12
202 TRANSISTOR EFEK MEDAN LISTRIK (FIELD EFFECT TRANSISTOR) 8.1 Pendahuluan (a) (b) Gambar 8.1. (a) dan (b). JFET. Pada prinsipnya transistor efek medan listrik atau yang disebut juga dengan field effect transistor (JFET) seperti yang terlihat pada gambar 8.1 di samping ini merupakan sebuah komponen semikonduktor dengan 3 (tiga) terminal, tetapi memiliki cara kerja yang berbeda dengan transistor. transistor efek medan (field effect transistor) tersebut dapat dikelompokan menjadi 2 (bagian), yaitu: 1. JFET (junction field effect transistor). 2. MOSFET (metal oxide silicon field effect transistor). Pada bagian ini kita hanya mendiskusikan JFET (junction field effect transistor), sedangkan untuk MOSFET akan dibahas pada bab berikutnya. JFET (junction field effect transistor) atau yang disebut juga dengan transistor efek medan persambungan merupakan salah satu jenis transistor unipolar yang pengoperasiannya dikendalikan oleh tegangan (voltage-controlled device), tentu hal tersebut sangat berbeda dengan sebuah transistor yang pengoperasiannya dikendalikan oleh arus listrik (current-controlled device). JFET

JFET

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Umar Sidik, CV. Electronusa Mechanical Engineering, 2013

Citation preview

Page 1: JFET

202

TRANSISTOR EFEK MEDAN LISTRIK

(FIELD EFFECT TRANSISTOR)

8.1 Pendahuluan

(a)

(b)

Gambar 8.1. (a) dan (b). JFET.

Pada prinsipnya transistor efek

medan listrik atau yang disebut juga

dengan field effect transistor (JFET)

seperti yang terlihat pada gambar 8.1 di

samping ini merupakan sebuah

komponen semikonduktor dengan 3

(tiga) terminal, tetapi memiliki cara

kerja yang berbeda dengan transistor.

transistor efek medan (field effect

transistor) tersebut dapat dikelompokan

menjadi 2 (bagian), yaitu:

1. JFET

(junction field effect transistor).

2. MOSFET

(metal oxide silicon field effect

transistor).

Pada bagian ini kita hanya

mendiskusikan JFET (junction field

effect transistor), sedangkan untuk

MOSFET akan dibahas pada bab

berikutnya.

JFET (junction field effect transistor) atau yang disebut juga dengan

transistor efek medan persambungan merupakan salah satu jenis transistor

unipolar yang pengoperasiannya dikendalikan oleh tegangan (voltage-controlled

device), tentu hal tersebut sangat berbeda dengan sebuah transistor yang

pengoperasiannya dikendalikan oleh arus listrik (current-controlled device). JFET

Page 2: JFET

203

tersebut merupakan salah satu jenis transistor unipolar, yaitu jenis transistor yang

hanya beroperasi dengan 1 (satu) jenis pembawa mayoritas (majority carriers),

yaitu elektron sebagai pembawa muatan negatif atau lubang (holes) sebagai

pembawa muatan positif, tentu hal tersebut sangat berbeda dengan sebuah

transistor yang bekerja dengan 2 (dua) pembawa mayoritas. Pada transistor

(current-controlled device) jumlah arus basis akan mengatur jumlah arus kolektor,

sedangkan pada JFET (voltage-controlled device) berbeda, yaitu jumlah tegangan

di antara 2 (dua) terminal gerbang (gate) dan sumber (source) akan mengatur

jumlah arus yang akan melalui JFET tersebut. JFET tersebut memiliki tahanan

masukan yang sangat tinggi (very high resistance) dan tahanan masukan yang

sangat tinggi tersebut dapat dimanfaatkan pada berbagai aplikasi yang

membutuhkannya.

