114
SPESIFIKASI UMUM BIDANG JALAN DAN JEMBATAN

Jalan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

okp

Citation preview

SPESIFIKASI UMUM BIDANG JALAN DAN JEMBATANDIVISI 1UMUMSEKSI 1.2PERSIAPAN1.2.1 UMUM1) Uraiana) Yang dimaksud dengan persiapan adalah pekerjaan yang mecakup pemeriksaan lapangan, mobilisasi dan demobilisasi, kantor lapangan dan fasilitas, fasilitas pengujian, dan pelayanan pengujian serta logistik.

b) Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pemeriksaan lapangan, mobilisasi dan demobilisasi, kantor lapangan dan fasilitas, fasilitas pengujian, dan pelayanan pengujian serta logistik.

1.2.2 PERSYARATAN1) Standar RujukanPeraturan Presiden RI No.79 tahun 2006 tentang perubahan kelima Kepres No.80 tahun 2003. Kepmen

Kimpraswil No.257/KPTS/M/2004, Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi. Pd T-12-2003 : Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan.

Pd T-14-2005-B : Pedoman inspeksi dan pemeliharaan drainase jalan. Pd T-16-2004- B : Survei inventarisasi geometri jalan perkotaan.

Pd T-21-2004-B : Survei kondisi rinci jalan beraspal di perkotaan.

1.2.3 PEMERIKSAAN LAPANGAN1) Prinsip Dasara) Penyedia Jasa harus menyediakan personil ahli teknik untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan sehingga diperoleh mutu, dan dimensi sesuai yang disyaratkan dalam ketentuan.

b) Pada awal pelaksanaan pekerjaan, personil tersebut harus disertakan dalam pelaksanaan suatu survei lapangan yang lengkap, dan menyiapkan laporan hasil survei lapangan untuk menentukan kondisi fisik, struktur perkerasan lama, struktur jembatan, perlindungan lereng, fasilitas perlengkapan jalan, dan fasilitas drainase yang bersangkutan. Dengan demikian akan memungkinkan Direksi Pekerjaan melaksanakan revisi minor, dan menyelesaikan serta menerbitkan detail pelaksanaan sebelum kegiatan pelaksanaan dimulai. Selanjutnya personil tersebut harus disertakan dalam pematokan (staking out), survei seluruh proyek, investigasi dan pengujian bahan tanah, investigasi dan pengujian campuran aspal, dan rekayasa serta penggambaran untuk menyimpan dokumen rekaman proyek. Direksi Teknis dan Direksi Pekerjaan harus disertakan pada saat survei.

c) Survei harus dilaksanakan dibawah pengawasan Direksi Teknis, yang harus menjamin bahwa semua kondisi yang ada telah dicatat dengan baik dan teliti. Formulir pelaporan kondisi tersebut harus dalam format yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.

2) Pekerjaan Survei Lapangan untuk Peninjauan Kembali RancanganSelama 30 (tiga puluh) hari pertama sejak periode mobilisasi, Penyedia Jasa harus mengerahkan personil tekniknya untuk melakukan survei lapangan, membuat laporan tentang kondisi fisik dan struktur dari perkerasan, selokan samping, gorong-gorong, jembatan dan struktur lainnya, serta perlengkapan jalan lainnya seperti rambu jalan, patok kilometer, pagar pengaman, dan landscape awal. Pekerjaan survei lapangan ini harus dilaksanakan pada seluruh panjang jalan dalam lingkup kontrak, tetapi tidak terbatas pada:a) Pengkajian Terhadap Persiapan dan Gambar

(1) Penyedia Jasa harus mempelajari gambar asli yang terdapat dalam dokumen kontrak dan berkonsultasi dengan Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis sebelum pekerjaan survei dimulai. Gambar ini harus diantisipasi terhadap perubahan kecil pada alinyemen, ruas dan detail yang mungkin terjadi selama pelaksanaan.

(2) Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi, dan tidak boleh mengambil keuntungan atas setiap kesalahan atau kekurangan dalam gambar rencana atau perbedaan antara gambar rencana dan spesifikasi. Penyedia Jasa harus menandai dan memperbaiki setiap kesalahan atau kekurangan pada gambar rencana dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

(3) Direksi Pekerjaan akan melakukan perbaikan dan interpretasi untuk melengkapi gambar rencana. Setiap perbedaan dari gambar rencana yang berhubungan dengan kondisi lapangan yang tidak terantisipasi, akan ditentukan dan disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.

(4) Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus mencapai kesepakatan terhadap ketepatan atas setiap perubahan terhadap gambar rencana dalam kontrak ini.

b) Survei Kondisi Perkerasan dan Geometrik Jalan

(1) Penyedia Jasa harus melakukan survei inventarisasi geometrik jalan dan survei kondisi jalan atas persetujuan Direksi Pekerjaan.

(2) Survei kekuatan perkerasan untuk perkerasan beraspal dilakukan dengan pengujian lendutan dengan alat Benkelman Beam atau alat lain yang disetujui oleh Direksi Teknis.

(3) Survei kekuatan perkerasan tanpa penutup aspal atau perkerasan beraspal yang sudah rusak dengan pengujian Dynamic Cone Penetrometer (DCP) atau metode lain yang disetujui oleh Direksi Teknis.

(4) Survei kekasaran permukaan perkerasan diwajibkan menggunakan alat pengukur kekasaran secara otomatis (NAASRA Roughmeter), atau peralatan sejenis lainnya.

(5) Apabila diminta oleh Direksi Pekerjaan, maka Penyedia Jasa harus melakukan pengujian pada jalan dengan proof rooling (pembebanan dengan kendaraan berjalan untuk mengetahui lendutan secara visual).

c) Survei Sistem Drainase Eksisting

(1) Penyedia Jasa harus melakukan survei ketinggian (elevasi), survei memanjang pada kedua sisi jalan, menyiapkan gambar potongan memanjang yang akurat, menggambarkan profil permukaan tanah asli dan profil lantai dasar (invert profile) selokan, dan detail penampang melintang dari semua selokan yang ada. Gambar penampang memanjang harus diambil sepanjang lantai dasar dari semua selokan dan saluran air. Tentukan hulu dan hilir lantai dasar, dan dimensi dalam dari semua saluran gorong- gorong atau sungai dalam batas pekerjaan dalam kontrak ini. Jarak antara pada pembacaan ketinggian sepanjang profil penampang memanjang maksimum 25 m.

(2) Gambar penampang memanjang sepanjang kedua sisi jalan yang telah disiapkan harus dalam bentuk standar yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan dan harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dengan jumlah 1 (satu) asli dan 3 (tiga) salinan sebagai bagian dari laporan survei Penyedia Jasa.

d) Survei Pekerjaan Perlindungan Talud

Untuk daerah berbukit atau bergunung, Penyedia Jasa harus melakukan survei detail terhadap talud alam atau buatan yang diperkirakan tidak stabil dan membutuhkan pekerjaan perlindungan talud.

f) Survei Fasilitas Perlengkapan Jalan Lama(1) Lokasi dan fungsi detail dari semua marka jalan lama, paku jalan (road studs), dan mata kucing

(reflectorised studs).

(2) Lokasi dan detail semua patok kilometer, patok pengarah, kereb, trotoar, median. (3) Lokasi, jenis, dan dimensi detail dari semua rel pengaman.

3) Pekerjaan Pelaksanaan Surveia) Setelah Direksi Pekerjaan menyelesaikan revisi minor dan menerbitkan gambar kerja, Penyedia Jasa harus yakin bahwa juru ukur telah dilengkapi dengan semua gambar kerja yang berisi informasi paling mutakhir tentang lebar perkerasan yang diperlukan dan potongan melintang standar. Semua pengukuran survei lapangan harus dicatat dalam buku catatan standar untuk survei lapangan. Lembar halaman yang terlepas tidak boleh digunakan.

b) Pemeriksaan Stasiun (Sta) pada setiap patok kilometer lama dengan menyiapkan sebuah denah yang menunjukkan secara pasti posisi setiap patok kilometer yang berhubungan dengan Sta proyek. Dalam keadaan bagaimanapun, patok kilometer lama tidak boleh dipindah atau digeser selama periode kontrak, kecuali kalau mutlak dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.

c) Pada lokasi pekerjaan yang akan diadakan perbaikan tepi perkerasan atau pelebaran, penampang melintang asli dari jalan lama harus diukur dan dicatat untuk perhitungan kuantitas.

d) Untuk pengukuran semua lapis perata, dan jika diperlukan penyesuaian punggung jalan, harus diadakan pengukuran profil memanjang sepanjang sumbu jalan bersama dengan profil penampang melintang.

4) Penetapan Titik Pengukurana) Pada umumnya, alinyemen jalan lama, permukaan jalur lalu lintas (carriageway surface), dan patok kilometer lama harus menjadi patokan untuk memulai pekerjaan pemeliharaan rutin, kecuali bila diperlukan perubahan kecil pada alinyemen jalan, maka dalam hal ini diperlukan titik kontrol sementara yang akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan dan data-data detailnya akan diserahkan kepada Penyedia Jasa untuk menentukan titik pengukuran pada alinyemen yang akan diubah.

b) Jika dipandang perlu menurut Direksi Teknis maka Penyedia Jasa harus melakukan survei secara akurat dengan memasang Bench Mark (BM) pada lokasi tertentu di sepanjang proyek untuk revisi minor terhadap gambar rencana, pengukuran ketinggian permukaan perkerasan atau penetapan titik pengukuran (setting out) yang akan dilakukan. BM permanen harus dibuat di atas tanah yang tidak mudah bergeser.

c) Penyedia Jasa harus memasang titik patok pelaksanaan yang menunjukkan garis dan ketinggian untuk pekerjaan perbaikan tepi perkerasan, lebar bahu, dan selokan samping sesuai dengan penampang melintang standar yang diberikan dalam gambar rencana dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Jika menurut Direksi Pekerjaan diperlukan perubahan pada setiap garis dan ketinggian, baik sebelum maupun sesudah penempatan patok, maka Direksi Pekerjaan akan mengeluarkan perintah yang terinci kepada Penyedia Jasa untuk melaksanakan perubahan tersebut dan Penyedia Jasa harus mengubah penempatan patok sambil menunggu persetujuan lebih lanjut.

d) Apabila diperlukan untuk tujuan pengukuran kuantitas, maka Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran penampang melintang pada permukaan tanah asli dalam interval 25 m, atau jika diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.

e) Profil yang diterbitkan harus digambar dengan skala, ukuran dan tata letak (layout) sebagaimana yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Gambar penampang melintang harus menunjukkan elevasi permukaan akhir yang diusulkan, yang diperoleh dari gambar detail rancangan.

f) Gambar profil asli bersama dengan 3 (tiga) salinannya harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.

