Upload
mala
View
7
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ureytrtyreetty
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua organisme memerlukan suplai tetap zat-zat berenergi tinggi, yang dikenal
sebagai makanan, untuk meyediakan bahan bakar bagi kebutuhan-kebutuhan
fungsionalnya. Tumbuhan hijau merupakan autotrof (pembuat makanan sendiri) yang
umum ditemukan. Tumbuhan tersebut mensintesis makanannya dari zat-zat anorganik
sederhana, misalnya CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari. Fungi memperoleh
makanannya dengan cara menyerap zat-zat langsung dari lingkungan di sekitarnya, dan
demikian pula halnya denga bakteri nonfotosintetik. Akan tetapi, protozoa (sebuah filum
dalam kingdom Protista) dan hewan (heterotrof multiseluler) umumnya menangkap zat
makanan dalam jumlah yang relatif besar, berupa organisme utuh (mangsa) atau bagian-
bagian organisme. Pemerolehan zat-zat makanan berukuran besar itu dikenali sebagai
penagkapan bongkah (bulk capture). Biasanya terdapat aparatis rumit bagi pemecahan
makanan secara mekanis, sebab ptongan-potongan yang lebih kecil lebih mudah diproses
dan diasimilasi. Akan tetapi, tujuan yang sama dapat tercapai melalui cara-cara kimiawi.
Makanan mengandung berbagai zat-zat kimiawi yang kita sebut nutrien. Nutrien
menyediakan zat-zat untuk produksi energi, juga zat-zat stuktural untuk pertumbuhandan
penjagaan sel. Nutrien-nutrien utama meliputi karbohidrat, protein, dan lipid. Vitamin
dan mineral diperlukan dalam jumlah yang lebih sedikit. Protein terutama sangat penting
sebagai zat struktural, khususnya karena esensialnya. Karbohidrat dan lipid merupakan
penyedia utama energi, tetapi juga memiliki peran struktural, terutama dalam perakitan
membran-membran.
Banyak hewan yang memakan tumbuhan saja, sehingga dikelompokkan sebagai
herbivora. Hewan-hewan lain disebut karnivora karena hanya memakan daging saja.
Ada pula hewan lain, misalnya manusia, yang memakan tumbuhan dan juga hewan.
Hewan semacam ini disebut omnivora. Semakin bervariasi makanannya, semakin
memungkinkan pemenuhan kebutuhan nutrisionalnya. Akan tetapi, ongkos energi untuk
memperoleh makanan-makanan tertentu harus pula dipertimbangkan.
Banyak hewan yang memiliki peralatan-peralatan rumit untuk menagkap dan
merobek-robek mangsanya. Peralatan-peralatan itu misalnya saja kecepatan lari ekstrim,
1
kemampuan untuk meniru latar belakang area peburuan, gigi-gigi tajam pada rahang
yang kuat, dan tungkai depan berukuran besar. Organisme-organisme lain, terutama yang
bersifat parasitik dan hidup dalam jaringan-jaringan inang, hanya memiliki peralatan
memperoleh makanan yang rudimenter. Karena organisme-organisme itu dikelilingi oleh
zat-zat makanan sederhana yang terlarut, hanya dibutuhkan pemrosesan minimal.
1.2 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bahan makanan.
2. Sistem pencernaan pada manusia.
3. Organ-organ pencernaan pada manusia.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui kegunaan bahan makanan bagi tubuh manusia.
2. Mengetahui sistem pencernaan manusia.
3. Mengetahui organ-organ pencernaan pada manusia.
2
BAB II
PEMBAHANSAN
2.1 Definisi Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ dalam hewan
multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energy dan nutrien, serta
mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang
lainnya bisa sangat jauh berbeda. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam
tubuh manusia dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi
dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan
yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui
anus.
2.2 Bahan Makanan
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan untuk dirinya, lebih-lebih pada
anak yang masih dalam pertumbuhan, sangat memerlukan banyak makanan yang bergizi.
