53
Jenis Dental Implants Ada berbagai jenis implan gigi. Setiap salah satunya adalah untuk fungsi tertentu, dan dokter gigi akan menjadi orang terbaik untuk memberitahu Anda jenis implan apa yang akan Anda butuhkan. Sebagian besar dibuat menggunakan implan titanium, yang merupakan logam inert. Juga, sangat baik di sekering dengan tulang manusia. Bentuk akar implan sangat dekat dan identik dengan akar gigi alami. Untuk memiliki implan jenis ini, Anda harus memiliki luas dan mendalam tulang. Para dokter gigi dengan hati-hati akan menempatkan implan di dalam tulang rahang dan memasukkan beberapa jahitan. Penyembuhan tergantung pada osseointegration, dan ini bisa memakan waktu beberapa bulan. Ketika implan telah terintegrasi dengan tulang dan jaringan sekitarnya, dan luka telah sembuh, mahkota dilampirkan pada implan. Bentuk piring implan yang digunakan ketika tulang sempit dan tidak cocok untuk bentuk akar implan. Daerah itu tidak baik untuk mencangkok tulang baik. Implan dibentuk dalam bentuk piring sehingga dapat menyelinap masuk lagi penyembuhan tergantung pada osseointegration, dan seluruh prosedur tetap sama seperti bentuk akar implan. Subperiostal implan yang digunakan ketika tulang rahang tidak memiliki ketinggian yang diperlukan atau lebar. Dalam kasus tersebut, baik bentuk maupun akar bentuk piring implan gigi dapat digunakan. Ini adalah custom made implan yang dirancang untuk duduk di atas tulang, tepat di bawah gusi. Jenis ini membutuhkan dua operasi bukan satu.

Jenis Dental Implant1 2003

  • Upload
    dianhs

  • View
    1.048

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jenis Dental Implant1 2003

Jenis Dental Implants Ada berbagai jenis implan gigi. Setiap salah

satunya adalah untuk fungsi tertentu, dan dokter gigi akan menjadi orang terbaik untuk memberitahu Anda jenis implan apa yang akan Anda butuhkan. Sebagian

besar dibuat menggunakan implan titanium, yang merupakan logam inert. Juga, sangat baik di sekering

dengan tulang manusia.

 

Bentuk akar implan sangat dekat dan identik dengan akar gigi alami. Untuk memiliki implan jenis ini, Anda harus memiliki luas dan mendalam tulang. Para dokter gigi dengan hati-hati akan menempatkan implan di dalam tulang rahang dan memasukkan beberapa jahitan.

Penyembuhan tergantung pada osseointegration, dan ini bisa memakan waktu beberapa bulan. Ketika implan telah terintegrasi dengan tulang dan jaringan sekitarnya, dan luka telah sembuh, mahkota dilampirkan pada implan.

Bentuk piring implan yang digunakan ketika tulang sempit dan tidak cocok untuk bentuk akar implan. Daerah itu tidak baik untuk mencangkok tulang baik. Implan dibentuk dalam bentuk piring sehingga dapat menyelinap masuk lagi penyembuhan tergantung pada osseointegration, dan seluruh prosedur tetap sama seperti bentuk akar implan.

Subperiostal implan yang digunakan ketika tulang rahang tidak memiliki ketinggian yang diperlukan atau lebar. Dalam kasus tersebut, baik bentuk maupun akar bentuk piring implan gigi dapat digunakan. Ini adalah custom made implan yang dirancang untuk duduk di atas tulang, tepat di bawah gusi. Jenis ini membutuhkan dua operasi bukan satu.

Keluhan Tentang Dental Implants Implan gigi mahal, tetapi lebih merupakan solusi

permanen untuk masalah gigi anda. Namun, seperti prosedur gigi lainnya, bahkan implan gigi bukanlah

tanpa masalah.

 

Sebuah implan gigi terinstal dengan menempatkan suatu akar gigi tiruan yang topi diinstal. Sebagian besar prosedur implan gigi dilakukan di bawah pengaruh anestesi lokal.

Ini bukan prosedur yang menyakitkan dan jika semuanya berjalan dengan baik, pasien harus dilakukan dengan hal itu dalam beberapa jam time.The prosedur ini tidak menyakitkan saat itu sedang dilakukan. Namun,

Page 2: Jenis Dental Implant1 2003

ketika efek anestesi mengenakan off, pasien mulai mengeluh sakit. Pada saat itu, dokter gigi memberikan resep antibiotik dan beberapa obat penghilang rasa sakit untuk beberapa hari berikutnya.

Beberapa keluhan yang umum tentang implan gigi selama tahap penyesuaian. Salah satu faktor penting yang mengatur keberhasilan implan gigi adalah tulang rahang. Jika tulang rahang yang kuat, maka proses penyembuhan juga akan mempercepat. Tantangan besar lain dengan implan gigi adalah integrasi. Jika tidak memadukan dengan baik, maka akan menyebabkan infeksi. Tulang harus menyesuaikan diri dengan bahan asing tanpa menyebabkan infeksi atau nanah di daerah. Tingkat keberhasilan tanaman gigi sangat tinggi, dan adalah sebanyak 85 persen. Masalah lain mungkin timbul dengan sangat membuat gigi implan. Dokter gigi harus memastikan bahwa gigi implan adalah sesuai tepat untuk gigi Anda. Jika tidak, Anda berada dalam kesulitan yang mendalam sebagai implan akan pernah menginjakkan benar, dan Anda hanya perlu untuk melanjutkan dengan itu.

Dental Implants Dan Komplikasi Setiap operasi terkena komplikasi, tidak peduli

di mana bagian tubuh itu sedang dilakukan. Salah satu komplikasi terbesar adalah infeksi dan non-

penyembuhan dari situs bedah.

 

Implan gigi digunakan untuk mengganti gigi yang hilang. Walaupun hal ini tampaknya menjadi solusi permanen dan abadi untuk gigi yang hilang, tidak semua orang kandidat yang sempurna untuk implant.Putting dalam implan gigi merupakan proses pembedahan, dan diperlukan dua orang untuk tiga Sittings.

Dokter gigi mengambil sebuah X-ray dan menentukan kekuatan tulang rahang. Dalam hal itu tidak cukup kuat, maka dokter gigi harus mempertimbangkan prosedur mencangkok tulang. Semakin banyak jumlah prosedur yang terlibat, semakin rumit itu didapatnya. Itulah sebabnya implan gigi tidak cocok untuk semua orang.

Beberapa komplikasi langsung dari operasi implan gigi adalah gusi berdarah, infeksi, dan juga cedera pada saraf berjalan di gusi dan di bawah gigi. Kadang-kadang, bahkan sinus dan rongga hidung mungkin akan terpengaruh. Ketika dokter gigi adalah menempatkan implan di rahang bawah, sangat mungkin untuk menyakiti saraf. Dokter gigi diperlukan untuk

Page 3: Jenis Dental Implant1 2003

mengebor tulang rahang dan sementara melakukan hal itu dia atau dia harus berhati-hati untuk tidak menyentuh atau kerusakan saraf.

Dalam hal operasi yang mengambil tempat di rahang atas, kemudian sementara pengeboran rongga hidung mungkin akan terluka.

Komplikasi lain yang terkait dengan kegagalan implan gigi implan untuk mengintegrasikan dengan tulang rahang dan jaringan di sekitarnya, infeksi di sekitar jaringan dan tulang, tubuh menolak implan, dan implan membungkuk dan putus.

Sebagian besar kali, operasi implan gigi selalu berhasil. Namun, ada kemungkinan 10 persen mungkin gagal total. Ini biasanya terjadi karena miskin osteointegration mana mendapatkan implan longgar, jatuh keluar atau retak.

http://www.scumdoctor.com/Indonesian/dental-health/dental-implant/Dental-Implants-And-Complications.html

TEKNIK implan gigi kian populer. Hanya melalui proses 15 menit, Anda bisa mendapatkan kembali kenyamanan mengunyah makanan dan senyum indah yang memesona.

Gigi ompong sudah pasti akan merusak penampilan Anda. Selain mengganggu penampilan, gigi ompong juga membuat Anda tak nyaman saat makan. Makanan yang masuk ke dalam mulut tidak akan tecerna dengan baik jika pengunyahan pun tidak sempurna. Memasang gigi palsu biasanya menjadi solusinya. Namun, penggunaan gigi palsu tidaklah senyaman gigi asli. Plat dan kawat pada gigi sangat mengganggu penampilan.

Belum lagi gigi palsu ini juga mudah lepas bila digunakan untuk beraktivitas berlebihan. Pada pemasangan gigi palsu dengan sistem di jaket misalnya, malah bisa merusak gigi yang lain.

"Teknik tersebut akan merusak gigi tetangga pada saat pemasangan karena ada yang dikorbankan," kata ahli bedah mulut dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Moestopo (Beragama), Drg Devya Linda S.J SpBM,Fisid.

Untuk mengatasi hal tersebut, dunia kedokteran gigi pun bekerja keras mencari solusi. Dental implant atau implan gigi adalah jawabannya.

Implantasi gigi adalah sebuah cara menggantikan fungsi gigi asli dengan gigi tiruan. Implan gigi dilakukan dengan cara menanamkan gigi dalam tulang alveolar (tulang rahang), yaitu sebagai pengganti akar gigi asli dan perlekatannya dengan tulang terjadi secara osteointegrasi (implan menyatu dengan tulang). "Implan merupakan satu-satunya cara yang bisa menggantikan fungsi gigi asli," ujarnya.

Mereka yang memilih untuk memasang gigi dengan cara ini biasanya orang yang sudah mulai mengeluh pada saat makan dan mulai merasa tidak nyaman. "Mereka ingin nyaman sama seperti mereka masih mempunyai gigi asli dulu," ucap dokter yang memiliki klinik di kawasan Bintaro ini.

Namun, tidak semua orang bisa menggunakan implan. Penderita diabetes dan kelainan tulang tidak bisa

Page 4: Jenis Dental Implant1 2003

melakukan teknik ini bila gigi mereka tanggal.

"Selain itu, perokok berat juga tidak bisa menggunakan implan karena rokok akan mengganggu proses healing (penyembuhan)," tandas konsultan klinik Lipo Karawaci ini. Hal yang sama juga dikatakan Implantologist & Aesthetic Dentist, Drg. Lita R. Darmawan, Fisid.

