64
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI FRAKSI ETIL ASETAT AKAR TANAMAN TURI MERAH (Sesbania grandiflora (L.) Pers) SERTA PENGUJIAN SENYAWA SEBAGAI ANTIBAKTERI (Skripsi) Oleh WAHYUNI DEWI LESTARI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

  • Upload
    lylien

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASIDARI FRAKSI ETIL ASETAT AKAR TANAMAN TURI

MERAH (Sesbania grandiflora (L.) Pers) SERTA PENGUJIANSENYAWA SEBAGAI ANTIBAKTERI

(Skripsi)

Oleh

WAHYUNI DEWI LESTARI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

ABSTRACT

ISOLATION AND IDENTIFICATION ISOLATED COMPOUNDS FROMETHYL ACETATE FRACTION OF ROOTS RED TURI (Sesbania

grandiflora (L.) Pers) AND ITS ANTIBACTERIAL ACTIVITY

By

WAHYUNI DEWI LESTARI

Sesbania grandiflora (L.) Pers, locally known as turi is belong to Fabaceae,which can be used as a traditional medicine because it contains bioactivecompounds such as antibacterial, antioxidant and antifungal. This was aimed toisolation, identification the isolated compound of ethyl acetate extract of red turiroots (S. Grandiflora). The ethyl acetate extract and isolated obtained wasassayed the antibacterial activity against E. coli. This research was conducted oncollection and sample preparation, extraction, isolation and purification usingTLC, VLC and CCG. Two isolated compounds were obtained yellow crystalneedle of N-5 Ed (3.4 mg) and orange solids N-5 (0.5 mg). The purity test of thecompound was carried out using thin layer chromatography (TLC) and themeasurement of melting point, N-5 Ed compound have a melting point at 211.5-215 0C. Based on the physical properties and IR spectroscopic analysis data, N-5Ed compounds was predicted a type of aryl benzofuran compounds of 2-(2’.3’-dihydroxy-5’-methoxyphenyl)-6-methoxybenzofuran-3-carbaldehyde). Theantimicrobial activity of isolated compound against E. coli showed that it hasmedium activity with inhibition zone of 9 and 8 mm at the concentration of 200ppm and 100 ppm

Keywords: Sesbania grandiflora, red turi, aryl benzofuran, antibacterial, E. coli.

Page 3: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

ABSTRAK

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARIFRAKSI ETIL ASETAT AKAR TANAMAN TURI MERAH (Sesbania

grandiflora (L.) Pers) SERTA PENGUJIAN SENYAWA SEBAGAIANTIBAKTERI

Oleh

WAHYUNI DEWI LESTARI

Turi merah (Sesbania grandiflora (L.) Pers) adalah salah satu tumbuhan familyFabaceae yang dapat digunakan sebagai obat tradisional karena mengandungsenyawa bioaktif diantaranya sebagai antibakteri, antioksidan dan antijamur.Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi, identifikasi senyawa hasil isolasi darifraksi etil asetat akar tanaman turi merah (S. grandiflora). Dan uji aktivitasantibakteri pada ekstrak kasar etil asetat dan senyawa hasil isolasi terhadapbakteri E. coli. Tahapan penelitian meliputi pengumpulan dan persiapan sampelkemudian ekstraksi, isolasi dan pemurnian secara berulang menggunakan KLT,KCV dan KKG. Dua Isolat yang diperoleh berupa kristal jarum berwarnakuning, yaitu N-5 Ed (3,4 mg) dan padatan berwarna orange yaitu N-5 (0,5 mg).Uji kemurnian senyawa dilakukan dengan menggunakan kromatografi lapis tipis(KLT) dan pengukuran titik leleh, senyawa N-5 Ed memiliki titik leleh sebesar211,5-215 0C. Berdasarkan sifat fisik dan data analisis spektroskopi IR, senyawaN-5 Ed diduga sebagai senyawa jenis aril benzofuran yaitu 2-(2’,3’-dihidroksi-5’-metoksifenil-6-metoksibenzofuran-3- karbaldehid. Uji bioaktivitas antibakterisenyawa hasil isolasi terhadap bakteri E. coli, senyawa N-5 Ed menunjukkanaktivitas dalam kategori sedang dengan diameter hambat 9 dan 8 mm padakonsentrasi 200 ppm dan 100 ppm.

Kata kunci: Sesbania grandiflora, turi merah, aril benzofuran, antibakteri, E.coli.

Page 4: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASIDARI FRAKSI ETIL ASETAT AKAR TANAMAN TURI

MERAH (Sesbania grandiflora (L.) Pers) SERTA PENGUJIANSENYAWA SEBAGAI ANTIBAKTERI

Oleh

Wahyuni Dewi Lestari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA SAINS

Pada

Jurusan KimiaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 5: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,
Page 6: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,
Page 7: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Negeri, Lampung Timur pada

tanggal 05 November 1995. Penulis merupakan anak

ketiga dari tiga bersaudara, putri dari bapak Roso Wiyono

dan ibu Sujiati. Jenjang pendidikan diawali Taman Kanak-

Kanak (TK) di TK Aisyah yang diselesaikan pada tahun

2001.

Kemudian penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1

Bandar Negeri yang diselesaikan pada tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama

(SMP) di SMP Negeri 1 Pasir Sakti yang diselesaikan pada tahun 2010, dan

Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Pasir Sakti yang diselesaikan

pada tahun 2013. Penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada tahun 2013

melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa, penulis menjadi salah satu mahasiswa penerima

Beasiswa PGN selama enam semester, yaitu pada pada semester enam (XI)

sampai dengan semester delapan (XIII). Penulis pernah aktif dalam organisasi

Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMAKI) Fakultas MIPA periode 2013-2014 dan

2015-2016 sebagai anggota bidang Sains dan Penalaran Ilmu Kimia (SPIK).

Page 8: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas MIPA periode 2014-2015 sebagai

anggota Deputi Pengembangan Sains. Penulis pernah menjadi asisten praktikum

Kimia Dasar dan Kimia Organik untuk Fakultas Pertanian jurusan Teknologi

Hasil Pertanian (THP) dan Kimia Organik 1 serta Kimia Organik II untuk jurusan

Kimia FMIPA.

Page 9: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

MOTTO

Orang yang pandai adalah yang mengevaluasi dirinya sendiriserta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan

orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawanafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT.

(HR. Imam Turmudzi)

Barang siapa yang bersungguh-sungguh, sesungguhnyakesungguhan itu adalah untuk dirinya sendiri.

(Qs. Al-ankabut: 6)

Succes is walking from failure to failure with no loss ofenthusiasm.

(Winston Churchill)

Jangan berhenti untuk melakukan yang terbaikdalam setiap usahamu, karena akan selalu ada

hikmah didalamnya.(Wahyuni Dewi Lestari)

Page 10: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamiin.......

Dengan kerendahan hati dan mengharap ridho allah SWT, Ku

persembahkan karya sederhana ini ini teruntuk.....

Kedua orang tuaku, bapak dan mamak tercinta yang telah memberikan

do’a, cinta, kasih sayang, dukungan dan bimbingan kepada ananda

selama ini,

Saudara kandungku tersayang mbk Siti Musyarofah, mas Heri

Riswanto dan mas iparku Zainal Efendi yang selalu menyayangi,

mendo’akan, memberikan senyuman terhangat dan menjadi pelengkap

dalam hidup ananda,

Keponakan-keponakanku tersayang Aditya Imam Rafli dan Diyana

Musyarofah yang selalu memberikan keceriaan. Senyum dan canda

tawa kalian menjadi semangat ananda,

Ibu Dr. Noviany, S. Si., M. Si yang telah membimbing dan memotivasi

selama di perkuliahan,

Calon imamku yang telah tertulis di lauhul mahfudz

Sahabat dan teman teman yang telah

memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis serta selalu

berbagi keceriaan,

Teruntuk almamaterku tercinta Unila

Page 11: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

SANWACANA

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi .wa barakatuh.

Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “ ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI

DARI FRAKSI ETIL ASETAT AKAR TANAMAN TURI MERAH (Sesbania

grandiflora (L.) Pers) SERTA PENGUJIAN SENYAWA SEBAGAI

ANTIBAKTERI”. Shalawat serta salam senantiasa senantiasa penulis haturkan

kepada Nabi Muhammad SAW semoga senantiasa menjadi suri tauladan dan

memberikan syafa’atnya kepada seluruh umatnya di dunia dan di akhirat, amiin...

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari jasa baik segenap pihak baik moral

maupun spiritual, baik berupa bimbingan, motivasi dan do’a yang senatiasa

berguna bagi penulis hingga saat ini dan di masa yang akan datang.

Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada :

1. Kedua orang tuaku, bapakku Roso Wiyono dan mamakku Sujiati yang sangat

aku cintai dan sayangi yang telah membesarkan, merawat dan mendidikku

dengan segala cinta, kasih sayang dan kesabaran yang tulus sehingga ananda

menjadi anak yang baik, selalu memberikan dukungan, nasihat dan do’anya

untuk keberhasilanku dan penyemangatku.

Page 12: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

2. Ibu Dr. Noviany S. Si., M. Si. selaku pembimbing pertama yang telah banyak

memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan, gagasan, bantuan, dukungan,

semangat, kritik dan saran kepada penulis dalam proses perencanaan dan

pelaksanaan penelitian serta dalam penulisan skripsi ini.

3. Ibu Prof. Dr. Tati Suhartati, M. S., selaku pembimbing kedua yang telah

memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan, kritik dan saran kepada penulis

sehingga penelitian dan skripsi ini terselesaikan .

4. Ibu Dr. Nurhasanah selaku pembahas yang telah memberikan semangat,

arahan, kritik dan saran kepada penulis.

5. Bapak Dr. Suripto Dwi Yuwono, M.T., Selaku pembimbing akademik atas

kesediaannya untuk memberikan bimbingan, bantuan, nasehat kepada

penulis.

6. Bapak Dr. Suripto Dwi Yuwono, M.T., selaku ketua Jurusan Kimia Fakulata

Matematika dan Ilmu Pengeatahuan Alam Universitas Lampung.

7. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D., selaku Dekan Fakulatas

Matematika dan Ilmu Pengeatahuan Alam Universitas Lampung.

8. Seluruh dosen FMIPA Unila yang dengan senang hati memberikan ilmu

pengetahuan yang sangat berguna kepada penulis selama kuliah.

9. Keluarga besarku yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan do’a

untuk keberhasilanku.

10. Kakak-kakakku tersayang Siti Musyarofah dan Heri Riswanto serta kakak

iparku zainal Efendi dan sepupuku Suharsono yang selalu mendukung dan

menasehatiku. Dua keponakanku tersayang Aditya Imam Rafli dan Diyana

Musyarofah yang selalu memhhibur tante dengan keceriaan dan tawa kalian.

Page 13: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

11. Partner penelitian tersayang FIGHTING S.Si: Anggun Ferliasari Pertiwi

“Mbk Sar” , Erva Alhusna “Mbak Hus”, Nessia Kurnia “Mbk Kur” dan Nita

Yuliyan “Mbk Yul” atas kerja sama, bantuan, dukungan, semangat, motivasi,

persaudaraan, kebersamaan, kehangatan dalam suka maupun duka selama

penelitian.