Direksi Pekerjaan akan menandatangani 1 (satu) salinan untuk disetujui atau untuk direvisi, dan selanjutnya dikembalikan kepada Penyedia Jasa.

g) Apabila Direksi Pekerjaan memandang perlu, maka Penyedia Jasa harus menyediakan semua instrumen, personil, pekerja dan bahan yang mungkin diperlukan untuk memeriksa penetapan titik pengukuran atau untuk setiap pekerjaan relevan lainnya yang harus dilakukan.

5) Tenaga Ahlia) Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang Jalan dan Jembatan yang berpengalaman, untuk mengarahkan dan mengatur kegiatan pekerjaan perbaikan perkerasan, pelaksanaan lapis ulang, pelaksanaan bahu jalan, saluran samping, jembatan dan sebagainya.

b) Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang konstruksi yang bertanggung jawab atas produksi aspal beton, termasuk pengadaan bahan, pembuatan rumus perbandingan campuran, penyetelan bukaan penampung dingin (cold bin) dan panas (hot bin) dan semua kebutuhan lainnya untuk menjamin agar persyaratan campuran aspal panas dapat dipenuhi.

c) Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang lingkungan yang bertanggung jawab atas pengelolaan dampak lingkungan yang terjadi di lokasi pekerjaan.

6) Pengendalian Mutu BahanPersonil bidang tanah/aspal yang disediakan Penyedia Jasa harus melakukan investigasi sumber bahan, membuat rancangan campuran percobaan untuk campuran aspal panas, dan secara rutin melakukan pengujian laboratorium untuk pengendalian mutu bahan aspal, fondasi, dan bahu jalan. Catatan harian dan arsip hasil pengujian harus disimpan dan setiap saat dapat ditunjukkan kepada Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis jika ada pemeriksaan.

Seluruh pengujian laboratorium harus dilakukan oleh Penyedia Jasa dibawah pengawasan DireksiTeknis seperti diuraikan dalam Pasal 1.2.6 dari spesifikasi ini.

7) Dasar PembayaranPengadaan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk kegiatan survei lapangan, pekerjaan pelaksanaan survei, penetapan titik pengukuran, tenaga ahli dan pengendalian mutu, harus dipenuhi tanpa pembayaran tambahan dan semua biaya tersebut harus termasuk dalam harga satuan yang telah dimasukkan dalam berbagai mata pembayaran yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.

1.2.4 MOBILISASI DAN DEMOBILISASI1) Prinsip DasarLingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam kontrak ini tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan pada bagian-bagian lain dari dokumen kontrak, dan secara umum Penyedia Jasa harus memenuhi ketentuan berikut:a) Mampu memobilisasi sumber daya manusia, material, dan peralatan sesuai dengan kebutuhan yang diatur dalam dokumen kontrak.

b) Menyediakan lahan yang dapat digunakan sebagai kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan sebagainya.

2) Mobilisasi PersonilPenyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:a) Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Untuk tenaga inti harus mengacu pada daftar personel inti (key personnel) yang dilampirkan dalam berkas penawaran.

b) Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa (General Superintendant) yang memenuhi jaminan kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya (pembangunan, pemeliharaan berkala, atau pemeliharaan rutin jalan/jembatan).

c) Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan keahlian sesuai dengan yang diperlukan, maka prioritas harus diberikan kepada pekerja setempat.

3) Mobilisasi Fasilitas Kantor dan PeralatanPenyedia Jasa harus memobilisasi fasilitas dan peralatan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:a) Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/kendaraan mengikuti aturan perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR), Kepolisian dan instansi terkait lainnya.

b) Menyediakan lahan yang diperlukan untuk basecamp pelaksanaan pekerjaan di sekitar lokasi proyek, digunakan untuk kantor proyek, gudang dan sebagainya yang telah disebutkan dalam kontrak.

c) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke lokasi pekerjaan yang akan menggunakan peralatan tersebut sesuai kontrak.

d) Apabila setiap alat berat yang telah selesai digunakan dan tidak akan digunakan lagi, maka alat berat tersebut segera dikembalikan.

e) Untuk pengangkutan alat-alat berat, maka jembatan diperkuat.

f) Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan pemeliharaan kendaraan/peralatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya dan tidak mencemari tanah dan air.

4) Mobilisasi MaterialPenyedia jasa harus memobilisasi material sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:a) Menyediakan fasilitas kuari yang diusahakan dekat dengan lokasi proyek dan sudah mengikuti aturan perizinan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dan instansi terkait.

b) Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi pelaksanaan fisik. c) Pengajuan izin menggunakan kuari kepada Pemerintah Daerah.

d) Material yang akan didatangkan dari luar lokasi pekerjaan terlebih dahulu diambil contohnya untuk diuji keandalannya di laboratorium, apabila tidak memenuhi syarat, segera diperintahkan untuk diangkut ke luar lokasi proyek dalam waktu 3 x 24 jam.

5) Periode MobilisasiMobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar harus diselesaikan sesuai jadwal pekerjaan, dan sudah harus dimulai selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung mulai diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

6) Program MobilisasiPelaksanaan mobilisasi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:a) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah penandatanganan kontrak, Penyedia Jasa melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting/PCM) yang dihadiri Pemilik, Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis dan Penyedia Jasa untuk membahas semua hal baik teknis maupun non teknis dalam proyek ini.

b) Dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah PCM, Penyedia Jasa menyerahkan program mobilisasi (termasuk program perkuatan jembatan, bila ada) dan jadwal pelaksanaan pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.

c) Program mobilisasi menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang mencakup informasi tambahan sebagai berikut:(1) Lokasi basecamp Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum dan denah rinci di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Penyedia Jasa, bengkel, gudang, mesin pemecah batu, UPA, dan laboratorium jika fasilitas tersebut termasuk dalam kontrak.

(2) Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan yang tercantum dalam daftar peralatan yang diusulkan dalam penawaran, serta usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangannya di lapangan.

(3) Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam penawaran harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

(4) Suatu daftar detail yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar aman dilewati alat-alat berat, berisi usulan metode pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur.

(5) Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan mobilisasi.

7) DemobilisasiKegiatan demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik pemerintah atau masyarakat dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.

8) PengukuranPengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan atas dasar jadwal kemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah disetujui seperti yang diuraikan dalam Butir 1.2.4.5).

9) Dasar PembayaranMobilisasi harus dibayar dengan cara lumpsum, pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua peralatan, untuk semua pekerja, bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

a) Pembayaran biaya lumpsum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai berikut:(1) 50% (lima puluh persen) bila mobilisasi 70% (tujuh puluh persen) selesai, dan pelayanan atau fasilitas pengujian laboratorium telah lengkap dimobilisasi.

(2) 20% (dua puluh persen) bila semua peralatan utama berada di lapangan dan diterima oleh

Direksi Pekerjaan.

(3) 30% (tiga puluh persen) bila demobilisasi selesai dilaksanakan.

b) Apabila Penyedia Jasa tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan salah satu dari kedua batas waktu yang disyaratkan dalam Butir 1.2.4.5), maka jumlah pembayaran mobilisasi yang disetujui Direksi Pekerjaan adalah persentase angsuran penuh dari harga lumpsum mobilisasi dikurangi dengan 1% (satu persen) nilai angsuran untuk setiap keterlambatan 1 (satu) hari, maksimum sampai 50 (lima puluh) hari.

Nomor Mata PembayaranUraianSatuan

Pengukuran

1.2Mobilisasi dan DemobilisasiLumpsum

1.2.5 KANTOR LAPANGAN DAN FASILITASNYA1) Prinsip DasarPenyedia Jasa harus menyediakan kantor lapangan dan fasilitasnya dengan memperhatikan prinsip dasar sebagai berikut:a) Penyedia Jasa harus mentaati semua peraturan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. b) Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan lokasi umum dan denah lapangan,

penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

c) Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya.

d) Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.

e) Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan di atas fondasi yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung untuk pelayanan utilitas.

f) Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan dapat menggunakan yang baru, atau yang bekas, tetapi dengan syarat harus dapat berfungsi, cocok dengan maksud pemakaiannya sesuai dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

g) Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus layak untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan air, diberi pagar keliling, dan minimum dilengkapi dengan jalan masuk berkerikil serta tempat parkir.

h) Penyedia Jasa harus menyediakan alat pemadam kebakaran dan kebutuhan P3K yang memadai di seluruh barak, kantor, gudang, dan bengkel.

