5
 Islam di Jepang Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Sebuah mesjid di Tokyo.  Islam di Jepang biasanya dianut oleh orang Turki, Arab, Melayu, dan Indonesia yang pendidikan/bekerja di Jepang Islam dalam bahasa Jepang adalah イスラム教 (bahasa Jepang:  isuramukyou) Islam bukanlah agama populer di Jepang. Agama Islam diperkirakan datang pertama kali pada awal 1900-an, ketika Muslim Tatar melarikan diri dari ekspansi Rusia. Namun komunitas Muslim di Jepang baru terbentuk 100 tahun kemudian, bahkan beberapa sumber lain menyebut lebih lama dari itu. Kini beberapa sumber, seperti  JapanFocus.Org, Mission Islam.com, dan Caesar E Farah, lewat bukunya "  Islam: Belief and Observation", diterbitkan oleh Seri Pendidikan B aron (2003), dan studi Michael Penn (diterbitkan oleh Havard Asia tahun 2008) memperkirakan jumlah populasi Muslim di negeri Sakura itu sekitar 100 ribu orang. Islam tetap menjadi minoritas di Jepang dan tidak ada bukti kuat apakah Islam berkembang atau tidak. Alih agama lebih banyak terjadi di kalangan wanita muda Jepang lewat perkawinan, sebagaimana terdokumentasi oleh  Japan Times, di awal 1990-an. Namun meski minoritas, bukan berarti tak ada tokoh yang layak diperhitungkan. Salah satu cendekiawan Muslim Jepang dengan pandangan cukup berpengaruh di dunia Islam adalah Kosugi Yasushi. Dalam wawancara dengan  ZAKIAH KOYA pekan lalu, ia membagi pandangannya tentang Islam di Jepang, perkembangan timur tengah sekaligus prasangka barat terhadap Islam. Guru besar bidang Studi Asia dan Afrika yang mengambil gelar sarjana di Universitas Al Azhar itu pun menggambarkan Islam sebagai agama disiplin

Islam Di Jepang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Islam Di Jepang

5/10/2018 Islam Di Jepang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/islam-di-jepang 1/5

Islam di Jepang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sebuah mesjid di Tokyo. 

Islam di Jepang biasanya dianut oleh orang Turki, Arab, Melayu, dan Indonesia yang

pendidikan/bekerja di Jepang Islam dalam bahasa Jepang adalahイスラム教 (bahasa Jepang: 

isuramukyou)

Islam bukanlah agama populer di Jepang. Agama Islam diperkirakan datang pertama kali padaawal 1900-an, ketika Muslim Tatar melarikan diri dari ekspansi Rusia. Namun komunitas

Muslim di Jepang baru terbentuk 100 tahun kemudian, bahkan beberapa sumber lain menyebutlebih lama dari itu.

Kini beberapa sumber, seperti JapanFocus.Org, Mission Islam.com, dan Caesar E Farah, lewat

bukunya " Islam: Belief and Observation", diterbitkan oleh Seri Pendidikan Baron (2003), dan

studi Michael Penn (diterbitkan oleh Havard Asia tahun 2008) memperkirakan jumlah populasiMuslim di negeri Sakura itu sekitar 100 ribu orang.

Islam tetap menjadi minoritas di Jepang dan tidak ada bukti kuat apakah Islam berkembang atau

tidak. Alih agama lebih banyak terjadi di kalangan wanita muda Jepang lewat perkawinan,sebagaimana terdokumentasi oleh Japan Times, di awal 1990-an.

Namun meski minoritas, bukan berarti tak ada tokoh yang layak diperhitungkan. Salah satucendekiawan Muslim Jepang dengan pandangan cukup berpengaruh di dunia Islam adalah

Kosugi Yasushi. Dalam wawancara dengan ZAKIAH KOYA pekan lalu, ia membagi

pandangannya tentang Islam di Jepang, perkembangan timur tengah sekaligus prasangka baratterhadap Islam. Guru besar bidang Studi Asia dan Afrika yang mengambil gelar sarjana di

Universitas Al Azhar itu pun menggambarkan Islam sebagai agama disiplin

Page 2: Islam Di Jepang

5/10/2018 Islam Di Jepang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/islam-di-jepang 2/5

Antara 1877 dan Perang Dunia II

Hubungan Islam dengan Jepang ini masih terbilang belia jika dibandingkan hubungan agama ini

dengan negara-negara yang lain di seluruh dunia.

