16
1 Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan Pengunjung di Sebuah Destinasi Wisata Studi Kasus : Desa Wisata Bejalen Disusun Oleh : Nama : Dewi Triyani NIM : 732014018 Disusun sebagai Laporan Tugas Akhir Program Studi Destinasi Pariwisata PROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2018

Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan ......fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan ......fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa

1

Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan Pengunjung

di Sebuah Destinasi Wisata

Studi Kasus : Desa Wisata Bejalen

Disusun Oleh :

Nama : Dewi Triyani

NIM : 732014018

Disusun sebagai Laporan Tugas Akhir Program Studi Destinasi Pariwisata

PROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2018

Page 2: Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan ......fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa

2

Page 3: Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan ......fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa

3

Page 4: Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan ......fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa

4

Page 5: Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan ......fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa

5

Page 6: Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan ......fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa

6

Pendahuluan

Pariwisata telah mengalami ekspansi dan diversifikasi berkelanjutan, dan

menjadi salah satu sektor ekonomi yang terbesar dan tercepat pertumbuhannya di

dunia. Meskipun krisis global terjadi beberapa kali, jumlah perjalanan wisawatan

internasional tetap menunjukkan pertumbuhan yang positif. Banyak konsep

pariwisata yang diterapkan khususnya konsep community based tourism dimana

masyarakat ikut andil dalam proses dalam menjalankan kegiatan

kepariwisataannya.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan hal yang penting

ketika diletakkan atas dasar keyakinan bahwa masyarakatlah yang paling tahu apa

yang dibutuhkan. Partisipasi yang hakiki akan melibatkan masyarakat dalam

keseluruhan tahapan pengembangan, mulai dari proses perencanaan, pengambilan

keputusan, dan pengawasan program pengembangan kawasan wisata.

Keikutsertaan masyarakat dalam perencanaan sebuah wisata dapat mendorong

mereka berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan dan pengawasan.

Di Kabupaten Semarang terdapat daya tarik wisata yang memiliki potensi

dengan ciri khas masing – masing yang diminati wisatawan. Mulai dari destinasi

wisata maupun desa wisata. Tercatat sebanyak lebih dari 200 destinasi wisata dan

23 Desa Wisata yang sudah mendapatkan SK di Kabupaten Semarang. Saat ini Desa

Wisata menjadi salah satu daya tarik wisata yang diminati wisatawan. Seperti Desa

Wisata Bejalen yang berada di Desa Bejalen Kecamatan Ambarawa Kabupaten

Semarang. Pentingnya sebuah pengelolaan pengunjung khususnya di Desa Wisata

Bejalen adalah salah satu cara untuk memberikan pengarahan kepada wisatawan

ketika datang ke desa wisata ini. Hal ini dimaksudkan supaya wisatawan tidak

kebingungan ketika akan berkeliling di area desa wisata ini. Sehingga walaupun

belum ada guide yang aktif menemani, wisatawan dapat berkeliling dan menikmati

fasilitas yang ada. Mengelilingi Desa Wisata Bejalen cukup mudah, namun apabila

tidak ada arahan yang jelas akan menyulitkan wisatawan untuk melakukan kegiatan

wisata. Dengan adanya pengelolaan pengunjung menggunakan interpretasi ini

bertujuan untuk menambah kualitas pengalaman wisatawan serta diharapkan dapat

Page 7: Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan ......fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa

7

memberikan pengalaman yang baik, mengesankan dan membuat wisatawan ingin

datang kembali mengunjungi Desa Wisata Bejalen.

