36
ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) Developing Supply Capacity of Wood-based Biomass Energy through Improved Enabling Conditions and Efficient Utilization of Degraded Forest Lands Involving Local Communities in North Sumatera Province of Indonesia” Activity 3.4: To conduct a study on feasibility of investment in commercial manufacturing of wood-based energy including electricity and wood pellet Dede Hermawan Aswandi Anas Soedarsono Soedomo Jakarta, 2019

ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I)

”Developing Supply Capacity of Wood-based Biomass Energy through Improved Enabling Conditions and Efficient Utilization of Degraded Forest Lands Involving Local

Communities in North Sumatera Province of Indonesia”

Activity 3.4: To conduct a study on feasibility of investment in commercial manufacturing of wood-based energy

including electricity and wood pellet

Dede Hermawan Aswandi Anas

Soedarsono Soedomo

Jakarta, 2019

Page 2: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

ENERGI: PERHATIAN UTAMA DUNIA

Page 3: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

Konsumsi BBM sangat tinggi: Indonesia menjadi importir BBM

Industri energi belum optimal dan produksi cenderung menurun;

Maraknya penyeludupan BBM bersubsidi dan pengoplosan BBM;

Konversi dan diversifikasi energi berjalan lambat;

Penggunaan bahan bakar nabati (BBN, biofuel) dan energi

biomassa masih rendah.

Target Prioritas Pemerintah Indonesia

Page 4: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

• Peningkatan Populasi • Kemajuan Teknologi

• Pertumbuhan Ekonomi

Peningkatan Permintaan Energi

Energi Fosil: • Persediaan terbatas • Tidak ramah lingkungan • Tidak dapat diperbaharui

Energi Terbarukan: • Dapat diperbaharui • Pemanfaatan rendah • Ramah lingkungan

Pemanfaatan Biomassa sebagai Energi Terbarukan

Menambah lapangan kerja Meningkatkan ketahanan energi

Meningkatkan ekomoni masyarakat Mengurangi konflik dan perambahan hutan

Menciptakan energy terbarukan ramah lingkungan

Page 5: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

• Menilai potensi permintaan listrik oleh PLN di daerah

sasaran (Sumatera Utara) serta potensi pasar pelet kayu (wood pellet).

• Mengidentifikasi ketersediaan lahan bagi pengembangan

hutan energi.

• Mengidentifikasi jenis tanaman yang potensial sebagai bahan baku pelet kayu, dan

• Menilai kelayakan teknis dan ekonomis pengembangan suatu industri pelet kayu di Sumatera Utara.

Page 6: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

Business Flow Utilization of Wood pellet

Page 7: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

Analisis Prospek Pasar Pelet Kayu

Analisis Kelayakan Lahan Lokasi Pabrik

Analisis Ketersediaan Bahan Baku

Analisis Aspek Teknis dan Operasional

Analisis Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

Analisis Aspek Finansial

Page 8: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

Kebijakan Energi Baru Terbarukan • UU NO. 30/2007 tentang Energi.

• UU NO. 30/2009 tentang Ketenagalistrikan.

• PERATURAN PEMERINTAH NO. 79/2014 tentang Kebijakan Energi Nasional.

• PERATURAN MENTERI ESDM NO. 12/2015 tentang Perubahan Ke-3 Atas Permen ESDM 32/2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain.

• PERATURAN MENTERI ESDM Nomor 24 Tahun 2017, Tentang Mekanisme Penetapan Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

• PERATURAN MENTERI ESDM NO.41/2018 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel Dalam Kerangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit

• PERATURAN MENTERI ESDM NO. 50/2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik

• PERATURAN PRESIDEN NO.22/2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional

• PERATURAN PRESIDEN NO.35/2018 tentang Pilot Project Percepatan Pembangunan PLTSa di 12 Kota yang mengalami kondisi darurat sampah.

• KEPMEN ESDM No. 1772/2017, Tentang Besaran Biaya Pokok Penyediaan Pembangkit PT.PLN

• PERATURAN MENTERI ESDM NO. 53/2018, tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Esdm No. 50/2017, tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik

• KEPMEN ESDM No.55/2019, Tentang Besaran Biaya Pokok Penyediaan Pembangkit PT.PLN.

