Upload
josephhalim
View
234
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
k
Citation preview
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR
Joseph Halim 102009037
Kelompok B3
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Abstrak
Kesejahteraan ibu menentukan kualitas sumber daya manusia, termasuk kesehatan
reproduksinya dan keselamatan reproduksinya sehingga peningkatan SDM sendiri dimulai
dengan menghindari faktor resiko yang menyebabkan berat bayi lahir rendah. Berat badan lahir
rendah (BBLR) merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di Negara
berkembang termasuk Indonesia yang prevalensinya masih cukup tinggi. Beberapa faktor yang
mempengaruhi BBLR adalah usia ibu, merokok, hipertensi dan pendidikan ibu. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap berat badan bayi saat lahir. Metode yang digunakan adalah penelitian yang bersifat
deskriptif analitik. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah retrospektif. Dengan data yang
didapatkan dari buku registrasi rumah sakit X yang diambil dari bulan September sampai
dengan bulan Desember 2013 dari 101 jumlah persalinan. Pengambilan sampel di ambil secara
nonprobability yaitu purposive sampling. Dari hasil penelitian tidak ada hubungan umur ibu
dengan kejadian berat lahir rendah dengan p value 0,769. Tidak ada hubungan ibu hamil
merokok dengan kejadian berat lahir rendah dengan p value 0,595. Tidak ada hubungan ibu
hamil hipertensi dengan kejadian berat lahir rendah dengan p value 0,722. Ada hubungan
tingkat pendidikan ibu dengan kejadian berat lahir rendah dengan p value 0,000.
Kata kunci : berat badan bayi lahir , merokok, hipertensi, pendidikan.
1
Abstract
Welfare mother determines the quality of human resources, including reproductive health and
reproductive safety so the increase in HR itself starts with avoiding risk factors that lead to low
birth weight babies. Low birth weight (LBW) is one of the many health problems in developing
countries, including Indonesia, the prevalence is still quite high. Some factors affecting LBW is
maternal age, smoking, hypertension, and maternal education. The purpose of this study was to
determine the relationship between the factors that influence the baby's weight at birth. The
method used is descriptive analytic study. This type of research in this study is retrospective.
With the data obtained from the hospital X registration book taken from September to December
2013 from 101 the number of deliveries. The grab sampling is that nonprobability purposive
sampling. From the results of the study there was no association with maternal age incidence of
low birth weight with p value 0.769. There was no association of smoking pregnant women with
low birth weight incidence with p value 0.595. There was no association with maternal
hypertension incidence of low birth weight with p value 0.722. There is a relationship with the
mother's educational level incidence of low birth weight with p value of 0.000.
Keywords: birth weight, smoking, hypertension, education.
Pendahuluan
Masalah berat badan lahir rendah (BBLR) hingga saat ini masih merupakan masalah
diseluruh dunia terutama pada Negara berkembang, karena merupakan penyebab kesakitan dan
kematian pada masa bayi baru lahir. Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator
penting dalan menentukan tingkat kesehatan masyarakat, kemajuan suatu Negara dan dari angka
kematian bayi kita dapat melihat keberhasilan pembangunan suatu wilayah. Oleh karena itu,
salah satu prioritas dari program di Indonesia adalah meningkatkan kesehatan Ibu dan anak
(KIA).
Data yang ada saat ini menunjukan bahwa kesehatan bayi masih merupakan masalah di
indonesia. Pada tahun 2013 dari data SDKI,menunjukan angka kematian bayi mencapai 32 per
1000 kelahiran dimana di negara maju memiliki angka kematian bayi dibawah 20 per 1000
kematian.1
2
Kondisi kesehatan ibu ketika memasuki kehamilan tidak seperti diharapkan. Ibu mempunyai
kebiasaan yang buruk seperti merokok yang merupakan resiko untuk melahirkan berat badan
lahir rendah.
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram
sedangkan BBL normal minimal 2500-3500 gram dengan umur kehamilan yang normal.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahnya adalah apa
sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya berat badan lahir rendah.
Tujuan penelitian
A. Tujuan umum
Tujuan umum analisis ini adalah untuk mempelajari faktor-faktor yang mempunyai
hubungan atau pengaruh terhadap kejadian berat badan bayi lahir.
B. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui hubungan umur dengan berat badan lahir rendah
2. Untuk mengetahui hubungan merokok dengan berat badan lahir rendah
3. Untuk mengetahui hubungan hipertensi dengan berat badan lahir rendah
4. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan berat badan lahir rendah
Manfaat penelitian
Penyebab BBLR sendiri sampai sekarang masih dikaji, beberapa studi menyebutkan
penyebabnya adalah multifaktor antara lain adalah demografis, faktor biologi ibu, gizi,riwayat
obstetri,antenatal care, morbiditas ibu selama hamil, merokok, dan sebagainya. Dengan
dilakuknanya analisis faktor faktor yang berpengaruh terhadap BBLR, maka hasilnya
diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dari rencana kesehatan ibu dan anak. Terutama
untuk menurunkan BBLR.
Tinjauan Pustaka
1. Kerangka teori
Bayi berat badan lahir rendah atau BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram, dahulu neonatus dengan berat badan
3
lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut sebagai prematur.
Pengklasifikasian berat badan bayi saat dilahirkan menurut kriteria WHO. Berat badan
saat ini dilahirkan dibagi dalam dua kelompok:2
Bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram (BBLR)
Bayi dengan BB minimal 2500 gram (normal).
Berdasarkan pengertian di atas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi
menjadi 2 golongan : 2
Prematuritas murni yaitu bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan sesuai dengan
masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan – Sesuai Masa Kehamilan
(NKB-SMK). 2
Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kahamilan, dismatur dapat terjadi pada preaterm, aterm,
dan post aterm. Dismatur ini dapat juga Neonatus Kurang Bulan – Kecil untuk
Masa Kehamilan (NKB-KMK), Neonatus Cukup Bulan – Kecil Masa Kehamilan
(NCB-KMK), Neonatus Lebih Bulan – Kecil Masa Kehamilan (NLB-KMK). 2
2. Kerangka konsep
Faktor predisposisi yaitu variabel independen pada kasus ini adalah umur ibu saat
kehamilan,riwayat hipertensi,konsumsi rokok dan tingkat pendidikan ibu yang akan
menghasilkan faktor dependen berupa berat badan lahir bayi. Jadi kita melihat apa ada
hubungan antara faktor yang disebutkan dengan berat badan lahir bayi:
Etiologi BBLR : 2
a. Faktor Ibu
Gizi saat hamil yang kurang
Gizi saat hamil yang kurang dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil yang
akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. 2
Umur < 20 tahun atau > 35 tahun
Usia ibu kurang dari 20 tahun mempunyai peluang 1,27 kali untuk melahirkan
bayi dengan BBLR dibandingkan dengan usia ibu 20-35 tahun dan usia ibu lebih
4
dari 35 tahun mempunyai peluang 2,10 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR
dibandingkan dengan usia 20-35 tahun. Meningkatnya kelahiran bayi pada ibu
dengan umur muda atau kurang dari 20 tahun berhubungan dengan tingkat
pendidikan yang rendah primipara dan perawatan antenatal sedangkan umur tua
berhubungan dengan kurangnya potensial tumbuh janin akibat usia jaringan
biologis dan adanya penyakit. 2
Jarak kehamilan dan bersalin terlalu dekat
Jarak kehamilan < 2 tahun berpengaruh terhadap berat bayi lahir rendah, karena
masa persalinan yang < 2 tahun mempengaruhi kapasitas tropik uterus yang
belum pulih benar. 2
Kehamilan kedua atau ketiga terlampau dekat jaraknya memiliki resiko bagi ibu
dan janin. Bagi ibu sendiri, secara fisik alat-alat reproduksi belum kembali normal
sehingga ada kemungkinan pada kehamilan tersebut ibu mengalami gangguan.