Kajian Pustaka

Desa Wisata

Desa Wisata merupakan “Suatu kawasan pedesaan yang menawarkan

keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaan baik dari kehidupan

sosial ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur

bangunan dan struktur tata ruang desa yang khas, atau kegiatan perekonomian yang

unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai

komponen kepariwisataan, misalnya : atraksi, akomodasi, makanan – minuman,

cindera – mata, dan kebutuhan wisata lainnya. Desa Wisata merupakan suatu

bentuk integrasi antara atraksi , akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan

dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan

tradisi yang berlaku. (Nuryanti : 1993)

Desa Wisata biasanya berupa kawasan pedesaan yang memiliki beberapa

karakteristik khusus yang layak untuk menjadi daerah tujuan wisata. Di kawasan

ini, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain

itu, beberapa faktor pandukung sepeti makanan khas, sistem pertanian dan sistem

sosial turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Di luar faktor – faktor tersebut,

sumberdaya alam dan lingkungan alam yang masih asli dan terjaga merupakan

salah satu faktor penting dari sebuah kawasan desa wisata. Selain berbagai

keunikan tersebut, kawasan desa wisata juga dipersyaratkan memiliki berbagai

fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini

akan memudahkan para pengunjung desa wisata dalam melakukan kegiatan wisata.

Fasilitas – fasilitas yang seyogyanya ada di suatu kawasan desa wisata antara lain :

sarana transportasi, telekomunikasi, kesehatan, dan akomodasi. Khusus untuk

sarana akomodasi, desa wisata dapat menyediakan sarana penginapan berupa

Page 8: Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan ......fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa

8

pondok – pondok wisata (home stay) sehingga para pengunjung dapat merasakan

suasana pedesaan yang masih asli.

Pengelolaan Pengunjung

Pengelolaan pengunjung adalah sebuah alat yang penting di tempat rekreasi

atau tempat yang dilindungi, sebagai peningkatan penggunaan tingkat dapat

mengurangi dampak negatif dari kualitas sebuah pengalaman berkreasi. (Candrea,

Ispas : 2009). Sebuah destinasi wisata adalah suatu tempat yang tujuannya

mendatangkan banyak wisatawan. Dengan datangnya wisatawan dapat

mempengaruhi destinasi tersebut , kuantitas dan kualitas wisatawan / pengunjung

dapat memberikan dampak positif dan dampak negatif. Pentingnya pengelolaan

pengunjung di destinasi adalah guna meningkatkan kualitas, ekspektasi,

pengalaman, kegembiraan, dan kepuasan pengunjung dan menjaga keselamatan

pengunjung. Terdapat berbagai macam instrument pengelolaan pengunjung yaitu

interpretasi yang berkaitan dengan menambah nilai pengalaman pengunjung,

himbauan terhadap pengunjung dan adanya sanksi atau denda.

Interpretasi dalam Pengelolaan Pengunjung

Suatu seni dalam menjelaskan keadaan lingkungan (flora, fauna, proses

geologis,proses biotik dan abiotik yang terjadi) oleh pengelola kawasan kepada

pegunjung yang datang ke lingkungan tersebut sehingga dapat memberikan inovasi

dan menggugah pemikiran untuk mengetahui, menyadari, mendidik dan bila

memungkinkan menarik minat pengunjung untuk ikut menjaga lingkungan tersebut

ataupun mempelajarinya lebih lanjut. Kegiatan interpretasi diselenggarakan dengan

menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pengunjung dan dengan cara

mempertemukan pengunjung dengan obyek-obyek interpretasi, sehingga

pengunjung dapat memperoleh pengalaman langsung melalui panca indranya

seperti penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman ataupun perabaan.

(Rachmawati : 2011)

Page 9: Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan ......fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa

9

Tujuan Interpretasi adalah :

1. Membimbing pengunjung dalam mengembangkan kesadaran, apresiasi

dan pemahaman yang lebih tajam mengenai area yang dikunjunginya.

2. Mencapai tujuan manajemen.

3. Interpretasi dapat mendorong penggunaan sumberdaya rekreasi secara

bijaksana oleh pengunjung, membantu memperkuat gagasan bahwa

kawasan rekreasi tersebut merupakan tempat khusus yang menuntut

perilaku khusus

4. Interpretasi dapat digunakan untuk meminimalkan dampak manusia

terhadap sumberdaya dengan beragam cara.

5. Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai tujuan dan sasaran

suatu lembaga.