Page 9: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

PERATURAN MENTERI ESDM NO. 50/2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Untuk

Penyediaan Tenaga Listrik.

Hal-hal yang memberatkan investor:

- Skema membangun, memiliki, mengoperasikan, dan mengalihkan (build, own, operate, and

transfer/BOOT), dimana seluruh aset dialihkan ke PLN setelah kontrak berakhir.

- Rendahnya harga beli PLN.

Pasa 8 (3) berbunyi; “Dalam hal Biaya Pokok Penyediaan (BPP) Pembangkitan di sistem

ketenagalistrikan setempat di atas rata-rata BPP Pembangkitan nasional, harga pembelian tenaga listrik

dari PLTBm sebagaimana dimaksud pada ayat (2), paling tinggi sebesar 85% (delapan puluh lima

persen) dari BPP Pembangkitan di sistem ketenagalistrikan setempat”.

KEPMEN ESDM No. 55/2019, BPP Sumut adalah sebesar Rp 1.451/kWh atau 10.18 sen USD/kWh.

(85% x Rp 1.451/kWh = Rp 1.233/kWh)

PLTBm di Sumut belum menguntungkan

Page 10: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

Analisis Kelayakan

1. Analisis Prospek Pasar Pelet Kayu

1.1. Produksi dan Konsumsi Pelet Dunia

Tabel 5.1. Produksi Pelet Dunia (Ton)

Other Europe

1.835.100 2.003.128 2.084.366 2.384.124 2.568.352 3.069.225 20%

North America

6.456.500 6.781.000 7.978.000 9.450.000 9.900.000 10.400.000 5%

South America

56.580 61.500 49.390 75.000 125.350 608.300 385%

Asia & Oceania

152.853 309.177 1.281.977 1.567.796 1.900.483 2.660.430 40%

Total 19.479.120 21.166.399 24.952.274 27.740.347 28.915.393 32.048.416 11% Sumber: Bioenergy Europe Statistical Report, 2018

EU28 48 %

Other Europe

10 %

North America 32 %

South America 2 %

Asia & Oceania

8 %

Distribusi Produksi Pelet Dunia

Tahun 2017 (%)

Page 11: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

Tabel 5.2. Konsumsi Pelet Dunia (Ton)

Other Europe 325.079 569.134 598.730 704.194 892.236 27% North America 2.506.000 2.875.000 2.902.000 2.760.000 2.850.000 3%

South America 0 58.000 90.000 n.a. n.a. n.a.

Asia & Oceania 168.941 218.551 1.828.500 2.503.500 3.505.500 40%

Total 19.990.824 21.704.762 26.439.391 27.802.239 31.385.202 13%

Sumber: Bioenergy Europe Statistical Report, 2018

EU28 77 %

Other Europe 3 %

North America

9 %

Asia & Oceania 11 %

Distribusi Konsumsi Pelet Dunia

Tahun 2017 (%)

Page 12: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

1.2. Industri Pelet Kayu dan Pasar Eropa

Tabel. Produksi Renewable Energy di Eropa (ktoe) (EuroStat, 2018)

Page 13: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply
Page 14: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

Data FAOSTAT (2016) produksi nasional pelet kayu 5

tahun terakhir 90 kt. Namun, jumlah impor lebih tinggi

menunjukkan konsumsi pelet kayu yang lebih besar di

Jepang. Pada tahun 2015, impor dari Kanada (62,9%), Cina

(24,9%), dan Vietnam (11,8%), lain-lain (0,4%) telah

mencapai 230 kt.

Impor pelet kayu Jepang akan terus tumbuh pesat

dalam beberapa tahun mendatang, dan impor diperkirakan

akan melebihi 5 juta ton pada tahun 2023.

Industri Pelet Kayu dan Pasar Asia

Impor Pelet Kayu Jepang tahun 2018

Jepang

Page 15: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

Renewable Portfolio Standard (RPS) memainkan peran

penting dalam pasar pelet kayu di Korea Selatan, sejak

tahun 2012. Diperlukan pemakaian energi listrik 2%, yang

dihasilkan dari energi terbarukan, dan meningkat menjadi

10% tahun 2022.

