61
INDUSTRI

INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

  • Upload
    buikien

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

INDUSTRI

Page 2: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang
Page 3: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

BAB VIII

I N D U S T R I

1. Pendahuluan

Sampai dengan tahun keempat Repelita III berbagai jenis industri hilir telah berkembang dengan pesat sehingga berba-gai macam kebutuhan masyarakat banyak akan hasil industri te-lah dapat dipenuhi. Langkah-langkah yang telah diambil untuk memperkokoh landasan pembangunan dan pengembangan industri yang berakar pada kemampuan dalam negeri dilakukan melalui pendekatan sektoral dan regional. Pendekatan sektoral dilak-sanakan melalui pembangunan proyek-proyek industri dasar/kun-ci/hulu dengan tujuan memberikan kedalaman-kedalaman pada struktur dan pola industri nasional. Industri dasar tersebut mengolah berbagai bahan mentah/kekayaan alam menjadi bahan baku, bahan/barang setengah jadi dan barang jadi, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun ekspor. Dengan berbagai usaha pengolahan ini dapat dimantapkan dan diperkokoh struk-tur industri nasional hingga secara barangsur dapat dikurangi ketergantungan akan impor bahan baku dan komponen. Usaha-usa-ha ini sekaligus merupakan pemantapan persiapan untuk pemba-ngunan industri dalam Repelita IV. Proyek-proyek industri dasar yang dibangun meliputi industri kimia dasar, industri logam dasar dan aneka industri. Sebagian dari proyek-proyek tersebut akan selesai pada akhir Repelita III dan sebagian lagi akan diselesaikan dalam kurun waktu Repelita IV. Bebera-pa proyek bahkan telah selesai dan mulai menghasilkan pada tahun 1982/83, seperti misalnya pabrik peleburan aluminium dan pabrik pembuatan besi, baik besi kasar, besi batangan maupun besi lembaran.

Sejalan dengan peningkatan pembangunan sektor industri tersebut, maka sejak pertengahan Repelita III telah dimulai pendekatan aecara regional. Dalam hubungan ini telah disusun kerangka pengembangan wilayah industri yang meliputi Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), zona industri, kompleks industri, kawasan industri, Lingkungan Industri Kecil (LIK), Pemukiman Industri Kecil (PIK) dan Sarana Usaha Industri Ke-cil (SUIK). Hingga tahun 1982/83 telah diidentifikasi 5 WPPI yang dapat menjadi pusat-pusat pendorong utama dan penggerak pembangunan industri nasional.

Sejalan dengan pengembangan WPPI terwujud pula pusat-pusat pengembangan yang lebih kecil yang dikenal sebagai zona indus-tri. Dalam zona industri ini kompleks industri dan kompleks-

VIII/3

Page 4: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

kompleks pemukiman penduduk serta berbagai kegiatan penun-jangannya. dapat tumbuh dan berkembang menjadi pusat pertum-buhan ekonomi baru dari suatu wilayah. Dengan demikian pusat pusat pertumbuhan ini dapat berfungsi sebagai kota satelit yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

Sebagai wadah dan sarana usaha pengembangan industri selanjutnya adalah kawasan industri. Dalam kawasan industri ini diharapkan dapat tercipta suasana saling menunjang dalam pertumbuhan industri, dapat dilakukan usaha untuk memberikan iklim yang mempercepat pembangunan industri, serta dapat di-lakukan usaha-usaha pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup.

LIK merupakan suatu daerah tertentu didalam atau diluar zona industri yang memiliki jaringan prasarana bagi sejumlah unit produksi, memiliki pelayanan bersama atau Common Service Facilities (CSF) dan fasilitas untuk memberikan pelayanan dan pembinaan. Industri Kecil yang berusaha didalam LIK diharap-kan dapat berkembang dan mendorong perkembangan induatri ke-cil lainnya di luar LIK.

PIK merupakan suatu daerah tertentu yang mempunyai ja-ringan prasarana, unit produksi yang menyatu dengan tempat tinggal pengusaha dan keluarganya..

SUIK merupakan suatu sarana atau wahana yang dapat diman-faatkan oleh pengusaha industri kecil dalam menjalankan usaha dalam kaitan dengan industri menengah atau besar (sub-con-tracting). SUIK pada umumnya ditempatkan didalam atau berde-katan dengan kawasan-kawasan induatri.

Untuk memperkokoh sektor industri diambil langkah-langkah untuk merubah struktur industri, antara lain melalui usaha-usaha modernisasi terhadap seluruh industri dengan tujuan me-ningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja. Modernisasi ini dilakukan melalui penanaman modal, penelitian dan pengembang-an serta pendidikan dan latihan. Pembangunan industri seba-gian besar ditingkatkan melalui penanaman modal. Dalam tahun 1982/ 83 rencana investasi industri yang disetujui mencapai US$ 5,02 milyar. Jika dibanding dengan rencana investasi in-dustri rata-rata US $ 3,624 juta per tahun dalam 3 tahun se-belumnya, maka selama tahun 1982/83 telah dialami kenaikan sebesar 39%. Sementara itu usaha-usaha peningkatan ekspor hasil industri terus dilakukan, antara lain dengan dikeluar-kannya Sertifikat Ekspor (SE) baik untuk komoditi tekstil maupun non tekstil.

VIII/4

Page 5: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

Dengan segala langkah-langkah yang diusahakan tersebut, maka sektor induatri dalam tahun 1982/83 mengalami perkem-bangan yang terus meningkat, walaupun diliputi resesi ekonomi dunia. Berikut ini disajikan perkembangan beberapa jenis in-dustri dari aneka industri, industri logam dasar, industri kimia dasar dan industri kecil dan pedesaan.

2. Aneka Industri

Industri ini meliputi kelompok-kelompok industri aneka pengolahan pangan, aneka sandang, aneka kimia dan serat, ane-ka barang logam, alat angkutan dan jasa, serta aneka bahan bangunan dan umum. Tugas utama dari industri ini adalah turut serta mewujudkari pemerataan pembangunan dan sekaligus juga mewujudkan pertumbuhan ekonomi dengan laju yang cukup tinggi. Dalam hubungan ini kebijaksanaan yang telah diambil adalah mendorong dan meningkatkan pertumbuhan jenis-jenis industri yang memiliki keunggulan komparatif; yaitu jenis-jenis indus-tri yang mengolah sumber daya alam dan yang kurang dipenga-ruhi oleh turun naiknya harga di pasaran internasional. Pen-dirian industri baru diarahkan keluar kota besar dan keluar pulau Jawa, khususnya kedalam wilayah-wilayah pembangunan in-dustri, di sekitar induatri kunci. Dalam rangka penanaman mo-dal dirangsang pertumbuhan industri yang banyak mengandung isian lokal, seperti bahan baku,. komponen, teknologi, perang-kat lunak, tenaga kerja, dan sebagainya dengan.jalan promosi.

Di samping itu dipromosikan pula industri-industri yang memberikan nilai tambah yang tinggi dan yang berorientasi ke-pada pasaran ekspor. Dalam kegiatan ini penanaman modal asing diarahkan kepada industri-industri yang memerlukan investasi yang besar dengan teknologi tinggi, yang belum mampu ditangani oleh investor dalam negeri. Penanaman modal dalam negeri diarahkan kepada industri-industri yang sudah dapat ditangani oleh pengusaha dan teknisi dalam negeri, namun masih memerlu-kan rangsangan berupa kemudahan-kemudahan penanaman modal. Bagi industri yang prospek pemasarannya cukup cerah sehingga tidak memerlukan rangsangan khusus berupa fasilitas penanaman modal diarahkan kepada penanaman modal non PMA/PMDN.

