Inovasi Beton SCC dengan Limbah Asbes

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pemanfaatan limbah asbes bekas renovasi rumah. serbuk hasil tumbukan asbes ini sebagai subtitusi semen yang ada pada campuran beton scc.

Citation preview

LOMBA INOVASI BETON SCC CIVIL WEEK UNS 2015PENGUNAAN LIMBAH ASBES SEBAGAI BAHAN FILLER PADA BETON

Disusun oleh:

TEAM CUBE RASHKA TSABITHA

HUDI SUFYAN(D100123003)ISTIQOMAH NOFITASARI(D100133004)ADI SETIAWAN TAMZIL(D100144006)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Terima kasih kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas kelancaran dan kemurahanNYA kami bisa menyelesaikan proposal ini dengan baik.Tujuan proposal dibuat untuk mengikuti kompetisi yang diadakan oleh kawan kami Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret ,yang didalamnya menjelaskan bagian-bagian daripada inovasi beton yang bisa mengurangi komposisi semen didalamnya. Dalam menyusun Proposal ini kami tidak lepas dari kesusahan dan rintangan, maka kami berterima kasih kepada dosen dan senior atas bantuan sarannya.Kami berharap inovasi ini bisa bersaing dalam kompetisi ini dan bisa bermanfaat kepada seluruh umat manusia kedepan. Kami juga berharap koreksi langsung atau tidak langsung terhadap proposal atau inovasi yang kami buat ini kepada panitia atau pembaca.Wassalamualaikum.

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL 1KATA PENGANTAR 2DAFTAR ISI 3RINGKASAN4BAB I. PENDAHULUAN5A. Latar Belakang 5B. Perumusan Masalah 6C. Tujuan 6D. Manfaat 6BAB II. STUDI PUSTAKA BETON ECO-SSC7BAB III. PEMBAHASAN 11A. Latar Belakang Bahan Tambah yang digunakan11B. Mix Design12C. Metode Pembuatan14D. Hasil Uji Beton SCC 7 Hari17E. Analisis pengurangan dampak polusi dari bahan tambah yang digunakan secara kuantitatif18F. Analisis harga ( Perbandingan harga beton SCC biasa dengan ECO-SSC desain sendiri dan dihitung per 1 m3) 18BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN 20A. Kesimpulan 20B. Saran 20DAFTAR PUSTAKA21LAMPIRAN22

PENGGUNAAN LIMBAH ASBES SEBAGAI BAHAN FILLER PADA BETON

RINGKASAN

Beton yaitu campuran yang berisi pasir, kerikil/ batu pecah/ agregat lain yang dicampurkan menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air yang membentuk suatu masa yang sangat mirip dengan batu. Menurut SNI-03-2847-2002, pengertian beton adalah campuran antara Cement Portland atau semen hidraulik lainya, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat. Beton disusun dari agregat kasar dan agregat halus, agregat halus yang digunakan biasanya adalah pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu, sedangkan agregat kasar yang dipakai berupa batu alam maupun batuan yang dihasilkan oleh industri pemecah batu . Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui sifat mekanik beton dengan campuran limbah asbes sebagai pengganti sebagian semen dan menganalisa pengaruh persentase limbah asbes yang dihaluskan sebagai pengganti semen terhadap sifat mekanik beton. Material yang terdapat pada asbes memiliki kandungan silika yang tinggi, sehingga layak digunakan sebagai alternatif bahan tambah penggunaan semen pada konstruksi. Inovasi untuk memanfaatkan limbah yang kurang bermanfaat pada masyarakat pedesaan dan perkotaan yang jumlahnya cukup banyak, kebanyakan didapat setelah merenovasi rumah, kelebihan lain dengan memanfaatkan limbah lingkungan sebagai campuran pada beton adalah untuk mengurangi biaya kebutuhan material sehingga lebih murah dengan cara meminimalisir penggunaan material bahan seperti pasir dan semen.

