40
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam teori yang diuraikan oleh H.L. Blum, status kesehatan seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku dan keadaan lingkungan. Hal tersebut berlaku juga dalam penentuan status kesehatan tenaga kerja. Didalam suatu lingkungan kerja, pekerja akan menghadapi tekanan lingkungan yang berasal dari aspek kimiawi, fisika, biologis dan psikis. Tekanan fisik yang kerap terjadi dalam suatu lingkungan kerja dapat berupa kebisingan, suhu yang ekstrim, radiasi bahan kimiawi, getaran, dan lain-lain. Selain itu, pekerja akan berhadapan dengan iklim kerja. Iklim kerja sangat erat kaitannya dengan masalah suhu di tempat kerja. Seorang pekerja dapat bekerja secara efisien dan produktif bila lingkungan kerja nyaman. Banyak faktor yang mempengaruhi kenyamanan lingkungan kerja diantaranya adalah tekanan panas. 1

Isi Iklim Kerja

Embed Size (px)

DESCRIPTION

iklim kerja

Citation preview

Page 1: Isi Iklim Kerja

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam teori yang diuraikan oleh H.L. Blum, status kesehatan seseorang

sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku dan

keadaan lingkungan. Hal tersebut berlaku juga dalam penentuan status

kesehatan tenaga kerja. Didalam suatu lingkungan kerja, pekerja akan

menghadapi tekanan lingkungan yang berasal dari aspek kimiawi, fisika,

biologis dan psikis. Tekanan fisik yang kerap terjadi dalam suatu lingkungan

kerja dapat berupa kebisingan, suhu yang ekstrim, radiasi bahan kimiawi,

getaran, dan lain-lain. Selain itu, pekerja akan berhadapan dengan iklim kerja.

Iklim kerja sangat erat kaitannya dengan masalah suhu di tempat kerja.

Seorang pekerja dapat bekerja secara efisien dan produktif bila lingkungan

kerja nyaman. Banyak faktor yang mempengaruhi kenyamanan lingkungan

kerja diantaranya adalah tekanan panas.

Iklim kerja merupakan salah satu unsur dari pekerjaan yang mempunyai

peran penting dan tidak boleh kita acuhkan. Pekerjaan dengan suhu tinggi

memerlukan penerapan teknologi baik dalam proses produksi maupun

distribusinya, diharapkan penerapan teknologi dapat mengendalikan

pemakaian energi dan energi yang terlepas.

Dengan lingkungan kerja yang nyaman maka gairah kerja akan meningkat

bagitu juga produktivitas. Panas merupakan sumber penting dalam proses

produksi maka tidak menutup kemungkinan pekerja terpapar langsung, dalam

1

Page 2: Isi Iklim Kerja

jangka waktu yang lama pekerja yang terpapar panas dapat mengalami

penyakit akibat kerja yaitu menurunnya daya tahan tubuh dan berpengaruh

pada timbulnya gangguan kesehatan sehingga berpengaruh terhadap

produktivitas dan efisiensi kerja (Suma’mur,1996).

Menurut hasil penelitian suhu udara yang dirasakan nyaman bagi pekerja

Indonesia adalah antara 24-26oC dan kelembaban relatif antara 30-70 % dan

kecepatan udara sekitar 0,005-0,2 meter per detik. Banyak negara industri

yang pekerjanya terpaksa bekerja di lingkungan kerja yang tingkat tekanan

panasnya diatas nilai ambang batas (Agati, 2003).

Suhu panas berakibat menurunnya prestasi kerja pikir dan penurunan

sangat hebat sesudah 32oC. Suhu panas mengurangi kelincahan,

memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan, mengganggu

kecermatan otak, mengganggu koordinasi saraf perasa dan motoris

(Suma’mur, 1996).

Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Indo Acitama Tbk oleh

Siswantiningsih (2010) berupa beberapa lokasi kerja di perusahaan tersebut

memiliki iklim kerja yang melebihi nilai ambang batas. Pekerja yang bekerja

dilokasi tersebut memiliki denyut nadi yang mengalami peningkatan setelah

bekerja. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Soemarko (2002) yang

memperoleh prevalensi terjadinya kristalisasi asam urat sebesar 45,2% pada

pekerja.

