60
IRIGASI SESI-6 Sri Eko Wahyuni, salamun.

Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

45513

Citation preview

Page 1: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

IRIGASI SESI-6Sri Eko Wahyuni, salamun.

Page 2: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENDIDIKAN

No Tujuan Khusus Pembelajaran

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Estimasi Waktu

Referensi

6. Mahasiswa dapat menjelaskan dan menganalisis tentang bangunan pada jaringan irigasi/ bangunan pengukur debit : alat ukur debit.

Macam-macam alat ukur debit.

Alat ukur ambang lebar, alat ukur Romijn, alat ukur Cipoletti, alat ukur Crump de Gruiter, Pipa sadap sederhana, alat ukur Thompson, alat ukur Rechbock, alat ukur Orifice constant head, alat ukur Parschal.Contoh soal.

2 x 50’ Buku 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.

Page 3: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

BANGUNAN PENGUKUR DEBIT

Agar pengelolaan air irigasi efektif, maka debit harus diukur pada hulu saluran primer, pada cabang saluran dan pada bangunan sadap tersier.

Bangunan pengukur debit yang dianjurkan :1.Alat ukur ambang lebar (Broad Crest Weir).2.Alat ukur Romijn.3.Alat ukur Crump de Gruiter.

Page 4: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

ALAT UKUR DEBIT

Rekomendasi pemilihan alat ukur debit sbb.:

1. Ketelitian pengukuran cukup baik.2. Rumus debit sederhana dan teliti.

3. Bangunan kokoh, sederhana dan ekonomis.4. Kecocokan bangunan untuk keperluan pengukuran debit.

5. Mudah dioperasikan oleh petugas dengan pendidikan rendah.

6. Dalam satu sistem irigasi diusahakan dipakai 1 tipe alat ukur, maximum digunakan 2 tipe.

7. Biaya pemeliharaan tidak tinggi.

Page 5: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

Aliran moduler : aliranmelalui bang.pengontrol(bendung, ambang) dimana aliran dihulutidal dipengaruhi alirandihilir, aliran sempurna.

Note :

Page 6: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

6

1. Alat Ukur Ambang Lebar (Broad Crest Weir).

Alat ukur ditempat kan setelah pintu pengambilan, sekitar (20 – 30) m sebelum bangunan bagi, bangunan sadap atau bangunan bagi dan sadap yang pertama.

Bangunan kokoh & mudah dibuat.

Pengaliran pada alat ukur ini adalah merupakan pengaliran sempurna pada ambang lebar.

Ambang depan mempunyai jari-jari tertentu sedangkan bagian hilir mempunyai dinding tegak.

Page 7: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

DATA-DATAMerupakan tata letak alat ukur ambang lebar paling ekonomis jika bangunan dibuat dari beton.Kehilangan tinggienergi harus dibuat sekecil mungkin.

Peralihan pelebaranmiring 1 : 6

Page 8: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

Bagian hilir vertikal

Pada tipe alat ukur yang dipakai disaluran primer dekat pengambilan, kehilangan tinggi energi harus sekecil mungkin agar mercu bendung dapat dibuat lebih rendah.

Ternyata alat ukur ambang

lebar sangat efektif.

Page 9: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

9

3/2

1h

cb 2/3g2/3

vCQ

dC

Persamaan Debit untuk alat ukur ambang lebar dengan bagian pengontrol segi empat :

5,02

cy

cm

cy

dC

1H2g

cbQ

Cd = koefisien debit = 0,93+0,10 H1/L untuk : 0,1< H1/L <1,0H1 = tinggi energi di hulu ; L = panjang mercu.Cv = koefisien kecepatan datang dari Gambar 2.3 di bawah.bc = lebar mercu pada bagian pengontrol.h1 = kedalaman air hulu terhadap ambang bangunan ukur.

yc = kedalaman air pada bagian pengontrolm = kemiringan samping pada bagian pengontrol, (1: m).