Pada prinsipnya dibutuhkan cara yang berbeda dari sebuah transistor untuk

mengoperasikan sebuah JFET. Sebuah JFET dioperasikan dengan membuatnya

berkondisi prategangan maju (forward bias) dengan menggunakan sebuah

tegangan, tentu hal tersebut berbeda dengan sebuah transistor yang membutuhkan

arus listrik untuk membuatnya berkondisi prategangan maju (forward bias). Arus

listrik yang berada di dalam JFET tersebut akan dikendalikan oleh sebuah medan

listrik (electric field) seperti yang terjadi di dalam sebuah tabung hampa (vacuum

tube).

Pada dasarnya JFET dapat dikelompokan ke dalam 2 (dua) bagian, yaitu:

1. JFET saluran N (N channel).

2. JFET saluran P (P channel).

8.1.1 Simbol JFET

Gambar 8.2. Simbol JFET

Pada umumnya JFET disimbolkan

seperti yang terlihat pada gambar 8.2 di

samping ini.

Page 3: JFET

204

8.1.2 Konstruksi

(a)

(c)

(b)

(d)

Gambar 8.3. (a) dan (c). Konstruksi JFET saluran-N (N channel).

(b) dan (d). Konstruksi JFET saluran-P (P channel).

Perhatikan konstruksi JFET pada gambar 8.3 di atas. Pada gambar 8.3 (a)

dan (c) tersebut terlihat kontruksi dari sebuah JFET saluran-N (N channel).

Konstruksi JFET saluran-N (N channel) tersebut terdiri atas 2 (dua) daerah tipe-P

di dalam sebuah bidang silikon (silicon) tipe-N. 2 (dua) daerah tipe-P tersebut

dihubungkan secara bersama sehingga membentuk sebuah gerbang (gate). Pada

gambar 8.3 (b) dan (d) tersebut terlihat konstruksi dari sebuah JFET saluran-P (P

channel). Konstruksi JFET saluran-P (P channel) tersebut terdiri atas 2 (dua)

daerah tipe-N di dalam sebuah sebuah bidang silikon (silicon) tipe-P. 2 (dua)

daerah tipe-N tersebut dihubungkan secara bersama sehingga membentuk sebuah

gerbang (gate).

Page 4: JFET

205

Pada dasarnya terdapat notasi penting yang sebaiknya dipahami, yaitu:

1. Source, source atau yang disebut juga dengan sumber merupakan sebuah

terminal awal di dalam sebuah JFET. Source tersebut adalah awal dari

pembawa-pembawa mayoritas (majority carriers) yang akan memasuki

JFET, oleh karena itu terminal ini disebut sebagai source atau sumber.

2. Drain, drain atau yang disebut juga dengan penguras merupakan sebuah

terminal akhir di dalam sebuah JFET. Drain tersebut adalah awal dari

pembawa-pembawa mayoritas (majority carriers) yang akan meninggalkan

JFET, oleh karena itu terminal ini disebut sebagai drain atau penguras.

Tegangan di antara source dan drain DSV tersebut dikendalikan oleh arus

drain DI .

3. Gate, gate atau yang disebut juga dengan gerbang merupakan sebuah daerah

yang disusun oleh semikonduktor dengan konsentrat yang padat. Gate

tersebut terhubung secara internal sehingga membentuk 2 (dua)

persambungan PN (PN junction). Tegangan dari sumber dan gerbang GSV

tersebut membuat gate berkondisi prategangan balik (reverse bias).

4. Channel, channel atau yang disebut juga dengan saluran merupakan sebuah

ruang di antara 2 (dua) gerbang sehingga membentuk sebuah saluran

(channel). Channel tersebut merupakan saluran yang digunakan oleh

pembawa-pembawa mayoritas (majority carriers) untuk lewat dari gate

menuju drain ketika terdapat DSV .

8.2 Pengoperasian Transistor Efek Medan Persambungan (JFET)

Pada prinsipnya terdapat 2 (dua) hal penting yang sebaiknya diketahui untuk

mengoperasikan sebuah JFET, yaitu:

1. Gate selalu berkondisi prategangan balik (reverse bias). Kondisi

prategangan balik (reverse bias) tersebut menyebabkan arus gate GI pada

JFET adalah 0.

