62
ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA FLAVONOID DARI BAGIAN CABANG TUMBUHAN PUDAU (Artocarpus kemando Miq.) (Skripsi) Oleh BADIATUL NIQMAH FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS ANTIBAKTERISENYAWA FLAVONOID DARI BAGIAN CABANG TUMBUHAN PUDAU

(Artocarpus kemando Miq.)

(Skripsi)

Oleh

BADIATUL NIQMAH

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

ABSTRACT

ISOLATION, CHARACTERIZATION, AND ANTIBACTERIALBIOACTIVITY ASSAY OF FLAVONOID COMPOUND FROM THE

STEM BARK OF PUDAU PLANT(Artocarpus kemando Miq.)

By

Badiatul Niqmah

Artocarpus kemando Miq. is one of Artocarpus genus which known as Pudau.This study had been carried out the isolation and identification of flavonoidcompounds and antibacterial bioactivity assay from the stem bark of pudau.Extraction of flavonoids was done by maceration method using methanol,continued by fractionation and purification using thin layer chromatography,liquid vacuum chromatography, and column gravitation chromatography. Thepurity of the compounds was determined by melting point, and the structure of thecompounds by UV-Vis and IR. Isolated compound formed yellow needle crystalwith melting point 254-257oC determined as flavon, artonin E (87.2 mg). Inantibacterial bioactivity assay, isolated compounds showed antibacterial activityagainst Bacillus subtilis with various concentration 0.5; 0.4; and 0.3 mg/disk witha diameter of inhibition 13; 22; and 8 mm, these showed that artonin E hadantibacterial bioactivity was classified as strong, and for Eschericia coli with adiameter of inhibition 6; 5; and 5 mm showed that it was classified as moderate.

Keyword : Artocarpus kemando Miq., flavonoid, artonin E, antibacterial, Bacillussubtilis, Eschericia coli.

Page 3: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

ABSTRAK

ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS ANTIBAKTERI

SENYAWA FLAVONOID DARI BAGIAN CABANG TUMBUHAN PUDAU

(Artocarpus kemando Miq.)

Oleh

Badiatul Niqmah

Tumbuhan Artocarpus kemando Miq. termasuk dalam genus Artocarpus yangdikenal dengan nama Pudau. Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi danidentifikasi senyawa flavonoid serta uji bioaktivitas antibakteri dari bagian cabangtumbuhan pudau. Ekstraksi senyawa flavonoid dilakukan dengan metode maserasimenggunakan pelarut metanol, dilanjutkan dengan fraksinasi dan pemurnianmenggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Kromatografi CairVakum (KCV), dan Kromatografi Kolom (KK). Kemurnian senyawa ditentukandengan uji titik leleh dan penentuan struktur senyawa dengan spektroskopi UV-Vis dan IR. Senyawa hasil isolasi yang diperoleh berbentuk kristal jarumberwarna kuning dengan titik leleh 254-257oC, merupakan suatu senyawa flavonyaitu senyawa artonin E sebanyak 87,2 mg. Pada uji bioaktivitas antibakteriterhadap Bacillus subtilis senyawa hasil isolasi menunjukkan adanya aktivitasantibakteri pada variasi konsentrasi 0,5; 0,4; dan 0,3 mg/disk dengan diameterdaya hambat sebesar 13; 22; dan 8 mm yang menunjukkan bahwa artonin Emempunyai bioaktivitas antibakteri tergolong kuat dan terhadap Eschericia colimemiliki diameter daya hambat sebesar 6; 5; dan 5 mm yang menunjukkanbioaktivitas antibakteri tergolong sedang.

Kata kunci: Artocarpus kemando Miq., flavonoid, artonin E, antibakteri, Bacillussubtilis, Eschericia coli.

Page 4: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS ANTIBAKTERI

SENYAWA FLAVONOID DARI BAGIAN CABANG TUMBUHAN PUDAU

(Artocarpus kemando Miq.)

Oleh

Badiatul Niqmah

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 5: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi
Page 6: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi
Page 7: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro, pada tanggal 14 Mei 1995

sebagai anak pertama dari tiga bersaudara pasangan bapak

Rachmansyah dan ibu Sukati. Jenjang pendidikan diawali

dari Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 3 Metro Barat, Kota

Metro yang diselesaikan pada tahun 2007, selanjutnya

menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di

SMP Negeri 1 Metro, Kota Metro pada 2010 dan Sekolah Menengah Atas di

SMA Negeri 1 Metro, Kota Metro diselesaikan pada tahun 2013. Pada tahun 2013

penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung

melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

Selama masa perkuliahan, penulis memiliki pengalaman organisasi yaitu sebagai

Kader Muda Himaki (KAMI) periode 2013-2014, garuda BEM FMIPA tahun

2013-2014, anggota Bidang Sains dan Penalaran Ilmu Kimia (SPIK) Himpunan

Mahasiswa Kimia (Himaki) tahun 2013-2014 dan 2014-2015, dan anggota

Koperasi Mahasiswa (KOPMA) 2013-2014.

Penulis pernah mendapatkan beasiswa PPA selama dua periode yaitu pada tahun

2013/2014 dan 2014/2015. Selain itu, penulis juga pernah menjadi asisten

praktikum mata kuliah Kimia Dasar Jurusan Fisika dan Kimia pada tahun

2016/2017, Praktikum Kimia Organik I pada tahun 2016/2017 dan 2017/2018.

Page 8: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

MOTTO

“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka diaberada di jalan Allah.”

(HR. Turmudzi)

Dan bahwa setiap pengalaman mestilahdimasukkan ke dalam kehidupan, guna memperkaya

kehidupan itu sendiri. Karena tiada kata akhiruntuk belajar seperti juga tiada kata akhir untuk

kehidupan (Annemarie S.)

The purpose to live a happy life is to always begrateful and don’t forget the magic word: ikhlas,

ikhlas, ikhlas (Gita Savitri Devi)

Sebaik-baiknya manusia adalah yang memilikikesungguhan, keikhlasan, dan kesabaran dalam

setiap apa yang dikerjakan (Penulis)

Man jadda wajadda(siapa yang bersungguh-sungguh dia akan berhasil)

Page 9: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya

Dengan kerendahan hati dan ketulusan jiwa kupersembahkan karyakecilku yang penuh makna ini kepada:

Ayah dan Ibu tercinta (Bapak Rachmansyah & Ibu Sukati)yang telah mendidik dan membesarkanku dengan penuh kesabaran dankasih sayang serta selalu mendoakan, memberi semangat, mendukung

segala langkahku untuk dapat menuju kesuksesan.

Adik-adikku tersayang Rachmania Nisa Panwar dan MuhammadFathan Panwar

Dengan Rasa hormat kepada

Ibu Prof. Dr. Tati Suhartati, M.S.

Guru, dosen, yang telah banyak mambantuku dalam belajar untukmendapatkan ilmu dunia dan akhirat serta memberikan motivasi agar

menjadi insan yang lebih baik

Teman-teman dan sahabatkuyang selalu berbagi kebahagiaan

Serta

Almamaterku tercinta

Page 10: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

SANWACANA

Alhamdulilahirrobbil’alamiin Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

rahmat, sehat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Isolasi, Karakterisasi, dan Uji Bioaktivitas Antibakteri

Senyawa Flavonoid dari Bagian Cabang Tumbuhan Pudau (Artocarpus kemando

Miq.)” sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Sains pada program

studi kimia FMIPA Universitas Lampung.

Dalam pelaksanaan dan penulisan skripsi ini tidak lepas dari kesulitan dan

hambatan, namun itu semua alhamdullilah dapat penulis lalui berkat rahmat dan

ridho Allah SWT serta bantuan dan dorongan semangat dari orang-orang yang

hadir di kehidupan penulis. Teriring doa yang tulus, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Kedua orangtuaku tercinta, atas seluruh doa, kasih sayang yang luar biasa,

dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis serta semua pengorbanan

yang sudah diberikan kepada penulis, semoga Allah membalas-Nya, amiin

yarobbal alamin.

2. Ibu Prof. Dr. Tati Suhartati, M.S. selaku pembimbing I yang telah banyak

memberikan ilmu pengetahuan, membimbing dengan penuh kesabaran,

memberikan semangat, motivasi, dan membantu penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikan beliau dengan

Page 11: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

kebaikan serta keberkahan yang tak terhingga.

3. Ibu Noviany, S.Si., M.Si., Ph.D., selaku pembimbing II sekaligus pembimbing

akademik yang telah membimbing penulis dengan penuh keikhlasan, selalu

memberi motivasi, semangat, bantuan dan nasihat yang bermanfaat kepada

penulis sehingga skripsi penulis dapat terselesaikan.

4. Bapak Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono., M.T., selaku pembahas dalam

penelitian yang telah memberikan nasihat, bimbingan, kritik, saran dan arahan

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D., selaku dekan Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

6. Bapak Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, M.T., selaku ketua jurusan Kimia

FMIPA Universitas Lampung.

7. Ibu Noviany, S.Si., M.Si., Ph.D., selaku Kepala Laboratorium Kimia Organik

atas izinnya untuk menyelesaikan penelitian.

8. Bapak Ibu dosen jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung atas seluruh

ilmu dan bimbingan yang diberikan selama penulis menjalani perkuliahan.

Semoga Allah SWT melimpahkan keberkahan yang tak terhingga kepada

Bapak dan Ibu semua.

9. Adik-adikku tersayang: Rachmania Nisa Panwar dan Muhammad Fathan

Panwar atas keceriaan, semangat, motivasi yang diberikan kepada penulis.

10. Partner terbaik dalam penelitianku, Arni Nadiya Ardelita, Inggit Borisha,

Nurul Fatimah, dan Vicka Andini yang senantiasa memberikan bantuan,

motivasi, semangat, dukungan, dan keceriaan kepada penulis dalam penelitian

maupun penyusunan skripsi ini, semoga Allah selalu melimpahkan

Page 12: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

keberkahan-Nya kepada kita semua dan semoga semua yang telah kita alami

selama ini menjadikan diri kita menjadi insan yang lebih baik lagi.

11. Kepada rekan-rekan peneliti di Laboratorium Kimia Organik (Aulia, Shela,

Siti, Imah, Dona, Nita, Erva, Wahyuni, Ines, Anggun,Yolanda), Kakak-Kakak

(Kak Hernawan M.Si, Kak Rio, Mbak Dona, Mbak Endah, Mbak Ismi

khomsiah S.Si., Mbak Susy Isnaini Hasanah S.Si., Mbak Ajeng Wulandari

S.Si., Mbak Yepi Triapriani S.Si., Mbak Tiara Dewi Astuti S.Si., Mbak

Tazkiya S.Si., Mbak Ayu Setianingrum S.Si., Kak Arif Nurhidayat S.Si., Kak

Radius, Kak Ridho Nahrowi, S.Si.) dan Adik-adik (Laili, Herda, Sobet,

Kartika, Astriva, Gabriel, Ufi, Risa, Rizki, Ella, Nella, Clodina, Diah, dkk)

semoga Allah memudahkan segala urusan.