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGBeton adalah campuran dari agregat dan pasta. Beton juga dapat didefinisikan sebagai bahan bangunan dan kontruksi yang sifat-sifatnya dapat ditentukan terlebih dahulu dengan mengadakan perencanaan dan pengawasan yang teliti terhadap bahan-bahan yang dipilih (Samekto dan Rahmadiyanto, 2001). Jenis agregat adalah agregat halus (pasir), agregat kasar (batu,kerikil) dan pasta adalah campuran antara air dan cement portland.Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun buatan yang berbentuk mineral padat berupa ukuran besar maupun kecil atau fragmen-fragmen. Cemen portland bukan nama merek, adalah bahan pengikat hidrolis untuk mengikat bahan yang digunakan untuk pembuatan beton.Semen terdiri dari 10-15% dari volume campuran beton.Melalui proses yang disebut hidrasi, semen dan air yang mengeras dan mengikat agregat menjadi batu-batuan massa.Proses pengerasan ini terus berlanjut selama bertahun-tahun yang berarti bahwa beton semakin kuat karena bertambahnya umur beton.Perkembangan ilmu dan teknologi pada saat ini telah membuka gagasan pada pemanfaatan material organik sebagai bahan penyusun maupun bahan tambah ramah lingkungan. Sampai saat ini semakin banyak inovasi yang dikembangkan dalam pembuatan beton,salah satunya memanfaatkan hasil limbah lingkungan sebagai bahan tambah beton. Inovasi ini memiliki tujuan untuk memanfaatkan limbah yang kurang bermanfaat pada masyarakat pedesaan yang jumlahnya cukup banyak, kelebihan lain dengan memanfaatkan limbah lingkungan sebagai campuran pada beton adalah untuk mengurangi biaya kebutuhan material sehingga lebih murah dengan cara meminimalisir penggunaan semen.Penelitian ini dimaksudkan untuk memanfaatkan limbah asbes sebagai campuran beton,dimana asbes digunakan sebagai pozzolan alami. Pemakaian asbes didasarkan pada penelitian sebelumnya bahwa asbes memiliki kandungan serat mineral silika yang termasuk dalam kelompok serpentine dan amphibole dari mineral-mineral pembentuk batuan, termasuk: actinolite, amosite (asbes coklat, cummingtonite, grunnerite), anthophyllite, chrysotile (asbes putih), crocidolite (asbes biru), tremolite, atau campuran yang sekurang-kurangnya mengandung salah satu dari mineral-mineral tersebut (Chemical Abstracts Service Registry Handbook dari American Chemical Society). Uraian kandungan kimia tersebut menunjukkan asbes memiliki kandungan silika yang cukup, sehingga layak digunakan sebagai alternatif bahan tambah penggunaan semen pada konstruksi.

B. PERUMUSAN MASALAHDari latar belakang diatas,maka permasalahan yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah :1. Bagaimanakah sifat mekanik beton dengan campuran asbes sebagai pengganti sebagian semen ?2. Bagaimana pengaruh 15 % asbes sebagai pengganti semen terhadap sifat mekanik beton ?

C. TUJUANTujuan diadakannya penelitian ini:1. Mengetahui sifat mekanik beton dengan campuran asbes sebagai pengganti sebagian semen.2. Menganalisa pengaruh prosentase 15 % asbes sebagai pengganti semen terhadap sifat mekanik beton.

D. MANFAAT Dengan adanya penelitian Pemanfaatan Asbes Sebagai Pozzolan alami DalamPembuatan Beton, maka kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Membuka wawasan masyarakat, khususnya masyarakat untuk memanfaatkan limbah dengan baik. 2. Meningkatkan daya kreatifitasan didalam masyarakat untuk kemajuan kehidupan. 3. Mampu mengurangi tingkat penggunaan semen yang mahal di masyarakat.

BAB IISTUDI PUSTAKA BETON ECO-SCC2.1 TINJAUAN UMUM Penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber-sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang menggunakan asbes yang akan digunakan supaya lebih bermanfaat. Pada bab ini dibahas mengenai teori-teori yang mendasari percobaan yang dilaksanakan. Materimateri yang dibahas berdasarkan referensi-referensi maupun peraturan-peraturan mengenai teknologi beton, yaitu : - Beton ECO-SCC. - Karakteristik beton- Material beton.

