Isdarulyanti. Debby G2008

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    1/45

     

    UJI STABILITAS OBAT ANTI PERADANGANINDOMETASIN FARNESIL YANG TERSALUT GEL

    KITOSAN-GOM GUAR

    DEBBY ISDARULYANTI

    Skripsi

    sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

    Sarjana Sains pada

    Departemen Kimia 

    DEPARTEMEN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2008

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    2/45

     

    ABSTRAK

    DEBBY ISDARULYANTI. Stabilitas Obat Anti-peradangan Indometasin Farnesil

    Tersalut Gel Kitosan-Gom Guar. Dibimbing oleh PURWANTININGSIH SUGITA,

    BAMBANG SRIJANTO, dan BUDI ARIFIN.Gel kitosan yang dimodifikasi oleh hidrokoloid alami gom guar dengan

    glutaraldehida sebagai penaut silang berpotensi sebagai penyalut untuk digunakan dalam

    sistem pengantaran obat dalam bentuk mikrokapsul. Mekanisme pelepasan obat dari

    membran kitosan-gom guar telah dipelajari melalui uji difusi. Sementara laju pelepasan

    indometasin farnesil dalam medium usus telah dipelajari melalui uji disolusi. Sebagai

    sediaan obat yang baru, mikrokapsul indometasin farnesil ini perlu diuji stabilitasnya.

    Tujuannya adalah untuk menentukan kestabilan dan usia guna mikrokapsul indometasin

    farnesil.

    Sediaan obat dibuat dengan mencampurkan 228.6 ml kitosan 1.75% (b/v), 38.10 ml

    larutan gom guar dengan ragam konsentrasi 0.05, 0.19, dan 0.33% (b/v), 7.62 ml

    glutaraldehida dengan ragam konsentrasi 4, 4.5, dan 5% (v/v), dan 100 mg indometasin

    farnesil dalam 250 ml etanol 96%. Campuran homogen yang diperoleh kemudiandikeringkan semprot menjadi granul.

    Uji stabilitas pada penelitian ini menggunakan uji dipercepat dalam climatic

    chamber   dengan suhu (40±2) °C dan kelembapan relatif (75±5)% selama 3 bulan.

    Parameter yang diukur setiap minggu meliputi kadar air dengan moisture analyzer dan

    kadar indometasin farnesilnya dengan spektrofotometer ultraviolet pada panjang

    gelombang 320.4 nm. Semua formula menunjukkan nilai kadar air yang tinggi (>10%)

    dan berfluktuasi, sementara kadar indometasin farnesil terus menurun dengan kinetika

    penguraian mengikuti orde yang berbeda untuk setiap formula mikrokapsul: orde ke-0

    (formula 2, 4, dan 5), orde ke-2 (formula 3 dan 7), dan orde ke-3 (formula 1, 6, dan 8 −9).Mikrokapsul formula 6 dengan komposisi gom guar dan glutaraldehida berturut-turut

    0.19% (b/v) dan 5.00% (v/v) dalam larutan kitosan yang konsentrasinya dibuat tetap

    (1.75%) merupakan mikrokapsul yang paling stabil dengan persentase indometasin

    farnesil yang masih tersalut, tetapan laju penguraian, dan usia guna berturut-turut 77.67%,

    0.0008 (%b/v)-2

    minggu-1

    , dan 4.28 minggu atau 30 hari.

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    3/45

     

    ABSTRACT

    DEBBY ISDARULYANTI. Stability Test of Anti Inflammatory Drug Indomethacin

    Farnesil Coated with Chitosan-Guar Gum Gel. Supervised by PURWANTININGSIH

    SUGITA, BAMBANG SRIJANTO, and BUDI ARIFIN.Chitosan gel modified by guar gum natural hydrocolloid with glutaraldehyde as

    cross-linker are potential as coating agent to be used drug as delivery system in

    microcapsule form. Mechanism of drug release from chitosan-guar gum membrane has

    been studied by diffusion test, whereas release rate of indomethacin farnesil in intestines

    medium has been studied by dissolution test. As a new product preparation, the stability

    of this indomethacin farnesil microcapsule need to be studied. This research aimed to

    determine stabilities and shelf life of indomethacin farnesil microcapsule.

    Drug preparations were made by mixing 228.6 ml 1.75 % (w/v) chitosan solutions,

    38.1 ml 0.05, 0.19, and 0.33% (w/v) guar gum solutions, 7.62 ml 4, 4.5, and 5% (v/v)

    glutaraldehyde solutions, 100 mg of indomethacin farnesil solubilized in 250 ml 96%

    ethanol. The homogenous mixture obtained was then spray dried into granules.

    The stability was tested using accelerated test in climatic chamber undertemperature of (40±2) °C and relative humidity (75±5)% for 3 month. The moisture

    content was measured by using moisture analyzer and the indomethacin farnesil content

    was measured with specrofotometer ultaraviolet at wavelangeth of 320.4 nm every week.

    All nine formulas showed high (>10%) and fluctuating water content, whereas

    indometchin farnesil content decreasing with varied degradation rate: zero order (formula

    2, 4, and 5), second order (formula 3 and 7), and third order (formula 1, 6, and 8 −9).Formula 6 with guar gum and glutaraldehyde concentration 0.19% (w/v) and 5.00% (v/v),

    respectively, in chitosan solutions at constant concentration, 1.75% (w/v) was the most

    stable with encapsulated indomethacin farnesil after 12th

    weeks, the degradation rate

    constant, and shelf life were 77.67%, 0.0008 (%w/v)-2

    week -1

    , and 4.28 week or 30 days,

    respectively.

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    4/45

     

    Menyetujui

    Pembimbing I,

    Dr. Purwantiningsih Sugita, MS NIP 131 779 513

    Pembimbing II, Pembimbing III,

    Ir. Bambang Srijanto  Budi Arifin, SSi 

    NIP 680 003 303 NIP 132 321 568

    Mengetahui:

    Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Institut Pertanian Bogor,

    Dr. drh. Hasim, DEANIP 131 578 806

    Tanggal lulus:

    Judul : Stabilitas Obat Anti Peradangan Indometasin Farnesil Tersalut Gel

    Kitosan-Gom Guar

    Nama : Debby Isdarulyanti

    NIM : G44203025

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    5/45

     

    PRAKATA

    Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat yang

    memampukan Penulis menyelesaikan karya ilmiah ini. Penelitian ini bertujuan

    mengevaluasi stabilitas mikrokapsul kitosan-gom guar. Selain itu berguna untukmenentukan usia guna dari mikrokapsul tersebut. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan

    Mei–Desember 2007 di Laboratrium Teknologi Farmasi dan Medis, BBPT Serpong,

    Laboratorium Kimia Organik dan Laboratorium Bersama, Departemen Kimia, Fakultas

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB.

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

    Penulis selama penelitian dan juga penyusunan karya ilmiah ini, terutama Dr. Ir.

    Purwantiningsih Sugita, MS, Ir. Bambang Srijanto, dan Budi Arifin, SSi selaku

    pembimbing yang selalu menyempatkan waktu untuk berkonsultasi; kepada Tuti

    Wukirsari, SSi atas arahan-arahan yang begitu berharga selama Penulis menjalani

    penelitian; serta kepada Bapak dan Ibu yang selama ini telah berjuang keras agar Penulis

    bisa tetap sekolah sampai akhirnya dapat menyusun karya ilmiah ini. Penulis juga

    mengucapkan terima kasih kepada Pusat Studi Biofarmaka atas bantuannya dalamanalisis FTIR, Laboratorium Zoologi LIPI dalam analisis morfologi dengan SEM, Seafast

    PAU IPB atas pengunaan alat pengering semprot, dan para laboran di Kimia Organik atas

    bantuan teknisnya selama Penulis menjalani penelitian.

    Pada kesempatan ini, Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Direktorat

    Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas melalui Hibah Bersaing XIV Dikti tahun 2007 dan

    Departemen Kimia melalui Hibah Penelitian Internal tahun 2006 yang telah mendanai

    penelitian ini.

    Akhir kata, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

    Bogor, Februari 2008

     Debby Isdarulyanti

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    6/45

     

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 19 Februari 1986 dari pasangan Tatang

    Rukmana dan Iis Prihatini. Putri pertama dari dua bersaudara.

    Tahun 2000 Penulis masuk Sekolah Menengah Umum 5 Cimahi, Bandung danpada tahun 2003 lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur

    Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih Departemen Kimia, Fakultas

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

    Selama mengikuti perkuliahan, Penulis menjadi finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa

    Tingkat Nasional (PIMNAS) XIX tahun 2006, di Universitas Muhammadiyah Malang,

    menjadi asisten praktikum Kimia pangan Analis Kimia pada tahun ajaran 2006/2007.

    Penulis berkesempatan menjalani Praktik Lapangan di Laboratorium Quality Control PT

    Novel, Bogor pada tahun 2006.

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    7/45

     

    DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR TABEL .......................................................................................................... vi

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... vii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. viii

    PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

    TINJAUAN PUSTAKA

    Kitosan dan Gel Kitosan ..................................................................................... 1

    Gom Guar .......................................................................................................... 3

    Indometasin Farnesil .......................................................................................... 3

    Mikroenkapsulasi ............................................................................................... 4

    Uji Stabilitas ...................................................................................................... 4

    BAHAN DAN METODE

    Bahan dan Alat ................................................................................................... 4

    Ekstraksi Indometasin Farnesil dari Dialon dan Penentuan Kadarnya .............. 5

    Pembuatan Mikrokapsul .................................................................................... 5

    Uji Stabilitas ...................................................................................................... 5

    Pencirian Mikrokapsul dengan SEM ................................................................. 5

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Kadar Indometasin Farnesil dalam Obat Dialon ................................................ 6

    Pembuatan Mikrokapsul .................................................................................... 6

    Uji Stabilitas ...................................................................................................... 6

    Pencirian Morfologi Mikrokapsul ..................................................................... 9

    SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................ 10

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 11

    LAMPIRAN .................................................................................................................... 13

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    8/45

     

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    1  Spesifikasi kitosan niaga .......................................................................................... 2

    2  Konsentrasi infar dalam mikrokapsul kitosan-gom guar........................................... 7

    3 Persamaan laju penguraian infar semua formula mikrokapsul .................................. 8

    4  Persentase infar yang masih tersalut setelah uji stabilitas 3 bulan... ......................... 8

    5  Usia guna mikrokapsul kitosan-gom guar dengan zat aktif infar.............................. 9

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    1 Struktur kitosan......................................................................................................... 2

    2  Struktur hidrogel kitosan (a) ikatan silang kitosan-kitosan, (b) jaringan polimerhibrid, (c) jaringan semi IPN, dan (d) kitosan berikatan silang ionik........................ 2

    3  Struktur gom guar...................................................................................................... 3

    4  Struktur indometasin farnesil .................................................................................... 35  Morfologi mikrokasul ............................................................................................... 4

    6  Mikrokapsul (a) tanpa dan (b) dengan penambahan infar ......................................... 6

    7  Foto-foto SEM permukaan mikrokapsul (a) kosong dan (b) berisi infar .................. 6

    8  Kurva kadar air formula 1−5..................................................................................... 7

    9  Kurva kadar air formula 6−9..................................................................................... 7

    10  Foto-foto SEM permukaan mikro-kapsul setelah uji stabilitas: formula 3 (a),formula 4 (b), dan formula 5 (c).. .............................................................................. 10

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    9/45

     

