Upload
others
View
214
Download
16
Embed Size (px)
Citation preview
Kegiatan Belajar 2 1
Kegiatan Pembelajaran 2
Jenis-jenis Media pembelajaran Seni
Rupa
Seperti telah diuraikan dalam kegiatan belajar sebelumnya tentang
pemilihan media, pemanfaatan berbagai jenis media ini harus dengan berbagai
pertimbangan. Secara umum media pembelajaran terbagi dalam empat kelompok
yaitu media grafis, media tiga dimensi, media proyeksi dan lingkungan. Masing-
masing kelompok memiliki berbagai jenis media dengan karakteristiknya yang
khas.
Dalam pembelajaran seni rupa, selain sebagai penyampai informasi, media
juga sekaligus digunakan sebagai contoh atau model karya seni rupa. Sebagai
contoh, guru menggunakan gambar kartun untuk menjelaskan proses pembuatan
mainan yang digerakan oleh tali. Siswa kemudian mencoba mengikuti dan
memahami teknik dan proses pembuatan mainan melalui gambar kartun yang ada
di hadapannya. Selanjutnya, guru dapat menjelaskan bahwa gambar kartun
tersebut merupakan salah satu karya seni rupa yang difungsikan sebagai media
informasi atau sebagai ilustrasi teks proses pembuatan mainan dari bahan tali.
Setelah itu guru juga dapat menerangkan tentang berbagai unsur visual yang ada
dalam gambar kartun tersebut Dengan demikian siswa tidak hanya memahami
cara pembuatan mainan dari bahan tali, tetapi bertambah pemahamannya tentang
kartun sebagai karya seni rupa.
Beberapa media pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam
pembelajaran seni rupa di sekolah dasar diantaranya sebagai berikut:
A. Media grafis (Media dua dimensional)
Media grafis kerap di sebut juga media pembelajaran dua dimensional,
karena fokus perhatian dalam penggunaan media ini cenderung pada satu bidang
Kegiatan Belajar 2 2
atau permukaan saja yang umumnya dibatasi ukuran panjang dan lebar. Seperti
telah diuraikan dalam tulisan sebelumnya, selain sebagai media pembelajaran,
media dua dimensional ini sekaligus juga berfungsi sebagai karya seni rupa.
Kreativitas guru menggunakan media-media ini dalam proses pembelajaran selain
dapat memfungsikannya sesuai tujuan penggunaan media pembelajaran, sekaligus
memberikan wawasan tentang berbagai bentuk karya seni rupa dua dimensional.
Jenis-jenis media pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran seni
rupa tersebut diantaranya :
1. Gambar/Sketsa.
Gambar merupakan media pembelajaran visual yang penting tetapi mudah
didapat. Penting sebab dapat memberi penggambaran visual yang konkrit tentang
sesuatu masalah yang akan diinformasikan. Melalui gambar orang dapat
menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas lebih
daripada yang dapat diungkapkan oleh kata-kata, baik yang ditulis maupun yang
diucapkan. Gambar telah lama digunakan sebagai media pembelajaran serta dapat
digunakan terus dengan efektif dan mudah. Selain dan itu gambar mudah didapat
dari berbagai sumber atau diproduksi sendiri sebagai media komunikasi maupun
sebagai karya seni.
Gambar/sketsa karya Betara Lubis
Kegiatan Belajar 2 3
Gambar ilustrasi karya Suryadi
Menjelaskan pembuatan topeng kertas melalui gambar
Kegiatan Belajar 2 4
Tentang bagaimana gambar dapat dijadikan media belajar dan bagaimana
persyaratannya, penelitian Selth Spaulding, Edmund Faison, dan Mabel Rudisill
(Brown dkk. 1959) menyimpulkan temuan-temuan antara lain bahwa: (a) gambar
ilustrasi dapat menjadi perangkat pembelajaran yang dapat menarik minat siswa
(b) gambar ilustrasi membantu siswa lebih bisa menafsirkan dan mengingat isi
materi teks (c) gambar harus berkaitan dengan materi pelajaran dan ukurannya
cukup besar (d) gambar berwarna lebih menarik siswa dari pada gambar hitam
putih (e) penyajian visual yang sempurna realismenya adalah pewarnaan.
2. Foto.
Foto candi borobudur sebagai salah satu karya seni rupa Indonesia
Kegiatan Belajar 2 5
Penggunaan foto sebagai media pembelajaran seni rupa sangat bermanfaat
untuk menunjukkan berbagai jenis karya seni rupa yang karena bentuk dan
letaknya tidak memungkinkan untuk dihadirkan di dalam kelas. Walaupun
demikian penggunaan foto sebagai media pembelajaran seni rupa perlu kehati-
hatian terutama saat guru ingin menghadirkan reproduksi karya seni rupa yang
memiliki warna-warna yang kompleks. Seperti kita ketahui, penggunaan warna
dalam karya seni adakalanya memiliki arti atau makna tertentu. Perubahan warna
dapat menyebabkan perbedaan penafsiran dan kesalahan dalam analisis. Foto
reproduksi karya seni rupa diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak merubah
proporsi dan warna aslinya.
