4
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Carbon Footprint adalah jejak karbon atau gas rumah kaca (green house gases) yang dihasilkan oleh suatu aktifitas (Wiedmann dan Minx, 2008). Hal ini terkait dengan jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan dalam kehidupan kita sehari-hari melalui pembakaran bahan bakar fosil untuk listrik, pemanasan, transportasi dan lain-lain. Karbon footprint sendiri terbagi 2 yaitu karbon footprint primer dan karbon footprint sekunder. Karbon footprint primer merupakan ukuran dari emisi CO 2 dari pembakaran secara langsung. Contoh dari karbon footprint primer ini adalah pembakaran bahan bakar fosil. Karbon footprint sekunder adalah ukuran jumlah emisi CO 2 secara tidak langsung contohnya pemakaian listrik. Fakta dan hasil-hasil penelitian para ahli yang menunjukkan bahwa ada kecenderungan jumlah kadar gas rumah kaca seperti CO 2 di atmosfer telah melampaui batas yang seharusnya. Gas CO 2 ini semakin hari jumlah dan konsentrasinya terus naik dan ternyata sangat berkorelasi positif dengan semakin tingginya aktivitas manusia di Bumi yang dihasilkan dari berbagai kegiatan antara lain rumah tangga (termasuk institusi/kantor/rumah sakit/sekolah/kampus), industri, transportasi, dan lain-lain. Akibat dari jumlah CO 2 yang berlebih antara lain dapat menyebabkan pemanasan global yang dapat mengganggu iklim dan juga kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi. Perubahan iklim adalah sebuah isu global yang mempengaruhi semua aspek masyarakat. Karbondioksida sebagai kunci dari gas rumah kaca yang menimbulkan masalah ini. Dengan menghitung emisi karbon atau karbon footprint, maka pemerintah atau pemilik bisnis dapat mengkaji strategi untuk menangani perubahan iklim dan

ITS Undergraduate 21662 Chapter1 704485

Embed Size (px)

DESCRIPTION

carbon footprint

Citation preview

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Carbon Footprint adalah jejak karbon atau gas rumah kaca (green house gases) yang dihasilkan oleh suatu aktifitas (Wiedmann dan Minx, 2008). Hal ini terkait dengan jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan dalam kehidupan kita sehari-hari melalui pembakaran bahan bakar fosil untuk listrik, pemanasan, transportasi dan lain-lain. Karbon footprint sendiri terbagi 2 yaitu karbon footprint primer dan karbon footprint sekunder. Karbon footprint primer merupakan ukuran dari emisi CO2 dari pembakaran secara langsung. Contoh dari karbon footprint primer ini adalah pembakaran bahan bakar fosil. Karbon footprint sekunder adalah ukuran jumlah emisi CO2 secara tidak langsung contohnya pemakaian listrik. Fakta dan hasil-hasil penelitian para ahli yang menunjukkan bahwa ada kecenderungan jumlah kadar gas rumah kaca seperti CO2 di atmosfer telah melampaui batas yang seharusnya. Gas CO2 ini semakin hari jumlah dan konsentrasinya terus naik dan ternyata sangat berkorelasi positif dengan semakin tingginya aktivitas manusia di Bumi yang dihasilkan dari berbagai kegiatan antara lain rumah tangga (termasuk institusi/kantor/rumah sakit/sekolah/kampus), industri, transportasi, dan lain-lain. Akibat dari jumlah CO2 yang berlebih antara lain dapat menyebabkan pemanasan global yang dapat mengganggu iklim dan juga kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi.

    Perubahan iklim adalah sebuah isu global yang mempengaruhi semua aspek masyarakat. Karbondioksida sebagai kunci dari gas rumah kaca yang menimbulkan masalah ini. Dengan menghitung emisi karbon atau karbon footprint, maka pemerintah atau pemilik bisnis dapat mengkaji strategi untuk menangani perubahan iklim dan

  • 2

    memberikan solusi untuk mengurangi pemanasan global (Small Firms Assosiation, 2007).