Makanan diperlukan sebagai:
1. Bahan pembentuk tubuh yaitu untuk pembentukan dan pertumbuhan sel-sel baru,
menggantikan sel-sel yang rusak,
2. Bahan penambah cairan tubuh,
3. Bahan penghasil energi.
Jika makanan yang dimakn berlebih, sedang energi yang dikelurkan sedikit
maka kelebihan itu dapat disimpa dalam bentuk lemak, tempat penyimpannya antara lain
di bawah kulit, di dalam rongga perut dan di sela-sela usus. Agar dapat diserap oleh
darah, perlu di ubah menjadi sari makanan yang halus. Sisa makanan yang tidak dapap
diserap, dikeluarkan sebagai kotoran. Makin banyak kita mengeluarkan energi, makin
banyak pula kita memerlukan makanan. Sebagian makanan yang masuk ke dalam tubuh
berguna sebagai bahan pembakar tubuh dalam kegiatan hidup manusia.
a. Susunan makanan
Semua jenis bahan makanan setelah dicernakan, kemudian diserap oleh darah
berupa sari-sari makanan yang dapat digolongkan menjadi karbohidrat, protein,
lemak, garam mineral, vitamin dan air. Sebagai penghasil energi adalah karbohidrat
dari hasil tanaman, serta pengubahan protein dan lemak. Sebagai bahan pembentuk
3
tubuh diperlukan protein, lemak, garam mineral, dan vitamin. Garam mineral dan
vitamin diperoleh dari bermacam-macam bahan makanan, sedangkan protein yang
diperlukan adalah protein yang berasal dari hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Air
diperlukan kebutuhan dalam setiap sel dan jaringan. Semua proses dalam tubuh
memerlukan air, sehingga air merupakan kebutuhan vital yang tidak dapat diabaikan.
Keperluan akan air sangat berbeda-beda untuk tiap-tiap jaringan. Sebagai zat pelarut,
air digunakan sebagai bahan pengangkut dari sel ke sel, juga dari jaringan ke
jaringan. Air diperoleh langsung dari minuman (air, teh, kopi) yang diminum atau
secara tidak lansung dari buah-buahan, serta makanan lainnya. Pengambilan
langsung dari minuman sejumlah 1 liter tiap hari, telah memenuhi kebutuhan
sepertiga jumlah air yang diperlukan. Pengaturan air di dalam tubuh dikendalikan
oleh hormon, sedangkan kelenjar-kelenjar hipofisis, tiroid dan anak ginjal mengatur
keseimbangan cairan darah dan cairan tubuh, serta mengatur penyerapan air oleh
usus dan kemudian dikeluarkan melalui ginjal. Makanan yang dimakan, belum dapat
dimanfaatkan oleh tubuh sebelum diserap oleh darah. Supaya bermanfaat maka
makanan itu perlu dimakan, dicerna, kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Untuk
itu dibutuhkan alat-alat pencernaan serta alat transpor.
2.3 Sistem Pencernaan Makanan
Pencernaan makanan adalah aktivitas saluran makanan (tractus digectivus) dan
kelenjar-kelenjarnya dalam suaatu proses memersiapkan makanan untuk dapat diserap
oleh usus. Suatu kehidupan yang dihayati oleh organisme akan dapat dipertahankan bila
makanan dalam jumlah cukup dapat dipasok dan dapat digunakan bagi berlangsungnya
suatu reaksi oksidatif yang dapat menghsilkan energi dan juga bagi keperluan tubuh atau
bagian tubuh guna perbaikan, pertumbuhanm dan reproduksi.
Sebagian besar makanan yang digunakan primata (human and non-human
primate) dan vertebrata lainnya (baik yang menyusui maupun yang tidak menyusui)
mempunyai bentuk kompleks dan tidak larut, sehingga tidak mungkin untuk dapat
diserap oleh saluran pencernaan makanan begitu saja tanpa terlebih dahulu mengalami
perubahan melewati aktivitas pencernaan. Pada organisme peringkat rendah, seperti
protozoa, dapat memperoleh makananya melalui proses difusi atau fagosita dan
dilanjutkan dengan proses pencernaan di dalam selnya. Pada vetebrata terdapat sebuah
sistem dengan kekhususan untuk merubah makanan yang masuk ke dalam alat
pencernaan menjadi bentuk-bentuk kimia yang secara langsung dapat dicerna oleh usus
4
dan limfe. Beberapa makanan yang telah mempunyai bentuk sederhana tidak
memerlukan lagi proses penguraian dan dapat secara langsung bisa diserap oleh saluran
pencernaan makanan seperti glukosa, garam-garam yang dapat larut, air, dan beberapa
macam makanan lainnya.
