29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Eksplorasi Jamur Patogen pada Daun Ubi Kayu di Kabupaten Malang Jamur patogen pada daun tanaman ubi kayu diperoleh dari tiga gejala yang ditemukan di lapang, yaitu: gejala bercak coklat, bercak baur dan antraknosa. Dari tiga gejala yang telah diisolasi didapatkan 2 genus jamur yang dapat menyebabkan penyakit pada daun tanaman ubi kayu, yaitu Cercospora dan Colletotrichum.Berdasarkan sumber inokulumnya, jamur Cercosspora sp. 1diisolasi dari daun dengan gejala penyakit bercak coklat, Cercospora sp. 2diisolasi dari daun ubi kayu dengan gejala penyakitbercak baur dan jamur Colletotrichum sp. dari daun ubi kayu dengan gejala penyakitantraknosa. Tabel 2. Hasil survei gejala, isolasi dan identifkasi jamur patogen pada daun ubi kayu di Kabupaten Malang Titik Lokasi Gejala Penyakit Rata-rata Intensitas Penyakit (%) Hasil Isolasi dan Identifkasi Pujon Bercak coklat 24,21 Cercospora sp. 1isolat Pujon Jabung 1 Bercak baur 32,33 Cercospora sp. 2isolat Jabung 1 Jabung 2 Bercak coklat Bercak baur 16,95 Cercospora sp. 1isolat Jabung 2 15,02 Cercospora sp. 2isolat Jabung 2 Poncokusumo Bercak coklat Bercak baur 1,08 Cercospora sp. 1isolat Poncokusumo 16,47 Cercospora sp. 2isolat Poncokusumo Wajak 1 Bercak coklat Bercak baur 15,19 Cercospora sp. 1isolat Wajak 1 13,7 Cercospora sp. 2isolat Wajak 1 Wajak 2 Bercak coklat Becak baur Antraknosa 15,06 14,65 Cercospora sp. 1isolat Wajak 2 Cercospora sp. 2isolat Wajak 2 2,43 Colletotrichum sp. isolat Wajak 2 Gondanglegi Bercak coklat Antraknosa - Cercospora sp. 1isolat Gondanglegi - Colletotrichum sp. isolat Gondanglegi Pagak Bercak coklat Antraknosa 15,72 Cercospora sp. 1isolat Pagak 2,7 Colletotrichum sp. isolat Pagak 4.1.1 Titik lokasi 1 : Pujon Pada titik lokasi1,didapatkan gejala penyakit pada daun ubi kayu berupa bercak coklat.Bercak tersebut berwarna kuning kecoklatan dengan bagian tengah berwarna lebih gelap, pada bagian tepi terdapat batas tipis dan jelas berwarna

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Eksplorasi Jamur Patogen pada Daun Ubi Kayu di Kabupaten Malang

Jamur patogen pada daun tanaman ubi kayu diperoleh dari tiga gejala yang

ditemukan di lapang, yaitu: gejala bercak coklat, bercak baur dan antraknosa. Dari

tiga gejala yang telah diisolasi didapatkan 2 genus jamur yang dapat

menyebabkan penyakit pada daun tanaman ubi kayu, yaitu Cercospora dan

Colletotrichum.Berdasarkan sumber inokulumnya, jamur Cercosspora sp.

1diisolasi dari daun dengan gejala penyakit bercak coklat, Cercospora sp.

2diisolasi dari daun ubi kayu dengan gejala penyakitbercak baur dan jamur

Colletotrichum sp. dari daun ubi kayu dengan gejala penyakitantraknosa.

Tabel 2. Hasil survei gejala, isolasi dan identifkasi jamur patogen pada daun ubi kayu di Kabupaten Malang

Titik Lokasi

Gejala Penyakit

Rata-rata Intensitas Penyakit

(%)

Hasil Isolasi dan Identifkasi

Pujon Bercak coklat 24,21 Cercospora sp. 1isolat Pujon Jabung 1 Bercak baur 32,33 Cercospora sp. 2isolat Jabung 1 Jabung 2

Bercak coklat Bercak baur

16,95 Cercospora sp. 1isolat Jabung 2 15,02 Cercospora sp. 2isolat Jabung 2

Poncokusumo Bercak coklat Bercak baur

1,08 Cercospora sp. 1isolat Poncokusumo 16,47 Cercospora sp. 2isolat Poncokusumo

Wajak 1

Bercak coklat Bercak baur

15,19 Cercospora sp. 1isolat Wajak 1 13,7 Cercospora sp. 2isolat Wajak 1

Wajak 2 Bercak coklat Becak baur Antraknosa

15,06 14,65

Cercospora sp. 1isolat Wajak 2 Cercospora sp. 2isolat Wajak 2

2,43 Colletotrichum sp. isolat Wajak 2 Gondanglegi

Bercak coklat Antraknosa

- Cercospora sp. 1isolat Gondanglegi - Colletotrichum sp. isolat Gondanglegi

Pagak Bercak coklat Antraknosa

15,72 Cercospora sp. 1isolat Pagak 2,7 Colletotrichum sp. isolat Pagak

4.1.1 Titik lokasi 1 : Pujon

Pada titik lokasi1,didapatkan gejala penyakit pada daun ubi kayu berupa bercak

coklat.Bercak tersebut berwarna kuning kecoklatan dengan bagian tengah

berwarna lebih gelap, pada bagian tepi terdapat batas tipis dan jelas berwarna

Page 2: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

26

coklat gelap.Bercak berbentuk bulat sampai tidak beraturan yang berukuran 3 8

mm (Gambar 15).

Gambar 15. Gejala penyakit bercak coklat pada daun ubi kayu dari Pujon

Gambar 16. Jamur Cercospora sp. 1 isolat Pujon. (A) Isolat umur 10 hari pada

media PDA tampak permukaan atas dan (B) konidia Cercosporasp.1 pada fase germinasi

Secara makroskopik, koloni jamur yang tumbuh pada media PDA memiliki

ciri-ciri berwarna putih pada awal pemurnian dengan bagian dasar koloni

berwarna abu-abu.Pada hari ketiga setelah pemurnian, warna koloni jamur

bewarna keabu-abuan, kemudian warna koloni jamur berubah menjadi kecoklatan

pada permukaan atas dan abu-abu sampai kehitaman pada bagian bawah. Koloni

jamur tumbuh tidak kosentris karena terdapat jamur kontaminan di sekitar isolat

sebelum jamur memenuhi cawan. Pada bagian tengah isolat, miselium lebih tebal

dibandingkan dengan bagian tepi (Gambar 16A). Dan berdasarkan pengamatan

secara mikroskopik, jamur yang berhasil diisolasi merupakan jamur Cercospora

sp. 1. Jamur tersebut memiliki karakteristik konidia hialin, silindris, lurus dengan

bagian dari salah satu ujung tumpul, bersekat 1 4(Gambar 16B), berukuran 3,70

4,41 x 28,37 30,17 µm dan konidia tersusun soliter 1-2 pada ujung konidiofor.