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    1  Kadar air dan kadar abu kitosan (AOAC 1999) ........................................................ 142  Penentuan bobot molekul kitosan (Tarbojejevich & Cosani 1996) .......................... 15

    3  Penentuan derajat deasetilasi (Domzsy & Robert dalam Khan et al. 2002).............. 17

    4  Preparasi bahan-bahan yang digunakan .................................................................... 18

    5  Diagram alir penelitian.............................................................................................. 19

    6  Penentuan kemurnian infar dalam ekstrak obat metode spektrofotometri secarasimultan ..................................................................................................................... 20

    7  Spektrum infar 99.2% dari PT Eisai Indonesia (a), vitamin E (α-tokoferol) (b),dan infar hasil ekstrak obat Dialon dengan spektrofotometer UV .. ......................... 22

    8  Kadar air mikrokapsul infar (%) hasil uji stabilitas dipercepat pada T=(40±2) °Cdan RH (75±5)% selama 3 bulan............................................................................... 23

    9  Deret standar infar untuk penentuan konsentrasi infar dalam ekstrak etanolmikrokapsul. .............................................................................................................. 24

    10  Konsentrasi infar (%b/b) hasil uji stabilitas dipercepat pada T=(40±2) °C dan RH(75±5)% selama 3 bulan............................................................................................ 25

    11  Penentuan orde reaksi penguraian infar dalam mikrokapsul formula 1 (kitosan1.75% [b/v], gom guar 0.05% [b/v], dan glutaraldehida 4.00% [v/v])...................... 26

    12  Penentuan orde reaksi penguraian infar dalam mikrokapsul formula 2 (kitosan

    1.75% [b/v], gom guar 0.05% [b/v], dan glutaraldehida 4.50% [v/v])...................... 2713  Penentuan orde reaksi penguraian infar dalam mikrokapsul formula 3 (kitosan

    1.75% [b/v], gom guar 0.05% [b/v], dan glutaraldehida 5.00% [v/v])...................... 28

    14  Penentuan orde reaksi penguraian infar dalam mikrokapsul formula 4 (kitosan1.75% [b/v], gom guar 0.19% [b/v], dan glutaraldehida 4.00% [v/v])...................... 29

    15  Penentuan orde reaksi penguraian infar dalam mikrokapsul formula 5 (kitosan1.75% [b/v], gom guar 0.19% [b/v], dan glutaraldehida 4.50% [v/v])...................... 30

    16  Penentuan orde reaksi penguraian infar dalam mikrokapsul formula 1 (kitosan1.75% [b/v], gom guar 0.19% [b/v], dan glutaraldehida 5.00% [v/v])...................... 31

    17  Penentuan orde reaksi penguraian infar dalam mikrokapsul formula 1 (kitosan1.75% [b/v], gom guar 0.33% [b/v], dan glutaraldehida 4.00% [v/v])...................... 32

    18  Penentuan orde reaksi penguraian infar dalam mikrokapsul formula 1 (kitosan1.75% [b/v], gom guar 0.33% [b/v], dan glutaraldehida 4.50% [v/v])...................... 33

    19  Penentuan orde reaksi penguraian infar dalam mikrokapsul formula 1 (kitosan1.75% [b/v], gom guar 0.33% [b/v], dan glutaraldehida 5.00% [v/v])...................... 34

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    10/45

    PENDAHULUAN

    Indometasin farnesil (infar) merupakansalah satu senyawa aktif obat yang sangat

    efektif sebagai obat anti peradangan

    nonsteroid (NSAID). Obat ini bersifat tidaklarut dalam air dan penggunaannya dalam

    dosis tinggi dapat menyebabkan pendarahan

    pada saluran pencernaan. Pengendalianpelepasan obat indometasin pernah dilakukan

    dengan membuatnya dalam bentuk sediaan

    mikrokapsul (Tiyaboonchai & Ritthidej 2003;

    Yamada et al. 2001)

    Kitosan merupakan aminopolisakarida

    yang diperoleh melalui deasetilasi kitin. Kitin

    merupakan biopolimer yang paling melimpah

    di alam setelah selulosa, dan banyak

    terkandung dalam limbah. Kitosan memiliki

    sifat tidak beracun, biokompatibel,biodegradabel, bioadhesif, dan mampu

    membentuk ikatan silang secara kovalen pada

    gugus aminonya (Varhosaz & Reza 2005).

    Selain itu, kitosan merupakan biopolimer

    polikationik sehingga dapat membentuk gel

    dalam suasana asam, misalnya di dalam

    lambung (Sakinnen 2003). Karena sifat-sifat

    tersebut, kegunaan kitosan dalam industri

    farmasi dipelajari secara luas sebagai sistem

    pengantaran obat terkendali.

    Kitosan dalam bentuk gel atau lembaran

    telah digunakan sebagai penyalut obat anti-peradangan ketoprofen (Yamada et al. 2001),

    indometasin (Rana et al.  2004), dan

    propanolol hidroklorida (Sutriyo et al. 2005).

    Namun, gel kitosan yang dihasilkan mudah

    rapuh. Beberapa penelitian telah dilakukan

    untuk memodifikasi sifat gel kitosan, diantaranya dengan menambahkan poli(vinil

    alkohol) (PVA) sebagai bahan saling tembus 

    (interpenetrating agent ) dan glutaraldehida

    sebagai penaut silang (Wang et al. 2004).

    Penambahan dua bahan tersebut dapat

    memperbaiki gel kitosan yang terbentukdengan menurunkan waktu gelasi dan

    meningkatkan kekuatan mekanik gel.

    Hidrokoloid alami juga telah banyak

    ditambahkan untuk memodifikasi gel kitosan,

    antara lain gom guar (Sugita  et al.  2006a),

    alginat (Sugita et al. 2006b dan Cardenas et al 2003), karboksimetil selulosa (Sugita  et al. 

    2006c), dan gom xantan (Sugita et al. 2007a).

    Keempat hasil modifikasi tersebut berpotensi

    sebagai membran dan secara mekanik lebih

    kuat daripada gel kitosan.Berdasarkan penelitian Sugita et al.

    (2006a) gel kitosan yang terbentuk dengan

    penambahan penaut-silang glutaraldehida dan

    gom guar sebagai bahan saling tembus,

    memiliki sifat reologi yang lebih baik dan

    berpotensi sebagai sistem pengantaran obat.Gom guar sendiri pernah dimanfaatkan untuk

    memperbaiki sistem pengantaran obat untuk

    mengobati radang dan kanker usus besar

    (Kshirsagar 2000).Mekanisme difusi obat ketoprofen dari

    membran kitosan-gom guar telah dipelajarioleh Nata et al.  (2007b). Sementara laju

    disolusi infar dalam medium usus telah

    dipelajari Mubarok (2007). Waktu paruh

    pelepasan infar dalam uji disolusi ini, ialah 51

    menit. Kedua penelitian tersebut menunjukkanhasil bahwa mikrokapsul kitosan-gom guar

    mengalami pembesaran pori ketika kontak

    dengan cairan.

    Mikrokapsul kitosan-gom guar dengan zat

    aktif infar merupakan sediaan obat yang baru,

    sehingga perlu dilakukan uji stabilitas untukmengetahui kestabilan dan usia gunanya. Hal

    ini perlu dilakukan agar mutu, keamanan, dan

    khasiat obat selama penggunaan terjamin

    (Anonim 2005).

    Uji stabilitas yang dipercepat dilakukan

    dalam penelitian ini selama 3 bulan dengansuhu (40±2) °C dan kelembapan relatif

    ( Relative Humidity, RH) (75±5)%. Pemilihan

    kondisi ini didasarkan pada pembagian

    wilayah oleh  International Conference on

     Harmonization  (ICH). Indonesia masuk ke

    dalam zona 4, yaitu daerah tropis atau lembap

    dan panas (Agoes 2001)..  Uji stabilitas yangdilakukan dibatasi pada uji stabilitas kimia

    (kadar infar) dan fisika (kadar air). Data hasil

    pengukuran kadar infar digunakan untuk

    menentukan orde reaksi yang merupakan

    parameter kinetika reaksi penguraian infar,

    yang diperoleh dengan menggunakan metode

    grafis.

    TINJAUAN PUSTAKA 

    Kitosan dan Gel Kitosan

    Kitosan merupakan biopolimer

    polikationik linear yang tersusun dari unit

    berulang 2-amino-2-deoksi-D-glukopiranosa

    yang terhubung oleh ikatan β-(1,4) (Gambar1). Kitosan merupakan hasil deasetilasi kitin

    dalam larutan basa atau secara biokimia

    (Abreu  et al.  2005). Struktur kitosan hampir

    sama dengan selulosa; perbedaannya terletak

    pada gugus C-2. Gugus hidroksil padaselulosa disubstitusi oleh gugus amino

    (Sutriyo et al. 2005).

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    11/45

     

    O

    NH2

    OH

    CH2OH

    O

    NH2

    OH

    CH2OH

    OOO

    n  Gambar 1 Struktur kitosan.

    Kitosan, (C6H11NO4)n,  dapat berupapadatan amorf putih, serpihan bening, atau

    bubuk berwarna gading, yang tidak larut

    dalam air, alkohol, aseton, dan larutan basa,

    tetapi larut dalam asam organik maupun

    anorganik. Kitosan larut dalam kebanyakan

    asam organik pada pH sekitar 4, tetapi tidaklarut pada pH lebih besar dari 6.5. Dalam

    asam anorganik, seperti HCl dan HNO3,kitosan larut pada konsentrasi 1.1%, tetapi

    tidak larut pada kadar 10% (Jamaludin 1994).

    Mutu kitosan ditentukan dari nilai derajatdeasetilasi (DD), kadar abu, kadar air, dan

    viskositas yang ditunjukkan pada Tabel 1.

    Tabel 1 Spesifikasi kitosan niaga*

    Parameter Ciri

    Ukuran partikel Serpihan

    sampai bubuk

    Kadar air < 10%

    Kadar abu < 2%

    Derajatdeasetilasi > 70%

    Warna larutan Tidak berwarna

    Viskositas (cps)

    Rendah < 200

    Medium 200–799

    Tinggi 800–2000

    Sangat tinggi > 2000

    *Sumber: Anonim (1987) dalam Jamaludin (1994)

    Kitosan membentuk gel dalam larutanasam asetat 1%. Gel ialah jejaring tiga

    dimensi dari molekul primer, yang terentangpada seluruh volume gel dan memerangkap

    sejumlah pelarut di dalamnya [Oakenfull

    (1984) dalam Nuraini (1994); Tobolsky

    (1943) dalam Fardiaz (1989)]. Gel yang dapatmenahan air dalam strukturnya disebut

    hidrogel (Wang et al.  2004). Berdasarkan

    sifatnya, hidrogel dapat digolongkan menjadi

    hidrogel kimia dan fisika. Hidrogel kimia

    dibentuk dari reaksi ireversibel, yangmelibatkan ikatan silang secara kovalen,

    sedangkan, hidrogel fisika dibentuk oleh

    reaksi yang dapat-balik, dengan ikatan-silang

    terjadi secara ionik (Stevens 2001 dan Berger

    et al. 2004). Contoh hidrogel kimia adalah

    hidrogel kitosan.Ikatan-silang kovalen dalam hidrogel

    kitosan dapat dibedakan menjadi empat

    bagian. Pertama, ikatan-silang kitosan-

    kitosan. Kedua, jaringan polimer hibrida (hybrid polymer network   [HPN]). Ketiga,

     jaringan polimer saling-tembus tanggung atauutuh (semi- interpenetrating polymer network  

    (IPN) atau  full-IPN,). Keempat, kitosan

    berikatan silang ionik. Keempat jenis ikatan

    kovalen dalam hidrogel kitosan ditampilkan

    pada Gambar 2 (Berger et al. 2004).