2. Pembawa-pembawa mayoritas (majority carriers) akan berawal dari

terminal source dan berakhir pada terminal drain.

Page 5: JFET

206

3. Pada JFET saluran-N (N-channel), terminal source S dihubungkan ke

polaritas negatif catu daya drain. Hubungan antara terminal source dan

polaritas negatif tersebut betujuan untuk memperoleh elektron.

4. Pada JFET saluran-P (P-channel), terminal source dihubungkan ke polaritas

positif catu daya drain. Hubungan antara terminal source dan polaritas

positif tersebut bertujuan untuk mendapatkan lubang-lubang (holes).

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 8.4. (a), (b), (c) dan (d). Cara kerja JFET

Perhatikan JFET saluran-N (N-channel) pada gambar 8.4 di atas.

Pada prinsipnya JFET beroperasi saat GSV maupun DSV berubah.

1. voltVGS 0 dan voltVDS 0

Pada prinsipnya nilai arus drain DI adalah bernilai 0 saat voltVGS 0 dan

voltVDS 0 . Nilai DSV yang volt0 tersebut menyebabkan daerah kekosongan

Page 6: JFET

207

(depletion region) mengelilingi persambungan PN (PN junction). Luas dari daerah

kekosongan tersebut adalah sama dan simetris antara satu dan lainnya seperti yang

terlihat pada gambar 8.4(a).

2. voltVGS 0 dan voltVDS 0

Perhatikan gambar 8.4 (b) dan (c) tersebut.

Pada gambar tersebut terlihat bahwa JFET dihubungkan ke sebuah catu daya

DDV . Catu daya DDV yang dihubungkan ke JFET tersebut menyebabkan elektron-

elektron mengalir dari source menuju drain. Elektron-elektron yang mengalir dari

source menuju drain tersebut menyebabkan daerah drain-gate memiliki nilai

maksimum dan source-gate memiliki daerah minimum. Daerah gate-drain yang

memiliki nilai maksimum tersebut akhirnya menyebabkan daerah kekosongan

(depletion region) menembus lebih ke dalam pada saluran (channel) di daerah

gate-drain tersebut daripada di daerah source-gate.

3. voltVGS 0 dan voltVDS 0

Perhatikan gambar 8.4(d) tersebut.

Pada gambar tersebut terlihat bahwa telah terjadi peningkatan daerah

kekosongan (depletion region). Peningkatan daerah (depletion region) tersebut

disebabkan oleh peningkatan prategangan balik (reverse bias) pada gate.

Peningkatan daerah kekosongan (depletion region) tersebut akhirnya

menyebabkan saluran (channel) menjadi terputus (cut off).

4. voltVGS 0 dan DSV dinaikan.

Pada peristiwa yang telah diuraikan tersebut kita dapat melihat bahwa sebuah

JFET adalah sebuah komponen semikonduktor yang pengoperasiannya

dikendalikan oleh tegangan (voltage-controlled device). Untuk pengoperasian

sebuah JFET saluran-P (P-channel) adalah sama dengan pengoperasian JFET

saluran-N (N-channel), namun hanya berbeda pada pembawa-pembawa

mayoritasnya (majority carriers), yaitu lubang-lubang (holes) serta polaritas dari

DDV dan GSV adalah terbalik.

Page 7: JFET

208

8.4 Parameter Transistor Efek Medan (FET)

Pada prinsipnya ada 9 (sembilan) parameter pada FET yang sebaiknya

diketahui untuk mengoperasikan FET tersebut, yaitu:

1. Arus drain – prategangan kosong (drain current for zero bias)

2. Arus balik gate (gate reverse current).

3. Arus putus drain (drain cut off current).

4. Tegangan breakdown gate-source (gate-source breakdown voltage).

5. Tegangan petik gate-source (gate-source pinch off voltage)

6. Transkonduktansi maju sinyal kecil

(small-signal forward transconductance).

