27
Innovation in mathematics education toward asian community prosiding seminar nasional pendidikan matematika 2014

Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

  • Upload
    lyquynh

  • View
    233

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

Innovation in mathematics education toward asian community

prosiding seminar nasional pendidikan matematika 2014

Page 2: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

Innovation in mathematics education toward asian community prosiding seminar nasional pendidikan matematika 2014

Penanggung Jawab Drs. Slamet Soro, M.Pd. Tim Reviewer 1. Alhadi Bustamam, Ph.D.

(Departemen Matematika Universitas Indonesia/IndoMS) 2. Prof. Dr. Hasratuddin Siregar, M.Pd.

(Universitas Negeri Medan) 3. Dr. Somakim, M.Pd.

(Universitas Negeri Sriwijaya) 4. Dr. Kadir, M.Pd.

(Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah) 5. Dr. Sigid Edy Purwanto, M.Pd.

(Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA) 6. Dr. Ervin Azhar, M.Pd.

(Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA) 7. Dr. Andi Sessu, M.Pd.

(Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA)

Editor 1. Nurafni, M.Pd. 2. Hella Jusra, M.Pd. Copyrights © Prodi Matematika UHAMKA, 2014 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang All rights reserved ISBN: 978-602-8040-99-0 Diterbitkan oleh: UHAMKA PRESS Jl. Gandaria IV, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp. (021) 7398898/ext: 112, Website: www.uhamkapress.com E-mail: [email protected] Anggota IKAPI, Jakarta Cetakan I, November 2014

Page 3: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahi rabbil a’lamin, atas izin-Nya kami dapat menyelesaikan Prosiding Seminar Nasional Matematika 2014 dengan tema “Innovation in Mathematics Education Toward Asian Community“ yang diselenggarakan pada hari Sabtu, tanggal 20 September 2014. Shalawat serta salam kami haturkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, semoga kita sebagai umatnya akan mendapatkan syafa’at di akhir zaman nanti. Amin.

Prosiding ini bertujuan untuk melakukan desiminasi penelitian pendidikan matematika maupun penelitian matematika untuk kemajuan matematika. Disamping itu, seminiar ini juga bertujuan untuk memaksimalkan potensi mahasiswa calon guru, guru dan dosen untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Makalah-makalah yang ada pada prosiding ini merupakan makalah-makalah yang telah dipresentasikan pada Seminar Nasional Matematika 2014 dan telah melalui proses penilaian oleh tim Reviewer ahli, maka dari itu pada kesempatan ini perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Alhadi Bustamam, Ph.D. selaku Gubernur Indo-MS Wilayah Barat. 2. Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Prof.DR.

HAMKA atas segala arahan dan dukungannya. 3. Dr. H. Sukardi, M.Pd. selaku Dekan FKIP UHAMKA yang telah memfasilitasi kegiatan

ini. 4. Prof. Dr. H. Zulkardi, M.I.Komp. M.Sc., dan Dr. Abdul Rahman As’ari, M.Pd, M.A

selaku pemakalah utama dalam seminar ini. 5. Tim Reviewer yang telah membantu mensukseskan prosiding seminar. 6. Bapak/Ibu segenap panitia seminar nasional yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan

pemikiranya demi suksesnya seminar ini. 7. Bapak/ibu peserta dan pemakalah.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan prosing ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya. Semoga Allah memberikan balasan yang setimpal atas apa yang telah Bapak/Ibu dan rekan-rekan panitia berikan. Terima kasih. Billahi Fisabililhaq Fastabiqul Khoirots Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 20 Oktober 2014 Ketua Panitia,

Drs. Slamet Soro, M.Pd.

Page 4: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

iv

Page 5: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... v ARTIKEL HASIL PENELITIAN 1. PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDIDIKAN

MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR Anik Yuliani ................................................................................................................................ 13

2. PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA Ramdani Miftah .......................................................................................................................... 21

3. PENGGUNAAN BAHAN AJAR BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATA KULIAH MATEMATIKA DASAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA Kurniati, Ani Iryani, dan Ike Yulia Wiendarlina ........................................................................ 27

4. PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL TREFFINGER Idrus Alhaddad ........................................................................................................................... 33

5. PENINGKATAN SOCIOMATHEMATICAL NORM MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH R. Bambang Aryan Soekisno....................................................................................................... 45

6. PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR Nelly Fitriani .............................................................................................................................. 55

7. MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN WINGEOM Bobbi Rahman ............................................................................................................................ 61

8. PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN OPEN ENDED Redi Hermanto ............................................................................................................................ 71

9. PENGEMBANGAN SKALA SELF-PROFICIENCY BERDASARKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Georgina Maria Timungki .......................................................................................................... 79

10. MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI BERAGAM MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERBUKA(PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP SISWA SMP DI SUBANG) Mokhammad Ridwan Yudhanegara ............................................................................................ 87

11. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA DAN PEMBENTUKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN Wikan Budi Utami, Rizki Amaliyakh, dan Munadi ..................................................................... 95

12. PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS UNTUK MAHASISWA CALON GURU SEKOLAH DASAR Hafiziani Eka Putri ..................................................................................................................... 101

13. IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK SELF REGULATED LEARNING DAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS Hamdan Sugilar .......................................................................................................................... 109

Page 6: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

vi

14. MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) Adi Nurjaman ............................................................................................................................. 117

15. MENINGKATKAN KEMAMPUAN KREATIF DAN RETENSI KREATIF MATEMATIK SISWA SMP DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL Ratna Sariningsih ....................................................................................................................... 127

16. PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU MATEMATIKA SE-KABUPATEN LEBAK DALAM PENGGUNAAN ICT Sigid Edy Purwanto, Khoerul Umam, dan Benny Hendriana .................................................... 133

17. PENYELESAIAN MODEL MOBIL PENGIKUT PADA JALAN MELINGKAR(ON THE SOLUTION OF CAR FOLLOWING MODEL ON A RINGROAD) Ayu Tsurayya .............................................................................................................................. 141

18. ANALISIS KORELASI KEMAMPUAN NUMBER SENSE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK MTS NEGERI BANTARKALONG, TASIKMALAYA-JAWA BARAT Krisna Satrio Perbowo dan Ono Ruhiana .................................................................................. 155

19. PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATK SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION Yunda Kurniawan ....................................................................................................................... 163

20. PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ALAT PERAGA SEDERHANA DAN POWERPOINT Nurafni ........................................................................................................................................ 171

21. PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN PROGRAM CABRI 3D UNTUK MEMAHAMKAN MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME TABUNG DAN KERUCUT KELAS IX-C SMP NEGERI 4 RANGKASBITUNG Benny Hendriana ........................................................................................................................ 181

22. PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MAHASISWA DITINJAU DARI BELIEF MATEMATIKA Meyta Dwi Kurniasih .................................................................................................................. 193

23. PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP YANG MENGGUNAKAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN METODE EKSPOSITORI Hella Jusra ................................................................................................................................. 201

24. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERBANDINGAN TRIGONOMETRI MELALUI STRATEGIPENEMUAN (INKUIRI) SISWA KELAS X-4 SMA NEGERI 94 JAKARTA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/ 2013 Nengsih ....................................................................................................................................... 207

25. UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS DALAM KOMPOSISI FUNGSI DAN INVERS FUNGSI MELALUI METODE ACTIVE LEARNING TIPE PROBLEM SOLVING DI KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 CIAMPEA Taopik ......................................................................................................................................... 221

26. PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA GEOBOARD TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI SMP NEGERI 2 BEKASI Rizqiadi Aditya ........................................................................................................................... 231

Page 7: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

vii

27. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK SISWA DI SMP NEGERI 51 JAKARTA Wawan Aidil Mubaraq ................................................................................................................ 245

28. PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN METODE TEAMS GAME TOURNAMENT DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER DI SMP MANGUN JAYA 01 TAMBUN SELATAN Ridha Okzantri Wigati ................................................................................................................ 255

29. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT DI KELAS X IPA SMA MUHAMMADIYAH 18 JAKARTA Nia Rahmadaniati ....................................................................................................................... 267

30. PENGARUH PENDEKATAN MODEL ELICITING ACTIVITIES TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SMPN 8 BEKASI Dwi Indah Lestari ....................................................................................................................... 279

31. PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DI SMPN 4 TAMBUN SELATAN Fitriyani ...................................................................................................................................... 287

32. PERBANDINGAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA YANG MENGIKUTI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN RME (REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION) DAN PEMBELAJARAN BIASA DI SMP NEGERI 1 LEGOK KABUPATEN TANGERANG Aris Suhendar ............................................................................................................................. 295

33. PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP AL-MUHADJIRIN BEKASI Tetha Enviroana Arin ................................................................................................................. 303

34. PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA YANG MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET DENGAN MEDIA CD INTERAKTIF KELAS III SDN PANCORAN 01 PAGI JAKARTA SELATAN Nita Setia Hastuti dan Rahmiati ................................................................................................. 311

35. PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI POLA BILANGAN TERHADAP KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA SMP Tri Suhartono, Novi Purnama Sari, dan Bobbi Rahman ............................................................ 319

36. MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI HIMPUNAN DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING Ayu Mentari, Cilvia Asri, dan Bobbi Rahman ............................................................................ 329

37. PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI HIMPUNAN Lilis Sri Jayanti Manullang, Ira Silviana Rahman, dan Bobbi Rahman .............................. 339

38. PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN ANALOGI MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI POLA BILANGAN Sari Juliana, Nurdiansyah, dan Bobbi Rahman ......................................................................... 349

39. BERHITUNG PENJUMLAHAN SAMPAI 20 DENGAN MENGGUNAKAN JARIMATIKA PADA SISWA KELAS I SEMESTER I SDN KEDURUS III/430 SURABAYA Meilantifa .................................................................................................................................. 359

40. HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN CIKOKO 01 PAGI JAKARTA SELATAN Sri Mawani ................................................................................................................................. 369

Page 8: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

viii

ARTIKEL KAJIAN 41. PENGEMBANGAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA Wahid Umar .............................................................................................................................. 375

42. PENTINGNYA MENGUASAI KEMAMPUAN PEMODELAN MATEMATIS BAGI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Tata ............................................................................................................................................ 383

43. PENGGUNAAN MICROSOFT EXCEL DALAM PEMBELAJARAN LIMIT FUNGSI Ervin Azhar ................................................................................................................................. 389

44. MENDESAIN PENILAIAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Acep Galing Kusdiwelirawan, Yoppy Wahyu Purnomo ............................................................. 397

45. DIENES AEM SEBAGAI ALTERNATIF PENANAMAN KONSEP ALJABAR PADA MATEMATIKA DI INDONESIA Slamet Soro dan Samsul Maarif ................................................................................................. 411

46. DESAIN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE GEMA (GAMES MANIPULATIVES AND ACTIVITIES) Wahidin ....................................................................................................................................... 421

47. MEMBANGUN PENGEMBANGAN DIRI (SELF-DEVELOPMENT) SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI KNOWLEDGE SHARING Ishaq Nuriadin ........................................................................................................................... 441

48. MEMBANGUN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MAHASISWA CALON GURU SD MELALUI PEMBELAJARAN DISCOVERY Risqi Rahman ............................................................................................................................. 453

49. MEMBELAJARKAN GEOMETRI DENGAN CABRI GEOMETRY II PLUS Samsul Maarif............................................................................................................................. 467

50. SOFTWARE GEOGEBRA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA Cut Nurlia Aprilna ...................................................................................................................... 481

51. MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Desi Putri Ratnasari ................................................................................................................... 489

52. MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBASIS ICT Dyas Ayu Lupita ......................................................................................................................... 495

53. MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA TINGKAT SMP Putri Rahma Nastiti

54. PENGGUNAAN MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Heni Wulandari .......................................................................................................................... 505

55. PENGGUNAAN MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Putri Rahma Nastiti ....................................................................................................... 513

56. PENGARUH SOFTWERE GEO D-MATH TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP N 11 TANGERANG Yulia Sari .................................................................................................................................... 519

57. PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DALAM MATERI STATISTIKA KELAS X Asri Wida Lestari ........................................................................................................................ 523

Page 9: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

1

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Innovation in Mathematics Education Toward Asian Community

MAKALAH UTAMA

MENGERJAKAN SOAL LATIHAN MATEMATIKA: HANYA AGAR TERJAWAB DENGAN CEPAT DAN AKURAT?

Abdur Rahman As’ari

PENDAHULUAN

Seorang sahabat bertanya kepada As’ari:

“As,bagaimana mengajarkan soal berikut kepada siswa? Ketika dulu di KTSP bukankah ini diajarkan di kelas 9. Sekarang kok mau diajarkan di kelas 7. Terlalu sulit itu A

BELAJAR MATEMATIKA DALAM ERA K 13

Soal di atas adalah salah satu soal dalam buku matematika (buku siswa) yang dirancang untuk penerapan Kurikulum 2013. Sahabat Asari itu baru tahun ini menerapkan kurikulum 2013. Mengingat waktu pelatihan yang hanya kurang lebih 1 minggu atau bahkan hanya 5hari, wajar jika yang bersangkutan agak kaget dengan soal ini. Kalau dalam kurikulum sebelumnya soal seperti ini diberikan di kelas 9, maka sekarang soal ini diberikan di kelas 7. Apalagi, pengalaman dia menunjukkan bahwa soal itu memiliki jawaban tunggal. Sahabat Asari tersebut memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 memang dikembangkan dengan maksud untuk menghasilkan insan Indonesia yang produktif, inovatif, kreatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Kasim, 2014). Karena itu, pembelajaran matematika pun harus diarahkan untuk membentuk insan yang produktif, inovatif, kreatif, dan afektif tersebut. Untuk mencapai hajat itu, menurut hemat penulis, pembelajaran matematika tidak boleh didefinisikan sekedar upaya untuk mentransfer pengetahuan matematika kepada anak. Pembelajaran matematika harus diarahkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir matematis,yang merupakan faktor yang sangat penting untukhidupdi abad 21 (Doyle, tanpa tahun).

Menurut Chamberlin (2010), terdapat 9 cara berpikir dalam matematika yang dimiliki oleh orang yang hebat matematikanya, yaitu:

Page 10: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

2

1. Menganalisis secara cermat struktur masalah yang dihadapi dan membangun persepsi yang tepat berdasarkan struktur tersebut,

2. Mengetahui kapan dan dimana suatu konsep atau prinsip matematika bisa diterapkan, 3. Mengoperasikan lambang bilangan dan simbol, 4. Menyusun secara urut, 5. Menyadari ketidakefisienan dan mengetahui bagaimana menyederhanakan proses, 6. Membalik proses mental dengan cara bekerja mundur, 7. Memikirkan secara fleksibel, 8. Menggunakan ingatan matematis terutama bilangan, rumus yang penting dalam pemecahan

masalah, dan 9. Bekerja dengan konsep spasial keruangan.