Page 3: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

27

Berdasarkan ciri-ciri makroskopis dan mikroskopis tersebut diketahui jamur

yang memyebabkan penyakit bercak coklat pada daun ubi kayu dari Pujon

merupakan jamur Cercospora sp..Hal tersebut sesuai dengan yang dilaporkan oleh

Lozano dan Booth (1976), yang menyatakan penyakit bercak coklat pada daun

tanaman ubi kayu disebabkan oleh jamur Cercospora henningsii.Jamur tersebut

menginfeksi daun ubi kayu dengan membentuk tabung kecambah dengan

apresorium maupun tanpa apresorium yang mempenetrasi jaringan epidermis

daun (Babuet al., 2009). Menurut Souza (2011), pada umumnya penyakit yang

disebabkan oleh jamur cercospora akan membentuk lesi yang kemudian akan

berubah menjadi gelap.

4.1.2 Titik lokasi 2 : Jabung 1

Pada titik lokasi 2 didapatkan gejala penyakit bercak baur dengan gejala berupa

bercak coklat berukuran 2 6 cm. Bercak menyerang dari bagian tepi dan ujung

daun, pada bagian tepi daun terdapat halo area berwarna kuning(Gambar 17a).

Daun yang terserang menjadi kering dan rapuh, sehingga mudah robek jika tertiup

angin.Beberapa daun yang terserang pada bagian ujung juga tampak seperti

terpotong (Gambar 17a).Gejala tersebut sesuai dengan laporan Setyowahyuani

(1982), bahwa pada gejala yang masih awal, bercak seperti tersiram air panas dan

setelah lanjut berwarna coklat keabu-abuan yang kering.Bila serangan parah daun

menjadi kuning dan mudah gugur.

Pada pengamatan makroskopis didapatkan jamur dengan karakteristik

miselium berwarna putih yang lama kelamaan berubah menjadi abu-abu

kecoklatan.Miselium jamur memiliki warna yang lebih gelap pada bagian tengah,

miselium tumbuh ke arah samping membentuk lingkaran konsentris.Dan pada

pengamatan mikroskopis, diketahui bahwa jamur yang didapat merupakan jamur

Cercospora sp. 2.Jamur Cercospora sp. 2 isolat Jabung 1 tersebut memiliki

konidia hialin, silindris, lurus sampai agak lurus dengan salah satu ujung runcing,

bersekat 1-6, berukuran 3,97 5,34 x 26,89 31,73 µm dan konidia tersusun

soliter 1-2 pada ujung konidiofor. Konidiofor berwarna coklat, tidak bersekat

sampai bersekat 2, berukuran 4,29 - 6,11 x 9,94 - 36,89 µm ujung konidiofor

membulat dan ada yang membengkok. Hifa hialin, bersekat dan

bercabang.Berdasarkan ciri-ciri mikroskopis tersebut, hasil pengamatan sesuai

Page 4: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

28

dengan laporan Lozano dan Booth (1976)yang menyatakan bahwa gejala penyakit

bercak baur pada daun ubi kayu tersebut disebabkan oleh jamur Cercospora

viscosae.

Gambar 17.Gejala penyakit bercak baur pada daun ubi kayu dari Jabung 1. (a)

gejala seperti terpotong dan (b) terdapat halo area berwarna kuning

Gambar 18. Jamur Cercospora sp. 2 isolat Jabung 1. (A) Isolat umur 7 hari pada

media PDA tampak permukaan atas dan (B) kenampakan mikroskopis hifa, konidiofor dan konidia jamur

4.1.3 Titik lokasi 3 : Poncokusumo

Pada titik lokasi 3 ditemukan dua gejala penyakit yang disebabkan oleh jamur,

yaitu bercak coklat dan bercak baur pada daun ubi kayu.

1. Penyakit bercak coklat

Gejala penyakit bercak coklat berupa bercak berwarna kuning kecoklatan

dengan bagian tengah berwarna lebih gelap, pada bagian tepi terdapat batas jelas

berwarna coklat gelap sampai kehitaman (Gambar 19).Bercak berbentuk bulat

sampai tidak beraturan yang berukuran 4-12 mm. Pada area bercak terdapat titik

abu-abu kehitaman.

a

b

b

B

Page 5: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

29

Pada media PDA jamur isolat Poncokusumo memiliki ciri-ciri koloni berwarna

putih pada awal pemurnian dengan bagian dasar koloni berwarna abu-abu

kecoklatan. Kemudian warna koloni jamur berubah menjadi abu-abu sampai

kecoklatan pada permukaan atas dan pada bagian bawah miselium berwarna abu-

abu sampai coklat kehitaman (Gambar 20A).

Gambar 19. Gejala penyakit bercak coklat pada daun ubi kayu dari Poncokusumo

Gambar 20. Jamur Cercospora sp. 1 isolat Poncokusumo. (A) Isolat umur 7 hari

pada media PDA tampak permukaan atas dan (B) kenampakan mikroskopis hifa dan konidia jamur

Pada pengamatan mikroskopik, menunjukkan adanya konidia jamur berwarna

hialin, berbentuk silindris, agak lurusdengan bagian dari kedua ujung tumpul,

bersekat 2-3, berukuran 3,97 4,53 x 32,34 37,23 µm dan konidia tersusun

soliter 2-4 pada ujung konidiofor. Konidiofor berwarna gelap, bergerombol, tidak

bersekat sampai bersekat 2, berukuran 3,36 3,74 x 9,07 21,56 µm ujung

konidiofor membulat dan ada yang membengkok. Hifa hialin, bersekat dan

bercabang (Gambar 24B).

Berdasarkan ciri-ciri mikroskopis jamur yang ditemukan merupakan jamur

Cercospora sp. 1.Dan dari gejala yang ditemukan di lapang, jamur tersebut

B

Page 6: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

30

merupakan spesies Cercospora henningsii. Menurut Setyowahyuani (1982), batas

yang jelas pada bercak tersebut merupakan gejala khas penyakit bercak coklat

yang disebabkan oleh jamur C. henningsii.

2. Penyakit bercak baur

Pada daun ubi kayu yang terserang penyakit bercak baur terdapat bercak

berukuran 1,2 7 cm, berwarna coklat dengan bagian tepi bercak terdapat halo

area berwarna kuning. Bercak berbentuk tidak beraturan dan umumnya

menyerang dari bagian tepi dan ujung belahan daun. Menurut (Sastrahidayat,

1979 dalam Setyowahyuani, 1982), gejala peyakit bercak baur pada daun ubi

kayu hampir sama dengan gejala yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum sp.

yang membedakan adalah warna daun lebih coklat, terang dan kering.

Pada media PDA isolat jamur memiliki ciri-ciri koloni berwarna putih pada

awal pemurnian dengan bagian dasar koloni berwarna kuning kecoklatan.

Kemudian warna koloni jamur berubah menjadi abu-abu pada permukaan atas

pada bagian bawah miselium berwarna abu-abu sampai coklat kehitaman.

Miselium jamur tumbuh kosentris dengan bagian tengah miselium lebih tebal dan

memiliki warna cenderung lebih gelap dibandingkan dengan bagian tepi (Gambar

22A).

Pada pengamatan mikroskopik, diketahui jamur tersebut merupakan jamur

Cercospora sp. 2isolat Poncokusumo yang memiliki konidia hialin, silindris, agak

lurus dengan salah satu ujung runcing, bersekat 1-7, berukuran 4,5 6,07 x 24,83

32,36 µm dan konidia tersusun soliter 1-2 pada ujung konidiofor (Gambar 26C).