    Gambar 2 Struktur hidrogel kitosan:

    (a) ikatan silang kitosan-kitosan,

    (b) jaringan polimer hibrida,

    (c) jaringan semi-IPN, dan

    (d) kitosan berikatan silang ionik.

    Ikatan silang kitosan-kitosan terjadi antaradua unit struktural pada rantai polimer kitosanyang sama. Reaksi penautan silang pada HPN

    terjadi antara satu unit dari struktur rantai

    kitosan dan unit lain dari struktur polimer

    tambahan. Jaringan semi-IPN atau  full-IPN

    terjadi jika ditambahkan polimer lain yang

    tidak bereaksi dengan larutan kitosan sebelumterjadi ikatan silang. Jaringan semi-IPN,

    terbentuk jika polimer yang ditambahkan

    hanya melilit, sementara pada  full-IPN,

    terbentuk jika ditambahkan dua senyawa

    penaut-silang yang terlibat pada jejaringan

    (Berger et al. 2004).Wang et al. (2004) melaporkan bahwa

    modifikasi gel kitosan dengan penambahan

    PVA sebagai agen saling tembus dan

    glutaraldehida sebagai penaut silang dapat

    menurunkan waktu gelasi dan meningkatkankekuatan mekanik gel. Sugita et al. (2006a)

    melaporkan bahwa gel kitosan dengan

    penambahan hidrokoloid alami gom guar

    berpotensi sebagai membran dan kekuatan

    mekaniknya lebih kuat dibandingkan dengan

    gel kitosan. Gel ini berdasarkan optimalisasidengan program Minitab Release 14 memiliki

    kondisi optimum pada konsentrasi kitosan,

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    12/45

     

    gom guar, dan glutaraldehida berturut-turut

    2.5% (b/v), 4.86% (b/v), dan 0.33% (v/v),dengan sifat reologi kekuatan gel, titik pecah

    (break point ), ketegaran (rigidity),

    pembengkakan (swelling), dan pengerutan

    (sineresis; shrinking) pada kondisi optimumberturut-turut 553.439 g/cm

    2; 0.968 cm; 4.147

    g/cm; 4.0772 g; dan 1.2738 g.Nata et al. (2007b) melaporkan bahwa

    membran kitosan-gom guar sebelum diuji

    difusi tidak menunjukkan adanya pori, tetapi

    setelah diuji difusi terdapat lubang-lubang

    kecil dangkal yang tidak menembus membran.Proses pembengkakan membran yang disertai

    dengan pembukaan pori ini dapat membuat

    obat terlepas ketika mikrokapsul berinteraksi

    dengan cairan di dalam tubuh. Sementara itu,

    Mubarok (2007) melaporkan bahwa

    mikrokapsul optimum infar tersalut kitosan-gom guar terjadi pada komposisi penyalut

    gom guar 0.05% (b/v) dan glutaraldehida 4%

    (v/v) dalam larutan kitosan yang

    konsentrasinya dibuat tetap, yaitu 1.75%

    (b/v). Perilaku disolusi mikrokapsul optimum

    ini dalam medium yang menyerupai pH usus[larutan bufer fosfat pH 7.2-air (1:4)]

    mengikuti kinetika reaksi orde pertama

    dengan tetapan laju pelepasan (k ) infar dari

    mikrokapsul sebesar 0.0136 menit-1 dan waktu

    paruh, t 1/2, 51 menit.

    Gom Guar

    Gom guar merupakan hidrokoloid alami

    yang diperoleh dari biji Cyamopsis

    tetragonolobus dan Cyamopsis psoraloides 

    (famili Leguminosae yang ditemukan di barat

    laut India dan Pakistan (Nussinovitch 1997).

    Pengolahan yang dilakukan meliputi

    pemisahan secara mekanik terhadap kulit biji,

    lalu lembaganya dibuang, dan endosperma

    yang mengandung gom digiling menjadi

    tepung halus (Fardiaz 1989). Gom guar

    merupakan galaktomanan dengan D-galaktosa

    berikatan α(1→6) pada rantai tulangpunggung β(1→4) D-manopiranosa (Gambar

    3) (Chaplin 2005). 

    HO

    H

    H

    O

    H

    H

    OH

    CH2OH

    HO

    O

    O

    CH2

    OH

    H

    CH2OH

    H

    HH

    OHOH

    H

    OH

    HH

    OHH

    OH

    OH

     

    Gambar 3 Struktur gom guar.

    Gom guar tidak bermuatan, dan juga

    bersifat kompatibel dengan hampir semuahidrokoloid. Secara khusus dengan karaginan

    atau gom xantan, dapat terjadi interaksi

    sinergis. Interaksi gom guar dengan kitosan

    tidak menghasilkan gel, tetapi hanyameningkatkan kekentalan karena derajat

    substitusi rantai molekulnya yang tinggimengurangi interaksi (Fardiaz 1989).

    Gom guar berfungsi sebagai bahan saling

    tembus yang diharapkan dapat menghasilkan

    sifat gel kitosan yang lebih baik. Sifat jaringan

    serta interaksi yang mengikat keseluruhan gelmenentukan kekuatan, stabilitas, dan tekstur

    gel. Untuk memperkuat jaringan internal gel

    ini biasanya digunakan molekul lain sebagai

    pembentuk ikatan-silang, dalam penelitian ini

    digunakan glutaraldehida.

    Indometasin Farnesil

    Indometasin farnesil dengan rumus kimia

    C34H40ClNO4  (562.15 g/mol) merupakan

    senyawa yang tidak larut dalam air dan lazim

    digunakan sebagai senyawa aktif dalam obatanalgesik atau obat anti peradangan yang aktif

    pada jaringan (Gambar 4). Indometasin

    farnesil yang digunakan dalam penelitian

    diekstraksi dari obat Dialon yang diperoleh

    dari PT Eisai. Dialon merupakan farnesol larut

    lemak yang diesterifikasi dengan indometasin,

    didistribusikan dengan baik dan menunjukkanafinitas yang tinggi di dalam jaringan daerah

    radang. Studi klinis menunjukkan bahwa

    Dialon sangat bermanfaat terhadap artritis

    reumatoid, osteoartritis, dan lumbago.

    C O

    N

    O

    O

    O

    Cl  Gambar 4 Struktur indometasin farnesil

    (Eisai 2007).

    Indometasin farnesil berupa cairan

    berminyak warna kuning muda. Obat ini

    sangat mudah larut dalam aseton, kloroform,

    asetonitril, atau eter; larut dalam etanol

    absolut; sedikit larut dalam metanol; serta

    tidak larut dalam air.

    Efek analgesik dan anti peradangan infar

    diduga terjadi dengan cara menghambat

    aktivitas siklooksigenase yang berperan dalam

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    13/45

     

    biosintesis prostaglan-din. Penyerapan infar

    terjadi di saluran pencernaan, tetapi jika jumlahnya berlebihan dapat mengakibatkan

    pendarahan pada saluran pencernaan

    Dosis oral infar untuk orang dewasa

    sebesar 200 mg, dua kali sehari pada pagi danmalam hari setelah makan. Waktu paruh

    indometasin farnesil di dalam darah ialah 5–6 jam setelah pemberian, dan hilang dari dalam

    darah setelah 24 jam (Eisai 2007).

    Mikroenkapsulasi

    Mikroenkapsulasi merupakan suatu teknik

    penyalutan bahan yang ukurannya sangat

    kecil, hasilnya disebut mikrokapsul

    (Yoshizawa 2004). Mikroenkapsulasi dapat

    dilakukan secara fisika atau kimia. Pembuatan

    mikrokapsul yang termasuk metode fisikaialah pengeringan semprot (spray drying),

    piringan pemutar (rotating dish), stationary

    extrusion nozzle, centrifugal extrusion nozzle,

    submerged extrusion nozzle, dan pelapisan

    suspensi udara. Sementara metode kimia

    antara lain polimerisasi antarmuka,polimerisasi in-situ, polimerisasi matriks,

    penguapan pelarut, dan pemisahan fase

    (Beneta 1996).

    Mikrokapsul merupakan partikel kecil

    yang berisi senyawa aktif atau bahan inti yang

    dibungkus oleh suatu lapisan atau cangkang.

    Mikrokapsul komersial biasanya berdiameter3−800 µm dan berisi 10−90% bobot. Sebagian

    besar kapsul terbuat dari polimer organik baik

    alami maupun sintetik (Beneta 1996).

    Mikrokapsul dapat diklasifikasikan ke

    dalam tiga kategori dasar berdasarkan

    morfologinya, yaitu berinti tunggal, berinti

    banyak, dan jenis matriks (Yoshizawa 2004)

    (Gambar 5). Mikrokapsul yang berinti banyak

    terkadang tidak beraturan bentuknya.

    Mikrokapsul yang dihasilkan dengan metode

    pengeringan semprot berinti banyak dan tidak

    beraturan dengan diameter sekitar 10−300 µm

    (Beneta 1996).

    Gambar 5 Morfologi mikrokapsul (Yoshizawa

    2004).

    Kelebihan mikrokapsul di antaranya

    adalah dapat mengendalikan pelepasan obatyang dienkapsulasi serta melindungi bahan

    yang dienkapsulasi dari oksidasi dan reaksi

    deaktivasi oleh lingkungan. Selain itu,

    mikrokapsul juga mempertahankan bau danrasa dari bahan yang dienkapsulasi, dan

    memudahkan penanganan bahan obat yangberupa bubuk (Yoshizawa 2004). 

    Uji Stabilitas

    Stabilitas didefinisikan sebagaikemampuan suatu produk untuk bertahan

    dalam batas yang ditetapkan sepanjang

    periode penyimpanan dan penggunaan,

    dengan sifat yang sama seperti ketika produk

    dibuat. Stabilitas dapat dipengaruhi oleh

    beberapa faktor, yaitu suhu, radiasi, dankelembapan. Selain itu, ukuran partikel, pH,

    sifat air dan pelarut yang digunakan, sifat

    kemasan, dan keberadaan bahan kimia lain

    yang merupakan kontaminan atau berasal dari

    pencampuran produk berbeda yang sengaja

    ditambahkan juga dapat memengaruhistabilitas sediaan farmasi (Agoes 2001). Oleh

    karena itu, perlu dilakukan uji stabilitas untuk

    mengetahui berapa lama obat tersebut dapat

    digunakan dengan aman dan masih memiliki

    khasiat. Uji stabilitas yang biasa dilakukan

    terhadap sediaan farmasi adalah uji stabilitas

    fisika, kimia, mikrobiologi, stabilitas terapi,dan stabilitas toksikologi.

    Setiap sediaan obat baru harus diuji

    stabilitasnya untuk mengetahui usia guna dari

    sediaan tersebut sebagai syarat registrasi.

    Selain itu, juga untuk mengevaluasi formula

    obat yang dibuat. ICH menetapkan aturan uji

    stabilitas obat-obatan dalam dokumen Q1A.

