10
INVESTASI DALAM EFEK Tujuan Investasi dalam efek Perusahaan dapat menggunakan kelebihan dananya untuk membeli efek atau surat- surat berharga. Pembelian efek dilakukan dengan tujuan untuk penjagaan likuiditas atau untuk tujuan mendapatkan pendapatan dari dana yang ditanamkan dalam efek tersebut. Golongan efek ini tidak termasuk dalam aktiva lancar melainkan dimasukkan dalam golongan aktiva tersendiri yang sering disebut permanent investment atau cukup dengan sebutan investment. Cara penilaian marketable securities atau surat berharga dalam neraca didasarkan pada harga mana yang lebih rendah antara harga beli atau harga pasar ( The lower of cost or market valuation ), sedangkan golongan efek yang termasuk dalam permanent investmen penilaiannya didasarkan pada cost ( valuation at cost ). Efek atau dalam istilah bahasa inggris disebut security adalah merupakan suatu surat berharga yang bernilai serta dapat diperdagangkan . Disamping itu perusahaan dapat menggunakan dananya untuk membeli investasi dalam bentuk efek dengan tujuan memperoleh bunga ataupun keuntungan dari nilai jual, selain itu investasi tersebut digunakan untuk menjaga likuiditas perusahaan. Pemain Efek 1. Emiten : perusahaan yang melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa 2. Investor : Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya pada perusahaan yang melakukan emisi 3. Lembaga penunjang : pendukung dalam beroperasinya pasar modal sehingga mempermudah emiten maupun investor. Instrumen Efek 1. Obligasi 2. Saham biasa 3. Saham preferen Obligasi Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu lembaga dengan nilai nominal (nilai pari/par value) dan waktu jatuh tempo tertentu. Sebelum tanggal jatuh tempo, investor bisa menjual atau membeli obligasi baru tanpa harus memegangnya sampai akhir. Ketika obligasi tersebut jatuh tempo, penerbit harus membayar kepada investor sesuai dengan nilai dari obligasi tersebut beserta bunga (Coupon) terakhirnya. Obligasi yang dikeluarkan pemerintah diantaranya melalui SUN (Surat Utang Negara) yang jumlah nominalnya relative besar dan ORI (Obligasi Retail Indonesia) yang jumlah nominalnya relative kecil Jenis-Jenis Obligasi

INVESTASI DALAM EFEK

  • Upload
    rina

  • View
    45

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Investasi Dalam Efek

Citation preview

  • INVESTASI DALAM EFEK

    Tujuan Investasi dalam efek

    Perusahaan dapat menggunakan kelebihan dananya untuk membeli efek atau surat-

    surat berharga. Pembelian efek dilakukan dengan tujuan untuk penjagaan likuiditas

    atau untuk tujuan mendapatkan pendapatan dari dana yang ditanamkan dalam efek

    tersebut. Golongan efek ini tidak termasuk dalam aktiva lancar melainkan

    dimasukkan dalam golongan aktiva tersendiri yang sering disebut permanent

    investment atau cukup dengan sebutan investment.

    Cara penilaian marketable securities atau surat berharga dalam neraca didasarkan

    pada harga mana yang lebih rendah antara harga beli atau harga pasar ( The lower

    of cost or market valuation ), sedangkan golongan efek yang termasuk dalam

    permanent investmen penilaiannya didasarkan pada cost ( valuation at cost ).

    Efek atau dalam istilah bahasa inggris disebut security adalah merupakan suatu

    surat berharga yang bernilai serta dapat diperdagangkan .

    Disamping itu perusahaan dapat menggunakan dananya untuk membeli investasi

    dalam bentuk efek dengan tujuan memperoleh bunga ataupun keuntungan dari nilai

    jual, selain itu investasi tersebut digunakan untuk menjaga likuiditas perusahaan.

    Pemain Efek 1. Emiten : perusahaan yang melakukan penjualan surat-surat berharga atau

    melakukan emisi di bursa

    2. Investor : Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya pada

    perusahaan yang melakukan emisi

    3. Lembaga penunjang : pendukung dalam beroperasinya pasar modal sehingga

    mempermudah emiten maupun investor.

