Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
2.1 ayat 1
Hanya Allah yang tau maksud dan artinya
2.2 ayat 2
Inilah ayat-ayat Al Quran yang menerangkan.
Tafsir ibnu katsir
Yakni ayat-ayat Al-Qur'an ini menerangkan. Maksudnya,
terang, jelas, dan gamblang. Dialah yang memisahkan antara perkara yang hak dan perkara yang
batil, serta memisahkan antara kesesatan dan petunjuk.
Jadi maksud dari tafsiran ayat dapat ditafsirkan tentang Alquran yang sudah sangat jels sudah
sangat terang dan gamblang sekali dalam menerangkan segala hal baik perkara yang batil yang
hak bukan hanya itu al Quran juga menerangkan dan memisahkan tentang mana saja kesesatan
dan mana saja yang merupakan petunjuk ke jalan yang benar yakni jalan Allah SWT.
2.3 ayat 3
Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu, karena mereka tidak beriman.
Tafsir ibnu katsir
Yaitu karena keinginanmu yang sangat akan keimanan mereka dan kamu
menjadi bersedih hati.,
1
Ayat ini merupakan hiburan dari Allah Swt. kepada Rasul-Nya untuk
meringankan beban kesedihannya karena tidak mau berimannya orang-orang kafir dari kalangan
kaumnya. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
} حسرات} عليهم نفسك تذهب فلاmaka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. (Fatir: 8)
Dan firman Allah Swt.:
يؤمنوا} { لم إن آثارهم على نفسك باخع فلعلكMaka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka
berpaling. (Al-Kahfi: 6), hingga akhir ayat.
Mujahid, Ikrimah, Qatadah, Atiyyah, Ad-Dahhak, dan Al-Hasan serta lain-lainnya mengatakan
sehubungan dengan makna firman-Nya: Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan
dirimu. (Asy-Syu'ara': 3) Yakni membunuh dirimu sendiri, demikianlah makna bakhi'un. Seperti
pengertian yang terdapat di dalam perkataan seorang penyair:
نفسه الحزن الباخع أيهذا المقادر ... ألا يديه عن نحته ... لشيء
Ingatlah, hai orang yang membunuh dirinya sendiri karena kesedihan, sesungguhnya hal itu
terjadi berdasarkan apa yang telah digariskan oleh takdir Tuhan.
Jadi yang dapat disimpulkan dari tafsiran diatas yakni nabi Muhammad sempat bersedih hati
menghadapi ummatmnya yang sulit diajak beriman lalu Allah menghibur rasul dengan perantara
ayat ini dengan maksud untuk meringankan beban kesedihan hidup rasul dan ayat ini ternyata
semakna dengan ayat lain yang terdapat dalam surat al fatir/8 menurut Mujahid, Ikrimah,
Qatadah, Atiyyah, Ad-Dahhak, dan Al-Hasan serta lain-lainnya menyatakan bahwa arti yang
dimaksudkan dari bakhun yakni membunuh dirimu sendiri yang mengacu pada Rasul itu sendiri.
Ayat ini ada hubungannya dengan psikologi perkembangan bahwa pada ayat ini rasul merasakan
kesedihan yang wajar di usia dewasa madya yang dimulai dari umur 40 – 60 tahun. Menurutu
psikologi klinis juga kesedihan yang berlebih dapat meningkatkan depresi bisa jadi jika tidak ada
yang mebghibur Rasul ditakutkan rasul akan meraskan depresi, alhamdulillahnya Allah sangat
menyayangi Rasulnya maka dari itu turunlah ayat ini dalam rangka menghilangkan kesedihan
Rasul.
2.4 ayat 4
2
Jika kami kehendaki niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka
senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya.
Tafsr ibnu katsir
Kemudian Allah Swt. berfirman:
} خاضعين} لها أعناقهم فظلت آية ماء الس من عليهم ننزل نشأ إنJika Kami kehendaki, niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka
senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya. (Asy-Syu'ara': 4)
Maksudnya, sekiranya Kami kehendaki, tentulah Kami akan menurunkan suatu mukjizat yang
memaksa mereka untuk beriman secara paksa. Tetapi Kami tidak akan melakukan hal itu karena
Kami tidak menghendaki seseorang beriman melainkan berdasarkan kesadaran dirinya. Dalam
ayat yang lain disebutkan melalui firman-Nya:
يكونوا} حتى الناس تكره أفأنت جميعا كلهم الأرض في من لآمن ربك شاء ولو
مؤمنين{Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi
seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak.) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-
orang yang beriman semuanya ? (Yunus: 99) Dan firman Allah Swt. yang mengatakan:
واحدة ة أم الناس لجعل ربك شاء ولوJikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu. (Hud: 118)
Takdir Allah telah berlangsung, hikmah-Nya berjalan, serta hujah-Nya (alasan-Nya) telah
ditegakkan terhadap makhluk-Nya, yaitu dengan mengutus para rasul kepada mereka dan
menurunkan kitab-kitab-Nya kepada mereka.