Sistem pencernaan pada vertebrata terdiri dari bermacam struktur yang
mempunyai kemampuan untuk mencerna makanan sesuai dengan keperluannya setelah
melewati kurun waktu adaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi ini tercermin pada
sturktur sistem pencernaan vertebrata yang terkait dengan fungsinya sebagai penerima
makanan, mecernakannya dan akhirnya menyerapnya untuk kemudian ditransfer ke
dalam aliran darah untuk dikirim ke tempat tujuannya.
Rongga mulut dengan dibantu kelenjar yang terdapat di sekitarnya dan struktur
gigi dan lidah merupakan tempat untuk merubah bentuk makanan yang masuk kedalam
bentuk kimia dan fisik untuk memudahkan proses pencernaan selanjutnya. Penghayatan
akan adanya makanan dan keinginan untuk mengkonsumsinya dipengaruhi oleh
rangsangan sensoris yang sampai ke susunan syaraf pusat melalui beberapa jalur
diantaranya yang berkaitan dengan penglihatan, pembauan dan cita rasa. Lambung dapat
berfungsi sebagai pengumpulan makakan untuk sementara sampai makanan yang
dikonsumsi diubah dalam bentuk yang memungkinkan untuk proses pencernaan yang
akan berlangsung di dalam duodenum. Usus halus mempunyai kemampuan untuk
melaksanakan beragam proses pencernaan dengan bantuan beragam enzim sebagai
katalisator yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan zat-zat lain yang dihasilkan oleh
sel-sel usus itu sendiri. Di dalam usus halus juga terjadi proses emulsifikasi lemak
sehingga bahan ini mudah dicerna oleh enzim tertentu dan lebih mudah diserap oleh
usus. Usus besar mempunyai kemampuan untuk melakukan konservasi air, berfungsi
sebagai pengumpul sementara hasil pencernaan dan dapat menyerap makanan dari usus
besar sangat terbatas. Usus besar juga berfungsi sebagai inkubator bagi beragam bakteri
yang berkemampuan untuk mensintesis faktor-faktor nutrisi tertentu yang pada akhirnya
memegang peranan dalam status gizi individu yang bersangkutan. Jadi, sistem
pencernaan merupakan proses perubahan atau pemecahan zat makanan dari molekul
kompleks menjadi molekul yang lebih sederhara dengan menggunkan enzim dan organ-
organ pencernaan.
Pencernaan makanan di dalam tubuh manusia melalui 6 tahap yaitu:
1. Ingesti : pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.
5
3. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan
bantuan enzim, trdapat di lambung.
5. Absorbsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui
anus.
Sistem pencernaan pada manusia terdiri dari:
1. Saluran pencernaan (organ pencernaan yang dilewati oleh bahan makanan), yaitu
mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, dan usus besar.
2. Kelenjar pencernaan (organ pencernaan yang berfungsi menghasilkan getah/enzim
pencernaan), yaitu mulut, lambung, usus halus, hati, dan pankreas.
Berdasarkan prosesnya, pencernaan dibagi menjadi:
1. Pencernaan mekanis, yaitu pencernaan yang menyebabkan perubahan bentuk
dan ukuran makanan, contohnya pencernaan oleh gigi.
2. Pencernaan kimiawai, perubahan zat makanan dari senyawa kompleks menjadi
senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim (senyawa kimia).
2.4 Organ-Organ Pencernaan
1. Mulut
Memiliki bagian: bibir, gigi, lidah dan kelenjar ludah. Rongga mulut dilapisi oleh
tunica mucosa yang mengandung epitel berlapis menanduk dan mengelupas. Dibawah
lapisan epitel terdapat lamina propria, yang membentuk banyak lekuk atau papilla seperti
halnya pada kulit.
a. Bibir
Terdiri dari dua daerah, bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar sama
seperti kulit di daerah lain wajah. Epidermis terdiri atas jaringan epitel berlapis banyak,
menanduk dan mengelupas, ditumbuhi bulu dan berkelenjar peluh. Di bagian dermis
terdapat akar bulu, kelenjar dan kelenjar minyak bulu.
Bagian dalam mengandung tunica mucosa yang mengandung jaringan epitel
berlapis dan mengelupas, tetapi tidak menanduk. Pada lamila propria terdapat banyak
kelenjar lendir, yang salurannya bermuara ke rongga mulut. Di bawah lapisan lendir
terdapat lapisan otot.