    Instrumen Efek 1. Obligasi

    2. Saham biasa

    3. Saham preferen

    Obligasi Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu lembaga

    dengan nilai nominal (nilai pari/par value) dan waktu jatuh tempo tertentu. Sebelum

    tanggal jatuh tempo, investor bisa menjual atau membeli obligasi baru tanpa harus

    memegangnya sampai akhir. Ketika obligasi tersebut jatuh tempo, penerbit harus

    membayar kepada investor sesuai dengan nilai dari obligasi tersebut beserta bunga

    (Coupon) terakhirnya.

    Obligasi yang dikeluarkan pemerintah diantaranya melalui SUN (Surat Utang

    Negara) yang jumlah nominalnya relative besar dan ORI (Obligasi Retail

    Indonesia) yang jumlah nominalnya relative kecil

    Jenis-Jenis Obligasi

  • 1. Obligasi Atas Unjuk (bearer bond)

    Obligasi yang tidak memiliki identas pemiliknya

    2. Obligasi Atas Nama ( registered bond)

    Obligasi yang memiliki identitas pemiliknya

    3. Obligasi dengan jaminan (secured Bond)

    Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan menggunakan jaminan suatu

    aktiva riil

    4. Obligasi tanpa jaminan (unsecured Bond)

    Suatu obligasi yang diterbitkan tanpa menggunakan suatu jaminan aktiva riil

    tertentu

    5. Obligasi Konversi (Convertible bond)

    Obligasi yang dapat dialihkan menjadi kepemilikan (saham) setelah jangka

    waktu tertentu

    6. Obligasi dengan bunga tetap

    Bunga obligasi besarnya sama dari awal sampai dengan jatuh tempo

    7. Obligasi dengan bunga mengambang

    Obligasi yang memberikan tingkat bunga yang besarnya disesuaikan dengn

    fluktuasi tingkat bunga pasar yang berlaku

    8. Obligasi tanpa bunga

    Obligasi yang dijual dengan discounted, jadi yang diterima investor hanya

    sebesar nilai nominal dari obligasi tersebut

    9. Obligasi tidak ada masa jatuh tempo

    Obligasi yang akan jatuh tempo jika perusahaan penerbit dilikuidasi dan selama

    memegang obligasi tersebut investor akan memperoleh bunga

    10. Obligasi pendapatan (Income Bond)

    Obligasi yang hanya membayar bunga jika laba telah diperoleh

    Tujuan utama dari analisis efek dalam penilaian obligasi yaitu untuk mengetahui

    Rate Of Return atau Yield yang diharapkan dari obligasi tersebut. Besarnya rate of return yang akan dipertahankan sampai hari jatuh temponya dapat dihitung

    dengan:

    F P Rate Of Return = (C) (F) + n

    P + F

    2

    Dimana :

    C = Bunga tahunan dalam rupiah

    F = Harga nominal dari obligasi atau jumlah yang akan diterbitkan

    P = Harga pasar

    n = Umur obligasi

    Contoh :

    Suatu obligasi memiliki nilai nominal Rp 25.000, mempunyai harga pasar Rp.

    15.000, dan mempunyai umur ekonomis 5 tahun dan membayarkan coupon sebesar

  • 6% setiap tahunya. Berapa besar rate of return dari obligasi tersebut jika obligasi

    akan dipertahankan sampai hari jatuh temponya ??

    Jawab

    25.000 15.000 Rate of return = 6 % (25.000) + 5

    25.000 + 15.000

    2

    = 1500 + 2000

    20.000

    = 17.5%

    Penentuan Nilai Obligasi

    Nilai obligasi didasarkan pada tingkat bunga yang sedang berlaku. Namun apabila

    obligasi tersebut tidak memiliki masa jatuh tempo , maka nilai obligasinya dapat

    ditentukan dengan mengkapitalisasikan bunga tahunan atas dasar tingkat bunga

    yang berlaku pada saat itu.

    Nilai Obligasi = R

    I

    Dimana :

    R = Bunga tahunan

    I = Discount rate

    Contoh :

    Obligasi yang tidak mempunyai hari jatuh tempo, memiliki nilai nominal Rp 25.000

    dan bunga setiap tahunnya Rp 5.000. Tingkat bunga yang berlaku 5%. Berapa nilai

    obligasi tersebut berdasarkan kondisi pasar pada waktu ini ?

