Upload
truongbao
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
47
IV. GAMBARAN UMUM KOTA SABANG
4.1 Kondisi Fisik
4.1.1 Geografi dan Administrasi
Kota Sabang terdiri dari lima buah pulau, yaitu: Pulau Weh sebagai pulau
terbesar dan merupakan pusat ibukota, Pulau Klah, Pulau Rubiah, Pulau Seulako,
dan Pulau Rondo. Diantara ke lima pulau tersebut, Pulau Weh merupakan Pulau
terbesar dengan luas wilayah 153 km2. Dari segi administrasi pemerintahan Kota
Sabang dibagi kedalam dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sukajaya dan
Kecamatan Sukakarya yang masing-masing terdiri dari 10 dan 8 kelurahan. Peta
administrasi Kota Sabang dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Peta Administrasi Kota Sabang
48
Secara geografis Kota Sabang terletak di Pulau Weh yang berada di bagian
paling barat Wilayah Negara Kesatuan Indonesia yang mempunyai posisi dan
lokasi yang sangat strategis. Kota Sabang berbatasan dengan Selat Benggala di
sebelah utara, Samudera Indonesia di sebelah selatan, Selat Malaka di sebelah
timur dan Samudera Hindia di sebelah barat dan berada di jalur lalu lintas
internasional baik laut maupun udara dimana telah memposisikan Sabang sebagai
pintu gerbang masuknya arus investasi, perdagangan dan jasa dalam dan luar
negeri. Kota Sabang terletak pada koordinat: 05⁰35’00’’ Lintang Utara –
05⁰54’28’’ Lintang Utara dan 95⁰00’02’’ Bujur Timur – 95⁰22’36’’ Bujur Timur.
Kota Sabang memiliki luas wilayah 153 Km2 atau 15.300 hektar, dengan
ketinggian rata-rata 28 meter di atas permukaan laut. Kota Sabang terdiri dari dua
kecamatan yaitu Sukajaya dengan pusat pemerintahan di Balohan yang memiliki
luas wilayah 80 Km2 dan Kecamatan Sukakarya dengan pusat pemerintahan
Sabang dengan luas wilayah 73 Km2 (Gambar 11) . Banyaknya kelurahan,
lingkungan dan kemukiman masing-masing dirinci pada Tabel 9.
Tabel 9. Luas Kecamatan, Jumlah Kelurahan, Lingkungan dan Kemukiman Menurut Kecamatan di Kota Sabang Tahun 2010
Kecamatan Luas/Area (Km2)
Jumlah
Kelurahan Lingkungan Kemukiman
Sukajaya 80 10 38 4
Sukakarya 73 8 34 3
Jumlah 153 18 72 7Sumber : BPS Kota Sabang (2011)
Gambar 11. Luas Wilayah PerKecamatan di Kota Sabang
8073
Luas Wilayah (Km2)
SukajayaSukakarya
49
4.1.2 Topografi
Kondisi topografi Kota Sabang didominasi oleh perbukitan, yakni sekitar
65% dari luas kawasan keseluruhan. Secara geografis Sabang meliputi 3% daratan
rendah, 10% daratan bergelombang, 35% berbukit, dan 52% berbukit sampai
bergunung. Dalam rencana pengembangan Kota harus dicarikan berbagai
alternatif untuk pemanfaatan lahan yang berbukit, misalnya untuk pertanian atau
perkebunan. Wilayahnya memiliki alokasi penentuan yang juga bervariasi
sehingga sangat cocok untuk pengembangan perikanan, industri dan pariwisata.
Peta topografi Kota Sabang disajikan dalam Gambar 12.
Gambar 12. Peta Topografi Kota Sabang
49
50
Kondisi daerah yang datar relatif terbatas, yaitu hanya di sekitar pantai.
Kota Sabang memiliki kemiringan lereng yang cukup bervariasi, yaitu daerah
Pulau Weh bagian barat dan di tengah-tengah pulau bagian timur merupakan
daerah yang berbukit dan bergelombang dengan kemiringan lebih dari 15%
( Tabel 10). Keadaan topografi yang berbukit dan bervariasi ini menjadikan
Sabang memiliki panorama alam yang sangat indah. Kondisi daerah yang datar
relatif terbatas, yaitu hanya di sekitar pantai.
Tabel 10. Keadaan Topografi Kota Sabang
No. Keadaan Topografi Luas (Km2) %
1. Datar 4,59 3
2. Landai 15,30 10
3. Miring 53,55 35
4. Terjal 79,56 52
Jumlah 153 100 Sumber : BPS Kota Sabang (2011)
4.1.3 Geologi dan Jenis Tanah
Kondisi geologi Kota Sabang secara umum terbagi menjadi 2 sub bagian
dimana diantara 2 sub bagian tersebut kondisinya sangat berbeda, dan pada
umumnya terbentuk dari hasil letusan gunung berapi yang terdiri dari tufa andesit.
Jenis batuan ini mempunyai struktur yang tidak begitu stabil dan jika diberikan
tekanan yang berlebih maka daya tahannya tidak begitu bagus. Bahkan jika
diberikan tekanan sangat berlebih maka akan cepat terjadi perubahan struktur
tanahnya. Formasi batuan Kota Sabang terdiri dari batuan vulkanis seluas 70%
dari luas wilayah, batuan sedimen seluas 27% dan endapan aluvial 3%. Secara
umum kondisi geologis ini mempengaruhi kondisi geohidrologinya. Selanjutnya,
dasar laut di sekitar Kota Sabang pada umumnya berbentuk palung sehingga
cocok digunakan untuk pelabuhan, khususnya pelabuhan besar karena dapat
disinggahi jenis kapal tangker. Berdasarkan penilaian jenis tanah sampai tingkat
sub-group, tanah yang ada di Kota Sabang terdiri dari satu jenis tanah yaitu jenis
Latosol.
51
4.1.4 Iklim
Secara umum iklim di Kota Sabang termasuk kedalam iklim tropis. Hal ini
karena dipengaruhi oleh letaknya yang berada di sekitar garis khatulistiwa.