12. Rekan-rekan Noviany Research: Mbk Ratu, Mbk Ningrum, Kak Arif, Kak

Radius, Mbk Erva, Ines, Mbk Nita, Anggun, Ufi, Risky, Dicky, Ella, Eva,

Isnaini, Tosa, Santi, dan Hanif yang telah membantu dalam proses penelitian.

13. Sahabat-sahabatku “Sekelek”: Fatimah “Panjul” Anggun Ferliasari P

“embem” Lulu Nur Rachmi “Loloks” Mita Sasta Viana “Mitol” atas

kebersamaan, keceriaan kalian, selalu memberikan canda tawa dan kegilaan

bersama yang dapat menghilangkan kepenatan rutinitas kuliah. Semoga kita

diberi kemudahan dalam segala urusan.

14. Sahabat-sahabat dari SD: Ayu Istiani, Fitri Wijayanti, Eka Nurmulia Janah,

Nika Indra Lestari yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada

penulis ketika merasa lelah dalam peenelitian dan menyelesaikan skripsi.

15. Keluarga tercinta kimia 2013, Anggun, Anton, Anita, Aul, Mami Selta, Bara,

Citra, Dona, Dicky, Eka M, Eka S, Esti, Paul, Imeh, Lulu, Siti, Mita, Mbk

Nita, Mbk Arni, Riska, Mbk Gita, Ana, Vicka, Badi, Nurul, Mbk Erva, Ines,

Imah, Shella, Nova, Mbk Ismi, Febri, Yolanda, Riyan Wah, Riyan Amha,

Sinta, Mia, Fika, Ezra, Nia, Fina, Mbk Uut, Tika, Yuda, Netty, Herma,

Yunitri, Yulia, Indah, Atun, Tias, Della, Kartika, Oci, Awan, Arif, Mak Ita,

Dilla, Inggit, Yuni, Monic, Linda, Renita, Nabila, Dewi Rumondang, Gesa,

Fentri, Umi Murnita, Megafhit, Radho, Mawar,

Page 14: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

16. Rekan-rekan Laboratorium Kimia Organik: Mbk Wit, Mbk Tiara, Mbk

Ningrum, Kak Arif, Mbak Tazkia, Kak Rio, Mbak Dona, Mbak Yepi, Mbak

Ismi, Mbak Ajeng, Mbak Susi, Vicka, Badiatul, Nurul, Mbk Arni, Inggit,

Erva, Mbk Nita, Ines, Anggun, Dona, Aul, Shella, Imah, Siti, Kak Radius,

Risa, Ufi, Dicky, Laili, Herda, Elisabeth, Gabriella, Astrifa, Ella, Yolanda,

Kartika, Nella, Dhia Hawari, Clodina,

17. Teman teman kontrakan lama : Rian, Silvia, Fitri, Siska; asrama putri ayu :

Mami, Siti, Situn, Teh Opi, Yuli, Tias, Leli, Indah dan kawan-kawan wisma

putri arista yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

18. Teman teman KKN Payung Dadi Pubian : Mbk Sri, mbk Nabil, Mak Melita,

Kak Adam, Kak Widi dan Dicky. Semoga Allah membalasnya dengan

keberkahan.

19. Almamater tercinta Universitas Lampung.

20. Semua pihak yang tidak dapat diucapkan satu persatu yang telah membantu

penulis selama kuliah, penelitian, hingga penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada

penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan

tetapi sedikit harapan semoga skripsi sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat

bagi diri penulis secara pribadi maupun pembaca. Amin.

Bandar Lampung, 27 Desember 2017

Penulis

Wahyuni Dewi Lestari

Page 15: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

C. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5

A. Turi Merah (S. grandiflora) ................................................................ 5

B. Kegunaan dan Efek Farmakologi Tanaman Turi ................................ 8

C. Kandungan Metabolit Sekunder pada Famili Fabaceae..................... 9

D. Senyawa yang Telah Diisolasi dari S. grandiflora ............................. 12

E. Antibakteri .......................................................................................... 14

F. Antibiotik ............................................................................................ 16

1. Amoxicillin .................................................................................. 162. Sefalosporin .................................................................................. 173. Tetrasiklin ..................................................................................... 18

G. Ekstraksi.............................................................................................. 19

H. Kromatrografi...................................................................................... 20

1. Kromatografi Lapis Tipis .............................................................. 212. Kromatografi Cair Vakum ............................................................ 223. Kromatografi Kolom Gravitasi ..................................................... 22

I. Identifikasi Spektroskopi .................................................................... 23

Page 16: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

ii

1. Spektroskopi UV-VIS ................................................................... 242. Spektroskopi IR ............................................................................ 253. Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti (RMI) .............................. 26

J. Uji Aktivitas Antibakteri..................................................................... 27

1. Metode Difusi ............................................................................... 282. Metode Dilusi................................................................................ 29

III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 30

A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 30

B. Alat dan Bahan.................................................................................... 30

1. Alat-alat yang digunakan .............................................................. 302. Bahan-bahan yang digunakan ....................................................... 31

C. Prosedur Penelitian ............................................................................. 31

1. Persiapan Sampel .......................................................................... 312. Ekstraksi dengan Berbagai Pelarut ............................................... 323. Kromatografi Cair Vakum (KCV) ................................................ 324. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) .................................................. 335. Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG)......................................... 336. Analisis Kemurnian ...................................................................... 347. Spektroskopi Infra Red (IR).......................................................... 348. Spektroskopi Resonansi Magnetik Nuklir (NMR) ....................... 359. Uji Aktivitas Antibakteri............................................................... 35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 38

A. Isolasi Senyawa.................................................................................. 38

1. Fraksi E ....................................................................................... 411.1. Subfraksi Ec......................................................................... 421.2. Subfraksi Ed......................................................................... 44

B. Analisis dan Identifikasi Senyawa Hasil Isolasi ................................ 46

1. Senyawa N-5 Ed .......................................................................... 461.1. Analisis Kemurnian ............................................................. 461.2. Identifikasi Spektroskopi IR ................................................ 48

2. Senyawa N-5................................................................................ 511.1. Analisis Kemurnian ............................................................. 511.2. Identifikasi Spektroskopi 1H-NMR ..................................... 52

C. Uji Bioaktivitas Terhadap Bakteri E. coli.......................................... 53

Page 17: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

iii

V. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 55

A. Simpulan ............................................................................................. 55

B. Saran ................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 57

LAMPIRAN.................................................................................................... 62

1. Diagram Alir Penelitian............................................................................... 63

2. Perhitungan Konsentrasi untuk Uji Antibakteri .......................................... 68

Page 18: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Karakteristik frekuensi uluran beberapa gugus fungsi..................................26

2. Nilai geseran kimia untuk proton dalam molekul organik............................27

3. Hasil uji antibakteri sampel ekstrak kasar etil asetat akar turi merah

dan senyawa N-5 Ed......................................................................................54

Page 19: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Batang, daun, buah, biji dan akar tanaman turi merah...................................7

2. Beberapa senyawa diterpen dari famili Fabaceae ..........................................11

3. Senyawa flavonoid dari famili Fabaceae .......................................................11

4. Beberapa senyawa yang telah diisolasi dari S. grandiflora ............................13

5. Struktur kimia Amoxicillin .............................................................................17

6. Struktur kimia Sefalosporin ............................................................................17

7. Struktur kimia Tetrasiklin ..............................................................................19

8. Jenis radiasi elektromagnetik dan panjang gelombang...................................24

9. Kromatogram KLT ekstrak kasar dengan eluen etil asetat/n-heksana(2:8) .................................................................................................................40

10. Kromatogram KLT 9 fraksi dari fraksi gabungan hasil KCV denganEluen etil asetat/n-heksana (2:8) .....................................................................42

11. Kromatogram KLT fraksi gabungan hasil KCV Ea-Ef dengan Eluenetil asetat/n-heksana (2,5:7,5) ........................................................................43

12. Kromatogram KLT fraksi gabungan hasil KKG A’-H’ dengan Eluenetil asetat/n-heksana (25:75) ...........................................................................44

13. Kromatogram KLT fraksi gabungan hasil KKG subfraksi A-Gdengan eluen aseton/n-heksana (2:8) ..............................................................44

14. Kromatogram KLT kristal dari fraksi Ed 18-21 dan senyawa arilbenzofuran (2-(2’, 3’-dihidroksi- 5’-metoksifenil)-6-metoksibenzofuran-3-karbaldehid) dengan Eluen aseton/n-heksana (2:8)....................................45

Page 20: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

vi

15. Kristal jarum kuning dari senyawa N-5 Ed.....................................................46

16. Kromatogram KLT fraksi gabungan hasil KKG fraksi Ed denganeluen etil asetat/n-heksana (2:8)......................................................................46

17. Padatan orange dari senyawa N-5 ...................................................................47

18. Kromatogram KLT tiga sistem eluen: aseton/n-heksan (3:7),klorofom/metanol (99:1) dan diklorometan/n-heksan (9:1) dari kristalN-5 Ed dan senyawa aril benzofuran (2-(2’, 3’-dihidroksi-5’-metoksifenil)-6-metoksibenzofuran-3-karbaldehid) .......................................48

19. Perbandingan spektrum IR dari senyawa N-5 Ed dan senyawa arilbenzofuran (2-(2’, 3’-dihidroksi-5’-metoksifenil)-6-metoksibenzofuran-3-karbaldehid) .................................................................50

20. Struktur senyawa aril benzofuran (2-(2’, 3’-dihidroksi-5’-metoksifenil)-6-metoksibenzofuran-3-karbaldehid) .......................................51

21. Kromatogram KLT senyawa N-5 dan senyawa aril benzofuran (2-(2’,3’-dihidroksi-5’-metoksifenil)-6-metoksibenzofuran-3-karbaldehid)dengan 3 sistem eluen: aseton/n-heksana (2:8), diklorometan/n-heksan (95:5) dan klorofom/metanol (99:1) ...................................................52

22. Spektrum 1H-NMR dari senyawa N-5 ............................................................53

23. Uji biokativitas senyawa N-5 Ed dan ekstrak kasar etil asetat akar turimerah terhadap E. coli setelah diinkubasi 24 jam ..........................................55

Page 21: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat tradisional dipakai secara luas di hampir seluruh negara di dunia. Negara-

negara di Asia dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap

pengobatan primer. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan

obat tradisional untuk pengobatan primer. Indonesia mempunyai keragaman

hayati yang sangat tinggi dan berada pada urutan terkaya kedua setelah Brazil dan

memiliki kekayaan pengetahuan tradisional tentang pemanfaatan tumbuhan untuk

pemeliharaan kesehatan dan pengobatan berbagai penyakit (Depkes RI, 2007).

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan

hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut

yang digunakan dalam pengobatan tradisional secara turun-temurun. Obat

tradisional telah digunakan oleh berbagai aspek masyarakat mulai dari tingkat

ekonomi atas sampai tingkat bawah, karena obat tradisional mudah didapat,

harganya yang cukup terjangkau dan berkhasiat untuk pengobatan, perawatan

serta pencegahan penyakit (Maharani, 2010).

Tumbuhan dikenal mengandung berbagai golongan senyawa kimia tertentu

sebagai bahan obat yang mempunyai efek fisiologis terhadap organisme lain, atau

sering disebut sebagai senyawa bioaktif. Kurang lebih 80% obat-obatan yang

Page 22: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

2

digunakan oleh masyarakat Indonesia berasal dari tumbuhan yang berkhasiat

sebagai obat. Telah banyak senyawa aktif asal tumbuhan yang memasuki aplikasi

komersial untuk berbagai kegunaan. Senyawa alam hasil isolasi dari tumbuhan,

juga digunakan sebagai bahan asal untuk sintesis bahan-bahan biologis aktif dan

sebagai senyawa model untuk merancang senyawa baru yang lebih aktif dengan

sifat toksik yang lebih rendah (Sasongko and Asmara, 2002). Salah satu manfaat

senyawa aktif adalah sebagai antibakteri.