Persamaan Debit untuk alat ukur ambang lebar dengan bagian pengontrol trapesium :

Perhitungan Hidrolis :

Page 10: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

;1

* xhc

bA 221111

ymybA

bc = lebar mercu pada bagian pengontrol, m.

1

*

A

Ad

C bisa dihitung Cv dapat dicari dari Gambar di atas.

Mencari kecepatan datang Cv.

Page 11: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

L = panjang mercu, m.yc = kedalaman air pada bagian pengontrol.H1 = tinggi energi di hulu.h1 = kedalaman air hulu terhadap ambang bangunan ukur.

Page 12: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

Besaran debit diklasifikasi dengan Besaran debit diklasifikasi dengan perbandingan :perbandingan :

12

minQ

Qmaks

Untuk alat ukur ambang lebar dengan bagian pengontrol segi empat Ɣ = 35.

Untuk alat ukur ambang lebar dengan bagian pengontrol trapesium Ɣ = 55 untuk alat ukur besar, sedangkan alat ukur kecil Ɣ = 210.

Pada saluran irigasi nilai banding jarang melebihi harga 35 . minQ

Qmaks

Page 13: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit
Page 14: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

2. Alat Ukur Romijn

Merupakan alat ukur ambang lebar yang bisa digerakkan untuk mengatur & mengukur debit.

Banyak dipakai di Indonesia, dipasang pada bangunan bagi, bangunan sadap maupun bangunan bagi & sadap.

Gunanya : untuk membagi air saluran induk ke saluran sekunder atau membagi air dari

sal. sekunder ke sal. sekunder lainnya / menyadap air & mengalirkannya ke sal. tersier.

Kedalaman air maksimum di atas ambang h = 0,35 m.Alat ukur ini dapat mengukur dengan baik bila

kedalaman air di atas ambang minimum 0,05 m.

Page 15: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

15

Bentuk Hidrolis : Pengaliran melalui alat ukur ini adalah pengaliran sempurna lewat ambang lebar sudah ada teori hidrolika untuk merencanakan bangunan tersebut !!.Alat ukur ini terdiri dari : 1.Dua plat baja (atas & bawah) ditempatkan dalam sponning. Kedua plat ini sebagai batasan gerakan ke atas & ke bawah.2.Plat ambang yang dapat digerakkan ke atas dan ke bawah dan dihubungkan dengan stang pengangkat.3.Plat bawah sebagai disebutkan pada (1) diikatkan ke dasar dalam kedudukan di mana sisi atasnya merupakan batas paling rendah dari gerakan ambang.4.Plat bawah sebagai disebutkan pada (1) dihubungkan dengan plat bawah di dalam sponning dan bertindak sebagai batas atas dari gerakan ambang.

Dimensi tergantung pada perhitungan hidrolis dan untuk tebal tembok sayap minimum 0,30 m.

Stabilitas pintu diperhitungkan terhadap tekanan hidrostatis dan tekanan lumpur.

Page 16: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

BANGUNAN SADAP SEKUNDER : MEMBERI AIR DARI SAL. PRIMER KE SEKUNDER TERLETAK DI SAL. PRIMER, MELAYANI LEBIH DARI SATU PETAK TERSIER.

ADA 3 JENIS BANGUNAN SADAP SEKUNDER :

a.ALAT UKUR ROMIJN UNTUK KEHILANGAN TINGGI ENERGI KECIL, DIPAKAI SAMPAI DEBIT 2 M3/DET PAKAI 2–3 P.ROMIJN.

b. ALAT UKUR CRUMP DE GRUITER UNTUK KEHILANGAN TINGGI lebih besar dari P.ROMIJN DAPAT DIRENCANA DENGAN PINTU TUNGGAL/BANYAK, DEBIT SAMPAI 0.9 m3/det/pintu.c. PINTU SORONG DENGAN ALAT UKUR AMBANG LEBAR

UNTUK DEBIT YANG LEBIH BESAR.