2.2 BETON ECO-SCCSelf Compacting Concrete atau yang umum disingkat dengan istilah SCC adalah beton segar yang sangat plastis dan mudah mengalir karena berat sendirinya mengisi keseluruhan cetakan yang dikarenakan beton tersebut mempunyai sifat-sifat yang dapat memadatkan sendiri, tanpa adanya bantuan alat penggetar untuk pemadatan beton SCC yang baik harus tetap homogeny , kohesif ,tidak segregasi, tidak blocking, dan tidak bleeding. Pemakaian beton SCC sebagai material repair dapat meningkatkan kualitas beton repair oleh karena dapat menghindari sebagian dari potensi kesalahan manusia akibat manual compaction. Pemadatan yang kurang sempurna pada saat proses pengecoran dapat mengakibatkan berkurangnya durabilitas beton, sebaliknya dengan beton SCC struktur beton repair menjadi lebih padat terutama pada daerah pembesian yang sangat rapat dan waktu pelaksanaan pengecoran juga lebih cepat.

2.3 KARAKTERISTIK BETONBeton merupakan bahan konstruksi yang didapat dari pencampuran bahan bahan agregat halus dan kasar yaitu pasir, batu, batu pecah, atau bahan semacam lainnya, dengan menambahkan secukupnya bahan perekat semen, dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton berlangsung. Nilai kuat tekan beton relatif tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya, dan beton merupakan bahan yang bersifat getas. Nilai kuat tarik beton sangat kecil, berkisar antara 10% - 15% saja dari nilai kuat tekannya. Sehingga untuk menambah kuat tarik beton dapat dilakukan dengan diberi tulangan yang mampu menahan gaya tarik.

Nilai kekuatan tekan dari beton (SK SNI M-10-1991-03) diketahui dengan melakukan pengujian kuat tekan terhadap benda uji silinder (diameter 150 mm, tinggi 300 mm) yang dibebani dengan gaya tekan sampai benda uji hancur.

2.4 MATERIAL Material penyusun pada beton dalam penelitian ini tidak berbeda dengan material penyusun beton pada umumnya, yaitu terdiri dari semen, agregat kasar, agregat halus, dan air. Perlu diketahui sifat dan karakteristik masing-masing material penyusun beton agar dalam pelaksanaan nanti tidak terjadi kesalahan pemilihan dan penggunaan material, sehingga dapat menghasilkan beton dengan kekuatan karakteristik yang dikehendaki.

2.4.1 Cement Portland (PC) Portland cement (PC) atau lebih dikenal dengan semen berfungsi membantu untuk pengikatan agregat halus dan agregat kasar apabila tercampur dengan air. Selain itu, semen juga mampu mengisi rongga-rongga antara agregat tersebut.

2.4.1.1 Sifat Kimia Semen Portland (PC) Sifat kimia dari semen portland sangat rumit, dan belum dimengerti sepenuhnya. Perkiraan terhadap komposisi semen portland diberikan pada tabel 2.3 hampir dua pertiga bagian semen terbentuk dari zat kapur yang proporsinya berperan penting terhadap sifat-sifat semen. Zat kapur yang berlebihan kurang baik untuk semen karena menyebabkan terjadinya disintegrasi (perpecahan) semen setelah timbul ikatan. Kadar kapur yang tinggi tetapi tidak berlebihan cenderung memperlambat pengikatan, tetapi menghasilkan kekuatan awal yang tinggi. Kekurangan zat kapur menghasilkan semen yang lemah. (L.J. Murdock dan K.M. Brook,1979).

Tabel 2.1. Prosentase dari komposisi dan kadar senyawa kimia semenSenyawaProsentase

Batu kapur (CaO)Pasir silikat (SiO2)Alumina (Al2O3)Besi Oksida (Fe2O3)Magnesia (MgO)Sulfur (SO3)60 % - 65 %17 % - 25 %3 % - 8 %0.5 % - 6 %0.5 % - 4 %1 % - 2 %

(Sumber : L.J. Murdock dan K.M. Brook, 1996)

2.3.1.2 Sifat Fisik Cement Portland (PC) Semen portland mempunyai beberapa sifat fisik, yaitu : a. Kehalusan butir Semakin halus semen, maka pemukaan butirannya akan semakin luas, sehingga persenyawaannya dengan air akan semakin cepat dan membutuhkan air dalam jumlah yang besar pula.