Konidiofor berwarna hialin, tidak bersekat, berukuran2,87 6 x 24,79 31,55 µm

ujung konidiofor membulat dan ada yang membengkok (Gambar 22B). Miselium

hialin, bersekat dan bercabang.

Berdasarkan ciri-ciri mikroskopis dan gejala yang ditemukan di lapang,

Cercospora sp. 2isolat Poncokusumo tersebut merupakan jamur Cercopora

viscosae.Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada

ubi kayu (Alvares et al., 2012).Jamur tersebut memiliki konidia silindris dan

berukuran 4 6 x 25 100 µm (Lozano dan Booth, 1976).

Page 7: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

31

Gambar 21. Gejala penyakit bercak baur pada daun ubi kayu dari Poncokusumo

Gambar 22. Jamur Cercospora sp. 2 isolat Poncokusumo. (A) Isolat umur 8 hari

pada media PDA tampak permukaan atas, (B)kenampakan konidiofor dengan metode cross section dan (C) kenampakan mikroskopis konidia jamur

4.1.4 Titik lokasi 4 : Jabung 2

Pada titik lokasi4, ditemukan 2 gejala penyakit, yaitu bercak coklat dan bercak

baur pada daun ubi kayu.

1. Penyakit bercak coklat

Gejala penyakit bercak coklat pada daun berupa bercak berukuran 4 - 8 mm

berwarna coklat dan berbentuk bulat sampai tidak beraturan.Pada area bercak

B

C

Page 8: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

32

vena daun berwarna coklat gelap dan terdapat titik-titik berwarna coklat

kehitaman. Menurut Setyowahyuani (1982), pada bagian tengah bercak nampak

benang-benang halus yang merupakan kumpulan konidia dan konidiofor.

Sedangkan, pada bagian tepi bercak terdapat batas yang jelas berwarna coklat

sampai kehitaman (Gambar 23).

Gambar 23. Gejala penyakit bercak coklat pada daun dari Jabung 2

Gambar 24. Jamur Cercospora sp. 1 isolat Jabung 2. (A) Isolat umur 10 hari pada

media PDA tampak permukaan atas dan (B) kenampakan mikroskopis hifa dan konidia jamur

Jamur Cercospora sp. 1 isolat Jabung 2 yang diisolasi dari daun bergejala

penyakit bercak coklat memiliki ciri-ciri miselium berwarna putih pada awal

pemurnia di media PDA.Selanjutya, miselium berangsur-angsur berubah menjadi

coklat keabu-abuan.Pertumbuhan miselium jamur ke arah samping dan

membentuk lingkaran konsentris (Gambar 24A). Sedangkan, pada pengamatan

secara mikroskopis, jamur tersebut memiliki karakteristik konidia berwarna hialin

dengan 1-3 sekat, silindris, lurus dengan bagian dari kedua ujung tumpul,

berukuran 3,26 5,57 x 26,76 56,08 µm dan konidia tersusun soliter 2-5 pada

ujung konidiofor. Konidiofor berwarna gelap, bergerombol, tidak bersekat sampai

A B

Page 9: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

33

bersekat 2, berukuran 2,94 4,67 µm ujung konidiofor membulat dan ada yang

membengkok. Hifa hialin sampai subhialin, bersekat dan bercabang (Gambar

24B).

Berdasarkan gejala dan ciri-ciri makroskopis maupun mikroskopis yang

ditemukan, jamur yang menyebabkan gejala penyakit bercak coklat pada daun ubi

kayu dari Jabung 2 adalah jamur Cercospora henningsii. Hal tersebut sesuai

dengan laporan Offei dan Boasiako (1996), bahwa C. henningsiimerupakan jamur

parasit obligat yang menyebabkan penyakit bercak coklat pada daun tanaman ubi

kayu di Ghana.Penyakit tersebut dapat ditemukan dimana pun tanaman ubi kayu

tumbuh.

2. Penyakit bercak baur

Daun yang bergejala penyakit bercak baur terdapat gejala berupa bercak

berwarna coklat berukuran 2 7cm. Bercak menyerang pada bagian tepi dan

ujung daun (Gambar 25).Pada daun yang terserang biasanya terdapat 1 sampai 3

bercak dalam satu belahan daun.Daun yang terserang pada bagian tepi biasanya

berbentuk setengah lingkaran, bercak tersebut mudah sobek jika tertiup oleh

angin.Menurut Lozano dan Booth (1976), pada beberapa varietas ubi kayu yang

rentan, serangan penyakit tersebut dapat menyebabkan defoliasi selama musim

kemarau.

Pada pengamatan mikroskopis menunjukkan adanya konidia hialin, silindris,

lurus dan ada beberapa agak membengkok dengan salah satu ujung runcing,

bersekat 1-6, berukuran 3,75- 5,92 x 33,29 70,8 µm dan konidia tersusun soliter

1-2 pada ujung konidiofor. Konidiofor jamur tersebut berwarna hialin, tidak

bersekat sampai bersekat 2, berukuran3,73 5,12 x 29,37 41,3 µm ujung

konidiofor membulat (Gambar 26A).

Berdasarkan ciri-ciri mikroskopis tersebut diketahui jamur yang ditemukan

adalah jamur Cercospora sp. 2 isolat Jabung 2.Pada umumnya jamur Cercospora

sp. mengandung cercosporin yang dapat menyebabkan kerusakan pada daun baik

berupa bercak maupun hawar daun (Agrios, 2005).Menurut Lozano dan Booth

(1976), penyakit bercak daun baur atau bercak difus pada ubi kayu disebabkan

oleh jamur Cercospora viscosae.Jamur tersebut banyak menyerang di daerah

pertanaman ubi kayu yang bertemperatur hangat.

Page 10: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

34

Gambar 25.Gejala penyakit bercak baur pada daun ubi kayu dari Jabung

Gambar 26. Jamur Cercospora sp. 2 isolat Jabung 2. (A) Kenampakan

konidioforpada pengamatan secara langsungdan (B) kenampakan mikroskopis hifa dan konidia jamur

4.1.5 Titik lokasi5 : Wajak 1

Pada titik lokasi 5 didapatkan 2 gejala penyakit, yaitu penyakit bercak coklat

dan bercak baur pada daun ubi kayu.

1. Penyakit bercak coklat

Gejala penyakit bercak coklat pada daun dari Wajak 1 terdapat bercak

berwarna coklat dengan tepi bercak berwarna coklat gelap.Pada area bercak

terdapat titik-titik halus berwarna abu-abu kehitaman dan vena daun tampak

berwarna coklat lebih gelap dari warna bercak.Bercak berbentuk bulat sampai

tidak beraturan berukuran 3 8 mm. bercak-bercak yang berdekatan biasanya

dapat menyatu membentuk bercak yang lebih besar dengan bentuk yang tidak

beraturan (Gambar 27).