Tidak terdapat sebuah hitungan yang nyata tentang hubungan-hubungan antara agama Islamdengan Jepang atau cerita sejarah tentang Islam di Jepang melalui penyebaran agama, kecualibeberapa hubungan tersembunyi antara penduduk-penduduk Jepang dengan orang-orang Muslim

dari negara lain sebelum tahun 1868.

Agama Islam diketahui untuk pertama kali oleh penduduk Jepang pada tahun 1877 sebagai

sebagian pemikiran agama barat dan pada sekitar tahun itu, kehidupan Nabi Muhammad

diterjemahkan dalam Bahasa Jepang. Ini membantu agama Islam menempatkan diri dalam

pemikiran intelek orang Jepang, tapi hanya sebagai satu pengetahuan dan pemikiran.

Lagi satu hubungan yang penting dibuat pada tahun 1890 ketika Turki Usmaniyah mengirim

utusan yang menumpang sebuah kapal yang dinamakan "Ertugrul" ke Jepang untuk tujuanmenjalin hubungan diplomatik antara kedua negara serta untuk saling memperkenalkan orang

Muslim dan orang Jepang. Kapal itu yang membawa 609 orang penumpang dalam pelayaran

pulang ke negara mereka tenggelam dengan 540 penumpang tewas.

Dua orang Jepun Muslim pertama yang diketahui ialah Mitsutaro Takaoka yang memeluk 

Islam pada tahun 1909 dan mengambil nama Omar Yamaoka setelah menunaikan haji diMekah, serta Bumpachiro Ariga yang pada masa yang lebih kurang sama telah pergi ke India

untuk berdagang dan kemudian memeluk Islam di bawah pengaruh orang-orang Muslim di sana

serta mengambil nama Ahmad Ariga. Bagaimanapun, kajian-kajian ini telah membuktikanbahwa seorang Jepang yang dikenali sebagai Torajiro Yamada mungkin merupakan orang

Jepang Muslim yang pertama ketika ia melawat negara Turki disebabkan turut berduka citadengan korban tewas dalam kecelakaan maut Ertugrul. Beliau mengambil nama Abdul Khalil

dan mungkin pergi ke Mekah untuk naik haji.

Bagaimana pun, kehidupan komunitas Muslim yang benar tidak bermula sehingga beratus-ratuspelarian Muslim Turki, Uzbekistan, Tajikistan, Kirghizstan, Kazakhstan dan Tatar Turki yang

lain dari Asia Tengah dan Rusia, pengaruh Revolusi Bolshevik semasa Perang Dunia I. Orang-

orang Muslim ini yang diberikan perlindungan di Jepang menetap di beberapa pelabuhan utama

di sekitar Jepang dan mendirikan komunitas-komunitas Islam. Segelintir orang Jepang memeluk Islam melalui hubungan mereka dengan orang-orang Muslim ini.

Dengan pembentukan komunitas-komunitas Muslim ini, beberapa buah masjid telah didirikan.Yang paling penting antaranya ialah Masjid Kobe yang didirikan pada tahun 1935 dan Masjid

Tokyo yang didirikan pada tahun 1938. Bagaimanapun, orang Jepang Muslim tidak mengambil

bagian tentang pengelolaan masjid-masjid ini dan tidak terdapat sebagian orang Jepang yang

pernah menjadi Imam.

Setelah Perang Dunia II

Page 3: Islam Di Jepang

5/10/2018 Islam Di Jepang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/islam-di-jepang 3/5

 

Gerbang muka Mesjid Kobe. 

