48
IRIGASI SESI- 4 SRI EKO WAHYUNI Salamun Jembatan di New York perjalanan ke Liberty, 2010.

Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

  • Upload
    dinar

  • View
    585

  • Download
    170

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kuliah irigasi teknik sipil undip

Citation preview

Page 1: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

IRIGASI SESI-4SRI EKO WAHYUNI

Salamun

Jembatan di New York perjalanan ke Liberty, 2010.

Page 2: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

No Tujuan Khusus Pembelajaran

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Estimasi Waktu

Referensi

3a. Mahasiswa dapat menjelaskan dan menganalisis tentang saluran pembuang, perhitungan debit & kecepatan saluran,analisis hidrolika, modulus pembuang.

Saluran pembuang.Perhitungan debit & kecepatan saluran irigasi.

Analisis hidrolika.Modulus pembuang.

Saluran pembuang.Perhitungan debit & kecepatan saluran irigasi.

Analisis hidrolika : rumus Strickler/ Manning, hubungan debit-m-b/h-K dan w.

Contoh soal dimensi saluran primer.

Modulus pembuang & contoh soal.

2 x 50’ Buku 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENDIDIKAN

Page 3: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

B. SALURAN PEMBUANG

BERFUNGSI MEMBUANG KELEBIHAN AIR YANG ADA DI PETAK SAWAH, BAIK SAAT MUSIM HUJAN MAUPUN KELEBIHAN AIR IRIGASI SERTA MENGERINGKAN SAWAH.

• SALURAN PEMBUANG KUARTER : MERUPAKAN SALURAN GARIS TINGGI BUATAN, TERLETAK DALAM SATU PETAK TERSIER, MENAMPUNG AIR DARI SAWAH DAN MEMBUANGNYA KE PEMBUANG TERSIER.

• SALURAN PEMBUANG TERSIER : - BIASANYA MERUPAKAN SALURAN YANG MENGIKUTI KEMIRINGAN MEDAN. - MERUPAKAN BATAS ANTARA PETAK2 TERSIER. - MENAMPUNG AIR DARI PEMBUANG KUARTER MAUPUN DARI SAWAH, DIBUANG KE PEMBUANG SEKUNDER.

Page 4: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

SALURAN PEMBUANG SEKUNDER :

  MENAMPUNG AIR DARI JARINGAN PEMBUANG TERSIER & MEMBUANGNYA

KE PEMBUANG PRIMER ATAU LANGSUNG KE PEMBUANG ALAMIAH DAN KELUAR

DAERAH IRIGASI.SALURAN PEMBUANG PRIMER :

MENGALIRKAN AIR LEBIH DARI SALURAN

PEMBUANG SEKUNDER DAN MENGALIRKANNYA

KE LUAR DAERAH IRIGASI.

Page 5: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Sebaiknya saluran irigasi & pembuang tidak sejajar (saluran gendong), karena saluran

Jika hal ini tidak mungkin dan kalau kemiringan hidrolis antara saluran irigasi & pembuang terlalu curam, maka saluranirigasi akan banyak mengalami kehilangan air akibat rembesan dan tanggul akan cepat runtuh.

Jadi jarak antara saluran irigasi & pembuang hendaknya cukup jauh, kemiringan hidrolis minimal 4 : 1

yaitu sbb. :

pembuang dapat mengikis dan merusak saluran irigasi

Page 6: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Sketsa saluran pembawa dan pembuang :

6

Kemiringanmaksimum 4:1(jangan terlalu curam seepage tanggul runtuh).

Saluranirigasi/pembawa

Saluran pembuang

41

Penentuan trace saluran baru/tambahan dianjurkan :- Sedapat mungkin mengikuti batas-batas sawah. - Saluran irigasi hendaknya mengikuti kemiringan medan dan tidak melewati petak-petak tersier yang lain.- Saluran irigasi terletak dipunggung medan, saluran pembuang didaerah lembah/depresi.- Hindari persilangan dengan pembuang. - Hindari pekerjaan tanah yg besar & batasi jumlah bangunan.

