IRITABILITA PUTRI MALU

Embed Size (px)

Citation preview

IRITABILITA PUTRI MALU (Mimosa pudika)I. JUDUL Iritabilita Putri Malu (Mimosa pudika) Akibat Stimulus Sentuhan II. TUJUAN Mahasiswa mampu melakukan pemecahan masalah biologi melalui prosedur ilmiah III. LATAR BELAKANG MASALAH Biologi memiliki cirri keilmuan yang khas. Didalamnya terkandung produk dan proses keilmuan. Produk keilmuan biologi berujud kumpulan fakta dan konsep sebagai hasil proses keilmuan biologi. Sedangkan proses keilmuannya berujut penginderaan (sensing) dan penalaran (thinking) yang menjadi kebutuhan pertama dalam sains. Penginderaan merupakan kegiatan manusia menggunakan dan memaksimalkan panca indra untuk manangkap informasi berupa gejalagejala yang terkandung (bukti empirik) dalam obyek biologi. Umumnya penginderaan secara scientific dilakukan secara yidak langsung dengan menggunakan alat bantu pengukuran dan instrumen organik maupun anorganik. Misalnya dengan sentuhan dan seluruh panca indra, melalui lensa pada mikroskup, lup, gerakan jarum pada berbagai alat pengukuran dan lain-lain. Sensing terhadap obyek akan menemukan sejumlah fenomena yang atraktif untuk dikaji. Sedangkan penalaran melibatkan nalar, kemampuan otak, dan pikiran untuk menerjemahkan informasi yang berupa gejala-gejala tersebut. Analisis fikir (thinking) atas berbagai fakta dan fenomena tersebut diharapkan dapat memunculkan persoalan biologi yang nantinya akan dicari solusi terbaik pemecahan masalahnya. Kedua unsur tersebut tidak dapat dipisahkan dalam tubuh biologi. Kebenaran konsep biologi bersifat logis dan obyektif. Artinya konsep tersebut benar-benar diakui apabila dapat diterima akal sehat (logis) dan didasari bukti-bukti nyata (obyektif). Dalam tubuh biologi produk dan proses tidak dapat dipisahkan, keduanya akan saling mempengaruhi dan bersifat siklik. Biologi sebagai ilmu mempunyai obyek kajian yang nyata (real) dan benar-benar ada. Oleh sebab itu konsep-konsep biologi selalu diupayakan mempunyai bukti-bukti empirik yang merupakan hasil penginderaan (sensing) gejala-gejala yang terkandung dalam obyek. Dengan kata lain biologi tidak semata-mata dikenali sebagai bangunan keilmuan (body of knowledge) yang terdiri dari kumpulan fakta dan konep saja, tetapi

juga sebagai proses keilmuan yang tidak akan pernah berhenti (science as inquiry). Oleh karena itu, dalam rangka memperoleh kebenaran dan menyingkap misteri alam melalui prosedur ilmiah tidak cukup dengan pengamatan secara langsung. Karena gejala alam perlu disimplifikasi, dimanipulasi, dan dipelajari. Para ilmuan melakukan prosedur ilmiah (serangkaian proses sains) untuk membuktikan kebenaran tersebut. Proses sains merupakan langkah logis yang dilakukan ilmuan, meliputi observasi, identifikasi masalah, perumusan hipotesis, melakukan eksperimen, pengolahan data, pengujian kebenaran, serta menarik kesimpulan. Langkah proses sains juga meliputi analisis dan sintesis fenomena-fenomena yang diperoleh dalam penelitian, serta mengkomunikasikan hasil penelitian. IV. TINJAUAN PUSTAKA Mahluk hidup mampu melakukan tanggapan ataupun merespon terhadap berbagai stimulus, baik berasal dari lingkungan luar maupun dari dalam tubuh sendiri. Kepekaan mahluk hidup untuk memberikan suatu tanggapan atau rspon terhadap rangsangan (stimulus) yang diterima disebut iritabilita. Gerak (iritabilita) sebagai tanggapan terhadap rangsang pada tumbuhan, tidak selalu berpindah tempat. Gerakan pada tumbuhan dapat diklasifikasikan menjadi : a. Gerak higroskopis. Disebabkan karena perubahan kadar air, misalnya gerak membukanya kotak spora pada tumbuhan lumut dan paku, dan gerak pecahnya buah pada tanaman polong. b. Gerak endonom atau autonom. Disebabkan oleh rangsangan dari dalam atau gerak dengan sendirinya. Misalnya gerak rotasi dan sirkulasi protoplasma. c. Gerak eksionom atau etionom. Gerak yang disebabkan karena rangsangan dari luar. Gerak ini dapat dibedakan menjadi : Tropisme Merupakan gerak sebagian tubuh tumbuhan yang mendekati atau menjauhi datangnya rangsang.