Pendidikan matematika di Indonesia diharapkan mencetak orang-orang yang hebat dalam berpikir matematisnya, berbagai upaya harus dilakukan. Pembelajaran matematika harus mendorong anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki ketekunan untuk menggali informasi, kemampuan memilah dan memilih informasi, kemampuan merangkai dan mengasosiasikan informasi yang tersedia, dan menghasilkan kesimpulan yang baru. Pembelajaran matematika harus mengutamakan peningkatan kemampuan berpikir siswa. Karena itu, Chamberlin (2010) menyarankan agar 1/3 dari alokasi waktu belajar yang ada dicurahkan untuk menyelesaikan soal biasa, 1/3 berikutnya untuk mengerjakan soal-soal yang problematis, dan 1/3 sisanya untuk mengerjakan tugas problem solving yang realistik. Kendatipun begitu, semua itu harus diarahkan untuk membantu anak belajar berpikir secara matematis.

MEMBANTU BELAJAR BERPIKIR MATEMATIKA

Menurut Watson & Mason (2006), belajar memiliki makna yang luas, mulai dari sekedar penguasaan fakta (factual acquisition), penataan ulang konsep dan pengembangan skema (conceptual reorganization and schema development), sampai kepada perubahan sikap dan persepsi (alteration ofpredispositions andperceptions). Berdasarkan klasifikasi tersebut, belajar berpikir matematis, tentu bukan dalam ranah penguasaan fakta atau bahkan penataan ulang konsep dan pengembangan skema. Belajar berpikir matematis lebih mengarah kepada pembentukan perubahan sikap dan persepsi.

Terkait dengan definisi belajar tersebut, pembelajaran pun memiliki rentang tujuan yang bervariasi. Menurut Doyle (2008), apapun definisinya, pembelajaran hendaknya membantu anak belajar sesuatu yang tahan lama (long-lasting), bermanfaat (useful), bisa diterapkan (applicable), dan bisa ditransfer (transferable). Pembelajaran dikatakan berhasil hanya terjadi jika siswa mampu mengingat informasi yang diperlukan, baik untuk keperluan pembelajaran berikutnya maupun untuk keperluan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran juga dikatakan sukses hanya jika siswa mampu menggunakan apa yang telah dipelajarinya dalam kehidupan, baik secara langsung (apply), maupun dengan melakukan modifikasi dan pengembangan lain (transfer). Karena itu, pembelajaran tidak boleh hanya untuk keperluan sesaat. Pembelajaran memang boleh diarahkan untuk keperluan saat ini. Akan tetapi, yang lebih penting lagi adalah untuk keperluan jangka panjang, sehingga berdasarkan konsep Doyle ini, belajar dalam rangka mengembangkan kemampuan berpikir matematis lebih diarahkan kepada belajar untuk transfer.

Page 11: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

3

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Innovation in Mathematics Education Toward Asian Community

Setelah mempelajari suatu konsep atau bahkan untuk keperluan mempelajari suatu konsep, siswa seringkali diharapkan dengan berbagai macam soal. Kadang kegiatan mengerjakan soal ini hanya untuk keperluan latihan semata, tetapi sebenarnya pengerjaan soal itu memiliki potensi yang lebih dari itu. Pengerjaan soal bisa untuk keperluan yang lebih luas. Untuk itu, soal yang dipilih hendaknya memenuhi kriteria tertentu.

Cai & Lester (2010) memberikan sekumpulan kriteria soal yang layak diberikan kepada siswa. Kriteria-kriteria tersebut adalah bahwa soal yang diberikan kepada siswa haruslah:

1. Penting dan bermanfaat, 2. Menuntut pemikiran tingkat tinggi, 3. Berkontribusi kepada pengembangan konsepsiswa, 4. Menciptakan peluang bagi guru untuk menilai keberhasilan belajar siswanya serta

mengetahui dimana mereka mengalami kesulitan 5. Memiliki banyak solusi, 6. Dapat didekati dengan berbagai cara, 7. Mendorong keterlibatan siswa secara aktif, 8. Memiliki hubungan dengan topik matematika lainnya yang penting, 9. Mendorong penggunaan matematika secara terampil, 10. Memberikan peluang mengembangkan keterampilan.

Menurut hemat penulis, uraian di atas menunjukkan pentingnya memberikan soal yang bukan semata untuk melatih kecepatan dan kelancaran penyelesaiannya. Soal yang diberikan hendaknya mengembangkan keterampilan berpikir matematis tingkat tinggi yang bermanfaat, baik untuk kepentingan belajar dijenjang lebih tinggi maupun untuk sukses di dalam kehidupan

Berkenaan dengan soal yang dipermasalahkan atau dikeluhkan oleh sahabat Asari di atas, dalam forum ini penulis tertantang untuk memberikan sedikit uraian tentang perlunya guru mengenali potensi soal yang ada untuk mengembangkan kemampuan berpikir matematis siswa. Dengan menguraikan potensi soal yang ada, penulis berharap para guru akan belajar untuk selalu mengenali potensi soal dan memanfaatkannya di kelas dengan bijak. Dengan penerapan yang baik, semoga soal-soal yang diberikan kepada siswa tidak sekedar untuk keperluan latihan, tetapi lebih dari itu adalah untuk kepentingan pengembangan kemampuan berpikir matematis siswa.

PEMBAHASAN

Ketika guru merancang suatu proses pembelajaran, mereka perlu mempertimbangkan beberapa hal penting, antara lain: (1) apa yang kemungkinan bisa dilakukan oleh siswa, (2) apa yang mungkin akan mereka lihat, dengar, dan pikirkan, dan (3) bagaimana kemungkinan respon yang akan ditampilkan (Watson & Mason, 2006). Salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah jenis dan kualitas tugas yang harus dilakukan siswa. Tugas yang diberikan guru oleh siswa akan menentukan kualitas pengalaman belajar siswanya. Tugas berikut dengan sistem sosial, budaya, dan lingkungan serta tingkat kesulitan, jenis tagihan yang diminta, dan variasi muatan yang mungkin dibuat merupakan tawaran yang menentukan siswa tertarik dan tertantang untuk belajar atau tidak

Page 12: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

4

Mengerjakan latihan soal atau memecahkan masalah adalah salah satu contoh tugas yang biasanya diberikan guru kepada siswa dalam setiap pembelajaran matematika. Bahkan, tidak jarang guru hanya berbicara sebentar untuk menjelaskan konsep, dan meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan matematika dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang lama. Karena itu, pengalaman siswa mengerjakan tugas atau soal matematika merupakan aspek penting untuk pengembangan berpikir matematis siswa.

Akan tetapi ,tugas atau soal matematika itu harus dipilih sedemikian rupa sehingga bermanfaat optimal bagi proses belajar siswa. Soal tersebut tidak boleh dibuat atau dipilih secara acak dan sekenanya. Menurut Watson & Mason (2004), tugas pengerjaan soal yang memungkinkan siswa belajar dengan baik adalah tugas yang tidak biasa. Tugas yang baik bukanlah tugas yang hanya sekedar menjadikan siswa berlatih banyak. Tugas yang baik adalah tugas yang diarahkan untuk membantu siswa menguasai keterampilan dan hal penting lain yang diperlukan untuk kesuksesan hidupnya di abad dimana mereka hidup.

