21
IV. METODE PENELITIAN Menurut Anwar (1990), penelitian merupdm suatu aktivitas yang seyogyanya dapat dilhkan dengan cara pduktif, dalam rangka untuk menggdi ilmu pengetahum atau idormasi yang bermanfaat, agar dapat disurnbangkan kepada perbaikan &lam pengambilan keputusan-keputusan, Lebih jauh dinyataJcan bahwa setiap jenis penelitian tertentu menghasilkan bentuk pengetahtian yang tertentu pula, dm ha1 ini sangat ditentukan oleh bagairnana metodologi yang dilakulcan. Metoddogi pemlitian ini terutama menymgkut asp& hndasan kerangka berfikir dari penelitian yang baangkutan. Dalam melakulcan penelitian, untuk mencapai tujuan penelitian akan mengikuti langkah-langkah yang disusun sebelum penelitian dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar proses penelitian yang dilalclltnn lebih jeIas dan tesnrah. Bab ini akan menjelaskan proses penelitian yang merupakan penjabman alur Irerangla penelitian yang digambarkan pada bab sddumnya. Dijelasksn pula seam terperinci metode adisis, serta pragnrm komputer yang digunakan untuk mempmudah prom analisis. 4.1. Penenturn Lobui dm Wabm Pcditirn Penelitian ini dihkukan pada wilayah pula Jawa bagian barat meliputi Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten dan Pro- DKI Jakarta. Wilayah penelitian yang meliputi tip proving hi dipilii dengan pestimbangan mdiputi wilayah perkohan &lam khgai ti&at hirarlci (mgadm, metropotitan, kotlr be= dm kota kecil) dan wilayah perdesaan. Juga nknn dapat memu- dalam meaeutukan -tan perkotaan - perdeJaan dab kaitamya deqm sektor transprki pada berbagai hirarld kata dm desa yang diidentifikasi. hvinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten sebelumnya merupakan satu Provinsi Jawa Barat, sehingga sebagian besar ketersediaan data masifi merupakan kesatuan. S&ng Provinsi DKI Jakarta dikategorikan sebagai wilayah pdotaan dalarn wilayah penelitim. Sesuai dengan wilayah yang diliputinya, msfca pa& Tabel 8 dapat dilihat jumIah kecamatan dan desa sebagai wilayah penelitian. Terdapat 31 krtbupatmkota, 578 kecamatan dm 7.374 dedkelurahan di wilayah penelitian.

IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

IV. METODE PENELITIAN

Menurut Anwar (1990), penelitian merupdm suatu aktivitas yang

seyogyanya dapat di lhkan dengan cara pduktif, dalam rangka untuk menggdi

ilmu pengetahum atau idormasi yang bermanfaat, agar dapat disurnbangkan

kepada perbaikan &lam pengambilan keputusan-keputusan, Lebih jauh

dinyataJcan bahwa setiap jenis penelitian tertentu menghasilkan bentuk

pengetahtian yang tertentu pula, dm ha1 ini sangat ditentukan oleh bagairnana

metodologi yang dilakulcan. Metoddogi pemlitian ini terutama menymgkut

asp& hndasan kerangka berfikir dari penelitian yang baangkutan.

Dalam melakulcan penelitian, untuk mencapai tujuan penelitian akan

mengikuti langkah-langkah yang disusun sebelum penelitian dilakukan. Hal ini

dimaksudkan agar proses penelitian yang dilalclltnn lebih jeIas dan tesnrah.

Bab ini akan menjelaskan proses penelitian yang merupakan penjabman

alur Irerangla penelitian yang digambarkan pada bab sddumnya. Dijelasksn pula

seam terperinci metode adisis, serta pragnrm komputer yang digunakan untuk

mempmudah prom analisis.

4.1. Penenturn Lobui dm Wabm Pcditirn

Penelitian ini dihkukan pada wilayah pula Jawa bagian barat meliputi

Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten dan Pro- DKI Jakarta. Wilayah

penelitian yang meliputi tip proving hi dipilii dengan pestimbangan mdiputi

wilayah perkohan &lam k h g a i ti&at hirarlci (mgadm, metropotitan, kotlr

be= dm kota kecil) dan wilayah perdesaan. Juga nknn dapat memu- dalam

meaeutukan -tan perkotaan - perdeJaan d a b kaitamya deqm sektor

t ransprk i pada berbagai hirarld kata dm desa yang diidentifikasi.

h v i n s i Jawa Barat dan Provinsi Banten sebelumnya merupakan satu

Provinsi Jawa Barat, sehingga sebagian besar ketersediaan data masifi merupakan

kesatuan. S&ng Provinsi DKI Jakarta dikategorikan sebagai wilayah pdotaan

dalarn wilayah penelitim.

Sesuai dengan wilayah yang diliputinya, msfca pa& Tabel 8 dapat dilihat

jumIah kecamatan dan desa sebagai wilayah penelitian. Terdapat 31

krtbupatmkota, 578 kecamatan dm 7.374 dedkelurahan di wilayah penelitian.