Penelitian-penelitian tersebut menginterpretasikan bahwa masalah iklim

kerja yang ada di lingkungan kerja memberikan dampak yang besar bagi

2

Page 3: Isi Iklim Kerja

perkerja, terpajan oleh suhu yang tidak sebanding dengan nilai ambang batas

yang tidak diperkenankan makan akan menimbulkan pekerjaan terganggu

yang berujung pada bahaya kesehatan dan keselamatan kerja, menurunnya

efisiensi dan efektifitas pekerja hingga berujung pada tingkat produktivitas

yang menurun.

Oleh karena itu, suatu upaya pengenalan dan pengukuran tingkat

kebisingan yang cermat dalam lingkungan kerja merupakan cerminan tonggak

awal peningkatan upaya perlindungan bagi pekerja sebagaimana esensi

kesehatan dan keselamatan kerja yakni melindungi pekerja dari gangguan

kesehatan dan keselamatan agar pekerja dapat bekerja secara efektif dan

efisien untuk semata-mata meningkatkan produktivitas kerja.

B. Tujuan Percobaan

1. Untuk mengetahui bagaimana menggunakan alat pengukur dalam

percobaan pengukuran iklim kerja

2. Untuk membandingkan nilai percobaan pengukuran dengan nilai ambang

batas iklim kerja.

3

Page 4: Isi Iklim Kerja

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjuan Umum tentang Iklim Kerja

Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan

gerkan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh

tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya (Permenaker No 13,2011). Jadi

dapat disimpulkan bahwa iklim kerja adalah kombinasi dari suhu, kelembaban

udara, kecepatan gerakan angin, dan radiasi suhu.

Berikut ini akan dijelaskan komponen-komponen yang menpengaruhi

iklim kerja, antara lain :

1. Suhu Udara

Suhu udara yang dianggap nyaman oleh orang Indonesia adalah

berkisar 24oC sampai dengan 26oC dengan selisih udara diluar dan didalam

ruangan tidak boleh lebih dari 5oC. Cuaca kerja yang tidak nyaman, tidak

sesuai dengan syarat yang ditentukan dapat menurunkan kapasitas kerja

yang berakibat menurunnya efisiensi dan produktivitas kerja.

2. Kelembaban Udara

Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer.

Udara atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air.

Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air

selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara

hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin.

Kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun

4

Page 5: Isi Iklim Kerja

dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah

menjadi titik-titik air. Udara yan mengandung uap air sebanyak yang dapat

dikandungnya disebut udara jenuh. Beberapa cara untuk menyatakan

jumlah uap air yaitu :

a. Tekanan uap adalah tekanan parsial dari uap air. Dalam fase gas maka

uap air di dalam atmosfer seperti gas sempurna (ideal).

b. Kelembaban mutlak yaitu massa air yang terkandung dalam satu

satuan volume udara lengas.

c. Nisbah percampuran (mixing ratio) yaitu nisbah massa uap air

terhadap massa udara kering.

d. Kelembaban spesifik didefinisikan sebagai massa uap air persatuan

massa udara basah.

e. Kelembaban nisbi (RH) ialah perbandingan nisbah percampuran

dengan nilai jenuhnya dan dinyatakan dalam persen (%).

Besaran yang sering dipakai untuk menyatakan kelembaban udara

adalah kelembaban nisbi yang diukur dengan psikrometer atau higrometer.

Kelembaban nisbi berubah sesuai tempat dan waktu. Pada siang hari

kelembaban nisbi berangsur–angsur turun kemudian pada sore hari sampai

menjelang pagi bertambah besar.

Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut,

kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat untuk mengukur

kelembapan disebut higrometer. Kelembaban udara menggambarkan

kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban

5

Page 6: Isi Iklim Kerja

mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air.

Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan

massa uap air atau tekanannya) per satuan volum. Kelembaban nisbi

membandingkan antara kandungan dengan tekanan uap air aktual dengan

keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air.

Kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh)

ditentukan oleh suhu udara.

Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan.