Seperti adanya komplikasi diabetes gestasional (gula darah yang muncul saat
kehamilan), pre eklamsia (keracunan karena protein yang meningkat), atau
anemia . 2
Penyakit menahun Ibu seperti: hipertensi, gangguan pembuluh darah (perokok)
Tekanan darah yang tinggi akan menyebabkan gangguan uteroplasenta dan
berkurangnya perpusi plasenta. Sedangkan pada ibu yang merokok diperkirakan
penurunan berat lahir pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang merokok selama
kehamilan berkaitan dengan hipoksia pada ibu dan janin yang disebabkan oleh
kenaikan kadar karboksihemoglobin). 2
Faktor pekerja
Status pekerjaan secara langsung akan mempengaruhi ketersedian bahan pangan
dalam keluarga. Ibu yang bekerja akan dapat menyediakan makanan terutama
yang mengandung sumber zat gizi dalam jumlah yang cukup dibandingkan
dengan ibu yang tidak bekerja. 2
b. Faktor kehamilan
Hamil ganda
5
Pertumbuhan janin ganda lebih sering mengalami gangguan dibandingkan janin
tunggal yang tanpa pada ukuran sonografi dan berat lahir. Semakin banyak jumlah
bayi semakin besar derajat retardasi pertumbuhan. 2
Perdarahan antepartum
Perdarahan antepartum dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil yang akan
mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga akan mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. 2
Komplikasi hamil seperti: pre eklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini
Pada kasus pre eklamsi plasenta sering nampak infark, hematoma atau gambaran
histopatologi sesuai dengan pre eklamsi. Barangkali hasil pengamatan yang lebih
mudah dipahami adalah plasenta bayi-bayi yang mengalami keterlambatan
pertumbuhan memiliki fili avaskular yang berlebihan dan rerata atau luas
permukaan serta jumlah kapiler dipermukaan plasenta berkurang. Masing-masing
sifat tersebut dapat mudah dikaitkan dengan berkurangnya fungsi plasenta
(pengurangan nutrisi janin). Sedangkan ketuban pecah dini akan menyebabkan
uterus tidak dapat mempertahankan janin sehingga mencetus kelahiran prematur. 2
c. Faktor Janin
Cacat bawaan
Infeksi dalam rahim
Infeksi-infeksi virus tertentu berhubungan dengan retardasi pertumbuhan janin. 2
Metodologi penelitian
Setiap penelitian yang ada dibagi menjadi dua arah yaitu analitik dan deskriptif. Penelitian ini
bersifat analitik yang condong ke arah kuantitatif dan kualitatif. Adapun tujuan penelitian ini
untuk menggambarkan hubungan antara usia ibu, hipertensi, konsumsi rokok dan tingkat
pendidikan dengan berat badan lahir bayi.
1. Desain penelitian
6
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik untuk menentukan hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikart. Jenis penelitian adalah retrospektif yang berusaha melihat
kebelakang, artinya mengumpulkan data di mulai dari efek atau akibat yang telah terjadi,
kemudian dari efek tersebut ditelusuri penyebabnya atau variabel-variabel yang
mempengaruhi akibat tersebut.
2. Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi lahir dari bulan September sampai bulan
Desember 2013 yaitu 101 jumlah persalinan. Jumlah populasi yang diambil adalah 1:1
dengan merekrut sejumlah subjek dengan efek (kelompok kasus), kemudian di cari subjek
lain yang karakteristiknya sebandiing namun tidak mempunyai efek (kelompok kontrol).,
yaitu BB bayi <2500 gran dan bayi >=2500 gram.
Sampel di ambil dengan cara purposive sampling, yaitu didasarkan suatupertimbangan
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri. Adapun kriteria inklusi sampel yaitu :
1. Bayi yang dilahirkan di Rumah Sakit X
2. Bayi yang memiliki berat badan <2500 gram
3. Bayi yang memiliki berat badan >=2500 gram
3. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Rumah Sakit X dilaksanakan pada tanggal 07 s/d 09
Januari 2014.
4. Cara pengumpulan data
Berdasarkan buku registrasi yang diambil secara retrospektif dari tanggal 1 September s/d 30
Desember 2013.
5. Pengolahan data
Menurut data yanng telah didapatkan akan diolah dengan tahap tahap berikut: editing,
coding, transfering, tabulating
6. Hasil penelitian
7
Penelitian ini dilaksanankan di Rumah Sakit X pada tanggal 07s/d 09 Januari, dengan jumlah
sampel 101 data bayi baru lahir di peroleh hasil sebagai berikut:
Analisis univariat
Statistics
Berat Badan Lahir Umur Ibu Rokok Hipertensi Pendidikan
N Valid 101 101 101 101 101
Missing 0 0 0 0 0
Mean 2773.7525 23.4257 .3861 .0396 .6238
Median 2906.0000 23.0000 .0000 .0000 1.0000
Mode 2381.00a 20.00 .00 .00 1.00
Std. Deviation 666.02523 4.96859 .48929 .19600 .48686
Range 3444.00 21.00 1.00 1.00 1.00
Minimum 709.00 15.00 .00 .00 .00
Maximum 4153.00 36.00 1.00 1.00 1.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
a. Merokok
Rokok
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Percent
Valid tidak merokok
62 61.4 61.4 61.4
merokok 39 38.6 38.6 100.0
Total 101 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 101 sampel yang berada pada kategori
merokok sebanyak 39 sampel (38,9%).