Pada media PDA jamur Cercospora sp. 1isolat Wajak 1 memiliki ciri-ciri

koloni berwarna putih pada awal pemurnian dengan bagian dasar koloni berwarna

abu-abu. Kemudian warna koloni jamur berubah menjadi abu-abu sampai

A B

Page 11: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

35

kecoklatan pada permukaan atas dan dan abu-abu sampai kehitaman pada bagian

bawah. Miselium jamur tumbuh tidak kosentris karena terdapat jamur kontaminan

di sekitar isolat sebelum jamur memenuhi media. Pada bagian tengah isolat,

miselium lebih tebal dibandingkan dengan bagian tepi (Gambar 28A).

Gambar 27. Gejala penyakit bercak coklat pada daun ubi kayu dari Wajak 1

Gambar 28. Jamur Cercospora sp. 1 isolat Wajak 1. (A) Isolat umur 7 hari pada

media PDA tampak permukaan atas dan (B) Kenampakan mikroskopis hifa dan konidia jamur

Pada pengamatan mikroskopik, jamur Cercospora sp. 1isolat Wajak 1

memiliki konidia hialin, silindris, agak lurus sampai lurus dengan bagian dari

kedua ujung tumpul, bersekat 2-3, berukuran 3,60 4,73 x 30,18 35,73 µm dan

konidia tersusun soliter 2-6 pada ujung konidiofor (Gambar 28D). Konidiofor

berwarna hialin, bergerombol, tidak bersekat sampai bersekat 2, berukuran 3,98

4,02 x 18,05 21,13 µm ujung konidiofor membulat dan ada yang membengkok

(Gambar 28C). Hifa hialin, bersekat dan bercabang.

Berdasarkan ciri-ciri mikroskopis tersebut, jamur Cercospora sp. 1isolat Wajak

1 merupakan spesies jamur Cercospora henningsii.Ciri-ciri morfologi tersebut

didasarkan pada deskripsi Lozano dan Booth (1976), jamur C. henningsiimemiliki

B

Page 12: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

36

konidia silindris, lurus atau agak bengkok dan kedua ujungnya tumpul

mempunyai alas bertangkai pendek dan bersekat 2 8.Dan menurut Alvares et al.

(2012), C. henningsiimerupakan jamur penyebab penyakit bercak coklat pada

daun ubi kayu.

2. Penyakit bercak baur

Daun yang bergejala penyakit bercak baur terdapat gejala berupa bercak

berwarna coklat berukuran 0,5 4 cm. Bercak menyerang pada bagian tepi dan

ujung daun. Daerah sekitar bercak biasanya terdapat halo area berwarna kuning

(Gambar 29). Pada daun yang terserang biasanya terdapat 1 sampai 3 bercak

dalam satu belahan daun.Daun yang terserang pada bagian tepi biasanya

berbentuk setengah lingkaran, bercak tersebut mudah sobek jika tertiup oleh

angin.

Pada media PDA jamur Cercospora sp. 2isolat Wajak 1 memiliki ciri-ciri

koloni berwarna putih pada awal pemurnian dengan bagian dasar koloni berwarna

kuning kecoklatan. Kemudian warna koloni jamur berubah menjadi abu-abu pada

permukaan atas pada bagian bawah miselium berwarna abu-abu sampai coklat

kehitaman. Miselium jamur tumbuh kosentris dengan bagian tengah miselium

lebih tebal dan memiliki warna cenderung lebih gelap dibandingkan dengan

bagian tepi (Gambar 30A).

Pada pengamatan mikroskopik, jamur Cercospora sp. 2isolat Wajak 1

memiliki konidia hialin, silindris, agak lurus sampai lurus dengan salah satu ujung

runcing, bersekat 1-6, berukuran 4,53 6,18 x 23,46 44,38µm dan konidia

tersusun soliter 1-2 pada ujung konidiofor (Gambar 30B). Konidiofor berwarna

hialin, tidak bersekat sampai bersekat 2, berukuran 3,43 6,07 x 26,37 58,66

µm, ujung konidiofor membulat dan ada yang membengkok. Hifa hialin, bersekat

dan bercabang.Ciri-ciri morfologi tersebut sesuai dengan deskripsi Agrios (2005),

jamur cercospora menghasilkan konidia panjang, silindris dan hialin sampai

berwarna gelap.Jamur tersebut merupakan C. viscosae penyebab penyakit bercak

baur pada daun ubi kayu di daerah tropis (Thruston, 1984).

Page 13: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

37

Gambar 29. Gejala penyakit bercak baur pada daun ubi kayu dari Wajak 1

Gambar 30. Jamur Cercospora sp. 2 isolat Wajak 1. (A) Isolat umur 7 hari pada

media PDA tampak permukaan atas dan (B) kenampakan mikroskopis konidia jamur

4.1.6 Titik lokasi6 : Wajak 2

Pada titik lokasi 6ditemukan 3 gejala penyakit pada lahan tersebut, yaitu bercak

coklat, bercak baur dan antraknosa.

1. Penyakit bercak coklat

Daun ubi kayu yang terserang penyakit bercak coklat umumnya terdapat

bercak berwarna kuning kecoklatan, terdapat titik-titik halus berwarna abu-abu

kehitaman pada permukaan atas maupun bawah bercak.Pada permukaan atas titik-

titik tersebut lebih banyak dijumpai pada bagian tengah bercak, sedangkan pada

permukaan bawah tersebar merata.Bercak memiliki batas yang jelas pada

permukaan atas maupun bawah bercak daun (Gambar 31).

Pada media PDA, isolatjamurmemiliki ciri-ciri koloni berwarna putih pada

awal pemurnian dengan bagian dasar koloni berwarna abu-abu kecoklatan.

Kemudian warna koloni jamur berubah menjadi abu-abu sampai kecoklatan pada

permukaan atas dan pada bagian bawah miselium berwarna abu-abu sampai coklat

Page 14: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

38

kehitaman. Miselium jamur agak kasar, tumbuh kosentris dengan bagian tengah

miselium lebih tebal dibandingkan dengan bagian tepi (Gambar 32A).

Gambar 31.Gejala penyakit bercak coklat pada daun ubi kayu dari Wajak 2

Gambar 32. Jamur Cercospora sp. 1 isolat Wajak 2.(A) Isolat umur 12 hari pada

media PDA tampak permukaan atas dan (B) Kenampakan mikroskopis kondia dan konidiofor jamur

Pada pengamatan mikroskopik, didapatkan jamur Cercospora sp. 1isolat

Wajak 2 dengan ciri-ciri konidia hialin, silindris, lurus dan ada yang agak

bengkok dengan bagian dari kedua ujung tumpul, bersekat 1- 3, berukuran 4,16

4,63 x 28,75 48,15 µm dan konidia tersusun soliter 1-4 pada ujung konidiofor

(Gambar 32D). Konidiofor berwarna hialin sampai subhialin, bergerombol, tidak

bersekat, berukuran 3,57 4,54 x 24,57 39,01 µm, ujung konidiofor membulat

dan ada yang membengkok (Gambar 32.C). Hifa hialin, bersekat dan bercabang.

Berdasarkan ciri-ciri mikroskopis tersebut, jamur Cercospora sp. 1isolat Wajak

2 merupakan jamur C. henningsii, jamur penyebab penyakit bercak daun coklat

pada tanaman ubi kayu. Hal tersebut didasarkan pada deskripsi Lozano dan Booth

(1976), jamur C. henningsiimemiliki konidia ampigena yang tersusun soliter di

atas konidiofor dan berbentuk lurus atau agak bengkok.