Page 17: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

a b cAlat ukur ini dipasang tegak lurus pada arah aliran,

dan sisi depan dari ambang dibulatkan.

a. Mercu horizontal dengan 2 R, pembuatan 2 lingkaran gabungan sulit.

aliran

b. Mercu dengan kemiringan 1:25 & lingkaran tunggal (1 R). Penggunaan mercu dengan kemiringan tidak dianjurkan lagi.c. Mercu horizontal dengan lingkaran tunggal tipe ini yang dianjurkan untuk digunakan lihat slide di bawah ini.

Page 18: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

Perhitungan hidrolis :

3/2

1h

cb 2/3g2/3

vCQ

dC

Sama dengan ambang lebar :

3/2Hb1,71Q 2/3

b1,71

QH

H3

2H

1

Alat ukur Romijn

Lihat slide berikut

Page 19: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

g

vh

2

21

1

1H

H1=tinggi energi diatas meja.V1 = kecepatan di hulu alat ukur.

Fungsi :1.Pengatur banyaknya debit yang akan dialirkan.2.Pengukur debit.

Q = debit m3/dt.Cd = koefisien debit = 0,93 + 0,10 H1/L

Cv = Koefisien kecepatan datang.g = percepatan gravitasi, 9,8 m/dt2.bc = lebar meja, m= B.h1 = tinggi air di atas meja, m.

3/21

hc

b 2/3gv

Cd

2/3CQ

Page 20: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

Pintu bawah bisa dieksploitasi oleh orang yang tidak berwenang, yaitu dengan melewatkan air lebih banyak dari yang diijinkan, dengan cara mengangkat pintu bawah lebih tinggi lagi.

Page 21: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

21

Lebar = bc, m H1maks, m Besarnya Debit, m3/dt0,50 0,33 0,000 - 0,160

0,50 0,50 0,030 – 0,300

0,75 0,50 0,040 – 0,450

1,00 0,50 0,050 – 0,600

1,25 0,50 0,070 – 0,750

1,50 0,50 0,080 – 0,900

Besaran debit yang dianjurkan untuk alat ukur Romijn Standar.

Kehilangan tinggi energi Δh yang diperlukan di atas alat ukur yg bisa digerakkan = 0,11, di mana alat ukur mempunyai saluran hilir segi-4 dengan potongan pendek seperti gambar di atas.Jika saluran hilir lebih lebar maka sebaiknya Δh = 0,4 Hmaks.

Page 22: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

Tabel 6.1Tabel 6.1

TIPE TIPE ROMIJNROMIJN STANDAR STANDAR

  

0.500.50

0.500.50

  

22

I II III IV V VI

Lebar 0,50 0,50 0,75 1,00 1,25 1,50

Kedalaman maks.aliran pada muka air rencana.

0,33 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50

Debit maksimum pada muka air rencana (l/det).

160 300 450 600 750 900

Kehilangan energi 0,08 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11

Elevasi dasar di bawah muka air rencana.

0,81+V 1,15+V 1,15+V 1,15+V 1,15+V 1,15+V

V = Varian = 0,18 Hmaks

Page 23: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

DATA-DATA Contoh : Bangunan Pengambilan Saluran Primer (Pintu & Alat Ukur Romijn).

Bangunan pengambilan saluran primer dilengkapi dengan pintu untuk mencegah agar selama pembilasan, air tidak mengalir kembali dari saluran primer & mencegah masuknya air pembilas yang mengandung sedimen kedalam saluran.

Bang. pengambilan yang digunakan adalah pintu Romijn dengan Qp = 3,7 m3/det = 3700 lt/det.Elevasi muka air di saluran primer = +253,817 m.

Dengan menggunakan tabel 6.1 maka dapat dipilih tipe dari pintu Romijn yang sesuai dengan debit maksimum pada saluran (Qp).

Page 24: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

Debit maksimal tiap pintu 750 liter/detik.Debit total pintu 3750 liter/detik

Lebar Tiap Pintu = 1,25 mLebar total = 6,25 m.

h maks = 0,5 m.

Varian = V = 0,18 * h maks = 0,18 *0,50 = 0,09 m

H = 1,15 + V = 1,15 + 0,09 =1,24 m

Z = 0,11 m (kehilangan energi).

