Click here to load reader
Upload
12scorpi
View
73
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam, karena alam sangat
penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Setiap makhluk hidup, khususnya manusia
harus dapat menjaga keseimbangan alam. Untuk dapat menjaga keseimbangan alam
dan untuk dapat mengenali perubahan lingkungan yang terjadi, Tuhan memberikan
indera kepada setiap makhluk hidup.
Indera merupakan alat tubuh manusia yang dapat menerima rangsang dari
lingkungan luar (eksoreseptor). Setiap indera mempunyai reseptor dan neuron khusus
yang akan mengahantarkan rangsang ke sistem saraf pusat. Saraf ini akan menerima
rangsang dari luar tubuh dan kemudian mengirim rangsang itu ke otak. Saat rangsang
diterima otak dengan baik, maka kita dapat melihat, mendengar, membau, mengecap,
atau meraba.
Manusia mempunyai lima alat indera, yaitu indera penglihat (mata), indera
pendengaran (telinga), indera peraba (kulit), indera pembau (hidung), dan indera
pengecap (lidah). Alat indera harus dirawat dengan baik. Jika alat indera rusak, tubuh
kita tidak dapat bekerja dengan baik. Akibatnya kita tidak dapat menikmati keadaaan
sekitar.
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari
benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis
dan macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Bagian lidah
yang depan berguna untuk merasakan rasa asin, bagian yang sebelah samping untuk
rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk merasakan rasa manis dan bagian lidah
yang belakang untuk rasa pahit.
Lidah terletak didalam mulut. Permukaaan lidah kasar karena penuh bintil-bintil yang
disebut papila. Pada bintil-bintil lidah terdapat saraf pengecap. Lidah merupakan otot
yang tebal. Pada pangkal lidah terdapat kelenjar limfa berlapiskan selaput yang
berlendir.
Makanan atau minuman yang masuk ke dalam mulut memberi rangsangan ke ujung-
ujung saraf pengecap. Rangsangan dari makanan tersebut kemudian diteruskan ke
otak. Dengan demikian, kita dapat mengecap (merasakan) makanan atau minuman
tersebut. Selain sebagai indera pengecap, lidah juga berfungsi sebagai alat bicara dan
pengatur letal makanan.
1
1.2 Tujuan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Anfisman (Anatomi dan Fisiologi Manusia).
2. Mengetahui struktur dan anatomi lidah sebagai indera pengecap
3. Mengetahui fisiologi lidah
4. Mengetahui mekanisme pembentukan impuls saraf pada papila
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Struktur dan Anatomi Lidah
Indra pengecap merupakan indra yang penangkap rangsangan berupa zat kimia.
Rangsangan yang diterima oleh indra pengecapan tersebut diatur oleh gustatory
system. Gustatory system adalah sistem sensoris bagi indera pengecapan.
Pengecapan adalah fungsi utama dari taste buds di dalam rongga mulut, lebih tepatnya
pada lidah. Reseptor pengecapan terdiri dari kurang lebih 50 sel-sel epitel yang telah
termodifikasi, dan membentuk kelompok di dalam taste buds. Beberapa diantaranya
disebut sebagai sel sustentakular dan lainnya disebut sebagai sel pengecap. Sel-sel
pengecap terus menerus digantikan melalui pembelahan mitosis dari sel-sel epitel
disekitarnya, sehingga beberapa diantaranya adalah sel muda dan dan lainnya sel
matang yang terletak ke arah bagian tengah inderadan akan segera terurai dan larut.
Ujung-ujung luar dari sel pengecap tersusun disekitar pori-pori pengecap (taste pore)
yang sangat kecil. Pada setiap sel-sel pengecap terdapat rambut pengecap (gustatory
hair) atau microvilli, yang menonjol ke luar menuju ke pori-pori pengecap (taste pore),
yang mengarah ke rongga mulut. Rambut-rambut pengecap (gustatory hair) dapat
membangkitkan aksi potensial ketika mendapat stimulus kimia yang larut dalam saliva.
Oleh karena itu, reseptor ini dikategorikan sebagai kemoreseptor (Pearce, 2006).