Penelitian-penelitian pencarian bahan antibakteri telah banyak dilakukan terutama

dari berbagai jenis tumbuhan. Namun para ilmuwan terus berusaha untuk mencari

sumber antibakteri baru, terutama yang mudah tumbuh di Indonesia. Tumbuhan

yang digunakan untuk obat tradisional dapat dijadikan alternatif pencarian zat

antibakteri, karena pada umumnya memiliki senyawa aktif yang berperan dalam

bidang kesehatan. Tanaman yang ada di Indonesia yang diduga memiliki senyawa

bioaktif sebagai antibakteri salah satunya adalah tanaman turi (Sesbania

grandiflora (L.) Pers).

Tanaman turi mempunyai banyak manfaat. Tanaman digunakan untuk mencegah

erosi, getahnya untuk pewarna tekstil, kayunya digunakan untuk bahan bangunan,

daunnya dan batang mudanya untuk pakan ternak. Daun muda, polong biji dan

bunganya juga dapat dikonsumsi manusia sebagai lalapan dan sayur. Bagian-

bagian tanaman yang lain seperti batang, kulit batang, akar, daun dan bunganya

dapat digunakan untuk pengobatan tradisional mengatasi flu, demam, sakit perut,

diare dan kulit kusam (Powthong et al., 2012 dan Hasan et al., 2012). Daun-nya

Page 23: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

3

memiliki sifat antixiolitik dan antikovulsan sedangkan bunganya mengandung zat

antimikrobial (Avalaskar et al., 2011).

Berdasarkan warna bunga turi dibedakan menjadi dua yaitu turi putih dan turi

merah namun menurut pengamat peneliti, populasi bunga merah lebih sedikit

dibandingkan bunga turi putih. Ke duanya mempunyai potensi mikrobial karena

mengandung senyawa metabolit sekunder. Berdasarkan informasi penelitian

sebelumnya turi merah dapat digunakan sebagai obat dikarenakan kandungan

kimia seperti tanin, saponin, glikosida, vitamin A dan B, kalsium oksalat, sulfur,

zat besi dan zat gula, dimana kandungan kimia turi merah lebih banyak dari pada

yang terdapat pada turi putih (Maharani, 2010). Bunga turi merah dimanfaatkan

masyarakat pedesaan untuk pengobatan kencing manis atau diabetes.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dilaporkan bahwa daun

turi mengandung metabolit sekunder berupa saponin, tanin, dan flavonoid

(Prasetyono dan Sunar, 2012).Selain itu pada bagian jaringan akar turi putih pada

penelitian sebelumnya berhasil diisolasi senyawa 5,7-dihydroxy-6,2'-

dimethoxyisoflavone-7-O-α-L-rhamnopyranoside yang merupakan senyawa

flavonoid dan memiliki aktifitas sebagai antijamur dan antibakteri (Saxena and

Mishra, 1999a). Sedangkan baru-baru ini berhasil diisolasi senyawa baru jenis aril

benzofuran pada bagian kulit batang turi putih (Nurhidayat, 2016). Berdasarkan

uraian diatas, pada penelitian ini akan digunakan bagian akar tanaman turi merah

yang diduga mengandung senyawa bioaktif dan memiliki aktivitas sebagai

antibakteri.

Page 24: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

4

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengisolasi senyawa dari akar tanaman turi merah (S. grandiflora).

2. Mengidentifikasi senyawa hasil isolasi.

3. Menguji aktivitas antibakteri dari senyawa hasil isolasi dengan menggunakan

metode difusi agar terhadap bakteri E. coli.

C. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang kandungan

senyawa hasil isolasi dari akar turi merah (S. grandiflora) dan dapat digunakan

sebagai data tambahan sumber alami tumbuhan yang berpotensi sebagai

antibakteri.

Page 25: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Turi Merah (Sesbania grandiflora (L.) Pers

Turi dengan nama latin S. grandiflora atau Agati grandiflora termasuk dalam

famili tumbuhan Fabaceae. Tanaman turi dikenal dengan nama yang berbeda-

beda pada setiap daerah di Indonesia. Di Sumatera tanaman ini dikenal dengan

nama turi, sedangkan di daerah Jawa, Melayu, Sunda dan Madura dikenal dengan

nama turi, toroy. Di daerah Nusa Tenggara dan Bali tanaman ini dikenal dengan

nama gala-gala, tuwi, palawu, tannumu, ghunga, ngganggala sengon dan kalala.

Selain itu di daerah Sulawesi dikenal dengan nama tuli, turi, turineg, suri,

uliango dan gongogua (Hariana, 2006; purwanto, 2007 dan Dalimartha, 2009). Di

luar Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama cork wood tree, west indian

pea (Hariana, 2006 dan Dalimartha, 2009). Sinonim dari tanaman turi ini dikenal

dengan nama A. grandiflora.

Tanaman turi memiliki klasifikasi sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas :Magnoliopsida

Bangsa : Fabales

Suku : Fabaceae

Page 26: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

6

Marga : Sesbania

Jenis : Sesbania grandiflora (L.) Pers.

(Sumber : Cronquist, 1981 dan The Angiospermae Phylogeny Group, 2003.)

Turi merah (S. grandiflora) merupakan pohon kecil anggota berkayu lunak serta

berumur pendek. Tumbuhan ini ditanam sebagai tanaman hias di halaman-

halaman rumah dan di sawah-sawah sebagai tanaman pelindung. Turi biasanya

digunakan sebagai tanaman pelindung pohon rambatan seperti tanaman lada atau

vanila.

Ciri-ciri umum turi, diantaranya yaitu: tanaman ini dapat ditemukan di daerah

ketinggian 1200 mdpl, berumur pendek, berkayu lunak, tingginya dapat mencapai

5-12 m, dan ranting seringkali menggantung. Batang tanaman turi berlendir dan

berair. Kulit batang luar turi berwarna kelabu hingga kecoklatan tidak rata

dengan alur membujur dan melintang tidak beraturan dan lapisan gabus mudah

terkelupas, percabangan baru keluar setelah tinggi tanaman mencapai sekitar 5 m.

Daun pada tanaman turi ini memiliki ciri yaitu berdaun majemuk dan letak daun

tersebar dengan daun penumpu yang panjangnya 0,5-1 cm, panjang tangkai daun

20-30 cm, menyirip genap dengan 20-40 pasang anak daun yang bertangkai

pendek. Helaian anak daun memiliki tepi yang rata, panjangnya 3-4 cm, dan

lebar 0,8-1,5 cm.

Sementara bunganya keluar dari ketiak daun dengan 2-4 bunga yang bertangkai,

kuncup berbentuk sabit, panjang 7-9 cm, jika mekar bunga berbentuk kupu-kupu.

Ada dua varietas turi yaitu yang berbunga putih dan yang berbunga merah. Akar

tanaman turi berbintil-bintil, berisi bakteri yang dapat memanfaatkan nitrogen

Page 27: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

7

sehingga bisa menyuburkan tanah. Selain jaringan diatas tumbuhan ini juga

memiliki buah dan biji, buahnya berbentuk polong yang menggantung,

berbentuk pita, panjang 20-55 cm dan lebar 7-8 mm. Ketika buahnya masih muda

berwarna hijau, setelah tua berwarna kuning. Sedangkan bijinya berbentuk bulat

panjang dan berwarna coklat muda.Secara lengkap tumbuhan turi merah dapat

dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. (a) Batang, (b) Daun, (c) Bunga, (d) Biji, (e) Akar dari tanamanturi merah (S. grandiflora)

Page 28: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

8

B. Kegunaan dan Efek Farmakologi Tanaman Turi

Tumbuhan turi memiliki banyak manfaat terutama dalam bidang pengobatan,

masyarakat Indonesia sering menggunakan tumbuhan turi, hal ini karena

tumbuhan turi dapat digunakan sebagai bahan obat tradisional. Tanaman turi

memiliki efek farmakologis pada bagian masing masing jaringan tanaman tersebut.

Efek farmakologis daun turi yaitu dapat mencairkan gumpalan darah, mempunyai

efek deuretik, menghilangkan rasa sakit oleh karena itu daun turi dimanfaatkan

untuk mengatasi radang tenggorokan, menyembuhkan luka yang tidak terlalu

dalam. Selain itu daun turi juga mempunyai manfaat sebagai antioksidan,

mengatasi keputihan, memperbanyak produksi asi dan meredakan demam. Bidang

kedokteran di India telah menggunakan daun turi sebagai media penyembuhan

penyakit epilepsi (Kasture et al., 2002).

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Doddola et al., (2008) yang menyatakan

jus daun turi dapat digunakan sebagai pemecah batu ginjal yang cukup efektif.

Penelitan lain yang dilakukan oleh Ramesh and Begum (2006); Ramesh et.al

(2007) dan Ramesh et al.(2010), menyatakan bahwa suplemen daun turi

menunjukkan pencegahan oksidasi yang dapat merusak paru-paru, hati, dan ginjal.

Pengujian pada mencit menunjukkan bahwa daun tumbuhan turi memiliki potensi

sebagai antioksidan.

Efek farmakologis bunga turi adalah sebagai pelembut kulit dan obat pencahar,

sedangkan efek farmakologis kulit batang turi adalah mengurangi rasa sakit

(analgetik), penurun panas dan kegunaan yang lain yaitu untuk meredakan disentri

Page 29: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

9

dan mengobati cacar air. Bubuk batang turi, di Filipina digunakan sebagai obat

borok atau bisul yang terdapat dalam mulut dan sistem pencernaan sedangkan di

Kamboja potongan batang turi digunakan sebagai media penyembuhan penyakit

kudis. Sedangkan di daerah pulau Jawa bubuk batang turi digunakan sebagai obat

sariawan, polio, dan sakit perut (Wagh et al., 2009). Kulit batang turi dapat

digunakan sebagai obat kumur untuk sariawan karena mempunyai kandungan

kimia saponin, flavonoid, polifenol dan tanin yang diketahui dapat menghambat

pertumbuhan jamur penyebab sariawan dan berkhasiat sebagai obat (Hariana,

2006). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sertie et al.(2001) dari hasil

penelitiannya menyatakan bahwa ekstrak etanol dari batang turi menunjukkan

aktivitas antiinflamasi yang cukup baik.

Sedangkan akar turi memiliki efek farmakologis untuk meredakan nyeri sehingga

akar turi dapat digunakan untuk mengatasi pegal linu. Bagian akar secara umum

juga digunakan sebagai antiinflamasi dan penurun demam (Wagh et al., 2009).

Investigasi juga dilakukan oleh (Shareef et al., 2012) menyatakan bahwa turi

memiliki kemampuan sebagai antiinflamasi, antiseptik, analgesik, serta

antioksidan. Efek antioksidan dari turi kemungkinan dikarenakan kandungan

senyawa flavonoid yang mampu menangkap radikal bebas melalui donor proton

hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid (Amic et al., 2003).