Ia mengatakan bahwa tidak ada kontradiksi untuk pemasangan implan gigi, tetapi pasien yang mempunyai kebiasaan merokok sebaiknya mengurangi atau berhenti sama sekali.

Untuk pasien yang mempunyai riwayat penyakit diabetes, harus juga mengontrol kadar gulanya dulu sebelum melakukan pemasangan implan gigi. Sementara pasien dengan riwayat penyakit sistemik tertentu sebaiknya melakukan konsultasi kepada dokter spesialis penyakit dalam.

Untuk anak-anak pemasangan implan tidak disarankan. Dikarenakan mereka masih dalam masa pertumbuhan tulang rahang. Namun, jika anak sudah memasuki umur 12 tahun di mana perkembangan rahangnya sudah sempurna, maka implan pun sudah bisa dipasang.

"Tetapi intinya,metode implan gigi ini tidak dianjurkan diaplikasikan pada anak-anak, tetapi lebih tepat bagi pasien dewasa atau ketika pertumbuhan tulang sudah selesai," ucap dokter yang juga pemilik Kharinta Dental Clinic.

Lita mengatakan, meskipun memiliki kelebihan, implan gigi ini juga mempunyai kelemahan, yakni tak cocok untuk perokok.Rokok akan cepat merusak gigi implan tersebut. Sebelum proses tanam gigi dimulai, ada beberapa prosedur yang harus dijalani.

Pasien terlebih dahulu harus menjalani pengambilan foto X-Ray untuk melihat ketebalan gigi dan memastikan apakah ada kelainan pada bagian tulang.Kondisi tulang gigi pasien harus sehat dan cukup tebal karena pasien yang sudah kehilangan gigi lama biasanya tulangnya menciut dan menipis.

"Bagi pasien yang seperti ini, maka harus dilakukan penambahan tulang sebelumnya melalui metode grafting dan semua itu bisa dilakukan sebelum pemasangan implan gigi," tutur Lita.

Bila kondisi gigi pasien sudah memenuhi syarat, barulah proses tanam gigi dilakukan.Yang pasti dengan gigi impian, seseorang akan mendapatkan kembali kenyamanan saat mengunyah juga senyum indah.

http://lifestyle.okezone.com/index.php/read/2009/05/07/195/217326/senyum-indah-si-gigi-implan

RESTORASI IMPLAN SISTEM BONE-LOCK M. Hatta Hasan Sulle1, Edy Machmud2

1Bagian Ilmu Bedah Mulut, 2Bagian Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi  Universitas Hasanuddin

Summary

Dental implant is a fixture which is surgically inserted into a living bone tissue to aid providing abutment for

placement of a dental prosthesis.The most important step to begin whit is to determine the prosthetic design

since this will be reffering point of the whole procedure including the placement of the implant. Therefore a good

interdisciplinary team work is obligatory especially of Oral Surgery and Prosthodontics.Bone-lock is a dental

implant system of an endosteal type whit a closed method and has a transgingival abutment set.(J Med Nus.

2004; 25:35-36)

Ringkasan

Implan gigi adalah suatu alat yang ditanam secara bedah ke dalam jaringan dengan tujuan agar gigi tiruan dapat

Page 5: Jenis Dental Implant1 2003

dipasang di atasnya. Sebelum implan ditanam terlebih dahulu desain prostetiknya dibuat terlebih dahulu dan

dikonsultasikan ke bagian bedah mulut. Implan gigi system bone-lock termasuk implant endosteal dengan

system tertutup dan mempunyai transgingival abutment set .(J Med Nus. 2004; 25:35-36)

PENDAHULUAN

Implan gigi merupakan suatu alat yang ditanam secara bedah ke dalam jaringan lunak atau ke dalam tulang

rahang agar gigitiruan dapat dipasang di atasnya.Alat ini terdiri atas dua bagian yaitu bagian supra struktur dan

bagian infra struktur.Bagian infra struktur tertanam dalam tulang rahang dan berfungsi sebagai kaitan dan bagian

atas sebagai tempat gigitiruan dipasang/supra struktur. 1,2

Implan gigi adalah suatu teknik mengganti gigi yang hilang yang semakin popular saat ini seperti gigi yang

muncul dari dalam tulang rahang sama dengan gigi asli, sehingga problem perbedaan tekanan jaringan

pendukung hampir tidak ada.3

Salah satu kekurangan implant gigi adalah harganya yang relative mahal dan pembuatannya membutuhkan

keterampilan operator secara khusus.Untuk itu maka implant gigi system bone-lock dipertimbangkan

pembuatannya agar kekurangan dari implant gigi ini dapat diatasi.4,5

TINJAUAN PUSTAKA

Keberhasilan pembuatan implant gigi dalam jangka panjang ditentukan oleh beberapa faktor yaitu : indikasi yang

tepat, kerjasama pasien, prosedur pembedahan yang tepat dan pemilihan/desain implant yang sesuai dengan

kasus.Kebanyakan kegagalan tersebut diakibatkan karena kesalahan pembuatan restorasi gigitiruan diatasnya.6

IMPLAN ENDOSTEAL SISTEM BONE-LOCK

Implan system bone-lock termasuk jenis implant endosteal termasuk jenis implant endosteal/endosseus .

Implan system bone-lock terdiri atas beberapa bagian dan setiap bagian terdiri atas beberapa komponen

pendukung.5,7

Bagian implant yang ditanam dalam tulang rahang :

1. Badan / body implant

2. Primary healing cap

3. Connecting screw

Bagian implant sebagai transgingival connecting piece :

1. Secondary healing cap

2. Connecting screw

3. Transgingival abutment

LAPORAN KASUS

Pasien seorang wanita, usia 35 tahun datang ke klinik  gigi yang ingin dibuatkan gigi tiruan implan, karena pasien

sudah pernah dibuatkan gigi tiruan lepasan tetapi hasilnya tidak memuaskan. sebelum dilakukan pemasangan

terlebih dahulu didiskusikan dengan dokter spesialis bedah mulut mengenai angulasi, posisi, diameter dan

panjang implan yang akan ditanam

PROSEDUR PEMBUATAN

1. Pembuatan study model

Pembuatan study model dilakukan sebelum penanaman implant. Study model ini bertujuan :

- Menentukan apakah ketebalan tulang cukup untuk menerima implant yang akan mendukung restorasi prostetik

diatasnya

- Menentukan jumlah, angulasi dan posisi, diameter dan panjang implant yang akan ditanam.

- Memperkirakan hasil perawatan

2. Penanaman Implan

Page 6: Jenis Dental Implant1 2003

 Penanaman implant dilakukan di Bagian Bedah Mulut  Setelah penanaman implant selama 4 bulan dilakukan

pembedahan tahap kedua untuk membuka primary healing cap dan memasang transgingival abutment dengan

connecting srew dan ditutup dengan secondary healing cap.

3. Pembuatan Model Kerja

 Pencetakan transgingival dilakukan setelah jaringan luka pembedahan sembuh.Secondary healing cap dibuka

dan di atasnya dipasang conical abutment dan di sekrup dengan connecting screw , kemudian transfer cap

dipasang pada conical abutment. Selanjutnya dilakukan pencetakan dengan bahan cetak elastomer.Setelah

cetakan mengeras dan dikeluarkan dari dalam mulut transfer cap akan terikut pada cetakan. Conical abutment

dan connecting screw dikeluarkan dari mulut pasien dan disatukan dengan universal impression set dan

disatukan pada transfer cap pada cetakan lalu dicor dengan gips.Hasilnya adalah model kerja .

4. Pembuatan Mahkota

 Conical abutment dilepas dari model kerja dan diganti dengan secondary abutmen yang terbuat dari plastic atau

dari bahan precious metal alloy.Selanjutnya dilakukan pencgecoran inti abutment dicobakan ke dalam mulut dan

dibuatkan lapisan porselen.

5. Pemasangan mahkota bersama connecting screw dan ditutup dengan komposit.

PEMBAHASAN

Pencetakan implant hanya membutuhkan satu macam universal set impression karena implant system bone-lock

mempunyai transgingival abutment yang mempunyai diameter yang sesuai dengan conical abutment.

Pemilihan tinggi transgingival abutment tergantung ketebalan mukosa, ruangan yang tersedia, dan estetika.

Inti abutment yang dipasang pada transgingival abutment dapat berasal dari pabrik atau dapat dibuat sendiri di

laboratorium.

KESIMPULAN

1. Pembuatan implant system bone-lock merupakan suatu alternatif untuk mengurangi biaya pembuatan implant

yang mahal dan juga prosedur pembuatan implant yang sulit

2. Pemasangan mahkota implant dapat disemen ke inti abutment atau dapat disekrup langsung pada

transgingival abutment.

http://med.unhas.ac.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=151

Implan di Bidang Kedokteran Gigi

Oleh : drg. Martha Mozartha

Penggunaan dental implant (implan gigi) saat ini sudah semakin meluas, dan telah menjadi salah satu alternatif terbaik dari berbagai macam gigi tiruan. Prinsip dari implan gigi serupa dengan gigi tiruan jenis lain yaitu memperbaiki fungsi pengunyahan. Bedanya, gigi tiruan jenis lain umumnya hanya menggantikan mahkota gigi, sedangkan implan terdiri dari dua bagian yaitu intrastruktur yang tertanam dalam tulang dan berfungsi untuk menggantikan akar gigi dan suprastruktur yang fungsinya menggantikan mahkota gigi.

Page 7: Jenis Dental Implant1 2003

Sebagai ilustrasi, implan gigi ini dapat dikatakan seperti sekrup yang dipasang di dalam tulang, kemudian bagian atasnya dipasangkan mahkota tiruan. Oleh karena itu implan gigi dapat digunakan untuk menggantikan satu atau lebih gigi. Sekrup tersebut berfungsi untuk menggantikan akar gigi yang menerima beban kunyah dan meneruskannya ke tulang rahang, dan sekaligus mempertahankan ketinggian tulang rahang karena rahang tak bergigi lama kelamaan akan menyusut.

Beberapa tahun lalu, implan gigi masih menjadi suatu perawatan yang terkesan eksklusif dan hanya dapat dijangkau oleh kalangan atas karena biayanya yang sangat tinggi. Dokter gigi yang mampu melakukan perawatan ini pun relatif masih sedikit dan umumnya adalah dokter gigi yang memperdalam ilmunya di luar negeri.

