Upload
hoangtu
View
221
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
WAHANA TEKNIK Vol. 9 No.1 Hlm. 1 - 71 Yogyakarta ISSN April 2007 1411 - 044X
JURNAL ILMIAH BID ANG KETEKNIKAN ANTAR PERGURUAN TINGGI SWASTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
w AHAN A TEKNIK JURNAL
ISSN 1411 - 044X
63-71 BAMBANG TRIWIBOWO DAN HELMY MURWANTO Universitas Pembangunan Nasional (VPN) "Veteran", Yogyakarta
POSISI STRATIGRAFI DAN UMUR LAVA TIDAR BERDASARKAN PENTARIKHAN K-AR MAGELANG JAWA TENGAH
52-62 WAHYONO Universitas Atma Jaya, Yogyakarta
PENGARUH PEMBENGKOKAN BAJA TULANGAN PADA KUAT TARIK DAN TEGANGAN LELEHNYA
39-51 SUHARYANTO DAN AGUS S.A. Universitas Janabadra, Yogyakarta
PROGRAM KOMPUTER UNTUK ANALISIS SETON BERTULANG BERSERAT BERDASAR SNI0-03 2002
29-38
PENGARUH JAM SIBUK TERHADAP KINERJA JALAN DI YOGYAKARTA: Studi Kasus Jalan Samirono dan Jalan Kaliurang
OTTO SANT JOKO Sekolah Tinggi Teknologi Nasionar(STT/\JAS)_, Yogyakarta
13-28
ANALISIS PENYANGGAAN MENGGUNAKAN METODE ANAUTIS DI TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH KALIMANTAN TIMUR
SUDARSONO Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran", Yogyakarta
1 -12 SUTANTO Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran", Yogyakarta
GENESA BATUAN VOLKANIK TERSIER DI DAERAH LAMPUNG BERDASARKAN ANALISIS GEOKIMIA DAN PENANGGALAN
RADIOMETRIK K-AR
DA FT AR lst
Vol. 9 No. 1 April 2007
W AHAN A TEKNIK
ISSN: 1411 - 044X
ISSN : 1411 - 044X 39
Suharyanto adalah Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra, Yogyakarta dan Mahasiswa Program Doktor Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang. Sedangkan Agus Sasmito Aribowo adalah Staf Pengajar Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik UPN "Veteran", Yogyakarta.
Penggunaan serat atau fiber dalam beton bertulang merupakanteknologi beton yang mulai berkembang dalam perancangan struktur beton bertulang. Salah satu keungguian dari beton serat ini adalah masih adanya kuat tarik atau tegangan tarik pada . aat beton mulai retak. karena keberadaan serat pada daerah retak tersebut. Perilaku dan bentuk-diagram-atau kurva tegangan-regangan-betm1-sernt-merupakan-faktor-utama _ dalam analisis dan perancangan kapasitas tampang beton serta bertulang tersebut.
Makalah ini akan menyajikan pemrograman komputer untuk analisis tampang balok terlentur Kurva atau diagram tegangan-regangan tarik dan desak dari beton serat , serta tulangan baja digunakan sebagai data masukkan ( input: data) dari program komputer tersebut.
Program ini bisa digunakan baik untuk beton bertulang tanpa serat maupun dengan serat, dengan menggunakan data basil uji laboratorium yang berupa diagram atau kurva tegangan-regangan dari beton bertulang dengan dan tanpa serat tersebut. Program ini akan terhenti apabila data kurva tegangan regangan desak maupun tarik dari beton dan baja yang dibutuhkan tidak atau kurang lengkap dan sebelum terhenti akan ada peringatan (warning) dari program tersebut.
2. TINJAUAN PUSTAKA Seperti diuraikan di atas, perilaku dan nilai-nilai tegangan dan regangan desak
dan tarik beton bertulang berserat dan tarik baja tulangan sebagai data masukan utama
1. PENDAHULUAN
Kata-kata Kunci: Beton Bertulang Berserat, Behan Gravitasi, dan Tes Laboratorium.
Abstract: This paper presents the result of analysis for fibrous reinforced concrete beam using computer program. This program is furnished as guides to the development of a user's programs for designing of structural fibrous concrete beam. While every effort has been made to utilize the existing state of the art ' and to assure accuracy of the analytical solution and design techniques, neither SNI-2002 nor the program authors can make any warranty, either expressed or implied, regarding the use of these programs other than informational purposes. The analysis is performed based on field and laboratory data, which covered gravitational loading test, laboratory test. The result of analysis indicate that the bending capacity of fibrous concrete beam more greater than normal or non-fibrous reinforced concrete beam.
