20
UNIVERSITAS TAMA JAGAKARSA P . I . K “MISUNDERSTANDING” O L E H 1. ELSA FLORENSIA // 14600101 2. GHEA MELLARINA // 14600007

ini baru kom.txt

Embed Size (px)

Citation preview

UNIVERSITAS TAMA JAGAKARSA

P . I . K

“MISUNDERSTANDING”

O

L

E

H

1. ELSA FLORENSIA // 14600101

2. GHEA MELLARINA // 14600007

3. ILHAM PURNAMA // 14600104

4. TITI RATNA DAYA // 14600056

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya

akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan

tepat waktu. Oleh karena itu kami sangat berterima kasih kepada :

1. Ibu Widyastuti selaku dosen Pengantar Ilmu Komunikasi yang telah memotivasi

dan membimbing serta memberi materi-materi komunikasi kepada kami dalam

menyelesaikan tugas makalah ini.

2. Kedua orangtua dari masing masing anggota kelompok ini yang telah

memberikan motivasi dan dukungan untuk dapat menyelesaikan tugas makalah

yang diberikan oleh dosen.

Segala bantuan dan dorongan yang mereka berikan kepada kami semoga mendapatkan

balasan yang berlipat ganda dari Allah swt. Amin.

Kami juga menyadari bahwa makalah yang dibuat ini sangat sederhana dan masih jauh

dari sempurna. Namun kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca

makalah ini.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR------------------------------------------------------------------------------------ i

DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------------------------- ii

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ----------------------------------------------------------------------------------------- 2

B. Perumusan Masalah ------------------------------------------------------------------------------------ 2

C. Tujuan Pembuatan Makalah -------------------------------------------------------------------------- 2

D. Manfaat Hasil Makalah ------------------------------------------------------------------------------- 3

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi ------------------------------------------------------------------------------- 4

2.2 Unsur-unsur Komunikasi ---------------------------------------------------------------------------- 5

2.3 Jenis-jenis Komunikasi ------------------------------------------------------------------------------- 6

1. Komunikasi Verbal ------------------------------------------------------------------------------- 6

2. Komunikasi Non-Verbal ------------------------------------------------------------------------- 8

2.4 Fungsi Komunikasi ----------------------------------------------------------------------------------- 9

2.5 Hambatan dalam Komunikasi ------------------------------------------------------------------------9

2.6 Pengertian Misunderstanding ---------------------------------------------------------------------- 10

2.7 Penyebab terjadinya Misunderstanding ---------------------------------------------------------- 10

2.8 Cara menyikapi Misunderstanding dengan baik ------------------------------------------------ 11

BAB 3. PENUTUP

A. Kesimpulan -------------------------------------------------------------------------------------------- 12

B. Saran --------------------------------------------------------------------------------------------------- 12

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang

lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial. Manusia sebagai makluk

sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, sehingga terjadi interaksi timbal balik. Menurut

Treece “komunikasi merupakan proses sosial dari orang-orang yang terlibat dalam hubungan

sosial dan memiliki kesamaan makna mengenai suatu hal”.

Dalam hubungan seseorang dengan orang lain tentunya proses komunikasi terjadi tidak

terlepas dari tujuan yang menjadi pokok pembahasan, dan juga demi tercapainya proses

penyampaian informasi tersebut harus didukung dengan alat atau media sebagai sarana

penyaluran informasinya.

Dalam kenyataannya proses komunikasi tidak selamanya lancar , hal ini terjadi karena

kurangnya memperhatikan unsur-unsur yang seharusnya ada dalam proses komunikasi.

Misunderstanding dalam berkomunikasi sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah

yang seringkali menjadi penyebab terjadinya konflik antar masyarakat.

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam berkomunikasi itu perlu

diperhatikan mengenai unsur-unsur yang berkaitan dengan proses komunikasi, baik itu oleh

komunikator maupun oleh komunikan, dan juga komunikator harus memahami tujuan dari

komunikasi.

B. Perumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian Komunikasi dan Misunderstanding?

2. Apa penyebab terjadinya Misunderstanding dalam berkomunikasi?

3. Bagaimana cara menyikapi Misunderstanding dalam berkomunikasi?

C. Tujuan Pembuatan Makalah

1. Agar pembaca dapat memahami apa yang dimaksud dengan Misunderstanding.

2. Agar pembaca dapat mengetahui penyebab terjadinya Misunderstanding.

3. Agar pembaca dapat menyikapi Misuderstanding dengan baik.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak

lain. Pada umunya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti kedua

belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti kedua belah pihak, maka

komunikasi masih dapat dilakukan dengan cara menggunakan gerak tubuh atau bahasa tubuh

yang dapat menunjukan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala dan lain

sebagainya. Kegiatan tersebut dinamakan komunikasi non-verbal.

Manusia merupakan mahkluk sosial yaitu mahkluk yang tidak dapat hidup sendiri.

Dengan demikian manusia melakukan komunikasi untuk menyampaikan isi pernyataan kepada

manusia lain agar dapat memenuhi kebutuhannya juga dalam berbagi pengetahuan dan

pengalaman. Dalam menyampaikan komunikasinya tersebut manusia menggunakan akal dan

budi atau hasil dari pemikiran manusia itu sendiri. Pada akhirnya isi pernyataan tersebut menjadi

sesuatu hal yang ingin disampaikan kepada orang lain yang berdasarkan hasil dari pemikiran

akal dan budi manusia.

Pada dasarnya isi pernyataan sama dengan umpan balik (feddback) yaitu sama-sama hasil

dari penggunaan akal dan budi. Di dalam berkomunikasi ada yang disebut monolog  (satu arah)

dan ada juga dialog (lebih dari satu arah). Komunikasi mengandung tujuan tertentu, ada yang di

lakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media. Jadi komunikasi dapat dikatakan

bersifat intensional (berdasarkan niat atau keinginan), karena itu harus dilakukan dengan

perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu, tergantung kepada pesan apa yang akan di

komunikasikan dan kepada siapa komunikan yang akan dijadikan tujuan.

Jadi, kesimpulan dari pengertian komunikasi ini adalah proses penyampaian pesan

seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku

secara langsung maupun tidak langsung.

Pakar komunikasi mendefinisikan komunikasi dengan cara yang berbeda-beda:

Williams (1984) menyatakan bahwa kata kerja communicate berarti bertukar pikiran,

perasaan, informasi, membuat orang lain menjadi tahu, menjadikan pemahaman bersama, dan

memiliki hubungan yang baik.

Maman Ukas (1999) mengemukakan tujuan komunikasi yaitu memimpin, mengarahkan,

memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan

kontribusi.

Unsur-unsur Komunikasi

Komunikasi hanya akan terjadi apabila adanya komunikator (pengirim/sumber),

komunikan (penerima), pesan, media, dan efek (umpan balik/feedback). Unsur-unsur ini bisa

juga disebut sebagai komponen atau elemen dari komunikasi.

Jenis-jenis komunikasi

Komunikasi itu sendiri terbagi menjadi 2 jenis yaitu :

1. Komunikasi Verbal

Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dan biasanya lebih akurat dan tepat.

Komunikasi Verbal yang efektif harus:

a. Jelas dan ringkas

b. Perbendaharaan Kata

c. Arti denotatif dan konotatif

d. Jeda dan kesempatan berbe. Waktu

2. Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi non-verbal adalah penyampaian pesan tanpa menggunakan kata-kata. Merupakan

cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain dan mampu

memberikan arti kepada komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi non-verbal adalah :

a. Ekspresi wajah

b. Kontak Mata

c. Sentuhan

d. Postur tubuh dan gaya berjalan.

e. Sound (Suara).

f. Gerak isyarat

2.4 Fungsi komunikasi

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas serta hasil rangkuman dari kelompok kami,

maka dapat disimpulkan bahwa fungsi Komunikasi adalah :

Membangun Konsep Diri Eksistensi Diri Kelangsungan Hidup Memperoleh Kebahagiaan Menghilangkan Tekanan atau Ketegangan

2.5 Hambatan Dalam Komunikasi

Faktor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut:

1.Hambatan Teknis

Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya penemuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.

2.Hambatan Semantik

Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif. Untuk menghindari misunderstanding semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan pemahaman yang berbeda terhadap kata-kata yang digunakannya.