Tepat pada batas kulit luar dengan lendir bibir bagian dalam terdapat daerah
merah, karena banyak mengandung pembuluh kapiler.
6
Histologi rongga mulut sama seperti bibir bagian dalam. Lapisan dekat
permukaan terdiri dari tunica mucosa, di bawahnya tunica submucosa. Pada lapisan
submucosa terdapat kelenjar lendir. Sekitar kelenjar itu terdapat lamina propria tunica
mucosa oleh jaringan rapat serat elastis.
Didaerah langit-langit tak ada tunica submucosa. Di daerah langit-langit
lunak, di bawah tunica mucosa terdapat lapisan otot lurik dan jaringan ikat fibrosa. Di
daerah langit-langit lunak dekat rongga hidung, jaringan epitel tunica mucosa terdiri
dari sel batang berlapis semu, yang lapisan luarnya bersilia, menumpu pada lamina
basalis yang tebal.
b. Gigi
Gigi baru tumbuh sesudah bayi berusia 6 bulan, gigi pertama disebut gigi susu
atau gigi sementara.
Susunan gigi sementara pada anak-anak, berjumlah 20 buah, yaitu gigi seri
berjumlah 8 buah gunanya unutk memotong makanan, gigi taring sebanyak 4 buah
digunakan untuk mencabik-cabik makanan serta 8 buah gerahan kecil untuk
mengunyah makanan. Orang dewasa mempunyai gigi sebanyak 32 buah, terdiri dari
atas 8 buah gigi seri 4 gigi taring, 8 buah geraham muka serta 12 buah geraham
belakang. Separuh dari gigi-gigi tersebut berada di rahang bawah dan lainnya dirahang
atas. Pada beberapa orang jumlah gigi kurang dari 32 buah hal ini biasanya disebabkan
geraham bungsu tidak tumbuh, setalah berumur antara 18 - 45 tahun.
Rumus gigi:
7
Keterangan:
I : Insisivus (gigi seri)
C : Caninus (gigi taring)
P : Premolare (gigi geraham depan)
M : Molare (gigi geraham belakang)
Gigi tertanam pada soket yang berada pada tiap alveolus tulang rahang.
Tonjolan alveoli rang disalut oleh gusi. Gusi adalah penerusan dari tunica mucisa dari
mulut yang banyak mengandung pembuluh darah, dan ditunjang oleh jaringan ikat
fibrosa. Jaringan ikat ini melekat rapat ke lapisan periosteum tulang rahang di
bawahnya.
Tiap gigi terdiri dari tiga bagian:
1. Mahkota (corona)
2. Leher (cervix)
3. Akar (radix)
Mahkota menonjol di atas gusi (gingiva), sebelah luar terdiri dari lapisa email
(enamel). Leher menghubungkan mahkota dengan akar, berada dalam lapisan gusi.
Sedangkan akar berada dalam soket rahang. Bagian dalam gigi, mulai dari mahkota
sampai ke akar terdiri dari tulang gigi (dentin). Pada akar, sebelah luar dentin disalut
oleh lapisan tipis semen (cementum). Di bagian luar lapisan semem ada membran
periodont/. Lapisan semen terdiri dari jaringan ikat yang mengapur (kalsifikasi).
Lapisan periodont terdiri dari jaringan fibrosa, yang mengandung pembuluh darah,
pembuluh limfa, dan urat saraf. Lapisan periodont itu melekatkan gigi dengan kukuh
pada soket rahang.
8
Akar, dan sebagian mahkota, memiliki bagian dalam yang lunak, disebut pulpa.
Pulpa berisi jaringan ikat renggang yang di masuki oleh pembuluh darah, pembuluh
limfa dan urat saraf.
1. Email
adalah lapisan gigi yang paling keras, paling banyak mengandung garam
dapur.
Kandung (matriks) lapisan ini terdiri dari serat kolagen. Kandung dihasilkan
oleh ameloblast, yaitu sel gigi yang terdapat pada masa pertumbuhan gigi. Pada
kandung terdapat bangunan bentuk batang yang ramping, berderet rapat dan tegak
lurus tehadap permukaan gigi, disebut prisma email. Prisma diikat bersama oleh
bahan interprisma. Bahan yang membuna interprisma sama dengan bahan yang
membina prisma sendiri, tapi arah letak batangnya berbeda. Tiap batang disalut
oleh organis yang disebut salut email.