Namun belakangan ini, permintaan masyarakat akan perawatan implan gigi sudah mulai meningkat, demikian juga dokter gigi yang mumpuni untuk melakukan perawatan ini pun semakin banyak. Meski demikian, tidak berarti pembuatan implan gigi sesuai untuk semua pasien. Ada syarat-syarat dan kondisi tertentu yang harus dipenuhi supaya perawatan ini membuahkan keberhasilan.

Indikasi Pemasangan Implan Gigi

Kesehatan mulut dan tubuh pasien baik Pasien yang kehilangan satu atau seluruh gigi dan ingin digantikan dengan gigi tiruan,

namun sulit untuk memakai gigi tiruan lepasan.

Pasien yang kehilangan satu gigi dan indikasi untuk gigi tiruan jembatan, namun menolak untuk diasah giginya.

Pasien memiliki koordinasi otot yang lemah sehingga stabilitas dan retensi gigi tiruan lepasan sulit dicapai.

Kondisi tulang rahang baik dan bebas dari penyakit periodontal, dengan ketinggian tulang rahang mencukupi sehingga material implan gigi dapat ditanam ke dalam tulang.

Kondisi seperti apa yang tidak memungkinkan untuk pemasangan implan gigi?

Kontraindikasi pemasangan implan gigi dapat dipandang dari aspek umum medis dan aspek lokal.

Kontraindikasi dari aspek umum medis di antaranya:

Gmbr.1 Ilustrasi implan gigi yang dipasangkan ke dalam tulang

rahang

Page 8: Jenis Dental Implant1 2003

Pasien menderita penyakit sistemik yang sangat serius dan beresiko sangat tinggi, seperti rheumatoid arthritis atau osteogenik imperfekta, atau pasien HIV dan pasien yang sedang dalam pengobatan yang menggunakan obat-obatan penekan sistem imun

Pasien menderita penyakit sistemik yang beresiko tinggi seperti diabetes mellitus, penyakit kelainan darah, dan sedang menjalani terapi radiasi untuk perawatan kanker

Kontraindikasi dari aspek lokal di antaranya : Pasien tidak kooperatif dalam hal penjagaan oral hygiene Pasien adalah perokok atau peminum berat yang dapat mempengaruhi kesuksesan

implan jangka panjang

Terdapat sisa akar atau infeksi pada daerah yang akan dipasangkan implan gigi

Pasien menderita xerostomia (mulut kering) yang cukup berat

Pasien memiliki kebiasaan buruk seperti bruxism (mengerat gigi di malam hari)

Gmbr.2. Salah satu jenis implan yaitu endosseous implant, di mana implan dipasang di dalam tulang. Implan dapat berbentuk skrup atau silinder yang umumnya terbuat dari logam.

Material Implan Gigi

Implan gigi akan berkontak langsung dengan jaringan tubuh, di mana jaringan dapat memberikan reaksi penolakan terhadap benda asing. Oleh karena itu suatu material harus memenuhi syarat-syarat tertentu untuk dapat dijadikan material implan gigi.

Syarat material implan:

Page 9: Jenis Dental Implant1 2003

Biokompatibel, yaitu kemampuan suatu material untuk berinteraksi dengan sel atau jaringan hidup tanpa menimbulkan reaksi toksik atau memicu reaksi imun saat berfungsi. Demikian juga sebaliknya, di mana tubuh tidak memberi reaksi merugikan terhadap material.

Mampu menahan beban-beban mekanik yang tinggi saat sedang berfungsi, terutama beban pengunyahan

Tahan terhadap korosi saat bereaksi dengan cairan-cairan di dalam tubuh

Aktif dengan jaringan di sekitar tubuh sehingga terjadi osseointegrasi yaitu penyatuan material implan dengan jaringan sekitar

Perkembangan yang begitu pesat telah dilakukan pada material titanium murni maupun paduan, sebab sifat logam tersebut sebagian besar memenuhi persyaratan sebagai material implan dibandingkan logam lain.

Logam titanium murni ataupun paduan (alloy) memiliki biokompatibilitas dan biomekanis yang lebih baik dari logam lain. Titanium juga bersifat inert dan sangat tahan terhadap korosi karena dapat membentuk lapisan titanium oksida (TiO2) dengan spontan dan sangat cepat dipermukaannya. Lapisan ini sering disebut passive layer, di mana lapisan ini tidak larut dalam cairan tubuh sehingga mencegah lepasnya ion-ion logam yang dapt bereaksi dengan jaringan tubuh. Dengan keunggulan tersebut titanium paling banyak digunakan sebagai material dasar implan gigi.

Apakah prosedurnya menyakitkan?

Sejak pertama kali diperkenalkan, prosedur pemasangan implan telah berkembang pesat menjadi lebih mudah dan cepat. Perawatan akan dilakukan di bawah anestesi (bius) lokal yang akan menimbulkan rasa kebas pada daerah mulut dan rahang, sehingga pasien tidak akan merasa sakit. Namun mengingat implan adalah benda asing yang ditanam dalam tubuh tentu akan menimbulkan reaksi yaitu peradangan dan rasa sakit. Seberapa parahnya kondisi tersebut tergantung dari kerumitan masing-masing kasus dan alat implan yang digunakan.

Pasien dengan ketinggian tulang yang tidak mencukupi untuk pemasangan implan gigi maka sebelumnya harus dilakukan penambahan tulang dengan cara bone grafting, semacam pencangkokan tulang. Sumber tulang yang terbaik untuk dicangkokkan ke daerah yang akan dipasang implan adalah dari tubuh pasien sendiri, yang dapat diambil dari tulang dagu, tulang panggul, dan tulang kering. Pasien tidak perlu takut berlebihan mengenai prosedur ini karena tulang yang diambil sangat sedikit. Namun pada sebagian besar kasus, bone grafting ini tidak perlu dilakukan selama ketinggian tulang cukup untuk mendukung implan.

Berapa lama implan gigi dapat bertahan?

Tingkat keberhasilan implan gigi sebetulnya sangat tinggi, dan dapat bertahan hingga bertahun-tahun. Dari hasil penelitian dan pengalaman klinis didapati bahwa kesuksesan implan gigi jangka panjang sangat dipengaruhi oleh osseointegrasi material implan ke jaringan sekitar. Osseointegrasi dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya anatomi tulang, desain implan, prosedur pembedahan, umur dan jenis kelamin pasien, efek beban yang diterima implan, dan karakteristik permukaan implan. Pemeliharaan implan oleh pasien juga sangat mempengaruhi ketahanan dan kesuksesannya.

Page 10: Jenis Dental Implant1 2003

Keterampilan dan keahlian dokter gigi juga turut mempengaruhi keberhasilan perawatan. Perawatan ini tidak spesifik untuk salah satu bidang spesialisasi tertentu di bidang kedokteran gigi, namun umumnya dilakukan oleh dokter gigi spesialis periodonti, prosthodonti, bedah tulang atau kerja sama dalam tim. Meski demikian, cukup banyak dokter gigi umum yang mengikuti pengayaan ilmu mengenai implan gigi dan memiliki keahlian untuk melakukan perawatan tersebut. Dokter gigi akan memilih jenis, ukuran dan disain implan gigi yang tergantung pada lokasi pemasangan implan, dan bagaimana keadaan tulang rahang serta jenis gigi yang akan didukung oleh implan.[]

http://www.klikdokter.com/article/detail/679

Tanam Gigi Cepat Saji Senin, 22 Februari 2010 | 08:37 WIB

Besar Kecil Normal

www.sxc.hu

TEMPO Interaktif, Satu jam seusai operasi implan gigi, Rhicard Soh bisa langsung menggigit semangka. Tidak tampak rasa sakit di raut muka pria berusia 56 tahun ini. Padahal 12 gigi berbahan logam titanium baru ditanam di gusinya dalam keadaan sadar.

Soh dioperasi oleh spesialis bedah mulut Universitas Trisakti, drg Marzella Mega Lestari, MDS, di Jakarta, Sabtu siang lalu, dengan menggunakan metode "Nobel Guide Teeth in an Hour". Marzella dibimbing oleh dua pakar implan gigi dari Specialist Dental Group--sebuah klinik gigi multi-spesialis di Mount Elizabeth Medical Centre, Singapura.

Saat melakukan jumpa media di klinik gigi Ganda Pigunayasa, Jakarta, Soh mengaku senang. Sebab, sebelumnya, Soh, yang merupakan warga negara Negeri Singa, adalah pengguna gigi palsu lepasan--dan kesulitan bila melahap makanan lengket serta bertekstur keras.

Sejak dulu masalah gigi ompong memang identik dengan penggunaan gigi palsu. Meski sederhana, prosedur copot-pasang gigi tiruan itu kerap merepotkan, malah bisa menimbulkan

Page 11: Jenis Dental Implant1 2003

masalah. Seperti seorang nenek di Medan, yang dirawat intensif karena menelan gigi palsunya beberapa waktu lalu.

Itu adalah cerita lama. Kini perkembangan teknologi kedokteran gigi maju pesat. Pasien yang kehilangan gigi cuma membutuhkan waktu 1 jam untuk mendapatkan kembali senyum cemerlangnya. Nama teknik itu adalah Nobel Guide Teeth in an Hour--sebuah prosedur tanam gigi tanpa meninggalkan bekas luka--yang dipraktekkan pada Soh.

Teknik ini berbeda dengan tanam gigi konvensional yang memakan waktu 4-9 bulan. Menurut pakar implan gigi dari Specialist Dental Group, Dr Ansgar C. Cheng, teknik konvensional membutuhkan selang waktu antara pemasangan implan dan gigi penggantinya. "Sementara itu, dengan teknik Teeth in an Hour, implan dan gigi pengganti dipasang pada waktu yang bersamaan," ujarnya di kesempatan yang sama.

Cheng menjelaskan, dalam sekali proses, teknik ini membolehkan 14 gigi bisa ditanam dengan gangguan minim. Saat proses pemasangan, pasien masih sadar di bawah bius lokal, dan tidak diperlukan sayatan serta jahitan. Setelah itu, pasien dapat kembali beraktivitas seperti sediakala. Sebelum dilakukan teknik ini, sejawat Cheng, Dr Neo Tee Khin, mengatakan dokter membuat diagnosis terhadap pasien. Pasien akan melalui proses Computer Aided Tomography Scan untuk dilihat gambaran tulang rahang mereka dalam bentuk tiga dimensi.