Saat ini kita berada di abad ke 21. Beberapa keterampilan yang perlu dimiliki dan dikuasai dengan baik agar orang mampu bertahan hidup atau bahkan mewarnai kehidupan di abad 21 ini adalah: (1) creativity and innovation, (2) critical thinking and problem solving, (3) communication, (4) collaboration, (5) information management, (6) effective use of technology, (7) career and life skills, and (7) cultural awareness (Beers, tanpa tahun). Siswa harus kreatif dan inovatif. Siswa harus mampu berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah. Siswa harus mampu berkomunikasi, bekerjasama, mengelola informasi, dan menggunakan teknologi secara efektif. Siswa juga harus mampu memiliki keterampilan untuk mengembangkan karir dan kehidupan mereka. Terakhir, siswa harus memiliki kepekaan terhadap budaya yang ada di sekitar mereka.

Karena itu, tugas yang harus dikerjakan siswa hendaknya memperhatikan peluang untuk tumbuh dan berkembangnya tujuh hal di atas. Tugas yang diberikan hendaknya mendorong tumbuh berkembangnya daya kreasi, kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, kemampuan berkomunikasi, bekerjasama siswa. Tugas juga hendaknya mendorong anak memiliki kemampuan mengelola informasi, menggunakan teknologi, dan peduli pada budaya sekitar. Jadi, tugas apapun hendaknya dimanfaatkan untuk semua hal di atas. Tugas jangan hanya dipandang untuk keperluan latihan semata

Kembali ke permasalahan yang diajukan sahabat Asari di atas. Mengapa sahabat tersebut bertanya seperti itu? Menurut penulis, ada beberapa alternatif penyebab mengapa sahabat itu bertanya seperti itu, antara lain:

1. Beliau terlalu sayang kepada siswa dan khawatir anak tidak bisa menjawabnya kalau kelak soal semacam ini keluar dalam ujian nasional,

2. Beliau tidak percaya diri dengan cara yang bisa digunakan untuk menentukan jawab dari soal ini karena dia sendiri pun tidak bisa menemukan rumus umum yang bisa dipakai untuk menjawabnya,

3. Beliau khawatir kehabisan waktu karena anak berjibaku hanya dengan soal ini saja dan tidak sempat untuk mempelajari hal yang lain.

Hal-hal yang diungkapkan di atas adalah hal yang wajar. Jenis soal UN yang lebih banyak pilihan ganda dan berupa speedtest (tes yang diukur dalam waktu tertentu) telah menciptakan praktik “teaching to the test”. Pembelajaran dalam rangka menjawab soal- soal latihan lebih banyak diorientasikan kepada keterjawaban atau keterselesaian soal itu dengan

Page 13: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

5

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Innovation in Mathematics Education Toward Asian Community

cepat dan tepat. Fokus pembelajaran kurang atau bahkan tidak diarahkan kepada pengembangan kemampuan berpikir dan kemampuan belajar bagaimana belajar (learning how to learn) yang transferable untuk semua masalah (baik matematis maupun kehidupan nyata).

Menurut hemat penulis, para pendidik seharusnya mau dan mampu melihat potensi soal yang ada untuk pengembangan kemampuan berpikir dan kemampuan “belajar bagaimana belajar”. Dengan mengetahui potensi soal, guru akan mampu merancang pengalaman belajar yang penting dan perlu dilalui siswa untuk optimalisasi belajar mereka. Berikut disajikan beberapa potensi dari soal-soal yang sempat penulis pikirkan.

POTENSI SOAL

Berikut disajikan beberapa contoh soal dan potensi yang dimiliki dan dipertimbangkan untuk pengembangannya dalam pembelajaran.

Soal 1

Soal ini sebenarnya dimaksudkan untuk soal barisan bilangan yaitu untuk KD

menemukan pola dan hubungan. Hanya saja, soalnya disajikan dalam bentuk gambar. Kalau diamati secara cermat, barisan bilangan yang adalah barisan sebagai berikut:

Suku pertama adalah susunan lingkaran dengan dimensi 1 × 2, Suku kedua adalah susunan lingkaran dengan dimensi 2 × 3, Suku ketiga adalah susunan lingkaran dengan dimensi 3 × 5.

Di sinilah menariknya. Kalau guru memahami definisi barisan dengan baik, yakni “fungsi dari himpunan bilangan asli ke ....”, sebenarnya mau diisi susunan lingkaran apapun pada suku berikutnya, jawaban tersebut adalah benar. Sepanjang tidak ada keterangan apapun tentang barisan yang dimaksud, maka guru bisa berpegang pada definisi barisan sebagai fungsi dari himpunan bilangan asli N. Guru tidak perlu berambisi bahwa jawabannya harus tunggal. Jawabannya boleh bermacam-macam.

Oleh karena itu, barisan ini mungkin saja memiliki banyak alternatif antara lain.

Alternatif 1:

Barisannya adalah 1×2, 2×3, 3×5, 1×2, 1×2, 1×2, 1×2, dan seterusnya 1×2 saja. Artinya, setelah 3×5, suku berikutnya konstan dan isinya hanya 1×2 saja. Kalau ini terjadi, maka suku ke 100 dari barisan ini adalah 1×2. Tidak perlu menggunakan rumus.

Page 14: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

6

Tentunya, bentuk konstan yang lain juga boleh. Terserah siswa.

Alternatif 2:

Barisannya adalah 1×2, 2×3, 3×5, 4×7, 5×11, 6×13, ... dimana komponen pertamanya adalah barisan bilangan asli dan komponen ke duanya adalah barisan bilangan prima. Karena itu, suku ke 100 dari barisan ini adalah bilangan prima ke 100 yang itu bisa ditentukan dengan pelan-pelan.

Alternatif 3:

Barisannya adalah 1×2, 2×3, 3×5, 4×8, 5×12, 6×17, 7×23, ...

Komponen pertama adalah barisan bilangan asli dan komponen kedua dari setiap barisan adalah 2, 3, 5, 8, 12, 17, 23, ..dimana beda setiap dua pasang sukunya secara berturut-turut membentuk barisan bilangan asli 1, 2, 3, 4, 5, 6,

Kalau ini yang terjadi, maka suku ke-100 akan memberi kesempatan kepada anak belajar pola bilangan yang menarik.

Alternatif 4:

Barisannya adalah 1×2, 2×3, 3×5, 1×2, 2×3, 3×5, 1×2, 2×3, 3×5, ... dimana terjadi pengulangan 1×2, 2×3, 3×5 secara terus menerus.

Kalau ini yang terjadi, maka suku ke-100 adalah 1×2.

Tentu masih banyak lagi alternatif barisan lain yang bisa dibangun dari soal tersebut. Inilah jenis soal yang berbentuk open-ended (satu soal dengan alternatif jawaban bermacam-macam). Dengan memberikan kesempatan dan mendorong anak untuk menemukan berbagai macam jawaban yang mungkin, ada beberapa keuntungan yang bisa diraih, antara lain:

1. anak akan lebih percaya diri dengan jawaban yang dimiliki meskipun jawabnya berbeda dengan jawab temannya,

2. anak akan menjadi lebih berpikiran positif terhadap matematika, karena kreativitas mereka diberi kesempatan berkembang,

3. anak akan lebih toleran dengan jawaban lain sepanjang masuk akal, 4. anak akan menjadi lebih kritis dengan klaim tertentu karena mereka akan lebih dulu

mengkaji asumsi dari klaim tersebut.