Jadi maksud dari tafsiran tersebut dapat disimpulkan Allah SWT sesungguhnya sangat mampu
membuat semuanya beriman kepada Allah, namun Allah tidaklah menjadikan keimanan sebatas
pemaksaaan belaka, yang Allah kehendaki adalah dengan keimanan hambaNya berdasar
kesadaran diri bukan dari paksaan, jikalau Allah mengehndaki yang diinginkan maka akan
dengan sangat mudahnya Allah mewujudkannya.
3
Hubungan dengan psikologi agama selayaknya teori Ibnu Sina mengenai hubungan antara
keimanan dengan psikologi yang sangat erat kaitannya yang menurut Ibnu Sina keyakinan akan
keimanan menjadikan ia seorang manusia pada hakikatnya.
2.5 ayat 5
Dan sekali-kali tidak datang kepada mereka suatu peringatan baru dari Tuhan Yang Maha
Pemurah, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya.
Tafsir ibnu katsir
} معرضين} عنه كانوا إلا محدث حمن الر من ذكر من يأتيهم وماDan sekali-kali tidak datang kepada mereka suatu peringatan baru dari Tuhan Yang Maha
Pemurah, melainkan mereka selalu berpaling darinya. (Asy-Syu'ara': 5) Artinya, setiap kali
datang kepada mereka suatu Kitab dari langit, kebanyakan manusia berpaling darinya. Makna
ayat ini sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
} بمؤمنين} حرصت ولو الناس أكثر وماDan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat
menginginkannya. (Yusuf: 103)
} يستهزئون} به كانوا إلا رسول من يأتيهم ما العباد على حسرة ياAlangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasul pun
kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. (Yasin: 30)
Dan firman Allah Swt. yang mengatakan:
} رسولها} ة أم جاء كلما تترى رسلنا أرسلنا ثمKemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap rasul
datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya. (Al-Mu-minun: 44), hingga akhir ayat.
Jadi makna dari tafsir ayat diatas yakni kebanyakan umat manusia selalu berpaling dari
kebenaran yang dibabwa oleh Rasul melalui Kitab- kitabNya yang diturunkan dan dalam ayat
tersebut semakna dengan surat yusuf ayat 103, surat yasin ayat 30, serta surat al mukminun ayat
4
44.dimana selalu sama siklusnya tiap Rasul Allah datang selalau saja ada yang mendustakan
bahkan mengolok – olok kebenaran Allah.
Hubungan dengan psikologi perkembangan yakni pada hakikatnya menurut teori freud manusia
merupakan makhluk yang tidak memperdulikan superego dimana superego adalah dorongan hati
nurani yang mengarah kepada sikap dan perbuatan yang positif, menurut freud apabila seseorang
idnividu sulit menerima kritik orang lain berarti ia tidak dapat mengontrol id ego dan supergonya
dengan seimbang.
2.6 ayat 6 dan ayat 7
Sungguh mereka telah mendustakan (Al Quran), maka kelak akan datang kepada mereka
(kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan.
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi
itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?
Tafsir ibnu katsit
} يستهزئون} به كانوا ما أنباء فسيأتيهم كذبوا فقدSungguh mereka telah mendustakan (Al-Qur'an), maka kelak akan datang kepada
mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan. (Asy-Syu'ara': 6)
Yakni sesungguhnya mereka mendustakan kebenaran yang disampaikan kepada mereka, dan
kelak mereka akan mengetahui akibat dari kedustaan mereka di hari kemudian.
} ينقلبون} منقلب أي ظلموا الذين وسيعلمDan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan
kembali. (Asy-Syu'ara': 227)
Kemudian Allah Swt. mengingatkan tentang kebesaran pengaruh-Nya, keagungan, kekuasaan
dan kedudukan-Nya atas orang-orang yang berani menentang utusan-Nya dan mendustakan
Kitab-Nya. Dia adalah Tuhan Yang Mahaperkasa, Mahabesar lagi Mahakuasa, Dialah Yang
menciptakan bumi dan menumbuhkan padanya berbagai macam tetumbuhan, pepohonan yang
berbuah, dan hewan yang baik. Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari seorang lelaki, dari
Asy-Sya'bi, bahwa manusia termasuk ke dalam (pengertian) tetumbuhan bumi (ini). Maka
5
barang siapa yang masuk surga, dia adalah orang yang baik; dan barang siapa yang masuk
neraka, maka dia adalah orang yang tercela.
Jadi bagi sisapapun yang meragukan bahkan mencela atas kebenrana yang dibawa oleh AlQuran
kelak hari kiamat nanti akan mendapat ganjaran tersendiri sebagai balasana atas kedustaan
mereka ats kebenaran dari Al Quran itu sendiri.
2.8 ayat 8
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda kekuasaan Allah. Dan
kebanyakan mereka tidak beriman.
Tafsir ibnu katsir
} لآية} ذلك في إنSesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda kekuasaan Allah. (Asy-
Syu'ara': 8)
Yaitu yang menunjukkan kekuasaan Tuhan Yang menciptakan segala sesuatu, Yang
menghamparkan bumi, dan meninggikan bangunan langit. Sekalipun demikian, kebanyakan
manusia tiada yang beriman, bahkan mereka mendustakan rasul-Nya dan kitab-Nya, menentang
perintah-Nya dan mengerjakan larangan-Nya.
