36
INTUISI POS E26 EDISI MAGANG NOV 2020 intuisi.isi-ska.ac.id lpmintuisi @lpmintuisi redaksi intuisi PERSPEKTIF PANDEMI

INTUISI POS E26

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INTUISI POS E26

INTUISI POS E26EDISI MAGANG

NOV 2020

intuisi.isi-ska.ac.id lpmintuisi @lpmintuisiredaksi intuisi

PERSPEKTIF PANDEMI

Page 2: INTUISI POS E26

2 INTUISI POS - NOV 2020

ISU EKONOMITA JUK

PERSPEKTIF PANDEMI

Tahun 2020 akan segera usai. Namun, pandemi Covid-19 belum jua berakhir. Berbagai macam kegiatan telah terencana terpaksa harus ditiadakan, metode daring menjadi solusi untuk kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan. Hadirnya virus corona hingga menjadi pandemi memicu banyak hal terjadi di kehidupan sehari-hari, adaptasi kebiasaan baru terus dilakukan.

Terlepas dari baik maupun buruknya, pandemi Covid-19 ini memiliki banyak sudut pandang, seperti yang akan kami ulas dalam Buletin Intuisi Pos E26 Edisi Magang ini. Buletin kali ini akan terbit dengan cakupan tema yang berbeda dari buletin sebelumnya. Bila biasanya kami fokus terhadap isu yang sedang hangat di dalam Kampus ISI Surakarta, kali ini kami mencoba beradaptasi dengan keadaan untuk dapat terus memberikan inovasi dalam menyebarkan informasi dengan menyoroti enam sub tema yang beredar di sekitar kita yaitu: pendidikan, ekonomi, kesehatan,

sosial, seni dan budaya, serta teknologi.

Buletin Intuisi Pos E26 ini merupakan Edisi Magang tahun ini. Artinya pengerjaan reportase dan penulisan berita dilakukan oleh calon anggota LPM Intuisi Surakarta, yakni didominasi oleh Mahasiswa baru ISI Surakarta yang hendak bergabung dengan LPM Intuisi. Pengerjaannya dilakukan di daerah masing-masing tempat calon anggota tinggal, tentunya dengan tetap menjaga dan mematuhi protokol kesehatan.

Mengutip dari pepatah “Berubah atau mati”. Buletin ini sebagai wujud dari upaya LPM Intuisi ISI Surakarta media alternatif untuk terus berinovasi dalam memberikan informasi, mengasah ketrampilan, serta bentuk tanggung jawab kami sebagai insan media. Semoga kehadiran buletin dapat menjadi obat pelepas rindu pembaca setia Intuisi Pos juga sebagai penampung aspirasi masyarakat. Selamat mengapresiasi. Salam Intuisi! (Pemred)

Page 3: INTUISI POS E26

3 INTUISI POS - NOV 2020

ISU EKONOMIISU PENDIDIK AN

KULIAH DARING MAHASISWA SENI

BOGOR - Beberapa bulan terakhir, pelarangan kuliah tatap muka telah diterapkan di seluruh Indonesia. Hal ini menyebabkan perubahan pola belajar mengajar mahasiswa Indonesia yang mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan keadaan. Mahasiswa terpaksa memanfaatkan platform daring untuk menggelar perkuliahan, yang cukup menggelisahkan karena kurang efektif.

Masalah ini juga dirasakan, Jasmine Poetri, mahasiswi Seni Tari di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, memilih pulang ke kota asalnya, Bogor. “Kalau tatap muka, dosen bisa lihat dengan mata kepala sendiri. Kita juga bisa dengar masukan, evaluasi dosen (secara langsung) dengan sangat jelas. Kalau menggunakan google classroom tetap jelas, namun

tidak dicontohkan sehingga sulit dicerna,” tutur Jasmine saat ditemui Reporter Magang Intuisi di kediamannya, pada Selasa (13/10).

Kurang efektifnya pembelajaran daring dianggap maklum oleh keadaan. Karena itulah, para pengajar diharapkan dapat membuat kebijakan yang tidak merugikan dua pihak. Misalnya memberi toleransi waktu hingga penyesuaian sistem penugasan hingga penilaian. Pihak kampus pun dituntut untuk menyempurnakan website kampus dan menjadi jembatan kuota gratis antara mahasiswa dengan Kemdikbud.

Jasmine berharap kuliah tatap muka segera dilaksanakan, “Lebih enak kuliah langsung, tetap dengan protokol kesehatan yang ada, misalnya menggunakan

Intuisi Foto / Sbr

Page 4: INTUISI POS E26

4

masker atau menjaga jarak,” ujarnya. Memasuki new normal, ia merasa seharusnya kampus mulai dibuka, “Kesulitan dan efektivitas

kuliah daring mahasiswa seni beda dibanding mahasiswa kampus (jurusan) lain.”(sbr)

ISU PENDIDIK AN

EFEKTIVITAS BELAJAR SECARA DARING

JAKARTA - Adi Prakoso, mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, merasa bosan selama pembelajaran daring berlangsung lantaran terdapat berbagai kendala yang dialami, mulai dari pembelajaran yang kurang kondusif, keterbatasan kuota internet, dan jaringan yang terputus. Sehingga kesulitan untuk memahami materi yang disampaikan. Terdapat juga faktor-faktor negatif maupun positif yang sangat mempengaruhi keefektifan belajar secara daring.

Terlepas dari faktor negatif, faktor positif dari pembelajaran secara daring membuat mahasiswa

lebih variatif dan dapat beradaptasi dengan perubahan sehingga dapat lebih banyak mengeksplorasi teknologi. Pembelajaran secara daring ini menjadi tantangan serius jika kedepannya angka kasus penyebaran covid-19 tetap meningkat. Banyak media mengatakan, bahwa pembelajaran akan dibuka secara tatap muka pada Januari 2021 nanti.

Jika pembelajaran sudah dimulai secara tatap muka, mahasiswa harus tetap mengikuti protokol kesehatan yang berlaku dan menerapkan 3 M. “Pastinya saya akan terus menerapkan 3M (Memakai masker, Mencuci

Intuisi Foto / Jz

INTUISI POS - NOV 2020

Page 5: INTUISI POS E26

5

tangan, Menjaga jarak), dan mengikuti protokol lainnya yang telah ditetapkan,” ujar Adi saat ditemui Reporter Magang Intuisi di rumahnya, bertempat di Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (13/10/2020).

Seperti diketahui, pandemi Covid-19 telah merubah banyak aktivitas manusia di seluruh

dunia. Pada bulan Maret 2020 lalu, Covid-19 ini telah masuk ke Indonesia dan hingga saat ini angka penyebaran terus-menerus bertambah. Di mana semua kegiatan sudah sangat dibatasi, mulai dari kewajiban menggunakan masker ketika keluar rumah, hingga memutuskan pembelajaran secara tatap muka menjadi daring. (jz)

ISU PENDIDIK AN

KULIAH DARING DARI PERSPEKTIF MAHASISWA

Intuisi Foto /dnf

CILACAP - Sejak bulan Maret lalu Politeknik Negeri Cilacap di Karangcengis, Cilacap Selatan, Jawa Tengah, melakukan pemberhentian perkuliahan tatap muka. Hal ini dikarenakan Permerintah Indonesia mengkonfirmasi bahwa salah satu warganya terinfeksi virus corona. Maka itu pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mengharuskan proses perkuliahan dengan tatap muka dihentikan dan

diganti dengan metode daring.Meskipun menimbulkan

banyak pro dan kontra dari mahasiswa, tetapi ini adalah satu-satunya cara agar para mahasiswa bisa terus melakukan proses perkuliahan. Namun terdapat sisi positif dari sistem daring ini, mahasiswa dapat lebih santai dalam melakukan perkuliahan. Mengurangi biaya transportasi lantaran sistem daring dilakukan

INTUISI POS - NOV 2020

Page 6: INTUISI POS E26

6

di rumah masing-masing. Selain itu mahasiswa bisa dapat melihat kembali materi yang sudah dijelaskan karena biasanya modul materi akan tersimpan di komputer.