Praktik pembelajaran kita selama ini memang lebih banyak memberikan soal yang bersifat closed-ended (soal dengan jawaban tunggal) dan itulah sebabnya mengapa kita kurang percaya diri memanfaatkan potensi soal ini untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak. Praktik ujian yang sifatnya pilihan ganda juga ikut berkontribusi terhadap kecemasan guru. Mudah-mudahan ujian nasional kita nanti tidak lagi berbentuk pilihan ganda semata.

Soal 2

Diketahui 2/3 siswa pria dan ½ siswa wanita di suatu kelas berkumpul di aula sekolah. Kalau dihitung-hitung, jumlah semua siswa yang di aula itu ternyata sama dengan 60% banyaknya siswa di sekolah itu. Berapakah banyaknya siswa di sekolah tersebut?

Page 15: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

7

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Innovation in Mathematics Education Toward Asian Community

Soal ini menarik dan banyak guru yang mempertanyakan. Mengapa? Karena salah satu di antara keunikan dari soal ini adalah sifat open-endednya.

Kalau kita misalkan banyaknya siswa pria seluruhnya adalah p dan banyaknya siswa wanita seluruhnya adalah w maka kita akan memperoleh persamaan: + = + .

Bentuk ini akan ekuivalen dengan +=+, dan kalau disederhanakan akan diperoleh bentuk =.

Kalau w = 2, maka p = 3 sehingga total siswa di sekolah itu adalah 5.

Kalau w = 10, maka p = 15 sehingga total siswadi sekolah itu adalah 25.

Kalau w = 100, maka p = 150 sehingga total siswa di sekolah itu adalah250.

Kalau w = 10.000, maka p = 15.000 sehingga total siswa di sekolah itu adalah 25.000.

Jawaban terhadap soal ini akan sangat variatif, dan itu memberi peluang kepada siswa untuk berlatih banyak tentang pecahan atau persamaan dua variabel. Di samping itu, kalau kita pandai, kita bisa memanfaatkan ini dengan bertanya:

Mungkinkah kita memperoleh sekolah dengan jumlah siswa seperti itu? Kalau mungkin, dimanakah sekolah itu berada? Berapa banyak guru yang diperlukan untuk itu? Untuk kasus seperti apakah sekolah itu dianggap boros? Dan masih banyak lagi pertanyaan lain yang memungkinkan terbukanya wawasan siswa dan membantu mereka berpikir kritis, kreatif, dan merasakan manfaat belajar matematika.

Soal 3

Ada berapa banyak segitiga yang bisa Anda temukan pada gambar berikut?

Soal ini menarik karena memberi peluang dialami dan bertumbuhnya proses berpikir matematis penting, mulai dari clarifying the problem, sorting and classifying, encoding, representing, comparing and contrasting, finding formulae, dan generalizing.

Soal ini juga berpotensi untuk membantu menyadarkan seseorang tentang perlunya memiliki persepsi yang luas tentang sesuatu. Kalau hanya segitiga satuan kecil (yaitu segitiga dengan dimensi 1×1×1 dan berbentuk seperti ∆ dan tidak yang berbentuk ) yang dipersepsi oleh seseorang sebagai segitiga, dia hanya akan mampu menemukan 16. Tapi jika dia meluaskan persepsi, sehingga yang berdimensi 2×2×2, 3×3×3 dan 4×4×4 juga termasuk di

Page 16: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

8

dalamnya, maka dia akan menemukan lebih banyak lagi segitiga dari gambar tersebut.

Soal ini juga memberikan potensi kepada anak untuk mengembangkan strategi perhitungan. Soal ini memiliki potensi untuk menyadarkan anak bahwa cara merepresentasikan yang lebih baik akan memberikan hasil yang lebih baik pula.

Mari bandingkan dua macam cara menentukan banyaknya segitiga yang berdimensi 2×2×2 dan 3×3×3 berikut (catatan: bentuk segitiga yang diperhatikan hanya dan belum memperhatikan yang berbentuk ).

Strategi pertama dilakukan dengan men-trace bentuk segitiga 2×2×2 dengan lingkaran besar warna merah dan segitiga 3×3×3 dengan gambar segitiga berwarna biru. Strategi kedua dilakukan hanya dengan menandai titik-titik yang memungkinkan dibentuknya segitiga 2×2×2 dan 3×3×3.

Dua strategi ini menghasilkan dua macam gambar yang berbeda. Tampak bahwa dengan strategi pertama gambar yang ruwet, sedangkan dengan strategi kedua, gambarnya terlihat lebih sederhana. Bahkan, dengan strategi kedua,anak berpeluang untuk menemukan pola lebih baik.

Mengalami pengerjaan soal dengan menggunakan dua macam strategi representasi seperti di atas merupakan hal yang penting bagi siswa. Dengan mengalami keduanya, mereka akan bisa melakukan comparing dan contrasting dan akhirnya mengambil kesimpulan strategi mana yang lebih bermanfaat dan menyadari bahwa pemilihan strategi yang baik akan menentukan manfaat yang lebih besar.

Pengalaman di atas juga memberikan peluang besar kepada siswa untuk mampu menyelesaikan soal berikut dengan strategi yang baik dan dengan penuh percaya diri.

Page 17: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

9

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Innovation in Mathematics Education Toward Asian Community

Soal 4

Berikut soal yang penulis adopsi dari Terwel (2011).

Ada berapa banyak segitiga yang bisa ditemukan pada gambar di samping?

Ada berapa banyak persegi panjang yang bisa ditemukan pada gambar disamping?

Page 18: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

10

Soal ini menarik karena bukan saja sangat jarang diberikan di Indonesia, tetapi juga memberikan peluang tumbuh berkembangnya literasi matematis siswa. Matematika yang mereka pelajari tidak hanya bermanfaat untuk belajar matematika yang sifatnya formal dan abstrak, tetapi juga bermanfaat untuk kehidupan sekitarnya.

Dengan soal seperti ini, siswa diharapkan menyadari bahwa matematika itu indah dan dekat serta bermanfaat untuk kehidupan keseharian. Banyak fenomena kehidupan sehari-hari yang bisa dijelaskan dengan matematika.

Dengan kesadaran itu siswa diharapkan mampu memasuki dimensi pertama dari dimensi belajar menurut Marzano &Pickering (1997), yaitu good attitude and perception. Jika mereka sudah memiliki sikap dan persepsi yang positif terhadap matematika, diharapkan mereka mampu memasuki dimensi-dimensi yang lain, yaitu acquire and integrate knowledge, extend and refine knowledge, use knowledge meaningfully, hingga habits of

Jika mereka mampu masuk ke dimensi ketiga, yaitu extendand refine knowledge, mereka akan melakukan beberapa proses berpikir yang penting dan bermanfaat bagi pengembangan kemampuan berpikir matematisnya, yaitu: (1) comparing, (2) classifying, (3) abstracting, (4) inductive reasoning, (5) deductive reasoning, (6) constructing support,(7) analysing errors,dan (8) analysing perspectives (Marzano & Pickering,1997). Dengan beberapa proses berpikir tersebut, pemahaman mereka akan menjadi lebih baik dan lebih mantap. Mereka tidak hanya sekedar tahu tentang sesuatu. Pemahaman yang mereka miliki akan semakin bermakna. Sebagai contoh, mereka mampu membuat hubungan yang baik antara permutasi di SMA dengan permutasi di perguruan tinggi (Struktur Aljabar).

