ITS Undergraduate 12661 Paper

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mnb,m

Citation preview

  • ANALISIS KEANDALAN SISTEM 150 KV DI WILAYAH JAWA TIMUR

    Ridwan

    Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    Kampus Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111, Email : [email protected]

    ABSTRAK

    Unit-unit pembangkit bertugas menyediakan

    daya dalam sistem tenaga listrik agar beban dapat

    terlayani. Unit pembangkit dapat mengalami

    gangguan setiap waktu. Gangguan tersebut

    mengakibatkan pembangkit tidak dapat

    beroperasi. Jika gangguan ini terjadi pada saat

    yang bersamaan atas beberapa unit pembangkit

    yang besar, maka ada kemungkinan daya tersedia

    dalam sistem berkurang sedemikian besarnya

    sehingga sistem tidak cukup dapat melayani

    beban. Dengan demikian sistem kehilanagn beban

    Beban berubah sepanjang waktu, maka

    forced outage yang berlangsung pada saat-saat

    beban puncak akan mempunyai pengaruh yang

    berbeda terhadap cadangan daya tersedia

    dibandingkan dengan forced outage yang

    berlangsung pada saat-saat beban rendah. Pada

    tugas akhir ini akan dibahas mengenai keandalan

    sistem 150 KV di Jatim.

    Kata Kunci : Force Outage dan Loss of Load

    Probability.

    1. PENDAHULUAN

    Sistem tenaga listrik memilki unit-unit

    pembangkit yang bertugas menyediakan daya agar

    beban dapat terlayani. Setiap waktu unit pembangkit

    dapat mengalami gangguan sehingga tidak dapat

    beroperasi. Ketika beberapa unit pembangkit yang

    besar mengalami gangguan dan terjadi secara

    bersamaan, maka ada kemungkinan daya tersedia

    dalam sistem berkurang sedemikian besarnya

    sehingga sistem tidak mampu melayani beban.

    Dalam hal yang demikian terpaksa dilakukan

    pelepasan beban atau terpaksa sistem kehilangan

    beban, terjadi pemadaman dalam sistem. Beban

    berubah-ubah sepanjang waktu, maka forced outage

    yang berlangsung pada saat-saat beban puncak akan

    mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap

    cadangan daya tersedia dibandingkan dengan forced

    outage yang berlangsung pada saat-saat beban

    rendah[1].

    Forced outage selain bisa dihitung

    kemungkinan tejadinya juga memberikan

    kemungkinan timbulnya pemadaman dalam sistem,

    atau sering pula disebut kehilangan beban.

    Kemungkinan kehilangan beban dapat diketahui dari

    nilai indeks Loss of load probablility (LOLP).

    Aplikasi teknik probability untuk evaluasi

    keandalan sistem tenaga listrik dikemukankan

    pertama kali pada tahun 1933. Konsep dari loss of

    probablity (LOLP) diperkenalkan pada tahun 1947.

    LOLP didefinisikan sebagai kemungkinan dimana

    kapasitas daya yang mengalami force outage

    melebihi dari cadangan daya pada sistem. LOLP ini

    dievaluasi untuk beberapa beban puncak atau

    distribusi beban puncak [2-3].

    Kemungkinan kehilangan beban ini merupakan

    resiko yang dihadapi dalam mengoperasikan sistem

    tenaga listrik. Metoda segmentasi adalah salah cara

    perhitungan untuk mendapatkan nilai LOLP. Nilai

    LOLP sebagai representasi dari keandalan suatu

    sistem.

    2. DASAR TEORI

    2.1 Daya tersedia dalam Sistem Keandalan operasi sistem tidak hanya

    bergantung pada cadangan daya tersedia dalam

    sistem tetapi juga pada besar kecilnya nilai FOR per

    tahun dari unit-unit pembangkit yang beroperasi.

    Keandalan operasi sistem akan makin tinggi apabila

    daya tersedia dalam sistem makin terjamin. Tingkat

    jaminan tersedianya( availibility) dalam sistem

    bergantung pada :

    a) Besarnya cadangan daya tersedia b) Besarnya forced outage hours unit

    pembangkit dalam satu tahun

    Ukuran sering tidaknya pembangkit unit

    pembangkit mengalami gangguan dinyatakan dengan

    Forced Outage Rate (FOR) atau unavailabilty.