Amanda, mahasiswi Teknik Informatika Politeknik Negeri Cilacap berbagi cerita tentang kendalanya saat melakukan kuliah daring, “Kendala terberatnya kebutuhan kuota internet menjadi bertambah,” tuturnya saat ditemui Reporter Magang Intuisi di rumah Cilacap, pada Rabu (14/10). Kendati demikian pemerintah telah berupaya memberikan subsidi kuota gratis untuk keperluan perkuliahan. Tapi sebagian

mahasiswa mengaku masih belum mendapatkan kuota tersebut.

Selain kendala kuota, mahasiswa juga terkendala dengan sinyal internet. Mengingat kondisi berapa wilayah Indonesia belum memiliki sinyal yang memadai. “Kami juga sangat bergantung pada sinyal internet, jadi jika sedang susah sinyal maka kita akan tertinggal dalam proses pembelajaran,” tambahnya. Amanda berharap pemerintah bisa terus meningkatkan kekuatan sinyal internet agar para mahasiswa dan pelajar tidak terganggu dalam pembelajaran daring ini. (dnf)

KARANGANYAR - Santi Setiani, pengajar Taman Kanak-Kanak (TK) di Charis Institute Solo ini mengaku mendapatai

banyak kendala saat mengajar anak-anak dengan metode jarak jauh. Tentunya banyak sekali kendala saat melakukan kegiatan belajar

ISU PENDIDIK AN

PAHLAWAN MASA PANDEMI

INTUISI POS - NOV 2020

Intuisi Foto / agb

Page 7: INTUISI POS E26

7

mengajar dari rumah. “Sebagai guru harus lebih extra untuk persiapan materi pembelajaran, karena penyampaiannya tidak secara langsung atau tatap muka. Maka, kita buat semenarik mungkin agar anak tidak bosan,” tutur Santi saat diwawancarai di rumahnya pada Selasa (13/10).

Seperti Dikutip dari laman kemendikbud.co.id, Nadiem Anwar Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, mengatakan kondisi Pandemi Covid-19 tidak memungkinkan kegiatan belajar mengajar berlangsung secara normal. Terdapat ratusan ribu sekolah ditutup untuk mencegah penyebaran, sekitar 68 juta siswa melakukan kegiatan belajar dari rumah, dan sekitar empat juta guru melakukan kegiatan mengajar jarak jauh.

Kegiatan belajar mengajar selama daring berlangsung di TK Charis Institute menggunakan aplikasi WhatsApp Group untuk pemberian tugas, dan sesekali diadakan Video Call. Selama

seminggu dua sekali, para guru bergantian untuk mendatangi rumah murid satu persatu, tentunya hal ini kurang begitu efektif dan efisien. Selain itu, home visit juga mengakibatkan anak-anak menjadi tidak mandiri, karena merasa di rumahnya sendiri sehingga bersikap menyepelekan, tidak seperti saat berada di sekolah.

“Sering merasa kangen suasana kelas, yang ramai anak-anak berlarian, bernyanyi bersama, tertawa, dan hal-hal lucu lainnya,” tambah Santi. Suasana sekolah sekarang menjadi sepi, hanya ada petugas kebun dan beberapa guru yang sedang piket. Kalau dilihat dari sisi positifnya ada, kita jadi lebih intens dalam berkomunikasi kepada orang tua murid membahas tentang perkembangan sang anak. Santi berharap Covid-19 ini segera berakhir agar anak-anak dapat belajar seperti biasanya, karena anak tingkat Taman Kanak-Kanak masih sulit untuk melakukan pembelajaran secara virtual. (agb)

ISU PENDIDIK AN

PEMBELAJARAN DI KELAS KOSONG

JAKARTA – Dalam rangka mengurangi jumlah penyebaran virus Covid-19, proses pembelajaran saat ini dilakukan secara jarak jauh dengan menggunakan aplikasi

google meet, zoom, whatsapp, dan lain-lain. Pembelajaran dapat dilakukan di mana saja. Pembelajaran daring di setiap sekolah memiliki kriteria tersendiri dalam berpakaian seperti,

INTUISI POS - NOV 2020

Page 8: INTUISI POS E26

8

Intuisi Foto / rsr

diharuskan untuk mengenakan seragam sekolah dan ada yang diperbolehkan mengenakan baju bebas namun sopan.

Seperti di SMKN 36 Jakarta, pembelajaran daring ini proses belajar dipercepat menjadi 30 menit per bel sehingga proses pembelajaran ini hanya berlangsung sampai siang hari saja. Dalam menentukan nilai, ada beberapa poin penting yang diambil sebagai bahan perhitungan.

Pertama adalah absensi, banyak peserta didik yang menanggapi pembelajaran daring ini secara santai. Akan tetapi penilaian absensi yang baik terlihat dari peserta didik yang tidak terlambat selama 15 menit dari waktu yang sudah ditentukan. Perizinan kelas pun hanya diperbolehkan apabila peserta didik tersebut sakit dan mempunyai surat izin dari rumah sakit. Kedua yaitu tugas harian, peserta didik yang

dapat mengerjakan tugas dengan cepat dalam waktu yang ditentukan akan mendapat nilai lebih. Walaupun ada Sebagian guru yang hanya memberikan tugas saja tanpa memberikan materi yang memadai.

Andi Ratna selaku wali kelas SMKN 36 Jakarta mengatakan “Jadi kadang – kadang ada peserta didik yang mengeluh karena ada guru yang tidak memberikan materi tetapi memberikan tugas yang banyak” paparnya saat ditemui Reporter Magang Intuisi di Ruang Guru Multimedia pada Jum`at (09/10). Untuk aspek ketiga diperoleh dari nilai ulangan.

Semua pembelajaran dilaksanakan secara daring mulai dari non-produktif hingga produktif. Akan tetapi pembelajaran produktif ini cukup sulit jika dilakukan secara daring karena masih banyak peserta didik yang kebingungan walau sudah

INTUISI POS - NOV 2020

Page 9: INTUISI POS E26

9

ISU PENDIDIK AN

DILEMA PENGELOLA PAUD DI MASA PANDEMI

PURWOKERTO - Kegiatan belajar mengajar Kelompok Bermain (KB) Bintang Harapan, Kecamatan Kembaran, Purwokerto mengalami kendala dalam metode pembelajaran jarak jauh yang diterapkan karena adanya pandemi. Dian Saptawati selaku pengelola, menilai metode pembelajaran jarak jauh kurang efektif bila diterapkan pada Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD). Anak usia dini belum sepenuhnya mandiri sehingga masih membutuhkan pendampingan orang tua.

Pada awalnya Dian menerapkan metode daring sederhana seperti video call via WhatsApp. “Kendalanya, seluruh siswa di PAUD Bintang Harapan, rata-rata orang tuanya bekerja. Jadi, anak-anak mereka tidak memegang

Intuisi Foto / ads

mencari referensi secara online. “Sebenarnya dalam pembelajaran produktif itu lebih baik dilakukan secara offline karena banyak peserta didik yang masih kebingungan walaupun sudah sering kali diulang materinya,” ujar Andi Ratna.

Selain itu pembelajaran daring ini sangat menguras paket data para peserta didik. Kendati demikian pemerintah ikut turut

membantu dalam masalah satu ini, yaitu dengan memberikan bantuan paket internet kepada peserta didik. Walaupun belum sepenuhnya peserta didik mendapatkan paket internet tersebut. Tetapi bantuan pemerintah ini sudah sangat membantu dalam memecahkan masalah ini.(rsr)

INTUISI POS - NOV 2020

Page 10: INTUISI POS E26

10

handphone selama orang tua bekerja, apabila saya ingin menghubungi, maka itu saya menghubungi di luar jam kerja kisaran sore atau malam. Kadang, anaknya sudah tidur,” jelas Dian saat diwawancarai Reporter Magang Intuisi di rumah nya pada Rabu (14/10).

Metode daring yang dirasa sangat tidak efektif, Dian mengganti metode nya menjadi luar jaringan (luring). Para pengajar mendatangi rumah murid untuk memberikan lembar kerja yang telah disiapkan sesuai tema. Tidak hanya Dian, keluhan pun juga diutarakan wali murid terkait efektivitas dari pembelajaran jarak

jauh yang mengakibatkan perilaku anak menjadi kurang berkembang bahkan mengalami kemunduran.