12. Teman-teman tercinta kimia 2013: Atun, Lulu, Anggi, Dona, Diky, Paul,

Aulia, Celli, Citra, Dian, Erva, Fatimah, Fika, Khalimah, Febri, Indah, Maya,

Megafhit, Mia, Nabilla, Nita, Riyan W, Shelta, Gita, Nisa, Vicka, Wahyuni,

Yuvica, Eky, Ana, Inggit, Widya, Awan, Arief, Dewi, Korina, Esti, Nora,

Fera, Vyna, Bara, Yunitri, Dilla, Nova, Linda, Shela, Renita, Ridho, Kurnia,

Nurma, Ismi, Eka, Herma, Ines, Anita, Oci, Yulia, Murnita, Fentri, Riska,

Rian, Verdi, Dodi, Yolanda, Eka M, Nia, Uut, Nurul, Kiki, Netty, Gesa, Yuni,

Tyas, Anggun, Mawar, Della, Radho, Arni, Mita, Sinta, Anton, Melita, Melia,

Monica, Kartika, Ezra, dan Tika, terimakasih telah menjadi keluarga yang

selalu memberikan keceriaan dan kasih sayang kepada penulis. Semoga tali

silaturahmi kita tetap terjaga dan semoga kita semua sukses aamiin.

13. Mbak Wid, Mbak Liza, Mbak Ari, Pak Gani, Mas Nomo, Mbak Umi, Pak Jon,

Uni Kidas terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada penulis.

Page 13: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

14. Sahabat-sahabat terbaikku “TNGG”: Astri, Nonik, Riris, Uti, Osa, Rosa, Suci,

Ulfa, Ika, Era, Kiki, Ben, dan Hilza. Terimakasih atas kebersamaan dan

keceriaan, dukungan, semangat, motivasi, canda tawa yang telah terjaga

selama 1 dekade ini. Semoga kita semua selalu diberi kemudahan dalam

segala urusan.

15. Teman-teman Girls Generation: Kartika, Nia, Ezra, Della, Nurul, Vicka, Cuni

yang telah memberikan keceriaan, bantuan, semangat selama perkuliahan,

sukses selalu untuk kita semua.

16. Para Alayers: Wiwid, Aul, Dewi, Mawar, Dona, Esti. Terimakasih atas canda

tawa, keceriaan, dan bantuannya selama perkuliahan ini.

17. Seluruh keluarga besar Jurusan Kimia FMIPA Angkatan 2010-2017.

18. Almamater tercinta Universitas Lampung.

19. Semua pihak yang tidak dapat diucapkan satu persatu yang telah membantu

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan

tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita

semua. Amiin.

Bandar Lampung, Desember 2017

Penulis

Badiatul Niqmah

Page 14: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................ 1

B. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4

C. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5

A. Moraceae................................................................................................. 5

B. Artocarpus............................................................................................... 6

C. Pudau (Artocarpus kemando Miq.)......................................................... 7

D. Senyawa Flavonoid................................................................................. 9

E. Senyawa Metabolit Sekunder.................................................................. 12

F. Teknik Isolasi Senyawa Flavonoid.......................................................... 13

1. Maserasi .............................................................................................. 132. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ....................................................... 143. Kromatografi Cair Vakum (KCV)..................................................... 164. Kromatografi Kolom (KK)................................................................. 18

G. Identifikasi Spektroskopi........................................................................ 191. Spektroskopi UV-Vis.......................................................................... 19

Page 15: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

ii

2. Spektroskopi Inframerah (IR)............................................................. 20

H. Bakteri.................................................................................................... 21

I. Bacillus subtilis dan Escherichia coli...................................................... 22

III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 24

A. Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................. 24

B. Alat dan Bahan..................................................................................... 24

1. Alat-alat yang digunakan................................................................. 242. Bahan-bahan yang digunakan.......................................................... 25

C. Prosedur Penelitian .............................................................................. 25

1. Pengumpulan dan Persiapan Sampel ............................................... 252. Ekstraksi dengan Metanol ................................................................ 263. Kromatografi Cair Vakum (KCV) ................................................... 264. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ..................................................... 275. Kromatografi Kolom (KK) .............................................................. 286. Analisis Kemurnian.......................................................................... 287. Analisis Struktur .............................................................................. 29

a. Spektroskopi UV-Vis.................................................................... 29b. Spektroskopi Inframerah (IR) ...................................................... 30

8. Pengujian Bioaktivitas Antibakteri .................................................. 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................ 32

A. Isolasi Senyawa Flavonoid................................................................... 32

B. Penentuan Titik Leleh ......................................................................... 64

C. Analisis Spektroskopi........................................................................... 65

1. Analisis Spektroskopi UV-Vis .......................................................... 652. Analisis Spektroskopi Inframerah..................................................... 69

D. Uji Bioaktivitas Antibakteri ................................................................. 72

IV. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 77

A. Simpulan ............................................................................................. 77

B. Saran .................................................................................................... 78

Page 16: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

iii

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 79

LAMPIRAN.................................................................................................... 86

1. Diagram Alir Penelitian Kulit Cabang A. Kemando Miq..................... 872. Diagram Alir Penelitian Kayu Cabang A. Kemando Miq .................... 903. Kromatogram hasil KLT Fraksi-fraksi KCV Awal Tahap I-IX

(Kulit Cabang) dan I-VII (Kayu Cabang) ............................................ 954. Perhitungan Absorptivitas molar .......................................................... 995. Pembuatan Larutan Uji Bioktivitas Antibakteri ................................... 1016. Hasil Uji Bioaktivitas Antibakteri Terhadap Bacillus subtilis dan

E.coli .................................................................................................... 1027. Hasil Identifikasi/ Determinasi Tumbuhan........................................... 105

Page 17: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jenis fase gerak dan fase diam kromatografi ............................................. 15

2. Rentang serapan spektrum ultraungu-tampak untuk flavonoid ................. 20

3. Penggabungan fraksi A-C hasil KCV pengulangan I-VII.......................... 36

4. Penggabungan fraksi D-F hasil KCV pengulangan I-VII .......................... 37

5. Penggabungan fraksi C hasil KCV pengulangan I-IX ............................... 58

6. Perbandingan data spektrum UV-Vis senyawa Artonin E (Suhartatiet al., 2008), (Hasanah, 2016), dan senyawa hasil isolasikulit batang tumbuhan pudau Artocarpus kemando Miq.......................... 69

7. Perbandingan data IR senyawa artonin E standar (A) dengan senyawahasil isolasi (B) .......................................................................................... 72

8. Ukuran zona hambat dari senyawa hasil isolasi terhadap bakteriBacillus subtilis.......................................................................................... 74

9. Ukuran zona hambat dari senyawa hasil isolasi terhadap bakteriE. coli ......................................................................................................... 74

Page 18: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tumbuhan A. kemando Miq....................................................................... 7

2. Struktur kimia beberapa senyawa yang telah diisolasi dari kulit batangArtocarpus kemando Miq........................................................................... 8

3. Struktur kimia senyawa yang diperoleh dari ekstrak kloroform kulitbatang Artocarpus kemando Miq. .............................................................. 9

4. Kerangka dasar flavonoid ......................................................................... 10

5. Tiga jenis struktur flavonoid ...................................................................... 10

6. Struktur kimia dari beberapa jenis flavonoid ............................................. 12

7. Urutan tingkat kepolaran eluen .................................................................. 17

8. Kromatogram KLT ekstrak kasar metanol kayu cabang menggunakaneluen etil asetat/n-heksana 6:4 ................................................................... 33

9. Proses KCV ( pengelusian sampel) ........................................................... 35

10. Kromatogram hasil KLT fraksi-fraksi KCV awal dari kayu cabangmenggunakan eluen etil asetat/n-heksana 6:4 ............................................ 36

11. Kromatogram pola pemisahan fraksi A-F.................................................. 37

12. Kromatogram KLT fraksi AB KK tahap I menggunakan eluen etilasetat/n-heksana 3,5:6,5 ............................................................................. 38

13. Kromatogram KLT fraksi b1 KK tahap II menggunakan eluen etilasetat/metanol/n-heksana 2:0,75:7,25 ........................................................ 39

14. Kromatogram KLT fraksi CD KK tahap I menggunakan eluendiklorometan/etil asetat/aseton 8,75:1:0,25 ............................................... 40

Page 19: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

vi

15. Kromatogram pola pemisahan fraksi utama KK tahap I fraksi CD........... 41

16. Kromatogram KLT fraksi CD8 KK tahap II menggunakan eluendiklorometan/etil asetat/aseton 8,5:1,:0,5……………………………….. 42

17. Kromatogram KLT fraksi J KK tahap III menggunakan eluendiklorometan/etil asetat/aseton 9:0,5:0,5.……………………………….. 42

18. Kromatogram KLT fraksi J2* KK tahap IV menggunakan eluendiklorometan/etil asetat/aseton 9:0,5:0,5...……………………………… 43

19. Kromatogram KLT fraksi W KK tahap V menggunakan eluendiklorometan/etil asetat/aseton 9:0,5:0,5. .……………………………… 44

20. Kromatogram KLT fraksi X KK tahap V menggunakan eluen etilasetat/n-heksana/aseton 3:6,5:0,5.………………………………………. 44

21. Kromatogram KLT fraksi W2** KK tahap VI menggunakan eluendiklorometan/etil asetat/aseton 9:0,5:0,5……………………………….. 45

22. Kromatogram KLT fraksi K KK tahap VII menggunakan eluendiklorometan/etil asetat/aseton 8,5:1:0,5……………………………….. 45

23. Kromatogram KLT fraksi CD9 KK tahap II menggunakan eluendiklorometan/etil asetat/aseton 6,5:3:0,5……………………………….. 46

24. Kromatogram KLT fraksi O KK tahap III menggunakan eluendiklorometan/etil asetat/aseton 7,5:2:0,5……………………………….. 47

25. Kromatogram KLT fraksi O1’ KK tahap IV menggunakan eluendiklorometan/etil asetat/aseton 8,5:1:0,5……………………………….. 47

26. Kromatogram KLT fraksi O2’F KK tahap V menggunakan eluendiklorometan/etil asetat/aseton 8:1,5:0,5……………………………….. 48

27. Kromatogram KLT fraksi O2’F2’’ KK tahap VI menggunakan eluenn-heksana/etil 6:4……………………………………………………….. 49

28. Kromatogram KLT fraksi S KK tahap VII menggunakan eluen n-heksana/etil 6:4………………………………………………………….. 49

Page 20: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

vii

29. Kromatogram KLT fraksi S3’’’ KK tahap VIII menggunakan eluendiklorometan/n-heksana /aseton 4:4:2…………………………………. 50

30. Kromatogram KLT fraksi EF KK tahap I menggunakan eluen etilasetat/n-heksana 6:4……………………………………………………. 51

31. Kromatogram KLT fraksi B1 KK tahap II menggunakan eluen etilasetat/n-heksana 5:5……………………………………………………. 51

32. Kromatogram KLT fraksi O2 KK tahap III menggunakan eluendiklorometan/ aseton 8,5:1,5…………………………………………... 52

33. Kromatogram KLT fraksi L2 KK tahap III menggunakan eluendiklorometan/ aseton8:2……………………………………………….. 52

34. Kromatogram KLT fraksi K3 KK tahap IV menggunakan eluen etilasetat/n-heksana 6:4…………………………………………………… 53

35. Kromatogram KLT fraksi I3 KK tahap IV menggunakan eluen etilasetat/n-heksana 6:4…………………………………………………… 53

36. Kromatogram KLT fraksi F4 KK tahap V menggunakan eluen etilasetat/n-heksana 5:5……………………………………………………. 54

37. Kromatogram KLT fraksi G5 KK tahap VI menggunakan eluen etilasetat/n-heksana 5:5……………………………………………………. 54

38. Kromatogram KLT ekstrak kasar metanol kulit cabangmenggunakan eluen etil asetat /n-heksana 6:4………………………… 56

39. Kromatogram hasil KLT fraksi-fraksi KCV awal dari kulit cabangmenggunakan eluen etil asetat/n-heksana 6:4………………………… 57