Prisma dibina atas kristal apatit dan bahan organik. Jika lapisan email diiris
melintang tampak batang prisma itu berbentuk setengah lingkaran seperti sisik.
Jika keseluruhan mahkota diiris melintang, tampak lapisan email itu dibina
atas garis-garis melingkat, sehingga sari dalam sampai ke permukaan tampak email
itu dibina atas garis-garis melingkar, mirip lingkaran tahun pada batang pohon
Dikotil. Garis-garis itu disebut garis Retzuis.
Paling luar email ada dua lapis, disebut kutikula email. Lapisa ini terdiri dari
bahan tanduk (keratin).
2. Dentin
terdiri atas bahan organik (20%) yang sebagian besar merupakan serat
kalogen, dan bahan anorganik (80%) dalam bentuk kristal hidroksiapatit. Lapisan
ini terdiri dari satu deretan tabuli (saluran) dentin yang rapat sekali. Seperti halnya
prisma email, tabuli dentin juga dekat ke pinggiran jadi agak sempit. Berbeda
dengan prosma email, tabuli dentin dekat pinggir membentuk percabanganm dan
percabangan itu bertemu kembali (anastomosis). Di antara tabuli ada serat kalogen,
yang susunan mirip dengan kalogen tegak lurus terhadap tabuli: ada juga beberapa
yang letaknya miring.
Dekat ertemuan lapisan dentin dengan lapisan semen pada akar ada lapisan
berbutiran (granula) halus, yang disebut lapisan Tomes. Butiran itu terdiri atas
bahan tanduk.
9
Sesungguhnya pada gigi segar tubuli berisi tonjolan sitoplasma odontoblast,
yaitu sel yang menggetahkan bahan organik dentin. Sel ini berjejer pada lapisan
luar pulpa yang berbatasan dengan dentin. Sel ini berjejer pada lapisan luar pulpa
yang berbatasan dengan dentin. Odontoblast aktif terus selama gig itu masih hidup,
sampai orangnya jadi tua.
Cementm adalah lapisan tipis antara dentin dan membran periodont pada
akar gigi. Cementum menghubungkan dan menyemenkan gigi ke membran
periodont, dan berarti juga ke tulang rahang. Bahan nutrisi bagi lapisan ini
berdifusi dari membran periodont, dan dalam membran terdapat pembuluh darah.
Lapisan ini adalah jaringan pengikat yang mengalami penulangan. Sehingga
komponennya sama seperti tulang. Bahan lapisan ini digetahkan oleh sel tulang
khusus, yang disebut sementosit. Sel ini berada dalam lacuna, seperti halnya
osteosit. Bedanya denga tulang, tidak memiliki saluran Havers, meskipun ada
lempeng-lempeng lamellae yang bersusun konsentris menyalut akar gigi.
Membran periodont mengisi celah antara cementum dan soket tulang
rahang. Terdiri dari jaringan pengikat fibrosa, dan mengandung pembuluh darah,
pembuluh limfa, urat saraf, fibroslast, dan histiosit. Sifat lapisan ini semcam
bantalan bagi gigi ketika mengunyah dan menggigit. Serat kolagen yang menjadi
komponen utama lapisan ini bersusun ke berbagai arah, sesuai dengan leaknya
sekeliling gigi. Ada ygn letaknya miring, ada pula yang horizontal. Di antara serat
terkandung bahan glikosaminoglikans.
Menghubungkan lapisan semen dan membran periodont ada daerah
perantaraan, disebut precementum.
3. Pulpa
berisi jaringan ikta. Dalam bagian ini pula tumbuh pembuluh darah,
pembuluh limfe, dan urat saraf masuk gigi dan bercabang-cabang disitu.
Mengandung banyak serat kalogen yang halus, yang arahnya tak teratur. Pada
lapisan dekat dentin berderet odontoblast, seperti telah diulas didepan.
10
c. Lidah
Terdiri atas otot lurik yang letaknya menurut tiga arah dan tegak lurus
sesama. Lapisan otot diselaputi oleh tunica mucosa. Di bagian atas lidah tidak
terdapat tunica submucosa, hanya dibagian bawah.