b. Hipertensi
8
Hipertensi
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Percent
Valid tidak hipertensi
97 96.0 96.0 96.0
hipertensi 4 4.0 4.0 100.0
Total 101 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 101 sampel yang berada pada kategori hipertensi
sebanyak 4 sampel (4 %).
c. Pendidikan
Pendidikan
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Percent
Valid tinggi 38 37.6 37.6 37.6
sedang 63 62.4 62.4 100.0
Total 101 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 101 sampel yang berada pada kategori tingkat
pendidikan sedang sebanyak 63 sampel (62,4 %)
Analisis Bivariat
9
Correlations
umur ibuberat bayi
lahir
umur ibu Pearson Correlation
1 .030
Sig. (2-tailed) .769
N 101 101
berat bayi lahir
Pearson Correlation
.030 1
Sig. (2-tailed) .769
N 101 101
Hubungan antara umur ibu dengan berat badan ahir di Rumah sakit X 0.030 yang berarti
korelasi keeratanya sangat lemah. Dengan jumlah pengamatan sebanyak 101 baik umur ibu dan
berat badan lahir. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Tidak ada hubungan umur dengan berat
badan lahir periode September sampai Desember 2013 di Rumah Sakit X”. Berdasaarkan nilai
Sig (2 tailed) sebesar 0.769 yang lebih besar dari nilai level of significant (α) 1%, maka di terima
hipotesis yang berarti teruji tidak ada hubungan umur ibu dengan berat badan lahir periode
September sampai Desember 2013 di Rumah Sakit X.
Uji T-Test antara rokok dengan berat badan bayi
10
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t dfSig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Berat Badan Lahir
Equal variances assumed
.026 .872 .533 99 .595 72.81969 136.61025 -198.24469 343.88406
Equal variances not assumed
.539 84.060 .591 72.81969 134.98263 -195.60527 341.24464
Uji T-Test antara hipertensi dengan berat badan bayi
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t dfSig. (2-tailed)
Mean Differenc
eStd. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Berat Badan Lahir
Equal variances assumed
1.489 .225 .356 99 .722 121.56701 341.30277 -555.65173 798.78575
Equal variances not assumed
.233 3.100 .830 121.56701 521.54868-
1508.428591751.56261
11
Uji T-Test antara pendidikan dengan berat badan bayi
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t dfSig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Berat Badan Lahir
Equal variances assumed
.839 .362 -5.152 99 .000 -629.01796 122.09402 -871.27898 -386.75694
Equal variances not assumed
-4.934 67.837 .000 -629.01796 127.49776 -883.44685 -374.58908
Pembahasan
a. Korelasi umur ibu dengan berat badan lahir
Pada penelitian ini didapatkan adanya hubungan positif antara umur ibu dengan
berat badan bayi. Seperti yang telah dikemukakan oleh Fraser AM et Al di Amerika
serikat tahun 1995, yaitu terdapat 103 bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah
disertai prematuritas sebanyak 103 bayi dari ibu yang tergolong muda, sedangkan pada
ibu yang memiliki usia cukup, terdapat 74 bayi dengan berat badan rendah. Didapatkan
bahwa terjadi penurunan sekitar 16% dari sampel yang ada. Walaupun hubungannya
lemah tapi diperkuat dengan kerangka teori yang ada. 3
Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,769 yang berarti p > 0,05. Berarti
tidak ada hubungan antara umut ibu dengan berat badan lahir di rumah sakit X periode
September sampai bulan Desember 2013.
Menurut teori seharusnya umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir.