Berdasarkan data curah hujan tahunan, kota Sabang dibagi menjadi dua
wilayah/kawasan hujan, yaitu: (1) wilayah sekitar pantai, rata-rata curah hujan
tahunan 2.908 mm dengan jumlah hari hujan 139,7 hari dan, (2) wilayah berbukit
sampai dengan bergunung diatas ketinggian 121 meter dari permukaan laut, rata-
rata curah hujan pertahun 2.534,19 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 137
hari. Perincian mengenai hujan dan angin lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
11.
Tabel 11. Jumlah Curah Hujan, Hari Hujan, Arah Angin dan Kecepatan Angin di
Kota Sabang Tahun 2010
Bulan Curah Hujan (mm)
Hari Hujan (mm) Arah Angin Kecepatan Angin
(kt) Januari 203 12 Timur 9
Februari 54,3 8 Timur 4
Maret 86,1 11 Timur 3
April 74,6 8 Barat Daya 7
Mei 51,2 10 Barat Daya 8
Juni 303,6 14 Barat Daya 10
Juli 155,5 9 Barat Daya 11
Agustus 80,9 8 Barat Daya 10
September 62,1 13 Barat Daya 8
Oktober 104,9 19 Barat Daya 10
November 299,1 18 Timur 7
Desember 207,8 7 Timur 5 Sumber : Stasiun Meteorologi Cot Ba’u Sabang (2011)
Menurut hasil pengukuran Stasiun Meteorologi Kota Sabang, curah hujan
setiap bulan sangat bervariasi yaitu berkisar 51,2 – 303,6 mm. Intensitas curah
hujan tertinggi terjadi pada bulan Juni dan November masing-masing sebesar
303,6 mm dan 299,1 mm. Curah hujan yang terendah terjadi bulan Februari dan
Mei sebesar 54,3 mm dan 51,2 mm. Jumlah hari hujan berkisar antara 7-19 hari
51
52
dengan rata-rata setiap bulan 11 hari hujan. Jumlah hari hujan terbanyak terjadi
bulan Januari, Maret, Juni, September dan November yang memiliki curah hujan
di atas rata-rata. Jumlah hari hujan terendah terjadi pada bulan Desember
sebanyak 7 hari hujan.
Kebiasaan hujan di Kota Sabang disertai dengan angin kencang karena
posisi Pulau Weh yang berada di antara Selat Malaka dan Samudera Indonesia.
Kecepatan angin berkisar antara 3-11 knot setiap bulan. Kecepatan angin yang
paling tinggi terjadi selama Juni – Agustus dan Oktober yang memiliki kecepatan
angin sebesar 19 knot. Arah angin lebih didominasi oleh angin dari barat daya
yang terjadi sejak bulan April sampai dengan Oktober, sedangkan angin timur
terjadi antara bulan November sampai dengan Maret. Arah angin ini hampir sama
setiap tahunnya.
Curah hujan tahunan Kota Sabang berjumlah di atas 2000 mm, dengan
tingkat curah hujan sedikit terjadi perbedaan antara wilayah pantai dengan
wilayah berbukit dan bergunung. Curah hujan yang relatif tinggi ini sangat
dimungkinkan karena kondisi wilayah yang berbukit-bukit dengan tingkat
kerapatan tumbuhan yang cukup tinggi. Suhu minimum berkisar 20⁰C dan
maksimum 33⁰C dengan temperatur rata-ratanya adalah sekitar 26⁰C dengan
temperatur maksimum 31⁰C dan temperatur minimum 20⁰C. Kelembaban udara
Kota Sabang rata-rata 78,58% dengan kecepatan angin rata-rata 7 knots.
Berdasarkan Klasifikasi Schmidt dan Fergusson, tipe curah hujan Kota Sabang
termasuk kelas B (basah). Dengan kondisi iklim seperti ini, maka di Kota Sabang
tidak terdapat kondisi iklim yang luar biasa (ekstrim). Hal ini akan mendukung
perkembangan Kota Sabang, khususnya di bidang budidaya pertanian, pelabuhan
dan industri.
4.1.5 Hidrologi
Kota Sabang walaupun dikelilingi oleh lautan namun persediaan air bersih
(tawar) untuk masyarakatnya tercukupi. Hal ini dikerenakan adanya sumber-
sumber air yang biasa dimanfaatkan yang berasal dari air tanah, air permukaan,
dan mata air. Sumber-sumber mata air bersih tersebut antara lain: mata air Ule
Kareung dan beberapa danau seperti Danau Aneuk Laot, Danau Paya Seunara,
53
Danau Paya Karieng, Danau Paya Peuteupen, dan Danau Paya Seumusi. Danau
Aneuk Laot mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk menyuplai kebutuhan air
bagi Kota Sabang. Ini dikarenakan danau tersebut mempunyai luas 3 km2 dengan
kapasitas 7 (tujuh) juta ton air, serta debit airnya mencapai 28 liter per detik.
Potensi lainnya adalah akan dibangunnya Waduk Paya Seunara. Sekarang ini
pengelolaan air minum di Kota Sabang dilakukan oleh dua perusahaan, masing-
masing oleh PDAM dan PT. Pelabuhan Indonesia cabang Sabang. Kapasitas air
minum dapat memenuhi kebutuhan penduduk, kebutuhan industri, dan kebutuhan
air kapal-kapal.
4.1.6 Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kota Sabang sampai saat ini didominasi oleh
pemanfaatan hutan, terutama hutan lindung dan produksi serta cagar alam.
Sedangkan pemanfaatan lahan lain sangat bervariasi, seperti perkebunan, sawah,
ladang dan perKelurahanan dengan luasan yang tidak terlalu besar. Penggunaan
lahan untuk budidaya non pertanian relatif belum intensif/pesat (Tabel 12).
