
kontak $I% positif dan anak usia diba&ah dari ' tahun. eskipun
ini rekoendasi, progra I#T tingkat ruah tangga arang
diterapkan dala aturan beban TB yang tinggi. Bukti langka
tentang asa e*kasi spesi*k, seperti I#T dan vaksinasi Ba!illus
+alette-uerin (B+) untuk en!egah penyakit TB di tengah
kontak terbuka.Tujuan: Kai eperkirakan asa e*kasi I#T dan B+ untuk
en!egah penyakit TB+ enggunakan data dari suatu
pengaatan besar studi kohort prospektif dari kontak ruah
tangga pada pasien TB di ia, #eru.
Metode: Kai engidentifkasi seua orang de&asa (/'
tahun) dengan keadian TB paru (kasus indeks) didiagnosis pada
/01 puskesas di ia dari 2epteber 3004 sapai 5gustus
30/3. Di antara /6.06/ kontak ruah tangga (dari 7.661 kasus
indeks) dinilai infeksi dan penyakit saat periode follo& up
selaa setahun, kai engidenti*kasi 613 kasus TB tabahan.
Kai eperkirakan rasio risiko (88) untuk TB paru
berhubungan dengan B+, I#T, dan infeksi TB laten.
Pengukuran dan Hasil Utama: #erlindungan B+ yang
diberikan dan insiden TB pada anak $I% negatif usia di ba&ah /0
tahun (88, 0,7'9 interval keper!ayaan 4':, 0,/4-0,11).
#erlindungan I#T yang diberikan terhadap insiden TB pada kontak
$I% negatif usia di ba&ah 70 tahun (88, 0,779 interval
keper!ayaan 4':, 0,30-0,'6). 8isiko insiden TB terkait dengan
8/19/2019 journal translate TBC
2/18
infeksi TB laten terbesar pada anak-anak usia di ba&ah ' tahun
dan turun sesuai dengan usia.
Kesimpulan: Teuan ini endukung penggunaan I#T pada
anak-anak yang lebih tua dan de&asa uda pada kontak ruah
tangga, selain anak-anak usia di ba&ah ' tahun.
Kata kunci: TB+9 terapi pen!egahan isonia"id9 %aksinasi Ba!illus
+alette-uerin9 Intervensi ruah tangga
;paya untuk engendalikan Tuber!ulosis (TB) dala pengaturan
beban tinggi se!ara tradisional digunakan untuk
engidenti*kasi pasif kasus TB siptoatik sebagai sarana
utaa untuk endeteksi kasus infeksi dan eutus siklus
penularan. eskipun pendekatan ini telah eungkinkan
progra TB untuk berkonsentrasi pada suber daya yang
diperlukan untuk diagnosis dala infrastruktur siste kesehatan
yang ada, hal ini seakin diakui bah&a engeliinasi TB akan
eerlukan upaya yang lebih agresif untuk eneukan dan
en!egah kasus baru di asyarakat, sebelu pasien sendiri
dating ke pusat-pusat diagnostik
8/19/2019 journal translate TBC
3/18
penyakit TB di anak-anak dan orang de&asa. Organisasi
Kesehatan Dunia saat ini erekoendasikan skrining kontak
ruah tangga kasus penyakit TB = dan peberian terapi
pen!egahan isonia"id (I#T) pada kontak anak usia di ba&ah '
tahun dan kontak $I% positif tanpa penyakit TB
8/19/2019 journal translate TBC
4/18
5ntara 2epteber 3004 dan 5gustus 30/3, kai
engidenti*kasi seua orang de&asa (/' thn) dengan insiden
TB paru setiap /01 peserta puskesas dengan daerah !akupan
penelitian kai sekitar 7,7 uta i&a. Dala / bulan yang
didiagnosis TB dala @kasus indeks,@ seorang pera&at studi
engunungi ruah pasien dan engundang orang pada tepat
tinggal untuk berpartisipasi dala penilaian a&al penyakit TB.
Kontak dengan geala yang konsisten dengan penyakit TB diruuk
ke pusat kesehatan untuk diperiksa se!ara apusan ikroskopi
dan rontgen dada ika ada indikasi oleh dokter puskesas.