Jarak harus cukup jauh

Page 7: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

PERHITUNGAN DEBIT & KECEPATAN DI SALURAN IRIGASI :

Sebagai contoh, dari hasil perhitungan :KEBUTUHAN AIR DI SAL. TERSIER ± 1,36 l/det/ha.KEBUTUHAN AIR DI SAL. SEKUNDER ± 1,56 l/det/ha.KEBUTUHAN AIR DI SAL. PRIMER ± 1,71 l/det/ha.

PERHITUNGAN DEBIT : Q = Do x a (m³/det).Do = luas petak, ha.a = kebutuhan air normal untuk padi, l/det/ha.

PERHITUNGAN KECEPATAN DI SALURAN :DAERAH DATAR : 182,042,0 QV

DAERAH PEGUNUNGAN : 186,046,0 QV

Page 8: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

SALURAN IRIGASI

Saluran irigasi berpenampang trapesium, biasanya tanpa pasangan, dengan

erosi & sedimentasi minimal, merupakan bangunan pembawa yang umum dipakai,

paling ekonomis.Untuk saluran tersier dan kuarter mempunyai

batas kecepatan ijin yang harus dipenuhi.Jika saluran kuarter juga dipakai sebagai saluran pembuang, sebaiknya saluran tersebut direncana sebagai saluran kuarter, di mana tinggi jagaannya

ditambah minimum 15 cm.Dalam perencanaan hidrolis, ada 2 parameter :1.Perbandingan antara lebar dasar saluran dengan

kedalaman air (b/h = n ~ 3).2. Kemiringan memanjang / slope I.

Page 9: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Perbandingan b/h = n, m (hor/vert), K & W.

Debit m3/dt m b/h=n Nilai K W(jagaan),m

0.15 – 0.30 0.30 – 0.50 0.50 – 0.75 0.75 – 1,00 1.00 - 1,.501.50– 3.00 3. 00– 4.504.50 – 5.00 5.00– 6.006.00 –7.50 7.50 – 9.009.00 – 10.00

10.00 – 11.0011.00 –15.0015.00 – 25.0025.00 – 40.00

1.01.0 1.01.01.01.51.51.51.5 1.51.51.52.02.02.02.0

1.01.0-1.21.2-1.31.3-1.51.5-1.81.8-2.32.3-2.72.7-2.92.9-3.1 3.1-3.53.5-3.53.5-3.93.9-4.24.2-494.9-6.56.5-9.0

35 0,3 35 0,4 35 0,5 35 0,5 40 0,5 40 0,6 40 0,6 40 0,6 42.5 0,6 42.5 0,6 42.5 0,6 45 0,6 45 0,6 45 0,6 45 0,75 45 1,0

Contoh

K.Strickler

Page 10: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

DATA-DATAKemiringan Dasar

Saluran (I) Kemiringan dasar saluran :

2

3/2

KRVI

terutama ditentukan oleh keadaan topografi, mempunyai harga maksimum & minimum, serta sangat berpengaruh pada kecepatan air.Kemiringan yang kecil menyebabkan kecepatan rendah dan akan mengakibatkan terjadinya sedimentasi, sebaliknya kemiringan yang besar akan menyebabkan kecepatan tinggi dan menyebabkan erosi dasar saluran untuk

mencegahnya maka ”Kecepatan maksimum harus dibatasi”.

Page 11: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

DATA-DATAGambar Tipe potongan melintang saluran.

0,2 ≤V≤0,6 m/s

0,2 ≤V≤0,4 m/s

0,2 ≤V≤0,7 m/sb ≥ 50 cm

0,2 ≤V≤0,4 m/sb ≥ 30 cm

b ≥ 30h = bm = 1:1

Kecepatan maksimum :Vmaks = Vb x A x B x C

Vb= kecep.dasar, Gbr 3.2A= faktor koreksi poriB=faktor koreksi kedalaman air hC=faktir koreksi lengkung saluran.Kecep.dasar ijin : Vba = Vb x A

Nilai A,B,C lihat Gambar 3.3.

Page 12: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

3. Lebar tanggul 1,00 – 1,50 m. 4. Kecepatan aliran rencana 0,60 m/dt. 5. Harga koefisien Strickler = 35 .det/3/1m 6. Kemiringan talud m = 1:1. 7. Sedimen yang masuk saluran d< 0,06-0,07 mm (jika jumlah sedimen yang masuk saluran & tidak terangkut ke sawah per tahun > 5% dari kedalaman air maka harus dibuat “Kantong Lumpur” Volume sedimen = 5% kedalaman air x lebar dasar saluran x panjang total saluran).