Tabel 12. Penggunaan Lahan di Kota Sabang Tahun 2002
No. Penggunaan Lahan Luas (ha) % 1. Hutan 8.229,92 53,822. Perkebunan 2.317,29 15,153. Ladang 2.567,04 16,794. Sawah 59,02 0,395. Danau/kolam/rawa/tambak 189,69 1,246. Semak/padang rumput/lahan 944,28 6,187. Kawasan terbangun
- perKelurahan 775,86 5,07 - fasos/fasum 21,60 0,14 - lainnya 0,86 0,01
8. Kawasan khusus - Pelabuhan 29,50 0,19 - Kotara 155,63 1,02 Jumlah 15.290,68 100
Sumber : RTRW Kota Sabang 2004-2014
Selain pemanfaatan lahan, gambaran umum tentang penguasaan lahan juga
diperlukan, mengingat pada kenyataannya, secara relatif bahwa penguasaan atas
53
54
lahan baik perorangan, kelompok atau badan hukum dengan berbagai jenis hak
atas tanah, sangat mempengaruhi upaya implementasi dari rencana penataan
ruang.
4.2 Sosial dan Budaya
4.2.1 Kependudukan
Kependudukan sangat berpengaruh dalam pembangunan karena penduduk
sebagai pelaku sekaligus sasaran dari pembangunan yang sedang dilaksanakan.
Jumlah penduduk di Kota Sabang pada tahun 2010 adalah sebesar 30.653 jiwa
yang terdiri dari 15.580 laki-laki dan 15.067 perempuan, sehingga sex ratio jenis
kelaminnya adalah sebesar 104. Jika dirinci menurut kecamatan, sebanyak 15.542
jiwa tinggal dikecamatan Sukajaya dan sisanya 15.111 jiwa tinggal di kecamatan
Sukakarya (Tabel 13).
Tabel 13. Jumlah Kelurahan, Rumah Tangga dan Penduduk Menurut Kecamatan
di Kota Sabang Tahun 2010
Kecamatan Kelurahan Rumah Tangga
Penduduk Rasio Jenis
Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
Sukajaya 10 3.887 7.937 7.605 15.542 104
Sukakarya 8 3.979 7.663 7.448 15.111 103
Tahun 2010 18 7.866 15.600 15.053 30.653 104
2009 18 7.354 15.332 14.664 29.996 105
2008 18 7.354 15.292 14.551 29.843 105Sumber : BPS Kota Sabang (2011)
Jika dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu 2009, penduduk Kota
Sabang tahun 2010 bertambah sebesar 2,17 % dengan kepadatan penduduk sekitar
200 jiwa/km2. Persebaran penduduk ini tidak merata setiap tahunnya. Hal-hal
yang dapat mempengaruhi perubahan jumlah penduduk adalah kelahiran,
kematian dan migrasi. Pada tahun 2010 di Kota Sabang terdapat 169 kelahiran
dan kematian sebanyak 116 jiwa. Peta kepadatan penduduk Kota Sabang disajikan
dalam Gambar 13.
55
Gambar 13. Peta Kepadatan Penduduk Kota Sabang
Menurut Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota
Sabang, tahun 2010 ada sebanyak 3.305 orang yang melakukan migrasi.
Komposisi penduduk menurut umur kota Sabang termasuk dalam kategori
penduduk muda karena persentase penduduk usia kurang dari 40 tahun lebih
55
56
banyak dib
jenis kelam
Gamb
4.2.2 Pend
Berh
tingkat p
membawa
tahun 201
sekolah da
432 orang
yang men
menengah
Taman ka
dan 29 kel
Tabel 14.
Kecamat
SukajayaSukakary Jumlah
Sumber : BP
bandingkan
min disajika
bar 14. Dist
didikan
hasil tidakn
pendidikan
a berbagai p
0 di Kota S
asar biasa (S
g. Untuk sek
nampung 1.4
h atas (SMA
anak-kanak
las (Tabel 1
Jumlah S Kecamata
tan
Negera 13 ya 14
27 PS Kota Saban
14,00014,20014,40014,60014,80015,00015,20015,40015,600
n umur 40 ta
an pada Gam
tribusi Pend
nya pemba
pendudukn
pengaruh po
Sabang terd
SDLB) yan
kolah menen
418 murid
A)/sederajat
(TK) ada s
14).
Sekolah SDan di Kota S
SD
ri Swasta0 1 1
ng (2011)
15,600
15,05
2010
ahun keatas
mbar 14.
duduk Menu
angunan sua
nya. Sema
ositif bagi m
dapat 34 sek
ng menampu
ngah pertam
dengan gur
yang mena
sebanyak 12
D,SLTP danSabang Tahu
SLT
Negeri5 3 8
15,332
53
14,
2009
s. Distribusi
urut Jenis K
atu bangsa
akin maju
masa depan
kolah dasar
ung 3.747 m
ma (SMP)/se
ru sebanyak
ampung 1.2
2 sekolah d
n SLTA Neun 2010
Jumlah SeTP
Swasta N1 0 1
15,292
,66414
2008
i jumlah pe
Kelamin di K
a banyak d
pendidika
n berbagai p
r (SD)/sede
murid denga
ederajat terd
k 256 oran
251 murid d
dengan 664
egeri dan S
ekolah SMU
egeri Swa1 11 02 1
4,551
laki-pere
enduduk me
Kota Sabang
dipengaruhi
an berarti
pendidikan.
erajat terma
an guru seba
dapat 11 sek
ng dan 5 sek
dengan 196
4 murid, 48
Swasta Me
Ekoasta Neger 1
0 0 1
-lakiempuan
enurut
g
oleh
akan
Pada
suk 1
anyak
kolah
kolah
guru.
guru
enurut
SMK onomi/Bisnri Swasta
0 0 0
nis a
57
Kemajuan bidang pendidikan yang dicapai suatu daerah juga dapat dilihat
melalui minat baca penduduknya. Tercatat pada tahun 2010 sekitar 3.020 orang
yang mengunjungi perpustakaan dan 2.861 orang diantaranya melakukan
peminjaman buku. Selain melayani pembaca diperpustakaan umum, di Kota
Sabang juga terdapat layanan perpustakaan keliling yang mengunjungi kelurahan,
sekolah dan taman baca yang berlokasi di sekitar kawasan wisata Sabang Fair.
