19
ISLAMIC FINANCE OVERVIEW D I S U S U N OLEH HENI TRIWAHYUNI 1115020030 A FAKULTAS EKONOMI

Intoduction into microfinance

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Intoduction into microfinance

Citation preview

ISLAMIC FINANCE OVERVIEW

D

I

SUSUNOLEH

HENI TRIWAHYUNI 1115020030

A

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS SERAMBI MAKKAH BANDA ACEH2013

PEMBAHASANISLAMIC FINANCE OVERVIEW

1. Konsep ekonomi islamDalam ekonomi konvensional, motif aktivitas ekonomi mengarah kepada pemenuhan keinginan individu manusia yang tak terbatas. akibatnya, masalah utama ekonomi konvensional adalah kelangkaan dan pilihan. dalam islam, motif aktivitas ekonomi lebih diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan dasar yang tentu ada batasnya, meskipun bersifat dinamis sesuai tingkat ekonomi masyarakat pada saat itu.Selain itu kepuasan dalam islam tidak hanya terbatas pada benda-benda konkrit, tetapi juga tergantung pada sesuatu yang bersifat abstrak, seperti amal saleh yang dilakukan manusia. Oleh karena, itu prilaku dalam ekonomi islam tidak didominasi oleh nilai alami yang dimiliki oleh setiap individu manusia, tetapi ada nilai di luar dari manusia yang kemudian membentuk prilaku ekonomi mereka, yaitu islam itu sendiri yang diyakini sebagai tuntunan utama dalam hidup dan kehidupan manusia.Selanjutnya, ekonomi dalam islam adalah ilmu yang mempelajari segala prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperolehfalah(kedamaian dan kesejahtraan dunia akhirat). Prilaku manusia disini berkaitan dengan landasan-landasan syariah sebagai rujukan berperikau dan kecendrungan-kecendrungan fitrah manusia.

Selanjutnya, prinsip-prinsip ekonomi islam yang sering disebut dalam berbagai literature ekonomi islam dapat dirangkum menjadi lima hal:

1.Hidup hemat dan tidak bermewah-mewah2.Menjalankan usaha-usaha yang halal3.Implementasi zakat4.Penghapusan/pengharaman riba5.Pelarangan maysir

Berdasarkan penjelasan di atas sistem ekonomi Islam berbeda dengan ekonomi konvensional. Sesuai dengan paradigma ini, ekonomi dalam Islam tak lebih dari sebuah aktivitas ibadah dari rangkaian ibadah dari setiap aktivitas hidup manusia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketika ada istilah ekonomi Islam, yang berarti beraktivitas ekonomi menggunakan aturan dan prinsip Islam, dalam aktivitas ekonomi manusia, maka ia merupakan ibadah manusia dalam berekonomi. Dalam Islam tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak bernilai ibadah, sehingga tidak ada sisi hidup dan kehidupan manusia yang tidak diatur dalam Islam.

2. Konsep Zakat, Riba, dan Maysir

Tiga pilar utama ekonomi islam adalh Implementasi zakat, pelanggaran riba, dan pelanggaran maysir, yang masing-masing akan diuraikan secara rinci.

1.Implementasi Zakata.Pengertian ZakatZakat merupakan pungutan wajib atas individu yang memiliki harta wajib zakat yang melebihi nisab, dan didistribusikan kepada delapan penerima zakat, yaitu: fakir, miskin, fi sabilillah, ibnussabil, amil, garim, hamba sahaya, dan muallaf.Dari segi bahasa, zakat berartial-barakatukeberkahanan-namapertumbuhan dan perkembangan,ath-thaharatukesucian. Dari istilah, zakat merupakan bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang diwajibkan Allah kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula.

Penerapan sistem zakat akan mempunyai berbagai implikasi di berbagai segi kehidupan, antara lain:1.Memenuhi kebutuhan masyarakat yang kekurangan2.Memperkecil kesenjanngan ekonomi3.Menekan jumlah permasalahan social, kriminalitas, pelacuran, gelandangan, pengemis, dan lain-lain4..Menjaga kemampuan beli masyarakat agar dapat memelihara sector usaha5.Mendorong masyarakat untuk berinvestasi

b.Penerapan Zakat Dalam Sistem Ekonomi IslamZakat merupakan ketentuan wajib dalam sisitem ekonomi islam, sehingga pelaksanannya melalui institusi resmi Negara yang memiliki ketentuan hokum. Zakat dikumpul, dikelola, atau didistribusikan melalui lembagaBaitul mal.