Contoh kasusnya seperti, anak tidak lagi menurut dengan perkataan orang tua dan lupa hafalan suratan pendek yang telah dihafal sebelumnya. Dian berharap Pemerintah dapat mengambil kebijakan untuk segera mengizinkan pembelajaran tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan, yang dirasa jauh lebih aman daripada anak main tidak terarah dan orang tua yang menjadi emosional. (ads)

ISU SENI DAN BUDAYA

PANDEMI COVID - 19 MENGHAMBAT TRADISI PENCAK SILAT

MADIUN – Bulan Suro tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tradisi setiap tahun

di Kota Madiun berubah total sejak pandemi Covid-19 menyerang Indonesia. Bulan Suro atau yang

Intuisi Foto / epr

INTUISI POS - NOV 2020

Page 11: INTUISI POS E26

11

lebih dikenal dengan Bulan Muharram adalah bulan yang dinanti-nanti para pesilat kota Madiun.

Nicho Patihan, pegiat pencak silat Madiun yang berasal dari Persaudaraan Setia Hati Sedulur Tunggal Kecer (PSH STK) mengatakan, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan kepada setiap perguruan pencak silat untuk meniadakan semua kegiatan atau tradisi pesilat selama bulan Suro ini. Semua perguruan setuju dan mengeluarkan surat siaran kepada para anggotanya. Namun, sangat disayangkan pemerintah masih kecolongan dalam larangan atau kebijakan ini.

“Masih ada para pesilat dari luar kota Madiun yang nekat masuk ke Kota Madiun untuk melakukan tradisi seperti nyekar dan lain sebagainya padahal pintu-pintu utama masuk Kota Madiun sudah dijaga oleh pihak kepolisian akan tetapi para pesilat mencari jalan tikus/alternatif untuk masuk Kota Madiun,” kata Nicho saat ditemui Reporter Magang Intuisi di Padepokan PSH STK, Sabtu (10/10).

Pandemi Corona di dunia persilatan khususnya kota Madiun menghambat semua kegiatan pencak silat mulai dari tradisi-tradisi yang biasa diadakan, event-event pencak silat, hampir kegiatan latihan pun terganggu ditengah pandemi ini. Pencak Silat menjadi

budaya yang tidak bisa dilepaskan dari kota Madiun karena berbagai macam perguruan Pencak Silat berdiri di kota ini. Banyak Tradisi pencak silat muncul di setiap perguruan, khususnya di bulan Suro banyak kegiatan atau tradisi-tradisi yang dilakukan para pesilat Madiun.

“Walaupun pemerintah tidak melarang dan tidak mengeluarkan kebijakan akan tetapi kita saling menjaga satu sama lain untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 ini” Ungkap Nicho Patihan. Namun, ketika Covid-19 ini sudah berlangsung sampai bulan Juli akhirnya semua perguruan pencak silat mengadakan kembali kegiatan latihan perdana dengan menerapkan protokol kesehatan.

Nicho juga mengatakan para pesilat wajib menggunakan masker saat berlatih sebelum latihan, para pesilat disuruh untuk mencuci tangan di tempat yang disediakan kemudian dicek suhu tubuh, apabila suhu tubuh pesilat panas maka disarankan untuk beristirahat di rumah, pesilat saat berlatih juga diwajibkan untuk menjaga jarak satu sama lain. (epr)

INTUISI POS - NOV 2020

Page 12: INTUISI POS E26

12

Intuisi Foto / fnl

ISU SENI DAN BUDAYA

PANDEMI TIDAK SURUTKAN SEMANGAT ANGGOTA TEATER DELIMA

JAKARTA - Dalam rangka mengurangi penyebaran virus Covid-19, aktivitas kesenian termasuk pertunjukan di panggung teater harus dihentikan. Sementara, agar bisa terus muncul ke permukaan para pelaku seni teater dari Teater Delima membuat pelatihan yang lebih efektif dan menyenangkan melalui aplikasi Google Meet dan Zoom. Walaupun terdapat beberapa kendala dalam pertemuan online seperti sulitnya kestabilan jaringan dan listrik yang padam, para anggota tetap berusaha hadir dengan aktif dalam group chat dan berusaha paham terhadap materi teater yang disampaikan dari hasil pertemuan yang disampaikan oleh para senior dan coach.

Para anggota senior Teater Delima juga senantiasa merangkul anggota lain yang kurang partisipasi

dalam latihan daring ini. Mereka mempunyai caranya sendiri agar seni teater tetap bisa berjalan efektif tanpa halangan. Faktanya, pandemi Covid-19 tidak menghalangi para pelaku seni, terutama seni teater dalam mempelajari dan menghasilkan karya yang ditujukan kepada para apresiator seni melalui media daring.

“Kita bakal terus adain challenge seru dan games, dari situ kita bisa tau keaktifan mereka. Kita adain penekanan diri kepada mereka, seperti sering menghubungi lewat jalur pribadi, bertanya-tanya, bercanda, dengan itu kita bisa membuat mereka nyaman,” tutur Defika, Ketua Teater Delima saat diwawancara Reporter Magang Intuisi melalui Line video call pada Rabu (14/10). (fnl)

INTUISI POS - NOV 2020

Page 13: INTUISI POS E26

13

BEKASI – Sejak 1 Oktober lalu, Masjid Al-Falah di Perumahan Jatiagung 1, Jatibening, Pondok Gede, Kota Bekasi ditutup dari aktivitas ibadah. Satu-satunya masjid di perumahan ini terpaksa ditutup akibat dari pemberlakuan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan meningkatnya angka positif Covid-19 di Kota Bekasi. Tidak ada jamaah yang melaksanakan sholat berjamaah di dalam masjid, hanya ada beberapa marbot yang berkeliling untuk membersihkan masjid setiap harinya.

“Kita ingin memutus rantai Covid-19 ini agar tidak masuk ke wilayah Perumahan Jatiagung, jadi dari jamaah kita tidak tahu dari mana Covid-19 itu masuk,” tutur Suranto selaku Dewan Kemakmuran Masjid (DKM)

dari Masjid Al-Falah saat ditemui Reporter Magang Intuisi pada Sabtu (10/10). Bukan hanya sholat berjamaah, kegiatan yayasan masjid juga ikut dihentikan sementara di dalam masjid, beberapa pembelajaran di dalam yayasan diganti dengan pembelajaran jarak jauh atau PJJ untuk meminimalisir kontak fisik antara guru dan murid.

“Sementara kita tutup semua, jadi tidak boleh ada kegiatan, untuk belajar ngaji dan Tahsinul Qur’an kita lakukan dengan jarak jauh, untuk sementara ini,” ungkap Arifin selaku ketua yayasan dari Masjid Al-Falah. Suranto juga mengungkapkan pihak masjid masih menunggu perkembangan dari jumlah positif Covid-19, apabila jumlah menurun maka masjid dapat dibuka kembali, jika belum ada tanda-tanda

Intuisi Foto / tyb

ISU SOSIAL

MASJID DITUTUP, KEGIATAN IBADAH DAN BELAJAR MENGAJAR DIBATASI

INTUISI POS - NOV 2020

Page 14: INTUISI POS E26

14

pasti maka masih diberlakukan penutupan. “Kita akan menunggu perkembangan dari Covid ini, kita lihat kalau memang sudah aman kita buka, tapi kalau disekitar sini masih ada yang positif, kita masih tutup” tambah Suranto.

KBM kegiatan belajar mengajar) yayasan juga mengikuti

perkembangan informasi Covid-19 ini, Arifin masih menunggu informasi untuk dapat membuka yayasan kembali. “Kita lihat situasinya, jika sudah memungkinkan untuk dibuka, InsyaAllah kita akan buka,” pungkasnya. (tyb)

MAGETAN - Menjadi fresh graduate di tengah masa pandemi ini mendatangkan tantangan baru bagi para fresh graduate. Tantangan tersebut hadir disebabkan oleh virus Covid-19 yang telah menyebar ke seluruh penjuru dunia dan memberikan dampak perubahan yang signifikan bagi seluruh lapisan masyarakat. Dimas (19), salah satu fresh graduate Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dari Kota Magetan ini merasakan dampak

dan perubahan dari berbagai sudut.

