74
INFEKSI OPORTUNISTIK

INFEKSI_OPORTUNISTIK

  • Upload
    tupande

  • View
    18

  • Download
    6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

INFEKSI OPORTUNISTIK

Infeksi oportunistik adalah penyakit yang jarang terjadi pada orang sehat, tetapi menyebabkan infeksi pada individu yang sistem kekebalannya terganggu.

Organisme-organisme penyakit ini sering hadir dalam tubuh tetapi umumnya dikendalikan oleh sistem kekebalan tubuh yang sehat

Ketika seseorang terinfeksi HIV disertai infeksi oportunistik, tahapannya masuk ke diagnosis AIDS.

INFEKSI OPORTUNISTIK

Infeksi Oportunistik

Infeksi Oportunistik Yang Tersering

0 5000 10000 15000 20000 25000

Pneumonia, recurrent

Candidiasis, oesophageal

Cryptococcosis

PCP

Tuberculosis

Organisme : Pneumocystis Carinii Sering terjadi bila

CD4 < 200 atauHitung limfosit <1200

Pneumocystis Jiroveci Pneumonia(PCP)

Perbedaan pnemonia bakterial & PCPPnemoni Bakterial Pnemonia Pneumocystis

-Awal gejala Akut : Jam – hari Sub-acute : Jam – minggu

-Batuk Produktif Non-produktif

-Nyeri dada pleuritik

Sering Jarang

-Sesak napas Disertai nyeri dada Meningkat saat laitihan

-Efusi pleura Sering Sangat sering

-Infiltrat fokal pd Ro paru

Biasa Sangat jarang

-Hitung lekosit Sering meningkat Normal atau rendah

-CD4 Tidak banyak berarti Biasanya <200/µl

PCP Pneumonia bakterial

Diagnosis :◦Gejala klinis (khas : demam, batuk kering,

sesak nafas dan mudah lelah) ◦Pemeriksaan spesimen (cara khusus) :

sputum / bilasan bronkhus (BAL) / Biopsi

Diagnosis Banding: TB paru Pnemonia bakterialis Pnemonia karena jamur Limfoma Sarkoma Kaposi

.

Terapi :◦Kotrimoksazol ◦Dianjurkan selama 3 minggu◦Waspada alergi Kotrimoksazol ◦Kortikosteroid bila hipoksia berat

.

Obat alternatif bila pasien alergi Kotrimoksazol (diberikan selama 21 hari) :

klindamisin + primaquin pentamidin dapson + trimetoprim Atovaquone (kurang efektif)

Pnemonia berulang Definisi : >1 kali pnemonia dalam 12

bulan Epidemiologi :

◦Sering pada ODHA◦S. pneumoniae / H. influenzae (20x lebih

sering pada ODHA)◦Bakteremia Pneumokokus : 100x lebih tinggi

pada AIDS Gejala Klinis : sama dengan pasien non-

HIV

Pneumonia berulang

Diagnosis :Evaluasi klinis, hapusan / biakan dahak,

foto toraks, biakan darah Terapi :

Sama dengan pnemonia non HIV Pencegahan :

◦Kotrimoksazol◦HAART (Highly Anti Retroviral Therapy)

Kriptokokosis Organisme : Cryptococcus neoformans (jamur

yang hidup di tanah dan kotoran burung kering)

Gambaran Klinis◦Demam ◦Nyeri kepala ◦Tanda meningismus & fotofobia ◦Malaise, mual dan muntah◦Perubahan status mental

Diagnosis :◦Lumbal punksi – (Indian Ink)◦Cryptococcal Ag (CSF dan darah)

Titer >1:8 bukti presumptif◦Biakan

Diagnosis banding :meningitis piogenik, meningitis TB,

toksoplasmosis, neurosifilis

Jamur Cryptococcus neoformans berkapsul (CSF dengan pewarna India)

Kriptokokosis

Kriptokokosis

Terapi :Fase InduksiAmfoterisin-B (IV) selama 14 hariBila perlu 5-flucytosine (5-FC)

Fase KonsolidasiFlukonazol 400 mg/hari selama 8

minggu

Toksoplasmosis

Organisme : Toxoplasma gondii Epidemiologi :

◦Pejamu utama : kucing◦Menelan bahan yang tercemar feses◦Makan daging kurang masak