Korea Selatan

Konsumsi pelet kayu jauh lebih tinggi daripada produksi

dalam negeri pelet kayu di Korea Selatan. Impor pelet

kayu meningkat dari 122 kt pada 2012 menjadi 1.850 kt

pada 2014 dan sedikit menurun menjadi 1.471 kt pada

2015.

Page 16: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

Beberapa pasar domestik yang memiliki peluang

untuk ditingkatkan kapasitasnya adalah sebagai

berikut:

- Pabrik pengolahan makanan dan teh, termasuk

UMKM pabrik tahu dan makanan kecil lainnya. Di

Jawa Barat, kebutuhan pelet kayu per bulan

mencapai 5000 ton.

Pasar Domestik

- Pabrik tekstil di Jawa membutuhkan +/- 20,000 MT/bulan.

- Pengering tembakau, peternakan ayam, restoran, dan perhotelan.

- PLN

Page 17: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

Satu kg pelet kayu Listrik sebesar 1,355 kWh (1 kWh = 0,74 kg pellet)

(asumsi harga pellet: Rp 1.700/kg), maka Biaya/kWH adalah:

Rp 1.700/kg x 0,74 kg = Rp 1.258/kWh (± 9 sen US Dollar/kWh.

Jika teknik co-firing dilakukan dengan kombinasi 10% pellet kayu dan 90% batubara,

seperti yang dilakukan di Jepang dan Korea Selatan, maka akan diperoleh harga

gabungan:

(9,0 sen x 0,1) + (4,81 sen x 0,9) = 0,9 + 4,33

atau senilai 5,23 sen USD. Harga jual listrik Indonesia saat ini sebesar 11 sen USD,

sehingga masih ada margin keuntungan sekitar 5,77 sen USD.

PLTU Sen USD

Batubara 4.81

Gas 7.0

Pelet Kayu 9.0

Page 18: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

2. Analisis Kelayakan Lahan Lokasi Pabrik

KEK Sei Mangkei merupakan suatu Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK) yang terletak di kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara. KEK ini memiliki luas sebesar 2.002,77 ha, yang terdiri dari tiga zona, yaitu zona industri, zona logistik dan zona pengolahan ekspor. KEK ini telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2012 pada tanggal 27 Februari 2012

Didukung dengan infrastruktur di dalam dan luar kawasan. Akses dari KEK Sei Mangkei ke : Jalan lintas Sumatera kurang lebih 10 km, Pelabuhan Kuala Tanjung kurang lebih 40 km Bandara Internasional Kualanamu kurang lebih 110 km.

Page 19: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

Sebagian besar di Gunung Tua tanahnya datar seperti hamparan, sebagian kontur jalannya lurus-lurus dan bergelombang. Gunung Tua termasuk kota lintas yang penting di Sumatera Utara, karena Gunung Tua termasuk dalam jalur lintas tengah Sumatera. Kabupaten Padang Lawas Utara berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Tapanuli Selatan, Propinsi Riau, dan Kabupaten Padang Lawas