Page 15: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

39

2. Penyakit bercak baur

Pada daun ubi kayu yang terserang penyakit bercak baur terdapat bercak

berukuran 0,5 - 5 cm, berwarna coklat dengan bagian tepi bercak terdapat halo

area berwarna kuning. Bercak berbentuk tidak beraturan dan umumnya

menyerang dari bagian tepi dan ujung belahan daun (Gambar 33).

Gambar 33. Gejala bercak baur pada daun ubi kayu dari Wajak 2

Gambar 34. Jamur Cercospora sp. 2 isolat Wajak 2. (A) Isolat umur 7 hari pada

media PDA tampak permukaan atas dan (B) kenampakan mikroskopis hifa dan konidia jamur

Pada media PDA didapatkan isolat jamur dengan ciri-ciri koloni berwarna

putih pada awal pemurnian dengan bagian dasar koloni berwarna kuning

kecoklatan. Kemudian warna koloni jamur berubah menjadi abu-abu pada

permukaan atas pada bagian bawah miselium berwarna abu-abu sampai coklat

kehitaman. Miselium jamur tumbuh kosentris dengan bagian tengah miselium

lebih tebal dan memiliki warna cenderung lebih gelap dibandingkan dengan

bagian tepi (Gambar 34A).

Dari pengamatan mikroskopik, didapatkan jamur Cercospora sp. 2isolat Wajak

2 yang memiliki ciri-ciri konidia hialin, silindris, agak lurus sampai lurus dengan

salah satu ujung runcing, bersekat 1-7, berukuran 3,60 4,96 x 25,76 33,85 µm

Page 16: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

40

dan konidia tersusun soliter 1-2 pada ujung konidiofor (Gambar 34B). Jamur

tersebut memiliki hifa hialin, bersekat dan bercabang.

Berdasarkan ciri-ciri gejala yang ditemukan di lapang dan hasil pengamatan

secara mikroskopis jamur Cercospora sp. 2isolat Wajak 2 merupakan jamur C.

viscosae.Ciri-ciri tersebut sesuai dengan deskripsi Setyowahyuani (1982), secara

mikroskopis konidia berwarna hialin, berbentuk silindris yang terdiri 1- 9 sekat.

3. Penyakit antraknosa

Pada daun tanaman ubi kayu yang terserang antraknosa, terdapat bercak

berwarna kecoklatan berukuran lebih kurang 0,5 - 6cm, bercak berwarna

kecoklatan (lebih gelap dibandingkan bercak baur), gejala bercak kebanyakan

terdapat pada tepi daun yang melebar ke dalam, beberapa bercak dapat menyerang

dari bagian tengah daun (Gambar 35A). Pada jaringan daun di sekitar bercak

tampak berkerut, seakan-akan bercak membentuk cekungan.Serangan yang

berkelanjutan dapat menyebabkan daun mengalami klorosis (Gambar 35B).Selain

itu, ciri khas dari gejala antraknosa adalah terdapat titik-titik hitam pada

permukaan atas maupun bawah bercak.Hasil pengamatan mikroskopik dengan

mengiris daun secara melintang (cross section), terdapat seta berwarna coklat

gelap-sampai kehitaman dengan ujung sedikit runcing pada aservulus (Gambar

36C). Menurut Agrios (2005), penyakit antraknosa pada umumnya disebabkan

oleh jamur yang membentuk konidia dan aservulus berwarna hitam. Jamur

tersebut biasanya menyerang secara sistemik sehingga sulit untuk dikendalikan

(Walker, 1957).

Jamur Colletotrichum sp. isolat Wajak 2 pada media PDA berwarna putih

dengan dasar abu-abu pada awal pemurniaan, kemudian 4 hari setelah pemurnian

permukaan bagian atas isolat jamur berubah menjadi putih keabu-abuan dengan

bagian dasar koloni jamur berwarna coklat sampai kehitaman. Jamur

Colletotrichum sp. isolat Wajak 2 memiliki miselium agak kasar, pertumbuhan

miselium tidak rata, dan bagian tepi isolat lebih tipis dibandingkan bagian tengah.

Berdasarkan pengamatan secara mikroskopik, jamur Colletotrichum sp. Isolat

Wajak 2 memiliki konidia hialin, berbentuk oval-ramping, dan berukuran 1,91

2,62 x 5,11 8,60 µm. Jamur Colletotrichum sp. isolat Wajak 2 memiliki seta

Page 17: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

41

berwarna gelap dengan panjang 6,41 12,03 µm (Gambar 36C). Hifa hialin,

bersekat dan bercabang.

Gambar 35. Gejala antraknosa pada daun ubi kayu dari Wajak 2. (A) Bercak

berwarna coklat sedikit cekung dan (B) daun mengalami klorosis

Gambar 36. Jamur Colletotrichum sp. IsolatWajak 2 (A) Isolat umur 7 hari pada

media PDtampak permukaan atas, (B) konidia, (C) kenampakan seta pada metode cross section,dan (D) seta Colletotrichum sp. pada daun gandum (Agrios, 2005).

D C

Page 18: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

42

4.1.7 Titik lokasi7 : Gondanglegi

Pada titik lokasi 7 didapatkan 2 gejala penyakit, yaitu penyakit bercak coklat

dan antraknosa.

1. Penyakit bercak coklat

Daun ubi kayu yang terserang penyakit bercak coklat terdapat bercak berwarna

putih kecoklatan, terdapat titik-titik halus berwarna abu-abu kehitaman pada

permukaan atas maupun bawah bercak.Pada permukaan atas titik-titik tersebut

lebih banyak dijumpai pada bagian tengah bercak, sedangkan pada permukaan

bawah tersebar merata.Bercak memiliki batas yang jelas berwarna coklat gelap

pada permukaan atas maupun bawah bercak daun (Gambar 37).

Pada media PDA,isolat jamur memiliki ciri-ciri koloni berwarna putih pada

awal pemurnian dengan bagian dasar koloni berwarna abu-abu kecoklatan.

Kemudian warna koloni jamur berubah menjadi abu-abu sampai kecoklatan pada

permukaan atas bagian tengah sedangkan bagian tepi berwarna putih keabu-

abuan. Dan pada bagian bawah misilium berwarna abu-abu sampai coklat

kehitaman. Miselium jamur tumbuh kosentris dengan bagian tengah miselium

lebih tebal dibandingkan dengan bagian tepi (Gambar 38A).Pada pengamatan

mikroskopik, didapatkan jamur yang diisolasi merupakan jamur Cercospora sp.