Kehamilan dibawah umur 20 tahun merupakan kehamilan beresiko tinggi, 2-4 kali lebih
tinggi di bandingkanm dengan kehamilan pada wanita cukup umur. 4
Pada umur yang masih muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi
fisioplgisnya belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaan belum cukup matang,
12
sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilan secara
sempurna dan sering terjadi komplikasi. Hasil penelitian ini kehamilan dibawah 25 tahun
merupakan kehamilan beresiko tinggi tetapi tidak signifikan dengan p value 0,769. 4,5
Meski kehamilan dibawah umur sangat beresiko tetapi kehamilan diatas umur 35
tahun juga tidak dianjurkan, sangat berbahaya. Mengingat mulai usia ini sering muncul
penyakit seperti hipertensi, tumor jinak peranakan, atau penyakit degenerative pada
persendian tulang belakang dan panggul. Kesulitan lain kehamilan diatas umur 35 tahun
ini yaitu bila ibu ternyata mengidap penyakit seperti diatas yang ditakutkan bayi lahir
engan membawa kelainan.5
Sedangkan dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Pada usia reproduktif (20-30 tahun) terjadi
kesiapan respon maksimal baik dalam hal mempelajari sesuatu atau dalam menyesuaikan
hal-hal tertentu dan setelah itu sedikit demi sedikit menurun seiring dengan
bertambahnya umur. Selain itu pada usia reproduktif mereka lebih terbuka terhadap orang
lain dan biasanya mereka akan saling bertukar pengalaman tentang hal yang sama yang
pernah mereka alami. 5
Menurut asumsi peneliti penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat yang di
kemukaan oleh para ahli, karena mungkin data yang didapat pada saat penilitian data
yang tidak benar, atau pada pengelolaan yang salah. Dimana seharunya hubungan antara
umur ibu dengan berat badan lahir rendah adalah faktor umur menjadi dasar dari kesiapan
organ tubuh untuk menerima keadaan yang belum pada waktunya dan menjadikan
kematangan organ bukan pada saatnya sehingga berpengaruh pada berat lahir bayi.
b. Hubungan merokok dengan berat badan lahir
Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,595 yang berarti p > 0,05. Berarti
tidak ada hubungan antara merokok dengan berat badan lahir di rumah sakit X periode
September sampai bulan Desember 2013.
Keterpaparan asap rokok adalah keadaan ibu hamil terpapar dengan asap rokok
dari ibu sendiri yang merokok (sebagai perokok aktif) maupun dari orang lahin (sebagai
perokok pasid) asap rokok sangat berbahaya bagi ibu hamil, terutama bagi janin yang
sedang dikandungnya. Asap rokok dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan janin,
13
sehingga lahir berat badan bayi akan kurang atau tidak normal. 6 Merokok selama
kehamilan berengaruh pada terhadap bayi berat lahir rendah. Diyakini bahwa merokok
mengurangi asuopan oksigen dan nutrisi ke janin. Hal tersebut juga meningkatkan resiko
keguguran bagi ibu hamil yang merokok. 6
Bayi dan anak yang hidup di sekitar perokok lebih mudah terserang batuk, infeksi
telinga dan flu. Anak yang memiliki orang tua perokok lebih cpat menjadi seorang
perokok juga. Kerusakan gamet dan embrio akibat rokok oleh Zenzec dijelaskan bahwa
seorang ayah yang merokok akan mengalami kualitas sperma yang menyebabkan
konsentrasi sperma rendah. Adapun komponen karsinogenik rokok yang adalah
cadmium, cotinin dan benzo a pyrene hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan DNA
dan chromosom, transmisi karsinogenik dapat menyebabkan kegagalan implantasi,
kelahiran prematur dan gangguan perkembangan postnatal. 6
Menurut asumsi peneliti penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat yang di
kemukaan oleh para ahli, karena mungkin data yang didapat pada saat penilitian data
yang tidak benar, atau pada pengelolaan yang salah. Dimana seharunya hubungan antara
ibu merokok dengan berat badan lahir adalah faktor yang erat hubungannya dengan berat
badan lahir rendah. Jika seorang ibu merokok maka asupan oksigen dan nutrisi kepada
janin akan berkurang sehingga untuk perkembangan janin akan terhambat yang
mengakibatkan berat badan lahir rendah.
c. Hubungan hipertensi dengan berat badan lahir
Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,722 yang berarti p > 0,05. Berarti
tidak ada hubungan antara hipertensi dengan berat badan lahir di rumah sakit X periode
September sampai bulan Desember 2013.
Tekanan darah ibu hamil yang tinggi (hipertensi) dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan janin intrauterin yang tentunya akan berdampak terhadap berat badan lahir.