    Jawab :

    Nilai obligasi = Rp 5.000

    0,05

    = Rp 100.000

    Berinvestasi dalam obligasi mirip dengan berinvestasi di deposito pada bank. Bila

    kita membeli obligasi, kita akan memperoleh bunga/coupon yang tetap secara

    berkala biasanya setiap 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun sekali sampai waktu jatuh

    tempo. investasi ini mungkin akan menjadi investasi terbaik karena fluktuasi

    performanya relatif lebih rendah dibanding saham. tetapi perlu dipertimbangkan

    pula dalam memilih investasi tesebut karena mengandung 4 masalah utama,

    diantaranya :

  • 1. default risk

    Penerbit obligasi terkadang mengalami kesulitan untuk membayar coupon

    obligasinya, bahkan kita tidak mendapatkan pendapatan dari kupon seperti

    yang dijanjikan. Dan biasanya harga dari obligasi tersebut akan menurun

    tajam. Risiko ini dikenal dengan default risk atau risiko gagal bayar.

    2. Naiknya Tingkat Suku Bunga

    Bila tingkat suku bunga turun, harga obligasi akan naik. Akan tetapi bila suku

    bunga naik, harga obligasi tentunya akan menurun.

    3. Risiko Pembelian Kembali

    Ada beberapa jenis obligasi yang memiliki feature call, di mana perusahaan

    penerbit memiliki hak untuk membeli kembali (buy back) obligasi yang kita

    pegang atau kita miliki pada harga tertentu (call price), sebelum obligasi

    tersebut jatuh tempo. Hal ini biasa dilakukan oleh perusahaan penerbit saat

    tingkat suku bunga di pasar turun menjadi lebih rendah dari tingkat

    pembayaran kupon (coupon rate). Selanjutnya perusahaan penerbit akan

    menggantikan obligasi baru dengan tingkat kupon yang lebih rendah dari

    obligasi yang telah ditarik (call).

    Hal ini dapat mengakibatkan ketidakpastian dalam pola arus kas yang akan

    Anda terima. Selain itu, potensi untuk mendapatkan keuntungan dari selisih

    harga beli dan jual atau capital gain juga akan berkurang, karena harga

    obligasi di pasar tidak akan naik jauh dari call price yang telah ditetapkan.

    4. Biaya Investasi Tinggi

    Walau investasi obligasi berpotensi memberikan keamanan pada nilai

    investasi Anda, kerugian mungkin saja terjadi bila Anda ingin menjualnya

    sebelum jatuh tempo. Karena satuan jual beli instrumen investasi yang cukup

    besar, umumnya Rp 1 miliar, bila kita hanya memiliki obligasi bernilai

    Rp.250 juta, biasanya bila kita ingin menjualnya, kita harus mau menerima

    nilai yang lebih rendah.

    Hal ini dikarenakan para pemain investasi ini umumnya adalah institusi besar

    seperti bank, perusahaan asuransi, atau dana pensiun. Pasar obligasi yang

    masih rendah (jumlah transaksinya) juga berpengaruh terhadap potensi

    kerugian dikarenakan tingginya biaya yang harus dikeluarkan.

    Saham Biasa penerbitan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan

    pendanaan jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis saham (efek

    ekuitas) dengan imbalan uang tunai. Saham tersebut dijual melalui pasar utama

    (Primary market )atau pasar sampingan (secondary market).

    Salah satu tujuan masyarakat untuk membeli saham adalah untuk mendapatkan

    keuntungan dengan cara:

    Meningkatnya nilai kapital (capital gain) untuk jangka pendek

    Mendapatkan dividen untuk jangka panjang

    Saham Biasa Memiliki karakteristik:

  • Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris

    Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru

    Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja

    Saham saham biasa : Blue chip stock saham biasa yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin dalam industrinya,

    memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen saham.

    Seperti PT Telkom Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk (ISAT), PT. Gudang Garam Tbk

    (GGRM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan saham PT Astra

    International Tbk (ASII). Selain itu, ada pula saham PT Bank Central Asia Tbk

    (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia

    (BBRI). saham-saham perusahaan besar yang kinerjanya kuat.

    Growth stock Saham dari perusahaan perusahaan yang sedang berkembang.

    Income stock saham suatu emiten dengan kemampuan membayarkan dividen lebih tinggi dari

    rata-tara dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Seperti PT Unilever Tbk

    (UNVR) dan saham-saham perusahaan badan usaha milik negara (BUMN).