CD4 < 100

Gambaran Klinis :◦Tersering ensefalitis (90%) demam (70%), nyeri kepala (60%),

defisit fokal neurologis, penurunan kesadaran (40%), kejang (30%)

Demam tinggi dan nyeri kepala ◦Chorio-retinitis ◦Pnemonitis◦Penyakit sistemik

Diagnosis :◦Gejala khas + serologi positif◦Gambaran CT-scan / MRI : Lesi otak multipel, bilateral;

daerah hipodense dengan ring Diagnosis Banding :

limfoma, tuberkuloma, abses jamur,kriptokokosis, PML (Progressive Multifocal Leucoencephalopathy)

Toksoplasmosis

Toksoplasmosis

Toksoplasmosis- Respon terhadap terapi

.

Terapi :◦Terapi empirik, sedikitnya 2 minggu◦Pirimetamin, asam folinat dan

klindamisin◦Kortikosteroids diberikan bila tekanan

intrakranial meningkat

Kandidiasis Esofagus Organisme : Candida albicans CD4 < 200 sel/μL Gejala Klinis

◦Disfagia dan odinofagia◦Candidiasis oral 50-90 %◦endoskopi : ulcerasi, plak

Kandidiasis mukosa bukal

Kandidiasis palatum

Kandidiasis oesofagus

Diagnosis :◦Gejala klinis dan Candida (+)◦Perlu pemeriksaan endoskopi bila Ada gejala tanpa kandidiasis oral Kegagalan terapi dengan anti jamur

Candida albicans

Terapi :◦Flukonazole 200-400 mg/hr sampai

bersih◦Terapi supresif jangka panjang bila

berulang

Mycobacterium Avium Complex (MAC)

Organisme : M. avium / M. intracellulare CD4 count : < 100 cells Gejala klinis :

◦demam & keringat malam◦anoreksia & penurunan BB ◦Nausea, nyeri abdominal & diare◦limfadenopati◦hepatosplenomegali◦anemia

Diagnosis :◦Biakan darah◦Dengan 2 kali biakan darah dapat

menghasilkan 95% kasus positif◦Pemeriksaan mikroskopi dan biakan

sumsum tulang, kelenjar limfe DD:

MTB, peny. jamur luas, keganasan

Terapi : Pilihan ke 1 :

Klaritromisin + etambutol

Pilihan ke 2 :Azithromycin + etambutol

Pilihan ke 3 : HAART

Citomegalo Virus (CMV) Salah satu virus yang masih 1 family dengan

virus herpes Menyebar dengan mudah melalui cairan

tubuh (keringat, air liur, susu, urine) Pada kekebalan tubuh yang normal, virus

tidak terdeteksi Epidemiologi:

◦ Tersebar di seluruh dunia◦ 3 masa penularan : perinatal, masa kanak-

kanak, usia subur◦ > 90% anak-anak terinfeksi pada umur 2 tahun

CD4 < 50

Retinitis karena CMV Klinis:

◦Gangguan lapang pandang◦Bintik bergerak ◦Pandangan kabur◦Penurunan visus dengan cepat

Diagnosis:◦funduskopi khas pada ODHA

Retinitis karena CMV

Terapi :◦Mahal dan toksik◦HAART

Manifestasi klinis lain CMV :◦esofagitis ◦kolitis◦kolangitis sklerotikan◦ensefalitis◦poliradikulomielopati ◦adrenalitis◦pnemonitis

Abses piogenik

Abses piogenik

Mycobacterium tuberculosis

Herpes simplex virus

Herpes simplex virus

Herpes simplex virus

Herpes simplex virus

Varicella-Zoster virus

Oral hairy leukoplakia (OHL)

Human papillomavirus

Human papillomavirus

Molluscum contagiosum

Dermatophytosis

Onichomycosis

Penicilliosis

Penicilliosis

Crusted (Norwegian) scabies

Crusted (Norwegian) scabies

Crusted (Norwegian) scabies

Pruritic papular eruption (PPE)

Seborrheic dermatitis

Psoriasis

Psoriasis

Drug eruption

Drug eruption

Sarkoma Kaposi

Sarkoma Kaposi

Lymphoma

Lymphoma

Lymphoma

Hal Penting tentang Infeksi Oportunistik

Jarang ditemui pada pengobatan ARV yang berhasil

Dapat di ramalkan dengan CD4 Diperlukan terapi rumatan sekunder Edukasi pasien