Kontak dengan ri&ayat eiliki penyakit TB disebut kasus
sekunder. Di antara kontak tanpa penyakit TB+, infeksi TB laten
(TBI) dinilai enggunakan tes kulit tuberkulin (T2T)9 antigen ui
kulit yang digunakan adalah Tuberkulin rt37 (2tatens 2eru
Institut di +openhagen, Denark). 2esuai dengan #edoan
#rogra TB Aasional yang ada #eru, kontak ruah tangga
sapai dengan usia /4 tahun diberikan 1 bulan I#T, dan
beberapa orang yang lebih tua dari /4 uga terpilih untuk
eneria I#T. 2tatus vaksinasi B+ dinilai dengan kuesioner.
2tatus vaksinasi anak-anak itu didapat dari orang tua atau &ali
ereka. 8uah tangga yang dikunungi lagi pada bulan ke 1 dan
/3 setelah pendaftaran, dan kontak bebas TBI dan TB aktif pada
a&al, dites kebali pada TBI dan TB (pengaatan follo& up).
#rotokol studi ditinau dan disetuui oleh koite etika penelitian
di Kesehatan asyarakat ;niversitas $arvadr dan Institut
Kesehatan Aasional #eru. Infored !onsent diperoleh dari seua
peserta studi de&asa dan orang tua atau &ali responden.
abar / enggabarkan desain penelitian.
8/19/2019 journal translate TBC
5/18
Gambar 1. Desain 2tudi. 5ngka tersebut enggabarkan skrining ruahtangga dengan epat kontak selaa periode follo& up selaa setahun.2etiap baris enggabarkan individu yang berbeda, dan panahenghubungkan pengaatan berturut-turut. ingkaran putih dengan garisyang solid enunukkan tidak ada tuberkulosis (TB) infeksi, lingkaran putihdengan garis putus-putus enunukkan infeksi TB laten (TBI), dan lingkaranhita enandakan insiden penyakit TB saat skrining. Kasus atas adalah la"iuntuk penyakit TB dengan kasus indeks ruah tangga (tidak digabarkan)dan tidak terasuk dala skrining selanutnya. Baris kedua enggabarkanbah&a individu dengan tes kulit tuberkulin positif pada pengaatan apapuntidak disaring berturut-turut, dan baris ketiga enunukkan bah&a individu
dengan tes kulit tuberkulin positif asih diperiksa untuk TB aktif. Baris ba&ahenunukkan bah&a individu dengan baik TBI atau penyakit TB dipengaatan ereka sebelunya disaring untuk TBI pada setiap pengaatanberturut-turut.
Dari 7.661 kasus terdaftar yang didiagnosa TB berdasarkangeala klinis, 33: akhirnya diteukan BT5 dan kultur negatif (yaitu, tidak ada bukti ikrobiologis y!oba!teriu tuber!ulosissetelah tindakan). eskipun kasus TB dikon*rasi ikrobiologisterasuk dala statistik peberitahuan resi
8/19/2019 journal translate TBC
6/18
pada !atatan studi asli ereka ika disaikan di sebuah pusatkesehatan dengan penyakit TB setiap saat selaa periodepenelitian. eskipun vaksinasi B+ sering eninggalkan bekasluka yang khas, ungkin ada individu yang divaksinasi tanpa
bekas luka
8/19/2019 journal translate TBC
7/18
ini. 2eua kasus enuntukan TB dites infeksi $I%, hanya 7:
diteukan koinfeksi $I%. Tes $I% dilakukan kepada seua kontak
ruah tangga, '4: dari responden setuu untuk diui, dan 3>
dengan $I% positif. Tabahan 3> kontak ruah tangga uga
dilaporakan sendiri dengan $I% positif9 '6 (0,7?:) kontak $I%
positif dikeluarkan dari analisis ini. ;ntuk analisis penuh dari
sensitivitas hasil kai dieksklusi dari kasus, lihat supleen
online.
