Upload
syahrial-ramadhan
View
16
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
mnb,m
Citation preview
ANALISIS KEANDALAN SISTEM 150 KV DI WILAYAH JAWA TIMUR
Ridwan
Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111, Email : [email protected]
ABSTRAK
Unit-unit pembangkit bertugas menyediakan
daya dalam sistem tenaga listrik agar beban dapat
terlayani. Unit pembangkit dapat mengalami
gangguan setiap waktu. Gangguan tersebut
mengakibatkan pembangkit tidak dapat
beroperasi. Jika gangguan ini terjadi pada saat
yang bersamaan atas beberapa unit pembangkit
yang besar, maka ada kemungkinan daya tersedia
dalam sistem berkurang sedemikian besarnya
sehingga sistem tidak cukup dapat melayani
beban. Dengan demikian sistem kehilanagn beban
Beban berubah sepanjang waktu, maka
forced outage yang berlangsung pada saat-saat
beban puncak akan mempunyai pengaruh yang
berbeda terhadap cadangan daya tersedia
dibandingkan dengan forced outage yang
berlangsung pada saat-saat beban rendah. Pada
tugas akhir ini akan dibahas mengenai keandalan
sistem 150 KV di Jatim.
Kata Kunci : Force Outage dan Loss of Load
Probability.
1. PENDAHULUAN
Sistem tenaga listrik memilki unit-unit
pembangkit yang bertugas menyediakan daya agar
beban dapat terlayani. Setiap waktu unit pembangkit
dapat mengalami gangguan sehingga tidak dapat
beroperasi. Ketika beberapa unit pembangkit yang
besar mengalami gangguan dan terjadi secara
bersamaan, maka ada kemungkinan daya tersedia
dalam sistem berkurang sedemikian besarnya
sehingga sistem tidak mampu melayani beban.
Dalam hal yang demikian terpaksa dilakukan
pelepasan beban atau terpaksa sistem kehilangan
beban, terjadi pemadaman dalam sistem. Beban
berubah-ubah sepanjang waktu, maka forced outage
yang berlangsung pada saat-saat beban puncak akan
mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap
cadangan daya tersedia dibandingkan dengan forced
outage yang berlangsung pada saat-saat beban
rendah[1].
Forced outage selain bisa dihitung
kemungkinan tejadinya juga memberikan
kemungkinan timbulnya pemadaman dalam sistem,
atau sering pula disebut kehilangan beban.
Kemungkinan kehilangan beban dapat diketahui dari
nilai indeks Loss of load probablility (LOLP).
Aplikasi teknik probability untuk evaluasi
keandalan sistem tenaga listrik dikemukankan
pertama kali pada tahun 1933. Konsep dari loss of
probablity (LOLP) diperkenalkan pada tahun 1947.
LOLP didefinisikan sebagai kemungkinan dimana
kapasitas daya yang mengalami force outage
melebihi dari cadangan daya pada sistem. LOLP ini
dievaluasi untuk beberapa beban puncak atau
distribusi beban puncak [2-3].
Kemungkinan kehilangan beban ini merupakan
resiko yang dihadapi dalam mengoperasikan sistem
tenaga listrik. Metoda segmentasi adalah salah cara
perhitungan untuk mendapatkan nilai LOLP. Nilai
LOLP sebagai representasi dari keandalan suatu
sistem.
2. DASAR TEORI
2.1 Daya tersedia dalam Sistem Keandalan operasi sistem tidak hanya
bergantung pada cadangan daya tersedia dalam
sistem tetapi juga pada besar kecilnya nilai FOR per
tahun dari unit-unit pembangkit yang beroperasi.
Keandalan operasi sistem akan makin tinggi apabila
daya tersedia dalam sistem makin terjamin. Tingkat
jaminan tersedianya( availibility) dalam sistem
bergantung pada :
a) Besarnya cadangan daya tersedia b) Besarnya forced outage hours unit
pembangkit dalam satu tahun
Ukuran sering tidaknya pembangkit unit
pembangkit mengalami gangguan dinyatakan dengan
Forced Outage Rate (FOR) atau unavailabilty.
