4
Interpretasi Kemampuan Lahan Aktual Subkelas kemampuan lahan: Subkelas erosi e : menunjukkan bahay erosi atau tngkat erosi yang telah terjadi merupakan masalah utama. Bahaya erosi disebakan oleh kelerengan curam dan kepekaan erosi tanah yang tinggi. Subkelas kelebihan air (w) : menunjukkan bahwa tanah memiliki penghambat yang disebakan oleh drainase buruk atau kelebihan air dan bahaya banjir yang dapat merusak tanaman. Subkelas daerah perakaran (s) :menunjukkab bahwa tanah memiliki daerah penghambat didaerah perakaran, yang meliputi kedalaman tanah terhadap batu atau lapisan yang menghambat perkembangan akar, batuan di permukaan lahan, kapasitas menahan air yang rendah, sifat-sifat kimia yang sulit diperbaiki seperti salinitas atau kandungan natrium atau senyawa-senyawa kimia lainnya yang menghambat pertumbuhan dan sulit diatasi. Subkelas iklim (c) menunjukkan faktor iklim (tempetartur dan curah hujan) yang tidak mendukukung akan menjadi pembatas penggunaan lahan. Apabila terdapat dua jenis penghambat bernilai sama yang dapat diperbaiki, maka penetapan subkelas dilakukan menurut menurut prioritas berikut e,w,s,c artinya jika suatu tanah didaerah beriklim basah memiliki bahaya erosi dan pembatas kelebihan air, maka tanah tersebut dimasukkan kedlam subkelas e. Kelas Keleren gan SPL Kelas Kemampua n A (0- 3%) A1 VIII e B (3- 8%) B1 VI e B2 III e,w,s C (8- 15%) C1 VIII w C2 VIII w C3 VII s C4 VII e C5 V w

Interpretasi Kemampuan Lahan Aktual

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bvv

Citation preview

Interpretasi Kemampuan Lahan AktualSubkelas kemampuan lahan:Subkelas erosi e : menunjukkan bahay erosi atau tngkat erosi yang telah terjadi merupakan masalah utama. Bahaya erosi disebakan oleh kelerengan curam dan kepekaan erosi tanah yang tinggi. Subkelas kelebihan air (w) : menunjukkan bahwa tanah memiliki penghambat yang disebakan oleh drainase buruk atau kelebihan air dan bahaya banjir yang dapat merusak tanaman. Subkelas daerah perakaran (s) :menunjukkab bahwa tanah memiliki daerah penghambat didaerah perakaran, yang meliputi kedalaman tanah terhadap batu atau lapisan yang menghambat perkembangan akar, batuan di permukaan lahan, kapasitas menahan air yang rendah, sifat-sifat kimia yang sulit diperbaiki seperti salinitas atau kandungan natrium atau senyawa-senyawa kimia lainnya yang menghambat pertumbuhan dan sulit diatasi. Subkelas iklim (c) menunjukkan faktor iklim (tempetartur dan curah hujan) yang tidak mendukukung akan menjadi pembatas penggunaan lahan. Apabila terdapat dua jenis penghambat bernilai sama yang dapat diperbaiki, maka penetapan subkelas dilakukan menurut menurut prioritas berikut e,w,s,c artinya jika suatu tanah didaerah beriklim basah memiliki bahaya erosi dan pembatas kelebihan air, maka tanah tersebut dimasukkan kedlam subkelas e. Kelas Kelerengan SPLKelas Kemampuan

A (0-3%)A1VIII e

B (3-8%)B1VI e

B2III e,w,s

C (8-15%)C1VIII w

C2VIII w

C3VII s

C4VII e

C5V w

C6IV e

C7VIII w,s

C8VI e

C9 VI e

C10IV e

D (15-25%)D1VIII w

D2VIII w

D3VIII s

D4VIII w,s

D5VIII w,s

D6IV e,s

D7VIII w

D8IV w

D9TIDAK ADA

D10VI e,w

E (25-40%)E1V w

E2VIII w

E3III e, w

E4VI e

E5VII e

E6VIII w

E7TIDAK ADA

E8IV e

F (40-60%)F1VI e

F2TIDAK ADA

F3VIII s

F4VIII e

F5VI e

F6VII e

F7VII s

F8VIII e,w,s

F9VIII w

G (>60%)G1VII s

G2IV e

G3VIII s

G4VIII w

G5IV e

Dari hasil klasifikasi kemampuan lahan pada tiap titik pengamatan di daerah Tawangargo, Karangploso, Malang, dapat dijelaskan bahwa klasifikasi kemampuan secara keseluruhan memiliki kelas terberat yaitu kelas VIII dengan faktor pembatas e, w, dan s. Faktor pembatas e, menunjukkan bahaya erosi atau tngkat erosi yang telah terjadi merupakan masalah utama. Bahaya erosi disebakan oleh kelerengan curam dan kepekaan erosi tanah yang tinggi. Kondisi lahan didominasi oleh kelerengan yang tajam dibeberapa titik pengamatan yaitu pada interval kelerengan 8 - >60 %. Faktor pembatas w menunjukkan bahwa tanah memiliki penghambat yang disebakan oleh drainase buruk atau kelebihan air dan bahaya banjir yang dapat merusak tanaman. Hal tersebut sesuai dengan kondisi di lahan dimana dapat dijelaskan melalui faktor-faktor yang mempengaruhi drainase yang buruk atau kelebihan air dan bahaya banjir. Dilihat dari tekstur sangat mempengaruhi permeabilitas tanah. Hal ini dikarenakan permeabilitas itu adalah melewati tekstur tanah. Misalnya tanah di Tawangargo didominasi tekstur lliat. Sehingga, permeabilitas buruk. Hal ini mampu memicu kelebihan air hingga bahaya banjir. Faktor pembatas s, menunjukan bahwa tanah memiliki daerah penghambat didaerah perakaran, yang meliputi kedalaman tanah terhadap batu atau lapisan yang menghambat perkembangan akar, batuan di permukaan lahan, kapasitas menahan air yang rendah, sifat-sifat kimia yang sulit diperbaiki seperti salinitas atau kandungan natrium atau senyawa-senyawa kimia lainnya yang menghambat pertumbuhan dan sulit diatasi.