Dimas sebelumnya memiliki rencana dan harapan besar setelah menjadi seorang fresh graduate kini harus menerima pahitnya kenyataan dan menunda rencananya untuk lanjut bekerja. Dirinya bercerita mengenai keluh kesahnya berjuang menjadi seorang fresh graduate di tengah pandemi Covid-19. Dimas menuturkan bahwa ia cukup sulit menghadapi

Intuisi Foto / ddk

ISU SOSIAL

MENJADI FRESH GRADUATE DI ERA PANDEMI

INTUISI POS - NOV 2020

Page 15: INTUISI POS E26

15

situasi yang diluar kendalinya ini sekarang.

“Pandemi ini cukup membuat saya merasa jengkel dan kesal. Rencananya ijazah keluar langsung cari kerja, tetapi gegara Covid-19 ini pekerjaan susah nyarinya. Apalagi sekarang banyak perusahaan yang di-PHK karyawannya,” ujarnya kepada Reporter Magang Intuisi pada Senin (12/10). Sebagai fresh graduate yang berencana melanjutkan bekerja setelah lulus sekolah namun terhalang pandemi yang memaksakannya untuk berjuang lebih, karena banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat wabah yang semakin merajalela.

Seperti dilansir dari kemnaker.go.id Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat hingga 31 Juli 2020, jumlah PHK maupun dirumahkan mencapai 3,5 juta lebih. Selain mengeluh tentang banyaknya jumlah PHK akibat pandemi ini Dimas juga menambahkan “Saya hanya berharap pandemi ini cepat selesai, dan kondisi segera membaik.

Agar saya bisa cepat dapat kerjaan,” tambahnya berharap.

Berbeda dengan Mei Kinasih (19) alumnus dari salah satu sekolah kejuruan di Kota Magetan yang kini sedang memasuki semester awal di universitas di Jogjakarta menyampaikan ”Saya awalnya merasa kesal dengan Covid-19 ini. Seharusnya saat ini sudah di Jogja, tetapi sekarang malah sebaliknya. Namun, di balik itu juga ada sisi positifnya. Pengeluaran bisa jadi lebih hemat karena tidak pelu bayar kos dan kebutuhan lainnya. Dan di rumah saya semakin dekat dengan keluarga, karena sejak libur pandemi saya di rumah terus bareng keluarga”.

Mengutip pernyataan Mei, walaupun ada beberapa hal yang harus dikorbankan dari rencana awalnya namun Mei Kinasih juga mendapatkan dampak positif dari pandemi Covis-19 yang telah membuatnya bertahan di rumah menikmati waktu bersama keluarga. (ddk)

INTUISI POS - NOV 2020

ISU SOSIAL

DAMPAK PANDEMI DALAM RUMAH TANGGA

NGANJUK - Satu dampak dari Covid-19 dengan adanya himbauan dari Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia untuk menunda acara resepsi

pernikahan. sehingga membuat sebagian dari calon pasangan merasa kecewa dan bersedih hati. Bahkan beberapa dari calon pasangan tersebut ada yang telah

Page 16: INTUISI POS E26

16

menyiapkan katering, dekorasi, dan tata rias. Namun, semuanya dengan terpaksa ditunda sebagai upaya pencegahan Covid-19 yang melanda Indonesia.

Emi (22), calon pengantin yang resepsi pernikahannya tertunda mengatakan “Sedih sih, jelas. Tapi mau bagaimana lagi? Demi kesehatan bersama,” katanya pasrah. “Untuk persiapan sendiri aku sudah bayar uang muka ke perias. Tapi, sudah tak ikhlaskan saja karena perias sendiri pasti juga kena dampak dari Covid-19 ini,” tambah Emi.

Selain itu, kasus perceraian juga marak terjadi, “Karena adanya pemberhentian kerja. Banyak suami yang menganggur akhirnya timbul pertengkaran rumah tangga,” kata Ngamalin selaku pamong Desa Bukur saat ditemui Reporter Magang Intuisi pada Selasa (13/10). Dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 banyak pabrik dan perusahaan melakukan pengurangan pekerja,

berdampak buruk pada kehidupan rumah tangga masyarakat. Dari pertengkaran rumah tangga dapat menimbulkan kejahatan masyarakat.

“Karena sudah pusing berantem sama istri. Beberapa hari yang lalu sampai ada warga yang mencuri ayam tetangganya dengan alasan untuk kebutuhan makan keluarganya,” jelas Ngamalin, menunjukkan dampak Covid-19 di kehidupan masyarakat sudah berada pada titik yang sangat mengkhawatirkan. Sebagai pamong desa, Ngamalin juga berupaya penuh dalam menerapkan protokol kesehatan demi kebaikan masyarakat bersama.

Pentingnya sosialisasi pada masyarakat juga dapat meningkatkan kepahaman masyarakat akan bahaya dari Covid-19 ini untuk dapat menjalani kehidupan dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih positif. (agm)

Intuisi Foto / agm

INTUISI POS - NOV 2020

Page 17: INTUISI POS E26

17

SURAKARTA - Menghadapi masa pandemi covid-19, banyak orang yang mengeluhkan upaya untuk menghasilkan uang, lantaran banyak pekerja yang diberhentikan, ada juga dari kalangan pedagang atau pekerjaan jasa yang mengalami penurunan penghasilan. Seperti Heri Supangat (60), pengompa ban sepeda dan sepeda motor, korban terdampak ekonomi saat masa pandemi beranggapan bahwa pendapatannya menurun pada saat pandemi “Penghasilan saya pada saat Corona ini sangat menurun, biasanya sebelum Corona saya bisa mendapat penghasilan Rp 75.000/hari pada saat Corona seperti ini hanya Rp 40.000/hari. bahkan, saya pernah sehari tidak ada penghasilan,” ujarnya pada reporter magang Intuisi, Selasa (13/10).

Dikutip dari laman website

antaranews.com. Suahasil Nazara, Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia mengatakan, bahwa Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi negatif disebabkan oleh Covid-19. Pemerintah Indonesia mengetahui bahwa ekonomi Indonesia akan mengalami tekanan negatif pada saat covid-19, seperti dirasakan masyarakat saat ini, dari mulai pedagang kecil sampai pekerja lepas yang penghasilannya tidak menentu mengalami kerugian, akan tetapi kebutuhan ekonomi masyarakat harus berjalan. Banyak orang yang mengeluh sebab kondisi ekonominya menurun pada saat pandemi.

Pemerintah tidak tinggal diam dengan mengupayakan bansos (bantuan sosial) yang disalurkan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19. Dikutip dari laman

Intuisi Foto / mrf

ISU EKONOMI

EKONOMI KISRUH, RAKYAT MENGELUH

INTUISI POS - NOV 2020

Page 18: INTUISI POS E26

18

Intuisi Foto / fzm

NGAWI - Setelah ditetapkannya sistem PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), angka perekonomian pedagang menurun, sehingga dibutuhkan strategi dan inovasi agar dapat terus mendorong usahanya. Seperti yang dilakukan Muhammad Ogye Andriansya, penjual minuman cepat saji di Jalan Jaksa Agung Saputra, Ngawi, Jawa Timur.

Ogye melakukan inovasi dalam usahanya memerangi

pandemi guna bertahan melawan krisis ekonomi. Dengan cara menjual produknya melalui media online. “Keadaan pandemi seperti ini pendapatan saya turun lumayan banyak. Orang-orang sudah sepi di jalan tidak mau beli, sudah tidak ada anak anak yang sekolah lagi. Lalu saya berinisiatif menjual produk saya secara online, saya juga membuka semacam delivery order,” ujarnya pada Reporter Magang Intuisi (14/10) .