o Fototropi : rangsangannya berupa cahaya o Geotropi : rangsangannya berupa tanah (grafitasi) o Tigmotropi : rangsangan singgungan o Termotropi : rangsangannya berupa suhu (temperatur) o Reotropi : rangsangannya aliran air Taksis Merupakan gerak berpindah tempat bagian tumbuhan atau seluruh tubuh tumbuhan untuk mendekati atau menjauhi rangsang. o Kemotaksis : rangsangnya senyawa kimia (gerak spermatozoid pada arkegonium lumut) o Fototaksis : rangsangannya berupa cahaya (gerak euglena mendekati cahaya) Nasti Gerak tumbuhan dimana arah gerak tidak dipengaruhi arah datangnya rangsang. o Seismonasti : gerak karena sentuhan pada daun Minosa sp o Niktinasti : gerak tidur pada daun lamtoro o Termonasti : gerak mekarnya bunga tulip pada musim tertentu karena perubahan suhu udara o Fotonasti : mekarnya bunga pukul empat o I. METODOLOGI

a. Alat dan bahan Alat : o Alat tulis menulis o Stopwatch (pengukur waktu) o Alat perlakuan (stimulus) Benda runcing (jarum atau ujung pena) b. Bahan : o Tanaman Mimosa pudika (putri malu) tua dan muda (ujung, bagian tengah, dan pangkal daun, tangkai tengah dan pangkal, serta batang tanaman). c. Cara kerja : Memilih dan menentukan obyek Memberi stimulus (rangsangan) berupa sentuhan pada Bagian ujung daun Bagian tengah daun Bagian pangkal daun Tangkai daun bagian tengah Tangkai daun bagian pangkal Batang tanaman

Mengamati kecepatan mengatup dan membukanya Mimosa pudika Mengukur waktu setiap perlakuan Memasukkan data ke tabel pengamatan

Menganalisa data dengan diskusi dan studi referensi Menarik kesimpulan II. DATA HASIL PENGAMATAN Setelah melakukan pengamatan dan percobaan diperoleh data sebagai berikut Putri malu daun tua Lokasi SMP N15 Muaro Jambi Obyek Putri malu daun tua Bag. yang Alat disentuh perlakuan Ujung daun Ujung pena yang Tengah daun runcing Pangkal daun Tengah batang Pangkal batang Batang seluruhnya Persoalan Reaksi Waktu

Peka terhadap stimulus berupa sentuhan

Dua daun 3mnt42dtk diujung menguncup 7mnt17dtk

Bagian atas 5mnt17dtk menguncup 2mnt17dtk Waktu yang Dua daun di butuhkan diujung dan 3mnt25dtk untuk pangkal menguncup 5mnt16dtk kembali

seperti semula

Semua menguncup Semua menguncup Tidak menguncup semua, hanya satu atau dua daun saja

Putri malu daun muda Lokasi SMP N15 Muaro Jambi Obyek Putri malu daun muda Bag. Yang Alat disentuh perlakuan Ujung daun Ujung pena yang runcing Tengah Persoalan Reaksi yg Waktu terjadi Menutup 8mnt bagian ujungnya 10mnt

Kurang peka terhadap

daun Pangkal daun Tengah batang Pangkal batang Batang seluruhnya

stimulus berupa sentuhan

Bag. Tengah 4mnt sampai ujung 6mnt5dtk menguncup 3mnt Waktu Pangkal batang yang di sampai tegak butuhkan ujung (7mnt) untuk menguncup kembali 12mnt Tangkai seperti sampai semula ujung daun seperti patah Tangkai terkulai, daun menutup semua Tidak menguncup semua, hanya sebagian daun yang menguncup

III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Putri malu adalah tumbuhan asli Amerika yang telah tersebar ke seluruh penjuru dunia. Bunganya cerah dan warnanya merah muda. Termasuk anggota suku polong-polongan, berbunga sejak bulan Juni sampai Agustus. Tumbuhan ini bereaksi terhadap sentuhan dan keadaan gelap dengan menguncupkan daunnya, menunduk dan terkulai. Mekanisme mengatupnya daun putri malu (Mimosa pudika) sebagai suatu contoh bahwa tumbuhan mampu menanggapi adanya suatu rangsang (stimulus) dapat dijelaskan melalui konsep turgor, yaitu terjadinya perubahan tegangan dinding sel karena akumulasi air. Tanaman yang berasal dari padang rumput Amerika Selatan ini memperlihatkan dua macam gerak nasti. Salah satunya disebut haptonasti, merupakan reaksi terhadap sentuhan. Yang satunya disebut fotonasti, reaksi terhadap cahaya. Kedua reaksi itu terjadi pembengkakan yang disebut bantal daun, pada pangkal tangkai dan pada titik lekat daun-daun kecilnya. Pada sentuhan paling ringanpun, pembengkakan itu mengosongkan air simpanannya sehingga daun atau tangkai terkulai. Reaksi terhadap sentuhan Ketika putri malu terganggu, sel-sel motor yang berisi cairan di bantal daun membocorkan air kedalam ruang antar sel. Hilangnya tekanan air menyebabkan daun kecil menguncup dan terkulai layu. Semua ini hanya terjadi beberapa detik saja. Namun, pulihnya tumbuhan itu ke keadaan aslinya dapat memakan waktu lama. Tumbuhan putri malu begitu peka sehingga pernah dianggap mempunyai susunan syaraf mirip binatang. IV. KESIMPULAN a. Putri malu peka terhadap stimulus berupa sentuhan b. Setiap bagian tanamannya memiliki kesetimbangan air yang berbeda, sehingga waktu yang dibutuhkan tiap bagian untuk kembali seperti semula berbeda-beda. c. Putri malu daun tua lebih peka terhadap stimulus sentuhan daripada daun yang masih muda V. DAFTAR PUSTAKA Hw, Paidi. 2005. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Yogyakarta : FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

Suryadarma dkk. 1997. Diktat Kuliah Biologi Umum. Yogyakarta : FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Trubus.2002. Dunia Tumbuhan. Jakarta : Tirta Pustaka. Nasti complek : membuka dan menutupnya stomata