Selain untuk menyampaikan informasi keragaman karya seni rupa, foto
juga dapat digunakan untuk menyampaikan informasi proses pembuatan karya
seni, pengenalan tokoh seniman dan eksperimentasi berkarya menggunakan
medium cahaya. Apabila memungkinkan (peralatan fotografi tersedia di sekolah)
siswa juga dapat mencoba untuk membuat karya seni fotografi, belajar memilih
dan menentukan sudut pandang yang baik dalam pengambilan gambar.
Penggunaan foto yang berkualitas sekaligus juga mendidik siswa meningkatkan
kemampuan apresiasinya untuk memilih dan menentukan foto yang baik sesuai
peruntukannya. Melalui karya fotografi juga siswa dapat dilatih untuk
mendeskripsi dan menganalisis karya seni rupa berdasarkan tema, objek, unsur-
unsur dan prinsip-prinsip seni rupa
Kegiatan Belajar 2 6
Foto reproduksi karya seni lukis
3. Diagram
Sebuah diagram lebih menyerupai peta dari pada gambar. Dalam
pembelajaran seni rupa, diagram dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan
potongan karya seni bangunan. Seperti pada gambar di atas, yang menjelaskan
tentang denah bangunan kuno di India. Diagram ini dapat juga digunakan untuk
menjelaskan bagian-bagian atau prinsip kerja sebuah alat atau mesin.
Menggunakan diagram sebagai media pembelajaran harus memperhatikan
Kegiatan Belajar 2 7
karakteristik peserta belajarnya. Komposisi yang tepat dan penggunaan unsur-
unsur grafis, bentuk huruf serta warna yang menarik dapat mempertinggi
perhatian siswa terhadap informasi yang disampaikan.
4. Bagan/Chart
Seperti halnya diagram bagan juga digunakan untuk menunjukkan bagian-
bagian dari suatu kesatuan. Bedanya, bagan lebih menekankan kepada suatu
perkembangan atau suatu proses atau susunan suatu organisasi. Bagan seringkali
disertai oleh gambar atau simbol untuk memperkuat pemahaman peserta belajar
atau orang yang melihatnya. Dalam pembelajaran seni rupa, bagan dapat
digunakan untuk menjelaskan perkembangan seni rupa disuatu daerah atau
menjelaskan susunan organisasi pameran. Seperti juga karya grafis lainnya, bagan
yang digunakan dalam pembelajaran seni rupa tidak saja memperhatikan
ketepatan isi informasi, tetapi juga harus memperhatikan penampilannya.
Penataan unsur-unsur grafis menggunakan prinsip-prinsip desain yang tepat dapat
membantu meningkatkan kualitas apresiasi siswa terhadap karya seni rupa
khsususnya karya desain komunikasi visual.
Kegiatan Belajar 2 8
5. Grafik
Grafik adalah gambar sederhana yang digunakan untuk menggambarkan
data kuantitatif yagn akurat dalam bentuk yang menarik dan mudah dimengerti.
Dengan mengalihkan data angka ke dalam bentuk grafik, arti dari angka-angka
tersebut menjadi lebih jelas. Grafik banyak digunakan untuk menjelaskan
perkembangan dan perbandingan sesuatu supaya dapat menyajika dengan jelas
dan ringkas data statistik yang diwakilinya. Dalam pembel;jaran seni rupa grafik
mungkin tidak terlalu banyak digunakan kecuali sebagai latihan berkarya seni
terapan bagi siswa yang diintegrasikan pada mata pelajaran lain.
6. Komik dan Kartun
Kegiatan Belajar 2 9
Gambar kartun dari Film animasi Tom and Jerry
Gambar kartun sekelompok anak-anak sedang bermain musik
Kegiatan Belajar 2 10
Komik dan kartun adalah bentuk media gambar grafis yang masih cukup populer.