Tidak hanya itu, perpustakaan umum kota Sabang juga memiliki fasilitas internet
yang bisa diakses oleh pengunjung, dan pada tahun 2010 dan sebanyak 234 orang
menggunakan layanan ini. Peta sebaran fasilitas pendidikan Kota Sabang
disajikan dalam Gambar 15.
Gambar 15. Peta Sebaran Fasilitas Pendidikan Kota Sabang
57
58
4.2.3 Ketenagakerjaan
Komposisi distribusi penduduk menurut lapangan usaha/pekerjaan pada
tahun 2010 yang bermata pencaharian kepala keluarga terbesar adalah tenaga
pegawai yaitu 1.609 kepala keluarga. Selanjutnya diikuti oleh tenaga perikanan
yang terdiri dari 1.021 kepala keluarga, sedangkan yang bermata pencaharian
terkecil adalah dari tenaga jasa, yaitu hanya 273 kepala keluarga dari total kepala
keluarga di Kota Sabang. Distribusi kepala keluarga menurut mata pencaharian di
Kota Sabang dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian dan Kecamatan di
Kota Sabang tahun 2010 Uraian Kecamatan Jumlah
Sukajaya Sukakarya Pertanian 521 379 900Perikanan 510 511 1.021Buruh 310 217 527Perdagangan 269 621 890Jasa 198 75 273Angkutan 246 169 415Pegawai 324 1.285 1.609Lainnya 452 460 912Jumlah 2.830 4.238 7.068
Sumber : BPS Kota Sabang (2011)
4.2.4 Budaya
Dengan beraneka ragam suku sudah pasti budayanya beraneka ragam
namun demikian yang lebih kuat mempengaruhinya adalah budaya Aceh. Adat
istiadat merupakan pengaturan tata tertib masyarakat serta kebiasaan turun
menurun masyarakat di Kota Sabang. Adat Istiadat yang berlaku sangat
dipengaruhi nuansa Islam, dimana pihak laki-laki sebagai pemimpin (Patriachat).
Pengaruh Budaya Aceh sangat kuat tertanam pada masyarakat, ini tak lain karena
mayoritas masyarakatnya adalah Suku Aceh dan beragama Islam. Bahasa sehari-
hari yang umumya digunakan bahasa Aceh dan bahasa Indonesia.
Penerapan syariat islam di seluruh Provinsi Aceh, termasuk di dalamnya
Kota Sabang memberikan nuansa keagamaan yang cukup kental dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari. Dengan adanya penerapan syariat islam tersebut bukan
59
suatu hambatan khususnya untuk sektor pariwisata, bahkan dipandang sebagai
suatu ciri khas dan keunikan tersendiri bagi kepariwisataan di Kota Sabang.
4.2.5 Kelembagaan
Berdasarkan UU No 22 tahun 1999, penyelenggaraan pemerintahan Kota
Sabang berada dibawah tanggung jawab Walikota. Walikota sebagai Kepala
Wilayah merupakan penguasa tunggal di bidang pemerintahan dalam wilayahnya,
artinya memimpin pemerintahan, mengkoordinasikan pembangunan dan membina
kehidupan masyarakat di segala bidang. Sebagai pimpinan penyelenggaraan
pemerintahan daerah Kota Sabang, maka Walikota Sabang bertanggung jawab
kepada Gubernur melalui Menteri Dalam Negeri. Walikota memimpin seluruh
perangkat pemerintahan daerahnya. Dengan demikian Walikota Sabang dalam
kedudukan selaku unsur Pemerintah Daerah mempunyai tugas menetapkan
landasan kebijakan umum bersama DPRD, serta menyelenggarakan segala urusan
pemerintahan Kota.
Disisi lain, wilayah Kota Sabang ditetapkan sebagai kawasan perdagangan
bebas dan pelabuhan bebas Sabang sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 2 tahun 2000, yang selanjutnya
ditetapkan menjadi Undang-undang No 37 tahun 2000, adalah suatu kawasan
yang berada dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
terpisah dari daerah pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, pajak
pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah dan cukai.
Dari ketentuan diatas, analisis aspek kelembagaan pemerintahan Kota
Sabang akan mengacu pada kedua ketentuan yaitu mengacu pada UU No 22 tahun
1999 yang menjadikan dasar desentralisasi wilayah Kota Sabang dan UU No 37
tahun 2000 sebagai dasar terbentuk kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan
bebas Sabang.
4.3 Perekonomian
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Sabang pada tahun 2007 pertumbuhan
ekonomi mencapai 7,32 persen, pada tahun 2008 menurun menjadi 4,40 persen,
pada tahun 2009 naik menjadi 4,72 persen dan pada tahun 2010 kembali
meningkat menjadi 5,21 persen. Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Kota
59
60
Sabang sangat tergantung dari pertumbuhan masing-masing sektor. Pada tahun
2010 sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian mengalami
kenaikan sebesar 1,46 persen dan 3,13 persen, sektor industri pengolahan sebesar
0,79 persen, sektor listrik, gas dan air minum 7,16 persen, sektor konstruksi 13,33
persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 4,39 persen, sektor angkutan dan
komunikasi 7,83 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 3,94
persen, serta sektor jasa-jasa mengalami pertumbuhan 3,84 persen. Bila ditinjau
pertumbuhan masing-masing sektor pada tahun 2010 dibandingkan dengan
pertumbuhan ekonomi pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 sektor yang
mengalami peningkatan paling tinggi adalah sektor pengangkutan dan
komunikasi.