Dalam tahun 1982/83 telah dilakukan usaha-usaha peningkatan secara optimal industri-industri yang telah ada, yang meliputi peningkatan kapasitas, efisiensi, produktivitas, tenaga kerja, mutu, produksi, pengembangan desain dan diversifikasi barang-barang industri sesuai dengan permintaan pasar.

VIII/5

Page 6: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

Di samping itu telah dirangsang pembanguaan industri yang le-bih banyak menciptakan kesempatan kerja baru. Dalam hubungan ini diperhitungkan pengaruh ganda berupa kesempatan kerja baru dalam sektor-sektor lain, seperti pertanian, pertambang-an, perhubungan, perdagangan, dan sebagainya. Langkah-langkah telah pula diambil untuk memperkokoh ketahanan dari industri-industri substitusi impor yang dewasa ini masih banyak ter-gantung pada pengadaan bahan baku/penolong dan komponen dari luar negeri dengan jalan terus meningkatkan isian lokal.

Usaha-usaha lainnya adalah meningkatkan iklim berusaha guna mendorong pertumbuhan industri yang saling kait-mengkait agar tercapai keselarasan, keserasian dan keseimbangan antar industri hulu, industri antara, dan industri hilir. Dalam rangka pemerataan pembangunan ke daerah-daerah diambil lang-kah-langkah untuk mendorong penyebaran lokasi proyek-proyek investasi keluar kota-kota besar, khususnya keluar pulau Ja-wa. Dengan usaha ini sekaligus dicapai pemerataan penyebaran kesempatan kerja dalam sektor industri. Usaha-usaha telah pu-la dilakukan untuk mendorong industri yang berorientasi kepa-da ekspor, dengan titik berat pada industri-industri yang me-ngolah bahan mentah dalam negeri, seperti industri pengolahan kayu, industri pengolahan karet, industri pengolahan hasil-hasil sektor pertanian lainnya, induatri yang mengolah hasil pertambangan seperti keramik, industri botol, gelas, barang pecah belah, dan sebagainya.

Sementara itu ditingkatkan kegiatan Indonesiasi, baik da-lam aspek manajemen maupun aspek persahaman aerta ditingkat-kan iklim yang dapat mempercepat dan menciptakan proses alih teknologi.

Hasil dari segala usaha-usaha yang dilakukan tersebut ia-lah, bahwa aneka industri dalam tahun 1982/83 menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan seperti terlihat pada Tabel VIII-1.

Menurut tabel tersebut kelompok industri aneka pengolahan pangan mengalami perkembangan yang mantap. Produksi margari- ne, susu cair dan garam pada tahun ini sangat meningkat. Jika produksi barang-barang tersebut pada tahun 1981/82 baru ber-jumlah masing-masing 19.600 ton, 9.200 ribu liter dan 285.800 ton, maka pada tahun 1982/83 hasilnya masing-masing telah mencapai 30.100 ton, 11.100 ribu liter dan 799.900 ton. Hal ini menunjukkan bahwa selama 1982/83 produksi margarine naik 53,6%, produksi susu cair naik 20,7% dan produksi garam me-lonjak meningkat sebesar 179,9%. Melonjaknya kenaikan produksi

VIII/6

Page 7: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

TABEL VIII - I

PRODUKSI ANEKA INDUSTRI,

1978/79 - 1982/83

1) Tidak terdapat data2) Tidak termasuk Garam Rakyat3) Angka diperbaiki

VIII/7

Page 8: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

GRAFIK VIII – 1

PRODUKSI ANEKA INDUSTRI,1978/79 - 1982/83

VIII/8

Page 9: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

(Lanjutan Grafik VIII - 1 )

VIII/9

Page 10: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

(Lanjutan Grafik VIII - 1 )

VIII/10

Page 11: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

(Lanjutan Grafik VIII - 1 )

VIII/11

Page 12: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang
Page 13: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

garam ini, karena selama tahun 1982/83 dialami musim kemarau yang cukup lama.

Perkembangan industri rokok selama 4 tahun Repelita III terus meningkat dari tahun ke tahun. Dalam tahun 1982/83 dia-lami kenaikan produksi rokok sebesar 6,3% jika dibandingkan dengan produksi pada tahun sebelumnya. Pada tahun 1981/82 produksi rokok kretek berjumlah 55.600 juta batang sedang pa-da tahun 1982/83 dihasilkan 59.100 juta batang. Dilain pihak industri rokok putih menurun. Pada tahun 1982/83 produksi ro-kok putih turun sebesar 4,6% dibanding dengan produksi tahun 1980/81 atau dari jumlah 28.400 juta batang pada tahun 1981/ 82 menjadi 27.100 batang juta dalam tahun 1982/83. Hal ini disebabkan oleh adanya pengalihan selera dari rokok putih ke rokok kretek dan membanjirnya rokok putih impor.

Kelompok industri sandang, kecuali tekstil selama tahun 1982/83 pada umumnya mengalami perkembangan yang meningkat. Sesuai dengan tujuan untuk mengadakan keseimbangan perkem-bangan antara industri pemintalan dan pertenunan, maka pro-duksi benang tenun terus ditingkatkan tiap tahunnya. Batas-batas keseimbangan seperti yang digariakan dalam Repelita III dalam tahun 1981/82 telah dicapai. Selama tahun 1982/83 pro-duksi benang tenun mengalami kenaikan sebesar 11,1% atau men-capai jumlah 1.370.000 bal. Pakaian jadi dalam tahun 1982/83 meningkat produksinya hingga 21,2 juta losin atau 9,3% lebih tinggi dari produksi pada tahun sebelumnya.

Sementara itu produksi kulit samak sapi/kerbau dan kulit samak kambing/domba pada tahun 1982/83 masing-masing mencapai 16.100 ton dan 4.380.000 lembar, yang berarti adanya kenaikan masing-masing sebesar 56,6% dan 4,3% selama tahun ini.

Disebabkan kelesuan ekspor akibat pembatasan impor teks-til oleh negara-negara M.E.E., resesi dan kelesuan pasar di dalam negeri, produksi tekstil pada tahun 1982/83 menurun de-ngan pesat. Jika pada tahun 1981/82 produksi tekstil mencapai jumlah 2.094 juta meter, maka pada tahun 1982/83 hanya diha-silkan 1.708,9 juta meter, hal mana menunjukkan adanya penu-runan sebesar 18,4% selama tahun 1982/83.

Kelompok industri aneka kimia dan serat menunjukkan per-kembangan yang mantap. Produksi dari jenis-jenis industri da-ri kelompok ini sebagian besar telah dapat memenuhi kebutuhan didalam negeri. Dalam tahun 1982/83 perkembangannya menunjuk-kan peningkatan-peningkatan, namun tidak menonjol. Sabun cu-ci, sabun mandi, detergen dan tapal gigi selama tahun ini

VIII/12

Page 14: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

produksinya masing-masing naik sebesar 2,5%, 0,5%, 4,6%, dan 5,5%. Crumb rubber yang pemasarannya sangat tergantung kepada pasaran luar negeri mengalami peningkatan produksi sebesar 1,7%.

Berbeda dengan jenis-jenis industri ini perkembangan je-nis-jenis industri kotak karton, PVC dan cat dalam tahun 1982/83 cukup pesat. Hal ini disebabkan karena kotak karton diperlukan untuk pengemasan dalam industri lainnya, yang per-tumbuhannya terus meningkat. Sedang pengemasan penting tidak saja untuk hasil-hasil yang dipasarkan didalam negeri, namun juga untuk hasil-hasil yang diekspor. Selanjutnya PVC dan cat sangat diperlukan dalam pembangunan yang sedang berlangsung.