Dari debit sebesar 3700 lt/det maka dipilih pintu Romijn tipe V dengan jumlah 5 buah pintu.

Page 25: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

Elevasi Muka Air di Saluran Kantong Lumpur :Elevasi muka air di saluran primer = +253,817 m Kehilangan energi z = 0,11 mElevasi Muka Air di kantong lumpur = +253,927 m.

Denah Letak Pintu Romijn pada Saluran Primer.

Page 26: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

Potongan Melintang Pintu Romijn.

Page 27: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

Contoh : Debit maks. sal. primer = 2300 lt/det

Pakai 3 Pintu Romijn Tipe VI dgn debit maksimal

2700 lt/det @ 900 lt/det.

Menentukan tinggi bukaan pintu (a) :

maa

gzabQ

50,046,011,081,925,48,03,2

2

= Koefisien debit (diambil 0,8 utk aliran tenggelam).Qp = Debit saluran primer = 2,3 m3/det.Z = Kehilangan tinggi energi (diasumsikan = 0,11 m).a = Tinggi bukaan (m).n = Jumlah pintu tiga buah b = n x1,5 = 3 x1,5 = 4,5 m.

Dari tabel Tipe Pintu Romijn diperoleh :- Lebar Pintu Romijn (b) = 1,5 m. - Kehilangan Energi = 0,11 m.

Pintu Romijn diletakkan di pintu air saluran primer.

Page 28: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

Elevasi Pintu Saluran Primer.

Menentukan lebar total pintu saluran primer :Dibutuhkan 2 pilar dengan lebar = 1 m, maka lebar total pintu saluran primer adalah :Btotal = 3 x Beff Pintu + Lebar pilar = 3 x 1,5 + 2 x 1 = 6,5 m.

Page 29: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

Penampang Memanjang Intake, Kantong Lumpur, Saluran.

Page 30: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

Potongan Pintu Pembilas Bendung.

Page 31: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

3. Alat Ukur Crump De Gruyter Alat ukur ditempatkan pada bangunan bagi maupun bang. bagi & sadap dengan debit pengukuran Q > 900 l/dt. Kapasitas pengukuran maks. (Qmaks) = kapasitas saluran.

Ketelitian pengukuran Qmaks / Qmin diambil 1 – 10, jadi kedalaman air minimum (Y min) di bawah pintu ditentukan oleh ketelitian alat ukur dengan ketentuan : Y min = 0,02 m.Pengaliran lewat alat ukur ini adalah

pengaliran lewat lubang persegi empat.

Kedua sisi kanan dan kiri dibatasi oleh dinding tegak, bagian bawah merupakan suatu ambang dengan lebar pendek sedangkan di atasnya terdapat

pintu yang dapat dinaikkan dan diturunkan.

04-23

Page 32: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit
Page 33: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

33

Perencanaan hidrolis :

Perhitungan Debit Dengan Variasi Tinggi Bukaan W :

)1

(2 whgbwd

CQ

Q = debit, m³/dt ; Cd = koefisien debit = 0,94b = lebar bukaan, m ; w = bukaan pintu, m (w ≤ 0,63 h1).h1 = tinggi air di atas ambang.

3/2b1,594maks

Q1

h3/21,594

maksQ

b

1h

Kapasitas pengukuran maks. = kapasitas saluran :

Qmaks = Qsaluran

Page 34: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

34

1h

WK

Δh = z ditetapkan :Perbandingan besaran debit ɣ:(diperoleh dari Gambar 2.12).

→ Dari tabel didapat dan K

Wmaks = 0,63 h1 → Wmaks > Δh

W = Wmin = K . h1

α

h

hh

11

h

minQ

Qmaks

Kedalaman air minimum di bawah pintu : Wmin ≥ 0,02 m.