    Berdasarkan dokumen tersebut uji stabilitas

    untuk bahan aktif atau sediaan farmasi baru,

    dapat dilakukan dalam jangka panjang atau

    dipercepat. Uji jangka panjang dilakukan

    selama 12 bulan pada suhu (30±2) °C dan RH

    (60±5)% atau (25±2) °C dan RH (65±5)%,sedangkan untuk uji dipercepat dilakukan

    selama 6 bulan pada suhu (30±2) °C dan RH

    (60±5)% (ICH 2003) atau selama 3 bulan

    pada suhu (40±2) °C dan RH (75±5) %

    (Agoes 2001 & ICH 2003).

    BAHAN DAN METODE

    Bahan dan Alat

    Bahan-bahan yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah kitosan dari CV Dinar

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    14/45

     

    Cikarang Bekasi yang memiliki kadar air

    10.80%, kadar abu 0.53% (Lampiran 1), BM3090.45 g mol-1 (Lampiran 2), dan DD

    70.13% (Lampiran 3), air suling, CH3COOH

    98% teknis, glutaraldehida 25%, standar

    vitamin E (α-tokoferol) 98% Merck, etanolabsolut, etanol 96% teknis, gom guar, Tween-

    80, obat Dialon dan standar indometasinfarnesil 99.2% dari PT Eisai Indonesia, kertas

    saring Whatman, dan kapsul No 00.

    Peralatan yang digunakan meliputi FTIR

    Bruker jenis Tensor 37 di Pusat Studi

    Biofarmaka IPB, mositure analyzer PreciseHA 60, mikroskop elektron payaran (SEM)

    JOEL-JSM-5310LV di Laboratorium Zoologi

    LIPI Cibinong Bogor, oven J.P. Selecta,

    pengering semprot Buchi 190 di Seafast PAU

    IPB, penghomogen Armfield L4R, viskometer

    Ostwald 100 ml Pyrex, spektrofotometerultraviolet (UV) Shimadzu Pharmaspec 1700

    di Laboratorium Bersama FMIPA IPB,

    climatic chamber   di Laboratorium Farmasi

    dan Medika BPPT, serta alat-alat kaca

    lainnya.

    Ekstraksi Indometasin Farnesil dari Dialon

    dan Penentuan Kadarnya

    Sebanyak 30 g obat Dialon

    dilarutkan dalam 1l etanol 96%. Larutan yang

    terbentuk disaring dengan kertas Whatman,

    lalu dipekatkan. Ekstrak pekat ditimbangsebanyak 0.0108 g dan dilarutkan dalam 100

    ml etanol 96%. Dibuat pula deret standar infar

    0, 2, 4, 6, 8, 12, dan 18 ppm, serta deret

    standar vitamin E 0, 2, 8, dan 18 ppm dalam

    etanol 96%. Kedua deret standar tersebut

    diukur absorbansnya pada λmaks  infar (320.2

    nm), dan vitamin E (290.6 nm)yang diperoleh

    dari pengukuran sebelumnya, begitu juga

    ekstrak infar yang disiapkan sebelumnya.

    Pembuatan Mikrokapsul (Mubarok 2007)

    Mula-mula dibuat larutan kitosan 1.75%(b/v) dengan pelarut asam asetat 1% (v/v)

    (Lampiran 4). Sebanyak 228.6 ml larutan ini

    ditambahkan 38.1 ml larutan gom guar dengan

    ragam kadar 0.05, 0.19, dan 0.33% (b/v)

    sambil diaduk sampai homogen. Setelah itu,

    dilakukan penambahan 7.62 ml glutaraldehida

    perlahan-lahan sambil diaduk, dengan ragam

    kadar 4, 4.5, dan 5% (v/v). Campuran diaduk

    dengan pengaduk megnetik selama 20 menit

    untuk penyeragaman.

    Campuran kitosan-gom guar tersebut

    kemudian dicampurkan dengan 100 mg infar

    yang telah dilarutkan dalam 250 ml etanol

    96%, dan diberi 5 ml Tween-80 2% sambil

    diaduk. Campuran akhir ini diaduk selama 1 jam pada suhu kamar sebelum dibuat menjadi

    mikrokapsul dengan alat pengering semprot

    sampai terbentuk serbuk halus. Alat pengering

    semprot yang digunakan mempunyai ukurandiameter lubang 1.5 mm dan diatur pada suhu

    inlet   170−185 °C, suhu outlet 65−95 °C,

    pompa dengan laju alir 60 rpm, dan tekanansemprot pada skala 2 bar. Mikrokapsul kosong

    tanpa penambahan infar juga dibuat.

    Pembuatan mikrokapsul dilakukan sebanyak

    dua kali ulangan. Diagaram alir penelitian ini

    ditampilkan pada Lampiran 5.

    Uji Stabilitas

    Setiap formula mikrokapsul dikemas ke

    dalam kapsul, 1 kapsul berisi 200 mg.Mikrokapsul yang sudah dikemas dimasukkan

    ke dalam botol cokelat 100 ml. Setiap botolcokelat diisi 18 kapsul, masing-masing 2

    kapsul dari sembilan formula yang berbeda.

    Karena pengamatan dilakukan setiap minggu

    sampai 12 minggu, disiapkan 12 botol seperti

    itu.

    Botol yang berisi kapsul disimpan di

    dalam climatic chamber   dengan suhu (40±2)

    °C dan RH (75±5)% selama 3 bulan.

    Seminggu sekali mikrokapsul diukur kadar

    infar dan kadar airnya. Begitu pula pada

    minggu ke-0, yaitu bersamaan dengandimasukkannya mikrokapsul ke dalam

    climatic chamber.

    Kadar infar diukur dengan mengekstraksi

    0.1000 g mikrokapsul sebanyak 3 kali,

    masing-masing dengan 15 ml etanol 96%

    selama 1 jam. Absorbansnya diukur pada

    panjang gelombang 320.4 nm dengan

    spektrofotometer UV. Sementara kadar airnya

    diukur dengan moisture analyzer .

    Pencirian Mikrokapsul dengan SEM

    Pencirian SEM dilakukan terhadapmikrokapsul kosong dan salah satu

    mikrokapsul formula 1 yang berisi infar yang

    belum diuji stabilitasnya. Selain itu dilakukan

     juga terhadap mikrokapsul formula 3, 4, dan 5

    yang telah diuji stabilitasnya. 

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    15/45

     

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Kadar Indometasin Farnesil dalam Obat

    Dialon

    Analisis hasil ekstraksi obat Dialondengan spektrofotometer UV secara simultan

    menunjukkan bahwa dalam 0.0108 g ekstrak

    obat terkandung 0.0106 g infar (Lampiran 6),sehingga kadar infar dalam ekstrak obat

    adalah 98.15%. Sisanya adalah bahan pengisi

    tambahan, yaitu vitamin E dan natrium

    dodesil sulfat. Tingginya kadar infar dalam

    ekstrak ini juga dibuktikan dengan kedekatan

    λmaks antara infar hasil ekstraksi dan standar ,

    berturut-turut 320.4 nm dan 320.2 nm dalam

    pelarut etanol 96% (Lampiran 6).

    Pembuatan Mikrokapsul

    Banyaknya mikrokapsul hasil

    pengeringan semprot adalah kira-kira 1.500 g

    untuk setiap 500 ml campuran mikrokapsul.

    Mikrokapsul ini berbentuk serbuk halus

    berwarna kuning, kering, mudah rapuh, dan

    higroskopis. Mikrokapsul kosong, memiliki

    warna kuning kecokelatan (Gambar 6). Hal inididuga akibat warna kuning dari infar lebih

    muda dibandingkan dengan warna larutan

    kitosan.

    (a)

    (b)

    Gambar 6 Mikrokapsul (a)  tanpa  dan (b)

    dengan penambahan infar.

    Berdasarkan hasil pencirian mikrokapsul

    dengan SEM, mikrokapsul kosong (Gambar7a) seragam bentuk dan ukurannya daripada

    mikrokapsul yang berisi infar (Gambar 7b).

    Kisaran diameter mikrokapsul kosong 1.43–

    5.74 µm, sedangkan yang berisi infar 1.43–12.20 µm. Bertambahnya diameter

    mikrokapsul menunjukkan bahwa infar telahtersalut oleh kitosan-gom guar. Namun,

    penyalutannya tidak seragam, yang diduga

    karena sebagian gel kitosan-gom guar tidak

    menyalut infar atau hanya sedikit, atau hanya

    menempel di permukaan membran.

    (a)

    (b)

    Gambar 7 Foto-foto SEM permukaan

    mikrokapsul (a) kosong dan (b)

    berisi infar.

    Uji Stabilitas

    ICH 2003 memasukkan negara Indonesia

    ke dalam zona ke-4 (panas dan lembap/tropis).

    Oleh karena itu, uji stabilitas dipercepat untuk

    sediaan obat yang diproduksi dan digunakan

    di Indonesia dilakukan pada suhu 40±2 °C danRH 75±5 %. Uji dilakukan selama 3 bulan.

    Dengan penggunaan waktu yang singkat,

    tetapi diimbangi oleh penggunaan suhu dan

    RH yang ekstrem, hasil yang diperoleh

    diharapkan dapat mewakili masa kedaluwarsa

    sesungguhnya. Uji stabilitas yang dilakukan

    pada penelitian ini meliputi pengukuran kadarair dan kadar infar.

    20 kV×3500

    20 kV ×2000

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    16/45

     

    Kadar Air

    Kadar air yang rendah (≤  10%) sangat

    diharapkan dari suatu sediaan obat, agarkestabilannya lebih lama. Namun, kadar air

    untuk 9 formula mikrokapsul dalam penelitianini (Lampiran 8) tergolong tinggi (>10%),

    yaitu 16.47–21.13% dan berfluktuasi (Gambar

    8 dan 9). Kadar air yang tinggi ini diduga

    diakibatkan oleh sifat membran kitosan-gomguar yang higroskopis. Sugita et al.  (2006a)

    melaporkan bahwa gom guar memiliki

    kemampuan yang tinggi dalam menyerap air.

    Sementara kadar air yang berfluktuatif diduga

    diakibatkan oleh diameter mikrokapsul yang

    dibuat kurang seragam.

    10,00

    15,00

    20,00

    25,00

    30,00

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Waktu (minggu)

       K  a   d  a  r   A   i  r   (   %   )

    formula 1 formula 2 formula 3

    formula 4 formula 5

     Gambar 8 Kurva kadar air formula 1−5.

    10,00

    15,00

    20,00

    25,00

    30,00

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Waktu (minggu)

       K  a   d  a  r   A   i  r   (   %

    formula 6 formula 7

    formula 8 formula 9

     Gambar 9 Kurva kadar air formula 6−9.

    Air yang terserap akan membengkakkan

    mikrokapsul sehingga pori-porinya membesar

    dan infar yang berada di dalamnya mudahterlepas. Tingginya kadar air juga menyokong

    pertumbuhan mikroorganisme dan memacu

    beberapa reaksi kimia yang bersifat merusak

    (Winarno 1997). Mikrob yang tumbuh

    biasanya bakteri atau jamur, di antaranya

    Staphylococcus aureus. Adanya mikrob dan

     jamur pada obat dapat mengurangi khasiatnya.

    Kadar Indometasin Farnesil

    Penetapan kadar infar dalam mikrokapsulselama uji stabilitas dilakukan secara

    spektrofotometri. Kurva standar yang

    digunakan disajikan pada Lampiran 9. Kadar

    infar yang tersalut membran kitosan-gom guarpada minggu ke-0 untuk semua formula

    mikrokapsul sekitar 5−9%(b/b) (Tabel 2)..