Kelompok industri aneka barang logam, alat angkutan dan jasa pada umumnya menghasilkan barang-barang hiburan dan alat-alat rumah tangga, seperti radio, TV, lemari es, kipas angin, dan sebagainya. Di samping itu dihasilkan pula alat-alat pertanian, antara lain alat semprot. Alat angkut yang dihasilkan kelompok ini adalah antara lain sepeda motor.

Seperti kelompok-kelompok industri lainnya, kelompok in-dustri ini dalam tahun 1982/83 menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Meningkatnya jenis-jenis industri dalam kelompok ini menunjukkan adanya peningkatan taraf hidup dan pendapatan masyarakat sebagai hasil nyata pembangunan, se-hingga sebagian penghasilannya sudah dapat disisihkan untuk membeli barang-barang diluar kebutuhan pokok.

Dalam Tabel VIII-I dapat dilihat, bahwa peningkatan yang menonjol dialami oleh industri sepeda motor, radio dan kipas angin. Selama tahun 1982/83 jenis-jenis industri ini produk-sinya masing-masing meningkat sebesar 14,7%, 37,7% dan 44,2%.

Dari industri TV, produksi TV hitam putih pada tahun 1982/83 turun sebesar 34,6% atau dari 643.020 buah pada tahun 1981/82 menjadi 421.115 buah pada tahun 1982/83. Dilain pihak produksi TV berwarna naik sebesar 14,3% selama tahun 1982/83 atau mencapai jumlah produksi dalam tahun tersebut sebesar 232.383 buah. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran dari TV hitam putih ke TV berwarna.

Kemudian dapat dicatat pertumbuhan yang dialami oleh in-duatri lemari es, battery kering dan kabel listrik. Setelah mengalami penurunan produksi pada tahun 1981/82, dalam tahun 1982/83 produksi hasil-hasil industri itu telah meningkat la- gi. Produksi battery kering bahkan meningkat dengan sangat

VIII/13

Page 15: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

menonjol dan melampaui produksi tahun 1980/81. Jika pada ta-hun 1980/81 produksinya mencapai 526.740.000 dan tahun 1981/-82 hanya dihasilkan 263.570.000 buah battery kering, maka pa-da tahun 1982/83 produksinya meningkat sampai 576.600.000 buah, hal mana menunjukkan adanya kenaikan sebesar 118,8% selama tahun 1982/83. Alat pendingin dan kabel listrik dalam tahun ini mengalami peningkatan sebesar masing-masing 2,6% dan 7,3%.

Industri mesin jahit dalam tahun ini mengalami kelesuan. Produksinya pada tahun ini hanya berjumlah 393.524 buah. Jika dibandingkan dengan produksi pada tahun sebelumnya yang besar-nya 551.628 buah, maka selama tahun 1982/83 terjadi penurunan produksi sebesar 28,7%.

Sesuai dengan pesatnya laju pembangunan, kelompok industri aneka bahan bangunan dan umum mengalami pertumbuhan yang terus meningkat. Dalam tahun 1982/83 produksi kayu lapis, kayu ger-gajian, gelas dan botol masing-masing berjumlah 2.377.200 ri-bu m3, 8.019,8 ribu m3 dan 93.068 ton. Jika dibanding dengan produksi pada tahun sebelumnya, maka pada tahun 1982/83 terda-pat kenaikan masing-masing sebesar 47,7%, 3,2% dan 9,7%.

Masalah utama yang dialami oleh aneka industri dalam tahun 1982/83 adalah masalah ekspor, terutama tekstil. Resesi dunia masih dirasakan pengaruhnya hingga tahun ini. Negara-negara maju masih mengurangi atau membatasi pembelian komoditi ekspor dari negara-negara berkembang. Sebagai akibatnya langkah-langkah yang diambil seperti dikeluarkannya Sertifikat Ekspor dan PP No. 1 tahun 1982 masih belum cukup mendorong ekspor seperti, crumb rubber, udang beku, ikan dan buah-buahan dalam kaleng.

3. Industri Logam Dasar

Industri logam dasar meliputi kelompok-kelompok industri bahan logam dan produk dasar, industri motor, mesin dan per-lengkapan pabrik, industri peralatan listrik dan elektronika profesional serta industri alat angkut.

Perkembangan beberapa jenis industri dari bidang industri ini mengalami kesulitan akibat resesi ekonomi dunia, namun keadaan ini telah mendorong usaha peningkatan optimalisasi dalam penggunaan komponen buatan dalam negeri dalam rangka proses manufacturing. Guna mendorong berkembangnya industri logam dasar telah dilakukan kebijaksanaan yang mengharuskan

VIII/14

Page 16: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

sejauh mungkin penggunaan komponen-komponen buatan dalam ne-geri. Secara bertahap komponen-komponen tersebut telah dapat dipenuhi oleh hasil-hasil industri dalam negeri. Usaha ini ditunjang dengan kebijaksanaan Pemerintah yang mengutamakan hasil industri dalam negeri dalam pelaksanaan proyek-proyek pembangunan dan pengadaan barang dan alat yang dibutuhkan Pe-merintah.

Kebijaksanaan yang diambil dalam tahun 1982/83 untuk me-ngembangkan industri ini adalah meningkatkan usaha-usaha un-tuk memanfaatkan sarana dan potensi produksi serta potensi inovasi wiraswasta yang ada dalam masyarakat. Di samping itu ditingkatkan usaha-usaha untuk mengembangkan produksi bebera-pa industri kunci, meningkatkan ketrampilan tenaga kerja in-dustri dan alih teknologi serta pengadaan tenaga kerja untuk mendukung pengembangan proyek-proyek inti.

Langkah-langkah telah pula diambil untuk merangsang ke-giatan desain dan engineering dengan melibatkan potensi yang ada dalam pembangunan proyek industri dasar. Untuk mengem-bangkan ekspor, terutama barang modal dilakukan usaha-usaha peningkatan mutu, daya guna dan produktivitas. Dalam rangka meratakan pembangunan industri dan melayani kebutuhan produk industri logam dasar dikembangkan industri berskala kecil un-tuk daerah-daerah tertentu dengan proses yang relatif seder-hana. Selanjutnya dapat dicatat usaha menggalakkan kegiatan industri berskala kecil yang menjurus kepada spesifikasi pro-duk.

Dari kelompok industri bahan logam dan produk dasar, in-dustri baja merupakan industri yang cukup strategis bagi ke-tahanan nasional. Dalam perkembangan bidang industri ini me-ngandung kelemahan-kelemahan yang pada dasarnya disebabkan oleh masih tergantungnya industri baja pada bahan baku impor. Untuk memperkuat struktur industri baja tersebut telah disu-sun pengembangannya melalui proyek-proyek kunci/hulu yang akan menghasilkan bahan baku dan setengah jadi untuk menun-jang industri baja hilir. Dalam hubungan ini Pemerintah telah mengembangkan suatu industri baja terpadu, yaitu PT. Krakatau Steel di Cilegon. Industri baja ini dimaksudkan untuk mengo-lah biji besi melalui proses reduksi langsung menjadi pro-duk-produk yang akan dapat memperkuat struktur industri baja nasional. Di samping itu usaha-usaha pemanfaatan kapasitas terpasang dan promosi terhadap industri baja lainnya terus ditingkatkan.