Seiring dengan penetapan kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas
Sabang, dalam strategi pengembangannya telah ditetapkan adanya sektor prioritas
dan sektor andalan. Kota Sabang yang merupakan bagian penting kawasan
perdagangan dan pelabuhan bebas Sabang memiliki sektor prioritas yang
diarahkan untuk memberikan kontribusi langsung dalam menarik investasi
berdasarkan peluang dan potensi investasi yang ada sementara sektor andalan
lebih dititikberatkan pada perwujudan lembaga pengusahaan dan penyediaan
infrastruktur kawasan yang berskala internasional. Empat sektor prioritas yang
dikembangkan dan membutuhkan investasi yang besar adalah jasa kepelabuhanan,
industri/perdagangan, pariwisata dan perikanan.
4.3.1 Pertanian
Sektor pertanian, dapat dikatakan secara umum mengalami peningkatan
yang signifikan dimana luas panen serta produksi yang terjadi mengalami
peningkatan. Pembangunan sektor pertanian mencakup subsektor tanaman bahan
makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Dari keseluruhan
luas wilayah Sabang, 6.377,48 hektar diantaranya berupa kawasan hutan, 5.780,28
hektar berupa sawah, ladang dan perkebunan, sisanya 67 hektar adalah rawa dan
tambak serta pemukiman seluas 1.053,5 hektar.
Komoditas pertanian Kota Sabang cukup beragam. Dari subsektor tanaman
bahan makanan yang paling menonjol adalah tanaman buah-buahan, disusul oleh
61
tanaman palawija, kemudian tanaman sayur-sayuran. Padi yang merupakan
makanan pokok tidak lagi ditanam di Sabang, karena memang keadaan tanah yang
tidak mendukung untuk pertumbuhannya (Tabel 16).
Tabel 16. Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Pertanian Tanaman Pangan Pada Masing-masing Kecamatan di Kota Sabang Tahun 2010
Kecamatan Jenis Tanaman Luas Tanam
(ha) Luas Panen
(ha) Produksi
(ton) Sukajaya Padi 0 0 0
Sayur-sayuran 58 47 539 Palawija 90 70 284 Buah-buahan 134,595 52,921 154,317
Sukakarya Padi 0 0 0 Sayur-sayuran 40 41 492 Palawija 73 55 290 Buah-buahan 60.998 10.892
Sumber : BPS Kota Sabang (2011)
Pada subsektor peternakan, yang terlihat menonjol adalah peternakan ayam,
baik ayam ras sebanyak 108,320 ekor dan ayam buras sebanyak 12.585 ekor,
sedangkan ternak besar ada sebanyak 2.642 ekor kambing, 2.259 ekor sapi dan 94
ekor kerbau (Tabel 17).
Tabel 17. Populasi Ternak Pada Masing-masing Kecamatan di Kota Sabang
Tahun 2010
Kecamatan Jenis Ternak Populasi Sukajaya Ayam Buras 7.210
Ayam Ras 63.120 Itik 630 Kerbau 83 Sapi 737 Kambing 1.559
Sukakarya Ayam Buras 5.375 Ayam Ras 45.200 Itik 250 Kerbau 11 Sapi 1.522 Kambing 1.083
Sumber : BPS Kota Sabang (2011)
61
62
Sub sektor perkebunan di Kota Sabang secara keseluruhan mengalami
peningkatan namun untuk komoditi tertentu mengalami penurunan. Menurut hasil
produksinya, subsektor perkebunan yang paling menonjol adalah kelapa (lokal
maupun hibrida), disusul oleh kakao (Tabel 18).
Tabel 18. Luas Area dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis
Tanaman Pada Masing-masing Kecamatan di Kota Sabang Tahun 2010
Kecamatan Jenis Tanaman Luas Tanam
(ha) Produksi (ton) TBM TM TRM
Sukajaya Cengkeh 94 39 1038 4,25
Kelapa 0 2.597 96 1.662,6
Kelapa Hibrida 0 67 30 40,50
Kakao 16 115 306 76
Kemiri 0 122 101 34
Randu 0 12 7 3
Pinang 17 112 5 6,78
Sukakarya Cengkeh 14 83 93 12
Kelapa 0 1.365 59 847,4
Kelapa Hibrida 0 72 86 41,80
Kakao 12 76 112 96
Kemiri 0 23 57 16
Randu 0 0 0 0
Pinang 32 161 7 11,28Keterangan :
TBM : Tanaman Belum Menghasilkan , TM : Tanaman Menghasilkan, TRM : Tanaman Rusak Mati Sumber : BPS Kota Sabang (2011)
Untuk subsektor perikanan, di Kota Sabang pada tahun 2010 terdapat 109
rumah tangga yang mengusahakan budidaya perikanan dan sebanyak 1.136 orang
yang berprofesi sebagai nelayan (Tabel 19). Dari sekian banyak nelayan di Kota
Sabang, kepemilikan perahu motor hanya sebanyak 301 buah, 107 buah perahu
motor tempel dan 78 buah perahu tanpa motor.
63
Tabel 19. Jumlah Nelayan, Rumah Tangga Perikanan Menurut Jenis Budidaya di Kota Sabang Tahun 2010
Kecamatan Nelayan Rumah Tangga
Jenis Budidaya
Tambak Kolam Keramba Jaring Apung
Sukajaya 500 70 38 21 11 0
Sukakarya 636 39 10 23 6 0
Jumlah 1.136 109 48 44 17 0Sumber : BPS Kota Sabang (2011)
4.3.2 Industri
Penetapan sektor industri sebagai salah satu sektor unggulan dalam upaya
percepatan pengembangan Kota Sabang sebenarnya cukup beralasan. Berdasarkan
data yang ada, sektor industri pada tahun 2010 memberikan kontribusi sebesar
20% terhadap PDRB Kota Sabang dengan industri kecil sebagai komponen
terbesarnya. Namun dengan penentuan kebijakan insentif/disinsentif yang baik,
sektor ini diharapkan mampu mempercepat dinamika perekonomian lokal yang
pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu,
adanya kebijakan yang menetapkan Kota Sabang sebagai kawasan perdagangan
bebas dan pelabuhan bebas, tentunya akan memberikan keuntungan dan peluang
yang lebih besar untuk pengembangan sektor ini.