Penguapan adalah perubahan air dari keadaan cair ke keadaan gas. Pada

proses penguapan diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada

pengembunan dilepaskan panas. Seperti diketahui, penguapan tidak hanya

terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi

langsung dari tanah dan tumbuh-tumbuhan. Penguapan dari tiga tempat itu

disebut dengan evaporasi (Inayah,2001).

1) Kecepatan Angin

Kecepatan angin adalah kecepatan udara yang bergerak secara

horizontal pada ketinggian dua meter diatas tanah. Perbedaan tekanan

udara antara asal dan tujuan angin merupakan faktor yang menentukan

kecepatan angin. Kecepatan angin akan berbeda pada permukaan yang

tertutup oleh vegetasi dengan ketinggian tertentu, misalnya tanaman

padi, jagung, dan kedelai. Oleh karena itu, kecepatan angin

dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang dilaluinya

(Suma’mur,1996).

6

Page 7: Isi Iklim Kerja

2) Radiasi Panas

Radiasi suhu/termal adalah proses dimana permukaan benda

memancarkan energi panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik.

radiasi infra merah dari radiator rumah tangga biasa atau pemanas

listrik adalah contoh radiasi termal, seperti panas dan cahaya yang

dikeluarkan oleh sebuah bola lampu pijar bercahaya. Radiasi termal

dihasilkan ketika panas dari pergerakan partikel bermuatan dalam atom

diubah menjadi radiasi elektromagnetik

Bila seseorang sedang bekerja, tubuh pekerja akan berinteraksi

dengan kondisi lingkungan yang terdiri dari suhu udara, kelembaban,

dan gerakan aliran udara atau kecepatan angin, dengan

cara(Wahyu,2003) :

a) Konduksi.

Konduksi adalah pertukaran panas diantara tubuh dan benda-benda

sekitar dengan melalui sentuhan atau kontak. Tubuh pekerja dapat

kehilangan panas apabila terjadi kontak dengan benda yang suhunya

lebih rendah dari suhu kulit. Konduksi dapat menghilangkan panas dari

tubuh apabila benda-benda sekitar lebih dingin daripada suhu tubuh

dan sebaliknya. Akan tetapi kehilangan panas tubuh lewat konduksi

sangat sedikit. Pertukaran panas lewat konduksi sangat bergantung

pada kemamuan menghantarkan panas dari benda yang bersentuhan

dengan kulit

b) Konveksi

7

Page 8: Isi Iklim Kerja

Konveksi adalah proses pemindahan panas dari suatu tempat ke

tempat lain melalui pantaran gas atau zat cair. Gerakan atau aliran

udara merupakan faktor penting dalam membantu penurunan suhu

tubuh. Adanya aliran udara menyebabkan udara udara yang terdapat

dilapisan dekat kulit dapat diganti oleh udara yang suhunya lebih

rendah dan kering. Kecepatan aliran udara mempengaruhi proses

pertukaran panas. Kulit yang tidak terlindung pakaian akan

berhubungan lansung dengan udara dan pertukaran panas lebih cepat

terjadi. pertukaran panas melalui konveksi bergantung pada gradien

suhu antara kulit dan lingkungan dan dipengaruhi oleh gerakan udara.

Pada keadaan normal, suhu lingkungan dibawah suhu tubuh akan

mendinginkan badan dan sebaliknya.

c) Evaporasi

Evaporasi atau penguapan adalah proses pelepasan panas dan

lembab uang berada dipermukaan kulit diganti dengan suhu yang lebih

dingin. Evaporasi merupakan proses perubahan sifat dari bentuk air

menjadi gas (uap). Pada tubuh manusia, penguapan terjadi melalui

proses pernapasan dan keringat. Keringat yang keluar akan lebih

banyak cepat menguap bila kelembaban udara rendah. Jika

kelembaban udara tingggi, pengeluaran keringat tidak akan

menghilangkan panas tubuh karena keringat tidak menguap namun

menetes atau mengalir. Pertukaran panas melalui penguapan

bergantung pada jumlah panas yang dibutuhkan untuk menguapakan

8

Page 9: Isi Iklim Kerja

keringat. Untuk menguapkan 1 gram air dibutuhkan kalori sebanyak

0,85 Kkal.

d) Radiasi

Radiasi adalah proses pemancaran panas dalam bentuk gelombang

elektromagnetik. Setiap benda termasuk tubuh manusia selalu

memancarkan gelombang panas. Tergantung suhu benda-benda

sekitar, tubuh menerima atau kehilangan panas lewat mekanisme

radiasi. pertukaran panas dengan mekanisme radiasi terjadi antara

tubuh dengan dan dinding atau objek yang mengelilinginya (Wahyu,

2003).