    Tabel 2 Konsentrasi infar dalam mikrokapsulkitosan-gom guar

    [Infar]d 

    (%b/b)F

    a [GG]b

    (%b/b)

    [Glu]c

    (%b/b) minggu

    ke-0

    minggu

    ke-12

    1 0.05 4.00 8.85 6.12

    2 4.50 9.72 7.21

    3 5.00 8.14 5.32

    4 0.19 4.00 6.43 4.27

    5 4.50 6.09 4.65

    6 5.00 5.71 5.34

    7 0.33 4.00 8.67 5.65

    8 4.50 5.31 3.83

    9 5.00 7.93 4.25a) formula mikrokapsul;b) konsentrasi gom guar;c) konsentrasi glutaraldehida;d) konsentrasi indometasin farnesil

    Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2,

    setelah 3 bulan penyimpanan kadar infar yang

    tersalut menurun untuk semua formula

    mikrokapsul. Hal tersebut biasa terjadi pada

    suatu sediaan obat yang diuji stabilitasnya.

    Namun, sediaan obat yang stabil hanya

    mengalami penurunan kadar zat aktif tidaklebih dari 10%. Penurunan kadar infar yang

    tersalut diduga terjadi karena membran

    kitosan-gom guar membengkak saat disimpan

    di dalam climatic chamber . Menurut Nata et

    al.  (2007b) suhu yang tinggi (40±2 °C) dan

    didukung dengan kadar air yang tinggi

    (Huang et al. 2006) dapat membengkakkan

    membran, sehingga pori-pori pada

    permukaannya akan membesar dan

    menyebabkan zat aktif di dalamnya mudah

    terlepas. Semakin lama mikrokapsul ini

    dikondisikan pada suhu yang tinggi diduga

    semakin banyak infar yang terlepas. Hal initerlihat pada Lampiran 10: dari minggu ke

    minggu kadar infar yang masih tersalut

    cenderung menurun.

    Hasil pengukuran kadar infar yang

    masih tersalut digunakan untuk penentuan

    orde reaksi penguraian obat ini. Data lengkaptersaji di Lampiran 10, tetapi yang digunakan

    untuk penentuan orde ialah seri ulangan yang

    memberikan nilai  R2 paling tinggi. Penentuan

    orde dilakukan dengan metode grafis untuk

    orde ke-0, ke-1, ke-2, dan ke-3 (Atkins 1996)

    yang persamaannya berturut-turut ialah

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    17/45

     

    [ ] [ ] kt t    −= 0ΑΑ ……......……...................(1)

    [ ] [ ] kt t    −= 0ΑlnΑln ………......................(2)

    [ ] [ ]

    kt 

    +

    Α

    =

    Α 0

    11…..………….................(3)

     

    [ ] [ ]kt 

    +=2

    Α2

    1

    2Α2

    1

    0

    ..……...….............(4)

    dengan

    k   = tetapan laju reaksi penguraian

    infart = waktu (minggu)

    [A]0 = kadar infar tersalut pada minggu

    ke-0

    [A]t   = kadar infar yang tersisa pada

    minggu ke-t  

    Berdasarkan nilai  R2  terbesar yang

    diperoleh diketahui mikrokapsul formula 2 ,4 ,

    dan 5 cenderung mengikuti orde reaksi ke-0.

    Sementara formula 3 dan 7 cenderung

    mengikuti reaksi orde ke-2, serta formula 1, 6,

    dan 8−9 cenderung mengikuti orde reaksi ke-3. (Tabel 3). Data yang lengkap disajikan pada

    Lampiran 11−19. Kecilnya nilai  R2  yangdiperoleh untuk semua formula pada keempat

    orde, diduga karena mikrokapsul yang

    dihasilkan dari pengeringan semprot tidak

    seragam, diameternya 1.43–12.20 µm

    (Gambar 7b).

    Tabel 3 Persamaan laju penguraian infar

    semua formula mikrokapsul

    Fa 

    Persamaan lajupenguraian infar

    Ordereaksi

     R2 

    1  y=0.0006 x+0.0065 3 0.9391

    2  y=−0.2448 x+10.0720 0 0.9132

    3  y=0.005 x+0.1285 2 0.8990

    4  y=−0.3888 x+7.2495  0 0.9878

    5  y=−0.2440 x+7.1713  0 0.9252

    6  y=0.0008 x+0.0146  3 0.81677  y=0.0049 x+0.1238  2 0.7791

    8  y=0.0024 x+0.0083  3 0.8964

    9  y=0.0049 x+0.0086  3 0.9464a) formula mikrokapsul

    Setelah diperoleh persamaan dan orde

    reaksi, persentase infar yang masih tersalut

    setelah 3 bulan (%[A]t ) dapat dihitung

    berdasarkan persamaan

    0

    [A]

    [A]%[A]

    t   = x. 100%............................(5)

    [A]t   diperoleh dari persamaan orde reaksi

    (Tabel 3) dengan memasukkan t  = 12 minggu,

    sedangkan [A]0  diperoleh dari nilai intersep

    persamaan tersebut. Hasil perhitungan %[A]tditampilkan pada Tabel 4, nilainya

    35.64−77.67%.

    Tabel 4 Persentase infar yang masih tersalut

    setelah uji stabilitas selama 3 bulan

    Fa [A]0

    b

    (%b/b)

    [A]12c

    (%b/b)

    [A]hd

    (%)

    [A]t e

    (%)

    1 8.77 6.04 31.12 68.88

    2 10.07 7.13 29.17 70.83

    3 7.78 5.30 31.83 68.17

    4 7.25 2.58 64.36 35.64

    5 7.17 4.24 40.83 59.17

    6 5.85 4.54 22.33 77.67

    7 8.08 5.48 32.20 67.80

    8 7.76 3.67 52.70 47.309 7.62 4.15 45.54 54.46

    a) formula mikrokapsul;b) kadar infar minggu ke-0;c) kadar infar minggu ke-12;d) % infar yang hilang;e) % infar yang masih tersalut

    Menurut Agoes (2001), suatu sediaan obat

    dikatakan stabil jika kadar zat aktif yang

    masih tersalut setelah uji stabilitas jangka

    panjang sekurang-kurangnya 90%. Persentaseinfar untuk semua formula setelah 3 bulan

    rata-rata menunjukkan nilai yang kecil,

    kecuali formula 2 (70.83%) dan 6 (77.67%),dan seluruhnya masih lebih rendah daripada

    batas minimum untuk uji stabilitas. Formula

    yang stabilitasnya terbaik ialah formula 6(kitosan 1.75 % [b/v], gom guar 0.19 % [b/v],

    dan glutaraldehida 5.00 % [v/v]), diikuti

    berturut-turut oleh formula 2, 1, 3, 7, 5, 9, 8,

    dan formula 4 (kitosan 1.75% [b/v], gom guar

    0.19% [b/v], dan glutaraldehida 4.50% [v/v])

    (Tabel 4).

    Penentuan Usia Guna Berdasarkan Orde

    Reaksinya

    Hasil uji stabilitas selanjutnya

    digunakan untuk menentukan usia guna

    mikrokapsul. Batasan 90% kadar indometasin

    farnesil yang masih tersalut sebagai syarat

    stabilitas obat dijadikan dasar penentuan usia

    guna dari sediaan tersebut:

    Orde ke-0

    0]A[1.0

    gunaUsia   = .............................(6)

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    18/45

     

    Orde ke-1

    9.0IngunaUsia

    −= ...............................(7)

    Orde ke-2

    k 0

    ]A[9

    1gunaUsia   = ..............................(8)

    Orde ke-3

    k 2

    0]A[62.1

    19.0gunaUsia   = .........................(9)

    Hasil perhitungan usia guna yang

    ditampilkan pada Tabel 5, menunjukkan

    bahwa kesembilan formula mikrokapsul

    memiliki usia guna relatif rendah (paling lama

    kurang lebih satu bulan). Berdasarkan usia

    guna ini, mikrokapsul kitosan-gom guar yangdibuat belum dapat mengendalikan pelepasan

    obat infar dengan baik. Urutan formula

    mikrokapsul dari usia guna terpanjang sampai

    terpendek ialah formula 6 (4.28 minggu≈30

    hari), 2, 5, 3, 7, 1, formula 4 (1.86 minggu≈13

    hari), 9, dan formula 8 (0.81 minggu≈6 hari).

    Tabel 5 Usia guna mikrokapsul kitosan-gom

    guar dengan zat aktif infar

    Fa  orde k R2 Usia guna

    (minggu)

    1 3

    0.0006

    %(b/b)-2

    minggu-1 0.9391 2.54

    2 00.2448

    %(b/b) 

    minggu-1 

    0.9132 4.11

    3 20.0050

    %(b/b)-1

    minggu-1

     

    0.8990 2.85

    4 00.3888

    %(b/b) 

    minggu-1 

    0.9878 1.86

    5 0

    0.2440%(b/b)

    minggu-1

    0.9252 2.94

    6 30.0008

    %(b/b)-2

    minggu-1 

    0.8167 4.28

    7 20.0049

    %(b/b)-1

    minggu-1 

    0.7791 2.81

    8 30.0024

    %(b/b)-2

    minggu-1 

    0.8964 0.81

    9 30.0017

    %(b/b)-2

    minggu-1 

    0.9464 1.19

    a) formula mikrokapsul

    Berdasarkan kedua parameter uji stabilitas

    mikrokapsul formula 6 (kitosan 1.75% [b/v],

    gom guar 0.19% [b/v], dan glutaraldehida

    5.00 %[v/v]) menunjukkan stabilitas yang

    paling baik. Persentase infar yang masih

    tersalut paling besar dan usia gunanya jugapaling panjang. Sementara itu, persentase

    infar paling kecil ditunjukkan oleh formula 4,

    dan usia guna paling pendek dimiliki formula

    8 walaupun tidak berbeda jauh dengan usia

    guna mikrokapsul formula 4. Keduanya sulit

    untuk dibandingkan karena laju

    penguraiannya mengikuti orde yang berbedaMenurut Berger et al. (2004) dan Sugita et

    al. (2006a) penambahan senyawa pengikat

    silang menyebabkan jejaring gel semakin

    rapat dan cairan akan sulit masuk.

    Penambahan gom guar dengan konsentrasi

    sama pada mikrokapsul formula 4 dan 6mampu melemahkan ikatan, hanya saja

    kekuatan ikatan membran pada mikrokapsul

    formula 4 lebih lemah karena glutaraldehida

    yang ditambahkan lebih sedikit, yaitu 4.00%

    [v/v]. Karena itu, ketika disimpan pada suhuclimatic chamber   yang tinggi (40±2 °C)membran mikrokapsul formula 4 akan lebih

    membengkak dibandingkan dengan membran

    formula 6 dan mengakibatkan infar

    didalamnya terlepas lebih cepat.

    Mikrokapsul formula 6 yang didapati

    paling baik stabilitasnya bukanlah komposisi

    gel yang paling kokoh ataupun yang palingrapuh. Mikrokapsul formula 7 (kitosan 1.75%

    [b/v], gom guar 0.33% [b/v], dan

    glutaraldehida 4.00% [v/v]) yang diperkirakan

    paling rapuh dan mikrokapsul formula 3(kitosan 1.75% [b/v], gom guar 0.05% [b/v],

    dan glutaraldehida 5.00% [v/v]) yang diduga

    paling kokoh, justru memiliki stabilitas lebih

    rendah, baik dilihat dari kadar infar yang

    masih tersalut maupun usia gunanya.