Hal ini terjadi karena adanya penurunan perfusi uteroplasenta dan vasospasme, dan
kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta yang akan mengakibatkan keterbatasan
persediaan oksigen dan nutrisi bagi janin. Keterbatasan persediaan oksigen dan nutrisi
bagi janin tentunya akan berakibatkan terhadap berat bayi yang dilahirkan. Pada ibu yang
14
tekanan darahnya normal, tidak ditemukan kelaian tersebut sehingga perfusi nutrisi dan
oksigen untuk pertumbuhan janin menjadi adekuat.7,8
Menurut asumsi peneliti penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat yang di
kemukaan oleh para ahli, karena mungkin data yang didapat pada saat penilitian data
yang tidak benar, atau pada pengelolaan yang salah. Dimana seharunya hubungan antara
ibu hipertensi dengan berat badan lahir rendah karena keterbatasan persediaan oksigen
dan nutrisi bagi janin. 7,8
d. Hubungan tingkat pendidikan ibu dengan berat badan lahir
Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,000 yang berarti p < 0,05. Berarti ada
hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan berat badan lahir di rumah sakit X
periode September sampai bulan Desember 2013.
Pendidikan ibu diketahui erat kaitannya dengan angka kematian bayi dan angka
kematian ibu. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi, lebih mengerti tentang pentingnya
pencegahan penyakit dibandingkan denga ibu tingkat pendidikannya rendah. Pad
umumnya wanita yang tidak berpendidikan sulit mengambil keputusan, mereka biasanya
mengharapkan bantuan suami atau orang lain untuk mengambil keputusannya sendiri. 9
Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
maka sebaik pula pengetahuannya tentang sesuatu. Pada ibu hamil dengan tingkat
pendidikan yang rendah kadang ketika tidak mendapatkan cukup informasi mengenai
kesehatannya maka ia tidak tahu mengenai bagaimana cara melakukan perawatan
kehamilan yang baik informasi yang berhubungan dengan perawatan kehamilan sengat di
butuhkan sehingga akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil.Penguasaan pengetahuan
erat kaitannya dengan pendidikan seseorang. 9
Menurut asumsi peneliti, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
pendidikan berpengaruh pada kejadian berat badan lahir rendah, karena semakin tinggi
pendidikan ibu maka semakin tinggi pengetahuan sehingga lebih mudah menerima
informasi terutama masalah BBLR sehingga dapat menghindari faktor- faktor yang
menyebabkan kejadian BBLR.
Selain itu tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan
meningkatnya pendidikan kemungkin akan meningkatkan pendapat sehingga dapat
15
meningkatkan daya beli makanan.Faktor ketidak tahuan dapat sdisebabkan karena
pendidikan yang rendah,atau bila berpindidikan mungkin disebabkan ketidak perdulian . 9
Penutup
Kesimpulan
1. Tidak ada hubungan umur ibu dengan kejadian berat lahir rendah periode September
sampai Desember 2013 di Rumah Sakit X dengan p value 0,769.
2. Tidak ada hubungan merokok dengan kejadian beralahir rendah periode September
sampai Desember 2013 di Rumah Sakit X dengan p value 0,595
3. Tidak ada hubungan hipertensi dengan kejadian berat lahir rendah periode September
sampai Desember 2013 di Rumah Sakit X dengan p value 0,722
4. Ada hubungan tingkat pendidikan dengan kejadian berat lahir rendah periode September
sampai Desember 2013 di Rumah Sakit X dengan p value 0,000
Dari penelitian ini, 4 variabel yang diduga sebagai factor risiko yang mempengaruhi berat badan
lahir (BBL) seperti: umur ibu, rokok, hipertensi, serta tingkat pendidikan ibu. Didapatkan dari
bukti penelitian terdapat 1 variabel yang mempengaruhi berat badan lahir yaitu tingkat
pendidikan. Akan tetapi masih banyak bias yang menyebabkan hasil penelitian ini berbeda
dengan kerangka teori. Sehingga perlu dihilangkan bias yang ada dan data yang lengkap untuk
diteliti agar hasil dari penelitian ini baik.