Kemampuan manusia beradaptasi dengan temperatur lingkungan

secara umum dilihat dari perubahan suhu tubuh. Manusia dianggap

mampu beradaptasi dengan perubahan temperatur lingkungan bila

tidak perubahan suhu tubuh tidak terjadi atau perubahan suhu tubuh

yang terjadi masih pada rentang yang aman. Sebagaimana diketahui

bahwa suhu tubuh (suhu inti tubuh) atau core body temperature harus

berkisar antara 37o-38oC. Apabila suhu lingkungan tinggi (lebih tinggi

daripada suhu tubuh normal), maka akan menyebabkan terjadinya

peningkatan suhu tubuh karena tubuh menerima panas dari

lingkungan. Sedangkan hal yang sebaliknya terjadi, yaitu bila suhu

lingkungan rendah (lebih rendah daripada suhu tubuh normal), maka

panas tubuh akan keluar melalui evaporasi dan ekspirasi sehingga

tubuh dapat mengalami kehilangan panas.

9

Page 10: Isi Iklim Kerja

B. Tinjauan Umum Pengukuran Iklim Kerja dan Nilai Ambang Batas

Pengukuran untuk setiap komponen temperatur lingkungan dilakukan

dengan menggunakan alat sebagai berikut (Hendra,2012):

1. Suhu kering (dry bulb/air temperature)

Pengukuran suhu kering dilakukan dengan menggunakan termometer

yang terdiri dari termometer yang berisi cairan (liquid-in-glass

thermometer), thermocouples, termometer resisten (resistance

thermometer).

2. Suhu basah (wet bulb)

Pengukuran suhu basah alami dilakukan dengan menggunakan

termometer yang dilengkapi dengan kain katun yang basah. Untuk

mendapatkan pengukuran yang akurat, maka sebaiknya menggunakan kain

katun yang bersih serta air yang sudah disuling (aquades).

3. Suhu Radian (Radiant/globe temperature)

Suhu radian diukur dengan menggunakan black globe thermometer.

Termometer dilengkapi dengan bola tembaga diameter 15 cm yang dicat

berwarna hitam untuk menyerap radiasi infra merah. Jenis termometer

untuk mengukur suhu radian yang paling sering digunakan adalah Vernon

Globe Thermometer yang mendapat rekomendasi dari NIOSH. Dalam

pengukuran diperlukan waktu untuk adaptasi bergantung pada ukuran bola

tembaga yang digunakan. Untuk termometer yang menggunakan bola

tembaga dengan ukuran 15 cm diperlukan waktu adaptasi selama 15-20

10

Page 11: Isi Iklim Kerja

menit. Sedangkan untuk alat ukur yang banyak menggunakan ukuran bola

tembaga sebesar 4,2 cm diperlukan waktu adaptasi selama 5 menit.

Gambar 1.Heat Stress Monitor

Sumber : Hendra,2012

Ada 3 jenis rumus perhitungan ISBB, yaitu:

a. Rumus untuk pengukuran dengan memperhitungkan radiasi sinar matahari,

yaitu tempat kerja yang terkena radiasi sinar matahari secara langsung:

b. Rumus untuk pengukuran tempat kerja tanpa pengaruh radiasi sinar

matahari:

c. Rumus yang dikembangkan berdasarkan perpindahan lokasi kerja.