VIII/15

Page 17: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

Sampai saat ini PT. Krakatau Steel merupakan satu-satunya perusahaan industri yang memproduksi besi sponge, sedang unit-unit peleburan diluar PT. Krakatau Steel hingga tahun 1982/83 belum dapat menggunakan kesempatan untuk mengolah le-bih lanjut besi sponge, yang disebabkan antara lain oleh pe-nguasaan teknologi peleburan, masalah penyimpanan, harga, dan sebagainya. Selama tahun 1982/83 penetapan untuk meningkatkan penggunaan besi sponge sebagai bahan baku ingot/billet baja cor telah mengalami kemajuan.

Selanjutnya guna pengadaan bahan baku untuk industri baja batangan telah dilakukan peningkatan fasilitas-fasilitas pro-duksi pembuatan billet. Disamping itu, dalam rangka pengadaan produk dasar non ferro, pada tahun 1982/83 telah selesai di-bangun pabrik peleburan aluminium PT Inalum. Pada tahun ini telah mulai dihasilkan produk dasar aluminium.

Hasil daripada usaha-usaha diatas mencerminkan perkem-bangan produksi yang mantap, seperti nampak pada Tabel VIII-2.

Menurut tabel tersebut produksi ingot baja telah mening-kat dari 436.098 ton pada tahun 1981/82 menjadi 693.496 ton pada tahun 1982/83, hal mana menunjukkan adanya kenaikan se-besar 59,0% selama tahun 1982/83. Produksi besi beton pada tahun 1982/83 mengalami peningkatan sebesar 10,8%. Jika pada tahun sebelumnya baru dihasilkan 671.080 ton, maka dalam tahun 1982/83 produksinya telah mencapai 743.768 ton.

Pipa baja meliputi pipa air/gas/minyak, pipa listrik/pe-rabot dan pipa baja spiral. Pipa baja yang diproduksi baru jenis pipa baja yang dibuat dengan cara pengelasan. Bahan bakunya berupa baja lembaran gulungan sampai saat ini masih diimpor. Dalam tahun 1982/83 pipa baja yang dihasilkan ber-jumlah 282.526 ton. Jika dibandingkan dengan produksi pada tahun sebelumnya yang besarnya 243.032 ton, maka produksi pa- da tahun 1982/83 adalah 16, 3% lebih tinggi.

Produksi plat seng mengalami kenaikan sebesar 5,0% dalam tahun 1982/83 atau mencapai jumlah produksi 316.675 ton.

Perkembangan industri kawat baja mengalami kelesuan dalam tahun 1982/83. Dalam tahun ini produksinya menurun hingga 128.330 ton dari 159.673 ton pada tahun sebelumnya, yang ber-arti penurunan sebesar 19,6% selama tahun 1982/83.

VIII/16

Page 18: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

Industri aluminium meliputi plat aluminium dan aluminium extrusion. Dalam tahun 1982/83 produksi masing-masing jenis industri ini berjumlah 15.093 ton dan 12.284 ton. Jika diban-ding dengan produksi pada tahun sebelumnya, maka selama tahun 1982/83 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 10,0% dan 15,0%. Sementara itu pada akhir tahun 1982 telah mulai diha-silkan produk dasar aluminium dengan diselesaikannya pemba-ngunan pabrik peleburan aluminium Asahan. Pabrik ini menjadi landasan bagi pengembangan industri aluminium pada masa men-datang.

Kelompok industri motor, mesin dan perlengkapan pabrik mencakup industri-industri alat besar/mesin konstruksi jalan, mesin peralatan/komponen pabrik, ko.nstruksi baja, mesin/motor diesel dan alat-alat pertanian. Dalam rangka pengembangan ke-lompok industri ini dilakukan usaha-usaha penyusunan konsep pola pengembangan, pembuatan profil investasi untuk promosi, pengaturan tata niaga, penyesuaian bea masuk dan penyiapan program penanggalan. Khususnya untuk industri motor diesel telah diadakan kegiatan penggunaan motor diesel buatan dalam negeri ukuran 30 PK keatas untuk alat-alat besar, listrik masuk desa,kapal nelayan, perkebunan dan lain-lain. Kemudian dalam rangka pengembangan industri mesin perkakas, waktu ini sedang dilaksanakan pembangunan pabrik mesin bubut di Cile-gon. Dalam usaha mengembangkan industri mesin pengolahan tanah pertanian sedang dijajagi jenis alat pengolahan tanah pertanian yang cocok untuk kondisi di Indonesia. Di samping itu telah disiapkan program penanggalan untuk traktor.

Untuk industri mesin/peralatan konstruksi sedang disiapkan pengembangan rekondisi alat-alat besar. Dengan pesatnya per-kembangan industri kimia, maka usaha pengembangan industri mesin/alat-alat industri kimia menjadi penting. Dalam hubungan ini telah dilakukan kegiatan inventarisasi penelitian workshop pada industri kimia untuk pembuatan peralatan/mesin industri kimia.

Dalam pada itu peranan industri forging dan foundry dalam seluruh kegiatan pengembangan kelompok industri ini adalah sangat penting. Karenanya usaha-usaha telah dilakukan pula untuk membangun kedua jenis industri ini. Dalam hubungan ini waktu ini telah dilakukan study kelayakan dan design engineer-ing.

Hasil daripada segala usaha-usaha ini adalah pertumbuhan yang meningkat dari jenis-jenis industri ini selama tahun 1982/83 sebagaimana dapat dilihat dalam Tabel VIII-2.

VIII/17

Page 19: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

TABEL VIII – 2

PRODUKSI INDUSTRI LOGAM DASAR,1978/79 - 1982/83

1) Angka diperbaiki2) BRT = Bruto Register Ton3) Tidak terdapat data4) Belum terdapat data

VIII/18

Page 20: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

GRAFIK VIII - 2PRODUKSI INDUSTRI LOGAM DASAR,

1978/79 - 1982/83

VIII/19

Page 21: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

(Lanjutan Grafik VIII - 2)

VIII/20

Page 22: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

(Lanjutan Grafik VIII – 2 )

Page 23: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang
Page 24: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

VIII/21

Page 25: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

Dari kelompok industri ini industri alat besar/mesin kons-truksi jalan yang mencakup mesin pemecah batu dan mesin peng-aduk beton menunjukkan perkembangan yang pesat. Produksi mesin pemecah batu meningkat dari 8 buah pada tahun 1981/82 menjadi 18 buah pada tahun 1982/83, hal mana menunjukkan adanya ke naikan sebesar 125% dalam tahun 1982/83. Bagi mesin pengaduk beton peningkatan yang dialami selama tahun 1982/83. adalah sebesar 67,8%. Jika pada tahun sebelumnya baru dihasilkan 715 buah mesin pengaduk beton, maka pada tahun 1982/83 produksi-nya mencapai 1.200 buah. Kemajuan lainnya dalam industri alat besar ini ialah bahwa suku cadang (parts) dan komponennya telah dapat dibuat didalam negeri, kecuali mesin untuk mesin penggilas jalan yang berukuran 10 ton keatas.

Mesin pengolah hasil perkebunan/komponen pabrik pada ta-hun 1982/83 produksinya mencapai 7.442 ton. Dibandingkan dengan produksi pada tahun sebelumnya yang besarnya 4.760 buah, maka pada tahun 1982/83 dialami peningkatan sebesar 56,3%.