(1a)
(1b)
Keterangan :
Ut : jam unit terganggu
Ub : jam unit beroperasi
UtUb
UtFORlityUnavailabi )(
FORtyAvailabiliUtUb
Ub1
Konsep unavailibility (FOR) dan availability
ditunjukkan pada persamaan (1a) dan (1b)[ 4].
Apabila sebuah unit pembangkit mempunyai
FOR = 0.07 maka kemungkinan unit ini beroperasi
adalah sesuai rumus availibility atau 1- FOR yaitu
bernilai 9.93, sedangkan kemungkinan mengalami
gangguan adalah 0.07 sesuai dengan nilai FORnya.
Dengan demikian maka besarnya cadangan daya
tersedia yang bisa diandalkan bergantung juga pada
FOR unit-unit pembangkit.
2.2 Loss of Load Probability Forced outage selain bisa dihitung kemungkinan
tejadinya juga memberikan kemungkinan timbulnnya
pemadaman dalam sistem, atau sering pula disebut
kehilangan beban. Kemungkian kehilangan beban ini
merupakan resiko yang dihadapi dalam
mengoperasikan sistem tenaga listrik dan perlu
diformulasikan. Kurva beban harian terlebih dahulu
diubah menjadi kurva lama beban.
Kemungkinan kehilangan beban atau dalam
bahasa inggris disebut loss of load probability disingkat LOLP adalah perkalian antara Pt. Secara
umum persamaan LOLP adalah;
LOLP = P t (2)
Keterangan :
LOLP : Loss of load probability
P : Kemungkinan daya beroperasi
t :Waktu terjadinya daya beroperasi
pada kurva lama beban
LOLP sesungguhnya merupakan resiko dalam
opersi. LOLP biasanya dinyatakan dalam hari per
tahun. Makin kecil garis daya tersedia harus makin
kecil kemungkinan memotong kurva lama beban.
Daya terpasang harus makin tinggi dan forced outage
rate harus makin kecil berarti diperlukan investasi
yang besar dan juga kualitas pembangkit yang baik.
3. SISTEM 150 KV di JAWA TIMUR
3.1 Pembangkit Thermis di Jawa Timur
Tugas akhir ini membahas mengenai sistem 150
KV. Pembangkit yang terhubung dengan sistem 500
KV tidak diperhatikan. Namun IBT 500/150KV
sebagai penyalur daya dari sistem 500 KV ke sistem
150 KV dalam hal ini dianggap sebagai pembangkit.
Berdasarkan single line diagram yang terdapat pada
lampiran I konfigurasi sistem region jawa timur dan
bali serta berdasarkan data Rencana pekerjaan
tanggal 12 Maret 2010 PLN. Terdapat dua blok
PLTU yaitu blok PLTU Perak 3dan 4 dan blok
PLTU Gresik 1-4. Blok PLTGU terdapat dua buah
blok yaitu PLTGU Grati 2 dan PLTGU Gresik 2.
Blok PLTG terdapat dua buah yaitu PLTG
Gresik1&2 dan PLTG Gilitimur 1&2. Total terdapat
tujuh buah blok pembangkit thermis yang terhubung
dengan sistem 150 KV di jawa timur. Setiap blok
pembangkit memilki beberapa pembangkit. Total
pembangkit untuk seluruh blok pembangkit di jawa
timur terdapat 17 buah pembangkit thermis. Masing-
masing pembangkit di setiap blok akan dihitung nilai
FORnya pada subbab 3.4.
3.2 PLTA di Jawa Timur
Pembangkit yang terhubung dengan saluran
selain 150 KV dan 500 kV di Jatim adalah seluruh
PLTA kecuali PLTA Wlingi dan Sutami. Terdapat
total 12 blok PLTA di jawa timur. Untuk beberapa
blok PLTA terdiri beberapa pembangkit seperti pada
blok PLTA Sutami yang terdiri dari 3 pembangkit.