Ketika mereka memasuki dimensi use knowledge meaningfully, mereka melakukan proses berpikir yang juga sangat penting untuk belajar kemampuan berpikir matematis, yaitu: (1) decision making, (2) problem solving, (3) invention, (4) experimental inquiry, (5) investigation, (6) system analysis. Mereka bukan saja memiliki ilmu yang bermakna, tetapi juga bisa melihat manfaatnya dalam kehidupan keseharian mereka.

Terakhir,ketika mereka sudah memasuki dimensi yang terakhir, yaitu habits of mind, mereka akan melakukan kegiatan berpikir kritis, kreatif, dan self regulated. Dengan kemampuan berpikir kritisnya, mereka akan menjadi orang yang: (1) selalu berusaha akurat dan mencari akurasi, (2) selalu jelas dan mengejar kejelasan, (3) selalu berpikiran terbuka, (4) berusaha menghindar dari keterburu-buruan, (5) mampu mengambil jarak secara obyektif dari suatu fenomena, dan (6) mampu merespons sesuai dengan perasaan dan level pengetahuannya). Dengan kemampuan berpikir kreatifnya, mereka akan menjadi orang yang: (1) gigih dan pantang menyerah, (2) mampu mengerahkan seluruh potensi sampai ke batas kemampuan terakhirnya, (3) jujur dan terpercaya sesuai dengan standar yang ada, dan (4) mampu menghasilkan sudut pandang baru dari situasi yang ada. Dengan kemampuan self-regulated-nya, mereka akan menjadi orang yang: (1) menyadari apa yang dipikirkan, (2) mampu merencanakan dengan baik, (3) mampu mengidentifikasi dan menggunakan sumber daya dengan tepat, (4) mampu merespon umpan balik dengan tepat, dan (5) mampu menilai keefektifan suatu tindakan.

Dengan demikian, soal-soal latihan di atas memiliki potensi-potensi yang baik untuk pengembangan kemampuan berpikir matematis. Sebagai pendidik, kita tidak boleh melewatkan begitu saja potensi yang ada ini untuk sekedar membuat siswa selesai mengerjakan tugasnya. Kemampuan menjawab soal dengan cepat dan tepat hendaknya tidak

Page 19: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

11

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Innovation in Mathematics Education Toward Asian Community

dijadikan fokus dalam pembelajaran matematika. Potensi pengembangan kemampuan berpikir matematis ini harus dimanfaatkan seoptimal mungkin.

PENUTUP

Soal-soal yang ada di buku siswa, khususnya buku yang dikembangkan dalam K 13, pada dasarnya dikembangkan untuk membantu siswa menjadi lebih kreatif dan berani bereksplorasi. Banyak sekali soal di dalam buku itu yang dikemas menjadi soal terbuka (open-ended). Penulis sangat mengharapkan agar gurulebih memberi kesempatan kepada siswa untuk menggali soal-soal yang ada dari berbagai sudut pandang sehingga mereka terbiasa dengan berpikir matematis. Guru hendaknya juga memberikan peluang agar siswa mampu memasuki dimensi belajar yang kelima, yaitu habits of mind. Dengan habits of mind, siswa tentu bisa diharap untuk tumbuh menjadi insan yang kritis, kreatif, dan self regulated, yang merupakan syarat utama untuk terbentuknya insan Indonesia yang produktif, inovatif, dan kreatif.

Terkait dengan pengembangan sifat afektif, yang tidak sempat dibahas dalam tulisan ini, sebenarnya Kurikulum 2013 telah memberikan arahan kepada kita semua untuk mengupayakannya. Bukan sekedar sikap sopan dan santun yang ingin dikembangkan dalam Kurikulum 2013 ini. Menurut penulis pembelajaran dengan pendekatan 5M harusnya membantu anak menumbuhkembangkan beberapa afeksi yang penting untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa unggulan, yaitu jujur, obyektif, tekun, disiplin, dan tanggungjawab. Semoga pendidikan matematika, dan pendidikan pada umumnya di Indonesia akan semakin berjaya

DAFTAR PUSTAKA

Beers, S.Z. tanpa tahun. 21stcentury skills: preparing students fortheir future. STEM

Cai, J. & Lester, F. 2010. Why is teaching with problem solving important to student learning? Dalam Problem Solving Research Brief. Reston, VA: National Council of Teachers of Mathematics.

Chamberlin, S. 2010. Mathematical problems that optimize learning for academically advanced students in grades K-6. Journal of Advanced Academics, 22, 52– 76.

Doyle, T. Tanpa tahun. Mathematical problem solving: a need for literacy. Queensland, AU: Queensland University of Technology.

Doyle,T. 2008. Helping students learning a learner-centered environment: a guide to facilitating learning in higher education. Sterling,VA: Stylus.

Kasim, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Paparan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Bidang Pendidikan. Disajikan dalam Workshop Penyegaran Narasumber Nasional Pelatihan Kurikulum 2013. Banten: Hotel Yasmin, Tangerang, 15 April 2014.

Marzano, R. J. & Pickering, D. J. 1999. Dimensions of learning: Teacher’s manual. Alexandria,VA: ASCD.

Page 20: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

133

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Innovation in Mathematics Education Toward Asian Community

PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU MATEMATIKA SE-KABUPATEN LEBAK DALAM PELATIHAN PENGGUNAAN ICT

Sigid Edy Purwanto, Khoerul Umam, & Benny Hendriana

Pendidikan Matematika, FKIP UHAMKA

ABSTRAK

Penguasaan ICT adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh guru – guru mata pelajaran matematika di era perkembangan internet yang pesat. Hal ini berimplikasi pada pentingnya peran guru dan perangkat pembelajaran dalam memfasilitasi siswa mengembangkan kualitas pembelajaran matematika di kelas. Makalah ini memaparkan bentuk pelatihan dan workshop yang digunakan sebagai sarana peningkatan mutu pendidik berbasis ICT dan Cabri 3D yang dikembangkan peneliti di Program Studi Pendidikan MatematikaUHAMKA. Kata kunci: Computers

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan SDM yang berkualitas dan berkarakter. Undang – undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Menurut UUD 1945 bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Melalui pendidikan yang baik, setiap warga negara diharapkan menjadi pribadi yang unggul dan mampu menghadapi keadaan masa depan. Untuk menciptakan peserta didik yang unggul diperlukan seorang guru yang unggul dan profesional. Guru profesional adalah ujung tombak peningkatan kualitas pendidikan, oleh karenanya usaha-usaha pemerintah dimaksud tentu saja tidak akan berjalan normal jika guru sebagai komponen terpenting dari pendidikan

Salah satu amanat yang tertuang dalam Undang-undang Guru dan Dosen dalam bidang akademis adalah bahwa kualifikasi pendidikan guru diwajibkan setingkat sarjana atau S1. Tujuannya adalah agar mereka memiliki kemampuan profesional yang mumpuni demi meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini. Namun demikian, berdasarkan pengalaman dan observasi terbatas dalam kegiatan pelatihan dalam program pengabdian masyarakat yang dilakukan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA dan PLPG diketahui bahwa salah satu kelemahan para guru adalah kurangnya penerapan teknologi pada proses pembelajaran.

Kabupaten Lebak merupakansalah satu kabupaten di propinsi Bantenyang terletak jauh dari pusat Kota Banten sehingga aktivitas kegiatan pengabdian masyarakat sering dilakukan di kabupaten Lebak. Oleh karena itu, kami tim Pengabdian Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA bermaksud akan melakukan pengabdian Bagi Guru Matematika dan Guru Sekolah Dasar Kabupaten Lebak Dalam Bentuk Workshop Pelatihan ICT.