Dilain pihak industri mesin konstruksi baja dalam tahun 1982/83 mengalami kelesuan. Jika pada tahun 1981/82 telah di-hasilkan 22.190 buah, maka pada tahun 1982/83 produksinya menurun sampai 11.229 buah atau sebesar 49,4%. Industri mesin diesel juga lesu perkembangannya. Produksinya mengalami penu-runan sebesar 7,0%.

Industri alat-alat pertanian menunjukkan perkembangan yang pesat. Traktor tangan dan mesin perontok padi masing-masing mengalami kenaikan sebesar 18,3% dan 143,6% dalam tahun 1982/ 83 atau mencapai jumlah masing-masing 1.271 buah dan 1.274 buah. Setelah mengalami penurunan pada tahun 1981/82 produksi traktor mini dan mesin penumbuk padi dalam tahun 1982/83 me-lonjak naik masing-masing sebesar 78,5% dan 56,5%.

Kelompok industri peralatan listrik dan elektronika profe-sional mencakup industri-industri transformator, generator, dan motor listrik. Selama tahun 1982/83 kelompok industri ini mengalami pertumbuhan yang menggembirakan. Transformator, motor listrik dan generator produksinya naik masing-masing sebesar 20,0%, 110% dan 23,6%. Pada tahun ini produksi je-nis-jenis industri tersebut berjumlah masing-masing 4.669 buah, 1.470 buah dan 20.859 buah. Dalam pada itu industri. Sentral Telepon Otomat dan PABX mengalami peningkatan sebesar 30,6%.

VIII/22

Page 26: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

Dalam kelompok industri alat angkut, usaha-usaha normali-sasi, rasionalisasi dan standarisasi terus ditingkatkan, an-tara lain melalui penyederhanaan type kendaraan bermotor dan peningkatan keharusan pemakaian komponen lokal. Suatu tahap baru telah dimulai dalam pengembangan kemampuan industri ken-daraan bermotor didalam negeri dengan diadakannya suatu pro-yek truk nasional. Kegiatan proyek ini adalah membuat suatu prototype kendaraan truk kategori II dengan konstruksi dasar sepenuhnya merupakan desain tenaga-tenaga Indonesia dan dengan memakai sebanyak mungkin komponen yang telah dapat dibuat di-dalam negeri. Berkaitan dengan kegiatan ini didirikan suatu perusahaan untuk membuat chassis untuk kendaraan truk katego-ri II.

Industri kendaraan bermotor roda 4 dalam tahun 1982/83 mengalami perkembangan yang lesu, khususnya kendaraan niaga dan kendaraan bermotor niaga sederhana (KBNS). Dalam tahun ini produksi kedua jenis kendaraan tersebut turun masing-ma-sing 18,3% dan 9,1%. Sedang secara keseluruhan produksi ken-daraan bermotor roda 4 dalam tahun 1982/83 menunjukkan penu-runan sebesar 10,2%.

Galangan kapal sampai sekarang masih mengalami pertumbuhan yang lesu. Pesanan pembangunan kapal yang datang belum secara kontinu. Di samping itu jumlah pesanan tidak memadai jika dibandingkan dengan kemampuan/kapasitas yang telah dimiliki di dalam negeri.

Untuk mengatasi masalah pemasaran ini Pemerintah telah mengambil kebijaksanaan untuk membatasi impor kapal dengan ukuran kurang dari 3.500 DWT. Di samping itu diambil langkah-langkah untuk mengharuskan pembuatan kapal-kapal didalam ne-geri dengan penambahan fasilitas/peralatan galangan kapal. Dalam tahun 1982/83 produksi kapal baja baru berjumlah 16.389 BRT (40 kapal) atau 43,2% lebih rendah dari hasil pada tahun sebelumnya. Dalam hal reparasi kapal telah dialami kenaikan sedikit selama tahun 1982/83, yaitu sebesar 2,4%. Dalam tahun ini reparasi kapal baja mencapai 869.233 BRT.

Dilain pihak industri pesawat terbang dalam tahun 1982/83 berkembang cukup pesat, baik dalam jenis yang diproduksi mau-pun volume produksi tercatat kenaikan. Dalam tahun ini mulai dibuat pesawat-pesawat dengan daya angkut lebih besar antara lain pesawat terbang (Fixed Wing) dengan daya angkut 16 penum-pang dan pesawat helikopter (Rotary Wing) kecil (B0. 105) yang telah mendapat pesanan-pesanan dari dalam dan luar negeri. Di

VIII/23

Page 27: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

samping itu sudah dimulai pembuatan/perakitari pesawat helikop-ter besar (PUMA) dan sedang dikembangkan pembuatan prototype pesawat angkut sedang dengan daya angkut 36 penumpang (CN 235) dengan bekerjasama dengan CASA Spanyol.

Produksi pesawat terbang dan pesawat helicopter dalam ta-hun 1982/83 berjumlah masing-masing 21 buah. Dibanding dengan produksi pada tahun sebelumnya yang besarnya masing-masing 17 buah dan 12 buah, maka selama tahun 1982/83 dialami kenaikan sebesar 23,5% bagi pesawat terbang dan 75% bagi pesawat heli kopter.

4. Industri kimia dasar

Industri kimia dasar mencakup kelompok-kelompok industri agrokimia, industri sellulosa dan karet, industri kimia orga-nik dan kimia anorganik.

Ciri-ciri dari industri ini adalah mengolah bahan-bahan mentah menjadi bahan baku, bahan setengah jadi dan barang ja-di. Ciri-ciri lainnya adalah padat energi, penerapan teknolo- gi maju yang telah teruji, penerapan skala ekonomi minimum, pengamanan pencemaran lingkungan, menggunakan air dalam jumlah besar dan menimbulkan zona-zona industri.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut kebijaksanaan-kebijaksana-an yang ditempuh dalam rangka pengembangan industri kimia da-sar selama Repelita III antara lain adalah sebagai berikut.

Pengolahan bahan mentah menjadi bahan baku, bahan sete-ngah jadi dan barang jadi dilakukan 2 kebijaksanaan untuk in-dustri-industri yang mengolah bahan mentah yang dapat diper-baharui seperti industri pulp dan kertas. Kebijaksanaan yang diambil dalam pembangunan industri-industri tersebut adalah berskala besar, dalam arti memanfaatkan skala ekonomi, untuk pasaran dalam dan luar negeri dan tetap mempertahankan keles-tarian sumber alam seperti melalui reboisasi. Bagi industri-industri yang mengolah bahan mentah yang tidak dapat diper-baharui seperti industri semen, maka kebijaksanaan pemba-ngunan industrinya didasarkan pada prinsip konservasi dan rasionalisasi penggunaan bahan mentah, mengutamakan guna pemenuhan kebutuhan dalam negeri serta meneliti kemungkinan subsitusi bahan mentah.

Pengembangan industri padat energi didasarkan pada kon-servasi energi dan diversifikasi sumber energi dengan tujuan mengurangi penggunaan bahan bakar terutama minyak bumi.

VIII/24

Page 28: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

Penerapan skala ekonomis minimum terutama dikaitkan dengan industri-induatri hulu guna menekan biaya produksi se-hingga harga produksinya dapat bersaing dengan hasil produksi luar negeri, guna menjamin pengembangan industri hilir yang sehat didalam negeri.

Kelompok industri agrokimia yang mencakup industri pupuk dan industri pestisida berperanan penting dalam rangka menun-jang peningkatan produksi/swasembada pangan. Guna memantapkan posisi yang telah dicapai oleh kelompok industri ini dan me-ningkatkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan akan pupuk dan pestisida telah dilakukan usaha-usaha peningkatan efisiensi operasi dari pabrik-pabrik yang ada. Disamping itu dilakukan diversifikasi produksi dengan mengembangkan hasil baru (TSP, NPK, DAP disamping urea dan Z.A).