    (1a)

    (1b)

    Keterangan :

    Ut : jam unit terganggu

    Ub : jam unit beroperasi

    UtUb

    UtFORlityUnavailabi )(

    FORtyAvailabiliUtUb

    Ub1

  • Konsep unavailibility (FOR) dan availability

    ditunjukkan pada persamaan (1a) dan (1b)[ 4].

    Apabila sebuah unit pembangkit mempunyai

    FOR = 0.07 maka kemungkinan unit ini beroperasi

    adalah sesuai rumus availibility atau 1- FOR yaitu

    bernilai 9.93, sedangkan kemungkinan mengalami

    gangguan adalah 0.07 sesuai dengan nilai FORnya.

    Dengan demikian maka besarnya cadangan daya

    tersedia yang bisa diandalkan bergantung juga pada

    FOR unit-unit pembangkit.

    2.2 Loss of Load Probability Forced outage selain bisa dihitung kemungkinan

    tejadinya juga memberikan kemungkinan timbulnnya

    pemadaman dalam sistem, atau sering pula disebut

    kehilangan beban. Kemungkian kehilangan beban ini

    merupakan resiko yang dihadapi dalam

    mengoperasikan sistem tenaga listrik dan perlu

    diformulasikan. Kurva beban harian terlebih dahulu

    diubah menjadi kurva lama beban.

    Kemungkinan kehilangan beban atau dalam

    bahasa inggris disebut loss of load probability disingkat LOLP adalah perkalian antara Pt. Secara

    umum persamaan LOLP adalah;

    LOLP = P t (2)

    Keterangan :

    LOLP : Loss of load probability

    P : Kemungkinan daya beroperasi

    t :Waktu terjadinya daya beroperasi

    pada kurva lama beban

    LOLP sesungguhnya merupakan resiko dalam

    opersi. LOLP biasanya dinyatakan dalam hari per

    tahun. Makin kecil garis daya tersedia harus makin

    kecil kemungkinan memotong kurva lama beban.

    Daya terpasang harus makin tinggi dan forced outage

    rate harus makin kecil berarti diperlukan investasi

    yang besar dan juga kualitas pembangkit yang baik.

    3. SISTEM 150 KV di JAWA TIMUR

    3.1 Pembangkit Thermis di Jawa Timur

    Tugas akhir ini membahas mengenai sistem 150

    KV. Pembangkit yang terhubung dengan sistem 500

    KV tidak diperhatikan. Namun IBT 500/150KV

    sebagai penyalur daya dari sistem 500 KV ke sistem

    150 KV dalam hal ini dianggap sebagai pembangkit.

    Berdasarkan single line diagram yang terdapat pada

    lampiran I konfigurasi sistem region jawa timur dan

    bali serta berdasarkan data Rencana pekerjaan

    tanggal 12 Maret 2010 PLN. Terdapat dua blok

    PLTU yaitu blok PLTU Perak 3dan 4 dan blok

    PLTU Gresik 1-4. Blok PLTGU terdapat dua buah

    blok yaitu PLTGU Grati 2 dan PLTGU Gresik 2.

    Blok PLTG terdapat dua buah yaitu PLTG

    Gresik1&2 dan PLTG Gilitimur 1&2. Total terdapat

    tujuh buah blok pembangkit thermis yang terhubung

    dengan sistem 150 KV di jawa timur. Setiap blok

    pembangkit memilki beberapa pembangkit. Total

    pembangkit untuk seluruh blok pembangkit di jawa

    timur terdapat 17 buah pembangkit thermis. Masing-

    masing pembangkit di setiap blok akan dihitung nilai

    FORnya pada subbab 3.4.

    3.2 PLTA di Jawa Timur

    Pembangkit yang terhubung dengan saluran

    selain 150 KV dan 500 kV di Jatim adalah seluruh

    PLTA kecuali PLTA Wlingi dan Sutami. Terdapat

    total 12 blok PLTA di jawa timur. Untuk beberapa

    blok PLTA terdiri beberapa pembangkit seperti pada

    blok PLTA Sutami yang terdiri dari 3 pembangkit.