b. Berat jenis dan berat isi Berat jenis semen pada umumnya berkisar 3.15 kg/liter. Berat jenis semen akan mempengaruhi proporsi campuran semen dalam campuran. Pengujian dapat 12 dilakukan dengan menggunakan Le Chatelier Flask menurut standar ASTM C-188.

c. Waktu ikat awal Waktu ikat adalah waktu yang diperlukan semen untuk mengeras, terhitung dari mulai bereaksi dengan air dan menjadi pasta semen hingga pasta semen cukup kaku untuk menahan tekanan. Waktu ikat awal semen dibedakan menjadi 2 yaitu :1) waktu pengikatan awal (initial setting)2) waktu pengikatan akhir (final setting)Waktu pengikatan awal dihitung sejak semen tercampur dengan air hingga mengeras. Pengikatan awal untuk semua jenis semen harus diantara 60 120 menit (PBI, 1971). Alat vicat dapat digunakan untuk mengetahui pengikatan awal.

d. Kekekalan bentuk Bubur semen yang dibuat dalam bentuk tertentu dan bentuknya tidak berubah pada waktu mengeras, maka semen tersebut mempunyai sifat kekal bentuk. Demikian juga sebaliknya jika bubur semen tersebut mengeras dan menunjukkan adanya cacat (retak, melengkung, membesar dan menyusut), berarti semen tersebut tidak mempunyai sifat kekal bentuk. Pemeriksaan kekekalan semen harus sesuai dengan standar yang berlaku dalam hal ini SK SNI S 04 1989F. e. Pengaruh suhu Pengikatan semen sangat tergantung oleh suhu di sekitarnya. Pengikatan semen berlangsung dengan baik pada suhu 35 0 C dan berjalan dengan lambat pada suhu di bawah 150 C.

2.3.2 Agregat Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton. Pengaruh kekuatan agregat terhadap beton begitu besar, karena umumnya kekuatan agregat lebih besar dari kekuatan pasta semennya. Kira-kira 70 % volume mortar atau beton diisi oleh agregat. Agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat mortar atau beton, sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan mortar atau beton (Tjokrodimuljo,1996).

BAB IIIPEMBAHASAN

Asbes merupakan serat mineral silica yang bersifat fleksibel, tahan lama dan tidak mudah terbakar. Asbes banyak digunakan sebagai penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. Asbes banyak digunakan sebagai isolator panas dan pada pipa saluran pembuangan limbah rumah tangga, dan bahan material atap rumah. Asbes banyak digunakan dalam bahan-bahan bangunan. Asbes memiliki aspek negative yaitu tidak baik untuk kesehatan, karena material asbes mudah untuk terbawa angin. Dengan ukuran yang sangat kecil, jika terhirup maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia terutama paru-paru. Namun apabila asbes diolah dengan metode yang tepat, maka resiko tersebut dapat dikurangi. Disini kami mencoba untuk menginovasi pembuatan beton dengan campuran limbah asbes sebagai filler. Karena penggunanaan asbes di Indonesia cukup tinggi dan pastinya limbah dari material tersebut tidak sedikit. Asbes akan berbahaya apabila material tersebut dibiarkan di lingkungan terbuka. Tapi akan lebih berbeda apabila material asbes itu di solidkan, maka material tersebut tidak mudah untuk terbawa angin dan tidak berdampak langsung untuk manusia. Jika asbes di padatkan menjadi beton struktur, maka material tersebut akan diikat oleh semen, lalu akan dilapisi oleh mortar, dan kemudian cat. Hal itu tidak menutup kemungkinan asbes tidak terbawa bebas ke udara. Asbes juga memiliki sifat kedap air, itu bisa menguntungkan apabila kita ingin membuat beton kedap air yang tidak high cost. Yang perlu di perhatikan adalah ketika pengolahan limbah tersebut, jangan menghirup langsung udara disekitar tempat menghancurkan asbes , gunakan masker penutup dan sarung tangan. Penambahan serbuk asbes dapat menggantikan salah satu fungsi dari semen Portland yang mengisi pori-pori dalam beton. Jadi penggunaan semen sedikit lebih hemat.