    Kekuatan membran yang sangat besar(konsentrasi glutaraldehida tinggi dan gom

    guar rendah) agaknya membuat infar banyak

    yang tersalut di permukaannya dan sulittersalut di kedalaman mikrokapsul.

    Sebaliknya jika kekuatan membran rendah

    (konsentrasi glutaraldehida rendah dankonsentrasi gom guar tinggi), jejaring gel

    yang terbentuk akan renggang. Kedua hal ini

    menyebabkan infar akan mudah lepas

    sehingga persentase infar yang masih tersalut

    lebih rendah dan usia gunanya lebih singkat.

    Pencirian Morfologi Mikrokapsul

    Pencirian morfologi mikrokapsul

    dilakukan terhadap mikrokapsul formula 3, 4,

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    19/45

     

    dan 5. Hal ini dilakukan karena ketersediaan

    sampel yang mencukupi untuk pencirian

    dengan SEM. Hasil SEM pada Gambar 10

    menunjukkan diameter mikrokapsul formula 3

    (1.98−15.60 µm) lebih besar daripada formula

    4 (1.49−11.70 µm) dan 5 (2.72 −9.18 µm)yang telah diuji stabilitasnya, dan juga lebih

    besar daripada mikrokapsul yang belum diuji

    stabilitasnya (1.43−12.20 µm).

    (a)  

    (b)

    (c)

    Gambar 10 Foto-foto SEM permukaan mikro-

    kapsul setelah uji stabilitas:formula 3 (a), formula 4 (b), dan

    formula 5 (c).

    Konsentrasi gom guar untuk formula 4 dan

    5 (0.19% [b/v]) lebih besar dari formula 3

    (0.05% [b/v]), sedangkan konsentrasiglutaraldehida formula 3 (5.00% [v/v]) > 5

    (4.50% [v/v]) > 4 (4.00% [v/v]). Semakin

    rendah konsentrasi gom guar dan semakin

    tinggi konsentrasi glutaraldehida, maka

     jejaring gel semakin rapat. Hal ini

    menyebabkan infar sulit masuk ke dalam

    membran formula 3. Namun, kenyataannya

    diameter mikrokapsul formula 3 lebih besar

    daripada formula 4 dan 5 yang didugamemiliki jejaring yang lebih renggang.

    Jejaring gel yang renggang diduga

    mengakibatkan infar mudah masuk dan

    keluar, sehingga mikrokapsul formula 4 dan 5

    setelah uji stabilitas memiliki diameter lebih

    kecil. Mikrokapsul formula 5 memiliki

    konsentrasi glutaraldehida lebih tinggidaripada formula 4, sehingga diemeternya

    lebih kecil.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan

    Kesembilan formula mikrokapsul

    yang dibuat menunjukkan stabilitas kurang

    baik dan usia gunanya relatif pendek. Dari 9

    formula tersebut, mikrokapsul formula 6

    dengan komposisi penyalut gom guar 0.19%

    [b/v] dan glutaraldehida 5.00% [v/v] dalam

    larutan kitosan yang dibuat tetap (1.75%

    [b/v]), merupakan mikrokapsul yang paling

    stabil dengan persentase infar yang masih

    tersalut, tetapan laju reaksi, dan usia guna

    berturut-turut 77.67%, 0.0008 (%b/b)-

    2minggu-1,  dan 4.28 minggu atau 30 hari.

    Diameter mikrokapsul formula 3 (1.98−15.60

    µm) lebih besar daripada diameter formula 4

    (1.49−11.70 µm) dan 5 (2.72−9.18 µm) yang

    telah diuji stabilitasnya, dan juga lebih besar

    daripada diameter mikrokapsul yang belum

    diuji stabilitasnya (1.43−12.20 µm). 

    Saran

    Bahan baku yang digunakan maupun

    mirokapsul yang dihasilkan sebaiknya

    disimpan di dalam eksikator selama

    penanganannya karena bersifat higroskopis

    dan sangat berpengaruh terhadap stabilitas

    mikrokapsul yang dibuat. Penambahan silika

    gel dalam botol untuk uji stabilitas juga

    diduga perlu agar kadar airnya lebih stabil

    sehingga zat aktif tidak mudah terurai. Selain

    itu, perlu dilakukan analisis denga mikroskop

    elektron transmisi untuk mengetahui

    ketebalan gel yang dihasilkan.

    20 kV x 20002.72 -9.18 µm 

    20 kV x 2000

    20 kV x 2000

    1.49 -11.7 µm 

    1.98-15.6 µm 

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    20/45

     

    DAFTAR PUSTAKA

    Abreu FR de, Sergio PCF. 2005. Preparationand characterization of carboxymethyl

    chitosan. Polimerous: Ciencia e

    Tecnologia 15:79-83.

    Agoes G. 2001. Studi Stabilitas Sediaan

    Farmasi. Bandung: Fakultas TeknologiFarmasi Program Pasca Sarjana Institut

    Teknologi Bandung.

    [Anonim]. 2005. Spray drying as a

    microfabrication process. Upperton

    Particle Technologies.

    http://wawen\situs\upperton [24 Okt

    2005].

    [AOAC]. Association of Official AnalyticalChemist. 1999. Official Methods of

     Analysis of AOAC International. 5th 

     Revision. Volume 2. Cunnif P (Editor).

    Maryland: AOAC International.

    Atkins PW. 1996. Kimia Fisik . Jilid 2. Ed ke-

    4. Kartohadiprodjo II, penerjemah;.

    Indarto PW, editor; Jakarta: Erlangga.

    Terjemahan dari: Physical Chemistry.

    Berger J et al. 2004. Structure and interactions

    in covalently and ionically crosslinked

    chitosan hydrogels for biomedical

    application. Eur J Pharm Biopharm 57:19-

    34.

    Beneta S. 1996.  Microcapsulation Method

    and Industrial Application. New York:

    Marcel Dekker.

    Cardenas A, Monal WA, Goycoolea FM,

    Ciapara IH, Peniche C. 2003. Diffusion

    through membranes of polyelectrolyte

    complex of chitosan and alginate. Macromol Biosci 3:535-539.

    Chaplin M. 2005. Guar gum. London: South

    Bank University. http://chem.skku.

    ac.kr/~wkpark/tutor/mirror/www.martin.ch

    aplin.btinternet.co.uk/hygua.html [3 Agu

    2003].

    [Eisai]. 2007.  Dialon. Bogor: PT Eisai

    Indonesia.

    Fardiaz D. 1989.  Hidrokoloid . Bogor: Pusat

    Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut

    Pertanian Bogor.

    Huang J, Wang X, Yu X. 2006. Solute

    permeation through the polyurethane-

    NIPAAm hydrogel membranes with

    various cross-linking densities.  J

     Desalination 192:125-131.

    [ICH]. International Conference on

    Harmonization. 2003. Guidance for Industry Q1A (R2) Stability Testing of New

     Drug Substances and Products. Revision

    2. U.S. Department of Health and Human

    Services Food and Drug Administration.

    http://www.fda.gov/cber/guidelines.htm.[12 Apr 2007].

    Jamaludin MA. 1994. Isolasi dan pencirian

    kitosan limbah udang windu (Penaeus

    monodon fabricus) dan afinitasnya

    terhadap ion logam Pb2+, Cr6+, dan Ni2+ [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan

    Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian

    Bogor.

    Khan TA, Kok KP, Hung SC. 2002. Reporting

    degree of deacetylation values of chitosan:the influence of analytical methods.  J

    Pharm Pharmeceut Sci 5:205-212.

    Kshirsagar NA. 2000. Drug delivery system.

     Indian J Pharmacol 32: 54-61.S

    Mubarok M. 2007. Uji disolusi obat anti-peradangan yang tersalut gel kitosan-gom

    guar [Skripsi]. Bogor: Fakultas

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

    Institut Pertanian Bogor.

    Nata F, Sugita  P, Sjachriza A, Arifin B.

    2007b. Diffusion behavior of ketoprofen

    through chitosan-guar gum membranes.

    Perilaku Difusi Ketoprofen Melalui

     Membran Kitosan-Gom Guar . ProsidingSeminar International Conference and

    Workshop on Basic science and Applied

    Science. [6-7 Agustus 2007]. Nuraini D. 1994. Pengaruh jenis hidrokoloid

    terhadap pembentukan gel cincau hitam( Mesona palustris  BL) [tesis]. Bogor:

    Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian

    Bogor.

    Nussinovitch A. 1997.  Hydrocolloid Applications. Israel: Chapman-Hall.

    Rana V, Kumar B, Dinesh G, Ashok KT.

    2005. Sodium citrate cross-linked chitosan

    film: optimalization as substitute for

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    21/45

     

    human/rat/rabbit epidermal sheet. J Pharm

    Pharmaceut Sci 8:10-17.

    Sakinnen M. 2003. Biopharmaceutical

    evaluation of microcrystalline chitosan as

    release-rate-controlling hydrophilicpolymer in granules for gastro-retentive

    drug delivery [disertasi]. Helsinki: Faculty

    of Science, University of Helsinki.

    Stevens MP. 2001. Kimia Polimer . Sopyan I,

    penerjemah. Jakarta: Pradnya Paramita.

    Terjemahan dari: Polymer Chemistry:  An

     Introduction.

    Sugita P, Sjachriza A, Lestari SI. 2006a.

    Sintesis dan optimalisasi gel kitosan-gom

    guar. J Nature 9:32-36.

    Sugita  P, Sjachriza A, Wahyono D. 2006b.

    Sintesis dan optimalisasi gel kitosan-

    alginat. J Sains Teknol Indones 8:133-137.

    Sugita  P, Sjachriza A,  Rachmanita. 2006c.

    Sintesis dan optimalisasi gel kitosan-karboksimetilselulosa. Di dalam: Arifin B,

    Wukirsari T, Gunawan S, Wahyuni WT,

    editor. Sintesis dan Optimalisasi Gel

    Kitosan-Karboksimetil Selulosa. Prosiding

    Seminar Nasional Himpunan Kimia

     Indonesia; Auditorium Rektorat IPB

    Darmaga, 12 Sep 2006. Bogor:Departemen Kimia FMIPA Institut

    Pertanian Bogor. .hlm. 380-386.

    Sugita  P, Sjachriza A, Utomo D.W. 2007a.

    Optimization synthesis chitosan-xanthan

    gum gel for metal adsorption. Sintesis dan

    Optimalisasi Gel Kitosan-Gom Xantan.

    Proceeding of 1st International Conference

    on Chemical Sciences; Yogyakarta, 24-26

    Mei 2007. 

    Sutriyo, Joshita D, Indah R. 2005.

    Perbandingan pelepasan propanolol

    hidroklorida dari matriks kitosan, etil

    selulosa, dan hidroksipropil metil selulosa. Maj Ilmu Kefarmasian 2:145-153.

    Tarbojevich M, Cosani A. 1996. Molecular

    weight determination of chitin and

    chitosan. Di dalam Muzarelli RAA &

    Peter MG (Editor) 1997. Chitin Handbook .

    Grottammare: European Chitin Society 85-

    108.

    Tiyaboonchai W, Ritthidej GC. 2003.

    Development of indomethacin sustained

    release microcapsules using chitosan-carboxymethyl cellulose complex

    coacervation. Songklanakrin J Sci Technol

    25:245-254.

    Varhosaz J, Reza A. 2005. Effect of citic acids

    as cross-lingking agent on insulin loaded

    chitosan microspheres.  Iranian Polym J  14: 647-656.