Jadi Dalam ayat ini dapat diketahui bahwa Allah telah menunjukkan kekuaasaan yang nyata
sedemikian itu tentang jagad raya, hamparan keindahan dan keajaaiabn dunia tetapi malah
hamba – hambanya tetap tiada yang beriman padahal sudah jelas yang demikian itu merupakan
salah satu tanda kekuasaan Allah SWT.
2.9 ayat 9
Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
6
Tafsir inu katsir
} العزيز} لهو ربك وإنDan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Mahaperkasa. (Asy-Syu'ara': 9)
Artinya, Allah Mahaperkasa atas segala sesuatu, Yang mengalahkan dan menundukkannya.
} حيم} الرlagi Maha Penyayang. (Asy-Syu'ara': 9)
Yakni terhadap makhluk-Nya. Maka Dia tidak menyegerakan azab-Nya terhadap orang yang
durhaka kepada-Nya, bahkan menangguhkan serta memberinya tempo. Setelah itu (jika tidak
mau bertobat), Dia akan menghukumnya dengan hukuman Tuhan Yang Mahaperkasa lagi
Mahakuasa. Abul Aliyah, Qatadah, Ar-Rabi ibnu Anas, dan Ibnu Ishaq mengatakan bahwa Yang
Mahaperkasa, artinya Mahaperkasa dalam menimpakan pembalasan-Nya terhadap orang-orang
yang menentang perintah-Nya dan menyembah selain-Nya. Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa
Tuhan Maha Penyayang terhadap orang yang bertobat kepada-Nya dan memperbaiki amal
perbuatannya.
Jadi tafsir dari ayat tersebut mengungkapkan bahwa sesungguhnya Allah adalah yang Maha
Penyayang yangmana siapa saja hambaNya yang durhaka Allah masih memberi waktu untuk
segera bertobat di Jalan Allah, Allah masih memberikan waktu untuk HambaNya lalu jikalau
memang masih belum sadar ia akan memberi hukuman bila peringatan tidak mempan. Allah lagi
Maha perkasa bagi siapa saja yang tidak sadar – sadar ketika sudah diberi hidayah maupun
peringatan maka Allah akan segera memberikan hukuman yang selayaknya jikalau hambanya
tidak segera tobat.
2.10 ayat 10 – 14
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan firman-Nya): "Datangilah kaum yang
zalim itu,
(yaitu) kaum Fir'aun. Mengapa mereka tidak bertakwa?"
7
Berkata Musa: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku.
Dan (karenanya) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku maka utuslah (Jibril) kepada Harun.
Dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku".
Tafsir ibnu katsir 10 – 14
Ini merupakan alasan, yang dimaksudkan ialah memohon kepada Allah agar hambatan-hambatan
tersebut dilenyapkan darinya. Seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya surat Taha,
* * * يفقهوا} لساني من عقدة واحلل أمري لي ر ويس صدري لي اشرح رب قال
أمري * * * * في وأشركه أزري به اشدد أخي هارون أهلي من وزيرا لي واجعل قولي
* * * يا* سؤلك أوتيت قد قال بصيرا بنا كنت إنك كثيرا ونذكرك كثيرا نسبحك كي
موسى{berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku
urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, dan
Jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah
dengan Dia kekuatanku, dan jadikankanlah Dia sekutu dalam urusanku, supaya Kami banyak
bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha
melihat (keadaan) kami". Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu,
Hai Musa." (Taha: 25-36)
} يقتلون} أن فأخاف ذنب علي ولهمDan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku. (Asy-Syu'ara':
14)
Yakni karena aku telah membunuh seorang Qibti yang berakibat aku keluar dari negeri Mesir.
jadi tafsir dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa Nabi Musa memohon doa pada Allah agar
segala hambatan dalam menyampaikan kebenaran ajaran agama Allah dilenyapkan dari
hadapannya hal tersebut semakna dengan surat lain dari surat Taha ayat 25-36 dimana Nabi
Musa memohon pertolongan kepada Allah untuk diteguhkan segala urusannya bersama dengan
8
saudaranya Nabi Harun dikarenakan Nabi Musa pernah membunuh salah seorang dari bangsa
qitbi dan Musa merasa itulah yang menjadi hambatan baginya.
Dalam psikologi klinis disebutkan bahwa apabila seseorang yang tidak memiliki gangguan atau
penyakit mental seperti psikopat membunuh seseorang walaupun dalam keadaaan terpaksa maka
ia akan tetap merasakan ketakutan ataupun trauma pasca membunuh, bagi seseorang yang tak
terbiasa membunuh seperti psikopat pasti akan merasakan ketakutan bahkan dapat mengarah
pada trauma.