2) Kantor Penyedia Jasa dan FasilitasnyaUntuk menunjang pelaksanaan pekerjaan jalan, Penyedia Jasa harus menyediakan kantor dan fasilitas penunjang yang menenuhi ketentuan sebagai berikut:a) Penyedia Jasa harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok dan memenuhi kebutuhan proyek.

b) Ukuran kantor dan fasilitasnya sesuai untuk kebutuhan umum Penyedia Jasa dan harus menyediakan ruangan yang digunakan untuk rapat kemajuan pekerjaan.

c) Penyedia jasa harus memiliki alat komunikasi yang dapat berkomunikasi dengan jelas dan dapat diandalkan antara kantor pemilik di Ibukota Provinsi, kantor Tim Supervisi Lapangan dan titik terjauh di lapangan.

d) Apabila perizinan dari instansi Pemerintah terkait diperlukan untuk pemasangan dan pengoperasian sistem komunikasi satelit, Direksi Pekerjaan akan melakukan semua pengaturan, tetapi semua biaya yang timbul harus dibayar oleh Penyedia Jasa.

e) Tempat penyimpanan gambar dan arsip untuk dokumentasi proyek ditempatkan di dalam atau dekat dengan ruang rapat.

f) Apabila Penyedia Jasa menganggap perlu untuk mendirikan satu kantor pendukung atau lebih, yang akan digunakan untuk keperluan sendiri pada jarak 50 km atau lebih dari kantor utama di lapangan, maka Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara, dan melengkapi satu ruangan pada setiap kantor pendukung dengan ukuran sekitar 12 m2 yang akan digunakan oleh staf Direksi Pekerjaan untuk setiap kantor pendukung.

3) Bengkel dan Gudang Penyedia JasaUntuk menunjang pemeliharan peralatan pelaksanaan pekerjaan dan penyimpanan bahan, Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas bengkel dan gudang yang memenuhi ketentuan sebagai berikut:a) Penyedia Jasa harus menyediakan sebuah bengkel di lapangan yang diberi perlengkapan yang memadai serta dilengkapi dengan daya listrik, sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Sebuah gudang untuk penyimpanan suku cadang juga harus disediakan.

b) Bengkel tersebut harus dikelola oleh seorang kepala bengkel yang mampu melakukan perbaikan mekanis dan memiliki sejumlah tenaga pembantu yang terlatih.

4) Dasar PembayaranBangunan yang diuraikan dalam seksi ini akan dibayar dengan cara lumpsum untuk mobilisasi, pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pembuatan, penyediaan, pelayanan, pemeliharaan, pembersihan, dan pembongkaran semua bangunan tersebut setelah pekerjaan selesai.

1.2.6 FASILITAS DAN PELAYANAN PENGUJIAN1) Prinsip DasarLingkup kegiatan yang diperlukan dalam penyediaan fasilitas pelayanan pengujian dalam kontrak, secara umum

Penyedia Jasa harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:a) Pengujian yang dilaksanakan oleh Penyedia JasaPenyedia Jasa sebagaimana disyaratkan dalam kontrak harus menyediakan tempat kerja, bahan, fasilitas, pekerja, pelayanan, dan pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pengujian. Penyedia Jasa dibawah perintah dan pengawasan Direksi Teknis akan melakukan semua pengujian sehubungan dengan pengendalian mutu bahan baku, campuran dan bahan yang diproses untuk menjamin bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi mutu bahan, kepadatan dari pemadatan.

b) Pengujian yang dilaksanakan oleh Direksi Teknis

Penyedia Jasa harus membangun dan melengkapi, memelihara, membersihkan, menjaga dan pada akhir kontrak membongkar atau menyingkirkan bangunan yang digunakan sebagai laboratorium lapangan oleh Direksi Teknis, dan memasok serta memasang peralatan laboratorium di laboratorium untuk pelaksanaan pengujian.

Direksi Teknis akan bertanggung jawab atas semua pengujian yang dilakukan untuk pekerjaan yang sudah selesai. Hasil pengujian-pengujian ini akan menjadi dasar persetujuan atau penolakan dari pekerjaan terkait.

2) Fasilitas Laboratorium dan Pengujiana) Penyedia Jasa harus menyediakan pelayanan pengujian dan/atau fasilitas laboratorium sebagaimana disyaratkan untuk memenuhi seluruh ketentuan pengendalian mutu dari spesifikasi ini. Untuk menjamin kelancaran pekerjaan dan ketepatan waktu pengujian, Penyedia Jasa diwajibkan memiliki beberapa peralatan minimum yang memenuhi ketentuan untuk mengambil contoh pengujian. Jenis dan jumlah peralatan minimum yang tersedia harus dikonsultasikan dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pengujian.

b) Apabila diatur secara khusus dalam lingkup kontrak, maka Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara sebuah laboratorium lengkap dengan peralatannya di lapangan, sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:(1) Tempat Kerja(a) Laboratorium harus merupakan bangunan terpisah yang ditempatkan sesuai dengan lokasi umum dan denah tempat kerja yang telah disetujui dan merupakan bagian dari program mobilisasi sesuai dengan Butir 1.2.4.3). Lokasi laboratorium harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga mempunyai jarak tertentu dari peralatan konstruksi, bebas dari polusi dan gangguan berupa getaran selama pengoperasian peralatan.

(b) Bangunan harus dilengkapi dengan lantai beton beserta fasilitas pembuangan air kotor, dan dilengkapi dengan 2 (dua) buah pendingin udara (Air Conditioning) masing-masing berkapasitas 1,5 PK, serta harus memenuhi semua ketentuan lainnya sesuai Butir 1.2.4.3) dari spesifikasi ini.

(c) Perlengkapan di dalam ruangan bangunan harus terdiri dari meja kerja, lemari, ruang penyimpan yang dapat dikunci, tangki perawatan, laci arsip (filing cabinet), meja dan kursi dengan mutu standar dan jumlah yang mencukupi kebutuhan.

(2) Peralatan dan Perlengkapan

Alat-alat ukur yang digunakan dan memerlukan kalibrasi harus dikalibrasi oleh instansi yang berwenang dengan menunjukkan sertifikat kalibrasi.

3) Prosedur Pelaksanaan Pengujian a) Peraturan dan Rujukan

Dalam segala hal, Penyedia Jasa harus menggunakan SNI sebagai standar pengujian. Penyedia Jasa dapat menggunakan standar lain yang relevan sebagai pengganti SNI atas perintah Direksi Pekerjaan.

b) PersonilPersonil yang bertugas pada pengujian harus terdiri dari tenaga-tenaga yang mempunyai pengalaman cukup dan telah terbiasa melakukan pengujian yang diperlukan. Personil pelaksana pengujian harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

(1) Formulir

Formulir yang digunakan untuk pengujian harus sesuai dengan jenis uji yang dilakukan. Pelaporan hasil pengujian menggunakan formulir yang telah disetujui oleh Direksi Teknis.

(2) Pemberitahuan

Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis rencana waktu pelaksanaan pengujian, paling sedikit 1 (satu) jam sebelum pengujian dilaksanakan sehingga memungkinkan Direksi Teknis atau Direksi Pekerjaan untuk mengawasi setiap pengujian.

(3) DistribusiLaporan pengujian harus segera dikerjakan dan didistribusikan sehingga memungkinkan untuk melakukan pengujian ulang, penggantian bahan atau pemadatan ulang sehingga dapat mengurangi keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan.

(4) Inspeksi dan Pengujian

Inspeksi dan pengujian akan dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis untuk memeriksa pekerjaan yang telah selesai apakah memenuhi mutu bahan, kepadatan dan setiap ketentuan lanjutan yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan.

Setiap ruas secara keseluruhan yang terdiri dari bahan dan pengerjaan yang tidak

memenuhi persyaratan harus dibongkar dan diganti dengan bahan dan pengerjaan yang memenuhi spesifikasi ini. Apabila Direksi Pekerjaan mengizinkan, pekerjaan yang tidak diterima harus diperbaiki sehingga setelah diperbaiki akan memenuhi semua ketentuan dalam kontrak. Semua perbaikan semacam ini harus dilaksanakan atas biaya Penyedia Jasa.

(5) Pemberitahuan untuk Pengujian atas Pekerjaan yang telah selesaiPenyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis paling tidak 5 (lima) hari di muka bahwa suatu ruas telah selesai dikerjakan dan siap untuk diuji.

Direksi Pekerjaan harus memberitahu hasil pengujian tersebut kepada Penyedia Jasadalam 10 (sepuluh) hari setelah benda uji diterima dari lapangan, disertai surat keterangan yang menyebutkan apakah pekerjaan yang diuji diterima atau ditolak.

Apabila pekerjan tersebut ditolak, dalam 10 (sepuluh) hari Penyedia Jasa harus mengajukan surat yang menanyakan tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki pekerjaan yang ditolak.

4) Dasar PembayaranBiaya untuk melaksanakan semua pengujian yang diperlukan untuk meyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan berbagai ketentuan pengujian yang disyaratkan atau ditentukan dalam dokumen kontrak, harus ditanggung oleh Penyedia Jasa, dan seluruh biaya tersebut harus sudah dimasukkan dalam harga satuan bahan yang bersangkutan, kecuali seperti disyaratkan di bawah ini.

Jika setiap pengujian yang tidak diperuntukkan atau tidak disyaratkan, atau karena belum perlu dilaksanakan, atau karena belum disyaratkan di dalam dokumen kontrak ternyata diperintahkan untuk dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan, atau Direksi Pekerjaan memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melaksanakan pengujian yang tidak termasuk ketentuan Butir 1.2.6.1) atau pelaksanaan pengujian di luar lingkup pekerjaan atau pengujian di tempat suatu pabrik pembuat atau fabrikasi bahan, maka biaya untuk pelaksanaan pengujian tersebut menjadi beban Direksi Pekerjaan, kecuali jika hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa pengerjaan atau bahan tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan dalam dokumen kontrak, dengan demikian maka biaya pengujian menjadi beban Penyedia Jasa.

Biaya penyediaan dan pemeliharaan bangunan laboratorium, perlengkapan dalam bangunan, peralatan dan perlengkapan tidak boleh diukur atau dibayar menurut seksi ini. Bila secara khusus dimasukkan ke dalam lingkup pekerjaan dalam kontrak ini, kompensasi untuk pekerjaan ini harus dimasukkan dalam pembayaran untuk mobilisasi secara lumpsum.