A. Latar Belakang Bahan Tambah yang digunakanAsbes adalah bentuk serat mineral silica yang termasuk dalam kelompok serpentine dan amphibole dari mineral-mineral pembentuk batuan, termasuk : actinolite, amosite (Asbescoklat, cummingtonite, grunnerite), anthophylittle, chrysotile (Asbes putih), crocidolite (Asbes biru), tremolite, atau campuran yang sekurang-kurangnya mengandung salah satu dari mineral-mineral tersebut. Pada dasarnya debu Asbes adalah partikel-partikel Asbes yang beterbangan/bertebaran di udara atau partikel-partikel Asbes terendap yang dapat terhambur ke udara sebaga debu di lingkungan kerja. Bahan ini tersedia luas di seluruh hampir seluruh Negara di dunia, hampir semua bangunan baik di Indonesia ataupun di luar Negeri menggunakan Asbes biasanya asbes digunakan sebagi bahan atap ataupun plafon, akan tetapi Asbes hanya bisa di pakai sekali dan setelah suatu bangunan yang menggunakan asbes tersebut di renofasi maka asbes tersebut secara otomatis harus di buang, pada kondisi ini sangat di sayangkan ketika asbes hanya dibuang begitu saja padahal seharusnya kita masih bisa memanfaatkanya untuk banyak hal. Seperti contohnya sebagai filler pada beton karena seperti yang kita ketahui bahwa pada dasarnya asbes mempunyai unsur silica yang cukup baik untuk bisa digunakan sebagai filler pada beton. Meskipun demikian ada pro dan kontra mengenai pengolahan dan penggunaan limbah asbes karena beberapa dampak yang kurang sehat bagi manusia. Beberapa Negara sudah mulai melarang akan penggunaanya untuk beberapa hal seperti di Jepang, namun di Indonesia sendiri Asbes masih di izinkan untuk digunakan baik untuk atap dari bangunan ataupun untuk hal lain. Sampai saat ini Asbes masih menjadi salah satu supplier limbah yang cukup besar di Indonesia. Akan sangat disayangkan, Apabila Asbes hanya dibuang percuma saja. Berangkat dari gagasan ini, terceplos ide untuk menggunakan limbah asbes sebagai filler beton agar kedepanya tidak ada limbah asbes yang dibuang di sembarang tempat dan meracuni masyarakat di area tersebut. Bahkan dengan ide ini, unsur bahaya yang ada dalam asbes bisa hilang karena sudah tercampur dan solid dengan beton yang menjadi inovasi baru yang bisa mensuport perkembangan bidang beton sebagai filler ataupun yang lianya.

b. Mix designConcrete Mix Design adalah proses untuk menentukan komposisi dari cmapuran adukan dari beton berdasarkan data-data dari bahan dasar untuk beton (misalnya gradasi, berat isi, kadar air, berat jenis dll). Dari komposisi ini maka diharapkan akan dihasilkan beton yang memenuhi sifat-sifat minimum kekuatan, keawetan dan dkonomis danjuga kekentalan. Untuk memenuhi sifat-sifat tersebut, campuran beton yang harus dibuat harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut : a. Kuat tekan minimum sesuai dengan kebutuhan structural; b. Faktor air semen (FAS) atau kadar semen maksimum;c. Kadar semen maksimum untuk mencegah terjadinya retak yang diakibatkan oleh siklus temperature dalam beton masa;d. Kadar semen maksimum untuk mencegah terjadinya retak susut;e. Kepadatan minimum untuk jenis-jenis structural tertentu.

Tujuan dari mix design ini adalah untuk digunakan sebagai salah satu acuan bagi seorang perencana dan pelaksana dalam merencanakan proporsi campuran dari beton, yang menghasilkan mutu beton yang sesuai dengan yang direncanakan.

Pada perencanan mix design campuran beton di sini kami menggunakan metode American Concrete Institute (ACI). Data-data pemeriksaan bahan dasar adalah sebagai berikut :a.) Mutu Beton = 350 kg/cm2b.) Deviasi Standar = 70 kg/cm2c.) Nilai tambah (M)= 1,64 . Sr 40 = 1,64 . 70 40 = 74.8 kg/cm2d.) Kuat Tekan Rata-rata= a + c= 350 + 74,8= 424,8 kg/cm2e.) Jenis semen = Tipe 2f.) Jenis agregat kasar= Batu Pecah g.) Jenis agregat halus= Pasirh.) Faktor Air Semen (w/c) = 0,55i.) FAS maksimum= 0,60j.) Slump flow = 60 mmk.) Ukuran maksimum agregat= 20 mm l.) Air = 290 liter/m3 m.) Agregat Kasar = 750 kg/m3n.) Agregat Halus = 2200-(182+364+750)= 2200-1256 kg/m3= 944 kg/m3o.) Semen = 190/0,5=380 kg/ m3p.) Bahan tambah kimia= 380/100= 3.8liter/ m3