Tabel 20. Jumlah Perusahaan Hasil Industri Menurut Jenis dan Jumlah Tenaga Kerja di Kota Sabang Tahun 2010
Klasifikasi Industri Jumlah Unit
Usaha Jumlah Tenaga
Kerja Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan
230 434
Industri Logam, Mesin dan Kimia 42 166
Industri Kecil : a. Formal b. Non Formal
20070
284306
Sumber : BPS Kota Sabang (2011)
Sektor industri merupakan salah satu penopang kegiatan ekonomi
masyarakat Sabang. Sebanyak 230 unit industri hasil pertanian dan kehutanan
63
64
tersebar diseluruh Sabang yang menyerap 434 orang tenaga kerja, dan 42 unit
industri logam , mesin dan bahan kimia yang menyerap 166 tenaga kerja pada
tahun 2010 (Tabel 20).
4.3.3 Perdagangan
Selain daerah dengan potensi wisata yang besar, Kota Sabang juga
merupakan daerah pelabuhan bebas. Dengan adanya status tersebut, maka banyak
barang impor yang masuk di kawasan Sabang tanpa harus membayar bea masuk.
Barang yang diimpor antara lain mobil, motor, keramik, gula pasir dan mainan
anak. Ekspor yang melalui pelabuhan di Sabang tahun 2010 tercatat hanya kelapa
dengan tujuan ekspor ke Thailand.
Pada tahun 2010, perusahaan yang mempunyai Surat Izin Perdagangan
(SIUP) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang semulanya 120
perusahaan menjadi 103 perusahaan. Untuk perdagangan bahan bakar minyak
(BBM) penyaluran bensin kepada konsumen di Kota Sabang mencapai 3.913,933
liter, minyak tanah mencapai 1.363,700 liter dan solar mencapai 9.647,545 liter.
Pada subsektor koperasi perputaran dana, ada sebanyak 94 koperasi yang
aktif di Kota Sabang dengan jumlah anggota mencapai 7.438 orang dan jumlah
perputaran dana lebih dari 2 milyar rupiah (Tabel 21).
Tabel 21. Jumlah Koperasi Unit Desa dan Non KUD di Kota Sabang Tahun 2010
Kecamatan Jumlah Koperasi
Jumlah Anggota
Simpanan (Rp)
Cadangan (Rp)
Sukajaya
KUD 2 459 405.600 73.010
Non KUD 34 1.962 920.508 646.295
Sukakarya
KUD 2 816 306.580 80.750
Non KUD 56 2.982 410.887 404.338Sumber : BPS Kota Sabang (2011)
4.4 Kehutanan
Keberadaan sumber daya hutan dan ekosistemnya di Kota Sabang sangat
mempengaruhi jalanya aktifitas masyarakat baik sebagai penyangga, dan
65
pencegah dari bencana tanah longsor, erosi dan banjir. Kota Sabang memiliki
potensi hutan yang cukup besar, yaitu kawasan hutan lindung mencapai 3.400 ha.
Selain hutan lindung, Kota Sabang juga memiliki hutan wisata yang luasnya 1.300
ha, taman laut 2.600 ha, dan hutan cadangan 1.700 ha (Tabel 22).
Tabel 22. Luas Kawasan Hutan Menurut Jenisnya di Kota Sabang Tahun 2010
Kecamatan Luas Area (ha)
Hutan Lindung Hutan Wisata Taman Laut Hutan Cadangan
Sukajaya 1.795 - - 875
Sukakarya 1.605 1.300 2.600 825
Jumlah 3.400 1.300 2.600 1.700Sumber : BPS Kota Sabang (2011)
4.5 Kondisi Sarana dan Prasarana
4.5.1 Pos dan Telekomunikasi
Untuk fasilitas pos, Kota Sabang memiliki sebuah kantor pos dan tidak
memiliki bis surat. Karena letak kantor pos ini berada di Kecamatan Sukakarya,
maka pengiriman dan penerimaan surat di kantor pos ini didominasi oleh warga
Sukakarya. Sebanyak 10.399 surat, 238 buah paket dan 938 wesel dikirim oleh
kantor pos Sabang pada tahun 2010 (Tabel 23).
Tabel 23. Banyaknya Sarana Komunikasi di Kota Sabang Tahun 2010
No. Kecamatan Kantor Pos Pesawat
Telepon Internet Radio
1. Sukajaya - 531 552 160
2. Sukakarya 1 1.000 396 200
Jumlah 1 1.531 948 360Sumber : BPS Kota Sabang (2011)
Dengan wilayah yang kecil, berita apapun akan menyebar di Sabang, namun
demikian tetap dilakukan penerangan/pengumuman berita kepada masyarakat,
baik melalui radio, media cetak lokal maupun secara langsung dari pengeras suara
yang dipasang di mobil penerangan.
65
66
Wilayah Kota Sabang dan hampir semua tempat wisata mempunyai akses
internet yang dapat digunakan oleh para wisatawan lokal maupun mancanegara.
Bahkan warung-warung dan kafe-kafe yang ada di Sabang sebagian juga sudah
memiliki akses internet sendiri. Sarana komunikasi melalui mobile-phone dapat
diakses dengan baik terutama produk-produk pelayanan Telkomsel, Indosat, Flexi
(CDMA), Excelcomindo (Pro XL) dan lain-lain.
4.5.2 Transportasi
Prasarana transportasi seperti jalan di Kota Sabang ini secara umum relatif
tersedia, namun kondisi ruas jalannya tidak terlalu mulus. Di beberapa lokasi
masih adanya jalan yang rusak. Sementara itu, dari segi sarana transportasi,
khususnya angkutan kota kendaraan yang ada hanyalah taksi (berpangkalan di
pusat kota) dan mobil sewaan. Hal ini menjadi salah satu hambatan dalam
pergerakan penduduk dan barang.