Page 2: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

Tabef 8, Wilayah Penelitiatr berdasarkan Propinsi, KabupatenlKota, Kecamatan, KelurahanDesa

No. wmd JumMKecamatan JumbhKeturabaa/Desa Provinsi DKi Jakarta : 1 JakartaPusat 8 44 2 Jakarta Barat 8 56

3 Jakarta Selatan I I 65

4 Jakarta Timur 10 65 5 Jakarta Uara 7 35 Provinsi J a w Barat :

6 - 0 ~ 3 1 424 7 Sukabumi 30 338

8 Cianjur 24 34 1

9 Bandung 43 45 1 10 G a d 3 1 405 11 TmikmaIaya 30 412 12 Ciarnis 34 361 13 Kuningan 19 369 14 C h h n 23 424

15 Majaleagka 2 1 330 16 Sumtdang 18 269 I7 Indramayu 22 310 18 Su- 22 250 19 Pumalam 11 192

20 Karawang 20 306 21 B e h i 15 187 22 KocaBogor 6 68 23 KotaSukabumi 5 33 24 -Bandung 26 139 25 KotaCirebon 5 22

26 KoQBekasi 6 45 ProvinsiBatlcen:

27 pafidegw 19 335 28 Lebak 19 300

29 T-g 2 1 325 30 s-% 27 369 31 KotaT- 6 104 J u m l a h 578 7374 Sumber : Potensi Desa Tahun 2000iBadan Pusst Statistik

Page 3: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama lebih kurang 1 (satu)

tahun, dimulai dengan persiapan sarnpai pet aporm. Penelitian lapangan pads

desadesa yang dipilih dilahkan selama lebih kurang 1 (satu) bulan.

4.2. Metode Pengumpulan Data, denis dan Sumber Data

Pengumpula data di labkm dengan cara :

(1) S t d literatur dm survei i-onal, dimxdadh untuk

memperoleh data h d e r pada wilayah penelit ian

(2) W m m w m dengan men- b l w o isian terhadtrp masyarakat

perdesaan sebagai responden.

Data &under adalah data clan infonnasi yang teIah dido- baik

d a h be& buku, pets mapun web site. Didapat dari instansi -it, s e p d

d e ~ ~ n , dimdinas terkait clan dari h negeri.

Data yang digunakan untuk -n ketehitau -tam - perdamn sektor mportasi a h dipilah d a b beberapa bagian :

(1) Data wilayah, yang rnenggambarkan kondisi wiiayah stud4 bersumber

drui Potensi Desa (PODES) yang diterbitkan okh Badan Pusat

S W i tabun 2000 dan Pemfrktah D& Provinsi Sawa Barat,

Provinsi &mta dan Pmvid DKT Jakarta. Unbk h g h wilayah

d i g u m h data PODS setingkat bamtaa.

(2) S&or tmqmrhsi, meliputi jmhgm jalan, bersutnber dari

Dejwkmn P h b u n g m dm Departemen Pemukiman dm Prasamm

Wilayah dan Kecamatan maupun Desa yang di9urvei.

(3) Data a d - tujutrn perjalanan bamng dm pwnpang asid - tujuan

pejdanan kcdamn btrrang dan kendaman penurnpang &a

199611997 dm tahm 2001, dm& untuk d i s i s k e t e d a h antar

wilayah (kabuptm) sektor transpomi. Bersumber dari Badan

Penelitian dan Pengembangan Departmen P h b u g a n .

(4) Sektor elcormmi antar wilayah, digunakan data PDRB masing-masing

kabupaten tahun 2002, didapat dari Badan Pusat Statistik dan data

W m Quohent hhm 2000 yang didapat dari WOC Statistik Jawa

Barai.

Page 4: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

( 5 ) Sektor ekonomi dan sosial, digunakan tabel Sistem Naaca Sosial

Ekonomi Provinsi Jawa Barat tahun 1999, yang didapat dari Kantor

Statistik Jawa Barat.

(6) Data kin yang m e n d b g tujuan penelitian, baik data primer hsil

suwey lapangan maupun data sekunder. Data primer seperti

pergadcan penduduk, pekesjaan, kegiatan sosialekonomi dan lain-lain

di peroleh pada desadesa yang disurvei. Keselutuhan data temeht

didapat melalui wawancara rumah tangga p& desadesa yang dipilih.

Data sekunder mengenai desa didapat dari kantor kelurahan/kantor

desa yang bersangkutan.

Untuk mengetahui ketebitan pekotaan - perdesaan sektor transportasi

d i l h k a n penelitian l q n g di lapangan pada desa-desa yang dipilih sesuai hasil

tipologi wilayah Dihhdm wawancanr langsung terhsdsp responden pada 6

( e m ) desa yang diiw dengan menggunakan tehik sampling p l r e

snmpliing maka jumlab responden &ah 160 orang.

43. Mctodt Analisis

Data yang kahmpul akan disajikan dalam bentuk tabel, peta clan gambar,

diguaakan untuk mempenrurdah dalam proses analisis.