Gambaran itu nantinya dikirim ke laboratorium di Swedia, di mana aturan operasi dan gigi yang disangga implan dibuat. Kira-kira dua pekan setelah konsultasi awal, implan dan gigi dapat dipasang. Namun, menurut Cheng, beberapa pasien yang memiliki kondisi tertentu mungkin memperpanjang waktu perawatan.Dalam perawatan, pasien akan diberi obat yang disarankan. Mereka diharapkan merawat gigi tanam selayaknya gigi asli. "Apalagi implan yang dipasang adalah permanen," kata anggota Komite Persatuan Prosthodontik Singapura itu. Pasalnya, infeksi bisa timbul apabila pasien tidak bersih dan tak melakukan cek rutin. "Khususnya bagi perokok." Prosedur ini terhitung masih baru. Harga yang ditawarkan juga masih tergolong borju. Di klinik gigi Specialist Dental Group saja, pasien harus merogoh kocek minimal sebesar 6.000 dolar Singapura atau sekitar Rp 40 juta. l HERU TRIYONO

Kontra Indikasi Tanam (Implan) Gigi

1. Kelainan darah anemia (kelainan pembekuan darah)2. Penyakit dengan metabolis, seperti diabetes. Jika kondisi ini bisa dikontrol, implan gigi masih mungkin dilakukan.3. Penyakit kelenjar ludah4. Radiasi terapi perawatan kanker5. Kelainan patologi--perubahan fungsi--pada tulang rahang6. Status gizi dan usia pasien

http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2010/02/22/brk,20100222-227407,id.html

Page 12: Jenis Dental Implant1 2003

RESTORASI IMPLAN SISTEM BONE-LOCK M. Hatta Hasan Sulle1, Edy Machmud2

1Bagian Ilmu Bedah Mulut, 2Bagian Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi  Universitas Hasanuddin

SummaryDental implant is a fixture which is surgically inserted into a living bone tissue to aid providing abutment for placement of a dental prosthesis.The most important step to begin whit is to determine the prosthetic design since this will be reffering point of the whole procedure including the placement of the implant. Therefore a good interdisciplinary team work is obligatory especially of Oral Surgery and Prosthodontics.Bone-lock is a dental implant system of an endosteal type whit a closed method and has a transgingival abutment set.(J Med Nus. 2004; 25:35-36)

RingkasanImplan gigi adalah suatu alat yang ditanam secara bedah ke dalam jaringan dengan tujuan agar gigi tiruan dapat dipasang di atasnya. Sebelum implan ditanam terlebih dahulu desain prostetiknya dibuat terlebih dahulu dan dikonsultasikan ke bagian bedah mulut. Implan gigi system bone-lock termasuk implant endosteal dengan system tertutup dan mempunyai transgingival abutment set .(J Med Nus. 2004; 25:35-36)

PENDAHULUANImplan gigi merupakan suatu alat yang ditanam secara bedah ke dalam jaringan lunak atau ke dalam tulang rahang agar gigitiruan dapat dipasang di atasnya.Alat ini terdiri atas dua bagian yaitu bagian supra struktur dan bagian infra struktur.Bagian infra struktur tertanam dalam tulang rahang dan berfungsi sebagai kaitan dan bagian atas sebagai tempat gigitiruan dipasang/supra struktur. 1,2Implan gigi adalah suatu teknik mengganti gigi yang hilang yang semakin popular saat ini seperti gigi yang muncul dari dalam tulang rahang sama dengan gigi asli, sehingga problem perbedaan tekanan jaringan pendukung hampir tidak ada.3Salah satu kekurangan implant gigi adalah harganya yang relative mahal dan pembuatannya membutuhkan keterampilan operator secara khusus.Untuk itu maka implant gigi system bone-lock dipertimbangkan pembuatannya agar kekurangan dari implant gigi ini dapat diatasi.4,5

TINJAUAN PUSTAKAKeberhasilan pembuatan implant gigi dalam jangka panjang ditentukan oleh beberapa faktor yaitu : indikasi yang tepat, kerjasama pasien, prosedur pembedahan yang tepat dan pemilihan/desain implant yang sesuai dengan kasus.Kebanyakan kegagalan tersebut diakibatkan karena kesalahan pembuatan restorasi gigitiruan diatasnya.6

IMPLAN ENDOSTEAL SISTEM BONE-LOCKImplan system bone-lock termasuk jenis implant endosteal termasuk jenis implant endosteal/endosseus .Implan system bone-lock terdiri atas beberapa bagian dan setiap bagian terdiri atas beberapa komponen pendukung.5,7Bagian implant yang ditanam dalam tulang rahang :1. Badan / body implant

Page 13: Jenis Dental Implant1 2003

2. Primary healing cap3. Connecting screwBagian implant sebagai transgingival connecting piece :1. Secondary healing cap2. Connecting screw3. Transgingival abutment

LAPORAN KASUSPasien seorang wanita, usia 35 tahun datang ke klinik  gigi yang ingin dibuatkan gigi tiruan implan, karena pasien sudah pernah dibuatkan gigi tiruan lepasan tetapi hasilnya tidak memuaskan. sebelum dilakukan pemasangan terlebih dahulu didiskusikan dengan dokter spesialis bedah mulut mengenai angulasi, posisi, diameter dan panjang implan yang akan ditanam

PROSEDUR PEMBUATAN 1. Pembuatan study model Pembuatan study model dilakukan sebelum penanaman implant. Study model ini bertujuan :- Menentukan apakah ketebalan tulang cukup untuk menerima implant yang akan mendukung restorasi prostetik diatasnya- Menentukan jumlah, angulasi dan posisi, diameter dan panjang implant yang akan ditanam.- Memperkirakan hasil perawatan 2. Penanaman Implan Penanaman implant dilakukan di Bagian Bedah Mulut  Setelah penanaman implant selama 4 bulan dilakukan pembedahan tahap kedua untuk membuka primary healing cap dan memasang transgingival abutment dengan connecting srew dan ditutup dengan secondary healing cap.3. Pembuatan Model Kerja Pencetakan transgingival dilakukan setelah jaringan luka pembedahan sembuh.Secondary healing cap dibuka dan di atasnya dipasang conical abutment dan di sekrup dengan connecting screw , kemudian transfer cap dipasang pada conical abutment. Selanjutnya dilakukan pencetakan dengan bahan cetak elastomer.Setelah cetakan mengeras dan dikeluarkan dari dalam mulut transfer cap akan terikut pada cetakan. Conical abutment dan connecting screw dikeluarkan dari mulut pasien dan disatukan dengan universal impression set dan disatukan pada transfer cap pada cetakan lalu dicor dengan gips.Hasilnya adalah model kerja .4. Pembuatan Mahkota Conical abutment dilepas dari model kerja dan diganti dengan secondary abutmen yang terbuat dari plastic atau dari bahan precious metal alloy.Selanjutnya dilakukan pencgecoran inti abutment dicobakan ke dalam mulut dan dibuatkan lapisan porselen. 5. Pemasangan mahkota bersama connecting screw dan ditutup dengan komposit.

PEMBAHASANPencetakan implant hanya membutuhkan satu macam universal set impression karena implant system bone-lock mempunyai transgingival abutment yang mempunyai diameter yang sesuai dengan conical abutment.Pemilihan tinggi transgingival abutment tergantung ketebalan mukosa, ruangan yang tersedia, dan estetika.Inti abutment yang dipasang pada transgingival abutment dapat berasal dari pabrik atau dapat dibuat sendiri di laboratorium.

Page 14: Jenis Dental Implant1 2003

KESIMPULAN1. Pembuatan implant system bone-lock merupakan suatu alternatif untuk mengurangi biaya pembuatan implant yang mahal dan juga prosedur pembuatan implant yang sulit2. Pemasangan mahkota implant dapat disemen ke inti abutment atau dapat disekrup langsung pada transgingival abutment.

DAFTAR RUJUKAN1. Branemark .The Branemark implant system which of four patient can be treated. A seminar arranged by nobelpharma, 1998,Singapore.2. Denholltz. M, Denholtz . E. The dental facelift. Reinholt and Co. Van Nostrand New york, 1981.3. Hasting. G.W. Mechanical properties of biomaterials . Jhon Wiley and Son. New York, 1980, hal. 407-30.4. Kirsch.A. Osseointegrated implant in the treatment of partially edentulous patients. The international journal of oral maxillofacial implant,1987.Vol. 6. hal 211-2175. Renk.A. Bone-lock implant Lea and Fabiger, 1994. Hal.90-946. Fujiwara.Y. Tinjauan tentang desain dan syarat-syarat restorasi prostetik di atas dental implant .FKG-Mustopo ( beragama ).1987.Jakarta. 7. Leibinger. Intrumentation bone-lock endosteal implant, catalog.Jerman,1994

http://med.unhas.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=151&Itemid=91

Tingkat Korosi Pada Implant Gigi dengan Bahan Titanium by.. Titian Putri..

Peninjauan Ulang Mengenai Aspek Korosi dari Implan Gigi yang Terbuat dari Titanium dan Alloy-

nya

Abstrak

Titanium dan alloynya digunakan sebagai bahan implan dalam kedokteran gigi karena

kombinasi unsur kimia, fisika dan biologinya yang unik. Digunakan dalam kedokteran gigi sebagai

bahan tuang dan untuk bahan tempa. Adanya produk reaksi dari korosi dalam kurun waktu yang

lama dan berlanjutnya proses korosi dapat memicu terjadinya patah baik pada hubungan

permukaan alloy dengan gigi penyangga, permukaan gigi penyangga serta badan implan.

Kombinasi dari stres, korosi dan bakteri dapat memicu kegagalan penggunaan implan. Artikel ini

Page 15: Jenis Dental Implant1 2003

menggaris bawahi peninjauan ulang dari beberapa aspek korosi dan biokompatibilitas implan gigi

dari bahan titanium dan suprastrukturnya. Ilmu pengetahuan ini juga membantu dalam strategi

penelitian yang memungkinkan untuk eksplorasi unsur biologi dari suatu bahan.

Kata kunci: biokompatibilitas, korosi, implan gigi, titanium dan alloy-titanium.