Gambar 2.12 digunakan untuk perencanaan alat ukur Crump de Gruyter yang memberikan karakteristik hidrolis yang didasarkan pada 2 nilai banding yaitu :

dan

Page 35: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit
Page 36: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

36

Y=w K α

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0,620

0,218

0,140

0,100

0,080

0,065

0,055

0,049

0,044

0,040

0,167

0,386

0,495

0,575

0,620

0,665

0,690

0,715

0,735

0,750

Dimensi ditetapkan dari perhitungan hidrolis. Untuk tembok sayap minimum 0,30m.

Stabilitas diperhitungkan terhadap tekanan hidrostatis pada saat pintu tertutup penuh.

Koefisien variasiBukaan.

H=h1

Ymin=Wmin

Ymax=Wmax

Z=Δh

Page 37: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

37

Gruyter de Cump Pintu Rumus

Debit Lengkung

Page 38: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

4. Alat Ukur Cipoletti

Alat ukur ini memerlukan banyak kehilangan tekanan, jadi lebih baik ditempatkan pada bangunan bagi yang ada terjunannya.

Pengaliran melalui alat ukur adalah merupakan pengaliran sempurna lewat ambang tajam.

Alat ukur ini merupakan dinding tegak dengan penampang pengaliran (penampang basah) yang berbentuk trapesium (sisinya 4 : 1).

Page 39: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

39

Alat ukur Cipoleti merupakan penyempurnaan dari alat ukur ambang tajam.

Mempunyai potongan pengontrol trapesium dengan mercu horizontal & sisi2nya miring kesamping dengan kemiringan 4 vertikal banding 1 horizontal.Alat ukur Cipoleti dikombinasi dengan pintu sorong dapat dipakai sebagai bangunan sadap tersier.Jarak antara pintu dan bangunan ukur jauh, sehingga eksploitasi pintu menjadi rumit.

Pemakaian alat ukur ini tidak dianjurkan lagi.

Page 40: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

Gambar A1.1 : Dimensi alat ukur Cipoleti

Page 41: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

41

Perencanaan hidrolis :

Q = debit m³/dt ; Cd = koefisien debit ≈ 0,63Cv = koefisien kecepatan datang dari Gambar 2.3 ambang lebar.h1 = tinggi energi di hulu, m, lihat Gambar A1.1 di atas. b = lebar mercu pada bagian pengontrol, lihat Gambar A1.1.

3/21

bh 2gv

Cd

2/3CQ

Karakteristik bangunan :1. Bangunan sederhana, mudah dibuat & tidak mahal.2. Kehilangan tinggi energi besar sekali, sehingga tidak

dapat digunakan di daerah datar.3. Sedimentasi terjadi di hulu bangunan, benda hanyut tidak

bisa lewat dengan mudah dapat menyebabkan kerusakan dan mengganggu ketelitian pengukuran debit.

4. Pengukuran debit tidak bisa dilakukan jika muka air hilir naik di atas elevasi ambang bangunan ukur tersebut.

Page 42: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

Kapasitas maksimum pengukuran 2160 l/dt dengan lebar alat ukur = 2,50 m.

Kapasitas pengukuran tergantung dari lebar alat ukur (b) dengan ketentuan dalamnya air h ≤ b/2.

Maksimum h = 0,60 m dan minimum h = 0,06 m.

Muka air di hulu dihitung dari puncak alat ukur h = 0,60 m.

Muka air di hilir ≥ 6 cm di bawah ambang alat ukur.

Kapasitas aliran dengan variasi lebar alat ukur (b), dalam nya air (h) dapat dilihat pd. tabel Alat Ukur Cipoletti.

Page 43: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

43Bangunan Ukur Cipoletti

Page 44: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

5. PIPA SADAP SEDERHANA 5. PIPA SADAP SEDERHANA

Bangunan pipa sadap sederhana dipakai sebagai bangunan sadap tersier jika petak tersier mengambil air dari saluran primer besar tanpa menimbulkan pengaruh apapun terhadap tinggi muka air di saluran.

Terdapat beda tinggi energi yang besar, sehingga selama muka air di saluran primer rendah, air tetap bisa diambil, jadi diperlukan pengambilan dengan elevasi rendah.