Andisis data dihkdtm ddam dua kategoi yaitu d i s i s deskrim baik

secara lolalitatif m a u p kmn&tif pada wilayah pcnelitisn, Kategori kedua

dilalnrkan analisis sbthrth dan matmmk, dengan menggudcm data hmtihtif

yang tersedia Data dan analisis W i f diguMkan u& mend- hasil

disis statistkt dan mateaatis. B&t penjelasan masing-masing disis

tersebut:

I) Adbb Sistem Nemm Sori Ekoaomi (SNSE), digunalcan untuk

mengetabui ketdmitan antar s e b r di wilayah penelitian. Utamanya

keterkaitan dan penganrh selrtor transportasi terhadaQ sektor lainnya. Data

yang digu- addatr tabel SNSE Pmvinsi Jawa Barat.

2) Andisis Entmpi Intcnksi Spuirl, d i g u d m urrtuk menjawab tujuan

pertama, yaitu rnqyhhui ket- antar wiIayah kabupatenlkota di

wilayah penelitian. Digunakan data a d - tujuan pejalanan kendaraan barang

Page 5: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

dan k e h a a n penurnpang, asal - tujuan perjalanan barang dan pejalanan

penurnpang antar kabupatenlkota di wilayah penelitian.

3) Analisis Location Quotient (I@). Serelah bemnyalintensitas ketehitan

antar wilayah diietahui, maka tahap selanjutnya adalah menjawab pertany aan

&or-sektor dominan pada masing-wing wilayah yang m e l h k a n

keterhtm. Bagi wilayah ymg mempunyai kekuatan daya tar& besar,

dengan nilai LQ akan dapat diduga sektor yang memberih keiaratan

penarik ymg besar di wilayah tersebut. Sedang bagi wilayah yang

mempunyai k- bangkitan perjalanan yang besar, d m dapai diduga

sektor yang akan r n e n c i p t h bangk~tan peja1amn tersebut.

4) Andisis Dwkriptit digundm untuk mengetahui gambaran umum di

wilayah penelitian. Kemudian untuk desa sampel dmgm mengguntikan data

dari basil wawancara dapat digambarkan kondii kemhitan pab tam - pertham di wilayah penelitian.

5) Andisis Mllltivarirt, digunakan untuk menjawab tujuan laya ah an

perkotaan dan perdesam di wilaytfi peneiitian, y a h untuk mengetahui

tipologi wilsyah - keselututtan. Batas adrnidmui yang digunakan

adalah pada tioglrtrt a t a n

6) A d k i o MuMn0mi.l Logit, untuk meng&hui k&dmitan perkomn - perdesaan di wihyah penelitian, utamanya s e b r ~ p o ~ m d u i

kegiatan bekeja, beIanjq sekolah dan keg* d W y a pads a y a h

perdesaan. Model MuMinomiaI Logit digunakm urntuk pendugaan maksud

p e r j h m yang berpeagaruh terhadap -torn perlrotaan - p d e a m di

wilayah penelitiaa Untuk rnengetahui pengtuuh peningkatao jaringm j h di

wilayah penelhian digumkan mdisb dcskriptir.

7) AnMi Cam w. Digunakan untuk meng&ahui langkah-lmghh yang

mungkin dilalnrkan oleh para pengambil Iceputwan yang m e i d d m

interaksi. Dalmn studi ini para pengmbil Iceputusan adalah Pemerintab dan

pemeridDaerah.

Page 6: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

Untuk mengetahui keterkaitan antar sektor di wilayah penelitian digunakan

d e l Sistem Neraca Sosial Ekonomi/SNSE " atau juga dikenal dengan h i a l

Accmnting Matrices ( S W . Dengan model ini akan didapat keterkaitan antar

sektor yang dikelompokkan dalam 4 (empat) nerw utama, yaitu:

(1) neraca faktor produksi,

(2) neraca institusi yang dapat dirinci lagi rnenjadi neraca rumahtangga,

perusahaan, dan pemerintah, yang akan memperoleh dampak dari

kegiatan sektor transportasi;

(3) neraca sektor pmduksi, seperti @tan dan komuuikasi; dan

(4) ne!raca Iainnya (rest of the world)

Disusun keran&a data dalam kntuk matrik yang mcranglalm berbagai

variabel sosial dm ekonomi secara kompak dan terintegrasi sehingga dapat

memberikan gambaran umum mengenai perekonornian swtu mgm atau wilayah

dan ketabitan antar variabel-variabel ekoaomi dan sosd pada waktu tertentu.

Keempat aeraca tersebut menempati sisi baris dm sisi kolom, prpotongan

srntara satu neraca dengin nersca lain tnempunyai arti tersendiri, dapat dilihat

pada T h I 9 (Anwar, 1995).

LRbih jauh Anwar (1995) may- drui sbulrtur SNSE pada

Tabel 9, maka @at dijelaskan bafiwa SNSE dibentuk dengan memperhatikan

bahwa masyank rnempunyai kebutuhm dasar (basic amd wants) ymg

harus dipemhi meldui pembelian sejum paket (bum%) koaboditas.

Permintaan tersebut kemudian dipemhi oleh i ~ - ~ s t r i yang menghasilkan

berbagai output (komoditas-komoditas).