40. Kromatogram KLT fraksi C KCV tahap II dengan perbandinganeluen etil asetat/n-heksana 5:5…………………………………………. 58

41. Kromatogram KLT hasil KK kristal 1B menggunakan eluenn-heksana/aseton 8:2…………………………………………………... 59

42. Kromatogram pola pemisahan kristal 1A-1F…………………………. 60

43. Kromatogram KLT hasil KK kristal 1H menggunakan eluenn-heksana/aseton 8:2…………………………………………………... 61

Page 21: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

viii

44. Kromatogram kristal B4D1 dan Artonin E menggunakan 3 sistemeluen (a) etil asetat/ diklorometana 30% , (b) etil asetat/ n- heksana40%, (c) aseton/n-heksana 20% ............................................................ 62

45. Kromatogram kristal H4K1 dan artonin E menggunakan 3 sistemeluen (a) etil asetat/ n- heksana 40%, (b) etil asetat/ diklorometana10%, (c) dan aseton/n-heksana 20% ...................................................... 62

46. Kromatogram perbandingan kristal B4D1 dan H4K1 ........................... 63

47. Spektrum UV senyawa hasil isolasi dalam MeOH…………………… 65

48. Spektrum UV senyawa hasil isolasi dalam MeOH+NaOH…………… 65

49. Spektrum UV senyawa hasil isolasi dalam (a) MeOH+NaOAc,(b) MeOH+ NaOAc+H3BO3………………………………………….. 66

50. Spektrum UV senyawa hasil isolasi dalam (c) MeOH, (d) MeOH +AlCl3, (e) MeOH+ AlCl3+ HCl……………………………………….. 67

51. Perbandingan spektrum IR (a) senyawa hasil isolasi dan (b)senyawa artonin E standar Hasanah (2016)………………………….. 70

52. Struktur senyawa artonin E…………………………………………… 71

Page 22: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare atau penyakit diare diartikan sebagai buang air encer lebih dari empat

kali sehari, baik disertai lendir dan darah maupun tidak (Widjaja, 2000). Menurut

WHO, penyakit diare merupakan salah satu penyebab utama kematian balita di

negara berkembang dan beriklim tropis seperti Indonesia. Angka kejadian diare

pada anak tiap tahun diperkirakan 2,5 milyar, lebih dari setengahnya terdapat di

Afrika dan Asia Selatan serta akibat dari penyakit ini lebih berat dan mematikan.

Secara global setiap tahun penyakit ini menyebabkan kematian balita sebesar 1,6

juta (Hannif dan Kuschitawaty, 2011). Diare dapat disebabkan oleh infeksi

bakteri, virus dan parasit. Penyebab diare terbanyak kedua setelah rotavirus

adalah infeksi karena bakteri Escherichia coli (Monem et al., 2014).

Selain E. coli, terdapat bakteri lain yang juga dapat menyebabkan penyakit infeksi

yaitu Bacillus subtilis. Bacillus subtilis merupakan bakteri yang dapat

menyebabkan kerusakan pada makanan kaleng yang juga dapat mengakibatkan

gastroenteritis (infeksi usus/ perut) pada manusia yang mengkonsumsinya.

Timbulnya berbagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri mendorong

untuk terus dilakukannya penelitian yang mampu menghasilkan antibiotik baru

Page 23: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

2

serta memiliki efikasi yang optimal untuk mengobati penyakit infeksi. Umumnya

antibiotik yang digunakan berasal dari bahan kimia pengawet berupa zat kimia

sintetik. Alternatif lain yang memungkinkan untuk dikembangkan adalah

pemanfaatan senyawa atau bahan bioaktif yang dihasilkan oleh tumbuhan (Nursal,

1997). Penggunaan bahan bioaktif dari isolasi bahan alam terus dikembangkan

sampai saat ini karena sifatnya yang “renewable”, mudah terdekomposisi dan

dapat dikeluarkan dari dalam tubuh, sedangkan bahan sintetis dapat tertinggal atau

menjadi residu yang berbahaya bagi tubuh (Ramanthan, 1992).

Berdasarkan hal itu dapat dilakukan pemanfaatan beberapa tanaman di lingkungan

sekitar yang mengandung senyawa metabolit sekunder serta telah diketahui

memiliki aktivitas antibakteri. Tanaman obat yang digunakan untuk mengobati

penyakit yang disebabkan oleh bakteri di dalamnya terkandung senyawa

flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu senyawa aktif pada tanaman yang

dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri. Struktur flavonoid memiliki hubungan

dengan aktivitasnya menghambat pertumbuhan bakteri oleh mekanisme senyawa

flavonoid seperti isoflavon yang sebagian besar disebabkan oleh penghambatan

DNA gyrase (Chusnie and Lamb, 2005). Isolasi senyawa metabolit sekunder

tersebut dapat diperoleh dari tumbuhan tertentu seperti tumbuhan dari jenis

Artocarpus.

Telah diketahui bahwa sejumlah spesies Artocarpus banyak menghasilkan

senyawa golongan terpenoid, flavonoid, dan stilbenoid (Hakim et al.,2006).

Keunikan struktur metabolit sekunder pada Artocarpus menghasilkan efek

fisiologis yang luas, antara lain sebagai antibakteri (Khan et al., 2003), anti

Page 24: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

3

platelet (Weng et al.,2006), antioksidan (Mulyani et al.,2016), antifungal

(Jayasinghe et al., 2004), antidiabetes (Nasution et al., 2014), antikanker

(Ramadhani, 2009), antimalaria (Widyawaruyanti et al.,2007; Boonlaksiri et

al.,2000) dan sitotoksik (Ko et al., 2005; Hakim et al., 2010; Syah et al., 2006).

Pada penelitian ini akan dilakukan isolasi senyawa metabolit sekunder dari

tumbuhan Pudau (Artocarpus kemando Miq.). Penelitian sebelumnya diperoleh

identifikasi beberapa derivat flavonoid seperti flavon terprenilasi dan santon

pada tumbuhan Artocarpus kemando Miq. (Shamaun et al., 2010; Hashim et

al., 2010). Selain itu berhasil diisolasi senyawa artoindonesianin C,

artomandin, artonol B, artosimmin (Ee et al., 2011), artonin E, artonin O,

artobilosanton dan sikloartobilsanton dari kulit batang Artocarpus kemando

Miq. yang memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel KB (Karsinoma

epidermoid pada manusia) (Seo et al., 2003). Telah berhasil juga diisolasi

senyawa flavonoid dari kulit batang Artocarpus kemando Miq. yang memiliki

aktivitas sitotoksik terhadap sel leukemia (HL-60) dan sel IMR-32 Teo et al.,

(2010). Merujuk pada hal yang telah diuraikan di atas, maka perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut mengenai senyawa metabolit sekunder khususnya

flavonoid dari tumbuhan Artocarpus kemando Miq. dan melakukan uji

bioaktivitas dari senyawa yang dihasilkan.

Metode isolasi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan metanol.

Pemisahan dilakukan dengan cara kromatografi. Identifikasi kemurnian

dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan uji titik

leleh. Uji bioaktivitas yang dilakukan yaitu uji antibakteri.

Page 25: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

4

Identifikasi struktur molekul dilakukan dengan menggunakan spektroskopi UV-

Vis dan spektroskopi inframerah (IR). Setelah dihasilkan senyawa murni,

kemudian dilakukan analisis menggunakan spektroskopi UV-Vis dan IR, uji titik

leleh, dan uji bioaktivitas antibakteri terhadap bakteri Bacillus subtilis dan

Escherichia coli.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengisolasi senyawa flavonoid dari bagian cabang tumbuhan Pudau

(Artocarpus kemando Miq.) dari Desa Klaten Penengahan Kabupaten Lampung

Selatan Provinsi Lampung.

2. Melakukan karakterisasi senyawa flavonoid dari bagian cabang tumbuhan

Pudau (Artocarpus kemando Miq.).

3. Melakukan uji bioaktivitas antibakteri dari senyawa flavonoid yang diisolasi

terhadap bakteri Bacillus subtilis dan Escherichia coli.

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai jenis senyawa

flavonoid yang terkandung pada bagian cabang tumbuhan Pudau (Artocarpus

kemando Miq.) serta informasi mengenai bioaktivitas antibakteri dari senyawa

flavonoid hasil isolasi. Informasi tersebut diharapkan dapat menambah

pengetahuan tentang senyawa flavonoid dari tumbuhan Artocarpus khususnya

tumbuhan pudau (Artocarpus kemando Miq.).

Page 26: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Moraceae

Salah satu famili tumbuhan yang tersebar di hutan tropis sampai subtropis yang

berpotensi sebagai sumber bahan kimia bioaktif dan jumlahnya relatif besar

adalah Moraceae yang terdiri dari 60 genus yang meliputi 1400 spesies (Hakim et

al., 2006). Tumbuhan yang termasuk pada famili Moraceae merupakan tumbuhan

yang berbatang, berkayu, dan menghasilkan getah. Daun tunggal duduk tersebar,

seringkali dengan daun penumpu besar yang mengelilingi batang atau merupakan

suatu selaput bumbung. Bunga telanjang atau dengan tenda bunga dan

berkelamin tunggal. Buahnya keras, seringkali terkumpul dan merupakan buah

majemuk atau buah semu (Tjitrosoepomo, 1994).

Famili ini dikenal sebagai sumber utama senyawa fenolat turunan flavonoid, aril-

benzofuran, stilbenoid dan santon turunan flavonoid. Terdiri dari 40 genus dan

tidak kurang dari 3000 spesies, dari sejumlah senyawa yang dihasilkan

mempunyai aktivitas biologi sebagai promotor antitumor, antibakteri, antifungal,

antiinflamantori, antikanker dan lain-lain (Ersam, 2004).

Page 27: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

6

B. Artocarpus

Tumbuhan Artocarpus merupakan salah satu genus dari tumbuhan famili

Moraceae. Tumbuhan dari genus ini terdiri dari 50 spesies dan 40 spesies

diantaranya terdapat di Indonesia (Hakim et al., 2006). Di Indonesia, Artocarpus

sendiri dikenal sebagai nangka yang ditandai dengan pohon yang tinggi dan

terdapat getah putih di semua bagian tanaman, kayu keras, serta buah berdaging

dengan banyak biji. Semua bagian dari Artocarpus telah digunakan secara luas

oleh masyarakat untuk berbagai keperluan seperti bahan bangunan (kayu batang)

dan buahnya sebagai bahan makanan. Selain itu, Artocarpus juga dapat

digunakan sebagai obat tradisional, seperti daun A. communis yang dibakar dan

dicampur dengan minyak kelapa ditambah kunyit dapat digunakan untuk

menyembuhkan penyakit kulit. Bunganya digunakan untuk menyembuhkan sakit

gigi, sedangkan akarnya digunakan untuk menghentikan perdarahan (Saw et al.,

1991; Heyne 1987). Kulit batangnya dimanfaatkan sebagai obat tradisional

misalnya untuk obat demam, disentri, atau malaria. Kandungan senyawa

metabolit sekundernya digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit yang

disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri dan virus (Herbert,

1996).