    Speculative stock saham secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, mempunyai

    kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, namun belum

    pasti saham-saham perusahaan yang tidak mampu memperoleh pendapatan secara

    konsisten dari tahun ke tahun. Tapi, meskipun belum pasti, ia memiliki potensi

    untuk bisa menghasilkan pendapatan tinggi di masa depan

    Cyclical stock Saham saham dari perusahaan yang menghasilkan produk dengan life cycle pendek.

    Tujuan dari analisa investasi pada saham biasa adalah mengetahui Rate of return dari saham tersebut yang berasal dari deviden plus capital gains.

    Rate Of Return = D1 + P1 P0 P0

    Contoh :

    Suatu saham biasa dibeli dengan harga Rp 10.000. pemodal mengharapkan cash

    deviden tahun depan sebesar Rp 500 dan mereka juga mengharapkan bahwa pada

    akhir tahun pertama seham tersebut akan dapat dijual dengan harga Rp 10.500.

    Tentukan rate of return yang diharapkan dari saham tersebut ?

    Jawab :

    Rate of return = Rp 500 + (Rp 10.500 Rp 10.000) Rp 10.000

  • = 10 %

    Rate of return yang diharapkan dari saham sebesar 10 % terdiri atas :

    Unsur pendapatan yang berasal dari deviden 5 %

    Unsur pendapatan dari capital gain 5%

    Penentuan rate of return tersebut lebih sulit karena :

    1. Forecasting dari pendapatan deviden dan harga saham di waktu yang akan

    datang merupakan hal yang sulit

    2. Pendapatan dan deviden saham biasa diharapkan meningkat setiap tahunnya

    dan tidak tetap konstan.

    Nilai investasi dari selembar saham biasa tergantung pada :

    1. Jumlah pendapatan dalam rupiah yang diharapkan

    2. Besarnya deviden yang diterima oleh investor

    3. Ending price dari saham biasa ( harga permulaan + capital gain atau capital loss).

    Setelah didapat data mengenai besarnya cash deviden yang diharapkan dari suatu

    saham serta daa mengenai rate of return yang diharapkan oleh pemodal dan estimasi

    harga saham pada akhir tahun pertama, maka kita dapat memperkirakan harga

    saham tersebut pada waktu saat ini dengan rumus :

    P0 = D1 + P1

    1 + r

    Contoh :

    Suatu saham akan memberikan cash deviden tahun depan sebesar Rp 600 dan

    diperkrakan harga pada akhir tahun depan adalah Rp 10.500, sedangkan rate of

    return yang diharapkan oleh pemodal adalah 12 %, maka harga saham pada waktu

    ini adalah?

    Jawab

    P0 = Rp 600 + Rp 10.500

    1 + 0,12

    = Rp 11.100

    1,12

    = Rp 9.910

    Jika diramalkan suaru trend pertumbuhan deviden dengan tingkat pertumbuhan,

    maka menentukan harga awal saham tersebut dengan :

    P0 = D1

    r g

  • Contoh

    Berapa harga pasar suatu saham pada waktu ini yang akan memberikan deviden

    pada akhir tahun pertama sebesar Rp 3.000 dan mempunyai laju pertumbuhan

    deviden sebesar 6% per tahun, sedangkan tingkat pendapatan yang diinginkan

    untuk saham tersebut 16% ?

    Jawab :

    P0 = Rp 3.000

    0,16 0,06

    = Rp 30.000

    Jika pertumbuhan deviden yang akan berlangsung secara kontinyu maka rate of

    return dapat ditentukan dengan :

    r = D1 + g

    P0

    Contoh

    Berapa rate of return dari suatu saham yang akan memberikan deviden pada akhir

    tahun pertama sebesar Rp 2.500 dan harga pasar saham tersebut pada waktu ini

    sebesar Rp 20.000 dan deviden tersebut mempunyai laju pertumbuhan sebesar 6 %

    pertahun

    Jawab

    r = Rp 2.000 + 6%

    Rp 20.000

    = 18,5 %

    Saham Preferen Saham preferen (Preferred stock) adalah bagian saham yang memiliki tambahan

    hak melebihi saham biasa. Ada beberapa jenis saham preferen, antara lain:

    1. Saham preferen partisipasi; saham preferen yang membagikan dividen kepada

    pemegangnnya; pemilik saham ini setelah menerima deviden tetap mempunyai

    hak untuk membagi keuntungan yang dinyatakan sebagai dividen kepada

    pemegang saham biasa (participating preference shares).