1yang memiliki ciri-ciri konidia berwarna hialin, silindris, lurus sampai agak lurus

dengan bagian dari kedua ujung tumpul, bersekat 1-4, berukuran 3,27 5,28 x

28,73 51,00 µm dan konidia tersusun soliter 2-5 pada ujung konidiofor (Gambar

38D). Konidiofor berwarna gelap, bergerombol, tidak bersekat sampai bersekat 2,

berukuran3,49 5,31 x 11,43 30,25 µm ujung konidiofor membulat dan ada

yang membengkok (Gambar 38C). Jamur tersebut memiliki hifa hialin, bersekat

dan bercabang.Dari ciri-ciri tersebut Cercospora sp. 1 isolat Gondanglegi tersebut

merupakan C. henningsii yang merupakan jamur penyebab bercak daun coklat

pada tanaman ubi kayu (Alvares et al., 2012).Kerusakan yang diakibatkan oleh

jamur tersebut tidak signifikan.Namun, jamur C. henningsii dianggap penting

karena dapat menyerang tanaman ubi kayu dimanapun tanaman tersebut tumbuh

(Offei dan Boasiako, 1996).

Page 19: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

43

Gambar 37.Gejala penyakit bercak coklat pada daun ubi kayu dari Gondanglegi.

Gambar 38. Jamur Cercospora sp. 1 isolat Gondanglegi.(A) Isolat umur 7 hari

pada media PDA tampak permukaan atas dan (B) Kenampakan mikroskopis hifa dan konidiajamur.

2. Penyakit antraknosa

Pada daun tanaman ubi kayu yang terserang antraknosa, terdapat bercak

berwarna kecoklatan berukuran lebih kurang 0,5 - 6cm, bercak berwarna

kecoklatan (lebih gelap dibandingkan dengan bercak baur), gejala bercak

kebanyakan terdapat pada tepi daun yang melebar ke dalam. Pada jaringan daun di

sekitar bercak tampak berkerut, seakan-akan bercak membentuk cekungan

(Gambar 39).Pada gejala dan perkembangan penyakit antraknosa dimulai dengan

munculnya bercak hitam konsentris, cekung kemudian gejala berkembang secara

cepat pada organ yang diserang. Patogen membentuk massa konidia pada

aservulus di jaringan tanaman terutama saat kondisi lembab (Nelson, 2008).

Jamur Colletotrichum sp. isolat Gondanglegi pada media PDA berwarna putih

seperti kapas pada permukaan atas, sementara bagian bawah berwarna abu-abu

pada awal pemurniaan, kemudian permukaan bagian atas isolat jamur berubah

menjadi putih keabu-abuan dengan bagian dasar koloni jamur berwarna coklat

sampai kehitaman. Jamur Colletotrichum sp. isolat Gondanglegi memiliki

Page 20: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

44

miselium agak kasar, pertumbuhan miselium membentuk lingkaran konsentris,

dengan bagian tengah isolat lebih tebal dibandingkan dengan bagian tepi (Gambar

40A).

Gambar 39.Gejala penyakit antraknosapada daun ubi kayu dari Gondanglegi.

Gambar 40. Jamur Colletotrichum sp. IsolatGondanglegi. (A) Isolat umur 10 hari

pada media PDA tampak permukaan atas dan (B) kenampakan konidia dan seta.

Berdasarkan pengamatan secara mikroskopik, jamur Colletotrichum sp. isolat

Gondanglegi memiliki konidia hialin, berbentuk oval-ramping, dan berukuran

1,83 2,15 x 4,37 6,49 µm. Jamur Colletotrichum sp. isolat Gondanglegi

memiliki seta berwarna gelap (Gambar 40B) serta memiliki hifa hialin, bersekat

dan bercabangHasil pengamatan Hardaningsih et al. (2011) secara langsung

dengan mikroskop dan setelah dilakukan isolasi jaringan ternfeksi ditemukan

setae berwarna coklat tua yang merupakan ciri khas jamur dari

genusColletotrichum sp.

Page 21: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

45

4.1.8 Titik lokasi 8 : Pagak

Pada titik lokasi 8 ditemukan 2 gejala penyakit yang diduga terserang oleh

jamur, yaitu gejala bercak coklat dan antraknosa.

1. Penyakit bercak coklat

Gejala penyakit bercak coklat pada daun ubi kayu dari Pagak berupa bercak

berwarna coklat, berukuran sekitar 4-10 mm dan dengan bentuk yang cenderung

bulat.Pada permukaan atas maupun bawah bercak terdapat titik-titik abu-abu

kehitaman yang merupakan konidia dan konidiofor jamur.Bercak coklat memiliki

batas jelas berwarna coklat gelap sampai kehitaman pada tepi bercak.Daun yang

terserang penyakit tersebut seringkali terlihat berlubang (Gambar 41).Hal tersebut

dikarenakan daun yang terserang penyakit tersebut kering dan rapuh sehingga

mudah sobek saat terkena gesekan ataupun tiupan angin.

Gambar 41.Gambar gejala bercak coklat pada daun ubi kayu dari Pagak

Gambar 42. Jamur Cercospora sp. 1 isolat Pagak. (A) Isolat umur 7 hari pada

media PDA (A) tampak permukaan atas dan (B)kenampakan mikroskopis hifa dan konidiajamur

Pada media PDA, isolat jamur memiliki ciri-ciri koloni berwarna putih pada

awal pemurnian dengan bagian dasar koloni berwarna abu-abu kecoklatan.

Page 22: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

46

Kemudian warna koloni jamur berubah menjadi abu-abu sampai kecoklatan pada

permukaan atas bagian tengah sedangkan bagian tepi berwarna putih keabu-

abuan. Dan pada bagian bawah miselium berwarna abu-abu sampai coklat

kehitaman. Miselium jamur tumbuh kosentris dengan bagian tengah miselium

lebih tebal dibandingkan dengan bagian tepi (Gambar 4A).

Pada pengamatan mikroskopik, didapatkan jamur Cercospora sp. 1isolat Pagak

yang memiliki konidia hialin, silindris, lurus sampai agak bengkok dengan bagian

dari kedua ujung tumpul, bersekat 1-4, berukuran 3,44 4,23 x 14 41,12 µm dan

konidia tersusun soliter 2-5 pada ujung konidiofor. Konidiofor berwarna gelap,

bergerombol, tidak bersekat sampai bersekat 2, berukuran3,88 4,42 x 13,22

27,3 µm ujung konidiofor membulat dan ada yang membengkok. Miselium hialin,

bersekat dan bercabang (Gambar 42B).

Berdasarkan gejala dan ciri-ciri mikroskopis jamur yang didapatkan, jamur

Cercospora sp. 1isolat Pagak merupakan jamur C. henningsii yang merupakan

jamur penyebab penyakit bercak daun coklat pada tanaman ubi kayu di daerah

tropis (Thruston, 1984). Hal tersebut didasarkan pada deskripsi Lozano dan Booth

(1976), Jamur C. henningsiimemiliki konidia ampigena yang tersusun soliter di

atas konidiofor dan berbentuk lurus atau agak bengkok.

2. Penyakit antraknosa

Pada daun tanaman ubi kayu yang terserang antraknosa, terdapat bercak

berwarna kecoklatan berukuran lebih kurang 0,5 - 6cm, bercak berwarna

kecoklatan (lebih gelap dibandingkan dengan bercak baur), gejala bercak

kebanyakan terdapat pada tepi daun yang melebar ke dalam. Pada jaringan daun di

sekitar bercak tampak berkerut, seakan-akan bercak membentuk cekunganterdapat

titik-titik hitam pada permukaan bercak (Gambar 43). Selain itu, terdapat pustul

berwarna hitam yang merupakan aservulus Colletotrichum sp,.aservulustersebut

tersusun di bawah epidermis daun dan akan pecah bila konidium sudah matang

(Alexopoulus et al., 1996).