Gambar . Distribusi ;ur kasus indeks dan tuberkulosis sekunder (TB)kasus dala ruah tangga. (5) Distribusi usia untuk 7661 kasus indeks TBdala analisis kai. Bayangan gra*k di histogra enunukkan proporsikasus indeks di asing-asing kelopok usia yang BT5 dan kultur positif untuk penyakit TB (2+#I), BT5 negatif dan kultur positif (+#I), atau BT5 negatif dan kultur negatif (AI). (B) Distribusi usia untuk kasus 6'6 $I% negatif pada
penyakit TB diidenti*kasi pada /6.06/ kontak ruah tangga, 7.661 kasusenunukan TB. ra*k dipe!ah untuk enunukkan ulah kasus di asing-asing kelopok usia yang la"i dengan kasus enunukan atauberkebang enadi TB setelah pengaatan a&al. 2etiap bin pada keduahistogra erupakan kelopok usia ' tahun.
Model
Kai enunukkan ukuran indurasi T2T untuk individu i pada
&aktu t enadi st
t dan status infeksi sebagai Y t
t . 2tudi paling
8/19/2019 journal translate TBC
8/18
konsisten pada kontak populasi prevalensi $I% yang rendah,
kai enggunakan potongan /0 untuk ende*nisikan TBI
=. Kai engklasi*kasikan individu dengan st t lebih besar dari
atau saa dengan /0 eiliki TBI (Y t t C /) dan st t kurang dari
/0 enadi T2T negatif (Y t t C 0). Individu dengan 0 E st t E/0
diklasi*kasikan sebagai T2T reaktif (8), dan kai enunukkan
reaktivitas ini enggunakan variabel z t i biner. Individu yang tidak
reaktif dengan T2T (yaitu, dengan st t C 0) dilabangkan sebagai
A8.
Pen!akit T"
;ntuk eahai efek dari vaksinasi B+ dan I#T pada yang
berisiko berkebang enadi penyakit TB, kita enggunakan
odel efek !apuran regresi binoial dengan fungsi tautan
logaritik untuk eperkirakan rasio risiko (88) untuk kovariat
yang berhubungan dengan diagnosis penyakit TB pada setiap
saat selaa periode follo& up / tahun. Karena seulah ke!il
kasus penyakit TB sekunder ebuat ereka relatif tidak
ungkin dala !luster ruah tangga, kita inklusi potongan a!ak
di hanya tingkat puskesas. Kai ebedakan antara
!oprevalent dan keadian kasus (yaitu, kontak dengan penyakit
TB pada saat pengaatan dan yang berkebang enadi
penyakit selaa selaa setahun follo& up). Karena I#T hanya
diberikan setelah kunungan a&al, tidak ada keungkinan I#T
untuk elindungi terhadap penyakit dala kasus !oprevalent.
Aaun, vaksinasi B+ dapat eberikan perlindungan terhadap
keduanya, !oprevalent dan insiden TB.
2elain efek protektif B+ dan I#T, faktor lingkungan ruah
tangga dan status sosial ekonoi (2F2) epengaruhi risiko
penyakit TB. ;ntuk eastikan bah&a faktor-faktor ini tidak
enga!aukan perkiraan efektivitas B+ dan I#T, kai
8/19/2019 journal translate TBC
9/18
enyertakan dua variabel tabahan dala analisis kai. Gang
pertaa adalah ukuran kepadatan ruah tangga, dide*nisikan
eiliki tiga atau lebih individu per kaar tidur, yang
keungkinan akan terindikasi baik se!ara kualitas lingkungan
dan 2F2. Karena pendapatan ruah tangga tidak dapat enadi
indikator yang dapat diandalkan 2F2, kai enggunakan
kualitas atap ruah tangga sebagai ukuran tidak langsung lain
2F2. 8uah tangga dengan atap lupur atau ilalang
dilabangkan sebagai @atap yang kurang baikH untuk ruah
tangga, sedangkan ereka dengan atap beton atau loga yang
dilabangkan sebagai @atap baik@ ruah tangga.
Tabel . 8asio 8isiko berdasarkan usia dari #enyakit Tuberkulosisdengan status B+ dan I#T
De*nisi singkatan B+ C Basil +alette-uerin9 +I C Interval keper!ayaan9I#T C terapi pen!egahan isonia"id9 88 C rasio resiko.