Untuk dapat menghasilkan output, industri membutuhkan be&& input,

seperti bahan bah, dan juga membutuhkan faktor-War produkk, seperti

tamgakmja dan kapitd. Rumahtangga seb@ d a h saiu institusi ekonomi

l5 D a b SNSE h h m i a tahua 1995 d i m bahwa SNSEjuga mmqmhm srrata sistwn ~ ~ ~ ~ s o s i a l d a n e l c w o a t i ~ d a h n b t n t u k o e r a c a - n e r a m yangratmpmyaisisi~dansisikred&,dan~sisi~selaluberadadalam k d a m seimbang

Page 7: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

merupakan sat ah satu pen yedia faktor-faktor produksi yang dimaksud. Dari

kegiatan ini, rumahtangga memperoieh balas jasa (comperwtion) berupa upah

dan gaji (wages a d crredIaries) untuk faktor produksi tenagakerja, dan bunga,

dividen dan sebagainya, untuk faktor produksi kapital.

Tabel 9. Struktur Sederhana Sistem Neraca Sosial Ekonomi

Distribusi balas-jasa seperti ini oleh rumhtangga memberikan informasi

m e w distribusi pendapatm faktor Cfacoriai inwme dishfr!bufion). Pendapatan

ini merupalm umber pendapatan ru- yang mempengaruhi pendapatan

clan pengeluaran rumahtangga. Semakin bsar k q e m i l i h fahr-faktor p o d h i

oleh rumahtangga atau dengan perkataan lain makin bear f a o r e w e n t s dari

rumah&ngga, maka makin besw pendapatm yang dapat diterima oleh

rumahtangga; dan sebali knya. Pendapatan tersebut kemudian dibelanjakan

Pengelumn Faktor Produbi

Lnstitusi

2

T12

0

T22

Transfer antar h t i t u s i

1

TII

0

TZI Alokasi Pendapatan F&orke Mitusi

Penerimaan

Sektor Produksi

3

T13

AIokasi Nilai Tambah ke Faktor Produksi

Tu

0

Faktor Produksi

lnstitusi

T33

Pmminhm Amma

T43

Impor dm Pajak Tidak w n g

1

2

Sektor Pduks i

&aal Lainn ya

Neraca Lainnya

4

T14 Pendapatan Faktor Produksi dari Luar Negeri

T24

Transfer dariLuar Negeri

3

4

T ~ I

0

T41 Alokasi Pendapatan Faktor ke Luar Negeri

Total

5

XI Distribusi Pendapatan Faktorial

XZ Distribusi P & p m Institusiona 1

T34

Ekspordan Investasi

T32

Permintaan

T42

Tabungan

x3

Total Output

T44

Transfer Lainn ya

menunrt SeIctor Produksi

Jh Total Penerimaan Nemx Lainnya

Page 8: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

kembali untuk memenuhi krbagai kebutuhan rumahtangga yang di keluarkan

sebagai pengeluaran konsumsi (consumption expenditures) dimana keseluru han

pendapatan dapat habis dikeluarkan untuk pengeluaran konsumsi tanpa adanya

tabungan, atau sebagian pendapatan dapat disisi hkan sebagai tabungan karena

pengeluam konsumsi lebih kecil dari pendapatan. Tabungan mmah tangga

tersebut merupakan sumber dana investasi bagi perusahaan yang akan

meninghtkan lapasitas produksinya; dan dengan dmikian output dan sekaligus

pendapatan nasional atau regional menjadi menin&at. Proses tersebut dalam

ekonomi makro dikenal sebagai model pengel-- (circular $ow

d l ) dan akan menjadi sempuma bila menyertdm juga peranan sektor-selrtor

I a i ~ y a , sepem pemerintah dm Iw negeri, dalam model tersebut.

Selanjutnya Anwar (2004) menyatakaa SNSE bmpaya untuk

menggambarkaa keterkaitan anttira 1

a Kegiatan atau stnlkh~ prduksi d t a tdau pendapatan nasional

m p u n regio.sl

b. ~ ' b u s i pendapatan W t o r (f-l &tribution),

d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m - k e g i a i a n lab masing - tnasing sektor yang m e m m h i p d a p h nasional dan regional,

seperti ekspor dm impor, untuk dapat membdkan gambaran intemksi

antara p a - h d d m ekonomi dengtm peayerapan k&nagakajaan

(kesempatan kerja) dan distribusi p d a p a m rumah tangga.

dm bila digambarkan a a m be& shddm SNSE dapat d i l i pada Tabel 10.

Page 9: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

Tabel 10. Struktur dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi

Penerirnaan Aktivitas Komditi Faktor hstitusi Dunia

Aktivitas Penjual Total

K o d i t i Input Intermediate

Faktor NiIai Tambah

Institusi Pajak tak Pajak tak Pathpatan Transfer & Inflows Langsung Langsung Fabor Pajak

& Tarif

Total Biaya-biaya Total Pdapahn Pendapatan Devisa Total supply Faktor Domestik Masuk