Total kemampuan daya PLTA di Jawa timur sebesar
278.60
PLTA dalam perhitungan nanti dianggap
sebagai satu kesatuan pembangkit dengan besar daya
adalah daya total seluruh PLTA. Hal ini dilakukan
karena FOR dari seluruh PLTA Jawa Timur
berdasarkan data catatan pembangkit PLN selama
satu tahun sejak tanggal 20 Maret 2009- 21 Maret
2010 tidak mengalami outage sama sekali atau
bernilai nol. Serta faktor transmisi dalam tugas akhir
ini dianggap tidak pernah terjadi gangguan atau
diabaikan.
Maka seluruh PLTA di Jatim termasuk PLTA
wlingi dan sutami dianggap sebagai satu kesatuan
pembangkit dengan kapasitas daya sama dengan
kapasitas daya total seluruh PLTA dijatim yaitu
278.60 MW. Nilai FOR gabungan seluruh PLTA di
jatim sama juga dengan nol. Penggabungan seluruh
PLTA di jatim bertujuan untuk efisiensi waktu saat
simulasi menggunakan program .
3.3 Inter Bus Transformer(IBT) 500/150 KV di
Jawa Timur
IBT 500/150kV dalam konfigurasi sistem 150
KV region 4 jawa timur dianggap sebagai suatu
sumber generator yang menyuplai sistem 150 KV.
Terdapat 5 IBT 500/150kV yaitu;
Tabel 3.3.1 IBT 500/150 KV [5]
LOKASI MVA
GITET GRESIK IBT 1 500
GITET GRATI IBT 1 500
GITET KEDIRI IBT 1 500
GITET KEDIRI IBT 2 500
GITET SURABAYA BARAT IBT 1 500
GITET SURABAYA BARAT IBT 2 500
GITET PAITON IBT 1 500
GITET PAITON IBT 2 500
Berdasarkan data pada Laporan Singkat Inter
Bus transformer(IBT) Transfer selama 2 bulan mulai
tanggal 12 februari sampai 11 mei bahwa
kemampuan maksimum suplai IBT 500/150 kV
sebesar 2500 MW. IBT 500/150 kV memiliki FOR =
0 karena dianggap tidak pernah terjadi gangguan.
3.4 Forced Outage Rate Pembangkit
Sesuai dengan metoda segmentasi akan dicari
semua kombinasi pembangkit yang sesuai dengan
beban sistem. Maka masing masing pembangkit yang ada harus dicari nilai FOR. Susunan
pembangkit beserta masing-masing nilai forced
outage rate untuk sistem 150 kV terdapat pada tabel
dibawah.
Tabel 3.4.1 Pembangkit yang terhubung langsung dengan
sistem 150 KV [6-7] NO PEMBANGKIT K.Daya
(MW)
FOR 1-FOR
1 PLTA+IBT
500/150kv
2778.6 0 1
2 PLTU GRSIK 3 189.00 0.035024734 0.964975266
3 PLTU GRSIK 4 189.00 0.064912481 0.935087519
4 PLTGU GRBRU
1 .0
165.00 0.100456621 0.899543379
5 PLTGU GRATI 2 .1
99.00 0.000825723 0.999174277
6 PLTGU GRATI
2 .2
99.00 0.009216134 0.990783866
7 PLTGU GRATI 2 .3
99.00 0.02777968 0.97222032
8 PLTGU GRBRU
1 .1
95.00 0.06321347 0.93678653
9 PLTGU GRBRU 1 .2
95.00 0.021582953 0.978417047
10 PLTGU GRBRU
1 .3
95.00 0.017496195 0.982503805
11 PLTU GRSIK 1 92.00 0.149335997 0.850664003
12 PLTU GRSIK 2 92.00 0.043544521 0.956455479
13 PLTU PERAK 3 41.00 0.140563166 0.859436834
14 PLTU PERAK 4 41.00 0.18180175 0.81819825
15 PLTG GRSIK 1 16.00 0.065612633 0.934387367
16 PLTG GRSIK 2 16.00 0.027165145 0.972834855
17 PLTG GILITIMUR 1
16.00 0.034906773 0.965093227
18 PLTG
GILITIMUR 2
16.00 0.200989346 0.799010654
TOTAL 4233.6
3.5 Beban Sistem
Beban sistem ditunjukkan oleh kurva lama beban
pada gambar 3.5. Kurva beban yang akan digunakan
adalah kurva beban pada hari senin sampai hari
minggu mulai tanggal 8 Maret 2010 sampai 14 Maret
2010.