11

ISBB = 0,7 Suhu Basah + 0,2 Radiasi Suhu + 0,1 Suhu Kering

ISBB = 0,7 Suhu Basah + 0,3 Radiasi Suhu

Page 12: Isi Iklim Kerja

Dalam hal pemaparan ISBB yang berbeda-beda karena lokasi kerja

yang berpindah-pindah menurut waktu, maka berlaku ISBB rata-rata

dengan rumus sebagai berikut:

Tabel 1 NAB Iklim KerjaIndeks Suhu Basah dan Bola ( ISBB ) Yang Diperkenankan

Sumber : Permenaker No.13 Tahun 2011

Catatan :

a. Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100-200 kilokalori/jam

b. Beban kerja sedang membutuhkan kalori >200-350 kilokalori/jam

c. Beban kerja berat membutuhkan kalori >350-500 kilo kalori/jam

Setelah Pengukuran ISBB dengan menggunakan alat Heat Stress

Monitor, adapun dua pengukuran selanjutnya yaitu:

12

ISBB rata-rata = (ISBB 1 ) (t )+ ( ISBB 2 ) (t )+…+( ISBBN )(t )

t 1+ t 2+…+tn

Page 13: Isi Iklim Kerja

1) Kecepatan Angin

Kecepatan angin sangat penting perannya dalam proses pertukaran

panas antara tubuh dan lingkungan khususnya melalui proses konveksi

dan evaporasi. Kecepatan angin umumnya dinyatakan dalam feet per

minute (fpm) atau meter per second (m/sec). Kecepatan angin diukur

dengan menggunakan anemometer. Terdapat dua jenis anemometer

yaitu: a) vane anemometer dan b) thermoanemometer.

Gambar 2. Anemometer

2) Kelembaban relatif (Relative humidity)

Pengukuran kelembaban udara penting dilakukan karena

merupakan salah satu faktor kunci dari iklim yang mempengaruhi

proses perpindahan panas dari tubuh dengan lingkungan melalui

evaporasi. Kelembaban yang tinggi akan menyebabkan evaporasi

menjadi rendah. Alat yang umum digunakan untuk mengukur

kelembaban udara adalah hygrometer atau psychrometer yang bersifat

direct reading. Alat ini mempunyai sensitivitas yang rendah khususnya

pada suhu diatas 50o C dan kelembaban relatif di bawah 20%.

13

Page 14: Isi Iklim Kerja

Gambar 3. Alat Pengukur Kelembaban Udara

C. Tinjauan Umum Respon Pekerja Terhadap Iklim Kerja

Respon pekerja terhadap suhu dalam iklim kerja berbeda-beda.

Menurut WHO dalam Atjo Wahyu ( 2003 ), hal ini dikarenakan terdapat

perbedaan kondisi fisiologi antara pekerja misalnya :

1. Aklimiatisasi

Aklimatisasi terhadap suhu tinggi merupakan hasil penyesuaian

seseorang terhadap lingkungannya yang ditandai dengan penurunan

frekuensi denyut nadi dan suhu badan sebagai akibat pembentukan

keringat.

2. Umur

Daya tahan tubuh terhadap panas akan menurun pada umur yang

lebih tua. Orang yang lebih tua akan lebih lambat keluar keringatnya

dibandingkan dengan umur muda. Orang yang lebih tua akan

memerlukan waktu yang lebih lama untuk mengembalikan suhu badan

menjadi normal, demikian pula maksimal denyut jantung dan

14

Page 15: Isi Iklim Kerja

maksimal kapasitas kerja berangsur-angsur menurun sesuai dengan

bertambahnya umur.

3. Jenis kelamin

Terdapat perbedaan kecil dalam kapasitas laki-laki dan perempuan

untuk berkeringat secara cukup dalam iklim panas. Perempuan tidak

dapat beraklimatisasi secara baik seperti laki-laki. Hal ini mungkin

disebabkan karena kapasitas kardiovaskular perempuan lebih kecil.

4. Kesegaran jasmani

Orang dengan kesegaran jasmani yang baik biasanya mempunyai

kapasitas kardivaskuler yang baik pula.

5. Ukuran badan

Perbedaan ukuran badan akan mempengaruhi reaksi fisiologis

badan terhadap panas. Orang gemuk mudah meninggal karena tekanan

panas bila dibandingkan dengan orang yang keci badannyakarena

orang yang kecil badannya mempunyai rasio luas permukaan badan

yang lebih kecil dn panas yang ditimbulkan lebih sedikit.