7. Tahanan drain-source dc (dc drain-source resistance).

8. Kapasitansi masukan (input capacitance).

9. Kapasitansi hantar balik (reverse transfer capacitance).

8.4.1 Arus Drain – Prategangan Kosong (Drain Current For Zero Bias)

Pada dasarnya arus drain – prategangan kosong atau yang disebut juga

dengan drain current for zero bias merupakan arus drain yang mengalir ketika

gate dihubung singkat (short circuited) ke source 0GSV . Secara matematis

arus drain – prategangan kosong (drain current for zero bias) disimbolkan dengan

DSSI .

8.4.2 Arus Balik Gate (Gate Reverse Current)

Pada dasarnya arus balik gate atau yang disebut juga dengan gate reverse

current merupakan arus bocor (leakage current) yang mengalir di antara gate dan

source saat terminal source dan gate sedang berkondisi prategangan balik (reverse

bias). Secara matematis arus balik gate (gate reverse current) disimbolkan dengan

GSSI .

8.4.3 Arus Putus Drain (Drain Cutoff Current)

Pada dasarnya arus putus drain atau yang disebut juga dengan drain cutoff

Page 8: JFET

209

current merupakan arus drain yang mengalir ketika JFET dibuat berkondisi

prategangan (biased) pada kondisi putusnya (off). Secara matematis arus putus

drain (drain cutoff current) disimbolkan dengan offDI ,

8.4.4 Tegangan Kerusakan Source-Gate

(Gate-Source Breakdown Voltage)

Pada dasarnya tegangan kerusakan source-gate atau yang disebut juga

dengan gate-source breakdown voltage merupakan tegangan balik maksimum

yang dapat diberikan untuk melintasi terminal gate dan source tanpa merusak

JFET. Secara matematis tegangan kerusakan source-gate (gate-source breakdown

voltage) disimbolkan GSSBV .

8.4.5 Tegangan Petik Source-Gate (Gate-Source Pinch off Voltage)

Pada dasarnya tegangan petik source-gate atau yang disebut juga dengan

gate-source pinch off voltage merupakan tegangan gate ke source yang

menyebabkan nilai DSSI berkurang sebesar %1 dari nilai maksimum saat JFET

diberikan tegangan drain-source. Secara matematis tegangan petik source-gate

(gate-source pinch off voltage) disimbolkan dengan PV .

8.4.6 Transkonduktansi Maju Sinyal Kecil

(Small-Signal Forward Transconductance)

Pada dasarnya transkonduktansi maju sinyal kecil atau yang disebut juga

dengan small-signal forward transconductance merupakan perbandingan dari

sebuah perubahan kecil pada arus drain terhadap sebuah perubahan kecil pada

tegangan gate-source pada hubungan source bersama (common source). Secara

matematis tarnskonduktansi maju sinyal kecil (small-signal forward

transconductance) disimbolkan dengan fsg , parameter tersebut merupakan

sebuah petunjuk dari penguatan JFET.

Page 9: JFET

210

8.4.7 Tahanan Source-Drain DC (DC Drain-Source Resistance)

Pada dasarnya tahanan source-drain dc atau yang disebut juga dengan dc

drain-source resistance merupakan perbandingan dari tegangan dc drain-source

terhadap arus dc drain. Tahanan source-drain dc (dc drain-source resistance)

tersebut umumnya diukur saat voltVGS 0 dan disimbolkan dengan DSr .

8.4.8 Kapasitansi Masukan (Input Capacitance)

Pada dasarnya kapasitansi masukan atau yang disebut juga dengan input

capacitance merupakan kapasitansi masukan sinyal kecil pada JFET di dalam

hubungan source bersama (common source) saat voltVDS 0 . Secara matematis

kapasitansi masukan (input capacitance) tersebut disimbolkan dengan issC .

8.4.9 Kapasitansi Hantar Balik (Reverse Transfer Capacitance)

Pada dasarnya kapasitansi hantar balik atau yang disebut juga dengan reverse

transfer capacitance merupakan kapasitansi diantara drain dan gate pada JFET

didalam hubungan source bersama (common source) saat voltVDS 0 . Secara

matematis kapasitansi hantar balik (reverse transfer capacitance) tersebut

disimbolkan dengan rssC .