Saran
Saran dari penelitian ini adalah kita harus meningkat kan promosi kesehatan pada ibu hamil agar
melakukan antenatal care secara rutin untuk mengontrol hipertensi , dan juga menyarankan agar
ibu-ibu juga meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan, tidak merokok saat hamil dan juga
melakukan penyuluhan agar tidak hamil di usia muda. Selain itu saran untuk penelitian ini adalah
agar melakukan penelitian lebih lanjut guna menghilangkan bias dan mendapatkan faktor-faktor
lain seperti penyakit yang diderita ibu, komplikasi kehamilan yang didirita ibu, gizi ibu hamil,
konsumsi obat-obatan ibu hamil, dan riwayat kehamilah dan jarak rentang kehamilan yang juga
berperan dalam mempengaruhi berat badan bayi yang lahir.
16
Daftar pustaka
1. BPS, BKKBN, Depkes,macro intenational inc. Demography and health survey 2012.
Jakarta: depkes. 2013.
2. Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBG Fajar. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta:
EGC; 2007.h. 42 -2.
3. Fraser AM, Bockert JE,Ward RH. Assosiation of young age with adverse reproductive
outcome.N Eng J Med 1995; 332:1113-8.
4. Cunningham. Williams Obstetrics. Ed 21st. USA: The Mc Graw Hill Companies Inc;
2005.p. 225.
5. Goldman JC, Malone FD, Vidaver J, Ball RH, Nyberg DA, Comstock CH, et al. Impact
of maternal age on obstetric outcome. Obstet Gynecol. 2005; 105 (5).p. 983 - 90 .
6. Tome FS, Cardoso VC, Barbieri MA, et al. Are birth weight and maternal smoking
during pregnancy associated with malnutrition and excess weight among school age
children. Brazillian Journal Of Medical and Biological Research. 2007; 40:p. 1221-30.
7. Barker DJP. Birth weight and hypertension. Journal of the American heart association.
2006; 48:p. 357-8.
8. Steer PJ dkk. Maternal blood pressure in pregnancy, birth weight, and perinatal mortality
in first births: prospective study. BMJ. 2004; 329:p. 1312-4.
9. Melly A. Karya tulis ilmiah hubungan pendidikan dan paritas terhadap kejadian BBLR.
Banjarmasin.2008.
17
Lampiran
Statistics
Berat Badan Lahir Umur Ibu Rokok Hipertensi Pendidikan
N Valid 101 101 101 101 101
Missing 0 0 0 0 0
Mean 2773.7525 23.4257 .3861 .0396 .6238
Median 2906.0000 23.0000 .0000 .0000 1.0000
Mode 2381.00a 20.00 .00 .00 1.00
Std. Deviation 666.02523 4.96859 .48929 .19600 .48686
Variance 443589.608 24.687 .239 .038 .237
Range 3444.00 21.00 1.00 1.00 1.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Rokok
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Percent
Valid tidak merokok
62 61.4 61.4 61.4
merokok 39 38.6 38.6 100.0
Total 101 100.0 100.0
Hipertensi
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Percent
Valid tidak hipertensi
97 96.0 96.0 96.0
hipertensi 4 4.0 4.0 100.0
Total 101 100.0 100.0
18
Pendidikan
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Percent
Valid tinggi 38 37.6 37.6 37.6
sedang 63 62.4 62.4 100.0
Total 101 100.0 100.0
Umur Ibu
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Percent
Valid 15 2 2.0 2.0 2.0
16 5 5.0 5.0 6.9
17 6 5.9 5.9 12.9
18 3 3.0 3.0 15.8
19 7 6.9 6.9 22.8
20 11 10.9 10.9 33.7
21 8 7.9 7.9 41.6
22 6 5.9 5.9 47.5
23 6 5.9 5.9 53.5
24 7 6.9 6.9 60.4
25 8 7.9 7.9 68.3
26 7 6.9 6.9 75.2
27 2 2.0 2.0 77.2
28 4 4.0 4.0 81.2
29 4 4.0 4.0 85.1
30 3 3.0 3.0 88.1
31 4 4.0 4.0 92.1
32 4 4.0 4.0 96.0
33 3 3.0 3.0 99.0
36 1 1.0 1.0 100.0
Total 101 100.0 100.0
19
Correlations
Umur IbuBerat Badan
Lahir
Umur Ibu Pearson Correlation
1 .030
Sig. (2-tailed) .769
N 101 101
Berat Badan Lahir
Pearson Correlation
.030 1
Sig. (2-tailed) .769
N 101 101
Group Statistics
Rokok N MeanStd.