Manfaat individu dari zakat adalah bahwa ia akan membersihkan dan mensucikan mereka yang membayar zakat. Yaitu dari sifat kekikiran dan kecintaan harta yang berlebihan. Selain itu, eksistensi zakat dalam kehidupan manusia baik pribadi maupun kolektif pada hakekatnya memiliki makna ibadah dan ekonomi. Zakat merupakan variable utama dam kestabilan ekonomi agar selalu berada pada posisi aman.

c. Siapa saja yang berhak menerima Zakat?

Yang berhak menerima Zakat menurut kaidah Islam terdiri dari 8 macam :1. Fakir: Orang yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup.2. Miskin: Orang yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup.3. Amil: Orang yang mengumpulkan dan membagikan zakat.4. Mu'allaf: Orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan barunya.5. Hamba sahaya: Orang yang ingin memerdekakan dirinya6. Gharimin: Orang yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sanggup untuk memenuhinya7. Fisabilillah: Orang yang berjuang di jalan Allah.8. Ibnus Sabil : Orang yang kehabisan biaya di perjalanan.2. RibaDan aku halalkan bagimu jual beli,dan aku haramkan bagimu riba..(Al baqarah 2:275)Dan sesuatu riba (tambahan)yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, maka tidak bertambah dalam pandangan Allah (Ar-Rum: 39) Dan Allah melaknat pemakan riba, penerimanya, penulisnya dan kedua saksinya( HR. muslim dari Jabir)a.Pengertian RibaRiba dapat timbul dalam pinjaman (Riba dayn) dan dapat pula timbul dalam perdagangan (riba bai). Riba bai terdapat dua jenis, yaitu riba karena pertukaran barang sejenis, tetapi jumlahnya tidak seimbang (riba fadl), dan riba karena pertukaran barang sejenis dan jumlahnya dilebihkan karena melibatkan jangka waktu (riba nasiah).Riba dayn berarti tambahan , yaitu pembayaran premi atas setiap pinjaman dalan transaksi utang-piutang maupun perdagangan yang harus dibayarkan oleh peminjam kepada yang memberikan pinjaman di samping pengembalian pokok, yang ditetapkan sebelumnya. Riba dikatakan bathil karena pemilik dana mewajibkan peminjam untuk membayar lebih dari yang dipinjam tanpa memperhatikan apakah peminjam mendapat keuntungan atau mengalami kerugian.Riba dipersamakan dengan mereka yang mengambil harta atau kekayaan orang lain tanpa melalui jalan yang benar, dan mengancam kedua belah pihak dengan siksa yang amat pedih1.Bunga dan RibaMenurut ijma consensus para fuqaha tanpa kecuali, bunga tergolong riba karena riba memiliki persamaan makna dan kepentingan dengan bunga. Lembaga Islam internasional dan nasional telah memutuskan sejak 1965 bahwa bunga bank atau sejenisnya adalah sama dengan riba dan haram secara syariah.

Keputusan lembaga Islam internasional, antara lain:1.Dewan studi Islam Al-Azhar Cairo, memutuskan bahwa: bunga dalam segala bentuk pinjaman adalah riba yang diharamkan.2.Keputusan Muktamar Bank Islam II, kuawit, 1403H3.Majma Fiqih Islami, Organisasi Konfrensi Islami, memutuskan bahwa: seluruh tambahan dan bunga dalam pinjaman dan jatuh tempo dan nasabah tidak mampu membayarnya, demikian pula bunga atas pinjaman dari permulaan perjanjian adalah dua gambaran dari riba yang diharamklan dalam syariah4.Keputusan No. 6 sidang ke-9, makkah, memutuskan : bunga bank yang berlaku dalam perbankan konvensional adalah riba yang diharamkan.

b.Pelanggaran Riba dalam Sistem Ekonomi IslamMenurut Qardhawi, hikmah yang tampak jelas dibalik pelanggaran riba adalah pewujudan persamaan yang adil diantara pemilik harta dan pemilik usaha, serta pemikulan resiko dan akibatnya secara berani dan penuh rasa tanggung jawab.Lebih jauh lagi, konsep pelarangan riba dalam islam dapat dijelaskan dengan keunggulannya secara ekonomis dibandingkan dengan konsep konvensional.dengan pelanggaran riba, dinding yang membatasi aliran investasi tidak ada sehingga alirannya lancar tanpa halangan.Implikasi pelarangan riba pada sector riil, antara lain:1.Mengoptimalkan aliran investasi tersalur lancar ke sector riil2.Mencegah penumpukan harta pada sekelompok orang3.Mencegah timbulnya gangguan-gangguan dalam sector riil, seperti inflasi dan penurunan produktifitas ekonomi makro4.Mendorong terciptanya aktivitas ekonomi yang adil