DIVISI 2DRAINASESEKSI 2.1SELOKAN DAN SALURAN AIR2.1.1 UMUM1) Uraiana) Pekerjaan ini mencakup pembuatan selokan baru yang dilapisi (lined) maupun tidak dilapisi (unlined) dan perataan kembali selokan lama yang tidak dilapisi, sesuai dengan spesifikasi ini serta memenuhi garis, ketinggian dan detail yang ditunjukkan pada gambar rencana. Selokan yang dilapisi dibuat dari pasangan batu dengan mortar atau yang seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.

b) Pekerjaan ini juga mencakup relokasi atau perlindungan terhadap sungai yang ada, kanal irigasi atau saluran air lainnya yang tidak terganggu baik yang bersifat sementara maupun tetap, dan dalam penyelesaian pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan dalam kontrak ini.

2) Penerbitan Detail PelaksanaanDetail pelaksanaan selokan, baik yang dilapisi maupun tidak dilapisi, yang tidak termasuk dalam dokumen kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah Penyedia Jasa menyerahkan hasil pemeriksaan lapangan sesuai dengan Seksi 1.2 dari spesifikasi ini.

2.1.2 PERSYARATAN1) Pekerjaan Seksi Lain yang Berkaitan dengan Seksi Inia) Persiapan : Seksi 1.2 b) Pasangan Batu dengan Mortar untuk Selokan dan Saluran Air : Seksi 2.2 c) Gorong-gorong : Seksi 2.3 d) Galian : Seksi 3.1 e) Timbunan : Seksi 3.2 f) Pemeliharaan Rutin Perkerasan, Bahu Jalan,

Drainase, Perlengkapan Jalan dan Jembatan : Seksi 10.1

2) Toleransi Dimensi Salurana) Perbedaan elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh lebih dari 1 cm dari yang ditentukan atau disetujui pada setiap titik, dan harus mempunyai permukaan yang cukup halus dan rata, dan menjamin aliran yang bebas serta tanpa genangan jika alirannya kecil.

b) Alinyemen selokan dan profil penampang melintang yang telah selesai dikerjakan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau telah disetujui pada setiap titik.

3) Persyaratan Kerjaa) Pengajuan Kesiapan Kerja(1) Contoh bahan yang akan digunakan untuk saluran yang dilapisi harus diserahkan sebagaimana yang disyaratkan dalam Butir 2.2.2.4) dari spesifikasi ini.

(2) Apabila pekerjaan pembentukan penampang selokan telah selesai, Penyedia Jasa harus meminta persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum bahan pelapis selokan dipasang.

b) Kondisi Tempat KerjaPengeringan tempat kerja dan pemeliharaan sanitasi di lapangan sesuai dengan ketentuan yang diberikan dalam Butir 3.1.2.5) dari spesifikasi ini.

c) Utilitas Bawah Tanah

Ketentuan yang disyaratkan untuk galian dalam Butir 3.1.2.5) dari spesifikasi ini harus berlaku juga pada pekerjaan yang dilaksanakan menurut seksi ini.

d) Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian

Ketentuan yang disyaratkan untuk galian dalam Butir 3.1.2.4) dari spesifikasi ini berlaku. e) Pengembalian Bentuk dan Pembuangan Pekerjaan SementaraKetentuan yang disyaratkan untuk galian dalam Butir 3.1.2.4) dari spesifikasi ini berlaku.

2.1.3 PELAKSANAAN1) Metoda Pekerjaana) Drainase yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa harus selalu lancar tanpa terjadinya genangan air dan berfungsi dengan baik sebelum pekerjaan timbunan dan struktur perkerasan dimulai.

b) Pada tahap awal selokan harus digali sedikit lebih kecil dari penampang melintang yang disetujui, sedangkan pemangkasan tahap akhir termasuk perbaikan dari setiap kerusakan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan, harus dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan yang berdekatan atau bersebelahan selesai.

2) Penetapan Titik Pengukuran Pada SaluranLokasi, panjang, arah aliran dan kelandaian yang ditentukan untuk semua selokan yang akan dibentuk lagi atau digali atau yang dilapisi, serta lokasi semua lubang penampung (catch pits) dan selokan pembuang yang berhubungan, harus diberi tanda dengan cermat oleh pelaksana sesuai dengan gambar rencana atau detail pelaksanaan yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan menurut Butir 2.1.1.2) dari spesifikasi ini.

3) Pelaksanaan Pekerjaan Selokana) Penggalian, penimbunan dan pemangkasan harus dilakukan sebagaimana yang diperlukan untuk membentuk selokan baru atau lama, sehingga memenuhi kelandaian yang ditunjukkan pada gambar rencana yang disetujui, dan memenuhi profil jenis selokan yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.

b) Setelah formasi selokan yang telah disiapkan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pelapisan selokan dengan pasangan batu dengan mortar harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan dalam Seksi 2.2 dari spesifikasi ini.

c) Seluruh bahan hasil galian harus dibuang dan diratakan oleh Penyedia Jasa sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan dampak lingkungan yang mungkin terjadi di lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.

4) Perlindungan Terhadap Saluran Air Lamaa) Sungai atau kanal alam yang bersebelahan dengan pekerjaan dalam kontrak ini, tidak boleh diganggu tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.

b) Apabila penggalian atau pengerukan dasar sungai tidak dapat dihindari, maka setelah pekerjaan ini selesai, Penyedia Jasa harus menimbun kembali seluruh galian sampai permukaan tanah asli atau dasar sungai dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan.

c) Bahan yang tertinggal di daerah aliran sungai akibat pembuatan fondasi atau akibat galian lainnya, atau akibat penempatan cofferdam harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan selesai.

5) Relokasi Saluran Aira) Apabila terdapat pekerjaan stabilisasi timbunan atau pekerjaan permanen lainnya dalam kontrak ini yang tidak dapat dihindari dan akan menghalangi sebagian atau seluruh saluran air yang ada, maka saluran air tersebut harus direlokasi agar tidak mengganggu aliran air pada ketinggian air banjir normal yang melalui pekerjaan tersebut. Relokasi yang demikian harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.

b) Relokasi saluran air tersebut harus dilakukan dengan mempertahankan kelandaian dasar saluran lama dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan terjadinya penggerusan baik pada pekerjaan tersebut maupun pada bangunan di sekitarnya.

2.1.4 PENGENDALIAN MUTU1) Perbaikan Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuana) Jika dianggap perlu maka survei profil permukaan lama atau yang akan dilaksanakan harus diulang untuk mendapatkan catatan kondisi fisik yang teliti.

b) Pelaksanaan pekerjaan selokan yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang diberikan dalam Butir 2.1.2.2) di atas, harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

Pekerjaan perbaikan meliputi:(1) Penggalian atau penimbunan lebih lanjut, apabila diperlukan termasuk penimbunan kembali dan pemadatan sebelum pekerjaan baru dimulai, kemudian digali kembali sampai memenuhi garis yang ditentukan.

(2) Perbaikan dan penggantian pasangan batu dengan mortar yang cacat sesuai dengan ketentuan Butir 2.2.4.2) dari spesifikasi ini.

c) Pekerjaan timbunan yang tidak memenuhi ketentuan harus diperbaiki sesuai dengan ketentuan dari Butir 3.2.2.5) dari spesifikasi ini.

2) Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah DiterimaTanpa mengurangi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan dalam Butir 2.1.3.1) di atas. Penyedia Jasa juga harus bertanggung jawab atas pemeliharaan rutin dan perbaikan, apabila diperlukan untuk semua selokan yang telah selesai dan diterima, baik saluran yang dilapisi maupun yang tidak dilapisi selama periode kontrak termasuk periode pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan Seksi 10.1 dari spesifikasi ini dan harus dibayar terpisah menurut Pasal 10.1.5.

2.1.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN1) Pengukurana) Pengukuran Galian

Pekerjaan galian selokan dan saluran air yang diukur untuk pembayaran dihitung dalam meter kubik dan merupakan volume aktual bahan yang dipindahkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan galian ini diperlukan untuk pembentukan atau pembentukan kembali selokan dan saluran air yang memenuhi garis, ketinggian dan profil sesuai dengan gambar rencana atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Penggalian yang melebihi dari yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tidak boleh diukur untuk pembayaran.

b) Pengukuran dan Pembayaran Timbunan

Timbunan yang digunakan untuk pekerjaan selokan dan saluran air harus diukur dan dibayar sebagai timbunan dalam Seksi 3.2 dari spesifikasi ini.

2) Dasar PembayaranKuantitas galian, ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan harga kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas dan harga, harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua pekerja, perkakas dan peralatan untuk galian selokan drainase dan saluran air, untuk semua formasi penyiapan fondasi selokan yang dilapisi dan semua pekerjaan lain atau biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya seperti yang diuraikan dalam seksi ini.

Nomor MataPembayaranUraianSatuanPengukuran

2.1Galian untuk Drainase Selokan dan Saluran AirMeter Kubik

SEKSI 2.3GORONG-GORONG2.3.1 UMUM1) Uraiana) Yang dimaksud dengan gorong-gorong adalah bangunan berbentuk pipa atau box yang dipakai untuk membawa aliran air melewati jalan.

b) Pekerjaan ini mencakup perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembuatan gorong- gorong pipa beton bertulang maupun tanpa tulangan atau pipa baja gelombang (corrugated), gorong-gorong persegi pracetak dan pelat beton bertulang, termasuk tembok kepala, struktur lubang masuk dan keluar, serta pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan perlindungan terhadap penggerusan, sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi ini dan pada lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.

c) Pekerjaan ini juga mencakup pemasangan drainase dengan pelapisan beton (concrete lined drains), apabila diperlukan dilengkapi dengan pelat penutup, pada lokasi yang disetujui seperti dalam daerah perkotaan, dan air rembesan dari selokan yang tidak dilapisi dapat mengakibatkan ketidakstabilan lereng.

d) Pekerjaan yang tercakup dalam seksi ini untuk gorong-gorong persegi pracetak beton bertulang adalah dengan dimensi kurang dari 2,5 m. Sedangkan untuk dimensi yang lebih dari 2,5 m merupakan bagian dari pekerjaan struktur.