Gambar 3.5 kurva lama beban[8]
4. SIMULASI DAN ANALISIS
4.1. Kombinasi Pembangkit Dalam subbab ini, akan ditunjukkan hasil
simulasi menggunakan running program tiap
kombinasi pembangkit menggunakan software
MATLAB R2008a. Terdapat 18 pembangkit yang
harus dikombinasikan. Dalam program ini hanya 17
pembangkit yang dikombinasikan. Pembangkit IBT
500/150KV + PLTA tidak disertakan dalam proses
program agar mempercepat hasil simulasi
menggunakan running program. Nilai FOR IBT
500/150KV + PLTA = 0 sehingga pembangkit IBT
500/150KV + PLTA akan dikombinasikan dengan 17
pembangkit lainnya menggunakan teori penambahan
unit pembangkit karena cara ini lebih mudah dan
efektif mengurangi waktu running program.
Hasil simulasi program:
Hasil dari program menghasilkan tabel a yang
yang berisi matriks kombinasi 13107217. Terdapat
131072 kombinasi seperti pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Matriks kombinasi
4.2. Perhitungan Daya yang Beroperasi Setiap kombinasi menghasilkan daya yang
dioperasikan atau dibangkitkan. Setiap daya
dioperasikan diurutkan dan nantinya dibuat segmen-
segmen yang sesuai dengan kurva beban.
Hasil simulasi program:
Hasil dari program I pada subbab 4.1
menghasilkan tabel jum yang yang berisi hasil
perkalian antara matriks Gen dan matriks a. hasil
perkaliannya adalah matriks daya 131072 1 seperti
pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Matriks daya
4.3. Perhitungan Probability Subbab ini akan membahas mengenai
perhitungan probability yang telah dihasilkan oleh
131072 macam hasil kombinasi dari subbab 4.1
kombinasi pembangkit. Subbab 4.1 kombinasi
pembangkit didapatkan matriks a. Matriks a
merupakan matriks hasil kombinasi 17 pembangkit.
Nilai probability didapatkan dari matriks a dikalikan
dengan matriks FOR 17 1 jika kolom bernilai 0
atau matriks R 17 1 jika bernilai 1. Matriks FOR
dan matriks R tercantum pada program I pada subbab
4.1.
Hasil simulasi menggunakan running program
dalam tabel prob. Tabel prob berisi matriks
probability 131072 1 yang menggambarkan nilai
kemungkinan untuk setiap daya beroperasi dari setiap
kombinasi pembangkit. Matriks probability terdapat
pada gambar 4.3 matriks probability.
Gambar 4.3 Matriks probability
4.4. Sorting dan Penggabungan Data Data hasil simulasi pada subbab 4.1, subbab 4.2
dan subbab 4.3 digabungkan dan diurutkan
berdasarkan besar daya mulai dari yang terendah
menggunkaan metoda sorting yang ada pada matlab.
Sorting data ini dilakukan untuk mempermudah saat
perhitungan probability kumulatif pada subbab 4.5.
Hasil penggabungan dan sorting dari ketiga data
seperti pada gambar 4.4.1 dibawah ini:
Gambar 4.4.1 Hasil penggabungan data daya, kombinasi
dan probability
4.5. Perhitungan Probability Kumulatif Setelah didapatkan hasil sorting berdasarkan
urutan daya maka langkah selanjutnya menghitung
probability kumulatif. Dari kombinasi yang terjadi
terdapat beberapa kombinasi yang menghasilkan
daya beroperasi yang sama. Kombinasi yang
memiliki daya beroperasi yang sama maka nilai
probability dari kombinasi tersebut dijumlah
sehingga didapatkan nilai probability kumulatif.