c. Jenis-Jenis RibaSecara garis besar riba dikelompokkan menjadi dua.Yaitu riba hutang-piutang dan riba jual-beli.Riba hutang-piutang terbagi lagi menjadi riba qardh dan riba jahiliyyah. Sedangkan riba jual-beli terbagi atas riba fadhl dan riba nasiah. Riba Qardh : Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang (muqtaridh). Riba Jahiliyyah : Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan. Riba Fadhl : Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi. Riba Nasiah : Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba dalam nasiah muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan kemudian.

3.MaysirMaysir secara harfiah berarti memperoleh sesuatu ddengan mudah tanpa kerja keras atau mendapat keuntungan tanpa kerja. Judi di satu sisi dilarang karena merupakan usaha untung-untungan yang ditekankan pada unsur spekulasi yang irasional dan tidak berdasar. Namun, dilihat dari sisi dampaknya terhadap ekonomi, judi dilrang karena tidak memberikan dampak peningkatan produksi yang meningkatkan penawaran agregat barang dan jasa di sector riil.Dengan pelanggaran riba dan judi dlam Islam, aliran investasi menjadi optimal dan tersalur lancar ke sector produktif. Sementara itu dalam sector konvensional sistem bunga membuat aliran investasi menjadi tidak optimal dan tidak lancar karena sebahagiannya terhambat.Ditinjau dari segi ekonomi ada beberapa alasan mengapa Maisir itu dilarang, di antaranya:Pertama, Ketidakadilan distribusi pendapatan.Dalam judi keuntungan baru bisa didapat setelah salah satu pihak menang atau dapat dikatakan menggunakan prinsip seperti riba, penggeseran risiko (risk shifting) dari pihak yang kuat kepada pihak yang lemah. Jelaslah prinsip ini tidak adil dan mematikan motivasi pengusaha, Distribusi pendapatan seharusnya didasarkan pada besar-kecilnya kontribusi yang disumbangkan ataupun berbagi risiko (risk sharing).

Kedua, Alokasi sumber daya ekonomi tidak efisien.Dengan dialokasikannya sumber daya dalam perjudian maka nilai tambah perekonomian akan terhenti dan berpotensi tersumbatnya perekonomian yang mengarah pada perpindahan kekayaan dari pihak-pihak yang produktif kepada pihak nonproduktif.Bisa dibayangkan bukan apa yang akan terjadi jika sumber daya ekonomi dikuasai oleh masyarakat yang tidak produktif?

3. Konsep Uang Dalam Islam

Uangdalam bahasa arab berasal dari kata Nuqud yang berasal dari akar kata naqdun yang berarti uang tunai atau pembayaran kontan.Sedangkan Departemen Pendidikan dan kebudayaan dalam kamus besar bahasa Indonesia menyebutkan bahwa uang adalah kertas, emas, perak atau logam lain yang dicetak dengan bentuk atau gambar tertentu, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara sebagai alat tukar atau standar pengukur nilai yang sah.Uang adalah alat penukar atau standar nilai yang dikeluarkan oleh pemerintah suatu Negara berupa kertas, emas, perak atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu. Dalam fiqih Islam biasa digunakan istilahnuqud,yaitu segala sesuatu yang diterima secara umum sebagai media pertukaran dan pengukur nilai yang terbuat dari emas, perak, maupun fulus tembaga atau kertas.

1.Uang Dalam Sistem Ekonomi IslamDalam sejarah kegiatan ekonomi islam, pentingnya keberadaan uang dijelaskan oleh Rasulullah yang menganjurkan dan menyebutkan bahwa perdaganngan yang lebih baik adalah perdagangan yang menggunakan media uang, bukan pertukaran barang (barter) yang dapat menimbulkan riba ketika pertukaran barang sejenis yang berbeda mutu.Dengan keberadaan uang, hakikat ekonomi dalam persfektif Islam dapat berlangsung dengan baik, yaitu terpelihara dan meningkatnya perputaran harta diantara manusia(pelaku ekonomi). Dengan keberadaan uang, aktivitas zakat, infak, sedekah, wakaf, kharaj, jizyah, dam lain-lain dapat lebih lancar terselenggara.Dalam ekonomi konvensional, sistem bunga dan fungsi uang yang dapat disamakan dengan komoditi menyebabkan terjadinya pasar tersendiri dengan uang sebagai komoditinya dan bunga sebagai harganya. Pasar ini adalh pasar moneter yang tumbuh sejajar dengan pasar riil berupa pasar uang, pasar modal, pasar obligasi dan pasar derivative. Akibatnya, dalam ekonomi konvensional timbul dikotonomi sector riil dan moneter.

