Upload
apieko
View
15
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kiwan
Citation preview
ETIOLOGICAL SPETRUM, INJURY CHARACTERISTICS AND TREATMENT OUTCOME OF MAXILLOFACIAL INJURIES IN A TANZANIAN TEACHING HOSPITAL
Nama : Nurul Syafiqa binti Muhammad Shaffie
NIM : 112012232
Nama Pembimbing : dr. Yuswandi Affandi, Sp.THT-KL
ABSTRACT
Latar Belakang : cedera maksilofasial menimbulkan tantangan terapi untuk penanganan trauma, pembedahan plastik dan maksilofasial di negara berkembang. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan etiologi, karakteristik cedera dan manajemen hasil cedera maksilofasial di rumah sakit pembelajaran.
ABSTRACT
Pasien dan Metode : Sebuah studi prospektif berbasis rumah sakit untuk pasien cedera maksilofasial dilakukan di Bugando Medical Centre dari bulan November 2008 hingga Oktober 2009. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner terstruktur dan dianalisis menggunakan software komputer SPPS versi 11.5
ABSTRACT
Hasil : Sebanyak 154 pasien yang diteliti. Jumlah pria melebihi jumlah wanita dengan rasio 2.7:1. Usia rata-rata mereka adalah 28.32 ± 16.48 tahun dan kelompok usia modal adalah 21-30 tahun. Sebagian besar cedera disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas (57,1 %), diikuti oleh serangan dan jatuh masing–masing 16,2 % dan 14,3 %. Cedera jaringan lunak dan patah tulang mandibula adalah jenis cedera yang paling umum. Cedera kepala / leher ( 53,1 % ) dan anggota tubuh (28,1 %) adalah cedera yang biasa menyertai. Debridement (95,1 %) adalah prosedur bedah yang paling umum. Reduksi tertutup fraktur maksilofasial dilakukan terhadap 81,5 % dari pasien. Reduksi terbuka dan fiksasi internal dilakukan pada 6,8 % dari kasus. Komplikasi terjadi pada 24 % dari pasien , terutama karena infeksi dan maloklusi. Rata-rata durasi rawat inap adalah 18,12 ± 12,24 hari . Tingkat kematian adalah 11,7 %.
ABSTRACT
Konklusi : Kecelakaan lalu lintas tetap menjadi faktor etiologi utama dari cedera maksilofasial dalam pengaturan ini. Tindakan pencegahan kecelakaan lalu lintas harus sangat ditekankan untuk mengurangi terjadinya kecederaan ini.
PENDAHULUAN
Daerah maksilofasial menempati posisi paling menonjol dalam tubuh manusia dan seringnya cukup rentan untuk cedera.
Etiologi cedera maksilofasial bervariasi dari setiap negara dan bahkan dalam negara yang sama tergantung pada sosial ekonomi, budaya dan faktor lingkungan.
Etiologi umum dari fraktur maksilofasial, di seluruh dunia, adalah kecelakaan lalu lintas, jatuh, penyerangan, cedera senjata api, olahraga dan kecelakaan industri. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab utama fraktur maksilofasial di negara berkembang, sementara kekerasan interpersonal merupakan penyebab utama di negara maju.
METODE PENELITIAN
Prospective hospital based study
Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan statistical package for social science (SPSS) untuk Windows versi 11.5.
Data disimpulkan dalam bentuk tabel proporsi dan frekuensi untuk variabel yang dikategorikan. Rata-rata, median dan standar deviasi digunakan untuk menyimpulkan variabel kontiniu.
P-value kurang dari 0.05 dianggap signifikan secara statistik.
SUBJEK PENELITIAN
Melibatkan 154 pasien dengan cedera maksilofasial yang dibawa ke bagian Accident and Emergency di Bugando Medical Centre, Tanzania. 112 orang (72.7%) adalah laki-laki dan 42 orang (27.3%) adalah perempuan. Usia brkisar antara 6 hingga 71 tahun dengan rata-rata 28.32 ± 16.48 tahun.
Kriteria inklusi : Pasien yang mengalami cedera maksilofasial yang dibawa ke bagian A&E.
Kriteria eksklusi : Pasien yang meninggal sebelum penanganan pertama dan yang tidak punya sesiapa untuk di informed consent.
WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Tempat : Bugandi Medical Centre, Tanzania
Waktu : 1 tahun; dari Nopember 2008 ke Oktober 2009
PENGUMPULAN DATA
Informasi terkait pengkajian diperolehi dari pasien itu sendiri, apabila tidak memungkinkan, riwayat kejadian diperoleh dari polisi maupun saudara-saudara pasien.