Rongga mulut merupakan pintu masuk utama menuju tubuh manusia. Yang juga merupakan

habitat dari spesies mikroba yang dijaga kelembabannya oleh saliva. Jaringan rongga mulut

terpapar oleh berbagai macam stimulasi kimia dan fisika serta metabolisme dari sekitar 30 spesies

bakteri ( total jumlah bakteri saliva adalah 5 ribu juta per ml saliva ). Meskipun begitu, sebagian

besar rongga mulut adalah jaringan yang sehat. Saliva mengandung beberapa virus, bakteri, ragi

dan fungi serta produk-produknya, seperti asam organik dan enzym, sel epitel, debris makanan

serta komponen dari cairan crevikular gingiva. Selanjutnya, saliva merupakan suatu cairan solusi

hipotonik yang mengandung bioaktonat, kloride, pothasium, sodium, kompond nitrogenus dan

komponen protein. pH dari saliva bervariasi antara 5,2 sampai 7,8 . Beberapa bakteri gram

negative dan gram positif merupakan bagian terbesar plak gigi yang mengelilingi gigi-geligi dan

juga berkoloni pada permukaan mukosa. Fungsi gigi dapat terganggu karena lingkungan tubuh

yang tidak mendukung/ tidak baik Karena gigi merupakan subjek tubuh yang paling sering

terpapar variasi temperatur daripada bagian tubuh yang lain, misalnya karena es yang amat dingin

(0 derajat celsius) sampai kopi yang panas dan soup. Faktor lain, misalnya suhu, kuantitas dan

kualitas dari saliva, plak, pH, protein dan unsur fisika dan kimia dari makanan dan cairan yang

dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan rongga mulut sehingga memicu terjadinya korosi.

Korosi merupakan degradasi besar dari suatu material oleh serangan bahan elektrokimia pada

saat bahan implan metalik, bahan tumpat metalik, atau alat orthodontik ditempatkan pada

lingkungan elektrolit rongga mulut dari inang. Untuk implan gigi, biokompatibilitas tergantung

pada unsur mekanik dan faktor korosi/ degradasi dari material, jaringan, dan inang. Permukaan

kimia suatu biomaterial, topografi ( kekasaran permukaaan ) dan tipe dari jaringan yang terlibat

Page 16: Jenis Dental Implant1 2003

( tulang, fibrous dan campurannya) berhubungan dengan respon inang. Biokompatibilitas dari

suatu bahan implan dan strukturnya sangat penting untuk mendukung fungsi dari bahan

tiruan/protesa dalam rongga mulut. Korosi dapat memperparah keterbatasan dari umur kelelahan

dan kekuatan dari suatu bahan yang memicu terjadinya kepatahan mekanis dari bahan

kedokteran gigi. Alloy dengan kekuatan tinggi digunakan dalam kedokteran gigi, sangat stabil

secara kimia karena tidak memicu korosi yang bermakna dalam rongga mulut, komponen utama

dari alloy tersebut, antara lain: emas, palladium dan platinum.

PENAMPAKAN KLINIS KOROSI

Sampai saat ini terdapat suatu bukti adanya arus galvanik yang sangat kecil yang berhubungan

dengan elektrogalvanism yang terjadi dalam rongga mulut. Selama penggunaan bahan restorasai

gigi yang terbuat dari bahan metalik, akan terus dicari bagaimana cara untuk menghilangkan

adanya arus galvanik tersebut. Nyeri post operatif yang disebabkan oleh arus galvanik merupakan

sumber dari ketidak nyamanan pada beberapa pasien yang menggunakan bahan restorasi dari

metal. Daya tahan terhadap korosi sangat penting untuk diteliti dalam bahan kedokteran gigi

karena korosi dapat memicu kekasaran permukaan, melemahnya bahan restorasi, pembebasan

elemen dari metal dan alloy serta reaksi yang beracun. Pembebasan elemen dapat memicu

terjadinya perubahan warna dari jaringan lunak serta reaksi alergi seperti pembengkakan rongga

mulut, stomatitis perioral, gingivitis, dan manifestasi ektraoral seperti ruam ekzematous pada

beberapa pasien. Berdasarkan laporan Kirkpatrik, dkk, pathomekanisme dari kegagalan

sembuhnya luka dipicu oleh ion metal spesifik yang dikeluarkan dari proses korosi.

EFEK KOROSI PADA IMPLAN GIGI

Perawatan implan gigi merupakan salah satu perawatan dalam kedokteran gigi yang sudah teruji

kesuksesannya. Penggunaan implan gigi pada perawatan kasus kehilangan gigi sebagian maupun

kehilangan gigi total, merupakan suatu perawatan integral dalam kedokteran gigi. Implan gigi

Page 17: Jenis Dental Implant1 2003

terbuat dari bahan yang biokompatibel dan ditanamkan dalam tulang rahang melalui tindakan

bedah dengan fondasi prostetik (bahan gigi tiruan ). Titanium dan alloy-titanium merupakan

bahan yang sering digunakan sebagai bahan implan gigi. Proses penanaman titanium dalam tulang

rahang disebut dengan “osteointegrasi” oleh Branemark. Saat ini, sebagian besar bahan implan

yang tersedia di pasaran terbuat dari titanium murni ( CP –Ti) atau aloy-titanium Ti-6Al-4V.

Titanium dan alloy-nya menyediakan kekuatan, rigiditas, dan duktilitas yang mirip dengan alloy

lainnya. Oleh karena itu, bahan tuang dari titanium murni memilki unsur mekanis yang mirip

dengan tipe III dan tipe IV alloy emas, beberapa bahan tuang alloy titanium seperti: Ti-6Al-4V dan

Ti-15V memiliki unsur yang mirip dengan bahan tuang Ni-Co dan Co-Cr dengan modulus elastisitas

yang rendah. Titanium dan alloy-nya memiliki resistensi yang tinggi terhadap korosi dalam larutan

saline dan lingkungan asam. Meskipun alloy-titanium tahan terhadap korosi karena stabilitas dari

lapisan oksida TiO2, yang tidak lembam terhadap serangan korosif. Pada saat lapisan oksida stabil

di permukaan terpatahkan atau hilang atau tidak mampu untuk terbentuk kembali pada

permukaannya, maka titanium dapat kebih korosif daripada beberapa bahan dasar lainnya.

Rongga mulut dapat distimulasi oleh sebuah sel ektrokimia dibawah laju sirkumstansinya.

Meskipun titanium menunjukkan resistensi yang lebih baik terhadap korosi, namun

memungkinkan untuk berinteraksi dengan jaringan dalam kurun waktu beberapa tahun. Interaksi

ini menghasilkan pelepasan sejumlah kecil produk korosi meskipun dapat ditutupi oleh

termodinamikal film oksida stabil. Jika bahan dasar superstruktural alloy-metal terbuat dari

sebuah Ti implan, maka akan terbentuk sel elektrokimia. Bentuk alloy –metal yang tersedia

terbentuk dari anoda dan titanium sebagai katoda. Elektron ditransfer sepanjang kontak metallik

dan anoda merupakan permukaan atau sisi dimana ion positif terbentuk ( misalnya permukaan

metal pada proses reaksi oksidasi dan pengkaratan) dengan produksi elektron bebas.

PECAHNYA (FRAKTUR) IMPLAN GIGI

Page 18: Jenis Dental Implant1 2003

Meskipun pecahnya implan gigi sangat jarang ditemui, hal ini dapat menyebabkan hasil klinis yang

tidak menguntungkan. Korosi dapat menyebabkan keparahan batas hidup terhadap kelelahan dan

kemampuan daya tahan dari suatu bahan yang dapat memicu kegagalan mekanik dari suatu

implan. Telah dikemukakan bahwa kelalahan metal dapat memicu pecahnya implan. Titanium

tidak cukup stabil untuk mencegah efek yang berlebihan dari penggunaan dan cabikan yang

berlebihan. Dibawah kondisi statis, Ti dan alloy-Ti mampu bertahan terhadap paparan dari cairan

klorin fisiologis pada suhu yang tidak menguntungkan tetapi dapat memicu perubahan oksida

yang disebabkan mikromosi mekanis. Sebagai contohnya, stainless steel dan alloy ti menimbulkan

permukaan yang retak jika terpapar stres. Oleh karena itu, pengulangan pemecahan oksida seperti

abrasi dapat menyebabkan kerusakan terhadap resistensi dari korosi. Superstruktural juga

menyebabkan pelepasan dari ion metal. Korosi menyebabkan pengumpulan dan menghasilkan

tirisan ion yang menutupi permukaan jaringan. Green melaporkan fraktur dari implan gigi dengan

penggunaan selama 4 tahun. Analisis kegagalan dari implan menunjukkan bahwa fraktur

disebabkan oleh kelelahan metal dan mahkota metal yang terbuat dari bahan alloy Ni-Cr-Mo

akibat korosi. Yokoyama, dkk menyimpulkan bahwa titanium dalam lingkungan biologis dapat

menyerap hidrogen dan hal ini merupakan suatu alasan untuk tertundanya fraktur implan dari

bahan titanium.

RESPON SELULER

Ion kromium haxavalent dilepaskan oleh bahan implan. Nikel dan kromium menginduksi reaksi

hipersensitifitas tipe-IV pada tubuh dan bertindak sebagai bahan Haptens, karsinogenik dan

metagenik. Mereka dapat menyebabkan beberapa respon sitotoksik yang meliputi penurunan

aktifitas dari beberapa enzyme, mempengaruhi jalur biokimia, karsinogenitas, dan mutagenitas.

Pamaparan dalan jangka waktu lama dari bahan kedokteran gigi yang mengandung nikel

memungkinkan effek pada monocyt manusia dan sel mukosa rongga mulut. Titanium yang

mengandung nikel memungkinkan untuk terjadinya iritasi jaringan lokal pada beberapa pasien.

Page 19: Jenis Dental Implant1 2003

Mangan dari alloy yang dikonsumsi bersamaaan dengan saliva dapat memicu prosedur toksisitas

yang dapat memicu kerusakan sistem syaraf dan skeletal.

KERUSAKAN TULANG DAN OSTEOLISIS

Alloy-Ti menunjukkan intergrasi dengan lingkungan, baik tulang maupun jaringan lunak. Meskipun

begitu, telah dipahami bahwa alloy-Ti mengandung sejumlah elemen alloy yang bermakna dalam

terjadinya perbedaan morfologi dan kristalisasi, sehingga dapat memberikan pengaruh dalam

osteointegrasi khususnya selama proses korosi yang menghasilkan produk yang mengandung

aluminium dan vanadium. Berdasarkan Roynesdal,dkk kerusakan tulang marginal sekeliling

implan ditunjukkan dari penggunaan implan dengan bahan titanium. Olmedo, dkk melaporkan

adanya makrophage pada jaringan lunak peri implan yang diinduksi oleh proses korosi sehingga

sangat berpengaruh bagi kegagalan penggunaan implan. Ion titanium bebas menghambat

tumbuhnya kristal hidroksiapatit (mineralisasi dari kalsifikasi jaringan pada permukaan). Proses ini

memicu osteolisis dan hilangnya stabilitas klinis dari implan.

