25
Isue etik dalam praktik keperawatan By : Rafika PL PRGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES MITRA LAMPUNG

Isue Etik Dalam Praktik Keperawatan

Embed Size (px)

Citation preview

Isue etik dalam praktik keperawatan

By : Rafika PL

PRGRAM STUDI KEPERAWATANSTIKES MITRA LAMPUNG

Profesi Keperawatan berkaitan dg kesejahteraan manusia

memberikan bantuan kpd individu baik sehat maupun yg sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-

hariya.

Salah satu yg mengatur hub antara perawat pasien adalah etika.

Etikaperaturan atau norma yg dpt digunakan sbg

acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan

seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawan moral

menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk melindungi hak-

hak manusia.

Masalah Etik

Dlm penyelesaian Etik dikenal dengan Istilah :1. Isyu EtikYaitu Adanya Dillemma moral atau pelanggaran thd salah satu prinsip / nilai moral etik tetapi tidak menimbulkan masalah etik.

2. Masalah EtikYaitu ada dua atau lebih norma-norma moral atau prinsip yang menimbulkan adanya pertentangan bagaimana cara menyelesaikannya.

3. Dillema EtikYaitu Kondisi yang sulit untuk menentukan keputusan atau tindakan yang benar atau salah

Bioetik

adl studi ttg isu etika dalam pelayanan kesh (Hudak & Gallo, 1997).

Dalam pelaksanaannya etika keperawatan mengacu pada bioetik sebagaimana tercantum dalam sumpah janji profesi

keperawatan dan kode etik profesi keperawatan.

Isu Etis Dlm Keperawatan

1. Eutanasia,

2. Aborsi,

3. Transplantasi organ,

4. Supporting Devices

EUTANASIA

Bahasa Yunani: • ευθανασία -ευ, eu yang artinya "baik", dan • θάνατος, thanatos yang berarti kematian

adalah praktek pencabutan kehidupan manusia atau hewan melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yg minimal, biasanya dilakukan dG cara memberikan suntikan yang mematikan.

1. Eutanasia non agresif/autoeuthanasia (eutanasia otomatis) Dimana seorang pasien menolak dengan sadar untuk menerima perawatan secara medis dan mengetahui akibat dari penolakan tersebut dapat membahayakan jiwa si pasien dan bahkan dapat mengakhiri hidupnya. Dengan penolakan tersebut yang membuat “codicil”(pernyataan tertulis tangan)

2. Eutanasia agresifTindakan yang sengaja dilakukan yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain untuk mengakhiri pasien. Misal: dengan memberikan obat yang mematikan seperti tablet sianida atau zat-zat lain yang mematikan ke dalam tubuh pasien.

3. Eutanasia pasifAdalah tidak menggunakan alat-alat atau langkah-langkah aktif untuk mengakhiri hidup pasien.dengan secara sengaja tidak memberikan bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup pasien.hal ini dapat dilakukan oleh siapa saja (medis/keluarga)

Eutanasia d bedakan mjd 3 :

Eutanasia di tinjau dari :1. Pemberian ijin

a. Diluar kemauan pasien: tindakan diluar keinginan si pasien(pembunuhan)

b. Secara tidak suka rela: orang yang tidak berhakl mengambil keputusan

c. Secara suka rela: dilakukan atas kemauan si pasien sendiri.

2. Sudut tujuan a. Pembunuhan berdasarkan belas kashian (mercy

killing)b. Eutanasia hewan c. Berdasarkan bantuan dokter ini adalah bentuk lain

dari pada eutanasia agresif secara suka rela

EUTANASIA

Aturan hukum mengenai masalah ini sangat berbeda-beda di seluruh dunia

Seringkali berubah seiring dengan perubahan norma-norma budaya dan tersedianya perawatan

atau tindakan medis.

Di beberapa negara, tindakan ini dianggap legal, sedangkan di negara-negara lainnya dianggap melanggar hukum. Karena sensitifnya isu ini, pembatasan dan prosedur yang ketat selalu

diterapkan tanpa memandang status hukumnya.

Eutanasia di berbagai Negara

1. Amerika Eutanasia agresif dinyatakan ilegal dibanyak negara bagian di

Amerika. Satu-satunya negara bagian di Amerika yang hukumnya

secara eksplisit mengizinkan pasien terminal ( pasien yang tidak mungkin lagi disembuhkan) mengakhiri hidupnya adalah negara bagian Oregon,

Tetapi undang-undang ini hanya menyangkut bunuh diri berbantuan, bukan euthanasia.

Syarat-syarat yang diwajibkan cukup ketat, a. Pasien terminal berusia 18 tahun ke atas boleh minta bantuan

untuk bunuh diri, jika mereka diperkirakan akan meninggal dalam enam bulan dan keinginan ini harus diajukan sampai tiga kali pasien, dimana dua kali secara lisan (dengan tenggang waktu 15 hari di antaranya) dan sekali secara tertulis (dihadiri dua saksi dimana salah satu saksi tidak boleh memiliki hubungan keluarga dengan pasien).

b. Dokter kedua harus mengkonfirmasikan diagnosis penyakit dan prognosis serta memastikan bahwa pasien dalam mengambil keputusan itu tidak berada dalam keadaan gangguan

2.Belanda Pada tanggal 10 April 2001 Belanda

menerbitkan undang-undang yang mengizinkan eutanasia, (negara pertama di dunia yang melegalisasi praktik eutanasia).

Pasien-pasien yang mengalami sakit menahun dan tak tersembuhkan, diberi hak untuk mengakhiri penderitaannya.