Tinauan sisteatis telah enunukkan bah&a anak-anak yang
tinggal di ruah-ruah penderita TB berada pada risiko tinggi
untuk berkebang enngadi penyakit TB (', 1, /6). 5kibatnya,
8/19/2019 journal translate TBC
10/18
selain eahai efek dasar status T2T, B+, dan I#T pada
keungkinan penyakit TB, kai eneliti peran asa efektif yang
!ukup. ;ntuk elakukan hal ini, kai eperkirakan odel
terasuk istilah interaksi &aktu untuk asing-asing prediktor
tersebut dan eilih odel akhir yang didasarkan pada kriteria
inforasi 5kaike dan kriteria inforasi Bayesian, yang
eungkinkan kita untuk ebandingkan utu yang !o!ok
dari odel ini seentara struktur odel berlebihan. 2eua
odel !apuran efek !apuran sesuai dengan paket le6 (/')
untuk 8 7.0.3.
Hasil
Hasil deskripti#
Di antara kontak ruah tangga $I% negatif ada 6'6 kasus TB
(dari total 613) pada asa follo& up selaa setahun, 334
dengan kasus indeks ruah tangga (yaitu, diidenti*kasi selaa
penyelidikan a&al di ruah), dan sisanya 33' insiden kasus
selaa periode penelitian. Tabel / berisi deskriptif karakteristik
bagi /74>' $I%-negatif dengan inforasi deogra*s lengkap.
abar 3 enggabarkan distribusi usia kasus indeks ruah
tangga dan seua kasus TB yang diidenti*kasi selaa periode
penelitian.
Pen!akit T"
Tabel 3 enunukkan seluruh sapel dan tingkatan usia dari 88
dasar untuk penyakit TB la"i atau insidensi penyakit TB sebagai
fungsi eneria baik B+ atau I#T. #ada tingkat sapel se!ara
keseluruhan, pengaruh vaksinasi B+ terhadap kedua
!oprevalent dan insiden penyakit TB tidak signi*kan (88, 0,>19
4': !on*den!e interval
8/19/2019 journal translate TBC
11/18
divaksinasi B+ pada usia di ba&ah ' tahun (88, 0,609 4': +I,
0,/?-0,??) dan usia '-4 tahun (88, 0,779 4': +I, 0,/3-0,??)
se!ara signi*kan lebih ke!il keungkinannya untuk berkebang
enadi penyakit TB daripada yang tidak divaksin. ;ntuk I#T,
efek perlindungan terhadap insiden penyakit TB terdeteksi pada
seluruh sapel (88, 0,6>9 4': +I, 0,73-0,>0), dan efek ini kira-
kira sesuai dengan 88 dasar pada individu berusia lebih uda
dari 30 tahun. Individu yang berusia 30 tahun atau lebih
dieksklusi dari analisis bertingkat dari efekti*tas I#T karena
seulah ke!il orang yang eneria I#T dala kelopok usia
yang lebih tua.
;ntuk enilai apakah efek perlindungan dari B+ pada individu
berusia di ba&ah /0 tahun tetap signi*kan setelah disesuaikan
untuk kovariat, kita en!o!okan dengan efek odel regresi
logistik !apuran pada kupulan data lengkap, terasuk kedua
kasus !oprevalent yang didiagnosis dengan penyakit TB pada
saat kunungan ruah tangga pertaa dan kontak penyakit TBselaa satu tahun pada periode follo& up. odel ini disesuaikan
dengan usia, I#T yang diteria, dan paparan 2+#I atau +#I (Tabel
7). ;ntuk enilai efek asa tertentu dari vaksinasi B+, kai
easukkan variabel duy untuk setiap kelopok usia /0
tahun, anak usia 30-ke-70 tahun sebagai kelopok referensi9
odel ini terasuk istilah interaksi antara vaksinasi B+ dan
keanggotaan usia 0 - 4 tahun dan kelopok usia /0 sapai /4
tahun. Aaun, koe*sien dan +I 4': untuk &aktu efektif B+
pada Tabel 7 en!erinkan produk setiap istilah interaksi
kelopok usia dan istilah untuk B+ saa. $al ini eungkinkan
perkiraan dapak B+ harus ditafsirkan relatif terhadap individu
non divaksinasi pada usia yang saa. #erlakuan ini, kita
eneukan bah&a individu yang divaksinasi B+ usia di ba&ah
/0 tahun se!ara signi*kan lebih ke!il keungkinannya untuk
8/19/2019 journal translate TBC
12/18
berkebang enadi penyakit TB sepanang tahun pada saat di
follo& up dibandingkan yang tidak divaksinasi (88, 0,7'9 4': +I,
0,/4-0,11), sedangkan efek ini tidak signi*kan untuk orang yang
lebih tua.