Jamur Colletotrichum sp. isolat Pagak pada media PDA berwarna putih dengan

dasar abu-abu pada awal pemurniaan, kemudian 4 hari setelah pemurnian

permukaan bagian atas isolat jamur berubah menjadi putih keabu-abuan dengan

bagian dasar koloni jamur berwarna coklat sampai kehitaman. Jamur

Page 23: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

47

Colletotrichum sp. isolat Pagak memiliki miselium agak kasar, pertumbuhan

miselium tidak rata, dan bagian tepi isolat lebih tipis dibandingkan bagian tengah.

Gambar.43. Gejala penyakit Antraknosa pada daun ubi kayu dari Pagak

Gambar 44. Jamur Colletotrichum sp. IsolatPagak. Isolat umur 7 hari pada media

PDA (A) tampak permukaan atas dan (B) tampak bagian bawah, (C) kenampakan konidia dan hifa, dan(D) ilustrasi Colletotrichum sp. (Barnett dan Hunter, 1972).

Berdasarkan pengamatan secara mikroskopik, jamur Colletotrichum sp. isolat

Pagak memiliki konidia hialin, berbentuk oval-ramping, terdapat satu sel pada

masing-masing ujung, kedua ujung tumpul dan berukuran 1,83 2,15 x 3,83

6,69 µm. Jamur Colletotrichum sp. isolat Pagak memiliki seta berwarna gelap

dengan panjang 6,53 12,03 µm. Hifa hialin, bersekat dan

bercabang.Berdasarkan hasil penelitian Irawan et al. (2015), jamur Colletotrichum

sp. memiliki konidia berbentuk bulat lonjong, bersel dua dan membulat pada

kedua ujungnya.

D C

Page 24: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

48

4.2 Postulat Koch

Pada isolasi dan identifikasi jamur dari daun tanaman ubi kayu didapatkan 12

isolat jamur dari genus Cercospora dan 3 isolat jamur dari genus Colletotrichum.

Masing-masing isolat jamur dibuat suspensi dan diinokulasikan pada daun

tanaman sehat kemudian dilakukan pengamatan setiap hari pada perubahan fisik

daun yang telah diinokulasikan.

Berdasarkan hasil uji postulat Koch, tidak semua isolat jamur hasil isolasi

dapat menimbulkan gejala setelah diinokulasikan pada daun tanaman ubi kayu

yang sehat (Tabel 3). Hal tersebut diduga karena beberapa faktor seperti waktu

inokulasi, kondisi lingkungan, umur isolat yang tidak seragam saat dilakukan

inokulasi, beberapa isolat telah dilakukan pemurnian beberapa kali untuk

mendapatkan isolat murni, contohnya pada Cercospora sp. 1 isolat Pujon yang

dilakukan pemurnian sampai 11 kali. Menurut Abadi (2003), biakan jamur dapat

kehilangan patogenesitasnya jika dilakukan pemurnian pada media buatan berkali-

kali, khususnya untuk jamur yang bersifat saproba fakultatif. Selain faktor-faktor

tersebut, faktor yang dapat mempengaruhi hasil inokulasi tersebut adalah varietas

tanaman yang tidak sama dengan varietas asal isolat. Hal tersebut berdasarkan

laporan Saleh et al. (2012) bahwa setiap varietas tanaman ubi kayu memiliki

karakteristik yang berbeda antar varietas, termasuk ketahanan/kerentanan tanaman

terhadap serangan hama dan penyakit.

Tabel 3. Uji postulat Koch isolat jamur patogen pada daun ubi kayu Isolat Jamur Hasil Pengujian Gejala Penyakit

Cercospora sp. 1isolat Pujon Tidak bergejala Tidak ada Cercospora sp. 1isolat Jabung 2 Bergejala Bercak coklat Cercospora sp. 1isolat Poncokusumo Tidak bergejala Tidak ada Cercospora sp. 1isolat Wajak 1 Tidak bergejala Tidak ada Cercospora sp. 1isolat Wajak 2 Bergejala Bercak coklat Cercospora sp. 1isolat Gondanglegi Tidak bergejala Tidak ada Cercospora sp. 1isolatPagak Bergejala Bercak coklat Cercospora sp. 2isolat Jabung 1 Tidak bergejala Tidak ada Cercospora sp. 2isolat Jabung 2 Bergejala Bercak baur Cercospora sp. 2isolat Poncokusumo Bergejala Bercak baur Cercospora sp. 2isolat Wajak 1 Bergejala Bercak baur Cercospora sp. 2isolat Wajak 2 Bergejala Bercak baur Colletotrichum sp. isolat Wajak 2 Bergejala Antraknos Colletotrichum sp. isolat Gondanglegi Tidak bergejala Tidak ada Colletotrichum sp. isolat Pagak Tidak bergejala Tidak ada

Page 25: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

49

Pada inokulasi jamur Cercospora sp. 1, dari 7 isolat hanya 3 isolat yang

bergejala, yaitu isolat Cercospora sp. 1dari Jabung 2, Wajak 2dan Pagak. Gejala

dari isolat tersebut secara berurutan muncul pada hari ke-6 hsi, 7hsi, 9 hsi, dan 7

hsi. Gejala awal dari inokulasi isolat Cercospora sp. 1, mula-mula terdapat bercak

kecil lebih kurang 1 mm berwarna coklat gelap, kemudian bercak tersebut meluas

sampai berukuran lebih kurang 1 cm, berwarna orange muda yang kemudian

berubah menjadi kecoklatan. Bercak tersebut dapat bertahan lebih dari 3 minggu

sebelum bercak tersebut sobek akibat gesekan ataupun hembusan angin.

Gambar 45.Hasil inokulasi cercospora sp. 1 pada uji postulat Koch. (A) Isolat

Jabung 1, (B) isolat Wajak 2 dan (C) isolat Pagak

Pada inokulasi jamur Cercospora sp. 2, dari 5 isolat yang diinokulasikan, 4 isolat

menunjukkan adanya gejala, yaitu isolat Jabung 2, Poncokusumo, Wajak 1, dan

Wajak 2. Gejala dari isolat tersebut secara berurutan muncul pada hari ke-7 hsi, 9

hsi, 9 hsi, dan 9 hsi. Gejala awal dari inokulasi isolat Cercospora sp. 2, mula-mula

terdapat bercak pada tepi daun kemudian bercak tersebut meluas, berwarna oranye

muda yang kemudian berubah menjadi kecoklatan. Pada daerah sekitar bercak

terdapat halo area berwarna kuning.Bercak tersebut dapat bertahan lebih dari 3

minggu sebelum bercak tersebut sobek akibat gesekan ataupun hembusan angin.