Pada penelitian sebelumnya telah dipaparkan oleh Hakim (2011) bahwa senyawa

terpenoid dengan kerangka sikloartan berhasil disolasi dari tanaman Artocarpus

antara lain, sikoartenol yang telah berhasil diperoleh dari A.champeden (Achmad

et al., 1996) dan A. altilis (Altman and Zito, 1976). Senyawa-senyawa terpenoid

lainnya yang telah berhasil diisolasi yaitu sikloeukalenol, 2,4-metilen

Page 28: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

7

sikloartenon, dan sikloartenon (Achmad et al., 1996) yang juga telah berhasil

diisolasi dari A. heterophyllus (Dayal and Seshadri, 1974).

C. Pudau (Artocarpus kemando Miq.)

Tumbuhan Artocarpus kemando Miq. merupakan tumbuhan hutan yang termasuk

dalam salah satu spesies dari genus Artocarpus dengan famili Moraceae.

Tumbuhan ini memiliki diameter batang cukup besar, ditemukan memiliki

ketinggian mencapai 40 m di kawasan hutan dari Semenanjung Malaysia,

Sumatra, dan Kalimantan. Buahnya dapat dikonsumsi dan diketahui memiliki

rasa sedikit pahit. Kayunya secara lokal ringan dan keras digunakan terutama

dalam pembuatan peralatan rumah tangga, dan buahnya dapat dikonsumsi (Kijjoa

et al., 1998). Tumbuhan ini menghasilkan getah putih berlimpah. Tumbuhan ini

dikenal di masyarakat dengan nama yang berbeda-beda yaitu antarodan, pudau,

chempedak ayer, kudu, pudu, dan tempedak ayer (Janick and Paull, 2008).

Gambar dari tumbuhan pudau ini disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Tumbuhan Pudau (A. kemando Miq.).

Page 29: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

8

Artocarpus yang pada penelitian sebelumnya telah dipaparkan oleh (Hwa, 2010)

senyawa baru berhasil diisolasi dari ekstrak kasar kulit batang Artocarpus

kemandoMiq. yaitu artomandin (1). Selain itu, dua triterpenoid yang

diidentifikasi adalah 24-metilen sikloartenolasetat (2) dan beta-sitosterol (3),

sementara empat flavonoid yang dikonfirmasi yaitu sebagai sikloartobilosanton

(4), artoindonesianin C (5) , artonol B (6) dan artocamin A (7). Senyawa-

senyawa tersebut memiliki aktivitas antioksidan dan efek sitotoksik. Struktur

kimia beberapa senyawa yang berhasil diisolasi dari kulit batang Artocarpus

kemando Miq. disajikan pada Gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Struktur kimia beberapa senyawa yang telah diisolasi dari kulitbatang Artocarpus kemando Miq. (Teo et al., 2010; Ee et al., 2011).

Page 30: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

9

Pada penelitian lain yang telah dipaparkan oleh Hashim et al., (2011) dari ekstrak

kloroform kulit batang Artocarpus kemando Miq. diperoleh senyawa dipeptida

yaitu aurantiamida benzoate (8) dan dua senyawa santon yang telah diketahui

yaitu sikloartobilosanton (9) dan dihidroartoindonesianin C (10), serta 6,7-

dimetoksikumarin (11). Struktur kimia senyawa yang diperoleh dari ekstrak

kloroform kulit batang Artocarpus kemando Miq. disajikan pada Gambar 3.

(8)

Gambar 3. Struktur kimia senyawa yang diperoleh dari ekstrak kloroform kulitbatang Artocarpus kemando Miq. (Hashim et al., 2011).

D. Senyawa Flavonoid

Flavonoid adalah sebuah kelas metabolit sekunder tanaman. Senyawa

flavonoid terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk akar, daun, kayu,

kulit, tepung sari, bunga, buah, dan biji. Penyebaran jenis flavonoid pada

golongan tumbuhan yang terbesar yaitu angiospermae, klorofita, fungi,

briofita (Markham, 1988). Senyawa flavonoid mempunyai kerangka dasar

Page 31: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

10

karbon yang mengandung 15 atom karbon, terdiri dari dua inti fenolat yang

dihubungkan dengan tiga satuan karbon. Golongan flavonoid ini juga dapat

digambarkan sebagai deretan senyawa C6-C3-C6 yang berarti membentuk

dua cincin benzena dan disambungkan oleh satu rantai propana. Kerangka

dasar flavonoid disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Kerangka dasar flavonoid (Robinson, 1995).

Susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis struktur, yaitu flavonoid (1,3-diaril

propana), isoflavonoid (1,2-diaril propana), neoflavonoid (1,1-diaril propana)

seperti disajikan pada Gambar 5.

Flavonoid

Isof lavonoidNeoflavonoid

Gambar 5. Tiga jenis flavonoid (Achmad, 1986).

Istilah flavonoid yang diberikan untuk senyawa fenolik ini berasal dari kata

flavon, yaitu nama dari salah satu jenis flavonoid yang terbesar jumlahnya

dan yang paling umum ditemukan. Flavon mempunyai tingkat oksidasi yang

terendah sehingga senyawa ini dianggap sebagai senyawa induk dalam tata

nama senyawa-senyawa turunan flavon (Manitto,1992).

Page 32: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

11

Pada tumbuhan tinggi, flavonoid terdapat baik dalam bagian vegetatif maupun

dalam bunga. Sebagai pigmen bunga, flavonoid berperan jelas dalam menarik

burung dan serangga penyerbuk bunga. Beberapa flavonoid tak berwarna, tetapi

flavonoid yang menyerap sinar UV barangkali penting juga dalam mengarahkan

serangga. Beberapa kemungkinan fungsi flavonoid pada tumbuhan adalah

pengaturan tumbuh, pengaturan fotosintesis, kerja antimikroba dan antivirus, serta

kerja terhadap serangga (Robinson, 1995).

Tumbuhan yang mengandung flavonoid banyak dipakai dalam pengobatan

tradisional. Hal tersebut disebabkan flavonoid mempunyai berbagai macam

aktivitas terhadap macam-macam organisme (Robinson, 1995). Flavonoid

memiliki aktivitas biologi seperti antibakteri, antikolesterol, anti hiperlipidemia,

antivirus, antidiabetes, antiradang, antikanker (Neldawati et al., 2013; Nakamura

et al., 2003). Flavonoid juga dapat berlaku sebagai antioksidan karena sifatnya

sebagai akseptor yang baik terhadap radikal bebas, yaitu suatu spesies yang

memiliki satu atau lebih elektron tak berpasangan dalam orbitalnya seperti

hidroksi radikal (Sathiskumar et al., 2008).

Senyawa flavonoid terdiri dari beberapa jenis, tergantung pada tingkat oksidasi

rantai propana dari sistem 1,3-diaril propana. Struktur kimia dari beberapa jenis

flavonoid disajikan pada Gambar 6.

Page 33: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

12

Gambar 6. Struktur kimia dari beberapa jenis flavonoid (Tapas et al., 2008).

E. Senyawa Metabolit Sekunder

Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang terdapat dalam suatu

organisme yang tidak terlibat secara langsung dalam proses pertumbuhan,

perkembangan atau reproduksi organisme. Berbeda dengan metabolit primer

yang ditemukan pada seluruh spesies dan diproduksi dengan menggunakan jalur

yang sama, senyawa metabolit sekunder tertentu hanya ditemukan pada spisies

tertentu. Tanpa senyawa ini organisme akan menderita kerusakan atau

menurunnya kemampuan bertahan hidup. Fungsi senyawa ini pada suatu

organisme di antaranya untuk bertahan terhadap predator, kompetitor dan untuk

mendukung proses reproduksi (Hebert, 1996). Senyawa metabolit sekunder juga

merupakan suatu senyawa bahan alam yang dihasilkan dari metabolit primer

Page 34: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

13

seperti fotosintesis dan respirasi. Senyawa metabolit sekunder tersebut dibentuk,

terutama melalui jalur asetat mevalonat dan asam sikhimat dengan glukosa 6

fosfat sebagai prekusor utamanya (Vickery and Vickery, 1981).

Kandungan metabolit sekunder dari famili Moraceae telah lama diteliti dan

beberapa tahun belakangan ini banyak kelompok penelitian yang meneliti

metabolit sekunder genus Artocarpus (Nomura et al.,1998; Sultanbawa et al.,

1989; Hakim et al., 2006). Berdasarkan penelusuran literatur terhadap genus

Artocarpus, diketahui bahwa telah diisolasi berbagai jenis senyawa metabolit

sekunder dengan bioaktivitas yang sangat menarik. Hasil penelitian tersebut telah

menemukan banyak metabolit sekunder yang tergolong ke dalam 11 kelompok

senyawa-senyawa terpenoid, flavonoid, stilbenoid, arilbenzofuran, neolignan, dan

adduct Diels-Alder (Hakim et al., 2006).

F. Teknik Isolasi Senyawa Flavonoid

1. Maserasi

Maserasi adalah cara ekstraksi yang paling sederhana. Bahan simplisia yang

dihaluskan sesuai dengan syarat-syarat farmakope (umumnya terpotong-potong

atau berupa serbuk kasar) disatukan dengan bahan pengekstraksi. Selanjutnya

rendaman tersebut disimpan terlindung dari cahaya (mencegah reaksi

yangdikatalisis cahaya atau perubahan warna) dan diaduk kembali. Dengan

pengadukan dipastikan keseimbangan konsentrasi bahan lebih cepat dalam cairan

(Voight, 1994).

Page 35: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

14

Sampel dibiarkan berada dalam pelarut selama beberapa jam hingga satu malam

sampai ekstraksi berjalan optimal. Setelah tahapan maserasi selesai, selanjutnya

larutan dipisahkan dari padatan sampel dengan menggunakan kertas saring atau

didekantir serta disentrifugasi untuk memisahkan larutan dari padatan yang tidak

larut (Settle, 1997). Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa

bahan alam karena dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan

dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara didalam dan diluar sel

sehingga senyawa metabolit sekunder yang ada di dalam sitoplasma akan terlarut

dalam pelarut organik dan ekstrasi senyawa akan sempurna karena dapat diatur

lama perendaman yang dilakukan (Lenny, 2006).

Untuk memperoleh ekstraksi yang menyeluruh dan mendapatkan senyawa-

senyawa yang memiliki aktivitas farmakologi maka pemilihan pelarut yang

digunakan untuk mengekstraksi merupakan faktor yang penting. Pelarut ideal

yang sering digunakan untuk ektraksi adalah alkohol, misalnya metanol atau

campurannya dengan air. Pelarut tersebut merupakan pengekstraksi yang

terbaik untuk hampir semua senyawa dengan berat molekul rendah seperti

flavonoid dan saponin (Wijesekera, 1991).

2. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Setelah dilakukan proses ekstraksi, tahap isolasi selanjutnya adalah analisis

senyawa dengan menggunakan beberapa jenis kromatografi. Kromatografi

merupakan suatu cara pemisahan fisik dengan unsur-unsur yang akan dipisahkan

terdistribusi antara dua fasa, satu dari fasa ini membentuk lapisan stasioner

Page 36: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

15

dengan luas permukaan yang besar dan yang lainnya merupakan cairan yang

meresap. Fasa stasioner dapat berupa zat padat atau suatu cairan dan fasa yang

bergerak dapat berupa suatu cairan atau suatu gas (Day and Underwood, 1981).