Suharjanto Agus Sasmito Aribowo
BERTULANG BERSERA T BERDASAR SNI-03 2002
PROGRAM KOMPUTER UNTUK ANALISIS BETON
Suharyanto dan Agus S.A. Program Komputer untuk Analisis Beton SNI-03 2002
ISSN : 1411 - 044X 40
Tipikal kurva tegangan dan regangan untuk baja tulangan untuk berbagai mutu baja bisa dilihat pada Gambar 3. (dikutip dari Design of Concrete Structure; Winter G, and Nielson, A.H., 1979). Kurva tersebut menggambarkan baik pada keadaan elastic, inelastic, luluh dan pada tahap strain hardening Pada kedaaan elasto-plastic, tegangan
2.3. Hubungan Tegangan dan Regangan Tualangan Baja
Hubungan tegangan dan regangan desak pada beton dengan serat baja, pada uji lentur balok bisa dilihat dari Gambar 2. dengan kandungan serat dari 0, 1 dan 2% dari volume beton.
2.2~iibungan Tegangan dan Regangan Desak Beton Serat
Gambar 1 Hubungan tegangan tarik dan regangan pada uji lentur balok beton serat
Reaanaan 0.01 0.01 0.01 0.01 " n? 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0
8
ca 7 a.. == ~ 6 ·;:: ~ 5 e. ca Ol e 4 ca Ol
~ 3
2
0
Banyak penelitian yang meneliti perilaku dari beton serat khususnya mengenai perilaku dan hubungan antara tegangan regangan baik desak maupun tarik pada balok yang terlentur atau menerima beban momen dengan berbagai variasi kandungan serat maupun jenis serat. Kurva hubungan tegangan. dan regangan tarik dengan variasi kandungan serat baja, terlihat pada Gambar I (dikutip dari Fiber Reinforced Cement Composites, Balaguru, dan Surendra, 1992).
2.1. .Hubungan Tegangan dan Regangan Tarik Beton Serat
program analisis dan disain tampang balok beton bertulang berserat ini.
WAIL\NA :rEKNIK Vol. 9 No. 1 ;(pril 2007 ·
ISSN : 1411 - 044X 41
Asumsi dasar dalam teori tegangan lentur dengan dan tanpa tekanan desak dari beton serat adalah, a. Penampang batang atau elemen tetap rata baik sebelum dan sesudah terlentur
3.1. Momen dan Gaya Internal Balok Terlentur
3. LANDASAN TEORI
Gambar 3. Hubungan tegangan tarik dan regangan pada uji lentur balok beton serat
900 800 700
C'C 600 Q. ~ 500 c 400 cc e c 300 cc 200 e a: .... 100
0
Gambar 2. Hubungan tegangan tekan dan regangan pada uji lentur balok beton serat
nn nn nn nn nn nn Regangan
nn nn " " nn n
yang digunkan sebagai dasar perhitungan adalah tegangan plastik baja, yaitu tegangan luluh baja.
Suharyanto dan Agus S.A. Program Komputer untuk Analisis Beton SNI-03 2002
ISSN : 1411 - 044X 42
Gambar 4. di atas menunjukkan berbagai tipe distribusi tegangan pada beton serat. Gambar 4.(c) menunjukkan digram tefangan dengan kandungan serat lebih besar dari kandungan kritis serat pada beton. Gambar 4.(d). menunjukkan distribusi tegangan dengan prosentasi atau kandungan kritis serat pada beton, yaitu kandungan atau prosentasi serat yang mengakibatkan beton serat tersebut mampu menahan tegangan tarik setelah beton tersebut mulai retak rambut.. Sedangkan Gambar 4( e ). dan 4(f) menunjukkan volume serat kurang dari prosentasi atau volume kritis serat.
Ada 2 (dua) cara untuk menentukan perilaku tarik dari beton, yaitu dengan menggunakan beton serat tanpa tulangan untuk diuji lentur dan kemudian hitung diagram atau kurva tegangan dan regangan tarik dari hasil iji lentur tersebut. Hal ini bisa dilakukan baik untuk sisi tarik dan sisi desak yang merupakan fungsi dari momen lentur. Cara kedua adalah dengan mengukur regangan desak dan dengan mengganggap perilaku linier pada regangan bisa diketahui regangan tariknya. Uji tarik Iangsing juga bisa digunakan dan kemudian direlasikan dengan tegangan tarik akibat lentur, Sedangkan penghitungan kapasitas tampang beton bertulang berserat, bisa dihituiig dari diagram distribusi tegangan -regangan seperti terlihat pada Gambar 5.