ISU EKONOMI

INOVASI BERJUALAN DI MASA PANDEMI

website Kompas.com, pemerintah memberikan tujuh bentuk bantuan di masa pandemi mulai dari uang sampai sembako semua diturunkan untuk masyarakat. Namun, Pemerintah perlu memberikan sosialisasi bantuan sosial kepada masyarakat agar lebih merata. Atau bila perlu pemerintah juga

harus melakukan observasi terlebih dahulu untuk melihat masyarakat yang kurang mampu dan terdampak covid-19. Karena masyarakat sangat berharap agar pandemi ini cepat berakhir dan pemerintah bisa menangani krisis ekonomi yang terjadi saat ini. (mrf )

INTUISI POS - NOV 2020

Page 19: INTUISI POS E26

Intuisi Foto / str

19

ISU EKONOMI

STRATEGI SUPRIHATIN SURVIVE DI MASA PANDEMI

Menurut Ogye sangat tidak efisien bila berjualan di lapangan pada saat PSBB seperti ini. Dirinya menjual produk minumannya melalui aplikasi Whatsapp dan Instagram, sembari tetap mencoba berjualan secara offline. Pendapatan yang dia peroleh menjadi stabil walau masih belum menyamai keadaan sebelum pandemi.

“Kita harus memiliki cara yang kreatif untuk bertahan hingga pandemi ini dinyatakan selesai. Khususnya bagi pedagang kaki lima, keadaan di lapangan pasti semakin sepi, tentunya sangat merugikan bila kita buta internet dan informasi, kita harus menambah wawasan dan terus berinovasi,” pungkasnya. (fzm)

INTUISI POS - NOV 2020

MEDAN – Suprihatin, pemilik usaha Sate Madura di Jalan A. H. Nasution, Medan, Sumatera Utara. Mengalami penurunan hasil usaha dikarenakan pembatasan keluar rumah akibat pandemi virus Covid-19. Kendati demikian dirinya tidak ingin mengurangi jumlah karyawannya, maka agar usahanya dapat tetap berkembang

dalam kondisi dan situasi apapun, ia pun mencoba memanfaatkan teknologi terkini.

Dia mendaftarkan usaha-nya melalui aplikasi layanan pesan makanan online seperti go-food dan grab food. Dirinya juga tak segan mengantarkan pesanan pelanggan yang hanya menelepon lewat telepon genggam. Tak lupa

Page 20: INTUISI POS E26

juga dengan mematuhi protokol kesehatan. Hal ini ia lakukan agar dapat memberikan kenyamanan bagi para pelanggan dan orang-orang di sekitarnya.

Bapak dari tiga orang anak ini, mengatakan bahwa mau tak mau, muda atau dewasa harus tetap mengikuti perkembangan zaman agar dapat survive di era modern ini. “Sebagai orang tua saya harus tetap berkembang mengikuti

zaman, jika tidak saya akan kalah saing dengan pengusaha yang lain,” tambahnya saat di wawancara Reporter Magang Intuisi (14/10).

Diketahui usaha kuliner ini dikembangkan Suprihatin bersama istrinya dan empat orang karyawan. Ia menjual makanan-makanan khas jawa yang telah ia pelajari tata cara pembuatannya selama ia di Lampung.(str)

20

Intuisi Foto / dev

ISU TEKNOLOGI

TELEGRAM TANDINGI WHATSAPP SOALKEAMANAN PRIVASI PENGGUNA

NGAWI – WhatsApp dan Telegram saat ini menjadi aplikasi pesan daring paling laris di Indonesia. Heni Wulandari, pengguna Telegram, saat ditemui Reporter Magang Intuisi di rumahnya pada Minggu (11/10) mengaku dirinya lebih tertarik menggunakan Telegram karena memiliki lebih

banyak fitur dan keamanan privasi dibandingkan aplikasi pesan lainnya. Heni menilai fitur Secret Chats yang dimiliki Telegram membuatnya lebih unggul dibandingkan aplikasi pesan lain.

Dengan mengaktifkan fitur Secret Chats pengguna tidak bisa menggunakan tangkapan layar

INTUISI POS - NOV 2020

Page 21: INTUISI POS E26

21

sehingga privasi pengguna akan tetap aman. “Kalau saya sebenarnya pakai WhatsApp. Namun, ada juga beberapa orang yang berkirim pesan lewat Telegram soalnya Telegram itu privasinya lebih terjamin daripada aplikasi serupa lainnya,” ucap Heni saat ditanyai alasannya menggunakan Telegram.

Untuk mengaktifkan fitur Secret Chats pengguna hanya tinggal menekan tiga garis di pojok kiri atas Telegram. Selanjutnya pilih Secret Chat Baru yang memiliki simbol gembok. Kemudian pengguna memilih kontak yang akan diundang untuk mengobrol. Kelebihan dari Secret Chats antara lain menggunakan enskripsi end-to-end, tidak meninggalkan jejak pada server Telegram, punya waktu penghancur otomatis, dan tidak diizinkan meneruskan pesan.

Dikutip dari artikel Telegram ‘Why Using WhatsApp is Dangerous’, CEO dan pendiri Telegram yaitu Pavel Durov mengklaim dirinya menemukan

celah dari WhatsApp yang dapat berpotensi menimbulkan pencurian data. Terbukti dengan adanya peristiwa tersebarnya foto-foto pribadi Jeff Bezos setelah menggunakan aplikasi WhatsApp. Menurut Durov, kelemahan WhatsApp ada pada fitur end-to-end encryption yang dinilai terdapat banyak kesalahan.

Pertama, adanya backup yang seringkali tanpa disadari tidak dienkripsi. Sedangkan Telegram sendiri tidak pernah bergantung pada backup cloud pihak ketiga dan mereka memiliki (fitur) Secret Chats yang tidak pernah di-backup di manapun. Kedua, adanya backdoor (pintu belakang) WhatsApp yang dapat menimbulkan celah sehingga mudah untuk disadap. Ketiga, adanya kelemahan dalam implementasi enskripsi. Telegram mengklaim menggunakan open-source dan enskripsi yang sepenuhnya didokumentasikan sejak 2013.(de)

INTUISI POS - NOV 2020

JAKARTA – Penggunaan gawai mengalami peningkatan yang cukup signifikan di masa pandemi Covid-19, terutama di kalangan pekerja dan pelajar. Mulai dari kebutuhan pekerjaan hingga hiburan, gawai menjadi medianya. Selain itu, kebutuhan akan

informasi juga disinyalir menjadi salah satu faktor meningkatnya penggunaan gawai dan media sosial di masa pandemi ini. Namun, selain memberikan dampak positif, penggunaan gawai dengan intensitas tinggi juga mempunyai dampak negatif terhadap para penggunanya.

ISU TEKNOLOGI

GAWAI : DUA MATA PISAU DI TENGAH PANDEMI

Page 22: INTUISI POS E26

22

Intuisi Foto / ntl

“Penggunaan media sosial dan gawai dalam kehidupan itu punya dua mata pisau, ada positifnya dan ada negatifnya. Positifnya, selama pandemi ini walaupun kita nggak bisa ketemu sama teman-teman dan keluarga, kita tetap bisa keep in touch sama mereka lewat gawai dan media sosial. Namun, negatifnya, karena kita terlalu banyak mengonsumsi media sosial akhir-akhir ini, kita jadi cenderung lebih insecure dengan apa yang kita lihat. Kita jadi sering merasa kurang (dari orang lain), dan lebih bergantung dengan apa yang kita lihat di media sosial,” tutur Sherin (19), pekerja lepas di bidang pengembangan teknologi saat diwawancara Reporter Magang Intuisi pada Senin (11/10).

Sherin juga beranggapan bahwa moderasi sangat dibutuhkan dalam penggunaan gawai dan media sosial. Selain menjadi ajang untuk membanding-bandingkan, dampak negatif media sosial juga bisa datang

dari terlalu banyak dan cepatnya informasi yang kita konsumsi. Sherin beranggapan bahwa adanya informasi yang sangat beragam dalam jumlah yang besar di media sosial merupakan suatu hal yang tak terhindarkan.

“Kita tidak bisa menyalahkan sumber dari informasi tersebut, karena yang bisa kita kontrol hanya diri kita sendiri. Kita harus kenal diri kita sendiri terlebih dahulu, apakah kita orang yang harus selalu tahu informasi atau well-informed agar bisa tenang dan keep going di pandemi ini, atau kita adalah tipe orang yang merasa kewalahan ketika mendapatkan terlalu banyak informasi. Kalau kita sudah tahu (tentang diri kita sendiri), kita jadi tahu harus mengambil tindakan apa dari reaksi yang kita punya tersebut,” ujarnya.