43.2 Daya Pcsycbamn drtn m a t Ktpt&rn

a. h y a Penyebaran

Pada tabel I -0, hdmgm antam wtput dan permintam akhir di jabdm 1 I seb@ X - (1 - A )- F' . a dim* dalam bentuk maaiLs adalah sebagai

k h t (BPS, 1999) :

dimam :

bg = sel mabdcs kebalikm (1 -A')-' pada baris i dm kolorn j

X i = output &tor i

F: = permintaan akhir sektor i

i j = 1,2,. ..,n

Page 10: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

Jumlah dampak akibat W a h a n permintaan akhir su~tu sektor t&p

output seluruh sektor ekonomi adalah :

r j = b u + b z j + ... + 6 @ = C i b i i

dimana :

r j = jumlah dampak akibat penrbahan permi- athir sektor j terhadap

output selunrh sektor ekonomi

blj = dampak yang terjadi terhadap output sektor i akibat perubahan

permintam akhir seldor j

Berdasarkan persarnaan d i m maka rata-rata dam& yang ditimbulkan

terhadap output masing-masing sektm &bat perubahan pmhtaan akhir suatu

sektor d a h h :

dimana :

y , = rata-rata dampak terbdap output masing-masing sektor &bat

Untuk kepluan pa%andingan, maka persamadn hams d~~ yaitu

dmgan ara membagi rata-rata dampgk suatu selrtor dengm r a t a d damp&

seluruh &tor. Ulnrran yang ditLasilkan dari proses ini disebut sesudeks daya

penyebaran yang difomlasikan sebagai bdmt:

(f )C,b, . .

dimana a erlntah indeks daya penyebaran *or j dan lebih dilcenal sebagai daya

penyebaran s e b r j .

b. kajat Kepiman

Jumlah dsmpak terhadap output suatu dctm I skibat perubahan pcrmintaan

akhir kbagai (scIuruh) sektor dapot Wiskan dalarn beta& persamaan (BPS,

1999) :

Page 11: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

atau dalam persamaan umurn

si = Zjb dimana :

8, = jumlah dampak terhadap selaor i sebagai aki bat pembahan seluruh seldor

Untuk keperluan perbandingan antar sektor dan logika yang serupa dengan

pembahasan daya penyebmq maka permmaan tersebut dinormal kan menjdi :

dimana :

p = indeks derajat kepekaan &or i atau lebih sering disebut sebagai derajat

kepekaan saja

NiIai fl > 1 menunjukkau bahwa dmajat kepekaan selctor i lebih t i e dari rats-

k q e h m sektor i 16i rendah dari r a t a m indeks derajat kepkaaan disebut

juga sebagai clamp& keteakrtitan kedepan (fbmad linkages egect d o )

433. Ao&L himpi hbraksi Spasirtl

Untuk mengetahui ketehitan antar d a y a h kabupatmhta di wilayah

petaelitian digunakan model Entropi hehi ~ ~ a s i a l ' ~ . Model ini rnmqakan

turunan dari mde l Gravitasi, yang dapat -barkan mobilitas spasial

(tmqmrtasi) dari individu (dapllt merupakan orang barang, kendamn, dan

sebagainya) yang melakukan calm dari satu wilayah i (kabupaterdkota)

sebagai tempat a d Ice matu wilayah j (WwpaWkota) s&gai tempat tujuan

Dari hasil entropi pda susrtu wilayah a h dapat digambadcan intensitas interaksi

spasial dari wilayah t d t . Tadapt 31 tempat d (kabupatdkota) dan 31

tempat tujuan (kabupatmbta) di wihyah penelitian Jawa Barat (lihat Tabd 8).

Page 12: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

Model entropi interaksi spasial secara matematis dapat dirumuskan sebagai

memaksimumkan fungsi entropi :

dimana :

N : keseluruhan individu yang melhkan mobilitas spasial

- nilai entropi dari mobilitas spasid yang diharapkan d i lhkan oleh W,) - keseluruhan N buah individu antar besbagai alternatif tempat asat

i(i = l,2,..,9 den* berbagai a l t d f tempat tujuan j 0 = 1,2 ,..., 4 : nilai harapan (expc&d vahre) banyakoyi~ individu yang melakukan

rnobilitas spasiat antara tempat asai ke - i dengan tempat tujuan ke -j.

Kemudian setetah diturunkan wadi model Entropi interaksi spasial

dengan Kendala Ganda, persamamya adalah sebagai berikut :

Ea = A~O~.B~.D,.Q(P(~~'#) dimana :

Keterangan :

nilai harapan (eqwcted wlw) banyaknya individu yang rnelzdculmn E, . mobilitas spasial antara tempat asal ke - i &mgm tempt tujuan ke - j.

Oi banyaknya individu yang melahrkan mobilitas spasial berasal dari

tempat asat ke - i D, : bydcnya individu yaqz melahkan mobilitas spasid memju Lie

tempat tujuan ke - j.

d , : jarak tempuh (rataan biaya mobilitas spasial per individu) antara

tempstasalke-idengantempattujuanke-j.

Ai : kekuatan bangkitan pejalanan (inpSpnerutiunpower)

Page 13: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

B kekuatan tarikan pejalanan (nip amaction power) I

f l gambaran hambatan spasial atau aksessibilitas di wilayah yang diteliti

A i : pengganda lagrange dari keSruatan bangkitan pesjalanan (ukuran

perluasan interaksi spasial dikaitkan dengan kekuatm bangkitan

pejalanan)

pqganda lagrange dari keloJatan h k a n perjalanan (damn '' perluasan interhi spasial dikaitkan dengan lrelolatan tarikan

perjal-n) Unhrk membantu prose analisis, digunalclrn program Entropi I n t h i Spasial

(SaefUlhakim, 2003) dengin b a h a pemropmm Basic, s e w d i d a p b

.ik-nilai pen- bagi A, . B, , f l , ;1, day,

perjalanan (q u#action p e r ) p d a masing-masing wilayah @&upaten dm

kota di Jawa Barat).