    2. Saham preferen nonkumulatif; saham preferen yang tidak mempunyai hak

    untuk memdapatkan dividen yang belum dibayarkan pada tahun-tahun yang

    lalu secara kumulatif (noncummulative preferred stock).

  • Saham Preferen Memiliki karakteristik:

    Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang

    berbeda

    Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari

    saham biasa dalam hal pembagian dividen

    dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka

    dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa

    Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara

    pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk.

    Saham preferen dianggap sebagai sekuritas hybrida karena memiliki sifat-sifat

    seperti saham biasa maupun obligasi, maksudnya:

    Memiliki sifat seperti saham biasa karena dalam pembagian devidennya bias berupa

    nihil atau nol jika laba perusahaan jatuh pada tingkat tertentu, selain itu saham

    preferen merupakan penyertaankepemilikan dan dikeluarkan tanpa adanya jatuh

    tempo.

    Memiliki sifat seperti obligasi karena adanya hak didahulukan atas laba, aktiva dan

    pendapatan yang biasanya tetap.

    Besarnya Rate of Return dari saham preferen dapat ditentukan dengan rumus :

    Rate of Return = deviden per lembar saham preferen

    Harga Pasar

    Dan untuk menentukan nilai dari saham preferen dengan menggunakan rumus :

    Nilai = deviden preferen

    Discount rate

    Contoh :

    Pada tahun 2009 PT ABC mengeluarkan saham preferen dengan nilai nominal Rp

    10.000 dan membayarkan deviden tahunan Rp 600 dengan harga pasar Rp 900.

    Pada saat ini perusahaan tersebut sudah berkembang dan tingkat bunga yang

    berlaku saat ini 6,2%. Tentukan rate of return dan nilai dari saham preferen tersebut

    !

    Jawab :

    Rate of return = Rp 600

    Rp 900

    = 66, 67%

    Nilai saham preferen = Rp 600

    0,062

    = Rp 9.677

    Penentuan Rate of Return dan Nilai dari efek jangka panjang.

    Bentuk-bentuk efek dalam rangka investasi jangka panjang adalah :

  • 1. Obligasi 2. Saham Preferen 3. Saham biasa

    Obligasi

    Obligasi adalah surat pengakuan utang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau

    perusahaan atau lembaga-lembaga lain sebagai pihak yang berutang yang

    mempunyai nilai nominal tertentu dan kesanggupan untuk membayar bunga secara

    periodic atas dasar presentase tertentu yang tetap. Tujuan utama dari analisa efek

    dalam penilaian obligasi adalah rate of return atau yield yang diharapkan dari obligasi tersebut.

    Penentuan nilai obligasi

    Pada prinsipnya nilai obligasi didasarkan pada tingkat bunga yang sedang berlaku.

    Apabila obligasi itu tidak mempunyai hari jatuh temponya, maka nilainya

    ditentukan dengan mengkapitalisasikan bunga tahunannya atas dasar bunga yang

    berlaku pada waktu itu. Dengan demikian nilai dari obligasi tersebut dapat

    ditentukan dengan cara sbb :

    Saham Preferen

    Saham preferen adalah saham yang disertai dengan preferensi tertentu diatas saham

    biasa dalam hal pembagian deviden dan pembagian kekayaan dalam pembubaran

    perusahaan.

    Saham preferen biasanya memberikan deviden yang tetap setiap tahunnya seperti

    halnya obligasi. Pada umumnya saham preferen ini tidak mempunyai hari jatuh.

    Rate of return dari saham preferen ini dapat ditentukan dengan rumus sebagai

    berikut :

    Saham Biasa

    Penentuan besarnya rate of return dan nilai dari saham biasa lebih sukar

    dibandingkan dengan obligasi dan saham preferen, karena :

    Bunga Tahunan R

    Nilai = =

    Discount Rate i

    Deviden per lembar saham preferen

    Rate of return =

    Harga Pasar

  • 1. Forecasting dari pendapatan, devidend dan harga saham di waktu yang akan datang adalah sukar.

    2. Tidak seperti halnya dengan bunga dan devidend saham preferen, pendapatan dan deviden saham biasa diharapkan meningkat setiap tahunnya, dan

    tidak tetap konstan.