1. Kemiringan minimum saluran 0,0001. 2. Kemiringan minimum medan 2%.

Kriteria Dimensi Saluran Tersier :

Page 13: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

13

S A L U R A N

Karakteristik P e m b a w a P e m b u a n g

Perencanaan Notasi Satuan Tersier Kuarter Tersier Kuarter

Kecepatan Maks Kecepatan Min Harga Strickler Lebar Dasar min Kemiringan talud Lebar mercu min Tinggi jagaan min

Vmaks

Vmin

K Bmin

m Lm Wmin

m/dt m/dt m1/3/dt m  m

0.600.2035

0.301 : 10.500.30

0.400.2030

0.301 : 10.400.20

0.750.4530

0.501 : 1

-

0.500.4525

0.301 : 1

Kriteria Dimensi Saluran

Page 14: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

14

Rumus umum Strickler :  V = K. R2/3. I1/2

 

2

3/2

KRVI

V = kecepatan aliran ; K = koefisien StricklerR = jari-jari hidrolis, ; Q = VA ; b = nh

PAR

hmhbA )( )1(2 2 mhbPI = kemiringan dasar saluran (rencana).A = luas potongan melintang saluran, m².P = keliling basah penampang saluran.

verthorb = lebar dasar saluran, m = kemiringan talud,

h = tinggi / kedalaman air, m.

Analisis Hidrolika

Dalam Perencanaan Saluran, alirannya dianggap aliran tetap (steady uniform flow).

Page 15: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

15

Rumus Strickler = rumus Manning, bedanya pada koefisien kekasarannya : K dan 1/n.

Rumus Manning : V = 1/n R2/3. I1/2

Kekasaran dinding saluran (K)

(Koefisien kekasaran Strickler ) Koefisien kekasaran sangat tergantung al. : 1.   Kekasaran dasar dan talud saluran. 2.   Ketidak teraturan permukaan saluran. 3.  Trace saluran. 4.   Tetumbuhan / vegetasi. 5. Sedimen.

Page 16: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Jenis saluran K (m1/3/dt)

A.  Saluran tanah : Saluran Pembuang Saluran Tersier Saluran Primer & Sekunder : Qp < 1 m3/dt dan sal. tersier 1 m3/dt <Qp <5 m3/dt 5 m3/dt< Qp < 10 m3/dt Qp > 10 m3/dt B. Saluran Pasangan : Pasangan Batu satu Sisi Pasangan Batu dua Sisi Pasangan Batu seluruhnya Pasangan Slab Beton satu Sisi Pasangan Slab Beton dua Sisi Pasangan Slab Beton seluruhnya Saluran segiempat diplester

3335

3540

42,545

424550455070

75

Koefisien kekasaran Strickler (K) :

Page 17: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Kemiringan Talud (m)

Kemiringan Talud / SisiKemiringan Talud / Sisi

Jenis Tanah m Batuan Batuan lunak Lempung Geluh, D < 1,0 mm Geluh, D > 1,0 mm Geluh Pasiran Pasir lepas Pasir lanauan Gambut lunak

0.25 0.5 - 0.7 0.5 - 1.1 1.0 1.5 1.5 2.0 2.0 - 3.0 3.0 - 4.0

Geluh = campuran pasir, lempung dan lumpur yang kira-kira sama banyaknya.

Page 18: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Tinggi Jagaan (W)

Berguna untuk :1.Menaikkan muka air di atas tinggi muka air minimum

(bisa disebabkan karena debit bertambah besar, penutupan pintu secara tiba-tiba sehingga air naik, pengaliran air buangan ke saluran).

2.Mencegah kerusakan tanggul saluran.

Debit Q(m3/dt) Saluran Tanah

(m) Saluran Pasangan

(m)

< 0,500.50 – 1.501.50 – 5.005.00 – 10.00

10.00 – 15.00> 15.00

0.400.500.600.750.851.00

0.200.200.250.300.400.50

Page 19: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Tidak boleh mendirikan bangunan/ penggalian dalam jarak 3 m dari Batas Pembebasan Tanah (BPT), supaya saluran tetap aman dan stabil.