C. Kandungan Senyawa Metabolit Sekunder pada Famili Fabaceae

Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang terdapat dalam suatu

organisme yang tidak terlibat secara langsung dalam proses pertumbuhan,

Page 30: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

10

perkembangan atau reproduksi organisme. Berbeda dengan metabolit primer yang

ditemukan pada setiap spesies tertentu. Fungsi senyawa ini pada organisme adalah

untuk bertahan hidup terhadap predator, kompetitor, dan membantu proses

reproduksi (Hebert,1996). Adapun senyawa metabolit sekunder yaitu tanin,

saponin, flavonoid, steroid, terpenoid, dan alkaloid. Identifikasi kandungan

metabolit sekunder merupakan langkah awal yang penting dalam penelitian

pencarian senyawa bioaktif baru dari bahan alam yang dapat menjadi prekursor

bagi sintesis obat baru yang mempunyai aktivitas tertentu (Harborne, 2006).

Pada tanaman famili Fabaceae mengandung senyawa metabolit sekunder yang

cukup banyak dan beragam, dari susunan molekul sederhana hingga molekul yang

paling rumit sekalipun ada pada famili ini. Secara garis besar senyawa metabolit

sekunder dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu senyawa fenolik dan non-

fenolik. Salah satu metabolit sekunder non-fenolik yaitu kelompok terpenoid.

Kelompok terpenoid ini ditemukan dalam berbagai variasi misalnya diterpen dan

triterpen glikosida yang disebut dengan saponin. Dalam famili Fabaceae telah

diisolasi senyawa diterpen berupa senyawa furanoditerpen tipe cassane. Senyawa

jenis ini atau furanoditerpen merupakan senyawa yang telah diselidiki memiliki

kemampuan sebagai antimalaria, senyawa furanoditerpen ini banyak ditemukan

pada genus Caesalpinia. Tidak hanya furanoditerpen yang telah diisolasi dari

famili Fabaceae, contoh lain senyawa yang telah diisolasi yaitu norcaesalpinin E

(1), caesalpinin C (2), caesalpinin D (3) yang ketiganya telah diselidiki memiliki

kemampuan sebagai antimalaria (Linn et al., 2005). Ke tiga senyawa dapat dilihat

pada Gambar 2.

Page 31: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

11

(1) (2) (3)

Senyawa fenolik hasil isolasi yang banyak ditemukan pada famili Fabaceae

adalah flavonoid. Misalnya dari Guibourtia coleosperma, senyawa flavanoid yang

dihasilkan adalah flavanoid yang terikat dengan glikosida misalnya epikatecin-(4b

-8)- 7-O-β-D- xyloppiranosil-epikatecinyang berupa dimer dan 7-O-β-D-

xyloppiranosil-epikatecin yang berupa monomer (Bekker et al., 2006). Kedua

senyawa disajikan pada Gambar 3.

(a)

(b)

Gambar 2. Senyawa diterpen dari famili Fabaceae (1)norcaesalpinin E,(2) caesalpinin C, dan (3)caesalpinin D

Gambar 3. Senyawa flavonoid dari famili Fabaceae (a)(4b -8)- 7-O-β-D-xyloppiranosil-epikatecin, dan (b) 7-O-β-D- xyloppiranosil-epikatecin

Page 32: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

12

D. Senyawa yang Telah Diisolasi dari Sesbania grandiflora (L.) Pers

Sebelumnya telah banyak dilakukan penelitian tentang tumbuhan turi dan banyak

senyawa yang sudah berhasil diisolasi dari tumbuhan ini. Penelitian tentang

tumbuhan turi telah dilakukan sejak tahun 1960-an. Senyawa yang pertama

diisolasi yaitu senyawa alkohol sederhana α-5-methyl-5-pentacosanol atau

grandiflorol (1) yang diisolasi dari jaringan daun tumbuhan turi (Tiwari and

Bajpai, 1964). Setelah itu pada tahun-tahun berikutnya dilanjutkan peneliti

Srivastava et al. (1968) yang melaporkan telah mengisolasi senyawa

galactomannan (2) dari biji kacang tumbuhan turi. Sedangkan pada kulit

tumbuhan turi pertama kali terisolasi senyawa golongan flavonol glikosida yang

diyakini senyawa 4’-O-metil-8-prenilkaemferol-3-O-( -L-rhamnosil-(1—6)-β-D-

galactopiranosida)-7-O-D-galactopiranosida (3). Sedangkan pada akar telah

diisolasi senyawa 5,7-dihydroxy-6,2'-dimethoxyisoflavone-7-O-α-L-

rhamnopyranoside (4) (Saxena and Mishra, 1999a) selain itu juga terisolasi

senyawa 3,7-dihydroxy-8-methoxyflavone-7-O-β-D-galactoside (5) jenis lain dari

flavon glikosida. Jaringan lain seperti batangpun juga diperoleh senyawa yang

berhasil diisolasi senyawa tersebut adalah 3-β-hydroxy-28-p-

hydroxyphenoxyolean-12-ene (6) (Saxena and Mishra, 1999b). Selain itu, baru-

baru ini juga berhasil diisolasi senyawa jenis aril benzofuran yaitu 2-(2’, 3’-

dihidroksi- 5’-metoksifenil)-6-metoksibenzofuran-3-karbaldehid (7) pada jaringan

kulit batang turi putih (S. grandiflora) (Nurhidayat, 2016). Senyawa- senyawa

tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 33: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

13

(1) (2)

(3) (4)

(5) (6)

(7)

Gambar 4. Senyawa hasil isolasi dari S.grandiflora (1)α-5-methyl-5-pentacosanolatau grandiflorol, (2)galactomannan,(3)4’-O-metil-8-prenilkaemferol-3-O-( -L-rhamnosil-(1—6)-β-D-galactopiranosida)-7-O-D-galactopiranosida, (4)5,7-dihydroxy-6,2'-dimethoxyisoflavone 7-O-α-L-rhamnopyranoside, (5)3,7-dihydroxy-8-methoxyflavone-7-O-β-D-galactoside, (6)3-β-hydroxy-28-p-hydroxyphenoxyolean-12-ene, (7)2(2’,3’-dihidroksi-5’-metoksifenil)-6-metoksibenzofuran-3-karbaldehid

Page 34: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

14

E. Antibakteri

Antibakteri adalah senyawa yang digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan

bakteri yang bersifat merugikan. Pengendalian pertumbuhan mikroorganisme

bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membunuh

mikroorganisme pada inang yang terinfeksi, dan mencegah pembusukan serta

perusakan bahan oleh mikroorganisme (Sulistyo, 1971).

Mekanisme penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri oleh senyawa

antibakteri dapat berupa perusakan dinding sel dengan cara menghambat

pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai terbentuk, perubahan

permeabilitas membran sitoplasma sehingga menyebabkan keluarnya bahan

makanan dari dalam sel, perubahan molekul protein dan asam nukleat,

penghambatan kerja enzim, dan penghambatan sintesis asam nukleat dan protein.

Aktivitas daya hambat bakteri dinyatakan berdasarkan zona bening yang

dihasilkan di sekitar paper disk. Diameter zona hambat pertumbuhan bakteri

diukur dalam satuan mm dan dijadikan ukuran kuantitatif untuk ukuran zona

hambat. Efektifitas dari bahan aktif, ditentukan oleh perbandingan diameter zona

hambat dengan nilai standar. Aktivitas tersebut dikelompokkan menjadi 4 kategori

yaitu : aktivitas lemah (<5mm), sedang (5–10 mm), kuat (>10–20 mm), sangat

kuat (>20–30 mm) (Morales et al., 2003).

Menurut Madigan et al.,(2000), berdasarkan sifat toksisitas selektifnya, senyawa

antimikroba mempunyai 3 macam efek terhadap pertumbuhan mikroba yaitu:

Page 35: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

15

1. Bakteriostatik memberikan efek dengan cara menghambat pertumbuhan tetapi

tidak membunuh. Senyawa bakterostatik seringkali menghambat sintesis

protein atau mengikat ribosom. Hal ini ditunjukkan dengan penambahan

antimikroba pada kultur mikroba yang berada pada fase logaritmik. Setelah

penambahan zat antimikroba pada fase logaritmik didapatkan jumlah sel total

maupun jumlah sel hidup adalah tetap.

2. Bakteriosida memberikan efek dengan cara membunuh sel tetapi tidak terjadi

lisis sel atau pecah sel. Hal ini ditunjukkan dengan penambahan antimikroba

pada kultur mikroba yang berada pada fase logaritmik. Setelah penambahan zat

antimikroba pada fase logaritmik didapatkan jumlah sel total tetap sedangkan

jumlah sel hidup menurun.

3. Bakteriolitik menyebabkan sel menjadi lisis atau pecah sel sehingga jumlah sel

berkurang atau terjadi kekeruhan setelah penambahan antimikroba. Hal ini

ditunjukkan dengan penambahan antimikroba pada kultur mikroba yang berada

pada fase logaritmik. Setelah penambahan zat antimikroba pada fase

logaritmik, jumlah sel total maupun jumlah sel hidup menurun.

Kemampuan antimikroba diukur secara in vitro agar dapat ditentukan kemampuan

suatu zat antimikroba (Jawetz and Adelberg, 2001). Adanya fenomena ketahanan

tumbuhan secara alami terhadap mikroba menyebabkan pengembangan sejumlah

senyawa yang berasal dari tanaman yang mempunyai kandungan antibakteri dan

antifungi (Griffin, 1981).

Page 36: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

16

F. Antibiotik

Di bidang farmasi, bahan antibakteri dikenal dengan nama antibiotik, yaitu suatu

substansi kimia yang dihasilkan oleh mikroba dan dapat menghambat

pertumbuhan mikroba lain. Senyawa antibakteri dapat bekerja secara

bakteriostatik, bakteriosidal, dan bakteriolitik (Pelczar and Chan, 1986).

Penggolongan Antibiotik berdasarkan mekanisme kerjanya :

1. Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin,

Polypeptide dan Cephalosporin.

2. Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone.

3. Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari

golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline.

4. Inhibitor fungsi membran sel, misalnya Ionomycin, Valinomycin.

5. Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida,

Antimetabolit, misalnya Azaserine.

1. Amoxicillin

Amoxicillin adalah antibiotik yang paling banyak digunakan. Hal

ini karena amoxicillin cepat diserap di usus dan efektif untuk berbagai jenis

infeksi. Amoxicillin dapat digunakan untuk pengobatan infeksi pada telinga,

hidung, tenggorokan, gigi, saluran genitourinaria, kulit, struktur kulit dan saluran

pernapasan bawah oleh Streptococcus spp., S. pneumoniae, Staphylococcus spp.,

H. influenzae, E. coli, P.mirabilis atau E. faecalis. Amoxicillin juga bermanfaat

untuk pengobatan gonore akut tanpa komplikasi oleh N. gonorrhoeae.

Page 37: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

17

Amoxicillin termasuk antibiotik spektrum luas dalam kelompok

penisilin. Mekanisme amoxicillin yaitu mencegah sintesis dinding sel bakteri

dengan menghambat enzim D-transpeptidase bakteri. Akibatnya, bakteri tidak

dapat berkembang biak. Struktur amoxicillin dapat ditunjukkan pada Gambar 5.

2. Sefalosporin

Sefalosporin termasuk golongan antibiotik Betalaktam. Seperti antibiotik

Betalaktam lain, mekanisme kerja antimikroba sefalosporin adalah dengan

menghambat sintesis dinding sel mikroba dan yang dihambat adalah reaksi trans-

peptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel.