Walaupun informasi sangat banyak dan beredar di mana-mana, kita bisa membatasi hal tersebut dengan memanfaatkan fitur-fitur

INTUISI POS - NOV 2020

Page 23: INTUISI POS E26

GROBOGAN - Habib Luthfi, (28), menciptakan aplikasi Presensi Online Siswa (POS) hadir sebagai solusi presensi dan absensi siswa yang mudah, murah, efisien, transparan dan akuntabel. Presensi siswa cukup dengan smartphone Bapak/ Ibu guru. “Teknologi ini kami kembangkan berawal dari rasa keprihatinan kami tentang kurangnya koordinasi. Contohnya, seperti koordinasi orang tua,

sekolah, antara wali kelas, guru, BP, BK, hingga kepala sekolah,” ujarnya saat ditemui Reporter Magang Intuisi pada Sabtu, (11/10).

Aplikasi POS Presensi Online Siswa dibuat Habib Luthfi setahun yang lalu (2019) tepatnya pada bulan Agustus. Aplikasi dibuat di rumah bersama temannya. Penerapan aplikasi tersebut, sekolah diberi tiga layanan di antaranya; sekolah diberikan dashboard admin

ISU TEKNOLOGI

APLIKASI POS SOLUSI PRESENSI ERA PANDEMI

23 INTUISI POS - NOV 2020

yang ada di media sosial, seperti fitur mute kata-kata maupun akun tertentu yang dimiliki oleh Twitter, sehingga kata-kata maupun posting-an akun tersebut tidak akan muncul di linimasa kita.

“Hal tersebut juga berlaku pada kasus-kasus lainnya. Yang bisa kita kontrol bukanlah bagian eksternal, namun diri

kita sendiri dan bagaimana kita mempersepsikan hal-hal di luar diri kita, serta bagaimana kita bisa mengontrol diri kita supaya hal-hal yang terjadi tidak mempengaruhi diri kita dalam skala yang terlalu besar, sampai membuat kita terlalu terpengaruh dan tidak bisa keep going dalam hal hal yang lain,” tutur Sherin. (ntl)

Intuisi Foto / woa

Page 24: INTUISI POS E26

24

SEMARANG – Dunia saat ini sedang dilanda pandemi Covid-19. Akibatnya masyarakat di seluruh dunia, terutama di Indonesia, diharuskan untuk mengurangi kegiatan di luar rumah seperti bekerja di kantor, kuliah, bahkan sampai sekolah pun ditiadakan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka banyak perusahaan dan juga

sekolah yang menerapkan bekerja dan belajar dari rumah secara daring. Hal ini juga yang harus dihadapi oleh para mahasiswa, Aulia Nada, mahasiswa baru Universitas Dian Nuswantara.

“Penggunaan gawai tentunya semakin bertambah, karena gawai itu berguna banget, terutama untuk kuliah dan belanja

Intuisi Foto / hzn

ISU TEKNOLOGI

PRODUKTIF DI MASA PANDEMIDENGAN TEKNOLOGI

berupa website, aplikasi presensi online siswa yang berbasis android untuk guru, aplikasi android sekolah dengan nama dan logo sekolah digunakan untuk siswa dan wali siswa.

Selama masa pandemi akibat wabah Covid-19, hampir semua sekolah di seluruh Indonesia memberlakukan sistem belajar dari rumah. Sejalan dengan era digital

saat ini, segala urusan administrasi diharapkan bisa dilaksanakan secara online, termasuk dalam hal presensi siswa. Dalam hal ini, dengan aplikasi POS, guru bisa membuat absensi online sendiri dengan mudah. “Tetapi, kami terus berinovasi ada salah satu fitur yaitu surat izin di sini bisa digunakan untuk mengajukan ketidakhadiran.” ujar Habib. (woa)

INTUISI POS - NOV 2020

Page 25: INTUISI POS E26

25

secara daring,” katanya pada Reporter Magang Intuisi pada Senin (12/10). Dirinya mengaku menggunakan banyak aplikasi untuk bisa tetap kuliah meski harus secara daring, mulai dari penggunaan laman universitas, Whatsapp, dan Telegram. Semua aplikasi itu digunakan untuk tetap bisa berkomunikasi dengan teman-temannya dan para dosen pengajar, serta menjadi wadah untuk mahasiswa dapat mengumpulkan tugasnya.

Selain itu ada juga beberapa aplikasi yang ia gunakan untuk tatap muka secara daring, seperti Zoom dan Google Meet. Namun, terdapat berbagai kendala saat harus melakukan semuanya secara daring, seperti yang dialami Aulia. “Kesulitan pasti ada. Secara, ketemu sama temen-temen baru lewat sosial media, ngumpulin

tugas juga lewatnya sosial media. Jadi kalau pada saat pembelajaran itu sulit memahami pelajarannya,” tambah Aulia.

Dia juga menjelaskan beberapa kendala di saat melakukan kuliah secara daring dari rumah “Saat video conference itu sinyalnya kadang jelek, terus juga tugas menjadi semakin banyak, selain itu juga sulit untuk mengatur waktu,” keluhnya. Tetapi disamping itu semua harus diakui bahwa dengan berkembangnya dunia teknologi membuat kita semakin mudah untuk tetap terhubung walau harus mengurangi kegiatan keluar rumah. “Lebih memudahkan aja, karena keluar juga belum boleh lantaran masih dilanda pandemi Covid-19, jadi kayak mengurangi ketemu sama orang-orang gitu,” tutup Aulia.(hzn)

INTUISI POS - NOV 2020

ISU TEKNOLOGI

PERAN TEKNOLOGI DIMASA PANDEMI

WONOGIRI - Indonesia sedang berada dalam krisis masa pandemi Covid-19. Teknologi menjadi salah satu alat yang sangat berguna dan dibutuhkan di masa pandemi ini. Andrew Sabastian Sinaga (18), mahasiswa Universitas Sanatha Dharma merupakan salah satu pengguna aktif teknologi, mengatakan bahwa teknologi sangat penting dan sangat berpengaruh pada kehidupan.

“Karena saat pandemi seperti ini saya dituntut untuk melakukan segala aktivitas dengan menggunakan bantuan teknologi (secara daring)” katanya saat diwawancarai Reporter Magang Intuisi pada Senin (12/10). Teknologi yang sering digunakan biasanya adalah ponsel dan laptop. Tetapi yang paling sering digunakan adalah ponsel karena dapat digunakan untuk berbagai hal.

Page 26: INTUISI POS E26

26

ISU KESEHATAN

UPAYA RS PREMIER JATINEGARA CEGAH PENULARAN COVID-19

JAKARTA – Perubahan aktivitas di masa pandemi ini meresahkan bagi masyarakat, berbagai cara oleh

masyarakat agar adaptif terhadap pandemi ini. Terutama bagi warga Jakarta yang memiliki kasus positif

Intuisi Foto / spsp

Misalnya berkomunikasi dengan orang-orang yang di luar jangkauan dan mencari referensi untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Menurut Andrew, teknologi memiliki dampak negatifnya seperti membuat seseorang menjadi lebih pasif pada kehidupan nyata, jika tidak bisa menggunakan teknologi secara bijak. Contoh nyatanya adalah, saat seseorang menghabiskan banyak waktu untuk bermain game dan menonton Youtube.

Teknologi bisa mendatang-kan kecanduan pada kehidupan manusia. “Bagi saya sendiri dampak negatif teknologi dalam kehidupan saya adalah terkadang membuat

saya menjadi sedikit malas atau menunda-nunda pekerjaan saya,” ujar Andrew. Adapun dampak positif yang dimiliki teknologi bisa membantu seseorang untuk mencari informasi, dan sangat memudahkan dalam perkuliahan. Sehingga sangat membantu mahasiswa dalam masa pandemi ini, yang kebanyakan melakukan kegiatan secara daring.