Page 21: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

134

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Innovation in Mathematics Education Toward Asian Community

Permasalah Mitra

Seperti sudah dikemukakan sebelumnya, sejak diberlakukannya Undang-undang Guru dan Dosen, setiap guru—tak terkecuali guru pelajaran matematika dan guru Sekolah Dasar di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, dituntut untuk menjadi guru yang profesional. Profesionalitas guru ini ditandai dengan adanya bukti bahwa guru telah lulus sertifikasi. Masalahnya adalah di satu sisi para guru perlu lulus sertifikasi dengan salah satu persyaratannya adalah para guru perlu menunjukkan bukti bahwa mereka mampu melakukan pembelajaran dengan efektif, di sisi lain umumnya para guru masih kesulitan melakukan pembelajaran dengan menggunakan teknologi secaramandiri. Ini merupakan masalah kesenjangan antara kota dan desa yang dihadapi oleh guru matematika dan guru Sekolah Dasar di Kabupaten Lebak.

Sementara itu, wadah Musawarah Wilayah Bimbingan I dan III di Kabupaten Lebakhampir kegiatannya baru sebatas mendiskusikan hal-hal yang sifatnya administrative seperti diskusi pembuatan rencana pembelajaran dan diskusi pembuatan standar tes, namun masih minim pelatihan ICT.

Berlandaskan pada uraian di atas, maka yang menjadi prioritas kegiatan Ipteks bagi Masyarakat adalah masyarakat tidak hanya membutuhkan fasilitas semata, tetapi yang lebih penting dari itu adalah pembinaan bagi guru matematika dan guru sekolah dasar Kabupaten Lebakdalam bentuk workshop Pelatihan ICT. Semua ini dapat terwujud dengan melalui kegiatan pembinaan dan pendampingan berkelanjutan.

Solusi yang Ditawarkan

Berdasarkan uraian masalah yang dihadapi di atas, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah dengan mengadakan pengabdian dalam bentuk seminar workshop pelatihan Penggunaan ICT dan Alat Peraga bagi guru mata pelajaran matematika dan guru SMP atau SMA di Kabupaten Lebak untuk mendukung profesionalitas pendidik. Hal ini sejalan dengan tuntutan yang diamanatkan dalam undang- undang Guru dan Dosen bahwa para guru wajib meningkatkan profesionalitasnya secara sinambung.

Secara lebih rinci kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

a. SeminarKurikulum 2013 dan pemanfaatan ICT Kegiatan ini merupakan wahana komunikasi, tukar ide, gagasan, pengalaman, dan permasalahan antara para pakar dari Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP UHAMKA dan para guru matematika dan guru Sekolah Menengah di Kabupaten Lebak. Wawasan, ide, gagasan, informasi, pengalaman, dan permasalahan yang didiskusikan diarahkan kepada proses penelitan sebagai modal awal dan latar belakang perlunya diadakan workshop kurikulum 2013 serta penerapan ICT bagi pembelajaran matematika.

b. WorkshopPelatihan Cabri 3D dan internet Kegiatan ini akan dilakukan dalam satu hari. Dalam kegiatan ini akan menjelaskanteknik-teknik penggunaan cabri 3D. Selain itu, sebagai bekal dalam melakukan proses, panitia telah menginstall seluruh laptop guru - guru. Untuk melakukan kegiatan tersebut akan pula dimintakan dari nara sumber internal yang ahli dalam bidang cabri 3D pendidikan matematika serta ahli inovasi-inovasi terbaru .

Page 22: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

135

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Innovation in Mathematics Education Toward Asian Community

Adapun partisipasi mitra dalam pelaksanaan kegiatan ini sifatnya adalah tak melainkan ada tindak lanjut dari kegiatan ini dalam bentuk melakukan penelitian. Untuk mencapai maksud tersebut, maka tim pengabdian melibatkan Dinas pendidikan terkait yang selanjutnya, hasil-hasil peningkatan kualitas guru ini diharapkan membantu prose pembelajaran di kelas. .

Target Luaran

Berdasarkan pada permasalahan yang ditemui oleh masyarakat tersebut, maka adapun target luaran yang diharapkan, yaitu:

1. Pelatihan ICT yang tepat dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah.. 2. Melakukan Penerapan ICT bagi Pembelajaran Matematika di sekolah masing-masing. HASIL KEGIATAN

a) Pembukaan ( Sabtu, Mei 2011 )

Kegiatan workshop dimulai pada pukul 08.30 WIB dengan diawali dengan sambutan dari Bapak Drs. Asep Qomar Hidayat, M.Pd selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, sekaligus secara resmi membuka acara IbM BAGI PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU MATEMATIKA Se KABUPATEN LEBAK DALAM BENTUK PELATIHAN PENGGUNAAN ICT. Hal yang cukup membanggakan bagi kami adalah perkataan beliau tentang keprihatinan akan perguruan tinggi yang ada di wilayah Banten, kurang dirasakan keikutsertaannya dalam memberikan sumbangsih bagi pengembangan profesionalisme tenaga pendidik di kabupaten Lebak. Sedangkan UHAMKA yang berdomisili di wilayah Jakarta mau ikut serta dalam mengembangkan profesionalisme tenaga pendidik di Kabupaten Lebak.

Berlanjut ke acara berikutnya sambutan dari Dr. Sigid Edy Purwanto, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Beliau menyampaikan profil Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka secara umum dan Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UHAMKA pada khususnya, serta beberapa pengarahan kepada peserta workshop.

b) Materi I ( Sabtu, 26 Maret 2011 )

Materi pertama adalah Pembelajaran Matematika Realistik yang disampaikan oleh Bapak Dr. Sigid Edy Purwanto, M.Pd yang dimulai pada pukul 09.30 WIB. Materi ini diangkat sebagai bentuk sosialisasi Kurikulum 2013 khususnya bagi SMP dan SMA. Kurikulum 2013 lebih mengedepankan students oriented dengan mengedepankan pendekatan scientifik dan realistik khususnya dalam pembelajaran matematika.

Dr. Sigid Edy menerangkan Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Matematika.

Page 23: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

136

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Innovation in Mathematics Education Toward Asian Community

Dalam materi ini dipaparkan berbagai alasan perlunya bagi para guru untuk mengubah orientasi pembelajaran matematika menjadi pembelajaran matematika yang bersifat kontekstual menjadi realistik, agar tercapainya kebermaknaan belajar pada diri peserta didik khususnya bagi implementasi kurikulum 2013.

Pemateri memberikan sedikit brain teaser sebelum memulai materi, hal ini sebagai pretest bagi peserta agar diketahui sejauh mana taraf kesiapan berpikir peserta. Pemateri memberikan suatu masalah yang kongkrit diambil dari lingkungan yang ada di sekitar para peserta workshop. Dari masalah yang diberikan oleh pemateri ternyata semua peserta menjawab salah. Hal ini menandakan bahwa peserta terjebak dengan alur pikir yang kaku ketika menghadapi permasalahan yang tidak rutin walaupun masalah itu diambil dari lingkungan yang ada disekitar para peserta workshop. Tepatlah anggapan pemateri bahwa peserta selaku guru di sekolah belum terbiasa untuk menghadirkan matematika dengan pendekatan scientifik dan realistik.