2) Penerbitan Detail PelaksanaanDetail pelaksanaan gorong-gorong dan drainase beton, yang tidak dimasukkan dalam dokumen kontrak pada saat pelelangan akan disediakan oleh Direksi Pekerjaan setelah Penyedia Jasa menyerahkan hasil survei lapangan sesuai dengan Seksi 1.2 dari spesifikasi ini.

2.3.2 PERSYARATAN1) Standar RujukanStandar Nasional Indonesia (SNI):SNI 03-1972-1990 : Metode pengujian slump beton.

SNI 03-2458-1991 : Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar. SNI 03-2495-1992 : Spesifikasi bahan tambah untuk beton.

SNI 03-2834-1992 : Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal. SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi beton siap pakai.

SNI 03-4810-1998 : Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di lapangan.

SNI 03-6368-2000 : Spesifikasi pipa baja untuk saluran air limbah, saluran air hujan dan gorong-gorong (beton tak bertulang).

SNI 03-6719-2002 : Spesifikasi pipa baja bergelombang dengan lapis pelindung logam untuk pembuangan air dan drainase bawah tanah.

SNI 15-2049-2004 : Semen portland. AASHTO:AASHTO M170M-04 : Reinforced Concrete Culvert, Storm Drain and Sewer Pipe (Metric).2) Pekerjaan Seksi Lain yang Berkaitan dengan Seksi Inia) Persiapan : Seksi 1.2 b) Selokan dan Saluran Air : Seksi 2.1 c) Pasangan Batu dengan Mortar untuk Selokan dan Saluran Air : Seksi 2.2 d) Drainase Porous : Seksi 2.4

e) Galian : Seksi 3.1

f) Timbunan : Seksi 3.2 g) Beton : Seksi 7.1 h) Adukan Semen : Seksi 7.8 i) Pasangan Batu : Seksi 7.9 j) Pekerjaan Harian : Seksi 9.1 k) Pemeliharaan Rutin Perkerasan, Bahu Jalan,

Drainase, Perlengkapan Jalan dan Jembatan : Seksi 10.1 l) Pemeliharan Rutin Jalan Samping dan Jembatan Sementara : Seksi 10.2

3) Toleransi Dimensia) Sisi muka masing-masing gorong-gorong tidak boleh melebihi 1 cm dari profil permukaan rata-rata gorong-gorong.

b) Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata gorong-gorong beton bertulang tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm dari profil permukaan lantai saluran yang ditentukan atau disetujui, juga tidak bergeser lebih dari 5 cm dari profil penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.

c) Profil akhir untuk struktur gorong-gorong kecil yang tidak memikul beban seperti lubang penangkap dan lantai golak tidak boleh bergeser lebih dari 2 cm dari profil yang ditentukan atau disetujui.

4) Persyaratan Bahan a) Beton

Beton yang digunakan untuk seluruh pekerjaan struktur yang diuraikan dalam Seksi ini harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 dari spesifikasi ini.

b) Baja Tulangan Untuk Beton

Seluruh baja tulangan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 7.3 dari spesifikasi ini.

c) Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang

Gorong-gorong pipa beton bertulang harus beton bertulang pracetak dan harus memenuhi persyaratan AASHTO M170M-04.

d) Gorong-gorong Pipa Baja Gelombang

Gorong-gorong pipa baja bergelombang yang dipakai harus terbuat dari besi atau baja yang digalvanisir dan harus memenuhi persyaratan SNI 03-6719-2002.

e) Gorong-gorong persegi pracetak

Gorong-gorong persegi pracetak harus dibuat oleh pabrik yang mempunyai sertifikat. f) Pasangan Batu

Bahan untuk tembok kepala dari pasangan batu dan struktur lainnya harus memenuhi ketentuan Seksi 7.9 dari spesifikasi ini.

g) Landasan

Bahan berbutir kasar untuk landasan drainase beton, gorong-gorong pipa dan struktur lainnya harus seperti yang disyaratkan dalam Seksi 2.4 dari spesifikasi ini.

h) Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar

Bahan untuk pelapisan dengan pasangan batu, perlindungan terhadap gerusan dan struktur minor lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan harus memenuhi ketentuan Seksi 2.2 dari spesifikasi ini.

i) Adukan

Adukan untuk sambungan pipa dan kelilingnya harus dari adukan semen yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 7.8 dari spesifikasi ini.

j) Bahan Penyaring

Bahan penyaring yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 2.4 dari spesifikasi ini.

k) Penimbunan KembaliBahan timbunan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 3.2 dari spesifikasi ini.

5) Persyaratan Kerjaa) Persiapan Tempat Kerja(1) Penggalian dan persiapan parit serta fondasi untuk drainase beton dan gorong-gorong harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Seksi 3.1 dari spesifikasi ini, dan yang khususnya dengan Butir 3.1.3.3).

(2) Bahan untuk landasan harus ditempatkan sesuai dengan ketentuan Seksi 2.4 dari spesifikasi ini dan yang khususnya dengan Butir 2.4.3.3).

b) Kondisi Tempat KerjaKetentuan yang diberikan dalam Butir 3.1.2.5) dari spesifikasi ini, tentang pengeringan air dan pemeliharaan sanitasi di lapangan harus diberlakukan.

c) Utilitas Bawah Tanah

Ketentuan yang disyaratkan untuk galian dalam Butir 3.1.2.5) dari spesifikasi ini harus berlaku, juga pada pekerjaan yang dilaksanakan dalam seksi ini.

d) Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian

Ketentuan yang disyaratkan untuk galian dalam Butir 3.1.2.4) dari spesifikasi ini harus diberlakukan.

e) Pengembalian Bentuk dan Pembuangan Pekerjaan SementaraKetentuan yang disyaratkan untuk galian dalam Butir 3.1.2.4) dari spesifikasi ini harus diberlakukan.

f) Pengaturan Lalu Lintas

Pengaturan lalu lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.3.

2.3.3 PELAKSANAAN1) Metode Pekerjaana) Pekerjaan gorong-gorong atau drainase beton tidak boleh dimulai sampai persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan dan lingkup pekerjaan telah diterbitkan.

b) Seperti yang disyaratkan dalam Seksi 3.2 dari spesifikasi ini, drainase harus dalam kondisi operasional dan berfungsi secara efektif sebelum pekerjaan galian atau timbunan dilaksanakan. Dengan demikian gorong-gorong harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum pekerjaan timbunan dimulai, kecuali jika Penyedia Jasa dapat menyediakan drainase yang memadai dengan membuat pekerjaan sementara yang khusus.

c) Sesuai dengan ketentuan dalam Butir 3.3.3.2) dari spesifikasi ini, pekerjaan persiapan tanah dasar atau pekerjaan pelapisan ulang, baik pada jalur lalu lintas maupun pada bahu jalan, tidak boleh dimulai sebelum gorong-gorong, tembok kepala dan struktur minor lainnya yang terletak di bawah elevasi tanah dasar selesai dikerjakan.

2) Penempatan Gorong-gorong Pipa Betona) Pipa beton harus dipasang dengan hati-hati, lidah sambungan harus diletakkan di bagian hilir, lidah sambungan harus dimasukkan sepenuhnya ke dalam alur sambungan dan sesuai dengan arah serta kelandaiannya.

b) Sebelum melanjutkan pemasangan bagian pipa beton berikutnya, maka sisi dalam dari setengah bagian bawah alur sambungan harus diberi adukan yang cukup. Pada saat yang sama setengah bagian atas lidah sambungan pipa berikutnya juga harus diberi adukan yang sama.

c) Setelah pipa beton terpasang, sambungan yang belum terisi harus diisi dengan adukan, dan adukan tambahan harus diberikan untuk membentuk selimut adukan di sekeliling sambungan.

d) Penimbunan kembali dan pemadatan sekeliling dan di atas gorong-gorong beton harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan mendetail dalam Seksi 3.2, dengan menggunakan bahan yang memenuhi ketentuan yang diberikan untuk timbunan pilihan. Bahan harus terdiri dari tanah atau kerikil yang bebas dari gumpalan lempung dan bahan-bahan tetumbuhan serta yang tidak mengandung batu yang tertahan pada saringan 25 mm.

e) Elevasi puncak gorong-gorong pipa harus berada minimum 80 cm di bawah perkerasan jalan, atau sesuai gambar rencana. Lebar galian minimum dua kali diameter gorong-gorong. Penimbunan kembali pada celah-celah di bawah setengah bagian bawah pipa harus mendapat perhatian khusus agar dapat dipadatkan sebagaimana mestinya.

f) Alat berat untuk pekerjaan tanah dan mesin gilas tidak boleh beroperasi lebih dekat 1,5 m dari pipa sampai seluruh pipa terbungkus dengan ketinggian paling sedikit 60 cm di atas puncak pipa. Perlengkapan ringan dapat dioperasikan dalam batas ketentuan tersebut di atas asalkan penimbunan kembali telah mencapai ketinggian 30 cm di atas puncak pipa. Meskipun demikian dan tidak bertentangan dengan ketentuan yang di atas, Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dan harus memperbaiki setiap kerusakan yang terjadi akibat kegiatan tersebut.

g) Pipa beton harus diselimuti dengan beton sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, apabila tinggi timbunan di atas pipa melebihi ketentuan maksimum atau kurang dari ketentuan minimum dari yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau spesifikasi dari pabrik pembuatnya untuk ukuran dan kelas pipa tertentu.