Rincian kebutuhan bahan campuran beton masing-masing proporsi untuk 3 benda uji silinderFASLimbah asbes (%)Semen (kg)Air (ltr)Pasir (kg)Batu Pecah (kg)

0.55155.643.312.83.34

c. Metode Pembuatan

Kajian PustakaMetode yang kami gunakan pada inovasi yang kami angkat disini adalah dengan mengadakan study literature untuk mendapatkan hipotesis dan pemahamanyang lebih dalam mengenai beton memadat sendiri (Self Compacting Concrete). Selanjutnya dalam penyelesian penelitian ini, kami menggunakan metode penelitian yang kami lakukan di Laboratorium guna meneliti, mempelajari dan juga menganalisa lebih dalam lagi.

Pengadaan Bahan

-Master Glenium-Limbah debu asbes-Agregat halus-Semen-Air

Agregat Kasar (Batu Pecah)

Lolos saringan 3/4

Pemeriksaan kualitas Bahan

Memenuhi Syarat

Pembuatan Contoh Uji beton : Semen Tiga RodaAirAgregat halusAgregat KasarFly ash dari limbah asbesMaster Glenium

Perawatan contoh beton dalam air

Pengujian kekuatan 3 hari

Analisa data

Hasil

3.1 BAHANAdapun bahan yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah sebagai berikut ; 1) AirAir yang dipakai pada penelitian ini adalah air yang tersedia di Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.2) SemenDalam hal ini semen yang digunakan adalah semen tiga roda PCC, jenis merk 1 dengan kemasan 50 kg yang ada dipasaran. 3) AgregatAgregat yang digunakan disini adalah pecahan batu4) Limbah AsbesLimbah Asbes yang dipakai adalah hasil limbah Asbes dari renovasi bangunan di Universitas Muhammadiyah Surakarta yang kemudian di pecah-pecah dan di lebur sampai mendapatkan Asbes yang lolos saringan 200.

3.2 ALATAlat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) AyakanAyakan yang dipakai dalam penelitian ini dalah ayakan nomor 50, 100 dan 200 yang dilengkapi dengan pan dan tutup nya beserta shaker/alat penggetar yang digunakan untuk mempermudah untuk mendapatkan limbah Asbes yang lolos saringan 200. 2) TimbanganTimbangan digunakan untuk mengukur jumlah dari aggregate, semen dll. 3) Gelas ukurGelas ukur yang digunakan utuk mengukur dari banyaknya air yang digunakan pada pembuatan beton. 4) Oven Oven digunakan untuk mengeringkan bahan pada pemeriksa bahan.5) Bekisting/cetakan silinder betonBekisting yang digunakan adalah dengan ukuran sesuai dengan yang disyaratkan 6) Mesin uji tekanMesin uji tekan yang digunakan untuk menguji kuat tekan benda uji yaitu beton dengan bentuk silinder

3.3 PROSEDUR PENELITIANData dalam penelitian ini merupakan hasil dari abu Asbes, kuat tekan beton yang dibuat dengan limbah Asbes. Tahap dan prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Tahap persiapanPada tahapan ini hal yang harus dilakukan adalah menyiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam penelitian penggunaan limbah Asbes sebagai filler pada beton. Bahan dan peralatan yang akan digunakan antara lain adalah : 1. Bahana. Airb. Semenc. Agregatd. Limbah Asbes

2. AlatAlat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Timbanganb. Ovenc. Ayakand. Gelas ukure. Cetakan silinder betonf. Mesin Los Angelesg. Shakerh. Mesin uji tekani. Kerucut Abramj. Dll