Sefalosporin aktif terhadap kuman gram positif maupun gram negatif, tetapi

spektrum masing-masing derivat bervariasi. Struktur sefalosporin dapat dilihat

pada Gambar 6.

Gambar 5. Struktur amoxicillin (Anggreani, 2016)

Gambar 6. Struktur sefalosporin (Gentili et.al., 1999)

Page 38: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

18

Modifikasi R1 pada posisi 7 cincin betalaktam dihubungkan dengan aktivitas

antimikrobanya, sedangkan substitusi R2 pada posisi 3 cincin dihidrotiazin

mempengaruhi metabolisme dan farmakokinetiknya. Modifikasi R1 dan R2

berhubungan dengan masing-masing jenis sefalosporin-nya. Mekanisme kerja

antimikrobanya dengan menghambat sintesis dinding sel mikroba (sintesis

peptidoglikan yang diperlukan kuman untuk kekuatan dindingnya) dan yang

dihambat ialah reaksi trans-peptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi

pembentukan dinding sel. Spektrum kerja sefalosporin luas dan meliputi banyak

kuman gram-positif dan gram-negatif, termasuk E.coli, Klebsiella dan Proteus.

3. Tetrasiklin

Tetrasiklin adalah zat antimikroba yang diperoleh dengan cara deklorinasi

klortetrasiklina, reduksi oksitetrasiklina, atau dengan fermentasi. Tetrasiklin

merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam natrium atau

garam HCl-nya mudah larut. Dalam keadaan kering, bentuk basa dan garam HCl

tetrasiklin bersifat relatif stabil. Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin sangat labil

sehingga cepat berkurang potensinya. Senyawa-senyawa yang termasuk kelompok

tetrasiklin mempunyai kerangka dasar karbon dari naftasen C-18 yang

terhidrogenasi secara parsial, oleh karena itu disebut juga kerangka hidronaftasen.

Struktur tetrasiklin dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 39: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

19

tetrasiklin bersifat bakteriostatik dengan jalan menghambat sintesis protein. Hal

ini dilakukan dengan cara mengikat unit ribosoma sel kuman 30S sehingga t-RNA

tidak menempel pada ribosom yang mengakibatkan tidak terbentuknya amino

asetil RNA. Ada 2 proses masuknya antibiotik ke dalam ribosom bakteri gram

negatif; pertama yang disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua ialah

sistem transport aktif. Setelah masuk maka antibiotik berikatan dengan ribosom

30S dan menghalangi masuknya tRNA-asam amino pada lokasi asam amino.

Pada umumnya spektrum golongan tetrasiklin sama karena memiliki mekanisme

yang sama, namun terdapat perbedaan kuantitatif dan aktivitas masing-masing

derivat terhadap kuman tertentu. Hanya mikroba yang cepat membelah yang

dipengaruhi obat ini. Golongan tetrasiklin termasuk antibiotik yang bersifat

bakteriostatik dan bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman.

G. Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang dibuat dengan menyari

simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya

matahari langsung (Depkes RI, 1979). Ekstraksi adalah proses penarikan

Gambar 7. Struktur tetrasiklin (Perdian, 2015)

Page 40: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

20

komponen atau zat aktif suatu simplisia dengan menggunakan pelarut tertentu.

Prinsip ekstraksi didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan

tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Ekstraksi digolongkan

ke dalam dua bagian besar berdasarkan bentuk fasa yang diekstraksi yaitu

ekstraksi cair-cair dan ekstraksi cair-padat. Ekstraksi cair-cair dapat

menggunakan corong pisah, sedangkan ekstraksi cair-padat terdiri dari beberapa

cara yaitu maserasi, perkolasi dan sokletasi (Harborne, 2006).

Pada penelitian ini digunakan ekstraksi menggunakan metode maserasi.

Maserasi merupakan suatu teknik ekstraksi dengan melakukan proses

perendaman sampel dengan pelarut organik yang sesuai serta dilakukan pada

temperatur ruangan. Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa

bahan alam dan karena dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi

pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam

dan di luar sel sehingga senyawa metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma

akan terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena

dapat diatur lama perendaman yang dilakukan (Lenny, 2006). Menurut Markham,

(1988) proses ini dilakukan beberapa kali dengan tujuan untuk mendapatkan

hasil yang lebih maksimal dan ekstrak kemudian disatukan lalu diuapkan dengan

menggunakan penguap putar vakum.

H. Kromatografi

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran bergantung pada

perbedaan perpindahan masing-masing campuran melalui suatu fase diam

Page 41: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

21

dibawah pengaruh gerakan fase gerak. Kromatografi digunakan oleh para ilmuan

dengan tujuan untuk pemisahan atau pemurnian zat-zat dari campurannya.

Pendukung utama teknik pemisahan adalah fase diam atau fase stasioner dan

fase gerak atau fase mobil. Berbagai dasar terjadinya pemisahan pada

kromatografi adalah adsorpsi, partisi, filtrasi dan suhu kritik. Kromatografi Lapis

Tipis (KLT) merupakan perkembangan dari kromatografi adsorpsi yang memakai

fase diam padat dan fase gerak cair (Mulja, 1991).

1. Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) adalah metode kromatografi cair yang paling

sederhana, murah dan dapat memisahkan senyawa yang berbeda seperti senyawa

organik alam yang dilakukan dalam beberapa menit dengan alat yang harganya

tidak terlalu mahal. Data diberikan dalam bentuk harga Rf senyawa dalam sistem

pelarut tertentu. KLT sebenarnya melibatkan dua peubahnya yaitu fase diam dan

dan fase gerak atau campuran pelarut pengembang. Fase diam contohnya seperti

silika gel (asam silikat), alumina (alumina oksida), kiselgur (tanah diatome) dan

selulosa. Fase gerak dapat berupa hampir segala macam pelarut atau campuran

pelarut. Semua zat dengn fase diam dan fase gerak yang berbeda akan

mempunyai harga Rf yang berbeda pula (Gritter et al., 1991).

Pada pelaksanaan kromatografi lapis tipis, larutan cuplikan atau sampel

ditotolkan pada plat dengan pipet mikro atau injektor paling sedikit 0,5 µL.

Setelah kering plat dikembangkan dengan fase gerak sampai pada batas tertentu.

Pada proses pengembangan dilakukan dalam wadah tertutup yang diisi dengan

eluen yang tepat dan telah dijenuhi uap eluen agar dihasilkan pemisahan yang

Page 42: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

22

baik. Deteksi bercak yang dihasilkan pada plat KLT dapat dilakukan secara kimia

dan fisika. Cara kimia yang biasa digunakan adalah dengan mereaksikan bercak

dengan suatu pereaksi dengan cara penyemprotan sehingga bercak menjadi jelas.

Sedangkan cara fisika yang biasa digunakan untuk memperjelas bercak yaitu

dengan cara pencacahan radioaktif dan fluorosensi sinar ultraviolet.

2. Kromatografi Cair Vakum

Kromatografi Cair Vakum (KCV) disebut juga sebagai fast chromatography.

KCV adalah kromatografi yang dipercepat dengan penggunaan vakum/penyedot.

Efek dari vakum ini adalah untuk mengurangi tekanan dan meningkatkan

kecepatan alir dari pelarut. Kromatografi ini dilakukan berdasarkan perbedaan

kemampuan migrasi diferensial senyawa melewati fase diam. Di dalam kolom

karena perbedaan kemampuan partisi dan kelarutan senyawa menyebabkan

pemisahan melewati fase diam berupa pita-pita kemudian keluar meninggalkan

kolom dan ditampung kemudian dideteksi. KCV biasa digunakan untuk

pengisolasian/pemurnian senyawa, analisis kuantitatif suatu senyawa, dan cocok

untuk senyawa nonvolatil (Hosstetman et al., 1995).

3. Kromatografi Kolom Gravitasi

Kromatografi kolom gravitasi (KKG) biasanya digunakan dalam teknik

pemurnian, yaitu mengisolasi suatu senyawa dari campurannya (Johnson and

Stevenson, 1991). Kromatografi kolom grafitasi merupakan salah satu teknik

pemisahan lebih lanjut setelah metode KLT. Pemisahan suatu komponen dari

campuran senyawa, dilakukan dengan mengalirkan eluen (fasa gerak) yang sesuai

Page 43: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

23

terhadap sampel dalam suatu kolom kaca vertikal yang berisi adsorben (fasa

diam). Cairan eluen yang mengalir melalui kolom ini disebabkan oleh gaya

gravitasi (Poole, 2009; Williamson and Master, 2010).

Pada kolom kromatografi akan terjadi kesetimbangan antara zat terlarut yang

diadsorbsi adsorben dan pelarut yang mengalir melewati kolom, sehingga terjadi

pola pemisahan dari masing-masing komponen senyawa yang kemudian dapat

ditampung menurut pola pemisahannya. Selain itu, ukuran partikel fasa diam akan

mempengaruhi aliran pelarut melewati kolom. Fasa diam dengan ukuran partikel

lebih kecil biasanya digunakan dalam kromatografi flash, sedangkan ukuran

partikel besar digunakan dalam kromatografi kolom gravitasi (Heftmann, 1983).

I. Identifikasi Spektroskopi

Spektroskopi merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara menganalisis

spektrum suatu senyawa dan interaksi antara radiasi elektromagnetik. Teknik

spektroskopi dapat digunakan untuk menentukan struktur dari senyawa organik

tersebut (Fessenden and Fessenden, 1999). Radiasi elektromagnetik tersebut dapat

berupa radiasi sinarγ, sinar-X( X-ray), UV-Vis (ultra ungu tampak), infra merah

(IR), gelombang mikro dan gelombang radio (Harvey, 2000). Berdasarkan

panjang gelombang radiasi elektromagnetik dapat dibagi menjadi beberapa jenis

yang ditunjukkan pada Gambar 8.

Page 44: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

24

Macam-macam metode spektroskopi antara lain, spektroskopi ultraungu-tampak

(UV-VIS), spektroskopi infra merah (IR), spektroskopi resonansi magnetik inti

(NMR).

1. Spektroskopi UV-Vis

Dalam spektoskopi UV-VIS penyerapan sinar tampak dan ultraviolet oleh suatu

molekul akan menghasilkan transisi diantara tingkat energi elektronik molekul

tersebut. Transisi tersebut pada umumnya antara orbital ikatan, orbital non-ikatan

atau orbital anti-ikatan. Panjang gelombang serapan yang muncul merupakan

ukuran perbedaan tingkat-tingkat energi dari orbital suatu molekul (Sudjadi,

1983).

Spektroskopi UV mempunyai kisaran sinar dengan panjang gelombang

200-400 nm, sedangkan sinar tampak adalah panjang gelombang sekitar

400-900 nm. Spektroskopi ini digunkan untuk tujuan analisi kuantitatif maupun

kualitatif. Dengan menggunakan data yang diperoleh dari analisis berdasarkan

spektrofotometer ultraviolet-visible ini dapat diketahui absorptivitas molar

Gambar 8. Jenis radiasi eleltromagnetik dan panjanggelombang (Harvey, 2000).