3.Hambatan Manusiawi

Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan. Menurut Cruden dan Sherman, hambatan ini mencakup:

1. Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia, seperti perbedaan persepsi, umur, keadaan emosi, status, keterampilan mendengarkan, pencarian informasi, penyaringan informasi.

2. Hambatan yang ditimbulkan oleh psikologis dalam organisasi atau lingkungan sosial budaya, seperti suasana dilingkungan kerja serta tata nilai yang dianut.

2.6 Pengertian Misunderstanding

Misunderstanding dapat menciptakan masalah bagi masyarakat dalam berkomunikasi. Jika tidak memahami satu sama lain, maka komunikasi tidak bisa berjalan dengan lancar. Jika mengetahui bahwa misunderstanding adalah suatu hal yang normal dan misunderstanding terjadi karena masalah bahasa itu sendiri bukan karena kesalahan pembicara, penulis, serta kepribadian seseorang, maka misunderstanding dalam berkomunikasi dapat teratasi dengan menggunakan kekuatan percakapan sehari-hari.

Misunderstanding juga merupakan salah satu kendala komunikasi efektif dan sangat berpeluang menciptakan konflik. Suatu kondisi misunderstanding biasa dimunculkan ketika suatu informasi yang diterima oleh komunikan memiliki makna yang berbeda dari yang dimaksudkan oleh komunikator. Misunderstanding ini banyak sekali bentuknya, mulai dari hal-

hal sepele dalam kehidupan sehari-hari, sampai kesalahpahaman oleh kalangan elit politik yang menentukan kehidupan orang banyak.

Salah satu bentuk kesalahpahaman yang cukup “parah” adalah kesalahpahaman kultural (cultural misunderstanding). Dalam hal ini, budaya dan kebiasaan yang melekat menjadi penghalang terjalinnya komunikasi yang efektif. Misalnya, seorang lelaki Sunda memiliki menantu pemuda Jawa. Saat menantu akan makan, demi kesopanan dan etika, dia menawari mertuanya. Di Jawa, untuk menawari makan orang yg lebih tua, digunakan kata “dhahar” yang artinya sudah sangat halus. Padahal, jika kata “dhahar” ini digunakan untuk orang Sunda, artinya menjadi sangat kasar, karena orang Sunda menggunakan kata “tuang” untuk kata makan yg paling halus.

2.7 Penyebab terjadinya Misunderstanding

Rata-rata misunderstanding memang terjadi pada komunikasi yang masih dasar, yakni tahapan komunikasi yang sederhana. Dalam tahapan ini, komunikator dan komunikan merasa masih belum perlu membahas masalah secara detail, sehingga terkadang terdapat beberapa hal yang menjadi sumber misunderstanding.

Kondisi misunderstanding semacam ini umumnya disebabkan karena tingkat kemampuan berkomunikasi yang kurang baik, entah itu dalam hal menyampaikan informasi maupun dalam hal menerima informasi. Disini kemampuan berkomunikasi memegang peranan yang sangat penting. Bagaimanapun juga, kemampuan berkomunikasi seseorang turut menentukan efektif tidaknya hubungan yang dibangun dengan orang lain.

C. Analisis Kasus

Analisis Masalah :

1. Komunikator : Bee ( teman Naruto )

2. Komunikan : Naruto

3. Message : Jurus segel Bee untuk musuh

4. Media : Pertarungan ( secara langsung )

5. Feedback : Naruto terkejut dan kecewa

6. Misunderstanding : Naruto menyangka bahwa jurus Bee terhadap musuh

berhasil, namun ternyata tidak, malah kekuatan

musuhlah yang bertambah kuat.

Tahap-tahap proses komunikasi :

1. Proses komunikasi dalam diri komunikator

2. Proses komunikasi antara komunikator dan komunikan

3. Proses komunikasi dalam diri komunikan

4. Proses komunikasi antara komunikan dan komunikator

5. Proses komunikasi dalam diri komunikator

2.8 Cara menyikapi Misunderstanding dengan baik

Misunderstanding atau kesalahpahaman merupakan pemicu utama terjadinya konflik dalam hubungan, sehingga dalam mengatasi permasalahannya adalah dengan cara pertengkaran. Hal ini biasanya terjadi disebabkan kurangnya komunikasi yang baik, ataupun cara pandang yang berbeda. Setiap orang memang berbeda perspektif. Oleh karena itu dalam berkomunikasi harus mengerti dahulu cara pandang lawan bicaranya. Hal yang paling penting untuk menyikapi agar tidak terjadi misunderstanding adalah meningkatkan kemampuan saat berkomunikasi.