Fungsi uang menurut Islam

1.Uang sebagai ukuran harga.Imam Ghazali (w. 505 H) menegaskan bahwa Allah menciptkan dirham dan dinar sebagai hakim penengah diantara seluruh harta agar harta diukur dengan keduanya..Ibn Rusyd (w. 595 H) menyatakan bahwa, ketika orang susah menemukan nilai persamaan antara barang-barang yang berbeda, jadikan dinar dan dirham.Ibn al-Qayyim (w. 751 H) Mengungkapakan bahwa dinar dan dirham adalah nilai harga barang komoditas. Nilai harga adalah ukuran yang dikenal untuk mengukur harta maka wajib bersifat spesifik dan akurat, tidak meninggi dan tidak juga turun. Kalau unit nilai harga bisa naik dan turn maka kita tidak mempunyai lagi unti ukuran yang bisa dikukuhkan untuk mengukur nilai komoditas.2.Uang sebagai Media TransaksiUang menjadi media transaksi yang sah yang harus diterima oleh siapapun bila ia ditetapkan oleh negara. Inilah perbedaan antara uang dengan media transaksi lain. Seperti cek, cek hanya berlaku apabila si penjual dan pembeli mengukuhkan bahwa cek sebaga alat pembyaran yang sah.Berbeda dengan emas dan perak yang tidak serta merta menjadi uang bila tidak ada stempel dari negara. Imam Nawawi berkata makruh bagi rakyat biasa mencetak sendiri dirham dan dinar, sekalipun dari bahan yang murni. Sebab wewenang untuk membuat uang ada pada pemerintah.Ibnu Khaldun mengatakan dalam kitab muqadimahnya bahwa uang tidak perlu mengandung emas atau perak, tetapi emas dan perak menjadi standar nilai uang. Uang yang tidak mengandung emas dan perak merupakan jaminan pemerintah menetapkan nilainya. Karena itu pemerintah tidak boleh merubahnya.3.Uang media pemnyimpan nilaiAl Ghazali berkata: kemudian disebabkan jual beli, muncul kebutuhan terhadap dua mata uang. Seseorang yang meninginkan makanan kemudian menukarnya dengan kain, dari mana ia dapat mengetahui ukuran baju dari nilai makanan tersebut. Sedangkan pergaulan menginginkan terjadinya jual beli antara barang yang berbeda.Maka dibuatkanlah jalan penengah sebagai hakim yang adil antara kedua belah pihak yang ingin bertransaksi. Keadilan itu dituntut dari jenis harta. Keudian dibutuhkan jenis harta yang dapat bertahan lama, dan jenis barang yang bertahan lama tersebut adalah barang tambang, seperti emas, perak dan logam yang kemudian dicetak menjadi uang.Ibnu Khaldun juga mengisyratkan uang sebagai alat simpanan. Ia menyatakan, kemudian Allah Taala menciptakan dari dua barang tambang, emas dan perak, sebagai nilai dari setiap harta. Dua jenis ini merupakan simpana dan perolehan orang-orang di dunia kebanyakannya.

4. Sistem Bagi Hasil vs Sistem Bunga

Sebagai alternative bunga dalam ekonomi konvensional, ekonomi Islam menawarkan sistem bagi hasil ketika pemilik modal bekerja sama dengan pengusaha untuk melakukan kegiatan usaha. Apabila kegiatan usaha menghasilkan, keuntungan dibagi dua, dan apabila kegiatan usaha menderita kerugian, kerugian ditanggung bersama. Sistem bagi hasil menjamin adanya keadilan dan tidak ada pihak yang terzalimi.