Berdasarkan jenis fasa diam dan fasa gerak yang dipartisi, kromatografi

digolongkan menjadi beberapa golongan yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis fase gerak dan fase diam kromatografi (Johnson and Stevenson,1991).

Fase diam Fase gerak SistemKromatografi

Padat Cair Cair- adsorpsi

Padat Gas Gas- adsorpsi

Cair Cair Cair- partisi

Cair Gas Gas- partisi

Kromatografi lapisan tipis (KLT) dapat dipakai dengan dua tujuan. Pertama,

dipakai selayaknya sebagai metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif,

dan preparatif. Kedua dipakai untuk monitoring sistem pelarut dan sistem

penyangga yang akan dipakai dalam kromatografi kolom atau kromatografi cair

kinerja tinggi.

Pada hakikatnya kromatografi lapisan tipis melibatkan dua sifat fase yaitu sifat

fasa diam atau sifat lapisan dan sifat fase gerak atau campuran pelarut

pengembang. Fasa diam dapat berupa serbuk halus yang berfungsi sebagai

permukaan penyerap (kromatografi cair padat ) atau berfungsi sebagai penyangga

untuk lapisan zat cair (kromatografi cair-cair). Fasa diam pada KLT sering

disebut penyerap, walaupun sering berfungsi sebagai penyangga untuk lapisan zat

Page 37: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

16

cair di dalam sistem kromatogarafi cair-cair. Hampir segala macam serbuk dapat

dipakai sebagai penyerap pada KLT yaitu silika gel (asam silikat), alumina

(aluminium oksida), kiselgur, dan selulosa. Fasa gerak dapat berupa hampir

segala macam pelarut atau campuran pelarut (Sudjadi, 1983).

Kromatografi Lapis Tipis dapat digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa

yang sifatnya hidrofob seperti lipida-lipida dan hidrokarbon. Sebagai fase diam

digunakan senyawa yang tidak bereaksi seperti silica gel (SiO2.xH2O)n atau

alumina (Al2O3.xH2O)n. Silica gel biasa diberi pengikat yang dimaksudkan untuk

memberikan kekuatan pada lapisan dan menambah adesi pada gelas penyokong.

Pengikat yang biasa digunakan adalah kalsium sulfat. Metode sederhana dalam

KLT ialah dengan menggunakan nilai Retardation factor (Rf) yang didefinisikan

dengan persamaan:

Rf =

Tetapi pada gugus-gugus yang besar dari senyawa-senyawa yang susunannya

tidak jauh berbeda, seringkali harga Rf berdekatan satu sama lainnya. Pemilihan

pelarut sebagai fase gerak merupakan faktor penentu berhasil tidaknya suatu

matriks campuran dapat dipisahkan dari komponen penyusunnya dengan

sempurna (Sastrohamidjojo, 2002).

3. Kromatografi Cair Vakum (KCV)

Kromatografi cair vakum (KCV) pertama kali diperkenalkan oleh para ilmuwan

dari Australia untuk mengatasi lamanya waktu yang dibutuhkan untuk preparasi

Page 38: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

17

menggunakan kolom kromatografi klasik. Pada dasarnya metode ini adalah

kromatografi lapis tipis preparatif yang berbentuk kolom. Aliran fase gerak dalam

metode ini diaktifkan dengan bantuan kondisi vakum (Coll dan Bowden, 1986).

Kromatografi cair vakum terdiri dari suatu corong Buchner yang memiliki kaca

masir. Corong Buchner ini diisi dengan fase diam yang tingkat kehalusannya

seperti yang umumnya dipakai dalam kromatografi lapis tipis (70-230 mesh).

Corong Buchner yang berisi fase diam ini digunakan dalam kondisi

vakum/bertekanan, yang berakibat pada kemampuan yang dihasilkan oleh

kromatografi cair vakum akan sama dengan kromatografi gravitasi namun

diperlukan waktu yang lebih singkat.

Teknik KCV dilakukan dengan suatu sistem yang bekerja pada kondisi vakum

secara kontinu, sehingga diperoleh kerapatan kemasan yang maksimum atau

dengan menggunakan tekanan rendah untuk meningkatkan laju alir fasa gerak.

Urutan eluen yang digunakan dalam kromatografi cair diawali mulai dari eluen

yang mempunyai tingkat kepolaran rendah kemudian kepolarannya ditingkatkan

secara perlahan-lahan. Urutan eluen yang digunakan dalam kromatografi diawali

dari eluen yang mempunyai tingkat kepolaran rendah kemudian kepolarannya

ditingkatkan secara perlahan-lahan seperti pada Gambar 7 (Hostettmann et al.,

1995).

Page 39: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

18

n-heksana Non polarSikloheksanaKarbon tetrakloridaBenzenaToluenaMetilen kloridaKloroformEtil asetatAsetonn-propanolEtanolMetanolAir Polar

Gambar 7. Urutan tingkat kepolaran eluen ( Gritter et al., 1991).

4. Kromatografi Kolom (KK)

Pada prinsipnya kromatografi kolom digunakan untuk pemisahan campuran

beberapa senyawa yang diperoleh dari hasil ekstraksi. Konsepnya sama seperti

KLT, perbedaannya pemisahan komponen-komponen suatu zat dalam eluen yang

bergerak melalui fase diam sebagai adsorben terjadi akibat adanya perbedaan daya

adsorpsi pada komponen-komponen tersebut. Fase gerak berupa larutan yang

dipilih berdasarkan KLT dan fase dia berupa adsorben padat seperti alumina atau

silika gel (McMurry, 2008).

Dengan menggunakan cara kromatografi kolom, skala isolasi flavonoid dapat

ditingkatkan ke skala industri. Pada dasarnya, cara ini meliputi penempatan

campuran flavonoid (larutan) di atas kolom yang berisi serbuk penyerap (seperti

selulose, silika atau poliamida), dilanjutkan dengan elusi beruntun setiap

komponen memakai pelarut yang cocok. Kolom hanya berupa tabung kaca yang

dilengkapi dengan keran pada salah satu ujung (Markham, 1988).

Page 40: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

19

G. Identifikasi Spektroskopi

1. Spektroskopi UV-Vis

Dalam spektroskopi UV-Vis penyerapan sinar tampak dan ultraviolet oleh suatu

molekul akan menghasilkan transisi diantara tingkat energi elektronik molekul.

Transisi tersebut pada umumnya antara orbital ikatan, orbital non-ikatan atau

orbital anti-ikatan. Panjang gelombang serapan yang muncul merupakan ukuran

perbedaan tingkat-tingkat energi dari orbital suatu molekul (Sudjadi, 1983).

Serapan cahaya oleh molekul dalam daerah spektrum ultraviolet-tampak

bergantung pada struktur elektronik dari molekul. Spektra ultraviolet-tampak dari

senyawa-senyawa organik berkaitan erat dengan transisi-transisi diantara

tingkatan-tingkatan tenaga elektronik. Dikarenakan hal ini, maka serapan radiasi

ultraviolet-tampak sering dikenal sebagai spektroskopi elektronik. Dalam

praktek, spektroskopi ultraviolet-tampak digunakan terbatas pada sistem-sistem

terkonjugasi (Sastrohamidjojo, 1991).

Metode spektroskopi ini berguna untuk mengetahui jenis flavonoid. Selain itu,

kedudukan gugus fungsi hidroksil pada inti flavonoid dapat ditentukan dengan

cara menambahkan pereaksi geser ke dalam larutan cuplikan dan mengamati

pergeseran puncak yang terjadi. Spektrum khas flavonoid terdiri dari dua pita

yaitu pada rentang 240-285 nm (Pita II) dan 300-550 nm (Pita I). Letak serapan

pita tepat dan kekuatan dari pita tersebut akan memberikan informasi

yangberguna mengenai sifat flavonoid (Markham, 1988). Rentang utama yang

diperkirakan untuk setiap jenis flavonoid dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 41: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

20

Tabel 2. Rentang serapan spektrum ultraungu-tampak untuk flavonoid.

Pita II (nm) Pita I (nm) Jenis Flavonoid250-280 310-350 Flavon250-280 330-360 Flavonol (3-OH tersubstitusi)250-280 350-385 Flavonol (3- OH bebas)245-275 310-330 Isoflavon275-295 300-390 Flavanon dan dihidroflavon230-270 340-390 Calkon270-280 465-560 Antosianidin dan antosianin

2. Spektroskopi Inframerah (IR)

Prinsip dari spektroskopi ini didasarkan pada adanya vibrasi atom pada suatu

molekul. Vibrasi terjadi pada ikatan antar atom berupa uluran, bengkokan dan

guntingan yang terjadi karena adanya interaksi dengan gelombang inframerah

yang diberikan. Frekuensi vibrasi ini khas dan spesifik untuk tiap ikatan atom dan

sesuai dengan panjang gelombang IR yang diserap. Panjang gelombang IR

berada pada rentang 625 cm-1- 4000cm-1. Area pada 625 cm-1-1300 cm-1

merupakan finger print dari setiap senyawa dan menunjukkan kekhasan yang

tinggi (Sastrohamidjojo, 1991). Spektroskopi IR terutama digunakan untuk

mengetahui gugus-gugus fungsional suatu senyawa (Silverstein, 1991).

Daerah antara 1400-4000 cm-1 merupakan daerah khusus yang berguna untuk

identifikasi gugus fungsional. Daerah ini menunjukkan absorpsi yang disebabkan

oleh vibrasi uluran. Daerah antara 1400- 700 cm-1 (daerah sidik jari) seringkali

sangat rumit karena menunjukkan absorpsi yang disebabkan oleh vibrasi uluran

dan tekukan (Fessenden and Fessenden, 1986).

Page 42: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

21

H. Bakteri

Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak memiliki

selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik

berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus (nukleus) dan tidak ada

membran inti. Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan biasa disebut

nukleoi. Pada DNA bakteri tidak mempunyai intron dan hanya tersusun atas

akson saja (Jawetz and adelberg, 2005).

Bakteri dapat melakukan metabolisme, tumbuh, dan berkembang biak. Sebagian

besar bakteri berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata.

Bakteri pada umumnya mempunyai ukuran sel 0,5-1,0 μm x 2,0-5,0 μm, dan

terdiri dari tiga bentuk dasar yaitu bentuk bulat atau kokus, bentuk batang dan

bentuk spiral (Dwijoseputro, 2005).

Lapisan terluar bakteri terdiri dari dua komponen yakni dinding sel yang kaku dan

membran sitoplasma atau membran plasma. Sel bakteri dapat diliputi oleh lapisan

berupa gel yang mudah lepas. Selain itu, beberapa bakteri juga mempunyai

struktur tumbuhan lain seperti filamen yang menonjol keluar dari permukaan sel

yaitu flagella atau pili yang berfungsi sebagai alat penggerak dan fimbria sebagai

alat untuk melekatkan diri (Gupte, 1990). Antibakteri adalah senyawa yang

digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri yang bersifat merugikan.

Pengendalian pertumbuhan mikroorganisme bertujuan untuk mencegah

penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada inang yang

terinfeksi, dan mencegah pembusukan serta perusakan bahan oleh

mikroorganisme (Sulistyo, 1971).

