Upload
tupande
View
18
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
a
Citation preview
Infeksi oportunistik adalah penyakit yang jarang terjadi pada orang sehat, tetapi menyebabkan infeksi pada individu yang sistem kekebalannya terganggu.
Organisme-organisme penyakit ini sering hadir dalam tubuh tetapi umumnya dikendalikan oleh sistem kekebalan tubuh yang sehat
Ketika seseorang terinfeksi HIV disertai infeksi oportunistik, tahapannya masuk ke diagnosis AIDS.
INFEKSI OPORTUNISTIK
Infeksi Oportunistik Yang Tersering
0 5000 10000 15000 20000 25000
Pneumonia, recurrent
Candidiasis, oesophageal
Cryptococcosis
PCP
Tuberculosis
Organisme : Pneumocystis Carinii Sering terjadi bila
CD4 < 200 atauHitung limfosit <1200
Pneumocystis Jiroveci Pneumonia(PCP)
Perbedaan pnemonia bakterial & PCPPnemoni Bakterial Pnemonia Pneumocystis
-Awal gejala Akut : Jam – hari Sub-acute : Jam – minggu
-Batuk Produktif Non-produktif
-Nyeri dada pleuritik
Sering Jarang
-Sesak napas Disertai nyeri dada Meningkat saat laitihan
-Efusi pleura Sering Sangat sering
-Infiltrat fokal pd Ro paru
Biasa Sangat jarang
-Hitung lekosit Sering meningkat Normal atau rendah
-CD4 Tidak banyak berarti Biasanya <200/µl
Diagnosis :◦Gejala klinis (khas : demam, batuk kering,
sesak nafas dan mudah lelah) ◦Pemeriksaan spesimen (cara khusus) :
sputum / bilasan bronkhus (BAL) / Biopsi
.
Terapi :◦Kotrimoksazol ◦Dianjurkan selama 3 minggu◦Waspada alergi Kotrimoksazol ◦Kortikosteroid bila hipoksia berat
.
Obat alternatif bila pasien alergi Kotrimoksazol (diberikan selama 21 hari) :
klindamisin + primaquin pentamidin dapson + trimetoprim Atovaquone (kurang efektif)
Pnemonia berulang Definisi : >1 kali pnemonia dalam 12
bulan Epidemiologi :
◦Sering pada ODHA◦S. pneumoniae / H. influenzae (20x lebih
sering pada ODHA)◦Bakteremia Pneumokokus : 100x lebih tinggi
pada AIDS Gejala Klinis : sama dengan pasien non-
HIV
Diagnosis :Evaluasi klinis, hapusan / biakan dahak,
foto toraks, biakan darah Terapi :
Sama dengan pnemonia non HIV Pencegahan :
◦Kotrimoksazol◦HAART (Highly Anti Retroviral Therapy)
Kriptokokosis Organisme : Cryptococcus neoformans (jamur
yang hidup di tanah dan kotoran burung kering)
Gambaran Klinis◦Demam ◦Nyeri kepala ◦Tanda meningismus & fotofobia ◦Malaise, mual dan muntah◦Perubahan status mental
Diagnosis :◦Lumbal punksi – (Indian Ink)◦Cryptococcal Ag (CSF dan darah)
Titer >1:8 bukti presumptif◦Biakan
Diagnosis banding :meningitis piogenik, meningitis TB,
toksoplasmosis, neurosifilis
Terapi :Fase InduksiAmfoterisin-B (IV) selama 14 hariBila perlu 5-flucytosine (5-FC)
Fase KonsolidasiFlukonazol 400 mg/hari selama 8
minggu
Toksoplasmosis
Organisme : Toxoplasma gondii Epidemiologi :
◦Pejamu utama : kucing◦Menelan bahan yang tercemar feses◦Makan daging kurang masak
CD4 < 100
Gambaran Klinis :◦Tersering ensefalitis (90%) demam (70%), nyeri kepala (60%),
defisit fokal neurologis, penurunan kesadaran (40%), kejang (30%)
Demam tinggi dan nyeri kepala ◦Chorio-retinitis ◦Pnemonitis◦Penyakit sistemik
Diagnosis :◦Gejala khas + serologi positif◦Gambaran CT-scan / MRI : Lesi otak multipel, bilateral;
daerah hipodense dengan ring Diagnosis Banding :
limfoma, tuberkuloma, abses jamur,kriptokokosis, PML (Progressive Multifocal Leucoencephalopathy)
.
Terapi :◦Terapi empirik, sedikitnya 2 minggu◦Pirimetamin, asam folinat dan
klindamisin◦Kortikosteroids diberikan bila tekanan
intrakranial meningkat
Kandidiasis Esofagus Organisme : Candida albicans CD4 < 200 sel/μL Gejala Klinis
◦Disfagia dan odinofagia◦Candidiasis oral 50-90 %◦endoskopi : ulcerasi, plak
Diagnosis :◦Gejala klinis dan Candida (+)◦Perlu pemeriksaan endoskopi bila Ada gejala tanpa kandidiasis oral Kegagalan terapi dengan anti jamur
Mycobacterium Avium Complex (MAC)
Organisme : M. avium / M. intracellulare CD4 count : < 100 cells Gejala klinis :
◦demam & keringat malam◦anoreksia & penurunan BB ◦Nausea, nyeri abdominal & diare◦limfadenopati◦hepatosplenomegali◦anemia
Diagnosis :◦Biakan darah◦Dengan 2 kali biakan darah dapat
menghasilkan 95% kasus positif◦Pemeriksaan mikroskopi dan biakan
sumsum tulang, kelenjar limfe DD:
MTB, peny. jamur luas, keganasan
Terapi : Pilihan ke 1 :
Klaritromisin + etambutol
Pilihan ke 2 :Azithromycin + etambutol
Pilihan ke 3 : HAART
Citomegalo Virus (CMV) Salah satu virus yang masih 1 family dengan
virus herpes Menyebar dengan mudah melalui cairan
tubuh (keringat, air liur, susu, urine) Pada kekebalan tubuh yang normal, virus
tidak terdeteksi Epidemiologi:
◦ Tersebar di seluruh dunia◦ 3 masa penularan : perinatal, masa kanak-
kanak, usia subur◦ > 90% anak-anak terinfeksi pada umur 2 tahun
CD4 < 50
Retinitis karena CMV Klinis:
◦Gangguan lapang pandang◦Bintik bergerak ◦Pandangan kabur◦Penurunan visus dengan cepat
Diagnosis:◦funduskopi khas pada ODHA
Manifestasi klinis lain CMV :◦esofagitis ◦kolitis◦kolangitis sklerotikan◦ensefalitis◦poliradikulomielopati ◦adrenalitis◦pnemonitis
Hal Penting tentang Infeksi Oportunistik
Jarang ditemui pada pengobatan ARV yang berhasil
Dapat di ramalkan dengan CD4 Diperlukan terapi rumatan sekunder Edukasi pasien