Gunungtua

Page 20: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

No. KPH

Hutan Produksi Hutan Produksi Terbatas Grand Total

Potensial Sesuai Total Potensial Sesuai Total

Total

Sesuai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1

KPH Wilayah II Pematang

Siantar 55858.1 16686.1 72585.7 10328.6 475.6 11510.8 84096.5 17161.7

UNIT IX - KPHL 3957.5 84.7 4042.2 14.9 64.9 4107.1 84.7

UNIT VI - KPHP 35257.6 9241.8 44499.4 44499.4 9241.8

UNIT X – KPHL 1082.6 11.8 1751 1751 11.8

UNIT XII - KPHP 16643 7359.6 24044.1 9231.1 463.8 9694.9 33739 7823.4

Jumlah 111716.2 33372.2 145171.4 20657.2 951.2 23021.6 168193 34323.4

2 KPH Wilayah III Kisaran 38688.3 2206.7 43096.4 366.5 38.1 404.6 43501 2244.8

UNIT III - KPHP 18741.5 324.8 19160.7 19160.7 324.8

UNIT VII - KPHL 12303.6 1346.6 14573.1 14573.1 1346.6

UNIT XIII - KPHL 7643.2 535.3 9362.6 366.5 38.1 404.6 9767.2 573.4

UNIT XXI - KPHP 14261.6 5310.9 19572.5 627.1 2154.6 2781.7 22354.2 7465.5

Jumlah 91638.2 9724.3 105765.3 1360.1 2230.8 3590.9 109356.2 11955.1

3 KPH Wilayah V Aek Kanopan (Labuhan Batu Utara) 40692.2 27631.6 68366.5 68366.5 27631.6

UNIT XXII – KPHL 23275.4 23105.8 46423.9 46423.9 23105.8

UNIT XXIII – KPHL 17416.8 4525.8 21942.6 21942.6 4525.8

Jumlah 0 0 0 40692.2 27631.6 68366.5 68366.5 27631.6

4

KPH Wilayah VI Sipirok

(Tapsel) 10823.1 6259.6 17688.3 28581.9 16271.1 44902.4 62590.7 22530.7

UNIT XXVI - KPHL 10823.1 6259.6 17688.3 28581.9 16271.1 44902.4 62590.7 22530.7

Jumlah 21646.2 12519.2 35376.6 57163.8 32542.2 89804.8 125181.4 45061.4

5

KPH Wilayah VII Gunung

Tua (Paluta) 128486.4 55851.8 185292.2 29671.6 13090.7 42800 228092.2 68942.5

UNIT XI - KPHP 12128.8 15032.9 27161.7 1574.5 1781.9 3356.4 30518.1 16814.8

UNIT XXXI - KPHP 116357.6 40818.9 158130.5 28097.1 11308.8 39443.6 197574.1 52127.7

Jumlah 256972.8 111703.6 370584.4 59343.2 26181.4 85600 456184.4 137885

6

KPH Wilayah X Padang

Sidempuan 18829 4095.1 23661.1 39195 8324 49592.3 73253.4 12419.1

UNIT XXVIII - KPHP 18829 4095.1 23661.1 39195 8324 49592.3 73253.4 12419.1

Jumlah 18829 4095.1 23661.1 39195 8324 49592.3 73253.4 12419.1

Grand Total 500802.4 171414.4 680558.8 218411.5 97861.2 319976.1 1000535 269275.6

Alokasi ke Pabrik Sei

Mangke 203354.4 43096.5 250936.7 62709.5 30813.6 94979 345915.7 73910.1

Alokasi ke Pabrik Gunung

Tua 297448 128317.9 429622.1 155702 67047.6 224997.1 654619.2 195365.5

Page 21: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

3. Potensi Bahan Baku

KEK Sei Mangkei

KPH Wilayah II Pematang Siantar : 34.323,4 ha,

KPH Wilayah III Kisaran : 11.955,1 ha.

KPH Labuhanbatu Utara :27.631,6 ha

T o t a l : 73.910,1 ha.

Apabila daur selama 10 tahun, maka terdapat 7.391 ha/tahun.

Produksi biomassa untuk setiap jenis kayu adalah sebagai berikut:

- Kaliandra : (30-54 ton/ha/th) x 7 .391 ha = 221.730 – 332.595 ton/th

- Lamtoro : (12-36 ton/ha/th) x 7.391 ha = 88.692 – 266.076 ton/th

- Gamal : 23 ton/ha/th x 7.391 ha = 169.993 ton/th

Page 22: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

3. Potensi Bahan Baku

Gunung Tua

KPH Wilayah VI Sipirok : 45.061,4 ha,

KPH Wilayah VII Gunung Tua, : 137.885 ha,

KPH Wilayah X Padang Sidempuan: 12.419,1 ha.

T o t a l : 195.365 ha.

Apabila daur selama 10 tahun, maka terdapat 19.536 ha/tahun.