2, mmmjukhn m y a penin* hip generation power dikaitkan

t & h p nilai entropi (uhmm pertuarraa intmaksi spasid). Bila 0, d q dikaitkafi

dgqpn ~p generdm power A,, & nilai 2, akan sehingga nilai q i

terhadap d a i entropi (ulruran perluasM interalrsi spasial). Bila D,naik,

Page 14: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

beragam atau tarikan secara spasial semakin meluas. Dengan demikian wilayah

tersebut semakin berkembang.

Nilai f i memberikan gambaran hambatan spasial atau aksessibilitas di

wilayah yang diteliti. Semakin kecil nilai maka hambatan spasid di wilayah

penelitian semakin kecil, atau absibil itas di wilayah penelitian semakin tinggi

atau berarti intensitas pergerakan di wihyah d i sangat besar. Sedang ni1ai t

merupakan koefisien korelasi. Semakin besar nilai r maka hasil pendugaan

mampu memberikan gambaran sesuai kondisi rryata Sehingga hasil pendugaan

dapat digunakan untuk melakubn analisis dan perkiraan perg&n masa

mendat ang .

43.4. -tion Quoticnt (LQ)

Untuk mengetahui kemampuan &or di suatu wilayah digunakan d e l

-on Quotient (LQ). Btaclcley (1994) menyrtnLan bshwa LQ rnmpdm

tekaik andisis yang diguMksn untuk menunjrJlrtan lolcasi pernusatanhais

(&ti*) dan untuk mengerahnri k a p s i i eksport perebm&n suatu witayah

serb -pan bnrang/jasa - dari praduksi bkal - iruatu wilayah (Rustdi

2000). Sehinggsl setelab diketnhari intemiitas kebkah i antsr wilayah, dengan

metode LQ dapat diduga penyebab intensitas k e k h h tessebut.

Rums matematila dari made1 ~ O Y I Quotient &h :

dimana :

X , = derajat aldifitas b j di wilryah ke-i

X , = total aktifitas di wilayah keG

X , = total aktifitas ke-j di semua wilayah

X = derajat aktifitas total wilayah

Interprdasi analisis LQ adalah sebagai besikut :

Jika nilai > 1, maka ha1 ini memmjullcan terjadinya konsentrasi suatu

aktifitas di sub wilayah ke - i secara relatitif dibandingkan dengan total wilayah

Page 15: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

atau tejadinya pernusatan aktifitas di sub wilayah ke - i. Atau kemampuan

wi tayah tersebut melakukan eksport atas barangljasa tersebut ke luar wilayah.

Jika nilai LQ r = 1, maka sub wilayah ke - i t d t mempunyai pangsa &ifitas

dengan pangsa total atau komntrasi aklifttas di wilayah ke 4 sama dengan rata-

rata total wilayah.

J i i nilai LQ I < 1, maka sub wilayah ke i tersebut mempunyai panpa relatif

lebih kecil dibandingkan dengan ahifitas yang secara urnurn d i t e m h di duruh

wilayah. Atau kurangnya produksi atas barangljw di wilayah tersebut sehiagga

hams mengimpor dari wilayah lain.

Data yang digunakan untuk andisis LQ antara lain dapat merupakan : data tenaga

kerja, data produksi suatu bmdbs, data PDRB atau data lain.

Untuk menentukan tipologi wikyah dip* model analisis muhivariat i7.

Akan dapat ditentukan wilayah pabtaan dan wilayah perd- s e w dapat

543 objek (kewmtm). Mash-masing objek mmpmyai satu sa v a d d yang

berbeda dan mempunyai h u m yang kompleks, s e w pdu diiahtlran tmnsforrmrsi agr d i vadbel dengan dimensi yang lebih s d d m m tetapi

map mamp rnmmm$m kagamm data (&pan informasi) dari objek yang

Arsa&sbPCA). Analisis Faktor &h usah untuk m e n y e d e r b h W m g a n

yang kompleks dan berbeda yang teajadi pa& saiu & variab1-variabel penelitian

deagsln menyingkap dimensidirnensi atau h r - W o r yang umum yang

" Memum - (2002) adisis Ediwrbt wxhmgm aatid y a n g - ~ - ( s h d m ) m e l a k u k s n a n a l i s i s ~ ~ h d a r i d u a ~ padadapobjeka~auorsqg S a & m g v a r i a t d & h i s h u ~ ~ ~ r n h variakl-variabel dengrm bobot variabel yang ditmukm secrlrmr tmpiris

Page 16: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

bersama-sama terkait dari variabel-variabel yang keli hatann ya ridak berhubungan.

Sedang analisis komponen utama adatah salah satu tipe dari analisa Wor @illon

dan Goldstein, 1984).

Wilnya yaitu variabel - variabel baru, akan merupakan kombiwi linier

dari variabel - variabel lama, dimna variabel bam dan wrriabel lama tetap

berkorelasi pada tingkat tertentu. Variabel - variabel barn tersebut bersifat

ortogorial, yaitu berkorelasi satu sama lain.