Setelah dilakukannya pretest, pemateri memasuki materinya dengan memberikan ilustrasi tentang monotonnya pembelajaran yang dilakukan oleh banyak guru di kelas. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian tentang inovasi-inovasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan scientifik dan realistik, dalam hal ini banyak disampaikan pada materi aljabar yang menjadi dasar pelajaran matematika di SMP dan SMA. Dengan begitu menariknya materi yang dibahas membuat peserta tidak sabar untuk berinteraksi dengan pemateri. Sehingga walaupun sesi pertanyaan belum dibuka, namun peserta sudah memberikan pertanyaan selama materi berlangsung.

c) Materi II ( Sabtu, 31 Mei 2014 ) Materi ke dua adalah Penggunaan Alat peraga Dienes Aims dan Internet.

Materi Alat Peraga dan penggunaan internet dalam pembelajaran matematika yang disampaikan oleh Khoerul Umam, M.Pd dimulai pada pukul 10.00 WIB. Materi ini perlu disampaikan untuk mengiringi pembelajaran matematika yang berbasis kurikulum 2013 agar lebih bermakna, menyenangkan, dan untuk mengembangkan kemampuan berpikir matematis anak didik.

Pemateri lebih banyak memberikan masalah-masalah dalam bentuk aljabarserta penyelesaiannya dengan menggunakan alat peraga dienes Aims. Sehingga banyak membuat para peserta untuk memutar otaknya dengan tetap merasa senang.

Pemateri menunjukkan cara menggunakan alat peraga.

Page 24: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

137

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Innovation in Mathematics Education Toward Asian Community

Dari masalah-masalah aljabar yang diberikan kepada peserta, pemateri mensimulasikan alat peraga sebagai alat bantu dalam menyelasikan masalah yang ada sehingga alat peraga dienes aimsdimanfaatkan oleh para peserta. Para peserta dibagi secara berkelompok dan terjadi interaksi yang sangat intens antara peserta dengan pemateri. Dari alat peraga yang ada juga dijadikan oleh pemateri. Para peserta secara langsung mempraktekkan alat peraga yang ada menjadi bagian dari bimbingan tim panitia. Serentak ruangan workshop seakan-akan berubah menjadi aktif.

Website yang ditampilkan pada saat pelatihan.

Selain itu pemateri juga menyampaikan bebarapa website yang dapat dijadikan alternatif media pembelajaran pada saat menerangkan konsep geometri di tingkat SMP.

d) Materi Ke-III: Program Cabri 3D bagi pembelajaran geometri di tingkat SMP dan SMA

Penggunaan Cabri 3D dalam pembelajaran matematika yang disampaikan oleh Benny Hendriana, M.Pd dimulai pada pukul 13.30 WIB. Materi ini perlu disampaikan untuk mengiringi pembelajaran matematika yang berbasis ICT agar dapat memberikan makna lebih serta menyenangkan dan mengembangkan para peserta pelatihan.

Pemateri menerangkan dan guru mengikuti penjelasan.

Page 25: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

138

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Innovation in Mathematics Education Toward Asian Community

Pemateri lebih banyak memberikan masalah-masalah dalam bentuk geometri baik itu geometri analitis datar dan ruang. Pemateri memberikan ilustrasi seperti berikut

Tampilan Cabri 3D dalam

peragaan komputer

Para peserta secara langsung mempraktekkan software dengan menggunakan lapotop yang telah dibawa. Serentak ruangan workshop seakan-akan berubah menjadi aktif.Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah :

1. Meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan internet yang tepat bagi pembelajaran matematika.

2. Meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan software – software matematika.

3. Merubah paradigma mengajar guru untuk selalu melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran di kelas.

Dengan berakhirnya sesi materi maka acara dilanjutkan dengan evaluasi

kegiatan. Panitia menyebarkan angket kepada para peserta workshop untuk diisi sebagai bahan evaluasi kegiatan worshop ini. Acara terakhir adalah penutupan yang disampaikan oleh Bapak Benny Hendriana, M.Pd juga sebagai tanda berakhirnya kegiatan PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU MATEMATIKA Se-KABUPATEN LEBAK DALAM BENTUK PELATIHAN PENGGUNAAN ICT.

PENUTUP

1. Simpulan

Dalam kegiatan pelatihan ini dapat di simpulkan:

a) Peserta antusias dalam mengikuti kegiatan pelatihan ini, hal ini dapat dilihat peserta melebihi kuota yaitu 43orang dari sebelumnya yang telah kita rencanakan dari 40 orang.

Page 26: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

139

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Innovation in Mathematics Education Toward Asian Community

b) Materi yang di sampaikan oleh para pembicara menarik dan sangat penting bagi para guru.

c) Guru sangat antusias dalam mengikuti kegiatan praktikum dalam pembelajaran, penggunaan software pembelajaran dan sangat aktif dalam bertanya tentang tata cara penggunaan baik software Cabri 3D, internet dan alat peraga Dienes Aims.

d) Dari kegiatan ini guru SMP/SMA di kabupaten Lebak, Kota Rangkas dapat membuat alat peraga sederhana untuk pembelajaran matematika SMP dan SMA.

2. Saran

Dari lembar evaluasi kegiatan yang telah di essay oleh para peserta kegiatan, dapat di paparkan saran untuk kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a) Sebagian besar peserta mengharapkan kegiatan pelatihan diadakan berkesinambungan.

b) Para peserta mengharapkan agar pelatihan software porsi waktunya diperbanyak karena guru – guru yang khususnya yang telah berumur butuh bimbingan yang lebih.

c) Dari kegiatan ini diharapkan guru SMP dan SMA di kabupaten Lebak dapat meningkat profesionalisme dalam hal mutu pembelajaran matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Guven, Bulent. 2008. The Effect of Dynamic Geometry Software on Student Mathematics Teachers’ Spatial Visualization Skills. The Turkish Online Journal of Educational Technology volume 7 Issue 4 Article 11

Hudojo, H. 2005. Kapita Selekta Pembelajaran Matematika. Malang: PPS UM

Marpaung, Y. 2002. Perubahan Paradigma Pembelajaran di Sekolah. Kumpulan Makalah, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

NCTM. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA: NCTM.

Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press.

Suharta, I. Gusti putu . 2001. Pembelajaran Pecahan Dalam Matematika Realistik, Makalah disampaikan daam Seminar Nasional RME di UNESA, Surabaya tanggal 24 Februari 2001.

Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Suparno (Ed.). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. 2010. Malang: Universitas Negeri Malang

Page 27: Innovation in mathematics edu cation toward asian communityuhamka.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/1446537707-f690229642a2b… · makalah -makalah yang ... pengaruh model pembelajaran

533

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Innovation in Mathematics Education Toward Asian Community

DAFTAR PUSTAKA

Warsono dan Hariyanto.2012.Pembelajaran aktif. Jakarta : PT Remaja Rosdakarya.

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta : Bumi Aksara.

Nurhadi.2004.Kurikulum 2004 pertanyaan dan jawaban.Jakarta:PT Grasindo.

hlm.131 Buck Institute for education (BIE).2014.”What is Project Based Learning”http://bie.org/about/what_pbl.diakses tanggal 2 desember 2014 http://wendhiez.blogspot.com/2013/09/langkah-langkah-pelaksanaan.html. diakses tanggal 2 Desember 2014 http://mnur91.blogspot.com/2011/12/penilaian-proyek.html. diakses tanggal 2 desember 2014

Kemendikbud.2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013.BPSDMPK dan PMP : Jakarta