    Wang T, Turhan M, Gunasekaram S. 2004.

    Selected properties of pH-sensitive,

    biodegradable chitosan-poly(vinyl alcohol)

    hydrogel. Society of Chemical Industry.Polym Int  53:911-918.

    Winarno. FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. 

    Jakarta: Gramedia.

    Yamada T, Onishi H, Machida Y. 2001.  In vitro and  in vivo  evaluation of sustained

    release chitosan-coated ketoprofen

    microparticles. Yakugaku Zasshi  121:239-

    245.

    Yoshizawa H. 2004. Trend in

    microencapsulation research. KONA  20.[terhubung berkala]. http.//www.kona.or.jp

     /search/22_023.pdf [22 Sep 2005].

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    22/45

     

    LAMPIRAN

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    23/45

     

    Lampiran 1 Kadar air dan kadar abu kitosan

    Analisis kadar air

    Penentuan kadar air kitosan dilakukan dengan menggunakan alat mosture analizer .

    Sebanyak ± 1.0000 g kitosan dimasukkan ke dalam cawan aluminium, kemudian cawan beserta

    isinya dimasukkan ke dalam alat mosture analizer  sampai bobot yang terbaca konstan.

    Analisis kadar abu (AOAC 1999)

    Penentuan kadar abu kitosan dilakukan dengan metode gravimetri. Cawan porselen

    dibersihkan dan dimasukkan ke dalam tanur untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran yangmenempel dalam cawan, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sebanyak

    ± 0.5000 g kitosan dimasukkan ke dalam cawan tersebut dan dibakar dalam tanur pengabuandengan suhu 600 oC sampai diperoleh abu berwarna putih. Setelah itu, cawan beserta isinya

    dimasukkan ke dalam desikator dan ditimbang. Kadar abu kitosan dihitung dengan persamaan

    sampelbobot

    abubobotabuKadar   = x 100%

    Kadar air dan abu kitosan

    Ulangan ke- Kadar air (%) Kadar abu (%)

    1 10.71 0.44

    2 10.90 0.53

    3 10.78 0.62Rerata 10.80 0.53

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    24/45

     

    Lampiran 2 Penentuan bobot molekul kitosan (Tarbojevich & Cosani 1996)

    Bobot molekul kitosan ditentukan menggunakan metode viskometer Ostwald. Sebanyak

    kira-kira 0.1000 g kitosan dilarutkan dalam 100 ml asam asetat 0.5 M, kemudian diambil sebanyak

    10 ml dan dimasukkan ke dalam viskometer untuk ditentukan waktu alirnya. Pengukuran juga

    dilakukan untuk beberapa konsentrasi kitosan lainnya.

    Waktu alir larutan kitosan

    Konsentrasi Waktu alir (detik) Rata-rataln(t  / t o -1)

    0.00 65.90 65.80

    65.80

    65.70

    0.02 81.30 81.33 -1.44385

    81.20

    81.50

    0.05 99.40 99.80 -0.66026

    100.3099.70

    0.07 126.10 126.47 -0.08117

    126.70

    126.60

    0.09 129.40 129.17 -0.03763

    129.10

    129.00

    Kemudian dibuat kurva hubungan antara η sp /c dengan c sehingga diperoleh persamaan:

    lnη sp /c =ln [η ] + k’ [η ]2 c

     y a b x

    Kurva Penentuan Bobot Molekul

    y = 22,87x - 1,8502

    R2 = 0,9551

    -2

    -1,5

    -1

    -0,5

    0

    0,5

    0,02 0,04 0,06 0,08 0,1

    Konsentrasi (%)

       l  n   (

                t   /            t  o  -   1   )

     Hubungan konsentrasi larutan kitosan (%) dengan ln(t  / t o -1)

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    25/45

     

    Lanjutan Lampiran 2

    Bobot molekul kitosan dihitung dengan menggunakan persamaan Mark-Houwink:

    Viskositas relatif η r   = η  / η o ≅ t/t o 

    Viskositas spesifik η sp =η r -1

    Viskositas intrinsik [η ] = (η sp / c)c=0η   = KM 

    α  

    dengan K = 3.5 x 10-4 ml/g

    α  = 0.76t   = waktu alir zat

    t 0 = waktu alir pelarut

    η   = viskositas zat

    η 0 = viskositas pelarut M   = bobot molekul zat

    Dengan menggunakan mode regresi linear diperoleh persamaan

    Inη sp /c  = In [η ]+k ’[η ]

    2

    c sama dengan y = -1.8502 + 22.8699 x Jadi [η ] = 0.1572

    untuk rumus [η ] = KM α, maka 0.1572 = 3.5 × 10-4 × M0.76

    sehingga diperoleh M  = 3090.45 g/mol

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    26/45

     

    Lampiran 3 Penentuan derajat deasetilasi ( Domzsy & Robert dalam Khan et al. 2002)

    Derajat deasetilasi kitosan dianalisis menggunakan FTIR. Kitin dan kitosan yang diperoleh

    dibuat pelet dengan KBr 1%, kemudian dilakukan penyusuran pada daerah frekuensi antara 4000

    dan 400 cm-1. Derajat deasetilasi ditentukan dengan metode garis dasar.

    Puncak tertinggi dicatat dan diukur dari garis dasar yang dipilih. Nilai absorbans dapatdihitung dengan menggunakan rumus

    log= A   dengan P0 = % transmitans pada garis dasar

    P  = % transmitans pada puncak minimum

    Kitin yang terdeasetilasi sempurna (100%) memiliki nilai A1655 = 1.33. Dengan membandingkan

    absorbans pada bilangan gelombang 1655 cm-1

      (serapan pita amida I) dengan absorbans pada

    bilangan gelombang 3450 cm-1  (serapan gugus hidroksil), % derajat deasetilasi dapat dihitung

    dengan persamaan

    100%1.33

    11%DD

    3450

    1655××−=

     A

     A 

    Spektrum FTIR dan derajat deasetilasi kitin dan kitosan

    Spektrum FTIR kitosanDerajat deasetilasi kitosan dicari dengan rumus:

     A = logP

    Po 

    dimana: Po  = % transmitansi pada garis dasar

    P  = % transmitansi pada puncak minimum A  = absorbans

    % DD = 1 – 100%1,33

    1

    3450

    1655 ××

     A

     A  

    dengan:  A1655 = absorbans pada bilangan gelombang 1655 cm-1 (serapan pita amida)

     A3450 = absorbans pada bilangan gelombang 3450 cm-1

    (serapan gugus hidroksil)

     A1655 = log6.2

    0.11 = 0.6264

     A3450 = log4.0

    1.15 = 1.5769

    % DD =

    − )

    33,1

    1

    5769.1

    6264.0(1  x  x 100 % = 70.13%

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    27/45

     

    Lampiran 4 Preparasi bahan-bahan yang digunakan

    a.  Larutan kitosan 1.75% (b/v)Kitosan setelah terkoreksi kadar air ditimbang sebanyak 4.9047 g, dilarutkan dalam 250 ml

    larutan asam asetat 1% (v/v)

    b.  Larutan asam asetat 1% (v/v)Larutan asam asetat 98% dipipet sebanyak 10.20 ml ke dalam labu ukur 1000 ml, diencerkan,

    dan ditera dengan air suling.

    c.  Larutan gom guar 0.05% (b/v)Gom guar ditimbang sebanyak 0.05 g pada gelas arloji. Sedikit demi sedikit gom guar

    dilarutkan ke dalam gelas piala 250 ml yang berisi 100 ml air suling dengan diaduk secarakonstan menggunakan pengaduk magnet

    d.  Larutan glutaraldehida 4% (v/v)Glutaraldehida 25% dipipet sebanyak 16 ml ke dalam labu ukur 100 ml, diencerkan, dan

    ditera dengan air suling.

    e.  Larutan Tween-80 2% (v/v)Tween-80 dipipet sebanyak 2 ml ke dalam gelas piala 100 ml, ditambah 30 ml air suling,

    diaduk, lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Larutan diencerkan dan ditera dengan air

    suling.

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    28/45

     

    Lampiran 5 Diagram alir penelitian

    Pembuatan campuran kitosan-gom guar (1.75%

    kitosan, gom guar 0.05; 0.19; 0.33%,

    glutaraldehida 4; 4.5; 5%(dilakukan 2× ulangan)

    Produk mikrokapsul

    Indometasin farnesil

    Pembuatan mikrokapsul

    (metode pengeringan semprot)

    5 ml Tween 80

    2%

    Pengukuran konsentrasiindometasin farnesil 1 minggu

    sekali (Spektrofotometri UV pada

    320.4 nm)

    Ekstraksi dengan etanol

    Analisis morfologi mikrokapsul

    3, 4, dan 5

    Uji Stabilitas

    (T =40±2 °C & RH = 75±5%)

    3 bulan

    Ekstraksi indometasin farnesil minggu ke-0

    dengan etanol 96% dan diukur serapannya

    dengan spektrofotometer UV pada 320.4 nm

    Pencirian mikrokapsul (SEM)terhadap formula 1

    Penentuan kadar air

    1 minggu sekali

    Pencirian mikrokapsul (SEM)

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    29/45

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    30/45

     

    Lanjutan Lampiran 6

    Absorbans ekstrak obat Dialon pada λ 290.6 dan 320.2 nm 

    Sampel Ekstrak Obat

    Dialon

    Serapan

    λλλλ 290.6 nm

    Serapan

    λλλλ 320.2 nm

    10.8 ppm 0.159 0.125

    Perhitungan konsentrasi infar dan vitamin E dalam ekstrak obat

    Serapan sampel pada λ 320.2 nm = ε Infar 320.2 nm×[Infar] + εvit E 320.2 nm × [Vit. E]

    Serapan sampel pada λ 290.6 nm = ε Infar 290.6 nm×[Infar] + εvit E 290.6 nm× [Vit. E] –

    28.0591× 0.125 = 1.179.10-2

     × [Infar] + 3.148.10-4

     × [Vit.E]

    0.159 = 1.414.10-2 × [Infar] + 8.833.10-3 × [Vit.E] –

    3.5074 = 0.33082 × [Infar] + 8.833.10-3

     × [Vit.E]0.1590 = 1.414.10-2 × [Infar] + 8.833.10-3 × [Vit.E] –

    [Infar] = 10.57 ppm

    [Vit.E] = 1.07 ppm

    Diketahui:

    Bobot ekstrak obat yang ditimbang = 0.0108 g

    Volume larutan ekstrak total = 100 ml

    Faktor pengenceran = 10×

    Bobot Infar = 10.57 mg/l × ml10010mg1000

    g1

    ml1000

    l1 ××× = 0.0106 g

    Kemurnian Infar hasil ekstrak Obat = 100%obatekstrak bobot

    Infarbobot×  

    = %1000108.0

    0106.0×

    g

    = 98.15 %

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    31/45

     

    Lampiran 7 Spektrum infar 99.2% dari PT Eisai Indonesia (a), vitamin E (α-tokoferol) (b), dan

    infar hasil ekstraksi obat Dialon dengan spektrofotometer UV

    λ maks Absorbans λ maks Absorbans λ maks Absorbans

    315,0 0,20044 290,0 0,04370 312,0 0,16028

    316,0 0,20178 290,1 0,04370 313,0 0,16309317,0 0,20264 290,2 0,04370 314,0 0,16553