2) Tahap Pengujian BahanPada pembuatan beton ini ada beberapa material inti yang perlu dilakukan pengujian yaitu :

a. Pemeriksaan berat jenis limbah Asbesb. Pemeriksaan terhadap air yang digunakan Pada tahapan ini, pelaksanaan pemeriksaan terhadap air dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara c. Pemeriksaan terhadap semen

3.4 safety Pada tahapan pembuatan beton baik di lab ataupun di lapangan, savety tetaplah harus selalu diutamakan, oleh karena itu semua pelaksana wajib mengenakan savety first atau K3 yang lengkap, hal ini dilakukan untuk menjaga dan memastikan akan keamanan bagi seluruh pekerja dari ancaman unsur yang kurang sehat dari debu asbes itu sendiri. Hal yang harus dilakukan oleh seluruh pelaksana ketika melaksanakan proses pembuatan beton dengan debu asbes tersebut adalah sebagai berikut : 1. Wajib menggunakan masker 2. Wajib menggunakan sarung tangan3. Wajib bersepatu4. Wajib menggunakan seragam atau minimal dengan baju lengan panjang dan celana panjang (untuk menghindari masuknya debu ke kulit pekerja)5. Pekerja wajib mengikuti training sebelum menjalani pekerjaan pada pengolahan limbah asbes.6. Pekerja harus lepas pakaian, sarung tangan, dan lain-lain kemudian menaruhnya di lundry room setiap kali selesai kerja.7. Perusahaan harus mencuci pakaian/baju kerja pekerja setiap hari untuk menjaga kesehatan dari ancaman debu berbahaya.8. DllApabila seluruh pekerja sudah mematuhi hal-hal di atas, maka unsur bahaya dari debu asbes pun tidak akan bisa mengganggu kesehatan pekerja.

D.Hasil Uji Beton SCC 7 hari /3 hari di konfersi ke 28Hasil dari pengujian beton yang telah dilakukan mala mini telah dikonfersi langsung ke 28 hari adalah sebagai berikutSample 1 : 49.50 MPASample 2 : 49.80 MPA

E. Analisis pengurangan dampak polusi dari bahan tambah yang digunakan secara kuantitatif (dengan volume pertahun)

Angka limbah asbes di Indonesia bisa dikategorikan cukup besar seperti yang kita lihat ada ribuan rumah yang di perbaiki setiap harinya dan tentunya lebih dari 80% dari rumah tersebut menggunakan dan harus membuang limbah asbes setelah direnovasi. Pada umumnya limbah asbes di Indonesia di atur oleh pemerintah kemana limbah tersebut akan di buang namun kebanyakan dari masyarakat tidak mengetahui dan peduli kemana mereka harus membuang limbah tersebut. Oleh karena itu angka polusi dari limbah asbes masih tergolong cukup besar di Indonesia. Pada tahapan ini apa bila para ahli mengaplikasikan penggunaan limbah asbes dengan menggunakanya sebagai solusi alternatife sebagi filler pada beton, dan dari hasil yanag telah kita lakukan pada research kita selama ini, limbah asbes cukup mampu menjadi pengganti fly ash dari batu bara sebagai filler. Selain itu kita juga tahu bahwa harga fly ash dari batu bara juga cukup mahal, maka dari itu. Kita bisa memaksimalkan penggunaan limbah asbes sebagai filler dengan harga yang murah meriah bahkan gratis hanya dengan mengumpulkan limbah dari bangunan-bangunan yang di renovasi. Dalam jumlah yang besar seorang ahli bisa membuat suatu pusat pembuangan asbes guna nantinya digunakan menjadi filler pada beton. Dan selain itu seorang ahli bisa bekerja sama dengan NGO ataupun pemerintah untuk memaksimalkan penggunaan limbah asbes yang nantinya apabila hal ini sukses terlaksana tentu akan bisa mengurangi polusi dari unsure penyakit yang ada di asbes karena apabila debu asbes sudah dijadikan solid menjadi beton maka unsure bahaya dari debu tadi sudah hilang. Karena debu tersebut sudah solid dengan beton selain itu beton tersebut juga di tutupi oleh mortar dan juga cat.

F. Analysis harga (perbandingan harga scc biasa dengan Eco-sce design sendiri per/m3

self compacted concrete atau lebih sering disebut SSC adalah beton ramah lingkungan dimana tidak perlu dilakukan adanya vibrator ataupun rojokan.

