3
1. Gambar tersebut merupakan struktur insulin Pada struktur primer konformasi proteinnya distabilkan oleh ikatan disulfide. Ikatan disulfide dapat terjadi karena adanya interaksi antara 2 asam amino sistein yang saling berdekatan dari proteinnya. Pada gambar ikatan disulfide yang terbentuk ada 3 yang terjadi pada asam amino sistein ke 6 dengan 11 pada rantai A, asam amino sistein ke 7 pada rantai A dengan 7 pada rantai B. dan asam amino sistein 20 rantai A dengan sistein 19 pada rantai B 2. Struktur protein memiliki pengaruh besar terhadap aktivitasnya. Hal ini dapat dilihat pada pendekatan kasus penyakit sickle cell anemia (Anemia sel sabit), dimana pada penyakit anemia terjadi perubahan struktur primer protein dalam hal ini hemoglobin dalam sel darah merah. Perubahan struktur primer ini disebabkan karena adanya mutasi pada rantai β subunit dari hemoglobin yang menyebabkan pertukaran asam glutamate (glu) dengan asam amino hidrofobik valin (val) pada posisi 6. Karena adanya perubahan struktur ini maka kemampuan hemoglobin dalam sel darah merah untuk mengikat oksigen akan berkurang. 3. A. Specific Activity Purification level Yield 200 1 100 600 3 75 666 3,3 25 1500 7,5 18,75 15000 75 16,37 B. Karena semakin kecil protein yang akan dimurnikan maka akan semakin besar spesifik aktivitasnya. Disamping itu, semakin meningkat tahapan dalam purifikasi protein maka protein yang dihasilkan akan semakin murni 4. Pendekatan yang dilakukan untuk mengembangkan obat inhibitor ini yaitu dengan membuat obat inhibitor yang bersifat non kompetitif dimana obat ini akan menyerang sisi alosterik yang akan mengubah sisi aktif enzim 5. L

Jawaban Final Biokimia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jawaban

Citation preview

Page 1: Jawaban Final Biokimia

1. Gambar tersebut merupakan struktur insulinPada struktur primer konformasi proteinnya distabilkan oleh ikatan disulfide. Ikatan disulfide dapat terjadi karena adanya interaksi antara 2 asam amino sistein yang saling berdekatan dari proteinnya. Pada gambar ikatan disulfide yang terbentuk ada 3 yang terjadi pada asam amino sistein ke 6 dengan 11 pada rantai A, asam amino sistein ke 7 pada rantai A dengan 7 pada rantai B. dan asam amino sistein 20 rantai A dengan sistein 19 pada rantai B

2. Struktur protein memiliki pengaruh besar terhadap aktivitasnya. Hal ini dapat dilihat pada pendekatan kasus penyakit sickle cell anemia (Anemia sel sabit), dimana pada penyakit anemia terjadi perubahan struktur primer protein dalam hal ini hemoglobin dalam sel darah merah. Perubahan struktur primer ini disebabkan karena adanya mutasi pada rantai β subunit dari hemoglobin yang menyebabkan pertukaran asam glutamate (glu) dengan asam amino hidrofobik valin (val) pada posisi 6. Karena adanya perubahan struktur ini maka kemampuan hemoglobin dalam sel darah merah untuk mengikat oksigen akan berkurang.

3. A.

Specific Activity Purification level Yield200 1 100600 3 75666 3,3 251500 7,5 18,7515000 75 16,37

B. Karena semakin kecil protein yang akan dimurnikan maka akan semakin besar spesifik aktivitasnya. Disamping itu, semakin meningkat tahapan dalam purifikasi protein maka protein yang dihasilkan akan semakin murni

4. Pendekatan yang dilakukan untuk mengembangkan obat inhibitor ini yaitu dengan membuat obat inhibitor yang bersifat non kompetitif dimana obat ini akan menyerang sisi alosterik yang akan mengubah sisi aktif enzim

5. L

Reaksi enzimatis yang akan meningkat yaitu rekasi pembentukan N dari L karena apabila Q dan S hadir dalam sel pada konsentrasi tinggi maka pembentukan P dan R dari O akan di hambat. Saat pembentukan P dan R dihambat, pembentukan O akan menumpuk maka terjadilah penghambatan L membentuk M. Sehingga pembentukan N dari L akan meningkat.

6. N

Page 2: Jawaban Final Biokimia

7. Enzim Phenylalanine hydroxylase merupakan enzim yang mensintesis pembentukan tyrosin dari penil alanin. Sehingga apabila seseorang mengalami kelainan genetic pada enzim phenylalanine hydroxylase, maka tyrosin tidak dapat disintesis dari penil alanin dalam tubuh. Sehingga dibutuhkan tyrosin dari diet agar tubuh normal.

8. V9. Topoisomerasi : Ketika replikasi selesai, kedua lingkaran hasil replikasi masih menyatu.

Pemisahan dilakukan oleh enzim topoisomerase

Helicase : enzim yang terlibat dalam replikasi DNA kemudian memutus ikatan-ikatan hidrogen yang menyatukan kedua untaian DNA.

Ligase : enzim yang menyatukan fragmen-fragmen okazaki. Elongation factor : faktor pemanjangan pada proses transkripsi DNA polymerase : dna dipakai dalam tahapan replikasi. RNApolymerase : RNA yang digunakan dalam proses transkripsi

Primer : bentuk untaian DNA baru yang dibentuk oleh DNA polimerase dengan memperpanjang oligonukleotida yang dibentuk oleh enzim primase. Istilah ini dipakai dalam tahapan replikasi.

Start codon : kodon pertama yang diterjemahkan pada saat translasi atau disebut juga

kodon inisiasi (AUG yang menyandikan metionin). Istilah ini dipakai dalam tahapan translasi. Stop codon : Kodon akhir (kodon terminal) yang tidak menyandikan asam amino. Kodon

akhir menyebabkan proses translasi berakhir dengan bantuan faktor pelepasan untuk melepas

ribosom. Istilah ini dipakai dalam tahapan translasi. mRNA : membawa kode-kode genetik dari DNA di inti sel menuju ke ribosom di

sitoplasma. Istilah ini dipakai dalam tahapan translasi. tRNA : berfungsi sebagai penerjemah kodon dari mRNA dan mengikat asam-asam

amino di dalam sitoplasma yang akan disusun menjadi protein dan mengangkutnya ke ribosom. Istilah ini dipakai dalam tahapan translasi.