23
JOURNAL READING RUPTUR TENDON ACHILLES KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD DR SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI 2014 Pembimbing: dr. H. Sunaryo, Sp.OT, SH, MH.Kes Oleh: Agung Zukhruf NPM. 10310020

Journal Reading Slide

Embed Size (px)

DESCRIPTION

journal

Citation preview

JOURNAL READINGRUPTUR TENDON ACHILLES

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH

RSUD DR SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI

2014

Pembimbing:dr. H. Sunaryo, Sp.OT, SH, MH.Kes

Oleh:

Agung Zukhruf

NPM. 10310020

KASUS

Laki – laki 23 tahun dengan keluhan sakit di daerah tumit bagian belakang setelah melakukan smash. Dengan meloncat tinggi saat bermain bulu tangkis. Os mengeluh nyeri tumit bagian belakang dan terdapat GAP (cekungan). Kejadian 3 bulan yang lalu. Os berobat ke tukang urut dan dokter umum. Os merasa betis berbenjol dari sisi yang lain.

DIAGNOSA

Ruptur Tendon Achilles

MAKROSKOPIK TENDON ACHILLES

1. Tendon achilles atau tendon calcaneus berasal dari gabungan tiga musculus yaitu musculus gastrocnemius, musculus soleus dan musculus plantaris.

2. Tendon achilles adalah tendon tertebal dan terkuat pada tubuh manusia. Panjangnya sekitar 15 cm.

MIKROSKOPIK TENDON ACHILLES

DEFINISI Ruptur adalah putusnya suatu organ atau jaringan.

Ruptur Tendon Achilles adalah putusnya tendon achilles atau cedera yang mempengaruhi bagian bawah belakang kaki.

ETIOLOGI

Riwayat ruptur tendon achilles sebelumnya Relatif pada usia tua ( 30 – 50 tahun ) Cedera dalam olah raga : melompat dan berputar, ataupun

olahraga berat. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis  Obesitas. Partisipasi dalam aktivitas baru yang berat

TANDA DAN GEJALA Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian

belakang pergelangan kaki atau betis. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar Tumit tidak bisa digerakan turun naik. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon

sekitar 2 cm di atas tulang tumit.

FAKTOR PREDISPOSISI

a. Meningkatnya aktivitas (jarak, kecepatan, tinggi/curam tanjakan)

b. Berkurangnya waktu relaksasi di antara sesi latihan

c. Perubahan/pergantian alas kaki (alas kaki bertumit rendah/tinggi)

d. Kondisi alas kaki yang buruk (ukuran tumit yang tidak sesuai, dan pelebaran sisi sepatu)

e. Terlalu banyak tiarap (meningkatnya beban pada kompleks gastrocnemius/soleus untuk menelentangkan kaki dan jemari kaki dengan bebas),

PATOFISIOLOGIPerubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak

Kontraksi mendadak otot betis

Nyeri tajam dan hebat

Mobilisasi

Serat kolagen rusak

otot melemah

Kontraksi otot betis kuat tekanan tendon achilles

dan memendek

ruptur tendon achilles

PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan fisik : Dari pergerakan tumit dan otot. Apabila pergerakannya

lemah atau tidak ada pergerakan maka dicurigai tendo achilles mengalami rupture.

  Anamnesis:

Keluhana. Nyeri di daerah pergelangan kaki, kadang hingga ke betis dan kaki- Tidak dapat atau kurang mampu menggerakan kaki (terutama gerakan plantar fleksi)- Kaku di pagi hari

Inspeksi• Pembengkakan di daerah pergelangan kaki• Deformitas / perubahan bentuk

 

Palpasi

• Lokasi Tenderness/nyeri tekan, di tendo achilles• Spasme otot terutama m. gastrocnemius

Thompson test

Posisi pasien tengkurap, kemudian betis pasien diremas. Apabila tendon achilles normal, maka akan terjadi plantar fleksi tendon achilles . Namun apabila terjadi ruptur, maka tidak ada pergerakan.

Obrien’s Testa. Posisi pasien tengkurap,

kemudian pada daerah midline 10 cm proksimal dari calcaneus masukkan jarum berukuran 25.

b. Lakukan gerak dorso fleksi secara pasif, apabila gerak jarumseperti plantar fleksi  pertanda bahwa tendo  achilles tidak mengalami cedera. Bila jarum tidak bergerak, menandakan tendo achilles yang mangalami ruptur.

c. Tidak disarankan untuk dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar.

Copeland Test

a. Posisi pasien tengkurap, kemudian pada betis dipasang torniket.

b. Pergelangan kaki dilakukan dorsofleksi secara pasif.

c. Apabila tendo utuh, maka tekanan akan naik sekitar 35-60 mmHg. Namun bila tendo mengalami ruptur, tekanan hanya naik sedikit atau tidak bergerak sama sekali.

FOTO ROUNTGEN

ULTRASONOGRAFI

MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING)

PENATALAKSANAAN

a. Tindakan non operasi dengan orthotics atau theraphi fisik. Tindakan tersebut biasanya dilakukan untuk non atlit karena penyembuhanya lama atau pasienya menolak untuk dilakukan tindakan operasi.

PENATALAKSANAAN

a. Tindakan operasi dapat dilakukan, dimana ujung tendon yang terputus disambungkan kembali dengan teknik penjahitan. Tindakan pembedahan dianggap paling efektif dalam penatalaksanaan tendon yang terputus.

DIAGNOSA BANDING