Jikapada media poster bisa berupa gambar foto, maka komik dan kartun
sepenuhnya adalah lukisan atau gambar tangan. Bagi anak-anak penggambaran
sesuatu seringkali lebih menarik jika ditampilkan secara karikatural. Melukis dan
menggambar komik dan kartun perlu ketrampian teknis artistik khusus pula, tapi
jangan berkecil hati, apabila kita tidak bisa menggambar, cukup merancang ide
ceritanya saja lalu meminta seseorang yang pandai menggambar untuk
mewujudkan cerita tersebut. Apabila tidak ada, cobalah untuk menggambar
sendiri, karena gambar komik atau kartun sebenamya tidak perlu bagus dan
menyerupai aslinya, bahkan sebagai gambar karikatural, biasanya justru sengaja
didistorsi, misalnya gambar orang yang tidak proporsional dengan kepala besar
dan badan sangat kecil. Yang penting, orang faham itu gambar manusia, bukan
gambar kucing Gambar-gambar komik dan kartun umumnya bahkan hanya dibuat
ganis-luar (outline) nya saja yang menggambarkan sosok (posture) atau gerak
(gesture) dan ungkapan perasaan (mimics, expression) dari satu objek.
Mempergunakan komik dan kartun dalam pembelajaran seni rupa selain untuk
menyampaikan informasi juga dapat digunakan untuk mempelajari gambar kartun
dan komik sebagai salah satu karya seni rupa.
Kegiatan Belajar 2 11
7. Poster
(sumber: A.H. Suleiman, 1985)
Sebagai media pembelajaran poster digunakan untuk menyampaikan pesan
yang bersifat persuasif. Dalam pembelajaran seni rupa, penggunaan poster
sekaligus juga memberikan informasi tentang poster itu sendiri sebagai salah satu
Kegiatan Belajar 2 12
jenis seni rupa terapan. Siswa dapat diajak untuk mengapresiasi berbagai bentuk
poster, menilai ketepatan pesan yang disampaikan dan kesesuaian penggunaan
berbagai unsur dan prinsip-prinsip desain.. Selanjutnya siswa juga dapat diajak
untuk berkarya seni rupa dengan membuat poster secara individu maupun
berkelompok dengan tema yang ditentukan oleh guru ataupun yang dipilihnya
sendiri. Hasil karya ssiswa ini kemudian dipresentasikan dan ditanggapi bersama-
sama siswa lainnya..
8. Peta dan Globe
Dalam pembelajaran seni rupa, peta atau globe dapat digunakan secara
terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya. Secara khusus petadan globe dapat
digunakan untuk menjelaskan posisi berbagai pusat kegiatan dan atau
perkembangan seni rupa. Hal tersebut sangat bermanfaat dalam memperkaya
wawasan apresiasi siswa mengenal berbagai tempat di Nusantara maupun di
mancanegara yang menghasilkan karya seni rupa. Dalam pembelajaran seni rupa,
penggunaan peta atau globe ini sebaiknya dilengkapi dengan media gambar, foto
atau model bentuk-bentuk karya seni rupa dari berbagai daerah yang ditunjukkan
pada peta atau globe. Apabila memungkinkan dapat juga disertai dengan
pemutaran film yang menunjukkan kegiatan produksi seni rupa di berbagai
tempat.
Bola dunia atau globe yang menunjukkan berbagai tempat dipermukaan bumi
Kegiatan Belajar 2 13
9. Media Papan
Media pembelajaran berbentuk papan terdiri dari beberapa jenis seperti
papan tulis, papan flanel, papan magnit, papan display dan sebagainya.. Seperti
juga media pembelajaran lainnya, dalam pembelajaran seni rupa, media papan
berfungsi tidak hanya sebagai penyempai informasi, tetapi juga digunakan sebagai
media untuk berkreasi.
Papan tulis dapat digunakan untuk memotivasi siswa dalam pelajaran
menggambar. Guru memberikan stimulus dengan berbagai bentuk sederhana yang
kemudian dapat dikembangkan oleh siswa pada lembar kerjanya.. Bagi kelas-
kelas rendah, papan tulis dapat digunakan untuk memperkenalkan konsep bentuk
geometris sederhana seperti lingkaran, segi empat, segi tiga dan sebagainya.
Adapun papan flanel, papan magnit dan papan display, digunakan untuk
menjelaskan proses atau memperagakan hasil karya seni siswa maupun karya seni
orang lain. Siswa dirangsang untuk berkarya seni dengan menunjukkan berbagai
reproduksi karya seni rupa. Selanjutnya siswa juga dapat dilatih kepekaannya
dalam menggunakan unsur-unsur dan prinsip-prinsip desain untuk menata gambar
dan unsur-unsur visual lainnya pada media papan tersebut. Karya siswa yang
ditampilkan dalam papan peraga dapat menumbuhkan kepercayaan diri bagi
merka dan dorongan untuk terus berkarya.