    Total kemampuan daya PLTA di Jawa timur sebesar

    278.60

    PLTA dalam perhitungan nanti dianggap

    sebagai satu kesatuan pembangkit dengan besar daya

    adalah daya total seluruh PLTA. Hal ini dilakukan

    karena FOR dari seluruh PLTA Jawa Timur

    berdasarkan data catatan pembangkit PLN selama

    satu tahun sejak tanggal 20 Maret 2009- 21 Maret

    2010 tidak mengalami outage sama sekali atau

    bernilai nol. Serta faktor transmisi dalam tugas akhir

    ini dianggap tidak pernah terjadi gangguan atau

    diabaikan.

    Maka seluruh PLTA di Jatim termasuk PLTA

    wlingi dan sutami dianggap sebagai satu kesatuan

    pembangkit dengan kapasitas daya sama dengan

    kapasitas daya total seluruh PLTA dijatim yaitu

    278.60 MW. Nilai FOR gabungan seluruh PLTA di

    jatim sama juga dengan nol. Penggabungan seluruh

    PLTA di jatim bertujuan untuk efisiensi waktu saat

    simulasi menggunakan program .

    3.3 Inter Bus Transformer(IBT) 500/150 KV di

    Jawa Timur

    IBT 500/150kV dalam konfigurasi sistem 150

    KV region 4 jawa timur dianggap sebagai suatu

    sumber generator yang menyuplai sistem 150 KV.

    Terdapat 5 IBT 500/150kV yaitu;

    Tabel 3.3.1 IBT 500/150 KV [5]

    LOKASI MVA

    GITET GRESIK IBT 1 500

    GITET GRATI IBT 1 500

    GITET KEDIRI IBT 1 500

    GITET KEDIRI IBT 2 500

    GITET SURABAYA BARAT IBT 1 500

    GITET SURABAYA BARAT IBT 2 500

    GITET PAITON IBT 1 500

    GITET PAITON IBT 2 500

  • Berdasarkan data pada Laporan Singkat Inter

    Bus transformer(IBT) Transfer selama 2 bulan mulai

    tanggal 12 februari sampai 11 mei bahwa

    kemampuan maksimum suplai IBT 500/150 kV

    sebesar 2500 MW. IBT 500/150 kV memiliki FOR =

    0 karena dianggap tidak pernah terjadi gangguan.

    3.4 Forced Outage Rate Pembangkit

    Sesuai dengan metoda segmentasi akan dicari

    semua kombinasi pembangkit yang sesuai dengan

    beban sistem. Maka masing masing pembangkit yang ada harus dicari nilai FOR. Susunan

    pembangkit beserta masing-masing nilai forced

    outage rate untuk sistem 150 kV terdapat pada tabel

    dibawah.

    Tabel 3.4.1 Pembangkit yang terhubung langsung dengan

    sistem 150 KV [6-7] NO PEMBANGKIT K.Daya

    (MW)

    FOR 1-FOR

    1 PLTA+IBT

    500/150kv

    2778.6 0 1

    2 PLTU GRSIK 3 189.00 0.035024734 0.964975266

    3 PLTU GRSIK 4 189.00 0.064912481 0.935087519

    4 PLTGU GRBRU

    1 .0

    165.00 0.100456621 0.899543379

    5 PLTGU GRATI 2 .1

    99.00 0.000825723 0.999174277

    6 PLTGU GRATI

    2 .2

    99.00 0.009216134 0.990783866

    7 PLTGU GRATI 2 .3

    99.00 0.02777968 0.97222032

    8 PLTGU GRBRU

    1 .1

    95.00 0.06321347 0.93678653

    9 PLTGU GRBRU 1 .2

    95.00 0.021582953 0.978417047

    10 PLTGU GRBRU

    1 .3

    95.00 0.017496195 0.982503805

    11 PLTU GRSIK 1 92.00 0.149335997 0.850664003

    12 PLTU GRSIK 2 92.00 0.043544521 0.956455479

    13 PLTU PERAK 3 41.00 0.140563166 0.859436834

    14 PLTU PERAK 4 41.00 0.18180175 0.81819825

    15 PLTG GRSIK 1 16.00 0.065612633 0.934387367

    16 PLTG GRSIK 2 16.00 0.027165145 0.972834855

    17 PLTG GILITIMUR 1

    16.00 0.034906773 0.965093227

    18 PLTG

    GILITIMUR 2

    16.00 0.200989346 0.799010654

    TOTAL 4233.6

    3.5 Beban Sistem

    Beban sistem ditunjukkan oleh kurva lama beban

    pada gambar 3.5. Kurva beban yang akan digunakan

    adalah kurva beban pada hari senin sampai hari

    minggu mulai tanggal 8 Maret 2010 sampai 14 Maret

    2010.