Table 1. perbedaan antara bunga dan bagi hasilBUNGABAGI HASIL

1.Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi usaha akan selalu menghasilkan keuntungan2.Besarnya persentase didasarkan pada jumlah dana/modal yang dipinjamkan3.Bunga dapat mengambang dan besarnya naik turun sesuai naik turunnya bunga patokan atau kondisi ekonomi4.Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa petimbangan apakah usaha yang dijalankan peminjam untung atau rugi5.Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun keuntungan naik berlipat ganda6.Eksistensi bunga diragukan oleh semua agama1.Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil disepakati pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi2.Besarnya rasio bagi hasil didasarkan pada jumlah keuntunngan yang diperoleh3.Rasio bagi hasil tetap tidak berubah selama akad masih berlaku, kecuali diubah atas kesepakatan bersama4.Bagi hasil tergantung pada usaha yang dijalankan, bila usaha merugi kerugian akan ditanggung bersama5.Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan keuntungan6.Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil

Konsep Keuntungnan Dalam Islam

Pembahasan mengenai akad dan produk bank syariah tidak terlepas dari konsep keuntungan dalam islam. Untuk mengetahui suatu transaksi atau akad dalam suatu transaksi apakah sesuai dengan kebutuhan syariah atau tidak, apakah mengandung unsure riba atau tidak dapat digunakan kaedah-kaedah di bawah ini:1.Letakkan akad yang akan dievaluasi pada kotak kiri bawah2.Evaluasi akad tersebut terhadap tiga unsure Iwad, yaitu risiko, kerja dan usaha, dan tanggung jawab pada kotak kanan bawahApabila ketiga unsure iwad ada, maka akad tersebut sesuai dengan syariah, dan keuntungan yang dihasilkan oleh transaksi tersebut bukan tergolong riba, atau sebaliknya.

Allah menghalalkanperniagaandan mengharamkan riba

5. KONSEP DASAR BANK SYARIAH

1.Konsep OperasiMekanisme kerja bank syariah adalah sebagai berikut :Bank syariah melakukan kegiatan pengumpulan dana dari nasabah melalui deposito/investasi maupun titipan giro dan tabungan. Dana yang terkumpul kemudian diinvestasikan pada duania usaha melalui investasi sendiri dan investasi dengan pihak lain. Ketika ada hasil, maka bagian keuntungan untuk bank dibagi kembali antara bank dan nasabah pendanaan.

2.Konsep akada.Pengertian akadSecara khusus akad berarti keterkaitan antar ijab dan qabul dalam lingkungan yang disyariatkan dan berpengaruh pada sesuatu.Rukun dalam aka dada tiga, yaitu : 1) pelaku akad, 2) objek akad, 3) pernyataan akad, yaitu ijab dan qabul.dalamSyarat akad ada empat, yaitu : 1) syarat berlakunya akad, 2) syarat sah nya akad,3) syarat terealisasikannya akad, 4) syarat lazim.

b.Akad yang digunakan bank syariahAkad atau trnsaksi yang digunakan dalam dalam bank syariah dalam operasinya terutama diturunkan dari kegiatan mencari keuntungan dan sebagian dari keuntungan dan sebagian dari kegiatan tolong menolong. Turunan dari tijarah adalah perniagaaan perniagaan yang berbentuk kontrak pertukaran dan kontrak bagi hasil dengan segala variasinya. Cakupan akad yang akan dibahas meliputi akad perniagaan yang umum digunakan untuk produk bank syariah.

c.Keterkaitan Akad dan ProdukPerlu diingat dalam melihat produk-produk bank syariah, selain bentuk atau nama produknya, yang pelu diperhatikan adalah prinsip syariah yang dihgunakan.Akad atau transaksi yang berhubungan dengan kegiatan usaha bank syariah dapat digolongkan kedalam transaksi untuk mencari keuntungan dan transaksi untuk tidak mencari keuntungan.

3 Prinsip-prinsip umum bank syariah.Dalam menjalankan usahanya, bank syariah harus tetap berpedoman pada nilai-nilai syariah. Prinsip itu berpedoman pada Alquran dan Hadits. Prinsip yang diterapkan bank syariah meliputi:1. Prinsip pengharaman ribaPrinsip ini tercermin dari praktek pengelolaan dana nasabah. Dana yang berasal dari nasabah penyimpan harus jelas asal usulnya. Sedangkan penyalurannya harus dalam usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan syari.2. Prinsip keadilanPrinsip ini tercermin dari penerapan sistem bagi hasil dan pengambilan keuntungan berdasarkan hasil kesepakatan dua belah pihak.3. Prinsip KesamaanPrinsip ini tercermin dengan menempatkan posisi nasabah serta bank pada posisi yang sederajat. Kesamaan ini terwujud dalam hak, kewajiban, risiko dan keuntungan yang berimbang di antara nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana maupun bank.

DAFTAR PUSTAKAhttp://trialbydoing.blogspot.com/2012/06/hukum-perbankan-syariah.html.http://amankomakoe.blogspot.com/2012/06/uang-dalam-konsep-ekonomi-islam.html.http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/05/15/konsep-dasar-bank-syariah/