Tabel $. aktor risiko dan Insiden Tuberkulosis saat a&al danlebih dari / tahun follo& up
De*nisi singkatan B+ C basil +alette-ueJ rin9 +I C Interval keper!ayaan9+#I C Kasus indeks BT5 negatif dan kultur positif9 AI C Kasus indeks BT5negatif dan kultur negatif9 88 C 8asio resiko9 2+#I C BT5 positif dan biakanpositif kasus indeks.
Tabel enunukkan 88 dan +I 4': dari faktor risiko penyakit TB+
dan insiden. Tanggapan signi*kan se!ara statistik (#, 0,0') yang
disorot dala huruf tebal. Koe*sien untuk vaksinasi B+
disaikan relatif terhadap individu yang tidak divaksin di setiap
kelopok usia. Karena kasus tuberkulosis uu tidak dapat
ditargetkan untuk terapi pen!egahan isonia"id, kai
enyesuaikan efek terapi pen!egahan isonia"id di antara
kelopok ini tetapi tidak hadir koe*sien ini.
8/19/2019 journal translate TBC
13/18
Karena I#T dan T2T dasar tidak diberikan kepada 334 orang
dengan !oprevalent penyakit TB, kita en!o!okan odel regresi
logistik efek !apuran kedua kupulan data terasuk kasus
!oprevalent untuk enilai efek dari I#T, T2T respon a&al, dan
status vaksinasi B+ pada keungkinan insiden penyakit TB.
Dala odel ini, kai enyertakan istilah interaksi untuk
eperkirakan efek asa I#T, B+, TBI, dan reaktivitas T2T.
$asil dari odel ini disaikan dala Tabel 6. ;ntuk enilai
berbagai usia di ana perkiraan ini se!ara statistik signi*kan,
kai enyaikan 88 dan +I dari odel terasuk keepat
interaksi &aktu (B+, I#T, reaktivitas T2T, TBI) gra*s pada
abar 7. abar 75 enunukkan perlindungan terhadap
penyakit TB terkait dengan vaksinasi B+, dan bah&a hubungan
ini enadi tidak signi*kan pada usia />. abar 7B
enunukkan bah&a efek dari I#T pada risiko konstan di segala
usia yang eenuhi syarat untuk terapi preventif. 5ngka 7+ dan
7D enunukkan bah&a 88 penyakit TB terkait dengan
reaktivitas T2T dan TBI (dibandingkan dengan T2T non
rea!tivitas) enurun sesuai usia enadi tidak signi*kan
sebelu usia 31 dan 60, asing-asing.
Tabel %. aktor 8isiko #enyakit Tuberkulosis Insiden selaa / Tahun Tindak lanut
8/19/2019 journal translate TBC
14/18
De*nisi singkatan B+ C basil +alette-ueJ rin9 +I Interval C keper!ayaan9Kasus +#I C indeks BT5-negatif dan budaya-positif9 I#T C terapi pen!egahanisonia"id9 Infeksi C TB laten TBI9 8 C reaktif9 8asio C resiko 889 Kasus 2+#I Cindeks BT5 positif dan biakan positif9 T2T C tes kulit tuberkulin.Koe*sien signi*kan se!ara statistik (#, 0,0') yang disorot dala huruf tebal.TBI dinilai enggunakan respon tes kulit dasar. Aegara 8 enunukkan T2T. 0 dan /0 . TBI enunukkan T2T /0 .
Kai uga eperkirakan efek gabungan dari B+ dan I#T padarisiko penyakit TB pada individu yang eenuhi syarat untuk I#T
(yaitu, ereka yang tidak !oprevalent dengan kasus indeks).