    318,0 0,20337 290,3 0,04395 315,0 0,16748

    319,0 0,20313 290,4 0,04395 316,0 0,16919

    320,0 0,20264 290,5 0,04395 317,0 0,17102

    320,1 0,20264 290,6 0,04407 318,0 0,17102

    320,2 0,20276 290,7 0,04407 319,0 0,17163

    320,3 0,20276 290,8 0,04395 320,0 0,17139

    320,4 0,20264 290,9 0,04370 320,2 0,17188

    320,5 0,20251 291,0 0,04358 320,4 0,17200

    320,6 0,20239 292,0 0,04297 320,6 0,17200

    320,7 0,20215 293,0 0,04199 320,8 0,17188320,8 0,20203 294,0 0,04102 321,0 0,17151

    320,9 0,20203 295,0 0,03943 322,0 0,16980

    321,0 0,20173 323,0 0,16870

    322,0 0,20093 324,0 0,16736

    323,0 0,19836 325,0 0,16663

    324,0 0,19666 326,0 0,16345

    325,0 0,19458

    (a)

    (b)

    (c)

    320.2 nm

    290.6 nm

    320.4 nm

    AA

    A

    λ λ λ  λ 

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    32/45

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    33/45

     

    Lampiran 9 Deret standar infar untuk penentuan konsentrasi infar dalam ekstrak etanol

    mikrokapsul

    Absorbans standar infar pada λ  320.4 nmStd Infar (ppm) Absorbans

    0 0

    1.06 0.013

    2.12 0.025

    4.24 0.052

    6.36 0.076

    8.48 0.101

    10.6 0.128

    Kurva Std Infar Dalam Etanol

    y  = 0,012x  + 5E-05

    R 2  = 0,9998

    0

    0,02

    0,04

    0,06

    0,08

    0,1

    0,12

    0,14

    0 2 4 6 8 10 12

    Std Infar (ppm)

       A  s  o  r   b  a  n  s

     

  • 8/17/2019 Isdarulyanti. Debby G2008

    34/45

       L  a  m  p   i  r  a  n   1

       0   K  o  n  s  e  n   t  r  a  s   i   i  n   f  a  r   (   %   b   /   b   )   h  a  s   i   l  u   j   i

      s   t  a   b   i   l   i   t  a  s   d   i  p  e  r  c  e  p  a   t   (   3   b  u   l  a  n   )  p  a   d  a   T

      =   (   4   0   ±   2   )            °   C   d  a  n   R   H   (   7   5   ±   5   )   %

       F  o  r  m  u   l  a

       M   i  n  g  g  u

       K   i   t  o  s  a  n

       (   %   b   /  v   )

       G   G

       (   %   b   /  v   )

       G   l  u   t  a  r  a   l

       (   %  v   /  v   )

       U   l  a  n  g  a  n

       0

       1

       2

       3

       4

       5

       6

       7

       8

       9

       1   0

       1   1

       1   2

     

       4 .   0

       0

       1

       7

     .   8   9

       9 .   6

       5

       1   0 .   2

       7

       7 .   5   7

       6 .   3

       5

       6 .   5

       1

       6 .   4

       8

       6 .   0

       3

       6 .   8

       5

       5 .   3

       9

       6 .   0

       7

       5 .   7

       0

       5 .   0

       1

     

       2   *

       8

     .   8   5

       8 .   8

       1

       9 .   8

       8

       7 .   5   0

       9 .   1

       7

       7 .   5

       3

       6 .   7

       2

       7 .   1

       0

       6 .   0

       6

       7 .   5

       5

       6 .   4

       2

       6 .   3

       9

       6 .   1

       2

     

      r  e  r  a   t  a

       8

     .   3   7

       9 .   2

       3

       1   0 .   0

       7

       7 .   5   4

       7 .   7

       6

       7 .   0

       2

       6 .   6

       0

       6 .   5

       7

       6 .   4

       6

       6 .   4

       7

       6 .   2

       5

       6 .   0

       4

       5 .   5

       6

     

       4 .   5

       0

       1

       7

     .   8   9

       8 .   3

       9

       6 .   5

       5

       1   2 .   7   7

       9 .   8

       1

       8 .   3

       1

       6 .   7

       1

       5 .   8

       5

       7 .   8

       0

       6 .   1

       1

       5 .   0

       2

       6 .   0

       5

       5 .   7

       5

        1 .   7

       5

       0 .   0

       5

     

       2   *

       9

     .   7   2

       9 .   6

       2

       7 .   6

       1

       1   3 .   0   0

       9 .   4

       2

       9 .   4

       8

       8 .   7

       2

       7 .   3

       3

       8 .   1

       3

       7 .   5

       3

       7 .   5

       5

       7 .   1

       8

       7 .   2

       1

     

      r  e  r  a   t  a

       8

     .   8   0

       9 .   0

       1

       7 .   0

       8

       1   2 .   8   9

       9 .   6

       1

       8 .   9

       0

       7 .   7

       2

       6 .   5

       9

       7 .   9

       7

       6 .   8

       2

       6 .   2

       9

       6 .   6

       2

       6 .   4

       8

     

       5 .   0

       0

       1   *

       8

     .   1   4

       7 .   4

       9

       6 .   9

       3

       1   0 .   0   9

       6 .   4

       9

       8 .   4

       7

       5 .   9

       9

       6 .   6

       8

       6 .   1

       0

       7 .   5

       2

       6 .   7

       2

       5 .   2

       7

       5 .   3

       2

     

       2

       6

     .   0   7

       5 .   8

       9

       6 .   7

       0

       7 .   0   7

       6 .   2

       0

       5 .   0

       3

       4 .   3

       5

       5 .   1

       6

       4 .   2

       3

       5 .   3

       6

       4 .   3

       9

       5 .   2

       2

       4 .   6

       3

     

      r  e  r  a   t  a

       7

     .   1   0

       6 .   6

       9

       6 .   8

       1

       8 .   5   8

       6 .   3

       4

       6 .   7

       5

       5 .   1

       7

       5 .   9

       2

       5 .   1

       7

       6 .   4

       4

       5 .   5

       5

       5 .   2

       4

       4 .   9

       8

     

       4 .   0

       0

       1   *

       6

     .   4   3

       6 .   7

       7

       5 .   5

       2

       9 .   1   8

       5 .   6

       6

       5 .   3

       9

       4 .   9

       5

       4 .   7

       0

       4 .   2

       5

       3 .   5

       4

       3 .   1

       8

       3 .   0

       9

       4 .   2

       7

     

       2

       7

     .   8   7

       9 .   3

       6

       8 .   0

       9

       7 .   7   3

       9 .   6

       0

       6 .   1

       6

       6 .   2

       3

       6 .   8

       9

       6 .   4

       2

       6 .   4

       4

       6 .   0

       8

       5 .   6

       0

       6 .   1

       1

     

      r  e  r  a   t  a

       7

     .   1   5

       8 .   0

       6

       6 .   8

       0

       8 .   4   5

       7 .   6

       3

       5 .   7

       8

       5 .   5

       9

       5 .   7

       9

       5 .   3

       3

       4 .   9

       9

       4 .   6

       3

       4 .   3

       4

       5 .   1

       9

     

       4 .   5

       0

       1

       6

     .   0   9

       6 .   7

       6

       6 .   5

       7

       6 .   7   4

       6 .   7

       0

       5 .   9

       9

       4 .   3

       4

       5 .   6

       1

       5 .   3

       3

       5 .   7

       4

       4 .   2

       6

       4 .   2

       3

       4 .   6

       5

       1 .   7

       5

       0 .   1

       9

     

       2   *

       4

     .   9   6

       5 .   7

       2

       7 .   0

       5

       5 .   2   9

       6 .   7

       5

       4 .   2

       7

       3 .   6

       9

       4 .   9

       0

       5 .   3

       4

       4 .   2

       7

       6 .   0

       7

       4 .   6

       2

       3 .   9

       1

     

      r  e  r  a   t  a

       5

     .   5   3

       6 .   2

       4

       6 .   8

       1

       6 .   0   2

       6 .   7

       2

       5 .   1

       3

       4 .   0

       2

       5 .   2

       6

       5 .   3

       3

       5 .   0

       0

       5 .   1

       6

       4 .   4

       2

       4 .   2

       8

     

       5 .   0

       0

       1   *

       5

     .   7   3

       6 .   8

       0

       7 .   8

       9

       8 .   9   5

       5 .   4

       1

       7 .   7

       6

       4 .   6

       4

       3 .   9

       5

       6 .   0

       7

       5 .   7

       1

       4 .   6

       2

       6 .   1

       2

       5 .   3

       7

     

       2

       5

     .   7   1

       5 .   4

       1

       7 .   1

       7

       8 .   8   3

       5 .   8

       1

       5 .   4

       4

       4 .   3

       1

       4 .   8

       7

       4 .   8

       8

       4 .   6

       3

       4 .   6

       2

       4 .   6

       2

       5 .   3

       4

     

      r  e  r  a   t  a

       5

     .   7   2

       6 .   1

       0

       7 .   5

       3

       8 .   8   9

       5 .   6

       1

       6 .   6

       0

       4 .   4

       7

       4 .   4

       1

       5 .   4

       8

       5 .   1

       7

       4 .   6

       2

       5 .   3

       7

       5 .   3

       5

     

       4 .   0

       0

       1   *

       8

     .   6   7

       6 .   6

       8

       6 .   8

       0

       8 .   4   3

       6 .   1

       2

       7 .   0

       9

       6 .   7

       9

       5 .   9

       3

       5 .   7

       5

       6 .   4

       7

       6 .   4

       4

       5 .   3

       5

       5 .   6

       5

     

       2

       5

     .   7   4

       3 .   5

       8

       4 .   8

       0

       7 .   3   7

       3 .   8

       6

       4 .   6

       0

       5 .   6

       1

       3 .   2

       5

       3 .   5

       4

       3 .   1

       7

       3 .   1

       7

       3 .   8

       4

       3 .   4

       6

     

      r  e  r  a   t  a

       7

     .   2   0

       5 .   1

       3

       5 .   8

       0

       7 .   9   0

       4 .   9

       8

       5 .   8

       4

       6 .   2

       0

       4 .   5

       9

       4 .   6

       5

       4 .   8

       2

       4 .   8

       1

       4 .   6

       0

       4 .   5

       5

     

       4 .   5

       0

       1

       4

     .   6   0

       5 .   9

       1

       6 .   8

       9

       5 .   9   3

       5 .   2

       5

       6 .   1

       1

       4 .   4

       1

       4 .   1

       4

       4 .   8

       0

       4 .   2

       7

       4 .   1

       6

       4 .   2

       8

       3 .   8

       8

       1 .   7

       5

       0 .   3

       3

     

       2   *

       5

     .   3   1

       6 .   9

       5

       7 .   2

       0

       6 .   3   8

       5 .   5

       7

       4 .   3

       5

       4 .   2

       2

       4 .   4

       4

       4 .   0

       0

       3 .   9

       1

       4 .   6

       4

       3 .   8

       7

       3 .   8

       3

     

      r  e  r  a   t  a

       4

     .   9   6

       6 .   4

       3

       7 .   0

       4

       6 .   1   6

       5 .   4

       1

       5 .   2

       3

       4 .   3

       2

       4 .   2

       9

       4 .   4

       0

       4 .   0

       8

       4 .   4

       0

       4 .   0

       7

       3 .   8

       5

     

       5 .   0

       0

       1   *

       7

     .   9   3

       5 .   1

       1

       8 .   1

       3

       6 .   6   4

       5 .   3

       0

       4 .   7

       0

       4 .   5

       9