Seorang anak menggunakan papan flanel untuk belajar berhitung
Kegiatan Belajar 2 14
(sumber: A.H. Suleiman, 1985)
Beberapa contoh penataan unsur-unsur visual pada papan peraga
B. MEDIA TIGA DIMENSIONAL
Model padat, model penampang, model susun, model kerja, model mock-
up, diorama, bak pasir dan pameran, adalah sebagian dari media pembelajaran tiga
dimensional. Media pembelajaran visual tiga dimensi terbagi atas dua kelompok;
yaitu. Kelompok pertama: Benda asli, model, alat tiruan sederhana atau mock-up
dan barang contoh atau specimen (baca: spesimen) dan Kelompok kedua:
Diorama, pameran dan bak pasir. (A.H. Suleiman, 1985)
1. Benda asli.
Sebelum menggunakan berbagai macam media audio-visual, maka benda
asli harus menjadi prioritas karena benda asli merupakan media yang paling
efektif untuk mengikutsertakan berbagai indera dalam belajar, hal ini disebabkan
benda asli mempunyai ukuran besar, tekstur, berat, warna, bahkan ada kalanya
disertai gerak dan bunyi di samping keasliannya. Anak-anak lebih banyak belajar
dari mengolah tanah liat, kemudian mencoba membentuknya menjadi berbagai
bentuk daripada mendengar uraiannya. Begitu pula baginya lebih berkesan
mencoba mengikat kain dan mencelupnya dalam proses pembuatan batik daripada
Kegiatan Belajar 2 15
membaca keterangannya. Bagi seorang anak mencoba membuat berbagai bentuk
binatang menggunakan kertas lipat atau mencoret-coret menggunakan cat di atas
kanvas akan lebih berkesan dan bermakna daripada mendengar dan mehihat cara
pembuatannya di televisi.
Ketiga contoh di atas termasuk golongan pengalaman nyata yang tidak
mudah dilupakan. Seperti telah disebutkan di atas, dengan pengalaman nyata
melibatkan orang yang belajar secara keseluruhan, baik fisik maupun indera dan
inteleknya. Dalam hal demikian belajar dengan cara seperti itu memberi
rangsangan bagi keinginan untuk lebih banyak mengetahui. Di bawah pimpinan
seorang guru, pengalaman nyata tersebut akan menimbulkan diskusi yang
spontan.
Perlu digarisbawahi, bahwa yang disebut benda asli adalah benda dalam
keadaan sebenarnya dan seutuhya. Sebilah keris atau topeng adalah benda asli
karya seni rupa tradisional Indonesia. Akan tetapi keris tanpa hulu bukan benda
asli lagi, melainkan sebagian daripadanya. Begitu pula topeng yang telh dirubah
dari ukuran sebenarnya menjadi benda cidera mata tidak dapat dikatakan benda
asli melainkan benda model. Juga katak yang diawetkan yang digunakan sebagai
contoh dalam menggambar tidak lagi termasuk benda asli, tetapi disebut specimen
atau barang contoh.
Memperlajari sesuatu dari buku adalah satu metoda belajar. Kita dapat
behajar dari buku dengan baik, kalau pelajaran yang terdapat di dalamnya
dihubungkan kepada sesuatu yang nyata dalam lingkungan yang sesungguhnya.
Semua pelajaran demikian lebih mudah dimengerti dan lebih permanen dalam
ingatan jika dipelajani melahui hubungannya dengan benda sebenarnya. ini
merupakan prinsip dasar dan pendidikan. Oleh karena itu selagi memungkinkan,
kita harus menggunakan benda asli lebih dahulu sebelum menggunakan alat
peraga yang lain.
Dalam pembelajaran seni rupa penggunaan benda asli termasuk juga
menggunakan karya seni rupa yang asli (bukan reproduksinya dalam bentuk foto).
Lukisan, patung, batik, anyaman, topeng, dan sebagainya akan lebih bermakna
jika diperkenalkan kepada siswa secara langsung.
Kegiatan Belajar 2 16
2. Model
Walaupun pada tulisan di atas dikatakan, bahwa kita sebaiknya
menggunakan benda aslilebih dahulu sebelum menggunakan alat peraga hainnya,
namun ada kalanya walau kita berhadapan dengan benda asli sekali pun, kita toh
tidak dapat mempelajarinya. Sebagai contoh: Kalau kita dapat mengunjungi
sebuah Pusat Industri Keramik dan berdiri di rnuka sebuah tungku pembakaran,
kita tidak akan banyak mendapat pengertian tentang bagaimana tungku itu
bekerja, walau tungku yang dihadapi itu benda asli sekali pun. karena tungku itu
tertutup saat bekerja. Namun kalau pun kita dapat melihatnya, ada kemungkinan
bagian-bagian yang rumit membingungkan kita atau terlalu berbahaya untuk
diamati dari dekat. Begitu pula kita bisa mehthat gerhana matahari atau gerhana
bulan, namun kita tidak akan pernah dapat mehihat posisi bulan dan matahari
yang sebenarnya yang menyebabkan gerhana itu. Oleh karena itu baik untuk
tungku pembakaran maupun untuk matahari dan bulan harus ada model untuk
memperhihatkan apa yang hendak diketahui itu.” Model dapat diartikan sebagai
sesuatu yang dibuat dengan ukuran tiga dimensi, sehingga menyerupai benda
aslinya untuk menjelaskan hal-hal yang tak mungkin kita peroleh dan benda
sebenarnya. Benda asli yang dibuat modelnya itu bisa sangat besar seperti bumi
dan bulan, atau sangat kecil seperti binatang bersel satu. Bisa tidak bergerak
seperti gedung, atau organisme yang hidup seperti jantung dan bisa rumit seperti
mesin jet. Beberapa model dapat kita buat sendiri dengan menggunakan alat dan
bahan sederhana bahkan menggunakan material bahan limbah.