Usaha-usaha dilakukan pula untuk mengokohkan struktur in-dustri dengan pengolahan secara makaimum didalam negeri. Un-tuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah, misalnya batuan fosfat, potash, bahan carrier untuk fomulasi pesti-sida, dan sebagainya.

Tujuan daripada pembangunan industri sellulosa dan karet adalah meningkatkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan nasio-nal akan kertas dan ban kendaraan bermotor. Berkaitan dengan tujuan ini langkah yang diambil adalah menciptakan struktur industri sellulosa yang kokoh yang bertumpu kepada sumber da-ya nasional yang dapat diperbaharui. Dalam hubungan ini dila-kukan usaha-usaha optimasi, modernisasi, diversifikasi, per-luasan dan pembangunan proyek-proyek baru industri kertas kraft, dan lain-lain. Disamping itu diambil langkah-langkah untuk membangun pabrik-pabrik pulp yang berskala besar. Dalam hal ban kendaraan bermotor dilakukan kegiatan perluasan pro-yek-proyek serta diversifikasi, seperti "off the road tyres", barang-barang karet keteknikan/industri, dan sebagainya.

Pengembangan kelompok industri kimia organik didasarkan atas pemanfaatan sumber-sumber daya alam didalam negeri, se-perti minyak dan gas bumi, batu bara, bahan-bahan nabati dan hewani serta potensi pasar yang besar. Dalam hubungan ini dilakukan usaha-usaha promosi pengembangan industri hulu, ter-utama petrokimia dasar seperti pusat olefine, pusat aromatik dan methanol. Disamping itu dilakukan kegiatan promosi pengem-bangan industri organik menengah dan hilir serta merangsang

VIII/25

Page 29: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

pertumbuhannya dengan kaitan kebelakang, misalnya resin sin-tetis, serat dan benang polyester, carbon black, cat tekstil, bahan kimia karet, dan lain-lain.

Seperti industri kimia organik, industri kimia anorganik ditingkatkan perkembangannya berdasarkan pemanfaatan bahan mentah yang ada didalam negeri. Bahan mentah ini meliputi ba-tu kapur, tanah liat, asam mineral dan senyawa anorganik da-sar lainnya. Dalam hubungan ini usaha-usaha yang dilakukan adalah membangun proyek-proyek baru dan perluasan, terutama industri semen dengan memperhatikan penyebaran lokasi, pa-brik. Disamping itu dilakukan pengembangan industri anorganik penghasil bahan bangunan dan bahan engineering/refractory sehingga mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kegiatan lainnya adalah mengadakan penyebaran terhadap industri peng-hasil bahan baku anorganik, seperti chlor-alkali, asam-asam anorganik dan, lain-lain guna memenuhi kebutuhan industri di-dalam negeri.

Sebagai hasil dari usaha-usaha yang dilakukan maka industri kimia dasar dalam tahun 1982/83 menunjukkan pertumbuhan yang meningkat. Hasil-hasil pelaksanaan pembangunan dibidang industri ini dalam tahun 1982/83 dapat dilihat dalam Tabel VIII-3.

Kapasitas pupuk urea yang terpasang dalam tahun 1982/83 berjumlah 2.190.000 ton/tahun. Sementara itu pada waktu ini sedang dilaksanakan pembangunan pabrik-pabrik pupuk urea Kal-tim I dan II di Kalimantan Timur dan pupuk urea Asean dan Is-kandar Muda di Aceh, masing-masing dengan kapasitas produksi 570.000 ton/tahun. Pembangunan pabrik-pabrik pupuk urea Kal-tim I dan Asean diperkirakan akan selesai pada tahun 1983, hingga dalam tahun tersebut kapasitas produksi industri pupuk urea akan mencapai 3.330.000 ton/tahun. Proyek pupuk urea Is-kandar Muda dan Kaltim II diperkirakan akan selesai masing-masing pada tahun 1984 dan 1985. Dari perkembangan ini dapat dilihat bahwa produksi pupuk urea pada akhir tahun kelima/ 1983/84 diperkirakan akan mencapai 3,3 juta ton sehingga sa-saran yang digariskan dalam Repelita III akan dapat dicapai.

Namun demikian produksi pupuk urea dalam tahun 1982/83 mengalami penurunan sebesar 3,1% atau dari 2.006.700 ton pada tahun 1981/82 menjadi 1.944.100 ton pada tahun 1982/83. Penu- runan ini disebabkan oleh adanya perbaikan tehnis pada salah satu unit produksi. Dilain pihak produksi pupuk ZA dan TSP menunjukkan peningkatan dalam tahun 1982/83. Pada tahun ini dihasilkan 209.600 ton pupuk ZA dan 577.400 ton pupuk TSP,

VIII/26

Page 30: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

TABEL VIII - 3

PRODUKSI INDUSTRI KIMIA DASAR,1978/79 - 1982/83

*) Angka diperbaiki

VIII/27

Page 31: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

GRAFIK VIII – 3PRODUKSI INDUSTRI KIMIA DASAR,

1978/79 - 1982/83

VIII/28

Page 32: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

( Lanjutan Grafik VIII – 3 )

VIII/29

Page 33: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

( Lanjutan Grafik VIII – 3 )

VIII/30

Page 34: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

sedang pada tahun sebelumnya 195.200 ton ZA dan 559.300 ton TSP. Hal ini menunjukkan, bahwa produksi pupuk ZA meningkat sebesar 7,4% dan pupuk TSP sebesar 3,2%. Pada waktu ini se-dang dilakukan pembangunan perluasan tahap I PT. Petrokimia Gresik dengan kapasitas 500.000 ton/tahun. Proyek ini diper-kirakan selesai pada tahun 1983. Disamping itu juga sedang dilakukan pula perluasan tahap II PT. Petrokimia Gresik untuk menghasilkan asam fosfat dengan produksi sampingan pupuk ZA sebesar 250.000 ton/tahun, gypsum sebesar 442.000 ton/tahun dan aluminium fluorida sebesar 12.600 ton/tahun. Gypsum dibutuhkan sebagai cement retarder dalam industri semen dan aluminium fluorida dalam peleburan aluminium. Perluasan tahap II ini diperkirakan selesai pada tahun 1984.

Dengan berkembangnya produksi pupuk dan terus meningkat-nya kebutuhan akan pupuk, maka perlu diambil langkah-langkah untuk menunjang kelancaran distribusinya. Dalam hubungan ini dibangun proyek-proyek sarana distribusi pupuk. Proyek sarana distribusi pupuk pabrik PUSRI/III (PSD III) telah selesai di-bangun dan dimanfaatkan sejak 1977. Proyek sarana distribusi pupuk pabrik PUSRI/IV (PSD IV) yang merupakan lanjutan dari PSD III, mencakup kegiatan-kegiatan pengadaan kapal curah dan suku cadang, pembangunan unit pengantongan pupuk di Ujung Pandang, pengadaan gerbong kereta api (141 buah), dan pemba-ngunan gudang-gudang persediaan pupuk (23 buah). Proyek ini sedang dalam taraf penyelesaian pembangunan. Untuk pabrik-pa-brik pupuk Kaltim, Asean, Iskandar Muda dan perluasan Petro-kimia Gresik pada waktu ini sedang dilaksanakan penambahan sarana distribusi (PSD V). Proyek ini meliputi kapal curah, 2 kapal amonia, unit pengantongan pupuk baru di PT Pupuk Kaltim I dan Meneng, 115 buah gerbong kereta api dan 6 buah lokomotif.