1.15 ayat 15
Allah berfirman: "Jangan takut (mereka tidak akan dapat membunuhmu), maka pergilah kamu
berdua dengan membawa ayat-ayat Kami (mukjizat-mukjizat); sesungguhnya Kami bersamamu
mendengarkan (apa-apa yang mereka katakan),
Tafsir ibnu katsir
} كلا} قالAllah berfirman, "Jangan takut." (Asy-Syu'ara': 15)
Allah Swt. berfirman kepada Musa, "Janganlah kamu merasa takut terhadap sesuatu pun yang
kamu pikirkan itu." Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat
lain, yaitu:
ومن أنتما بآياتنا إليكما يصلون فلا سلطانا لكما ونجعل بأخيك عضدك سنشد قال
الغالبون اتبعكماAllah berfirman, “Kami akan membantumu dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu
berdua kekuasaan yang besar, maka mereka tidak dapat mencapaimu; (berangkatlah kamu
berdua) dengan membawa mukjizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah
yang menang.”(Al-Qasas: 35)
} مستمعون} معكم إنا بآياتنا فاذهبا
9
maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami (mukjizat-
mukjizat); sesungguhnya Kami bersama kalian mendengarkan (apa-apa yang mereka katakan).
(Asy-Syu'ara': 15)
Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
} وأرى} أسمع معكما إننيsesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat. (Taha: 46)
Yaitu sesungguhnya Aku selalu bersama kamu berdua melalui pemeliharaan-Ku, penjagaan-Ku,
pertolongan-Ku, dan dukungan-Ku.
Jadi tafsir dari ayat tersebut dapat diketaahui bahwa Allah berfirman pada Nabi Musa agar
jangan lagi merasa takut terhadap pikiran – pikiran ketakutan dalam benak Nabi Musa yang
mana dalam ayat ini semakna dengan surat lain yakni Al Qasas ayat 35, sedangkan dalam ayat
15 Allah berfirman bahwasanya Allah selalu ada dan selalu bersama dengan HmabaNya yakni
Nabi Musa dan Nabi Harun karena Allah Maha melihat lagi maha Mendengar.
2.16 ayat 16
Maka datanglah kamu berdua kepada Fir'aun dan katakanlah olehmu: "Sesungguhnya Kami
adalah Rasul Tuhan semesta alam,
Tafsir ibnu katsir
} العالمين} رب رسول ا إن فقولا فرعون فأتياMaka datanglah kamu berdua kepada Fir’aun dan katakanlah olehmu, "Sesungguhnya kami
adalah rasul Tuhan semesta alam.” (Asy-Syu'ara': 16)
Semakna dengan firman-Nya:
} ربك} رسولا إناSesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu. (Taha: 47)
Maksudnya, masing-masing dari kami adalah utusan Tuhan kepadamu.
Jadi dari tafsir ayat diatas dapat diketahui bahwa Allah memerintahkan Nabi Musa dan Nabi
Harun untuk menghadapi firaun dan kaumnya untuk menunjukkan jati diri mereka pada firaun
10
dan kaumnya yang mana mereka adalah utusan Allah SWT. Untuk menyampaikan bahwa telah
datang utusan Allah melalui perantara nabi Musa dan Nabu Harun.
2.17 ayat 17
lepaskanlah Bani Israil (pergi) beserta kami".
Tafsir bnu katsir
} إسرائيل} بني معنا أرسل أنLepaskanlah Bani Israil (pergi) beserta kami. (Asy-Syu'ara': 17)
Yakni bebaskanlah mereka dari perbudakanmu, karena sesungguhnya mereka adalah hamba-
hamba Allah yang beriman dan bala tentara-Nya yang ikhlas, sekarang mereka berada di dalam
penindasan dan penyiksaanmu yang merendahkan martabat mereka. Setelah Musa mengatakan
demikian, maka Fir'aun berpaling dan sama sekali tidak mengindahkannya, lalu memandang ke
arah Musa dengan pandangan yang sinis dan meremehkan.
Jadi dari tafsiran ayat diatas dapat diketahui bahwa Nabi Musa berseru kepada Firaun untuk
membebakan bani Israil dari belenggu penindasan dan perbudakan firaun juga para tentaranya
yang merupakan hamba – hamba Allah yang beriman dan iklhas, namun firaun tidak
memperdulikan ucapan Musa seraya memandang sinis dan meremehkan perkataan nabi Musa.
2.18 aya 18
Fir'aun menjawab: "Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu
masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu.
Tafsir ibnu katsir
سنين عمرك من فينا ولبثت وليدا فينا نربك ألمBukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-
kanak. (Asy-Syu'ara: 18), hingga akhir ayat. Yakni bukankah kamu orang yang pernah kami
asuh di rumah kami dan di atas pelaminan kami, serta kami buat kamu hidup senang selama
11
beberapa tahun. Tetapi setelah itu kamu balas kebaikan itu dengan perbuatanmu itu; kamu telah
membunuh seseorang dari kami dan mengingkari kesenangan yang pernah kuberikan kepadamu.
Jadi dari ayat ini dapat diketahui bahwasanya firaun menjawab pertanyaan sebelumnya dari nabi
Musa dengan jawaban yang menyudutkan nabi Musa dan firaun mengatakan bahwa dulu ia
sudah merawat nabi Musa layaknya anak sendiri sampai beberapa tahun namun menurut firaun
musa membalas kebaikannya dengan perbuatan yang melawannya dan membunuh salah seorang
dari kaum Firaun, dari kalimatnya fiaraun seolah tidak terima akan perbuatan balasan dari nabi
Musa.