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah
merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan
epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa
tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai
tonjolan seperti rambut. Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan
itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk
dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada
parit-parit papila bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk jamur, dan di
permukaan papila berbentuk benang (Kusnadi, 1988).
Lidah terdiri atas dua kelompok otot yaitu otot intrinsik yang berfungsi untuk
melakukan semua gerakan lidah dan otot ekstrinsik. Otot ekstrinsik ini mengaitkan lidah
pada bagian-bagian sekitarnya serta melakukan gerakan-gerakan kasar yang sangat
menekannya pada langit-langit dan gigi, kemudian mendorongnya masuk ke faring.
Permukaan atas lidah manusia seperti beludru karena dilapisi oleh beberpa lapisan.
Pada manusia reseptor bagi stimulus rasa berada pada kuncup pengecap (Taste bud)
yang tersebar di lidah. Permukaan lidah manusia seperti beludru, karena ditutupi oleh
3
beberapa lapisan. Pada penampang lidah kuncup pengecap mengalami penjuluran
yang biasa disebut dengan papila. Papila bermacam-macam sesuai bentuk dan lokasi
banyaknya papila tersebut ditemukan (Kusnadi, 1988).
Lidah manusia mempunyai kira – kira 10000 taste buds (papilla pengecap) yang
berbentuk seperti benjolan kecil berwarna merah pada sebagian besar bagian lidah.
Pada mamalia, taste buds terletak pada pangkal rongga mulut, pada faring, epiglottis
laring, dan pintu masuk pada esofagus. Taste buds pada epitel dorsum lingual
merupakan bagian yang paling banyak. Taste buds tersebut dibagi menjadi 4 jenis,
yaitu (Ganong, 2005):
a. Papilla fungiformis, terletak pada bagian lidah paling anterior. Papilla ini
dihubungkan oleh chorda tymphani yang merupakan cabang dari facial nerve
(N.VII). Papilla ini terlihat seperti titik – titik merah pada lidah (berwarna merah
karena papilla ini kaya akan pembuluh darah). Terdapat kira – kira 1120 taste buds
pada papilla ini.
4
b. Papilla foliata, terletak pada ujung lidah agak anterior pada garis circumvallate.
Papilla – papilla ini sensitif pada rasa asam. Papilla – papilla ini juga dihubungkan
oleh glossopharyngeal nerve (N.IX). Kira - kira terdapat 1280 taste buds pada
papilla ini.
c. Papilla circumvalata, merupakan papilla yang terlihat seperti tenggelam, dan
mempunyai semacam kotak yang memisahkannya dari dinding – dinding
sekelilingnya. Taste buds terletak didalam papilla. Papilla ini juga terletak pada
garis circumvalata dan berperan pada sensitivitas asam dan pada 2/3 bagian
posterior lidah. Papilla ini dihubungkan dengan glossopharyngeal nerve (N.IX).
Pada papilla ini, terdapat kira – kira 2200 taste buds.
d. Papila filiformis hanya bersifat mekanik dan tidak berfungsi sebagai pengecap
karena tidak mengandung taste bud.
5
Struktur Taste Buds
Setiap taste bud berbentuk flask-like, berbasis lebar, bertumpu pada corium, dan
lehernya terbuka, pori gustatori, di antara sel-sel epithelium. Bud ini terbentuk dari dua
macam sel yaitu sel penyangga dan gustatory cells. Sel penyangga (sustentacular)
kebanyakan diatur seperti staves of cask, dan membentuk amplop luar untuk bud.
Sebagian, ditemukan di bagian interior dari bud di antara gustatory cells. Gustatory
cells, merupakan chemoreseptor, yang mengisi bagian tengah dari bud, berbentuk
spindle, dan masing-masing memiliki nucleus spherical di dekat bagian tengah dari sel
(Jacob, 2009).
Akhir periferal dari sel berterminasi di gustatory pore dalam filamen yang berupa
rambut, merupakan gustatory hair. Proses sentral melewati bud dengan ekstrimitas
yang dalam, dan di sana diakhiri dalam single atau bifurcated varicosities. Fibril saraf
setelah kehilangan medullary sheath memasuki taste bud, dan diakhiri di antara
gustatory cells, saraf fibril lain menjalar di antara sel penyangga dan berterminasi di fine
extremities; Hal ini, dianggap sebagai sensasi biasa dari saraf dan bukan gustatori
(Tortora, 1990).