3. Barang Contoh atau Specimen
Sebagai ganti benda sebenarnya, selain model dapat pula digunakan
barang untuk contoh atau singkatnya barang contoh. Barang contoh disebut
specimen dalam bahasa aslinya. Yang dimaksud dengan barang contoh atau
specimen ialah sebagian dan sejenis atau sebagian dan sekelompok benda yang
sama untuk dijadikan contoh. Segenggam beras dari segoni atau selembar kertas
dan satu rim disebut specimen. Tiap kali BankIndonesia mengeluarkan uang
Kegiatan Belajar 2 17
kertas baru, selalu ada lembaran pengumuman dengan gambar uang kertas
tersebut yang di atasnya tercetak perkataan specimen sebagai barang contoh.
Murid-murid dapat mengumpulkan bermacam-macam kulit yang menjadi
bahan baku untuk membuat berbagai barang kerajinan. Atau bermacam-macam
batik untuk mengetahui motif dan bahan yang digunakan. Atau berbagai hasil
karya kerajinan dan bermacam-macam mutu cindera mata yang dihasilkan oleh
sebuah industri kerajinan. Semua specimen itu tentu haruas ada sangkut pautnya
dengan pelajaran yang sedang digarap. Tujuan mengumpulkan specimen tersebut
selain untuk memperjelas pelajaran juga untuk:
a. Menimbulkan perhatian kepada subyek yang sedang digarap.
b. Merangsang minat untuk meluaskan pengetahuan.
c. Mendorong untuk berfikir dan menyelidiki sendiri.
d. Menyediakan bahan untuk membuat papan peragaan atau pameran.
Barang contoh atau specimen yang dapat digunakan, hendaknya diberi
tempat atau wadah yang baik. Specimen batik dan kulit dapat dikaitkan pada
selajur karton. Benda-benda kerajinan dapt disimpan dalam sebuah kotak. Pada
tiap tempat barang contoh atau specimen direkatkan kartu dengan nama, tempat
dan tanggal barang itu diperoleh.
4. Mock-Up
Benda tiruan sederhana atau mock-up banyak digunakan dalam pendidikan
teknik dan industri untuk menjelaskan bekerjanya bagian-bagian dan sebuah alat
atau mesin. Dalam pendidikan kemiliteran misalnya, mock-up digunakan untuk
menerangkan fungsi bagian-bagian sebuah senjata. Alat tiruan sederhana atau
mock-up yang dimaksud adalah tiruan dan benda sebenarnya di mana sengaja
dipilih bagian-bagian yang penting dan diperlukan saja dan dibuat sesederhana
mungkin supaya mudah mempelajarinya. Umumnya pada mock-up ada bagian-
bagian yang dapat digerakkan. Gerak itu selain menjelaskan, sangat efektif untuk
belajar, sebab mengikat perhatian. Selain dari itu menambah realitas. Oleh karena
itu dapat menjurus kepada pengertian yang Iebih balk. Contoh dan mock-up yang
paling sederhana adalah jam dan karton tebal yang jarum-jarumnya dapat
Kegiatan Belajar 2 18
digerakkan untuk mengajar anak-anak membaca waktu. Dalam pelajaran seni rupa
mock-up dapat menjelaskan bekerjanya sebuah alat cetak saring, mesin pemutar
keramik dsb.
4. Diorama
Diorama merupakan media pembelajaran yang sangat menarik. Yang
disebut diorama adalah suatu komposisi tiga dimensi untuk memperagakan suatu
keadaan dalam ukuran kecil. Dalam komposisi itu terdapat benda-benda tiga
dimensi dalam ukuran kecil pula. Benda-benda kecil itu dapat berupa orang-
orangan, pohon-pohonan, rumah-rumahan dan lain-lain sebagainya, yang ditata
seperti alam sebenarnya dalam ukuran mini. Yang dapat dibuatkan dioramanya
misalnya: ruangan pameran di sekolah, lengkap dengan orang (pengunjung) dan
karya seni yang akan dipamerkannya. Orang-orangan yang terdapat dalam
diorama itu pakaiannya harus seperti pakaian pengunjung pameran sekolah. Selain
ruang pameran dapat juga dibuatkan diorama untuk menggambarkan suasana
studio atau bengkel kerja lengkap dengan orang-orangan sedang berkarya seni
dengan latar belakang alat-alat dan perabotan tempat kerja.