Page 45: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

25

senyawa yang diperoleh. Absorptivitas molar senyawa dihitung dengan

menggunakan persamaan Lambert-Beer berikut:

A = ε b c atau ε = .Keterangan: A = absorbansi

ε = absorptivitas molarb = tebal sel (cm)c = konsentrasi (mol/liter)

Absorbansi (A) diperoleh dari data spektrum yang terdapat pada puncak-puncak

serapannya. Tebal sel (b) adalah ketebalan sel dalam alat yang digunakan,

sedangkan konsentrasi (c) dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan:

Konsentrasi (c) = = .Keterangan: g = massa senyawa hasil isolasi (gram)

BM = berat molekul relatif (gram/mol)L = volume larutan yang digunakan (L)

(Ibrahim dan Sitourus, 2013).

2. Spektroskopi IR

Spektroskopi infra merah merupakan suatu analisis senyawa organik dan

anorganik yang berdasarkan pada interaksi antara gelombang elektromagnetik

infra merah (IR) dengan materi. Dengan adanya energi dari gelombang

elektromagnetik menyebabkan terjadinya vibrasi molekul pada materi tersebut.

Ada tiga jenis vibrasi pada spektroskopi infra merah (IR) yaitu rotasi, regangan

dan guntingan (Gauglitz and Vo-Dinh, 2003). Analis secara spektroskopi infra

merah digunakan untuk menganalisis gugus fungsi yang terdapat pada zat yang

diuji. Setiap gugus fungsi akan akan memberikan puncak-puncak yang tetap,

informasi inilah yang digunakan untuk menganalisis secara kualitatif pada zat

Page 46: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

26

tersebut. Misalnya gugus fungsi C=O akan memberikan puncak pada bilangan

gelombang 1650 cm-1sebagai asam karboksilat, 1700 cm-1sebagai keton dan 1800

cm-1sebagai halida asam (klorida asam) (Harvey, 2000).

Tabel 1. Karakteristik frekuensi uluran beberapa gugus fungsi

Gugus Serapan (cm-1) Gugus Serapan (cm-1)

OH 3600 CH 2 2930NH2 3400 2860CH 3300 1470

HA r 3060 C O 1200-1000

CH 2

3030287014601375

C C

C N

1650

1600

C N 1200-1000 C C 1200-1000

C O 1750-1600

Sumber : Banwell and McCash (1994)

3. Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti (RMI)

Spektroskopi resonansi magnetik inti adalah teknik yang memanfaatkan sifat

magnetik dari inti tertentu. Instrumen yang paling umum dan paling populer

digunakan adalah Spektroskopi H1-NMR (Proton) dan C13-NMR (karbon-13).

Metode spektroskopi jenis ini didasarkan pada penyerapan energi oleh partikel

yang sedang berputar di dalam medan magnet yang kuat. Energi yang dipakai

dalam pengukuran dengan metode ini berada pada daerah frekuensi radio 400-600

MHz, yang bergantung pada jenis inti yang diukur (Silverstein et al., 1986).

Informasi yang diberikan oleh spektroskopi resonansi magnetik inti ini cukup

banyak. Pada dasarnya metode ini digunakan untuk mengidentifikasi suatu

Page 47: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

27

struktur senyawa atau rumus bangun molekul senyawa organik. Berikut adalah

beberapa pergeseran kimia senyawa organik :

Tabel 2. Pergeseran kimia untuk proton dalam molekul organik.

Jenis Senyawa Jenis Proton 1H (δ) ppmAlkanaAlkuna

EterAlkenaFenol

AlkoholAromatik

Aldehid

Karboksilat

C CH3

C C CHH3C OH2C CAr OHR OHAr H

0,5 – 22,5 - 3,53,5 - 3,84,5 - 7,5

4 - 85 - 5,56 - 9

9,8 - 10,5

11,5 - 12,5

(Sudjadi, 1983).

J. Uji Aktivitas Antibakteri

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan metode difusi. Disc diffusion test

atau uji difusi disk dilakukan dengan mengukur diameter zona bening (clear zone)

yang merupakan petunjuk adanya respon penghambatan pertumbuhan bakteri oleh

suatu senyawa antibakteri dalam ekstrak atau sampel (Hermawan et al., 2007).

Aktivitas antimikroba diukur secara in vitro untuk menentukan potensi zat

antibakteri dalam larutan, konsentrasinya dalam cairan tubuh atau jaringan dan

kepekaan suatu bakteri terhadap konsentrasi obat yang digunakan. Metode yang

digunakan untuk uji aktivitas antimikroba secara in vitro ada dua macam, yaitu

metode difusi dan metode dilusi.

Page 48: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

28

1. Metode difusi

Metode difusi yang sering digunakan yaitu metode cakram kertas dan metode

lubang (perforasi). Pada metode cakram kertas, digunakan cakram kertas saring

dengan diameter tertentu yang telah dibasahi dengan larutan uji, kemudian

ditempatkan pada permukaan medium padat yang sebelumnya telah diinokulasi

bakteri uji pada permukaannya. Setelah inkubasi, diameter daerah hambat (DDH)

sekitar cakram terlihat sebagai daerah jernih. Metode ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor kimia dan fisika, selain faktor antara zat antibakteri dengan

bakteri (misalnya: sifat medium dan kemampuan difusi, ukuran molekular dan

stabilitas zat antibakteri) (Mudihardi et al., 2005). Metode difusi lubang, yaitu

membuat sumuran pada medium agar dengan garis tengah tertentu dan diisi

dengan larutan uji yang digunakan (Kristanti et al., 2008).

Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) adalah konsentrasi terendah bahan

antimikroba yang masih dapat menghambat pertumbuhan mikroba. KHM

merupakan petunjuk konsentrasi antibiotik yang mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme dan juga memberikan petunjuk mengenai dosis

yang diperlukan dalam pengobatan penyakit. Metode ini memberikan petunjuk

mengenai konsentrasi antibiotik yang harus dicapai pada lokasi infeksi agar dapat

menghambat mikroorganisme. Apabila KHM dan sifat cairan tubuh seperti darah

dan urine telah diketahui, maka dapat ditentukan jenis antibiotik yang ampuh

untuk pengobatan, besarnya dosis yang diperlukan, dan cara pemberian antibiotik.

Umumnya batas keamanan penggunaan antibiotik untuk pengobatan penyakit

adalah sepuluh kali dosis KHM (Lay, 1994).

Page 49: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

29

2. Metode Dilusi

Metode dilusi dengan menggunakan zat antibakteri dengan kadar menurun secara

bertahap, baik dengan media cair atau padat. Kemudian media diinokulasi bakteri

uji dan diinkubasi. Tahap akhir yaitu dilarutkan zat antibakteri dengan kadar yang

menghambat atau mematikan. Uji kepekaan cara dilusi memakan waktu dan

penggunaannya dibatasi pada keadaan tertentu saja (Mudihardi et al., 2005).

Metode dilusi dapat digunakan untuk menentukan nilai KHM dan KBM. Pada

penentuan KHM, inokulum baku mikroorganisme ditambahkan pada deretan

pengenceran tabung yang berisi antibiotik dan pertumbuhan pertumbuhan

mikroorganisme dilihat dari kekeruhan dalam tabung. Kekeruhan tabung setelah

waktu inkubasi menunjukkan bahwa konsentrasi antibiotik dalam tabung tidak

dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Sebaliknya tidak adanya

kekeruhan menunjukkan bahwa mikroorganisme peka terhadap konsentrasi

antibiotik dalam tabung (Lay, 1994).

Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) adalah konsentrasi terendah bahan

antimikroba yang dapat mematikan mikroba. KBM ditentukan dengan cara

mengambil suspensi menggunakan ose dari tabung-tabung yang digunakan untuk

menentukan nilai KHM dan menyebarkannya pada permukaan agar Mueller-

Hinton secara sektoral. Kemudian cawan petri tersebut diinkubasi selama 24 jam

pada suhu 35ºC. Konsentrasi terendah yang menunjukkan tidak ada pertumbuhan

bakteri ditetapkan sebagai KBM (Rollins et al., 2003)

Page 50: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

30

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2017 -November 2017, bertempat di

Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung. Analisis spektroskopi yang

digunakan meliputi Spektroskopi Infra Red (IR) SHIMADZU dilakukan di

Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia FMIPA Universitas Gajah Mada

Yogyakarta. Spektroskopi Nuclier Magnetic Resonance (NMR)Agilent 500 MHz

dengan sistem konsol DD2 dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Bahan

Alam Institut Teknologi Bandung (ITB). Pengujian antibakteri dilakukan di

Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

1. Alat-alat yang digunakan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas, penguap

putar vakum (vacuum rotary evaporator), satu set alat Kromatografi Cair Vakum

(KCV), satu set alat Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG), pengukur titik leleh

(Melting Point Apparatus Gallenkamp), lampu UV, pipet kapiler, inkubator,

Page 51: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

31

laminar air flow, autoclave, Spektrofotometer Infra Merah (IR), spektrofotometer

NMR Agilent frekuensi 500 MHz 1H-NMR,

2. Bahan-bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan adalah akar tumbuhan turi merah (S. grandiflora) yang

telah dikeringkan dan dihaluskan, diperoleh dari daerah Sidosari, Kec.

Simbaringin, Lampung Selatan. Bakteri Escherichia coli . Pelarut yang digunakan

untuk ekstraksi dan kromatografi berkualitas teknis yang telah didestilasi

sedangkan untuk analisis spektrofotometer berkualitas pro-analisis. Bahan kimia

yang dipakai meliputi etil asetat (EtOAc), metanol (MeOH), n-heksana (n-C6H14),

aseton (C3H6O2), akuades (H2O), toluen, benzen ( C6H6), klorofom (CHCl3),

serium sulfat (Ce(SO4)2), diklorometana (CH2Cl2), silika gel Merck G 60 untuk

impregnasi, silika gel 60 GF 254 (35-70 Mesh), plat KLT. Bahan uji bakteri yang

diperlukan selain bakteri tersebut diatas yakni Nutrien agar, antibiotik standar

(Amoxicillin 20 µg), kontrol negatif (DMSO 10%) dan akuades.

C. Prosedur Penelitian

1. Persiapan Sampel

Akar tumbuhan turi merah (S. grandiflora) diperoleh dari daerah Sidosari,

Lampung Selatan pada bulan Desember 2016. Akar turi merah dicuci bersih

dengan air dan diiris kecil-kecil kemudian dikeringkan dengan cara dijemur di

bawah panas sinar matahari selama satu minggu. Selanjutnya akar turi merah

digiling hingga menjadi serbuk , serbuk ini yang kemudian digunakan sebagai

sampel dalam penelitian ini.

Page 52: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

32

2. Ekstraksi dengan Berbagai Pelarut

Serbuk akar turi merah yang diperoleh ditimbang sebanyak ±2500 gram kemudian

direndam dengan menggunakan beberapa pelarut masing-masing yaitu n-heksana,

etil asetat, serta metanol selama 3 x 24 jam, dan setiap 1 x 24 jam pelarut diganti.

Ketiga ekstrak hasil perendaman disaring dengan kertas saring dan dicampurkan.

Masing-masing filtrat dari berbagai pelarut yang didapat lalu dipekatkan dengan

vacuum rotary evaporator. Ekstrak kasar pekat dari ketiga fraksi yang didapat lalu

ditimbang.

3. Kromatografi Cair Vakum (KCV)

Ekstrak kasar hasil evaporator kemudian difraksinasi dengan Kromatografi Cair

Vakum (KCV). Terlebih dahulu fasa diam silika gel halus sebanyak 10 kali berat

sampel dimasukkan ke dalam kolom. Kemudian kolom dikemas kering dalam

keadaan vakum menggunakan alat vakum. Eluen yang kepolarannya rendah,

dimasukkan ke permukaan silika gel halus terlebih dahulu kemudian divakum

kembali. Kolom dihisap sampai kering dengan alat vakum dan siap digunakan.