Kemampuan ini bisa ditingkatkan dengan banyak membaca koran atau tulisan lain yang memakai tata bahasa efektif dan sistematis. Dengan rutin membaca, kosakata manusia akan semakin kaya dan mempermudah untuk menjalin komunikasi. Selain itu, jangan lupa tanyakan kepada lawan bicara hal-hal yang belum jelas dan dimengerti apa maksud pesannya. Cara ini membantu untuk menghindari misunderstanding akibat salah persepsi.

Cara yang lain adalah meningkatkan sensitivitas kepada lawan bicara dan mengurangi sensitivitas dari lawan bicara. Dengan kata lain, tingkatkan kepekaan kita untuk merasakan perasaan lawan bicara, agar kita lebih berhati-hati dalam memilih dan menyampaikan kata. Jangan sampai kita tersinggung oleh hal-hal yang biasa, hanya karena kita terlalu sensitif dalam menanggapi orang lain. Dan dalam melakukan komunikasi kita harus menyesuaikan perspektif atau cara pandang agar pasangan tidak salah paham lagi, lihatlah suasana dan waktu yang tepat untuk berbicara, usahakan jangan berbicara saat sedang marah karena akan membuat masalah semakin rumit.

Guna menyikapi misunderstanding dengan lebih baik lagi, kita dapat menggunakan

komunikasi yang efektif, yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap pada

orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi.

Tujuan dari Komunikasi Efektif sebenarnya adalah memberikan kemudahan dalam

memahami pesan yang disampaikan antara komunikator dan komunikan sehingga bahasa yang

digunakan oleh komunikator lebih jelas dan lengkap, serta dapat dimengerti dan dapat dipahami

dengan baik oleh komunikan. Tujuan lain dari Komunikasi Efektif adalah agar pengiriman

informasi dan umpan balik (feedback) dapat seimbang sehingga tidak terjadi monoton. Selain itu

komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa non-verbal secara baik.

Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp mengatakan bahwa komunikasi yang efektif

dapat dicapai dengan mengutamakan ketepatan (accuracy) yang sesuai antara komunikator dan

komunikan dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator

dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa.

Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila komunikasi yang dilakukan sanggup :

1. Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang

dimaksud oleh pengirimnya.

2. Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan

direspon dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim.

3. Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya

dilakukan untuk merespon pesan yang dikirim.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam kehidupan sehari-hari sering sekali terjadi misunderstanding dalam berkomunikasi. Hal ini terjadi dikarenakan adanya perbedaan dalam menyimpulkan makna dalam berkomunikasi. Selain itu, adanya hambatan dalam berkomunikasi sehingga membuat kegiatan komunkasi tidak berjalan dengan lancar.

Ada beberapa hambatan dalam berkomunikasi, diantaranya adalah : hambatan teknik, hambatan semantik, dan hambatan manusiawi. Adapun solusi atau cara dalam mengatasi misunderstanding dalam berkomunikasi yakni dengan melakukan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dengan memperhatikan tiga hal, yaitu : membuat satu pesan secara lebih berhati-hati, mesminimalkan gangguan dalam proses komunikasi, dan mempermudah upaya umpan balik antara komunikator dengan komunikan.

3.2 Saran

Dalam berkomunikasi sebaiknya kita menggunakan pengetahuan dan teknik bahasa atau percakapan untuk menciptakan konteks yang bisa dimengerti oleh pembicara dan pendengar agar tidak terjadi misunderstanding dalam berkomunikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Esposito, Jean E. 2005. Seni Komunikasi: Membangun Pengertian di Tempat Kerja. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Sutisna, Oteng. 1983. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa.

Ukas, Maman. 1999. Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Bandung: Ossa Promo.

Yuhana, Ida, et al. 2008. Dasar-Dasar Komunikasi. Bogor: IPB.