8.5 Rangkaian Transistor Efek Medan (JFET)

Pada dasarnya JFET banyak dimanfaatkan pada berbagai aplikasi. Berikut ini

adalah analisa dari beberapa rangkaian yang menggunakan JFET.

8.5.1 Rangkaian Dasar Transistor Efek Medan (Base Bias)

Pada prinsipnya rangkaian dasar dari sebuah JFET merupakan sebuah

rangkaian self-bias. Rangkaian self-bias seperti yang terlihat pada gambar 8.5 (a)

dan (b) tersebut adalah jenis rangkaian prategangan JFET yang umum digunakan

oleh JFET tersebut. Rangkaian self-bias tersebut disusun bersama dengan 3 (tiga)

buah resistor SG RR , dan DR serta dioperasikan dengan membuat kondisi

Page 10: JFET

211

persambungan gate-source (gate-source junction) berkondisi prategangan balik

(reverse bias). Kondisi prategangn balik (reverse bias) pada rangkaian self-bias

pada JFET tersebut membutuhkan sebuah GSV untuk sebuah JFET saluran-N (N

channel) seperti yang terlihat pada gambar 8.5(a) dan sebuah GSV untuk sebuah

JFET saluran-P (P channel) seperti yang terlihat pada gambar 8.5(b).

(a) (b)

Gambar 8.5. (a) dan (b). Rangkaian self-bias pada sebuah JFET.

Pada rangkaian tersebut terlihat bahwa GR tidak menyebabkan prategangan

(bias) pada JFET karena tidak ada tegangan yang melintasi GR tersebut.

Pada rangkaian self-bias untuk JFET saluran-N (N channel) tersebut terlihat

bahwa SI menghasilkan sebuah tegangan jatuh yang melintasi 3R . Tegangan

jatuh yang melintasi 3R tersebut menyebabkan source menjadi positif terhadap

ground. Pada rangkaian tersebut nilai arus source adalah sama dengan arus drain

DS II dan tegangan gate adalah voltVG 00 , maka tegangan gate-source

pada rangkaian tersebut adalah:

SDSDSGG RIRIVVV 0

SDGS RIV

Page 11: JFET

212

Sedangkan untuk JFET saluran-P (P channel) pada rangkaian self bias, nilai

tegangan gate-source adalah bernilai positif SDGS RIV

Tegangan drain ke ground pada rangkaian tersebut adalah:

DDDDD RIVV

Maka tegangan drain-source pada rangkaian tersebut adalah:

SDDDDSDDS RRIVVVV

8.5.5 Rangkaian Dengan Pembagi Tegangan

Gambar 8.6. Rangkaian JFET dengan

pembagi tegangan (voltage divider).

Pada umumnya sebuah JFET

digunakan dengan sebuah pembagi

tegangan atau yang disebut juga dengan

voltage divider. JFET yang disusun

bersama dengan pembagi tegangan

(voltage divider) tersebut harus

memiliki tegangan source yang bernilai

lebih positif daripada tegangan pada

gate. Tegangan source yang bernilai

positif dari tegangan gate tersebut akan

menyebabkan JFET menjadi berkondisi

prategangan balik (reverse bias).

Perhatikan rangkaian JFET dengan

pembagi tegangan (voltage divider)

seperti yang terlihat pada gambar 8.6 di

samping ini.

Pada rangkaian JFET dengan pembagi tegangan tersebut nilai tegangan

source adalah:

SDS RIV

Pada gate terlintas tegangan pembagi yang diatur oleh 1R dan 2R ,yaitu

sebesar:

Page 12: JFET

213

DDG VRR

RV

21

2

Sedangkan tegangan gate-source adalah:

SGGS VVV

Maka tegangan source adalah:

GSGS VVV

Arus drain pada rangkaian JFET tersebut adalah:

S

SD R

VI

S

GSGD R

VVI