Perkembangan industri pestisida selama tahun 1982/83 me-ngalami peningkatan yang menonjol. Pada tahun ini produksinya mencapai 47.978 ton jika dibandingkan dengan produksi pada tahun 1981/82 yang besarnya 33.576 ton, maka selama tahun 1982/83 terjadi peningkatan sebesar 42,9%.

Kelompok industri sellulose dan serat meliputi industri-industri pulp dan kertas serta ban kendaraan bermotor.

Kapasitas terpasang industri pulp dan kertas pada tahun 1982/83 adalah 209.000 ton/tahun kertas budaya (koran, tulis, cetak, dan sebagainya), 267.000 ton/tahun kertas industri (kraft, wrapping) dan 4.200 ton/tahun kertas lainnya (house-hold). Dalam rangka peningkatan produksi kertas budaya waktu

VIII/31

Page 35: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

ini sedang dilaksanakan pembangunan proyek perluasan pabrik kertas Leces (Leces III) dengan kapasitas produksi 78.000 ton/tahun kertas tulis dan cetak. Proyek ini diperkirakan selesai pada tahun 1983. Disamping itu waktu ini sedang di-laksanakan pembangunan proyek Leces IV dengan kapasitas pro-duksi 90.000 ton/tahun kertas koran dan diperkirakan selesai pada tahun 1984. Kemudian dapat dicatat perluasan pabrik ker-tas Gowa dengan kapasitas produksi 28.000 ton/tahun dan PT Indah Kiat dengan kapasitas produksi 30.000 ton/tahun, ma- sing-masing untuk kertas tulis/cetak. Proyek ini diperkirakan akan selesai pada tahun 1984.

Dalam rangka pengadaan kertas industri waktu ini sedang dilakukan persiapan pembangunan pabrik kertas kraft Cilacap dengan kapasitas produksi 90.000 ton/tahun kertas kraft dan pabrik kertas kraft Aceh dengan kapasitas produksi sebesar 105.000 ton/tahun kraft liner dan 70.000 ton/tahun sack kraft.

Produksi kertas pada tahun 1982/83 mengalami peningkatan yang menggembirakan. Jika pada tahun 1981/82 baru dihasilkan 246.587 ton kertas, maka pada tahun 1982/83 produksinya me-ningkat hingga 296.880 ton. Hal ini menunjukkan adanya ke-naikan sebesar 20,4% selama tahun 1982/83.

Kapasitas terpasang industri ban sedan/truck pada tahun 1982 adalah sebesar 4.335.000 buah/tahun. Dalam rangka pe-ningkatan pengadaan ban pada waktu ini sedang dilakukan pem-bangunan proyek-proyek perluasan tahap I pabrik-pabrik ban dengan jumlah kapasitas produksi sebesar 3.675.000 buah/ta-hun. Proyek-proyek ini diperkirakan selesai pada tahun 1983/-84.

Dalam hal industri ban sepeda motor/scooter kapasitas terpasang tahun 1982 mencapai 4,0 juta buah/tahun. Dewasa ini sedang dilaksanakan penambahan shift pada pabrik-pabrik yang ada dengan produksi masing-masing 0,4 juta buah/tahun, dan kegiatan ini akan selesai pada tahun 1983. Sementara itu produksi ban luar kendaraan bermotor dan ban luar sepeda motor pada tahun 1982/83 masing-masing berjumlah 3.885.614 buah dan 2.567.149 buah. Dibandingkan dengan produksi pada tahun 1981/82 yang besarnya masing-masing 3.816.871 buah dan 2.801.262 buah, maka pada ban kendaraan bermotor terjadi pe-ningkatan sebesar 1,8% dan pada ban sepeda motor dialami pe-nurunan sebesar 8,4%.

Kelompok industri kimia organik waktu ini baru mencakup serat sintetis dengan kapasitas nasional sebesar 117.300 ton/

VIII/32

Page 36: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

tahun, dan serat viscous rayon yang baru diproduksi pada ta-hun 1982 dengan kapasitas terpasang 36.000 ton/tahun. Selama tahun 1982/83 produksi serat sintetis mengalami peningkatan sedikit, yaitu sebesar 1,5%.

Dari kelompok industri kimia anorganik, industri semen me-rupakan industri yang sangat penting. Dalam rangka pembangunan yang sedang dilaksanakan Pemerintah dewasa ini industri semen mempunyai peranan yang menonjol. Dalam tahun 1982 kapasitas terpasang industri semen mencapai 8.500.000 ton/tahun. Di sam-ping itu dewasa ini sedang dilakukan perluasan dan pembangun-an pabrik-pabrik baru dan beberapa diantaranya akan selesai pada akhir tahun 1983 atau awal 1984.

Dalam hubungan ini dapat dicatat PT Semen Cibinong dengan kapasitas produksi 1.000.000 ton/tahun, Indarung III A (PT Padang) dengan kapasitas produksi sebesar 600.000 ton/tahun, PT Indocement Group (Perkosa Agung) dengan kapasitas produksi 1.500.000 ton/tahun dan Semen Kupang dengan kapasitas produk-si 120.000 ton/tahun. Dengan demikian di perkirakan kapasitas produksi industri semen pada tahun kelima akan mencapai 12.720.000 ton/tahun.

Sementara itu produksi semen pada tahun 1982/83 berjumlah 7.650.000 ton, sedang pada tahun sebelumnya hanya mencapai 6.844.241 ton. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan sebesar 11,8% dalam tahun 1982/83.

Industri penting lainnya dari kelompok industri ini adalah industri kaca lembaran. Dalam Repelita TII pembangunan indus-tri ini diarahkan terutama untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri guna menunjang pengadaan gedung/rumah dan industri kendaraan bermotor. Menurut Repelita III kebutuhan pada akhir tahun kelima diperkirakan akan mencapai 150.000 ton/tahun. Kapasitas terpasang pada akhir 1982 telah mencapai jumlah 198.270 ton/tahun. Sementara itu produksi kaca lembaran pada tahun 1982/83 berjumlah 100.720 ton dan jika dibandingkan dengan produksi pada tahun sebelumnya yang besarnya 89.919 ton, maka selama tahun 1982/83 produksi kaca lembaran menga-lami lami peningkatan sebesar 12,0%.

5. Industri Kecil

Tujuan pokok pembangunan industri kecil adalah untuk me-ningkatkan dan meratakan hasil pembangunan dengan penyebaran kegiatan usaha kesemua daerah, peningkatan partisipasi golo-ngan ekonomi lemah dalam pemilihan dan penyelenggaraan usaha

VIII/33

Page 37: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

usaha industri, perluasan lapangan kerja, dan pemanfaatan potensi yang tersedia. Tujuan selanjutnya adalah memperkuat ketahenan nasional serta meletakkan dasar yang kokoh untuk pembangunan ekonomi nasional umumnya.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut diambil langkah-langkah untuk meningkatkan usaha industri kecil sebagai ba-gian tata kehidupan ekonomi Indonesia sehingga dapat berman-faat secara sosial, berdaya tumbuh secara ekonomis dan serasi secara teknologi. Dalam hubungan ini dilakukan usaha-usaha bimbingan kepada industri kecil dan pembinaan terhadap aparat pelaksana.