Setelah mendapatkan pengalaman interpretasi yang baik diharapkan

pengunjung menjadi lebih mengenal kawasan wisata tersebut sehingga lebih

memahami dan menikmati kunjungannya, merasakan kebanggaan akan

kawasan tersebut dan akan membantu melindungi sumberdaya kawasan

tersebut. Pengunjung juga akan lebih memperhatikan tindakannya dan

tindakan orang lain serta akan memiliki penghargaan yang lebih tinggi

terhadap lingkungan hidup dan kerja mereka sehari-hari, dan akan lebih

bersedia melakukan sesuatu bagi lingkungannya

Terdapat 6 Prinsip Interpretasi yaitu sebagai berikut:

Suatu interpretasi yang tidak ada kaitannya antara yang diperagakan

dengan apa yang diuraikan akan merupakan suatu hal yang sia – sia.

Informasi atau penerangan bukanlah interpretasi. Interpretasi adalah suatu

ungkapan berdasarkan informasi – informasi. Dalam interpretasi

dimasukkan unsur – unsur informasi.

Intepretasi adalah suatu seni yang menggabungkan bermacam – macam

seni, baik bersifat ilmiah, sejarah atau arsitektur, suatu seni yang pada

suatu tingkatan tertentu dapat dianjurkan kepada orang lain.

Cara menyampaikan interpretasi bukan dengan perintah tetapipancingan

atau persuasi (dorongan)

Page 10: Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan ......fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa

10

Interpretasi bermaksud menunjukkan sesuatu secara keseluruhan dan tidak

hanya untuk golongan tertentu

Interpretasi bagi anak – anak bukan penyederhanaan bagi orang dewasa.

(Tilden : 1977)

Berdasarkan hasil penelitian Madin & Fenton (2004) , menyatakan bahwa

data kuisioner yang didapatkan tentang penggunaan system interpretasi

yang efektif untuk berwisata alam (lingkungan), dan dari hasil yang ada

banyak responden yang memberikan tanggapan yang positif

terhadap program interpretasi tersebut. Sehingga melakukan sebuah

interpretasi sebagai pengelolaan dapat meningkatkan kualitas

yang terdapat dalam sebuah destinasi wisata.

E. Penelitian Terdahulu

1. Jurnal Perencanaan Program Interpretasi Lingkungan sebagai Strategi

Pengembangan Ekowisata di TWA Kawah Ijen yang ditulis oleh Restian

Alif Junianti, Rinekso Soekmadi , dan Nyoto Santoso mengenai

perencanaan program interpretasi agar membantu pengunjung untuk

mengetahui dan memahami potensi kawasan dan meningkatkan

kepuasan pengunjung. Dalam mendukung pengembangan ekowisata

maka pelibatan masyarakat sekitar kawasan dalam perencanaan

program interpretasi lingkungan adalah sebagai jasa pemandu

(interpreter) yang berkualitas dan berkompeten.

2. Jurnal tentang teknik pengelolaan pengunjung dengan mengadakan

penutupan kawasan secara berkala untuk aktivitas pendakian ,

memperketat perizinan masuk ke Taman Nasional Gede Pangrango oleh

Bhima Wanodya. Dengan adanya pembahasan ini, diharapkan mampu

memberikan masukan kepada pengelola taman mengenai penerapan

teknik pengelolaan pengunjung yang baik sehingga dapat mengatasi

kerusakan dan pencemaran lingkungan akibat kegiatan pendakian.

Page 11: Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan ......fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa

11

Dari penelitian terdahulu yang dipaparkan menjadi sebuah acuan bahwa

pengelolaan pengunjung perlu dilakukan dalam sebuah pengelolaan di

sebuah destinasi wisata khusunya menggunakan teknik interpretasi

sehingga dalam penelitian ini dirancang sebagai sebuah strategi

perencanaan menggunakan interpretasi sebagai pengelolaan

pengunjung untuk menambah kualitas pengalaman bagi wisatawan di

Desa Wisata Bejalen.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis

mendalam (in depth analysis). Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan

observasi, wawancara, dan dokumentasi dari berbagai publikasi, laporan buku

literature, jurnal dan makalah yang mendukung penelitian ini. Fokus penelitian

tentang strategi pengelolaan pengunjung menggunakan interpretasi wisatawan.

Penelitian ini dilakukan di Desa Wisata Bejalen, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten

Semarang.