Saraf yang mensarafi (Tortora, 1990) :
1. Nervus Trigeminus : Saraf ini berfungsi menghantarkan rangsang sensorik/
sensibilitas dari wajah dan selaput lendir mulut dan hidung, sedangkan serabot
motoriknya mempersarafi otot-otot pengunyah dan mempersarafi juga kelenjar
ludah submaksilaris dan sublingualis
2. Nervus Facialis : cabang motorik saraf ini mempersarafi otot wajah. Saraf ini juga
berfungsi menghantarkan rasa pengecapan dari lidah 2/3 depan, selain itu juga
mempersarafi kelenjar ludah sublingalis
6
Lokasi pengecapan rasa pada lidah
3. Nervus Glossopharyngeus: Serabut motorik mempersarafi otot stilopharyngeus,
serabut sensorik menghantarkan sensasi umum dari pharyng, palatum mole,
sepertiga belakang lidah, bagian atas tenggorokan, tonsil, tuba auditorius dan
cavum tymphani. Sedangkan serabut parasimpatik memperasarfi kelenjar ludah
parotis.
2.2 Fisiologi Lidah
Pada gustatory system terdapat lima sensasi rasa yaitu, rasa manis, pahit, dan
umami ( savory), yang bekerja dengan signal melalui reseptor dengan aktivasi G-protein
serta rasa asam dan asin, yang berkerja dengan kanal ion. Pathway gustatory
meleburnya bahan kimia menyebabkan aksi potensial dalam neuron sensorik yang
terletak di basis dari sel gustatorim turun ke cranial nerve menuju medulla oblongata,
dan diterima oleh thalamus, disalurkan ke korteks cerebri (Jacob, 2009).
Taste buds adalah struktur kecil yang terletak pada permukaan atas dari lidah,
palatum lunak, permukaan atas esophagus dan epiglotis yang menyediakan informasi
tentang rasa dari makanan yang masuk ke dalam tubuh. Struktur ini terlibat dalam
pendeteksian lima elemen dari persepsi rasa: asin, asam, pahit, manis , dan umami
(savory). Melalui celah kecil di dalam epitelium lidah, yang disebut taste pore, bagian
dari makanan yang larut dalam saliva mengalami kontak dengan reseptor rasa. Hal itu
terletak pada puncak dari sel reseptor rasa yang mengkonstitusi taste buds. Sel reseotir
rasa mengirim informasi yang dideteksi oleh cluster dari berbagai reseptor dan kanal ion
ke gustatory area di otak melalui facial nerve (N.VII), glossopharyngeal nerve (N.IX),
dan vagus nerve (N.X) (Tortora, 1990).
Keterangan :
1. Rasa pahit
2. Rasa asam
3. Rasa asin
4. Rasa manis
Ada empat macam rasa kecapan: manis, pahit, asam, dan asin. Kebanyakan
makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa, tetapi ciri-ciri itu merangsang ujung saraf
penciuman, dan bukan ujung saraf pengecapan. Supaya dapat dirasakan, semua
7
makanan harus menjadi cairan, serta harus sungguh-sungguh bersentuhan dengan ujung
saraf yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda. Puting pengecap yang berbeda-beda
menimbulkan kesan rasa yang berbeda-beda juga. Adaptasi dari rasa kecap mula-mula
berlangsung cepat dalam2-3 detik, kemudian adaptasi berjalan lambat (Pearce, 2006)
Bahan kimia penyusun makanan (tastant) yang larut dalam air ludah akan kontak
dengan sel rasa melalui pori rasa. Di sana , mereka juga akan berinteraksi dengan
protein yang sering disebut reseptor rasa atau protein-protein yang bertindak sebagai
pori yang dikenal sebagai kanal ion (ion channel). Interaksi tersebut menyebabkan
perubahan elektrokimia atau listrik di dalam sel rasa sehingga memicu pelepasan sinyal
kimia, yang akhirnya mengantar impuls ke otak (Guyton, 2006).