Pada pekerja yang terpapar suhu yang tinggi dalam waktu yang

cukup lama, maka akan terjadi gangguan pada fisiologis tubuh.

beberapa gangguan akibat tekanan panas antara lain (Wahyu,2003):

a. Heat Rash

Yang paling umum adalah pricly heat yang terlihat sebagai papula

merah. hal ini terjadi akibat sumbatan kelenjar keringat dan retensi

15

Page 16: Isi Iklim Kerja

keringat. Gejala bisa berupa lecet terus menerus dan panas disertai

gatal.

b. Heat Cramps

Kekejangan otot yang diikuti penurunan sodium klorida smpai

pada titik terbawamh.

c. Heat Exhaustion

Dikarenakan kekurangan cairan tubuh atau elektrolit (dehidrasi).

Keadaan ini bisa diperparah pada pekerja yang kurang minum,

muntah-muntah, mual, diare, atau berada dalam kondisi kurang

cairan.

d. Heat Stroke

Tekanan panas (heat stroke) adalah keseluruhan beban panas yang

diterima tubuh yang merupakan kombinasi dari kerja fisik, gaktor

lingkungan (suhu udara, tekanan uap air, pergerakan udara, perubahan

panas, dan radiasi) dan faktor pakaian.

Sengatan panas adalah suatu kedaduratan medik dengan angka

kematian yang tinggi. Pada kelelahan panas, mekanisme pengatur

suhu bekerja berlebihan tetapi masih berfungsi sedangkan pada

sengatan panas, mekanisme pengatur suhu sudah tidak berfungsi lagi

disertai pula dengan terhambatnya proses evaporasi secara total

(Wahyu, 2003).

16

Page 17: Isi Iklim Kerja

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Percobaaan

1. Lokasi : Laboratorium lantai 3 gedung FKM Unhas

2. Waktu : Rabu, 1 Mei 2013 pukul 14.00 WITA

B. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Pada pengukuran iklim kerja adapun alat yang digunakan adalah Heat

Stress Monitor merk The Wibget tipe RSS 214 (untuk pengukuran ISBB).

Gambar 4.Heat Stress Monitor

17

Page 18: Isi Iklim Kerja

b. Pada pengukuran kecepatan angin, alat yang digunakan adalah

Anemometer merk Lutron YK 80 AM (untuk pengukuran kecepatan

angin).

Gambar 5. Anemometer

c. Pada pengukuran kelembaban udara adapun alat yang digunakan adalah

Precision Humidity Meter merk Lutron HT-3009 (untuk pengukuran

kelembaban udara)

Gambar 6. Anemometer

Precision Humidity Meter

d. Dan stopwatch untuk menghitung waktu ketiga alat pengukur tersebut.

2. Bahan

18

Page 19: Isi Iklim Kerja

a. Deminelazier

b. Aquades

c. Gabus

C. Prinsip Kerja

1. Heat Stress Monitor

Alat diletakkan pada titik pengukuran sesuai dengan waktu yang

ditentukan pada titik sesuai dengan waktu yang ditentukan, suhu basah

alami, suhu kering, dan suhu bola dibaca pada alat ukur, dan indeks suhu

basah dan bola diperhitungkan dengan rumus.

2. Anemometer

Alat diletakkan pada titik pengukuran sesuai dengan waktu yang

ditentukan yang menjadi sumber arah angin.

3. Higrometer

Alat diletakkan pada titik pengukuran sesuai dengan waktu yang

ditentukan yang dilakukan pada saat bersamaan dengan pengukuran

kecepatan angin. Posisi peletakan tepat di belakang anemometer

D. Prosedur Kerja

19

Page 20: Isi Iklim Kerja

1. Heat Stress Monitor

a. Untuk mengukur ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) dan kelembaban

udara kita menggunakan Heat Stress Monitor.Sebelum

mengaktifkannya,terlebih dahulu kita masukkan gabus yang telah

dibasahi dengan Deminalazier dan sebanyak 1 sendok the terlebih

dahulu pada Hidrometer.