Diorama digunakan dalam pembelajaran untuk membantu memeberikan
gambaran kepada siswa sebuah kondisi yang sudah terjadi (sejarah) atau suasana
yang sulit untuk dihadirkan secara langsung didalam kelas. Dalam pembelajaran
seni rupa, diorama dapat digunakan untuk mengembangkan ide atau gagasan
berkarya seni disamping melatih kepekaan penataan unsur-unsur rupa, kepekaan
terhadap ruang dengan penataan pada bidang tiga dimensi. Diorama juga dapat
dijadikan materi pembelajaran seni rupa tiga dimensi.
Kegiatan Belajar 2 19
(sumber: A.H. Suleiman, 1985)
5. Pameran
Yang disebut pameran adalah penyajian visual dengan benda-benda dua
dan tiga dimensi, dengan maksud mengkomunikasikan ide atau informasi kepada
orang banyak. Dalam pembelajaran seni rupa pameran berfungsi untuk
mengenalkan karya seni atau menginformasikan dan mengkomunikasikan gagasan
seorang seniman melalui karyanya. Selain memamerkan karya seni, pameran juga
dapat digunakan dalam situasi belajar dan mengajar di sekolah. Melalaui pemeran
siswa dapat mengaktualisasikan dirinya melalui karya seni buatannya dan belajar
untuk menghargai karya orang lain melalui karya teman-temannya. Melalaui
pameran siswa juga dapat diajak untuk mengenal dan mencintai karya seni budaya
bangsanya sendiri dengan penataan dan perencanaan yang baik guru dan sekolah
dapat menghadirkan berbagai karya seni rupa yang tersebar diberbagai pelosok
Nusantara. Dalam pameran tersebut guru dapat menggunakan benda asli, mock-up
maupun model dari berbagai karya seni tiga dimensi atau menggunakan foto dan
Kegiatan Belajar 2 20
gambarnya. Pameran pada dasarnya memadukan penataan media dua dimensi
pada papan peraga dengan penataan benda-benda(media) tiga dimensi dalam
ruangan.
C. MEDIA PROYEKSI DAN AUDIO VISUAL
Walaupun karakteristik media proyeksi dan media audio visual ini tidak
persis sama, tetapi keterkaitannya sebagai media elektronik yang memproyeksikan
(gambar dan suara) menyebabkan beberapa jenis media ini kerap disebut juga
media pembelajaran elektronik. Media proyeksi dapat pula dibedakan menjadi
media proyeksi diam dan media proyeksi citra bergerak.
1. Media proyeksi diam (still proyected medium)
Media proyeksi diam terdiri dari (a) Film bingkai (slide)-OHP, (b) Film
rangkai, (c) Transparansi (OHT) dan (d) Proyektor tak tembus pandang (opaque
projector). Kelebihan media ini dibandingkan media dua dimensi cetak adalah
penggunaannya yang lebih fleksibel. Ukuran objek yang ditampilkan dapat
diperbesar dan diperkecil sesuai kebutuhan bahkan untuk kelas-kelas besar. Tata
cahaya dan pengambilan gambar (objek) yang baik akan membuat media ini
semakin menarik. Dalam pembelajaran seni rupa, media proyeksi diam dapat
digunakan untuk menginformasikan gagasan dan bentuk karya seni serta proses
pembuatan karya seni.
2. Media proyeksi citra bergerak (media audio visual)
Pada masa sekarang, media pembelajaran berupa alat-alat audio-visual
semakin berkembang, sejalan dengan kemajuan teknologi, khususnya teknologi
informasi dan komunikasi. Kelebihan media ini dibandingkan media proyeksi
diam adalah kemampuannya untuk menampilkan gerak dan bahkan suara. Guru
perlu mengikuti arus perkembangan ini, sehingga pada situasi yang
memungkinkan dapat memanfaatkan sumber belajar ini.
Beberapa kelebihan media audio visual antara lain:
1. Menghindarkan verbalisme. (mengenal kata-kata, tak tahu maknanya).
Penggunaan alat-alat audio visual dipandang memiliki kelebihan,
Kegiatan Belajar 2 21
sebagaimana dinyatakan para ahli audio visual, berdasar penelitian, bahwa
alat-alat audio-visual dapat menyampaikan informasi dengan cara yang
lebih kongkrit atau lebih nyata dibandingkan dengan yang dapat
disampaikan melalui kata-kata yang diucapkan, dicetak atau ditulis
(Sulaieman, 1985: 17).