Page 43: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

22

Mekanisme penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri oleh senyawa

antibakteri dapat berupa perusakan dinding sel dengan cara menghambat

pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai terbentuk, merusak membran

sitoplasma, perubahan molekul protein dan asam nukleat, penghambatan kerja

enzim, serta penghambatan sintesis asam nukleat dan protein. Senyawa

antibakteri dapat bekerja secara bakteriostatik, bakteriosidal, dan bakteriolitik

(Pelczar dan Chan, 2008).

I. Bacillus subtilis dan Escherichia coli

Bacillus subtilis merupakan bakteri yang berperan dalam proses pembusukan

daging. Adapun klasifikasi bakteri ini yaitu termasuk kingdom bacteria, filum

firmicutes, kelas bacilli, orde bacillales, famili bacillaceae, genus Bacillus, dan

spesies B. Subtilis (Graumann, 2007). Bakteri ini berbentuk batang yang

mengeluarkan banyak enzim untuk mendegradasi berbagai substrat, sehingga

memungkinkan bakteri untuk bertahan hidup dalam lingkungan yang terus

berubah. Bacillus subtilis diketahui tidak bersifat patogen baik terhadap

tumbuhan, hewan, dan manusia karena memiliki virulensi dan toksisitas yang

rendah (Clause and Berkeley, 1986).

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya diketahui bahwa senyawa artonin E

(konsentrasi 250 µg/disk) yang diisolasi dari kulit Artocarpus rigida menunjukkan

aktivitas antimikroba terhadap E. coli dan Bacillus subtilis menghasilkan zona

hambat 1,2 dan 0,9 cm. Kontrol positif yang digunakan yaitu canamycin sulfat

(konsentrasi 240 µg/disk) (Suhartati et al., 2008). Escherichia coli umumnya

Page 44: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

23

bersifat gram negatif, berbentuk batang pendek, tidak tahan asam, tidak berspora,

bersifat aerob atau fakultatif anaerob. Bakteri ini memiliki daya tahan berbulan-

bulan dalam tanah dan di dalam air, peka terhadap Streptomisin, Tetrasiklin,

kloramfenikol, dan menghasilkan toksin berupa endotoksin dan eksotoksin

(Gupte, 1990).

Klasifikasikan Escherichia coli menurut (Jawetz and adelberg, 2005) adalah

sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Protophyta

Kelas : Schyzomycetes

Ordo : Entherobacteriales

Famili : Entherobacteriaceae

Genus : Escherichia

Spesies : Escherichia coli

E. coli merupakan mikroflora normal di dalam intestinum, namun sebagian galur

E. coli dapat menyebabkan diare, karena hasil metabolismenya bersifat beracun

dan E. coli dapat langsung menyerang lapisan epitelium dinding usus (Gibson,

1999). Beberapa jenis E. coli umum ditemukan pada penderita diare dan

keracunan makanan. Jenis-jenis E. coli tersebut di antaranya EPEC

(Enteropathogenic Escherichia coli), EIEC (Enteroinvasive Escherichia coli),

ETEC (Enterotoxigenic Escherichia coli), dan EHEC (Enterohaemorrhagic

Escherichia coli) (Rohdiana dkk., 2013).

Page 45: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

24

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2016–Agustus 2017, bertempat di

Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Analisis spektroskopi yang digunakan

adalah spektroskopi ultraungu-tampak (UV-Vis) dilakukan di Laboratorium

Anorganik/Fisik Universitas Lampung dan Analisis spektroskopi inframerah (IR)

dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Bahan Alam (KOBA) Institut

Teknologi Bandung. Uji bioaktivitas antibakteri dilakukan di Laboratorium

Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

1. Alat-alat yang digunakan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas, penguap

putar vakum (rotary evaporator), satu set alat kromatografi cair vakum (KCV),

satu set alat Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Kromatografi Kolom (KK),

pengukur titik leleh MP-10 Stuart, kertas saring, lampu UV, pipet kapiler, neraca

analitik, autoclave, Laminar Air Flow (LAF), jarum ose, cawan petri, inkubator,

Page 46: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

25

bunsen, plastic wrap, mikropipet, kertas Whatman, spektrofotometer FT-IR dan

spektrofotometer Ultraungu-tampak (UV-Vis).

2. Bahan-bahan yang digunakan

Tumbuhan Pudau (Artocarpus kemando Miq.) yang diperoleh dari Dusun

Karanganyar, Desa Klaten, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan pada

tanggal 26 Mei 2016. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi dan kromatografi

dalam penelitian ini berkualitas teknis yang telah didestilasi sedangkan untuk

analisis spektrofotometer berkualitas pro-analisis (p.a). Bahan-bahan kimia yang

dipakai meliputi etil asetat (EtOAc), metanol (MeOH), n-heksana (n-C6H14),

benzena (C6H6), aseton (C2H6O), akuades (H2O), serium sulfat Ce(SO4)2 15%

dalam asam sulfat (H2SO4) 15%, diklorometana (CH2Cl2), silika gel Merck G 60

untuk impregnasi, silika gel Merck 60 (35-70 Mesh) yang digunakan pada KCV

dan KK, untuk KLT digunakan plat KLT silika gel merck kiesegal 60 F254 0,25

mm. Pereaksi geser untuk analisis spektroskopi ultraungu-tampak adalah AlCl3,

HCl pekat, NaOAc, NaOH, dan H3BO3. Bahan-bahan uji bioaktivitas antibakteri

meliputi akuades, media Nutrien Agar (NA), bakteri Bacillus subtilis, bakteri E.

coli , chloramphenicol, dan amoxycillin.

C. Prosedur Penelitian

1. Pengumpulan dan Persiapan Sampel

Sampel berupa tumbuhan pudau (Artocarpus kemando Miq.) yang didapatkan dari

daerah Penengahan, Lampung Selatan, selanjutnya dilakukan determinasi untuk

Page 47: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

26

menentukan spesies di Herbarium Bogoriense bidang Botani Pusat Penelitian

Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong, Jawa Barat.

Sampel kulit dan kayu cabang yang telah dipotong kecil-kecil kemudian

dikeringkan. Kulit dan kayu cabang yang telah kering kemudian digiling hingga

berbentuk serbuk halus.

2. Ekstraksi dengan Metanol

Sebanyak 2,62 kg kulit cabang dan 3 kg kayu cabang A. kemando Miq yang telah

digiling kemudian dimaserasi dengan metanol selama 24 jam dan dilakukan

sebanyak 3 kali. Ekstrak yang diperoleh lalu disaring kemudian dipekatkan

dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 35ºC-40ºC dengan laju

putaran 120-150 rpm hingga diperoleh ekstrak pekat.

3. Kromatografi Cair Vakum (KCV)

Ekstrak pekat (kasar) hasil maserasi menggunakan metanol yang telah kering

ditimbang beratnya, kemudian difraksinasi dengan KCV. Terlebih dahulu fasa

diam silika gel Merck G 60 sebanyak 10 kali berat sampel dimasukkan ke dalam

kolom. Kemudian kolom dikemas kering dalam keadaan vakum menggunakan

alat vakum. Eluen yang memiliki kepolaran rendah, yaitu n-heksana dituangkan

ke permukaan silika gel terlebih dahulu kemudian divakum kembali. Kolom

kemudian dihisap sampai kering dengan alat vakum dan siap digunakan. Ekstrak

kasar yang sebelumnya telah dilarutkan dalam aseton dan diimpregnasikan

dengan silika gel kasar (± 2 kali berat sampel), kemudian dimasukkan pada bagian

atas kolom yang telah berisi fasa diam lalu dihisap secara perlahan-lahan dengan

Page 48: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

27

cara memvakumnya. Setelah itu kolom dielusi dengan etil asetat:n-heksana (0% :

100%) hingga etil asetat:n-heksana (100% : 0%). Kolom dihisap hingga kering

pada setiap penambahan eluen (tiap kali elusi dilakukan). Kemudian fraksi-fraksi

yang terbentuk dikumpulkan berdasarkan pola fraksinasinya. Proses pemurnian

sampel dengan teknik KCV ini dilakukan berulang kali dengan perlakuan yang

sama seperti tahapan KCV awal.

4. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Setiap fraksi sebelum dan sesudah fraksinasi dilakukan uji KLT untuk melihat

pola pemisahan komponen-komponen dalam senyawa atau Rfnya. Nantinya

fraksi yang memiliki Rf atau pola fraksinasi yang sama digabungkan untuk

perlakuan lebih lanjut. Uji KLT dilakukan menggunakan sistem campuran eluen

menggunakan pelarut n-heksana, diklorometana, benzena, kloroform, dan

metanol. Uji KLT dilakukan dengan menggunakan sistem campuran eluen

menggunakan pelarut yang sesuai yaitu dapat berupa kombinasi antara n-heksana,

etil asetat, dan metanol sebagai fase gerak dan silika gel Merck kiesegal 60 F254

0,25 mm sebagai fase diam dengan persentase yang sesuai.

Setelah dilakukan elusi terhadap plat KLT, bercak/noda dilihat di bawah lampu

UV panjang gelombang 366 nm dan 254 nm. Untuk menampakkan noda hasil

KLT, hasil kromatogram tersebut kemudian disemprot dengan menggunakan

larutan serium sulfat. Digunakan larutan serium sulfat sebagai larutan penampak

noda yang spesifik terhadap flavonoid. Setiap fraksi yang menghasilkan pola

pemisahan dengan Rf (Retention factor) yang sama pada kromatogram, digabung

Page 49: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

28

dan dipekatkan kemudian difraksinasi lebih lanjut hingga diperoleh isolat murni

yang ditunjukkan dengan noda/spot tunggal pada plat silika.

5. Kromatografi Kolom (KK)

Hasil dari fraksi-fraksi gabungan dengan jumlah yang lebih sedikit tersebut

selanjutnya dilakukan fraksinasi menggunakan teknik kromatografi kolom.

Teknik ini menggunakan fase diam berupa adsorben Silika Gel Merck (35-70

Mesh) yang dilarutkan dalam pelarut yang akan digunakan dalam proses

pengelusian. Slurry dari silika gel dimasukkan ke dalam kolom terlebih dahulu,

kemudian diatur sebagai fasa diam di dalam kolom hingga rapat (tidak berongga)

dan rata. Selanjutnya masukkan sampel yang telah diimpregnasi pada silika gel

ke dalam kolom yang telah berisi fasa diam. Pada saat sampel dimasukkan,

usahakan agar kolom tidak kering/kehabisan pelarut karena akan mengganggu

fasa diam yang telah dikemas rapat, sehingga proses elusi tidak akan terganggu

(Gritter et al., 1991).

6. Analisis Kemurnian

Uji kemurnian dilakukan dengan metode KLT dan uji titik leleh. Uji kemurnian

secara KLT dilakukan menggunakan beberapa campuran eluen seperti n-heksana,

kloroform, etil asetat dan metanol. Kemurnian suatu senyawa ditunjukkan dengan

timbulnya satu noda pada plat KLT. Sedangkan untuk uji titik leleh, sebelum

dilakukan pengukuran, alat pengukur titik leleh tersebut dibersihkan terlebih

dahulu dari pengotor yang ada karena adanya pengotor tersebut akan menaikkan

atau menurunkan temperatur titik leleh kristal yang diuji. Untuk kristal yang

Page 50: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

29

berukuran besar, kristal terlebih dahulu digerus hingga berbentuk serbuk

kemudian diambil sedikit dan dimasukkan kedalam pipet kapiler, alat dihidupkan

dan titik leleh diamati dengan bantuan kaca pembesar. Suhu pada saat kristal

pertama kali meleleh, itulah titik leleh dari senyawa tersebut.