Gambar 4. Diagram tegangan dan regangan beton bertulang berserat
Diagram Tegangan Diagram Reaanaan-
(f) (e) (ci) (c) (b) (a)
Tam pang
Es<Ey Netral
Garis
Ee< Ecu
p Pengujian lelitur balok beton bertulang berserat F ..
--------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------- -------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------
p p
b. Kur\ra tegangan-regangan dari tulangan baja diketahui. c. Kuattarik dari beton serat diperhitungkan dalam analisis kekuatan tampang. d. Diagram atau kurva tegangan-regangan beton diketahui.
Penambahan serat pada beton akan menghasilkan kuat tarik atau tegangan tarik pada daerah tarik beton, bahkan pasa saat beton mulai retak tegangan tarik ini masih ada, kareana keberadaan serat tersebut. Distribusi tegangan pada sepanjang tampang beton sangat tergantung oleh tipe atau jenis serat yang dlgunakan ' prosentasi serat dalam beton dan besarnya regangan yang terjadi.
··:·· ..
, ·wiJIAl'iA: TEKN1K v91. 9 No. 1 April 2001
ISSN : 1411 - 044X 43 ....
Gambar 6.(a) menunjukkan distribusi rotasi dan defleksi yang terjadi pada kasus pertama ialah rotasi yang terjadi pada keadaan baja tulangan belum atau tidak luluh,
Gambar 6. Distribusi defleksi dan rotasi balok beton bertulang berserat terlentur
~~I --1~ ! I l
lb) Setelah Baia Tulanaan Luluh
>'· ~- .
_& ±p tp ~..,___I -ry
I la) Sebelum Bala Tulanaan Luluh
Distribusi rotasi (0) dan defleksi (8 ) pada balok terlentur, dengan model benda UJl seperti rerlihar.pada.Gambar.e , menunjukkan adanya 2 (dua) kasus yang mmigkin terjadi.
3.2. Defleksi dan rotasi balok terlentur
}cet:erangan. Cc gaya internal desak beton berserat, Cs gaya internal desak baja, Tc gaya intema tarik beton berserat, dan Ts gaya.internal tarik baja.
(1)
Distribusi tegangan-regangan clan gaya internal tampang balok beton bertulang berserat
JYI.omen Internal,
Mn = C5.(d-d') +Cc.Zc.d) + Tc.Zl .d
H Et
T Es
~ 1 ~~ .. ······1····'·· . . - "Grs.- - - - . - - .•. - -.· - - .- . - . - - ..
._._, T • ..'~~....... d-d'
--~M Z.t •. d ~d'
·:: ~ .......... -~········ d' ~n~ifa~~mm k.d Ecs ·:;:!-'-'""-··· ... •· . - - - - - - - - - - - . - - - - - - - - .
~~ ... ~numim~; --~-·~··· ~{~~t~{~~
f'c \ h I
r ~In Komputer untuk Analisis Beton •.••.••.•.•• SNI-03 2002 .
- -~------- -----------~--------
ISSN : ran ., 04q ~ 44
k-!!_ regangan pada tulangan baja desak, Ecs = ____st Ee (6) . k
e. Tentukan dari kurva tegangan regangan, nilai tegangan yang berkaitan dengan regangan ditas, yaitu tegangan desak beton serat (f c), tegangan tarik tulangan baja (fs) , tegangan tarik beton serat (ft) dan tegangan desak tulangan baja (fcs).
f. Integrasikan secara numerik teganagndesak dan tegangan tarik untuk masing- masing luas blok tegangan untuk menentukan resultan gaya internal desak dan Tarik , yaitu Resultan Gaya desak Beton (Cc), Resultan Gaya Desak Baja (Cs), Resultan Gaya Tarik Baja (Ts) dan Resultan Gaya Tarik Beton (Tc).
g. Periksa apakah Cc+ Cs= Tc+ Ts. h. Jika tidak trial k dan ulangi prosedur d. sampai dengan g., secara it~rati.f sehingga
persamanan keseimbangan pada butir g. di atas terpenuhi, ·· · · ··· . t , •• ,, ·
(5)
(4)
(3) . A'
5) Rasio tulangan desak, p' = -5 b.d
6) Bentang balok, L 7) Regangan luluh baja tulangan, Ey.
