29
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pentingnya imunisasi adalah karena adanya data bahwa setiap tahun, 1,7 juta anak meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin yang sudah tersedia. Imunisasi diberikan pada anak untuk melindunginya dari penyakit-penyakit berbahaya, yang sering kali dapat mengakibatkan cacat atau kematian.Pemberian imunisasi adalah untuk pencegahan terhadap penyakit. Setiap anak, baik laki-laki maupun perempuan, harus dan berhak untuk mendapatkan imunisasi secara lengkap dan tepat waktu. Wanita hamil harus diberikan imunisasi untuk melindungi mereka dan janin misalnya vaksinasi terhadap tetanus, MMR (Measles=campak, Mumps=gondongan dan Rubella=campak jerman), dan cacar air bila ibu belum pernah menderita penyakit tersebut. Pemberian imunisasi harus dilakukan secara tepat. Orang tua harus mengetahui mengapa, kapan, dimana dan berapa kali anaknya mendapatkan imunisasi. Orang tua juga harus mengetahui bahwa pemberian imunisasi aman bagi anak, bahkan saat anak sedang sakit ringan, mempunyai cacat fisik/mental atau mengalami malnutrisi ( Kekurangan Gizi ). Imunisasi campak, sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalagi penyakit campak mudah menular, dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang IMUNISASI CAMPAK – STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA Page 1

IMUNISASI CAMPAK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah imunisasi campak

Citation preview

Page 1: IMUNISASI CAMPAK

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pentingnya imunisasi adalah karena adanya data bahwa setiap tahun, 1,7 juta anak

meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin yang sudah tersedia. Imunisasi

diberikan pada anak untuk melindunginya dari penyakit-penyakit berbahaya, yang sering kali

dapat mengakibatkan cacat atau kematian.Pemberian imunisasi adalah untuk pencegahan

terhadap penyakit. Setiap anak, baik laki-laki maupun perempuan, harus dan berhak untuk

mendapatkan imunisasi secara lengkap dan tepat waktu. Wanita hamil harus diberikan

imunisasi untuk melindungi mereka dan janin misalnya vaksinasi terhadap tetanus, MMR

(Measles=campak, Mumps=gondongan dan Rubella=campak jerman), dan cacar air bila ibu

belum pernah menderita penyakit tersebut.

Pemberian imunisasi harus dilakukan secara tepat. Orang tua harus mengetahui

mengapa, kapan, dimana dan berapa kali anaknya mendapatkan imunisasi. Orang tua juga

harus mengetahui bahwa pemberian imunisasi aman bagi anak, bahkan saat anak sedang sakit

ringan, mempunyai cacat fisik/mental atau mengalami malnutrisi ( Kekurangan Gizi ).

Imunisasi campak, sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya.

Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh

antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalagi penyakit campak mudah

menular, dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit

yang disebabkan virus Morbili ini. Untungnya campak hanya diderita sekali seumur hidup.

Jadi, sekali terkena campak, setelah itu biasanya tak akan terkena lagi. Jika tak ditangani

dengan baik campak bisa sangat berbahaya. Bisa terjadi komplikasi, terutama pada campak

yang berat. Ciri-ciri campak berat, selain bercaknya di sekujur tubuh, gejalanya tidak

membaik setelah diobati 1-2 hari. Komplikasi yang terjadi biasanya berupa radang paru-paru

dan radang otak. Komplikasi ini yang umumnya paling sering menimbulkan kematian pada

anak.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Apa itu imunisasi ?

b. Apa pentingnya imunisasi ?

c. Apa itu Campak ?

IMUNISASI CAMPAK – STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA Page 1

Page 2: IMUNISASI CAMPAK

d. Bagaimana riwayat alamiah dari penyakit campak?

e. Bagaimana etiologi,dan patofisiologi penyakit campak?

f. Bagaimana masa inkubasi dan diagnosis penyakit campak?

g. Bagaimana cara penularan dan pencegahan penyakit campak?

h. Bagaimana penanggulangan serta pengobatan penyakit campak?

C. TUJUAN PENULISAN

a. Pembaca dapat mengetahui definisi dari imunisasi

b. Pembaca dapat engetahui pentingnya imunisasi

c. Untuk mengetahui pengertian  campak.

d. Untuk mengetahui riwayat alamiah dari penyakit campak.

e. Untuk mengetahui etiologi, dan patofisiologi penyakit campak.

f. Untuk mengetahui masa inkubasi dan diagnosis penyakit campak.

g. Agar kita mengetahui cara penularan dan pencegahan penyakit campak.

h. Agar kita mengetahui penanggulangan serta pengobatan penyakit campak.