Hasil dan Pembahasan

Perencanaan Pengelolaan Pengunjung dan Permasalahan Desa Wisata Bejalen

Desa Wisata Bejalen adalah sebuah desa wisata yang terletak di Desa

Bejalen, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang berjarak

3 Km dari pusat kota. Desa wisata Bejalen terdiri dari 2 dusun yaitu Dusun Bejalen

Barat dan Dusun Bejalen Timur serta terdapat 4 RW dan 10 RT sebanyak 620 KK.

Luas wilayah dari Desa Bejalen adalah 470,72 ha. Sejarah terbentuknya Desa

Wisata Bejalen atau disebut juga Kampung Pelangi bermula dari tahun 2005 namun

belum ada aktivitas pariwisata yang dilakukan , kemudian dibentuk Pokdarwis

untuk mengelola potensi yang ada pada tahun 2013. Setelah pembentukan

pokdarwis tersebut ternyata tidak dilakukan kegiatan promosi dan pariwisata secara

maksimal, kemudian di tahun 2017 pada tanggal 16 Februari dibentuk Pokdarwis

yang baru serta langsung melakukan pemetaan tempat yang berpotensi untuk

Page 12: Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan ......fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa

12

menjadi destinasi wisata dan melakukan sosialisasi ke warga tentang Kampung

Pelangi oleh Pemerintah desa dan Pokdarwis.

Desa Wisata Bejalen menyajikan wisata alam khas pedesaan yang

dipadukan dengan seni dan budaya setempat, tanpa meninggalkan kearifan lokal

yang dimiliki. Memiliki letak yang strategis, berada di ujung tenggara Kota

Ambarawa, menjadikan Bejalen sebagai salah satu pintu masuk menuju ke Rawa

Pening. Salah satu destinasi unggulan di Kabupaten Semarang. Selain panorama

alam, Bejalen mulai berbenah mempersiapkan infrastruktur yang mendukung

terwujudnya sebuah Desa Wisata yang layak untuk di kunjungi. Terdapat potensi

yang tersebar di beberapa titik yang dijabarkan sebagai berikut :

1. Sisi Barat dan Utara Desa (RT 02, RT 01 dan RT 05)

1. Wisata Kuliner Lokal dan Ruang Publik Hijau

2. Agrowisata (Salak) (RT 03 dan RT 04)

3. Pusat Seni (Kesenian Kuda Blarak) dan Budaya (RT 04)

2. Sisi Timur Desa (RT 08, RT 09 dan RT 10)

1. Pangkalah Perahu Nelayan dan Dermaga Wisata

2. Bengkel Kerja (Workshop) dan Galeri Perahu Tradisional

3. Silat Baruklinting

3. Sisi Tengah Desa (Colourfull Bejalen) (RT 06, RT 07, RT 08, RT 09,

dan RT 10)

1. Wisata Sungai dan Wahana Air

2. Arena / Spot hunting foto

3. Homestay, Outbond dan Kuliner Aneka Olahan Rawa

4. Sisi Selatan Desa (RT 10 dan RT 07)

1. Perikanan dan Pemancingan Alami

2. Wisata Rawa Pening

5. Kearifan Lokal dan Cerita “ Dibalik Rumah Panggung” Desa Nelayan

Terlihat dari profil desa wisata yang masih baru dibentuk

pengelolaannya melalui pokdarwis, belum terlalu banyak pengelolaan

yang sudah dilakukan.

Permasalahan Desa Wisata Bejalen

Page 13: Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan ......fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa

13

Hasil observasi yang ditemukan untuk pengelolaan yang sudah dilakukan

adanya beberapa penunjuk arah menuju ke tempat spot hunting foto, loket, toilet ,

dan pintu keluar. Secara umum, apabila terdapat wisatawan yang datang

mengunjungi Desa Wisata Bejalen , wisatawan bebas kemana saja sesuai keinginan

hati. Kadang juga bertanya kepada pengelola atau masyarakat lokal. Seperti yang

diakui oleh pihak pengelola bahwa, pengelola kesusahan apabila terdapat

wisatawan yang datang khususnya wisatawan mancanegara karena kurangnya

guide bahkan tidak ada karena tenaga yang ada mayoritas bekerja sebagai tenaga

pabrik. Sehingga apabila kekurangan tenaga seperti tour guide harus ada fasilitas

lain untuk wisatawan.