Matriks daya yang telah dihasilkan pada subbab 4.2
menjadi input pada program probability kumulatif
Tabel yang dihasilkan seperti pada gambar dibawah:
Gambar 4.5.5 Matriks kumultif
4.6. Penambahan Pembangkit IBT 500/150 KV Hasil akhir akan dihitung namun terlebih dahulu
matriks kumulif sebagai hasil akhir ditambahkan
dengan pembangkit IBT 500/150 KV dan PLTA
menggunakan metode penambahan pembangkit .
Perhitugan secara manual menggunakan persamaan
PN (x ) = PN-1( x) (1-FORN) + PN-1( x-CN) FORN (3)
Perhitungan mengunakan software
MATLAB didapatkan hasil yang sesuai dengan
perhitungan manual. Dengan cara menambahkan
kolom pertama dengan kapasitas IBT
150/500KV+PLTA sebesar 3078.6 hasilnya sepeti
pada gambar berikut:
Gambar 4.6 Hasil penambahan IBT 150/500KV+PLTA
4.7. Segmentasi Sistem pada Kurva Beban Pada subbab 4.6 akan menghitung nilai LOLP
jika sistem dihadapkan pada kurva beban
menggunakan metoda segmentasi. Berdasarkan data
tanggal 8-14 maret 2010 mulai dari hari senin sampai
hari minggu. Asumsi bahwa dalam satu tahun
karakteristik beban selama satu tahun berulang
seperti tanggal 8-14 maret 2010. Hasil dari program
secara urut mulai dari kolom satu sampai tujuh
seperti pada gambar dibawah nilai LOLP untuk
masing-masing daya beroperasi.
Gambar 4.7.1 nilai LOLP tiap daya beroperasi
Hasil akhir perhitungan nilai LOLP didapatkan nilai
0.3007 hari/tahun. Berarti dalam waktu satu tahun
kemungkinan kehilangan beban adalah 0.3007 hari.
Gambar 4.7.2 nilai LOLP
Standart internasional untuk nilai LOLP adalah
0.25 hari/tahun. Secara internasional sistem 150 KV
masih belum memenuhi. PLN memiliki standart
LOLP=1 hari/tahun untuk wilayah jawa bali, sistem
150 KV masih memenuhi standart tersebut.
4.8. Cara meningkatkan Keandalan Sistem Berdasarkan bab II bahwa keandalan sistem
dipengaruhi nilai FOR dari masing-masing
pembangkit dan ketersediaan cadangan daya dalam
sistem. Maka untuk meningktakan keandalan sistem
sebagai berikut;
4.8.1. Memperkecil nilai FOR pembangkit Pada sistem 150 KV di jatim pembangkit yang
memiliki nilai FOR yang paling tinggi adalah PLTG
GILITIMUR 2 dengan kemampuan daya 16.00 MW
dan nilai FOR sebesar 0.200989346.
Hal yang menyebabkan nilai FOR PLTG
GILITIMUR 2 tinggi adalah sebagai berikut [7] ;
1. Status : FO1( forced outage )
Waktu : 23/01/2010 pukul 20:24 -
09/02/2010 pukul 21:14
Total waktu : 408 jam 50 menit
Level : Balance of plant electrical
Alasan : Trip, indikasi gangguan pada
MTR tap. no.5 coilnya ngepong
2. Status : PO (planed outage)
Waktu : 24/10/2009 pukul 00:00 -
14/12/2009 pukul 14:00
Total waktu : 1238 jam
Alasan : Major inspection
PLTU PERAK 4
Penyebab outage:
Status : FO1( forced outage )
Waktu : 06/01/2010 00:46 - 13/02/2010
21:51 0.00
Total waktu : 933 jam 5 menit
Alasan : dikeluarkan, boiler bocor
PLTU PERAK 3
Penyebab outage:
Status : FO1( forced outage )
Waktu : 18/12/2009 00:28 - 06/01/2010
20:59 0.00
Total waktu : 476 jam 31 menit
Alasan : Dikeluarkan, boiler bocor
Dari dua penyebab diatas dapat disimpulkan
bahwa faktor yang paling mempengaruhi adalah
waktu maintenance yang panjang selama 1238 jam
dan terjadi force outage selama 408 jam sehingga
membuat PLTG GILITIMUR 2 mempunyai nilai
FOR yang tinggi. PLTU 3 &4 PERAK mengalami
waktu outage akibat boiler bocor yang lama sehingga
nilai FOR dari kedua pembangkit tersebut tinggi.