Tahapan teknik analisis statist&-matemat ik yang digunakan untuk

penentuan variabel-variabel bani tersebut dapat dilihat pada Gambar 14.

S&h didapat variabel-variabel barn dari data yang telah diortogodimsi

dan distandarisasi dmgan metode PCA atau F q maka tahrrp selsnjutnya addah

rneiahkan tipologi wilayah (wilayah perkotaan dan perdesaan) dengan teknik

d i s i s gerombl ( m a r d y s i s ) . Analisis gerornbol adaIsh melakukan

pengelompokkan (gerombol) variabel-variabel yang d i i 1 k a n @am), bertujuan

mengelompokkaa objek (unit-unit wilayah) ke dab kelompok yang lebih

homogen berdasarkan satu ulauan kedehhn tertentu. L h r a a kdebtan tersebut

sangat pada sifat variabel (diskret, kontinu, bier) atau skala

peagulruran (nomid, ordid, interval, rasio) dan pengetahan b i yang akan

ditetiti. Ulorran ked&atan tersebut addah merupakan &wan jar&

Page 17: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

STRUKTUR DATAASAL

STANOARISASIVARIABEL ASAL

v STWKTURDATASETELAH

MSTANDARlSASl

ORTOGONAUSASI VARIABEL

rn

STWKTUR DATA SFlELRHDlOATOGONAUSASi

STAWARISASI VARWEEL MRU ORTOOOWL

STRUKTUR IMTASETElAHOMOOOHAUSASI DAN DISTANDARISASi

Gsmbar 14. Proses Ortogonalisasi dm Penyedahmn V-I dempn Metode Principal Componmi AnaIysis (PCA) atau Factor Analysis (FA)

Sumber : Pusat Pengkorjian Permamam dan Pengembagan Wilayah, 2002 dm 2003

43.6, Andbia Multinornifl Logit

Analisis Multinomid Logrt digundm untuk menjawab tujuan identifikasi

k W perkotaan - perdesaan pada hdaa sampel, setelah dilakukm

tipologi wilayah.

Pernodelan ketdaitan perkotaan-pdesaan dalam analisis ini

menggunakan model pilihan biner (binary choice dl), yaitu binomial

Page 18: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

dishburion dengan f u n g i keterkaitan logit, atau sering disebut multinmial logit

model.

Maddala mengasumsikan suatu model regresi sebagai berikut :

dimana y: ti& clapat diarnati. Sering disebut suatu variabel "latent', yang dimati

adalah variabel dummy y yang didefinisikan oleh : I

pada persamaan (1 1) darn kams keterkaitan perk- - perdesaan akan

menggambarkan keterkaitan berdasadm tujun pejdanan &lam kegiatan

bekerja maupun belanja dari penduduk perdesaan Artinya bila penduduk

melakuh kegiegiaran bekaja maupun belanja di desanya, maka Y = 1, sbdang 1

untuk menjelaskan apakah @duk desa melakukan kegiatm bekerja mupun

belanja di luar desa (sebagai wilayah pal-), maLs Y = 0 . i

Pada pasuaaan (12) mengalikan ~ ~ ' o l e h suatu konstmta positif tidak akan i

maubah y, . Oleh karena itu bih d i i yj, pada (11) d w m a n yaog positif akan dapat d i i r f3. Sebgga Iazimnya d - i h

~ ( ~ ~ ) = l . hi mencnhlLan sLda Dari -tan antva (11) dan (12) I

didapatkan :

dimam F adalah distribusi hmulatif dari u.

Bila distribusi u simetris, karena 1 -F(-Z)=F(Z), maka dapat dituliskan :

Page 19: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

Bentuk fungsi untuk F pada persarnaan (14) akan bergantung pada asumsi yang

dibuat oleh error term u. Bila kumulatif distribusi dari ~ ,adalah logistik maka

akan didapat model let sebagai berikut :

Oleh karena itu

P- k

Untuk model logit : log -l= Po + Pj Xw I - Pi j=l

sisi lciri dari persamaan tersebut disebut log-&& rotio. Jadi l o g 4 rafio addah

suatu hngsi linier dari variabel penjelas. Untuk model probabilitas linier

pi dhmnsihn sebagai suatu fungsi Enier dari variabel penjelas.

Menurut Hosmw dan Lemeshow(l989), odds ratio, (ry ) d k h i s i i n

seb@ rasio dari odds untuk x = 1 t d & p odds untuk x = 0, dan diberihn

Penggunsan odds ratio a h p luas, medebt i pada bagaham "Iebih m i

( a t a u t i ~ m e n y u k a i ) d t l r i h a S i l m e r ~ ~ x = l tu-bdapmerekapada x=O.

43.7. A n W Teori Perrmiarrn (G- -1 Menurut Anwar (2002) teori (game theory) ~~n

pentlaahan madmar yang menyanght iateraksi antrrra para pengambilan

keputussn tenrtama yang menyangkut hemhi-interzlksi strate@ yang terjadi

antara para elcornmi. Teori ini rnenjadi penting h e n a dapat memberihn

landasan fbndsmental bagi setiap i n t d i hubungan-hubungan sosid dan

ekommi antar manusia.