1.19 ayt 19
dan kamu telah berbuat suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu dan kamu termasuk
golongan orang-orang yang tidak membalas guna.
Tafsir ibnu kasir
Karena itulah Fir'aun mengatakan, seperti yang disitir oleh firman-Nya:
} الكافرين} من وأنتdan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas budi. (Asy-Syu'ara': 19)
Yang dimaksud dengan kafir dalam ayat ini ialah mengingkari nikmat yang pernah diberikan.
Demikianlah menurut pendapat Ibnu Abbas dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam, lalu
dipilih oleh Ibnu Jarir.
Jadi dalam tafsir surat diatas mengenai kafir memiliki makna mengingkari nikmat yang diberi
yangmana ketika kecil dirawat oleh Firaun dan ketika dewasa malah membalas dengan perbuatan
melawan firaun tafsir ini juga sependapat dengan Ibnu Abbas dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu
Aslam, lalu dipilih oleh Ibnu Jarir.
1.20 ayat 20
12
Berkata Musa: "Aku telah melakukannya, sedang aku di waktu itu termasuk orang-orang yang
khilaf.
Tafsir ibnu katsir
الين الض من وأنا إذا فعلتها قالBerkata Musa, "Aku telah melakukannya, sedangkan aku di waktu itu termasuk orang-orang
yang khilaf.” (Asy-Syu'ara': 20)
Artinya, saat itu aku masih belum diberi wahyu dan belum mendapat nikmat kenabian dan
kerasulan.
Ibnu Abbas r.a., Mujahid, Qatadah, dan Ad-Dahhak serta lain-lainnya mengatakan sehubungan
dengan makna firman-Nya: sedangkan aku termasuk orang-orang yang khilaf. (Asy-Syu'ara': 20)
Yakni termasuk orang-orang yang tidak mengerti. Ibnu Juraij mengatakan bahwa memang
demikianlah bacaan ayat ini menurut qiraat Abdullah ibnu Mas'ud.
Jadi dari tafsir ayat diatas dapat kita ketahui bahwasanya Nabi Musa menjawab pernytaaan dari
firaun dengan balasan bahwa dahulu sebelum mendapatkan wahyu kerasulan ia masih dalam
keadaan khilaf yang mana khilaf disini bermakna tidak mengerti.
1.21 ayat 21
Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku memberikan
kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul.
Tasir Ibnu kasir
خفتكم ا لم منكم ففررتLalu aku lari meninggalkan kalian ketika aku takut kepada kalian. (Asy-Syu'ara': 21), hingga
akhir ayat. Itu adalah kisah dahulu dan sekarang lain lagi, sesungguhnya aku sekarang telah
diutus oleh Allah kepadamu. Jika kamu taat kepada-Nya, niscaya kamu selamat; dan jika kamu
menentangnya, niscaya kamu binasa.
13
Jadi ketika dulu nabi Musa merasa takut kepada Musa dia akhirnya lari dari firaun dan dari sini
dapat diketahui bahwa nabi Musa menyatakan sekarang tidak lagi merasa takut dengan firaun
dan kaumnya karena Allah telah memilihnya menjadi Rasul dan memberikan ilmu kepadanya
jadi Musa berseru pada firaun bahwa dia adalah utusan Allah yang mana jika firaun berani
menentang kebenaran ajaran didalamnya akan binasa dirinya nanti, namun jika firaun mengikuti
maka akan selamat dirinya nanti.
1.22 ayat 22
Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah (disebabkan) kamu telah memperbudak Bani
Israil".
Tafsir ibnu katsir
} إسرائيل} بني عبدت أن علي تمنها نعمة وتلكBudi yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah (disebabkan) kamu telah memperbudak Bani
Israil. (Asy-Syu'ara': 22) Yakni kebaikanmu kepadaku dan jerih payahmu mengasuhku adalah
imbalan dari perlakuan jahatmu terhadap Bani Israil, kamu memperbudak mereka dengan
memaksa mereka kerja berat untuk kepentinganmu dan rakyatmu. Maka apakah dapat
mencukupi kebaikanmu kepada seseorang dari mereka untuk menutupi kejahatanmu kepada
mereka seluruhnya. Dengan kata lain, dapat diartikan bahwa jasa yang telah kamu sebutkan itu
tiada artinya bila dibandingkan dengan kejahatan yang telah kamu lakukan.
Jadi dari ayat ini Musa mengatakan bahwa kebaikan budi firaun belum mampu mencukupi
keseimbangan antara keburukan yang dieprbuat pada Bani Israil yang mana firaun memaksakan
kerja berat dan kejam terhadap mereka, maka kebaikan firaun tertupupi dengan banyaknya
keburukan dia sendiri.
2.23 ayat 23
Fir'aun bertanya: "Siapa Tuhan semesta alam itu?"