b. Tentukan regangan beton , Ee. c. Trial nilai k. d.' 'DariGambar 5, dapat dihitung
d 1 b . ik 1-k regangan pa a tu angan aja tan ,£5 = k Ee
1 d . +--K d' regangan tarik beton serat, Et = --=-- k
(2)
Berdasar landasan teori diatas dengan data input selain dimensi dari penampang balok juga dan tegangan-regangan yang didapat dari basil uji lentur dari balok beton berserat, maka besamya Gaya Desak dan Gaya Tarik Internal Beton Bertulang Berserat yang merupakan fungsi dari bd. Hubungan momen Lentur dan rotasi bisa dikembangkan dari sini, demikian juga kurva hubungan antara beban dan defleksi untuk balok terlentur bisa dihitung dan digambarkan.
Prosedur komputasi penentuan hubungan momen lentur-rotasi dan momen lentur - defleksi dapat diuraikan sebagai berikut. a. Inputkan data properti dari balok meliputi.
1) Lehar balok ,(b ). 2) Tinggi efektif balok (d), yaitu jarak dari pusat tulangan tarik ke sisi terluar desak
beton, 3) Jarak dari pusat tulangan tarik ke sisi terluar tarik beton.(d')
4) R . 1 "k. As as10 tu agan tan ., p = -. - b.d
4.1. Prosedur Komputasi Program
4. l>EMROGRAMAN
sedangkan pada Gambar 6,(b) rnenunjukkan distribusi rotasi dan defleksi pada kedaan baja tulangan telah luluh.
WAHANA TEKNIK Vol. 9 No.1April2()07
45 ISSN : 1411- 044X
Gambar 7 Bagan alir program analisis tampang balok beton bertulang beserat
Tidak
NEXTI
HITUNG Defleksi,
HITUNG Rotasi,0
HITUNG Momen Internal
TENTUKAN: Pusat Blok Desak Seton
TENTUKAN: fc,fs, ft,fcs (dari kurva}
HITUNG-· Es, Et Ecs
Tidak
TRIAL ,k
FOR I =2,IMAX Pilih Ee
INPUT f's(i) dan ES(i) (Tegangan, regangan Tar-ik Baja Hasil
Uji Lentur Balok )
INPUT f'c(i) dan EC(i) (Tegangan, regangan Desak Seton Hasil Uji Lentur Balok )
INPUT , Properti Tampang
b.d.d' .o.n' .L.Ev INPUT
Banyak Data: CNO, IMAX
Va v
i. Tentukan letak pusat berat luasan kurva blok desak beton dan blok tarik beton dengan membagi blok luasan atas pias-pias kecil dan tentukan pusat berat luasan komposit.
j Hitung Momen Internal dengan menjumlahkan momen masing-masinag Gaya Internal kepusat berat tulangan baja tarik.
k. Hitung rotasi balok, 0= Eclk.d (7) 1. Dengan metoda balok Konjugasi dan nilai 0 di atas, hitung defleksi yang terjadi. Bagan alir dari prosedur pemrograman di atas, bisa dilihat pada Gambar 7
Suharyanto dan Agus S.A. Program Komputer untuk Analisis Beton ; SNI-03 2002
ISSN : 1411 ..:.·o44X 46
(9) C(l)= (fc1+fc2).h.b 2
(8) h = k.d i-1
Desak Beton, Cc
Gambar 8. Metode pias (trapezoidal) untuk penghitungan gaya internal
. . - . . .
. .: 4~t .. Tek~lk Kriini}ut~~i Program
Jt ... Nll~i re~artga~ dan nilai factor k 'Nilaitrial awal 'untuk k = 0.5 dim untuk trial berikunya dengan increment = 0.01 pada setiap nilai Ee dan jika nilaik sampai nilai terdekat selisih Gaya Desak dan GaYa Tafik · ( :EC -:ET) masih ada error maka increment diperkecil dengan
c- .• membaginya dengan 10, sampai nilai increment tersebut lebih kecil 0.000000001, dan computer akan mencetak nilai · trial terakhir tersebut dan dilanjutkan nilai regangan beton berikutnya., dan jika selisih nilai selisih Tegangan Desak dan Tegangan Tarik , (:EC -:ET) /b.d < d<µi.0.01 MPa, makanilai trial k bisa diterima.