Andrew sendiri berharap agar seseorang bisa menggunakan teknologi dengan baik, yaitu dengan mengatur waktu kapan akan menggunakannya dan membatasi waktu penggunaan teknologi tersebut agar tidak terjadi kecanduan.(spsp)

INTUISI POS - NOV 2020

Page 27: INTUISI POS E26

27

Intuisi Foto / abd

INTUISI POS - NOV 2020

terbanyak di Indonesia. Banyak tempat yang akhirnya ditutup atau beradaptasi saat pandemi ini. Seperti halnya di Rumah Sakit (RS) Premier Jatinegara, Tebet, Jakarta Timur, menerapkan screening point bagi pasien yang ingin memasuki gedung rumah sakit dengan mengisi formulir riwayat diri.

Hal ini dilakukan untuk memisahkan pasien yang terkena infeksi atau tidak. Aktivitas dokter juga berubah dari sebelumnya hanya menggunakan jas dokter atau dengan baju jaga saja, tetapi untuk sekarang menggunakan hazmat, shoe cover, google, sarung tangan, face shield dan alat pelindung diri yang memiliki levelnya sendiri, disesuaikan dengan tempat yang ada. Memisahkan ruangan infeksi dan ruangan tidak infeksi ini, salah satu cara mencegah penyebaran virus Covid-19.

Untuk pembersihan di poli masih sama dengan biasanya. Namun di setiap ruangan sudah

disediakan air mengalir dan sabun untuk mencuci tangan. dr. Nadya Angel, dokter di rumah sakit ini menghimbau untuk masyarakat yang memiliki rasa keluhan disarankan untuk cek ke rumah sakit atau ke klinik terdekat, untuk masyarakat yang sering bepergian keluar kota diharuskan untuk mengikuti pengecekan diri seperti tes rapid atau tes PCR swab secara berkala.

“Selain itu, kita harus sama-sama tetap menjaga kesehatan pada tubuh dan semangat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Dengan keadaan seperti ini bukan berarti juga kita bebas beraktivitas begitu saja tanpa menerapkan protokol kesehatan, contohnya nongkrong di cafe atau tempat keramaian kita harus tetap menjaga jarak,” ujarnya pada Reporter Magang Intuisi pada Minggu (11/10). (obd)

Page 28: INTUISI POS E26

28

ISU KESEHATAN

KESIAPAN RSUD SRENGAT LAWAN PANDEMI

BLITAR - Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Blitar kian meningkat. Dilansir dari laman Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, kasus pasien positif mencapai 667 kasus per tanggal 12 Oktober 2020. Pemerintah terus berupaya untuk menyediakan layanan kesehatan, dengan menyiapkan sejumlah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menjadi rumah sakit rujukan yang digunakan untuk penanganan Covid-19. Di antaranya di wilayah Blitar selatan terdapat RSUD Mardi Waluyo, di Blitar Utara yaitu RSUD Srengat , dan Blitar Timur ada RSUD Ngudi Waluyo.

RSUD Srengat baru saja diresmikan pada tanggal 12 September lalu, peresmiannya dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Blitar, Riyanto. umah sakit ini sudah memiliki fasilitas ruang pemeriksaan maupun

perawatan dikhususkan bagi pasien Covid-19. “Jika sudah ada peraturan daerah tentang retribusi jasa umum, maka RSUD Srengat bisa dengan maksimal digunakan. Selain itu, nantinya RSUD Srengat juga akan segera mendapat dukungan ventilator karena menjadi rumah sakit rujukan Covid-19.” Jelas Khofifah, dalam sambutan pidatonya.

Rumah sakit ini juga memberikan jaminan fasilitas kesehatan untuk mendukung keselamatan tenaga medis, yaitu terjadwalnya ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD), dan fasilitas kelengkapan alat dan ruang. Seperti yang diungkap salah satu tenaga medis di bagian Laboratorium PCR (Polymerase Chain Reaction), Salma. “Walaupun ada rasa khawatir namun tidak mengurangi semangat untuk mengabdi pada negeri. Kalau di laboratorium itu kita nggak kontak langsung sama pasien, tapi

Intuisi Foto / nda

INTUISI POS - NOV 2020

Page 29: INTUISI POS E26

kita kontak sama cairan pasien. Kalau kekhawatiran pasti ada,” ia juga menambahkan fasilitas dari pemerintah sudah memadai dan terjadwal.

“Alhamdulillah untuk rumah sakit kita APD selalu tersedia, stok juga selalu ada, jadi dari kita misalnya APD kita kira-kira ini butuhnya sampai beberapa hari ke depan ini nggak cukup, kita langsung pengajuan. Kalau APD yang kaya di televisi itu maksimal pemakaian 4 jam, jadi kalau lebih dari itu harus ganti, setelah dipakai langsung masuk di pembuangan limbah.”

Ia menerangkan sulitnya memakai baju APD yang berlapis-lapis. “Iya, gimana ya, sulitnya itu udah gerah, terus kita tuh sebelum pakai itu harus makan dulu, minum dulu, kalau mau buang air harus

ditahan dulu, jadi sebisanya sebelum pakai itu kita melakukan apa yang nanti ngga bisa kita lakukan waktu pakai APD” .

Salma juga menjelaskan upaya pemerintah dalam menekan penyebaran covid19 memang sudah sangat benar, namun yang disayangkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. “ Kalau untuk saya dari pemerintah sudah cukup untuk penerapannya. Cuma dari masyarakatnya yang agak bandel, disuruh pake masker masih banyak yang nggak pakai, diminta menjaga jarak juga masyarakat masih kurang peduli, kalau untuk cuci tangan dengan enam langkah mungkin masih kurang sosialisasi, jadi masih banyak yang salah.” Pungkasnya.(nda).

29 INTUISI POS - NOV 2020

ISU KESEHATAN

PELAYANAN KESEHATAN ONLINE DI MASA PANDEMI

JAKARTA - Pandemi Covid-19, pemerintah memberlakukan kebijakan pembatasan sosial yang berlaku di masyarakat. Hal ini ternyata juga berdampak kepada pelayanan kesehatan. Guna mencegah penyebaran virus Covid-19, beberapa pelayanan kesehatan dioperasikan dengan protokol kesehatan, seperti adanya pengurangan waktu pelayanan, pembatasan jumlah pengunjung,

dan pengurangan tatap muka dengan bekerja dari rumah.

Dikutip dari berbagai sumber, kebijakan tersebut memicu antrian panjang, yang membuat masyarakat menunggu lebih lama karena terbatasnya waktu pelayanan dan jumlah pengunjung. Seperti yang dialami Endang Sridarwati, pengguna layanan kesehatan mengungkapkan, dirinya harus menunggu lama untuk

Page 30: INTUISI POS E26

bisa berkonsultasi dengan dokter. Kendati demikian di era digital ini sudah banyak pelayanan kesehatan secara online. Apalagi, di tengah pandemi yang belum mereda, masyarakat disarankan untuk tidak mengunjungi rumah sakit, kecuali ada kebutuhan yang mendesak atau keadaan darurat.

Pelayanan kesehatan seca-ra online ini sangat membantu masyarakat bisa mendapatkan penanganan lebih cepat daripada harus mengantri untuk konsultasi. “Kita tidak perlu antri dan jadi lebih efektif waktu juga, pemerintah juga menyarankan masyarakat untuk tidak sering keluar rumah, jadi dengan adanya pelayanan kesehatan secara online ini sangat membantu

masyarakat yang ingin konsultasi seperti saya,” tutur Endang pada Reporter Magang Intuisi pada Rabu (14/10).