3) Pemasangan Gorong-gorong Pipa Baja Gelombanga) Pipa baja bergelombang dapat dirakit di lokasi penempatannya atau dirakit di dalam galian parit yang telah disiapkan.

b) Pipa baja bergelombang yang telah dirakit lebih dahulu harus diturunkan ke tempatnya dengan tali baja yang dapat diterima dan pipa tidak boleh terlalu panjang karena dapat menyebabkan tertekuknya sambungan. Perhatian khusus harus diberikan untuk menghindari kerusakan pada ujung pipa dan kemungkinan jatuhnya pipa selama pengangkutan dan pemasangan.

c) Semua pipa baja bergelombang yang telah dirakit harus dibaut dengan tepat dan alur sambungan harus terpasang dengan benar untuk menghindari adanya regangan yang berlebihan.

4) Pelaksanaan Gorong-gorong Persegi Pelat atau Pracetaka) Gorong-gorong persegi dan pelat harus dibuat sesuai dengan garis dan dimensi yang diberikan dalam gambar rencana atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

b) Seluruh pekerjaan beton bertulang atau beton pracetak harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 7.1, dan Seksi 7.3.

c) Seluruh pekerjaan pasangan batu harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi7.9.

5) Tembok Kepala Gorong-gorong dan Struktur Tempat Masuk dan Keluarnya Aira) Kecuali jika ditunjukkan lain dalam gambar rencana, maka landasan kolam golak dan pekerjaan perlindungan terhadap gerusan yang berhubungan dengan pekerjaan gorong- gorong harus dibuat dengan menggunakan pasangan batu dengan mortar seperti yang disyaratkan dalam Seksi 2.2. Umumnya pekerjaan pasangan batu dengan mortar digunakan untuk tembok kepala gorong-gorong kecil dan struktur lainnya yang tidak memikul beban.

b) Tembok kepala gorong-gorong besar atau yang berada di bawah timbunan yang tinggi, atau struktur lainnya yang memikul beban yang berhubungan dengan pekerjaan gorong-gorong, harus dibuat dengan menggunakan pasangan batu dan bukan pasangan batu dengan mortar, bahkan jika beban yang dipikul sangat besar maka harus menggunakan beton bertulang. Bahan yang akan digunakan harus seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan. Direksi Pekerjaan akan mempertimbangkan mutu dan bentuk batu yang tersedia untuk pekerjaan tersebut, dan juga keterampilan tukang batu yang dipekerjakan oleh Penyedia Jasa.

6) Perpanjangan Gorong-gorong Lamaa) Bila perpanjangan gorong-gorong lama memerlukan pembongkaran tembok kepala lama, atau tembok sayap atau bagian lainnya, maka bagian-bagian tersebut harus dibongkar dengan hati-hati seperti yang disyaratkan dalam Seksi 7.15, sedemikian rupa sehingga tidak merusak pipa atau bagian struktur lainnya yang tidak dibongkar. Jika menurut pendapat Direksi Pekerjaan, kerusakan yang tidak perlu terjadi pada bagian gorong-gorong yang ditetapkan untuk tidak dibongkar, maka bagian yang rusak tersebut harus diganti atas biaya Penyedia Jasa.

b) Apabila gorong-gorong lama dan perpanjangannya mempunyai rancangan yang berbeda, atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan, sambungan yang standar tidak mungkin dilakukan, maka suatu sambungan (collar) beton harus dibuat untuk membentuk sambungan seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

b) Semua gorong-gorong lama, juga gorong-gorong yang akan diganti atau diperpanjang dalam kontrak ini, harus dibersihkan dari semua sampah dan kotoran, dan harus dijaga dalam kondisi bersih dan dapat berfungsi selama periode kontrak.

2.3.4 PENGENDALIAN MUTU1) Penerimaan BahanBahan yang diterima harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan penerimaan bahan dengan mengecek/ memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada Butir 2.3.2 4).

2) Perbaikan Terhadap Pekerjaan yang Tidak Memenuhi KetentuanSeluruh pekerjaan dan bahan untuk pembuatan gorong-gorong dan drainase beton harus memenuhi toleransi dimensi dan berbagai ketentuan untuk perbaikan pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan, yang diberikan dalam seksi-seksi dari spesifikasi ini sesuai dengan pekerjaan atau bahan yang digunakan.

3) Pemeliharaan Pekerjaan yang Telah DiterimaTanpa mengurangi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan dalam Butir 2.3.4.1) di atas, Penyedia Jasa juga harus bertanggung jawab atas pemeliharaan rutin dari semua gorong-gorong dan drainase beton yang telah selesai, dan diterima selama sisa periode kontrak termasuk periode pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan Seksi 10.1 dari spesifikasi ini dan harus dibayar terpisah menurut Pasal 10.1.5.

2.3.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN1) Pengukurana) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran gorong-gorong pipa beton bertulang maupun tanpa tulangan harus berdasarkan jumlah meter panjang dari pipa baru atau perpanjangan yang dipasang, dan diukur dari ujung ke ujung pipa yang terpasang.

b) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran gorong-gorong pipa baja gelombang harus berdasarkan jumlah berat struktur pipa baru atau perpanjangan yang dipasang dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.

c) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran gorong-gorong persegi beton bertulang pracetak harus berdasarkan jumlah meter panjang yang dipasang, dan diukur dari ujung ke ujung gorong-gorong yang terpasang.

d) Kuantitas yang diukur untuk struktur lainnya yang diuraikan dalam seksi ini merupakan kuantitas dari berbagai macam bahan yang digunakan, dan dihitung seperti yang disyaratkan dalam seksi lain dalam spesifikasi ini.

e) Kecuali untuk galian batu dan bahan drainase porous yang digunakan, tidak ada pengukuran yang terpisah untuk pembayaran untuk pekerjaan galian atau timbunan, biaya pekerjaan ini dianggap sebagai pelengkap untuk melaksanakan pekerjaan gorong-gorong pipa, dan sudah termasuk dalam harga penawaran untuk gorong-gorong pipa, dan berbagai macam bahan yang digunakan dalam pelaksanaan.

2) Dasar PembayaranKuantitas gorong-gorong pipa, gorong-gorong persegi pracetak yang diukur sebagaimana yang disyaratkan di atas, harus dibayar menurut harga kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas dan harga, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan dan untuk semua galian dan pembuangan bahan, pemadatan, cetakan, penimbunan kembali, lubang sulingan, dan biaya-biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya perlu untuk penyelesaian pekerjaan yang diuraikan dalam seksi ini.

Nomor MataPembayaranUraianSatuanPengukuran

2.3 (1)

2.3 (2)

2.3 (3)

2.3 (4)Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam < 45 cmGorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 45-

70 cmGorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 70-

100 cmGorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 100 cm sampai 130 cmMeter Panjang Meter Panjang Meter Panjang Meter Panjang

SEKSI 2.4URUGAN POROUS2.4.1 UMUM1) Uraiana) Yang dimaksud dengan urugan porous adalah sarana untuk mengalirkan air yang berada di bawah permukaan dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan melindungi bangunan yang berada di atasnya.

b) Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pengadaan, pengangkutan, pemasangan, dan pemadatan bahan porous untuk penimbunan kembali yang diperlukan untuk landasan drainase beton atau pipa atau untuk drainase bawah tanah atau untuk mencegah butiran tanah halus terhanyut atau tergerus oleh rembesan air bawah tanah.

2) Penerbitan Detail PelaksanaanDetail pelaksanaan urugan porous, yang tidak dimasukkan dalam dokumen kontrak pada saat pelelangan akan disediakan oleh Direksi Pekerjaan setelah Penyedia Jasa menyerahkan hasil survei lapangan sesuai dengan Seksi 1.2 dari spesifikasi ini.

2.4.2 PERSYARATAN1) Standar RujukanStandar Nasional Indonesia (SNI):SNI 03-1742-1989 : Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah. SNI 03-1966-1990 : Metode pengujian batas plastis.

SNI 03-1967-1990 : Metode pengujian batas cair dengan alat Casagrande.

SNI 03-1968-1990 : Metode pengujian tentang analisa saringan agregat halus dan kasar. SNI 03-2828-1992 : Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus pasir.

SNI 03-3423-1994 : Metode pengujian analisis ukuran butir tanah dengan alat hidrometer.

SNI 03-4142-1996 : Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan No.200 (0,075 mm).

SNI 03-4818-1998 : Spesifikasi pipa beton berlubang untuk saluran drainase dalam tanah. AASHTO:AASHTO M 176M-98 (2002) : Porous Concrete Pipe (Metric). AASHTO M 65-80 (2003) : Vitrified Clay Pip, Extra . AASHTO M 178M-95 (2003) : Concrete Drain Tile (Metric).2) Pekerjaan Seksi Lain yang Berkaitan dengan Seksi Inia) Persiapan : Seksi 1.2 b) Pasangan Batu dengan Mortar untuk Selokan dan Saluran Air : Seksi 2.2 c) Gorong-gorong : Seksi 2.3 d) Galian : Seksi 3.1

e) Timbunan : Seksi 3.2 f) Beton : Seksi 7.1 g) Adukan Semen : Seksi 7.8 h) Pasangan Batu : Seksi 7.9

i) Pasangan Batu Kosong dan Bronjong : Seksi 7.10

3) Toleransi Dimensia) Perbedaan profil akhir untuk timbunan berbutir pada urugan porous tidak boleh lebih dari 2 cm dari profil yang ditentukan atau disetujui.

b) Perbedaan elevasi dan kelandaian akhir untuk bahan landasan pipa dan drainase beton tidak boleh lebih dari 1 cm dari yang ditentukan atau disetujui.

4) Persyaratan Bahana) Bahan Porous untuk Penimbunan Kembali atau Penyaring

(1) Bahan porous untuk penimbunan kembali atau bahan penyaring harus keras, awet dan bersih. Bahan tersebut harus bebas dari bahan organik, gumpalan lempung, dan bahan lain yang tidak dikehendaki. Bahan padas lapuk atau bekas bongkaran beton tidak boleh digunakan.