b. . Penentuan nilai tegangan dengan interpolasi tinier · Nilai tegangan yang sesuai dengan regaran basil komputasi dari buitir a. di atas
· .. ditentukan dari nilai data input dari kurva tegangan regangan basil uji lentur balok. Jika nilai regangan tersebut tidak tepat sarna dengan nilai input data regangan, maka dengan interpolasi linier antara 2 data regangan data input yang berdekatan dengan nilai regangan basil komputasi tersebut, akan didapat nilai tegangan yang sesuai dengan regangan basil komputasi tersebut.
c. Komputasi gaya internal desak dan tarik Untuk keperluan komputasinya, diagram tegangan dan regangan beton dibagi atas pias-pias kecil dengan lebar pias tetap, dan dengan metoda numerik , Trapezoidal Rule, Gaya Internal Desak dan Tarik Beton bisa dihitung, seperti dalam ilustrasi di bawah ini,
. ..
· · WA.HA~A.TkicNll( Voi.i9No;iAi>rH2oo7 · ·
ISSN : 1411 - 044X 47
keterangan: y be jarak Gaya Resultan Desak Beton ke garis netral tampang balok,
y tc jarak Gaya Resultan Tarik Beton ke garis netral tampang desak balok, Aci luas pias tegangan desak beton ke-I, A1i luas pias tegangan tarik beton ke-I, y bci jarak dari pusat berat pias tegangan desak beton ke- i terhadap garis netral
tarnpang balok, dan y tci jarak dari pusat berat pias tegangan tarik beton ke- i terhadap garis netral
tampang balok. e. Komputasi momen, rotasi dan defleksi
Momen internal bisa ditung dengan momen-momen semua Gaya Internal ke pusat berat tulangan baja tarik. Sedangkan rotasi, 0, bisa didapat dengan membagi regangan ekstrim desak beton dengan jaraknya ke garis netral. Rotasi , 0, hasil koputasi tersebut di atas digunakan untuk menghitung defleksi dengan metoda blok konjugasi.
(17)
(16)
Komputasi letak pusat berat blok tegangan desak dan tarik beton Setelah dengan komputasi-iterasi keseimbangan Gaya Internal Desak dan Tarik beton telah ditemukan,untuk menentukan ditentukan letak psat berat atau titik tangkagkap resultante Gaya Internal desak maupun tarik beton tersebut untuk ma mg-masing blok tegangan , sebagai berikut Untuk Blok Tegangan Desak Beton
(15) Tc=T(l)+T(2)+T(3)+ .+T(k)+T(k+l)+ .. +T(i-1)
(14)
(13) T( 1) = (ft1 + ft2 ).h.b 2
T (ft k +It k+1 }h.b (k) = , , 2
(12) h e k.d i-1
Dengan cara yang sama, untuk perhitungan Tarik Beton Bertulang berserat, Tc ,
(11)
(10) C (tc k + fc k+1 }h.b (k) = , . , 2
Cc= C(l) + C(2) + C(3) + .+ C(k) + C(k+ 1) + .. + C(i -1)
Suharyanto daµ Agus S.A. .:>.ogram Komputer untuk Analisls Beton SNI-03 2002
s,
.. ISSN : 1411 - 044X 48
. .
Ada 2 (dua) jendela utama dalam tampilan grafis program aplikasi computer seperti terlihat pada Gambar 9. ini yaitu, · -. a. Jendela Pertama merupakan jendela INPUT, ini meliputi 2 kelompok data masukan.
1). Inputing data karakteristik beton fiber, seperti dimensi balok, tebal decking, bentang balok serta regangan luluh baja.
2). Inputing data material, hasil uji laboratorium dengan pembebanan gravitasi di 2 (dua) titik, seperti tegangan, regagan dalam tingkatan beban,
b. Jendela Kedua merupkan jendela ANALISA dan OUTPUT, yang berupa basil analisa dengan output kapasitas momen dan kelengkungan.
Sedangkan keterangan tentang data input terlihat pada Gambar 10. da~ 11.
5.2. Tampllan Grafis Untuk Inputing Data
Alat bantu hitung computer, padsa era ini menjadi suata hal yang umum dan biasa .dipakai., dan beberpa kelebihan dari dalam hal sebagai alat Bantu hitung adalah sebagai berikut. a. cepat dalam proses perhitungan, b. ·. ketelitian hi tung sangat tinggi,
. C; bisa dipakai secara berulang-ulang, d. mudah dipresentasikan, e. mudah didistribusikan/dikirimkan, f. mudah didokumentasikan, dan g.. murah dari segi pembiayaan,
(20)
:_ s~d.angk~nurituk 0y > O , maka defleksi
(8 .. 0y·· + 15 .. 0}L2 0 = . 216.