REAKSI LOKAL

Meskipun titanium lebih baik resistensinya terhadap korosi, masih memungkinkan terjadinya

interaksi dengan jaringan lunak selama beberapa tahun. Peningkatan level dari kalsium dan fosfor

ditemukan pada permukaan lapisan yang mengindikasikan adanya perubahan dari ion pada

permukaan. Produk korosi dapat menyebabkan iritasi lokal atau nyeri saat menelan pada regio

dari implan tanpa adanya infeksi ataupun menyebabkan infeksi sekuder. Kondisi lingkungan yang

mengandung hidrogen peroksida menunjukkan adanya interaksi dengan titanium dan adanya

hubungan dengan toksisitas yang rendah, inflamasi, pembentukan tulang, dan karakteristik

bakterisidal.

KOROSI

Pengaruh Korosi dalam Rongga Mulut

Page 20: Jenis Dental Implant1 2003

Beberapa tipe korosi elektrokimia mungkin terjadi didalam rongga mulut yang disebabkan oleh

saliva, dan garam yang bertindak sebagai elektrolit. Unsur elektrokimia dari saliva tergantung dari

konsentrasi komponennya, pH , tegangan permukaan, dan kapasitas buffer. Masing-masing dari

faktor ini berpengaruh terhadap kekuatan dari beberapa elektrolit. Oleh karena itu, proses korosi

dikontrol oleh variabel ini.

Keadaaan yang mencerminkan bagaimana dan mengapa bahan kedokteran gigi mengalami korosi,

adalah sebagai berikut:

1. reaksi oksidasi dan reduksi

2. faktor fisik yang menghalangi dan mencegah korosi dari proses serah terima (proses

passivasi atau pembentukan lapisan film oksida passsive pada permukaan metal).

TIPE KOROSI

Terdapat dua tipe reaksi korosi : kimia dan elektrokimia. Pada korosi kimia ( korosi kering), terjadi

kombinasi langsung dari elemen metal dan non metal untuk menghasilkan sebuah komposisi

kimia yang terjadi selama proses oksidasi, halogenasi, atau reaksi sulfurisasi. Korosi elektrokimia

( korosi basah) membutuhkan adanya air atau beberapa elektrolit cair lainnya. Tipe korosi yang

umum terjadi ini sangat berpengaruh pada restorasi gigi. Perbedaan bentuk dari korosi ini

mungkin terjadi dengan tipe reaksi diatas yang disajikan pada gambar 1 dan tabel 1.

Kompleksitas dari proses elektrokimia terdiri dari sambungan supertruktur implan yang

berhubungan dengan fenomena arus galvanik dan titik korosi. Pengurangan pH dan peningkatan

konsentrasi dari ion kloride merupakan dua faktor utama pada proses inisiasi dan propagasi dari

fenomena korosi pada sulkus/ crevise. Jika keasaman media meningkat seiring dengan waktu,

lapisan passive dari alloy terpecah dan memicu proses korosi lokal. Korosi pada sulkus dari

stainless steel pada daerah yang terdapat larutan garam sudah diketahui secara luas. Produk

Page 21: Jenis Dental Implant1 2003

korosi seperti Fe, Cr, dan Ni, serta komponen utama dari stainless steel , terakumulasi pada sulkus

dan membentuk larutan kloride asam yang tinggi sewhingga terjadi laju korosi yang tinggi.

Tabel 1

Tipe korosi Gambaran

Korosi seragam seragam, teraturnya pengurangan metal dari permukaan merupakan model korosi

yang biasanya terjadi

Korosi titik bentuk terlokalisasi, korosinya simetris berupa bentukan titik pada

permukaan. Biasanya terjadi pada bahan metal dasar,

biasanya dilindungi oleh bentukan alami berupa sebuah film

oksida

Korosi sulkus/ crevise korosi sulkus terjadi antara dua permukan yang saling berdekatan at

au tempat yang tidak terjadi perubahan oksigen

Korosi galvanik korosi galvanik terjadi pada saat alloy yang tidak cocok ditempatkan

secara langsung kontak dengan mulut atau jaringan

Tekanan korosi tekanan korosi terjadi karena kelelahan dari metal pada saat terhubu

ng dengan lingkungan yang korosive

Korosi erosi dan fretting( kombinasi dari korosi cairan dan hasil

velositas cairan pada erosi Zig zag) korosi. Korosi fretting terjadi pada sebagian besar metal yang

terke

na jaringan

Page 22: Jenis Dental Implant1 2003

korosi intergranular kemurnian suatu bahan yang reaktif mungkin dapat terpisah, atau

terjadi pemasifan elemen misalnya kromium menipis seperti

butiran

korosi mikrobial mikroorganisme dapat menyebabkan korosi dari metal dan rusaknya

alloy pada lingkungan yang berair. Terbentuknya asam

organik mel

alui jalur glikolisis yang berasal dari gula oleh bakteri

memungkin

kan terjadinya penurunan pH. Penurunan pH menyediakan

lingkungan yang baik bagi bakteri aerobik untuk proses

korosi

KOROSI GALVANIK

Bentuk paling umum dari korosi, yang biasanya terjadi pada implan gigi, adalah korosi galvanik.

Titanium dipilih sebagai bahan untuk implan gigi endoseus (implan yang ditanam dalam tulang

rahang). Meskipun begitu alloy-titanium sangat resisten terhadap korosi karena stabilitas dari

lapisan TiO2, yang tidak mengalami kelembaman terhadap serangan korosi. Pada saat lapisan

oksida yang stabil pecah atau hilang atau tidak mampu untuk terbentuk kembali pada

permukaaannya, titanium dapat lebih korosive daripada bahan dasar metal lainnya. Arus galvanik

dari titanium atau bahan restoratif metalik lain memungkinkan terjadinya korosi. Menurut Hence,

saat ini perhatian ditujukan pada bahan untuk pembuatan suprastruktural untuk pembuatan

implan.

Alloy emas biasanaya dipilih sebagai superrstruktural karena kemampuan biokompatibilitasnya,

resistensinya terhadap korosi dan unsur mekanikalnya yang sangat baik. Meskipun begitu,

Page 23: Jenis Dental Implant1 2003

harganya cukup mahal. Oleh karena itu, biasanya digunakan alloy temuan baru, yaituNi-Cr, Ag-Pd

dan Co-Cr bi. Alloy ini memiliki unsur mekanis yang baik dengan harga yang murah. Tetapi sampai

saat ini biokompatibilitasnya dan resistensinya terhadap korosi masih diteliti.

Jika dua atau lebih bahan prostetik kedokteran gigi digunakan/ sebagai restorasi yang terbuat dari

bahan alloy yang berbeda terpapar dengan cairan mulut, maka terjadi perbedaan hasil potensial

korosi pada aliran arus elektrik diantara mereka. Secara invivo terjadi bentukan sel galvanik dan

arus galvanik yang menyebabkan percepatan proses korosi pada metal. Arus galvanik melewati

metal/ sambungan metal dan juga melewati jaringan sehingga mengakibatkan nyeri. Arus aliran

menyeberangi dua elektrolit, saliva, atau cairan lainnya pada rongga mulut dan tulang serta cairan

jaringan.

Perbedaan permukaaan dari restorasi metalik memungkinkan terbentuknya titik cekungan (pit)/

crevise(sulkus). Sebagai akibatnya, terjadi stres dan korosi pit. Sensitifitas kekuatan mekanis dan

titik tekanan, stres korosi yang membuat pecahnya bahan, gaya torsi, kehalusan, titik lelah korosi

merupakan hal-hal yang patut dipertimbangkan dari titanium yang digunakan sebagai bahan

implan.

Aksi yang bersamaan dari reaksi kimia dan tekanan mekanik menghasilkan korosi fretting (zig zag

seperti gergaji). Fretting merupakan tipe lain dari korosi-erosi, tetapi terjadi pada fase uap.

Tekanan hidrogen merupakan reaksi dari hydrogen dengan karbid pada stainless steel sehingga

membentuk methane, menghasilkan suara dekarburisasi dan permukaan yang melepuh. Hal ini

dapat memicu reaktivitas metal seperti titanium, vanadium , niobium, dll.

KOROSI MIKROBIAL

Mikrobiologi yang berhubungan dengan korosi mendapat perhatian di industri untuk beberapa

tahun. Telah diketahui secara luas bahwa mikroorganisme berpengaruh terhadap korosi metal

dan alloy yang terbenam dalam lingkungan yang berair. Dibawah kondisi yang mirip, efek dari

Page 24: Jenis Dental Implant1 2003

bakteri dalam lingkungan rongga mulut pada korosi dari bahan kedokteran gigi yang terbuat dari

metal masih belum diketahui secara pasti. Efek dari aktifitas enzyme dan degradasi dari resin

komposit telah dilaporkan sebelumnya. Chang, dkk menunjukkan bahwa korosi memiliki peran

penting pada bahan kedokteran gigi dari metal dengan adanya Streptococcus mutans dan

pertumbuhan dari produknya yang meningkat. Penyikatan dan perlekatan dari mikroba pada

implan gigi memungkinkan terganggunya passifitas dan metal passive. Formasi dari asam organik

selama proses jalur glukolisis dari gula pada asam organik dari bakteri menimbulkan menurunnya

pH. pH yang rendah menyebabkan lingkungan yang menguntungkan bagi bakteri aerobik untuk

proses korosi. Mikroba mengoksidasi mangan dan besi serta reaksi produk viz. MnO2, FeO, Fe2O3,

MnCl2, FeCl2 yang memicu korosi pada implan. Mekanisme komplek dari interaksi yang terjadi

diantara bakteri aerobik dan anaerobik terjadi pada beberapa zona, menghasilkan produk korosi.