Macam2 potonganmelintang saluran

irigasi tinggijagaan & debit.

Kedalamangalian, & m

m=kemir.talud : hor/vert

Page 20: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

DATA-DATA

KONDISI SALURAN SEKUNDER DI GANDA JAYA

Page 21: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

EXPOSED SALURAN IRIGASI DENGAN GEOMEMBRANE, ITALY.

Page 22: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

CONTOH SOAL 1 : DIKETAHUI : LUAS PETAK Do = 492,85 ha, pegunungan. KEBUTUHAN AIR DI SAL. SEKUNDER : a = 1,6 l/det/ha. HITUNG DIMENSI SALURAN SEKUNDER : b, h, I !.PENYELESAIAN :

DEBIT SALURAN : det/789,0106,185,492 330 mxxaDQ

KECEPATAN : det/44,0)789,0(46,046,0 186,0186,0 mQV

LUAS PENAMPANG SALURAN : 2792,144,0

789,0 mVQA

DARI TABEL DI ATAS DENGAN DEBIT Q = 0,789 DIPEROLEH :m=1 dan b/h=1,5 maka A = 1,792 = (b + mh)h = 2,5 h²

Jadi : h = 0,85 ; b = 1,5x0,85 =1,28.

Page 23: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Abaru = (b+mh)h = (1,28 + 1,5 x 0,85) x 0,85 = 1,81 m². KECEPATAN ALIRAN YANG BARU :

det/44,081,1789,0 m

AQVbaru

MENGHITUNG KELILING BASAH :68,31185,0228,1)1(2 22 xmhbP

JARI-JARI HIDROLIS :det/49,0

68,381,1 m

PAR

KEMIRINGAN SALURAN :4

2

3/2

2

3;2 101,449,03544,0

x

xKRV

I b

Page 24: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Sketsa Jaringan Irigasi.

Hitung MAR dihulu pintu primer, dimensi saluran primer,elevasi dasar saluran & gambar pot. melintang saluran !.Penyelesaian :

Contoh Soal 2 : Diketahui : Kebutuhan Air untuk daerah irigasi yang diairi seluas 1850 ha adalah 2,3 m³/det. m = 1 : 1 ; b = h.

Panjang saluran primer = 3.880 m.

S.primer

Page 25: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

DATA-DATATinggi untuk bangunan (P) irigasi dapat dihitung sebagai berikut :1. Elevasi sawah tertinggi + 11,72 m2. Tinggi genangan (asumsi) 0,15 m3. Kehilangan tekanan di bang. sadap tersier (asumsi) 0,22 m +

Ketinggian air di saluran tersier + 12,09 m4. Kehilangan tekanan di saluran tersier (asumsi) 0,10 m5. Kehilangan tekanan di bangunan sadap (asumsi) 0,10 m +

Ketinggian air di saluran sekunder + 12,29 m6. Kehilangan tekanan di saluran sekunder (asumsi) 0,21 m7. Kehilangan tekanan di bangunan bagi (asumsi) 0,10 m +

Ketinggian air di hilir saluran primer + 12,60 m8. Kehilangan tekanan di saluran primer (asumsi) 0,55 m +

Ketinggian air di hulu saluran primer + 13,15 m9. Kehilangan tekanan di pintu primer (asumsi) 0,10 m Untuk Keamanan (asumsi) 0,10 m +Muka Air Rencana (MAR) di hulu pintu primer + 13,35 m.

Muka Air Rencana di hulu pintu primer :

Page 26: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Perhitungan dimensi saluran primer sbb. :Qp = 2,3 m3/detik. Panjang saluran primer L = 3880 m.

000374,03880

60,1215,13.

primerLsalHSlopeI

hhh

mhbP

83,3112

122

2

Luas penampang saluran A : A = (b+mh) h = (h + 1xh) h = 2h2

KELILING BASAH P :

Page 27: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Jadi lebar saluran primer b = h = 1,5 m.

hh

hPAR 522,0

83,32 2

AIKRQ 2/13/2

22/13/2 2000374,0522,0603,2 hh

.5,127,10273,03,2 3/8

mmhh

Jari-jari hidrolis R :

K = 60 m1/3/det (koefisien Strickler (k) untuk saluran irigasi pasangan batu).

