Infeksi Nosokomial - Ind

Embed Size (px)

DESCRIPTION

y

Citation preview

Infeksi Nosokomial

Infeksi NosokomialDr. Bambang SN, Sp. PDInfeksi nosokomialInfeksi nosokomial didapat selama atau hasil dari rawat inap dan umumnya bermanifestasi setelah 48 jam rawat inapDiperkirakan bahwa 5% pasien yang masuk RS bagian acute-care di USA menderita infeksi baruTipe infeksi nosokomial tersering adalah:Infeksi saluran kemih (ISK)Infeksi luka bedahPneumoniaBakteremia primer, khususnya yang berkaitan dengan alat IV, mengalami peningkatan frekuensiSaat memperoleh infeksi di ICU dan infeksi ini disebabkan oleh bakteri patogen yang resisten terhadap antimikrobaFaktor resiko terjadinya ISK diantaranya :wanita, Penggunaan kateter urinari jangka panjang, Tidak diberikan antibiotik sistemik, dan Perawatan kateter yang tidak tepat.

Faktor resiko infeksi luka bedah diantaranya : adanya selang, Waktu inap preoperatid di RS yang lama,Pencukuran lapang bedah preoperatif, Waktu operasi yang lamaAdanya infeksi di tempat berbeda yang tidak diobati, Pembedahan dengan resiko tinggi. Petunjuk untuk menilai resiko infeksi luka harus dipikirkan, dengan faktor resiko berikut:Pembedahan abdomen, Waktu bedah > 2 jam, Pembedahan terkontaminasi atau kotor-terinfeksi3 atau lebih diagnosis pada 1 pasien.

Faktor resiko pneumonia diantaranya : berada di ICU, intubasi, Gangguan kesadaran (esp. Dengan pemasangan NGT), Usia tua, Penyakit paru kronikRiwayat bedah sebelumnyaManifestasi Klinis dan DiagnosisDiagnosis Banding DemamSumber infeksi penting lain pada demam baru pada pasien rawat inap yaitu: Diare yang terkait antibiotik biasanya disebabkan oleh Clostridium difficile, Ulkus dekubitus, dansinusitis. sumber noninfeksi demam yang dapat dipikirkan diantaranya: obat (drug fever dapat terjadi dengan atau tanpa eosinofilia atau ruam), thrombophlebitis, Emboli paru, hematoma, pancreatitis, atelektasis, danKolesistitis acalculous

Pemeriksaan untuk demam baruPemeriksaan pada pasien rawat inap dengan demam baru harus meliputiAnamnesis langsung secara seksama seperti:Sakit kepala, batuk, Nyeri perut, diare, flank pain, disuria, danNyeri kaki.

Hal yang menyertai pasien rawat inap, seperti:Adanya alat infus (IV)Penggunaan kateter urinariusAdanya prosedur pembedahan, danPenggunaan obat baru

Pemeriksaan fisik harus memperhatikan :KulitParu-paruAbdomen (seperti, kuadran atas kanan)Sudut costovertebralLuka bedahBetis, danLokasi IV baru atau lama

Pemeriksaan laboratorium pada pasien rawat inap yang febril harus meliputi : Pemeriksaan darah lengkap dengan diferensiasi, chest- x-ray, danKultur darah dan urin.

Uji diagnostik lain yang dapat dipertimbangkan meliputi:LFTs; abdominal studies; Kultur sputum, tinja, dan cairan tubuh yang terkait lainnya secara aerobik rutinPengujian tinja untuk toxin C. difficile pada kasus diareINFEKSI SALURAN KEMIHDemamDisuriaFrekuensiLeukositosis, danNyeri panggul atau nyeri sudut CVA berkaitan baik dengan infeksi kandung kemih atau pielonefritis pada pasien yang menggunakan kateter urinarius

Pada pasien dengan demam saja, temuan leukosit tanpa sel epitel pada sedimen urin atau deteksi leukosit esterase atau nitrit pada urinalisis diduga diakibatkan ISK.

INFEKSI LUKA BEDAHEritema meluas >2 cm dari batas lukaNyeri dan indurasi lokalFluktuasiAliran cairan purulen, dan Lepasnya jahitanAdalah temuan yang diduga merupakan infeksi luka

PNEUMONIAPada pasien diluar ICU, pneumonia harus dicurigai : Ada infiltrat baru pada X-ray toraksBatuk akutDemamLeukositosisProduksi sputumPada pasien yang mendapat perawatan intensif, seperti pasien yang diintubasi:Gejala lebih rumitSputum purulen dan gambaran foto toraks yang abnormal sering ditemukanOrganisme yang menyebabkan pneumonia nosokomial adalah :Bakteri basil gram-negative khususnya Pseudomona aeruginosa, Klebsiella pneumoniaeEnterobacter sppStaphylococcus aureusVirus seperti virus sinsitial respiratorius dan adenovirus juga pentingBAKTEREMIA DAN INFEKSI TERKAIT ALAT IV

Gejala yang muncul dapat hanya berupa demam.Lokasi keluar dari infus baru atau sebelumnya harus dievaluasi adanya eritema, indurasi, nyeri, dan/atau cairan purulen.Organisme penyebab termasuk stafilokokus koagulase negatif, Candida Sp., S.aureus, dan enterokokus

PENGOBATANTerapi harus ditujukan ke patogen penyebab yang paling mungkin, dan jika dimungkinkan, harus dipilih berdasarkan hasil kultur. Untuk mengurangi laju kejadian infeksi resisten antibiotik, pemberian antibiotik harus diberikan sependek mungkin, dengan cakupan sesempit mungkin untuk organisme penyebab.Ketika infeksi diketahui berkaitan dengan alat IV atau ketika tidak ada sumber infeksi lain yang tampak, alat IV biasanya harus dicabut dan alat kateter infus dikirim untuk kultur kuantitatif.Jika memungkinkan, alat IV baru dapat dimasukkan ke lokasi berbeda.Kontrol Infeksi di RSDepartemen pengontrol infeksi membagi penilaian umum dan spesifik yng digunakan dalam mengontrol infeksi.Infeksi silang khususnya penting, dan mencuci tangan adalah tindakan pencegahan terpenting di rumah sakit.Meminimalkan prosedur invasif dan kateter vaskular dan kemih pada pasien yang membutuhkan akan menurunkan rasio infeksi nosokomial.Standar tindakan pencegahan diatur untuk merawat pasien dengan menurunkan resiko infeksi dari sumber yang diketahui dan tidak diketahui.Pencegahan termasuk melakukan cuci tangan dan menggunakan sarung tangan untuk semua kontak potensial pada daran, cairan tubuh, dan membran mukosaPada beberapa kasus, gaun, masker, dan pelindung mata juga diindikasikanTiga tindakan pencegahan yg lebih spesifik didasarkan pada rute yang mungkin: Pencegahan droplet (cth, meningitis yang tidak diobati)Pencegahan lewat udara (cth: terduga TB) Pencegahan kontak (cth: untuk diare C. difficile). Pencegahan dapat dikombinasikan untuk penyakit yang memiliki lebih dari satu rute transmisi (cth: varisela).