Produksi biomassa untuk setiap jenis kayu adalah sebagai berikut:

- Kaliandra : (30-54 ton/ha/th) x 19.536 ha = 6586.080 – 879.120 ton/th

- Lamtoro : (12-36 ton/ha/th) x 19.536 ha = 234.432 – 703.296 ton/th

- Gamal : 23 ton/ha/th x 19.536 ha = 449.328 ton/th

Page 23: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

No Kabupaten Sekam Padi Batok Kelapa Cangkang Sawit Ampas Tebu

A (ha) B (ton) A (ha) B (ton) A (ha) B (ton) A (ha) B (ton) 1 D. Serdang 153.609 714.661 4.355 3.695 33.856 486.195 849 144.409

2 Karo 20.966 13.194 - - - - - - 3 Simalungun 22,844 9.989 - - 11.041 19.312 - - 4 P. Bharat 5.213 31.755 77 159 1.304 5.216 - - 5 Asahan 71.099 65.356 44.649 5.089 85.440 70.422 - - 6 T. Balai 253 1.062 3.233 2.743 - - - -

7 L. Batu 73.157 47.693 342 287.418 178.750 69.468 - - 8 Tapsel 103.961 89.761 5.875 253 5.817 2.303 - - 9 Taput 65,649 74.817 - - - - - - 10 Humbahas 19.247 87.634 182 88 376 1.220 - - 11 Langkat 58.788 61.717 6.242 4.729 1.145 382 - 96,000

Total 594.856 1.135.983 64.955 304.174 317.736 654.518 849 240,409

Sumber Alternatif Energi Biomassa Berdasarkan Kabupaten di Sumut

• bahan baku alternatif pada pabrik di Sei Mangkei berpotensi dipasok dari Simalungun dan Asahan, yaitu berupa

cangkang sawit sebanyak 89.734 ton/tahun, sekam padi sekitar 75.345 ton/tahun, dan batok kelapa sebanyak 5.089

ton/tahun.

• pabrik di Gunung Tua adalah berupa batok kelapa, yaitu sekitar 287.671 ton/tahun, diikuti oleh sekam padi (137.454

ton/tahun), dan cangkang sawit (71.771 ton/tahun), yang dipasok dari daerah Labuhan Batu dan Tapanuli Selatan.

Page 24: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

No. Lokasi Industri

Sumber Bahan Baku Jarak (Km)

Waktu

1 Sei Mangke

Dolok Panribuan 81,2 2 jam 10 menit

2 Bosar Maligas 18,8 43 menit 3 Asahan 82,5 2 jam

4 Gunungtua Padang sidempuan 62.8 1 jam 43 menit 5 Sipirok 70.3 1 jam 52 menit 6 Binanga (Padanglawas) 25,8 46 menit

7 Padang lawas utara 11,9 25 menit

Page 25: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

4. Analisis Aspek Teknis dan Operasional

Page 26: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

Pelletizer

Flat Die

Ring Die

Page 27: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

1. Faktor konversi bahan baku menjadi pelet adalah 99%, 2. Umur pakai mesin dan bangunan 10 tahun, 3. Kapasitas produksi adalah 10 ton/jam dengan utilization rate rata-

rata 100%, 4. Waktu kerja adalah 7 jam/shift, 3 shift/hari, 25 hari/bulan, dan 12

bulan/tahun, 5. Harga bahan baku di tempat diasumsikan konstan Rp600.000/ton

sepanjang umur proyek, 6. Harga pellet di pabrik diasumsikan konstan Rp 1,500,000 per ton

untuk pabrik di Sei Mangkei dan Rp 1,450,000 per ton untuk pabrik di Gunung Tua sepanjang umur proyek,

7. Harga mesin pembuat pellet adalah Rp 22,810,900,000,-, 8. Suku bunga riil adalah 7.50% per tahun (suku bunga pinjaman

yang umum berlaku dikurangi dengan laju inflasi)

Asumsi-asumsi

ANALISIS FINANSIAL

Page 28: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

Indikator Unit Sei Mangkei Gunung Tua

NPV Juta IDR 81.684,2 60.863,0

IRR % 32,78 26,68

BCR - 1,21 1,17

Payback period Tahun 2,9 3,4

• Pembangunan pabrik pellet secara finansial adalah fisibel (diskonto riil sebesar 7,50%).

• HPP adalah sebesar Rp 1,081,640 per ton, dengan komponen utama biaya bahan baku sebesar Rp 666,057 per ton pellet, dan biaya listrik sebesar Rp 265,015 per ton pellet.