IMUNISASI CAMPAK – STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA Page 2

Page 3: IMUNISASI CAMPAK

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. DEFINISI IMUNISASI

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan

memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah

terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan

yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam

tubuh melalui suntikan (misalnya BCG, DPT, dan campak) dan melalui mulut

(misalnya vaksin polio).

B. TUJUAN IMUNISASI

Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit

sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi

kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

C. PENTINGNYA IMUNISASI

Bayi yang kelihatannya sehat belum tentu kebal terhadap serangan penyakit

berbahaya. Membawa bayi kita ke Posyandu atau tempat pelayanan kesehatan lainnya

untuk mendapatkan imunisasi lengkap sesuai jadual adalah wujud kasih sayang dan

tanggung jawab melindungi buah hati tercinta.

D. PENGERTIAN CAMPAK

Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang

sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat

mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak

golongan Paramyxovirus.

Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak.

Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit

dan 4 hari setelah ruam kulit ada.

IMUNISASI CAMPAK – STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA Page 3

Page 4: IMUNISASI CAMPAK

Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3

tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah

menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.

Ada beberapa pengertian tentang campak menurut  beberapa ahli, yaitu  :

a.       Campak atau morbili adalah penyakit virus akut , menular yang di tandai 

dengan 3 stadium yaitu stadium prodromal (kataral), stadium erupsi dan stadium

konvalisensi, yang di manifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak

koplik (Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2, th 1991. FKUI ).

b.      Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan

gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam,

scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi (Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson,

EGC,  2000).

c.       Campak adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara dari

seseorang yang terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner & Suddart, vol 3,

2001).

E. ETIOLOGI

Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk golongan paramyxovirus

genus morbilivirus merupakan salah satu virus RNA. Virus ini terdapat dalam darah dan

secret (cairan)nasofaring (jaringan antara tenggorokan dan hidung) pada masa gejala awal

(prodromal) hingga 24 jam setelah timbulnya bercak merah di kulit dan selaput lendir.  

Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif

pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang

yang rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak

mendapatkan imunisasi - remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi

kedua.

Bentuk virus

Virus berbentuk bulat dengan tepi kasar dan bergaris tengah 140 nm dan di bungkus oleh

selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein. Di dalamnya terdapat nukleokapsid yang

bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA ), merupakan

struktur heliks nucleoprotein dari myxovirus. Selubung luar sering menunjukkan tonjolan

pendek, satu protein yang berada di selubung luar muncul sebagai hemaglutinin.

IMUNISASI CAMPAK – STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA Page 4

Page 5: IMUNISASI CAMPAK

Ketahanan virus

Pada temperature kamar virus campak kehilangan 60 % sifat infeksifitasnya selama 3-5 hari

pada 37oC waktu paruh umurnya 2 jam, pada 56oC hanya satu jam. Pada media protein ia

dapat hidup dengan suhu -70oC selama 5,5 tahun, sedangkan dalam lemari pendingin dengan

suhu 4- 6oC dapat hidup selama 5 bulan. Virus tidak aktif pada PH asam. Oleh karena

selubung luarnya terdiri dari lemak maka ia termasuk mikroorganisme yang bersifat ether

labile, pada suhu kamar dapat mati dalam 20 % ether selama 10 menit dan 50% aseton dalam

30 menit. Dalam 1/4000 formalin menjadi tidak efektif selama 5 hari, tetapi tidak kehilangan

antigenitasnya. Tripsin mempercepat hilangnya potensi antigenik.

           

Struktur Antigenik

Infeksi dengan virus campak merangsang pembentukkan neutralizing antibody, complement

fixing antibody, dan haemagglutinine inhibition antibody.  Imunoglobulin kelas IgM dan IgG

muncul bersama-sama diperkirakan 12 hari setelah infeksi dan mencapai titer tertinggi sekitar

21 hari. Kemudian IgM menghilang dengan cepat sedangkan IgG tinggal tidak terbatas dan

jumlahnya terukur, sehingga IgG menunjukkan bahwa pernah terkena infeksi walaupun

sudah lama. Antibodi protektif dapat terbentuk dengan penyuntikan antigen haemagglutinin

murni.