Saat Perang Dunia II, satu "Ledakan Islam" telah dimulai oleh kelompok tentara di Jepang

melalui pendirian pusat-pusat penyelidikan untuk mengkaji Islam dan Dunia Muslim. Telah

dikatakan bahwa pada waktu itu, melebihi 100 buah buku dan jurnal mengenai Islam telahditerbitkan di Jepang. Bagaimanapun, Pusat-pusat penyelidikan ini sama sekali tidak diketuai

atau diurus oleh orang-orang Muslim dan tujuannya bukan untuk penyebaran Islam. Tujuan yang

sebenarnya adalah untuk menambah wawasan tentara dengan pengetahuan yang diperlukan

mengenai Islam dan orang Muslim karena terdapat komunitas-komunitas Muslim yang besar dikawasan-kawasan yang diduduki oleh angkatan tentara Jepang di negara RRC dan negara-

negaraAsia Tenggara. Oleh itu, dengan berakhirnya perang pada tahun 1945, pusat-pusat

penyelidikan ini menghilang sama sekali.

Ada lagi satu "Ledakan Islam", kali ini selepas krisis minyak 1973. Media massa Jepang telah

memberi penerbitan yang besar tentang Dunia Muslim, dan khususnya kepada Dunia Arab,selepas menyadari kepentingan negara-negara ini terhadap ekonomi Jepang. Dengan penerbitan

ini, banyak orang Jepang yang tidak mempunyai secuil pengetahuan tentang Islam mempunyai

peluang untuk melihat rukun Islam ke-5, Haji di Mekah serta untuk mendengar panggilan Azan

(panggilan Islam untuk salat) dan pembacaan Al-Quran. Selain daripada banyak orang Jepang

yang memeluk Islam secara terang-terangan ketika itu, terdapat juga banyak upacara Islamisasiramai-ramai yang terdiri daripada berpuluh-puluh ribu orang. Bagaimanapun, selepas krisis

minyak selesai, kebanyakan pemeluk Islam meninggalkan agama itu.

Orang-orang Turki merupakan komunitas Muslim yang terbesar di Jepang sehingga akhir-akhir

ini. Pilot-pilot Jepang yang pergi ke negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia sebagaitentara semasa Perang Dunia II diajarkan/diajak mengungkapkan "La ilaha illa Allah" ketika

pesawat-pesawat mereka ditembak jatuh di kawasan-kawasan ini supaya mereka tidak dibunuh.

Page 4: Islam Di Jepang

5/10/2018 Islam Di Jepang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/islam-di-jepang 4/5

Sebuah pesawat Jepang telah dikatakan ditembak jatuh dan pilotnya diamankan oleh penduduk 

setempat. Apabila pilot itu mengucap kata-kata "ajaib" itu, ia terasa terharu ketika penduduk-penduduk itu berubah sikap terhadapnya, dan memperlakukannya dengan baik.

Persatuan Muslim Jepang

Serangan Jepang terhadap China dan negara-negara Asia Tenggara semasa Perang Dunia IImenghasilkan hubungan-hubungan antara orang-orang Jepang dengan orang-orang Muslim.

Mereka yang memeluk agama Islam melalui hubungan-hubungan itu kemudian mengasaskan

Persatuan Jepun Muslim di bawah pimpinan Allahyarham Sadiq Imaizumi pada tahun 1953. 

Persatuan tersebut ialah organisasi Jepang Muslim yang pertama.

Ketua kedua persatuan ini ialah Allahyarham Umar Mita. Mita merupakan orang Islam yang

tipikal bagi generasi tuanya yang mempelajari Islam di wilayah-wilayah yang diduduki olehKekaisaran Jepang. Melalui hubungan-hubungannya dengan orang-orang Cina Muslim, beliau

memeluk Islam di Beijing. Saat Mita kembali ke Jepang selepas perang, beliau menunaikan haji,

dan merupakan orang Jepang pertama sesudah peperangan untuk berbuat demikian. Mita jugamembuat terjemah Al-Quran bahasa Jepang untuk pertama kali. Oleh itu, hanya selepas Perang

Dunia II baru terdapat sebuah komunitas di Jepang.