C

A B

Page 26: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

50

Gambar 46. Hasil inokulasi Cercospora sp. 2 pada uji postulat Koch. (A) Isolat

Jabung 2, (B) isolat Poncokusumo, (C) isolat Wajak 1, dan (D) isolat Wajak 2

Gambar 47. Hasil inokulasi Colletotrichum sp. IsolatWajak 2 pada uji postulat Koch

Pada inokulasi jamur Colletotrichum sp., dari 4 isolat hanya 1 isolat yang

bergejala, yaitu isolat Wajak 2. Gejala tersebut baru muncul pada hari ke-18 hsi,

gejala mula-mula muncul dari bagian tepi daun yang kemudian melebar. Gejala

awal dari inokulasi Colletotrichum sp., daun terdapat bercak ukuran lebih kurang

1 cm seperti tersiram air panas, bercak berwarna hijau muda dan pembuluh daun

tampak gelap menyebar. Selanjutnya bercak melebar dan berangsur-angsur

berubah warna menjadi coklat.Pada bagian atas permukaan bercak terdapat titik-

titik hitam yang merupakan acervulus jamur.

C

B A

D

Page 27: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

51

4.3 Pembahasan Umum

Berdasarkan hasil eksplorasi di lapangditemukan 3 gejala penyakit, yaitu:

bercak coklat, bercak baur dan antraknosa. Masing-masing gejala penyakit

tersebut menunjukkan gejala yang berbeda karena karakteristiknya yang

khas.Gejala yang khas dari penyakit bercak coklat adalah terdapat bercak kecil

berukuran 2 12 mm dan terdapat batas yang jelas pada tepi bercak berwarna

coklat gelap sampai kehitaman.Sedangkan, gejala dari penyakit bercak baur

berupa bercak berwarna coklat dengan batas yang tidak jelas dan berukuran 10-70

mm. Selain penyakit bercak coklat dan bercak baur juga terdapat penyakit

antraknosa. Gejala penyakit tersebut terkadang sulit dibedakan dengan penyakit

bercak baurkarena memiliki ukuran dan warna yang hampir sama. Namun,

penyakit tersebut dapat dibedakan dengan bentuknya yang agak cekung serta

terdapat pustul berwarna hitam yang merupakan aservulus jamur terutama pada

tepi bercak, akan tetapi pustul-pustul tersebut dapat tercuci oleh air pada musim

hujan ataupun terbawa angin pada musim kemarau (Lozano dan Booth, 1976).

Berdasarkan hasil survei gejala penyakit dari 8 titik lokasi di Kabupaten

Malang, gejala penyakit bercak coklat ditemukan hampir di semua titik

lokasi.Menurut Offei dan Boasiako (1996), penyakit bercak coklat merupakan

penyakit paling penting di Ghana.Hal tersebut dikarenakan gejala penyakit bercak

coklat dapat ditemukan dimanapun tanaman ubi kayu tumbuh. Dari 8 titik lokasi,

gejala penyakit bercak coklat ditemukan pada 7 titik lokasi di Kabupaten Malang,

yaitu: Pujon, Jabung 2, Poncokusumo, Wajak 1, Wajak 2, Gondanglegi dan

Pagak.Gejala penyakit tersebut tidak ditemukan pada titik lokasi Jabung 1.Hal

tersebut diduga karena intensitas serangan penyakit yang rendah ataupun karena

faktor lain seperti faktor lingkungan.Berdasarkan kenampakan gejala di lapang

dan ciri mikrosopis jamur yang ditemukan, penyakit bercak coklat tersebut

disebabkan oleh jamur Cercospora henngsii.

Gejala penyakit bercak baur ditemukan di 4 titik lokasi, yaitu: Jabung 1,

Jabung 2, Poncokusumo, Wajak 1, dan Wajak 2. Intensitas serangan penyakit

tertinggi berada pada Jabung 2, yaitu sebesar 32,33 % dan intensitas terendah

berada pada lokasi Wajak 1 dengan intensitas serangan 13,7 % (Tabel 2).

Intensitas yang tinggi pada Jabung 2 tersebut dikarenakan umur tanaman yang

Page 28: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

52

sudah mendekati panen, sedangkan pada lokasi Wajak 1 tanaman ubi kayu masih

berumur 3 bulan. Menurut Alvares et al. (2012), penyakit bercak baur tersebut

disebabkan oleh jamur Cercospora viscosae. Jamur tersebut umumnya menyerang

tanaman ubi kayu di daerah dengan temperatur hangat (Lozano dan Booth,

1976).Istikorini (2008) menyatakan bahwa temperatur dan kelembapan udara

merupakan faktor lingkungan yang penting untuk pertumbuhan, reproduksi, dan

patogenesitas jamur patogen.

Menurut Agrios (2005), penyakit Cercosporapada umumnya berbentuk bercak

daun. Bercak berukuran relatif kecil dan menyebar, beberapa bercak dapat

membentuk hawar daun.Pada umumnya, kehilangan hasil yang disebabkan oleh

Cercospora kurang berarti (kecil).Namun, pada beberapa kasus penyakit

Cercospora dapat menyebabkan kehilangan hasil yang cukup signifikan.Hal

tersebut dikarenakan kehilangan hasil yang disebabkan oleh suatu penyakit sangat

dipengaruhi oleh varietas tanaman, fase pertumbuhan tanaman, bagian yang

diserang dan musim (Msikita, 2000).

Jamur Cercospora sp. sebagian besar menghasilkan toksin cercosporin yang

bersifat tidak spesifik.Cercosporin menyerang agen fotosintesis dalam sel

tanaman hanya dalam kondisi cukup cahaya, yakni dengan menyerap energi

cahaya pada inang (Agrios, 2005).Sehingga, dapat dikatakan bahwa cahaya

merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya

penyakit oleh jamur Cercospora sp. pada daun tanaman ubi kayu. Menurut Burton

(2010), selain berperan dalam aktifasi toksin cercosporin, cahaya juga

berpengaruh terhadap morfologi dari jamur cercospora.

Dan berdasarkan hasil survei di lapang, gejala penyakit antraknosa ditemukan

pada 3 titik lokasi, yaitu: Wajak 2, Gondanglegi dan Pagak. Berdasarkan laporan

(Lozano dan Booth, 1976) penyakit antraknosa disebabkan oleh jamur

Colletotrichum gloeosporioides.Penyakit tersebut dapat tumbuh secara optimal

apabila kondisi lingkunganmendukung. Menurut Anggraeni (2009). Kondisi yang

sesuai untuk perkembangan antraknosa adalah pada kelembaban relatif 98 100

%, dengan suhu optimum 28 36 C.

Selain Cercospora, ditemukan jamur Colletotrichum sp. yang juga merupakan

jamur yang sering menyebakan penyakit tanaman. Jamur tersebut merupakan

Page 29: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4repository.ub.ac.id/280/5/051704158 BAB IV.pdf · 2020. 8. 31. · Jamur C.viscosaemerupakan penyebab penyakit bercak daun baur pada ubi kayu (Alvares et

53

jamur penyebab antraknosapada berbagai tanaman (Agrios, 2005).Menurut lozano

dan Booth (1976), antraknosapada daun ubi kayu disebabkan oleh jamur

Colletotrichum gloeosporioides.Jamur C. gloeosporioidestelah dikenal secara luas

sebagai penyebab penyakit Antraknosa pada berbagai spesies tanaman di daerah

tropis maupun subtropis (Hossein, 2011).