b. Setalah itu,pasang hidrometer (pengukur kelembaban udara),Globe

Meter (pengukur suhu bola) dan Dry Meter (pengukur suhu kering)

pada Heat Stress Monitor.Ketiga alat ini dapat dipasang secara

bersamaan dan dapat pula secara satu-persatu.

c. Tekan tombol Power untuk mengaktifkan Heat Stress Monitor dan

tunggu sampai normal.

d. Untuk memindahkan dari Web Get Out (mengukur luar ruangan),tekan

tombol View.Demikian pula untuk memindahkan pengukuran ke suhu

kering (DB) dan pengukuran ke suhu radiasi (GT),tekan kembali

View.Namun jika pengukuran dilakukan di luar ruangan,maka tidak ada

nilai DB.

e. Setelah melakukan pengukuran tekan kembali tombol Power untuk

non-aktifkan.

2. Anemometer

a. Sebelum digunakan pasang alat pada monitor

b. Tekan tombol Powe untuk mengaktifkan lalu tunggu sampai angka

normal.

20

Page 21: Isi Iklim Kerja

c. Angka (bagian atas) pada layar Anemometer adalah untuk menghitung

kecepatan angin (satuan,m/s), sedangkan angka pada bawah layar

Anemometer adalah untuk menghitung suhu (satuan,0C).

3. Higrometer/Precission Humidity Meter

a. Pasang alat pada Precission Humidity Meter.

b. Tekan tombol Power untuk mengaktifkan dan tunggu sampai angka

pada layar normal.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

21

Page 22: Isi Iklim Kerja

A. Hasil

1. ISBB ( Indeks Suhu Bola Basah )

Tabel 2.Hasil Pengamatan ISBB Dalam Laboratorium FKM Unhas

PengukuranPercobaan (0C)

WB DB GT WBGT

Indoor 25,9 31,3 32,3 27,8

Outdoor 26,9 32,4 34,6 28,9

Sumber : data primer, 2013

Nilai ISBB di dalam ruangan juga bisa didapat dari perhitungan:

= 0,7 x Suhu Basah + 0,3 x Suhu Radiasi

= 0,7 x 25,9 oC + 0,3 x 32,3o C

= 27,820C

= 27,82 o

Nilai ISBB di luar ruangan juga bisa didapat dari perhitungan:

= 0,7 x Suhu Basah + 0,2 x Suhu Radiasi + 0,1 Suhu Kering

= 0,7 x 26,9 oC + 0,3 x 34,6 0C + 0,1 x 32,4 oC

=32,45

2. Kecepatan Angin

Tabel 3.

22

Page 23: Isi Iklim Kerja

Hasil Pengamatan Kecepatan Angin

No Pengukuran

Dalam RuanganLuar

RuanganDepan AC Depan Kipas

Depan

Pintu

1Kecepatan

Angin Max(m/s)1,06 1,22 1,01 1,92

2Kecepatan

Angin Min(m/s)0,74 0,75 0,68 1,12

3Suhu Max

(0C)31,3 1,53 32,0 36,5

4Suhu Min

(0C)30,7 31,4 31,8 36,2

Sumber : Data primer , 2013

3) Kelembaban Udara

Tabel 4.

23

Page 24: Isi Iklim Kerja

Hasil Pengamatan Kelembaban Udara

No

.Pengukuran

Di Dalam ruanganLuar

ruanganDepan

AC

Depan

Kipas

Depan

pintu

1 Kelembaban

Max(RH)69,35 69,35 65,76 62,99

2 Kelembaban

Min(RH)60,73 60,73 63,65 57,86

3 Suhu Max

(0C)27,22 30,80 32,17 35,0

4 Suhu Min

(0C)27,10 30,50 32,18 34,8

Sumber : data primer, 2013

B. Pembahasan

24

Page 25: Isi Iklim Kerja

1. ISBB

Dari hasil percobaan, didapat perbedaan antara nilai ISBB dalam ruang

dengan di luar ruangan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Nilai suhu sering tidak dipakai dalam pengukuran ISBB sebab nilai suhu

kering dipengaruhi oleh paparan terhadap cahaya matahari.

b. ISBB dalam ruang lebih rendah disbanding luar ruang karena didalam

ruang terdapat pending udara (AC) sedangkan luar ruang terpapar sinar

matahari.