Untuk mengetahui perbandingan biaya yang diperlukan untuk pembuatan campuran per m3 antara beton scc pada umumya dengan scc inovasi kita, maka dapat dilakukan kalkulasi perbandingan sebagai berikut : Tabel 5. Analisis Biaya Campuran Beton Self Compacting Concrete pada umumnya

Jenis MaterialProporsiCampuranVol/m3SatuanHarga (Rp)Harga (Rp/Kg)

A.Kasar666,760,28m3165.00046.200

A.Halus1000,140,42m3165.00068.760

Semen Tiga Roda (PCC)488,59,77Zak51.000498.270

Fly Ash48,8548,85Kg10.000488.500

Superplasticizier8,318,31Kg7.00058.170

Jumlah1.159.900

Data di atas adalah data analisis biaya pada pembuatan Self Compacting Concrete yang pada umumnya dipakai, yang total dari pengeluaranya adalah 1.159.900. apabila dibandingkan dengan analisa biaya campuran pembuatan self compacting concrete dengan menggunakan limbah asbes, maka hanya tinggal mengurangi hasil total di atas dengan harga fly ash, karena dianggap debu dari limbah asbes disini gratis. Jadi hasil kalkulasi dengan inovasi limbah asbes sebagai filler pada self compacting concrete adalah 1.159.900-488.500 = 671.400. maka apabila kita memaksimalkan penggunaan limbah asbes pada pembuatan beton kita bisa menghemat cukup besar pengeluaran.

BAB IVPENUTUPA.KesimpulanDari percobaan dan pengaujian yang dilakukan dalam Beton SCC ini dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Penggunaan limbah asbes sebagai filler pada beton ternyata dapat digunakan sebagai filler atau bahan pengganti semen dalam pembuatan rancangan beton Self Compacting Concrete. 2. Penggunaan admixture Master Glenium memberikan bantuan untuk flow dan mempercepat perkerasan awal dari beton.3. Penggunaan filler umumnya menggunakan fly ash dari batu bara namun sangat mahal, dan Alhmdulillah disini penulis bersyukur karena telah bisa memaksimalkan penggunaan limbah asbes sebagai solusi lain dari filler selain fly ash.

b.SaranPenggunaan limbah asbes dan admixture Master Glenium mempunyai potensi yang cukup baik dalam merancang suatu beton yang memadat sendiri (SCC). Oleh karena itu, penelitian ini perlu dkembangakn dan diteliti lebih lanjut. Untuk itu, penulis memberikan saran yang berhubungan dengan penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Walaupun penggunaan Limbah asbes dapat memberikan tambahan kekuatan pada beton, perlu diketahui bahwa limbah asbes mempunyai unsure yang sangat bahaya bagi kesehatan manusia ketika menjadi debu, jadi pada proses pencampuran atau pembuatan beton dengan debu asbes, semua pekerja harus berhati-hati dan mematuhi peraturan K3.2. Dengan ditemukanya solusi ini, namun banyak orang yang belum mengerti akan hal ini, maka sangat perlu untuk masyarakat untuk mengetahui hal ini agar semua memaksimalkan penggunaan dari limbah asbes dan mengetahui cara yang baik dan tepat untuk menggunakanya.

DAFTAR PUSTAKAhttp://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_168882.pdf http://jurnal.sttgarut.ac.id jurnal Konstruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut 2012 http://infocom-hmjts-uty.blogspot.co.id/2012/02/self-compacting-concrete-scc.html Februari 2012Civil UTY.http://diponnanotech.blogspot.com/2013/09/silika-si-hara-penting-pada-sistem.html Kamis, 19 September 2013http://nasih.wordpress.com/2011/01/11/kandungan-abu/ 11 Januari 2011Samekto, Wuryati dan Rahmadiyanto, Candra. 2001. Teknologi beton. Jogjakarta : Kanisius Amu, O. O and Adetuberu, A. A. 2010. Characteristics of Bamboo Leaf Ash Stabilization on Lateritic Soil in Higway Construction. International Jurnal of Enginering and Technology. Vol. 2 Vol. 4. Pp. 212-219.

Tjokrodimulyo, K 1996. Teknologi Beton, PT Naviri, Yogyakarta

17