Aliran melalui bangunan ini tidak dapat diukur.

Untuk bangunan yang menngalirkan air ke saluran tanpa pasangan, kecepatan maks dalam pipa dibatasi ≤ 1 m/det, sedangkan jika ke saluran pasangan kecepatan maksimum sampai 1,5 m/det.

Page 45: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit
Page 46: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

6. Alat Ukur Parshall

Alat ukur ini untuk mengukur aliran di saluran terbuka, terdiri dari bagian yang menyempit dengan lantai yang datar, bagian leher dengan lantai miring ke bawah &

bagian yg melebar dgn. lantai miring ke atas.Dapat dipakai pada bangunan bagi, bangunan sadap maupun bangunan bagi & sadap untuk pengukuran pembagian maupun penyadapan air. Bentuk Hidrolis : Pengaliran dalam keadaan sempurna dengan perbandingan kedalaman air Hb/Ha ≤ 0,70. Kapasitas aliran tergantung dari tipe alat ukur dan masing-masing tipe mempunyai variasi kedalaman air (Ha) maksimum dan minimum untuk mendapatkan pengaliran sempurna dengan Hb/Ha ≤ 0,70.

Page 47: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

Keuntungan Alat Ukur Parshall adalah :

1.Mampu mengukur debit pd tinggi tekanan yg kecil.2.Dapat membersihkan sendiri terhadap endapan yang terjadi di depan alat ukur karena kecepatan pada leher alat ukur & bentuk geometrinya.3.Tidak mudah diubah-ubah oleh petani dengan tujuan untuk pembagian air yang tidak adil.1. Biaya pembangunan lebih besar

dibandingkan alat ukur lainnya. 2. Tidak dapat dikombinasi dengan baik

dengan bangunan sadap, karena aliran masuk harus seragam & memerlukan muka air yang tenang.