Page 28: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Dimensi rencana saluran

Cek :Kecepatan aliran V = k*R2/3*I1/2

= 60*(0,522*1,5)2/3*0,0003741/2

= 0,98 m/det < Vmaks pasangan batu = 2 m/s.

Penampang Melintang Saluran Primer.

Elevasi dasar saluran = Elevasi MAR saluran primer - h = + 13,15 – 1,5 m = + 11,65

Tinggi air di hulu saluran primer

0,6 m

h=1,5 m

Page 29: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

29

Elevasi sawah terjauh dan tertinggi = + 251,50 mTinggi genangan air di sawah (asumsi) = + 0,10 mKehilangan energi sal. tersier ke sawah (asumsi) = + 0,10 mKehilangan energi al. sekunder ke tersier (asumsi) = + 0,10 mKehilangan energi sal. primer ke sekunder (asumsi) = + 0,10 mKehilangan energi akibat bangunan ukur (asumsi) = + 0,40 m +

Elevasi muka air di saluran primer hilir = + 252,30 m.

Penyelesaian : Muka Air Rencana :Tinggi untuk bangunan bendung irigasi dapat dihitung sbb. :

Contoh Soal 3 :Diketahui : Kebutuhan Air Irigasi (NFR) = 1,463 lt/det/ha Luas daerah yang dialiri (D0) = 3794 ha ; b = 2h Panjang saluran primer = 1.398,44 m. V = 1,5 m/dtk. Hitung dimensi saluran, elevasi MAR di hulu sal.primer elevasi dasar saluran & gambar potongan melintang.

Page 30: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Debit saluran primer (Qp) = NFR x D0. Qp = 1,463 x 3794 = 5550 lt/det = 5,55 m3/det.

Dari Tabel m = 1 : 1,5

30

25,3)5,12( hhxhhhmhbA

697,031,5

699,3

PAR

mxmxhbP 31,5111,122,212 2

Jari-jari hidrolis :

Qp = A x V 5,55 = 3,5 h2 x 1,5 1,233 = h2 h 1,1 m

A = 3,5 h2 = 3,5 x 1,233 = 3,699 b = 2h = 2 x 1,1 = 2,2 m

Keliling basah :

Potongan melintang saluran :

Page 31: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Elevasi Muka Air Rencana (MAR) di hulu primer : m.a.hilir + i.L= 252,30 + x 1398,44 = +254,538 m

Elevasi dasar saluran = Elevasi MAR – h : = +254,538 – 1,1 = +253,438 m

31

Gambar Saluran Primer

AIRn

Qp 2/13/21

3106,1 xI 699,3697,0017,0155.5 2/13/2 xI

+253,438

+254,538

h=1,

2,

+255,138

=w

Qp=5,5 m³/detV=1,5 m/det

3106,1 x

0,6 m

Page 32: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

DATA-DATADEBIT PEMBUANGKelebihan air/debit diareal irigasi/petak tersier yang akan dibuang melalui saluran pembuang terutama disebabkan oleh :

-  Hujan lebat.-  Melimpahnya air irigasi atau air

buangan.-  Rembesan atau limpahan kelebihan air

irigasi di dalam petak tersier. Kelebihan air tersebut akan menyebabkan terkumpulnya

genangan di areal yang lebih rendah.Untuk daerah datar/dekat laut/pasut dipengaruhi muka air laut sangat tergantung pada muka air sungai, saluran, laut yg menampung air buangan tsb. Jadi elevasi muka air memegang peranan penting dalam Perencanaan Kapasitas Sal. Pembuang & bang. khusus di ujung sal. pembuang (Pintu Otomatis spy air tdk masuk lagi ke sal. pembuang).

Page 33: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Modulus Pembuang/Drainase Modul Dm/Koefisien Pembuang adalah jumlah kelebihan

air yangharus dikeringkan per petak, besarnya tergantung

dari : 1. Curah hujan selama periode tertentu. 2. Pemberian air irigasi pada waktu itu. 3. Kebutuhan air tanaman. 4. Perkolasi. 5. Tampungan di sawah selama periode ybs. 6. Luas daerah dan sumber air lainnya.