DeviationStd. Error
Mean
Berat Badan Lahir
tidak merokok
62 2.8019E3 681.50399 86.55109
merokok 39 2.7291E3 646.86902 103.58194
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t dfSig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Berat Badan Lahir
Equal variances assumed
.026 .872 .533 99 .595 72.81969 136.61025 -198.24469 343.88406
Equal variances not assumed
.539 84.060 .591 72.81969 134.98263 -195.60527 341.24464
20
Group Statistics
Hipertensi N MeanStd.
DeviationStd. Error
Mean
Berat Badan Lahir
tidak hipertensi
97 2.7786E3 654.24084 66.42809
hipertensi 4 2.6570E3 1034.60202 517.30101
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t dfSig. (2-tailed)
Mean Differenc
eStd. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Berat Badan Lahir
Equal variances assumed
1.489 .225 .356 99 .722 121.56701 341.30277 -555.65173 798.78575
Equal variances not assumed
.233 3.100 .830 121.56701 521.54868-
1508.428591751.56261
21
Group Statistics
Pendidikan N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Berat Badan Lahir
tinggi 38 2.3814E3 658.34241 106.79724
sedang 63 3.0104E3 552.76743 69.64215
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t dfSig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Berat Badan Lahir
Equal variances assumed
.839 .362 -5.152 99 .000 -629.01796 122.09402 -871.27898 -386.75694
Equal variances not assumed
-4.934 67.837 .000 -629.01796 127.49776 -883.44685 -374.58908
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Umur_Kat * BB_Kat
101 100.0% 0 .0% 101 100.0%
Rokok * BB_Kat 101 100.0% 0 .0% 101 100.0%
Hipertensi * BB_Kat
101 100.0% 0 .0% 101 100.0%
Pendidikan * BB_Kat
101 100.0% 0 .0% 101 100.0%
22
Crosstab
BB_Kat
Total>=2500 <2500
Umur_Kat <25 Tahun Count 35 26 61
Expected Count
36.8 24.2 61.0
>=25 Tahun Count 26 14 40
Expected Count
24.2 15.8 40.0
Total Count 61 40 101
Expected Count
61.0 40.0 101.0
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig. (2-
sided)Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .587a 1 .444
Continuity Correctionb .311 1 .577
Likelihood Ratio .590 1 .442
Fisher's Exact Test .534 .289
Linear-by-Linear Association
.581 1 .446
N of Valid Casesb 101
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.84.
b. Computed only for a 2x2 table
23
Crosstab
BB_Kat
Total>=2500 <2500
Rokok tidak merokok
Count 40 22 62
Expected Count
37.4 24.6 62.0
merokok Count 21 18 39
Expected Count
23.6 15.4 39.0
Total Count 61 40 101
Expected Count
61.0 40.0 101.0
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig. (2-
sided)Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.140a 1 .286
Continuity Correctionb .737 1 .391
Likelihood Ratio 1.134 1 .287
Fisher's Exact Test .304 .195
Linear-by-Linear Association
1.128 1 .288
N of Valid Casesb 101
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.45.
b. Computed only for a 2x2 table
24
Crosstab
BB_Kat
Total>=2500 <2500
Hipertensi tidak hipertensi
Count 59 38 97
Expected Count
58.6 38.4 97.0
hipertensi Count 2 2 4
Expected Count
2.4 1.6 4.0
Total Count 61 40 101
Expected Count
61.0 40.0 101.0
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig. (2-
sided)Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .188a 1 .664
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .184 1 .668
Fisher's Exact Test .647 .520
Linear-by-Linear Association
.186 1 .666
N of Valid Casesb 101
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.58.
b. Computed only for a 2x2 table
25
Crosstab
BB_Kat
Total>=2500 <2500
Pendidikan tinggi Count 13 25 38
Expected Count
23.0 15.0 38.0
sedang Count 48 15 63
Expected Count
38.0 25.0 63.0
Total Count 61 40 101
Expected Count
61.0 40.0 101.0
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig. (2-
sided)Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 17.464a 1 .000
Continuity Correctionb 15.753 1 .000
Likelihood Ratio 17.635 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association
17.291 1 .000
N of Valid Casesb 101
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.05.
b. Computed only for a 2x2 table
26