Ekstrak kasar yang telah dilarutkan dalam aseton dan diimpregnasikan kepada

silika gel kasar, kemudian dimasukkan pada bagian atas kolom yang telah berisi

fasa diam dan kemudian dihisap secara perlahan-lahan ke dalam kemasan dengan

cara memvakumkannya. Setelah itu kolom dielusi dengan etil asetat/n-heksana

0%:100%, sampai dengan etil asetat/ n-heksana 100%:0%. Kolom dihisap dengan

vakum sampai kering pada setiap penambahan eluen (tiap kali elusi dilakukan).

Kemudian fraksi-fraksi yang terbentuk dikumpulkan berdasarkan pola

Page 53: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

33

fraksinasinya. Fraksinasi sampel dengan teknik KCV dilakukan berulang kali

dengan perlakuan yang sama seperti tahapan KCV awal di atas.

4. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Uji KLT dilakukan terhadap fraksi-fraksi yang akan difraksinasi dan juga fraksi-

fraksi yang didapat setelah perlakuan fraksinasi. Uji KLT dilakukan menggunakan

sistem campuran eluen menggunakan pelarut n-heksana, etilasetat, metanol dan

diklorometana. Hasil kromatogram tersebut kemudian disemprot menggunakan

larutan serium sulfat untuk menampakkan bercak/noda dari komponen senyawa

tersebut. Ketika diperoleh fraksi yang lebih sedikit bercak/noda dilihat dibawah

lampu UV gelombang pendek (254 nm) dan lampu UV gelombang panjang (356

nm) setelah dilakukan elusi terhadap plat KLT. Setiap fraksi yang menghasilkan

pola pemisahan dengan Rf (Retention factor) yang sama pada kromatogram,

digabung dan dipekatkan sehingga diperoleh beberapa fraksi gabungan yang akan

difraksinasi lebih lanjut.

5. Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG)

Setelah dihasilkan fraksi-fraksi dengan jumlah yang lebih sedikit, tahapan

fraksinasi selanjutnya dilakukan menggunakan teknik Kromatografi Kolom

Gravitasi (KKG). Adsorben silika gel 60 Merck (35-70 Mesh) dilarutkan dalam

pelarut yang akan digunakan dalam proses pengelusian. Slurry dari silika gel

dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kolom, atur fasa diam hingga rapat (tidak

berongga) dan rata. Selanjutnya masukkan sampel yang telah diimpregnasi pada

silika gel ke dalam kolom yang telah berisi fasa diam. Pada saat sampel

Page 54: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

34

dimasukkan, usahakan agar kolom tidak kering/kehabisan pelarut karena akan

mengganggu fasa diam yang telah dikemas rapat, sehingga proses elusi tidak akan

terganggu.

6. Analisis Kemurnian

Uji kemurnian dilakukan dengan metode KLT dan uji titik leleh. Uji kemurnian

secara KLT menggunakan beberapa campuran eluen paling sedikit 3 sistem eluen.

Kemurnian suatu senyawa ditunjukkan dengan adanya satu noda dengan sistem

berbagai campuran eluen yang digunakan, dan disemprot menggunakan larutan

serium sulfat untuk menampakkan bercak/noda dari komponen senyawa tersebut

dan pereaksi.

Pada uji titik leleh kristal yang berukuran besar terlebih dahulu digerus hingga

berbentuk serbuk kemudian kristal yang akan ditentukan titik lelehnya diletakkan

pada lempeng kaca, diambil sedikit dengan menggunakan pipet kapiler, alat

dihidupkan dan titik leleh diamati dengan bantuan kaca pembesar. Suhu pada saat

kristal pertama kali mulai meleleh sampai semua zat meleleh, itulah titik leleh dari

senyawa tersebut.

7. Spektroskopi Inframerah

Sampel kristal hasil isolasi yang telah murni dianalisis menggunakan

spektrofotometer Infra Red (IR). Kristal yang telah murni dibebaskan dari air

kemudian digerus bersama-sama dengan halida anorganik, KBr. Gerusan kristal

murni dengan KBr dibentuk menjadi lempeng tipis atau pelet dengan bantuan alat

Page 55: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

35

penekan berkekuatan 8-10 ton per satuan luas kemudian pelet tersebut diukur

puncak serapannya.

8. Spektroskopi Resonansi Magnetik Nuklir (NMR)

Sampel berupa kristal murni yang akan diidentifikasi dilarutkan ke dalam pelarut

inert yang tidak mengandung proton seperti CCl4 dan CDCl3, kemudian

ditambahkan sedikit senyawa acuan. Larutan ini ditempatkan dalam tabung gelas

tipis dengan tebal 5 mm di tengah-tengah kumparan frekuensi radio (rf) di antara

dua kutub magnet yang sangat kuat kemudian energi dari kumparan frekuensi

radio ditambah secara terus-menerus. Energi pada frekuensi terpasang dari

kumparan frekuensi radio (rf) yang diserap cuplikan direkam dan memberikan

spektrum NMR.

9. Uji Aktivitas Antibakteri

Uji bioaktivitas sampel terhadap bakteri E. coli bertujuan untuk mengetahui reaksi

resistansi sampel tersebut. Hal pertama dilakukan adalah peremajaan/membuat

kultur bakteri Eschericia coli. Sebanyak 1,68 gram NA (Nutrien Agar) dilarutkan

dengan 60 mL akuades dalam erlenmeyer dan dipanaskan sampai berwarna

kuning bening, lalu dituangkan dalam tabung reaksi sepertiga bagian, didiamkan

pada kondisi miring selama ± 2 hari hingga media memadat untuk membuat

media agar miring. Setelah media agar miring memadat, diinokulasikan bakteri E.

coli pada media agar miring dan diinkubasi selama 24 jam. Hal penting yang

tidak boleh terlupakan pada tahap uji antibakteri yaitu sterilisasi alat dan media

dengan menggunakan autoclave selama 15 menit. Mempersiapkan bahan yang

Page 56: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

36

akan digunakan pada uji ini yaitu Nutrien Agar (NA). Sebanyak 1,69 gram NA

dilarutkan dalam 60 mL akuades dalam erlenmeyer dan dipanaskan selama 15

menit hingga homogen. Dibutuhkan sekitar 2 tabung reaksi yang digunakan untuk

menampung sebanyak 15 mL garam fisiologis 0,89 % (larutan NaCl 0,89 %) pada

masing masing tabung dan 15 ml akuades satu tabung reaksi. Selanjutnya, bahan

yang disiapkan distrerilisasi selama 15 menit dengan autoclave.

Senyawa isolat dan ekstrak kasar fraksi etil asetat yang telah didapatkan dari

tumbuhan turi merah (S. grandiflora) selanjutnya diuji bioaktivitasnya terhadap

bakteri E. coli menggunakan metode difusi agar. Dibuat sebanyak dua variasi

konsentrasi yaitu 200 ppm dan 100 ppm. Untuk membuat larutan stock

konsentrasi 200 ppm, sampel sebanyak 1 mg dilarutkan dalam 5 mL kontrol

negatif dan konsentrasi 100 ppm dibuat dengan rumus pengenceran bertingkat, 2,5

mL larutan stock 200 ppm diambil kemudian ditambahkan kontrol negatif ke

dalam labu ukur 5 mL. Selanjutnya untuk diimpreknasikan kedalam paper disk

sebanyak 20 µL. hal yang sama juga dilakukan terhadap kontrol negatif.

Sedangkan pada kontrol positif digunakan antibiotik standar Amoxicillin 25 µg.

Seluruh alat dan bahan yang telah disterilisasi disiapkan kemudian dimasukkan

kedalam laminar air flow. Media sebanyak ±15 ml NA dimasukkan kedalam

cawan petri dan ditunggu sampai kering/memadat. Kultur bakteri Eschericia coli

disuspensikan kedalam larutan garam fisiologis 0,89% ( larutan NaCl 0,89%),

dihomogenkan dan dibandingkan kekeruhannya dengan standar Mc Farland 0,5

untuk membuat inokulum bakteri. Inokulum bakteri dimasukkan dalam cawan

petri yang berisi media secara merata menggunakan stik swap. Setelah itu, paper

Page 57: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

37

disk yang telah diimpreknasikan larutan uji, kontrol positif, dan kontrol negatif

dimasukkan kedalam cawan petri kemudian ditutup dengan menggunakan plastic

wrap dan dibalut kertas dan diletakkan dalam inkubator selama 24 jam.

Page 58: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

55

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian ini, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Pada penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa N-5 Ed berupa kristal jarum

berwarna kuning sebanyak 3,4 mg dengan titik leleh 211,5-215 0C dan

senyawa N-5 berupa padatan orange sebanyak 0,5 mg.

2. Hasil kromatogram, uji titik leleh dan data analisis spektroskopi IR

menunjukkan bahwa senyawa N-5 Ed memiliki struktur senyawa jenis

benzofuran yaitu2-(2’, 3’-dihidroksi- 5’-metoksifenil)-6-metoksibenzofuran-3-

karbaldehid.

3. Hasil uji antibakteri menunjukkan bahwa senyawa N-5 Ed dan ekstrak kasar

fraksi etil asetat akar turi merah memiliki aktivitas antibakteri dalam kategori

sedang terhadap bakteri E. coli dengan zona hambat yang dimiliki senyawa N-

5 Ed adalah 9 mm dan 8 mm pada kosentrasi 200 ppm dan 100 ppm,

sedangkan ekstrak kasar etil asetat pada konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm

memiliki zona hambat 8 mm.

Page 59: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

56

B. Saran

1. Penelitian lebih lanjut terhadap sampel akar turi merah (S. grandiflora) pada

fraksi lain hasil fraksinasi sehingga didapatkan senyawa hasil isolasi tambahan

dan memperoleh informasi lebih dari senyawa hasil isolasi.

2. Perlu dilakukan variasi konsentrasi sampel yang sesuai terhadap kontrol positif

yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri pada senyawa hasil isolasi dari

akar turi merah (S. grandiflora).

Page 60: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

57

DAFTAR PUSTAKA

Amic, D. Dusaanka, D. A. Beslo and Trinasjia. 2003. Structure RadicalScavenging Activity Relationships of Flavonoids. Croat Chem Acta. 76(1).hal. 55–61.

Anggreani, T. 2016. Identifikasi dan Uji Kepekaan Bakteri Terhadap Antibiotikapada Sekret Telinga Penderita Otitis Media di Poliklinik THT RSUD Prof.Dr. Margono Soekardjo Purwokerto. Skripsi. Fakultas Farmasi. UniversitasMuhammadiyah Purwokerto.

Avalaskar, A. N., P. R. Itankar., V. S. Jhosi., M. Agrawal. and J. Vyas. 2011.Phythocemical and TLC Studies of Extract of Sesbania grandiflora(Fabaceae). Int. J. Pharm. Tech. Res. 3(3). hal. 1346-1349

Banwell, C. N. and E. M. McCash. 1994. Fundamentalof MolecularSpectroscopy. Mc-Graw Hill Book Company. London. hal. 1204-1206.

Bekker, M. R. Bekker and V. E. Brand. 2006. Two Flavonoid Glycosides and aMiscellaneous Flavan from the Bark of Guibourtia coleosperma.Phytochem. 67. hal. 818-823.