3.Belgia Parlemen Belgia telah melegalisasi tindakan

eutanasia pada akhir September 2002

Pada tanggal 5 November 2006, Kolese Kebidanan dan Kandungan Britania Raya mengajukan sebuah proposal kepada Dewan Bioetik Nuffield (Nuffield Council on Bioethics) agar dipertimbangkannya izin untuk melakukan eutanasia terhadap bayi-bayi yang lahir cacat (disabled newborns).

saat ini eutanasia masih merp suatu tindakan melawan hukum di kerajaan Inggris demikian juga di Eropa (selain daripada Belanda).

Demikian pula kebijakan resmi dari Asosiasi Kedokteran Inggris (British Medical Association-BMA) yang secara tegas menentang eutanasia dalam bentuk apapun juga

4. Inggris

5. Indonesia

Berdasarkan hukum di Indonesia maka eutanasia adalah sesuatu perbuatan yang melawan hukum,

hal ini dapat dilihat pada peraturan perundang-undangan yang ada yaitu pada Pasal 344 Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang menyatakan bahwa ”Barang siapa menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata dan sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-lamanya 12 tahun”.

Eutanasia menurut ajaran agama

Dalam ajaran katholik RomaPada 5 mei tahun 1980,telah di terbitkan deklarasi tentang eutanasia khususnya dengan semakin meningkatnya kompleksitas sistem-sistem penunjang hidup dan gencar promosi eutanasia sebagai sarana yang sah untuk mengakhiri hidup.

Dalam ajaran HinduDi dasarkan tentang karma,moksa,dan ahimsa

Agama BuddhaAdalah suatu perbuatan yang tidak dapat di benarkan dalam ajaran Buddha.

Ajaran Islam Di tekankan bahwa tidak ada suatu alasan yang membenarkan dilakukannya eutanasia ataupun pembunuhan berdasarkan belas kasian dalam alasan apapun.

2. Aborsi• Pengeluaran hasil konsepsi

( pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup diluar kandungan.

• Ini adl suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh

3 jenis aborsi: 1. Aborsi spontan atau alamiah.

Berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.

2. Aborsi buatan atau sengaja. Adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi. Misalnya dengan bantuan obat aborsi.

3. Aborsi terapeutik atau medis. Adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medic. Sebagai contoh: calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.

Penyebab aborsi

1. Terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

2. Perkosaan

3. Ekonomi

4. Hamil diluar nikah

5. Kontrasepsi yang gagal, dll.

Hukum-Hukum Aborsi Pasal 15 ayat (1) dan (2) UU Kesehatan Nomor 23

Tahun 1992. Aborsi dapat dibenarkan sccara hukum apabila dilakukan dg adanya pertimbangan medis.

Berdasarkan pasal 15 ayat (2) UU Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992, tindakan medis (aborsi) sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta pertimbangan tim ahli.

Aborsi yang dilakukan bersifat legal atau dapat dibenarkan dan dilindungi secara hukum (bukan tindak pidana atau kejahatan)

Aborsi yang dilakukan tanpa adanya pertimbangan medis disebut dengan aborsi provokatus kriminalis.

Transplantasi Organ

Pencangkokan dlm tubuh sesama manusia (allotransplantation).

Pemindahan suatu tempat ketempat lain pada tubuh sendiri atau orang

lain dengan syarat dan kondisi tertentu.

Jenis-Jenis Transplantasi

1. Transplantasi Autologus Yaitu perpindahan dari satu tempat ketempat

lain dalam tubuh itu sendiri,yang dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi,

2. Transplantasi Alogenik Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain

yang sama spesiesnya,baik dengan hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga.

3. Transplantasi Singenik Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain

yang identik,misalnya pada kembar identik,4. Transplantasi Xenograft

Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang tidak sama spesiesnya.

Hukum Transplantasi1. UU no 23 Tahun 1992 :Tentang kesehatan bagi

pelaku pelanggaran baik yang dimiliki atau tidak memiliki keahlian dan wenangan,melakukan transnplantasi organ manusia tanpa persetujuan donor atau ahli waris,diancam pidana 7 tahun penjara

2. UU no.23 Tahun 2002 :Sebagai bentuk perlindungan anak yang juga rentan terhadap tindakan eksploitasi perdagangan gelap transplantasi organ dan atau jaringan tubuh.

3. UU no.21 Tahun 2007 :Untuk menanggulangi perdagangan gelap organ dan atau jaringan tubuh manusia dengan pidana 3-15 tahun penjara

Aspek Etik Transplantasi

Determination of clinical death (perkiraan kematian klinis)

• Masalah etik yang sering terjadi adalah penentuan meninggalnya seseorang secara klinis.

• Menurut rosdahl (1999), criteria kematian klinis (brain death) di beberapa Negara Amerika ditentukan sebagai berikut : 1. Penghentian nafas setlah berhentinya pernafasan

artifisalselama 3 menit (inspirasi-ekspiorsai) 2. Berhentinya denyut jantung tanpa stikulus eksternal 3. Tidak ada respon verbal dan non verbal terhadap sti,ulus

eksternal 4. Hilangnya refleks-refleks (cephalic reflexes) 5. Pupil dilatasi 6. Hilangnya fungsi seluruh otak yang bisa dibuktikan

dengan EEG

SUPPORTING DEVICE

• Yaitu:Alat yang membantu manusia dari kekurangan fisik atau cacat

• Contoh:Orang yang tidak memiliki kaki kanan atau kiri dikarenakan amputasi dapat diberi bantuan atau supporting device berupa kaki palsu