Sebagai Desa Wisata yang masih baru, belum semua infrastruktur

pengelolaan desa wisata terkelola dengan baik sehingga terdapat permasalahan

yang muncul khususnya yaitu tentang pengelolaan pengunjung. Kendala atau

masalah yang terjadi adalah terdapat wisatawan yang bebas masuk tanpa membayar

biaya retribusi sehingga dapat mempengaruhi pendapatan dan data kunjungan

wisatawan yang datang menjadi tidak sinkron. Pihak pengelola melakukan

penjagaan yang lebih ketat dengan cara mengarahkan wisatawan untuk parkir di

dekat kantor sekretariat yang sekaligus menjadi tempat penjualan tiket retribusi.

Masalah yang lainnya, kurangnya tenaga dalam pemberian informasi

terhadap wisatawan sehingga wisatawan harus mencari pengelola untuk

mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Oleh sebab itu diperlukan papan

informasi yang berujuan untuk memudahkan wisatawan.

Perencanaan Pengelolaan Pengunjung yang Dibutuhkan Desa Wisata Bejalen

Pengelolaan yang dibutuhkan oleh pokdarwis untuk mengelola Desa Wisata

Bejalen agar semakin teratur, mulai dari pengelolaan potensi wisata, pengelolaan

jasa penyedia kebutuhan wisatawan (warung , toilet, homestay), pengelolaan

pengunjung, dan pengelolaan yang lainnya. Peneliti melihat bahwa pengelolaan

yang saat ini dibutuhkan adalah pengelolaan pengunjung. Terlihat ketika peneliti

melakukan survey belum ada pengarahan yang jelas untuk wisatawan melakukan

Page 14: Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan ......fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa

14

wisata mengelilingi desa untuk melakukan aktivitas hunting foto, sehingga sangat

diperlukan guide atau warga lokal untuk dapat ditanya oleh wisatawan.

Permasalahan yang di hadapi pengelola adalah kurangnya tenaga pemandu dalam

melayani wisatawan sehingga hal tersebut akan menyababkan menurunnya kualitas

pengalaman pengunjung. Diperlukan sebuah panel / display informasi yang

berguna untuk memberikan informasi bagi wisatawan yang akan berwisata, yang

didalamnya dicantumkan beberapa nomor penting yang dapat dihubungi sehingga

apabila wisatawan membutuhkan informasi yang lebih dapat menghubungi nomor

yang tertera di panel tersebut. Dengan adanya pengelolaan pengunjung akan

membuat pengunjung merasa nyaman dan nantinya pengelolaan yang lain akan

lebih ditingkatkan juga.

Penggunaan Interpretasi wisatawan dalam Pengelolaan Pengunjung di Desa Wisata

Bejalen

Desa Wisata Bejalen memerlukan sebuah interpretasi sebagai sistem

pengelolaan pengunjung. Gambaran interpretasi yang akan diterapkan adalah

sebuah interpretasi menggunakan papan display atau panel yang berisi informasi

wisata untuk memudahkan wisatawan untuk melakukan aktivitas wisatanya di Desa

Wisata Bejalen.

Sebuah interpretasi dapat digunakan sebagai pengelolaan pengunjung

karena dalam produk display yang dibuat akan sesuai dengan kebutuhan dan

memudahkan pengelola pokdarwis untuk menyampaikan sesuatu atau himbauan

serta pengarahan kepada pengguna / pembaca. Interpretasi ini menjadikan sebuah

sarana informasi yang cukup efektif, sehingga nantinya dapat diperbarui ataupun

diperbanyak. Adanya interpretasi dalam pengelolaan pengunjung di Desa Wisata

Bejalen juga bermanfaat untuk menambah kualitas pengalaman pengunjung /

wisatawan yang datang.