3. Memerlukan pekerja yg ahli utk pembuatannya.

Page 48: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

48

Alat Ukur Parshall

Page 49: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

49

Page 50: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

50

Tabel Parshal

Page 51: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

51

Tipe Lebar LeherW=b

Variasi Dalam air HaMax Min,m

Variasi Debit m3/det

Max Min

Persamaan

1 0,152 (6”) 0,23 0,45 0,0015 0,111

2 0,229 (9“) 0,03 0,61 0,0250 0,251

3 0,305 (1’) 0,03 0,76 0,0030 0,456

4 0,610 (2’) 0,045 0,76 0,0120 0,937

5 0,914 (3’) 0,046 0,76 0,0170 1,427

6 1,219 (4’) 0,060 0,76 0,0370 1,923

7 1,524 (5’) 0,06 0,76 0,0450 2,424

8 1,829 (6’) 0,076 0,76 0,0074 2,931

9 2,134 (7’) 0,076 0,76 0,0085 3,438

10 2,438 (8’) 0,076 0,76 0,0990 3,950

2gzCAQ

1,58Ha 0,39121,53Ha 0,5354

a. KARAKTERISTIK & DIMENSI DEBIT ALAT UKUR PARSHAL

1,522Ha 0,69091,550Ha 1,4280

1,566Ha 2,184

1,573Ha 2,9521,537Ha 3,7321,595Ha 4,519

1,601Ha 5,3121,607Ha 6,112

Page 52: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

52

A 2/3 A B C D E L G M N P

0,621 0,414 0,610 0,394 0,397 0,610 0,305 0,610 0,305 0,114 0,902

0,879 0,587 0,864 0,381 0,575 0,762 0,305 0,757 0,305 0,114 1,080

1,372 0,914 1,348 0,610 0,845 0,914 0,610 0,914 0,381 0,229 1,492

1,523 1,016 1,495 0,914 1,205 0,914 0,610 0,914 0,381 0,229 1,854

1,676 1,118 1,645 1,219 1,572 0,914 0,610 0,914 0,381 0,229 2,222

1,829 1,219 1,794 1,524 1,937 0,914 0,610 0,914 0,457 0,229 2,711

1,981 1,321 1,943 1,829 2,302 0,914 0,610 0,914 0,457 0,229 3,080

2,134 1,422 2,092 2,134 2,667 0,914 0,610 0,914 0,457 0,229 3,442

2,285 1,524 2,242 2,438 3,032 0,914 0,610 0,914 0,457 0,229 3,810

2,468 1,626 2,391 2,743 3,397 0,914 0,610 0,914 0,457 0,229 4,272

b. KARAKTERISTIK & Dimensi DEBIT ALAT UKUR PARSHAL

Page 53: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

7. Alat Ukur Orifice Constant Head Alat ukur ini dipakai untuk penyadapan air untuk areal yang

relatif kecil.

Penempatannya diperhitungkan terhadap keadaan geografi dan ekonomis

Dipasang tegak lurus terhadap saluran yang di sadap.

Pengalirannya adalah pengaliran lewat lubang.

Kapasitas penyadapan ditentukan atas pembukaan pintu penyadapan (pintu di hulu kolam) dan membuat perbedaan muka air (z) konstan melalui penyetelan pintu di hilir kolam.

Alat ukur ini dibatasi utk :

Q ≤ 0,6 m3/dt→ z = 0,06 m0,6 < Q ≤ 1,5 m3/dt → z = 0,12 m

Page 54: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

Alat ukur Orifice Constant Head terdiri dari :1. Kolam penenang muka air dengan dibatasi oleh

dua pintu pengatur muka air. Pintu penyadapan di hulu kolam dan pintu pengeluaran di hilirnya, yaitu di depan pipa. Perbedaan muka air di saluran yang di sadap dan kolam dapat dibuat konstan dengan penyetelan kedua pintu tersebut di atas.

2. Gorong-gorong pembawa di hilir kolam.3. Ambang (sill) di hilir gorong-gorong pembawa yang

berfungsi untuk mengontrol muka air di bagian dalam kolam.

h2gCAQ C = koefisien debit = 0,66.A = luas bukaan pintu = bcW W=tinggi bukaan, bc=lebar pintu.Δh = perbedaan muka air (0,06 atau o,12m).

Masukkan Cd=0,66 ; Δh=0,12 maka : Q = 0,716 bcW

Page 55: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

55

Orifice Constant Head.

Dimensi ditetapkan dari perhitungan hidrolis. Untuk tembok sayap minimum 0,30 m.

A

Biasanya beda tinggi energi Δh :Δh=0,06 m untuk Q<0,6 m³/dt.Δh=0,12 m untuk 0,6<Q<1,5 m³dt.

Page 56: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

56

Karakteristik bangunan :1.Pengukuran aliran tidak tepat, kesalahan bisa sampai 100%2.Kehilangan tinggi energi yg diperlukan untuk membuat aliran moduler besar sekali, bisa lebih dari 0,25 m.3.Tepi bawah yang tajam dari pintu orifis bisa menjadi tumpul & menyebabkan kesalahan pengukuran debit.4.Benda terapung sulit hanyut/lewat.5.Bukaan pintu diukur dengan stang putar bersekrup rumit prosedur eksploitasinya.Penggunaan alat ukur Orifice

Constant Head tidak dianjurkan di Indonesia karena eksploitasi dan

fungsi hidrolisnya rumit.

Page 57: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

Gambar A1.3 adalah kombinasi pintu pengukur dan pengatur dalam satu bangunan

Page 58: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

8. Alat Ukur Thompson

Alat ukur ini juga memerlukan banyak kehilangan tekanan seperti Cipoletti, maka lebih baik ditempatkan pada bangunan bagi yang ada terjunannya.

2gh h Q 2

Page 59: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

59

9. Alat Ukur Rechbock

Contoh bangunan pengukur air dengan Rechbock

Q = (1,72 + 0,24. he/p) he3/2 he3/2

Page 60: Irigasi Sesi 6 Alat Ukur Debit

STOPSEE YOU NEXT WEEK

GOULBURN WEIR