Data dikumpul menggunakan kuesioner. Pengumpulan data termasuk : data demografik pasien, penyebab kecederaan, tipe kecederaan, waktu kecederaan, tempat kecederaan, status perawatan rumah sakit, cara kedatangan ke rumah sakit, kecederaan lain yang terkait, derajat kecederaan (GCS&ISS), modal perawatan dan hasil perawatan.
PENGUMPULAN DATA Lokasi anatomi fraktur mandibula diklasifikasi
mengikut Ivy dan Curtis sedangkan fraktur maksila diklasifikasi sebagai Lefort I, II, dan III.
Semua cedera tulang maksilofasial didiagnosis dari radiograf konvesional dan panorama. Teknik advanced imaging seperti MRI tidak dilakukan karena kekangan finansial pasien dan ketidaksediaan alat tersebut.
HASIL
HASIL
HASIL
HASIL
HASIL
DISKUSI
Faktor etiologi dan pola cedera maksilofasial dilaporkan bervariasi dari setiap daerah geografis tergantung pada status sosial ekonomi, kondisi geografis dan karakteristik budaya
Laki-laki beresiko lebih besar karena partisipasi mereka lebih banyak dalam kegiatan beresiko tinggi yang meningkatkan risiko eksposur mereka terhadap faktor risiko seperti mengemudi kendaraan, olahraga yang melibatkan kontak fisik, kehidupan sosial yang aktif dan penggunaan narkoba, termasuk alkohol.
DISKUSI
Frekuensi yang lebih tinggi untuk cdera maksilofasial pada dekade ketiga kehidupan mungkin dapat dikaitkan dengan fakta bahwa golongan ini lebih aktif dalam hal olahraga, perkelahian, kegiatan kekerasan, industri dan transportasi kecepatan tinggi. Frekuensi yang lebih rendah pada kelompok usia yang lebih muda dan tua adalah karena kurangnya kegiatan pada kelompok usia ini.
DISKUSI Penyebab paling umum : kecelakaan lalu lintas jalan
Konsisten dengan penelitian lain di negara-negara berkembang, tetapi berbeda dengan penelitian lain yang dilakukan di negara-negara maju : serangan
Perbedaan faktor sosial ekonomi, pembangunan infrastruktur nasional (khususnya jalan raya, peraturan dan perundang-undangan lalu lintas), dan praktek perilaku lainnya seperti konsumsi alkohol dan kegiatan kriminal lainnya.
KLL : kecerobohan dan kelalaian supir, mengemudi di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan dan mengabaikan pengaturan lalu lintas, over speeding, overloading, mengemudi bawah umur dan kondisi jalan dan kendaraan yang buruk.
DISKUSI
Cedera jaringan lunak = jenis cedera paling sering
Fraktur mandibula = kecederaan tulang yang paling sering
Mandibula yang paling menonjol dan tulang wajah yang bergerak jadi memiliki kesempatan yang lebih besar untuk retak berbanding tulang tengah wajah yang well-articulated.
DISKUSI
Reduksi terbuka dan fiksasi internal = “gold standard” dalam perawatan fraktur maksilofasial.
Namun, bentuk perawatan ini belum menjadi populer di lingkungan kita karena kurangnya keahlian (ahli bedah maksilofasial) dan ketidaksediaan fasilitas untuk reduksi terbuka dan fiksasi internal, dan jikapun tersedia, biaya pengobatan biasanya cukup mahal.
Karena kekurangan ini, mayoritas pasien dengan luka rahang atas kompleks dirujuk ke ahli bedah maxillofacial tempat lain untuk perawatan lanjut.
DISKUSI
Angka untuk kadar kematian (11,7%) ditemukan sedikit lebih tinggi dari 10,5% yang dilaporkan di Australia oleh Shahim et al.
Alasan = dikaitkan dengan faktor-faktor berikut yang ditemukan secara statistik signifikan berhubungan dengan mortalitas: usia pasien, adanya cedera yang terkait, Injury Severity Score ≥ 16, kebutuhan akan dukungan ventilasi dan adanya komplikasi.
KESIMPULAN
Kecelakaan lalu lintas (KLL) merupakan faktor etiologi terbesar terjadinya cedera maksilofasial dan laki-laki dewasa muda menjadi mangsa utama.
Cedera jaringan lunak dan fraktur mandibula merupakan tipe kecederaan yang paling sering terjadi.
Majoriti fraktur maksilofasial dirawat menggunakan metode tertutup reduksi fraktur.
Sekian, terima kasih!