F. PATOFISIOLOGI

Penyebab penyakit campak adalah virus campak atau morbili. Pada awalnya, gejala

campak agak sulit dideteksi. Namun, secara garis besar penyakit campak bisa dibagi menjadi

3 fase.

Fase pertama disebut masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari. Pada

fase ini, anak sudah mulai terkena infeksi tapi pada dirinya belum tampak gejala

apa pun. Bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas campak belum keluar.

Pada fase kedua (fase prodormal) barulah timbul gejala yang mirip penyakit flu,

seperti batuk, pilek, dan demam. Mata tampak kemerah-merahan dan berair. Bila

melihat sesuatu, mata akan silau (photo phobia). Di sebelah dalam mulut muncul

bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Terkadang anak juga mengalami

IMUNISASI CAMPAK – STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA Page 5

Page 6: IMUNISASI CAMPAK

diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-

40,5 derajat Celcius.

Fase ketiga ditandai dengan keluarnya bercak merah seiring dengan demam tinggi

yang terjadi. Namun, bercak tak langsung muncul di seluruh tubuh, melainkan

bertahap dan merambat. Bermula dari belakang kuping, leher, dada, muka, tangan

dan kaki. Warnanya pun khas; merah dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi

juga tidak terlalu kecil.

Bercak-bercak merah ini dalam bahasa kedokterannya disebut makulopapuler.

Biasanya bercak memenuhi seluruh tubuh dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, ini pun

tergantung padadaya tahan tubuh masing-masing anak. Bila daya tahan tubuhnya baik maka

bercak merahnya tak terlalu menyebar dan tak terlalu penuh. Umumnya jika bercak merahnya

sudah keluar, demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah pun makin lama menjadi

kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi), lalu rontok atau sembuh dengan sendirinya.

Periode ini merupakan masa penyembuhan yang butuh waktu sampai 2 minggu.

G. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CAMPAK

Riwayat alamiah penyakit campak melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a.        Tahap prepatogenesis

b.       Tahap pathogenesis

c.        Tahap  Akhir/ pasca pathogenesis.

Tahap prepatogenesis

Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/ sehat tetapi mereka Pada

dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen Penyakit (stage of

susceptibility). Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara

pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh, dalam arti bibit

penyakit masih ada diluar tubuh pejamu dimana para kuman mengembangkan potensi

infektifitas, siap menyerang pejamu. Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit sampai

sejauh daya tahan tubuh pejamu masih kuat. Namun begitu pejamunya ‘lengah’ ataupun

memang bibit penyakit menjadi lebih ganas ditambah dengan kondisi lingkungan yang

IMUNISASI CAMPAK – STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA Page 6

Page 7: IMUNISASI CAMPAK

kurang menguntungkan pejamu, maka keadaan segera dapat berubah. Penyakit akan

melanjutkan perjalanannya memasuki fase berikutnya, tahap pathogenesis.

Tahap pathogenesis

Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu : - Tahap Inkubasi, - Tahap Dini, - Tahap

Lanjut, dan –Tahap Akhir.

     Tahap Inkubasi

Masa inkubasi dari penyakit campak adalah 10-20 hari. Pada tahap Ini individu masih

belum merasakan bahwa dirinya sakit.

     Tahap Dini

 Mulai timbulnya gejala dalam waktu 7-14 hari setelah infeksi, yaitu Berupa :

Panas badan

Nyeri tenggorokan

Hidung meler (coryza)

Batuk (cough)

Bercak koplik

Nyeri otot

Mata merah (conjunctivitis)

     Tahap Lanjut

  Munculnya ruam-ruam kulit  yang berwarna merah bata dari mulai Kecil-kecil dan

jarang kemudian menjadi banyak dan menyatu Seperti pulau-pulau. Ruam umumnya

muncul pertama dari daerah wajah dan tengkuk, dan segera menjalar menuju dada,

punggung, perut serta terakhir kaki-tangan. Pada saat ruam ini muncul, panas si anak

mencapai puncaknya (bisa mencapai 40C), ingus semakin banyak, hidung semakin

mampat, tenggorokan semakin sakit dan batuk-batuk kering dan juga disertai mata merah.

Tahap akhir/ pasca pathogenesis

Berakhirnya perjalanan penyakit campak. Dapat berada dalam lima pilihan keadaan,

yaitu :

IMUNISASI CAMPAK – STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA Page 7

Page 8: IMUNISASI CAMPAK

Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi pulih, sehat

kembali.

Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak ada,

tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan yang permanen

berupa cacat.

Carrier, dimana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masih tetap ada

dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.

Penyakit tetap berlangsung kronik.

Berakhir dengan kematian.

H. GEJALA PENYAKIT CAMPAK

Gejala Penyakit Campak di tandai dengan :

Hari 1-3 :

-  Demam tinggi.

-  Mata merah dan sakit bila kena cahaya.

-  Anak batuk pilek

- Mungkin dengan muntah atau diare.

Hari 3- 4 :

-   Demam tetap tinggi.

-    Timbul ruam / bercak-bercak merah pada kulit dimulai wajah dibelakang telinga

menyebar cepat ke seluruh tubuh.

-   Mata bengkak terdapat cairan kuning kental

Hari 4 – 6 :

-  Ruam berubah menjadi kehitaman dan mulai mongering

-  Selanjutnya mengelupas secara berangsur-angsur

-  Akhirnya kulit kembali seperti semula tanpa menimbulkan bekas

-   Hilangnya ruam sesuai urutan timbulnya.

IMUNISASI CAMPAK – STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA Page 8

Page 9: IMUNISASI CAMPAK

I. MASA INKUBASI DAN DIAGNOSIS  PENYAKIT CAMPAK

Masa inkubasi

Masa tunas/ inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih 10 – 20 hari dan kemudian timbul

gejala-gejala yang di bagi dalam 3 stadium, yaitu :

1.   Stadium Kataral atau Prodromal

Biasanya berlangsung 4-5 hari, ditandai dengan panas, lesu, batuk-batuk dan mata

merah. Pada akhir stadium, kadang-kadang timbul bercak Koplik`s (Koplik spot) pada

mukosa pipi/daerah mulut, tetapi gejala khas ini tidak selalu dijumpai. Bercak Koplik

ini berupa bercak putih kelabu, besarnya seujung jarum pentul yang dikelilingi daerah

kemerahan. Koplik spot ini menentukan suatu diagnose pasti terhadap penyakit campak.

2. Stadium Erupsi

Batuk pilek bertambah, suhu badan meningkat oleh karena panas tinggi, kadan-kadang

anak kejang-kejang, disusul timbulnya rash (bercak merah yang spesifik), timbul

setelah 3 – 7 hari demam. Rash timbul secara khusus yaitu mulai timbul di daerah

belakang telinga, tengkuk, kemudian pipi, menjalar keseluruh muka, dan akhirnya ke

badan. Timbul rasa gatal dan muka bengkak

3.   Stadium Konvalensi atau penyembuhan

Erupsi (bercak-bercak) berkurang, meninggalkan bekas kecoklatan yang disebut

hiperpigmentation, tetapi lama-lama akan hilang sendiri. panas badan menurun sampai

normal bila tidak terjadi komplikasi.

J. KOMPLIKASI PENYAKIT CAMPAK

Adapun komplikasi yang terjadi disebabkan oleh adanya penurunan daya tahan tubuh

secara umum sehingga mudah terjadi infeksi tumpangan. Hal yang tidak diinginkan. adalah

terjadinya komplikasi karena dapat mengakibatkan kematian pada balita, keadaan inilah yang

menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder seperti : Otitis media akut, Ensefalitis,

Bronchopneumonia, dan Enteritis

IMUNISASI CAMPAK – STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA Page 9

Page 10: IMUNISASI CAMPAK

Bronchopneumonia

Bronchopneumonia dapat terjadi apabila virus Campak menyerang epitel saluran pernafasan

sehingga terjadi peradangan disebut radang paru-paru atau Pneumonia. Bronchopneumonia

dapat disebabkan virus Campak sendiri atau oleh Pneumococcus, Streptococcus, dan

Staphylococcus yang menyerang epitel pada saluran pernafasan maka Bronchopneumonia ini

dapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda, anak dengan kurang kalori protein.

Otitis Media Akut

Otitis media akut dapat disebabkan invasi virus Campak ke dalam telinga tengah. Gendang

telinga biasanya hyperemia pada fase prodormal dan stadium erupsi. Jika terjadi invasi

bakteri pada lap isan sel mukosa yang rusak karena invasi virus terjadi otitis media purulenta.

Ensefalitis

Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikroorganisme (Hassan,

1997). Pada encephalitis terjadi peradangan jaringan otak yang dapat mengenai selaput

pembungkus otak dan medula spinalis.

Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh

virus atau mikroorganisme lain yang nonpurulen.

Enteritis

Enteritis terdapat pada beberapa anak yang menderita Campak, penderita mengalami muntah

mencret pada fase prodormal. Keadaan ini akibat invasi virus ke dalam sel mukosa usus.

K. CARA PENULARAN  DAN  PENCEGAHAN  PENYAKIT CAMPAK

1.  Cara Penularan

Cara penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak, yakni karena menghirup

Percikan ludah (droplet) dari hidung, mulut maupun  tenggorokan penderita morbili

atau campak. Artinya seseorang dapat tertular campak bila menghirup virus morbili,

bisa di tempat umum, di kendaraan atau dimana saja.  Penderita bisa menularkan

infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit

ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.

IMUNISASI CAMPAK – STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA Page 10

Page 11: IMUNISASI CAMPAK

Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3

tahun, terutama pada anak usia pra- sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah

menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.

Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan

pasif pada seorang bayi yang lahirdari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1

tahun).

Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah :

         Bayi berumur lebih dari 1 tahun

         Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi

         Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.

2.     Cara Pencegahan Penyakit Campak

a.      Pencegahan Primordial

Pencegahan primordial dilakukan dalam mencegah munculnya factor

predisposisi/ resiko terhadap penyakit Campak. Sasaran dari pencegahan

primordial adalah anak-anak yang masih sehat dan belum memiliki resiko yang

tinggi agar tidak memiliki faktor resiko yang tinggi untuk penyakit Campak.

Edukasi kepada orang tua anak sangat penting peranannya dalam upaya

pencegahan  primordial. Tindakan yang perlu dilakukan seperti  penyuluhan

mengenai pendidikan kesehatan,  konselling nutrisi dan penataan rumah yang

baik.

b.      Pencegahan Primer

Sasaran dari pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk kelompok

beresiko, yakni anak yang belum terkena Campak, tetapi berpotensi untuk

terkena penyakit Campak. Pada pencegahan primer ini harus mengenal faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya Campak dan upaya untuk

mengeliminasi faktor-faktor tersebut.

1.   Penyuluhan

IMUNISASI CAMPAK – STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA Page 11

Page 12: IMUNISASI CAMPAK

Edukasi Campak adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan mengenai

Campak. Disamping kepada penderita Campak, edukasi juga diberikan kepada anggota

keluarganya, kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-pihak perencana

kebijakan kesehatan. Berbagai materi yang perlu diberikan kepada pasien campak

adalah definisi penyakit Campak, faktor-faktor yang berpengaruh pada timbulnya

campak dan upaya-upaya menekan campak, pengelolaan Campak secara umum,

pencegahan dan pengenalan komplikasi Campak

2. Imunisasi

Di Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit campak dilakukan dengan vaksinasi 

Campak secara rutin yaitu diberikan pada bayi berumur 9 – 15 bulan. Vaksin yang

digunakan adalah Schwarz vaccine  yaitu vaksin hidup yang dioleh menjadi lemah.

Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml. vaksin campak tidak boleh

diberikan pada wanita hamil, anak dengan TBC yang tidak diobati, penderita leukemia.

Vaksin Campak dapat diberikan sebagai vaksin monovalen atau polivalen yaitu vaksin

measles-mumps-rubella (MMR).  vaksin monovalen diberikan pada bayi usia 9 bulan,

sedangkan vaksin polivalen diberikan pada anak usia 15 bulan.  Penting diperhatikan

penyimpanan dan transportasi vaksin harus pada temperature antara 2ºC - 8ºC atau ±

4ºC, vaksin tersebut harus dihindarkan dari sinar matahari.  Mudah rusak oleh zat

pengawet atau bahan kimia dan setelah dibuka hanya tahan 4 jam.