Permukaan lidah bagian atas memiliki tonjolan yang disebut papillae. Ada
4 macam papillae, yaitu:
1. Filiform (terdapat di daerah belakang lidah),
2. Fungiform (tersebar di antara filiform dan ternayak berada di ujung lidah),
3. Circumvallate (jumlahnya sedikit, terdapat dalam satu barisan melintang pada
pangkal lidah), dan
4. Foliate (terdapat di daerah pinggiran pangkal lidah).
Pada umumnya papilla mengandung kuncup rasa (taste bud). Tiap kuncup
rasa mengandung dua macam sel yang utama, yaitu sel penyokong dansel epitel
saraf. Kedua macam sel memiliki mikrovili yang umumnya bergabung mengacu ke
arah lobang rasa, yang pada periode pra-ME (mikroskop elektron) disebut bulu
rasa. Cabang saraf vagus masuk lidah dan bercabang halus mencapai setiap
kuncup rasa.
Tonsil liah kecil-kecil dan banyak, terletak di dasar lidah dan diselaputi
oleh epitel berlapis yang menelupas. Tiap tonsil memiliki ceruk, dan sepanjang
pinggir ceruk itu tertanam nodul-nodul limfa.
Lidah berfungsi membantu mengatur penempatan makanan hingga dapat
digilas oleh geraham, dalam hal ini dapat dikatakan makanan mengalami
pencernaan secara mekanik.
11
d. Kelenjar ludah
Kelenjar ludah berguna untuk memudahkan menelan dan mencerna. Ada
dua macam ludah yang dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar, yaitu kelenjar parotis,
kelenjar ludah bawah rahang (glandula submaxilaris) dan kelenjar bawah lidah
(glandula sublingualis). Glandula parotis menghasilkan ludah berbentuk air, infeksi
pada parotis disebut parotitis (penyakit gondong). Glandula sub-maxilaris dan
glandula lingualis keduannya menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir,
selain itu berguna sebagai pelindung selaput mulut terhadap panas, dingin, asam
dan basa.
Keterangan Gambar:
1) Kelenjar Parotis
2) Kelenjar Submaxilaris
3) Kelenjar submandibularis
Setiap kelenjar yang besar di atas terdiri atas unit-unit alveoli yang disebut adenomer.
Ada dua macam alveoli tampak pada sedian yang diwarnai dengan HE
(hematoxylin-eosin):
1. Alveoli mucosa, tampak terang dan terletak pada tunica mucosa. Inti sel alveoli
mucosa adalah gepeng dan letaknya dekat ke membran basalis.
2. Alveoli serosa, tampak gelap dan terletak pada tunica serosa. Inti sel alveoli
serosa agak bundar dengan sitoplasma yang berwarna merah karena banyak
mengisap zat warna eosin.
Kelenjar bawah teling hampir seuna terdiri dari alveoli serosa, kelenjar bawah
rahang campuran kedua macam, dengan lebih banyak serosa, sedangkan kelenjar
bawah lidah hampir semua terdiri dari alveoli mucosa. Jika seuatu kelenjar
12
mengandung kedua macam alveoli, sering kali serosa membentuk tinjilan bentuk sabit
di samping yang mucosa. Sekitar alveoli biasa ditemukan jaringan lemak.
Ludah mengandung enzim yang disebut amilase atau dikenal dengan nama
ptialin, enzim ini dapat mencernakan zat tepung menjadi gula.
2. Kerongkongan (oesophagus)
Kerongkongan disebut juga oesophagus, dari kata oiso = bawa, dan phagelon =
mekanan.
Menghubungkan mulut dengan lambung. Terdiri dari 4 lapisan:
1. Tunica mucosa
Terdiri ataskaringan epitel, yang terdiri dari sel-sel berlapis banyak dan
mengelupas, tetapi tidak menanduk. Di beawah lamina propria ada lapisan
tambahan, disebut tunica muscularis-mucosa, terdiri atas serat-serat otot polos
yang letak-letaknya memanjang dan melingkar. Lamina propria membentuk
tonjolan-tonjolan rendah, sehingga tuniac ini jadi bergelombang. Jika makanan
lewat gelombang itu hilang dan umen membuka besar.
2. Tunica submukosa
Terdiri dari jaringan ikat dengan serat kolagen dan elastis, dengan banyak
pembuluh darah serta urat saraf.