W i h jauh Anwar (2002) m e n y a w b a h a secara garis b, permainan

m) dapat dibagi menjadi dua, yaitu permainan yang tidak bekeja sama ( m n

mprot ive) dan permainan yang bekerja sama ( ~ r a t i v e ) . Permainan

Page 20: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

"Dilema Narapidana" merupakan kategori permainan yang tidak bekerj a =ma,

yang diasumsikan kedua narapidana tidak meiakukan interaksi atau kornunikasi

sebelumnya, m p a i tejadinya pertemuan. Dalam dilema narapidam, untuk

mengaku merupakan suatu strategi dominan, dan apabila kedua Narapidana

mengaku, ha1 itu menlpakan suatu hminant sh.afe&v equilibrium .Oleh karena itu

kedua narapidana tersebut teqmangkap pada suahl k& yang disebut

kesei m bangan strategi dominan ' s ( ~ i m n t sprltegy equilibrium).

Nash eqlibritim juga merupakan permainan yang tidak bekerja sama ( m n

cooperative). Jika ada segugus stmtegi-strategi yang mempunyai karakteristik

dimma tid& satupun dari pemain yang dapat beruntung dengan merubah

str-nya, sementara pemain lain-lainnya juga tecap mempertabankan (tidak

mengubah) strategi mereka, rnaka gugus strategi itu dan pahala yang berkaitan

d e n w y a disebut kmeimbmgan Nash flash IGpilibriwn ). Dagan demikian

masing-masing strategi dari pemain (yang teramalkan) hams rnmpbn response

terbaik kept& stmtegi-stmtegi temdkm dmi pihak-pihak pemain W y a

Ramalm terrebut dqat didnit sebagai strategi yang d i l (strategidfy mbIe)

atau strata yang dapai bajalan dengan sendirinya (serf+wcing), h m a tidak

ada =rang dari pemain manapun yang m u berubah dari strate sepmti yang

t h h d i k a n n y a (Anwar 2002).

Permainan rebut-tam (bargaining game) dari Nash adalah permainan dari

dua-pmah yang tidak bekesjasama (m m a f i v e gm), dimsrna kedua

pemain m m b a membagi sebwh barang. Jika permirrtaannya berkesesuaian

(c-ble), masing-ming pemain ahan menerima barang sesuai yaog

dimintanyq namm bila tidak, setiap pemain tidak akan menerima qapm. Bentuk

sederhana dari pmmim bargaining dari Nash mqpmmhn d m y a fungi

utility untuk masing-masing pemain yang bentuknya dised- sebagai

fungsi Iinier h i sejumlah barang yang mereka peroleh. Jadi s lain secara intuisi

permainan ini menpairan sauatu yang rasional dapat dilhkan (miod Mi

Page 21: IV. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id IV... · b. ~'busi pendapatan Wtor (f-l &tribution), d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m-kegiaian lab masing - tnasing sektor yang

rnemaksimumkan harapan utility bagi dirinya), tetapi juga sebagai sesuatu yang

dipandang adil untuk diiakukan vair).

Dalam permainan yang bekerjasama ( ~ r a f j i w game), menggunakan

landasan pareto optimum, yaitu jika suatu h i 1 tidak dapat diperbaiki keadaannya

M e m t pagertian &ut, d q a n perkatam lain j ika ti& ada seseorang yang

dapat dibuat lebih baik keadaannya tanpa membuat -rang lain menjadi lebih

jeleb maka kita dapat mengatdm bahwa b i l tersebut rnerupdcan suatu pmem

optimal; yitu suatu k d a a n yang tak dapat di@aiki lagi dalam pengertian

loit& Pareto. Apabila terjadi perubahan dari keadaan psueto optimal, maka ini

akan terjadi kefllgbm untuk keseluruhannya. (Anwar 2002).

Bentuk game ekstensif (a-ve fm game) merupakan srrlah satu dari

permainan yang bekeja sama (cmpraiive game). Menurut Anwar (2002)

r e p r m i dari suatu bentuk pmmbn yang &asif mempunyai kekhkeichususan

yaitu:

1) ada pemain-pemain dalarn permainan

2) bilamana masing-masing pemain bergerak, apa yang dapat diperbuat

oleh wing-masing pemain U a r n hempaiamya untuk berg- apa

yang diketahui oleh masing-masing @n pada kesempatmnya untuk

b e r s d 3) pahala (pay M s ) yang diterima oleh masing-masing pemain u& setiap

k o m b i i i gemkm-gerakan yang dapat dipiliih oteh pemain.

4.4. Dcfibi Opemsiorul Variabd

Variabel rnerclpakan matu kuantitas homogen yang nihnya dapat berubah

p a d a ~ i a p & y a n g b e r b e d a . V a r i a b e I d a p a t ~ s ~ a a l s i m b o l , y a n g

&pat d ipah untuk rn-kan satu set nilai-nihi atau domahmya.

Dalam penelitim ini variabel digudan dalam M q a ~ metoda analisis,

disesuaikan tujuan penggum metoda t d u t . Untuk penentuan tipologi

WiIayah, d e w m e n g p d m analisis mulitniriat. 27 variabel yang diguaakan

untuk peraenhlan tipologi wilayah diperkecil menjadi I6 variabei.