Dimana imunisasi ini terbagi atas 2 yaitu :

Imunisasi aktif

          Pencegahan  campak  dilakukan dengan  pemberian  imunisasi aktif  pada  bayi

berumur  9  bulan  atau  lebih.  Pada  tahun 1963  telah  dibuat dua  macam  vaksin

campak,  yaitu  (1)  vaksin  yang  berasal  dari  virus campak  hidup  yang  dilemahkan

(tipe Edmonstone B), dan (2)  vaksin  yang   berasal dari  virus  campak  yang

dimatikan  (dalam  larutan  formalin  dicampur  dengan  garam  alumunium).  Namun

sejak  tahun 1967,  vaksin  yang  berasal  dari  virus  campak  yang  telah  dimatikan

tidak digunakan  lagi,  oleh  karena  efek  proteksinya  hanya  bersifat  sementara dan

dapat menimbulkan gejala  atypical  measles   yang  hebat.  Vaksin  yang  berasal  dari

virus  campak  yang  dilemahkan berkembang dari Edmonstone strain menjadi strain

Schwarz (1965) dan kemudian menjadi strais  Moraten (1968). Dosis baku minimal

IMUNISASI CAMPAK – STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA Page 12

Page 13: IMUNISASI CAMPAK

pemberian  vaksin  campak yang dilemahkan adalah 0,5 ml, secara subkutan,namun

dilaporkan bahwa pemberian secara intramuskular mempunyai efektivitas yang sama.

Vaksin ini biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi  denganondongan  dan  campak

Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha  atau

lengan  atas. Jika hanya  mengandung campak vaksin diberikan  pada umur 9 bulan.

Dalam  bentuk  MMR, dosis  pertama  diberikan  pada  usia 12-15 bulan, dosis  kedua

diberikan  pada  usia  4-6  tahun.

          Vaksin campak sering dipakai bersama-sama dengan vaksin rubela dan parotitis

epidemika yang dilemahkan, vaksin polio oral, difteri-tetanus-polio vaksin dan lain-

lain. Laporan beberapa peneliti menyatakan bahwa kombinasi tersebut pada umumnya

aman dan tetap efektif.

Imunisasi pasif

Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum

konvalesens, globulin plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah efektif

untuk pencegahan dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah dengan Immune

serum globulin (gamma globulin) dengan dosis 0,25 ml/kgBB intramuskuler, maksimal

15 ml dalam waktu 5 hari sesudah terpapar, atau sesegera mungkin. Perlindungan yang

sempurna diindikasikan untuk bayi, anak-anak dengan penyakit kronis, dan para kontak

di bangsal rumah sakit serta institusi penampungan anak. Setelah hari ke 7-8 dari masa

inkubasi, maka jumlah antibodi yang diberikan harus ditingkatkan untuk mendapatkan

derajat perlindungan yang diharapkan.Kontraindikasi vaksin : reaksi anafilaksis

terhadap neomisin atau gelatin, kehamilan imunodefisiensi (keganasan hematologi atau

tumor padat, imunodefisiensi kongenital, terapi imunosupresan jangka panjang, infeksi

HIV dengan imunosupresi berat.

 3.  Isolasi

       Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena

penyakit campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak

untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari penularan lingkungan sekitar.

IMUNISASI CAMPAK – STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA Page 13

Page 14: IMUNISASI CAMPAK

c.       Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah  upaya  untuk  mencegah  atau menghambat

timbulnya  komplikasi dengan  tindakan-tindakan seperti  tes  penyaringan  yang

ditujukan untuk pendeteksian dini  campak serta  penanganan segera dan  efektif.

Tujuan  utama  kegiatan-kegiatan  pencegahan  sekunder adalah  untuk

mengidentifikasi orang-orang tanpa  gejala  yang  telah sakit atau  penderita yang

beresiko  tinggi untuk mengembangkan  atau memperparah  penyakit. Memberikan

pengobatan  penyakit sejak awal  sedapat mungkin dilakukan untuk mencegah

kemungkinan terjadinya  komplikasi. Edukasi dan pengelolaan campak  memegang

peran  penting untuk  meningkatkan kepatuhan pasien  berobat.

d.      Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah kecacatan akibat

komplikasi. Kegiatan  yang dilakukan  antara  lain  mencegah  perubahan dari

komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan melakukan rehabilitasi sedini mungkin  bagi

penderita yang mengalami kecacatan. Dalam upaya ini diperlukan  kerjasama yang baik

antara pasien-pasien dengan dokter maupun antara dokter-dokter yang terkait dengan

komplikasinya. Penyuluhan juga sangat dibutuhkan  untuk  meningkatkan motivasi

pasien untuk mengendalikan penyakit  campak.  Dalam  penyuluhan  ini hal  yang

dilakukan adalah :

1.  Maksud, tujuan, dan cara pengobatan komplikasi kronik

2. Upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan

3. Kesabaran  dan  ketakwaan untuk dapat menerima dan  memanfaatkan   keadaan

hidup dengan  komplikasi kronik.

Pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi  antar disiplin  terkait juga sangat

diperlukan,  terutama di rumah sakit rujukan, baik dengan para ahli sesama  ilmu.

IMUNISASI CAMPAK – STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA Page 14

Page 15: IMUNISASI CAMPAK

L. PENANGANAN YANG BENAR

Bila campaknya ringan, anak cukup dirawat di rumah. Kalau campaknya berat atau

sampai terjadi komplikasi maka harus dirawat di rumah sakit.

Anak campak perlu dirawat di tempat tersendiri agar tidak menularkan penyakitnya

kepada yang lain. Apalagi bila ada bayi di rumah yang belum mendapat imunisasi

campak.

Beri penderita asupan makanan bergizi seimbang dan cukup untuk meningkatkan

daya tahan tubuhnya. Makanannya harus mudah dicerna, karena anak campak rentan

terjangkit infeksi lain, seperti radang tenggorokan, flu, atau lainnya. Masa rentan ini

masih berlangsung sebulan setelah sembuh karena daya tahan tubuh penderita yang

masih lemah.

Lakukan pengobatan yang tepat dengan berkonsultasi pada dokter.

Jaga kebersihan tubuh anak dengan tetap memandikannya.

Anak perlu beristirahat yang cukup.

M. PENGOBATAN PENYAKIT CAMPAK

Penderita Campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan.Sehingga pengobatannya bersifat

symptomatic, yaitu memperbaiki keadaan umum atau untuk mengurangi gejalanya saja dalam

hal ini :

      anak memerlukan istirahat di tempat tidur

      kompres dengan air hangat bila demam tinggi namun dapat diberikan antipiretik bila

suhu tinggi parasetamol 7,5-10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam

       ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50-100 mg tiap 2-6 jam, dosis

maksimum 600 mg/hari.

       Antitusif perlu diberikan bila batuknya  hebat/mengganggu

      narcotic antitussive (codein) tidak boleh digunakan.

      Mukolitik bila perlu.vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium

kataral sangat bermanfaat. Pemberian vitamin A 100.000 IU per oral satu kali. 

Vitamin A dosis tinggi ( menurut rekomendasi  WHO dan UNICEF)

Usia 6 bln-1 thn :100.000 unit dosis tunggal p.o

Umur > 1 thn : 200.000 unit dosis tunggal p.o

IMUNISASI CAMPAK – STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA Page 15

Page 16: IMUNISASI CAMPAK

Dosis tersebut diulangi pada hari ke-2 dan 4 minggu kemudian bila telah didapat

tanda defisiensi vitamin A.  Apabila terdapat malnutrisi maka pemberian vitamin A

ditambah dengan 1500 IU  tiap hari.

      Mempertahankan status nutrisi dan hidrasi (cukup cairan dan kalori)

Dan bila terdapat komplikasi, maka dilakukan pengobatan untuk mengatasi komplikasi yang

timbul seperti :

      Otitis media akut, sering kali disebabkan oleh karena infeksi sekunder, maka perlu

mendapat antibiotik kotrimoksazol-sulfametokzasol.

      Ensefalitis, perlu direduksi jumlah pemberian cairan ¾ kebutuhan untuk

mengurangi edema otak, di samping pemberian kortikosteroid dosis tinggi yaitu :

         Hidrokostison 100 – 200 mg/hari selama 3 – 4 hari.

          Prednison 2 mg/kgBB/hari untuk jangka waktu 1 minggu., perlu dilakukan koreksi

elektrolit dan ganguan gas darah.

      Bronchopneumonia, diberikan antibiotik ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4

dosis, sampai gejala sesak berkurang dan pasien dapat minum obat per oral. Antibiotik

diberikan sampai tiga hari demam reda.

      Enteritis, pada keadaan berat anak mudah dehidrasi. Pemberian cairan intravena

dapat dipertimbangkan apabila terdapat enteritis dengan dehidrasi

N. IMUNISASI CAMPAK

Imunisasi campak, sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya.

Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh

antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalagi penyakit campak mudah

menular, dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit

yang disebabkan virus Morbili ini. Untungnya campak hanya diderita sekali seumur hidup.

Jadi, sekali terkena campak, setelah itu biasanya tak akan terkena lagi.