Orang Jepang Muslim

Tidak terdapat sensus yang bisa dilihat tentang bilangan orang Jepang Muslim di Jepang.

Sebagian orang menyatakan bahwa bilangannya hanya dalam beberapa ratus. Ketika ditanya,

Abu Bakr Morimoto manjawab, "Berbicara jujur, hanya seribu. Dalam pengertiannya yang

paling umum, jika kita memasukkan mereka yang memeluk Islam tetapi tidak mengamalkanagama ini, umpamanya hanya untuk perkawinan, bilangannya mungkin dalam beberapa ribu.".

Tetapi terdapat juga kelemahan dari segi orang-orang Islam Jepang sendiri juga. Terdapat

perbedaan orientasi antara generasi yang tua dengan generasi yang baru. Bagi generasi yang tua,Islam disamakan dengan orang Islam Malaysia, Indonesia, China, dan sebagainya. Tetapi bagi

generasi baru, negara-negara Asia Tenggara tidak begitu menarik hati disebabkan orientasi barat

mereka dan oleh itu, mereka lebih dipengaruhi oleh Islam di negara-negara Arab.

Ketika melawat negara-negara Muslim, kata-kata bahwa orang-orang Muslim Jepang adalah

kumpulan agama minoritas sering menimbulkan masalah daripada para hadirin, "Berapakah

 jumlah orang Muslim di Jepang?" Jawaban ketika ini: "Satu daripada seratus ribu."

Dakwah di Jepang

Statistik menunjukkan bahwa di sekitar 80% daripada jumlah penduduk Jepang adalah penganut

Buddha atau Shinto, sedangkan hanya 0,095% atau hanya berjumlah 121.062 orang. Bilanganpendakwah yang berpotensi dalam komunitas Muslim di Jepang adalah amat kecil, dan terdiri

Page 5: Islam Di Jepang

5/10/2018 Islam Di Jepang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/islam-di-jepang 5/5

daripada para pelajar dan berbagai jenis pekerjaan yang bertumpu di kota besar seperti

Hiroshima, Kyoto, Nagoya, Osaka dan Tokyo. 

Terdapat keperluan yang lanjut untuk orang-orang Muslim bertahan daripada tekanan-tekanan

dan godaan-godaan gaya hidup modern yang lebih gairah. Orang-orang Muslim juga

menghadapi kesusahan terhadap komunikasi, perumahan, pendidikan anak, makanan halal, sertakesusasteraan Islam, dan semua ini menghalang kegiatan-kegiatan dakwah di Jepang.

Tanggapan salah terhadap ajaran Islam yang diperkenalkan oleh media-media barat perlu

dibetulkan dengan cara yang lebih cekap dan yang mengambil kira ciri penting masyarakat

Jepang sebagai salah satu negara yang paling tidak buta huruf di dunia. Bagaimanapun,disebabkan persebaran orang Muslim yang amat sedikit, terjemah Alquran dalam bahasa Jepang

 juga tidak mudah didapati. Hampir tidak adanya kesusasteraan Islam di dalam toko-toko buku

atau perpustakaan-perpustakaan umum, kecuali beberapa esai dan buku dalam bahasa Inggris

yang dijual pada harga yang agak mahal.

Oleh itu, tidaklah mengejutkan untuk mendapati bahwa pengetahuan orang Jepang yang biasatentang agama Islam hanya dihadapkan kepada beberapa istilah yang berkaitan dengan poligami, 

Sunni dan Syiah, Ramadhan, Haji, Nabi Muhammad, dan Allah. Dengan kesan-kesan yang

semakin terang tentang kesadaran kewajiban komunitas-komunitas Islam serta penilaian yang

rasional, Umat Muslim telah menunjukkan tanggungan yang lebih kuat terhadap pelaksanaankegiatan-kegiatan dakwah dengan cara yang lebih teratur. 

Sumber :

http://islam.bloggermu.com/2011/03/inilah-pandangan-pemikir-muslim-jepang.html

http://id.wikipedia.org