Analisis Indikator Kelayakan Finansial

Page 29: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

Analisis Sensitivitas

Perubahan Harga Perubahan Harga Pellet

Bahan Baku -10% -5% 0% +5% +10%

IRR

+10% 4.35 15.06 24.63 33.81 42.94

+5% 9.32 19.38 28.72 37.85 47.02

0% 13.92 23.57 32.78 41.90 51.14

-5% 18.29 27.68 36.82 45.97 55.31

-10% 22.51 31.75 40.86 50.08 59.53

NPV (juta IDR)

+10% -8,657.2 22,618.0 67,799.4 99,118.9 116,560.2

+5% 5,216.8 36,497.7 69,829.7 101,318.5 130,453.8

0% 19,090.8 50,377.4 81,684.2 113,008.3 144.347,5

-5% 32,964.7 64,257.0 95,569.0 126,897.8 158,241.1

-10% 46,838.7 78,136.7 109,453.8 140,787.2 172,134.8

Perubahan Harga

Bahan Baku

Perubahan Harga Pelet

(-)10% (-)5% 0% +5% +10%

IRR

+10% -3.37 8.50 18.33 27.42 36.26

+5% 2.50 13.16 22.56 31.49 40.30

0% 7.63 17.56 26.68 35.53 46.34

-5% 12.34 21.81 30.76 39.53 48.45

-10% 16.79 25.95 34.80 43.63 52.59

NPV (juta IDR)

+10% - 27,358.5 2,859.8 33,100.1 63,359.4 93,635.0

+5% - 13,488.2 16,735.9 46,981.5 77,245.6 107,525.6

0% 382.0 30,612.0 60,863.0 91,131.8 121,416.2

-5% 14,252.2 44,488.2 74,744.4 105,018.1 135,306.8

-10% 28,122.5 58,364.3 88,625.8 118,904.3 149,197.4

A. Perubahan Harga Pelet dan Bahan Baku

Pabrik KEK Sei Mangkei Pabrik Gunung Tua

Page 30: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

Perubahan Harga pelet

Pemakaian Mesin Sei Mankei Pemakaian Mesin Gunung Tua

0% -5% -10% 0% -5% -10%

IRR

-10% 13.92 4.15 -8.29 7.63 -3.11 -20.66

-5% 23.57 14.42 4.20 17.56 8.16 -3.11

+0% 32.78 23.57 13.92 26.68 17.56 7.63

+5% 41.90 32.32 22.64 35.33 26.24 16.62

+10% 51.14 40.99 30.95 46.34 34.65 24.89

NPV (Rp juta) -10% 19,090.8 -9.0 -37.2 382.0 -26.8 -54.0

-5% 50,377.4 20.7 9.0 30,612.0 1.9 -26.8

+0% 81,684.2 50.4 19.1 60,863.0 30.6 0.4

+5% 113,008.3 80.1 47.2 91,131.8 59.3 27.6

+10% 144,347.5 109.9 75.4 121,416.2 88.1 54.8

Payback Period (tahun) -10% 5.2 - - 6.8 - - -5% 3.7 5.2 - 4.5 6.6 - +0% 2.9 3.7 5.2 3.4 4.5 6.8

+5% 2.3 2.9 3.8 2.7 3.4 4.7

+10% 1.9 2.4 3.0 2.2 2.7 3.6

Perubahan Harga Pellet dan Tingkat Utilisasi Mesin

Page 31: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

No. Komponen Investasi (Rp) 1 Bangunan 6,234,375,000

Pabrik (2500 m2) 2,493,750,000

Gudang (1000 m2) 952,875,000

Kantor (300 m2) 2 Mesin pellet 22,999,462,200

3 Kendaraan dan alat berat 2,765,000,000

• Komponen terbesar operational cost adalah production cost Rp 24.648 milyar; selebihnya untuk

biaya pemasaran dan biaya umum dan administrasi.

• Alat berat utama yang dibutuhkan adalah forklift dengan jumlah 17-18 unit dengan harga Rp

150.000.000 per unit. Adapun kendaraan yang dibutuhkan adalah kendaraan tipe Viar Karya 150

RMDT dengan daya angkut 0.39 ton.

Kebutuhan Investasi

• Dibutuhkan investasi Rp 65 M: Rp 36,267 M

sebagai capital cost, Rp 26,7 M sebagai

operational cost, dan sisanya sebagai cadangan.

• Capital cost terbesar adalah pembelian mesin

sebesar Rp 22,9 M, disusul bangunan Rp 9,681

M, dan peralatan berat Rp 2.765 M.