(2) Gradasi partikel bahan yang disyaratkan tergantung dari fungsi masing-masing keperluan dalam pekerjaan dan tergantung dari karakteristik bahan untuk sisi hulu atau sisi hilir dari air yang akan melewatinya, dan juga tergantung dari tersedianya bahan. Gradasi yang disyaratkan untuk masing-masing keperluan akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, penentuannya harus dapat menjamin bahwa "piping" (hanyutnya butir-butir halus) dari bahan arah "hulu" (sebelum bahan porous) ke bahan porous, atau dari bahan porous ke bahan arah "hilir" (setelah bahan porous), tidak akan terjadi. Gradasi-gradasi tersebut harus sesuai dengan kriteria berikut ini:D15(Filter) < 5(a)

(b) (c)

D85(Tanah)

4 < D15( Filter) < 20D15(Tanah)

D50 ( Filter )D50 (Tanah)

< 25dengan pengertian D15, D50, dan D85 adalah ukuran partikel dari kurva gradasi masing- masing pada 15%, 50% dan 85% berat yang lebih halus. Istilah "filter" merujuk pada bahan pelindung yang lebih kasar; dan istilah "tanah" merujuk pada bahan yang lebih halus dan dilindungi dari "piping".

(3) Batas-batas gradasi untuk bahan porous untuk penimbunan kembali dan penyaring yang akan mengalirkan aliran air tanpa "piping" dari timbunan lempung sampai pasangan batu kosong berdiameter 30 cm ditunjukkan oleh lembar dalam gambar rencana dengan judul Pemilihan Bahan Drainase Porous.

Gambar rencana tersebut secara umum menunjukkan bahwa pasangan batu kosong harus dilindungi oleh kerikil, dan kerikil dilindungi oleh pasir, dan pasir dilindungi oleh pasir kelanauan atau oleh anyaman penyaring plastik. Data ini hanya merupakan penuntun umum saja dan tidak harus digunakan sebagai dasar untuk menyetujui atau menolak bahan-bahan di atas.

(4) Apabila bahan arah hilir (setelah bahan porous) dari bahan porous yang ditimbun kembali bukan bahan berbutir, tetapi digunakan lubang sulingan atau pipa berlubang banyak, maka pemilihan dan persetujuan atas bahan porous untuk penimbunan kembali harus didasarkan atas kriteria berikut ini:(a) D85 (bahan untuk penimbunan kembali) > 0,2 D (lubang), dan

(b) D50 (bahan untuk penimbunan kembali) > 0,04 D (lubang)

dengan pengertian D85 dan D50 didefinisikan dalam Pasal ini pada Butir 2.4.2.4) a) (2)

dan D (lubang) adalah diameter dalam dari lubang sulingan atau pipa berlubang banyak.

(5) Setiap ukuran bahan porous untuk penimbunan kembali dapat digunakan untuk arah hilir (setelah bahan porous) dari suatu anyaman penyaring plastik. Sebagai contoh, untuk drainase bawah permukaan perkerasan, dapat digunakan bahan porous untuk penimbunan kembali yang terdiri dari kerikil kasar berbutir seragam, jika bahan porous tersebut dilapisi anyaman penyaring plastik yang cocok, akan tetapi umumnya harus terdiri dari pasir halus yang dipilih sesuai dengan Butir b) di bawah ini. Dalam segala hal, ijuk tidak boleh digunakan sebagai pengganti anyaman penyaring plastik.

b) Bahan Landasan untuk Drainase Pipa dan Beton

Bahan berbutir yang digunakan sebagai landasan dapat berupa kerikil berpasir atau batu pecah dan harus memenuhi ketentuan berikut ini:(1) Ukuran butiran maksimum

(SNI 03-3422-1994)

(2) Lolos saringan No.200 (SNI 03-4142-1996)

(3) Indeks Plastisitas

(SNI 03-1966-1990 dan SNI

03-1967-1990) (4) Batas Cair

(SNI 03-1967-1990)

: 20 mm atau kurang, tetapi paling sedikit dua kali celah maksimum antara dua pipa yang disambung tanpa adukan.

: Maksimum 15%.

: Maksimum 6.

: Maksimum 25.

Bahan-bahan tersebut harus bergradasi menerus, bukan bergradasi seragam.

5) Persyaratan Kerjaa) Paling lambat 21 (dua puluh satu) hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk pemasangan setiap bahan, contoh yang mewakili harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.

b) Untuk bahan porous yang digunakan untuk penimbunan kembali atau bahan penyaring, paling sedikit 50 kg contoh setiap bahan yang diusulkan untuk digunakan harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan bersama dengan masing-masing 5 kg contoh bahan yang akan dipasang pada sisi hulu dan sisi hilir dari air yang akan merembes melewati bahan porous hasil penimbunan kembali. Hasil pengujian gradasi basah (SNI 03-1968-1990) juga harus dilengkapi untuk masing-masing contoh yang diserahkan..

c) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis jika pemasangan bahan telah selesai, dan sebelum pekerjaan tersebut ditimbun kembali dengan bahan atau pekerjaan lainnya. Pemberitahuan akan selesainya pekerjaan harus disertai hasil pengujian kepadatan seperti yang disyaratkan dalam Butir 3.2.3.3) dan hasil survei yang menyatakan bahwa toleransi dimensi yang diberikan dalam Pasal 2.4.2 telah dipenuhi.

2.4.3 PELAKSANAAN1) Metoda Pekerjaana) Bahan urugan porous berbutir yang bersih harus dihampar segera sebelum penghamparan bahan lain di atasnya.

b) Bahan urugan porous berbutir pada saluran berlubang vertikal yang dipasang di dalam timbunan baru, harus dihampar dalam lapisan horizontal pada waktu yang bersamaan dengan penghamparan lapisan timbunan lainnya.

2) Pemasangan Bahan Porous untuk Penimbunan Kembalia) Sebelum pemasangan bahan porous untuk penimbunan kembali pada suatu lokasi, seluruh bahan yang tidak memenuhi syarat baik terlalu lunak maupun terlalu keras harus telah diganti sesuai dengan Butir 3.2.2.4).

b) Pemasangan bahan porous di sekeliling pipa atau saluran atau di belakang struktur harus dilaksanakan secara sistematis dan sesegera mungkin setelah pemasangan pipa atau struktur. Suatu periode minimum selama 14 (empat belas) hari setelah pemasangan adukan pada sambungan pipa atau pemasangan struktur harus diberikan sebelum penimbunan kembali.

c) Bahan porous harus dipadatkan lapis demi lapis dengan ketebalan masing-masing lapisan tidak lebih dari 15 cm sampai mencapai kepadatan di atas 95% dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989. Setiap metode pemadatan yang disetujui dapat digunakan untuk memperoleh kepadatan yang disyaratkan.

d) Cukup atau tidaknya pemadatan harus dipantau dengan pengujian kepadatan sesuai dengan SNI 03-2828-1992, dan jika hasil pengujian menunjukkan kepadatan yang tidak memenuhi ketentuan, Penyedia Jasa harus melakukan pemadatan tambahan atau memperbaiki pekerjaan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Frekuensi dan posisi pengujian harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

e) Selimut drainase (kurang dari 20 cm) dari bahan porous yang akan ditutup dengan bahan tanah harus dipadatkan secukupnya sebelum lapisan pertama timbunan tanah dihampar di atasnya. Timbunan tanah selanjutnya harus dipadatkan dengan kuat sehingga lapisan bahan porous di bawahnya dapat mencapai kepadatan yang disyaratkan.

f) Sebelum bahan porous ditutup oleh bahan lain, maka bahan porous harus dilindungi dengan cermat dari gangguan lalu lintas maupun pejalan kaki. Papan kayu sementara mungkin perlu dipasang di atas selimut drainase agar pekerja dapat melaluinya dan lapisan pertama timbunan di atas bahan porous harus dihampar dengan menggunakan tangan secara cermat untuk menghindari tercampurnya dua jenis bahan.

g) Perhatian khusus harus diberikan untuk menjamin agar bahan porous yang ditimbun kembali tidak terkontaminasi dengan tanah di sekitarnya atau tanah timbunan, dan apabila menurut pendapat Direksi Pekerjaan, hal ini terjadi atau cenderung terjadi, maka sebuah acuan harus dipasang untuk memisahkan dua jenis bahan selama penghamparan. Acuan harus dari pelat baja setebal 3 mm atau yang serupa dan harus diangkat sedikit demi sedikit sebagaimana pekerjaan penimbunan kembali dilakukan. Acuan harus sudah ditarik keluar seluruhnya setelah pekerjaan timbunan selesai.

2.4.4 PENGENDALIAN MUTU1) Penerimaan BahanBahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan) harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada Butir 2.4.2.4).

2) Perbaikan Terhadap Pekerjaan yang Tidak Memenuhi KetentuanSeluruh pekerjaan dan bahan untuk pembuatan urugan porous harus memenuhi toleransi dimensi dan berbagai ketentuan untuk perbaikan pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan, yang diberikan dalam seksi-seksi dari spesifikasi ini sesuai dengan pekerjaan atau bahan yang digunakan.

3) Pemeliharaan Pekerjaan yang Telah DiterimaTanpa mengurangi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan dalam Butir 2.3.4.2), Penyedia Jasa juga harus bertanggung jawab atas pemeliharaan rutin dari semua gorong-gorong dan drainase beton yang telah selesai dan diterima selama sisa periode kontrak termasuk periode pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan Seksi 10.1 dari spesifikasi ini dan harus dibayar terpisah menurut Pasal 10.1.5.

2.4.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN1) Pengukurana) Pengukuran Bahan Porous untuk Penimbunan Kembali atau Bahan Penyaring

(1) Timbunan hanya boleh diklasifikasikan dan diukur sebagai bahan porous untuk penimbunan kembali atau bahan penyaring digunakan pada lokasi atau untuk maksud- maksud bila bahan porous digunakan untuk penimbunan atau landasan atau bahan penyaring atau selimut drainase yang telah ditentukan atau disetujui secara tertulis dan bahan tersebut telah diterima oleh Direksi Pekerjaan sebagai bahan drainase porous yang cocok menurut persyaratan yang sesuai dari seksi ini.