Tafsir ibnu katsir
14
Allah Swt. berfirman, menceritakan kekafiran Fir'aun, kedurhakaan, keingkaran, dan
keterlewatbatasannya; yang hal ini tergambarkan melalui ucapannya yang disitir oleh firman-
Nya:
} العالمين} رب وماSiapakah Tuhan semesta alam itu? (Asy-Syu'ara': 23)
Demikian itu karena ia mengatakan kepada kaumnya
} غيري} إله من لكم علمت ماaku tidak mengetahui tuhan bagi kalian selain aku. (Al-Qasas: 38)
Dan firman Allah Swt.:
} فأطاعوه} قومه فاستخفMaka Fir’aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu), lalu mereka patuh
kepadanya. (Az-Zukhruf: 54) Mereka mengingkari adanya Tuhan Yang Maha Pencipta, dan
meyakini bahwa tiada tuhan bagi mereka selain Fir'aun. Setelah Musa berkata kepadanya,
"Sesungguhnya aku adalah utusan Tuhanku, Tuhan semesta alam." Maka Fir'aun bertanya
kepada Musa, "Siapakah Tuhan yang kamu duga bahwa Dia adalah Tuhan semesta alam
selainku?" Demikianlah menurut penafsiran ulama Salaf dan para imam Khalaf. Sehingga As-
Saddi mengatakan bahwa ayat ini sama maknanya dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya
dalam ayat yang lain, yaitu:
فمن} { قال هدى * ثم خلقه شيء كل أعطى الذي ربنا قال موسى يا ربكماBerkata Fir’aun, "Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa?” Musa berkata, "Tuhan kami
ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian
memberinya petunjuk.” (Taha: 49-50) Orang dari kalangan ahli logika dan lain-lainnya menduga
bahwa pertanyaan, ini menyangkut jati diri. Sesungguhnya dia keliru. Karena sesungguhnya
Fir'aun tidaklah mengakui keberadaan Tuhan Yang Maha Pencipta, yang karenanya dia
menanyakan tentang jati diri-Nya. Bahkan Fir'aun adalah orang yang sama sekali ingkar terhadap
keberadaan-Nya, menurut pengertian lahiriah ayat, sekalipun semua hujah dan bukti telah
ditegakkan terhadap dirinya. Pada saat itu Musa menjawab, setelah Fir'aun bertanya tentang
Tuhan semesta alam:
Jadi dari ayat ini dpat kita ketahui bahwa firaun menjawab pernyataan nabi Musa dengan
menyebut bahwa siapa lagi Tuhan semeta alam selain dia, firaun menganggap bahwa dirinya
15
adalah Tuhan yang membuat kaumnya terpengaruh, firaun mengganngap bahwa jati dirinya dia
adalah Tuhan, dan firaun telah berbuat ingkar terhadap kebenaran yang telah disampaikan nabi
Musa.
Dalam psikologi klinis keangkuhan sifat yang dimiliki oleh firaun merupakan suatu gangguan
jati diri yang mana dia menganggap bahwa jati dirinya adanalah Tuhan smeseta alam, keangkhan
dia mengarah pada arogan yang tidak berpikir panjang bagaimana mungkin dia mengganggap
diri sendiri Tuhan, dilain sisi sikap keangkuhan firaun juga mengalami krisis narsistic person
yang mana narsistic person adalah orang – orang yang memiliki kepercayaan diri tinggi diluar
batas kewajaran, menjadikan dirinya sendiri Tuhan meruakan salah satu gejala yang
ditampakkan narsistic person.
1.24 ayat 24
Musa menjawab: "Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (Itulah
Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya".
Tafsir ibnu katsir
} بينهما} وما والأرض موات الس رب قالMusa menjawab, "Tuhan Pencipta langit dan bumi, dan apa-apa yang ada di antara
keduanya (itulah Tuhan kalian).” (Asy-Syu'ara': 24) Yakni Dia Pencipta kesemuanya, Yang
memilikinya, Yang mengaturnya dan Yang menjadi Tuhannya, tiada sekutu bagi-Nya. Dia
adalah Pencipta seluruh segala sesuatu, baik alam langit dan semua yang ada padanya seperti
bintang-bintang yang tetap, yang beredar, dan yang bersinar maupun alam bawah beserta segala
sesuatu yang ada padanya seperti lautan, padang pasir, gunung-gunung, pepohonan, hewan-
hewan, tumbuh tumbuhan, dan buah-buahan serta yang ada di antara keduanya seperti udara dan
burung-burung—juga segala sesuatu yang ada di udara; semuanya adalah hamba Allah, tunduk,
dan patuh kepada-Nya.
} موقنين} كنتم إنjika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya. (Asy-Syu'ara': 24)
16
Maksudnya, jika kalian mempunyai hati berkeyakinan dan mata yang tajam. Maka pada saat itu
Fir'aun berpaling ke arah orang-orang yang ada di sekitarnya yang terdiri dari pemuka-pemuka
kaumnya dan para hulubalang pembantunya seraya berkata kepada mereka dengan nada sinis dan
tidak percaya yang maksudnya ditujukan kepada Musa.
Jadi dalam ayat ini nabi Musa membalas pertanyaan dari firaun tentang Tuhan smesta alam, dan
nabi Musa menjawab bahwa jika diantara firaun dan kaumnya memiliki kesadaran dan kepekaan
hanya Allah Tuhan semesta alam yang mana Allah mencipatakan segala yang ada di bumi dan
yang ada di semesta alam yang menciptakan siang malam, matahari, bulan, lautan, daratan,
gunung, angin, tanaman, hewan dll.