Perubahan listrik tersebut sangat ditentukan oleh konsentrasi atom-atom yang
bermuatan atau ionnya. Sel rasa, sebagaimana neuron (sel saraf), secara normal
memiliki muatan internal yang negatif dan eksternalnya bermuatan positif. Tastant akan
mengubah keadaan tersebut dan meningkatkan konsentrasi ion positif di dalam sel
rasa, misalnya dengan mengeluarkan atom bemuatan lainnya.. Adanya perubahan
elektrokimia atau depolarisasi menyebabkan sel rasa melepas neurotransmiter, yang
mendorong neuron kontak dengan sel rasa untuk memancarkan pesannya ke otak. Senyawa
kimia yang memberikan rasa asin dan asam secara langsung akan bergerak melalui
kanal ion, sedangkan rasa pahit dan manis perlu pengikatan senyawa kimia dengan
permukaan reseptor rasa terlebih dahulu. Lima jalur biokimia yang mendasari kualitas
rasa tersebut secara ringkas dijelaskan sebagai berikut (Tortora, 1990):
1. Asin
Sensasi rasa ini dapat ditimbulkan dari garam ,misalnya garam dapur atau natrium
klorida (NaCl) garam ini akan membangunkan sel rasaketika ion natrium (Na+) masuk
melalui kanal ion pada mikrovili bagianapikal (atas) ion Na juga masuk lewat kanal pada
basolateral (sisi) sel rasa. Akumulasi ion Na menyebabkan perubahan elektrokimia yang
disebut depolarisasi yang mengakibatkan ion kalsium (Ca+) masuk kedalam sel.
Selanjutmya, ion kalsium akan mendorong sel untuk melepaskan sinyal kimia yang
disebut neurotransmiter yang terkemas dalam gelembung (vesicle). Sel-sel saraf akan
menerima pesan dan memancarkan sinyal keotak. Sel-sel rasa kembali mengalami
polarisasi atau reset dengan diikutimembukanya kanal ion sehingga ion kalium (K+)
dapat keluar sel.
2. Asam
Sensasi rasa ini disebabkan oleh ion hidrogen di dalam larutan. Ion ini beraksi
terhadap sel rasa dalam tiga cara , yaitu secara langsung dapat masuk ke dalam sel,
8
memblokir kanal ion kalium pada mikrovili, danmengikat kanal bukaandi mikrovili
sehingga ion-ion positif dapat masuk ke dalam sel rasa. Terakumulasinya muatan positif
ini akan mendorong depolarisasi yang menyebabkan pelepasan neurontransmiter,
selanjutnyaakan memberikan sinyal ke otak.
3. Manis
Gula atau pemanis buatan tidak langsung amsuk sel rasa,tetapi memicu dulu
perubahan di dalam sel. Senyawa tersebut akan terikatreseptor pada permukaan sel
rasa yang digandeng dengan molekul G-protein. Dinamakan G-protein krena unutk
aktivitasnya protein ini diaturoleh guanin trifosfat. Setelah berinteraksi, sub unit (α , β, γ)
dari G-protein akan terbelah menjadi subunit α , β, γ yang berguna mengaktifkan suatu
enzim didekatnya. Enzim kemudian mengkonversi prekusor didalam sel ke dalam
second messenger yang secara tidak langsung dapat menutup kanal kalium.
4. Pahit
Misalnya kuinin,zat ini juga beraksi melaui G-protein bersama reseptor dan second
messenger,hanya saja disini second messenger mendorong pelepasan ion kalsium dan
retikulum endoplasma. Akibat terakumulasinya ion kalsium, akan menyebabkan
depolarisasi dan pelepasan neurotransmiter.
5. Umami
Rasa ini ditimbulakn oleh glutamat, asam amino yang banyak terdapat pada protein
daging,ikan dan legum. Umami berasal dari bahasa jepang yang berarti “meaty” atau
“savory” (enak , sedap lezat). Senyawa ini dalam aksinya juga melalui pengikatan
dengan G-protein bersama reseptor dan second messenger. Namun tahapan antara second
messenger dan pelepasan neurotransmiter belum diketahui. Kerja sama antara indera
pengecap dan indera pembau dapat mempengaruhi nafsu makan seseorang. Di
samping itu juga mempengaruhi produksi kelenjar air liur. Bila aroma makanan itu
sedap dan rasanya lezat, makanafsu makan seseorang akan meningkat dan produksi
liur juga akan meningkat untuk ditelan. Sebaliknya bila zat berbau busuk ,maka nafsu
amakan atau seleramakan akan menurun, tetapi produksi liur akan meningkat untuk
dibuang.