Solusinya adalah penyebab-penyebab dari
pemabngkit tersebut diminimalsisr yaitu dengan
memperpendek waktu maintenance untuk PLTG
GiLITIMUR dan penanganan lebih cepat akibat
forced ourage sehingga nilai FOR pembangkit lebih
rendah.
4.8.2. Memperbesar Cadangan Daya Kapasitas maksimum total pembangkit untuk
sistem 150 KV adalah 4,233.60 MW sedangkan
beban sistem tertinggi adalah 3708.3 MW. Cadangan
daya sebesar terendah 533.6 MW untuk sistem 150
KV dijatim. Cadangan daya sangat yang besar akan
meningkatkan keandalan atau dengan kata lain nilai
LOLP semakin kecil. Namun untuk menambah
cadangan daya dengan meambah pembangkit
memerlukan investasi yang besar dan perencanaan
yang tepat.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari simulasi
dalam penulisan tugas akhir ini, dapat diambil
beberapa kesimpulan yaitu :
1. Faktor yang paling mempengaruhi nilai keandalan sistem 150 KV dari sisi pembangkit PLTG
GILITIMUR 2 yang memiliki nilai FOR yang
tinggi dikarenakan pada tahun 2009 mengalami
waktu maintenance yang panjang dan pada
periode tahun 2009 sampai 2010 mengalami
waktu force outage yang lama.
2. Perhitungan LOLP menggunakan metoda segmentasi pada sistem 150 KV ketika
dihadapkan pada beban sistem bernilai 0.3007
hari/tahun memenuhi standart PLN yaitu 1
hari/tahun.
3. Keandalan sistem 150 KV di jawa timur lebih dari 0.25 hari/tahun hal ini berarti keandalan sistem
belum memenuhi standart internasional.
4. Cara meningkatkan keandalan sistem 150 KV di jatim terdapat dua pilihan yaitu:
Memperkecil nilai FOR dari pembangkit yang memiliki nilai FOR paling besar dalam hal
ini adalah pembangkit GILITIMUR 2.
Menambah kapasitas daya terpasang namun harus memperhatikan nilai investasi yang
diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Marsudi, Djiteng, Operasi Sistem Tenaga LIstrik, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006.
[2] J. Endrenyi, Reliability Modeling in Electric Power Systems John Wiley Sons, New York,1973
[3] R. Billinton, Power System Reliability Evaluation, Gordon and Breach Science Publisher, New York, 1970
[4] Allan, R.N & Billinton, R, Reliability Evaluation of Power System, New York,1996
[5] Laporan Singkat IBT Transfer PT PLN(Persero) Penyaluran dan Pusat
Pengaturan Beban Jawa bali tanggal 12
Februari 2010 11 Mei 2010
[6] Rencana Pekerjaan PT PLN PLN(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban Jawa
bali tanggal 12 Maret 2010
[7] Catatan Pembangkit PT PLN PLN(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban Jawa
bali tanggal 21 Maret 2009 20 Maret 2010
[8] Laporan Harian Pelaksana Operasi Region 4 PT PLN PLN(Persero) Penyaluran dan Pusat
Pengaturan Beban Jawa bali tanggal 8 maret
2010 14 maret 2010
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis bernama lengkap
Ridwan dilahirkan pada
tanggal 22 Maret 1988 di
Probolinggo, Tahun 2006
penulis masuk ke Jurusan
Teknik Elektro ITS melalui
jalur SPMB dengan NRP
2206100091.