    Gambar 3.5 kurva lama beban[8]

    4. SIMULASI DAN ANALISIS

    4.1. Kombinasi Pembangkit Dalam subbab ini, akan ditunjukkan hasil

    simulasi menggunakan running program tiap

    kombinasi pembangkit menggunakan software

    MATLAB R2008a. Terdapat 18 pembangkit yang

    harus dikombinasikan. Dalam program ini hanya 17

    pembangkit yang dikombinasikan. Pembangkit IBT

    500/150KV + PLTA tidak disertakan dalam proses

    program agar mempercepat hasil simulasi

    menggunakan running program. Nilai FOR IBT

    500/150KV + PLTA = 0 sehingga pembangkit IBT

    500/150KV + PLTA akan dikombinasikan dengan 17

    pembangkit lainnya menggunakan teori penambahan

    unit pembangkit karena cara ini lebih mudah dan

    efektif mengurangi waktu running program.

    Hasil simulasi program:

    Hasil dari program menghasilkan tabel a yang

    yang berisi matriks kombinasi 13107217. Terdapat

    131072 kombinasi seperti pada gambar 4.1.

    Gambar 4.1 Matriks kombinasi

    4.2. Perhitungan Daya yang Beroperasi Setiap kombinasi menghasilkan daya yang

    dioperasikan atau dibangkitkan. Setiap daya

  • dioperasikan diurutkan dan nantinya dibuat segmen-

    segmen yang sesuai dengan kurva beban.

    Hasil simulasi program:

    Hasil dari program I pada subbab 4.1

    menghasilkan tabel jum yang yang berisi hasil

    perkalian antara matriks Gen dan matriks a. hasil

    perkaliannya adalah matriks daya 131072 1 seperti

    pada gambar 4.2.

    Gambar 4.2 Matriks daya

    4.3. Perhitungan Probability Subbab ini akan membahas mengenai

    perhitungan probability yang telah dihasilkan oleh

    131072 macam hasil kombinasi dari subbab 4.1

    kombinasi pembangkit. Subbab 4.1 kombinasi

    pembangkit didapatkan matriks a. Matriks a

    merupakan matriks hasil kombinasi 17 pembangkit.

    Nilai probability didapatkan dari matriks a dikalikan

    dengan matriks FOR 17 1 jika kolom bernilai 0

    atau matriks R 17 1 jika bernilai 1. Matriks FOR

    dan matriks R tercantum pada program I pada subbab

    4.1.

    Hasil simulasi menggunakan running program

    dalam tabel prob. Tabel prob berisi matriks

    probability 131072 1 yang menggambarkan nilai

    kemungkinan untuk setiap daya beroperasi dari setiap

    kombinasi pembangkit. Matriks probability terdapat

    pada gambar 4.3 matriks probability.

    Gambar 4.3 Matriks probability

    4.4. Sorting dan Penggabungan Data Data hasil simulasi pada subbab 4.1, subbab 4.2

    dan subbab 4.3 digabungkan dan diurutkan

    berdasarkan besar daya mulai dari yang terendah

    menggunkaan metoda sorting yang ada pada matlab.

    Sorting data ini dilakukan untuk mempermudah saat

    perhitungan probability kumulatif pada subbab 4.5.

    Hasil penggabungan dan sorting dari ketiga data

    seperti pada gambar 4.4.1 dibawah ini:

    Gambar 4.4.1 Hasil penggabungan data daya, kombinasi

    dan probability

    4.5. Perhitungan Probability Kumulatif Setelah didapatkan hasil sorting berdasarkan

    urutan daya maka langkah selanjutnya menghitung

    probability kumulatif. Dari kombinasi yang terjadi

    terdapat beberapa kombinasi yang menghasilkan

    daya beroperasi yang sama. Kombinasi yang

    memiliki daya beroperasi yang sama maka nilai

    probability dari kombinasi tersebut dijumlah

    sehingga didapatkan nilai probability kumulatif.