7. Analisis Struktur

Isolat murni yang telah diperoleh dalam bentuk kristal kemudian di analisis

strukturnya dengan beberapa alat spektrofotometer yaitu UV-Vis dan inframerah

(IR) kemudian dibandingkan dengan literatur sehingga dapat diketahui nama dan

struktur dari kristal murni tersebut.

a. Spektroskopi Ultraungu-tampak (UV-Vis)

Sampel yang berupa kristal murni sebanyak 0,1 mg dilarutkan dalam 10 mL

metanol. Larutan ini digunakan sebagai persediaan pada beberapa kali

pengukuran dengan cara pengenceran larutan secara bertahap. Pertama,

sampel diukur serapan maksimumnya dalam metanol. Selanjutnya larutan

persediaan dibagi menjadi beberapa bagian. Kemudian pada masing-masing

larutan persediaan tersebut ditambahkan pereaksi-pereaksi geser seperti AlCl3

5 % (0,25 gram AlCl3 dalam 5 mL metanol), HCl 50% (5 mL HCl dalam 10

mL akuades), natrium hidroksida (NaOH) 2 M (0,8 gr NaOH dalam 10 mL

akuades), padatan natrium asetat (NaOAc), dan asam borat (H3BO3). Masing-

masing larutan diukur serapan maksimumnya lalu dibandingkan spektrum

yang dihasilkan dengan literatur yang ada.

Page 51: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

30

b. Spektroskopi Inframerah (IR)

Sampel kristal hasil isolasi yang telah murni dianalisis menggunakan

spektrofotometer inframerah untuk mengetahui bilangan gelombang yang

dapat menunjukkan gugus fungsi yang dimiliki senyawa isolat murni.

Sebelumnya dilakukan terlebih dahulu proses preparasi dengan cara sampel

dibebaskan dari air kemudian digerus bersama-sama dengan padatan halida

anorganik yang berupa KBr. Gerusan kristal murni dengan KBr dibentuk

menjadi lempeng tipis atau pelet dengan bantuan alat penekan hand press

selama 10 menit. Kemudian pelet tersebut diukur puncak serapannya

(Sudjadi, 1983).

8. Pengujian Bioaktivitas Antibakteri

Pada uji bioaktivitas ini, yang pertama dilakukan adalah sterilisasi alat dan media

dengan menggunakan autoclave selama 15 menit. Sebelumnya, telah disiapkan

bahan yang akan digunakan sebagai media. Untuk uji antibakteri menggunakan

media Nutrien Agar (NA). Sebanyak 4,2 gram NA dilarutkan ke dalam 150 mL

akuades kemudian dipanaskan selama 15 menit sampai homogen. Setelah itu,

media agar dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 15 mL/ tabung reaksi

dan sebanyak 5 mL/ tabung reaksi serta 1 mL akuades/ tabung reaksi juga

disiapkan. Selanjutnya, semua alat dan bahan disterilisasi selama 15 menit.

Sampel senyawa hasil isolasi dibuat variasi tiga konsentrasi: 0,5 mg/disk; 0,4

mg/disk dan 0,3 mg/disk. Kristal sebanyak 1,5 mg dilarutkan dalam metanol pro

Page 52: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

31

analis150 µL, kemudian diambil 50 µL, 40 µL, dan30 µL untuk ditotolkan ke

dalam paper disk.

Pada uji antibakteri digunakan kontrol positif berupa amoxycillin untuk bakteri

Bacillus subtilis dan chloramphenicol untuk bakteri Escherichia coli.

Chloramphenicol dan amoxycillin dibuat tiga variasi konsentrasi: 0,15 mg/disk;

0,10 mg/disk; dan 0,05 mg/disk. Padatan untuk kontrol positif sebanyak 1,5 mg

dilarutkan dalam 500 µL metanol pro analisis, kemudian diambil 50 µL, 33,3 L,

dan16,7 µL untuk ditotolkan ke dalam paper disk.

Alat dan bahan yang telah disterilisasi dimasukkan ke dalam laminar air flow.

Media agar 15 mL/tabung reaksi dituangkan ke dalam cawan petri. Setelah media

memadat, dimasukkan media agar 5 mL yang sudah ditambahkan dengan akuades

berisi bakteri sebanyak 1 ose. Kemudian paper disk yang berisi sampel, kontrol

positif, dan kontrol negatif dimasukkan ke dalam media yang telah dibuat. Cawan

petri ditutup dengan plastic wrap dan kertas kemudian dimasukkan ke dalam

inkubator selama 24 jam.

Page 53: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka didapatkan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada penelitian ini telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi senyawa murni

flavonoid dari bagian cabang yaitu kulit cabang tumbuhan pudau

(Artocarpus kemando Miq.) sebanyak 87,2 mg dan memiliki sifat fisik

berupa kristal jarum berwarna kuning dengan titik leleh 254-257oC, namun

pada bagian kayu cabang tidak berhasil diperoleh senyawa murni.

2. Berdasarkan analisis data fisik dan spektroskopi, diperkirakan senyawa

flavonoid hasil isolasi merupakan senyawa artonin E.

3. Hasil uji antibakteri menunjukkan bahwa senyawa hasil isolasi mempunyai

aktivitas antibakteri terhadap bakteri Bacillus subtilis kategori kuat, yaitu

menghasilkan zona bening dengan diameter 13 mm; 22 mm; dan 8 mm,

sedangkan terhadap E. coli menunjukkan aktivitas antibakteri kategori

sedang yaitu menghasilkan zona bening dengan diameter 6 mm; 5 mm; 5 dan

mm.

Page 54: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

78

B. Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan saran untuk penelitian

selanjutnya yaitu:

1. Penelitian lebih lanjut terhadap fraksi lain dari sampel bagian kulit cabang

tumbuhan pudau (Artocarpus kemando Miq.) perlu dilakukan sehingga

memperoleh informasi lebih tentang jenis senyawa flavonoid lain yang

terkandung di dalamnya.

2. Penelitian lebih lanjut terhadap sampel bagian kayu cabang tumbuhan pudau

(Artocarpus kemando Miq.) perlu dilakukan karena pada penelitian ini tidak

berhasil diperoleh senyawa murni.

3. Melakukan pengulangan terhadap uji bioaktivitas antibakteri sehingga dapat

diperoleh hasil yang maksimal.

Page 55: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

79

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, S.A. 1986. Kimia Organik Bahan Alam, Materi 4: Ilmu KimiaFlavonoid. Karunia Universitas Terbuka. Jakarta. Hlm 39.

Achmad, S.A., E.H. Hakim, L.D. Juliawaty, L. Makmur, Suyatno, N. Aimi, andE.L. Ghisalberti. 1996. A new prenylated flavone from Artocarpuschempeden. Journal of Natural Product. 59: 878-879.

Altman, L.J. and Zito S.W. 1976. Sterols and triterpenes from the fruit ofArtocapus altilis. Phytochemistry. 15: 829-830.

Boonlaksiri, C., W. Oonanant, P. Kongsaeree, P. Kittakoop, M. Tanticharoen, danY. Thebtaranonth. 2000. An antimalarial stilbene from Artocarpus integer.Phytochemistry. 54 (4): 415-417.

Claus, D., Berkeley, R. C. W. 1986. Genus Bacillus Cohn 1872, 174. In Sneath,P. H. A., (ed.) Bergey’s manual of systematic bacteriology. Williams andWilkins, Baltimore. 2: 1105-1139.

Coll, J.C. dan Bowden, B.F. 1986. The Apllication of Vacuum LiquidChromatography to The Separation of Terpene Mixtures. Journal ofNatural Product. 49: 934-936.

Davis W.W. and T.R. Stout. 1971. Disc Plate Method of MicrobiologicalAntibiotic Assay. Application Microbiology. 22 (4): 659 – 665.

Day, R.A dan A,L Underwood. 1981. Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga.Jakarta.

Dayal, R. and T.R. Seshadri. 1976. Colourless compounds of the roots ofArtocarpus heterophyllu, Isolation of new compound artoflavone. IndianJournal Chemistry. 12: 895-898.

Dwijoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta. Hlm 21-25.

Page 56: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

80

Ee, G.C.L., S. H. Teo, M. Rahmani, C.K. Lim, Y. M. Lim, dan R. Go. 2014.Artomandin, a new xanthone from Artocarpus kemando (Moraceae).Natural Product Research. 25 (10): 995-1003.

Ersam, T. 2004. Keunggulan Biodiversitas Hutan Tropika Indonesia DalamMerekayasa Model Molekul Alami. Prosiding Seminar Nasional KimiaVI. ITS. Surabaya. Hlm 4.

Fessenden, R.J. and J.S. Fessenden.1986. Kimia Organik Jilid I. Alih BahasaHadyana Pujaatmaka. Erlangga. Jakarta. Hlm 525.

Gibson C. 1999. Enhancement and Disenhancement : The Role of Community inNatural Resource Conservation. World Development. ElservierScience.Ltd. 27 (4): 629-649.

Graumann, P. 2007. Bacillus : Cellular and Molecular Biology. Caister AcademicPress. Norfolk. Hlm 143.

Gritter, R.J., J.M. Bobbit, dan A.E. Schwarting. 1991. Pengantar Kromatografi.Alih Bahasa Kosasih Padmawinata. Penerbit ITB. Bandung. Hlm 266.

Gupte, S. 1990. Mikrobiologi Dasar. Diterjemahkan oleh Julius E.S. BinarupaAksara. Jakarta. Hlm 261-265.

Hakim, A. 2011. Keanekaragaman Metabolit sekunder Genus Artocarpus(Moraceae). Bioteknologi. 8 (2): 86-98.

Hakim, Aliefman. 2010. Diversity of Secondary Metabolites from GenusArtocarpus (Moraceae). Nusantara Bioscience. 2: 146-156.

Hakim, E.H., Achmad, S.A., Juliawaty, L.D., Makmur, L., Syah, Y.M., Aimi, N.,Kitajima,M., Ghisalberti, E.L. 2006. Prenylated flavonoids and relatedcompounds of the Indonesian Artocarpus (Moraceae). Journal of NaturalMedicine. 60: 161–184.

Hannif, S.M., dan Kuschitawaty. 2011. Faktor Risiko Diare Akut PadaBalita. Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat. 27: 10-17.

Hano, Y., Y. Yamagami, M. Kobayashi, R. Isohata, and T. Nomura. 1990.Artonin E and F, Two New Prenylflavones From The Bark of Artocarpuscommunis Forst. Heterocycles. 31(5): 877 – 882.

Hasanah, S.I. 2016. Isolasi, Karakterisasi, dan Modifikasi serta Uji BioaktivitasAntibakteri dan Antijamur Senyawa Artonin E dari Fraksi Polar KayuAkar Tumbuhan Kenangkan (Artocarpus rigida). (Skripsi). UniversitasLampung. Bandar Lampung.

Page 57: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

81

Hashim, N.M., M. Rahmani, M.A. Sukari, A. M. Ali, N. B. Alitheen, H. B. M.Ismail, dan R. Go. 2010. Two new xanthones from Artocarpus obtusus.Journal Asian Natural Product Research. 12: 106-112.

Hashim, N. M., M. Rahmani, S. S. Shamaun, G. C. L. Ee, M. A. Sukari, A. M.Ali, dan R. Go. 2011. Dipeptide and xanthones from Artocarpus kemandoMiq. Journal Medicine Plant Research. 5 (17): 4224-4230.