(2) Kuantitas bahan porous untuk penimbunan kembali yang diukur untuk pembayaran harus berdasarkan jumlah meter kubik bahan yang telah dipadatkan dan diperlukan untuk menimbun sampai garis yang ditentukan atau disetujui. Setiap bahan yang dipasang melebihi volume teoritis yang telah disetujui harus dianggap sebagai timbunan biasa ataupun timbunan pilihan, sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, dan tidak boleh diukur menurut seksi ini tanpa mengabaikan mutu bahannya.

(3) Seluruh bahan porous untuk penimbunan kembali yang disetujui untuk digunakan dan diterima pada kontrak, dan yang memenuhi ketentuan pengukuran seperti yang diuraikan di atas harus diukur dan dibayar menurut seksi ini.

2) Dasar PembayaranPekerjaan yang diukur seperti yang disyaratkan di atas harus dibayar menurut harga satuan kontrak untuk mata pembayaran yang terdaftar di bawah dan termasuk dalam dalam daftar kuantitas dan harga, dimana harga dan pembayaran tersebut telah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerja, bahan, peralatan, dan biaya tambahan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang memenuhi ketentuan seperti yang diuraikan dalam seksi ini.

Nomor MataPembayaranUraianSatuanPengukuran

2.4 (1)Timbunan Porous atau Bahan PenyaringMeter Kubik

DIVISI 3PEKERJAAN TANAHSEKSI 3.1GALIAN3.1.1 UMUM1) Uraiana) Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan galian tanah di dalam maupun di luar ruang milik jalan

(Rumija) untuk pembentukan badan jalan, dan hasil galian dapat digunakan untuk: (1) Pembuatan timbunan badan jalan.

(2) Penimbunan kembali galian struktur dan drainase. (3) Dibuang.

Pekerjaan galian ini mencakup penggalian, pemuatan, pengangkutan, penghamparan, pemadatan dan pembentukan sesuai rencana dari bahan tanah atau batu atau bahan lain yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam kontrak ini.

b) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan badan jalan atau pelebaran badan jalan termasuk selokan samping dan saluran air, sesuai dengan spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

c) Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari seksi ini berlaku untuk semua jenis galian yang dilakukan sehubungan dengan kontrak, dan pekerjaan galian dapat berupa:(1) Galian biasa:(a) Galian biasa untuk material timbunan. (b) Galian biasa sebagai bahan buangan.

(2) Galian batu.

(3) Galian untuk struktur.

(4) Pembongkaran perkerasan beraspal. (5) Pembongkaran perkerasan beton.

d) Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber bahan dari luar Rumija (borrow excavation), pembongkaran perkerasan beraspal, dan pembongkaran perkerasan beton yang masih dapat dilakukan dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan kekuatan netto maksimum sebesar 180 PK (tenaga kuda).

(1) Galian biasa untuk material timbunan

Bahan galian untuk material timbunan harus memenuhi ketentuan dalam 3.2.2.4). (2) Galian biasa sebagai bahan buangan

Yang termasuk bahan galian buangan adalah bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan sebagai bahan timbunan sesuai 3.2.2.4) b) (2) atau material galian yang tidak diperlukan lagi dalam konstruksi. Material tanah yang kadar airnya menjadi tinggi karena kelalaian Penyedia Jasa sehingga tidak praktis untuk digunakan sebagai bahan timbunan harus dibuang atas beban Penyedia Jasa dan tidak dapat diberikan pembayaran.

3.1.2 PERSYARATAN1) Standar RujukanStandar Nasional Indonesia (SNI):SNI 03-1742-1989 : Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah. SNI 03-1743-1989 : Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah. SNI 03-1744-1989 : Metode pengujian CBR laboratorium.

SNI 03-1966-1989 : Metode pengujian batas plastis.

SNI 03-1967-1990 : Metode pengujian batas cair dengan alat Casagrande.

SNI 03-3423-1994 : Metode pengujian analisis ukuran butir tanah dengan alat hidrometer. SNI 03-6371-2000 : Tata cara pengklasifikasian tanah dengan cara unifikasi tanah.

SNI 03-6797-2002 : Tata cara klassifikasi tanah dan campuran tanah agregat untuk konstruksi jalan.

Pd T-12-2003 : Perambuan sementara pada pekerjaan jalan.

2) Pekerjaan Seksi lain yang berkaitan dengan Seksi ini:a) Persiapan : Seksi 1.2 b) Selokan dan Saluran Air : Seksi 2.1 c) Gorong-gorong : Seksi 2.3 d) Drainase Porous : Seksi 2.4 e) Timbunan : Seksi 3.2 f) Penyiapan Tanah Dasar : Seksi 3.3 g) Beton : Seksi 7.1 h) Pasangan Batu : Seksi 7.9

i) Pembongkaran Struktur : Seksi 7.15 j) Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama : Seksi 8.1 k) Pengembalian Kondisi Bahu Jalan Lama pada Jalan Berpenutup Aspal : Seksi 8.2

l) Pemeliharaan Rutin Jalan Samping dan Jembatan Sementara : Seksi 10.2

3) Toleransi DimensiElevasi akhir tanah dasar untuk perkerasan jalan tidak boleh berbeda lebih dari 20 mm dari yang ditentukan dalam gambar rencana dan toleransi kerataan kurang dari 10 mm, yang diukur dengan mistar 3 m atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan pada setiap titik. Sedangkan untuk galian perkerasan tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang disyaratkan. Toleransi kelandaian galian tidak boleh bervariasi lebih 10 cm dari garis profil yang ditentukan.

4) Persyaratan Bahana) Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian

(1) Semua bahan galian tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam batas-batas dan lingkup proyek harus digunakan secara efektif untuk konstruksi.

(2) Bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan dan yang memenuhi persyaratan sebagai bahan timbunan tetapi berlebihan atau tidak diperlukan dalam konstruksi, harus dibuang sebagai bahan galian untuk dibuang.

(3) Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan dan memenuhi syarat sebagai bahan timbunan, sedapat mungkin dibuang di daerah Rumija, sedangkan bahan galian yang tidak memenuhi syarat sebagai bahan timbunan harus dibuang di daerah Rumija bila tersedia, atau dibuang di lahan yang disediakan secara permanen oleh Penyedia Jasa setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

(4) Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang diperlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbunan, termasuk pembuangan bahan galian yang diuraikan dalam Butir 3.2.3.1), pengangkutan hasil galian ke tempat pembuangan akhir dengan jarak tidak melebihi yang disyaratkan dalam Butir 3.1.5.1) b) (6) dapat dilaksanakan, setelah memperoleh izin tetap dari pemilik lahan.

b) Semua daerah galian di dalam maupun di luar Rumija harus digali sesuai dengan gambar kerja atau shop drawing yang diajukan oleh Penyedia Jasa dan mendapat persetujuan dari Direksi Teknis.

c) Pengembalian bentuk dan pembuangan pekerjaan sementara(1) Semua struktur sementara seperti cofferdam atau penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) harus dibongkar oleh Penyedia Jasa setelah struktur permanen atau pekerjaan lainnya selesai, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan. Pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau merusak struktur atau formasi yang telah selesai.

(2) Bahan bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara tetap menjadi milik Penyedia Jasa, apabila bahan bekas tersebut memenuhi syarat dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka dapat digunakan untuk pekerjaan permanen.

(3) Setiap bahan galian yang ditempatkan dalam saluran air, harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan berakhir sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu saluran air.

(4) Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh Penyedia Jasa harus dikembalikan pada kondisi yang rata dan rapih dengan tepi dan lereng yang stabil dan saluran drainase yang memadai.

5) Persyaratan Pelaksanaana) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Pencatatan

(1) Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut Seksi ini, sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Teknis, gambar detail penampang melintang yang menunjukkan elevasi tanah asli sebelum operasi pembersihan dan pembongkaran, atau penggalian paling lambat 6 (enam) hari sebelum pekerjaan dimulai.

(2) Penyedia Jasa harus memasang patok-patok batas galian paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pekerjaan dimulai.

(3) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Teknis metoda kerja dan gambar detail seluruh struktur baik pekerjaan permanen maupun pekerjaan tidak permanen yang diusulkan atau yang diperintahkan untuk digunakan, seperti penyokong (shoring), pengaku (bracing), cofferdam, dan dinding penahan rembesan (cut-off wall), dan gambar-gambar tersebut harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang akan dilindungi oleh struktur sementara yang diusulkan.

(4) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Teknis untuk setiap galian yang telah mencapai elevasi dasar lapisan perkerasan.

(5) Arsip tentang rencana peledakan, dan semua bahan peledak yang digunakan, yang menunjukkan lokasi serta jumlahnya, harus disampaikan Penyedia Jasa untuk diperiksa oleh Direksi Teknis.

(6) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu catatan tertulis tentang lokasi, kondisi dan kuantitas perkerasan jalan yang akan dikupas atau digali. Pencatatan pengukuran harus dilakukan setelah seluruh bahan perkerasan jalan telah dikupas atau digali.

b) Pengamanan Pekerjaan Galian

(1) Penyedia Jasa harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada di sekitar lokasi galian.

(2) Selama pelaksanaan pekerjaan galian, Penyedia Jasa harus menjaga stabilitas lereng, struktur, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing), jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.

(3) Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya, tidak diizinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian drainase, gorong- gorong pipa atau galian fondasi untuk struktur yang terbuka.

(4) Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut-off wall) atau cara lainnya untuk mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagaimana mestinya dan cukup kuat untuk menjamin tidak terjadi keruntuhan yang dapat membanjiri tempat kerja.

(5) Dalam setiap saat, apabila pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian yang membahayakan keselamatan, maka Penyedia Jasa harus menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya memantau keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.

(6) Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalu lintas maupun lokasi bahu jalan harus diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum (atau y