Biasanya padi tergenang sedalam 10 cm, bisa 5-15 cm, tetapi kalau > 15 cm atau < 5 cm, hasil panen tidak baik. Pertumbuhan padi yang paling peka terhadap kelebihan Air yaitu selama transplantasi (pemindahan bibit ke sawah), persemaian & permulaan masa berbunga.

Page 34: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

DATA-DATAUntuk sawah yang ditanami

padi :Pembuang permukaan untuk petak dengan rumus sbb. :

SPETIRnRDTnn )()()(

Dn = limpasan pembuang permukaan selama n hari, mm.

= curah hujan n hari berturut-turut, Tr = 5 th, mm.TnR )(

n = jumlah hari berturut-turut.IR = pemberian air irigasi, mm/hari.ET = evapotranspirasi, mm/hari.P = perkolasi, mm/hr (dataran rendah P=0, terjal P=3).∆S = tampungan tambahan/genangan, (maks 50 mm).

Untuk Modulus Pembuang Rencana digunakan curah hujan 3 hari dengan periode ulang 5

tahun.

Page 35: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Untuk perhitungan Modulus Pembuang harus

memperhatikan komponen sbb. :

Dataran rendah :- Perkolasi P = 0- Pemberian air irigasi IR = 0 jika irigasi dihentikan, atau- Pemberian air irigasi IR = ET jika irigasi diteruskan.- Tampungan tambahan (∆S) di sawah pada 15 cm lapisan air maksimum ∆S diambil maksimum 50 mm.

Dataran terjal : Sama seperti kondisi dataran rendah, dengan Perkolasi sebesar 3 mm/hari.

Page 36: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Untuk sawah yang ditanami padi :

Modulus pembuang rencana ditentukan dengan curah hujan 3 hari dengan Tr = 5 tahun R(3)5 : hal

xD

Dm .det/64,83

3

Dm = Drainase modul/Modulus pembuang, l/dt.ha.D3 = limpasan pembuang permukaan selama 3 hari dengan periode ulang 5 tahun, mm.

halhalharimm .det/116,0det//64,81/1

Dengan mengambil harga IR, ET dan ∆S maka

Modulus Pembuang dapat dihitung contoh

Page 37: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Curah hujan kumulatif (mm)

nDm=130 mm

nET=18mm

S=50mm198

Curah hujan mm/hr

160

120

80

40

0

3326

Waktu dalam hari

Curah hujan R(3)5

200

1 2 3

4080

Contoh Perhitungan Modulus Pembuang dengan menganggap tanah rendah harga P=0 , IR (pemberian air irigasi) = 0, ∆S=50 mm dan ET= 6 mm. Data hujan dengan Tr 5 tahun & hujan per hari berturut-turut 139, 33, 26 mm ( n=3), maka :jumlah hujan 3 hari =139+33+26=198 mm. Modulus pembuang Dm dapat dihitung sbb. :

139120

0

D3 = 198 + 3 (0-6-0)-50 = 130 mm = limpasan pembuang permukaan, selama 3 hari.

148130

Neraca air di sawah

pembuangan

∆S maks

139

Curah hujan 172

Waktu dalam hari

haliterxx

DDm det//564,83

13064,83

3

SPETIRnRDTnn )()()(

▪▪

Modulus Pembuang Rencana : Kelebihan air yang harus dibuang.

Page 38: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Dari grafik di atas, untuk kondisi curah hujan 3 hari berturut-turut tersebut, maka dapat ditentukan

besarnya modulus pembuang rencana (kelebihan air yang harus dibuang) :

● Untuk daerah irigasi yang luasnya ≤ 400 ha,

pembuangan air per petak diambil konstan.

● Areal > 400 ha dipakai harga per satuan luas yang lebih kecil per petak lihat Gambar 6.2

● Jika datanya tidak tersedia, dipakai Debit Minimum Rencana sebesar 7 liter/det/ha.

haliterx

Dm .det/564,83

130

Page 39: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

DATA-DATA

Gambar 6.2 : Faktor pengurangan luas areal yang dibuang airnya.