5.;blJT;UT ,PROGRAM DAN ANALISIS
5~1. Nitai Tambah Pemanfaatan KQlllputer Dalam Membantu Perhltungan ·~ : ' . . ' ·' ... ' . . . ' ' . . . :
(19)
(18)
. .
Progran] iil(an memonitor komputasi rotasi, 0, apabila rotasi mencapai rotasi luluh, e; yaitu.pada saat regangan tank baja tulangan sarria dengan reganag luluhya (Es = 9y) ,In.aka: ·. · · .
><j.
ISSN : 1411 - 044X 49
Gambar 10. Data karakteristik beton yang diuji
Gambar 9. Tarnpilan proses input; analisis, dan ouput
Suharyanto dan Agus S.A. Program Komputer untuk Analisis Beton SNI~Q3 2002
ISSN : 1411 ., 044X. 50
Proses analisis dan out put yang dihasilakan yang berupa Kasitas lentur dan kelengkungan di-ilustrasikan seperti terlihat pada Gambar 12. berikut ini.
sj, Tampilan Gratis Untuk Output dan Analisa Data
;. Gambar 11. Data tegangan-regangan desak-tarik be ton dan baja
WAHANA TEKNIK Vol. 9 No. 1April2007
ISSN : 1411 - 044X 51
Balaguru dan Surendra, 1992, Fiber Reinforced Cement Composites, Design of Concrete Structure, McGrawhill Inc, New York, USA.
Winter, G. dan Nielson, A.H., 1979, Design of Concrete Structure, McGrawhill Inc, New York, USA.
Badan Standarisasi Nasional, 2002, Tata cara perhitungan struktur beton untuk gedung, 1983, Dinas Pekerjaan Umum, Yogyakarta.
7. DAFTAR PUSTAKA
a. Perlu data uji lentur yang cukup banyak untuk berbagai variasi kandungan serat unuk mendapatkan karakteristik beton.
b. Perlu kajian lebilh lanjut untuk kolom beton bertulang berserat, sebagai kelengkapan kajian di atas.
6.2. Saran
a. Program ini merupakan suatu instrument awal untuk mengformulasikan ekivalensi blok tegangan dalam menghitung kapasitas tampang balok beton bertulang berserat, yang perilakunya jelas berbeda dengan beton bertulang tanpa serat.
b. Untuk mendapat nilai yang akurat perlu dukungan data uji lentur balok beton bertulang berserat. yang akurat pula.
c. Hasil formulasi di atas, diharapkan bisa dimanfaatkan dalam disain dan analisis beton bertulang berserat dalam dunia kerja untuk masa mendatang ..
6.1.Kesimpulan
6. KESIMPULAN DAN SARAN
Suharyanto dan Agus S.A. Program Komputer untuk Analisis Beton SNI-03 2002
ISSN : 1411 - 044X 51
Balaguru dan Surendra, 1992, Fiber Reinforced Cement Composites, Design of Concrete Structure, McGrawhill Inc, New York, USA.
Winter, G. dan Nielson, A.H., 1979, Design of Concrete Structure, McGrawhill Inc, New York, USA.
Badan Standarisasi Nasional, 2002, Tata cara perhitungan struktur beton untuk gedung, 1983, Dinas Pekerjaan Umum, Yogyakarta.
7. DAFTAR PUSTAK.L\
a. Perlu data uji lentur yang cukup banyak untuk berbagai variasi kandungan serat unuk mendapatkan karakteristik beton.
b. Perlu kajian lebilh lanjut untuk kolom beton bertulang berserat, sebagai kelengkapan kajian di atas.
6.2. Saran
a. Program ini merupakan suatu instrument awal untuk mengformulasikan ekivalensi blok tegangan dalam menghitung kapasitas tampang balok beton bertulang berserat, yang perilakunya jelas berbeda dengan beton bertulang tanpa serat.
b. Untuk mendapat nilai yang akurat perlu dukungan data uji lentur balok beton bertulang berserat. yang akurat pula.
c. Hasil formulasi di atas, diharapkan bisa dimanfaatkan dalam disain dan analisis beton bertulang berserat dalam dunia kerja untuk masa mendatang ..
6.1.Kesimpulan
6. KESIMPULAN DAN SARAN
Suharyanto dan Agus S.A. Program Komputer untuk Analisis Beton SNI-03 2002