Inkontonensia Urine

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bjkghjygjhvgjftg

Citation preview

Inkontonensia Urine

Inkontonensia Urine

Miftacul HudaFAA 111 0023Definisi Inkontinensia urin: ketidakmampuan seseorang untuk menahan keluarnya urine. Prevalensi:Pada wanita 10-40%Pada manula wanita 38%Pada pria 19%

Klasifikiasi Kegagalan sistem vesiko uretra pada fase pengisian menyebabkan inkontinensia urine.Kelainan pada buli-buli: inkontinensia urgue (UUI)Kelainan dari jalan keluar: inkontinensia stress (SUI)Mixed incontinence Inkontinensia paradoksEtiologi Gender Usia Trauma bersalin Kelainan genetik jaringan ikatPemeriksaan Pemeriksaan fisik: pemeriksaan abdomen (distensi buli tanda inkontinensia paradoks) pemeriksaan urogenital (pasien postmenopause atrofi dan perubahan labia karena defisiensi estrogen), penebalan mukosa vagina, cystoceles, rectoceles, dan enteroceles.Pemeriksaan neurologisUrinalisis: infeksi biasanya menyertai dan dapa menyebab keluhan frekuensi, urgensi dan inkontinensia. Urinary protein, glucose, ketones, hemoglobin, casts, and nitrates mengindikasikan kelainan renal. Pemeriksaan mikroskopik sedimen urin dan jumlah leukosit, eritrosit dan epitel.Stress Urinary Incontinence

Pengeluaran urin saat terjadi peningkatan tekanan intraabdominal (batuk, tertawa, bersin, berjalan). Akibat sfingter uretra tidak dapat menahan tekanan intrauretra saat tekanan intravesika meningkat.

Etiologi Hipermobilitas uretra: lemahnya otot dasar panggul yang berfungsi sebagai penyangga uretra dan buli-buli. Terjadi penurunan (herniasi) dan angulasi leher buliuretra saat terjadi peningkatan tekanan intraabdomen.Defisiensi sfingter intrinsik: trauma, penyulit dari operasi. Pada keadaan istirahat leher buli dan uretra posterior tetap terbuka.Tatalaksana Farmakologi: Untuk meningkatkan tonus otot sfingter uretra dan resistensi bladder outletAgonis adrenergik: stimulator reseptor adrenergik menyebabkan kontraksi otot polos pada leher buli dan uretra posterior. Efedrin, pseudoefedrin dan fenilpropanolaminEstrogen: masih diperdebatkan. Estrogen pada menopause akan meningkatkan reseptor adrenergik Pembedahan Inkontinensia urgeTidak dapat menahan kencing segera setelah timbul sensasi ingin berkemih. Dihubungkan dengan kontraksi buli secara involunterPenyebab: overaktivitas buli-buli dan menurunnya komplians buli-buli.Overaktivitas buli: gangguan neurologis (hiper refleks) dan non neurologis (instabilitas detrusor)Sindrom overaktivitas buli-buli: frekuensi, urgensi, dan kadang inkontinensia urgeDiagnosis Keinginan berkemih yang sangat kuat dan sehingga berkemih sebelum sampai toiletStimulasi fisik atau lingkungan (berlari, batuk dan cuci tangan menyebabkan rasa ingin berkemih."key in lock" syndrome. Keinginan berkemih yang sangat saat ingin membuka kunci setelah pergi ke luar rumahTerburu-buru ke toilet

Terapi Terapi perilaku (behavioral therapy)bladder trainingtimed voiding: Membuat jadwal berkemih. pelvic floor muscle exercises/kegel exercise mengajarkan pasien untuk menahan kencing kemudian mengeluarkannya. Tahan 10 detik sebanyak 10-20 kali kontraksi sebanyak 3 kali sehari selama 6-8 minggu

Terapi farmakologi: untuk menigkatkan kapasitas buli-buli, meningkatkan volume urine yang memberi sensai berkemih, dan menurunkan frekuensi berkemih.Antikolinergik:L menghambat sistem parasimpatis detrusor. Propantheline, oksibutinin (ditropan) dan tolterodine tartratePelemas otot: dicyclomine, flavoxate.Trisiklik antidepresan: imipraminPenghambat kanal kalsiumMixed Incontinence

Terjadi SUI dan UUI secara simultan.Gejala yang ditemui inkontinensia saat batuk, bersin dan peningkatan tekanan valsava, begitu juga terjadi urgensi, frekuensi.Pasien dengan SUI sering berkemih untuk menghindari penuhnya buli, kebiasaan ini akan memicu sinyal dini bahwa buli telah penuh sehingga muncul gejala urgensi.Overflow Incontinence/inkontinensia paradoks

Keluarnya urin tanpa dapat dikontrol pada keadaan volume urine di buli-buli melebihi kapasitasnya. Detrusor mengalami atonia sehingga mengalami inkontenensia paradoks. Sering pada laki-laki dibanding wanita.Terjadi obstruksi pascaoperasi, dan hiporefleks akibat kelaian neurologis, defisiensi vitamin B12 dan efek samping obat

Tatalaksana Kateterisasi.Acetylcholine agonists dapat menstimulasi kontraksi otot detrusor pada pasien dengan arefleksia. Adrenergic blockers dapat memfasilitasi pengosongan buli dengan merelaksasikan tonus leher buli.Behavior modification

Daftar PustakaDeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N. Current Diagnosis & Treatment Obstetrics & Gynecology. Edisi 10. The McGraw-Hill Companies: 2007.Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi 3. Sagung Seto 2011.Gibbs RS, Karlan BY, Haney AF, Nygaard I. Danforths Obstetrics and Gynecology. Edisi 10. Lippincott Williams & Wilkins. 2008