Kesimpulan dan Saran

Dalam mengelola sebuah desa wisata diperlukan adanya perencanaan yang

baik sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan jelas dan apabila

belum terealisasi dapat menjadi bahan evaluasi untuk ke masa mendatang. Tidak

Page 15: Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan ......fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa

15

dipungkiri banyak masalah dan kekurangan dari internal maupun eksternal yang

terjadi dalam proses tersebut sehingga diperlukan perencanaan yang matang sejak

dini serta sesuai dengan kebutuhan keadaan pariwisata desa wisata tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk membantu adanya perencanaan dengan cara

melakukan pengelolaan khususnya pengelolaan pengunjung, karena adanya sebuah

destinasi wisata bertujuan untuk mendatangkan banyak wisatawan (pengunjung).

Sebuah perencanaan termasuk pengelolaan tidak dapat sekaligus terealisasi, perlu

adanya observasi atau survey mendalam sehingga tidak bentrok antara kebutuhan

satu dan kebutuhan lainnya.

Perencanaan pengelolaan pengunjung dimaksudkan supaya adanya

pengaturan pengunjung yang baik tanpa menyinggung semua aspek yang

berhubungan dengan pelaku wisata. Apabila tidak ada pengelolaan yang jelas,

sudah dipastikan destinasi wisata tidak akan berlangsung dalam jangka waktu yang

lama (tidak sustainable) bahkan cenderung akan rusak. Seperti diketahui wisatawan

berasal dari berbagai kalangan dari sisi demografi yang berbeda dan memiliki

tujuan masing – masing ketika melakukan kegiatan wisata.

Pengelolaan pengunjung yang dilakukan menggunakan interpretasi yaitu

sebuah proses komunikasi untuk membangun hubungan emosional yang bertujuan

menyampaikan sesuatu. Sehingga apabila keinginan pengelola dapat tersampaikan

terhadap wisatawan dengan baik serta memiliki tujuan yang positif, upaya

pengelolaan pengunjung dapat berjalan dengan baik dan pengunjung / wisatawan

akan mendapatkan kualitas pengalaman yang baik. Produk yang dibuat

dimaksudkan untuk memudahkan pengelola untuk menyampaikan informasi,

himbauan serta arahan untuk wisatawan. Wisatawan juga dapat menikmati sebagai

sarana informasi untuk melakukan kegiatan wisata di sekitarnya. Sehingga apabila

tidak ada pemandu yang mendampingi , wisawatan dapat membaca display tersebut

dan dalam produk tersebut tertera nomor telepon penting yang dapat dihubungi

apabila wisatawan memerlukan informasi yang lebih.

Page 16: Interpretasi sebagai Strategi Perencanaan Pengelolaan ......fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa

16

Daftar Pustaka

Candrea, A. N and Ispas, A. Visitor Management, A Tool For Sustainable

Tourism Development In Protected Areas. Bulletin of the Transilvania

University of Braşov • Vol. 2 (51) - 2009 Series V: Economic Sciences

Madin, Elizabeth M.P. and Fenton, Mark D. 2004. Environmental

Interpretation in the Great Barrier Reef Marine Park : An

Assessment of Programme Effectiveness.Australia : Journal of

Sustainable Tourism. Vol 12,No 2.

Nuryanti, Wiendu. 1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah

bagian dari laporan Konferensi Internasional mengenai

Pariwisata Budaya. Yogyakarta : Gadjah Mada University

Press

Rachmawati, Eva. 2011. Interpretasi. Dokumen dalam personal web dosen

IPB. Dapat diakses

dihttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=we

&cd=l&ved=0CCoQFjAA&url=http%3A%2F%2Fvea.staff.ipb.ac.

id%2Ffiles%2F2011%2F02%2FInterpretasi-

JICA.doc&ei=CNpjU6fsK82TuASd4oLgBW&usg=AFQjCNHkG

dSjw6ESSx0axTEc2e5-fCMVNQ&sig2=kBeukJl5wgvTq5r-

gd2-3A&bvm=bv.65788261,d.c2E&cad=rja. Diakses pada 21

November 2017

Tilden, Freeman. 1977. Interpreting Our Heritage . United States of

America : The University of North Carolina Press. Library of

Congress catalog number 67- 27763.