Semenjak proses deposisi dari biofilm, permukaan metal diantara biofilm dan area lain yang

terpapar oksigen dengan jumlah yang berbeda, memicu terjadinya kreasi dari sel aerasi yang

berbeda. Daerah yang sedikit sel aerasinya menjadi anoda, yang mana memicu korosi dengan

melepaskan ion metal pada saliva. Ion metal ini dikombinasi dengan produk akhir dari bakteri,

bersamaan dengan ion kloride pada elektrolite (saliva) untuk membentuk produk yang lebih

korosive seperti MnCl2, FeCl2, dll yang memicu korosi lebih lanjut. Korosi mikrobial terjadi pada

saat produk sampah berupa asam dari mikroba dan bakteri memicu proses korosi pada

permukaan metal. Insiden dan keparahan dari korosi mikrobial dapat dikurangi dengan menjaga

area sebersih mungkin dan dengan menggunakan semprotan antibiotika untuk mengontrol

populasi mikroba. Maruthmamuthu, dkk mempelajari pengaruh elektrokimia dari mikroba pada

kawat orthodontik pada saliva buatan dengan atau tanpa saliva. Berdasarkan penemuannya,

bakteri sedikit dapat dikurangi resistensinya dan peningkatan proses korosinya. Pelepasan

mangan, kromium, nikel dan besi dari kawat memungkinkan terjadinya oksidasi mangan, oksidasi

besi, dan bakteri heterptropik pada saliva.

EFEK DARI KONSENTRASI ION FLORIDE

Page 25: Jenis Dental Implant1 2003

Dalam lingkungan rongga mulut, floride yang terkandung dalam cairan obat kumur, pasta gigi, dan

gel profilaktik telah digunakan secara luas untuk mencegah karies gigi atau sensitifitas gigi-geligi

maupun untuk membersihkan permukaan rongga mulut setelah aplikasi dari pasta gigi dan sikat

gigi. Efek dentrifis dari ion flouride pada resistensi korosi dari Ti atau alloy-Ti telah dilaporkan

secara luas. Ion flouride sangat memicu pada proses perlindungan terhadap film TiO2 pada Ti dan

alloy-Ti. Gel flouride odontogenik seharusnya dihindari karena dapat memicu lingkungan yang

asam yang dapat memicu terjadinya degradasi dari lapisan oksida titanium dan kemungkinan

terhadap pencegahan osteointegrasi.

PENELITIAN IN VIVO DAN IN VITRO

Permintaan utama dari beberapa bahan metal yang digunakan dalam rongga mulut adalah

harus tidak dapat memproduksi produk korosi yang berbahaya terhadap tubuh. Reed dan Willman

mengungkapkan adanya arus galvanik dalam rongga mulut yang pertamakali dijelaskan secara

detail. Perkiraan nilai untuk magnitude telah dijelaskan. Burse, dkk mendeskripsikan sebuah

penelitian pendahulaun untuk evaluasi tarnish secara in vitro dan menunjukkan pentingnya rasio

elemen proper pada komposisi alloy emas. Beberapa percobaan penelitian secara in vitro untuk

proses korosi ditunjukkan pada tabel 2, yang dapat menjelaskan penelitian selanjutnya mengenai

strategi dari korosi pada impant gigi.

Tufekci, dkk mengungkapkan teknik analitik sensitif yang menunjukkan pelepasan dari

elemen individual selama 1 bulan, yang tampaknya berhubungan dengan fase struktural mikro

dari alloy.

Telah dicatat perubahan arus galvanik dan telah dilaporkan dalam literatur. Pourbaix,

meninjau ulang mengenai metode dari termodinamika elektrokimia ( diagram keseimbangan

antara potensial elektroda dengan pH) dan energi kinetik elektrokimia ( kurva polarisasi ) untuk

Page 26: Jenis Dental Implant1 2003

mengetahui dan memprediksi terjadinya korosi dari metal dan alloy dengan keberadaan cairan

tubuh.

Sutow, dkk mempelajari korosi dari sulkus/ crevise secara in vitro terhadap bahan implan.

Korosi galvanik dari titanium yang berkontak dengan amalgam dan alloy prosthodontik tuang yang

diteliti secara in vitro. Tidak terdapat perubahan dari pH pada saat penggunaan emas, kromiun

kobalt, stainless steel, komposit karbon, atau alloy palladium sebaga bahan metal yang kontak

dengan titanium. Terjadi perubahan pada saat amalgam kontak dengan titanium.

Geis-Gestrofer ,dkk mengemukakan bahwa korosi galvanik dari implant/ sistem

supertruktur sangat penting pada dua aspek: (i) possibilitas dari efek biologis yang memungkinkan

terjadinya bentukan dissolusi dari komponen alloy dan (ii) aliran arus yang dihasilkan dari korosi

galvanik yang memungkinkan terjadinya kerusakan tulang.

Pada penelitian lain, Reclaru dan Meyer memeriksa pengaruh korosi terhadap alloy

kedokteran gigi yang berbeda, yang memungkinkan digunakan untuk superstruktural pada arus

galvanik dengan titanium. Cortada, dkk juga melaporkan bahwa ion metalik juga dilepaskan pada

saliva buatan dari implan titanium dalam rongga mulut yang disandingkan dengan superstruktural

metal yang lainnya. Pada pekerjaan ini, pelepasan ion metalik pada implan rongga mulut dimana

superstrukturalnya terbuat dari bahan metal dan alloy kedokteran gigi yang berbeda juga telah

diteliti.

Penelitian mengenai pengukuran dan evaluasi dari korosi antara titanium dan alloy dalam

kedokteran gigi juga diteliti oleh Grosgogeal, dkk dengan menggunaan teknik elektrokimia dan

spektrometri auger. Hasilnya menunjukkan bahwa intensitas dari proses korosi merupakan kasus

yang jarang terjadi dalam penggunaan Ti/ alloy kedokteran gigi. Tipe dari korosi lain, antara lain

korosi pit dan sulkus (crevise) juga perlu untuk dipertimbangkan.

Page 27: Jenis Dental Implant1 2003

Aparicio, dkk mempelajari pengaruh korosi dari penggunaan titanium murni dibandingkan

dengan bahan lain yang berbeda serta ukuran partikalnya untuk aplikasi implan gigi. Hal ini telah

diketahui dengan baik bahwa osteointegrasi dari penggunaan titanium murni secara komersil (CP-

Ti) pada implan gigi meningkat pada saat metal mengalami letupan saat ditembak dengan tujuan

untuk meningkatkan kekasaran permukaannya. Kekasaran ini membuat kolonisasi dari tulang,

sehungga dapat meningkatkan fiksasi implan gigi.

Oh dan Kim juga meneliti unsur elektrokimia dari galvanik suprastruktural pada implan

titanium. Fotomikrograf setelah pengetesan elektrokimia ditunjukkan oleh korosi pit dan crevis/

sulkus pada jarak antara tepi margin dengan permukaan superstruktural. Sampel pengetesan dari

pasangan implan Ti/ Co-Cr menunjukkan kemungkinan terjadinya korosi galvanik, tetapi dengan

derajat perbedaan yang tidak bermakna.

Siiril dan knenn mempelajari efek dari pemberian flouride secara topikal pada titanium

murni yang dijual secara komersil dan menyimpulkan bahwa penggunaan sikat gigi seharusnya

sebisa mungkin tidak menimbulkan efek abrasif pada saat kontak dengan titanium , dan

kontaminasi dengan flouride topikal seharusnya juga dihindari. Nakagawa, dkk mempelajari

hubungan antara konsentrasi fluoride dengan nilai pH pada proses korosi Ti yang terjadi dengan

hadirnya ion fluoride.

Dari peninjauan ulang mengenai literatur di atas, terdapat suatu fakta bahwa monitoring

dari potensial korosi dapat membantu dalam indikasi keberadaan dan perluasan korosi galvanik

yang terjadi pada implan gigi. Berdasarkan joe, dkk, sangat sulit untuk memprediksi ketentuan

klinis dari alloy berdasarkan penelitian in vitro, semenjak ditemukannya beberapa faktor yang

dapat mengubah kualitas dan kuantitas saliva, makanan, kebersihan rongga mulut, pemolesan

alloy, jumlah dan distribusi dari tekanasn olkusal atau penyikatan dengan pasta gigi yang dapat

mempengaruhi korosi pada bebepara derajat . Peningkatan jumlah ion metal pada lingkungan

memungkinkan dicegahnya korosi lebih lanjut. Suatu saat terjadi pengkorosian metal yang

Page 28: Jenis Dental Implant1 2003

disebabkan ion yang mengalami saturasi/ pemasakan pada lingkungan perantara. Situasi ini tidak

sering terjadi pada restorasi gigi karena pemecahan makanan, cairan, dan penyikatan gigi dapat

menyingkirkan ion ini. Sehingga, proses korosi dari restorasi dapat berlanjut.

KESIMPULAN

Menanggapi tentang temuan terkini mengenai metallurgi dan teknologi yang handal dan

progresifitas yang cepat dari disain dan perkembangan ilmu bedah dan bahan kedokteran gigi,

kadang-kadang masih juga terjadi kegagalan. Satu dari alasan terjadinya kegagalan dari implan gigi

yaitu terjadinya proses korosi. Superstruktural yang terpenting/ pasangan implan merupakan

salah satu bagian yang mampu menahan kondisi terekstrim yang dapat terjadi dalam rongga

mulut. Pemilihan bahan yang digunakan untuk implan seperti implan dengan suprastruktural yang

ditanam dalam tulang rahang dapat menjadi masalah yang penting, dan dapat dibuat dengan

mengevaluasi korosi galvaniknya. Pada saat suatu mekanisme yang dapat membuat bahan

kedokteran gigi dapat diterima oleh jaringan tubuh dan stabilitas struktural secara jelas

dimengerti, maka kegagalan implan akan jarang terjadi, sehingga dapat disediakan suatu bahan

yang cocok untuk digunakan dan ditempatkan pada sisi yang diindikasikan.

http://titianputri.blogspot.com/2009/11/tingkat-korosi-pada-implant-gigi-dengan.html

Dental Implant

Dental implant adalah gigi palsu (dari bahan sintetik) yang dipasang ke dalam mulut pasien melalui tindakan pembedahan sehingga gigi palsu ini tertanam ke dalam tulang rahang. Dengan demikian gigi palsu ini dapat berdiri sendiri tanpa mengganggu gigi-gigi lain yang masih sehat. Dental implant adalah gigi palsu yang paling mirip dengan gigi asli. Bahan yang dipakai terbuat dari titanium yang bersifat ’bio-innert’ dengan jaringan tubuh (tulang).