Herbert, R.B. 1996. Biosintesis Metabolit Sekunder. Alih Bahasa BambangSrigandono. IKIP Semarang Press. Semarang. Hlm 103-123.

Heyne, K. 1987. The Useful Plants of Indonesia. Research and DevelopmentAgency. The Ministry of Forestry. Jakarta. Hlm 659-703.

Hostettman, K., M. Hostettman, dan A. Manson. 1995. Cara kromatografiPreparatif Penggunaan pada Senyawa Bahan Alam. Alih bahasaKosasih Padmawinata. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Hlm 27-34.

Hwa, Teo Siaw. 2010. Phytochemistry And Biological Activities Of ArtocarpusKemando Miq. (Pudau) And Artocarpus Odoratissimus Blanco (Terap)(Moraceae). Jurnal Universiti Putra Malaysia.

Janick, J., dan R. E. Paull. 2008. The Encyclopedia of Fruits and Nuts. CABInternational. Oxfordshire. Hlm 490-491.

Jayasinghe, L., B. A. I. S. Balasooriya, W. C. Padmini, N. Hara, dan Y. Fujimoto.2004. Geranyl chalcone derivatives with antifungal and radical scavengingproperties from the leaves of Artocarpus nobilis. Phytochemistry. 65 (9):1287-1290.

Jawetz, E. and M. Adelberg. 2005. Mikrobiologi Kedokteran Edisi Ke-3. AlihBahasa: Huriwati Hartanto dkk. Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jakarta.

Johnson, L.E. dan R. Stevenson. 1991. Dasar Kromatografi Cair. Alih bahasaKosasih Padmawinata. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Hlm 365.

Khan, M.R., A.D. Omoloso, and M. Kihara. 2003. Antibacterial activity ofArtocarpus heterophyllus. Fitoterapia. 74 (5): 501-505.

Kijjoa, A., H. M. Cidade, M. J. T. G. Gonzalez, C. M. Afonso, A. M. S. Silva, danW. Herz. 1998. Further prenylflavonoids from Artocarpus elasticus.Phytochemistry. 47 (5): 875-878.

Klassen, Curtis D. 2001. The Basic Science of Poisons Sixth Edition. McGraw-Hill. United States of America. Hlm 153-154.

Page 58: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

82

Ko, H.H., Y.H. Lu, S.Z. Yang, S.J. Won, dan C.N. Lin. 2005. Cytotoxicprenylflavonoids from Artocarpus elasticus. Journal of NaturalProduct. 68 (11): 1692-1695.

Kochummen, K.M. 1987. Moracea in tree flora of Malaya. Vol 2. ForestResearch Institute. Kepong. Malaysia.

Lenny, S. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenilpropanoida, dan Alkaloid. KaryaIlmiah Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara. Medan.Hlm 7.

Mannito, P. 1992. Biosintesis Produk Alami. Alih Bahasa Koensoemardiyah. IKIPSemarang Press. Semarang. Hlm 235.

Markham, K.R. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Alih Bahasa KosasihPadmawinata. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Hlm 3-49.

McMurry, J. 2008. Organic Chemistry. 7th edition. Graphic World Inc. Hlm 440-469.

Monem MA., Mohamed EA., Awad ET., Ramadan AHM., and Mahmoud HA.2014. Multiplex PCR as emerging technique for diagnosis of enterotoxigenicE. coli isolates from pediatric watery diarrhea. Journal ofAmerican Science. 10 (4).

Mulyani, S., Ardiningsih, P., dan Jayuska, A. 2016. Aktivitas Antioksidan danAntibakteri Ekstrak Daun Mentawa (Artocarpus anisophyllus). JKK. 5 (1):36-43.

Nakamura, Y., Watanabe, S., Miyake, N., Kohno, N and Osawa, T. 2003.Dihyrochalcones: Evaluation as Novel Radical Scavenging Antioxidant.Journal of Agricultural Food Chemistry. 51: 3309-3332.

Nasution, R., Barus, T., Nasution, P., dan Saidi, N. 2014. Isolation and StructureElucidation of Steroid from Leaves of Artocarpus camansi (Kulu) asAntidiabetic. International Journal of Pharmtech Research. 6 (4): 1279-1285.

Neldawati, Ratnawulan dan Gusnedi. 2013. Analisis Nilai Absorbansi DalamPenentuan Kadar Flavonoid Untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat.Pillar of Physics 2: 76-83.

Nomura, T., S. Hano, and M. Aida. 1998. Isoprenoid-Substitued Flavonoid fromArtocarpus Plants (Moraceae). Heterocycles. 47 (2): 1179-1205.

Nursal. 1997. Pengaruh Ekstrak Akar Acanthusilicifolius terhadap PertumbuhanBakteri Vibrilo parahaemolyticus. Jurnal Biosains. 2 (1): 2-37.

Page 59: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

83

Pelczar, M. J. & Chan, E. S., 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UniversitasIndonesia Press. Jakarta.

Rahmawati, N. (2004). Uji Sitotoksisitas Ekstrak Etanolik Daun Bandotan(Ageratum conyzoides L) terhadap Sel HeLa dan Profil KromatografiLapis Tipisnya. (Skripsi). Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.

Ramanthan, R., Than, C dan Das, N. 1992. Cytotoxic Effect of Plant Polyphenolsand Fat Soluble Vitamins on Malignant Human Cultured Celss. Cancerletters. 62: 217-224.

Ramadhani, A.N. 2009. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Sukun(Artocarpusaltilis) Terhadap Larva Artemiasalina Leach dengan MetodeBrine Shrimp Lethality Test (BST). (Skripsi). Fakultas KedokteranUniversitas Diponegoro. Semarang.

Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. FMIPA ITB.Bandung.

Rohdiana, D., Arief, D.Z dan Somantri, M. 2013. Aktivitas penangkapan radikalbebas DPPH (1,1-Diphenyl-2- Picrylhydrazyl) oleh teh putih berdasarkansuhu dan lama penyeduhan. Jurnal Penelitian Teh dan Kina. 16 (1): 45-50.

Rustama, M.M., dan Lingga, M.A. 2005. Uji Aktivitas Antibakteri dari EkstrakAir dan Etanol Bawang Putih (Allium sativum L.) terhadap bakteri GramNegatif dan Gram Positif yang Diisolasi dari Udang Dogol (Metapenausmonoceros), Udang Lobster (Panulirus sp.), dan Udang Rebon (Mysisacetes). Jurnal Biotika. 5 (2): 35-40.

Sastrohamidjojo, H. 1991. Spektroskopi. Liberty. Yogyakarta.

Sastrohamidjojo, H. 2002. Kromatografi. Liberty. Yogyakarta. Hlm 35-36.

Sathiskumar, T., Baskar, R., Shanmugam, S., Rajasekaran, P., Sadasivam, S andManikandan, V. 2008. Optimization of Flavonoid Extraction from Theleaves of Tabernamontana heyneana, Wall, using L16 Orthogonal Design.Journal of Natural and Science 6 (3).

Saw, L.G., J. V. LaFrankie, K. M. Kochummen, dan S. K. Yap. 1991. Fruit Treesin a Malaysian Rain Forest. Economic Botany. 45 (1): 120-136.

Seo, E.K., D. Lee, Y.G.Shin, H.B. Chai, H.A. Navarro, L.B. Kardono, I. Rahman,G. A. Cordell, N. R. Farnsworth, J. M. Pezzuto, A. D. Kinghorn, M. C.Wani, dan M.E. Wall. 2003. Bioactive prenylated flavonoids from thestem bark of Artocarpus kemando. Arc. Pharmaceutical Research. 26 (2):124–127.

Page 60: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

84

Settle, Frank A. 1997. Handbook of Instrumental Techniques for AnalyticalChemistry. Prentice-Hall, Inc. New Jersey. Hlm 25-30; 247-252; 309-311;481-485.

Shamaun SS, Mawardi R, Hashim NM, Ismail HBM, Sukari MA, EeGCL, Go R . 2010. Prenylated flavones from Artocarpus altilis. Journalof Natural Medicine. 64: 478-481.

Silverstein, R.M. 1991. Penyelidikan Spektroskopik Senyawa Organik, Edisi IV:Diterjemahkan oleh Hartono. Erlangga. Jakarta.

Sudjadi. 1983. Penentuan Struktur Senyawa Organik. Ghalia Indonesia. Jakarta.Hlm 283.

Suhartati, T. 2001. Senyawa Fenol Beberapa Spesies Tumbuhan Jenis CempedakIndonesia. (Disertasi). Penerbit ITB. Bandung. Hlm 109-111.

Suhartati, T., Achmad, S.A., Aimi, N., Hakim E.H. 2005. Artonin M TurunanFlavon Tergeranilasi dari Artocarpus rotunda. Jurnal Sains Teknologi.11 (2): 62-63.

Suhartati, T., Yandri, and Hadi, S.,2008. The Bioactivity Test of Artonin E fromthe Bark of Artocarpusrigida Blume. European Journal of ScientificResearch. 23 (2): 330-337.

Sulistyo. 1971. Farmakologi dan Terapi. EKG. Yogyakarta.

Sultanbawa MUS, Surendrakumar, Sivagnanasundram. 1989. Twopyranodihydrobenzoxanthones from Artocarpus nobilis. Phytochemistry.28 (2): 599-605.

Syah, Y. M., L.D. Juliawaty, S.A. Achmad, E.H. Hakim, and E.L. Ghisalberti.2006. Cytotoxic prenylated flavones from Artocarpus champeden. Journalof Natural Medicine. 60 (4): 308-312.

Tapas, A. R., D. M. Sakarkar, dan R.B. Kakde. 2008. Flavonoid as Nutraceuticals:A Review. Tropical Journal of Pharmaceutical Research. 7 (3): 1089-1099.

Teo, S. H., G. C. L. Ee, C. K. Lim, M. Rahmani, dan C. F. J. Bong. 2010.Chemical Constituents of Artocarpus kemando (Moraceae). Asian JournalChemistry. 23 (1): 74-76.

Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta. Hlm 447.

Page 61: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

85

Vickery, M. N and Vickery, B. 1981. Secondary Plant Metabolism. UniversityPark Press. Maryland. Hlm 21.

Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Penerjemah Dr. SoendaniNoerono Edisi Kelima. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hlm165-222.

Volk, W.A and M.F. Wheeler. 1998. Mikrobiologi Dasar. Edisi Kelima. Erlangga.Jakarta.

Weng, J.R., S.C. Chan, Y.H. Lu, H.C. Lin, H.H. Ko, dan C.N. Lin. 2006.Antiplatelet prenylflavonoids from Artocarpus communis. Phytochemistry.67 (8): 824-829.

Widyawaruyanti, A., Subehan, S.K. Kalauni, S. Awale, M. Nindatu, N.C. Zaini,D. Syafruddin, P.B.S. Asih, Y. Tezuka, dan S. Kadota. 2007. Newprenylated flavones from Artocarpus champeden, and their antimalarialactivity in vitro. Journal of Natural Medicine. 61 (4): 410-413.

Widjaja. 2000. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita. Kawan Pustaka.Jakarta.

Wijesekera, R.O.B. 1991. Plant-derived Medicines and Their Role in GlobalHealth in the Medicine Plant Industry. C.R.C. Press. Inc. Florida.

Page 62: ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS …digilib.unila.ac.id/29336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Vakum (KCV), dan Kromatografi ... penulis memiliki pengalaman organisasi

86