Jika di dalam ruang terdapat AC maka perbedaan suhu antara dalam dan

luar.Jika didalam ruang terdapat AC maka perbedaan suhu antara dalam dan

luar tidak lebih dari 4-50C sehingga tidak mengganggu kenyamanan pekerja

yang memiliki mobilitas keluar masuk ruang yang sering.

Jika memasuki ruangan (datang dari luar gedung) maka rasa tak nyaman

ada karena terlalu dingin. Sebaliknya bila keluar dari gedung aka nada

perasaan lesu atau habis tenaga (Wahyu,2003).

Dari hasi pengukuran, hanya terdapat perbedaan suhu kurang lebih 2oC

antara suhu dalam dan luar ruangan sehingga perasaan yang tidak nyaman

tidak dirasakan pada mahasiswa yang keluar masuk laoratorium. Jika

dibandingkan dengan nilai ambang batas hasil ISBB yang telah dilakukan

menyatakan bahwa pekerja yang ada di dalam ruangan termasuk kategori

sedang dan diperkenankan 50% bekerja dan 50% istirahat. Kemudian di luar

ruangan termasuk kategori pekerja berat.

25

Page 26: Isi Iklim Kerja

Namun sesuai dengan peraturan Kepmenkes nomor 1405 tahun 2002

tetang persyaratan dan tata cara penyelenggaraan kesehatan lingkungan kerja

perkantoran yakni ada pada rentang 18-280C.

2. Kecepatan Angin

Kecepatan angin didalam ruang relatif lebih tinggi baik nilai maksimal

dan nilai minimal dibandingkan kecepatan angin diluar ruang disebabkan

pengukuran didalam dilakukan didepan AC yang meniupkan angin secara

kontinyu keseluru ruang. Berbeda dengan pengukuran diluar ruang yang

hanya mengukur kecepatan angin alami.

3. Kelembaban Udara

Nilai kelembaban udara baik dalam maupun luar ruang relatif sama.

Dalam Atjo Wahyu (2003), dikatakan bahwa sangat sedikit pengaruh

kelembaban udara terhadap perasaan nyaman pekerja asalkan berada dalam

waktu yang sangat lama. Lebih lanjut, kelembaban tidak berperan dalam

penentuan kenyamanan atas suhu tetapi berperan terhadap menurunnya daya

tahan tubuh terhadap penyakit.

26

Page 27: Isi Iklim Kerja

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan pada percobaan pengukuran yang telah

dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yakni:

1. Dalam mengukur iklim kerja, digunakan tiga alat yaitu Heat stress

monitor, anemometer, dan precision humidity. Heat stress adalah alat

yang berfungsi untuk menentukan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB)

dan selanjutnya akan dijadikan sebagai nilai ambang batas iklim kerja.

Anemometer adalah alat yang berfungsi mengukur kecepatan angin.

Precision humidity adalah alat yang berfungsi mengukur tingkat

kelembaban udara.

2. Nilai ambang batas iklim kerja ditentukan dari nilai ISBB lokasi dan

diatur dalam Kepmenaker No. 13 Tahun 2011 serta berpedoman pada

Kepmenkes nomor 1405 tahun 2002 tentang persyaratan lingkungan kerja

perkantoran.

3. Intrepretasi pengukuran dapat ditarik kesimpulan bahwa pekerja yang

bekerja pada suhu yang sesuai dengan hasil pengukuran yang telah

dilakukan adalah pekerja dengan kategori sedang dengan jam kerja dan

jam isirahat masing-masing 50%,sesuai dengan NAB yang telah

diperkenankan.

27

Page 28: Isi Iklim Kerja

B. Saran

1. Sebaiknya bagi pengawas laboratorium agar tetap memperhatikan

perbedaan suhu antara dalam dan luar laboratorium sehingga kenyamanan

dalam praktikum tetap dapat dirasakan.

2. Sebaiknya kelembaban udara dalam laboratotorium tetap dipantau. Hal

ini disebabkan untuk menjaga agar kuman penyakit tidak berkembang

biak dalam laboratorium.

28