Page 29: Jenis Dental Implant1 2003

Bagaimana implant ini berfungsi?Setelah terpasang (tertanam) dan menyatu di dalam tulang rahang implant disambung dengan mahkota gigi buatan , dengan demikian gigi palsu ini tidak perlu dilepas atau dibuka untuk dibersihkan seperti gigi palsu yang sudah dikenal. Biaya pemasangan implant memang lebih mahal dibanding gigi palsu biasa tapi implant memiliki kelebihan karena sangat mirip dengan gigi asli.

Siapakah yang dapat dipasang dental implant?Bila seseorang ingin dipasang dental implant maka pertama-tama ia harus mengunjungi dokter gigi untuk dievaluasi. Umumnya kondisi pasien harus sehat, tulang rahangnya cukup tebal dan kebersihan mulutnya baik. Keberhasilan dental implant akan menurun bila pasien mempunyai kebiasaan ”bruxism”, menderita penyakit kronis seperti diabetes tak terkontrol atau pada pasien yang perokok atau peminum.

Bagaimana prosedur pemasangan implant?Implant umumnya dipasang ke pasien dengan menggunakan anestesi lokal tanpa melupakan prinsip-prinsip sterilisasi dan setelah itu pasien mendapat medikasi yang optimal.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses penyembuhan?Setelah terpasang, implant memerlukan waktu untuk proses osseointegrasi (menyatu dengan tulang), yang memakan waktu antara 2-9 bulan. Ini tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: daya penyembuhan pasien, kualitas tulang, dan penggunaan graft.

Page 30: Jenis Dental Implant1 2003

Bagaimana tingkat kesuksesan implant ini?Saat ini tingkat kesuksesan rata-rata mencapai 95% bila implant dipasang di rahang bawah dan 85% bila dipasang di rahang atas.

Bagaimana merawat implant yang sudah terpasang?

Faktor utama agar implant tetap berfungsi baik kebersihan mulut merupakan syarat utama. Pembersihan implant seperti membersihkan gigi yaitu dengan floss dan sikat sekurang-kurangnya 2 kali sehari. Petunjuk spesifik akan diberikan oleh dokter yang bersangkutan.

Berapa harga untuk sebuah implant?Karena pemasangan implant melalui suatu proses yang memerlukan alat atau instrumen khusus dan juga implant sendiri terbuat dari bahan yang diproses dengan tahap-tahap yang rumit maka biaya yang dikenakan ke pasien akan lebih mahal dibanding dengan gigi palsu lainnya. Untuk lebih terperinci maka dokter akan memberi penjelasan lebih lanjut.

http://www.dentiadental.com/treatment-services/dental-implant/

What Exactly Does the Dental Implant Procedure Involve?

First, you will need to discuss your options with your dentist. Together, it will be decided if you are a good candidate for dental implants. The dentist will take a complete dental history, x-rays, and complete a thorough oral examination. If you are a candidate for implant surgery, the procedure is as follows:  

Page 31: Jenis Dental Implant1 2003

1. Surgical placement of the implant(s) into the bone. This is usually done right in the dentist’s office, with a local anesthetic. After surgery, there is a healing period of approximately four months. During this time, the implants fuse to the bone by a process known as ‘osseointegration’.  

2. Next, there is a minor surgical exposure of the top of the

implant, whereby the dentist will attach the post to the implant. The function of the post is to become the support for either

one tooth or a set of teeth. This is a short procedure that usually requires only local anesthesia. 

3. The last phase is the restorative phase. The dentist will take impressions and then

make a prosthesis that will attach to the implants. This will

require several visits. Once completed, your mouth will be

restored to natural looking, strong teeth.  

Page 32: Jenis Dental Implant1 2003

What Are The Types of Dental Implants?

There are many implants available, each designed for a specific function. Most are made of titanium, an inert metal which has been proven to be effective at fusing with living bone, a process known as "osseointegration". The cylindrical or screw type implant, called "root form", is similar in shape to the root of a tooth with a surface area designed to promote good attachment to the bone. It is the most widely used design and generally placed where there is plentiful width and depth of jawbone. Where the jawbone is too narrow or short for immediate placement of root form implants the area may be enhanced with bone grafting to allow for their placement.

When the jawbone is too narrow and not a good candidate for bone grafting, a special narrow implant, called "plate form", can be placed into the bone. In cases of advanced bone loss, the "subperiosteal" implant, may be prescribed. It rests on top of the bone but under the gums.

The actual implant procedure involves the surgical placement of the implant or implants, a healing period (osseointegration) and implant restoration to replace the missing tooth or teeth. The treatment may be a cooperative effort between a surgical dentist who actually places the implant and a restorative dentist who designs, prescribes and inserts the final replacement teeth. Some dentists have advanced training and provide both of these services.

 

Root Form Implants

Root form implants are the closest is shape and size to the natural tooth root. They are commonly used in wide, deep bone to provide a base for replacement of one, several or a complete arch of teeth. After application of anesthetic, your dentist will expose the area of the jawbone to be implanted and prepare the bone to accept the implant. The number of incisions and bone preparations depends upon the number of implants (and teeth) being placed. The implant is carefully set into place and the gums are closed with several stitches. The healing period usually varies from as few as three months to six or more. During this time osseointegration occurs. The bone grows in and around the implant creating a strong structural support. In fact, this bond can be even stronger than the original tooth’s. When healing is complete, your implant is uncovered and an extension or abutment is attached to it. Now the implant and abutment act as a solid unit ready to support your new tooth or teeth.

 

Plate Form Implants

Plate form implants are usually used when the bone is so narrow it may not be suitable for the root form implant and the area is not suitable for bone grafting. The plate form implant is flat and long so it can fit into the narrow jawbone. After application of

Page 33: Jenis Dental Implant1 2003

anesthetic, your dentist will expose the area of the jawbone to be implanted and prepare the bone to accept the shape of the implant. The number of incisions depends upon the number of implants being placed. The implant is carefully set into place and the gums are closed with several stitches. Like root form implants, there is usually a healing period for osseointegration, although some plate form implants are designed for immediate restoration.

 

Subperiosteal Implants

With very advanced jawbone resorption there may not be enough bone width or height for the root form or plate form implant. In these cases the subperiosteal implant may be prescribed. The subperiosteal implant is custom made and designed to sit on top of the bone, but under the gums. There are two methods for its placement.

The "dual surgery" method. After application of anesthetic, your dentist will expose the jawbone and take an impression or model of the bone using special materials. This model is used by a dental laboratory to carefully create the custom implant to fit your jaw. A second procedure is then carried out where the jawbone is

exposed and the implant placed. The gums are closed with several stitches and replacement teeth are put into place.

For the "single surgery" method your dentist will order a special CAT scan of your jawbone. Using the CAT scan data and advanced computer modeling techniques, a model of your jawbone is constructed. This model is used by a dental laboratory to fabricate the custom subperiosteal implant to fit your jaw. A surgical procedure is then carried out where the jawbone is exposed and the implant placed. The gums are closed with several stitches and the replacement teeth are put into place.

Dental Implant Restoration Types

Single Tooth Missing

The single tooth implant restoration consists of three parts. Namely, the implant post which replaces the tooth root, the abutment which will support the crown and the prosthetic crown itself. The crown is either cemented onto the abutment or held in place with a screw.

With today's developments, there are a variety of implant systems, models and ranges available. Each line catering to the individualized needs of patients.

A single tooth implant with crown is one of the best permanent restorations. This solution both looks and functions just like a natural tooth.

Page 34: Jenis Dental Implant1 2003

Multiple Tooth Missing

If multiple teeth are missing in different parts of the mouth, several single tooth implants are good replacement restorations.

If multiple teeth are missing within the same region, several missing teeth can sometimes be replaced with fewer implants because dental implants are stronger than the natural tooth roots. This solution includes having implant fixed bridges done.

An implant fixed bridge is very much like a conventional bridge except the support is actually over implants rather than natural teeth. The implants themselves act as man-made roots. A great advantage is that this is that it is self-supporting unlike conventional tooth-supported bridges that puts a heavier load on the remaining teeth.

All Teeth Missing

When all teeth are missing or in a condition that all teeth need to be replaced, there are two basically types of full arch implant reconstructions options:

1. Fixed bridges anchored to dental implants

2. Implant Supported Dentures

Fixed Bridges anchored to dental implants: With today's technologies, it is possible to replace a full jaw with dental implants and a fixed bridge that results in a permanent, stable and high esthetic solution similiar to having a new set of teeth again.

Implant Supported Dentures: Implants allow you to wear full dentures (overdentures) and partial dentures without worrying that they will slip or fall out. Having implants to support these dentures also means that the base of the denture can be made much smaller and more comfortable. For overdentures, implants with screws placed in the jaw will serve as attachments for a metal bar, which will help support a removable denture.

http://www.dentalimplants-india.com/dental-implants-types.htm

http://www.freepatentsonline.com/D486912.html

Page 35: Jenis Dental Implant1 2003

Picture #2 The dental implant is placed in the jaw bone and revealed after a few months. In this case during the dental implant surgery the dentist placed a healing cap immediately. During the healing of the gums the gingiva formed a nice shape around the healing cap. This will enable an esthetic finish when placing the final restored tooth.

Picture #3 The abutment is connected to the dental implant.

Page 36: Jenis Dental Implant1 2003

Picture #4 The final result a beautiful restored dental implant tooth. Notice how the gingiva surrounds the tooth perfectly making it impossible to notice that this is a false tooth!

Picture #5A single dental implant being inserted into the gum using a special wrench.

Page 37: Jenis Dental Implant1 2003

Picture #6Open Wall Sinus lift And Bone Graft Procedure:The following pictures show the sequence of an open wall sinus lift. The sinus is reached from the outer (buccal) side of the jaw. The gum is cut open and the outer wall of the upper jaw is exposed.

An opening is cut in the bone

Page 38: Jenis Dental Implant1 2003

The “window” is pushed in – exposing the inner part of the bone and the lower part of the sinus .(The membrane separating the jaw bone from the sinus space is – the sinus membrane.)

Bone graft material is placed in the space and slowly the sinus ceiling is pushed up and more bone graft material is filled into the new space.

Page 39: Jenis Dental Implant1 2003

Finally the area is stitched up after suficiant bone graft material has been applied into the area.

http://www.dental-implants-guide.com/dental-implant-procedure-pictures.html

Page 40: Jenis Dental Implant1 2003