Komponen capital cost utama:

Page 32: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

6. Kesimpulan dan Rekomendasi

6.1. Kesimpulan

- Kebijakan Pemerintah, khususnya Permen ESDM No. 50/2017, tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik, dan Kepmen ESDM No.55/2019, tentang Besaran Biaya Pokok Penyediaan Pembangkit PT.PLN, belum berpihak kepada investor swasata yang bergerak di bidang EBT.

- Permintaan dunia terhadap pelet kayu meningkat 13% per tahun, laju produksi hanya 11% per tahun, terutama dari Negara-negara Uni Eropa, diikuti Asia & Oseania, dan Amerika Utara. Laju permintaan pelet tertinggi di Asia & Oseania, sebesar 40%/tahun, khususnya Jepang dan Korea Selatan,

- Sampai saat ini, pasar pelet kayu dalam negeri masih belum menggembirakan, disebabkan rendahnya harga jual, dan belum didukung oleh kebijakan pemerintah, dalam penggunaan energi.

Page 33: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

Kesimpulan (Lanjutan)

- Pabrik pelet kayu di Sumatera Utara sebaiknya dibangun pada dua lokasi potensial, (a) di KEK Sei Mangke di Simalungun, dan (b) Gunung Tua di Utara.

- Beberapa jenis kayu energi potensial sebagai bahan baku pelet kayu adalah kaliandra (Caliandra callothyrsus), gamal (Gliricidea sepium), dan lamtoro (Leucaena leucocephala).

- Bahan baku kayu pabrik KEK Sei Mangkei akan dipasok dari KPH Pematang Siantar seluas 34.323,4 ha, dan KPH Kisaran 11.955,1 ha dan KPH Labuhanbatu Utara 27.631,6 ha. Potensi luas total 73.910 ha. Sedangkan di Gunung Tua, akan dipasok dari KPH Sipirok 45.061,4 ha, KPH Gunung Tua 137.885 ha, dan KPH Padang Sidempuan, seluas 12.419,1 ha, sehingga total lahan tersedia 195.365 ha.

- Pembangunan hutan tanaman energi Kaliandra akan menghasilkan potensi biomassa 221.730 – 332.595 ton/tahun untuk disuplai pada industry KEK Sei Mangkei serta 586.080 – 879.120 ton/tahun untuk industri di Gunung Tua.

Page 34: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

Kesimpulan (Lanjutan)

Proses produksi wood pellet meliputi 3 tahapan utama yaitu,

- pengeringan, - penggilingan (grinding), dan - densifikasi (pelleting).

Berdasarkan potensi lahan yang tersedia di dua lokasi terpilih, kapasitas produksi 10 ton pellet per jam bisa diterapkan, terutama untuk pabrik yang berorientasi ekspor, dengan menggunakan ring die pelletizer.

Parameter KEK Sei Mangkei Gunungtua

NPV 81,684.2,- juta IDR 60,863.0 juta IDR

IRR 32.78% 26.68%

B/C 1.21 tahun 2.9 tahun

Pabrik Pelet Kayu LAYAK dibangun:

Page 35: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

6.2. Rekomendasi

- Memanfaatkan biomassa kelapa sawit (batang, tandan buah kosong, cangkang) sebagai bahan baku alternatif pelet kayu, sehingga keberlangsungan pasokan bahan baku menjadi lebih terjamin.

- Pemerintah segera mengeluarkan kebijakan yang berpihak kepada investor swasta, khususnya yang berkaitan dengan harga beli listrik oleh PLN.

- Mengenalkan rancangan teknologi sederhana kompor pelet kayu (burner) kepada pelaku usaha.

Page 36: ITTO Project PD 737/14 Rev. 2 (I) ”Developing Supply

TERIMA KASIH ~ MAULIATE ~ THANK YOU

ITTO WORKSHOP PD737/14 Rev.2 (I) DEVELOPING SUPPLY CAPACITY OF WOOD-BASED BIOMASS ENERGY THROUGH IMPROVED ENABLING CONDITIONS AND EFFICIENT

UTILIZATION OF DEGRADED FOREST LANDS INVOLVING LOCAL COMMUNITIES IN NORTH SUMATRA PROVINCE OF INDONESIA