2.25 ayat 25
Berkata Fir'aun kepada orang-orang sekelilingnya: "Apakah kamu tidak mendengarkan?"
Tafsir ibnu katsir
} تستمعون} ألاApakah kalian tidak mendengarkan? (Asy-Syu'ara': 25)
Yakni apakah kalian tidak heran dengan orang ini yang menduga bahwa kalian mempunyai
Tuhan selain aku?
Jadi dalam ayat ini firaun membalas pernyataan dari Nabi Musa tentang Allah SWT. Dengan
nada sini dan mengejek deraya memandang orang – orang disekelilingnya dengan memberikan
pertanyaan pada mereka akan tuhan lain selain dirinya.
2.26 ayat 26
Musa berkata (pula): "Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu".
17
Tafsir ibnu kasir
Maka Musa berkata kepada mereka:
} لين} الأو آبائكم ورب ربكمTuhan kalian dan Tuhan nenek moyang kalian yang dahulu. (Asy-Syu'ara': 26)
Yaitu yang telah menciptakan kalian dan nenek moyang kalian yang terdahulu sebelum Fir'aun
ada.
Jadi di ayat ini Nabi Musa menajwab bahwa Allah adalah tuhan yang disembah oelh nenek
moyang terdahulu yang juga menciptakan nenek moyang mereka dahulu.
2.27 ayt 27
Fir'aun berkata: "Sesungguhnya Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian benar-benar orang
gila".
Tafsir inu katsir
لمجنون إليكم أرسل الذي رسولكم إن قالFir'aun berkata, "Sesungguhnya Rasul kalian yang diutus kepada kalian benar-benar orang
gila.” (Asy-Syu'ara': 27)
Yakni tidak berakal dalam pengakuannya yang mengatakan bahwa ada tuhan lain selain aku.
Jadi di ayat ini firaun masih dengan sikap arogannya menjawab bahwa Rasul yang diutus oleh
Tuhan adalah orang yang tidak berakal yang menyatakan bahwa hanya dirinya yang pantas
menjadi Tuhan.
2.28 ayat 28
Musa berkata: "Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya:
(Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal".
Tafsir ibnu katsir
18
} قال}Musa berkata. (Asy-Syu'ara': 28)
Musa berkata kepada orang-orang yang telah ditipu oleh Fir'aun melalui dakwaan palsunya itu,
sebagaimana yang disebutkan oleh firman berikut:
} تعقلون} كنتم إن بينهما وما والمغرب المشرق ربTuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya (itulah Tuhan
kalian) jika kalian mempergunakan akal. (Asy-Syu'ara': 28) Artinya Dialah yang menjadikan
timur sebagai tempat terbitnya bintang-bintang, dan menjadikan barat sebagai tempat
tenggelamnya bintang-bintang, baik yang tetap maupun yang beredar, sesuai dengan tatanan
yang telah ditundukkan dan diatur oleh-Nya. Dengan kata lain, jika tuhan yang kalian dakwakan
sebagai tuhan kalian sebenarnya, hendaklah ia membalikkan tatanan tersebut dengan menjadikan
arah timur menjadi barat dan barat menjadi timur. Semakna dengan apa yang disebutkan dalam
ayat lain melalui firman-Nya:
ويميت} يحيي الذي ربي إبراهيم قال إذ الملك الله آتاه أن ربه في إبراهيم حاج الذي
من بها فأت المشرق من مس بالش يأتي الله فإن إبراهيم قال وأميت أحيي أنا قال
المغرب{orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada
orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan, "Tuhanku ialah Yang
menghidupkan dan mematikan, "orang itu berkata, "Saya dapat menghidupkan dan mematikan.”
Ibrahim berkata, "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia
dari barat.” (Al-Baqarah: 258), hingga akhir ayat.
Jadi dari ayat ini dapat dikatakan bahwa Musa mendebat firaun dengan jawaban yang membuat
firaun merasa kalah mengenia Allah yang menjadika timur dan barat dan menjadikan langit
sebagai tenmpat tenggelamnya bintang - bintang yang pada akhirnya membuat firaun kehabisan
kata – kata dalam membalas perkataan Nabi Musa, maka firaun beralih menngunakan kekuasaan
dan kekuatan pengaruhnya, dengan hal itu firaun menduga dia dengan cara tersebut dia mampu
menhadapi nabi Musa dan ia yakin bahwa cara tersebut daat berpengaruh langsung pada nabi
Musa.
19
2.29 ayat 29
Fir'aun berkata: "Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan
menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan".
Tafsir ibnu katsir
Setelah hujah ditegakkan terhadap Fir'aun dengan keterangan yang jelas dan rasional, Fir'aun
memakai sarana lain untuk mengalahkan Musa, yaitu dengan kekuasaan dan kekuatannya.
Fir'aun merasa yakin bahwa dia tidak dapat melanjutkan perdebatannya dan kalah dari Musa,
maka tiada cara lain kecuali hanya dengan menggunakan kekuasaannya. Untuk itu ia berkata,
seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
} المسجونين} من لأجعلنك غيري إلها اتخذت لئنSungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah
seorang yang dipenjarakan. (Asy-Syu'ara': 29)
Jadi dari sini dapat dikatakan bahwa Firaun merasa kalah debat dengan segala kerasionalan yang
disampaikan nabi Musa, dan firaun hendak memenjarakan nabi Musa dengan kekuasaan yang
dimilikinya.