3. Tunica muscularis
Terdiri dari dua lapisan otot polos: bagian luar berupa serat otot
memanjang, bagian dalam berupa serat otot melingkar. Kedua lapisan otot ini pada
beberapa tempat tidak kentara bedanya. Serat itu 1/3 bagian dari anterior (pangkal)
kerongkongan sebagin besar terdiri atas oto lurik, di bagian tengah gabungan otot
lurik dan otot polos, dan 1/3 bagian posterior (ujung) terdiri semata-mata dari otot
polos.
4. Tunica serosa
Terdiri dari jaringan ikat renggang yang mengandung banyak jaringan
lemak, pembuluh drah dan urat saraf. Lapisan ini relatif tebal jika dibandingkan
dengan saluran pencernaan yang di posteriornya.
Dalam kerongkangan terdapat dua kelenjar:
a. Kelenjar oesophagus
13
Terdapat sepanjang kerongkongan, pada lapisan submucosa, dibawah
tunica muscularis-mucosa. Terdiri dari jenis tubulo-alveolar yang bercabang
banyak.
b. Kelenjar cardia
Terdapat pada bagan ujung kerongongan. Berasal dari kelenjar
lambung, terletak pada lamina propria tunica mucosa, dari kenis tubuler yang
bercabang-cabang.
Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan
disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Gerak
ini mendorong dengan cepat gumpalan makanan ke lambung kurang lebih
selama 6 detik. Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot
secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara memanjang dan
melingkar. Proses gerak bolus di dalam kerongkongan menuju lambung dapat
diamati pada Gambar berikut.
3. Lambung (ventrikulus)
Lambung (ventrikulus), merupakan kantung besar dibawah kiri rusuk terakhir,
terdiri atas tiga bagian, bagian atas yang berdekatan dengan hati disebut kardiak, di
tengah membulat disebut fundus, dan bagian bawah dekat usus disebut pilorus. Seluruh
bagian dalam lambung menghasilkan asam chlorida. Akibat gerak peristaltik makanan
diubah menjadi seperti bubur getah lambung dinamakan chym.
Lingkungan asam dalam lambung dapat membunuh kuman-kuman yang turut
masuk ke dalam, sihingga menggiatkan kerja getah lambung. Getah lambung
14
mengandung pepsinongen yang belum aktif bekerja, oleh asam cholrida pepsinogen
tersebut diaktifkan menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah
protein menjadi molekul-molekul yang lebih kecil disebut peptor. Selain itu berfungsi
mengatur pengeluaran makanan dari lambung masuk ke dalam usus. Pengturan
dimungkinkan oleh kedua bagian otot pilorus.
Otot pilorus bagian lambung akan mengendur apabila kena rangsangan asam,
berarti protein telah dicernakan. Otot pilorus bagian usus dua belas jari akan mengerut
bila kena asam sebaliknya mengendur apabila kena rangsang basa. Dengan demikian
makanan dapat masuk ke usus dua belas jari sedikit demi sedikit.
4. Usus halus (intestinum tenue)
Panjangnya kira-kira 8,5 meter terdiri dari tiga bagian usus dua belas jari,
(duodenum) panjangnya ± 25 cm , yoyenum (intestinum yoyenum) atau pangkal usus
halus panjangnya ± 7 m dan ileum (interstimun ileum), atau ujung usus halus
panjangnya ± 1 m. Makanan masuk kedalam usus melalui pilorus, dangan demikian
HCl ikut masuk dan merangsang kelenjar di diding sel usus untuk menghasilkan
sekretin yang merupakan suatu hormon yang merangsang pankreas untuk
mengeluarkan getahnya. Di dalam dinding usus yang terdapat muara dari dua saluran,
yaitu saluran yang berasal dari kandungan empedu, dan saluran yang berasal dari
pankreas.
Selanjutnya HCl merangsang pula dinding usus halus untuk mengeluarkan
hormon kolesistokinin agar kandungan empedu mengeluarkan empedu yang berguna
mengemulsikan lemak. Empedu tidak mengandung enzim tetapi mengandung zat warna
empedu (bilirubin) dan garam empedu. Mula-mula empedu berwarna merah, kemudian
mengalami oksidasi sehingga warnanya berubah menjadi hijau. Pankreas menghasilkan
cairan (getah) pankreas yang mengandung enzim lipase, amilase dan tripsinogen yang
belum aktif. Enzim amilase berguna untuk mengubah amilum menjadi gula (maltosa),
lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, sedang tripsinogen
merupakan enzim yang belum aktif, dibantu oleh entrokinase, menjadi enzim tripsin
yang mengubah protein dan pepton menjadi asam amino dan peptida.