4.5.2.1 Transportasi Darat
Pada tahun 2010, panjang jalan di Kota Sabang mencapai 162.851 km yang
terdiri dari 88.993 km jalan kota dan sisanya 73.858 km jalan provinsi (Tabel 24).
Tabel 24. Panjang Jalan Kota dan Provinsi Menurut Jenis Permukaan dan
Kondisi di Kota Sabang Tahun 2010
Panjang Jalan Kota Panjang Jalan Provinsi Uraian Panjang Jalan
(km) Uraian Panjang Jalan
(km) Jenis Permukaan : Jenis Permukaan : 1. Diaspal 88.993 1. Diaspal 73.8582. Kerikil - 2. Kerikil -3. Tanah - 3. Tanah -4. Tidak Dirinci - 4. Tidak Dirinci -Jumlah 88.993 Jumlah 73.858Kondisi Jalan : Kondisi Jalan : 1. Baik 78.154 1. Baik 40.1962. Sedang 1.440 2. Sedang -3. Rusak 1.260 3. Rusak 6.4474. Rusak Berat 8.139 4. Rusak Berat 27.215Jumlah 88.993 Jumlah 73.858
Sumber : BPS Kota Sabang (2011)
67
4.5.2.2 Transportasi Laut
Sebagai pulau yang berada di wilayah Selat Malaka, Sabang sering
dijadikan tempat persinggahan berbagai pelayaran. Pada tahun 2010 tercatat 1.377
pelayaran, baik pelayaran samudera, lokal maupun nusantara yang singgah di
Sabang. Biasanya pelayaran samudera atau nusantara memuat barang sedangkan
untuk pelayaran lokal untuk mengangkut penumpang dari Sabang ke Banda Aceh
atau sebaliknya. Untuk transportasi laut dari dan ke Sabang dilayani 2 (dua) unit
kapal ferry cepat, dari Balohan Sabang menuju pelabuhan Ulee Lheu - Banda
Aceh yang berjarak ± 18 mil dan sebaliknya dengan waktu tempuh ± 1 jam, dan
kapal ferry Roro dengan waktu tempuh ± 2 jam
Sebanyak 208.366 orang tercatat melakukan perjalanan menggunakan moda
transportasi laut dari pelabuhan Balohan (Sabang) menuju Ulee Lheu (Banda
Aceh) pada tahun 2010, sedangkan pada arah sebaliknya ada sebanyak 222.021
orang yang berkunjung ke Sabang. Mereka menggunakan kapal cepat Pulau
Rondo, Express Bahari dan KMP BRR maupun KMP Simeulue (Tabel 25).
Tabel 25. Jumlah Penumpang yang Menggunakan Transportasi Laut di Kota Sabang Tahun 2010
Jenis Kapal Jumlah Penumpang (orang)
Ulee Lheue - Balohan Balohan - Ulee Lheue
KMP Pulo Rondo 37.812 37.941
KMP Express Bahari 31.377 29.645
KMP BRR, Simeulue 152.832 140.780
Jumlah 222.021 208.366Sumber : BPS Kota Sabang (2011)
4.5.2.3 Transportasi Udara
Sabang memiliki lapangan udara Maimun Saleh yang terletak di kelurahan
Cot Ba’u seluas + 78 ha dengan panjang landasan pacu 1.850 m dan lebar 30 m,
taxiway 165 m x 23 m, apron 160 m x 90 m, terminal penumpang 500 m2 dan
terminal kargo/hanggar 300 m2. Status lapangan udara ini merupakan lapangan
udara militer dibawah pengelolaan TNI-AU dan secara resmi dapat digunakan
untuk penerbangan sipil.
67
68
Untuk mendukung pelayanan penerbangan sipil telah tersedia fasilitas
gedung pelayanan penumpang meliputi ruang tunggu, ticketing, bagasi, pusat
informasi dan beberapa fasilitas lainnya. Bandara Maimun Saleh Sabang telah
dinyatakan sebagai Bandara Internasional sesuai surat Menteri Perhubungan
Republik Indonesia nomor AJJ.106/3/3-Phb-2002 tanggal 23 Oktober 2002.
4.5.3 Listrik dan Air Bersih
Tenaga listrik merupakan suatu alat untuk penerangan, industri, bisnis,
pendidikan dan sosial dalam rangka untuk meningkatkan usaha-usaha
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Sebagian besar penduduk Kawasan
Sabang telah terlayani oleh aliran listrik. Sumber daya atau energi listrik yang
tersedia untuk melayani masyarakat dilayani oleh PT. PLN (Persero). Jaringan
listrik yang tersedia di Kota Sabang bersumber dari PT. PLN (Persero), yakni :
Ranting Sabang, Sub Ranting Seurapong dan Sub Ranting Deudap. Ranting
Sabang pada tahun 2009 mempunyai kemampuan daya terpasang sebesar 8.065
kw dengan daya tampung 3.500 kw, gardu yang dimiliki sebanyak 80 unit. Untuk
perkembangan listrik yang masuk ke kecamatan yang ada di kota Sabang sudah
terlayani 100 %.
Sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat berasal
dari air tanah, air permukaan dan mata air. Sumber-sumber air bersih tersebut
berasal dari mata ie Kelurahan Anoi Itam, Danau Aneuk Laot, Danau Paya
Seunara, Danau Paya Karieng, Danau Paya Peuteupen dan Danau Paya
Seumeusek. Danau Aneuk Laot mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk
men-supply kebutuhan air bagi Kota Sabang. Hal ini karena danau ini mempunyai
luas 3 km2 dengan kapasitas sediaan 7 (tujuh) juta ton air serta debit airnya
mencapai 28 liter/detik.