Cronquist, A. 1981. An Intregated System of Clasification of Flowering Plants.Columbia University Press. New York.

Dalimartha. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 5. Pustaka Bunda.Jakarta.

Davis and Stout. 1971. Disc Plate Methode of Microbiological Antibiotic Essay.J. Microbio. 22(4). hal 659-665.

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. BPOM Depkes RI. Jakarta.

Depkes RI. 2007. Kebijakan Obat Tradisional Nasional. BPOM Depkes RI.Jakarta.

Doddola, S., H. Pasupulati., B. Koganti., V. Koganti and S. R. G. Prasad. 2008.Evaluation of Sesbania grandiflora for Antiurolithiatic and Antioxidant

Page 61: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

58

Properties. J. Nat. Med. 62. hal. 300–307.

Fessenden, R.J. and J. S. Fessenden. 1999. Kimia Organik Jilid I. Erlangga.Jakarta.

Ganiswara. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia. Jakarta.

Gauglitz, G and T. Vo-Dinh. 2003. Handbook of Spectroscopy. Wiley-VCH.Weinheim, Jerman. hal. 89;125;129; dan 347.

Gentili, D., M. Macchia., E. Menchini., S. Nencetti., E. Orlandin., A. Rosello., G.Broccali and D. Limonta. 1999. Synthesis and Antimicrobial Properties ofCephalosporin Derivatives Substituted on the C(7) Nitrogen WithArylmethyloxyimino or Arylmethyloxyaminoarylmethyloxyamino AlkanoylGroups. II Farmaco. 54(4). hal.224-231.

Griffin. 1981. Fungal Physiology. John wiley and sons, inc. New york.

Gritter, R. J., J. M. Bobbitt and A. E. Schwarting. 1991. Penganta Kromatografi.Alih Bahasa Kosasih Padmawinata. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Harborne, J. B. 2006. Metode fitokimia: Penuntun Cara Modern MenganalisisTumbuhan. Edisi IV. Kokasih P. dan I. Soediro. (penterjemah). ITB.Bandung. hal. 354.

Hariana. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Penebar Swadaya. Jakarta

Harvey, D. 2000. Modern Analitical Chemistry. McGraw-Hil. USA. hal. 369; 372dan 402.

Hasan, N., H. Osman., W.K. Chong., K. Awang and A. S. M. Zahariluddin. 2012.The Chemical Components of Sesbania grandiflora Root and TheirTuberculosis Activity. Pharmaceuticals. 5. hal 882-889.

Heftman, E. 1983. Fundamental and Application of Chromatographic andElectrophoretic Methods. Elsevier Scientific Publishing Company.Amsterdam. hal. 139-160.

Herbert, R. B. 1996. Biosintesis Metabolit Sekunder. Alih Bahasa BambangSrigandono. IKIP Semarang Press. Semarang. hal. 103-123.

Hermawan, A., W. Hana and T. Wiwiek. 2007. Pengaruh Ekstrak Daun Sirih(Piper betle L .) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus danEscherichia coli dengan Metode Difusi Disk. Artikel Ilmiah. Unair.Surabaya

Page 62: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

59

Hosstetman K., M. Hosstetman and A. Marson. 1995. Cara KromatografiPreparatif Penggunaan pada Senyawa Bahan Alam. Alih Bahasa olehKosasih Padmawinata. ITB. Bandung. hal. 1-38.

Ibrahim, S. and M.Sitourus. 2013. Teknik Laboratotium Kimia Organik. GrahaIlmu. Yogyakarta. hal. 20-23.

Jawetz, Melnick and Adelberg’s. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. PenerbitSalemba Medika. Jakarta.

Johnson, E. L and Stevenson. 1991. Dasar Dasar Kromatografi Cair.Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata. ITB. Bandung. hal. 50-55.

Kasture, V. S., V. K. Deshmukh. and C. T. Chopde. 2002. Anxiolytic andAnticonvulsive Activity of Sesbania grandiflora Leaves in ExperimentalAnimals. Phytother. Res. 16. hal. 455–460.

Kristiani, A.N., N.S. Aminah., M. Tanjung dan B. Kurniadi. 2008. Buku AjarFitokimia. Airlangga University Press. Surabaya.

Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Lenny, S. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenilpropanoida dan Alkaloida. KaryaIlmiah. Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara. Medan.

Linn, T. Z., S. Awale., Y. Tezuka., A. H. Banskota., S. K. Kalauni., F. Attamimi.,J. Ueda., P. Budi., S. Asih., D. Syafaruddin., K. Tanaka and S. Kadota.2005. Cassane and Norcassane from Caesalpinia crista of Indonesia andTheir Antimalarial Activity against the Growth of Plasmodium falciparum.J. Nat. Prod. 14(17). hal. 706-710.

Madigan, M. T., J. M. Martinko. and J. Parker. 2000. Brock Biology ofMicroorganisms, 9thEdition. Prentice-Hall Inc. New Jersey.

Maharani, L. F. 2010. Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Turi Merah (Sesbaniagrandiflora PERS. Var. rubra ) Terhadap Geliatan Mencit Balb/c yangDiinjeksi Asam Asetat 0,1%. Artikel Ilmiah. Fakultas Kedokteran.Universitas Diponegoro.

Markham, K. R. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Alih Bahasa KosasihPadmawinata. Institut Teknologi Bandung. Bandung. hal. 117.

Morales, G., P. Sierra., Mancilla and A. Paredes. 2003. Secondary MetabolitesFrom Four Medicinal Plants From Northern Chile : AntimicrobialActivityand Biotoxicity Against Artemia salina. J. Chil. Chem. Soc. 48(2).

Mulja, M and A. Syahrani. 1991. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Teori Dasar,Instrumrntasi dan Aplikasi. Mecphiso Grafika. Surabaya.

Page 63: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

60

Mudihardi, E., Kuntaman., E. B. Wasito., N. M. Mertaniasih., S. Harsono and L.Alimsardjono. 2005. Mikrobiologi kedokteran. Salemba medika. Jakarta.

Nurhidayat, A. 2016. Isolasi dan Identifikasi Seyawa Metabolit Sekunder dariKulit Batang Tumbuhan Turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers. ) Serta UjiAktivitas Antibakteri Escherichia coli Resisten Terhadap Kloramfenicol.Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. UniversitasLampung

Pelczar, M. J and E. C. S. Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press.Jakarta. hal. 137-140, 452-459.

Perdian, A. H. 2015. Analisis Residu Golongan Tetrasiklin pada AyamDikawasan Coblong Kota Bandung dengan Kromatografi Cair KinerjaTinggi. Skripsi. Program Studi Farmasi FMIPA. Universitas Islam Bandung.

Poole, C. 2009. Chomatographic Analysis of Alkaloids. CRC Press. hal. 664.

Powthong, P., B. Jantrapanukorn., A. Thongmee and P. Suntornthiticharoen.2012. Evaluation of Endophytic Fungi Exctract for Their AntimicrobialActivity from Sesbania grandiflora (L.) Pers. Int. J. Pharm. Biomed. 3(2).hal. 132-136.

Prasetyono and D. Sunar. 2012. Daftar Tanaman Obat Ampuh di Sekitar Kita.Flash Books. Yogjakarta.

Purwanto, I.2007.Mengenal Lebih Dekat Leguminosae. Kanisius. Yogyakarta.

Rollins, D. M., J. J. Temenak., P. Shields., and S. W. Joseph. 2003. MicrobialPathogenesis Laboratory Manual. 2nd Edition, Published & AvailableOnline.

Ramesh, T. and V. M. H. Begum. 2006. Hypolipidemic Effect of Sesbaniagrandiflora on Cigarette Smoke Exposed Rats. J. Pharmacol. 3. hal 309–323.

Ramesh, T., R. Mahesh and V. H. Begum. 2007. Hypolipidemic Effect ofSesbania grandiflora On Membran- Bond ATPasess in Cigarette SmokeExposed Rats. J. Pharmacol. Toxicol. 2(6), hal. 559–566.

Ramesh, T., C. Sureka., S. Bhuvana and V. H. Begum. 2010. Sesbaniagrandiflora Diminishes Oxidative Stress and Ameliorates AntioxidantCapacity in Liver and Kidney of Rats Exposed to Cigerette Smoke. J.Physiolog. Pharmacol. 61(4). hal. 467–476.

Sasongko, H and W. Asmara. 2002. Pengaruh Minyak Atsiri Dlingo (Acoruscalamus L.) Terhadap Profil Protein Bakteri Gram Positif dan Gram

Page 64: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA HASIL ISOLASI DARI …digilib.unila.ac.id/29859/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · konsentrasi 200 ppm dan 100 ppm. Kata kunci: Sesbania grandiflora,

61

Negatif. Teknosains. 15 (3). hal. 527–543.

Saxena, V. K and L. N Mishra. 1999a. flavone Glycoside from Sesbaniagrandiflora. J. Inst. Chemists. (India). 71. hal 191-193.

Saxena, V. K and L. N Mishra. 1999b. A New Isoflavone Glycoside from theRoots of Sesbania grandiflora. Res. J. Chem. Environ. 3(3). hal 69-70.

Sertie, J. A., G. Wieze., R. G. Woisky and J. C. Carvalho.2001. AntiulcerActivity of the Ethanol Extract of Leaves of Sesbania grandiflora (L). J.Pharm Sciens. 37. hal 107-111.

Shareef, H., G. H. Rizwani., M. Zia-Ul-Haq., S. Ahmad and H. Zahid. 2012.Tocopherol and Phytosterol Profile of Sesbania grandiflora ( L) Seed Oil. J.Med. Plants Res. 6(18). hal. 3478–3481

Silverstein, R., M. Bassler and T. C. Morrill. 1986. Penyelidikan SpektrometrikSenyawa Organik. Alih bahasa Drs. A. J. Hartomo. ITS. Semarang. hal191-195.

Srivastava, H. C., P. P. Singh and R. P. V. Subba. 1967. A Galactomannan Fromthe Seeds of Sesbania grandiflora pers. Carbohyd Res. 6. hal. 361–366.

Sudjadi. 1983. Penentuan Struktur Senyawa Organik. Ghalia Indonesia. Jakarta.hal. 283.

Sulistyo. 1971. Farmakologi dan Terapi. EKG . Yogyakarta.

The Angiosperm Phylogeny Group. 2003. Un Update of the AngiospermPhylogeny Group Classification for the Order and Families of FloweringPlants: APG II. Botanic. J. Linn. Soc. 141. hal 399-436.

Tiwari, R. D and R. K. Bajpai. 1964. Chemical Examinition of Sesbaniagrandiflora Leaves. II. Isolation of a Saponin. Phycical Sciences. 34(2). hal.239-244.

Wagh, V. D., K.V. Wagh., Y. N. Tandale and S. A. Salve. 2009. Phytochemical ,Pharmacological and Phytopharmaceutics Aspects of Sesbania grandiflora :A Riview. J. Pharm Res. 2(5). hal. 889–892.

Williamson, K and K. Master. 2010. Macroscale and Microscale Organicexsperiment. Cengage Learning. hal. 131.

Zhao, P., Y. Iwamoto., I. Kouno., Y. Egami and H. Yamamoto. 2004. Stimulatingthe Production of Homoisoflavonoids in Cell Suspension Cultures ofCaesalpinia pulcherrima Using Cork Tissue. Phytochemistry. 65. hal. 2455-2461.