Kai pertaa kali engui hipotesis bah&a B+ dan I#T
ungkin eiliki efek sinergis dengan easukkan interaksi
antara B+ dan I#T. Dikarenakan efek ini tidak signi*kan, kai
enggunakan produk 88 untuk B+ dan I#T disaikan se!ara
gra*s pada abar 7 untuk eperkirakan efek &aktu darilapisan intervensi ini. ;ntuk endapatkan interval keper!ayaan
dari efek gabungan ini, kai enggunakan /0.000 gabar dari
distribusi ultivariat noral dengan paraeter yang diperoleh
dari atriks varians-kovarians efek tetap dari odel pada Tabel
6. Kai eperkirakan bah&a penggunaan kobinasi I#T dan
B+ enghasilkan pengurangan signi*kan se!ara risiko statistik
dibandingkan dengan yang eneria salah satu baik B+ atau
8/19/2019 journal translate TBC
15/18
I#T untuk individu yang berusia di ba&ah / tahun (88, 0,0>9 4':
+I, 0,03-0,3/), dan efek perlindungan ini enurun sebelu usia
3' tahun (88, 0,319 4': +I, 0,0>-0,43). ;ntuk presentasi gra*s
dari efek gabungan ini lihat abar F3 dala supleen online.
Gambar $. Ffek Interaktif usia dan tes kulit tuberkulin dasar (T2T) reaktivitas(8) atau infeksi TB laten (TBI) pada keungkinan penyakit insiden TB. aristebal enunukkan titik perkiraan untuk rasio risiko (88) penyakit TB padasetiap usia. (5 dan B) efek pelindung dari ba!illus +alette-ueJ rin vaksinasi(5) dan terapi pen!egahan isonia"id (B) sebagai fungsi dari usia. (+ dan D) 88penyakit TB terkait dengan T2T reaktivitas (+) atau TBI (D) sebagai fungsidari usia, relatif terhadap ;I non reaktif. 8eaktif enunukkan T2T indurasi 0, negara reaktivitas enunukkan T2T lebih besar dari 0 dan kurangdari /0 . TBI enunukkan T2T lebih besar dari atau saa dengan /0. aris putus-putus enunukkan interval keper!ayaan 4': usia tertentuuntuk ulah tersebut9 garis putus-putus hori"ontal adalah panduan untuk
enilai signi*kansi statistik.
8/19/2019 journal translate TBC
16/18
Kai uga enggunakan siulasi dari atriks varians-kovarians
dipasang untuk enilai berbagai &aktu di ana ulah koe*sienini se!ara signi*kan lebih ke!il daripada yang asing-asing
8/19/2019 journal translate TBC
17/18
eskipun vaksinasi B+ se!ara konsisten telah ditunukkan
untuk en!egah bentuk parah dari penyakit TB+, seperti TB
ilier dan eningitis TB, pada anak-anak
8/19/2019 journal translate TBC
18/18
I#T dan N atau B+. Keterbatasan lain berasal dari keungkinan
bah&a kasus indeks sebagaiana dide*nisikan dala kelopok
kai bukanlah kasus pertaa yang teradi di setiap ruah
tangga, yang dapat engakibatkan kesalahan pertalian paparan
dari satu orang ke orang lain. 2elain itu, data kai hanya
enyertakan inforasi tentang apakah individu yang diulai
peberian I#T, tapi bukan apakah orang-orang ini eneria I#T
lengkap. 5kibatnya, ika banyak orang dala kelopok tidak
enyelesaikan I#T se!ara penuh, hasil kai ungkin tidak
en!erinkan efektivitas I#T seati.
eskipun hasil kai hanya engatasi efek langsung I#T dan B+
untuk en!egah penyakit pada individu yang tinggal dengan
penderita TB, teuan ini sangat enyarankan bah&a
eperluas angkauan intervensi ini uga dapat eberikan
perlindungan tidak langsung dengan en!egah penularan
sekunder pada tingkat ruah tangga aupun kounitas. odel
studi asa depan harus easukkan teuan ini untuk enilai
seauh ana intervensi sasaran tingkat ruah tangga tersebut
dapat memerlam#at lau enularan $B d masyara'at.