Pada saat ini PDAM Kota Sabang memanfaatkan rembesan dari Danau
Aneuk Laot, disamping menyedot air langsung dari danaunya untuk
didistribusikan kepada konsumen. Sumber air yang sangat potensial adalah di
wilayah Balohan berupa mata air, yaitu di sekitar Cot Kuala dan diperkirakan
merupakan rembesan dari Danau Aneuk Laot. Sumber air permukaan lainnya
69
terdapat di sekitar Pria Laot yang berasal dari aliran air terjun gunung sarong
keris, yang sampai saat ini belum dimanfaatkan.
Berdasarkan data yang diketahui di wilayah Balohan terdapat sedikitnya 4
mata air dengan debitnya sekitar 25 liter/detik, sedangkan di Kawasan Perkotaan
Sabang terdapat 5 mata air dengan debit atau kapasitas 50 liter/detik. Mata air
yang berpotensi adalah di Mata Ie. Sampai saat ini mata air ini belum
dimanfaatkan secara optimal dan meluas. Pemanfaatannya hanya terbatas untuk
kebutuhan domestik masyarakat di sepanjang aliran mata air tersebut. Debit mata
air yang lain, seperti mata air Jaboi sebesar 5 liter/detik dan mata air Lhueng
Angen sebesar 5 liter/detik.
Kapasitas pelayanan air bersih dari PDAM sekitar 42 liter/detik. Penduduk
yang tidak terlayani atau menjadi pelanggan pada PDAM pada umumnya
menggunakan sumur gali maupun sumur bor. Rata-rata kedalaman muka air
tanahnya sekitar 20 meter dan diperkirakan debitnya sekitar 3 liter/detik. Selain
itu, juga menggunakan air tadah hujan dan sungai yang ada.
4.6 Kondisi Kepelabuhanan
Pelabuhan saat ini terdiri atas 2 lokasi, yakni Pelabuhan Teluk Sabang dan
Pelabuhan Teluk Balohan. Teluk Balohan ditetapkan sebagai lokasi untuk
Pelabuhan Nasional yang merupakan pintu gerbang bagi penumpang dan
distribusi barang dari Aceh (Gambar 16).
Gambar 16. Pelabuhan Domestik/Nasional Kota Sabang
69
70
Berdasarkan analisis pemilihan lokasi pelabuhan internasional hub, lokasi
dari Teluk Sabang sampai dengan Lhok Pria Laot terpilih sebagai lokasi
pelabuhan bebas yang merupakan pelabuhan internasional hub (bernama: Sabang
Hub Internasional Port atau SHIP) dan direncanakan akan menempati luas areal
462 ha (Gambar 17).
Gambar 17. Pelabuhan Hubungan Internasional Kota Sabang
Sesuai dengan strategi pengembangan maka dalam periode 2007-2021 ini,
akan dikembangkan terlebih dahulu SHIP di Teluk Sabang selama 15 tahun
dengan luas sekitar 62 ha. Selanjutnya, apabila SHIP di Teluk Sabang sudah tidak
dapat lagi melayani jasa pelabuhan dan perdagangan internasional, maka akan
dikembangkan ke Teluk Pria Laot dengan luas sekitar 400 ha. (pengembangan
pelabuhan 50 ha dan kawasan industri/perdagangan 350 ha).
Pelabuhan hubungan international ini juga akan menyediakan area proses
alih kapal dan area perdagangan yang dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap
dan modern, seperti pelabuhan serbaguna, pelabuhan cargo, pelabuhan peti kemas
(container), pelabuhan cair lengkap dengan dermaganya dan dock, serta fasilitas
pendukung seperti kantor pengelola, kantor-kantor perusahaan pelayaran,
71
perusahaan bongkar muat, dan ekspedisi. Juga disediakan fasilitas penyimpanan
BBM dan sarana pengolahan air bersih.
4.7 Kondisi Perikanan
Adanya lokasi strategis Sabang, secara komersial sangat memungkinkan
untuk pengembangan pelabuhan dan industri perikanan di Kawasan Sabang.
Komoditas ikan yang dapat diprioritaskan dari kawasan ini di antaranya adalah
tuna, cakalang, kerapu, kakap merah, ikan pelagis kecil, ikan teri, ikan hias, dan
udang. Potensi lestari dari tuna yang diperkirakan dapat dimanfaatkan sebesar
16.000 ton/tahun, sedangkan cakalang diperkirakan sekitar 7.000 ton/tahun.
Selanjutnya ikan kerapu dan kakap merah, dari data yang diperoleh dari Koperasi
Serba Usaha Kota Sabang, diduga memiliki potensi lestari sebesar 12.000 ton
/tahun. Sementara ikan pelagis kecil dan ikan teri diperkirakan masih memiliki
persediaan untuk peluang pengembangan sebesar 3.000 ton/tahun dari potensi
sebesar 6.000 ton.
Posisi Kawasan Sabang di perairan Sabang juga potensial untuk
dikembangkan sebagai lokasi perikanan budidaya di jaring apung. Perikanan
budidaya diarahkan pada jenis aneka ikan konsumsi eksklusif seperti lobster,
kerapu, udang, kerang-kerangan. Perikanan budidaya dilakukan di berbagai pulau
kecil di Sabang dan Aceh.
4.8 Kondisi Pariwisata
Sabang memiliki banyak daerah tujuan wisata terutama wisata alam. Dalam
Master Plan Kawasan Sabang 2007 – 2021 telah ditetapkan daerah wisata yang
akan dijadikan prioritas dalam pengembangan Kawasan Pariwisata Sabang dalam
jangka waktu 5 tahun yang akan datang adalah daerah wisata bahari di Iboih dan
Gapang. Selanjutnya dikembangkan Kawasan Internasional Resort di Gua Sarang
Kampung Paya, Revitalisasi Kota Lama Sabang. Kawasan wisata Iboih dan
Gapang merupakan daerah tujuan wisata bahari yang menyajikan pemandangan
alam bawah laut yang sangat indah. Pemandangan ini dapat dinikmati dengan
menyelam ataupun dengan menaiki perahu dengan dasar kaca yang telah tersedia
disana. Eksplorasi keindahan alam bawah laut di Iboih dan Gapang dapat
71