Faktor pengurangan luas yang dibuang airnya :diambil dari Gambar 6.2 dibawah ini :

92,062,1 A

Luas 1600 ha

Page 40: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Pemakaian Modulus PembuangDebit pembuang rencana Qd yang berasal dari

sawah yang ditanami padi dihitung dengan rumus

berikut :

Faktor pengurangan luas yang dibuang airnya

diambil dari Gambar 6.2 yang digunakan

92,062,1 ADQ md Qd = debit pembuang rencana,l/det. f = 1,62 = faktor reduksi, untuk petak tersier

diambil f = 1 (Gambar 6.2). Dm = modulus pembuang rencana, l/det.ha. A = luas daerah yang dibuang airnya, ha.

92,062,1 Adidaerah tanaman padi di Jawa & juga dapat digunakan diseluruh Indonesia.

Page 41: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Kebutuhan Pembuang untuk

sawah non padi :Untuk sawah yang ditanami selain padi, yang perlu diperhatikan yakni : 1.     Daerah aliran sungai berhutan. 2.     Daerah dengan tanaman ladang. 3.     Daerah permukiman.Dalam merencanakan saluran pembuang non padi, ada 2 macam debit yang harus dipertimbangkan : a. Debit puncak maksimum dalam jangka waktu pendek. b. Debit rencana untuk perencanaan saluran.

Page 42: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

a. Debit puncak untuk menghitung muka air tertinggi di jaringan pembuang. Untuk daerah sampai seluas 100 km2 dihitung dengan rumus “Der Weduwen”

atau dengan Hidrograf Satuan Sintetik Gama-1 yang ada SNI nya.

Tr = 5 thn utk saluran pembuang kecil. Tr = 25 tahun tergantung pada apa yang akan

dilindungi, Tr = periode ulang.Tr untuk sungai = saluran pembuang yang besar.

b. Debit Rencana merupakan volume limpasan air hujan dalam waktu sehari dari suatu daerah yang akan

dibuang airnya.Digunakan untuk merencanakan kapasitas saluran pembuang dan tinggi muka air Tr = 5 tahun next

(Qd = β q A) yang didasarkan pada pengalaman mengenai sungai di P.Jawa).

Page 43: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Menurut USBR 1973 besarnya Debit Rencana tersebut adalah

sbb. :92,0

5)1(11,0 ARQd

Qd = debit rencana, l/det. = koefisien limpasan air hujan, lihat tabel 6.1 R(1)5 = curah hujan sehari, periode

ulang Tr=5 tahun dengan kemungkinan terpenuhi

20 %.

Page 44: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Tabel 6.1 Koefisien limpasan air hujan α untuk Qd.Penutup Tanah Kelompok

HidroC

logis tanahD

Hutan lebat 0,60 0,70Hutan tidak lebat 0,65 0,75Tanaman ladang/d. terjal 0,75 0,80

Kelompok C : tanah dengan laju infiltrasi rendah, terdiri dari tanah yang menahan gerak turun air atau teksturnya agak halus sampai halus. Tanah ini memiliki laju penyebaran air yg rendah. Kelompok D (potensi limpasan tinggi) : tanah dengan laju infiltrasi amat rendah, terdiri dari tanah lempung dengan potensi mengembang yang tinggi, tanah dengan muka air tanah tinggi yang permanen, tanah dengan lapisan tanah liat dan tanah dangkal pada bahan yang hampir kedap air. Tanah ini memiliki laju penyebaran air yang lamban.

Kelompok A & B tdk dipakai.

Page 45: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

• Sepanjang perjalanan saluran mendapat tambahan air dari alur-alur pembuang sehingga mendapat tambahan debit dari alur-alur pembuang tsb.

Oleh karena itu perlu dipertimbangkan debit yang masuk dari alur pembuang tsb.

92,062,1 ADQ md

Debit rencana untuk saluran fungsi ganda didasarkan pada :1. Kebutuhan air irigasi pada musim kemarau, Qp.2. Debit pembuang rencana

• Sering dijumpai di lapangan, saluran pembawa/irigasi berfungsi pula sebagai saluran pembuang.

Debit Rencana Saluran dgn. Fungsi Ganda :

Debit rencana : Qt = 0,7 Qp + Qd

Page 46: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

SEE YOU NEXT WEEK

Page 47: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang

Lining of an irrigation reservoir in Jallisco State, Mexico with exposed geomembrane(material untuk mengembangkan irigasi, drainasi dll, mengontrol rembesan & erosi).

Page 48: Irigasi Sesi 4 Saluran, Strickler, Modulus Pembuang