Penularan campak terjadi lewat udara atau butiran halus air ludah (droplet) penderita yang

terhirup melalui hidung atau mulut. Pada masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari,

gejalanya sulit dideteksi. Setelah itu barulah muncul gejala flu (batuk, pilek, demam), mata

kemerahabn dan berair, si kecilpun merasa silau saat melihat cahaya. Kemudian, disebelah

dalam mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Beberapa anak juga

mengalami diare. satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-

IMUNISASI CAMPAK – STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA Page 16

Page 17: IMUNISASI CAMPAK

40,5 derajat celcius. Seiring dengan itu barulah muncul bercak-bercak merah yang

merupakan ciri khas penyakit ini. Ukurannya tidak terlalu besar, tapi juga tidak terlalu kecil.

Awalnya haya muncul di beberapa bagian tubuh saja seperti kuping, leher, dada, muka,

tangan dan kaki. Dalam waktu 1 minggu, bercak-bercak merah ini hanya di beberapa bagian

tibih saja dan tidak banyak.

Jika bercak merah sudah keluar, umumnya demam akan turun dengan sendirinya. Bercak

merah pun akan berubah menjadi kehitaman dan bersisik, disebut hiperpigmentasi. Pada

akhirnya bercak akan mengelupas atau rontok atau sembuh dengan sendirinya. Umumnya

dibutuhkan waktu hingga 2 minggu sampai anak sembuh benar dari sisa-sisa campak.

Dalam kondisi ini tetaplah meminum obat yang sudah diberikan dokter. Jaga stamina dan

konsumsi makanan bergizi. Pengobatannya bersifat simptomatis, yaitu mengobati

berdasarkan gejala yang muncul. Hingga saat ini, belum ditemukan obat yang efektif

mengatasi virus campak. Jika tak ditangani dengan baik campak bisa sangat berbahaya. Bisa

terjadi komplikasi, terutama pada campak yang berat. Ciri-ciri campak berat, selain

bercaknya di sekujur tubuh, gejalanya tidak membaik setelah diobati 1-2 hari. Komplikasi

yang terjadi biasanya berupa radang paru-paru dan radang otak. Komplikasi ini yang

umumnya paing sering menimbulkan kematian pada anak.

O. USIA DAN JUMLAH PEMBERIAN

Sebanyak 1 kali, Pada usia 9 bulan. Dianjurkan, pemberian campak sesuai jadwal. Selain

karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan, penyakit campak umumnya

menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak,

maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mump Rubella).

P. EFEK SAMPING

Umumnya tidak ada. Pada beberapa anak, bisa menyebabkan demam dan diare, namun

kasusnya sangat kecil. Biasanya demam berlangsung seminggu. Kadang juga terdapat efek

kemerahan mirip campak selama 3 hari.

IMUNISASI CAMPAK – STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA Page 17

Page 18: IMUNISASI CAMPAK

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.

Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin

membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Imunisasi campak, sebenarnya bayi sudah

mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari

ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak.

B. SARAN

Pemberian imunisasi harus dilakukan secara tepat. Orang tua harus mengetahui

mengapa, kapan, dimana dan berapa kali anaknya mendapatkan imunisasi. Orang tua juga

harus mengetahui bahwa pemberian imunisasi aman bagi anak, bahkan saat anak sedang sakit

ringan, mempunyai cacat fisik/mental atau mengalami malnutrisi (kekurangan gizi),sehingga

dapat mengurangi jumlah kematian pada anak tiap tahunnya.

IMUNISASI CAMPAK – STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA Page 18

Page 19: IMUNISASI CAMPAK

DAFTAR PUSTAKA

 Brunner & Suddarth, 2001. Keperawatan medikal Bedah. EGC : Jakarta

Donna L. Wong. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta

Kapita selekta Kedokteran Jilid 2, Jakarta: Media Aesculapius.

Nelson. 1999. Ilmu Keperawatan Anak

Nelson, 2000. Ilmu Kesehatan Anak Vol 2. Jakarta. EGC

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Rampengan, T. H. 1993. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta: EGC.

Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Buku Kuliah 2 Ilmu KEsehatan Anak  FKUI.

Jakarta

http://askep-akper.blogspot.com/2009/11/campak-measles-rubeola.html

http://nurse87.wordpress.com/2011/10/25/askep-morbilicampak-pada-anak/

http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/11/askep-morbili/               

http://www.akperppni.ac.id/askep-anak/campak-measles-rubeola

IMUNISASI CAMPAK – STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA Page 19