Bimbingan kepada industri kecil ditujukan kepada industri kecil yang ada, baik yang berlokasi disentra maupun diluar sentra. Melalui usaha ini dalam tahun 1982/83 telah dibina 576 sentra. Dalam rangka bimbingan ini dilakukan pula usaha-usaha untuk mengembangkan industri baru, yang diarahkan untuk berlokasi di LIK (Lingkungan Industri Kecil), PIK (Perkam-pungan Industri Kecil) dan SUIK (Sarana Usaha Industri Ke-cil). Disamping itu dilakukan pula usaha pengembangan pada daerah-daerah dengan potensi bahan baku lokal yang cukup dan yang masih kosong/jarang industri kecilnya.

Pembinaan aparat pelaksana dilakukan melalui pengembangan lembaga-lembaga pembinaan. Lembaga-lembaga ini merupakan wadah atau kelompok kegiatan yang berfungsi membina industri kecil sesuai dengan tugasnya masing-masing. Pada waktu ini terdapat 4 macam lembaga, yaitu Pusat Pengembangan Industri Kecil (PPIK), Pusat Promosi Pemasaran (PPP), Pusat Pengadaan Bahan (PPB), Unit Pelayanan Teknis (UPT) dan Perbengkelan, serta LIK/PIK/SUIK.

Pusat Pengembangan Industri Kecil merupakan perangkat tek-nis pembinaan di wilayah dan direncanakan didirikan disemua propinsi diseluruh Indonesia.

Pusat Pengadaan Bahan, Unit Pelayanan Teknis dan Perbeng-kelan merupakan pos terdepan dalam memberikan pelayanan kepada industri kecil. LIK/PIK/SUIK merupakan sarana pembinaan ter-padu yang dilengkapi dengan Pusat Pelayanan Umum yang dapat dimanfaatkan tidak hanya oleh para pengusaha industri kecil didalam sarana pembinaan tersebut tetapi juga industri kecil diluarnya.

Tenaga terdepan dalam pembinaan industri kecil dilapangan adalah Tenaga Penyuluh Lapangan baik yang berciri umum (TPL)

VIII/34

Page 38: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

maupun yang berciri spesialis (TPLS). Dalam tahun 1982/83 telah dididik 346 TPL dan 117 TPLS.

Usaha-usaha tersebut diatas ditunjang dengan kegiatan penciptaan iklim usaha dan iklim industri yang dapat memberi-kan landasan yang kuat bagi hidupnya usaha industri kecil serta mendorong perkembangan selanjutnya. Dalam hubungan ini telah ditetapkan beberapa kebijaksanaan, antara lain pencada-ngan usaha/jenis industri untuk industri kecil. Bagi jenis-jenis industri ini diberi berbagai kemudahan untuk lebih me-ningkatkan produksi dan merangsang industri baru. Kebijaksa-naan lainnya adalah melalui standarisasi dan saling menunjang. Usaha meningkatkan kerjasama baik antara selama industri kecil maupun antara industri kecil dengan industri menengah dan besar merupakan salah satu usaha untuk mengatasi kelemahan-kelemahan industri kecil. Kerjasama ini ditempuh antara lain dengan penerapan sistem Bapak Angkat Anak Angkat, Sub Contracting dan pembentukan Asosiasi dan Koperasi Industri Kecil. Sistem Bapak Angkat Anak Angkat adalah suatu kerjasama antara industri besar, menengah dan kecil atas dasar saling membutuhkan dan saling menguntungkan dalam rangka mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi industri kecil khususnya. Bentuk kerjasama tersebut bermacam-macam, antara lain penyediaan bahan baku/bahan penolong, penampungan hasil pro-duksi, penyediaan unit pelayanan dan peningkatan pesanan.

Kemudahan dalam pemberian izin merupakan salah satu usa-ha untuk memberikan kemudahan berusaha kepada pengusaha in-dustri kecil. Dalam hubungan ini waktu ini telah ditetapkan prosedur perizinan yang lebih sederhana, dimana kepada in-dustri kecil hanya diberikan Surat Tanda Pendaftaran. Wewe-nang pemberian Surat Tanda Pendaftaran dan Pembinaan industri kecil dilimpahkan oleh Menteri Perindustrian kepada Kepala Kantor Departemen Perindustrian Kabupaten/Kotamadya setempat. Kemudian dengan dikeluarkannya kebijaksanaan Pemerintah yang mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri dalam pelaksa-naan proyek pembangunan dan pengadaan barang serta alat yang dibutuhkan Pemerintah telah membuka kesempatan yang baik bagi para pengusaha industri kecil golongan ekonomi lemah.

Dengan segala langkah-langkah yang diusahakan tersebut, maka selama empat tahun Repelita III perkembangan industri kecil menunjukkan kemajuan yang menggembirakan. Kemajuan ter-sebut ditandai oleh meningkatnya unit usaha dan meningkatnya tenaga kerja yang terlibat dibidang industri ini.

VIII/35

Page 39: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

TABEL VIII – 4

NILAI EKSPOR INDUSTRI/KERAJINAN RUMAH TANGGA,1978 – 1982

TahunJumlah

(ribu US$ ) 1978 14.663

1979 116.929

1980 146.328

1981133.946

1982171.999

VIII/36

Page 40: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang

Kemajuan tersebut tercermin pula dalam kemajuan pengusaha industri kecil untuk memperoleh kredit bank, baik KIK maupun KMKP. Menurut Bank Indonesia, pada tahun 3982 (Desember) ter-catat 19.502 nasabah dengan pagu kredit sebesar Rp 76.626 juta sedang pada tahun 1978 baru mencapai 6.482 orang dan Rp 15.090 juta. Bagi KMKP perkembangan tersebut adalah dari 14.949 orang nasabah dan Rp 24.565 juta pagu kredit pada tahun 1978 menjadi 49.941 orang nasabah dan Rp 135.224 juta plafond kredit pada tahun 1982.

Kemajuan tercermin pula dalam peningkatan ekspor tiap ta-hunnya. Seperti terlihat pada Tabel. VIII-4 nilai ekspor ba-rang-barang kerajinan tahun 1978 berjumlah US$ 14.663.000. Kecuali pada tahun 1981, nilai ekspor ini meningkat tiap ta-hunnya. Pada tahun 1982 nilai ekspor mencapai US$ 171.999.000. Ekspor ini meliputi bahan pangan (19 komoditi), sandang dan kulit (13 komoditi), kimia dan serat (19 komoditi), logam (1 komoditi), serta bahan bangunan dan semen (9 komoditi).

Dalam rangka pembangunan sarana-sarana pembinaan pada waktu ini telah dibangun 9 unit PPIK, 13 unit ppp, 7 unit Pu-sat Pelayanan Informasi (PPI) 80 unit UPT, 15 buah LIK dan 10 buah PIK. Pendidikan TPL dan TPLS pada tahuh 1982/83 telah mencapai 1.846 orang, sedang jumlah sentra yang dibina selama 4 tahun Repelita III meliputi 1.812 buah sentra.

Dalam rangka sistem Bapak Angkat-Anak Angkat dewasa ini telah diciptakan hubungan dengan 66 buah perusahaan sebagai Bapak Angkat, baik perusahaan milik negara maupun swasta. Dalam hubungan ini dapat dicatat PT Krakatau Steel sebagai Bapak Angkat untuk industri kecil logam diseluruh Indonesia dan PT Industri Sandang I dan II untuk industri kecil sandang di Sumatra Utara, Sumatra Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali.

VIII/37

Page 41: INDUSTRI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk memperkecil ketergantungan dari luar negeri dilakukan kegiatan untuk menemukan endapan-endapan sumber daya alam baru yang