    Matriks daya yang telah dihasilkan pada subbab 4.2

    menjadi input pada program probability kumulatif

    Tabel yang dihasilkan seperti pada gambar dibawah:

    Gambar 4.5.5 Matriks kumultif

    4.6. Penambahan Pembangkit IBT 500/150 KV Hasil akhir akan dihitung namun terlebih dahulu

    matriks kumulif sebagai hasil akhir ditambahkan

    dengan pembangkit IBT 500/150 KV dan PLTA

  • menggunakan metode penambahan pembangkit .

    Perhitugan secara manual menggunakan persamaan

    PN (x ) = PN-1( x) (1-FORN) + PN-1( x-CN) FORN (3)

    Perhitungan mengunakan software

    MATLAB didapatkan hasil yang sesuai dengan

    perhitungan manual. Dengan cara menambahkan

    kolom pertama dengan kapasitas IBT

    150/500KV+PLTA sebesar 3078.6 hasilnya sepeti

    pada gambar berikut:

    Gambar 4.6 Hasil penambahan IBT 150/500KV+PLTA

    4.7. Segmentasi Sistem pada Kurva Beban Pada subbab 4.6 akan menghitung nilai LOLP

    jika sistem dihadapkan pada kurva beban

    menggunakan metoda segmentasi. Berdasarkan data

    tanggal 8-14 maret 2010 mulai dari hari senin sampai

    hari minggu. Asumsi bahwa dalam satu tahun

    karakteristik beban selama satu tahun berulang

    seperti tanggal 8-14 maret 2010. Hasil dari program

    secara urut mulai dari kolom satu sampai tujuh

    seperti pada gambar dibawah nilai LOLP untuk

    masing-masing daya beroperasi.

    Gambar 4.7.1 nilai LOLP tiap daya beroperasi

    Hasil akhir perhitungan nilai LOLP didapatkan nilai

    0.3007 hari/tahun. Berarti dalam waktu satu tahun

    kemungkinan kehilangan beban adalah 0.3007 hari.

    Gambar 4.7.2 nilai LOLP

    Standart internasional untuk nilai LOLP adalah

    0.25 hari/tahun. Secara internasional sistem 150 KV

    masih belum memenuhi. PLN memiliki standart

    LOLP=1 hari/tahun untuk wilayah jawa bali, sistem

    150 KV masih memenuhi standart tersebut.

    4.8. Cara meningkatkan Keandalan Sistem Berdasarkan bab II bahwa keandalan sistem

    dipengaruhi nilai FOR dari masing-masing

    pembangkit dan ketersediaan cadangan daya dalam

    sistem. Maka untuk meningktakan keandalan sistem

    sebagai berikut;

    4.8.1. Memperkecil nilai FOR pembangkit Pada sistem 150 KV di jatim pembangkit yang

    memiliki nilai FOR yang paling tinggi adalah PLTG

    GILITIMUR 2 dengan kemampuan daya 16.00 MW

    dan nilai FOR sebesar 0.200989346.

    Hal yang menyebabkan nilai FOR PLTG

    GILITIMUR 2 tinggi adalah sebagai berikut [7] ;

    1. Status : FO1( forced outage )

    Waktu : 23/01/2010 pukul 20:24 -

    09/02/2010 pukul 21:14

    Total waktu : 408 jam 50 menit

    Level : Balance of plant electrical

    Alasan : Trip, indikasi gangguan pada

    MTR tap. no.5 coilnya ngepong

    2. Status : PO (planed outage)

    Waktu : 24/10/2009 pukul 00:00 -

    14/12/2009 pukul 14:00

    Total waktu : 1238 jam

    Alasan : Major inspection

    PLTU PERAK 4

    Penyebab outage:

    Status : FO1( forced outage )

    Waktu : 06/01/2010 00:46 - 13/02/2010

    21:51 0.00

    Total waktu : 933 jam 5 menit

    Alasan : dikeluarkan, boiler bocor

  • PLTU PERAK 3

    Penyebab outage:

    Status : FO1( forced outage )

    Waktu : 18/12/2009 00:28 - 06/01/2010

    20:59 0.00

    Total waktu : 476 jam 31 menit

    Alasan : Dikeluarkan, boiler bocor

    Dari dua penyebab diatas dapat disimpulkan

    bahwa faktor yang paling mempengaruhi adalah

    waktu maintenance yang panjang selama 1238 jam

    dan terjadi force outage selama 408 jam sehingga

    membuat PLTG GILITIMUR 2 mempunyai nilai

    FOR yang tinggi. PLTU 3 &4 PERAK mengalami

    waktu outage akibat boiler bocor yang lama sehingga

    nilai FOR dari kedua pembangkit tersebut tinggi.