2.3 Mekanisme Impuls Makanan
Serabut saraf sensorik dari taste buds di dua pertigaan anterior lidah berjalan di
dalam cabang chorda tymphani facialis nerve (N.VII) dan serabut dari dua pertiga
posterior lidah mencapai batang otak melalui glossopharyngeal nerve (N.IX). Serabut
dari daerah lain selai lidah mencapai batang otak melalui vagus nerve (N.X). Disetiap
sisi, serabut pengecap yang mengandung myelin tetapi mengantarkan impuls relative
lambat di ketiga saraf tersebut menyatu di bagian gustatorik nucleus traktus solitarius di
9
Taste Pathways
Gyrus Post Centralis Insula
Nucleus Postero Medial Ventral Thalamus
Akson Nucleus Soliterius
Akson Tractus Soliterius
Facialis Nerve Glossopharyngeus & Vagus
Taste Buds pada Lidah
medulla oblongata. Dari sini, akson dari neuron tingkat kedua naik di lemniscus medialis
ipsilateral dan pada primate berjalan langsung ke nucleus postero medial ventral
thalamus. Dari thalamus, akson dari neuron tingkat ketiga berjalan dalam radiasi
thalamus ke face area korteks somato sensorik di gyrus post centralis ipsilaterral.
Akson–akson tersebut juga berjalan ke bagian anterior insula yang terkait terletak di
sebelah anterior dari face area gyrus post centralis dan mungkin merupakan area yang
memperantarai persepsi sadar pengecapan dan pembagian pengecapan (Kusnadi,
1988).
10
Mekanisme Impuls Makanan
Pengecapan merupakan fungsi utama dari taste buds,tetapi indera penghidu pun
sangat berperan dalam persepsi pengecapan. Indera pengecapan memungkinkan kita
merasakan tekstur makanan lembut atau kasar, zat-zat yang terkandung dalam
makanan, serta rasa makanan itu sendiri. Makna pentingnya adalah bahwa pengecapan
memungkinkan manusia memilih makanan sesuai keinginannya.
Sensasi pengecapan terjadi karena rangsangan terhadap berbagai reseptor
pengecapan, ada sedikitnya 13 reseptor kimia yang ada pada sel-sel pengecapan, antara
lain: 2 reseptor natrium, 2 reseptor kalium, 1 reseptor klorida, 1 resptor adenosine, 1
reseptor inosin, 1 reseptor manis, 1 reseptor pahit,1 reseptor glutamate, dan 1 reseptor
ionhydrogen ( Guyton, 2006).
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Lidah terdiri atas dua kelompok otot yaitu otot intrinsik yang berfungsi untuk
melakukan semua gerakan lidah dan otot ekstrinsik.
2. Lidah manusia mempunyai kira – kira 10000 taste buds (papilla pengecap) yang
berbentuk seperti benjolan kecil berwarna merah pada sebagian besar bagian lidah.
Taste buds tersebut dibagi menjadi 4 jenis, yaitu: papilla fungiformis, papilla foliata,
papilla circumvalata, dan papilla foliformis.
3. Indra pengecap merupakan indra yang penangkap rangsangan berupa zat kimia.
Rangsangan yang diterima oleh indra pengecapan tersebut diatur oleh gustatory
system. Gustatory system adalah sistem sensoris bagi indera pengecapan.
Pengecapan adalah fungsi utama dari taste buds di dalam rongga mulut, lebih
tepatnya pada lidah.
4. Pada gustatory system terdapat lima sensasi rasa yaitu, rasa manis, pahit, dan
umami ( savory), yang bekerja dengan signal melalui reseptor dengan aktivasi G-
protein serta rasa asam dan asin, yang berkerja dengan kanal ion. Meleburnya
bahan kimia menyebabkan aksi potensial dalam neuron sensorik yang terletak di
basis dari sel gustatorim turun ke cranial nerve menuju medulla oblongata, dan
diterima oleh thalamus, disalurkan ke korteks cerebri.
12