2.30 ayat 30
Musa berkata: "Dan apakah (kamu akan melakukan itu) kendatipun aku tunjukkan kepadamu
sesuatu (keterangan) yang nyata?"
Tasir ibnu katsir
Maka Musa menjawab:
} مبين} بشيء جئتك أولوDan apakah (kamu akan melakukan ini) kendatipun aku tunjukkan kepadamu
sesuatu (keterangan) yang nyata? (Asy-Syu'ara': 30)
Yakni bukti yang pasti lagi jelas.
20
Jadi dari ayat ini Musa menjawab pernyataan dari firaun yang hendak memenjarakannya bahwa
apakah firuan akan tetap bersikeras memenjarkan dirinya walalupun kebenaran sudah
disampaikan oleh nabi Musa dengan bukti yang sudah amat jelas.
2.31 ayt 31 – 32
Fir'aun berkata: "Datangkanlah sesuatu (keterangan) yang nyata itu, jika kamu adalah termasuk
orang-orang yang benar"
Maka Musa melemparkan tongkatnya, lalu tiba-tiba tongkat itu (menjadi) ular yang nyata.
Tafsir bnu katsir
} مبين} ثعبان هي فإذا عصاه فألقى ادقين الص من كنت إن به فأت قالFir’aun berkata, "Datangkanlah sesuatu (keterangan) yang nyata itu, jika kamu termasuk orang-
orang yang benar.” Maka Musa melemparkan tongkatnya yang tiba-tiba tongkat
itu (menjadi) ular yang nyata. (Asy-Syu'ara': 31-32) Yaitu jelas dan terang, kelihatan nyata
sangat besar mempunyai kaki-kaki dan mulut yang besar serta bentuknya yang sangat
mengerikan.
Jadi dari ayat ini firaun menantang nabi Musa untuk menunjukkan sesuatu yang nyata jikalau
memang nabi Musa adalah utusan dari Tuhan semseta alam, kemudian nabi Musa melempar
tongkatnya ke tanah dan Allah memperlihatkan kekuasannya melalui pemberian mukjizatnya
pada nabi Musa melalui tongkatnya yang berubah menjadi ular yang besar dan betul – betul
nyata mengerikan.
Kesimpulan
Al-Qur`an adalah kalam Allah yang merupakan petunjuk hdan pegangan hiudp umat
manusia terkhusus umat muslim, maka untuk memahami kandungan al-Qur`an agar mudah
diterapkan dalam pengamalan hidup sehari-hari memerlukan pengetahuan dalam mengetahui
arti/maknanya, dan tafsirnya sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah SAW. Sehingga
kehendak tujuan ayat al-Qur`an tersebut tepat sasarannya.
21
Terjemah, tafisr, diperlukan dalam memahami isi kandungan ayat-ayat al-Qur`an yang
mulia. Pengertian terjemah lebih simple dan ringkas karena hanya merubah arti dari bahasa yang
satu ke bahasa yang lainnya. Sedangkan istilah tafsir lebih luas dari kata terjemah, dimana segala
sesuatu yang berhubungan dengan ayat, surat, asbaabun nuzul, dan lain sebagainya dibahas
dalam tafsir yang bertujuan untuk memberikan kepahaman isi ayat atau surat tersebut, sehingga
mengetahui maksud dan kehendak firman-firman Allah SWT tersebut.
Dari surat asy syuara yang sudah dipaparkan diatas mengenai terjemahannya, tafsirnya
dan pemaknaan berkaitan dengan variable psikologi, dari ayat 1 – 32 sebagian menjelaskan
tentang Nabi Muhammad yang mengalami kesulitan menghadapi kaumnya, serta nabi Musa
yang menghadapi Firaun dengan mukjizat yang ditampakkan dari pemberian Allah SWT. Dalam
surat asy Syuara ayat 1 – 32 tersebut memiliki kaitan dengan variabel psikologi yang kebanyakan
berkaitan dengan psikologi klinis, beberapa berkaitan dengan psikologi agama dan psikologi
perkembangan.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat yang inipun tak luput dari kesalahan dan kekurangan
maupun target yang ingin dicapai. Adapun kiranya terdapat kritik, saran maupun teguran
digunakan sebagai penunjang pada karya ilmiah ini. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan
terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Katsir ad-Dimasyqi, Terjemah Tafsir Ibnu Katsir Juz 1, Bandung:
Sinar Baru al-Gensindo, 2002. Al-Qur’an dan Tafsirnya Juz 4-6, Jakarta: Ikrar Mandiriabadi, 2011.
Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Katsir ad-Dimasyqi, Terjemah Tafsir Ibnu Katsir Juz 2, Bandung:
Sinar Baru al-Gensindo, 2002.
KBBI ( kamus besar bahasa Indonesia) digital
Tafsir Ibnu Katsir Digital
Aquran dan terjemahan digital
22