Dengan adanya pelayanan kesehatan online, selain mengurangi pertemuan dengan orang banyak, masyarakat juga bisa mendapatkan informasi yang cepat, dan berkualitas dari dokter. “Banyak informasi hoaks yang beredar. Jadi bagus sekali dengan adanya pelayanan kesehatan secara online ini,” tambah Endang. Namun, menurutnya masih banyak kekurangan dari pelayanan kesehatan secara online ini. “Lebih baik konsultasi secara langsung agar mendapat pemeriksaan fisik, karena bisa saja tidak tepat diagnosanya,” tutupnya. (dwi)

30

Intuisi Foto / dwi

INTUISI POS - NOV 2020

OPINI

MENGOLAH PANDEMI JADI PLANDEMI

Tahun 2020 menjadi tahun yang penuh kejutan bagi umat manusia di seluruh dunia. Pasalnya semua rencana yang telah tersusun rapi kini harus ditunda bahkan

Aqsal Bayu Arbima,

Mahasiswa Seni Karawitan 2018,

Staf Penelitian LPM Intuisi

ISI Surakarta

Page 31: INTUISI POS E26

31 INTUISI POS - NOV 2020

dibatalkan karena adanya pandemi di tahun ini. Awalnya saya juga sangat kecewa dan marah akan hal ini, bagaimana tidak “rencanaku gagal kabeh cok!”, terlebih saya sudah merencanakan semua dengan matang. Namun, harus saya relakan untuk menjadi sebuah ekspektasi belaka.

Tapi menurut saya pandemi Covid-19 ini adalah sebuah cobaan yang menguntungkan bagi kita. Tergantung bagaimana kita dapat mengambil sudut pandang dari berbagai arah. Awalnya saya juga sependapat dengan kawan sekelas saya yang keberatan dengan adanya kuliah online.

Seiring berjalannya waktu, saya pun dapat menikmati kuliah online, walaupun ini tidak sepenuhnya. Di sini saya mengambil sudut pandang bagaimana kita bisa bebas berkarya, membuka usaha, ataupun mengembangkan usaha di saat perekonomian dunia sedang sangat tidak stabil. Menurut saya, ketika seorang mahasiswa seperti saya dapat melihat dari berbagai sisi pandemi yang terjadi, hal ini justru akan menguntungkan.

Ketika kuliah online kita tentu akan lebih leluasa melakukan aktivitas yang bisa disambi kuliah. berbagai kegiatan yang dilakukan mahasiswa ketika kuliah sedang berlangsung, mulai dari makan, rebahan, nonton drakor, merokok, dan masih banyak lagi. Sebenarnya ini adalah ujian bagi seberapa

cekatan kita mengolah pikiran dan mengubah rencana. Banyak kegiatan positif yang dilaksanakan berbagai pihak sebagai wadah untuk kita melakukan suatu kegiatan.

Pilihan kita mau aktif untuk mengisi waktu luang di rumah, atau hanya rebahan dan membuang waktu begitu saja. Saya sendiri mengambil keputusan untuk mengembangkan usaha saya berjualan pempek yang sudah saya rintis sejak kelas XII SMK. Di awal pandemi saya sangat kesulitan, bahkan saya sempat meninggalkan beberapa mata kuliah dan kegiatan non-akademik di kampus karena kewalahan untuk mencari uang.

Namun saya dapat mengatasi masalah kuliah saya ketika usaha saya sudah mulai berjalan dan memperoleh keuntungan yang cukup menggiurkan. Selain itu saya juga menyalurkan hobi lama saya yang tidak sealiran dengan jurusan saya, yakni produksi sebuah film pendek. Kendati demikian, sangat disayangkan banyak juga oknum yang tidak bertanggung jawab dan memanfaatkan momentum seperti ini. Mulai dari lapangan pekerjaan palsu, padahal banyak masyarakat mengharap peluang itu, juga maraknya kasus pencurian. Suatu peristiwa pasti akan ada dampak positif dan negatif. Semuanya kembali pada kita masing-masing, diam atau bergerak untuk berkembang.

Page 32: INTUISI POS E26

32

KOMIK

INTUISI POS - NOV 2020

Page 33: INTUISI POS E26

KOMIK

INTUISI POS - NOV 202033

Page 34: INTUISI POS E26

34 INTUISI POS - NOV 2020

Dokumentasi Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar LPM Intuisipada Sabtu-Minggu (10/11) di Zoom Meeting.

Page 35: INTUISI POS E26

Pelindung: Dr. RM. Pramutomo, M.HumPembina: Anhar Widodo, S.Sos

Pemimpin Penelitian dan Pengembangan: Septi Sari Dewi | Kepala Divisi Penelitian: Hema Kusuma Sandi| Staff Penelitian: Aqsal Bayu Arbima, Oka

Sugawa | Kepala Divisi Pengembangan: Agnes Septiana | Staf Pengembangan: Sigit Wicaksono, Pashadeno Senja Saquarela Suwarno

Bidang Keredaksian

Bidang Penelitian dan Pengembangan

Bidang Perusahaan

Badan Pengurus Harian

Pemimpin Umum: Ari Aryani | Sekretaris Umum: Ramadhan Aryo Raharjo, Andini Pradya Savitri | Bendahara Umum: Irma Tri Anggraeni

Pemimpin Redaksi: Sigit Kurnia Nur Santoso | Redaktur Pelaksana Buletin: Inas Halimah Taqiyah | Staff Bulletin: Rohmatul Istiqomah, Finas Aznie Nazira, Syifa’ Ghaits Nabila Salsabil | Redaktur Pelaksana Majalah: Muhammad Farid Imaduddin | Staff Majalah: Latifah Azmul Fauzi, Afwi

Abdillah Fatah, Mar’atul Sholihah Ulya | Redaktur Pelaksana Online: Raden Raihan Pradipta Andrika Putra | Staff Online: Muhammad Aldo Parulian, Luqman Hanafie, Nur Vitasari Ningsih | Illustrator: Jasmine Fitria Tsani,

Roman Aqviriyoso, Fahmi Prastio Ginanjar, Zidane Karin Irawan | Layouter: Julias Galuhk Immanuel, Mohammad Agung Maulana | Editor: Ika Puspita Candra Hapsari | Reporter: Agithaaa Martha, Agustian Faruq Al Fanani,

Ahmad Aditya Budi Faisal, Ahmad Thoyyib, Almas Nisa, Alya Dhiya Shafa, Andrai Gabrellya, Deva Elinda, Dhewani Indrawati, Diin Nurita Faizza,

Dinna Elisa Nursafitri, Divani Fitria Nur’aini, Dodik Setiono, Dyne Fortuna, Erlangga Ramadhan Putra, Farah Nida Lestari, Ficky Zaid Mukhlisin, Helmi Zufar Nursilo, Jihan Zahirah, Ma’ruf Sholiqin, Muhammad Satria Al-Rasyid, Nadila Dwi As’ari, Natalia Indriyani, Rio Syahrur Ramadhan, Sabrina Prima, Stela Pasha Samya Purba, Wahyu Oktavia Astika Arizona, Yogga Roniansyah,

Zidane Karin Irawan

Pemimpin Perusahaan: Saila Nur Nathisa | Kepala Divisi Niaga dan Iklan: M. Ulil Absor Hasan | Staff Niaga dan Iklan: Detama Rakinta Tiananda | Kepala

Divisi Distribusi dan Promosi: Syah Reckha Pahlevi | Staff Distribusi dan Promosi: Muchamad Abdurrohman

INTUISI POS - NOV 202035

Page 36: INTUISI POS E26

Wartawan LPM INTUISI dilengkapi identitas dan tidak diperbolehkan menerima pemberian dalam bentuk apapun. Redaksi menerima karya mahasiswa, dosen, cendekiawan, dan umum dalam bentuk opini, resensi, cerpen, kolom, dan karikatur atau komik. Disertai foto diri dan fotokopi kartu identitas yang masih berlaku. Naskah diketik dengan spasi ganda maksimal 6000 karakter. Redaksi berhak menyunting naskah kiriman tanpa mengurangi subtansinya.

Redaksi menerima tulisan berupa surat dari pembaca. Tulisan diketik dengan spasi ganda maksimal 350-400 kata. Tulisan bisa dikirim melalui e-mail:[email protected], atau diserahkan langsung ke alamat redaksi LPM INTUISI dengan melampirkan fotokopi kartu identitas. Redaksi juga menerima tulisan berupa pesan singkat (WA/SMS) dari pembaca. Pesan dikirim dengan format: Nama (garis) Alamat (garis) Fakultas/Prodi (garis) isi pesan.

Kirim ke 0896 - 9372 - 2951

Kunjungi dan subscribe channel kami

Redaksi Intuisi

Mau iklan di sini?Hubungi: 0823 - 2381 - 9481