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai salah satu institut di Indonesia juga berperan penting dalam menghasilkan emisi CO2 yang berasal dari penggunaan listriknya. Penggunaan listrik ini berasal dari kegiatan-kegiatan dalam hal menunjang proses belajar mengajar. Menurut data dari BAUK ITS, sebagai contoh, pada tahun 2009, pemakaian alat lisrik berupa air conditioner di seluruh bagian akademik (seluruh fakultas di ITS) pada satu hari adalah rata-rata sebesar 3,12 MW dan pada bulan Desember 2009 pemakaian listrik di ITS sebesar 367,280 MW (BAUK, 2009). Penggunaan listrik ini harus direduksi agar emisi CO2 yang dihasilkan tidak terlalu besar. Untuk dapat mengurangi karbon footprint dari pemakaian listrik di ITS, pertama-tama harus menghetahui jumlah pemakaian listrik yang ada di ITS, kemudian setelah itu, menghitung karbon footprint dari pemakaian listrik tersebut. Kemudian setelah mendapatkan karbon footprint, langkah selanjutnya dapat menentukan strategi dalam mengurangi jumlah karbon footprint yang dihasilkan (Anonim, 2011).

    Menghemat penggunaan listrik, mengganti lampu atau peralatan listrik lainnya dengan watt yang lebih rendah dan ekonomis dan menggunakan listrik secara seperlunya saja telah membantu mengurangi emisi CO2 yang dikeluarkan akibat penggunaan listrik dan tentu saja menghemat biaya yang dikeluarkan ITS untuk penggunaan listriknya. ITS, contohnya di bagian BAUK, telah menerapkan perilaku hemat energi. Ini dibuktikan dengan mengambil salah satu dari 2 lampu penerangan di ruangannya dan mematikan lampu ruangan pada siang hari. Penerangan diganti dengan cahaya matahari yang masuk melalui jendela.

  • 3

    1.2 Rumusan Masalah 1. Dari pemakaian listrik di kampus ITS tersebut, seberapa

    besar emisi CO2 yang dihasilkan dari kegiatan akademik?

    2. Bagaimana cara mereduksi emisi CO2 yang dihasilkan dan berapa jumlah reduksi CO2 yang dihasilkan dari kegiatan akademik?

    3. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk mengganti alat listrik yang diperlukan?

    1.3 Ruang lingkup 1. Fakultas Teknik Industri (FTI)

    a. Teknik Mesin b. Teknik Elektro c. Teknik Kimia d. Teknik Fisika e. Teknik Industri f. Teknik Material

    2. Fakultas Teknik Kelautan (FTK) a. Teknik Perkapalan b. Teknik Kelautan c. Teknik Sistem Perkapalan

    3. Fakultas Matematika dan Ilmu Penghetahuan Alam (FMIPA) a. Fisika b. Matematika c. Statistika d. Kimia e. Biologi

    4. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) a. Teknik Sipil b. Teknik Lingkungan c. Arsitektur d. Teknik Geomatika

  • 4

    e. Desain Produk Industri f. Perencanaan Wilayah dan Kota

    5. Fakultas Teknik Informatika (FTIf) a. Teknik Informatika b. Program Studi Sistem Informasi

    6. Variabel yang digunakan : a. Fungsi ruang

    Fungsi ruang ini meliputi ruang kelas, laboratorium, ruang dosen dan ruang tata usaha.

    b. Reduksi CO2 menurut aspek teknis, yaitu penggantian peralatan listrik yang lebih ekonomis dan efisien atau mengurangi lama pemakaian peralatan listrik dan menurut aspek biaya.

    7. Data yang diperlukan atau diambil yaitu data dan biaya selama 1 tahun

    1.4 Tujuan Tujuan dari mengevaluasi CO2 yang dikeluarkan dari

    pemakaian listrik di lingkungan ITS ini adalah: 1. Analisa jumlah CO2 yang dihasilkan dari

    pemakaian listrik di ITS pada kegiatan akademik. 2. Mengevaluasi efisiensi penggunaan listrik dan

    memberikan solusi untuk mengurangi jumlah gas CO2 yang dihasilkan dengan cara mengganti unit fasilitasnya atau mengurangi lama pemakaiannya pada kegiatan akademik.

    3. Menghetahui besar biaya untuk penggantian alat listrik.

    1.5 Manfaat Penelitian Masukan bagi pihak ITS agar bisa menghemat pemakaian listrik dari peralatan listrik dan cara-cara mengurangi emisi CO2 yang dihasilkan dari peralatan listrik.