    Solusinya adalah penyebab-penyebab dari

    pemabngkit tersebut diminimalsisr yaitu dengan

    memperpendek waktu maintenance untuk PLTG

    GiLITIMUR dan penanganan lebih cepat akibat

    forced ourage sehingga nilai FOR pembangkit lebih

    rendah.

    4.8.2. Memperbesar Cadangan Daya Kapasitas maksimum total pembangkit untuk

    sistem 150 KV adalah 4,233.60 MW sedangkan

    beban sistem tertinggi adalah 3708.3 MW. Cadangan

    daya sebesar terendah 533.6 MW untuk sistem 150

    KV dijatim. Cadangan daya sangat yang besar akan

    meningkatkan keandalan atau dengan kata lain nilai

    LOLP semakin kecil. Namun untuk menambah

    cadangan daya dengan meambah pembangkit

    memerlukan investasi yang besar dan perencanaan

    yang tepat.

    5. KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil yang didapatkan dari simulasi

    dalam penulisan tugas akhir ini, dapat diambil

    beberapa kesimpulan yaitu :

    1. Faktor yang paling mempengaruhi nilai keandalan sistem 150 KV dari sisi pembangkit PLTG

    GILITIMUR 2 yang memiliki nilai FOR yang

    tinggi dikarenakan pada tahun 2009 mengalami

    waktu maintenance yang panjang dan pada

    periode tahun 2009 sampai 2010 mengalami

    waktu force outage yang lama.

    2. Perhitungan LOLP menggunakan metoda segmentasi pada sistem 150 KV ketika

    dihadapkan pada beban sistem bernilai 0.3007

    hari/tahun memenuhi standart PLN yaitu 1

    hari/tahun.

    3. Keandalan sistem 150 KV di jawa timur lebih dari 0.25 hari/tahun hal ini berarti keandalan sistem

    belum memenuhi standart internasional.

    4. Cara meningkatkan keandalan sistem 150 KV di jatim terdapat dua pilihan yaitu:

    Memperkecil nilai FOR dari pembangkit yang memiliki nilai FOR paling besar dalam hal

    ini adalah pembangkit GILITIMUR 2.

    Menambah kapasitas daya terpasang namun harus memperhatikan nilai investasi yang

    diperlukan.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Marsudi, Djiteng, Operasi Sistem Tenaga LIstrik, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006.

    [2] J. Endrenyi, Reliability Modeling in Electric Power Systems John Wiley Sons, New York,1973

    [3] R. Billinton, Power System Reliability Evaluation, Gordon and Breach Science Publisher, New York, 1970

    [4] Allan, R.N & Billinton, R, Reliability Evaluation of Power System, New York,1996

    [5] Laporan Singkat IBT Transfer PT PLN(Persero) Penyaluran dan Pusat

    Pengaturan Beban Jawa bali tanggal 12

    Februari 2010 11 Mei 2010

    [6] Rencana Pekerjaan PT PLN PLN(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban Jawa

    bali tanggal 12 Maret 2010

    [7] Catatan Pembangkit PT PLN PLN(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban Jawa

    bali tanggal 21 Maret 2009 20 Maret 2010

    [8] Laporan Harian Pelaksana Operasi Region 4 PT PLN PLN(Persero) Penyaluran dan Pusat

    Pengaturan Beban Jawa bali tanggal 8 maret

    2010 14 maret 2010

    RIWAYAT HIDUP PENULIS

    Penulis bernama lengkap

    Ridwan dilahirkan pada

    tanggal 22 Maret 1988 di

    Probolinggo, Tahun 2006

    penulis masuk ke Jurusan

    Teknik Elektro ITS melalui

    jalur SPMB dengan NRP

    2206100091.