Enzim-enzim tersebut diatas mempunyai peranan yang penting untuk mengubah
zat makanan sehingga menjadi bentuk yang dapat diserap oleh usus. Di dalam usus
halus terjadi pelumatan dan penyerapan sari makanan, dinding usus ini berlipat-lipat
dan berjonjot, sari makanan menembus dinding jonjot sampai ke penbuluh darah.
15
Penyerapan sari makanan oleh sel-sel dinding usus halus dinamakan absorbsi, sari
makanan diedarkan melalui pembuluh-pembuluh darah dan pembuluh lainnya, asam
lemak dan gliserol diedarkan melalui pembuluh limpa yang ujung-ujungnya terbuka.
Air limpa mengangkut zat tersebut ke pembuluh darah untuk diedarkan. Asam amino,
larutan gula, vitamin dan mineral serta air diedarkan keseluruh tubuh melalui pembuluh
darah. Di dalam dinding usus halus terdapat jonjot-jonjot usus (villi) yang berguna
untuk memperluas permukaan bidang penyerapan dan di dalam jonjot terdapat
pembuluh chyl (kil) berisis cairan limpa. Pembuluh-pembuluh limpa pada akhirnya
bermuara di pembuluh darah.
5. Usus besar (intestinum crassum)
Didalam usus tebal (kolon) sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna, bersama
dengan lendir dan sisa-sisa sel mati dari dinding usus dibusukkan menjadi feses.
Perjalanan makanan dari mulut ke usus halus berlangsung kira-kira 4,5 jam, tetapi
disimpan di dalam kolon sampai kira-kira 24 jam, selama itu bakteri-bakteri pengurai
akan membusukkannya. Awal usus tebal, pendek dan disebut usus buntu (coecum)
mempunyai bagian yang berlebih seperti cacing dinamakan appendix atau umbai
cacing. Suatu radang pada appendix dinamakan appendisitis. Pada operasi usus buntu,
yang dipotong adalah bagian appendix, bukan usus buntunya.
Setelah dari usus buntu, makanan sampai ke usus besar, yaitu usus besar naik,
usus besar lintang, usus besar turun, dan usus besar kait kerangkai. Fungsi usus tebal
terutama adalah untuk mengatur kadar air dari sisa makanan. Bila kadar air dalam sisa
makanan berlebihan, air akan diserap oleh usus besar, jika kadar air kurang, maka air
diberikan kembali kepada sisa makanan. Sebelum sisa makanan dikeluarkan melalui
pelepasan, ia akan melalui bagian terakhir dari usus besar yang disebut dengan rectum
(poros usus), sedang muara dari rectum disebut anus. Anus mempunyai dua otot gelang,
yaitu otot sadar, sedang yang lainnya berupa otot tak sadar.
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat
suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas
kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya
defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan
sempurna.
16
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulakan Setiap makhluk hidup memerlukan
makanan untuk dirinya, lebih-lebih pada anak yang masih dalam pertumbuhan, sangat
memerlukan banyak makanan yang bergizi. Makanan diperlukan sebagai:
1. Bahan pembentuk tubuh yaitu untuk pembentukan dan pertumbuhan sel-sel baru,
menggantikan sel-sel yang rusak,
2. Bahan penambah cairan tubuh,
3. Bahan penghasil energi.
Pencernaan makanan adalah aktivitas saluran makanan (tractus digectivus) dan
kelenjar-kelenjarnya dalam sauatu proses memersiakan makanan untuk dapat diserap
oleh usus.
Dan organ-organ tersebut adalah:
1. Mulut
2. Kerongkongan
3. Lambung
4. Usus halus
5. Usus besar
17
DAFTAR PUSTAKA
Fried, Goerge H. 2005. Schaum’s Outlines Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Nana, dkk. 2009. Buku Sakti. Yogyakarta: Kendi Mas Media.
Piliang, Wiranda G. 2006. Fisiologi Nutrisi Volume 1. Bogor: IPB Press.
Winatasasmita, Djamhur. 1992. MATERI Pokok Biologi Umum. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Yatim, wildan. 1996. Histologi biologi modern. Bandung: Tarsito.
18