2. Mendorong keinginan untuk mengetahui lebih banyak. Jika seorang siswa
melihat suatu tayangan, ia mungkin tertarik oleh suatu objek karena
keanehannya atau keunikannya, atau karena mengingatkan akan apa yang
pernah didengarnya. Contoh, bentuk patung Budha terbesar di dunia, atau
dekorasi pada dinding istana Alhambra mungkin menampilkan detail yang
diluar dugaan siswa.
3. Mengekalkan pengertian yang didapat. Apa-apa yang diterima melalui alat
audio-visual biasanya lebih tahan lama.
Beberapa jenis media pembelajaran audio visual ini diantaranya: (a) Film,
(b) Film gelang, (c) Program Televisi dan (d) Video tape/CD/DVD
D. Media Audio
Karena penekanan pembelajaran seni rupa adalah pada aspek visual, maka
penggunaan media audio tidak terlalu berperan kecuali sebagai variasi untuk
Kegiatan Belajar 2 22
merangsang gagasan atau menciptakan suasana yang mampu memberikan
stimulus berkarya seni. Misalnya dalam pembelajaran seni rupa, siswa diminta
untuk mendengarkan musik tertentu kemudian meminta mereka untuk
memvisualisasikan apa-apa yang didengar dalam bentuk karya seni lukis. Dengan
demikian menggunakan media audio dalam pembelajaran seni rupa lebih
mementingkan aspek bunyinya daripada informasinya.
Beberapa jenis media pembelajaran audio yang umum digunakan adalah
(a) Radio dan (b) Tape recorder. Walaupun demikian dalam pembelajaran seni
musik berbagai sumber bunyi dapat digunakan sebagai media pembelajaran sudio.
E. Media lingkungan
Seperti juga dalam mata pelajaran lainnya, pengalaman langsung
merupakan media yang paling berharga dan paling baik, sebab pengalaman
langsung dapat memberikan rangsangan yang lengkap dan kongkrit. Dalam
pembelajaran seni rupa, pembelajaran secara verbal kurang diminati anak-anak
SD sebab bahasa verbal menciptakan proses pemahaman abstrak. Kemampuan
anak-anak SD dalam berpikir abstrak masih terbatas. Pengalaman konkrit dan
bahasa visual (gambar) lebih menarik dan disukai anak-anak.
Melakukan karya wisata atau kunjungan ke sentra-sentra industri kerajinan
di berbagai tempat di tanah air, mengunjungi museum, galeri, studio seniman,
mengunjungai pameran dan berbagai aktivitas lainnya merupakan pengalaman
yang yang sangat penting dalam pembelajaran seni rupa. Para ahli seni rupa
berkeyakinan bahwa apresiasi yang berhadapan langsung dengan karya seninya
jauh lebih bermakna dari pada hanya sekedar melihat reproduksinya di buku atau
majalah. Melalui pengalaman langsung, siswa juga belajar untuk menghargai
berbagai karya seni rupa Nusantara dengan melihat secara langsung bagaimana
karya-karya seni tersebut dibuat.
Rangkuman
Jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran seni
rupa sangat bervariasi diantaranya media grafis, media tiga dimensi dan media
Kegiatan Belajar 2 23
proyeksi. Masing-msing media ini memiliki kelebihan dan kekuranganya sendiri.
Keterampilan dan kreativitas guru dalam pemanfaatan berbagai media tersebut
dapat mempertinggi hasil belajar yang diharapkan.
Perlu digarisbawahi bagi para pengajar seni rupa bahwa keuntungan yang
diperoleh dengan menggunakan media dalam pembelajaran seni rupa adalah
karena sebagian besar media pembelajaran adalah juga karya seni rupa (desain
komunikasi visual). Dengan demikian pemenfaatan media tidak saja sebagai
untuk menyampaikan informasi tetapi juga digunakan sebagai materi
pembelajaran, sebagai media apresiasi dan kreasi.
Latihan
1. Menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran seni rupa
memerlukan kreativitas dan keterampilan tersendiri. Selain harus
memahami karakteristik media yang digunakan, karakteristik materi yang
akan di sampaikanpun harus dipahami oleh guru. Cobalah pilih salah satu
materi pembelajaran seni rupa di Sekolah Dasar kemudian tentukan media
pembelajaran yang paling tepat untuk pokok bahasan tersebut. Diskusikan
dengan rekan-rekan anda alasan pemilihan media yang saudara pilih,
kelebihan dan kekurangannya, serta kemungkinan pengembangannya.
2. Pilih salah satu materi pelajaran seni rupa yang menurut saudara paling
sulit dipahami oleh siswa, kmuidian cobalah membuat media pembelajaran
yang menurut saudara dapat membantu menjelaskan materi pelajaran
tersebut. Deskripsikan dan presentasikan kelebihan dan kekurangan media
pembelajaran yang saudara buat tersebut di depan kelas.
Kegiatan Belajar 2 24
Test Formatif
Pilih satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan
1. Media pembelajaran di bawah ini termasuk media grafis kecuali
a. Kartun
b. Karikatur
c. Poster
d. Diorama
2. Yang harus diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran grafis adalah
a. Karakteristik pebelajar
b. Jarak tempuh ke sekolah
c. Usia guru yang menggunakan
d. harga media yang digunakan
3. Media pembelajaran tiga dimensi yang juga berfungsi sebagai karya seni
murni diantaranya adalah
a. Patung
b. globe
c. bangunan bersejarah
d. tidak ada yang benar
4. Kartun dan komik lebih disukai anak anak karena
a. banyak bercerita
b. banyak gambarnya
c. tidak terlalu serius
d. murah harganya
5. Dalam pembelajaran seni rupa, disamping untuk menyampaikan informasi,
media pembelajaran dapat digunakan sebagai
a. media komunikasi dengan guru
b. media ekspresi dan apresiasi
c. media komunikasi antar siswa
d. semuanya benar
6. Media pembelajaran yang dapat menampilkan informasi proses pembuatan
batik paling mendekati suasana sebenarnya adalah
a. Slide
b. film
c. diorama
d. papan peraga
7. Yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran diantaranya
adalah
a. Karakteristik peserta belajar
b. Materi pelajaran
c. Lingkungan belajar
d. semuanya benar
8. Papan peraga atau papan display dalam pembelajaran seni rupa berfungsi juga
untuk
a. menghalangi cahaya yang berlebihan
b. menempelkan foto-foto kegiatan
c. menampilkan pengumuman
d. memamerkan karya siswa
9. Keuntungan menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran seni rupa
yang tidak dimiliki pelejaran lain diantaranya adalah
a. Menghindari verbalisme
dibandingkan hanya dengan kata-
kata saja
b. Warna dan bentuknya yang menarik
c. Media pembelajaran sekaligus
sebagai karya seni rupa
d. Tidak mudah bosan
10. Termasuk kategori media lingkungan dalam pembelajaran seni rupa yaitu:
a. Mengunjungai museum
b. Mengunjungi galeri
c. Toko cindera mata
d. Film tentang seniman
Kegiatan Belajar 2 25
Daftar Pustaka
Alland, Jenny, 2002, The Arts in Schools: Beyond 2000, Queensland: QSA online
http://www.qsa.qld.edu au/yrs1-10/kla/arts/pdf/rp-jalan.pdf, diakses Juni
2003.
Bell, Malcom & Biott, Colin, 1997, “Using IT in Clasrooms, Experienced
Teachers and Student as Co Learners” dalam Somekh, Bridget dan Davis,
Niki,(Ed.), 1997, Using Information Technology Effectively in Teaching and
Learning, London and New York: Routledge.
Ganda, Nanang, et.al., (ed.), Seni Rupa dan Kerajinan, Bandung: Jurusan
Pendidikan Seni Rupa, FPBS-Universitas Pendidikan Indonesia
Geisert, Paul G. dan Futrell, Mynga K., Teachers, Computers, and Curriculum,
Allyn and Bacon, Boston-London, Toronto, Sydney-Tokyo-Singapore., 1995.
Hamalik, Oemar, 1986, Media Pendidikan, Bandung: Alumni
Pelfrey, Robert,& Pelfrey, Marry Hall, 1986 , Art and Mass Media, Los Angeles,
Harper and Row.
Rahardjo, Toto, et.al., (eds), 2001,Pendidikan Popular: Panduan untuk Rakyat,
Yogyakarta: INSIST
Rogers, Everett M., Communication Technology, The New Media in Society, The
Free Prees, MC Millan, New York, 1986.
Salisbury, David F., Five Technologies for Educational Change, Englewood Cliff,
New Jersey.
Schraam, Wilbur, 1984, Media Besar Media Kecil, Alat dan Teknologi Untuk
Pendidikan, (Terj.) Agafur, Semarang: IKIP Semarang Press.
Soeheoet, A. M. Hoeta, 2003, Media Komunikasi, Jakarta: Yayasan Kampus
Tercinta – IISIP Jakarta.
Suleiman, A.H., 1985, Media Audio Visual untuk Pengajaran, Penerangan, dan
Penyuluhan, Jakarta: Gramedia
Uhjana Effendy, Onong, 1992, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung:
Remaja Rosda Karya.